the balanced scorecard
DESCRIPTION
materiTRANSCRIPT
AKUNTANSI MANAJEMEN
THE BALANCED SCORECARD
NAMA KELOMPOK :
1. I WAYAN KRISNA PUTRA (11062050
2. I MADE DWI KRESNA RATHA (1106305082)
3. I G A N BAYU DARMA PUTRA (1106305093)
4. I GST NGURAH PUTRA HANGGA P (1106305119)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS UDAYANA
A. Balanced Scorecard
Balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem
akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi (Hansen dan Mowen 2009). Balanced
Scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran.
Tujuan dan ukuran operasional tersebut kemudian dinyatakan dalam empat perspektif yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
Berikut penjelasan lebih jelas mengenai empat perspektif tersebut :
1. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan jangka
panjang. Perspektif keuangan mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga perspektif
lainnya. Jadi,tujuan dan ukuran perspektif lain harus dihubungkan dengan tujuan keuangan.
Perspektif keuangan memiliki tiga tema strategis: pertumbuhan pendapatn, penurunan biaya, dan
pemanfaatan asset.Ketiga tema strategis ini merupakan elemen penting bagi pengembangan
tujuan dan ukuran operasional spesifik.
Pertumbuhan Pendapatan
Beberapa kemungkinan tujuan berhubungan dengan pertumbuhan pendapatan.
Kemungkinan – kemungkinan ini diantaranya: meningkatkan jumlah produk baru, menciptakan
aplikasi baru bagi produk yang sudah ada, mengembangkan pelanggan dan pasar yang baru, serta
pengadopsian strategi penentuan harga baru.
Penurunan Biaya
Penurunan biaya per unit produk,per pelanggan , atau per jalur distribusi adalah contoh
tujuan penurunan biaya. Ukuran yang tepat sudah jelas : biaya per unit dari objek biaya tertentu.
Tren dalam ukuran ini akan menyatakan apakah biaya telah berkurang atau tidak.Untuk tujuan
ini, keakuratan pembebanan biaya berperan penting.
Penggunaan Aset
Perbaikan pemanfaatan asset adalah tujuan utama. Ukuran keuangan seperti laba atas
investasi dan nilai tambah ekonomi yang digunakan.
Perspektif keuangan juga mengevaluasi kemampuan profitabilitas startegi yang
diterapkan. Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang baik merupakan fokus dari tujuan-tujuan
yang ada dalam tiga perspektif lainnya. Sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan pada
masing-masing tahap dalam siklus bisnis yang oleh Kaplan dan Norton dibedakan menjadi tiga
tahap:
a) Growth (Berkembang)
Berkembang merupakan tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan bisnis. Pada
tahap ini suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang sama sekali atau paling tidak
memiliki potensi untuk berkembang. Untuk menciptakan potensi ini, kemungkinan seorang
manajer harus terikat komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun
dan mengembangkan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan
sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta
mengasuh dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Perusahaan dalam tahap
pertumbuhan mungkin secara aktual beroperasi dengan cash flow negatif dan tingkat
pengembalian atas modal yang rendah. Investasi yang ditanam untuk kepentingan masa depan
sangat memungkinkan memakai biaya yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana yang
mampu dihasilkan dari basis operasi yang ada sekarang, dengan produk dan jasa dan konsumen
yang masih terbatas. Sasaran keuangan untuk growth stage menekankan pada pertumbuhan
penjualan di dalam pasar baru dari konsumen baru dan atau dari produk dan jasa baru.
b) Sustain Stage (Bertahan)
Bertahan merupakan tahap kedua yaitu suatu tahap dimana perusahaan masih melakukan
investasi dan reinbestasi dengan mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik, Dalam
tahap ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada dan mengembankannya
apabila mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan
kemacetan, mengembangkan kapasitas dan meningkatkan perbaikan operasional secara
konsisten. Pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpu pada strategi-stratei jangka panjang.
Sasaran keuangan tahap ini lebih diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi
yang dilakukan.
c) Harvest (Panen)
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap dimana perusahaan
melakukan panen (harvest) terhadap investasi mereka. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi
lebih jauh kecuali hanya untuk memelihara dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan
eksppansi atau membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah
memaksimumkan arus kas yang masuk ke perusahaan. Sasaran keuangan untuk harvest adalah
cash flow maksimum yang mampu dikembalikan dari investasi dimasa lalu.
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan adalah sumber komponen pendapatan dari tujuan keuangan.
Perspektif ini mendefinisikan dan memilih pelanggan dan segmen pasar di mana perusahaan
memutuskan untuk bersaing.
Tujuan dan Ukuran Utama. Ada lima tujuan utama : peningkatan pangsa pasar,
peningkatan retensi pelanggan, peningkatan pelanggan baru, peningkatan kepuasan
pelanggan, dan peningkatan profitabilitas pelanggan.
Nilai pelanggan. Selain ukuran dan tujuan utama, ukuran-ukuran juga diperlukan untuk
menggerakan penciptaan nilai pelanggan guna menggerakkan hasil utama. Nilai
pelanggan adalah perbedaan antara realisasi dan pengorbanan, di mana realisasi adalah
apa yang pelanggan terima dan pengorbanan adalah apa yang diserahkan.Realisasi
meliputi hal-hal seperti fungsi produk (fitur), kualitas produk, keandalan pengiriman,
waktu respons pengiriman, citra dan reputasi. Pengorbanan meliputi harga produk, waktu
untuk mempelajari penggunaan produk, biaya operasional, biaya pemeliharaan, dan biaya
pembuangan.
Keandalan pengiriman berarti output dikirim tepat waktu. Pengiriman tepat waktu
adalah ukuran keandalan operasional digunakan secara umum. Untuk mengukur
pengiriman tepat waktu, perusahaan membuat tanggal pengiriman, kemudian menemukan
kinerja pengiriman tepat waktu dengan membagi pesanan pengiriman tepat waktu dengan
jumlah total pesanan yang dikirim.
Selain itu perspektif ini mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar yang
ditargetkan serta ukuran keberhasilan perusahaan dalam segmen tersebut. Biasanya perspektif ini
mengacu pada dua kelompok inti dan penunjang :
a) Kelompok Inti
Pangsa pasar: mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai
oleh perusahaan.
Tingkat perolehan para pelanggan baru: mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil
menarik pelanggan-pelanggan baru.
Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama: mengukur seberapa banyak
perusahaan berhasil mempertahankan pelanggan-pelanggan lama.
b) Kelompok Penunjang
Atribut-atribut produk (fungsi, harga dan mutu) adalah dalah tingkat harga eceran relatif,
tingkat daya guna produk, tingkat pengembalian produk oleh pelanggan sebagai akibat
ketidak sempurnaan proses produksi, mutu peralatan dan fasilitas produksi yang
digunakan, kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi.
Hubungan dengan pelanggan adalah Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini, tingkat
fleksibilitas perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya,
penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan oleh pramuniaga serta penampilan
fisik fasilitas penjualan.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pelanggan dan keuangan. Perspektif ini berfokus pada operasi internal yang menciptakan nilai
bagi pelanggan yang pada gilirannya akan mempengaruhi perspektif keuangan akibat
meningkatnya nilai pemegang saham. Untuk memberikan kerangka kerja yang diperlukan
perspektif ini memerlukan rantai nilai proses, di mana rantai nilai proses terdiri atas tiga proses :
proses inovasi,proses operasional, proses pascapenjualan.
Proses Inovasi. Inovasi yang dilakukan dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian
riset dan pengembangan. Dalam tahap inovasi ini tolok ukur yang digunakan adalah
besarnya produk-produk baru, lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan suatu
produk secara relatif jika dibandingkan perusahaan pesaing, besarnya biaya, banyaknya
produk baru yang berhasil dikembangkan.
Proses Operasional. Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk
memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Tolok ukur yang digunakan antara lain Manufacturing Cycle Effectiveness
(MCE), tingkat kerusakan produk pra penjualan, banyaknya bahan baku terbuang
percuma, frekuensi pengerjaan ulang produk sebagai akibat terjadinya kerusakan,
banyaknya permintaan para pelanggan yang tidak dapat dipenuhi, penyimpangan biaya
produksi aktual terhadap biaya anggaran produksi serta tingkat efisiensi per kegiatan
produksi.
Proses Pelayanan Pascapenjualan. Peningkatan kualitas, peningkatan efisiensi, dan
penurunan waktubpemrosesan juga merupakan tujuan yang dibutuhkan pada proses
pelayanan pascapenjualan. Efisiensi dapat diukur berdasarkan tren biaya dan ukuran
produktivitas. Waktu pemrosesan dapat diukur dengan waktu siklus, di mana titik awal
siklus didefinisikan sebagai penerimaan permintaan pelanggan dan titik akhir adalah
ketika masalah pelanggan diselesaikan
4. Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbahan adalah sumber kemampuan yang
memungkinkan penyelesaian atau pencapaian tujuan tiga perspektif lainnya. Perspektif ini
memiliki tiga tujuan utama : peningkatan kemampuan pegawai, peningkatan motivasi,
pemberdayaan dan pelibatan karyawan ; serta peningkatan kemampuan sistem informasi.
Kemampuan Karyawan
Hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan perusahaan perlu melakukan survei secara
reguler. Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan
keputusan, pengakuan, akses untuk memperoleh informasi, dorongan untuk melakukan
kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan. Produktivitas kerja merupakan hasil
dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral, inovasi, perbaikan proses internal dan
tingkat kepuasan konsumen. Di dalam menilai produktivitas kerja setiap karyawan
dibutuhkan pemantauan secara terus menerus.
Kemampuan Sistem Informasi
Peningkatan kemampuan sistem informasi berarti memberikan informasi yang lebih akurat
dan tepat waktu pada karyawan sehingga mereka dapat memperbaiki proses dan
melaksanakan proses baru secara efektif. Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi
yang mudah dipahami dan mudah dijalankan. Tolok ukur yang sering digunakan adalah
bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan, tepat dan tidak memerlukan waktu
lama untuk mendapat informasi tersebut.
Motivasi,Pemberdayaan, dan Pelibatan Karyawan
Karyawan seharusnya tidak hanya memiliki keterampilan yang diperlukan,tetapi juga
memiliki kebebasan, motivasi, dan inisiatif untuk menggunakan keahlian tersebut secara
efektif. Jumalh saran per karyawan dan jumalh saran yang dilaksanakan per karyawan
adalah kemungkinan ukuran motivasi dan pemberdayaan. Saran per karyawan memberikan
ukuran tingkat keterlibatan karyawan, sedangkan saran per karyawan yang
diimplementasikan menandakan kualitas partisipasi karyawan.
Keunggulan Balanced Scorecard Dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional
yang hanya mengukur kinerja berdasarkan perspektif keuangan, maka balanced scorecard
memiliki beberapa keunggulan (Barbara Gunawan, 2000):
1) Komprehensif, Balanced scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak hanya aspek
kuantitatif saja, tetapi juga aspek kealitatif. Aspek finansial dilengkapi dengan aspek
customer, inovasi dan market development merupakan fokus pengukuran integral.
Keempat perspektif menyediakan keseimbangan antara pengukuran eksternal seperti laba
pada ukuran internal seperti pengembangan produk baru. Keseimbangan ini menunjukkan
trade off yang dilakukan oleh manajer terhadap ukuran-ukuran tersebut untuk mendorong
manajer untuk mencapai tujuan tanpa membuat trade off di antara kunci-kunci sukses
tersebut melalui empat perspektif. Balanced scorecard mampu memandang berbagai
faktor lingkungan secara menyeluruh.
2) Adaptif dan Responsif terhadap Perubahan Lingkungan Bisnis. Pengukuran aspek
keuangan tradisional melaporkan kejadian masa lalu tanpa menunjukkan cara
meningkatkan kinerja di masa depan. Aspek customer, inovasi dan pengembangan,
learning memberikan pedoman terhadap customer yang selalu berubah preferensinya.
3) Fokus terhadap tujuan perusahaan. Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada
setiap perspektif adalah (Barbara Gunawan, 2000
Perspektif Keuangan. Terwujudnya tanggung jawab ekonomi melalui penerapan
pengetahuan manajemen dalam pengolahan bisnis dan peningkatan produktivitas
yang dikuasai personil.
Perspektif Customer. Terwujudnya tanggung jawab sosial sehingga perusahaan
dikenal secara luas sebagai perusahaan yang akrab dengan lingkungan.
Perspektif Proses Bisnis Internal. Terwujudnya pelipat gandaan kinerja seluruh
personil perusahaan melalui implementasi.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Terwujudnya keunggulan jangka penjang
perusahaan lingkungan bisnis global melalui pengembangan dan pemfokusan potensi
sumber daya manusia.
Mengimplementasikan Balance Scorecard demi menyukseskan inplementasi balance
scorecard, diperlukan komitmen dan kepemimpinan dari manajemen puncak. Biasanya tim yang
membentuk balance scorecard melaksanakan wawancara dengan manajer senior, menanyai para
eksekutif tentang pelanggan, pesaing, dan perkembangan teknologi, serta meminta usulan
mengenai tujuan balance scorecard dari sudut pandang keempat prespektif yang ada. Tim ini
kemudian mengadakan rapat untuk membahas respons yang akan diberikan untuk daftar tujuan
yang diprioritaskan.
C. Fitur-Fitur Balanced Scorecard
Balanced scorecard adalah sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem
akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced scorcard menerjemahkan misi dan
strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif, yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur). Perspektif keuangan, menjelaskan konsekuensi
ekonomi tindakan yang diambil dalam tiga perspektif lain. Perspektif pelanggan, mendefinisikan
segmen pasar dan pelanggan di mana unit bisnis akan bersaing. Perspektif proses bisnis
internasional, menjelaskan proses internal yang diperlukan untuk memberikan nilai kepada
pelanggan dan pemilik.
Akhirnya, Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ( infrastruktur ) mendefinisikan
kemampuan yang di perlukan organisasi untuk memperoleh pertumbuhan jangka panjang dan
perbaikan. Perspektif terakhir mengacu pada tiga faktor utama yang memungkinkannya, yaitu
kemampuan pegawai, kemampuan sistem informasi, dan perilaku pegawai
( motivasi,pemberdayaan, dan penyejajaran.Vibiznews - Quality) - Balanced Scorecard pertama
kali diperkenalkan oleh Robert S. Kaplandan David P. Norton sebagai alat ukur kinerja
perusahaan untuk lingkungan bisnis modern. Pada awalnya, Balanced Scorecard diciptakan
untuk mengatasi problem kelemahan pengukuran kinerja manajemen yang terlalu berfokus pada
keuangannya. Selanjutnya Balanced Scorecard mengalami perkembangan dalam
implementasinya di perusahaan. Yaitu tidak hanya sebagai alat pengukuran namun meluas
sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategi dan menjadi inti dari system manajemen
strategis. Kaplan dan Norton (1996) menjelaskan bahwa Balanced Scorecard tetap
mempertahankan ukuran finansial tradisional. Namun, Balanced Scorecard melengkapi
seperangkat ukurant ersebut dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan
ukuran itu diterjemahkan dari visi dan strategi perusahaan yang ditinjau dari empat perspektif
yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Mulyadi
(2001:1) mendefinisikan Balanced Scorecard berdasarkan asal katanya yaitu balanced(seimbang)
dan scorecard (kartu skor).
Pengertian Balanced Scorecard menurut asal katanya adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan
skor yang hendak diwujudkan oleh personal masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak
diwujudkan personal di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil
perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personal yang bersangkutan.
Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personal diukur secara
berimbang dari dua aspek: keuangan dan non keuangan, jangkapendek dan jangka panjang,
intern dan ekstern.Balanced Scorecard ini dipakai sebagai alat analisa untuk memberi informasi
bagi pihak internal perusahaan. Dengan Balanced Scorecard ini data-data keuangan tetap dipakai
tetapi didukung dengan investasi pada pelanggan, pemasok, karyawan, proses, dan teknologi
informasi. Jadi informasi yang diberikan kepada pihak internal perusahaan bukan hanya untuk
jangka pendek melainkan juga untuk jangka panjang perusahaan. Balanced Scorecard ini
memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional. Ini sekaligus
menjawab kebutuhan akan pengukuran kinerja yang baru. Mulyadi (2001) menjelaskan beberapa
keunggulan Balanced Scorecard yaitu komprehensif ,koheren, seimbang dan terukur.
1. Komprehensif berarti bahwa Balanced Scorecard memperluas perspektif yang
sebelumnyahanya terbatas pada keuangan saja. Perluasan itu kearah tiga perspektif yang lain
yaitu:customer, proses bisnis intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan itu
menghasilkan manfaat sebagai berikut:
a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.
b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks
2. Koheren berarti Balanced Scorecard mewajibkan personal untuk membangun hubungan
sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis.
Kekoherenan itu akan memotivasi personal untuk bertanggung jawab dalam mencari
inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan
kinerja keuangan.
3. Seimbang berarti empat perspektif yang ada di dalam Balanced Scorecard mencerminkan
keseimbangan antara pemusatan ke dalam (internal focus) dengan ke luar (external
focus).Keseimbangan antara proses bisnis intern dan pertumbuhan dan pembelajaran sebagai
internal focus dengan kepuasan customer dan kinerja keuangan sebagai external focus
4. Terukur berarti sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional dalam Balanced
Scorecard dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit
diukur adalah customer, proses bisnis intern serta pertumbuhan dan pembelajaran.Mengenai
kesesuaian dengan kondisi lingkungan bisnis saat ini, Balanced Scorecard juga
menampakkan kelebihannya dibandingkan pengukuran kinerja tradisional. John Corrigan
(1996) menjelaskan “ The Balanced Scorecard represents an opportunity for organizations to
develop ameasurement systems that enhances performance within the dynamics of today’s
business environment” .
Ancella Hermawan (1996) menyatakan bahwa dengan Balanced Scorecard suatu unit bisnis
tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran finansial, melainkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam
pengukuran bagaimana suatu unit usaha menciptakan nilai bagi pelanggan yang ada sekarang
dan di masa yang akan datang, bagaimana unit usaha harus meningkatkan kemampuan
internalnya serta berinvestasi pada manusia, system, dan prosedur yang dibutuhkan
untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.Sedangkan pengukuran
kinerja secara tradisional membawa dampak yang ternyata juga akanmembahayakan posisi
kompetitif perusahaan di masa yang akan datang. Pengukuran kinerja hanya didasarkan pada
aspek keuangan semata, karena aspek ini bersifat kuantitatif dan karenanya menjadi mudah
untuk diukur. Pengukuran kinerja tradisional dirasakan terlalu menekankan pada perngukuran
laba murni tanpa melihat bagaimana pelanggan, karyawan,proses bisnis dan pengendalian di
dalam operasi organisasi yang lainnya, walaupun sebenarnya aspek-aspek tersebut juga menjadi
pemicu dalam pelaporan keuangan suatu perusahaan. Namun hanya diletakkan sebagai
pendukung dan bukan pengukur yang utama.
Sementara itu Mulyadi (2001) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja keuangan hanya
mengandalkan informasi yang dihasilkan dari sistem akuntansi yang berjangka pendek
(padaumumnya satu tahun). Hal itu menyebabkan eksekutif lebih berfokus pada kinerja jangka
pendek dan mengabaikan factor-faktor non keuangan untuk mewujudkan kinerja jangka panjang
perusahaan.
Kaplan dan Norton (1996) menjelaskan beberapa kelemahan alat ukur kinerja tradisional,sebagai
berikut:
1) Ukuran finansial tidak cukup untuk mengevaluasi perjalanan perusahaan di dalam
lingkunganyang kompetitif.
2) Ukuran finansial menceritakan hanya sebagian, tidak semua tindakan masa lalu dan
tidak mampu memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai finansial
masa depanyang dilaksanakan saat ini dan masa yang akan datang.
3) Sistem tradisional kurang mendukung investasi jangka panjang dan hanya menekankan
padausaha pengembalian investasi jangka pendek yang tujuannya mempengaruhi harga
saham saatini.
4) Sistem tradisional lebih menyukai bentuk investasi yang mudah diukur dibandingkan
investasipada aktiva tidak berwujud seperti inovasi, kemampuan pekerja, dan kepuasan
pelanggan yanglebih sulit diukur secara kuantitatif.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja tradisional
hanya menekankan sisi keuangan saja, tanpa memperhatikan aspek non keuangan. Hal itu
mengakibatkan keputusan jangka pendeklah yang menjadi perhatian manajemen. Sementara
keputusan-keputusan yang berfungsi untuk dapat bertahan dalam jangka panjang, yaitu
aspek non keuangan terabaikan.(FAD)
Sebuah fitur tambahan dari pendekatan Balanced Scorecard adalah bahwa hal itu
dilaksanakan terus menerus dan secara bersamaan pada berbagai tingkat organisasi. Dimulai
dengan setiap tingkat manajemen perusahaan kita / Anda dapat menentukan apa Misi perusahaan
(s) adalah / berada. Setiap akan menjadi Misi inti dari sistem yang lengkap pada scorecard.
Seperti yang kita semua telah belajar melalui menggunakan penyebaran-lembar berbagai
program, setiap sistem dapat menjadi garis pada lembar kerja atau lembar dalam workbook,
tergantung pada kompleksitas entitas seperti yang Anda lihat itu.
D. Menghubungkan Balanced Scorecard dan Strategi Perusahaan
Tiap-tiap perusahaan harus menentukan konsumen mana yang menjadi target dan proses
bisnis internal mana yang penting untuk menarik dan mempertahankan konsumen mereka.
Perusahaan yang berbeda dengan strategi yang berbeda akan mentargetkan konsumen yang
berbeda dengan macam produk dan jasa yang berbeda. Jika balanced scorecard dengan benar
disusun, ukuran kinerja seharusnya dihubungkan bersama-sama berdasarkan sebab akibat.
Kemudian masing-masing hubungan itu dapat dibaca sebagai suatu hipotesa dalam bentuk “ jika
kita meningkatkan ukuran kinerja ini,maka ukuran kinerja lainnya juga meningkat. Intinya
balanced scorecard membicarakan suatu teori tentang bagaimana perusahaan dapat mencapai
hasil yang diinginkan dengan melakukan tindakan-tindakan konkrit. Salah satu manfaat balanced
scorecard adalah secara berkelanjutan menguji teori yang mendasari strategi manajemen. Jika
strategi tersebut tidak berjalan, maka dapat dibuktikan dengan tidak terjadinya dampak yang
diprediksi.
Balanced scorecard adalah pendekatan pendekatan yang menjanjikan untuk mengelola
organisasi. Balanced scorecard yang disusun dengan baik menyediakan alat untuk member
petunjuk kepada perusahaan dan juga menyediakan umpan balik mengenai efektivitas strategi
perusahaan.
Strategi adalah pengspesifikasian hubungan yang diinginkan oleh manajemen di antara
empat perspektif. Empat perspektif tersebut adalah perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ( infrasruktur ).
Balanced Scorecard menterjemahkan visi dan misi organisasi kedalam ukuran keberhasilan
perusahaan secara komprehensif. Balanced Scorecard menggunakan objektif keuangan sebagai
ukuran keberhasilan dengan tidak melupakan performance drivers keberhasilan keuangan
tersebut. Scorecard mengukur performansi organisasi dengan empat perspektif yaitu : keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal serta learning and growth.
E. Hubungan Strategik Alignment Dengan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard ddalah sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem
akutansi pertanggung jawabanberdasarkan strategi. Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan
strategi organisasi dalamtujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif,yaitu
perspektif keuangan,perspektif pelanggan,perspektif proses bisnis internal,serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.perspektif pelanggan mendefinisikan segmen pasar dan
pelanggan di mana unit bisnis akan bersaing, Perspektif proses bisnis internal menjelaskan
proses internal yang diperlukan untuk memberikan nilai kepada pelanggan dan pemilik.dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mendefinisikan kemampuan yang diperlukan
organisasi untuk memperoleh pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan. Cara pencapaian
strategic alignment melalui balanced scorecard Salah satu dimensi penting dalam konsep
Balanced Scorecard (BSC) yang dikemukakan olehNorton dan Kaplan (1996) adalah alignment
atau kesearahan. BSC merupakan salah satu bentuk metode manajemen strategi penting yang
saat ini telah diterima secara luas baik oleh kalangan akademisi maupun praktisi bisnis. Peran
BSC sebagai instrumen yang membumikan rencana strategi terbukti efektif di banyak organisasi.
Pengertian mendasar dari alignment adalah bagaimana arah strategi divisi, unit, fungsi, di dalam
organisasi harus dikaitkan satu dengan yang lain, membentuk sebuah mozaik yang
menggambarkan logika berpikir (logicof thinking) yang benar tentang bagaimana arah visi dan
misi organisasi dapat dicapai. Divisi, unit, dan fungsi adalah entitas-entitas di dalam organisasi
yang mewakili kepentingan (interest) yang sangat beragam. Alignment, jika dibangun dengan
baik dan dengan logika yang benar, akan mengatasi perosoalan konflik kepentingan (conflict of
interest) tersebut. Setiap entitas menyadari keberadaannya adalah bagian dari sebuah keberadaan
yang lebih besar, yaitu organisasi atau perusahaan atau korporasi. Setiap entitas menyadari
bahwavisi dan misi korporasi hanya dapat dicapai jika semuanya berjalan pada arah yang sama,
dengan menjalankan tugas dan perannya masing. Bagaikan mengangkat tandu berukuran besar
beramai-ramai. Tanpa membangun alignment, niscaya organisasi bagaikan kertas tipis yang
ringkih,mudah sekali terkoyak-koyak.
Daftar Pustaka
href="http:// mbegedut.blogspot.com/2012/10/contoh-makalah-manajemen-strategi.html"Makalah Manajemen Strategi : Balanced Scorecard Konsep Dan
http:// implementasi-balanced-scorecard.html
Hansen, dan Mowen,2009.Akuntansi Manajerial. 6 Ed.South-Western Chengage
Learning.Salemba Empat