skenario a

Upload: al-tamira

Post on 30-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ty35

TRANSCRIPT

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Kesehatan Masyarakat merupakan blok ke-20 pada semester 7 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario Dr. Patuh yang membahas tentang Traumatologi.

1.2Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini.

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data TutorialTutor: dr. Hj. Hasmaenah, SpMModerator: Anovy RarumSekretaris Meja: Fery MayasariSekretaris Papan:Wieke AnggrainiWaktu

: Selasa, 11 Oktober 2011

Kamis, 13 Oktober 2011Rule tutorial: 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam

2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman

3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat

4.Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan

2.2 Skenario Kasus

Tn. Budi, 30 tahun, pegawai PLN, tersengat Listrik dan jatuh dari tiang listrik pada saat memperbaiki trafo PLN. Ia dibawa ke UGD RSUD type D dalam keadaan tidak sadar.

Pemeriksaan primer ( primary survey) menunjukan tanda-tanda :

- Tanda Vital :

Pasien tidak sadar, tidak merespon bila ditanya, saat dirangsang nyeri pada kukunya : ia menarik lengannya (flexi), matanya membuka sebentar dan tidak mengeluarkan suara apa-apa.

Tekanan darah 100/70 mmhg, Nadi 114x/menit, temp axila 35,8C, RR 32x/menit Pemeriksaan Kepala :

Tidak terdapat jejas dan benjolan dibagian kepala

Mata : terdapat raccoon eyes di mata kanan

Telinga dan Hidung ; keluar darah bercampur cairan bening

Mulut : mengeluarkan suara ngorok (snoring)

- Pemeriksaan Leher : dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak distensi)

- Pemeriksaan thorak :

Inspeksi : tidak ada jejas,tampak sesak nafas, frekuensi 32x/menit, gerak nafas simetris

Palpasi : nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada, stem premitus tidak bisa dinilai

Perkusi : sonor kanan dan kiri

Auskultasi : suara paru vesikuler, suara jantung jelas tapi ireguler

- Pemeriksaan Abdomen : dalam batas normal

- Pemeriksaan Ekstremitas :

Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin, tampak 2 luka bakar listrik di telapak tangan kiri dan paha kanan.

-Data Tambahan :

Foto thoraks AP : dalam batas normal

Foto servikal lateral : dalam batas normal

Foto pelvis : dalam batas normal

Pada saat dipasang kateter urin : keluar urin berwarna merah muda sebanyak 100ccPemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum :

Boy tertidur namun langsung membuka mata dila dipanggil, mampu menggerakkan tangan sesuai perintah. Ia merasa bingung bila ditanya, namun kata-katanya terdengar jelas dan bisa dimengerti.

Tanda Vital :

Terlihat sesak nafas hebat (40x/mnt), HR : 128x/mnt, Temp : 36.6 C, TD : 90/60 mmHgKepala : dalam batas normal

Leher : terlihat trakea bergeser ke kiri, vena jugularis distensi, lainnya dalam batas normal

Thorax :

a. Inspeksi :

RR : 40x/mnt, retraksi interkostal dan supraklavikula, gerak nafas asimetris kanan teritinggal

Tampak luka tusuk pada toraks kanan di linea aksilaris posterior, setinggi ICS-8.

b. Auskultasi

Bising nafas : toraks kanan vesikuler menjauh. Toraks kiri : vesikuler normal

Bunyi jantung : terdengar jelas, frekuensi 128x/mnt

c. Palspasi

Nyeri tekan sekitar luka tusuk,tidak ada krepitasi

Stem fremitus tidak dapat diperiksa karena boy panik

Abdomen

a. Inspeksi : tampak lebam di abdomen kanan atas, perut sedikit cembung dan tegang

b. Auskultasi : bising usus 1-2x/mnt

c. Palpasi : Nyeri tekan (+) di abdomen kanan atas

Urogenitalia : dalam batas normal

Ekstrimitas Atas

a. Lengan atas kanan tampak deformitas dan kebiruan. Bila digerakkan Boy menjerit kesakitan

b. Ekstremitas kiri dalam batas normal

Ekstremitas Bawah : dalam batas normal

2.3 Seven Jump Steps

2.3.1Klarifikasi Istilaha.Tidak Sadar: Hilangannya kesadaran sementara waktu yang disebabkan oleh ischemic serebral

b.Tersengat listrik

: Trauma elektrik

c.Rangsang nyeri: Pemeriksaan pada titik rangsang nyeri untuk mengetahui kesadaran

d.Racoon eyes: Gambaran seperti mata panda akibat adanya Basal Skull Fractur

e.Primary survey: Tatalaksana awal untuk pertolongan pertama berupa Airway, Breathing dan Circulation

f. Sonor

: Bunyi normal paru pada saat perkusi

g.Suara Paru Vesikuler: Suara normal paru pada saat auskultasi dimana ekspirasi lebih panjang dari inspirasi

h.Luka bakar

: Trauma kulita akibat suhu panas yang berlebihan

i. Stem fremitus: Pemeriksaan untuk menentukan kesimetrisan getaran bunyi suara yang dihantarkan ke dinding dada

h.Krepitasi

: Bunyi yang diakibatkan adanya pergesekkan 2 tulang

i. Suara jantung jelas tapi irreguler: suara jantung terdengar tapi tidak beraturan

j. Sesak napas

: Kesulitan saat ekspirasi maupun inspirasi

k. RSUD tipe D: Puskesmas perawatan, menerima rujukan dari puskesmas, memiliki dokter umum dan gigi

2.3.2Identifikasi Masalah

1. Tn.Budi 30thn, pegawai PLN, tersengat listrik dan jatuh dari tiang listrik dan dibawa ke UGD RSUD tipe D dalam kondisi tidak sadar.

2. Pemeriksaan primary survey:

Tanda Vital:

Tidak sadar, tidak merespon bila ditanya, Rangsang nyeri pada kuku, ia menarik

Lengannya fleksi, matanya membuka sebentar, tidak mengeluarkan suara.

TD: 100/70 mmHg

Nadi: 114 x/menit

Temp: 35,8C

RR: 32x/menit

3. Kepala:

Mata

: Racoon eyes dextra

Telinga dan hidung: Keluar darah campur cairan bening.

Mulut

: Snoring

4. Thorax:

Inspeksi: Sesak napas, frekuensi: 32x/menit

Auskultasi: suara jantung jelas tapi irreguler

5. Extremitas:

Ujung tangan dan kaki pucat, dingin

Tampak 2 luka bakar listrik di telapak tangan kiri dan paha kanan.

6. Data tambahan:

Kateter urin: Keluar urin bewarna merah muda sebanyak 100cc

2.3.3Analisis Masalah

1. Tn.Budi 30thn, pegawai PLN, tersengat listrik dan jatuh dari

tiang listrik dan dibawa ke UGD RSUD tipe D dalam kondisi tidak

sadar.

a. Bagaimana anatomi pada kasus?

b. Apa jenis trauma yang terjadi pada kasus?

c. Bagaimana biomekanika pada trauma?

d. Apa dampak tersengat listrik dan jatuh pada kasus?

e. Bagaimana hubungan tersengat listrik dan jatuh dengan

keadaan

tidak sadar pada pasien?

f. Bagaimana tindakan yang harus dilakukan pada kasus ini di

UGD?

2. Pemeriksaan primary survey:

Tanda Vital:

Tidak sadar, tidak merespon bila ditanya, Rangsang nyeri pada kuku, ia menarik

Lengannya fleksi, matanya membuka sebentar, tidak mengeluarkan suara.

TD: 100/70 mmHg

Nadi: 114 x/menit

Temp: 35,8C

RR: 32x/menit

a. Bagaimana interpretasi dari tanda-tanda vital?

b. Bagaimana mekanisme dari tanda-tanda vital?

c. Apa kesimpulan dari hasil pemeriksaan tanda vital?

d. Bagaimana pemeriksaan kesadaran?

e. Bagaimana dampak dari penurunan kesadaran?

3. Kepala:

Mata

: Racoon eyes dextra

Telinga dan hidung: Keluar darah campur cairan bening.

Mulut

: Snoring

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan kepala?

b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan kepala?

4. Thorax:

Inspeksi: Sesak napas, frekuensi: 32x/menit

Auskultasi: suara jantung jelas tapi irreguler

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan thorax?

b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan thorax?

5. Extremitas:

Ujung tangan dan kaki pucat, dingin

Tampak 2 luka bakar listrik di telapak tangan kiri dan paha kanan.

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan extremitas?

b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan extremitas?

c. Apa makna dari luka bakar di telapak tangan kiri dan paha

kanan?

6. Data tambahan:

Kateter urin: Keluar urin bewarna merah muda sebanyak 100cc

a.Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan kateter urine?

b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan kateter urine?

c. Apa makna dari hasil pemeriksaan primary survey?

7. Bagaimana penegakkan diagnosis?

8. Bagaimana pemeriksaan penunjang?

9. Bagaimana diagnosis kerja?

10.Bagaimana tatalaksana pada kasus?

11.Bagaimana prognosis?

12.Bagaimana komplikasi?

13.Bagaimana preventif dan promotif pada kasus?

14. Berapa kompetensi dokter umum?

15. Bagaimana pandangan Islam?

2.3.4 HipotesisTn. Budi 30 tahun mengalami gangguan airway, luka bakar, cidera kepala berat, myoglobinuria, disebabkan tersengat listrik dan jatuh dari ketinggian.2.3.5 Kerangka Konsep

2.3.6 Sintesis

1. Tn.Budi 30thn, pegawai PLN, tersengat listrik dan jatuh

dari tiang listrik dan dibawa ke RSUD dalam kondisi tidak

sadar.

a. Bagaimana anatomi pada kasus?

Jawab:

Kepala

1. Kulit kepala (Scalp) terdiri atas lima lapis, berupa:

Kulit, dengan ciri tebal, berambut, dan mengandung banyak kelenjar sebacea Jaringan ikat di bawah kulit yang merupakan jaringan lemak fibrosa. Pada lapisan ini banyak terdapat vena dan cabang-cabang arteri carotis interna dan External Aponeurosis, merupakan lembaran tendo yang tipis, dengan pinggir lateralnya melekat pada fascia temporalis Jaringan ikat longgar, yang menghubungkan aponeurosis dengan pericranium. Jaringan ikat longgar ini juga mengandung beberapa arteri kecil dan beberapa vv Emissaria yang menghubungkan vena superfisial kulit dengan vv diploicae pada tulang tengkorak Pericranium, merupakan periosteum yang menutui permukaan luar tengkorak 2. Tengkorak

Cranium terdiri dari calvaria dan basis cranii.

Cranium terdiri dari 1 Os frontale, 2 os parietale, 1 Os occipitale, 2 Os temporale, 1 Os sphenidale, 1 Os ethmoidale Basis cranii terbagi dalam 3 fossa yaitu fossa cranii anterior, media, dan posterior.Fossa cranii anterior, menampung lobus frontalis cerebri. Fossa cranii media, bagian yang dibentuk oleh ossis sphenoidalis. Fossa cranii posterior, dibentuk oleh os occipitale dan temporalis. Facial bone terdiri dari 2 Os zygomaticum, 2 maxilla, 2 Os nasale, 2 Os lacrimale, 1 vomer, 2 Os palatinum, 2 concha nasalis inferior, 1 mandibula 3. Otak

Cerebrum, terdiri atas hemisfer kanan dan kiri yang dipisahkan oleh falks serebri,yaitu lipatan dura meter dari sisi inferior sinus sagitalis superior. Lobus frontalis berkaitan dgn fungsi emosi,fungsi motorik dan pada sisi dominan mengandungi pusat ekspresi bicara(area bicara motorik) Lobus parietal berhubungan dengan fungsi sendorik dan orientasi ruang. Lobus temporalis mengatur fungsi memori Lobus oksipitalis bertanggungjwab dalam proses penglihatan Cerebelum, bertanggungjawab dalam fungsi koordinasi dan keseimbangan, terletak dalam fosa posterior, berhubungan dengan medulla spinalis, batang otak dan juga kedua hemisfer cerebri

Brain stem, terdiri dari:

Mesensefalon(midbrain) dan pons berisi system aktivasi retikuler yang berfungsi dalam kesedaran dan kewaspadaan.

Pada medulla oblongata terdapat pusat kardioarespiratorik, yang terus memanjang sampai medulla dibawahnya

4. Meningen

Merupakan pembungkus otak dan medula spinalis yang terdiri dari :

Duramater, terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan endosteal yang melekat erat pada tulang-tulang basis cranii dan lapisan meningeal yang merupakan memrana fibrosa yang membungkus saraf otak saat melewati foramina di basis cranii, terdapat a. Carotis interna, a. Maxillaris, a. Pharyngeus ascendens, a. Occipitalis, dan a. Vertebralis.

Arachoideamater, merupakan membran impermeable yang terletak antara piamater dan duramater.

Piamater, merupakan membrana vaskular yang dengan erat membungkus otak. Arteri-arteri yang masuk ke dalam substansi otak juga diliputi oleh piamater

Falx cerebri 5. Cairan Serebrospinal (CSS)

Cairan serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh plexus khoroideus dengan kecepatan produksi sebanyak 20 ml/jam. CSS mengalir dari dari ventrikel lateral melalui foramen monro menuju ventrikel III, akuaduktus dari sylvius menuju ventrikel IV. CSS akan direabsorbsi ke dalam sirkulasi vena melalui granulasio arakhnoid yang terdapat pada sinus sagitalis superior. Adanya darah dalam CSS dapat menyumbat granulasio arakhnoid sehingga mengganggu penyerapan CSS dan menyebabkan kenaikan takanan intrakranial. Angka rata-rata pada kelompok populasi dewasa volume CSS sekitar 150 ml dan dihasilkan sekitar 500 ml CSS per hari.

6. Tentorium

Tentorium serebeli membagi rongga tengkorak menjadi ruang supratentorial (terdiri dari fosa kranii anterior dan fosa kranii media) dan ruang infratentorial (berisi fosa kranii posterior).

7. Perdarahan Otak

Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis. Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk circulus Willisi. Vena-vena otak tidak mempunyai jaringan otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan tidak mempunyai katup. Vena tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus venosus cranialis.

Pada Kasus

Ketika dasar tengkorak retak, gangguan dura dapat memungkinkan CSF bocor ke dalam sinus atau foramen yang dekat dengan cedera. Pendarahan dari sekitar pembuluh darah juga dapat memasukkan saluran ini. Gejala patah tulang tengkorak basal termasuk kebocoran CSF atau perdarahan ke dalam sinus dan saluran dan / atau cedera pada saraf yang berdekatan. Tabel berikut merangkum tanda-tanda dan gejala.FossaForamenStructures Contained in ForamenFunctionSigns/symptoms

Anterior Fossa cribiform plate CN I CN I - olfactory (ipsilateral sense of smell) anosmia (loss of smell) epistaxis (nose bleed) rhinorrhea (CSF from nose)

optic foramen CN II (optic nerve) ophthalmic artery retinal artery CN II - optic (vision) visual loss or impairment impaired pupillary light response (CN II carries the light message to the CN III) periorbital hemorrhage (raccoon eyes) subconjunctival hemorrhage

superior orbital fissure CN III CN IV CN V1 CN VI CN III - oculomotor (ipsilateral up and down eye movement, eyelid opening, pupillary constriction) CN IV - trochlear (contra lateral downward and medial eye movement) CN V1 - 1st or ophthalmic division of the trigeminal nerve [V] (ipsilateral sensation of the cornea, nare and forehead) CN VI - abducens (ipsilateral movement of the eye in the temperal or lateral direction) impaired or dysconjugate eye movement ipsilateral ptosis (eyelid droop) ipsilateral pupillary dilation and loss of reaction loss of sensation to forehead, cornea or nare (loss of corneal reflex or nasal tickle response)

Middle Fossa foramen rotundum CN V2 CN V2 - 2nd or maxillary division of the trigeminal nerve [CN V] (ipsilateral sensation of the maxillary region of the face) loss of sensation to the mid face

foramen ovale CN V3 CN V3 - 3rd or mandibular division of the trigeminal nerve [CN V] (ipsilateral sensation of the mandibular region of the face) loss of sensation to the mid face ipsilateral weakness of masticator muscles

foramen lacerum internal carotid artery sympathetic plexus supply of blood to anterior and middle cerebral cortex and ophthalmic artery cerebral cortex injury (upper motor neuron injury with contra lateral loss of motor function to face, upper and/or lower extremity; ipsilateral blindness)

foramen spinosum middle meningeal artery and vein blood supply to temporal lobe temporal lobe injury (impaired hearing, comprehension, memory or seizure activity) epidural hematoma

internal acoustic meatus CN VII CN VIII labyrinthine artery internal auditory artery CN VII - facial nerve - (ipsilateral facial movement, lacrimation, salivation, taste to anterior 2/3 of tongue, sensation around ear) CN VIII - vestibulocochlear nerve (hearing, balance) blood supply to labyrinth ipsilateral facial weakness ipsilateral inability to close the eye ipsilateral dry eye mouth dryness hemotympanium (blood in the ear canal) tinnitus hearing loss

Posterior Fossa jugular foramen jugular vein sigmoid sinus CN IX CN X CN XI drainage of blood from brain CN IX - glossopharyngeal nerve (stimulates parotid gland, sensation to pharynx, soft palate, posterior third of tongue, auditory tube, tympanic cavity and carotid sinus) CN X - vagal nerve (muscles of soft palate and pharynx, parasympathetic control of heart and smooth muscles) CN XI - accessory (movement of neck and shoulders) echymosis behind the ear (battles sign) loss of gag reflex bradycardias inability to rotate neck

hypoglossal canal CN XII CN XII - hypoglossal nerve (movement of tongue) inability to move tongue

foramen magnum medulla oblongata meninges vertebral arteries meningeal branches of vertebral arteries spinal roots of CN XI medulla - respirations, blood pressure vertebral arteries - brainstem, occipital lobe and cerebellum bradypnea, respiratory irregularity hypertension and bradycardia cerebellar infarction (impaired balance or fine motor coordination) occipital lobe injury (loss of vision in the contra lateral visual field of both eye - e.g. right occipital lobe injury can cause loss of visual in the left field of the right and the left eyes)

Kulit

Tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu :1.Lapisan epidermis atau kutikelTerdiri atas :

Stratum korneum (lapisan tanduk)Merupakan lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk)

Stratum lusidum

Terdapat di bawah stratum korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin.

Stratum granulosum (lapisan keratohialin)

Merupakan bagian dengan 2-3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir-butir kasar yang terdiri atas keratohialin dan terdapat inti di antaranya.

Stratum spinosum / stratum malpighi / prickle cell layer / lapisan akanta

Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dengan inti terletak di tengah-tengah. Sel-sel ini makin ke permukaan makin gepeng bentuknya. Di antaranya terdapat jembatan antar sel (intercelluler bridge) yang terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero, terdapat pula sel sel Langerhans.

Stratum Basale

Terdiri dari sel-sel berbentuk kubus / kolumnar yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Lapisan ini berfungsi reproduktif dengan adanya mitosis. Terdapat pula sel pembentuk melanin (melanosit) yang merupakan sel-sel berwarna muda dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mengandung butir pigmen (melanosomes)

2.Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian :

Pars papilare

Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.

Pars retikulareBagian dibawahnya yang menonjol ke arah subkutan. Terdiri atas serabut-serabut penunjang yaitu serabut kolagen, elastin, dan retikulin.

3.Lapisan subkutis (hipodermis)Kelanjutan dermis dan terdiri atas jaringan ikat longggar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus yaitu pleksus superfisial (di bagian atas dermis) dan pleksus profunda (di subkutis). Pleksus di dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus di subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anstomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening.

Adenksa Kulit :

-Kelenjar kulit

Terdapat di bagian dermis terdiri atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea). Kelenjar keringat terdiri dari kelenjar ekrin dan apokrin.

-Kuku

-Rambutb. Apa jenis trauma yang terjadi pada kasus?

Jawab:

a. Trauma Listrikb. Trauma fisik (tumpul)

c. Bagaimana biomekanika pada trauma?

Jawab: Biomekanika trauma kepalaTerjatuh menyebabkan trauma karena adanya perubahan kecepatan yang tiba-tiba atau deselerasi. Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan kepada tubuh manusia , maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor fisik dari kekuatan tersebut dan jaringan tubuh. Beratnya trauma yang terjadi berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan akan terjadi perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Karakteristik permukaan yang menghentikan gerak tubuh juga penting, permukaan yang keras, menambah beratnya deselerasi dan akan menimbulka trauma yang lebih berat.

Trauma juga bergantung pada elastisitas dan viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan sebelum benturan . viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan tergantung pada ke dua keadaan diatas, berat trauma yang terjadi , tergantung seberapa jauh gaya yang ada, akan dapat melewati ketahanan jaringan. Karenanya berat ringannya trauma akan ditentukan oleh :

kinematik dari deselerasi vertikal,

viskoelastsitas jaringan

karakteristik fisik dari permukaan benturan

posisi dari tubuh relatif terhadap permukaan benturan.

Pada kasus, korban jatuh dari tiang listrik , kepala langsung membentur ke tanah/aspal. Beberapa penelitian mengamati compleks kepala-leher terhadap ruda paksa dari arah superior inferior. Secara umum, menunjukkan bahwa lokasi skull fraktur merupakan hasil rudapaksa langsung. Para peneliti menguji 19 cadaver dalam posisi supine dan hanya mampu menghasilkan BSF tunggal. Fraktur basis cranii membutuhkan durasi rendah (3ms), energi tinggi (33J) ruda paksa dengan kekuatan benturan dari 17 kN pada kecepatan ruda paksa 9m/sd. Apa dampak tersengat listrik dan jatuh?

Jawab:a. Luka bakar

b. Terjatuh ( Trauma (Tumpul, tajam)

c. Kerusakan fungsi organ-organ vital.

d. Kematian

e. Bagaimana hubungan tersengat listrik dan jatuh dengan kondisi tidak sadar pada pasien?

Jawab:

Trauma listrik(elektron mengalir secara abnormal melewati tubuh(depolarisasi otot dan saraf(inisiasi aliran listrik abnormal pada tubuh( respon tubuh( otak(sinkop(pasien terjatuh dari ketinggian(trauma pada kepala(gangguan sirkulasi di otak( pasien tidak sadar.

f. Bagaimana tindakan yang harus dilakukan pada kasus ini di UGD?

Jawab:AirwayBebaskan jalan nafas dengan memeriksa mulut, kemudian pasang Endotracheal tube

BreathingPemberian oksigen yang adequat

CirculationPertahankan TD>90 mmHg, beri cairan IV.RL

DisabilityVital sign, GCS, pupil, refleks patologis, luka-luka, anamnesa

2. Pemeriksaan primary survey:

Tanda Vital:

Tidak sadar, tidak merespon bila ditanya, Rangsang nyeri pada kuku, ia menarik

Lengannya fleksi, matanya membuka sebentar, tidak mengeluarkan suara.

TD: 100/70 mmHg

Nadi: 114 x/menit

Temp: 35,8C

RR: 32x/menit

a. Bagaimana interpretasi dari tanda-tanda vital?

Jawab:

Tanda Vital:

Tidak sadar, tidak merespon bila ditanya, Rangsang nyeri pada kuku, ia menarik Lengannya fleksi, matanya membuka sebentar, tidak mengeluarkan suaraInterpretasi:

Respon membuka mata

: 2

Respon motorik

: 3

Respon verbal

: 1

Total GCS

: 6

Pasien mengalami penurunan kesadaran pada tingkat supor-comaPada pasien ini juga terjadi cidera kepala berat.

TD

: 100/70 mmHgInterpretasi:

Normal

: sistolik (110-130mmHg), diastolik(70-90mmHg)

Pasien belum mengalami hipotensi hasil pemeriksaan ini masih dalam batas normal Nadi

: 114 x/menitInterpretasi:

Normal

: 60x-100x/menit

Pasien mengalami takikardi

Temp

: 35,8CInterpretasi:

Normal

: 36,5C-37,2CPasien mengalami Hipotermi

RR

: frekuensi: 32x/menit

Interpretasi:Normal

: 16x-24x/menit

Pasien mengalami Tachipneu

b. Bagaimana mekanisme dari tanda-tanda vital pada kasus?

Jawab:

c. Bagaimana pemeriksaan kesadaran?

Jawab:Pemeriksaan kesadaran dengan menggunakan Glasgow Comma Scale

Setelah dilakukan perhitungan jumlah total nilai kesadaran, maka dilakukan interpretasi hasil penjumlahannya untuk mengetahui tingkat penurunan kesadran pasien.

e. Bagaimana dampak dari penurunan kesadaran pada kasus?Jawab:

Adanya penurunan kesadaran pada kasus bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat dapat terjadi kerusakan pada otak yang irreversibel dan menyebabkan kematian.

3. Kepala:

Mata

: Racoon eyes dextra

Telinga dan hidung: Keluar darah campur cairan bening.

Mulut

: Snoring

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan kepala?

Jawab:

Mata

: Racoon eyes dextraInterpretasi

: abnormal

Adanya perdarahan periorbital disebabkan adanya fraktur dari basal kranium pada fossa anterior Telinga dan hidung: Keluar darah campur cairan bening.Interpretasi

: abnormal

Pada telinga terjadinya fraktur pada basal kranium pada fossa medial

Pada hidung terjadinya fraktur pada basal kranium pada fossa anterior Mulut

: Snoring

Interpretasi

: abnormalAdanya gangguan airway, obstruksi jalan napas.

b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan kepala?

Jawab:

4. Thorax Inspeksi: Sesak napas, frekuensi: 32x/menit

Auskultasi: suara jantung jelas tapi irreguler

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan thorax?

Jawab:

Inspeksi: Sesak napas, frekuensi: 32x/menitInterpretasi:

Sesak napas

: abnormal

Adanya kesulitan dalam bernapas(ekspirasi dan inspirasi)

Frekuensi napas 32x/mnt: abnormal

Pasien mengalami tachipneu

Auskultasi: suara jantung jelas tapi irregulerInterpretasi:

Pasien mengalami arritmia(gangguan irama jantung) karena adanya kontraksi jantung yang abnormal.

b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan thorax?

Jawab:

5. Extremitas:

Ujung tangan dan kaki pucat, dingin

Tampak 2 luka bakar listrik di telapak tangan kiri dan paha kanan.

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan extremitas?

Jawab:

Ujung tangan dan kaki pucat, dinginInterpretasi

: abnormal

Adanya gangguan sirkulasi yang menyebabkan aliran darah ke perifer yang tidak adequat

Tampak 2 luka bakar listrik di telapak tangan kiri dan paha kanan.

Interpretasi

: abnormal

Adanya trauma listrik yang menyebabkan nekrosis pada jaringan kulit

b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan extremitas?

Jawab:

c. Apa makna dari luka bakar di telapak tangan kiri dan paha

kanan?

Jawab:

Pada saat pertama kali yang tersengat oleh listrik itu adalah telapak tangan, dimana epidermis pada telapak tangan lebih tebal sehingga muatan listrik yang dapat masuk jauh lebih besar dan didukung oleh keadaan tubuh manusia yang selalu dalam keadaan basah. Setelah melalui tangan yang sedang memegang suatu konduktor beraliran listrik kemudian arus mengalir mencari rute terpendek menuju konduktor netral berupa tanah melalui kaki. Pada jalur obliq ini besar kemungkinan mengganggu proses kelistrikan jantung.Tedeschi et.al. menggambarkan bbp variasi aliran arus listrik yg masuk kedalam tubuh korban:

6. Data tambahan:

Kateter urin: Keluar urin bewarna merah muda sebanyak 100cc

a.Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan kateter urine?

Jawab:

Kateter urin: Keluar urin bewarna merah muda sebanyak 100ccInterpretasi

: abnormal

Pada pasien mengalami myoglobinuria akibat myogblobin bebas dalam darah.

b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan kateter urine?

Jawab:

7. Bagaimana penegakkan diagnosis?

Jawab:

Anamnesis:

Tn. Budi, 30 tahun, pegawai PLN, tersengat Listrik dan jatuh dari

tiang listrik pada saat memperbaiki trafo PLN.

Pemeriksaan primer ( primary survey) menunjukan tanda-tanda :

- Tanda Vital :

Pasien tidak sadar, tidak merespon bila ditanya, saat dirangsang nyeri pada kukunya : ia menarik lengannya (flexi), matanya membuka sebentar dan tidak mengeluarkan suara apa-apa.

Tekanan darah 100/70 mmhg, Nadi 114x/menit, temp axila 35,8C, RR 32x/menitPemeriksaan fisik:

Pemeriksaan Kepala :

Tidak terdapat jejas dan benjolan dibagian kepala

Mata : terdapat raccoon eyes di mata kanan

Telinga dan Hidung ; keluar darah bercampur cairan bening

Mulut : mengeluarkan suara ngorok (snoring)- Pemeriksaan Leher : dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak distensi)- Pemeriksaan thorak :

Inspeksi : tidak ada jejas,tampak sesak nafas, frekuensi 32x/menit, gerak nafas simetris

Palpasi : nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada, stem premitus tidak bisa dinilai

Perkusi : sonor kanan dan kiri

Auskultasi : suara paru vesikuler, suara jantung jelas tapi ireguler- Pemeriksaan Abdomen : dalam batas normal- Pemeriksaan Ekstremitas :

Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin, tampak 2 luka bakar listrik di telapak tangan kiri dan paha kanan.

8. Bagaimana pemeriksaan penunjang?

Jawab:

1. CT-Scan atau MRI

2. EKG

9. Bagaimana diagnosis kerja?

Jawab:

Pasien mengalami:

1. Gangguan airway

2. Luka bakar

3. Cidera kepala berat

4. Myoglobinuria

10.Bagaimana tatalaksana pada kasus?

Jawab:

a. Primary Survey

1. Airway : perhatikan jalan napas dan pertahankan

2.Breathing : intubasi endotrakeal dengan ventilasi O2 100%

3.Circulation : Terapi cairan RL IV diguyur untuk resusitasi

b.Reevaluasi neurologi : GCS + refleks pupil

c.Trauma Capitis

- memperbaiki TD sistol dengan resusitasi hingga > 100 mmHg

-jika TD sistol tidak bisa > 100 mmHg, resusitasi dilakukan agresif

-jika tidak ada perubahan segera rujuk ke RSUD Tipe A atau B dengan permintaan CT-Scan, EKG, dan konsul ke dokter Sp.BS

b.Luka Bakar Listrik

Furosemid 20 40 mg atau 0,3 - 0,5 mg/kgBB IV

11.Bagaimana prognosis?

Jawab:

Quo ad Vitam

: Dubia

Quo ad Fungsionam: Dubia

12.Bagaimana komplikasi?

Jawab:

a. Trauma akibat arus listrik

Luka bakar

Asidosis metabolik Gagal ginjal akut Cardiac arrest Kematian

b. Fraktur basis cranii

Diseksi, Pseudoaneurisma, Trombosis a. Carotis Gangguan pendengaran Parese N. VII perifer Hematom epidural Hematom subdural Perdarahan intraserebral Kerusakan neurologis Sindrom pasca trauma Kematian

c. Gangguan konduksi jantung

Disritmia

13.Bagaimana preventif dan promotif pada kasus?

Jawab:

a. Preventif

Menjalankan kerja sesuai dengan prosedur operational yang ada, yaitu memutus arus listrik yang ada sebelum dilakukan perbaikan trafo.

Menggunakan peralatan untuk keselamatan kerja seperti Sepatu, Sarung Tangan, Baju, Helm, dan Safety Belt sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

b. Promotif

memberikan penyuluhan berkala mengenai K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja)

memberikan penyuluhan mengenai management emergency kepada orang awam

memberikan penyuluhan mengenai bahayanya trauma capitis dan luka bakar listrik.

14. Berapa kompetensi dokter umum?

Jawab:

3B

Kompetensi 3B : Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).

15. Bagaimana pandangan Islam?

Jawab:

Islam memerintahkan kita melakukan sesuatu kerja dengan cara yang sebaik-baiknya dengan mengutamakan menjaga keselamatan dan kesehatan. Ini menepati firman Allah dalam Surah Al Baqarah ayat 195 berbunyi:

Artinya: dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keselamatan bagi pemeluknya. Islam dalam Al quran dan hadist melarang umat untuk membuat kerusakan jangankan kerusakan itu terjadi pada lingkungan, terhadap diri sendiri saja Allah melarangnya.DAFTAR PUSTAKAAmerican Chollage of Surgeon Committe on Trauma. 2004. Advance Trauma Life Support for Doctors.Purwadianto, Agus dan Budi Sampurna. 2010. Kedaruratan Medik. Jakarta Barat : Binarupa AksaraPanitia Lulusan Dokter Universitas Indonesia. 1979. Pedoman Penatalaksanaan Praktis Kedaruratan Medik. Jakarta.

Bagian Kedokteran Forensik. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Fakultas Kedokteran Universtas Indonesia.

Ganong. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 20th ed. Jakarta: EGC

Guyton. 2008. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC

Price & Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit 4th ed. Jakarta: EGC

Snell. 2008. Neuroanatomi Klinik. Jakarta

Alfin Said K, on Riview Article Basilar Skull Fracture (BSF) / fraktur Basis Cranii. Aviable at published online : alfinzone.wordpress.com last update 11 oktober 2011

Djoko, Widayat dan Djoko Widodo. Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 Edisi IV. Jakarta: FKUI

Bresler, Michael Jay dan George L. Sternbach. 2007. Manual Kedokteran Darurat. Jakarta : EGC

Lumbantobing, S.M., Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2008, 7-10.

Putz, R., R. Pabst (ed.); Suyono, Y. Joko (terj.); Sobotta : Atlas Anatomi Manusia, Ed. 22, Jilid 2, Jakarta: EGC, 2007, 52 54Gangguan airway

Obstruksi jalan napas

Lidah jatuh kebalakang

Tonus otot lidah

Penurunan kesadaran

Cidera kepala berat

Jatuh dari ketinggian

Luka Bakar

Tersengat listrik

Urine merah muda

myoglobinuria

Gangguan filtrasi

Nephrotoksik

Miyoglobin bebas

Myonecrosis

Nekrosis sel dan jaringan otot

Trauma listrik

Akral dingin dan pucat

Perifer

Gang. sirkulasi

Perdarahan dan arritmia

combustio

Kulit terbakar

Nekrosis sel dan jaringan

Produksi listrik >>> di tubuh

Inisiasi aliran listrik abnormal tubuh

Depolarisasi otot dan saraf

Elektron mengalir secara abnormal melewati tubuh

Trauma listrik

Suara jantung jelas tapi irreguler

Tachipneu

Oksigenisasi

Sesak napas

Snoring

Obstruksi airway

Lidah jatuh kebelakang

Tonus otot lidah

Penurunan kesadaran

CO

Gang.irama jantung

Jantung

Inisiasi aliran listrik abnormal tubuh

Depolarisasi otot dan saraf

Elektron mengalir secara abnormal melewati tubuh

Trauma listrik

Racoon eyes

Ciribiform plate

Epistaksis, Rhinorrhea

Ruptur a.opthalmic, a.retinal

Foramen optic

Fossa anterior

Hemothympanium

Ruptur M.Tymphani

Ruptur a.internal auditory

Foramen internal acoustis meatus

Fraktur basal cranii

Fossa medial

snoring

Obstruksi airway

Tonus otot lidah

Penurunan kesadaran

Oksigenisasi ke otak

Volume cairan

Perdarahan intrakranial

Trauma kepala

Sirkulasi perifer

Hipotermi

takikardi

Penurunan kesadaran

otak

Takipneu

Oksigenisasi kejaringan

Jantung

Gang.irama jantung

CO

Volume cairan

Perdarahan

Trauma capitis

Benturan pada bag.kepala

terjatuh

sinkop

otak

Inisiasi aliran listrik abnormal tubuh

Depolarisasi otot dan saraf

Elektron mengalir secara abnormal melewati tubuh

Trauma listrik

Myonecrosis

Myoglobin bebas dalam darah

Myoglobinuria

PAGE 47