skripsi balanced scorecard

Upload: umiami

Post on 03-Jun-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    1/53

    ANALISISBALANCE SCORECARDSEBAGAI

    ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN(Studi Kasus pada PT Astra Honda Motor)

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat

    untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi

    Universitas Diponegoro

    Disusun oleh :

    SORAYA HANUMA

    NIM. C2C606118

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG

    2010

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    2/53

    PERSETUJUAN SKRIPSI

    Nama Penyusun : Soraya Hanuma

    Nomor Induk Mahasiswa : C2C606118

    Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

    Judul Skripsi : Analisis Balance Scorecard Sebagai Alat

    Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus

    Pada PT Astra Honda Motor)

    Dosen Pembimbing : Endang Kiswara SE., M.Si., Akt.

    Semarang, Desember 2010

    Dosen Pembimbing,

    (Endang Kiswara SE., M.Si., Akt.)

    NIP. 196902141994122001

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    3/53

    PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

    Nama Penyusun : Soraya Hanuma

    Nomor Induk Mahasiswa : C2C606118

    Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

    Judul Skripsi :ANALISIS BALANCE SCORECARD

    SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA

    PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT Astra

    Honda Motor)

    Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 22 Desember 2010

    Tim Penguji :

    1. Endang Kiswara SE., M.Si., Akt. (...................................................)

    2. Herry Laksito SE., M.Adv., Acc., Akt. (...................................................)

    3. Wahyu Meiranto SE., M.Si., Akt. (...................................................)

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    4/53

    PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

    Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Soraya Hanuma, menyatakan

    bahwa skripsi dengan judul: AnalisisBalance Scorecard Sebagai Alat Pengukur

    Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT Astra Honda Motor), adalah hasil

    tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam

    skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil

    dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

    menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui

    seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau

    keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang laintanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

    Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut

    diatas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi

    yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa

    saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil

    pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas

    batal saya terima.

    Semarang, Desember 2010

    Yang membuat pernyataan,

    (Soraya Hanuma)

    NIM: C2C606118

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    5/53

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,

    Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),

    tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),

    Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap

    (QS. Al Insyiroh : 6 8)

    Allah niscaya akan meninggikan derajat kedudukan orang-orang

    yang beriman dan berilmu.(Qs. Al-Mujaadalah, ayat :11)

    Skripsi ini kupersembahkan untuk

    Keluarga tercinta dan teman-teman

    yang selalu memberi doa dan semangat

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    6/53

    ABSTRACT

    In the face of an increasingly complex business environment such as currentlyrequirred method of performance measurement that can assess the companys

    performance accurately and comprehensively. In this case the method can be used is

    the Balance Scorecard. Balance Scorecard is a performance measurement tool that

    combines measures of financial and non financial performance. Balance Scorecard

    measures the performance from four perspective, namely learnig and growth

    perspective, internal business process perspective, customer perspective, and financial

    perspective.

    The research was conducted by using data in 2005-2006 at PT Astra Honda

    Motor to analyze the financial perspective, while for other perspectives analyzedthrough calculation questionnaire. The population in this study is to customers and

    employees of PT Astra Honda Motor, whereas samples taken each is 100 respondents

    for the employees and the 100 respondents to the customer. Questionnaire have been

    tested for validity and reliability. Indicator used in this study consisted of ROI, profit

    margin, operating ratio, customer satisfaction, innovation, and employee satisfaction.

    From the results of the analysis conducted, it is known that the performance of

    PT Astra Honda Motor is pretty good overall. In the financial perspective indicators

    ROI, profit margin, and operating ratio has shown considerable performance. For the

    customer perspective showed a good performance in the presence of customersatisfaction that is quite satisfactory. On the internal business perspective, companies

    can already do agood innovation. And for learning and growth perspective shows the

    level of employee satisfaction that is quite satisfactory. From the studys data can be

    concludeed that by using the Balance Scorecard to provide a more structured and

    comprehensive.

    Keywords: Balanced Scorecard, performance measurement

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    7/53

    ABSTRAK

    Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks seperti saat ini

    dibutuhkan metode pengukuran kinerja yang dapat menilai kinerja perusahaan secara

    akurat dan menyeluruh. Dalam hal ini metode yang dapat digunakan adalahBalance

    Scorecard. Balance Scorecard adalah alat pengukur kinerja yang menggabungkan

    ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Balance Scorecard mengukur kinerja

    dari empat perspektif, yaitu perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif

    proses bisnis internal, perspektif pelanggan, dan perspektif keuangan.

    Penelitian dilakukan dengan menggunakan data tahun 2005-2006 pada PT

    Astra Honda Motor untuk menganalisis perspektif keuangan, sedangkan untuk

    perspektif lainnya dilakukan analisis melalui perhitungan kuesioner. Populasi dalam

    penelitian ini adalah pelanggan dan karyawan PT Astra Honda Motor, sedangkan

    sample yang diambil masing-masing adalah 100 responden untuk karyawan dan 100

    responden untuk pelanggan. Kuesioner tersebut telah diuji validitas dan

    reliabilitasnya. Indicator yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari ROI, profit

    margin, operating ratio, kepuasan pelanggan, inovasi, dan kepuasan karyawan.

    Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kinerja PT

    Astra Honda Motor secara keseluruhan sudah cukup baik. Pada perspektif keuangan

    dengan indicator ROI, profit margin, dan operating ratio sudah menunjukkan kinerja

    yang cukup. Untuk perspektif pelanggan menunjukkan kinerja yang baik dengan

    adanya kepuasan pelanggan yang cukup memuaskan. Pada perspektif bisnis internal,

    perusahaan sudah dapat melakukan inovasi yang baik. Dan untuk perspektif

    pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan tingkat kepuasan karyawan yang cukup

    memuaskan. Dari data penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dengan

    menggunakanBalance Scorecard dapat memberikan gambaran yang lebih terstruktur

    dan menyeluruh.

    Kata kunci:Balance Scorecard, pengukuran kinerja

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    8/53

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

    rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

    Analisis Balance Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi

    Kasus Pada PT Astra Honda Motor). Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

    persyaratan agar dapat mengikuti Sidang Sarjana Strata-1 Fakultas Ekonomi Jurusan

    Akuntansi Universitas Diponegoro.

    Penulis banyak mendapatkan pengarahan, bimbingan dan bantuan mulai dari

    saat mempersiapkan, menyusun hingga dapat menyelesaikan skripsi. Dalam

    kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada :

    1. Dr. H. M.Chabachib, MSi., Akt. selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah

    berdedikasi bagi institusi.

    2. Endang Kiswara, SE.,MSi., Akt. sebagai dosen pembimbing yang telah

    meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulis

    menyelesaikan skripsi dengan berbagi arahan, ilmu dan saran-sarannya.

    3. Prof. Drs. H. Mohammad Nasir, MSi., Akt., Ph.D Sebagai dosen wali yang

    telah memberikan arahan selama menempuh perkuliahan.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    9/53

    4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang telah

    membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh

    studi.

    5. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak H. Salman Alfarisi dan Ibu RR Asri

    Pangastoeti, terima kasih banyak atas nasehat, pencerahan, kasih sayang, doa,

    dan dukungannya selama ini.

    6. Adikku tercinta, Reza Fahlevi Sam, yang telah memberikan semangat dan

    bantuan kepada penulis.

    7. Mama Ita dan semua keluarga yang ada di Jakarta, terima kasih atas doa dan

    bantuannya selama ini.

    8. Sobat-sobatku, Dinar, Dellia, Filia, Tifani, Fika, Tunjung, terima kasih atas

    kerjasama kita selama ini dari awal kuliah hingga penulis menyelesaikan

    skripsi ini. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini baik dalam suka

    maupun duka perkuliahan. Terima kasih juga atas semangat, dukungan dan

    motivasi dari kalian.

    9. Teman-teman Akuntansi kelas B angkatan 2006 yang telah memberikan

    kenangan terindah semasa kuliah.

    10.Teman-teman Tim I KKN 2010 Desa Asinan Kecamatan Bawen yang telah

    memberikan semangat serta dukungan kepada Penulis.

    11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan dan

    doanya kepada penulis selama penyusunan skripsi.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    10/53

    Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

    kepada para pembaca dan akan memberikan suatu sumbangsih bagi Universitas

    Diponegoro.

    Semarang, Desember 2010

    Penulis

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    11/53

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 3.1 Rating Scale................................................................ 38

    Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Perspektif Keuangan...................... 43

    Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kepuasan Pelanggan.................... 44

    Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kepuasan Pelanggan................ 45

    Tabel 4.4 Tingkat Kepuasan Pelanggan...................................... 48

    Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Perspektif Bisnis Internal.............. 47

    Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kepuasan Karyawan.................... 48

    Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas................................................... 49

    Tabel 4.8 Tingkat Kepuasan Karyawan...................................... 49

    Tabel 4.9 Skor PenilaianBalance Scorecard.............................. 51

    Tabel 4.10 Hasil Penilaian Kinerja Secara Keseluruhan.............. 52

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    12/53

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Perspektif Bisnis Internal............................................ 22

    Gambar 2.2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran................ 24

    Gambar 2.3 Hubungan Sebab Akibat............................................. 25

    Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran.................................................... 31

    Gambar 4.1 Kurva Kinerja.............................................................. 53

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    13/53

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Perhitungan Perspektif Keuangan

    Lampiran 2 Perhitungan Perspektif Bisnis Internal

    Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

    Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    14/53

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI........................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN................................... iii

    PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................ iii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................. iv

    ABSTRACT...................................................................................................... v

    ABSTRAK...................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR.................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL........................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang Masalah......................................................... 11.2 Rumusan Masalah................................................................... 51.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................ 6

    1.3.1 Tujuan Penelitian........................................................ 61.3.2 Kegunaan Penelitian................................................... 6

    1.4 Sistematika Penulisan............................................................. 6BAB II TELAAH PUSTAKA...................................................................... 8

    2.1 Landasan Teori........................................................................ 8

    2.1.1 Pengertian Kinerja...................................................... 82.1.2 Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja................... 92.1.3 Karakteristik Sistem Pengukuran Kinerja................... 102.1.4 Balance Scorecard...................................................... 102.1.5 KeunggulanBalance Scorecard................................. 132.1.6 PerspektifBalance Scorecard.................................... 16

    2.1.6.1 Perspektif Keuangan...................................... 16

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    15/53

    2.1.6.2 Perspektif Pelanggan...................................... 172.1.6.3 Perspektif Proses Bisnis Internal................... 20

    2.1.6.4 Perspektif Perrtumbuhan dan Pembelajaran.. 232.2 Penelitian Terdahulu.............................................................. 262.3 Kerangka Pemikiran............................................................... 31

    BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 32

    3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................ 323.2 Populasi dan Sampel............................................................... 343.3 Jenis dan Sumber Data............................................................ 353.4 Metode Pengumpulan Data..................................................... 353.5 Metode Analisis Data.............................................................. 36

    3.5.1 Pengujian Instrumen Penelitian..................................... 37

    3.5.2 Cara Pengukuran dalamBalance Scorecard.................. 38

    BAB IV HASIL DAN ANALISIS................................................................ 40

    4.1 Gambaran Umum Perusahaan................................................ 404.2 Hasil Penelitian....................................................................... 44

    4.2.1 Perspektif Keuangan................................................... 444.2.2 Perspektif Pelanggan................................................... 444.2.3 Perspektif Bisnis Internal............................................ 484.2.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran................ 49

    4.3 Penilaian denganBalance Scorecard.................................... 524.4 Kinerja Perusahaan Secara Keseluruhan................................ 52

    BAB V PENUTUP....................................................................................... 55

    5.1 Kesimpulan................................................................................ 55

    5.2 Keterbatasan Penelitian.............................................................. 56

    5.3 Saran.......................................................................................... 57

    Daftar Pustaka ................................................................................................ 58

    Lampiran-lampiran.........................................................................................

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    16/53

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANGPerkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan

    besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia,

    dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan konsumen dan perusahaan

    dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam menyebabkan

    terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang memasuki

    persaingan tingkat dunia. Hanya perusahaan yang mempunyai keunggulan yang

    mampu memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen, mampu menghasilkan

    produk yang bermutu, dan cost effective(Srimindarti, 2004).

    Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk mempersiapkan

    diri agar bisa diterima di lingkungan global. Kunci persaingan dalam pasar global

    adalah kualitas total yang mencakup penekanan-penekanan pada kualitas produk,

    kualitas biaya atau harga, kualitas pelayanan, kualitas penyerahan tepat waktu, dan

    kepuasan-kepuasan lain yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terus

    menerus kepada pelanggan.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    17/53

    Dengan adanya persaingan global, perusahaan dihadapkan pada penentuan

    strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan dijadikan sebagai

    landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran sasaran kerja yang telah

    ditentukan oleh manajemen. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk mengukur

    kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan sasaran yang telah

    ditentukan dapat tercapai. Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam dunia

    usaha, dikarenakan dengan dilakukanya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas

    dari penetapan suatu strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian

    kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat dalam

    perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dimasa mendatang.

    Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting dalam

    perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran

    kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam

    perusahaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang

    layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan

    sebagai alat untuk mengevaluasi periode yang lalu.

    Selama ini yang umum digunakan dalam perusahaan adalah pengukuran

    kinerja tradisional yang hanya menitikberatkan pada sektor keuangan saja.

    Pengukuran kinerja dengan sistem ini menyebabkan orientasi perusahaan hanya pada

    keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan kelangsungan hidup

    perusahaan dalam jangka panjang. Pengukuran kinerja yang menitikberatkan pada

    sektor keuangan saja kurang mampu mengukur kinerja harta-harta tak tampak

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    18/53

    (intangible assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan.

    Selain itu pengukuran kinerja dengan cara ini juga kurang mampu bercerita banyak

    mengenai masa lalu perusahaan, kurang memperhatikan sektor eksternal, serta tidak

    mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik (Kaplan dan

    Norton, 1996).Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1990

    yaitu tentang Pengukuran Kinerja Organisasi Masa Depan. Penelitian tersebut

    berkaitan dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Penelitian ini didorong oleh

    kesadaran pada saat itu dimana ukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh semua

    perusahaan untuk mengukur kinerja eksekutif tidak lagi memadai. Hasil penelitian

    menyebutkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan diperlukan

    ukuran komprehensif yang meliputi empat perspektif, yaitu perspektif keuangan,

    perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan

    pembelajaran, yang disebut dengan Balance Scorecard. Balance Scorecard

    digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja keuangan

    dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang.

    Dari percobaan penggunaan Balance Scorecard pada tahun 1990-1992,

    perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam penelitian tersebut menunjukkan

    perlipatgandaan kinerja keuangan perusahaan. Keberhasilan ini disadari sebagai

    akibat dari penggunaan ukuran kinerja Balance Scorecard yang komprehensif.

    Dengan menambahkan ukuran kinerja nonkeuangan, seperti kepuasan pelanggan,

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    19/53

    produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis internal, dan pembelajaran dan

    pertumbuhan, eksekutif dipacu untuk memperhatikan dan melaksanakan usaha-usaha

    yang merupakan pemacu sesungguhnya untuk mewujudkan kinerja keuangan.

    (Mulyadi, 2001)

    Balance Scorecard menggambarkan adanya keseimbangan antara tujuan

    jangka pendek dan tujuan jangka panjang, antara ukuran keuangan dan nonkeuangan,

    antara indicator lagging dan indicator leading. Balance Scorecard cukup

    komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam mewujudkan kinerja dalam keempat

    perspektif tersebut, agar keberhasilan keuangan yang dihasilkan bersifat

    berkesinambungan.

    PT Astra Honda Motor merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

    penjualan dan jasa. Dengan menggunakan konsep Balance Scorecard, diharapkan

    dapat membantu perusahaan memberikan rerangka komprehensif untuk

    menerjemahkan visi ke dalam sasaran-sasaran strategik. Pengukuran kinerja dengan

    Balance Scorecard tidak hanya menggunakan aspek keuangan saja, melainkan juga

    aspek-aspek non keuangan guna mencapai keseimbangan pengukuran kinerja.

    Sebagai perusahaan otomotif yang terus berkembang, PT Astra Honda Motor harus

    mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis lainnya yang juga telah

    berkembang pesat. Persaingan yang semakin ketat juga harus diimbangi dengan

    manajemen yang baik agar perusahaan bisa bertahan.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    20/53

    Berdasarkan kelebihan yang dimiliki Balanced Scorecard, maka penulis

    tertarik untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan instrumen-

    instrumen yang terdapat di dalamBalanced Scorecardke dalam skripsi yang berjudul

    ANALISIS BALANCE SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA

    PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT Astra Honda Motor).

    1.2 RUMUSAN MASALAHUntuk mengetahui apakah tujuan dan target perusahaan telah tercapai, maka

    harus diketahui kinerja perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja perusahaan biasanya

    menggunakan model akuntansi tradisional yang hanya meliputi aspek keuangan saja.

    Saat ini terdapat alat ukur kinerja perusahaan yang menggunakan aspek keuangan dan

    nonkeuangan yang dikenalkan oleh Kaplan dan Norton, yaitu Balance Scorecard.

    Balance Scorecard menambahkan beberapa perspektif dalam mengukur kinerja

    perusahaan. Sehingga terdapat empat perspektif dalam Balance Scorecard, yaitu

    perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif

    pertumbuhan dan pembelajaran.

    Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu Bagaimana

    kinerja PT Astra Honda Motor jika menggunakan konsepBalance Scorecard?

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    21/53

    1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN1.3.1 Tujuan penelitian

    Untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan jika dilihat dari konsep

    Balance Scorecardpada PT Astra Honda Motor.

    1.3.2Kegunaan PenelitianManfaat dari penelitian ini yang diharapkan peneliti untuk kedepannya adalah

    sebagai berikut:

    1. Manfaat teoritis dan akademis, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

    acuan serta dapat digunakan untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan

    pemahaman mengenai judul yang diteliti.

    2. Manfaat praktis, diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk

    meningkatkan kinerja perusahaan untuk kedepannya dan memberikan

    gambaran tentang pentingnya Balance Scorecard sebagai solusi yang baik

    untuk mengukur kinerja perusahaan.

    1.4 SISTEMATIKA PENULISANBAB I Pendahuluan

    Bab ini menguraikan secara singkat mengenai isi skripsi, yang meliputi latar

    belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan

    sistematika penulisan.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    22/53

    BAB II Landasan Teori

    Bab ini berisi teori-teori yang diperoleh melalui tinjauan pustaka dari berbagai

    literatur yang berkaitan dengan penelitian yang telah ditetapkan dan diperoleh melalui

    penelitian terdahulu.

    BAB III Metode Penelitian

    Bab ini berisi deskripsi tentang bagaimana penelitian akan dilaksanakan

    secara operasional, yang meliputi populasi dan teknik pengambilan sample, jenis

    data, metode pengumpulan data, dan metode analisis.

    BAB IV Hasil dan Pembahasan

    Bab ini menguraikan deskripsi objek penelitian yang relevan dengan masalah

    yang diteliti, juga menguraikan tentang bagaimana penerapan Balance Scorecard

    sebagai alat ukur kinerja perusahaan. Pembahasan masalah dilakukan atas analisis

    data-data yang dikumpulkan. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode

    analisis yang ditetapkan berlandaskan pada teori-teori yang ada dan penelitian

    terdahulu sehingga memungkinkan untuk penarikan kesimpulan.

    BAB V Penutup

    Bab ini merupakan bab terakhir sekaligus menjadi penutup dari skripsi ini.

    Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang bersifat

    membantu pihak manajemen perusahaan

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    23/53

    BAB II

    TELAAH PUSTAKA

    2.1 LANDASAN TEORI2.1.1 Pengertian Kinerja

    Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama

    periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan

    operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki

    (Helfert, 1996 dalam Srimindarti, 2004). Menurut Mulyadi (2001), kinerja adalah

    istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian atau seluruh tindakan

    atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode.

    Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja

    adalah tindakan pengukuran yang dapat dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam

    rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian

    digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi

    pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian

    atas aktivitas perencanaan dan pengendalian tersebut.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    24/53

    2.1.2 Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja

    Pengukuran kinerja mempunyai tujuan pokok yaitu untuk memotivasi

    karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku

    yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang

    diinginkan.

    Menurut Mulyadi (2001), manfaat sistem pengukuran kinerja adalah sebagai

    berikut:

    1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian

    karyawan secara maksimum.

    2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti

    promosi, pemberhentian dan mutasi.

    3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk

    menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

    4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka

    menilai kinerja mereka.

    5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    25/53

    2.1.3 Karakteristik Sistem Pengukuran KinerjaDengan munculnya berbagai paradigma baru di mana bisnis harus digerakkan

    oleh konsumen-focused, suatu sistem pengukuran kinerja yang efektif paling tidak

    harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut (Yuwono dkk, 2002):

    a. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu sendiri

    sesuai perspektif pelanggan;

    b. Evaluasi atas berbagai aktivitas, mengggunakan ukuran-ukuran kinerja yang

    konsumen-validated;

    c. Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan,

    sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif;

    d. Memberikan umpan balik untuk membantu seluruh anggota organisasi mengenali

    masalah-masalah yang mempunyai kemungkinan untuk diperbaiki.

    2.1.4 Balanced Scorecard

    Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard merupakan alat

    pengukur kinerja eksekutif yang memerlukan ukuran komprehensif dengan empat

    perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal,

    dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Sementara itu Anthony, Banker,

    Kaplan, dan Young (1997) mendefinisikan Balanced Scorecard sebagai: a

    measurement and management system that views a business units performance from

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    26/53

    four perspectives: financial, customer, internal business process, and learning and

    growth.

    Dengan demikian, Balanced Scorecard merupakan suatu alat pengukur

    kinerja perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan, baik

    secara keuangan maupun nonkeuangan dengan menggunakan empat perspektif yaitu,

    perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif

    pertumbuhan dan pembelajaran. Pendekatan Balance Scorecarddimaksudkan untuk

    menjawab pertanyaan pokok, yaitu (Kaplan dan Norton, 1996):

    1. Bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang saham? (perspektif

    keuangan)

    2. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif

    pelanggan)

    3. Apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (perspektif bisnis internal)

    4. Apa perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dan menciptakan nilai

    secara berkesinambungan? (perspektif pertumbuhan dan pembelajaran)

    Selain itu, Balanced Scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk

    menjabarkan strategi perusahaan ke dalam segi operasional. Kaplan dan Norton

    (1996) mengatakan bahwa perusahaan menggunakan focus pengukuran scorecard

    untuk menghasilkan berbagai proses manajemen, meliputi :

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    27/53

    1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi

    2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis

    3. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif

    strategis

    4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis

    DenganBalanced Scorecard, tujuan suatu perusahaan tidak hanya dinyatakan

    dalam ukuran keuangan saja, melainkan dinyatakan dalam ukuran dimana perusahaan

    tersebut menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada pada saat ini dan akan

    datang, dan bagaimana perusahaan tersebut harus meningkatkan kemampuan

    internalnya termasuk investasi pada manusia, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan

    untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa mendatang.

    MelaluiBalanced Scorecarddiharapkan bahwa pengukuran kinerja keuangan

    dan nonkeuangan dapat menjadi bagian dari sistem informasi bagi seluruh pegawai

    dan tingkatan dalam organisasi. Saat ini Balance Scorecard tidak lagi dianggap

    sebagai pengukur kinerja, namun telah menjadi sebuah rerangka berpikir dalam

    pengembangan strategi.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    28/53

    2.1.5 KeunggulanBalanced Scorecard

    Balanced Scorecard memiliki keunggulan yang menjadikan sistem

    manajemen strategik saat ini berbeda secara signifikan dengan sistem manajemen

    strategik dalam manajemen tradisional (Mulyadi,2001). Manajemen strategik

    tradisional hanya berfokus ke sasaran-sasaran yang bersifat keuangan, sedangkan

    sistem manajemen strategik kontemporer mencakup perspektif yang luas yaitu

    keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

    Selain itu berbagai sasaran strategik yang dirumuskan dalam sistem manajemen

    strategik tradisional tidak koheren satu dengan lainnya, sedangkan berbagai sasaran

    strategik dalam sistem manajemen strategic kontemporer dirumuskan secara koheren.

    Di samping itu, Balanced Scorecard menjadikan sistem manajemen strategik

    kontemporer memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh sistem manajemen

    strategik tradisional, yaitu dalam karakteristik keterukuran dan keseimbangan.

    Menurut Mulyadi (2001), keunggulan pendekatanBalanced Scorecarddalam

    system perencanaan strategic adalah mampu menghasilkan rencana strategic yang

    memiliki karakteristik sebagai berikut:

    1. Komprehensif

    Balanced Scorecard menambahkan perspektif yang ada dalam perencanaan

    strategic, dari yang sebelumnya hanya pada perspektif keuangan, meluas ke tiga

    perspektif yang lain, yaitu : pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    29/53

    pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategic ke perspektif nonkeuangan

    tersebut menghasilkan manfaat sebagai berikut:

    a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang,

    b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.

    2. Koheren

    Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan

    sebab akibat di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan

    strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan

    harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung

    maupun tidak langsung.

    Dengan demikian, kekoherenan sasaran strategik yang dihasilkan dalam

    sistem perencanaan strategik memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam

    mencari inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan.

    Sistem perencanaan strategic yang menghasilkan sasaran strategik yang koheren akan

    menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan berjangka panjang, karena personel

    dimotivasi untuk mencari inisiatif strategik yang mempunyai manfaat bagi

    perwujudan sasaran strategik di perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis

    internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Kekoherenan sasaran strategic yang

    menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan

    untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    30/53

    3. Seimbang

    Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan

    strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang. Jadi perlu

    diperlihatkan garis keseimbangan yang harus diusahakan dalam menetapkan sasaran-

    sasaran strategic di keempat perspektif.

    4. Terukur

    Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan

    strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh

    sistem tersebut. Semua sasaran strategik ditentukan oleh ukurannya, baik untuk

    sasaran strategik di perspektif keuangan maupun sasaran strategik di perspektif

    nonkeuangan.

    Dengan Balanced Scorecard, sasaran-sasaran strategik yang sulit diukur,

    seperti sasaran-sasaran strategik di perspektif nonkeuangan, ditentukan ukurannya

    agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan. Dengan demikian keterukuran

    sasaran-sasaran strategik di perspektif nonkeuangan tersebut menjanjikan perwujudan

    berbagai sasaran strategik nonkeuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat

    ganda dan berjangka panjang.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    31/53

    2.1.6 PerspektifBalanced Scorecard

    2.1.6.1 Perspektif Keuangan

    Perspektif keuangan tetap digunakan dalam Balance Scorecard, karena

    ukuran keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi

    perusahaan memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan keuntungan

    perusahaan. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara

    khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai

    pemegang saham.

    Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus

    kehidupan bisnis, yaitu: growth, sustain, dan harvest (Kaplan dan Norton, 2001).

    Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya

    pun berbeda pula.

    1. Growth (berkembang) adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana

    perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi

    pertumbuhan yang baik. Di sini manajemen terikat dengan komitmen untuk

    mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan

    suatu produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi,

    mengembangkan system, infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan

    mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan

    dengan pelanggan.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    32/53

    2. Sustain (bertahan) adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan

    investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik.

    Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada,

    bahkan mengembangkannya, jika mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya

    diarahkan untuk menghilangkan bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan

    meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada

    tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang

    dilakukan. Tolak ukur yang kerap digunakan pada tahap ini, misalnya ROI, profit

    margin, dan operating ratio.

    3. Harvest (panen) adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar-benar

    memanen/menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi

    investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali

    pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan adalah

    hal yang utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur, yaitu

    memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.

    2.1.6.2 Perspektif Pelanggan

    Filosofi manajemen terkini telah menunjukkan peningkatan pengakuan atas

    pentingnya konsumen focus dan konsumen satisfaction. Perspektif ini merupakan

    leading indicator. Jadi, jika pelanggan tidak puas maka mereka akan mencari

    produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    33/53

    perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan di masa depan meskipun saat ini

    kinerja keuangan terlihat baik.

    Oleh Kaplan dan Norton (2001) perspektif pelanggan dibagi menjadi dua

    kelompok pengukuran, yaitu: customer core measurement dan customer value

    prepositions. Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen

    pengukuran, yaitu:

    1. Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian yang

    dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah

    pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.

    2. Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat di mana

    perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.

    3. Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur tingkat di mana suatu

    unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.

    4. Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir tingkat kepuasan

    pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.

    5. Customer Profitability (profitabilitas pelanggan); mengukur keuntungan yang

    diperoleh perusahaan dari penjualan produk/jasa kepada konsumen.

    Sedangkan Customer Value Proposition merupakan pemicu kinerja yang

    terdapat pada core value proposition yang didasarkan pada atribut sebagai berikut:

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    34/53

    1. Product/service attributes

    Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas. Pelanggan

    memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Ada

    yang mengutamakan fungsi dari produk, kualitas, atau harga yang murah.

    Perusahaan harus mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas

    produk yang ditawarkan. Selanjutnya pengukuran kinerja ditetapkan

    berdasarkan hal tersebut.

    2. Konsumen relationship

    Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk

    yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh

    responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan

    masalah waktu penyampaian. Waktu merupakan komponen yang penting

    dalam persaingan perusahaan. Konsumen biasanya menganggap penyelesaian

    order yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi kepuasan

    mereka.

    3. Image and reputasi

    Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang

    konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun image dan

    reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang

    dijanjikan.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    35/53

    2.1.6.3 Perspektif Proses Bisnis Internal

    Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan

    analisis value-chain. Disini manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang

    kritis yang harus diunggulkan perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini

    memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan

    apakah produk dan atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Perspektif

    ini harus didesain dengan hati-hati oleh mereka yang paling mengetahui misi

    perusahaan yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh konsultan luar.

    Kaplan dan Norton (1996) membagi proses bisnis internal ke dalam tiga

    tahapan, yaitu:

    1. Proses inovasi

    Dalam proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, proses inovasi

    merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi dan efektifitas serta

    ketepatan waktu dari proses inovasi ini akan mendorong terjadinya efisiensi biaya

    pada proses penciptaan nilat tambah bagi pelanggan. Dalam proses ini, unit bisnis

    menggali pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk

    dan jasa yang mereka butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaan biasanya

    dilakukan oleh bagian marketing sehingga setiap keputusan pengeluaran suatu

    produk ke pasar telah memenuhi syarat-syarat pemasaran dan dapat

    dikomersialkan (didasarkan pada kebutuhan pasar). Aktivitas marketing ini

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    36/53

    merupakan aktivitas penting dalam menentukan kesuksesan perusahaan, terutama

    untuk jangka panjang.

    2. Proses Operasi

    Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk/jasa.

    Aktivitas di dalam proses operasi terbagi ke dalam dua bagian: 1) proses

    pembuatan produk, dan 2) proses penyampaian produk kepada pelanggan.

    Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses operasi dikelompokkan pada

    waktu, kualitas, dan biaya.

    3. Proses Pelayanan Purna Jual

    Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan

    produk/jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yang terjadi dalam tahapan ini,

    misalnya penanganan garansi dan perbaikan penanganan atas barang rusak dan

    yang dikembalikan serta pemrosesan pembayaran pelanggan. Perusahaan dapat

    mengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini telah memenuhi

    harapan pelanggan, dengan menggunakan tolak ukur yang bersifat kualitas, biaya,

    dan waktu seperti yang dilakukan dalam proses operasi. Untuk siklus waktu,

    perusahaan dapat menggunakan pengukuran waktu dari saat keluhan pelanggan

    diterima hingga keluhan tersebut diselesaikan.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    37/53

    Berikut adalah gambar perspektif proses bisnis internal:

    Proses Inovasi Proses Operasi Proses layanan purna jual

    Kebutuhan

    pelanggan

    diidentifikasi

    Kenali

    Pasar

    Bangun

    Produk/

    Jasa

    Layani

    PelangganKebutuhan

    Pelanggan

    terpuaskan

    Luncurkan

    Produk/

    Jasa

    Ciptakan

    Produk/

    Gambar 2.1 Perspektif Proses Bisnis Internal

    Sumber: Robert S. Kaplan and David P. Norton, 1996.

    2.1.6.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

    Proses ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan

    untuk meningkatkan pertumbuhan dan kinerja jangka panjang. Proses pembelajaran

    dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan

    prosedur organisasi. Yang termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai

    dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi.

    Hasil dari pengukuran ketiga perspektif sebelumnya biasanya akan

    menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, system, dan

    prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang

    diinginkan. Inilah alasan mengapa perusahaan harus melakukan investasi di ketiga

    faktor tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar

    (learning organization).

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    38/53

    Dalam perspektif ini, ada factor-faktor penting yang harus diperhatikan, yaitu:

    1. Kapabilitas pekerja

    Dalam hal ini manajemen dituntut untuk memperbaiki pemikiran pegawai

    terhadap organisasi, yaitu bagaimana para pegawai menyumbangkan segenap

    kemampuannya untuk organisasi. Untuk itu perencanaan dan upaya implementasi

    reskilling pegawai yang menjamin kecerdasan dan kreativitasnya dapat

    dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

    2. Kapabilitas system informasi

    Bagaimanapun juga, meski motivasi dan keahlian pegawai telah mendukung

    pencapaian tujuan-tujuan perusahaan, masih diperlukan informasi-informasi yang

    terbaik. Dengan kemampuan sistem informasi yang memadai, kebutuhan seluruh

    tingkatan manajemen dan pegawai atas informasi yang akurat dan tepat waktu

    dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya.

    3. Motivasi, kekuasaan dan keselarasan

    Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses yang berkesinambungan

    terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya bagi

    pegawai. Paradigma manajemen terbaru menjelaskan bahwa proses pembelajaran

    sangat penting bagi pegawai untuk melakukan trial and error sehingga turbulensi

    lingkungan sama-sama dicoba-kenali tidak saja oleh jenjang manajemen strategis

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    39/53

    tetapi juga oleh segenap pegawai di dalam organisasi sesuai kompetensinya

    masing-masing. Upaya tersebut perlu didukung dengan motivasi yang besar dan

    pemberdayaan pegawai berupa delegasi wewenang yang memadai untuk

    mengambil keputusan. Selain itu, upaya tersebut juga harus dibarengi dengan

    upaya penyesuaian yang terus menerus yang sejalan dengan tujuan organisasi.

    Berikut adalah gambar perspektif pembelajaran dan pertumbuhan:

    Hasil

    Produktivitas pekerja

    Kepuasan pekerja

    Retensi pekerja

    Kompetensi staf Infrastruktur teknologi Iklim untuk bertindak

    Sumber: Kaplan dan Norton (1996)

    Gambar 2.2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

    Dari keempat perspektif tersebut terdapat hubungan sebab akibat yang

    merupakan penjabaran tujuan dan pengukuran dari masing-masing perspektif.

    Hubungan berbagai sasaran strategic yang dihasilkan dalam perencanaan strategic

    dengan kerangka Balanced Scorecard menjanjikan peningkatan kemampuan

    perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan. Kemampuan ini sangat diperlukan

    oleh perusahaan yang memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    40/53

    Berikut ini adalah gambar yang menjelaskan tentang hubungan sebab akibat keempat

    perspektif dalamBalance Scorecard:

    Keuangan ROI

    Pelanggan Loyalitas Pelanggan

    Pengiriman tepat waktu

    Proses bisnis internal Peningkatan kualitas Penurunan waktu produksi

    Belajar dan tumbuh Keahlian pekerja

    Gambar 2.3 Hubungan Sebab Akibat

    Sumber :Kaplan dan Norton (1996)

    2.2 PENELITIAN TERDAHULU

    Beberapa penelitian dengan menggunakanBalance Scorecardtelah dilakukan

    pada beberapa perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan. Penelitian terdahulu

    menyebutkan bahwa pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep Balance

    Scorecard lebih memberikan informasi yang akurat, karena tidak hanya mengukur

    kinerja keuangan saja, tetapi juga mengukur kinerja nonkeuangan yang berkaitan

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    41/53

    dengan unit-unit kerja perusahaan juga dapat terukur. Beberapa penelitian tersebut

    antara lain:

    1. Yuanisa Dhira K. (2010), dalam penelitiannya yang berjudul Evaluasi Terhadap

    Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif

    Balance Scorecard (Studi Kasus Pada Bank Jateng) dengan hasil sebagai

    berikut:

    Perspektif Keuangan

    Pada UUS Bank Jateng, rasio NPF lebih kecil dibandingkan dengan NPL

    Bank Jateng. Karena NPL pada Bank Jateng memiliki nilai lebih besar dari

    UUS Bank Jateng. Sedangkan rasio BOPO pada Bank Jateng lebih kecil

    dibandingkan dengan UUS Bank Jateng. Hal ini berarti bahwa BOPO pada

    Bank Jateng lebih baik daripada BOPO UUS Bank Jateng. Selanjutnya, rasio

    LDR pada Bank Jateng lebih rendah dibandingkan dengan FDR pada UUS

    Bank Jateng.

    Perspektif pelanggan

    Hasil survey kepuasan nasabah pada Bank Jateng lebih tinggi dibandingkan

    dengan UUS Bank Jateng.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    42/53

    Perspektif Bisnis Internal

    Rasio AETR pada Bank Jateng menunjukkan angka lebih kecil dibandingkan

    dengan UUS Bank Jateng. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sedikit waktu

    proses yang diperlukan, maka semakin kecil biaya yang harus dikeluarkan

    untuk melakukan aktivitas tersebut sehingga kepuasan nasabah akan

    meningkat karena dilayani dengan cepat dan keuntungan perusahaan akan

    meningkat.

    Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

    Hasil survey kepuasan karyawan pada UUS Bank Jateng lebih tinggi dari

    pada Bank Jateng.

    2. Meirdania Zudia (2010), melakukan penelitian dengan judul Analisis Penilaian

    Kinerja Organisasi Dengan Menggunakan Konsep Balance Scorecard Pada PT

    Bank Jateng Semarang mengemukakan hasil dari penelitiannya sebagai berikut:

    Perspektif Keuangan

    ROA pada tahun 2007 sebesar 2,83% kemudian mengalami kenaikan pada

    tahun 2008 sebesar 3,05% dan mengalami penurunan pada tahun 2009

    menjadi 2,94%. Demikian pula dengan BOPO, pada tahun 2008 mengalami

    penurunan sehingga menjadi 70,14% dan pada tahun 2009 naik menjadi

    71,36%. Sedangkan rasio LDR pada Bank Jateng menunjukkan angka ideal,

    sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh BI.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    43/53

    Perspektif Pelanggan

    Untuk pangsa pasar, Bank Jateng terus meningkatkan kualitas produk dan

    menekankan daya saing. Sedangkan untuk kepuasan nasabah menunjukkan

    angka rata-rata, yaitu cukup puas. Untuk rasio profitabilitas pelanggan tahun

    2008 mengalami kenaikan menjadi 30,08% dan pada tahun 2009 turun

    menjadi 27,69%.

    Perspektif Bisnis Internal

    Rasio NGR menunjukkan angka rata-rata sebesar 33,33%. Sedangkan rasio

    AETR menunnjukkan angka rata-rata sebesar 6,43%.

    Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

    Dalam perspektif ini, produktivitas karyawan mengalami peningkatan dari

    tahun ke tahun. Begitu pula dengan pelatihan karyawan, setiap tahunnya

    mengalami peningkatan. Sedangkan kepuasan karyawan menunjukkan hasil

    yang baik, yaitu dengan rata-rata sebesar 4,48.

    3. Yuniarsa Adi P. (2006), melakukan penelitian dengan judul Pengukuran Kinerja

    Perusahaan Dengan Pendekatan Balance Scorecard (Studi Kasus pada PT

    Waskita Karya (Persero)), dengan hasil sebagai berikut:

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    44/53

    Perspektif Keuangan

    Terdapat peningkatan ROI sebesar 1,15% (2002-2003) dan sebesar 0,4%

    (2003-2004). Peningkatan profit margin sebesar 0,04% (2002-2003) dan

    sebesar 0,25% (2003-2004). Rasio Operasi mengalami peningkatan sebesar

    0,44% (2002-2003) dan mengalami penurunan sebesar 2,03% (2003-2004).

    Sedangkan EVA mengalami kenaikan sebesar Rp 6.691.487.772,46 (2002-

    2003) dan Rp 11.959.743.108,7.

    Perspektif pelanggan

    Peningkatan pangsa pasar pada tahun 2002-2003 sebesar 3,14% dan 1,5%

    pada tahun 2003-2004. Akuisisi pelanggan mengalami kenaikan sebesar

    16,23% (2002-2003) dan mengalami penurunan sebesar 9,09% (2003-2004).

    Sedangkan kepuasan pelanggan mengalami kenaikan sebesar 4,55% (2002-

    2003) dan 0,9% (2003-2004). Profitabilitas pelanggan juga mengalami

    kenaikan sebesar 1,46% (2002-2003) dan sebesar 5,23% (2003-2004).

    Perspektif Bisnis Internal

    Tingkat inovasi tiap tahunnya adalah 0%, karena perusahaan selama jangka

    waktu tersebut tidak menawarkan jasa baru. Sedangkan layanan purna jual

    selama jangka waktu tersebut rata-rata per tahunnya hampir mendekati 100%.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    45/53

    Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

    Tingkat retensi karyawan pada tahun 2002 sebesar 2,92%, pada tahun 2003

    meningkat menjadi 3,31% dan pada tahun 2004 naik lagi menjadi 4,19%.

    Sedangkan kemampuan sistem informasi menurun dari 22,28% (2002)

    menjadi 21,36% (2003) dan mengalami penurunan lagi sehingga menjadi

    20,85% (2004).

    2.3KERANGKA PEMIKIRANBerdasarkan landasan teori yang telah diuraikan di atas, maka dapat

    digambarkan sebuah kerangka pemikiran yang dapat menjelaskan hubungan variabel-

    variabel yang diteliti pada gambar berikut:

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    46/53

    Hasil analisis kinerja

    perusahaan denganmenggunakan konsepBalance

    Scorecard

    Perspektif Keuangan

    ROI

    Profit Margin

    Operating Ratio

    Perspektif Pelanggan

    Tingkat kepuasan

    pelanggan

    Perspektif Bisnis

    Internal

    Inovasi

    Perspektif Pertumbuhan

    dan Pembelajaran

    Tingkat kepuasankaryawan

    Gambar 2.4

    Kerangka Pemikiran

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    47/53

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

    Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi:

    1. Perspektif Keuangan, pengukurannya menggunakan ROI, Profit Margin,

    Operating Ratio.

    ROI (Return On Investment)

    Tingkat pengembalian investasi dari pendapatan operasi atau yang biasa

    disebut dengan ROI yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur

    kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva

    untuk menghasilkan laba bersih. ROI dapat dikatakan baik jika rata-rata

    industrinya sebesar 9,8% (Keown, 2008).

    EAT

    ROI = x 100% (1)

    Total aktiva Profit Margin

    Profit margin digunakan untuk melihat besar kecilnya laba usaha dalam

    hubungannya dengan penjualan untuk mengetahui efisiensi perusahaan.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    48/53

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    49/53

    kuesioner kepada pelanggan. Kepuasan pelanggan dikatakan baik apabila skor

    rata-rata pada skala likert menunjukkan angka diatas 3.

    3. Perspektif Bisnis Internal

    Dalam perspektif ini komponen pengukuran yang digunakan yaitu inovasi,

    untuk mengetahui jumlah produk/jasa baru yang ditawarkan perusahaan

    dibandingkan dengan produk/jasa yang sudah ada. Semakin tinggi nilai yang

    dihasilkan, maka semakin baik inovasi yang dilakukan oleh perusahaan.

    Produk/jasa baru yang ditawarkan

    Inovasi = x 100% (4)

    Total produk/jasa yang sudah ada

    4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

    Pengukuran kinerja pada perspektif ini adalah tingkat kepuasan karyawan

    dengan cara mengukur seberapa besar kepuasan karyawan terhadap

    perusahaan. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada karyawan.

    Kepuasan karyawan dapat dikatakan baik apabila skor rata-rata pada skala

    likert menunjukkan angka diatas 3.

    3.2 POPULASI DAN SAMPEL

    Yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan otomotif, yaitu PT Astra

    Honda Motor. Objek penelitian digunakan untuk mendukung teknik pengukuran

    variable-variabel dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    50/53

    dan karyawan PT Astra Honda Motor, sedangkan sample yang diambil masing-

    masing adalah 100 responden untuk karyawan dan 100 responden untuk pelanggan.

    3.3 JENIS DAN SUMBER DATA

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. Data primer, merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari

    sumbernya melalui kuesioner, yang ditujukan kepada karyawan sebanyak 100

    responden dan pelanggan sebanyak 100 responden. Adapun diantaranya data

    mengenai kepuasan karyawan dan kepuasan konsumen diketahui lewat

    kuesioner.

    2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu

    melalui studi kepustakaan, yaitu literature dari buku maupun artikel. Data juga

    diperoleh dari internet.

    3.4 METODE PENGUMPULAN DATA

    Digunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, yaitu:

    1. Kuesioner

    Kuesioner disebar kepada karyawan dan pelanggan PT Astra Honda Motor

    masing-masing sebanyak 100 lembar. Sedangkan perhitungan bobot penilaian

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    51/53

    kuesioner karyawan dan pelanggan menggunakan skala Likert. Skala Likert ini

    berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu.

    2. Studi Pustaka

    Metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur-literatur yang

    relevan guna memperoleh gambaran teoritis mengenai konsep penilaian kinerja

    Balanced Scorecard.

    3.5 PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN

    Pengujian ini dilakukan untuk menguji kuesioner yang nantinya dipergunakan

    untuk mengukur kepuasan karyawan dan kepuasan pelanggan. Berdasarkan dari hasil

    penelitian ini diharapkan dapat diperoleh hasil yang benar-benar objektif (validitas).

    Selain itu perlu diuji konsistensinya (reliabilitas). Validitas dan reliabilitas merupakan

    dua syarat dalam menentukan kualitas alat ukur. Kualitas tersebut akan menentukan

    baik atau tidaknya suatu penelitian. Pengujian instrumen penelitian dengan

    menggunakan uji validitas dengan menghitung korelasi menggunakan teknik korelasi

    pearson dengan tarif signifikan = 5% dan uji reliabilitas menggunakanAlpha dengan

    nilai Croanbachs Alpha > 60. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel

    adalah teknik pemilihan sampel probabilitas, yaitu dengan pemilihan sampel acak

    sederhana (simple random sampling), yang memberikan kesempatan yang sama dan

    bersifat tidak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel.

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    52/53

    Sedangkan untuk menghitung kuesioner karyawan dan kuesioner pelanggan

    menggunakan Skala Likert. Skala Likert berhubungan dengan pertanyaan tentang

    sikap seseorang terhadap sesuatu. Skala likert berisi lima tingkat jawaban dengan

    pilihan berupa angka skala 1-5, yang artinya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005):

    1 Sangat tidak puas

    2 Tidak puas

    3 Cukup puas

    4 Puas

    5 Sangat puas

    3.5.1 Cara Pengukuran dalamBalanced Scorecard

    Sasaran strategik yang dirumuskan untuk mencapai visi dan tujuan organisasi

    melalui strategi yang telah dipilih perlu ditetapkan ukuran pencapaiannya. Ada dua

    ukuran yang perlu ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran

    strategik, yaitu: ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja. Ukuran hasil merupakan

    ukuran yang menunjukkan tingkat keberhasilan pencapaian sasaran strategik,

    sedangkan ukuran pemacu kinerja merupakan ukuran yang menyebabkan hasil yang

    dicapai.

    Cara pengukuran dalam Balanced Scorecard adalah mengukur secara

    seimbang antara perspektif yang satu dengan perspektif yang lainnya dengan tolok

  • 8/12/2019 SkripSi balanced scorecard

    53/53

    ukur masing-masing perspektif. Menurut Mulyadi (2001), kriteria keseimbangan

    digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana sasaran strategik kita capai seimbang

    di semua perspektif.

    Skor dalam tabel kriteria keseimbangan adalah skor standar, jika kinerja

    semua aspek dalam perusahaan adalah baik. Skor diberikan berdasarkan rating

    scaleberikut:

    Tabel 3.2

    Rating Scale

    Skor Nilai

    -1 Kurang

    0 Cukup

    1 Baik

    Sumber: Mulyadi, 2001