makalah ss editor 2

Upload: anastasia-widha-sylviani

Post on 18-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Saraf

TRANSCRIPT

MODUL SUSUNAN SARAFSEORANG ANAK LAKI-LAKI DENGAN KEJANGKELOMPOK VIII

03009266 Wicaksono Harry03010207 Noor Isty Fauzia Ulhaq03011007 Adri Permana Utama03011022 Anastasia Widha Sylviani03011035 Anisa Putri Zakirah03011049 Atriya Iga Amanda 03011065 Dea Haykalsani Harahap03011080 Dina Amalia Pratiwi03011095 Fatimah 03011109 Frida A Sutedjo Niode03011124 Harry Leksono Adhiputro03011141 Indira Mayusti Nandini03011153 Kara Citra Kalandra03011311 Wisnu Narendratama03011078 Dimas Arya Pradana

JAKARTA, 13 JULI 2013 UNIVERSITAS TRISAKTI

BAB IPENDAHULUANMedulloblastoma secara klasik dikenal sebagai tumor neuroectodermal yang tumbuh dan berkembang pada otak kecil (cerebellum), dengan perbandingan 20-30% dari seluruh tumor otak dan sekitar 40% terjadi tumor pada fossa posterior anak . Yang berarti tumor terletak di bawah "tentorium," sebuah membrantebal yang memisahkan, lebih besar daribelahanotak otak dari otak kecil. Pada anak-anak, medulloblastoma muncul paling sering didekat vermis, jembatanseperti cacingsempit yang menghubungkan keduasisi otak kecil. Medulloblastoma adalah embrional tumor yang paling umum.Tumor embrional yanglainnya termasuktumor histologis miripseperti supratentorial primitifneuroectodermal tumor, pusat neuroblastomas, dan ependymoblastomas. Di bawah mikroskop medulloblastoma klasik, jaringannya tampak seperti lembaran padat, sel kecil bulat denganpusat berwarna besar yang disebut nuclei ( inti). Sementara ini pola klasik ditemukan dalam sebagianbesar tumorbaik padaanak-anakdan dewasa, empatpolalain yangpentingjaringannyatermasukdesmoplastic nodular medullobastoma, yangberisigambaransel tumor yang tersebar dalam jaringan dan kista kecil; sel besaratau medulloblastoma anaplastik, denganseltumorbulatbesar; medulloblastoma dengan neuroblastic atau diferensiasi saraf, di mana sel-sel tumor terlihat mirip dengan sel-sel saraf yang abnormal; dan medulloblastoma dengan diferensiasi glia, sel yang terlihat mirip mendukung sel glial otak.

BAB IILAPORAN KASUSSESI ILEMBAR 1Seorang anak laki-laki usia 12 tahun datang dengan keluhan kejang di rumah. Setelah sampai di UGD kejang sudah berhenti. LEMBAR 2Anamnesa pada ibunya ternyata pasien sejak kemarin kejang 4 kali. Kejang berlangsung 1 menit. Kejang terjadi diseluruh tubuh, sifatnya kaku dan kelojotan. Saat kejang pasien tak sadar. Mata melirik keatas, tetapi tidak mengeluarkan busa dan darah dari mulut. Sebelum ini pasien tak pernah kejang. Pasien lahir normal, cukup bulan. Perkembangan mental dan fisik normal. Pasien tak pernah menderita sakit berat atau trauma kepala. Pasien tak pernah dirawat di RS. Sejak 1 bulan pasien sering mengeluh nyeri kepala dan rasa berputar yang hilang timbul disertai mual dan muntah. Tidak panas.Pada pemeriksaan didapatkan: Tensi 120/80. Nadi 80/menit. Napas 24/menit. Suhu 37C. Berat badan 40 kg.Pada pemeriksaan pasien sering menutup mata dan membuka bila ditanya. Bila ditanya pasien bisa menjawab dengan baik. Pasien bisa melakukan instruksi bila diminta. Pada pemeriksaan neurologis tak terdapat tanda rangsangan selaput otak. Pemeriksaan N. Cranialis tak jelas ada kelainan. Tak jelas terdapat kelainan sistim motoris maupun sensoris.SESI 2LEMBAR 1Hasil foto thorax normalCT Scan kepala terlampirPemeriksaan Laboratorium dalam batas normalPemeriksaan EEG sesuai dengan penyakit convulsi umum

BAB IIIPEMBAHASAN3.1. IDENTITAS PASIEN*Nama: Jenis Kelamin: Umur: Alamat: Pekerjaan: Status: Daftar Masalah3.2. HIPOTESISBerikut ini adalah beberapa hipotesis kemungkinan penyebab terjadinya kejang pada pasien:1. Kejang demam kompleksKejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38C) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat, gangguan elektrolit atau metabolik lain. Kejang demam disebut kompleks jika berlangsung lebih dari 15 menit, bersifat fokal atau parsial satu sisi kejang umum didahului kejang fokal dan berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam.2. Meningitis bakterialisMeningitis bakterialis adalah suatu peradangan selaput jaringan otak dan medulla spinalis yang disebabkan oleh bakteri patogen. Hampir 40% di antara pasien meningitis mengalami gejala sisa berupa gangguan pendengaran dan defisit neurologis. Meningitis bakterialis sering didahului dengan infeksi pada saluran napas atas atau saluran cerna dengan gejala demam, batuk, pilek, diare, dan muntah.13. EpilepsiEpilepsi adalah manifestasi gangguan otak dengan berbagai etiologi namun dengan gejala tunggal yang khas, yaitu seragan berkala yang disebabkan oleh lepas muatan listrik neuron kortikal secara berlebihan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan yang berulang yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak yang bersifat reversibel.4. Tumor cerebriKejang fokal dapat merupakan manifestasi pertama tumorintrakranial pada 15% penderita. Kejang umum dapat timbul sebagai manifestasi tekanan intrakranial yang melonjak secara cepat. Kejang tonik yang sesuai denganserangan rigiditas deserebrasi biasanya timbul pada tumor di fossa kranii posterior.5. Trauma kepalaKejang dapat terjadi setelah cedera kepala dan harus segera diatasi karena dapat menyebabkan hipoksia otak dan kenaikan tekanan intrakranial serta memperberat oedem otak.6. Gangguan metabolikGangguan metabolik seperti hiponatremia dan hipernatremia dapat menjadi penyebab terjadinya kejang.

3.3. ANAMNESIS

1. Bagaimana bentuk kejang pada pasien? Apakah kaku atau kelojotan? Apakah mata pasien melirik ke atas saat terjadi kejang?2. Berapa lama pasien mengalami kejang?3. Berapa kali dalam sehari kejang terjadi pada pasien?4. Apakah ada hal yang memicu terjadinya kejang pada pasien?5. Bagaimana kesadaran pasien saat terjadi kejang?6. Bagaimana kesadaraan pasien setelah terjadi kejang?7. Apakah pasien baru-baru mengalami trauma kepala?8. Apakah pasien mengalami demam sebelumnya?9. Apakah pasien mengalami sesak napas, diare, muntah, atau gejala lain yang menyertai sebelumnya?10. Apakah pasien memiliki riwayat kejang sebelumnya? Jika iya, apakah pasien minum obat secara teratur?11. Bagaimana riwayat perkembangan pasien?12. Adakah riwayat kejang dalam keluarga pasien?

3.4. PEMERIKSAAN FISIK1Hasil PemeriksaanInterpretasi

Tekanan Darah: 120/80 mmHgMeningkat(Nilai Normal pada anak 10-15 tahun: 115/60mmHg)Hal ini bisa jadi dikarenakan oleh tekanan intrakranial yang meningkat.

Nadi : 80x/menitNormal (Nilai normal pada anak >10 tahun: 50-90x/mnt)

RR : 24x/menitNormal (Nilai normal: 15-30x/menit)

Suhu : 37CSubfebris

Berat Badan : 40kgNormal

Glascow Coma Scale:Eye: Menutup dan membuka mata bila ditanyaMovement: Bisa melakukan intruksi bila diminta.Verbal: Bila ditanya pasien bisa menjawab dengan baik.

Glascow Coma Scale: 14Eye: 3Movement: 6Verbal: 5

Pemeriksaan N. Cranialis tidak ada kelainan

Normal

Pemeriksaan Neurologis tidak terdapat tanda rangsangan selaput otakNormal

3.5. PEMERIKSAAN PENUNJANG*Pemeriksaan Lab*Pemeriksaan Radiologi (CT Scan)

Interpretasi: Hasil CT scanTerdapat massa berbentuk bola hiperdens diantara cerebellum, kemungkinan terlihat adanya edema cerebri dimana sulcus , ventrikel melebar dan hidrosefalus akibat penekanan terhadap ventrikel. Berdasarkan hasil ct scan dan dilihat dari segi usia kemungkinan pasien ini adalah Tumor Meduloblastoma.3.5. DIAGNOSIS1. Diagnosis klinis : Kejang, sakit kepala, mual, muntah, epilepsi sekunder2. Diagnosis topis : Tumor3. Diagnosis Patologis : Cerebellum4. Diagnosis etiologis : Tumor Infratentorial (belum dapat di pastikan diagnosis etiologisnya dikarenakan harus dilakukan pemeriksaan Patologi anatomi terlebih dahulu)3.6. PATOFISIOLOGI2,3Medulloblastoma adalah tumor cerebellar yang timbul terutama dari vermis cerebellar. Histogenesis medulloblastoma masih kontroversial.Salah satu pandangan menunjukkan bahwa sel asal berasal dari lapisan granular eksternal otak kecil. Hal ini didukung oleh temuan bahwa proliferasi neuron prekursor dalam lapisan ini dikendalikan oleh sonic hedgehog (SHH), yang dimana reseptor PTCH bermutasi dalam subset dari medulloblastomas sporadis. Selanjutnya, penekanan SHH baru-baru ini ditunjukkan untuk menghilangkan medulloblastoma yang secara spontan berkembang di PTCH + / - heterozygote mouse.Hipotesis lain menyatakan bahwa medulloblastomas memiliki lebih dari satu sel asal. Hal ini didasarkan pada penelitian yang menunjukkan immunoreactivity diferensial untuk protein-pengikat kalsium saraf yang tidak dinyatakan dalam lapisan granular eksternal dan untuk isotipe beta-tubulin yang diekspresikan dalam sel-sel saraf dari matriks ventrikel dan lapisan granular eksternal. Banyak perubahan molekul yang muncul untuk memodulasi perilaku biologis medulloblastoma atau responnya terhadap terapi telah dilaporkan. Sebagai contoh, studi menunjukkan bahwa ekspresi medulloblastoma dari neurotrophin (NT3) dan reseptor serumpun nya, Trk C, dapat memodulasi perilaku tumor ini dengan menginduksi apoptosis, sehingga memperlambat perkembangan tumor dan menghasilkan prognosis yang lebih menguntungkan. Penelitian lain telah menunjukkan bahwa overexpression dari onkogen ERBB2 dan MYCC berhubungan dengan hasil yang buruk, dan MYCC yang dapat menginduksi berpotensi lebih agresif sel varian anaplastik besar medulloblastoma. Akhirnya, amplifikasi dari OTX2 onkogen baru-baru ini telah dijelaskan dalam hubungan dengan medulloblastoma.Sebagai tumor tumbuh, obstruksi cairan cerebrospinal (CSF) melalui bagian ventrikel keempat umumnya terjadi, mengakibatkan hidrosefalus. Tumor bisa menyebar contiguously, ke batang cerebellar dan / atau lantai ventrikel keempat, anterior, ke batang otak, inferior, ke tulang belakang leher, atau superior, di atas tentorium. Hal ini juga dapat menyebar melalui CSF intracranially atau ke leptomeninges dan sumsum tulang belakang. Dari semua SSP neoplasma pada anak, medulloblastoma memiliki kecenderungan terbesar untuk penyebaran extraneural, terutama tulang dan sumsum tulang, namun tingkat kejadian tersebut kurang dari 4%.

3.7. PENATALAKSANAANPada pasien ini, untuk penatalaksanaan dapat diberikan hal - hal sebagai berikut: Infus dekstrosa .5%Terapi cairan dengan dekstrosa 5% yang dimana adalah cairan isotonik dan diberikan untuk menangani dehidrasi oleh karena kondisi pasien yang muntah - muntah. PhenobarbitalObat yang diberikan secara per oral kepada oasien sebagai obat profilaksis kejang. Dosis yang diberikan adalah 3-5mg/kgBB/hari Manitol 20%Karena pada pasien dtfemukan massa pada cerebellum yang bisa menekan ventrikel VI yang dapat menimbulkan hidrosefalus karena tekanan intrakranial meningkat PrednisoneKortikosteroid dapat diberikan untuk oedem vasogenik namun pemberian KS pada anak harus diperhatikan karena bisa menghambat pertumbuhan dan menekan sistem imun3.8. KOMPLIKASIBerdasarkan keadaan pasien, komplikasi yang dapat terjadi akan dijabarkan sebagai berikut: Herniasi Intrakranial Ataksia, nystagmus, afasia, emosi labil Disfungsi endokrin dan IQ menurun Gangguan hepar, ginjal Defisit neurologis pertumbuhan terganggu dan penekanan sistem imun anak3.9. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad malamAlasan: Karena tumor medulloblastoma adalah tumor yang paling ganas pada anak-anak.

Ad fungsionam : dubia ad malamAlasan: Karena jika tetap hidup pun pasien kemungkinan besar mengalami kelainan neurologis setelah operasi.

Ad sanationam : dubia ad malam.Alasan: Tumor medulloblastoma sering terjadi rekurensi atau tumornya menetap.

BAB IVTINJAUAN PUSTAKAAnatomi Sistem Saraf 4 Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan,menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh,serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut.Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera,pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera. Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh (eksternal) misalnya suara,cahaya,bau, panas,dingin,manis,pahit dan sebagainya.Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam tubuh disebut juga rangsangan internal,misalnya rasa haus,lapar,dan nyeri.Anatomi Sistem Saraf Pusat Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari :A. Otak

Otak dilindungi oleh tulang tengkorak serta dibungkus membran jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges terdiri dari 3 lapisan yaitu : Duramateradalah meninges luar, terdiri atas jaringan ikat padat. Dura mater dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit, disebutruang subdural. Permukaan dalam dan luar dura mater dilapisi epitel selapis gepeng yang asalnya dari mesenkim. Arachnoidea materbentuknya seperti jaring laba-laba. Terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah. Permukaannya dilapisi oleh epitel selapis gepeng. Memiliki 2 komponen, yaitulapisan yang berkontak dengan dura mater dan sebuah sistem trabekel yang menghubungkan lapisan itu dengan pia mater.Rongga di antara trabekel membentukruang subaraknoid, yang terisi cairan serebrospinal (CSF). Pada beberapa daerah, araknoid menerobos dura mater, membentuk juluran-juluran yang berakhir pada sinus venosus dalam dura mater. Juluran ini (yang dilapisi oleh sel-sel endotel dari vena) disebut vili araknoid, fungsinya ialah untuk menyerap cairan serebrospinal ke dalam darah dari sinus venosus. Pia materterdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah.Pia mater dilapisi oleh sel-sel gepeng yang berasal dari mesenkim. Pia mater menyusuri seluruh lekuk permukaan SSP dan menyusup ke dalamnya untuk jarak tertentu bersama pembuluh darah.Pembuluh darah menembus SSP melalui terowongan yang dilapisi oleh pia mater, disebut ruang perivaskular.Pia mater lenyap sebelum pembuluh darah ditransformasi menjadi kapiler.Bagian bagian otak :1. Korteks cerebrum (cerebral cortex)fungsinya : Persepsi sensorik Kontrol gerakan volunteer Kemampuan berbahasa Sifat dan kepribadian Berpikir, memori, pembuatan keputusan, kreatifitas, dan kesadaran diri2. Ganglia basalis Koordinasi gerakan berulang dan lambat Supresi gerakan yang tidak dibutuhkan3. Thalamus Stasiun relay input sensorik Kesadaran terhadap sensasi Kesadaran Berperan dalam control motorik4. Hipothalamus Regulasi fungsi homeostatik seperti control suhu, rasa haus, pengeluaran urin Penghubung antara sistem saraf dan sistem endokrin Pengatur emosi dan pola sifat dasar5. Cerebellum Keseimbangan Pengaturan tonus otot Koordinasi pergerakan6. Batang otak (mesenchepalon, pons, dan medulla oblongata) Tempat keluar nervus cranialis Pusat pernapasan, kardiovaskular, dan pencernaan Pengaturan refleks otot yang berhubungan dengan kesembangan dan postur Penerima dan pengintregasi input sinaptik dari medulla spinalis aktivasi korteks cerebrum Pengatur siklus tidurSecara umum, terdapat 4 lobus pada otak yaitu lobus frontalis, parietalis, temporalis, dan occipital. Tabel di bawah ini menjabarkan fungsi korteks serebri masing-masing lobus.

LobusLetakFungsi

Frontalis

Anterior sulkusfrontalis1.Aktivitas motorik volunter pada sisi tubuh yang berlawanan (terletak di gyrus presentralis).2.Sebagai area bicara motorik yang sering disebut area broca (terletak di gyrus frontalis inferior).3.Elaborasi pikiran

ParietalisDi sulkus sentralisBertanggung jawab dalam area sensoris yaitu menerima dan mengintreprestasikan sensasi nyeri, raba, tekanan dari permukaan tubuh (terletak di gyrus postsentralis).

TemporalisDi sebelah lateralMenerima dan menginterprestasikan suara.Area wernicke yang berfungsi sebagai area pemahaman bahasa (asosiasi) afasia reseptif.

OccipitalisPosterior occipitalArea visual primer yang berfungsi menerima informasi dari retina mata.Area asosiasi visual yang berperan untuk menginterprestasikan pengalaman visual.

Bagian otak lainnya :a.Otak besar (cerebrum)Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri.Otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan neurit.Otak besar merupakan saraf pusat yang utama.Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran.

b.Otak tengah (midbrain)Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak mata, refleks penyempitan pupil mata.c. Otak belakang (hindbrain)Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu : Jembatan Varol (pons Varolli) Jembatan Varol berisi serabut yang menghubungkan lobus kiri dan lobus kanan otak kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan korteks otak besar. Otak kecil (serebelum)Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang. Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sumsum lanjutan (medula oblongata)Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip. Ketiga bagian otak belakang ini membentuk batang otak.B. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis vertebrae). Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal. Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua bagian yaitu bagian luar berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna abu-abu. Bagian luar berwarna putih karena mengandung dendrit dan akson dan berbentuk seperti tiang, sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu berbentuk seperti sayap atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke perut disebut sayap ventral dan banyak mengandung neuron motorik dengan akson menuju ke efektor. Sedangkan sayap yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal, mengandung badan neuron sensorik. Saat memasuki medulla spinalis, serabut saraf sensorik akan dipisahkan menjadi tractus di substansia alba. Beberapa serabut saraf berperan menghubungkan segmen-segmen medulla spinalis sedangakn serabut yang lain naik menuju ke otak. Berkas serabut saraf yang berjalan menuju otak inilah yang disebut tractus ascenden. Tractus ascenden menghantarkan informasi aferen baik yang disadari maupun tidak. Informasi ini dapat dibagi menjadi informasi eksteroseptif (input dari luar tubuh seperti nyeri, suhu dll.) dan proprioreseptif (input dari dalam tubuh seperti dari otot atau sendi). Berikut nama tractus ascenden dan rangsang yang dibawa: Tractus spinothalamicus lateralis: jaras nyeri dan suhu. Tractus spinothalamicus anterior: jaras raba dan tekanan ringan. Tractus spinocerebellaris posterior: jaras sensasi sendi otot ke cerebellum. Tractus spinocerebellaris anterior: jaras sensasi sendi otot ke cerebellum. Tractus cuneocerebellaris: jaras sensasi sendi otot ke cerebellum. Tractus spinotectalis: jaras refleks spinovisual Tractus spinoreticularis: mempengaruhi kesadaran.Tractus descenden merupakan serabut saraf yang turun di dalam substansia alba dari berbagai pusat saraf. Berikut nama tractus descenden dan fungsinya: Tractus corticospinalis:jaras gerakan volunter Tractus reticulospinalis:memfasilitasi dan menghambat aktivitas refleks Tractus tectospinalis:respon stimulus visual. Tractus rubrospinalis: antigravitasi Tractus vestibulospinalis: memfasilitasi otot ekstensor menghambat otot fleksor keseimbangan. Tractus olivospinalis: berhubungan dengan aktivitas otot

Anatomi Sistem Saraf TepiSistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Saraf perifer meliputi 12saraf kranial,saraf tulang belakang, dan saraf otonom yang mengatur otot jantung, otot-otot di dinding pembuluh darah, dan kelenjar.

Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu :a. Sistem saraf sadar atau somatikYaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu:sistem saraf kepala (kranial)sistem saraf tulang belakang (spinal)JumlahMedula spinalis daerahMenuju

7 pasangServiksKulit kepala, leher dan otot tangan

12 pasangPunggungOrgan-organ dalam

5 pasangLumbal/pinggangPaha

5 pasangSakral/kelangkangOtot betis, kaki dan jari kaki

1 pasangKoksigealSekitar tulang ekor

b. Sistem saraf tak sadarSistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung.Sistem saraf otonom terdiri atas : sistem saraf simpatikSistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah untuk mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh darah, memperlebar bronkus, mempertinggi tekanan darah, memperlambat gerak peristaltis, memperlebar pupil, menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah, dan meningkatkan sekresi adrenalin. Sistem ini mengatur fungsi kelenjar keringat dan merangsang sekresi glukosa dalam hati. Sistem saraf simpatik diaktifkan terutama dalam kondisi stres. Bandingkan sistem saraf parasimpatik. sistem saraf parasimpatik.Sistem saraf parasimpatik adalah bagian darisistem saraf otonomyang cenderung bertindak berlawanan terhadapsistem saraf simpatik. Sistem saraf parasipatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.Histologi Sistem Saraf 4Jaringan saraf secara mikroskopis terdiri atas dua jenis sel yaitu sel saraf dan sel penyokong, sel saraf selalu mempunyai tonjolan sitoplasma yang panjang dan bercabang-cabang. Tonjolan sitolasma ini secara morfologis terbagi dua yaitu bagian dendrite dan akson. Bagian dendrite merupakan tonjolan sitolasma yang bercabang-cabang dan membawa impuls ke arah badan sel. Bagian axon merupakan tonjolan sitolpasma yang membawa impuls menjauhi badan sel, terdapat sebuah yang panjang dan sebelum berakhir bercabang-cabang sebagai batang pohon yang disebut denagn telodendron. Badan sel saraf disebut juga dengan perikarion, bagian ini bentuknya bermacam-macam dan mempunyai inti.

Katergori sel saraf berdasarkan jumlah tonjolan yaitu:1. Sel saraf unipoler : hanya mempunyai satu tonjolan2. Sel saraf bipolar : mempunyai satu dendrite dan satu axon3. Sel saraf pseudo unipoler: mempunyai tonjolan yang bercabang menjadi dua4. Sel saraf multipoler : mempunyai satu axon dan banyak dendritBadan Sel SarafSecara mikroskopis inti sel saraf biasanya terletak sentral, berbentuk bulat besar, berisi kromatin yang halus dan tersebar, nucleus besar sehingga menyerupai intinya. Bagian sitoplasma dalam perikarion mengandung organela seperti jenis sel lain. Bercak-bercak basofil pada yang khas pada sel saraf sebenarnya merupakan rER yang penuh dengan ribosom.Secara sub-mikroskopis, sitoplasma banyak mengandung rER yang tampak sebagai sustansi NISSL, mitokondria meluas ke dalam tonjolan-tonjolan sel kompleks golgi, dan sitoskeleton membentuk neurofibril.Sel PenyokongSel penyokong pada umumnya berasal dari ectoderm. Pada sistem saraf pusat, sel penyokong disebut dengan neuroglia yang terdiri dari sel ependim, astrosit, oligodendria,dan microglia. Pada sistem saraf perifer, tersusun atas sel Schwann sel kapsel dalam ganglion.DendritSecara mikroskopis, dendrite bercabang yang percabangannya tergantung jenis sel saraf. Pada permukaan percabangan terdapat benjolan-benjolan untuk bersinapsis yang disebut dengan gemula atu spina.Secara sub-mikroskopis, pada pangkal dendrite terdapat mitokondria dan reticulum endoplasma. Pada sitoskeleton terdapat neurofibril dan mirotubuli yang melua samapi ujung dendrite.AxonAxon merupakan tonjolan sitoplasma yang hanya terdapat sebuah dan disebut juga dengan serabut saraf. Ujung axon bercabang-cabang sebagai cabang pohon dan terdapat cabang kolateral pada beberapa tempat. Pada axon terdapat beberapa organela yaitunya mitokondria, neurofibril, dan mikrotubuli.Myelin membentuk selubung diluar axolema dengan pola berpenggal-penggal, karena adanya nodus ranvier. Selubung myelin ini tersusun atas campuran fosfolipid, kolesterol, dan serebrosid. Ketebalan selubung pada berbagai axon tidak sama. Di luar selubung myelin terdapat selubung neurolemma. Pada sistem saraf pusat disebut dengan sel oligodendroglia dan pada sistem sraf perifer disebut dengan sl schwan.Jaringan Sistem Saraf PusatSecara makroskopis, otak terdiri dari substantia grisea dan sustansia alba. Sedangkan secara makroskopis, substansia grissea terdiri atas badan sel neuron, serabut myelin dan tidak beermielin, astrosit protoplasmic, oligodendrosit, dan microglia. Substansia alba terdiri dari seraaabut saraf bermielin, astrosit fibrosa, oligodendrosit, dan microglia.Permukaan cerebellum melipat-lipat ke dalam secara sejajar yang melibatkan kortex cerebelli (sustansia grissea) dan medulla cerebelli (substansia alba).Secara miroskopis, kortex cerebelli terdiri atas1. Stratum molecular, yaitu sel keranjang yang merupakn cabang azon yang menyelubungi sel purkinje.2. Stratum ganglionare, yaitu sel purkinje dengan percanagan dendrite di stratum molecular.3. Stratum granulare, tersusun atas sel-sel granulare. Dendritnya berada di lapisan, tetapi axonnya berada pada stratus molecular.Medulla spinalisMedulla spinalis berbentuk silindris panjang dan mengisi canalis vertebralis. Pada setiap segmennya keluas sepasan nervus spinalis. Secara mikroskopis, bagian sustansia grissea tersusun atas sel-sel neuron yang membentuk nucleus, pada bagian tengah terdapat kanalis sentralis. Potongan sustansia grissea menyerupai bentuk kupu-kupu, terdiri dari cornu dorsalis dan cornu ventralis. Pada bagian sustansia alba terdapat sulcus medianus dorsalis. Sebagian serabut saraf yang memanjang membentuk fasciculus yang menuju atau ke otak.Selubung otak1. Duramater : terdapat jaringan pengikat padat2. Arachnoid : merupakan bagian yang kontak dengan duramater, membentuk trabecula, tanpa pembuluh darah. Terdapat spatium subarachnoidea, yaitu ruangan diantara trabecula yang terisi Liquot Crebrospinalis3. Piamater : menutupi langsung permukaan susunan saraf pusat. Di beberapa tempat tertentu menonjol kedalam rongga ventrikulus yang dindingnya tidak berkembang yang selanjutnya membentuk pleksus choroideus.Pleksus choroideus tersusun atas jaringan pengikat longgar dan banyak terdapat sel makrofag, permukannay dilapisi oleh epitel kuboid selapis yang berasal dari sel ependim yang memiliki banyak mikrovili.Selubung medulla spinalis1. Duramater : dipisahkan dengan permukaan kanalis vetebralis oleh spatium epidurale, dilapisi epitel gepeng selapis.2. Arachnoid : dipisahkan dengan duramater oeh celah sempit.3. Piamater: lebih tebal daripada di daerah otak

BAB VKESIMPULAN*

DAFTAR PUSTAKA1. Matondang S.C, Wahidayat I, Sastroasmoro S; Diagnosis Fisis pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto,2003. P.205-211.2. Patofisiologi. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/1181219-overview. Accessed on July 13, 2013.3. Patofisiologi. Available at: http://reference.medscape.com/article/987886-overview#a0104. Accessed on July 13, 2013.4. Anatomi dan Histologi. Available at: www.mayoclinic.com/health/brain/BN00033. Accessed on July 13, 2013.