the balanced scorecard

21
AKUNTANSI MANAJEMEN THE BALANCED SCORECARD NAMA KELOMPOK : 1. I WAYAN KRISNA PUTRA (11062050 2. I MADE DWI KRESNA RATHA (1106305082) 3. I G A N BAYU DARMA PUTRA (1106305093) 4. I GST NGURAH PUTRA HANGGA P (1106305119) FAKULTAS EKONOMI

Upload: iga-pt-utami-mayastuti

Post on 26-Oct-2015

153 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi

TRANSCRIPT

Page 1: The Balanced Scorecard

AKUNTANSI MANAJEMEN

THE BALANCED SCORECARD

NAMA KELOMPOK :

1. I WAYAN KRISNA PUTRA (11062050

2. I MADE DWI KRESNA RATHA (1106305082)

3. I G A N BAYU DARMA PUTRA (1106305093)

4. I GST NGURAH PUTRA HANGGA P (1106305119)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS UDAYANA

Page 2: The Balanced Scorecard

A. Balanced Scorecard

Balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem

akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi (Hansen dan Mowen 2009). Balanced

Scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran.

Tujuan dan ukuran operasional tersebut kemudian dinyatakan dalam empat perspektif yaitu

perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan.

Berikut penjelasan lebih jelas mengenai empat perspektif tersebut :

1. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan jangka

panjang. Perspektif keuangan mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga perspektif

lainnya. Jadi,tujuan dan ukuran perspektif lain harus dihubungkan dengan tujuan keuangan.

Perspektif keuangan memiliki tiga tema strategis: pertumbuhan pendapatn, penurunan biaya, dan

pemanfaatan asset.Ketiga tema strategis ini merupakan elemen penting bagi pengembangan

tujuan dan ukuran operasional spesifik.

Pertumbuhan Pendapatan

Beberapa kemungkinan tujuan berhubungan dengan pertumbuhan pendapatan.

Kemungkinan – kemungkinan ini diantaranya: meningkatkan jumlah produk baru, menciptakan

aplikasi baru bagi produk yang sudah ada, mengembangkan pelanggan dan pasar yang baru, serta

pengadopsian strategi penentuan harga baru.

Penurunan Biaya

Penurunan biaya per unit produk,per pelanggan , atau per jalur distribusi adalah contoh

tujuan penurunan biaya. Ukuran yang tepat sudah jelas : biaya per unit dari objek biaya tertentu.

Tren dalam ukuran ini akan menyatakan apakah biaya telah berkurang atau tidak.Untuk tujuan

ini, keakuratan pembebanan biaya berperan penting.

Penggunaan Aset

Perbaikan pemanfaatan asset adalah tujuan utama. Ukuran keuangan seperti laba atas

investasi dan nilai tambah ekonomi yang digunakan.

Perspektif keuangan juga mengevaluasi kemampuan profitabilitas startegi yang

diterapkan. Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang baik merupakan fokus dari tujuan-tujuan

Page 3: The Balanced Scorecard

yang ada dalam tiga perspektif lainnya. Sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan pada

masing-masing tahap dalam siklus bisnis yang oleh Kaplan dan Norton dibedakan menjadi tiga

tahap:

a) Growth (Berkembang)

Berkembang merupakan tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan bisnis. Pada

tahap ini suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang sama sekali atau paling tidak

memiliki potensi untuk berkembang. Untuk menciptakan potensi ini, kemungkinan seorang

manajer harus terikat komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun

dan mengembangkan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan

sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta

mengasuh dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Perusahaan dalam tahap

pertumbuhan mungkin secara aktual beroperasi dengan cash flow negatif dan tingkat

pengembalian atas modal yang rendah. Investasi yang ditanam untuk kepentingan masa depan

sangat memungkinkan memakai biaya yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana yang

mampu dihasilkan dari basis operasi yang ada sekarang, dengan produk dan jasa dan konsumen

yang masih terbatas. Sasaran keuangan untuk growth stage menekankan pada pertumbuhan

penjualan di dalam pasar baru dari konsumen baru dan atau dari produk dan jasa baru.

b) Sustain Stage (Bertahan)

Bertahan merupakan tahap kedua yaitu suatu tahap dimana perusahaan masih melakukan

investasi dan reinbestasi dengan mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik, Dalam

tahap ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada dan mengembankannya

apabila mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan

kemacetan, mengembangkan kapasitas dan meningkatkan perbaikan operasional secara

konsisten. Pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpu pada strategi-stratei jangka panjang.

Sasaran keuangan tahap ini lebih diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi

yang dilakukan.

c) Harvest (Panen)

Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap dimana perusahaan

melakukan panen (harvest) terhadap investasi mereka. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi

lebih jauh kecuali hanya untuk memelihara dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan

eksppansi atau membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah

Page 4: The Balanced Scorecard

memaksimumkan arus kas yang masuk ke perusahaan. Sasaran keuangan untuk harvest adalah

cash flow maksimum yang mampu dikembalikan dari investasi dimasa lalu.

2. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan adalah sumber komponen pendapatan dari tujuan keuangan.

Perspektif ini mendefinisikan dan memilih pelanggan dan segmen pasar di mana perusahaan

memutuskan untuk bersaing.

Tujuan dan Ukuran Utama. Ada lima tujuan utama : peningkatan pangsa pasar,

peningkatan retensi pelanggan, peningkatan pelanggan baru, peningkatan kepuasan

pelanggan, dan peningkatan profitabilitas pelanggan.

Nilai pelanggan. Selain ukuran dan tujuan utama, ukuran-ukuran juga diperlukan untuk

menggerakan penciptaan nilai pelanggan guna menggerakkan hasil utama. Nilai

pelanggan adalah perbedaan antara realisasi dan pengorbanan, di mana realisasi adalah

apa yang pelanggan terima dan pengorbanan adalah apa yang diserahkan.Realisasi

meliputi hal-hal seperti fungsi produk (fitur), kualitas produk, keandalan pengiriman,

waktu respons pengiriman, citra dan reputasi. Pengorbanan meliputi harga produk, waktu

untuk mempelajari penggunaan produk, biaya operasional, biaya pemeliharaan, dan biaya

pembuangan.

Keandalan pengiriman berarti output dikirim tepat waktu. Pengiriman tepat waktu

adalah ukuran keandalan operasional digunakan secara umum. Untuk mengukur

pengiriman tepat waktu, perusahaan membuat tanggal pengiriman, kemudian menemukan

kinerja pengiriman tepat waktu dengan membagi pesanan pengiriman tepat waktu dengan

jumlah total pesanan yang dikirim.

Selain itu perspektif ini mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar yang

ditargetkan serta ukuran keberhasilan perusahaan dalam segmen tersebut. Biasanya perspektif ini

mengacu pada dua kelompok inti dan penunjang :

a) Kelompok Inti

Pangsa pasar: mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai

oleh perusahaan.

Tingkat perolehan para pelanggan baru: mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil

menarik pelanggan-pelanggan baru.

Page 5: The Balanced Scorecard

Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama: mengukur seberapa banyak

perusahaan berhasil mempertahankan pelanggan-pelanggan lama.

b) Kelompok Penunjang

Atribut-atribut produk (fungsi, harga dan mutu) adalah dalah tingkat harga eceran relatif,

tingkat daya guna produk, tingkat pengembalian produk oleh pelanggan sebagai akibat

ketidak sempurnaan proses produksi, mutu peralatan dan fasilitas produksi yang

digunakan, kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi.

Hubungan dengan pelanggan adalah Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini, tingkat

fleksibilitas perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya,

penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan oleh pramuniaga serta penampilan

fisik fasilitas penjualan.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan

pelanggan dan keuangan. Perspektif ini berfokus pada operasi internal yang menciptakan nilai

bagi pelanggan yang pada gilirannya akan mempengaruhi perspektif keuangan akibat

meningkatnya nilai pemegang saham. Untuk memberikan kerangka kerja yang diperlukan

perspektif ini memerlukan rantai nilai proses, di mana rantai nilai proses terdiri atas tiga proses :

proses inovasi,proses operasional, proses pascapenjualan.

Proses Inovasi. Inovasi yang dilakukan dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian

riset dan pengembangan. Dalam tahap inovasi ini tolok ukur yang digunakan adalah

besarnya produk-produk baru, lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan suatu

produk secara relatif jika dibandingkan perusahaan pesaing, besarnya biaya, banyaknya

produk baru yang berhasil dikembangkan.

Proses Operasional. Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk

memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Tolok ukur yang digunakan antara lain Manufacturing Cycle Effectiveness

(MCE), tingkat kerusakan produk pra penjualan, banyaknya bahan baku terbuang

percuma, frekuensi pengerjaan ulang produk sebagai akibat terjadinya kerusakan,

banyaknya permintaan para pelanggan yang tidak dapat dipenuhi, penyimpangan biaya

Page 6: The Balanced Scorecard

produksi aktual terhadap biaya anggaran produksi serta tingkat efisiensi per kegiatan

produksi.

Proses Pelayanan Pascapenjualan. Peningkatan kualitas, peningkatan efisiensi, dan

penurunan waktubpemrosesan juga merupakan tujuan yang dibutuhkan pada proses

pelayanan pascapenjualan. Efisiensi dapat diukur berdasarkan tren biaya dan ukuran

produktivitas. Waktu pemrosesan dapat diukur dengan waktu siklus, di mana titik awal

siklus didefinisikan sebagai penerimaan permintaan pelanggan dan titik akhir adalah

ketika masalah pelanggan diselesaikan

4. Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbahan adalah sumber kemampuan yang

memungkinkan penyelesaian atau pencapaian tujuan tiga perspektif lainnya. Perspektif ini

memiliki tiga tujuan utama : peningkatan kemampuan pegawai, peningkatan motivasi,

pemberdayaan dan pelibatan karyawan ; serta peningkatan kemampuan sistem informasi.

Kemampuan Karyawan

Hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan.

Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan perusahaan perlu melakukan survei secara

reguler. Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan

keputusan, pengakuan, akses untuk memperoleh informasi, dorongan untuk melakukan

kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan. Produktivitas kerja merupakan hasil

dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral, inovasi, perbaikan proses internal dan

tingkat kepuasan konsumen. Di dalam menilai produktivitas kerja setiap karyawan

dibutuhkan pemantauan secara terus menerus.

Kemampuan Sistem Informasi

Peningkatan kemampuan sistem informasi berarti memberikan informasi yang lebih akurat

dan tepat waktu pada karyawan sehingga mereka dapat memperbaiki proses dan

melaksanakan proses baru secara efektif. Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi

yang mudah dipahami dan mudah dijalankan. Tolok ukur yang sering digunakan adalah

bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan, tepat dan tidak memerlukan waktu

lama untuk mendapat informasi tersebut.

Page 7: The Balanced Scorecard

Motivasi,Pemberdayaan, dan Pelibatan Karyawan

Karyawan seharusnya tidak hanya memiliki keterampilan yang diperlukan,tetapi juga

memiliki kebebasan, motivasi, dan inisiatif untuk menggunakan keahlian tersebut secara

efektif. Jumalh saran per karyawan dan jumalh saran yang dilaksanakan per karyawan

adalah kemungkinan ukuran motivasi dan pemberdayaan. Saran per karyawan memberikan

ukuran tingkat keterlibatan karyawan, sedangkan saran per karyawan yang

diimplementasikan menandakan kualitas partisipasi karyawan.

Keunggulan Balanced Scorecard Dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional

yang hanya mengukur kinerja berdasarkan perspektif keuangan, maka balanced scorecard

memiliki beberapa keunggulan (Barbara Gunawan, 2000):

1) Komprehensif, Balanced scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak hanya aspek

kuantitatif saja, tetapi juga aspek kealitatif. Aspek finansial dilengkapi dengan aspek

customer, inovasi dan market development merupakan fokus pengukuran integral.

Keempat perspektif menyediakan keseimbangan antara pengukuran eksternal seperti laba

pada ukuran internal seperti pengembangan produk baru. Keseimbangan ini menunjukkan

trade off yang dilakukan oleh manajer terhadap ukuran-ukuran tersebut untuk mendorong

manajer untuk mencapai tujuan tanpa membuat trade off di antara kunci-kunci sukses

tersebut melalui empat perspektif. Balanced scorecard mampu memandang berbagai

faktor lingkungan secara menyeluruh.

2) Adaptif dan Responsif terhadap Perubahan Lingkungan Bisnis. Pengukuran aspek

keuangan tradisional melaporkan kejadian masa lalu tanpa menunjukkan cara

meningkatkan kinerja di masa depan. Aspek customer, inovasi dan pengembangan,

learning memberikan pedoman terhadap customer yang selalu berubah preferensinya.

3) Fokus terhadap tujuan perusahaan. Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada

setiap perspektif adalah (Barbara Gunawan, 2000

Perspektif Keuangan. Terwujudnya tanggung jawab ekonomi melalui penerapan

pengetahuan manajemen dalam pengolahan bisnis dan peningkatan produktivitas

yang dikuasai personil.

Perspektif Customer. Terwujudnya tanggung jawab sosial sehingga perusahaan

dikenal secara luas sebagai perusahaan yang akrab dengan lingkungan.

Page 8: The Balanced Scorecard

Perspektif Proses Bisnis Internal. Terwujudnya pelipat gandaan kinerja seluruh

personil perusahaan melalui implementasi.

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Terwujudnya keunggulan jangka penjang

perusahaan lingkungan bisnis global melalui pengembangan dan pemfokusan potensi

sumber daya manusia.

Mengimplementasikan Balance Scorecard demi menyukseskan inplementasi balance

scorecard, diperlukan komitmen dan kepemimpinan dari manajemen puncak. Biasanya tim yang

membentuk balance scorecard melaksanakan wawancara dengan manajer senior, menanyai para

eksekutif tentang pelanggan, pesaing, dan perkembangan teknologi, serta meminta usulan

mengenai tujuan balance scorecard dari sudut pandang keempat prespektif yang ada. Tim ini

kemudian mengadakan rapat untuk membahas respons yang akan diberikan untuk daftar tujuan

yang diprioritaskan.

C. Fitur-Fitur Balanced Scorecard

Balanced scorecard adalah sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem

akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced scorcard menerjemahkan misi dan

strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif, yaitu

perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur). Perspektif keuangan, menjelaskan konsekuensi

ekonomi tindakan yang diambil dalam tiga perspektif lain. Perspektif pelanggan, mendefinisikan

segmen pasar dan pelanggan di mana unit bisnis akan bersaing. Perspektif proses bisnis

internasional, menjelaskan proses internal yang diperlukan untuk memberikan nilai kepada

pelanggan dan pemilik.

Akhirnya, Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ( infrastruktur ) mendefinisikan

kemampuan yang di perlukan organisasi untuk memperoleh pertumbuhan jangka panjang dan

perbaikan. Perspektif terakhir mengacu pada tiga faktor utama yang memungkinkannya, yaitu

kemampuan pegawai, kemampuan sistem informasi, dan perilaku pegawai

( motivasi,pemberdayaan, dan penyejajaran.Vibiznews - Quality) - Balanced Scorecard pertama

kali diperkenalkan oleh Robert S. Kaplandan David P. Norton sebagai alat ukur kinerja

perusahaan untuk lingkungan bisnis modern. Pada awalnya, Balanced Scorecard diciptakan

untuk mengatasi problem kelemahan pengukuran kinerja manajemen yang terlalu berfokus pada

Page 9: The Balanced Scorecard

keuangannya. Selanjutnya Balanced Scorecard mengalami perkembangan dalam

implementasinya di perusahaan. Yaitu tidak hanya sebagai alat pengukuran namun meluas

sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategi dan menjadi inti dari system manajemen

strategis. Kaplan dan Norton (1996) menjelaskan bahwa Balanced Scorecard tetap

mempertahankan ukuran finansial tradisional. Namun, Balanced Scorecard melengkapi

seperangkat ukurant ersebut dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan

ukuran itu diterjemahkan dari visi dan strategi perusahaan yang ditinjau dari empat perspektif

yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Mulyadi

(2001:1) mendefinisikan Balanced Scorecard berdasarkan asal katanya yaitu balanced(seimbang)

dan scorecard (kartu skor).

Pengertian Balanced Scorecard menurut asal katanya adalah kartu yang digunakan untuk

mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan

skor yang hendak diwujudkan oleh personal masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak

diwujudkan personal di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil

perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personal yang bersangkutan.

Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personal diukur secara

berimbang dari dua aspek: keuangan dan non keuangan, jangkapendek dan jangka panjang,

intern dan ekstern.Balanced Scorecard ini dipakai sebagai alat analisa untuk memberi informasi

bagi pihak internal perusahaan. Dengan Balanced Scorecard ini data-data keuangan tetap dipakai

tetapi didukung dengan investasi pada pelanggan, pemasok, karyawan, proses, dan teknologi

informasi. Jadi informasi yang diberikan kepada pihak internal perusahaan bukan hanya untuk

jangka pendek melainkan juga untuk jangka panjang perusahaan. Balanced Scorecard ini

memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional. Ini sekaligus

menjawab kebutuhan akan pengukuran kinerja yang baru. Mulyadi (2001) menjelaskan beberapa

keunggulan Balanced Scorecard yaitu komprehensif ,koheren, seimbang dan terukur.

1. Komprehensif berarti bahwa Balanced Scorecard memperluas perspektif yang

sebelumnyahanya terbatas pada keuangan saja. Perluasan itu kearah tiga perspektif yang lain

yaitu:customer, proses bisnis intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan itu

menghasilkan manfaat sebagai berikut:

a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.

b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks

Page 10: The Balanced Scorecard

2. Koheren berarti Balanced Scorecard mewajibkan personal untuk membangun hubungan

sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis.

Kekoherenan itu akan memotivasi personal untuk bertanggung jawab dalam mencari

inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan

kinerja keuangan.

3. Seimbang berarti empat perspektif yang ada di dalam Balanced Scorecard mencerminkan

keseimbangan antara pemusatan ke dalam (internal focus) dengan ke luar (external

focus).Keseimbangan antara proses bisnis intern dan pertumbuhan dan pembelajaran sebagai

internal focus dengan kepuasan customer dan kinerja keuangan sebagai external focus

4. Terukur berarti sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional dalam Balanced

Scorecard dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit

diukur adalah customer, proses bisnis intern serta pertumbuhan dan pembelajaran.Mengenai

kesesuaian dengan kondisi lingkungan bisnis saat ini, Balanced Scorecard juga

menampakkan kelebihannya dibandingkan pengukuran kinerja tradisional. John Corrigan

(1996) menjelaskan “ The Balanced Scorecard represents an opportunity for organizations to

develop ameasurement systems that enhances performance within the dynamics of today’s

business environment” .

Ancella Hermawan (1996) menyatakan bahwa dengan Balanced Scorecard suatu unit bisnis

tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran finansial, melainkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam

pengukuran bagaimana suatu unit usaha menciptakan nilai bagi pelanggan yang ada sekarang

dan di masa yang akan datang, bagaimana unit usaha harus meningkatkan kemampuan

internalnya serta berinvestasi pada manusia, system, dan prosedur yang dibutuhkan

untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.Sedangkan pengukuran

kinerja secara tradisional membawa dampak yang ternyata juga akanmembahayakan posisi

kompetitif perusahaan di masa yang akan datang. Pengukuran kinerja hanya didasarkan pada

aspek keuangan semata, karena aspek ini bersifat kuantitatif dan karenanya menjadi mudah

untuk diukur. Pengukuran kinerja tradisional dirasakan terlalu menekankan pada perngukuran

laba murni tanpa melihat bagaimana pelanggan, karyawan,proses bisnis dan pengendalian di

dalam operasi organisasi yang lainnya, walaupun sebenarnya aspek-aspek tersebut juga menjadi

pemicu dalam pelaporan keuangan suatu perusahaan. Namun hanya diletakkan sebagai

pendukung dan bukan pengukur yang utama.

Page 11: The Balanced Scorecard

Sementara itu Mulyadi (2001) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja keuangan hanya

mengandalkan informasi yang dihasilkan dari sistem akuntansi yang berjangka pendek

(padaumumnya satu tahun). Hal itu menyebabkan eksekutif lebih berfokus pada kinerja jangka

pendek dan mengabaikan factor-faktor non keuangan untuk mewujudkan kinerja jangka panjang

perusahaan.

Kaplan dan Norton (1996) menjelaskan beberapa kelemahan alat ukur kinerja tradisional,sebagai

berikut:

1) Ukuran finansial tidak cukup untuk mengevaluasi perjalanan perusahaan di dalam

lingkunganyang kompetitif.

2) Ukuran finansial menceritakan hanya sebagian, tidak semua tindakan masa lalu dan

tidak mampu memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai finansial

masa depanyang dilaksanakan saat ini dan masa yang akan datang.

3) Sistem tradisional kurang mendukung investasi jangka panjang dan hanya menekankan

padausaha pengembalian investasi jangka pendek yang tujuannya mempengaruhi harga

saham saatini.

4) Sistem tradisional lebih menyukai bentuk investasi yang mudah diukur dibandingkan

investasipada aktiva tidak berwujud seperti inovasi, kemampuan pekerja, dan kepuasan

pelanggan yanglebih sulit diukur secara kuantitatif.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja tradisional

hanya menekankan sisi keuangan saja, tanpa memperhatikan aspek non keuangan. Hal itu

mengakibatkan keputusan jangka pendeklah yang menjadi perhatian manajemen. Sementara

keputusan-keputusan yang berfungsi untuk dapat bertahan dalam jangka panjang, yaitu

aspek non keuangan terabaikan.(FAD)

Sebuah fitur tambahan dari pendekatan Balanced Scorecard adalah bahwa hal itu

dilaksanakan terus menerus dan secara bersamaan pada berbagai tingkat organisasi. Dimulai

dengan setiap tingkat manajemen perusahaan kita / Anda dapat menentukan apa Misi perusahaan

(s) adalah / berada. Setiap akan menjadi Misi inti dari sistem yang lengkap pada scorecard.

Seperti yang kita semua telah belajar melalui menggunakan penyebaran-lembar berbagai

Page 12: The Balanced Scorecard

program, setiap sistem dapat menjadi garis pada lembar kerja atau lembar dalam workbook,

tergantung pada kompleksitas entitas seperti yang Anda lihat itu.

D. Menghubungkan Balanced Scorecard dan Strategi Perusahaan

Tiap-tiap perusahaan harus menentukan konsumen mana yang menjadi target dan proses

bisnis internal mana yang penting untuk menarik dan mempertahankan konsumen mereka.

Perusahaan yang berbeda dengan strategi yang berbeda akan mentargetkan konsumen yang

berbeda dengan macam produk dan jasa yang berbeda. Jika balanced scorecard dengan benar

disusun, ukuran kinerja seharusnya dihubungkan bersama-sama berdasarkan sebab akibat.

Kemudian masing-masing hubungan itu dapat dibaca sebagai suatu hipotesa dalam bentuk “ jika

kita meningkatkan ukuran kinerja ini,maka ukuran kinerja lainnya juga meningkat. Intinya

balanced scorecard membicarakan suatu teori tentang bagaimana perusahaan dapat mencapai

hasil yang diinginkan dengan melakukan tindakan-tindakan konkrit. Salah satu manfaat balanced

scorecard adalah secara berkelanjutan menguji teori yang mendasari strategi manajemen. Jika

strategi tersebut tidak berjalan, maka dapat dibuktikan dengan tidak terjadinya dampak yang

diprediksi.

Balanced scorecard adalah pendekatan pendekatan yang menjanjikan untuk mengelola

organisasi. Balanced scorecard yang disusun dengan baik menyediakan alat untuk member

petunjuk kepada perusahaan dan juga menyediakan umpan balik mengenai efektivitas strategi

perusahaan.

Strategi adalah pengspesifikasian hubungan yang diinginkan oleh manajemen di antara

empat perspektif. Empat perspektif tersebut adalah perspektif keuangan, perspektif pelanggan,

perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ( infrasruktur ).

Balanced Scorecard menterjemahkan visi dan misi organisasi kedalam ukuran keberhasilan

perusahaan secara komprehensif. Balanced Scorecard menggunakan objektif keuangan sebagai

ukuran keberhasilan dengan tidak melupakan performance drivers keberhasilan keuangan

tersebut. Scorecard mengukur performansi organisasi dengan empat perspektif yaitu : keuangan,

pelanggan, proses bisnis internal serta learning and growth.

Page 13: The Balanced Scorecard

E. Hubungan Strategik Alignment Dengan Balanced Scorecard

Balanced Scorecard ddalah sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem

akutansi pertanggung jawabanberdasarkan strategi. Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan

strategi organisasi dalamtujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif,yaitu

perspektif keuangan,perspektif pelanggan,perspektif proses bisnis internal,serta perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan.perspektif pelanggan mendefinisikan segmen pasar dan

pelanggan di mana unit bisnis akan bersaing, Perspektif proses bisnis internal menjelaskan

proses internal yang diperlukan untuk memberikan nilai kepada pelanggan dan pemilik.dan

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mendefinisikan kemampuan yang diperlukan

organisasi untuk memperoleh pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan. Cara pencapaian

strategic alignment melalui balanced scorecard Salah satu dimensi penting dalam konsep

Balanced Scorecard (BSC) yang dikemukakan olehNorton dan Kaplan (1996) adalah alignment

atau kesearahan. BSC merupakan salah satu bentuk metode manajemen strategi penting yang

saat ini telah diterima secara luas baik oleh kalangan akademisi maupun praktisi bisnis. Peran

BSC sebagai instrumen yang membumikan rencana strategi terbukti efektif di banyak organisasi.

Pengertian mendasar dari alignment adalah bagaimana arah strategi divisi, unit, fungsi, di dalam

organisasi harus dikaitkan satu dengan yang lain, membentuk sebuah mozaik yang

menggambarkan logika berpikir (logicof thinking) yang benar tentang bagaimana arah visi dan

misi organisasi dapat dicapai. Divisi, unit, dan fungsi adalah entitas-entitas di dalam organisasi

yang mewakili kepentingan (interest) yang sangat beragam. Alignment, jika dibangun dengan

baik dan dengan logika yang benar, akan mengatasi perosoalan konflik kepentingan (conflict of

interest) tersebut. Setiap entitas menyadari keberadaannya adalah bagian dari sebuah keberadaan

yang lebih besar, yaitu organisasi atau perusahaan atau korporasi. Setiap entitas menyadari

bahwavisi dan misi korporasi hanya dapat dicapai jika semuanya berjalan pada arah yang sama,

dengan menjalankan tugas dan perannya masing. Bagaikan mengangkat tandu berukuran besar

beramai-ramai. Tanpa membangun alignment, niscaya organisasi bagaikan kertas tipis yang

ringkih,mudah sekali terkoyak-koyak.

Page 14: The Balanced Scorecard

Daftar Pustaka

href="http:// mbegedut.blogspot.com/2012/10/contoh-makalah-manajemen-strategi.html"Makalah Manajemen Strategi : Balanced Scorecard Konsep Dan

http:// implementasi-balanced-scorecard.html

Hansen, dan Mowen,2009.Akuntansi Manajerial. 6 Ed.South-Western Chengage

Learning.Salemba Empat