resume neuro 2

29
Mata kuliah : Sistem Neuro behaviour II (Jiwa) Hari / Tanggal : Kamis, 12 April 2012 Dosen : Hendro Wahyudi, S. Kep.,Ns SEJARAH, PENGERTIAN DAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA A. Sejarah Keperawatan jiwa Dahulu penanganan pasien gangguan jiwa adalah dengan dipasung, dirantai ikat di tempat tersendiri, dan di anggap kerasukan roh. Tahun 1882 sudah dibangun RSJ di bogor dengan kapasitas 400TT. Pada tahun 1902 dibangun RSJ di Lawang, di Magelang tahun 1923 dan di Ja tahun 1924 Di Bali 1933 Pada Jaman belanda oleh dr.K.Loedin 1980 S/D 1990 UU Kesehatan Mental - 1946 Mendukung penelitian tentangintervensi diagnoseserta pencegahan dan pengobatan - 1961 Dukungan legislatif pada tenaga kesehatan - 1963 UU pusat kesehatan jiwa masyarakat - 1970-1980 Munculnya minat minat - 1990 Reformasi Yan Kes B. Pengertian KesWa dan KepWa KesWa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan kes keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan. (WHO) KesWa adalahKondisijiwa seseorang yang terustumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan dalm pengendalian diri serta terbebas dari s serius (Farida 2010)

Upload: netii-netiari-arii

Post on 21-Jul-2015

153 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Mata kuliah Hari / Tanggal Dosen

: Sistem Neuro behaviour II (Jiwa) : Kamis, 12 April 2012 : Hendro Wahyudi, S. Kep.,Ns

SEJARAH, PENGERTIAN DAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA

A. Sejarah Keperawatan jiwa Dahulu penanganan pasien gangguan jiwa adalah dengan dipasung, dirantai atau di ikat di tempat tersendiri, dan di anggap kerasukan roh. Tahun 1882 sudah dibangun RSJ di bogor dengan kapasitas 400TT. Pada tahun 1902 dibangun RSJ di Lawang, di Magelang tahun 1923 dan di Jakarta tahun 1924 Di Bali 1933 Pada Jaman belanda oleh dr.K.Loedin 1980 S/D 1990 1946 UU Kesehatan Mental Mendukung penelitian tentang intervensi diagnose serta

pencegahan dan pengobatan 1961 1963 1970-1980 1990 Dukungan legislatif pada tenaga kesehatan UU pusat kesehatan jiwa masyarakat Munculnya minat minat Reformasi Yan Kes

B. Pengertian KesWa dan KepWa KesWa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan. (WHO) KesWa adalah Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan dalm pengendalian diri serta terbebas dari stres yang serius (Farida 2010)

Kep Kes Jiwa adalah Perkembangn Fifik, intelektual, emosioonal secara optimal selaras dengan orang lain (UU Kesehatan Jiwa No3 Thn 1966). Keperawatan Jiwa Adalah Area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkahlaku manusia serta mengunakan dirisendiri secara terapautik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan masyarakat dimana klien berada. (ANA) Kesehatan Jiwa adalah perasaan sehat , bahagia dan mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain serta mempunyai sikap + terhadap diri sendiri. C. Kesehatan jiwa meliputi : 1. Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri 2. Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain 3. Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup sehari2

D. Menurut maria jahoda (Depkes, 2000) indifidu yang sehat jiwa ditandai dengan: Sikap positif thd diri sendiri Tumbuh kembang dan aktualisasi diri Integrasi ( Keseimbangan/Keutuhan) Otonomi Persepsi realitas Kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan

E. Konsep Model Keperawatan Jiwa 1. Psychoanalytical (Freud, Erickson) 2. Interpersonal (Sullivan, Peplau) Ego/Akal tidak berfungsi. Ancaman/Tkt

3. Social (Caplan, Szasz) 4. Existetial (Ellis, Roger) 5.SupportiveTheraphy(Wermon,Rockland) 6.Madical(Meyer,Kraeplin)

Stresor pd Lingkungan Jatidiri Gagal Biopsikososial respon Maladaptif Kompleks,Fisik,Genetik, Sosial, Lingkungan dll

F. Falsafah Keperawatan Jiwa ( Dasar Keperawatan ) 1. Indifidu memiliki harkat dan martabat Jadi harus dihargai. 2. Tujuan indifidu meliputi tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri. 3. Masing masing indifidu berpotensi untuk berubah. 4. Manusia adalah mahluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dgn lingkungan. 5. Masing-masing orang memiliki kebutuhan dasar yang sama. 6. Semua Prilaku individu bermakna. 7. Prilaku individu meliputi Perdepssi, pikiran, perasaan, tindakan. 8. Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi. 9. Sakit dapat menumbuhkan dan mengembangkan psikologis bagi individu. 10. Setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 11. Kesehatan mental adalah komponen kritikal. 12. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan. 13. Tujuan Keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan memaksimalkan fungsi dan meningkatkan aktualisasi diri. 14. Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan perkembangan individu.

Mata kuliah Hari / Tanggal Dosen

: Sistem Neuro behaviour II (Jiwa) : Kamis, 12 April 2012 & senin 16 April 2012 : I Nengah Budiawan S.Kep .,Ns,S.Pd

PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DALAM PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA

A. PROSES KEPERAWATAN PENGERTIAN Merupakan metode pemberian Askep kepada pasien yang logis, dinamis dan teratur. Merupakan metode pemecahan masalah secara ilmiah dalam Askep untuk memenuhi kebutuhan pasien. TUJUAN Memberikan Askep yang sesuai dengan kebutuhan pasien, sebagai individu yang memiliki masalah yang berhubungan dengan kesehatan, dan tindakan keperawatan direncanakan dan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang telah ditentukan.

DEFENISI Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis, dalam melakuan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2004).

B. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA Asuhan Keperawatan adalah serangkaian perbuatan / tindakan utk menetapkan, merencakan, melakukan pelayanan keperawatan dlm rangka membantu klien utk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin, yg

dilaksanakan scr berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Asuhan Keperawatan Jiwa adalah suatu spesialisasi pelayanan keperawatan dengan menggunakan ilmu tingkah laku manusia sbg DASAR, menggunakan diri sendiri scr therapiutik sbg KIATnya, dlm meningkatkan, mempertahankan, serta memulihkan kes. Mental klien dan masyarakat ditempat klien berada.

C. LANGKAH LANGKAH 1. PENGKAJIAN 1) Pengumpulan data a) Identitas Pasien & Keluarga b) Keluhan Utama -KU saat MRS -KU saat Pengkajian -Riwayat PenyakitTeknik : 1. Anamnese 2. Pemeriksaan Penunjang 3. Catatan Medis 4. Pemeriksaan Fisik 5. Observasi

EFEK Core Problem Etiologi

2) Analisa Data 3) Rumusan Masalah 4) Prioritaskan Masalah ( Pohon Masalah )

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN ( Problem ) Diagnosis tunggal

3. PERENCANAAN

-TUM -TUK

4. PELAKSANAAN

Strategi Pelaksanaan API (Analisa Proses Interaksi )

5. EVALUASI Evaluasi per TUK ( SOAP ) Evaluasi per TUM (Diagnosis)

D. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI RSJ PROPINSI BALI PENGKAJIAN Ruang rawat I. Identitas klien. - Nama - Umur - RM No. : . : . : .. Tgl dirawat

II. Alasan masuk. 1. Keluhan Utama saat MRS 2. Keluhan Utama saat pengkajian 3. Riwayat penyakit

III. Faktor Predisposisi. 1. Pernah mengalami gangguan jiwa. 2. Pengobatan sebelumnya.

3. Trauma. 4. Adakah keluarga yg mengalami ggn jiwa. 5. Pengalaman masa lalu.

IV. Fisik. 1. Tanda Vital ( TD, S, N, R ) 2. Pengukuran. 3. Keluhan Fisik.

V. Psikososial 1. Genogram. 2. Konsep diri. Citra tubuh Peran Tugas/peran yg diemban dlm keluarga, kelompok, masyarakat Kemampuan klien dlm melaksanakan tugas/peran tsb Persepsi klien thd tubuhnya, bgn tbh yg disukai/tdk. Identitas diri Status dan posisi klien sblm dirawat Kepuasan thd status/posisinya Kepuasan sbg laki2/perempuan

Ideal diri Harapan thd tubuh, posisi, status, tugas/peran. Harapan klien thd lingkungan (keluarga, sekolah, tmpt kerja dan masyarakat) Harapan pasien thd penyakitnya

Harga diri Hubungan klien dgn org lain ssi kondisi diatas.

3. Hubungan Sosial Orang yang berarti : Peran serta dlm keg. Klp/masy.: Hambatan dlm berhub. Dgn orlin:

4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan: b. Kegiatan ibadah:

VI. Status Mental.

1. Penampilan. - Kerapian - Cara berpakaian, penggunaan pakaian

2. Pembicaraan. - Cepat. - inkoherensi (berubah2, tdk ssi kenyataan) - Keras. - Apatis, dll

3. Aktifitas motorik. - Lesu, tegang, gelisah (agitasi) - Tik (gerakan2 kecil pd otot muka) - Gremasem (gerakan otot muka ber-ubah2, tdk dpt dikontrol klien - Tremor (jari2 gemetar ketika menjulurkan tangan/merentangkan jari), - Kompulsif (gerakan/aktivitas yg dilakukan berulang-ulang)

4. Alam perasaan - Sedih. - Ketakutan (objek jelas) - Cemas/Kuatir (objek belum jelas)

- Gembira berlebihan

5. Afek. - Datar (tdk ada perubahan roman muka saat stimulus menyenangkan/menyedihkan) - Tumpul (bereaksi bila ada stimulus emosi yg kuat) - Tidak sesuai (emosi yg bertentangan/tdk ssi dgn stimulus) - Labil (emosi cepat berubah-ubah

6. Interaksi selama wawancara. a. Bermusuhan b. Kontak mata kurang. c. Depensif (berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya) d. Curiga (sikap/perasaan tdk percaya pd org lain).

7. Persepsi. - Pendengaran. - Penglihatan. - Perabaan. - Pengecapan. - Penghidu. (Isi, frekwensi, waktu, durasi, bilamana tjd halusinasi)

8. Isi pikir. - Obsesi (pikiran yg selalu muncul walau sdh berusaha dihilangkan) - Phobia (ketakutan yg tdk logis thd suatu objek/situasi ttt) - Hipokondria (keyakinan thd adanya ggn organ dlm tubuh) - Depersonalisasi (mrs asing thd diri, orang / lingkungan) - Pikiran magis (keyakinan klien dpt mlkkn hal2 diluar kemampuan) - Waham : Agama, Somatik, Kebesaran, Curiga, Nihilistik, Sisip Pikir, Siar Pikir, Kontrol Pikir.

9. Proses Pikir. a. Sirkumstansial (bicara berbelit2 tp smp pd tujuan pembicaraan) b. Tangensial (bicara berbelit2 tp tdk smp pd tujuan pembicaraan) b. Flight of idea (ide meloncat2 tp tdk smp pd tujuan) c. Blocking (pembicaraan terhenti tiba2 tanpa ggn eksternal) d. Perseverasi : pembicaraan yg diulang berkali-kali)

10. Tingkat Kesadaran. a. Bingung. b. Sedasi (mrs melayang2 antara sadar / tdk sadar) c. Stupor (ggn motorik , spt kekakuan, gerakan diulang2, sikap canggung dipertahankan) d. Dis-Orientasi.

11. Memori - Gangguan daya ingat jk panjang ( tdk ingat kejadian lebih dr 1 bulan). - Gangguan daya ingat jk pendek ( tdk ingat kejadian kurang dr 1 bln) - Gangguan daya ingat sekarang (tdk ingat kejadian yg baru saja terjadi) - Konfabulasi (pembicaraan tdk ssi dg kenyataan dg memasukan cerita tdk benar utk menutupi daya ingatnya)

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung. a. Mudah beralih (perhatian mudah berganti dr satu objek ) b. Tidak mampu konsentrasi (selalu minta pertanyaan diulang) c. Tidak mampu berhitung (tdk dpt mlkkn penambahan/pengurangan pd benda2 nyata)

13. Kemampuan Penilaian. Gangguan kemampuan evaluasi ringan (dpt mengambil keputusan dgn bantuan) Gangguan kemampuan evaluasi bermakna (tdk dpt mengabil keputusan dgn bantuan)

14. Daya tilik diri. a. Mengingkari penyakit yg diderita. b. Menyalahkan hal-hal di luar dirinya

VII. Kebutuhan perencanaan pulang, al: 1. Makan. Frekwensi, jumlah, variasi, macam, cara makan. Menyiapkan, membersihkan alat makan. 2. BAB/BAK. Pergi ke toilet, menggunakan, membersihkan WC/toilet Membersihkan diri, menggunakan pakaian. 3. Kebersihan diri Frekwensi, cara mandi, sikat gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan. 4. Berhias berdandan. Mengambil, memilih, mengenakan pakaian dan alas kaki. Penampilan dandanan, frekwensi ganti pakaian. 5. Istirahat dan tidur. lama dan waktu tidur siang/malam. Persiapan sblm tidur Kegiatan sebelum/sesudah tidur 6. Penggunaan obat. Frekwensi, jenis, dosis, waktu, cara, reaksi obat. 7. Pemeliharaan kesehatan. Apa, bagaimana, kapan, dimana perawatan lanjut klien. Sistem pendukung yang dimiliki 8. Kegiatan di dalam ruangan. Merapikan TT, mengatur TT, menjaga kebersihan, sosialisasi 9. Kegiatan di luar ruangan. Menjaga kebersihan, berkebun, menata ruangan/lingkungan, menyiapkan makan, membersihkan ruangan/alat2 makan, sosialisasi

VIII. Daftar Masalah Keperawatan 1. Harga diri rendah 2. Isolasi sosial 3. Halusinasi 4. Risiko perilaku kekerasan 5. Waham 6. Defisit perawatan diri 7. Risiko bunuh diri 8. dll.

Risiko perilaku kekerasan

Halusinasi dengar

Menarik diri

HDR

HDR Tanda dan gejala : 1. Menyangkal penilaian (+) dan membesarkan penilaian (-) ttg dirinya 2. Secara verbal sering mengatakan hal (-) ttg dirinya

3. Selalu menilai diri tidak mampu 4. Mengekspresikan rasa bersalah secar terus menerus 5. Sering mengatakan tdk mampu 6. Selalu ragu-ragu 7. Sering mengalami kegagalan dlm pekerjaan/kegiatan lainnya 8. Sangat bergantung pada pendapat or.lain 9. Kontak mata kurang 10. Pesimis, pasif 11. Selalu merasa ketidakpastian dalam hidupnya Apabila ditemukan 1-5 maka masalah aktual dpt ditegakkan Bila 6 11 menunjukkan pasien beresiko mengalami HDR

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Risiko perilaku kekerasan 2. Halusinasi dengar 3. Menarik diri 4. HDR

POHON MASALAH Risiko perilaku kekerasan Akibat

Gangguan isi pikir: Waham Kebesaran

Core Problem

Gangguan konsep diri: ideal diri tidak realistis

Etiologi

Koping individu &/ keluarga tidak efektif

DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1. Harga diri rendah 2. Isolasi sosial 3. Halusinasi 4. Risiko perilaku kekerasan 5. Waham 6. Defisit perawatan diri 7. Risiko bunuh diri

RENPRA ( Unit Rawat Inap) Nama: TGL/JAM DX. KEP. Ruangan: (TUJUAN) (KRIT. EV.) RM NO: RENCANA TIND. KEP. TTD

RENPRA ( Poliklinik, IRD dan Rehabilitasi) TGL/JAM DX. KEP. RCN TINDKN. IMPLEMENTASI EVALUASI

S: O: A: P:

IMPLEMENTASI (Unit Rawat Inap) TGL/JAM DX. KEP. IMPLEMENTASI RESPON K/ MODIFIKASI PARAF

FORM IMPLEMENTASI NAMA : .. DIAGNOSIS RUANGAN : .. RM. NO. :

IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN

EVALUASI

EVALUASI TGL/JAM DIAGNOSA KEP. EVALUASI

-

S : O : A : P :

KENDALA DALAM PELAKSANAAN ASKEP JIWA 1. MAHASISWA FISIK & PSIKOLOGIS FISIK KETAKUTAN / KECEMASAN PERSEPSI TENTANG PASIEN

KEILMUWAN KONSEP KEPERAWATAN JIWA PROSES KEPERAWATAN SIKAP PROFESIONAL EMPATI

2. PASIEN TIDAK KOOPERATIF CENDERUNG MALARIKAN DIRI

3. LINGKUNGAN KEADAAN RUANGAN HAM (DOKTER/PERAWAT) KEGIATAN2 YANG TDK SESUAI DENGAN KOMPETENSI PRAKTEK

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Sesuai dengan renpra mengacu pada TUM dan TUK dari setiap diagnosa keperawatan yg ditegakkan. Al: 1. BHSP 2. Klien dapat mengenal masalahnya (Halusinasi) 3. Bimbing cara mengontrol Halusinasinya. 4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien 5. Bimbing penggunaan obat dgn benar. 6. Melibatkan dalam terapi modalitas keperawatan. 7. Dll.

EVALUASI 1) Evaluasi formatif (Respon Klien) dlm data S dan O 2) Evaluasi sumatif (evaluasi akhir/evaluasi diagnosis) dlm data S, O, A, P.

E. FORMAT RESUME Nama pasien No. RM Ruangan : : :

Dx Medik masuk : Dx Medik terakhir : Berdasarkan evaluasi pasien tersebut: 1. Pindah ruangan : 2. Dirujuk ke 3. Pulang : :

Ringkasan Asuhan Keperawatan : 1. Pengkajian Data 2. Dx Keperawatan 3. Intervensi 4. Evaluasi 5. Tindak lanjut/saran : : : : :

Tanggal .. Perawat

Mata kuliah Hari / Tanggal Dosen

: Sistem Neuro behaviour II (Jiwa) : Jumat, 12 April 2012 : Desak Made Ari Dwi Jayanti, S.Kep.,Ns.

PERUBAHANPERSEPSI SENSORI HALUSINASI

A. PENGERTIAN Suatu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan persepsi sensori , seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaaan atau penghiduan.klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. cook dan fontaine (dalam nita fitria 2009) Individu menginterprestasikan stresor yang tidak ada stimulus dari lingkungan (Depkes RI, 2000)

B. TEORI (Stuart dan Sundeen, 1995) Biokimia: Terjadi sebagai respon metabolisme terhadap stres yang mengakibatkan terlepasnya zat halusinogenik neurotik Psikoanalisis: Merupakan respon terhadap ego untuk melawan rangsangan dari luar yang mengancam dan ditekan untuk muncul dalam alam sadar

C. RENTANG RESPON HALUSINASI

RENTANG RESPON HALUSINASI

D. FAKTOR PREDISPOSISI Perkembangan Sosiokultural Biokomia (buffofenon & dimethytranferase) Psikologis genetik

E. PRESIPITASI Rangsangan dari lingkungan seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak berkomunikasi,objek yang ada dilingkungan, suasana sepi dan terisolasi.

F. PERILAKU DIMENSI FISIK = Keracunan alcohol

DIMENSI EMOSIONAL DIMENSI INTELEKTUAL = Penurunan kemampuan

-

DIMENSI SOSIAL

= Tidak berpartisipasi

DIMENSI SPIRITUAL

G. TAHAP HALUSINASI 1. TAHAP I/conforting -Masih menyenangkan 2. TAHAP II/ condeming -Menyalahkan / tidak suka 3. TAHAP III/ controlling -Pasien sudah dikontrol halusinasi 4. TAHAP IV/ conquering -Pasien sudah melakukan prilaku kekerasan

H. JENIS HALUSINASI PENGLIHATAN PENDENGARAN PENCIUMAN PENGECAP PERABA KINESTETIK VISERAL HISTERIK HIPNOGOGIK HIPNOPOMPIK PERINTAH = Merasakan tubuh bergerak = Merasakan organ tubuh bergerak = Histeria = Halusinasi muncul setiap mau tidur = Halusinasi muncul setiap bangun tidur = Halusinasi memerintah

I. PENGKAJIAN KLIEN HALUSINASI Jenis halusinasi Isi halusinasi Waktu dan frekuensi halusinasi Situasi pencetus halusinasi Respon klien = apa yang dilihat = frekuensi = saat sendiri / bersama = bagaimana respon

J. POHON MASALAH RESIKO TINGGI PERILAKU KEKERASAN EFFECT

PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI

CORE OROBLEM

ISOLASI SOSIAL

CAUSA

HARGA DIRI RENDAH

K. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL Perubahan sensori persepsi halusinasi Risiko tinggi perilaku kekerasan Isolasi sosial Harga diri rendah kronis Masalah utama adalah core problem

L. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN 1.TUM 2.TUK - TUK 1 - TUK II - TUK III = BHSP = Mengenal halusinasi = Mengontrol halusinasi -TUK IV - TUK V Cara menghardik Cara bercakap cakap Melakukan kegiatan sehari hari

= Keluarga = Pemberian obat Tanya jenis obat yang diberikan Warna obat Kapan saja ibu minum obat Tujuan pasien minum obat

M. STRATEGI PELAKSANAAN A. Proses Keperawatan 1. Kondisi = Mengambarkan pasien mengarah ke core problem Ds dan Do 2. Diagnosa Keperawatan 3. Tujuan khusus = TUK I (BHSP)

4. Rencana keperawatan

B. Strategi Komunikasi 1. Orientasi (salam terapeutik , evaluasi / validasi , kontrak ) 2. Fase kerja 3. Terminasi (evaluasi / validasi ) Ds = bagaimana perasaan pasien Do = Pasien dapat 4. Rencana tindak lanjut 5. Kontrak yang akan datang ( topik , waktu , tempat )

Mata kuliah Hari / Tanggal Dosen

: Sistem Neuro behaviour II (Jiwa) : Sabtu, 14 April 2012 : Desak Made Ari Dwi Jayanti , S.Kep .,Ns

PERUBAHAN PROSES PIKIR : WAHAMA. Pengertian Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (stuart dan sundeen, 1998). B. Tanda dan Gejala Menolak makan Tidak ada perhatian dengan perawaan diri Ekspresi wajah sedih/ gembira/ ketakutan Gerakan tidak terkontrol Mudah tersinggung Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan Tidak bisa membedakan antara kenyataan dengan bukan kenyataan Menghindar dari orang lain Mendominasi pembicaraan Berbicara kasar Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan

C. Rentang Respon

D. Faktor faktor 1. Faktor predisposisi Perkembangan Sosial budaya Psikologis Biologis Atrofi otak, pembesaran ventrikel diotak, perubahan pada sel kortikal dan limbik Genetik

2. Faktor presipitasi Sosial budaya Biokimia Psikologis

E. Macam-macam Waham Waham Agama Waham kebesaran = merasa jati tuhan

Waham curiga Waham somatic Waham nihilistic Waham dosa Waham bizar: - Sisip piker - Siar piker - Kontrol piker = pikiran orang lain di sisipkan = dikrtahui = dikontrol = meyakini kelainan dari tubuh = kosong / tidak ada = meyakini dia memiliki dosa

F. Pengkajian Proses pikir

Pertimbangan, pemahaman, penalaran dan ingatan ekspresi diri klien Isi pikir

Apa yang dipikirkan klien Arus dan Bentuk Pikir - Sirkuntansial - Tangensial - Asosiasi longgar - Inkoherensi - Fligh of idea - Blocking = berbicara berbelit belit sampai tujuan = berbicara berbelit belit tak sampai tujuan = antara satu kalimat dengan yg lain tak ada hubungan ) = antara satu kalimat dengan kalimat lainnya tidak dimengerti = pikiran loncat loncat = pikiran terhenti tanpa stimulus = alay

-Perseverasi (pembicaraan berulang-ulang berlebihan) G. Isi piker Obsesi Hipokondria Depersonalisasi

Pikiran magis Ide terkait

H. Pohon Masalah Risiko Tinggi Perilaku KekerasanEffect

Perubahan proses pikir: Waham

Core problem

Isolasi social

causa

Harga diri rendah I.