skenario 2 tutor 10-2009

96
TUTORIAL 10

Upload: putrimeilissa

Post on 09-Dec-2015

280 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

tutor

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 2 Tutor 10-2009

TUTORIAL 10

Page 2: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 3: Skenario 2 Tutor 10-2009

Beatta Meidini Rahmat @BeattaMei Riza Darmayanti @rizachubby Aliya @aliya_super Amelia Alva Roro Febriana @anaBryna Galih Mega Lusiana Kusuma Bella Yulia Ayu Puspitaning Dewi

Page 4: Skenario 2 Tutor 10-2009

Bu herni, 45 tahun, karyawan perusahaan swasta datang ke poliklinik karena insomnia 3 bulan. Dia berkata, “saya merasa tak punya semangat hidup, hidup sekedar dijalani saja.” Dia sehari-hari anhedonia juga mengalami social withdrawal.

Dia juga anoreksia dan sering dyspepsia. Belakangan ini ia tidak mau lagi ke kantor. Katanya percuma, ia merasa tak bermanfaat di kanor. Dia juga merasa kemunduran prestasi perusahaan karena kesalahannya. Meski tidak demikian.

2 hari terakhir ia mengatakan hidupnya tak berguna, lebih baik meninggalkan segalanya. Dia bahkan pernah tentamen suicide dengan minum baygon.

Page 5: Skenario 2 Tutor 10-2009

• Wanita 45 tahun• Insomnia 3 bulan terakhir• Anhedonia• Mengalami social withdrawal• Tentamen suicide• Anoreksia• Tidak punya semangat hidup• Dyspepsia• Merasa tidak bermanfaat

Page 6: Skenario 2 Tutor 10-2009

• Insomnia : pengalaman subjektif tidur yang inadekuat atau kurang baik

• Anhedonia : ketidakmampuan mengalami kenikmatan yang menahun (Maramis)

• Dyspepsia : terganggunya daya atau fungsi pencernaan (Dorland)

• Tentamen suicide : percobaan bunuh diri sebagai perbuatan untuk membinasakn dirinya sendiri dalam waktu singkat

Page 7: Skenario 2 Tutor 10-2009

• Anoreksia : tidak ada nafsu makan (Maramis dan Dorland)

ditandai dengan hilangnya 25 % BB ideal serta perubahan persepsi terhadap tubuh dan ketakutan akan obesitas

• Withdrawal : kemunduran patologis antar hubungan manusia dan kehidupan sosial (Dorland)

Page 8: Skenario 2 Tutor 10-2009

1. Mengapa pasien mengalami insomnia selama 3 bulan terakhir?

2. Mengapa pasien ingin bunuh diri?3. Mengapa pasien merasa tidak

berguna?4. Mengapa pasien mengalami

anhedonia?5. Apa kaitan anoreksia dan dyspepsia

dengan penyakit yang dialami pasien?

Page 9: Skenario 2 Tutor 10-2009

Adakah hubungan antara social withdrawal dengan insomnia?

Adakah pengaruh usia dan jenis kelamin dengan penyakit yang dialami pasien?

Apa penatalaksanaan awal pada pasien?

Apa DD dari penyakit di skenario?

Page 10: Skenario 2 Tutor 10-2009

1. Faktor biologis penurunan serotonin di Raphe Nuklei atau hipotalamus anteriorfaktor-faktor yang mempengaruhi :

2. Karena merasa hidupnya tidak bergunafaktor biologis penurunan serotonin, bahan pembuat serotonin, reseptornya tidak sensitif

3. Penurunan serotonin mempengaruhi mood dan psikis pasien

Page 11: Skenario 2 Tutor 10-2009

4. NE dan serotonin merangsang sistem limbic (emosi) sehingga bila NE dan serotonin turun, emosi akan labil

5. Faktor neuroendogen merangsang kortisol disfungsi regulasi hormon kortisol abnormalitas regulasi hipotalamus kehilangan nafsu makan anoreksia peningkatan HCl di lambung + faktor psikis dyspepsia

Page 12: Skenario 2 Tutor 10-2009

6. Insomia kualitas tidur kurang baik faktor psikis, stres lingkungan social withdrawal

7.Epidemiologi menyatakan wanita lebih banyak mengalami gejala tersebut disebabkan faktor hormonal, efek kelahiran, perbedaan stressor psokososial bagi wanita dan laki-laki dan model perilaku tentang keputus-asaan yang dipelajari

8.Kombinasi anti depresan dengan BDZ, non farmakologis, MRS, stabilitator mood

Page 13: Skenario 2 Tutor 10-2009

DD : Gangguan bipolar I dan bipolar II

Page 14: Skenario 2 Tutor 10-2009

• Gangguan tidur – Insomnia– Hipersomnia– Parasomnia

• Gangguan makan– Anoreksia nervosa– Bulimia

• Gangguan mood– Depresi– Bipolar

Page 15: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 16: Skenario 2 Tutor 10-2009

♀, 45 tahun

Insomnia (3 bln)

AnhedoniaTentament

suicide

Anoreksiadispepsia

Gangguan TidurGangguan TidurGangguan MoodGangguan Mood Gangguan MakanGangguan Makan

Masalah situasionalPenuaanMasalah medisObat-obatanPsikologis

Masalah situasionalPenuaanMasalah medisObat-obatanPsikologis

GenetikIrama sirkadianBiologis

BiologisSelf-image buruk

Penurunan 5HT, NE,

DA

Imbalans 5HT, NE, DA

Penurunan 5HT, NE,

DA

Page 17: Skenario 2 Tutor 10-2009

DD: Hipersomnia & Parasomnia

BDZMelatonin

BIPOLAR•Manik+depresi•Hipomanik +

depresi

UNIPOLAR•Depresi

LithiumAntikonvulsa

n

SSRIImipramine

DD: Bulimia

SSRITerapi nutrisi

TERAPI PSIKIS

Page 18: Skenario 2 Tutor 10-2009

Bella yulia rachmawati09020121

Page 19: Skenario 2 Tutor 10-2009

Kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun.

Page 20: Skenario 2 Tutor 10-2009

Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.

Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.

Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.

Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.

Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.

Page 21: Skenario 2 Tutor 10-2009

AwalNon rapid eyes movement (non-rem)Rapid Eyes Movement (rem)Dream Sleep

Page 22: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 23: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 24: Skenario 2 Tutor 10-2009

Faktor fisik seperti karena sedang sakit Faktor lingkungan Faktor gaya hidup tidak sehat seperti

akibat rokok, minuman keras, obat kuat, dsb.

Faktor psikologis yaitu seperti stres yang terus-menerus.

Faktor prikiatris akibat rasa depresi yang dialami seseorang.

Page 25: Skenario 2 Tutor 10-2009

Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan

Page 26: Skenario 2 Tutor 10-2009

Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap: - pola tidur penderita - pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang - tingkatan stres psikis - riwayat medis - aktivitas fisik.

Page 29: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 30: Skenario 2 Tutor 10-2009

Hipersomnia adalah bertambahnya waktu tidur sampai 25% dari pola tidur yang biasa.

Page 31: Skenario 2 Tutor 10-2009

Hipersomnia merupakan gejala yang seringkali menunjukkan kemungkinan adanya penyakit yang serius. Hipersomnia temporer (sementara) bisa terjadi pada seseorang yang sehat, selama beberapa malam atau hari setelah mengalami kurang tidur atau kelelahan fisik yang luar biasa.

Page 32: Skenario 2 Tutor 10-2009

Hipersomnia yang berlangsung lebih dari beberapa hari bisa merupakan gejala dari: - Kelainan psikis (misalnya kecemasan atau depresi yang berat) - Pemakaian obat tidur yang berlebihan - Kekurangan oksigen dan penimbunan karbondioksida di dalam tubuh sebagai akibat dari tidur apneu - Kelainan otak.

Page 33: Skenario 2 Tutor 10-2009

Penderita merasa sangat mengantuk dan sering ingin tidur atau bahkan tertidur bukan pada tempatnya dan bukan pada waktunya tidur.

Page 34: Skenario 2 Tutor 10-2009

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium, karena hipersomnia bisa disebabkan oleh penyakit tertentu.

Hipersomnia yang baru saja timbul dan penyebabnya sulit dijelaskan, mungkin merupakan akibat dari kelainan psikis (misalnya depresi) atau kelainan neurologis (misalnya ensefalitis, meningitis atau tumor di dalam tengkorak). Pemeriksaan psikis ditujukan untuk depresi, gangguan ingatan atau tanda-tanda kelainan neurologis. Pemeriksaan CT scan atau MRI dilakukan pada penderita dengan tanda-tanda kelainan neurologis.

Page 35: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 36: Skenario 2 Tutor 10-2009

Parasomnia adalah kategori gangguan tidur yang melibatkan gerakan abnormal dan tidak wajar, perilaku, emosi, persepsi, dan mimpi yang terjadi ketika tidur.

Fenomena yang tidak umum dan tidak diinginkan yg tampak secara tiba2 selama tidur atau yang terjadi pada ambang antara terjaga dan tidur

Page 39: Skenario 2 Tutor 10-2009

Membantingkan kepala yang berhubungan dg tidur adalah suatu istilah untuk perilaku tidur yg terutama terdiri dari menggoyangkan kepala yg ritmik kedepan dan ke belakang, kadang2 menggoyangkan seluruh tubuh, tjd tepat sebelum atau selama tidur.

Pengobatan terdiri dari tindakan untuk mencagah cidera

Page 40: Skenario 2 Tutor 10-2009

Tidur berjalan jg dikenal sbg somnambulisme, teridiri dr urutan perilaku komples yg dimulai dlm sepertiga bagian pertama malam hari selama tidur non-REM (stadium 3 & 4)

Sleepwalking memiliki prevalensi 1-17% pada anak, dengan kejadian paling sering sekitar usia 11-12. Sekitar 4% dari pengalaman orang dewasa berjalan sambil tidur

Page 41: Skenario 2 Tutor 10-2009

Kelainan neurologis minor kemungkinan mendasari gangguan ini.

Pengobatan terdiri dari tindakan untuk mencegah cidera dan obat yg menekan tidurstadium 3 &4

Page 43: Skenario 2 Tutor 10-2009

Teror malam munkin mencerminkan suatu kelainan neurologis minor, kemungkinan dlm struktur lobus temporalis atau struktur dasar, karena jika teror malam mulai pd masa remaja & dewasa muda, keadaan tsb mjd gejala utama epilepsi lobus temporalis

Page 44: Skenario 2 Tutor 10-2009

Terapi spesifik untuk gangguan teror malam jarang diperlukan. Terapi individual/keluarga kadang2 berguna.

Diazepam (Valium) dalam dosis kecil sebelum tidur memperbaiki kondisi & kadang2 menghilangkan sama sekali serangan.

Page 45: Skenario 2 Tutor 10-2009

Bruxism adalah menggesakkan gigi terjadi di sepanjang malam, paling jelas pd tidur stadium 2.

Hal ini dapat menyebabkan gangguan tidur bagi penderita dan pasangan tempat tidur, memakai dan patah gigi, dan nyeri rahang.

Pengobatan terdiri dari plat gigit dental (dental bite plate) dan prosedur ortodontik korektif

Page 46: Skenario 2 Tutor 10-2009

Tidur berbicara adlh sering ditemukan pada anak2 dan orang dewasa.

Episode tidur bebicara kadang-kadang menyertai teror malam dan tidur berjalan.

Tidak memerlukan pengobatan

Page 47: Skenario 2 Tutor 10-2009

REM gangguan perilaku REM Sleep Disorder Perilaku REM

adalah tidur yang paling umum parasomnia di mana otot uteri tidak ada. Hal ini memungkinkan individu untuk bertindak keluar mimpi mereka dan dapat mengakibatkan diulang cedera - memar , lecet , dan patah tulang -untuk diri sendiri atau orang lain.

Page 48: Skenario 2 Tutor 10-2009

Cedera yg serius pd pasien atau teman tidurnya adalah suatu resiko utama .

Gangguan perilaku tidur REM diobati dg clonazepam (Klonopin), 0,5-2,0 mh/hr. Carbamazepin 100 mg tiga kali sehari jg efektif dlm mengendalikan gangguan.

Page 49: Skenario 2 Tutor 10-2009

predileksi jenis kelamin Pria Usia rata-rata 50-65 tahun (kisaran

20-80 tahun) Fokalisasi, berteriak, bersumpah

yang mungkin terkait dengan mimpi Aktivitas motorik, sederhana atau

kompleks, yang dapat mengakibatkan cedera pada pasien

Mungkin berhubungan dengan penyakit neurodegenerative

Page 50: Skenario 2 Tutor 10-2009

ketidakmampuan yg tiba2 untuk melakukan gerakan volunter tepat pada onset tidur atau saat terjaga di malam hari atau di pagi hari.

Page 51: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 52: Skenario 2 Tutor 10-2009

Biologi SosialPsikologi

Page 53: Skenario 2 Tutor 10-2009

• Wanita• Remaja/pubertas• Tinggal di negara industri• Riwayat keluarga obesitas / adiksi• Obesitas masa kanak• Rendah diri• Tuntutan pekerjaan (artis, guru senam,

penari, dll)• Diabetes• Gangguan kepribadian neurotik

Page 54: Skenario 2 Tutor 10-2009

Keinginan kuat untuk menyenangkan orang lain

Rendah diriMalu, menyendiriMendewakan kesempurnaanPenurunan BB = disiplin & self-

control

Page 55: Skenario 2 Tutor 10-2009

A. Menolak mempertahankan berat badan pada atau di atas berat badan normal minimal menurut usia dan tinggi badan.

B. Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walaupun sesungguhnya memiliki berat badan kurang.

Page 56: Skenario 2 Tutor 10-2009

C. Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri; berat badan atau bentuk badan yang tidak pantas atas dasar pemeriksaan sendiri, atau menyangkal keseriusan berat badannya yang rendah.

D. Pada wanita paska menarki, amenore, yaitu, tidak ada sekurangnya 3 siklus menstruasi berturut-turut.

Page 57: Skenario 2 Tutor 10-2009

Tipe Membatasi : selama episode anoreksia nervosa sekarang, pasien tidak secara teratur terlibat dalam perilaku pesta makan dan mencahar.

Tipe Pesta Makan/Pencahar : selama periode anoreksia nervosa sekarang, pasien secara teratur terlibat dalam perilaku pesta makan atau mencahar.

Page 58: Skenario 2 Tutor 10-2009

• Berhubungan dengan penurunan berat badan:– Kakheksia – Jantung– Pencernaan – Reproduktif – Dermatologis – Hematologis– Neuropsikiatrik– Rangka

Page 59: Skenario 2 Tutor 10-2009

Berhubungan dengan mencahar : Metabolisme Pencernaan Gigi Neurospikiatrik

Page 60: Skenario 2 Tutor 10-2009

Perawatan di rumah sakitPsikoterapiTerapi farmakologis

Cyproheptadine (Periactin) Amitriptyline (Elavil)

Page 61: Skenario 2 Tutor 10-2009

Tergantung pada perjalanan penyakit anoreksia nervosa, pada umumnya prognosis adalah tidak baik.

Page 62: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 63: Skenario 2 Tutor 10-2009

Bulimia Nervosa adalah suatu kelainan yang ditandai dengan: - episode berulang dari binge (makan dalam jumlah yang banyak), yang diikuti dengan memuntahkannya (baik dirangsang oleh penderita sendiri maupun dengan obat pencahar, diuretik - diet yang sangat ketat - olah raga yang berlebihan untuk mengatasi efek dari binge.

Page 64: Skenario 2 Tutor 10-2009

Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi faktor-faktor yang diduga berperan dalam terjadinya bulimia nervosa adalah: - masalah keluarga - perilaku maladaptif - pertentangan identitas diri - budaya yang terlalu menitikberatkan kepada penampilan fisik.

Page 65: Skenario 2 Tutor 10-2009

Binge merupakan suatu keadaan dimana ketika kehilangan kendali, penderita mengkonsumsi sejumlah besar makanan dengan cepat. Stres emosional seringkali memicu terjadinya binge, yang biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Bulimia mencerminkan kekhawatiran akan kegemukan (obesitas) dan beberapa penderitanya mengalami obesitas, tetapi berat badan mereka cenderung turun-naik di sekitar berat badan normal.

Page 66: Skenario 2 Tutor 10-2009

Perangsangan muntah (dengan memasukkan tangan/benda ke dalam tenggorokan) bisa menyebabkan: - pengikisan email gigi - pembengkakan kelenjar ludah di pipi (kelenjar parotis) - peradangan kerongkongan.

- Terganggunya proses pencernaan - Ketidakseimbangan cairan tubuh akibat

stimulus zat diuretic secara berlebih.

Muntah dan pemakaian pencahar bisa menyebabkan berkurangnya kadar kalium dalam darah, sehingga terjadi gangguan irama jantung.

Page 67: Skenario 2 Tutor 10-2009

Melakukan binge dan muntah minimal 2 kali/minggu.

Serta: - sangat khawatir akan penambahan berat badan dan berat badanya turun-naik dalam kisaran yang luas - pemakaian obat pencahar secara berlebihan - pembengkakan kelenjar ludah di pipi - jaringan parut di buku jari tangan yang digunakan untuk merangsang muntah - pengikisan email gigi karena asam lambung

- kadar kalium yang rendah dalam darah.

Page 68: Skenario 2 Tutor 10-2009

Terdapat 2 pendekatan yang dilakukan untuk mengobati bulimia:

Terapi psikis (psikoterapi) Obat-obatan.

Obat anti-depresi seringkali bisa membantu mengendalikan bulimia, meskipun penderita tidak tampak depresi. Tetapi bulimia akan kambuh kembali jika pemakaian obat dihentikan.

Page 69: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 70: Skenario 2 Tutor 10-2009

Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya.

Page 71: Skenario 2 Tutor 10-2009

Laki-laki : anita = 2 : 1 perbedaan hormon, efek kelahiran, perbedaan stressor psikososial, model perilaku.

Usia 20-50, depresi berat meningkat pd usia <20

Sering pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat (jomblo, bercerai, putus/berpisah)

Page 72: Skenario 2 Tutor 10-2009

1. Faktor Biologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin ↓ (5-HT2A)

2.  Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial

3.  Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup , kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya

Page 73: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 74: Skenario 2 Tutor 10-2009

1. Episode Depresif Ringan( 1 ) Sekurang-kurangnya dua gejala depresif yang khas

(gejala A) :▪ Perasaan depresif▪ Kehilangan minat dan kesenangan▪ Mudah menjadi lelah

( 2 ) Sekurang-kurangnya dua dari gejala B :▪ Konsentrasi dan perhatian berkurang▪ Harga diri dan kepercayaan diri berkurang▪ Rasa bersalah dan tak berguna▪ Masa depan suram dan pesimis▪ Gagasan atau perbuatan membahayakan diri▪ Tidur terganggu▪ Nafsu makan berkurang

(3) Telah berlangsung paling sedikit dua minggu(4) Masih dapat meneruskan pekerjaan dan kegiatan sosial.

Page 75: Skenario 2 Tutor 10-2009

2. Episode Depresif Sedang(1) Paling sedikit dua dari gejala A(2) Paling sedikit tiga dari gejala B(3) Paling sedikit dua minggu(4) Mengalami kesulitan dalam pekerjaan

dan kegiatan sosial

Page 76: Skenario 2 Tutor 10-2009

3. Episode Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik(1) Tiga dari gejala A(2) Paling sedikit empat dari gejala B dan intensitas berat.(3) Paling sedikit telah berlangsung dua

minggu atau gejala amat berat dan onset sangat cepat.(4) Tidak mungkin melakukan pekerjaan dan kegiatan sosial.

Page 77: Skenario 2 Tutor 10-2009

4. Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik▪ Gejala Sama seperti 3 disertai

dengan waham, halusinasi, atau stupor depresif.

Page 78: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 79: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 80: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 81: Skenario 2 Tutor 10-2009

Penyakit manik-depresif biasanya diawali dengan depresi dan meliputi setidaknya 1 episode mania dalam perjalanan penyakitnya.

Episode depresi berlangsung selama 3-6 bulan.

Pada bentuk penyakit yang paling berat (kelainan bipolar I), depresi diselingi oleh mania yang berat. Pada bentuk yang tidak terlalu berat (kelainan bipolar II), episode depresi yang singkat diselingi dengan hipomania

Page 82: Skenario 2 Tutor 10-2009

Pada saat pertama kali berobat, biasanya pasien datang dalam kondisi gejala depresi.

Episode depresif dari gangguan bipolar memiliki kriteria diagnostik yang sama dengan gangguan depresi mayor episode tunggal.

Page 83: Skenario 2 Tutor 10-2009

Episode mania Periode mood scra abnormal dan persisten meningkat,

ekspansif berlangsung setidaknya 1 minggu Selama gangguan mood, 3 atau lebih gejala berikut ada :▪ Harga diri melambung▪ Berkurangnya kebutuhan tidur▪ Lebih banyak berbicara daripada biasanya▪ Flight of ideas ▪ Perhatian mudah teralih▪ Meningkatnya aktivitas bertujuan baik▪ Keterlibatan yg berlebihan dalam aktivitas

menyenangkan Gejala tidak memenuhi kriteria episode campuran Gangguan mood cukup berat hingga menyebabkan

hendaya nyata fungsi pekerjaan Gejala tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung

suatu zat

Page 84: Skenario 2 Tutor 10-2009

Episode hipomania Periode mood scra abnormal dan persisten meningkat,

ekspansif berlangsung setidaknya 4 hari Selama gangguan mood, 3 atau lebih gejala berikut ada :

Harga diri melambung Berkurangnya kebutuhan tidur Lebih banyak berbicara daripada biasanya Flight of ideas Perhatian mudah teralih Meningkatnya aktivitas bertujuan baik Keterlibatan yg berlebihan dalam aktivitas menyenangkan

Gangguan mood dapat diamati orang lain Episode ini tidak cuup berat untuk menimbulkan hendaya

nyata fungsi pekerjaan Gejala tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung suatu

zat

Page 85: Skenario 2 Tutor 10-2009

Anamnesis Episode manik dan hipomanik sering

kali disangkal atau dilupakan oleh pasien.

Pemeriksaan fisik

Page 86: Skenario 2 Tutor 10-2009

DEPRESI HIPOMANIA MANIA

PENAMPILAN

•sedikit kontak mata•Kurus•Gerak lambat•Suara pelan

•Sangat sibuk dan aktif

•Hioeraktif•Bicara cepat•Bertenaga•Pakaian mencolok

AFEK •Sedih•Tertekan•kosong

•Suasana hati meningkat

•Tampak sangat gembira•Mudah marah

PIKIRAN •Lebih fokus ttg kematian dan bunuh diri

•Pemikiran optimis•Punya sikap positif

•PD berlebihan•Cepat membuat pemikiran/gagasan

PERSEPSI •halusinasi (-) •Khayalan mania

Page 87: Skenario 2 Tutor 10-2009

Tergantung dari fase episodenya (depresi atau mania ) dan derajat keparahan fase tersebut.

Indikasi rawat inap : Berbahaya untuk diri sendiri Berbahaya untuk orang lain Ketidakmampuan total dari fungsi Tidak dapat diarahkan sama sekali Kondisi medis yang harus dimonitor

Page 88: Skenario 2 Tutor 10-2009

Terapi farmakologis Litium Valproat Karbamazepin

Page 89: Skenario 2 Tutor 10-2009

Bunuh diripembunuhan

Page 90: Skenario 2 Tutor 10-2009

Hanya 50 – 60% pasien BP I dapat dikontrol dengan litium terhadap gejalanya. 7% pasien sembuh, 45% mengalami kekambuhan, 40% mengalami gangguan yang menetap

Faktor yang memperburuk prognosis : Riwayat kerja yg buruk Penyalahgunaan alkohol Gambaran psikotik

Page 91: Skenario 2 Tutor 10-2009
Page 92: Skenario 2 Tutor 10-2009

S & S ETIOLOGI TERAPI

GANGGUAN BIPOLAR I(Episode Manic)

mood meningkat atau irritable InsomniaDistractibility: kurang atensiFlight of ideas: ide yang meloncat-loncatGrandios: ide-ide kebesaran diri

•Katekolamin↑•Serotonin↑•Stres sosial•Perubahan irama sirkadian

•MEDISLithium CarbonateCarbamazepineLamotrigine

•PSIKOSOSIALPerbaikan situasional (famili, keuangan,dll)

GANGGUAN BIPOLAR II(Hipomanik

Mood depresiAnhedoniaInsomnia/hipersomniagrandios

•Katekolamin↑•Serotonin↑•Stres sosial•Perubahan irama sirkadian

•MEDISLithium CarbonateCarbamazepineLamotrigine

•PSIKOSOSIALPerbaikan situasional (famili, keuangan,dll)

GANGGUAN MOOD

Page 93: Skenario 2 Tutor 10-2009

S & S ETIOLOGI TERAPI

DEPRESI •Paranoid•Delusi nihilistik•Halusinasi•Gangguan psikomotor•Periode REM ↓•Pesimis terhadap masa depan•Learned-helplessness

Gangguan keseimbangan NE – serotoninPerubahan keseimbangan kolinergik – AchDopamine ↓Gangguan HPA (rilis kortisol ↑↑↑)Menyalahkan lingkungan untuk perubahan mood-nyaSelf-doubt

•Antidepresan•SSRI•ECT•Psikososial terapi•Meminta pasien mendokumentasikan aktivitasnya

Page 94: Skenario 2 Tutor 10-2009

S & S ETIOLOGI TERAPI

INSOMNIA •Perubahan pola tidur•Pemendekan masa laten REM

•Gangguan mood•Pola tidur berubah-ubah•Penuaan•Gangguan medis•Kondisi psikologis•Drug-abused

•BDZ•Melatonin

HIPERSOMNIA •Kebutuhan tidur memanjang•Sleep attack•Mendengkur

•Stimulan SSP•Antidepresan trisiklik

PARASOMNIA •Gerakan selama tidur•Jerking•Gerakan kaki otonom•enuresis

•Gangguan sleep-behavioral REM

•Clonazepam

GANGGUAN TIDUR

Page 95: Skenario 2 Tutor 10-2009

GANGGUAN MAKAN

S & S ETIOLOGI TERAPI

ANOREXIA •Pengurangan intake kalori scr drastis•Over-excercise•Konsumsi laxative berlebih•Gangguan hormonal•Keras kepala & galak

•Gangguan afek (distortion of body image)•Stres psikis

•Terapi dehidrasi•Terapi nutrisi•Pemeriksaan LAB•psikoterapi

BULIMIA •Memakan makanan dalam jumlah banyak dalam waktu singkat•Tidak bisa berhenti makan•Depresi, cemas•Memuntahkan makanan•Puasa dlm waktu lama

•Ketidakseimbangan DA, NE, 5HT•Penerimaan diri yg buruk

•Rehidrasi•Antidepresan•Terapi nutrisi

Page 96: Skenario 2 Tutor 10-2009

Major depressive disorder

Dysthimic disorder

Depressive disorder

At least 3 of 9 symptoms of

dysthimis for at least 2 years?

Symptoms for at least 2 weeks?

Depressive disorder or

dysthimic disorder

Has patient had at least 5 of 9 classic symptoms,

including either mood or loss of interest/pleasure?

Substance-induced mood

disorder

Mood disorder due to a general

medical condition

Does patient have a medical condition that is thought to cause mood disorder or can the mood

disordered be considered substance induced?

Consider bipolar

disorder

History of mania or hypomania?

Patient complains of depression

NO

YES

YES

NO

NO

NO

YES

NO

NO

YES

YES

DIAGNOSIS BANDING DEPRESI