resume kasus 2

16
Masniah 220110110012 Asuhan Keperawatan Gerontik Teori-teori Proses Penuaan 1. Teori biologi Mencakup teori genetik dan mutasi, immunologu slow theory, teori stres, teori radikal bebas, dan teori rantai silang a. Teori genetik dan mutasi Menurut teori genetik dan mutasi, menua terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (tejadi penurunan kemampuan fungsi sel). Terjadi pengumpulan pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi dari produk sisa, sebagai contoh adalah adanya pigmen lipofusin di sel otot jantung dan sel susunan saraf pusat pada lansia yang mengakibatkan terganggunya fungsi sel itu sendiri. Pada teori biologi dikenal istilah ‘pemakaian dan peursakan’ (wear and tear) yang terjadi karena kelebihan usaha dan stres yang menyebabkan sel-sel tubuh menjadi lelah (pemakaian). Pada teori ini juga didapatkan terjadinya peningkatan jumlah kolagen dalam tubuh lansia, tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi. b. Immunology slow theory Menurut immunology slow theory, sistem teori menjadi efektif dengan bertambahanya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. c. Teori stres Mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jarinan tidak

Upload: masniah

Post on 17-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengkajian lansia

TRANSCRIPT

Masniah220110110012Asuhan Keperawatan GerontikTeori-teori Proses Penuaan1. Teori biologiMencakup teori genetik dan mutasi, immunologu slow theory, teori stres, teori radikal bebas, dan teori rantai silanga. Teori genetik dan mutasiMenurut teori genetik dan mutasi, menua terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (tejadi penurunan kemampuan fungsi sel).Terjadi pengumpulan pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi dari produk sisa, sebagai contoh adalah adanya pigmen lipofusin di sel otot jantung dan sel susunan saraf pusat pada lansia yang mengakibatkan terganggunya fungsi sel itu sendiri.Pada teori biologi dikenal istilah pemakaian dan peursakan (wear and tear) yang terjadi karena kelebihan usaha dan stres yang menyebabkan sel-sel tubuh menjadi lelah (pemakaian). Pada teori ini juga didapatkan terjadinya peningkatan jumlah kolagen dalam tubuh lansia, tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi.b. Immunology slow theoryMenurut immunology slow theory, sistem teori menjadi efektif dengan bertambahanya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.c. Teori stresMengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jarinan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stres yang menyebabkan sel-sel tubuh telah terpakai.d. Teori radikal bebasRadikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebeas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi. e. Teori rantai silangPada saat rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua atau usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas, kekacauan, dan hilangnya fungsi sel.2. Teori psikologiPerubahan psikologi yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif.Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan inteligensi dapat menjadi karakteristikkonsep diri dari seorang lansia. Konsep diri yang positif dapat menajdikan seorang lansia mampu berinteraksi dengan mudah terhadap nilai-nilai yang ada ditunjang dengan status sosialnya. Adanya penurunan dari inelektualitas yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi. 3. Teori sosiala. Teori interaksi sosialTeori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.Simmons (1945) mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status sosialnya atas dasar kemampuannya untuk melakukan tukar menukar.b. Teori penarikan diri Teori merupakan teori sosial tentang penuaan yang paling awal dan pertama kali diperkenalkan oleh Gumming dan Henry (1961). Kemiskinan yang diderita oleh lansia dan menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan meanrik diri dri pergaulan. Selain hal tersebut, masyarakat juga perlu mempersiapkan kondisi agar para lansia tidak menarik diri. Proses penuaan mengakibatkan interaksi sosial lansia mulai menurun baik secara kualitas maupun kuantitas.aspek biologis pada proses penuaanterdapat tiga pandangan mengenai asal-muasal terjadinya proses penuaan yang diuraikan sebagai berikut:1. Menua hanyalah sekedar harga yang harus dibayar oleh organisme tingkat tingi karena fungsi tubuhnya yang kompleks. Jadi, tidak perlu dilihat proses penuaan secara evolusi, namun ia hanyalah proses biologis dari pemakaian dan keausan.2. Adaptasi yang bersifat evolusioner, bahwa penuaan merupakan suatu program terminasi kehidupan yang dikontrol secara genetik sejak lahir hingga mati.3. Sedangkan teori nonadaptif yang mengatakan bahwa menua adalah proses evolusi sebagai suatu konsekuensi tak langsung terhadap kekuatan yang membentuk riwayat kehidupan.Proses penuaan pada tingkat selPada dasarnya sel juga bertumbuh semakin lama semakin tua dan pada akhirnya sel-sel tua itu mengalami kematian sel. Kematian tersebut bergantung pada masing-masing jenis sel yang membentuk jaringan tubuh.Ciri-ciri sel yang semakin tua adalah bentuk selnya mengecil, sintesis protein yang biasanya berlangsung di dalam sel. Prosesnya semakin melambat, badan Golgi kemudian memecah, mitokondria mengalami fragmentasi, sehingga pada akhirnya sel yang bersangkutan mati bahkan lambat laun menghilang akibat proses penyerapan dalam jaringan tubuh. Dalam konteks jaringan, sel-sel parenkim menyusut, ketidakteraturan juga tampak dalam jumlah maupun ukuran sel. Khusus untuk sel saraf/ganglion, terjadi pengurangan butir Nisl, penggumpalan kromatin, penambahan pigmen lipofusin, vakoulisasi protoplasma, dan organel berkurang seperti diuraikan diatas. Jaringan ikat ekstraseluler semakin mengeras yangs elanjutnya menghambat sirkulasi dan nutrisi jaringan. Secara mikroskopis, elektron dapat diamati adanya pengurangan kadar RNA yang berfungsi selaku pusat dari metabolisme.Usia masing-masing jenis sel tubuh berbeda-beda. Misalnya sel mukosa saluran pencernaan berusia sangat pendek, yaitu hingga 1,5 hari, sel eritrosit bisa mencapai 4 bulan, sementara ada sel yang berusia sangat lama bahakan sel saraf (dalam kondisi eksperimen laboratorium) bisa mencapai usia 100 tahun.Untuk sel-sel imun dalam tubuh, dikatakan semakin tua usia seseorang, semakin banyak jumlahnya. Akan tetapi, fungsinya semakin berkurang. Hal ini antara lain berakibat bahwa semakin tua seseorang akan semakin mudah terserang penyakit infeksi dibanding mereka yang lebih muda.Secara umum dapat dikatakan bahwa setelah melewati masa dewasa, sel-sel jaringan tubuh mulai menua. Pada masa dewasa, sel-sel mencapai maturitas (kematangan). Sebagai contoh, sel saraf tidak berproduksi lagi. Pada masa ini bila seseorang mengalami cedera atau penyakit tertentu yang berakibat kematian sel saraf itu, maka selnya sendiri tidak akan tergantikan lagi. Fungsinya akan diambil alih oleh sel-sel lain yang tertinggal. Akibat pekerjaan ekstra itu, maka sel-sel yang bersangkutan akan mengalami proses penuaan yang lebih cepat lagi. Kemudian dengan berlanjutnya usia, organ tubuh kehilangan sebagian kemampuannya untu dapat berfungsi secara optimal. Sehingga secara keseluruhan fungsi tubuh semakin berkurang saja.Proses penuaan menurut sistem tubuh1. Sistem kulit dan integumenPada kulit, terutama kulit wajah yang mnegeriput, hal pertama yang dialami adalah kulit disekitar mata dan mulut, sehingga berakibat wajah dengan ekspresi sedih (lebih jelas pada wanita).Rambut semakin beruban dan khusus pada pria tidak jarang terjadi kebotakan, gigi tanggal, sehingga berpengaruh pada proses mengunyah makanan.2. Sistem indra (penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecapan)Gangguan pada mata sering disebabkan oleh katarak, glaukoma, atau degenerasi makula. Pada usia lanjut dengan katarak yang berat terjadi penurunan visus, bahkan pada stadium lanjut hanya dapat membedakan terang dan gelap. Penyebab katarak antara lain pengobatan steroid yang berlangsung lama, trauma, radiasi, atau idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).Pada lansia timbulnya gangguan komunikasi tidak saja sebagai akibat dari presbiakusis, tapi sering ditambah pula dengan situasi dalam percakapan yang kurang mendukung timbulnya gangguan komunikasi dikaitkan dengan hal-hal berikut: Pembicaraan terjadi dalam interferensi karena gangguan suara lain, seperti suara musik, radio, televisi, dan lain-lain Sumber suara mengalami distorsi, misalnya berasal dari pengeras suara yang tidak sempurna (terminal, gedung) atau dari telepon maupun yang diucapkan oleh anak-anak orang asing atau si pembicara berbicara terlalu cepat. Kondisi akustik ruangan yang tidak sempurna, seerti dapur atau ruang pertemuan yang berdinding mudah memantulkan suara.3. Perubahan komposisi tubuhDengan bertambahnya usia, maka massa bebas lemak berkurang 6,3% BB per dekade seiring dengan penambahan lemak 2% per dekade. Massa air berkurang sebesar 2,5% per dekade.4. Saluran cerna Jumlah gigi berangsur-angsur berkurang akibat tanggal atau ekstraksi akibat indikasi tertentu. Hal ini akan mengurangi kenyamanan saat makan serta membatasi jenis makanan yang dimakan. Produksi air liur dengan berbagai enzim didalamnya juga akan menurun, keadaan mulut yang kering selain mengurangi kenyamanan saat makan juga mengurangi kelancaran saat menelan. Pada lidah terdapat banyak tonjolan saraf pengecap yang memberi berbagai sensasi rasa. Akibat penambahan usia maka jumlah tonjolan saraf tersebut berkurang sehingga lansia kurang dapat merasakan rasa kecap akibatnya mereka butuh lebih banyak jumlah gula/garam untuk mendapatkan rasa ang sama kualitasnya. Esofagus adalah bagian saluran pencernaan yang menghubungkan mulut dengan lambung. Sehingga lama-kelamaan lambung dapat mengalami perlambatan, terutama di usia 70 tahun ke atas. Perlambatan tersebut terjadi akibat melemahnya kekuaan otot lingkar antara esofagus dan lambung sejalan dengan bertambahnya usia. Pada lambung yang akan terlihat adalah berkurangnya produksi zat hidrogen klorida (asam lambung) sebesar 11% sampai dengan 40% dari populasi. Penurunan asam lambung juga memengaruhi penyerapan vitamin B12. Akibat lainnya adalah bakteri usus halus akan tumbuh secara berlebihan dan menyebabkan berkurangnya penyerapan vitamin B kompleks dan lemak. Penurunan sekresi enzim laktase usus halus juga terjadi sesuai dengan penambahan usia, tampak misalnya kejadian diare setelah minum susu yang tinggi laktosa Pada usu besar terjadinya penurunan konraktilitas akibatnya mudah timbul sembelit atau gangguan buang air besar5. Hepar atau hati Mengalami penurunan aliran darah sampai 35% pada usia lebih dari 80 tahun, maka obat-obatan yang mengalami proses metabolisme di organ ini perlu ditentukan dosisnya secara tepat agar lansia terhindar dari efek samping yang tak diinginkan.6. GinjalPada lansia terjadi penurunan jumlah nefron sebesar 5-7% setiap dekade, mulai usia 25 tahun. Bersihan kreatinin menurun 0,75 ml/m/tahun dan mengakibatkan berkurangnya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan sisa metabolisme lewat urine termasuk sia obat-obatan.oleh karena itu penyesuaian dosis juga perlu diingat bagi pasien geriatri.7. Sistem kardiovaskulerPerubahan pada jantung terlihat dalam gambaran anatomis berupa: bertambahnya jaringan kolagen , bertambahnya ukuran miokard, dan berkurangnya jumlah air jaringan. Tebal bilik kiri dan kekauan katup bertambah seiring dengan penebalan septum interventrikular, ukuran rongga jantung juga membesar.8. Sistem pernapasanSeiring penambahan usia, kemampuan pegas dinding dada dalam kekuatan otot pernapasan akan menurun, sendi-sendi tulang igaakan menajdai kaku. Keadaan tersebut mengakibatkan: Penurunan laju ekspirasi paksa satu detik sebesar 0,2 liter/dekade serta berkurangnya kapasitas vital Menurunnya sistem pertahanan yang terdiri atas gerak bulu getar, leukosit, antibodi dan refleks batuk. Semua ini berakibat lansia menjadi lebih rentan terhadap infeksi.9. Produksi tertosteron dan sperma menurun mulai usia 45 tahun, namun tidak mencapai titik nadir. Pada usia 70 tahun seorang laki-laki maih memiliki libido dan mampu melakukan kopulasi.Pada wanita karena jumlah ovum dan folikel yang sangat rendah, maka kadar strogen akan menurun setelah menopause (45-50 tahun). Hal ini menyebabkan dinding rahim menipis, selaput lendir mulut rahim dan saluran kemih menjadi kering. Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita lansia. Pada wanita yang sering melahirkan keadaan di atas memperbesar kemungkinan terjadinya inkontinensia.aspek sosial pada proses penuaanlingkungan sosial sangat memengaruhi proses penuaan, bahkan pengaruhnya paling besar dalam domain HTQL (health related quality life) menurut Clark (2000). Lansia yang seusia dan yang berasal ditempat yang sama akan memiliki pengalaman hidup yang hampir serupa, baik pria maupun wanita.Dalam prespektifstatifikasi menurut usia adalah berdasarkan kohor usia. Lihat gambar model HRQL .

Dimana domain selfcare terdiri atas perilaku positif yang mencegah penyakit kronis/kecacatan. Range of motion meliputi anggota gerak atas dan bawah, sedangkan status fungsional mencakup ADL dan IADL.Perubahan psikologisPerubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut mneghadapi kematian perubahan keinginan depresi dan kecemasan. Dalam psikologi perkembangan, lansia dan perubahan yang dialaminya akibat proses penuaan digambarkan oleh hal-hal berikut.Masalah-masalah umum yang sering dialami oleh lansia : Keadaan fisik lemah dan tak berdaya sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik. Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah meninggal atau pergi jauh/cacat10 kebutuhan lansia (10 needs of the elderly) menurut Darmojo (2001) adalah sebagai berikut:1. Makanan cukup dan sehat (healthy food)2. Pakaian dan kelengkapannya (cloth and common accesories)3. Perumahan/tempat tinggal/tempat berteduh (home, place to stay)4. Perawatan dan pengawasan kesehatan (health care and facilities)5. Bantuan teknis praktis sehari-hari/bantuan hukum (technical, judicial assistance)6. Transportasi umum (facilities for public transportations)7. Kunjungan/teman bicara/informasi (visits, companies, informations)8. Rekreasi dan hiburan sehat lainnya (recreational activities, picnic)9. Rasa aman dan tentram (safety feeling)10. Bantuan alat-alat pancaindra (other assistance/aids). Kesinambungan bantuan dana dan fasilitas (continuation of subsidies and facilities)Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempatbelas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :1. Bernapas secara normal2. Makan dan minum dengan cukup.3. Membuang kotoran tubuh.4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.5. Tidur dan istirahat.6. Memilih pakaian yang sesuai.7. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian danmengubah lingkungan.8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

Pengkajian Fisik Keperawatan Gerontik1. Riwayat Kliaen/data biografis : nama, JK, alamat, suku, agama, dll2. Riwayat keluarga : pasangan hidup, status kesehatan, umur, pekerjaan, kematian, anak-anak (nama dan alamat)3. Riwayat pekerjaan : status pekerjaan saat ini, pekerjaan sebelumnya, sumber pandapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan4. Riwayat lingkungan hidup : tipe tempat tinggal, jumlah kamar, jumlah orang yang tinggal dirumah, dll.5. Riwayat rekreasi : hobbi/minat, keanggotaan organisasi, liburan/perjalanan6. Sumber sistem pendukung yang digunakan : dokter, RS, klinik, yankes di rumah, makanan yang dihantarkan, perawatan, dsb7. Deskripsi hari khusus (termasuk ebiasaan ritual waktu tidur)8. Status kesehatan saat ini : status kesehatan setahun lalu, selama 5 tahun lalu, keluhan utama, enegtahuan dan penaalaksanaan masalah kesehatan (diet, ganti balutan dsb), diagnosa medis Obat-obatan Status imunisasi Alergi Nutrisi : ingat diet 24 jam, riwayat peningkatan/penurunan BB, masalh yang mempengaruhi masukan makanan, kebiasaan9. Status kesehatan masa lalu : penyakit. Trauma, perawatan di RS, operasi, riwayat obstetrik10. Riwayat keluarga : gambarkan silsilah, penyakit11. Tinjauan sistema. Umum Ada atau tidaknya kelelahan, perubahan BB setahun lalu, perubahan nafsu makan, demam, keringat malam, kesulitan tidur, sering pilek/infeksi, penilaian diri terhadap status kesadaran, kemampuan untuk melakukan AKS (aktivitas kehidupan sehari-hari)b. IntegumenAda atau tidaknya lesi/luka, pruritus, perubahan pigmentasi, perubahan tekstur, perubahan nevi, sering memar, perubahan rambut, peruabahn kuku, katimumul apda jari-jari kaki, pemajanan lama terhadap matahari, pola penyembuhan lesi, memarc. HemopoetikAda atau tidaknya perdarahan/memar abnormal, pembengkakan kelenjar limfe, anemia, riwayat transfusi darahd. KepalaAda atau tidaknya sakit kepala, trauma berarti pada masa lalu, pusing, gatal kulit kepalae. MataAda atau tidaknya perubahan pengliahatan, kaca mata/kontak lensa, nyeri , air mata berlebihan, priritus, bengkak sekitar mata, diplopia, kabur, fotofobia, dll.f. TelingaAda atau tidaknya perubahan pendengaran, rabas, tinitus, vertigo, sensitivitas pendengaran, alat-alat prostesa, riwayat infeksi, dllg. Hidung dan sinusAda atau tidaknya rinorea, rabas, epistaksis, obstruksi, mendengkur, nyeri pada sinus, alergi, dllh. Mulut dan tenggorokAda atau tidaknya sakit tenggorok, lesi/ulkus, perubahan suara, eksulitan menelan, perdarahan gusi, karies,tanggal pemeriksaan gigi paling akhir, dlli. LeherAda atau tidaknya kekakuan, nyeri tekan, benjolan, ketebatasan gerakj. PayudaraAda atau tidaknya benjolan, nyeri tekan, bengkak, keluar cairan dari ujung puting susu, perubahan puting susu, pola pemeriksaan payudara sendirik. PernapasanAda atau tidaknya batuk, sesak napas, hemoptisis, mengi, sputum, asma, alergi pernapasan, tanggal terakhir pemeriksaan sinar x dadal. KardiovaskularAda atau tidaknya nyeri/ketidaknyamanan dada, palpitasi, sesak napas, dispnea pada aktivitas, murmur, edema, varises, dllm. GastrointestinalAda atau tidaknya disfagia, tak dpat mencerna, nyeri ulu hati, mual/ muntah, perubahan nafsu makan, nyeri, benjolan, dlln. PerkemihanAda atau tidaknya disuria, frekuensi, dorongan hematuria, oliguraa, nokturia, dllo. Genitoreproduksi priaAda atau tidaknya lesi, rabas, nyeri testikuler, massa testikuler, masalah prostat, penyakit kelamin, impotensi, dllp. Genitorepoduksi wanitaAda atau tidaknya lesi, rabas, dispareumia, perdarahan pasca senggama, nyeri pelvik, penyakit kelamin, tanggal dan hasil tes pap terakhir, riwayat menopause, dllq. MuskuloskeletalAda atau tidaknya nyeri persendian, kekakuan, pembengkakan sendi, defotmiatas, kram, eklemahan otot, nyeri punggug, dllr. Sistem saraf pusatAda atau tidaknya sakit kepala, kejang, paralisis, pareisi, amsalah oordinasi, cedera kepala, dlls. Sistem endokrinAda atau tidaknya intoleran panas, intoleran dingin, goiter, pigmentasi kulit/tekstur, perubahan rambut, polifagia, polidipsit. PsikososialAda atau tidaknya cemas, depresi, insomnia, menangis, takut, dllPengkajian status fungsionalAdalah suatu pengukuran kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Pengukuran dengan menggunkan indeks katz dan AKS.

Pengkajian status kognitif / afektifMenggunakan short portable mentl status questionnaire (SPMSQ) dan mini mental state exam (MMSE)Diagnosa KeperawatanRisiko injuri berhubungan dengan gangguan mental dan tekanan darah tinggiIntervensi 1. Terapi modalitasTerapimodalitasadalahkegiatanyangdilakukanuntukmengisiwaktuluangbagilansiaMacam-macam terapi modalitas diantarnya :a. PsikodramaBertujuanuntukmengekspresikanperasaanlansia.Temadapatdipilihsesuaidenganmasalahlansia.b. TerapiAktivitasKelompok(TAK)Terdiriatas7sampai10orang.Bertujuanuntukmeningkatkankebersamaan,bersosialisasi,bertukarpengalaman,danmengubahperilaku.UntukterlaksananyaterapiinidibutuhkanLeader,Co-Leader,danfasilitator.Misalnya:cerdascermat,tebakgambar,danlain-lain.c. TerapiMusikBertujuanuntukmengiburparalansiasehinggameningkatkangairahhidupdandapatmengenangmasalalu.Misalnya:lagu-lagukroncong,musikdengangamelan.d. TerapiBerkebunBertujuanuntukmelatihkesabaran,kebersamaan,danmemanfaatkanwaktuluang.Misalnya:penanamankangkung,bayam,lombok,danlain-laine. TerapidenganBinatangBertujuanuntukmeningkatkanrasakasihsayangdanmengisihari-harisepinyadenganbermainbersamabinatang.Misalnya:mempunyaipeliharaankucing,ayam,danlain-lain.f. TerapiOkupasiBertujuanuntukmemanfaatkanwaktuluangdanmeningkatkanproduktivitasdenganmembuatataumenghasilkankaryadaribahanyangtelahdisediakan.Misalnya:membuatkipas,membuatkeset,membuatsulakdaritalirafia,membuatbungadaribahanyangmudahdidapat(pelepahpisang,sedotan,botolbekas,biji-bijian,danlain-lain),menjahitdarikain,merajutdaribenang,kerjabakti(merapikankamar,lemari,membersihkanlingkungansekitar,menjemurkasur,danlain-lain).g. TerapiKognitifBertujuanagardayaingattidakmenurun.Sepertimengadakancerdascermat,mengisiTeka-TekiSilang(TTS),tebak-tebakan,puzzle,danlain-lain.h. LifeReviewTerapiBertujuanuntukmeningkatkangairahhidupdanhargadiridenganmenceritakanpengalamanhidupnya.Misalnya:berceritadimasamudanya.i. RekreasiBertujuanuntukmeningkatkansosialisasi,gairahhidup,menurunkanrasabosan,danmelihatpemandangan.Misalnya:mengikutisenamlansia,posyandulansia,bersepeda,rekreasikekebunrayabersamakeluarga,mengunjungisaudara,danlain-lain.j. TerapiKeagamaanBertujuanuntukkebersamaan,persiapanmenjelangkematian,danmeningkatkanrasanyaman.Sepertimengadakanpengajian,kebaktian,sholatberjamaah,danlain-lain.k. TerapiKeluargaTerapikeluargaadalahterapiyangdiberikankepadaseluruhanggotakeluargasebagaiunitpenanganan(treatmentunit).Tujuanterapikeluargaadalahagarkeluargamampumelaksanakanfungsinya.Untukitusasaranutamaterapijenisiniadalahkeluargayangmengalamidisfungsi,tidakbisamelaksanakanfungsi-fungsiyangdituntutolehanggotanya.Dalamterapikeluargasemuamasalahkeluargayangdirasakandiidentifikasidankontribusidarimasing-masinganggotakeluargaterhadapmunculnyamasalahtersebutdigali.Dengandemikianterlebihdahulumasing-masinganggotakeluargamawasdiri,apamasalahyangterjadidikeluarga,apakontribusimasing-masingterhadaptimbulnyamasalah,untukkemudianmencarisolusiuntukmempertahankankeutuhankeluargadanmeningkatkanataumengembalikanfungsikeluargasepertiyangseharusnya.Prosesterapikeluargameliputitigatahapanyaitufase1(perjanjian),fase2(kerja),danfase3(terminasi).Difasepertamaperawatdanklienmengembangkanhubungansalingpercaya,isu-isukeluargadiidentifikasi,dantujuanterapiditetapkanbersama.Kegiatandifasekeduaataufasekerjaadalahkeluargadengandibantuolehperawatsebagaiterapisberusahamengubahpolainteraksidiantaraanggotakeluarga,meningkatkankompetensimasing-masingindividualanggotakeluarga,eksplorasibatasan-batasandalamkeluarga,peraturan-peraturanyangselamainiada.Terapikeluargadiakhiridifaseterminasidimanakeluargaakanmelihatlagiprosesyangselamainidijalaniuntukmencapaitujuanterapi,dancara-caramengatasiisuyangtimbul.Keluargajugadiharapkandapatmempertahankanperawatanyangberkesinambungan.

REFERENSI Maryam, dkk.2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Noorkasiani.2009.Kesehatan Usia lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Lueckenotte, Annette. 1997. Pengkajian Gerontologi. Jakarta: EGC Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika