ske d
DESCRIPTION
tutorTRANSCRIPT
Analisis Masalah
1. Tn. Joko, 60 tahun, datang ke polikliknik saraf RSMP karena sering lupa dengan
apa yang baru diucapkan sejak 3 bulan yang lalu.
a. Apa makna Tn. Joko sering lupa dengan apa yang baru diucapkan sejak 3
bulan yang lalu?
b. Bagaimana Hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluan?
c. Apa penyebab seorang sering lupa?
Jawab:
Secara anatomi, disfungsi memori pada MCI (khususnya karena Alzheimer)
berkaitan dengan deteriorasi, disfungsi atau atrofi struktural mikro &/ makro
diantaranya (yang banyak dilaporkan) di lobus temporal medial (regio yang
terkait dengan pembentukan dan konsolidasi memori jangka panjang), area
midbrain (hipokampus dan parahipokampus), lobus parietal (terutama
bagian inferior dan medial), serta frontolimbik termasuk frontal, insular,
amigdala, singulat (dikaitkan dengan agresi dan agitasi) (Mu¨ ller et al.
2005; Sowell & Butterfields 2009; Budson & Solomon 2012; Trzepac et al.
2012; Faraco et al. 2013).
Aspek neuropsikiatri Mild Cognitive Impairment (MCI) ,Kamila adam*,
margarita m. Maramis**
d. Bagaimana mekanisme sering lupa pada kasus ini?
e. Bagaimana neuroanatomi yang berhubungan dengan kasus ini?:
f. Apa macam-macam gangguan memory?
Jawab:
Gangguan yang berkaitan dengan gangguan kognitif:
1. Agnosia
Ketidakmampuan untuk mengenali dan menginterpretasi impresi
sensorik.
2. Anosognosia (pengabaian penyakit)
Ketidakmapuan seseorang untuk mengenali suatu defisit neurologis
yang terjadi pada dirinya.
3. Somatopagnosia ( pengabaian tubuh)
1
Ketidakmampuan seseorang untuk mengenali bagian tubuh sebagai
miliknya sendiri.
4. Agnosia visual
Ketidakmampuan untuk mengenali obyek atau orang.
5. Astereognosis
Ketidakmampuan untuk mengenali obyek melalui sentuhan.
6. Prosopagnosia
Ketidakmampuan untuk mengenali wajah.
7. Apraksia
Ketidakmampuan untuk melakukan tugas spesifik.
8. Simultagnosia
Ketidakmampuan untuk memahami lebih dari satu elemen pemandangan
visual pada suatu waktu atau untuk mengintegrasi bagian tersebut
sebagai suatu kesatuan.
9. Adiadokhokinesia
Ketidakmampuan untuk melakukan gerakan cepat bergantian.
10. Aura
Sensasi peringatan berupa otomatisme, rasa penuh pada perut, pipi
merah, perubahan napas, sensasi kognitif, dan keadaan afektif yang
biasanya dialami sebelum serangan kejang.
Sadock, Benjamin dan Virginia A. Sadock. 2014. Buku Ajar Psikiatri Klinis.
Edisi kedua. Jakarta: EGC
2. Keluarga mengatakan bahwa pasien sering menanyakan kembali apa yang baru
saja ditanyakannya. Aktifitas sehari-hari masih bisa mengerjakan sendiri. Pasien
juga masih mengenali anggota keluarganya.
a. apa makna sering menanyakan kembali apa yang baru saja ditanyakannya?
b. Apa macam-macam gangguan memory?
Jawab:
1. Amnesia
Ketidakmampuan parsial atau total untuk mengingat kejadian masa lalu;
dapat bersifat organic atau emosional.
2
a. Anterograd
Amnesia mengenai kejadian yang terjadi sesudah waktu tertentu.
b. Retrograd
Amnesia mengenai kejadian yang terjadi sebelum waktu tertentu.
2. Paramnesia
Pemalsuan memori akibat distorsi dalam mengingat kembali.
a. Fausse reconnaissance : pengenalan yang salah.
b. Falsifikasi retrospektif : memori menjadi terdistorsi di luar
keinginan (tanpa sadar), dipengaruhi oleh kondisi pengalaman,
kognisi, dan emosi seseorang saat itu.
c. Konfabulasi : pengisian kekosongan memori secara tidak sadar
dengan pengalaman yang dibayangkan atau bukan yang sebenarnya
yang dipercayai oleh seseorang namun hal tersebut tidak sesuai
kenyataan; paling sering disebabkan oleh patologi organik.
d. Déjà vu : ilusi pengenalan visual yaitu suatu situasi yang baru
dikenali secara salah sebagai pengulangan memori yang telah
dialami sebelumnya.
e. Déjà entendu : ilusi pengenalan auditorik.
f. Déjà pense : ilusi bahwa suatu pikiran yang baru dikenali sebagai
pikiran yang sebelumnya telah dialami atau diungkapkan.
g. Jamais vu : perasaan yang salah yaitu seseorang tidak merasa
familiar dengan situasi yang sebelumnya telah ia alami.
h. Memori palsu : pengingatan kembali dan keyakinan oleh seseorang
mengenai suatu kejadian yang sebenarnya tidak terjadi.
3. Hipermnesia
Derajat retensi dan pengingatan kembali memori yang berlebihan.
4. Citra eidetik
Memori visual yang sangat jelas, hampir seperti halusinasi.
5. Memori layar
Memori yang ditoleransi secara sadar untuk menutupi suatu memori
yang menyakitkan.
6. Represi
3
Mekanisme defensi yang ditandai dengan melupakan secara sadar ide
atau impuls yang tidak dapat diterima.
7. Lethologika
Ketidakmampuan sementara untuk mengingat nama atau kata benda
yang benar.
8. Blackout
Amnesia yang dialami oleh alkoholik tentang perilaku selama ia minum-
minum; biasanya mengindikasikan terjadinya kerusakan otak reversible.
Sadock, Benjamin dan Virginia A. Sadock. 2014. Buku Ajar Psikiatri Klinis.
Edisi kedua. Jakarta: EGC
c. Apa makna aktivitas sehari-hari masih bisa dikerjain sendiri?
d. Apa makna pasien masih mengenali keluarganya?
3. Riwayat hipertesi dan DM tidak ada.
b. Apa makna riwayat hipertensi dan DM tidak ada?
4. Pemeriksaan Fisik : GCS : 15, TD: 120/80, N : 80x/menit, T: 36,7 oC
b. Apa interpretasi hasil pemeriksaan fisik?
c. Apa makna hasil pemeriksaan fisik (GCS : 15)?
5. Keadaan Spesifik:
Kepala: konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thorax : simetris, retraksi tidak ada
- jantung : iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal, bising jantung
tidak ada, hr 80x/menit reguler
- Paru : stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal
Ekstremitas : dalam batas normal
b. Apa interpretasi hasil pemeriksaan spesifik?
6. Pemeriksaan Laboratorium : Kolesterol Total : 160mg% LDL : 80mg%
HDL : 40mg% Trigliserida : 110mg%
4
b. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium?
c. Apa tujuan dokter hanya melakukan pemeriksaan laboratorium kolesterol
total, LDL, HDL dan trigliserida?
Jawab:
Salah satu faktor risiko dari MCI adalah hiperkolesterolemia, sehingga
dilakukan pemeriksaan tersebut, untuk mengetahui kolesterol pada Tn. Joko.
Faktor Risiko MCI :
Pertambahan usia, Diabetes, Merokok, Depresi, Hipertensi,
Hiperkolesterolemia, Kurang aktivitas fisik, Kurang rangsangan mental atau
aktivitas sosial.
Rilianto, Beny. 2015. Mild Cognitive Impairment (MCI): Transisi dari
Penuaan Normal Menjadi Alzheimer. CDK-228/ vol. 42 no. 5, th. 2015
RS Pekanbaru Medical Center, Pekanbaru-Riau, Indonesia
7. Hasil Neuropsikiatrik tes: MMSE : 23, MoCA Ina : 24
Rontgen Thorax : kesan CTR<50%, CT Scan kepala : atrofi lobus fronto-
temporal
b. Apa interpretasi dari hasil neuropsikiatrik tes?
c. Apa indikasi dilakukan pemeriksaan MMSE dan MoCA Ina?
d. Bagaimana cara pemeriksan MMSE dan MoCA Ina?
8. Rontgen Thorax : kesan CTR<50%, CT Scan kepala : atrofi lobus fronto-
temporal
b. Apa interpretasi dari hasil rontgen thorax dan CT-Scan kepala?
9. Bila kumpulan gejala ini saling dikaitkan, maka :
a. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini ?
b. Gangguan apa yang mungkin terjadi pada kasus ini?
c. Data tambahan apa lagi yang diperlukan untuk membantu menegakkan kasus
ini?
d. Gangguan apa yang paling mungkin terjadi pada kasus ini?
e. Bagaimana tata laksana secara komprehensif pada kasus ini?
5
Jawab:
Saat ini tidak ada pengobatan untuk MCI; penatalaksanaan ditujukan untuk
memperlambat progesivitas menuju demensia.
Farmakologi
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang disetujui oleh Food and Drug
Administration (FDA). Beberapa uji klinis terkontrol dengan plasebo atas
pengobatan yang biasa digunakan pada Alzheimer (donepezil,galantamine,
rivastigmine) tidak menunjukkan penurunan signifi kan progresivitas MCI.
Donepezil dapat mengurangi perkembangan MCI menjadi Alzheimer pada 2
tahun pertama. Dosis 10 mg Donepezil setiap hari dapat mengurangi risiko
amnestic MCI menjadi Alzheimer selama satu tahun. Akan tetapi, manfaat
itu menghilang dalam waktu tiga tahun. Penelitian juga menunjukkan bahwa
2.000 IU vitamin E setiap hari tidak mengurangi risiko berkembangnya MCI
amnestic menjadi Alzheimer.
Aktivitas Fisik
Bukti studi epidemiologi mendukung bahwa latihan dan aktivitas fisik
dihubungkan dengan rendahnya risiko demensia. Hubungan tersebut
tampaknya terkait tidak hanya dengan jumlah kalori yang dikeluarkan saat
latihan, tetapi juga dengan jumlah kegiatan, yang menunjukkan bahwa ada
sinergi antara latihan dan stimulasi kognitif. Data penelitian telah
menunjukkan hubungan antara adanya faktor risiko kardiovaskuler dengan
MCI dan peningkatan risiko demensia. Suatu studi menunjukkan bahwa
program latihan fisik (150 menit per minggu) selama 6 bulan dapat
meningkatkan fungsi kognitif.
Rilianto, Beny. 2015. Mild Cognitive Impairment (MCI): Transisi dari
Penuaan Normal Menjadi Alzheimer. CDK-228/ vol. 42 no. 5, th. 2015
f. Apa komplikasi pada kasus ini?
g. Apa prognosis pada kasus ini?
9. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ini?
Jawab:
6
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
10. Apa nilai-nilai islam pada kasus ini?
2.6 Hipotesis
Tn. Joko, 60 tahun sering lupa dengan apa yang baru diucapkan,
kemungkinan mengalani MCI (Mild Cognitive Impairment).
2.7 Kerangka Konsep
7
Usia 60 tahun
degeneratif
Gangguan memori
MCI
SERING LUPA