skenario a tutor 5

Upload: tri-romini

Post on 29-Oct-2015

82 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Skenario A Blok XII

Skenario A Blok XII

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Sistem Pencernaan adalah blok keduabelas pada semester IV dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan kasus Amir, laki-laki, umur 11 bulan, dibawa ke Puskesmas Tipe A dengan keluhan berak-berak, tidak ada darah dan tidak ada lendir dalam feses, muntah-muntah, panas tidak terlalu tinggi. BAK terakhir 8 jam sebelum masuk Rumah Sakit. Setelah tidak berhasil diobati sendiri, kemudian anak dibawa karena kelihatan lemas.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Laporan Tutorial 5Skenario ATutor: drg. Nursiah Nasution, M.KesModerator: Rizky BastariSekretaris Meja: Imas Kartika Dewi E.Sekretaris Papan: AnovyrarumWaktu

: Selasa, 4 Mei 2010

Kamis, 6 Mei 2010Rule tutorial: 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam

2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman

3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat

4.Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan

2.2 Skenario Amir, laki-laki, umur 11 bulan, dibawa ke Puskesmas Tipe A dengan keluhan berak-berak, tidak ada darah dan tidak ada lendir dalam feses, muntah-muntah, panas tidak terlalu tinggi. BAK terakhir 8 jam sebelum masuk Rumah Sakit. Setelah tidak berhasil diobati sendiri, kemudian anak dibawa karena kelihatan lemas.Anamnesis

Berak-berak sememnjak 3 hari yang lalu, 10x/hari, tidak ada darah, tidak ada lendir, Konsistensi : air lebih banyak dari ampas. Kira-kira geas tiap berak.

Nyeri perut (-)

Demam bersamaan dengan muntah.

Demam tidak pernah turun sampai sekarang.Muntah: 6x/hari. Mulai 1 hari sebelum berak-berak. Isi muntah : apa yang dimakan dan apa yang diminum. Muntah tidak menyemprot.

3hari sebelum MRS, muntah berkurang. 1hari sebelum MRS, muntah tidak ada lagi.

Pemeriksaan Fisik :Keadaan Umum :

Tampak sakit berat, lemah, Compos Mentis

BB

: 8,8 KG

TB

: 75cmTekanan darah : 75/50 mmHg

Freq. Nadi: 144x/menit teratur lemah

RR

: 38x/menitTemperatur : 38, 7 0CKepala: Mata cekung, Air mata (-), Mukosa mulut kering, ubun-ubun kepala cekung, bibir kering. Thorax : Bunyi nafas vesikuler, bising jantung (-), retraksi kanan kiri (-), thorax negatif.Abdomen: Datar, lemas, bising usus meningkat.

Hepar teraba 1cm dibawah arcus costa dan processus sipoideus.

Lien tidak teraba

Cubitan kulit kembali setelah 2 menit

Kulit disekitar anus kemerahan

Ekstremitas : Kedua ujung kaki dan tangan dingin

Pemeriksaan laboratorium

Feses

: - Banyak air daripada ampas Tidak ada darah dan pus Leukosit 2-4 LPB

Eritrosit (-)Urine

: - Warna kekuningan

Protein (-)

Leukosit (-)

RBC (-)

Darah Rutin: - Hb = 12,8 gr/dl

WBC : 4500/mm3

Diff. Count : 0/1/2/63/30/42.3 Seven Jump Step

2.3.1 Klarifikasi Istilah

1. FesesKotoran yang dikeluarkan mealui anus.

2. Berak-berakPengeluaran inja berupa air berkali-kali dalam jumlah yang tidak normal.3. Muntah-muntahPengeluaran isi lambung melalui mulut.4. Lendir = MukusLendir bebas membran mukosa terdiri dari sekresi kelenjar, berbagai garam, se yang berdeskuamasi dan leukosit.5. Puskesmas Tipe ASistem pelayanan kesehatan terpadu yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan, di kotamadya atau kabupaten yang dikelola oleh dokter.6. Lemas = LetargieTingkat kesadaran yng menurun yang disertai dengan pusing, pendengaran berkurang dan apatis.

7. BAKPengeluaran urine di kandung kemih.8. Panas tidak terlalu tinggi = SubfebrisSuhu tubuh yang melebihi normal namun tidak lebih dari 40 0C.9. Compos Mentis

Sadar sepenuhnya.10. Ubun-ubun (Fontanella)

titik lunak, salah satu ruang tertutup membran yang tinggal pada persambungan sutura dalam tengkorak yang mengalami osifikasi tidak lengkap pada seorang fetus atau bayi.11. Mukosa mulut keringkekeringan pada mulut yang dirasakan akibat disfungsi kelenjar saliva.12. Bising usus meningkat

Suara peristaltik usus yang meningkat.

13. Cubitan kulitKeelastisan kulit / kelenturan kulit.2.3.2 Identifikasi Masalah

1. Amir, Laki-laki, 11 bulan, Berak-berak dimulai 3hr, frekuensi 10x/hari, tidak ada darah dan lendir, feses ebih banyak airan dari ampas, banyaknya gelas tiap berak.2. Muntah-muntah 3hr sebelum MRS, sebanyak 6x tidak menyemprot dan berhenti 1hr sebelum MRS, mulai 1hr sebelum berak-berak.3. Panas bersamaan dengan muntah dan tidak turun sampai sekarang, dan tidak terlalu tinggi.4. BAK 8 jam sebelum MRS.5. Pemeriksaan Fisik : Keadaan Umum :

Tampak sakit berat, lemah, Compos Mentis

BB

: 8,8 KG

TB

: 75cmTekanan darah : 75/50 mmHg

Freq. Nadi

: 144x/menit teratur lemah

RR

: 38x/menit

Temperatur : 38, 7 0C6. Kepala: Mata cekung, Air mata (-), Mukosa mulut kering, ubun-ubun kepala cekung, bibir kering.

Thorax

: Bunyi nafas vesikuler, bising jantung (-), retraksi kanan kiri (-), thorax negatif.Abdomen: Datar, lemas, bising usus meningkat.

Hepar teraba 1cm dibawah arcus costa dan processus sipoideus.

Lien tidak teraba

Cubitan kulit kembali setelah 2 detik.

Kulit disekitar anus kemerahan

Ekstremitas : Kedua ujung kaki dan tangan dingin

7. Feses

: - Banyak air daripada ampas

Tidak ada darah dan pus Leukosi 2-4 LPB

Erirosit (-)

Urine : - Warna kekuningan

Protein (-)

Leukosit (-)

RBC (-)

Darah Rutin : - Hb : 12,8 gr/dl WBC : 4500 /mm3

Diff. Count : 0/1/2/63/30/4

2.3.3 Analisis Masalah

1. a.Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histology dari organ yang terlibat dalam proses pencernaan?b.Bagaimana biokimia dip roses pencernaan?c.Apa itu diare?d.Apakah frekuensi diare berhubungan dengan dehidrasi?e. Badaimana dampak berak sebanyak 10x/hari, sebanyak gelas tiap berak?

f. Bagaimana peran air putih pada saat diare?

g. Bagaimana indikasi MRS?

2. Bagaimana patogenesa muntah pada diare?3. Bagaimana patogenesa panas pada diare?4. Bagaimana hubungan frekuensi BAK dengan frekuensi diare?5. Interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik :a. KU = Tampak sakit berat, lemah, compos mentis?

b. BB = 8,8 kg (BMI)?c. TB = 75cmd. Vital Sign = TD : 75/50mmHg?e. Vital Sign = RR : 38x/menit?f. Vital Sign = Nadi : 144x/menit teratur lemah?g. Vital Sign = T : 38,7 0C6. Interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik :a.Kepala = Mata cekung?b.Kepala = Air Mata (-)?c.Kepala = Mukosa mulut kering?

d. Kepala = Ubun-ubun kepala cekung?

e. Thorax = Bunyi nafas vesikuler?

f. Thorax = Bising jantung (-)?

g. Thorax = Retraksi kanan dan kiri (-)?

h. Abdomen = Datar, lemas, bising usus ?

i. Abdomen = Hepar teraba 1cm dibawah arcus costa dan processus sipoideus?

j. Abdomen = Lien tidak teraba?

k. Abdomen = Cubitan kulit kembali setelah 2 detik?

l. Abdomen = Kulit disekitar anus kemerahan?

m. Ekstremitas = Kedua ujung tangan dan kaki dingin?

7. Interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium :a. Feses = Banyak air > ampas?b. Feses = Tdak ada darah dan pus?c. Feses = Leukosit 2-4 LPB?d. Feses = Eritrosit (-)?e. Urine = Warna kekuningan?f. Urine = Protein (-)?g. Urine = Leukosit (-)?h. Urine = RBC (-)?i. Darah rutin = Hb : 12,8 gr/dlj. Darah rutin = WBC : 4500/mm3k. Darah rutin = Diff. Count : 0/1/2/63/30/4?8. Bagaimana menilai kesadaran?9. Apa yang dimaksud dengan shock dan preshock?7. Bagaimana diagnosis kerjanya?8. Bagaimana penegakkan diagnosisnya?

9. Bagaimana diagnosis bandingnya?10. Bagaimana etiologinya?11. Bagaimana epidemiologinya?12. Bagaimana penatalaksanaannya?13. Bagaimana komplikasi?14. Bagaimana prognosanya?15. Bagaimana preventif & promotifnya?16. Bagaimana pandangan islam?17. Berapakah level of competence pada kasus ini?2.3.4 Hipotesis

Amir, , 11 bulan, menderita diare akut dengan dehidrasi sedang akibat infeksi rotavirus.2.3.5 Kerangka Konsep

2.3.6 Learning Issue

Pokok BahasanWhat I KnowWhat I Dont Know (Learning Issue)What I Have to ProveHow I Will Learn

Diare akutAmir, laki-laki, umur 11 bulan, dibawa ke Puskesmas Tipe A dengan keluhan berak-berak, tidak ada darah dan tidak ada lendir dalam feses, muntah-muntah, panas tidak terlalu tinggi.1. Anatomi,fisiologi, histologi TD2. Biokimia TD3. Diare4. Muntah5. Shock6. Tingkat kesadaran7. Dehidrasi8. Pandangan IslamAmir, Laki-laki, 11 bulan, menderita diare akut dengan dehidrasi sedang yang disebabkan oleh infeksi rotavirus.

Text Book, Pakar Lain (internet)

2.3.7 Sintesis

1. a.Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histology dari organ yang terlibat dalam proses pencernaan?Jawab :Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Gambar 2.1: Sistem PencernaanA. Mulut Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

Gambar 2.2 : Anatomi MulutB. Tenggorokan ( Faring)Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang

Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium

Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring.

Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring

C. Kerongkongan (Esofagus)Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: i, oeso - "membawa", dan , phagus - "memakan").Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.Esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka) bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus) serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

Gambar2. 3: Esofagus

D. LambungMerupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.Terdiri dari 3 bagian yaitu Kardia. Fundus. Antrum.Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting : Lendir Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.

Asam klorida (HCl) Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Gambar 2.4 : Anatomi LambungE. Usus halus (usus kecil)Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )

Gambar2. 5 : Antomi UsusUsus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

Gambar 2.6 : Usus dua belas jari (duodenum)2. Usus Kosong (jejenum)Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti "kosong".3. Usus Penyerapan (illeum)Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

Gambar 2.7 : IleumF. Usus Besar (Kolon)Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari : Kolon asendens (kanan)

Kolon transversum

Kolon desendens (kiri)

Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

Gambar 2. 8 : Anatomi Usus BesarG. Usus Buntu (sekum)Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

H. Umbai Cacing (Appendix)Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.I. Rektum dan anusRektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Gambar 2.9 : Anatomi Rektum & AnusJ. PankreasPankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu : Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

Gambar 2.10 : PankreasK. HatiHati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.

Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

Gambar 2.11 : HatiL. Kandung empeduKandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu: Membantu pencernaan dan penyerapan lemak Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.b.Bagaimana biokimia pencernaan dan penyerapan makro dan mikro nutrien?

Jawab : KarbohidratKarbohidrat diklasifikasikan menjadi monosakarida (glukosa, galaktosa, dan fruktosa), disakarida (maltosa, laktosa, sukrosa), oligosakarida dan polisakarida (amilum/pati). Dalam kondisi sehari-hari, ada tiga sumber utama karbohidrat dalam diet makanan, yaitu sukrosa (gula pasir), laktosa (gula susu) dan pati/starch (gula tumbuhan).

Pencernaan karbohidrat dimulai semenjak berada di mulut. Enzim ptyalin (amilase) yang dihasilkan bersama dengan liur akan memecah polisakarida menjadi disakarida. Enzim ini bekerja di mulut sampai fundus dan korpus lambung selama satu jam sebelum makanan dicampur dengan sekret lambung. Enzim amilase juga dihasilkan oleh sel eksokrin pankreas, di mana ia akan dikirim dan bekerja di lumen usus halus sekitar 15-30 menit setelah makanan masuk ke usus halus. Amilase bekerja dengan cara mengkatalisis ikatan glikosida (14) dan menghasilkan maltosa dan beberapa oligosakarida.

Setelah polisakarida dipecah oleh amilase menjadi disakarida, maka selanjutnya ia kembali dihidrolisis oleh enzim-enzim di usus halus. Berbagai disakaridase (maltase, laktase, sukrase, -dekstrinase) yang dihasilkan oleh sel-sel epitel usus halus akan memecah disakarida di brush border usus halus. Hasil pemecahan berupa gula yang dapat diserap yaitu monosakarida, terutama glukosa.

Sekitar 80% karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, sisanya galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh usus halus melalui transportasi aktif sekunder. Dengan cara ini, glukosa dan galaktosa dibawa masuk dari lumen ke interior sel dengan memanfaatkan gradien konsentrasi Na+ yang diciptakan oleh pompa Na+ basolateral yang memerlukan energi melalui protein pengangkut SGLT-1. Setelah dikumpulkan di dalam sel oleh pembawa kotranspor, glukosa dan galaktosa akan keluar dari sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi untuk masuk ke kapiler darah. Sedangkan frukosa diserap ke dalam sel melalui difusi terfasilitasi pasif dengan bantuan pengangkut GLUT-5.

LemakLemak merupakan suatu molekul yang tidak larut air, umumnya berbentuk trigliserida (bentuk lain adalah kolesterol ester dan fosfolipid). Pencernaan lemak dilakukan oleh lipase yang dihasilkan oleh sel eksokrin pankreas. Lipase yang dihasilkan pankreas ini akan dikirim ke lumen usus halus dan menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan monogliserida. Selain dihasilkan oleh sel lipase pankreas, juga diketahui bahwa lipase juga dihasilkan oleh kelenjar lingual dan enterosit, namun lipase yang dihasilkan oleh bagian ini hanya mencerna sedikit sekali lemak sehingga tidak begitu bermakna.

Untuk memudahkan pencernaan dan penyerapan lemak, maka proses tersebut dibantu oleh garam empedu yang dihasilkan oleh kelenjar hepar (hati). Garam empedu memiliki efek deterjen, yaitu memecah globulus-globulus lemak besar menjadi emulsi lemak yang lebih kecil (proses emulsifikasi). Pada emulsi tersebut, lemak akan terperangkap di dalam molekul hidrofobik garam empedu, sedangkan molekul hidrofilik garam empedu berada di luar. Dengan demikian lemak menjadi lebih larut dalam air sehingga lebih mudah dicerna dan meningkatkan luas permukaan lemak untuk terpajan dengan enzim lipase.

Setelah lemak (trigliserida) dicerna oleh lipase, maka monogliserida dan asam lemak yang dihasilkan akan diangkut ke permukaan sel dengan bantuan misel (micelle). Misel terdiri dari garam empedu, kolesterol dan lesitin dengan bagian hidrofobik di dalam dan hidrofilik di luar (permukaan). Monogliserida dan asam lemak akan terperangkap di dalam misel dan dibawa menuju membran luminal sel-sel epitel. Setelah itu, monogliserida dan asam lemak akan berdifusi secara pasif ke dalam sel dan disintesis kembali membentuk trigliserida. Trigliserida yang dihasilkan akan dibungkus oleh lipoprotein menjadi butiran kilomikron yang larut dalam air. Kilomikron akan dikeluarkan secara eksositosis ke cairan interstisium di dalam vilus dan masuk ke lakteal pusat (pembuluh limfe) untuk selanjutnya dibawa ke duktus torasikus dan memasuki sistem sirkulasi.

Selain lipase, terdapat enzim lain untuk mencerna lemak golongan nontrigliserida seperti kolesterol ester hidrolase (untuk mencerna kolesterol ester) dan fosfolipase A2 (untuk mencerna fosfolipase). Khusus untuk asam lemak rantai pendek/sedang dapat langsung diserap ke vena porta hepatika tanpa harus dikonversi (seperti trigliserida), hal ini disebabkan oleh sifatnya yang lebih larut dalam air dibandingkan dengan trigliserida.

ProteinPencernaan protein (pemutusan ikatan peptida) dilakukan terutama di antrum lambung dan usus halus (duodenum dan jejunum). Sel utama (chief cell) lambung menghasilkan pepsin yang menghidrolisis protein menjadi fragmen-fragmen peptida. Pepsin akan bekerja pada suasana asam (pH 2.0-3.0) dan sangat baik untuk mencerna kolagen (protein yang terdapat pada daging-dagingan). Selanjutnya, sel eksokrin pankreas akan menghasilkan berbagai enzim, yaitu tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase, dan elastase yang akan bekerja di lumen usus halus. Tiap-tiap enzim akan menyerang ikatan peptida yang berbeda dan menghasilkan campuran asam amino dan rantai peptida pendek. Hasil dari pencernaan oleh protease pankreas kebanyakan masih berupa fragmen peptida (dipeptida dan tripeptida), hanya sedikit berupa asam amino.

Setelah itu sel epitel usus halus akan menghasilkan enzim aminopeptidase yang akan menghidrolisis fragmen peptida menjadi asam-asam amino di brush border usus halus. Hasil dari pencernaan ini adalah asam amino dan beberapa peptida kecil.

Setelah dicerna, asam amino yang terbentuk akan diserap melalui transpor aktif sekunder (seperti glukosa dan galaktosa). Sedangkan peptida-peptida kecil masuk melalui bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh peptidase intrasel di sitosol enterosit. Setelah diserap, asam-asam amino akan dibawa masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus.

Garam dan airNatrium dapat diserap secara pasif atau aktif di usus halus maupun di usus besar. Secara pasif Na+ dapat berdifusi di antara sel-sel epitel melalui taut erat yang bocor. Secara aktif, Na+ menembus sel dengan bantuan pompa Na+ bergantung ATPase. Pompa ini akan memindahkan Na+ melawan gradien konsentrasinya dan proses tersebut memerlukan energi. Setelah berada di dalam sel, Na+ akan dipompa secara aktif ke ruang lateral dan berdifusi ke dalam kapiler untuk selanjutnya diangkut menuju sistem sirkulasi. Perpindahan Na+ tersebut dapat mempengaruhi perpindahan zat-zat lain seperti Cl-, glukosa, dan asam amino, hal ini disebut sebagai transpor aktif sekunder.

Penyerapan (perpindahan) Na+ akan menciptakan daerah dengan tekanan osmotik yang tinggi di antara sel-sel. Dengan adanya tekanan osmotik yang tinggi ini, air (H2O) akan masuk menembus sel menuju ruang lateral (untuk menurunkan tekanan osmotik yang tinggi tersebut). Masuknya air mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik, sehingga air tersebut akan didorong lagi ke ruang interior vilus untuk selanjutnya diserap di kapiler darah.

VitaminPada umumnya vitamin larut-air akan diserap bersama dengan air, dan vitamin larut-lemak akan diangkut ke dalam misel dan diserap secara pasif bersama dengan produk akhir pencernaan lemak. Adapun vitamin B12 bersifat unik, karena harus berikatan dengan faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel parietal agar dapat diserap di ileum terminal.

Ion bikarbonatPenyerapan ion bikarbonat agak sedikit berbeda dibandingkan dengan penyerapan zat-zat lainnya. Ketika sodium (Na+) diserap oleh sel epitel, akan dilepaskan ion H+ ke lumen usus. Ion H+ ini akan berikatan dengan ion bikarbonat menjadi asam karbonat (H2CO3). Selanjutnya, asam karbonat ini akan terdisasosiasi menjadi air dan karbon dioksida. Air akan diserap secara osmosis, sedangkan karbon dioksida akan diserap ke kapiler darah dan dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

Besi dan kalsiumBesi diserap sesuai dengan kebutuhan tubuh (tidak semua besi yang masuk akan diserap). Dari lumen, besi akan dipindahkan ke sel epitel melalui transpor aktif, di mana besi Fe2+ lebih mudah diserap dibanding besi Fe3+. Dari epitel, besi kemungkinan akan diangkut ke kapiler darah oleh transferin atau disimpan di sel dalam bentuk ferritin. Sedangkan penyerapan kalsium (Ca2+) terjadi di duodenum, melalui transpor aktif yang bergantung kepada pengaturan oleh hormon paratiroid dan vitamin D (vitamin D akan menginduksi sintesis kalbindin, suatu protein pengikat kalsium intrasel). Penyerapan kalsium dapat dihambat oleh asam fitat, yang terdapat dalam sereal.

Ion-ion lainPotassium, magnesium, pospat dan ion lain diserap di mukosa intestinal. Ion monovalen lebih mudah diserap dibandingkan dengan ion bivalen. Walaupun demikian, hanya sedikit ion bivalen yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

c.Apa itu diare?Jawab : Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Pada neonatus dinyatakan diare apabika frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4x. Sedangkan pada bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, pengeluaran feses yang lebih dari 3x/hari.

Penyebab Diare adalah :

Virus (penyebab diare tersering dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam. GE ( flu perut) terbanyak karena virus. Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut.Memerlukan antibioka sebagai terapi pengobatan. Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut. Perlu antiparasite Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka Bila diare terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda. Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi. Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.

Gejala Diare akut adalah :Penyebab diare akut ( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam.

Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :

Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.Patogenesis Diare :

1. Diare Sekretorik

Adanya pathogen (virus, bakteri, dll) pathogen mengeluarkan toksin yang bertindak sebagai reseptor melekat pada enterosit merusak membrane enterosit menghancurkan membrane enterosit menyebabkan pengaktifan enzim-enzim intraseluler peningkatan sekresi hipersekresi cairan di usus peningkatan tekanan intraluminal daya dorong usus diare.2. Diare Osmotik

Insufisiensi enzim makanan hanya dicerna sebagian sisanya akan menimbulkan beban osmotik intraluminal bagian distal memacu pergerakan cairan intravascular ke intraluminal akumulasi cairan dan sisa makanan (di kolon) sisa makanan didekomposisi oleh bakter-bakteri kolon menjadi asam lemak rantai pendek, gas hydrogen,dll tekanan osmotic intraluminal kolon semakin sejumlah cairan tertarik lagi ke intraluminal kolon diare.3. Gangguan Motilitas UsusHiperperistaltik berkuragnya kesempatan usus mencerna makanan diare.Bila peristaltik usus menurun mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan diare.Pengobatan DiareKarena penyebab Diare akut / diare mendadak tersering adalah Virus, maka tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Maka pengobatandiare ini ditujukanuntuk mengobati gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan.

Diare akut dapat disembuhkan hanya dengan meneruskan pemberian makanan seperti biasa dan minuman / cairan yang cukup saja.Yang perlu diingat pengobatan bukan memberi obat untuk menghentikan diare, karena diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi makanan dari usus. Mencoba menghentikan diare dengan obat seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik dan akan memperburuk saluran tersebut.

Oleh karena proses diare ini adalah mekanisme pertahanan dari tubuh, akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari - ( 14 hari) dimana diare makin berisi - dari air ( watery) mulai berampas,berkurang frekuensi nya dan sembuh.

Yang terpenting pada diare adalah mencegah dan mengatasi gejala dehidrasi.Yang terpenting diperhatikan pada kasus diare mendadak ini adalah:

Ingat menghentikan diare virus dengan obat bukanlah jalan terbaik. Tetapi jangan menjadi bingung bila diare tetap ada sampai beberapa hari. Karena biasanya berlangsung beberapa hari-14 hari. Dan sembuh. Tergantung dari keadaan kesehatan anak dan banyaknya cairan yang masuk. Pengatasan diare adalah dengan memperhatikan adanya tanda-tanda dehidrasi. Penanganan Yang terbaik adalah tetap memberikan makanan dan minum (ASI) seperti biasa. Bila sudah disertai muntah, untuk pengantian cairan anda dapat memberikan pedialyte ( oralit unutk anak2 dengan beberapa rasa). Kurangi makanan yang mengandung terlalu banyak GULA. Ingat memang tidak mudah memberikan anak cairan yang agak terasa asin ini, bahkan beberapa anak akan menolaknya. Tapi bersabarlah dan tetap berusaha mencari jalan supaya anak dapat meminum cairan ini. Dan yang paling terpenting adalah Membuat anak kembali kemakanan padatnya ( dan / atau susu formulanya/ASI) karena ini adalah yang TERBAIK untuk mengobati diarenya. Karena sel2 usus yang dirusak oleh virus memerlukan NUTRISI untuk pembentukan kembali. Penelitian menyatakan bahwa pemberian makanan seperti BIASAnya akan memperpendek masa waktu gejala dari diare ini. Pencegahan Diare :

Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan. Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan untuk sikecil. Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan. Juga kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.d.Apakah frekuensi diare berhubungan dengan dehidrasi?

Jawab : Ya, karena semakin sering frekuensi diare maka tubuh akan kehilangan banyak cairan, dan terjadilah dehidrasi.e. Apa dampak ari berak-berak sebanyak 10x/hari, sebanyak gelas tiap berak?

Jawab : Dampak dari berak sebanyak 10x sehari dengan ukuran gelas setiap kali berak adalah bisa terjadi kekurangan cairan dan kekurangan elektrolit pada penderitanya. Kekurangan cairan yang banyak bisa membuat seseorang mengalamai dehidrasi, derajat dehidrasi bisa diklasifikasikan berdasarkan kekurangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh.

Derajat dehidrasi dibagi menjadi :

Tabel 2.1 Derjat dehidrasiGejala & TandaKeadaan UmumMataMulut/ LidahRasa HausKulit% turun BBEstimasi def. cairan

Tanpa DehidrasiBaik, SadarNormalBasahMinum Normal, Tidak HausDicubit kembali cepat< 550 %

Dehidrasi Ringan SedangGelisah RewelCekungKeringTampak KehausanKembali lambat5 1050100 %

Dehidrasi BeratLetargik, Kesadaran MenurunSangat cekung dan keringSangat keringSulit, tidak bisa minumKembali sangat lambat>10>100 %

Dilihat dari derajat dehidrasi di atas, maka dalam kasus ini Amir mengalami dehidrasi ringan-sedang.f. Bagaimana peran air putih pada saat diare?

Jawab : Air putih bisa digunakan apabila tidak tersedianya oralit. Namun pemberian air putih harus bertahap, jangan sekaligus. Karena apabila air putih diberikan sekaligus dalam jumlah banyak, cairan itu tidak bisa diserap oleh tubuh. Malah cairan tersebut akan keluar kembali melalui feses.

g. Bagaimana indikasi MRS?

Jawab : Indikasi Anak harus dibawa ke Rumah Sakit bila : Anak tidak mau minum dan tetap muntah dan diare.

Anak dengan diare yang sangat banyak (8-10 kali atau 2-3 kali diare dalam jumlah yang banyak), atau diare berlangsung lebih dari sepuluh hari.

Anak muntah terus-menerus dan tidak bisa menerima asupan cairan.

Anak dengan gejala dehidrasi yaitu tidak /jarang kencing, pucat, berat badan turun, kaki dan tangan dingin, mata cekung, atau susah bangun. Anak dengan sakit perut hebat.2. Bagaimana patogenesa muntah pada diare?Jawab : Muntah merupakan indikator terjadinya infeksi akut, atau adanya penyakit peradangan dan juga refleks perlindungan. Muntah dapat mempengaruhi cairan dan elektrolit tubuh.Mekanisme :

Masuknya Pethogen ke dalam tubuh (virus, bakteri, dll) ke gastrointestinal Infeksi di gastrointestinal track usaha untuk mengeluarkan pathogen muntah.

3. Bagaimana patogenesa panas pada diare?Jawab : Demam menunjukkan terjadinya infeksi yang dapat disebabkan bakteri atau virus. Infeksi bakteri atau virus ini dapat menyerang sistem pencernaan dengan menunjukkan gejala seperti muntah dan berak-berak.

Diare merupakan suatu gejala pada suatu penyakit, dan bukan penyakit tersendiri dan merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan racun yang terdapat dalam usus besar. Racun ini bisa bersumber dari makanan atau hasil dari metabolisme kuman. Umumnya karena passage bolus terlalu cepat dan terganggunya resorpsi air dalam usus besar, sehingga menyebabkan berak-berak. Diare dapat menyebabkan kekurangan cairan dan elektrolit tubuh.Mekanisme : Masuknya Pathogen ke dalam tubuh (virus, bakteri, dll.) ke gastrointestinal infeksi di gastrointestinal track usaha untuk membunuh kuman demam.4. Bagaimana hubungan frekuensi BAK dengan frekuensi diare?Jawab : Pada saat seseorang mengalami diare, ccairan tubuhnya banyak dikeluarkan melalui anus, bersamaan dengan feses. Oleh karena itu cairan yang keluar lewat urine menjadi berkurang.5. Interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik :a. KU = Tampak sakit berat, lemas, compos mentis?Jawab :Interpretasi : Compos Mentis = Normal, Sadar sepenuhnya.Tampak sakit berat = Menunjukkan bahwa keseriusan penyakit berat.

Lemas = Abnormal, diare yang dialami oleh Amir menyebabkan banyak cairan tubuh Amir yang keluar melalui feses, membuat Amir mengalami dehidrasi. Kekurangan cairan dan elektrolit inilah yang membuat tubuh Amir terasa lemas.

b. BB = 8,8 kg (BMI)?Jawab :

Normal : 9,6 7,7 kg

Interpretasi : Normal.

c. TB = 75cm?Jawab : Interpretasi : Normal.

d. Vital Sign = TD : 70/50mmHg?Jawab : Normal : 60-90 mmHg/ 40-70mmHg

Interpretasi : Normal.

e. Vital Sign = RR : 38x/menit?Jawab : Normal : 30- 60x/menit Interpretasi : Normal.

f. Vital Sign = Nadi : 144x/menit teratur lemah?Jawab :Normal : 30-60x/menitInterpretasi : Takikardi.

g. Vital Sign = T : 38,7 0C?Jawab :

Normal : 36,80C 37,20C

Interpretasi : Subfebris

6. Interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik :a. Kepala = Mata cekung?

Jawab : Abnormal, adanya tanda dehidrasib. Kepala = Air Mata (-)?

Jawab : Abnormal, adanya tanda dehidrasi.c. Kepala = Mukosa mulut kering?

Jawab : Abnormal, kekurangan cairan, menandakan dehidrasi.d. Kepala = Ubun-ubun kepala cekung?

Jawab : Abnormal, adanya tanda dehidrasi.e. Thorax = Bunyi nafas vesikuler?

Jawab : Normal.f. Thorax = Bising jantung (-)?

Jawab : Normal.g. Thorax = Retraksi kanan dan kiri (-)?

Jawab : Normal.h. Abdomen = Datar, lemas, bising usus ?

Jawab :Datar lemas = Normal

Bising usus meningkat = abnormal, Menunjukkan suara dengan nada yang tinggi, panjang, peristaltik rush yang intensif, dan frekuensi yang meningkat (borborygmus) didapatkan pada keadaan hipermotilitas usus seperti diare karena gastroenteritis.i. Abdomen = Hepar teraba 1cm dibawah arcus costa dan processus sipoideus?

Jawab : Normal, Menunjukkan bahwa Amir kurus.j. Abdomen = Lien tidak teraba?

Jawab : Normalk. Abdomen = Cubitan kulit kembali setelah 2 detik?

Jawab : Abnormal, Menunjukkan penurunan tekanan turgor pada kulit. Pada orang normal biasanya kulit langsung kembali bila dicubit.l. Abdomen = Kulit disekitar anus kemerahan?

Jawab : Abnormal, menunjukkan terjadi eritema natum karena terlalu sering BAB.

m. Ekstremitas = Kedua ujung tangan dan kaki dingin?

Jawab : Abnormal, Menunjukkan terjadinya dehidrasi.7. Interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium :a. Feses = Banyak air > ampas?Jawab : Abnormal, Mekanisme :

Adanya pathogen (virus, bakteri, dll) pathogen mengeluarkan toksin yang bertindak sebagai reseptor melekat pada enterosit merusak membrane enterosit menghancurkan membrane enterosit menyebabkan pengaktifan enzim-enzim intraseluler peningkatan sekresi hipersekresi cairan di usus peningkatan tekanan intraluminal daya dorong usus diare banyak cairan dalam feses.b. Feses = Tidak ada darah dan pus?Jawab : Normalc. Feses = Leukosit 2-4 LPB?Jawab : Abnormal, menunjukkan adnya infeksi.d. Feses = Eritrosit (-)?Jawab : Normale. Urine = Warna kekuningan?Jawab : Normalf. Urine = Protein (-)?Jawab : Normalg. Urine = Leukosit (-)?

Jawab : Normalh. Urine = RBC (-)?Jawab : Normali. Darah rutin = Hb : 12,8 gr/dl?Jawab : Normal : 10-17 gr/dl.Interpretasi : Normal

j. Darah rutin = WBC : 4500/mm3?Jawab : WBC Normal : 5000/mm3-10000/mm3Interpretasi : Terjadi penurunan kadar.k. Darah rutin = Diff. Count : 0/1/2/63/30/4?Jawab : Normal.8. Bagaimana menilai kesadaran?Jawab : GCS (Glasgow Coma Scale) merupakan suatu skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan. Rangsangan yang diberikan berbagai hal dengan memperhatikan 3 reaksi yang terdiri dari reaksi membuka mata (Eye (E)), respon verbal (V) bicara dan gerakan motorik.Eye (respon membuka mata) :Respon membuka mata ini merupakan respon awal ketika kita bertemu dengan pasien. Respon yang diharapkan ada pada pasien ialah bagaimana reflek membuka mata pasien. Apakah ia akan spontan membuka mata tanpa harus dipanggil namanya, disentuh atau diberikan cubitan. Untuk nilai dari respon ini kita nilai (4) atau respon spontan. Apabila mata terbuka dengan rangsang suara, seperti kita memanggil nama pasien, maka kita kasih nilai respon E nilai (3). Apabila pasien dapat membuka mata ketika kita beri rangsang nyeri, (misalkan dengan menekan kuku jari) maka nilai E pasien (2). Ketika tidak ada respon sama sekali, maka kita beri nilai E (1), tidak ada respon.Verbal (respon verbal)Setelah reflek membuka mata kita kaji, maka penilaian selanjutnya ialah bagaimana kita menilai respon verbal pasien. Ketika pasien dapat mengetahui dimana dia berada, siapa dirinya, kalimat yang diucapkan baik, orientasi baik, maka kita nilai respon verbal dengan angka (5) . Apabila pasien bingung, berbicara mengacau (sering bertanya berulang-ulang) disorientasi tempat dan waktu, maka nilai respon verbal kita beri nilai (4) . Untuk nilai (3) kita beri ketika pasien berbicara tidak jelas (tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat) dan hanya mengungkapkan kata singkat seperti aduh, bapak. Apabila pasien lebih banyak mengerang atau mengeluarkan suara tanpa arti, maka kita nilai respon verbal pasien (2). Ketika masih saja tidak ada respon, maka kita beri nilai verbal pasien 1.Motor (respon motorik)Respon motorik ini harap dibedakan dengan penilaian kekuatan otot ya. Pemeriksaan ini kembali lagi saya ingatkan hanya digunakan untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien dengan memantau respon motorik pasien. Ketika pasien diperintahkan untuk melakukan apa yang kita inginkan, seperti memintanya untuk mengangkat tangan, atau ketika kita datang kemudian kita memberikan tangan kita untuk berjabat tangan dengnnya. Kita bisa melihat adakah atau tidak respon pasien untuk melakukan hal tersebut (menjabat tangan kita). Apabila ada atau mengikuti perintah yang kita berikan, maka kita nilai respon motorik pasien (6).

Kita bisa memberikan sebuah stimulus berupa rangsangan nyeri. Ketika pasien mampu untuk melokalisir nyeri dengan cara menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri, maka kita memberikan nilai (5) . Apabila pasien menghindar/menarik extremitas atau tubuh yang diberikan stimulus dengan menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri) kita dapat memberi nilai M (4).Untuk pemberian nilai M (3), kita dapat melihatnya ketika pasien menghindar/menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri dengan adanya respon flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku di atas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). sedangkan untuk memberikan nilai M (2) didapakan respon pasien berupa adanya extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). Ketika pasien tidak ada respon, maka kita nilai M (1).Penilaian GCS1. Hasil pemeriksaan kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol EMV 2. Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu

E4M6V5 dan terendah adalah 3 yaitu E1M1V1.

3. Menilai status kesadaran pasien

GCS : 14 15 = CKR (cidera kepala ringan)

GCS : 9 13 = CKS (cidera kepala sedang)

GCS : 3 8 = CKB (cidera kepala berat)

< 3 = koma

9. Apa yang dimaksud dengan syok?

Syok merupakan gangguan system sirkulasi yang disebabkan oleh ketidakseimbangkan antara volume darah dengan lumen pembuluh darah sehingga perfusi dan oksigenisasi ke jaringan tidak adekuat.Macam-macam shock

Berdasarkan sumber penyebabnya terdapat 4 macam syok :1. Syok hipovolumik

Syok hipovolumik merupakan syok yang disebabkan oleh hilangnya cairan / plasma (luka bakar, gagal ginjal, diare, muntah), kehilangan darah (cedera parah, pasca operasi).2. Syok anafilaktik

Syok anafilaktik merupakan syok yang disebabkan oleh pajanan zat allergen sehingga memicu reaksi alergi yang akhirnya diikuti oleh vasodilatasi pembuluh darah massif.

3. Syok neurogenik

Merupakan syok yang disebabkan kegagalan pusat vasomotor yang ditandai dengan hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh sehingga terjadi penurunan tekanan darah secara massif.4. Syok sepsis

Merupakan sindroma klinik ketidakadekuatan perfusi jaringan akibat terjadinya sepsis.

5. Syok kardiogenik

Merupakan syok yang disebabkan kegagalan jantung yang ditandai dengan menurunnya kardiak output sehingga mengakibatkan ketidakadekuatan volume intravascular.Tabel 2.2 Etiologi syok

NoJENIS SYOKETIOLOGI

1.Syok hipovolumik1. Perdarahan

2. Kehilangan plasma (missal pada luka bakar)

3. Dehidrasi, missal karena puasa lama, diare, muntah, obstruksi usus dan lain-lain.

2.Syok Anafilaktik1. AntibioticPenisilin, sofalosporin, klorampenikol, polimixin, ampoterisisn B

2. Biologis

Serum, antitoksin, peptide, toksoid tetanus, dan gamma globulin.

3. Makanan

Telur, susu, dan udang/kepiting

4. Lain-lain

Gigitan binatang, anastesi local.

3.Syok Neurogenik1. Disfungsi saraf simpatis, disebabkan oleh trauma tulang belakang dan spinal syok (trauma medulla spinalis dengan quadrifelgia atau para flegia)2. Rangsangan hebat yang tidak menyenangkan, missal nyari hebat.

3. Rangsangan pada medulla spinalis, misalnya penggunaan obat anstesi.4. Rangsangan parasimpatis pada jantung yang menyebabkan bradikardi jantung mendadak. Hal ini terjadi pada orang yang pingsan menadak akibat gangguan emosional.

4.Syok sepsis1. Infeksi bakteri gram negative, misalnya : escericia coli, kllsbella pneumoni, enterobacter, serratia, proteus, dan providential.2. Kokus gram positif, missal : stafilokokus, enterokokus, dan streptokokus.

5.Syok Kardiogenik1. Aritmia Bradikardi/Takikardi

2. Gangguan fungsi miokard

Infark miokard akut, terutama infark ventrikel kanan.

Penyakit jantung arteriosklerotik

Miokardiopati

3. Gangguan mekanis

Regurgitasi mitral/aorta

Rupture septum interventrikuler

Aneurisma ventrikel massif

Obstruksi :

Out flow : stenosis atrium

Inflow : stenosis mitral, miksoma atrium kiri/thrombus.

Jadi pada kasus ini Amir mengalami syok hipovolumik.

10. Bagaimana diagnosis kerjanya?

Jawab :

Diare akut dengan dehidrasi sedang ecausa infeksi Rotavirus 11. Bagaimana penegakkan diagnosisnya?Jawab :

Anamesis

Nama : Amir

Umur : 11 bulanBerak-berak:

Sifat tinja: konsistensi air lebih banyak dari pada ampas

Lamanya: 3 hari yang lalu

Frekuensi : 10 x/ hari Banyaknya gelas tiap kali berak.

Muntah muntah:

Onset muntah-muntah : sehari sebelum berak:

Frekuensi muntah : 6 x per hari

Muntah berupa apa yang dimakan tidak disertai darah.Demam:

Ada demam

Demam timbul bersamaa dengan muntah-muntah

Demam terus menerus tidak pernah turun sampai sekarang.

Pemeriksaan fisik:

KU: composmentis

TD : 70/50 mmhg

BB: 8,8 kg

TB : 75 cm

HR: 144x/menit teratur ,lemah

RR : 38x/ menit

Temp: 38,7 C

Pemeriksaan spesifik:

Kepala: Frontanela : cekung

Mata: cekung Bibir: kering

Membrana mukosa : kering.

Leher : tidak ada kelainanan

Toraks : tidak ada kelainanan

Abdomen: datar

Suara bising usus meningkat.

Hepar: 1 cm dibawah arcus coste

Lien tidak teraba

Tidak ada nyeri tekan

Turgor : cubitan kulit kembali setela 2 detik

Ekstrimitas : ujung kaki tangan dingin Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium:

Pemeriksaan darah lengkap

Hb: 12,8 gr/dl

WBC : 4500/mm2

Dift count : 0/1/2/63/30/4

Kultur feses

Faal ginjal ( ureum kreatinin )

Radiologi

USG12. Bagaimana diagnosis bandingnya?Jawab :KarakteristikNon InflamasiInflamatoryPenetreating

Gambaran Tinja :Watery

Volume >>

Leukosit (-)Bloody, mukus Volume sedang

Leukosit PMNMukus

Volume sedikit

Leukosit MN

Demam(-)(+)(+)

Nyeri Perut(-)(+)(+)/(-)

Dehidrasi(+++)(+)(+)/(-)

Tenesmus(-)(+)(-)

KomplikasiHipovolemikToksikSepsis

13. Bagaimana etiologinya?Jawab :Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa factor, yaitu :

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.

Infeksi enteral ini meliputi :

Infeksi bakteri : Vibrio, E. coli, salmonella, shigela, campylobacter, yersinia, Aeromonas, dsb.

Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, coxsackie, Poliomyelitis), adenovirus, rotavirus, astyrovirus,dll Infeksi parasit : cacing (ascaris, trichius, oxyuris, strongyloides), protozoa (entamoeba histolitica, giardia lamblia, trichomonas hominis), jamur (candida albicans).

b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh olain diluar alat pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronchopneumonia, Ensefalalitis dsb. Keadaan ini terutam pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.2. Faktor malabsorpsi

a. Malabsorpsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.

b. Malabsorpsi lemak

c. Malabsorpsi protein

3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.14. Bagaimana epidemiologinya?Jawab : Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya. Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang berkisar 3,5 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2 5 episode per anak per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Hasil survei oleh Depkes. diperoleh angka kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini meningkat bila dibanding survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat proporsi kematian bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2% dengan peringkat 2. Diare pada anak merupakan penyakit yang mahal yang berhubungan secara langsung atau tidak terdapat pembiayaan dalam masyarakat. Biaya untuk infeksi rotavirus ditaksir lebih dari 6,3 juta poundsterling setiap tahunnya di Inggris dan 352 juta dollar di Amerika Serikat.

15. Bagaimana penatalaksanaannya?Jawab :

Langkah yang paling penting dalam mengatasi diare adalah menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui infus. Jika penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang mengandung elektrolit melalui botol susu atau gelas. ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan mempertahankan pembentukan ASI oleh ibu. Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya segera setelah dehidrasinya teratasi, diberikan susu formula yang tidak mengandung laktosa. Susu formula yang biasa bisa diberikan secara bertahap beberapa hari kemudian. Meskipun diare infeksius bisa disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak perlu diberikan antibiotik karena infeksi biasanya akan mereda tanpa pengobatan. Memberikan obat untuk menghentikan diare sebenarnya bisa membahayakan bayi karena obat ini bisa menghalangi usaha tubuh untuk membuang organisme penyebab infeksi melalui tinja. Apabila anak harus diberikan obat, berikan obat untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide. Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.16. Bagaimana komplikasi?Jawab : Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi beberapa komplikasi sebagai berikut :

Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik) Renjatan hipovolemik.

Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram).

Hipoglikemia.

Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan villi mukosa usus halus.

Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.17. Bagaimana prognosanya?

Jawab : Dengan penggantian Cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal. 18. Bagaimana preventif & promotifnya?Jawab : Preventif

Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut). Untuk mencegah penyebaran infeksi, sebaiknya setelah merawat bayi yang sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif Pemberian makanan pendamping ASI yang bersih dan bergizi setelah bayi berumur 6 bulan Mencuci tangan gunakan produk terbuat dari susu yang telah dipasteurisasi untuk membunuh bakteri. Jangan biarkan makanan pada suhu ruangan oleh karena dapat merangsang pertumbuhan bakteri. Masaklah makanan dan air minuman hingga matang. Pemerberian imunisasi campak Menggunakan air bersih yang cukup banyak Menggunakana jamban keluarga Cara membuang tinja yang baik dan benarPromotif

Menjelaskan agar ibu memberikan oralit sesendok teh tiap 1-2 menit sampai habis, apabila anak muntah maka dihentikan dahulu +10 menit lalu dilanjutkan lagi tetapi lebih lambat misalnya sesendok tiap 2-3 menit. Menjelaskan perlunya menjaga kebersihan diri dan alat-alat makan/minum (dot) dengan cara cuci tangan sebelum membuat susu dan menggunakan alat-alat makan/minum yang sudah dicuci bersih atau direbus dahulu. Menjelaskan perlu pemahaman mengenai tanda-tanda dehidrasi seperti rewel, kehausan, mata cekung, menangis tidak keluar air mata, bibir kering. Bila anak diare disertai muntah berulang, anak tampak kehausan sebaiknya segera dibawa ke Rumah Sakit atau poliklinik terdekat (penting bila setelah pulang dari RSDK anak sakit lagi). Menganjurkan menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan pribadi contohnya tidak membuang sampah sembarangan, buang air besar di jamban, mencuci tangan sebelum membuat susu atau menbuang kotoran. Menganjurkan untuk menggunakan air bersih untuk membuat susu, air harus dimasak sampai mendidih. Memberitahu ibu cara melakukan sterilisasi dot yang benar.19. Bagaimana Pandangan Islam?Jawab : Menjaga kebersihan, karena kebersihan adalah sebagian dari iman. (sabda Nabi Muhammad SAW)."Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, karena sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan suatu penyakit, kecuali telah diturunkan pula obatnya, selain penyakit yang satu, yaitu penyakit tua (pikun)." (HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim).

20. Berapakah level of competence pada kasus ini?Jawab :

Tingkat Kemampuan 4

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Guyton A.C., Hall, J.E.; Irawati, et al, alih bahasa; Luqman Y.R., et al, editor edisi bahasa Indonesia; Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed. 11, EGC, Jakarta, 2007. pp. 830.

[2]Sujono, H., Gastroenterologi, Alumni, Bandung, 2002. pp. 18 21, 37 42.

[3]Price S.A., Wilson, L.M.; Brahm U.P., et al, alih bahasa; Huriawati H., et al, editor edisi bahasa Indonesia; Ed. 6, Vol. 1, EGC, Jakarta, 2005. pp. 421 422.

[4]Silbernagl S., Lang F.; Iwan S., Iqbal M., alih bahasa;, Titiek R., editor edisi bahasa Indonesia; Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi, EGC, Jakarta, 2006. pp. 134 -135, 140 141, 150 -151.[5]Sudrayat, S., editor, Kapita Selekta Gastroenterologi Anak, Sagung Seto, Jakarta, 2010. pp. 1 24.[6] Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK FK Universitas Airlangga.Amir, , 11 bulan.

Anamnesis :

- Berak mulai 3hr sblum MRS, 10x/hr. air > ampas.

- Muntah 6x/hr. tdk menyemprot mulai 1hr sblm berak.

- Panas bersamaan dgn muntah, tidak terlalu tinggi, tp tidak pernah turun smpai skarang.

Pemeriksaan Fisik :

Kepala : Mata cekung, Mukosa mulut kering,

Ubun-ubun kepala cekung, air mata (-).

Thorax : Tdk ada kelainan.

Abdomen : Datar, lemas, bing usus , hepar teraba 1cm dibawah arcus costa dan processus siphoideus, lien tdk teraba, cubitan kulit kembali stelah 2detik, kulit disekitar anus kemerahan.

Ekstremitas : Kedua ujung kaki dan tangan dingin.

Pemeriksaan Lab. :

Feses : Air > ampas, tidak ada darah dan pus, leukosit 2-4 LPB, eritrosit (-).

Urine : Warna kekuningan, protein (-), leukosit (-), RBC (-).

Darah rutin :

Hb : 12,8gr/dl

WBC : 4500/mm3

Diff Count : 0/1/2/63/30/4

Terinfeksi Rotavirus

Kepala : Mata cekung, Mukosa mulut kering,

Ubun-ubun kepala cekung, air mata (-).

Thorax : Tdk ada kelainan.

Abdomen : Datar, lemas, bing usus , hepar teraba 1cm dibawah arcus costa dan processus siphoideus, lien tdk teraba, cubitan kulit kembali stelah 2detik, kulit disekitar anus kemerahan.

Ekstremitas : Kedua ujung kaki dan tangan dingin.

Mata cekung

Mukosa mulut kering

Turgor berkurang

Lemas

Diare Akut

Kepala : Mata cekung, Mukosa mulut kering,

Ubun-ubun kepala cekung, air mata (-).

Thorax : Tdk ada kelainan.

Abdomen : Datar, lemas, bing usus , hepar teraba 1cm dibawah arcus costa dan processus siphoideus, lien tdk teraba, cubitan kulit kembali stelah 2detik, kulit disekitar anus kemerahan.

Ekstremitas : Kedua ujung kaki dan tangan dingin.

Dehidrasi Sedang

Kepala : Mata cekung, Mukosa mulut kering,

Ubun-ubun kepala cekung, air mata (-).

Thorax : Tdk ada kelainan.

Abdomen : Datar, lemas, bing usus , hepar teraba 1cm dibawah arcus costa dan processus siphoideus, lien tdk teraba, cubitan kulit kembali stelah 2detik, kulit disekitar anus kemerahan.

Ekstremitas : Kedua ujung kaki dan tangan dingin.

Tutorial 5 FK UMP 08Page 47