resume kasus 2

33
RESUME KASUS 2 GOUT ARTHRITIS (ASAM URAT) PUTRI YANI LUBIS 220110100113 FAKULTAS KEPERAWATAN

Upload: putry-rainism

Post on 13-Dec-2014

220 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

asam urat

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Kasus 2

RESUME KASUS 2

GOUT ARTHRITIS (ASAM URAT)

PUTRI YANI LUBIS

220110100113

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 2: Resume Kasus 2

A.DEFINISI

Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi

kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari

hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena

penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Gout mungkin primer

atau sekunder.

Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan

berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium

urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di

dalam darah (hiperurisemia).

Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan

jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada zaman

Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang

disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori

etiologis dan terapeutik yang telah diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan

salah satu jenis penyakit reumatik yang paling banyak dimengerti dan usaha-usaha

terapinya paling besar kemungkinan berhasil.

Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai

usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause. Gout

arthritis, atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat.

Gout adalah kerusakan metabolic yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi

serum asam urat dan deposit kristal asam urat dalam cairan sinovial dan disekitar jaringan

sendi.

Gout juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan metabolisme purin herediter

yang menyebabkan Peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh dan

Page 3: Resume Kasus 2

sendi.Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berdasarkan efek genetic

pada metabolisme purin (hiperuresemia).

Asam urat atau yang sering identik dengan rematik / encok merupakan penyakit

yang ditandai rasa nyeri pada tulang , sendi , otot , dan jaringan sekitar sendi .

- Gout primer

Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat

penurunan ekresi asam urat

- Gout sekunder

Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat

yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.

B.ETIOLOGI

Penyebab utama terjadinya Gout adalah karena adanya deposit/penimbunan Kristal asam

urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolism

asam urat yg abnormal dan kelainan metabolic dalam pembentukan purin dan ekskresi

asam urat yg kurang dari ginjal.

Factor lain yg mendukung :

Factor Genetik, seperti gangguan metabolisme purin yg menyebabkan asam urat

berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.

Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan oleh :

1. Pembentukan asam urat yang berlebih.

-Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.

-Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih

karana penyakit lain, seperti leukemia.

2. Kurang asam urat melalui ginjal.

-Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal

yang sehat. Penyabab tidak diketahui

-Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya

glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik..

Page 4: Resume Kasus 2

Penyebab sekunder yaitu : akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, diet tinggi

purin, alcohol, gangguan ginjal yg akan menyebabkan :

Pemecahan asan yg dapat menyebabkan hiperuricemia

Penggunaan obat-obatan yg dapat menurunkan asam urat seperti : aspirin,

diuretic, levodopa,diazoksid, asam nikotinad, aseta zolamid, etambutol.

Factor Resiko :

1. Faktor dari dalam

Terjadinya proses penyimpangan metabolisme yang umumnya berkaitan

dengan faktor usia , dimana usia diatas 40 tahun atau manula beresiko besar

terkena asam urat .

 

2. Faktor dari luar

Berupa makanan dan minuman yang dapat merangsang pembentukan

asam urat seperti makanan yang mempunyai kadar karbohidrat dan protein tinggi

seperti :

kacang-kacangan

emping

melinjo

daging ( terutama jeroan )

ikan

coklat

minuman yang mengandung kafein seperti kopi , teh ,

minuman ringan cola

C.MANIFESTASI KLINIS

Nyeri tulang sendi terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur

Kemerahan, panas dan bengkak pada tulang sendi

Tofi pada ibu jari, mata kaki dan telinga

Page 5: Resume Kasus 2

Peningkatan suhu tubuh

Kesemutan dan linu

Gangguan/fase akut :

o Nyeri hebat

o Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yg terserang

o Sakit kepala

o Demam, menggigil, malaise

o Peradangan local

o Yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki (sendi

metatarsofalangeal) tapi sendi lainnya juga dapat terserang. Serangan ini

cenderung sembuh spontan dalam waktu 10-14 hari meskipun tanpa terapi.

Gangguan/fase kronis :

o Timbul dalam jangka waktu beberapa tahun ditandai dengan rasa nyeri dan

pegal

o Pembengkakan sendi membentuk noduler yg disebut tofi

o Tampak deformitas dan tofus subkutan

o Terjadi pemimbunan kristal urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal.

o Terjadi uremi akibat penimbunan urat pada ginjal

o Mikroskofik tanpak kristal-kristal urat disekitar daerah nekrosisi.

D.KOMPLIKASI

1. Erosi, deformitas, dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi

yg menyebabkan degenerasi sendi.

2. Hipertensi , Albuminuria

3. Komplikasi pada ginjal

3 komplikasi hiperuricemia pada ginjal, yaitu : batu ginjal, gangguan ginjal akut

dan kronis akibat asam urat. Kerusakan tubuler ginjal yg menyebabkan gagal

ginjal kronik

4. Radang sendi akibat asam urat

Page 6: Resume Kasus 2

5. Urolitiasis akibat deposit Kristal urat pada saluran kemih

6. Nephrophaty akibat deposit Kristal urat dalam interstisial ginjal

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Lab

Serum asam urat

Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan

hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan

ekskresi.

Angka leukosit

Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama

serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam

batas normal yaitu 5000 - 10.000/mm3.

Eusinofil Sedimen rate (ESR)

Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate

mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat

di persendian.

Urin spesimen 24 jam

Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi

dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24

jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka

level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam

mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan

serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin

dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet

purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet

bebas purin pada waktu itu diindikasikan.

Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau

material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang

tajam, memberikan diagnosis definitif gout.

Page 7: Resume Kasus 2

2. Pemeriksaan Radiografi

Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak

terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang

progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah

sinavial sendi.

3. Sinar X sendi menunnjukkan massa tofaseus dan destriksi tulang dan perubahan

sendi.

F. PROGNOSIS

Pasien yang telah menderita Gout tidak akan sembuh sepenuhnya. Pasien tersebut

harus terus menjaga diet sepanjang hidup dan mengurangi makanan yg mengandung

purin seumur hidupnya. Ini untuk memastikan penyakitnya tidak kambuh lagi.

Gout juga dapat merusak ginjal sehingga menimbulkan proteinuria dan hipertensi ringan

apabila segera tidak ditangani.

G.PENCEGAHAN

1) Pembatasan purin : Hindari makanan yg mengandung purin yaitu : jeroan,

sarden, kerang, ikan kering, kacang-kacangan, bayam, udang, daun melinjo.

2) Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan

kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan

asam urat yg memiliki kelebuhan berat badan, berat badannya harus diturunkan

dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yg terlalu

sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yg

akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.

3) Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, ubi, singkong

sangat baik dikonsumsi oleh penderita asam urat karena akan meningkatkan

pengeluaran asam urat melalui urine.

4) Rendah protein : Protein terutama yg berasal dari hewan dapat meningkatkan

kadar asam urat dalam darah.

Page 8: Resume Kasus 2

5) Rendah Lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urine.

Makanan yg digoreng, margarine, bersantan sebaiknya dihindar. Konsumsi lemak

sebaiknya sebanyak 15% dari total kalori.

6) Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan juga dapat diperileh dari buah-

buahan segar yg mengandung banyak air. Buah-buahan yg disarankan adalah

semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, jambu air. Buah-buahan yg

sebaiknya dihindari alpukat dan durian karena mengandung lemak yg tinggi.

7) Tanpa alcohol : kadar asam urat mereka yg mengonsumsi alcohol lebih tinggi

dibanding mereka yg tidak mengonsumsi alcohol. Hal ini karena alcohol dapat

meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran

asam urat dari tubuh.

8) Menghindari menggunakan aspirin atau produk yang mengandung aspirin.

H.PENATALAKSANAAN

a) Farmakologi

1. Nonstreoid Anti-inflammatory Drugs- NSAIDs

Terdapat beberapa jenis NSAID, namun tidak semua memiliki efektivitas

dan keamanan yang baik untuk terapi gout akut. Beberapa NSAID yang

diindikasikan untuk mengatasi gout arthritis akut dengan kejadian efek samping yang

jarang terjadi yaitu :

Naproxen

Naproxen merupakan NSAID turunan asam propionat yang berkhasiat

antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik. Naproksen telah menjadi salah satu

pilihan pertama karena khasiatnya dan  kejadian efek sampingnya yang jarang.

1) Nama Dagang : Synflex

Indikasi :

Mengurangi nyeri sedang sampai berat pada OA, RA, spondilitis

ankilosa, gout akut.

Kontraindikasi :

Asma, rinitis, urtikaria yang diiduksi aspirin atau obat AINS, hamil

trimester 3 dan laktasi

Page 9: Resume Kasus 2

Dosis :

Sediaan kaplet dosis awal pemberian 3 tablet 275mg tiap 8 jam,

dilanjutkan 1 tablet 275mg tiap 8 jam

Efeksamping :

rasa tidak enak pada perut, nyeri ulu hati, reaksi GI, tukak peptik, sakit

kepala, mual, dan edema perifer

Resiko khusus :

kehamilan kategori B

2) Nama dagang : Xenifa

Dosis : Sediaan kaplet, dosis awal pemberian 825mg

tiap 8jam kemudian 275mg tiap 8jam. Diminum setelah

makan

Efek samping : sakit kepala, mengantuk, pusing, edema, palpitasi,

takikardi, mual, dispepsia, muntah, diare, tinitus,

alopesia, angiodema, pendarahan GI,

trobositopenia, anemia aplastik, gangguan

penglihatan, eritema multiform, sindroma nefrotik.

Natrium Diklofenak

Merupakan golongan NSAID turunan asam propionat yang memiliki cara kerja

dan efek samping yang sama dengan naproksen. Beberapa obat pilihannya yaitu:

1) Nama dagang : Abdiflam

Indikasi :

Inflamasi dan bentuk degeneratif reumatik seperti AR, termasuk

juvenil, spondilitis ankilosa, OA, spondiloartritis, reumatik non

sirkular, sindrom nyeri kolumna vertebralis, serangan gout akut

Kontraindikasi:

ulkus peptic, hipersensitif diklofenak, aspirin, obat penghambat

prostaglandin sintetase lain

Page 10: Resume Kasus 2

Dosis :

Sediaan kaplet dosis awal pemberian 100-150mg/hari dalam 2-3

dosis terbagi

Efek samping :

sakit kepala, mengantuk, pusing, edema, palpitasi, takikardi, mual,

dispepsia, muntah, diare, tinitus, alopesia, angiodema, pendarahan

GI, trobositopenia, anemia aplastik, gangguan penglihatan, eritema

multiform, sindroma nefrotik

Resiko khusus :

kehamilan kategori B

2) Nama dagang : Berifen

Dosis :

pemeliharaan 75-100mg/Hr terbagi dalam 2-3 dosis

Efek samping :

sakit kepala, mengantuk, pusing, edema, palpitasi, takikardi, mual,

dispepsia, muntah, diare, tinitus, alopesia, angiodema, pendarahan

GI, trobositopenia, anemia aplastik, gangguan penglihatan,eritema

kehamilan.

2. Colchicine

Colchicine tidak direkomendasikan untuk terapi jangka panjang gout akut.

Colchicine hanya digunakan selama saat kritis untuk mencegah serangan gout.

Dosis : 0,6 mg (oral), 1-3mg (dalam Nacl intravena),

3. Kortikosteroid

Kortikosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout akut dan akan

mengontrol serangan. Kortikosteroid ini sangat berguna bagi pasien yang

dikontraindikasikan terhadap golongan NSAID. Jika goutnya monarticular,

pemberian antra-articular yang paling efektif.

4. Allupurinol

Dapat menurunkan kadar asm urat dengan cara menekan produksi asam

urat. Pengobatan ini tidak dianjurkan untuk orang dengan fungsi ginjal yg

kurang. Dosis : 100 mg 2x/hari

Page 11: Resume Kasus 2

Efek samping : kemerahan, kerusakan hati.

5. Indometacin

Dosis : :

Pemberian oral : dosis initial 50 mg dan diulang setiap 6-8 jam tergantung

beratnya serangan akut. Dosis dikurangi 25mg tiap 8 jam sesudah

serangan akut menghilang. Efek samping : gastric intolerance, eksaserbasi

ulkus peptikum.

Pemakaian melalui rectal : indometacin diabsorpsi baik melalui rectum.

Tablet supositoria mengandung 100 mg indometacin.

6. Uricosuric

Untuk meningkatkan ekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam

urat (jumlahnya dibatasi padapasien dengan gagal ginjal).

Golongan uricosuric : Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg

7. Ceftriaxone

Ceftriaxone adalah kelompok obat yang disebut cephalosporin antibiotics.

Ceftriaxone bekerja dengan cara mematikan bakteri dalam tubuh.

Dosis :

Dewasa dan anak > 12 tahun dan anak BB > 50 kg : 1 - 2 gram

satu kali sehari. Pada infeksi berat yang disebabkan organisme

yang moderat sensitif, dosis dapat dinaikkan sampai 4 gram satu

kali sehari.

Bayi 14 hari : 20 - 50 mg/kg BB tidak boleh lebih dari 50 mg/kg

BB, satu kali sehari.

Bayi 15 hari -12 tahun : 20 - 80 mg/kg BB, satu kali sehari. Dosis

intravena > 50 mg/kg BB harus diberikan melalui infus paling

sedikit 30 menit.

Indikasi : Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif

terhadap Ceftriaxone, seperti: infeksi saluran nafas, infeksi THT,

infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi tulang, sendi dan

Page 12: Resume Kasus 2

jaringan lunak, infeksi intra abdominal, infeksi genital (termasuk

gonore), profilaksis perioperatif, dan infeksi pada pasien dengan

gangguan pertahanan tubuh.

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap cephalosporin dan penicillin

(sebagai reaksi alergi silang).

Efek samping :

1) Reaksi hipersensitivitas (urticaria, pruritus, ruam, reaksi parah

seperti anaphylaxis bisa terjadi); Efek GI (diare, N/V, diare/radang

usus besar); Efek lainnya (infeksi candidal)

2) Dosis tinggi bisa dihubungkan dengan efek CNS (encephalopathy,

convulsion); Efek hematologis yang jarang; pengaruh terhadap

ginjal dan hati juga terjadi.

8. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat

menggunakan Probenezid 0,5 gr/hari atau Sulfinpyrazone (Anturane) pada

pasien yg tidak tahan terhadap benemid.

b) Non Farmakologi

Diet rendah purin.

Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden,

daging kambing) serta banyak minum.

Tirah baring.

Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah

serangan menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.

Tindakan bedah tofektomi: pengeluaran massa tofus.

Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)

Kompres dingin

Page 13: Resume Kasus 2

I. LEGAL ETIK

1) Autonomy

Perawat menghargai hak klien untuk mengambil keputusan sendiri. Dengan menghargai hak autonomy berarti perawat menyadari keunikan individu secara holistic.

2) Beneficence

Melakukan yang terbaik. Perawat memiliki kewajiban untuk melakukan dengan baik, yaitu mengimplementasikan tindakan yang menguntungkan klien & keluarga.

3) Non Maleficence

Perawat tidak menyebabkan bahaya bagi kliennya.

4) Veracity

Mengatakan kebenaran yang terjadi dengan berbagai pertimbangan.

5) Justice

Perawat mengambil keputusan dengan menggunakan rasa keadilan.

J. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

a. Osteoarthritis

Page 14: Resume Kasus 2

Merupakan penyakit degenerative kronis dari sendi-sendi. Pada penyakit

ini terjadi penurunan fungsi tulang rawan terutama yg menopang sebagian dari

berat badan dan seringkali pada persendian yg sering digunakan. Sering dianggap

juga sebagai konsekuensi dari perubahan dalam tulang dengan lanjutnya usia.

Penyakit ini biasa terjadi pada usia 50 tahun keatas dan pada orang kegemukan

(obesitas) tetapi bisa juga disebabkan oleh kecelakaan persendian. Pada usia

lanjut tampak 2 hal yg khas yaitu rasa sakit pada persendian dan terasa kaku jika

digerakkan. Osteoarthritis diklasifikasikan sebagai tipe primer (idiopatik) tanpa

kejadian atau penyakit sebelumnya. Pertambahan usia berhubungan secara

langsung dengan proses degenerative dalam sendi, mengingat kemampuan

kartilago artikuler untuk bertahan terhadap mikrofraktur dengan beban muatan

rendah yg berulang-ulang menurun.

b. Rheumatois Arthritis

Merupakan bentuk arthritis yg serius, disebabkan oleh peradangan kronis

yg bersifat progresif yg menyangkut persendian. Ditandai dengan sakit dan

bengkak pada sendi-sendi terutama jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku dan

lutut. Dalam keadaan yg parah dapat menyebabkan kerapuhan tulang sehingga

menyebabkan kelainan bentuk terutama pada tangan dan jari-jari. Tanda lainnya

yaitu persendian terasa kaku terutama pada pagi hari, rasa letih dan lemah, otot-

otot terasa kejang, persendian terasa panas dan kelihatan merah dan mungkin

mengandung cairan, sensasi rasa dingin pada kaki dan tangan yg disebabkan

gangguan sirkulasi darah.

Gejala ekstra-artikuler yg sering ditemui adalah demam, penurunan berat

badan, mudah lelah, anemia, pembesaran limfe, dan jari-jari yg pucat. Penyakit ini

belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun diduga berhubungan dengan

penyakit autoimmunitas. Rheumatoid arthritis lebih sering menyerang wanita

daripada laki-laki. Walaupun dapat menyerang segala jenis umur, namun lebih

sering terjadi pada umur 30-50 tahun.

Page 15: Resume Kasus 2

LO

Normal GFR pada pria : 97 hingga 137 ml/min

Normal GFR pada wanita : 98 hingga 128 ml/min

Nilai normal asam urat : 2,4 – 5,7 mg/dl (P)

3,4 – 7,0 mg/dl (W)

Page 16: Resume Kasus 2

K.PATOFISIOLOGI

Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau

penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme

purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage

pathway).

1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor

nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian zat

Page 17: Resume Kasus 2

antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini

dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim

yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan

amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan

balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah

pembentukan yang berlebihan.

2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin

bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat

perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin)

berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam

urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase

(HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).

Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh

glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi

kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.

Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan metabolisme (pembentukan dan

ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi:

1. Penurunan ekskresi  asam urat secara idiopatik

2. Penurunan eksreksi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal

3. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang

meningkatkan cellular turnover) atau peningkatan sintesis purin (karena defek enzim-

enzim atau mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan)

4. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin

Peningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

Asam urat ini merupakan suatu zat yang kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung

Page 18: Resume Kasus 2

membentuk kristal. Penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal

mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui.

L. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Anamnesa

1) Identitas

Nama : Tn. D

Usia : 56 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : -

Alamat : -

Suku bangsa : -

Diagnose medis : Gout (Asam urat)

2) Keluhan utama : -3) Riwayat Penyakit Sekarang :

Klien merasakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, bertambah saat digerakkan dan meningkat pada waktu malam hari. Disekitar luka tampak bengkak, tampak benjolan dan kemerahan sehingga klien juga tidak bisa bergerak, untuk kebutuhan sehari-hari dibantu oleh keluarga. Klien sudah mengalami dekubitus grade 2 pada tumit kaki kiri dank lien terpasang kateter output= 600 cc/hari.

4) Riwayat Penyakit Dahulu :

Sejak 2 minggu yang lalu klien dirawat di rimah sakit karena terdapat luka persendian ibu jari kaki.

Page 19: Resume Kasus 2

5) Riwayat Penyakit Keluarga :

Klien mengatakan di keluarga tidak ada yang menderita seperti itu.

6) Riwayat Psikososial : -

b. Pengkajian Fisik

TTV : - Pemeriksaan Fisik

- Inspeksi : Sekitar luka tampak bengkak, benjolan dan kemerahan. Mengalami dekubitus grade 2 pada tumit kaki kiri.

- Auskultasi : -- Palpasi : Timbul benjolan- Perkusi : -

2. Pemeriksaan Diagnostik

Hasil Pemeriksaan Lab :

Hb = 11,1 ; Hematokrit=34 ; Leukosit=16.600 ; Ureum=137 ; Kreatinin=2,27 ; Asa urat=14,1 ; GFR=36

Obat-obatan :

Terapi ranitidine 2x30mg IV ; Ceftriaxone 1x2gr IV ; Ketorolac 2x1 amp IV ; Infuse Nacl 0,9 ggt/menit.

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri b.d

Nyeri berkurang, hilang, teratasi.

Criteria hasil :

Menunjukkan perilaku yg lebih

MANDIRI

1. Kaji lokasi, intensitas, tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri sampai ke daerah yg baru. Kaji

1. Nyeri merupakan respon subyektif yg dapat dikaji dengan menggunakan skala nyeri. Klien biasanya melaporkan nyeri di atas

Page 20: Resume Kasus 2

rileks Memperagakan

keterampilan reduksi nyeri

Skala nyeri 0-1 atau teratasi

nyeri dari skala 0-4.

2. Bantu klien dalam mengidentifikasi factor pencetus.

3. Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non-invasif.

4. Ajarkan relaksasi : teknik terkait ketegangan oto rangka yg dapat mengurangi intensitas nyeri.

5. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.

6. Hindarkan klien meminum alcohol, kafein dan obat diuretic.

KOLABORASI

1. Dengan tim medis dalam pemberian alopurinol.

tingkat cedera.

2. Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan dan peradangan pada sendi.

3. Pendekatan dgn menggunakan relaksasi dan farmakologi lain menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri.

4. Akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan terpenuhi dan mengurangi nyeri.

5. Mengalihkan perhatian klien thd nyeri ke hal yg menyenangkan.

6. Pemakaian alcohol, kafein dan obat diuretic akan menambah peningkatan kadar asam urat dalam serum.

1.Alopurinol menghambat biosintesis asam urat shg menurunkan kadar asam urat serum

2. Gangguan mobilitas fisik b.d

Klien mampu melaksanakn aktivitas fisik sesuai kemampuannya.

Criteria hasil :

Klien ikut dalam

MANDIRI

1. Kaji mobilitas yg ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan.

2. Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak

1. Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.

2. Gerakan aktif memberikan masa tonus dankekuatan otot serta memperbaiki fungsi

Page 21: Resume Kasus 2

program latihan Tidak mengalami

kontraktur sendi Kekuatan otot

bertambah Klien

menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan koordinasi optimal.

aktif pada ekstremitas yg tidak sakit.

3. Bantu klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi.

4. Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.

KOLABORASI

1. Dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien

jantung dan pernapasan.

3. Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.

4. Untuk mendeteksi perkembangan klien.

1. Kemampuan mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi.

3.Gangguan pola tidur

Klien dapat

beristirahat/tidur

dengan nyaman.

1.Hilangkan

kebisingan / stimulus

eksternal yang

berlebihan

2.Bicara yang

tenang,. Perlahan

dengan

menggunakan kalimat

yang pendek

sesuai kebutuhan.

3.Berikan obat sesuai

indikasi ( kolaborasi

Suara yang keras

dapat mengganngu

dan mempengaruhi

istirahat.

4.Resiko Setelah diberikan

intervensi

Perawat perlu Hubungan saling

Page 22: Resume Kasus 2

gangguan konsep diri

keperawatan

klien akan

mengalami

perbaikan perasaan

mengenai citra

dirinya

dan menerima

perubahan fisik yang

terjadi

mengenali dan

menerima pandangan

klien mengenai citra

diri dan perubahannya.

percaya akan

memfasilitasi klien

untuk bebas

menyatakan perasaan

negatifnya.

5.Kerusakan integritas kulit.

Tujuan jangka

panjang:

Mempertahankan

integritas kulit

Tujuan jangka

pendek:

Integritas kulit tidak

rusak

ditandai dengan

tidak

adanya infeksi

1. Hilangkan

kelembaban dari

kulit dengan

penutupan dan

menghindari friksi

2. Lindungi kulit

yang sehat dari

kemungkinan

maserasi (hidrasi stratum

korneum yang belebihan)

1. Friksi dan

maserasi

memainkan peranan

yang penting dalam

proses terjadinya

sebagian kerusakan

kulit

2. Maserasi pada

kulit

yang sehat dapat

menyebabkan

pecahnya kulit dan

perluasan kelainan primer

Page 23: Resume Kasus 2

DAFTAR PUSTAKA

Kumar V, Cotran R, Robbins S. Buku Ajar Patologi. 7th ed. Jakarta: EGC; 2000. p. 864-8

Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta: EGC; p. 317.

Brunner & suddath. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Jakarta. 2001

Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Penerbit Buku

Kedokteran. EGC. Jakarta. 1998

Long, Barbara C. Keperawatan Medikal Bedah 3. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan

Keperawatan Padjajaran. Bandung. 1996

Price, Sylvia Anderson. Patologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 2. Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta. EGC. 1990

Soeparman. Waspadji, Sarwono. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 1998

Staf Pengajar Bagian Patologik Akademik. Patologi. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta. 1994

 

Page 24: Resume Kasus 2