ringkasan bab 11 -balanced scorecard

3
Balanced Scorecard Balanced scorecard diukur dari 4 perspektif berikut : Keuangan (contoh : ROA, ROE, ROI, dll) Pelanggan (contoh: kualitas, segmen pasar) Bisnis internal (contoh : ratio perputaran karyawan, manajemen SDM) Inovasi dan pembelajaran (contoh : design produk baru, model bisnis baru) Dari keempat perspektif tersebut, perusahaan membuat suatu ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan tolak ukur setiap persepektif tersebut. Balanced scorecard menggabungkan dan memelihara keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis dari setiap perspektif sehingga perusahaan mengetahui implementasi strategi yang harus dilakukan oleh setiap fungsi organisasi perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, balanced scorecard juga digunakan oleh manajemen untuk membantu focus perusahaan, memperbaiki komunikasi, menetapkan tujuan, dan memberi feed back atas strategi. Sistem Penilaian Kinerja : Pertimbangan Tambahan Ukuran Hasil dan Pemicu Ukuran hasil biasa disebut juga dengan lagging indicators. Hal ini demikian karena ukuran hasil mengukur kinerja manajemen yang telah terjadi. Sedangkan ukuran pemicu disebut juga dengan leading indicators. Berbeda dengan ukuran hasil, ukuran pemicu mengukur hal- hal yang dapat mempengaruhi kinerja manajemen sehingga berdampak pada hasil kinerja perusahaan. Ukuran pemicu dapat mempengaruhi perilaku dalam organisasi tersebut. Sebagai contoh, manajer memberi motivasi berupa insentif bonus kepada karyawannya apabila target penjualan tercapai. Sehingga karyawan tersebut menjadi lebih termotivasi dan lebih giat bekerja untuk mencapai target perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi hasil laba yang akan diperoleh perusahaan tersebut. Ukuran Keuangan dan Nonkeuangan Dalam pengimplementasian strategi, perusahaan tidak boleh hanya berpatokan pada hasil keuangannya saja tetapi harus juga memperhatikan

Upload: fajar-rahman

Post on 10-Aug-2015

136 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan Bab 11 -Balanced Scorecard

Balanced Scorecard

Balanced scorecard diukur dari 4 perspektif berikut :

Keuangan (contoh : ROA, ROE, ROI, dll) Pelanggan (contoh: kualitas, segmen pasar) Bisnis internal (contoh : ratio perputaran karyawan, manajemen SDM) Inovasi dan pembelajaran (contoh : design produk baru, model bisnis baru)

Dari keempat perspektif tersebut, perusahaan membuat suatu ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan tolak ukur setiap persepektif tersebut. Balanced scorecard menggabungkan dan memelihara keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis dari setiap perspektif sehingga perusahaan mengetahui implementasi strategi yang harus dilakukan oleh setiap fungsi organisasi perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, balanced scorecard juga digunakan oleh manajemen untuk membantu focus perusahaan, memperbaiki komunikasi, menetapkan tujuan, dan memberi feed back atas strategi.

Sistem Penilaian Kinerja : Pertimbangan Tambahan

Ukuran Hasil dan Pemicu

Ukuran hasil biasa disebut juga dengan lagging indicators. Hal ini demikian karena ukuran hasil mengukur kinerja manajemen yang telah terjadi. Sedangkan ukuran pemicu disebut juga dengan leading indicators. Berbeda dengan ukuran hasil, ukuran pemicu mengukur hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja manajemen sehingga berdampak pada hasil kinerja perusahaan. Ukuran pemicu dapat mempengaruhi perilaku dalam organisasi tersebut. Sebagai contoh, manajer memberi motivasi berupa insentif bonus kepada karyawannya apabila target penjualan tercapai. Sehingga karyawan tersebut menjadi lebih termotivasi dan lebih giat bekerja untuk mencapai target perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi hasil laba yang akan diperoleh perusahaan tersebut.

Ukuran Keuangan dan Nonkeuangan

Dalam pengimplementasian strategi, perusahaan tidak boleh hanya berpatokan pada hasil keuangannya saja tetapi harus juga memperhatikan factor nonkeuangannya juga. Hal ini dikarenakan dalam pengevaluasian performa perusahaan, ukuran nonkeuangan merupakan factor kunci keberhasilan apabila perusahaan tersebut ingin survive untuk di masa yang akan datang. Di dalam ukuran nonkeuangan hal yang harus diperhatikan perusahaan adalah berkaitan tentang costumer, internal bisnis proses dan learning. Walaupun sangat sulit untuk mengklasifikasikan ukurannya, ukuran nonkeuangan sangat membantu manajemen dalam pelaksanaan strateginya.

Ukuran Internal dan Eksternal

Selain melakukan pengukuran internal, perusahaan juga harus memperhatikan aspek eksternal perusahaan agar perusahaan dapat beradaptasi dengan kondisi ekonomi yang selalu berubah. Perusahaan dituntut untuk selalu menjaga eksistensinya terhadap perkembangan pasar dan terus melakukan inovasi-inovasi terhadap bisnisnya. Pasarlah yang mejadi dasar pelaksanaan strategi

Page 2: Ringkasan Bab 11 -Balanced Scorecard

perusahaan yang harus dilakukan untuk kedepannya. Apabila perusahaan gagal beradaptasi dengan kondisi pasar, tentu perusahaan tersebut akan kalah bersaing dan dampak buruknya adalah kebangkrutan.

Pengukuran Memicu Perubahan

Dengan adanya ukuran-ukuran kinerja tersebut, manajemen akan mengetahui sampai sejauh mana kemampuan perusahaan tersebut mengimplementasikan strateginya. Perusahaan juga dapat melakukan evaluasi kinerja sehingga manajemen dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan strateginya dan memperkuat keunggulannya dalam persaingan. Dengan ukuran-ukuran ini, semua karyawan dapat mengetahui dengan jelas bagaimana tindakan mereka mempengaruhi strategi perusahaan.

Faktor Kunci Keberhasilan

Variabel Kunci yang Berfokus pada Pelanggan

Pemesanan. Pesanan merupakan indicator yang lebih baik jika dibandingkan pendapatan penjualan itu sendiri. Hal ini dikarenakan pesanan penjualan merupakan variable yang tidak menentu terkait dengan kondisi pasar/ekonomi. Tentu hal ini juga dipengaruhi oleh selera konsumen terhadap produk/jasa yang dihasilkan perusahaan.

Pesanan tertunda. Pesanan tertunda menandakan adanya ketidakpuasan konsumen terhadap mutu produk/jasa yang dihasilkan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan ketidakseimbangan antara penjualan dan produksi.

Pangsa pasar. Berkembang atau tidaknya perusahaan dapat dilihat dari cakupannya merebut pangsa pasar. Variable ini dapat menandakan bahwa seberapa banyak konsumen yang ingin menggunakan produk/jasa perusahaan.

Pesanan dari pelanggan kunci. Perusahaan yang memiliki pelanggan-pelanggan yang penting merupakan suatu kesuksesan bagi manajemen membangun hubungan dan relasi dengan pelanggannya sehingga berdampak positif dalam pelaksanaan strategi jangka panjang perusahaan teersebut.

Kepuasan pelanggan. Manajemen dapat mengetahui kepuasan pelanggannya dari banyaknya complain terhadap produk/jasa yang dijual. Perusahaan harus dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggannya melalui pelayanannya, standar mutu produk/jasa yang ditawarkan, serta menjalin komunikasi dengan pelanggannya sehingga mereka menjadi loyal terhadap perusahaan.

Retensi pelanggan. Hal ini dapat diukur dengan lamanya hubungan dengan pelanggan Loyalitas pelanggan. Pelanggan memiliki arti konsumen istimewa. Perusahaan sebaiknya

harus mampu untuk mempertahankan pelanggannya daripada mencari konsumen baru. Hal ini berkaitan dengan loyalitas konsumen terhadap perusahaan yang berdampak pada kinerja jangka panjang perusahaan. Loyalitas pelanggan dapat diukur dari intensitas pembelian berulang, referensi pelanggan dan persentase penjualan dari total kebutuhan pelanggan tersebut