resume kasus. hiperemesis gravidum

37
RESUME KASUS PADA Ny. E USIA 38 TAHUN UK 15 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI IGD PONEK RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO Oleh Aprilita Restuningtyas NIM 122310101053

Upload: aprilita-restuningtyas

Post on 08-Nov-2015

549 views

Category:

Documents


78 download

DESCRIPTION

Resume kasushiperemesisgravidarum IGD PONEK

TRANSCRIPT

RESUME KASUS PADA Ny. E USIA 38 TAHUN UK 15 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI IGD PONEKRSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO Oleh

Aprilita RestuningtyasNIM 122310101053PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNVERSITAS JEMBER2015

Kasus Hiperemesis GravidarumNy. E 38 tahun datang ke Ponek RSUD Abdoer Rahem pada hari Sabtu, 16 Mei 2015 pukul 09.20 WIB atas kemauan sendiri. Kehamilan ini merupakan kehamilan kelima bagi Ny. E. Usia Kandungan saat ini sekitar 15 minggu. Pasien datang dengan keluhan muntah hebat sejak 3 hari lalu disertai dengan pusing.Ny. E mengaku tidak makan apapun sejak 3 hari yang lalu karena muntah, seain itu dlam sehari Ny. E bahkan tidak mampu menghabiskan segelas air, sehigga saat dilakukan pengambilan darah, darah Ny. E sangat kental dan sulit diambil. Ny. E melakukan pelayanan antenatal care rutin yaitu ke bidan. Ny. E mengaku menggunakan KB suntik setiap 1 ulan. Ny. E tidak memiliki riwayat penyakit menular, menahun, dan menurun. Riwayat kehhamilan dan persalinan Ny. E sebelumnya adalah anak pertama berusia 21 tahun lahir di bidan hidup, anak kedua 11 tahun lahir di bidan hidup,anak ketiga 3 tahun lair di bidan hidup, anak ke 4 keguguran, dan hamil yang saat ini. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan data keadaan umum Ny. E baik, kesadaran Ny. E compos mentis dengan hasil pengukuran TTV yaitu TD 130/90 mmHg, Nadi 78x/menit, Suhu 35,8 oC, dan RR 22x/menit. Hasil pemeriksaan palpasi didapatkan Hasil Leopod 1 tinggi fundus uteri 3 jari atas symphisis. Hpht 25-2-2015. Diagnosa hiperemesis gravidarum.TEORI KASUSA. Definisi

Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana ibu hamil mual dan muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari hari (Arief. B, 2009).Hiperemesis Gravidarum adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan mual dan muntah yang tidak dapat dikendalikan dan terus- menerus sebelum minggu ke 20 kehamilan. (Carol J. Green, 2012:284).Hiperemesis Gravidarumadalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan, dehidrasi, ketosis dan kekurangan nutrisi. (Micheline, 2004).Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari dapat terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester satu. Kurang lebih pada enam minggu setelah haid terakhir selama sepuluh minggu, ( Mansjoer Arief, 2001 : 259 ).

Hiperemesis Gravidarumadalah gejala mual muntah yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester pertama, mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007).

Hiperemesis Gravidarumadalah mual muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan (Varney, 2006).Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarumadalah mual dan muntah yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa kehamilan trimester pertama sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, dan kehilangan berat badan.

B. Epidemiologi dan Insidensi

Mual dan muntah terjadi dalam 50-90% kehamilan. Gejalanya biasanya dimulai pada gestasi minggu 9-10, memuncak pada minggu 11-13, dan berakhir pada minggu 12-14. Pada sekitar 10% kehamilan, gejala dapat berlanjut melewati 20-22 minggu. Di masa kini, hiperemesis gravidarum jarang sekali menyebabkan kematian, tapi masih berhubungan dengan morbiditas yang signifikan. Dalam situasi wanita sebagai pekerja, mual dan muntah mengganggu pekerjaan hampir 50% wanita hamil yang bekerja. Hiperemesis yang berat dapat menyebabkan depresi.

Insidensi kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus ringan dan hilang seiring dari perjalanan waktu, satu dari setiap seribu wanita hamil akan menjalani rawat inap. Pada umumnya Hiperemesis Gravidarumdapat sembuh dengan sendirinya, tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps. Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita primigravida, (Bobak, dkk., 2004: 721).

C. Etiologi

Penyebab Hiperemesisi Gravidarum secara pasti belum diketahui. Menurut Chin dkk,1990; Goodwin mentero, Mostman, 1990) Mengemukakan Hiperemesis Gravidarum dapat disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertiroidisme, yang mungkin disebabkan peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia. Beberapa faktor predisposisi sbb :

1. Primigravida, mola hidotidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.

2. Faktor organik, karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik.

3. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab.

4. Faktor Endokrin : Hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.

Penyebab pasti Hiperemesis Gravidarum belum diketahui, akan tetapi terdapat beberapa teori mengenai penyebab terjadinya Hiperemesis Gravidarum antara lain:

1. Teori Endokrin : penyebabnya mungkin kadar human chorionic gonadotropin (hCG) dan estrogen yang tinggi selama kehamilan dapat menjadi pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi,sehingga terjadi penurunan motilitas lambung yang mengakibatkan pengosongan lambung melambat.Sedangkan hCG menstimulasi kelenjar tiroid yang dapat mengakibatkan mual dan muntah2. Teori Psikosomatik : stress psikologis dapat meningkatkan gejala.Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan serta tekanan pekerjaan dan pendapatan dapat menyebabakan terjadinya perasaan berduka ,ambivalen, serta konflik;dan hal tersebut dapat menjadi faktor psikologis penyebab Hiperemesis Gravidarum(Verberg,et.al.2005). 3. Teori Alergi : masuknya antigen baru (janin/plasenta) dapat menimbulkan reaksi sistem imun. Mual dan muntah berlebihan juga terjadi pada klien yang sangat sensitif terhadap sekresi korpus luteum.4. Teori Metabolisme : defisiensi vitamin B6 dan/penurunan fungsi hati dapat mengakibatkan mual dan muntah pada kehamilan .5. Teori Infeksi: Penelitian Kocak,et.al.1991 menemukan adanya hubungan antara infeksi Helicobacter pylori dengan terjadinya Hiperemesis Gravidarum.

6. Faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan Hiperemesis Gravidarum meliputi kehamilan di usia muda, obesitas, factor budaya yang berkaitan dengan pemilihan jenis makanan yang akan dikonsumsi, mual dan muntah pada kehamilan sebelumnya. Hasil penelitian menemukan bahwa kejadian hiperemesis gravidarum dapat meningkat pada wanita yang mengalami pembatasan dalam intake nutrisi (contohnya pada wanita yang menjalankan puasa). Ditegaskan oleh Robinson,et.al. bahwa pembatasan intake nutrisi dapat menimbulkan efek samping terhadap volume cairan amnion sehingga perlu dipertimbangkan pelaksanaan puasa pada ibu hamil.(Family Nurse Practitioner Program, 2002;Runiari,Nengah,2010:8)D. Tanda dan Gejala

1. Hiperemesis Gravidarumtingkat pertama

a. Muntah berlangsung lama/terus menerus yang mempengaruhi keadaan umumb. Nafsu makan berkurang/ anoreksiac. Berat badan menurund. Kulit dehidrasi (turgor kulit berkurang), tonus lemahe. Nyeri epigastrikf. Tekanan darah sistol menurun, nadi meningkat sekitar >100x/menit,dapat disertai peningkatan suhu tubuhg. Lidah keringh. Mata cekung

2. Hiperemesis GravidarumTingkat Kedua

a. Klien tampak lebih lemahb. Gejala dehidrasi lebih tampak: mata cekung, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan tampak kotor

c. Tekanan darah turun, nadi kecil dan cepat,suhu kadang-kadang naik

d. Berat badan makin turun

e. Mata sedikit ikterus

f. Gejala hemokonsentrasi: urin berkurang, aseton dalam urin meningkat.

g. Oliguria

h. Gangguan buang air besar: konstipasi

i. Gangguan/penurunan tingkat kesadaran: apatis

j. Napas bau aseton

3. Hiperemesis GravidarumTingkat Ketiga

a. Keadaan umum lebih parah

b. Muntah berhenti

c. Penurunan kesadaran: somnolen sampai koma

d. Nadi kecil, halus dan cepat,tekanan darah turun, suhu meningkat

e. Ikterus, menunjukkan adanya payah hati

f. Dapat terjadi komplikasi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) dengan adanya: nistagmus, diplopia, perubahan mental: akibat sangat kekurangan zat makanan,termasuk vitamin B kompleks

g. Perdarahan dari esofagus,lambung,dan retina

(Diyan Indriyani: 2013,130; Runiari,Nengah:2010,13)a. Patofisiologi

Peningkatan kadar progesteron, estrogen, dan human chorionic gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan pengosongan lambung melambat.Refluks esophagus,penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi asam hidroklorida juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah.Hal ini diperberat dengan faktor psikologis, spiritual,lingkungan dan sosiokultural.

Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang.Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi dari hamil muda; bila terjadi terus-menerus selain menyebabkan dehidrasi, dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit disertai alkalosis hipokloremik, serta mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Oksidasi lemak yang tidak sempurna menyebabkan ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik,asam hidroksi butirik,dan aseton dalam darah.

Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,sehingga cairan ekstraselular dan plasma berkurang.Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih turun.Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik.Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati.

Keadaan dehidrasi dan intake yang kurang mengakibatkan penurunan berat badan yang terjadi bervariasi tergantung durasi dan beratnya penyakit. Pencernaan serta absorpsi karbohidrat dan nutrisi lain yang tidak adekuat mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk mempertahankan panas dan energi tubuh. Jika tidak ada karbohidrat maka lemak digunakan untuk menghasilkan energi,akibatnya beberapa hasil pembakaran dari metabolisme lemak terdapat dalam darah dan urine (terdapat atau kelebihan keton dalam urine).

Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya nonprotein nitrogen, asam urat, urea, dan penurunan klorida dalam darah. Kekurangan B1,B6, dan B12 mengakibatkan terjadinya neuropati perifer dan anemia; bahkan kekurangan B1 dapat mengakibatkan terjadinya wernicke enchepalopati. (Runiari,Nengah:2010,11;http://zerich150105. wordpress.com/).b. Komplikasi dan Prognosis

Komplikasi yang dapat terjadi akibat hiperemesis gravidarum yaitu ensefalopati wenicke dengan gejala nistagmus, diplopia. Keadaan ini adalah akibat karena sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati, ( Mansjoer Arief, 2001 : 260 ).Komplikasi yang dapat terjadi akibat hiperemesis gravidarum menurut Rustam Mochtar (1998), yaitu dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan, gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi.Dengan penanganan yang baik, prognosis akan sangat memuaskan. Namun pada tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin, (Mansjoer Arief, 2001 : 260 ).c. PenatalaksanaanMenurut Nengah Runai tahun 2010 penatalaksanaanHiperemis Gravidarum yaitu:

1. Terapi CairanBerikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari.Umumnya kehilangan air dan elektrolit diganti dengan cairan isotonik, seperti Ringer Laktat (RL), atau Normal Salin (NaCl). Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.Setelah tercapai rehidrasi,maka secara bertahap dapat mulai diberikan makan dan minum dengan jumlah sedikit tapi sering.2. DietDiet Hiperemesis Gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis,dan secara berangsur akan diberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. Diet Hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat,yakni:a. Karbohidrat tinggi, 75-80 % dari kebutuhan energi totalb. Rendah lemak, < 10% dari kebutuhan energi totalc. Protein sedang, 10-15 % dari kebutuhan energi totald. Makanan diberikan dalam bentuk keringe. Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan klien yaitu 7-10 gelas/ harif. Makanan mudah dicerna, tidak merangsang saluran pencernaan dan diberikan dalam porsi kecil tapi seringg. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan pada malam harih. Pemberian makanan ditingkatkan secara bertahap dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan klienTiga macam diet pada Hiperemesis gravidarum:1) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering, singkong bakar/rebus, ubi bakar/rebus dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.

2) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.

3) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini mencukupi kebutuhan energy dan semua zat gizi.

Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I,II,III adalah:

1) Roti panggang , biscuit,dan crackers2) Buah segar dan sari buah3) Sirup dan the hangat

3. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan pada klien bahwa penyakit dapat disembuhkan. Berikan motivasi untuk menghilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.4. IsolasiPenderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan5. Terminasi/penghentian kehamilanPada sebagian kecil kasus keadaan semakin memburuk.Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk.Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.6. Obat-obatanSedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital.Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti Disiklomin, Hidrokhloride atau Khlorpromazin.Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin atau Avomin.Jika klien tidak dapat menerima terapi oral maka dapat diberikan Metoklopramid secara intravena.E. Pemeriksaan Penunnjang

Ketika seorang wanita datang dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamilan atau kondisi patologis lain.1. Riwayat mual muntah

a. Frekuensi muntah

b. Hubungan muntah dengan asupan makanan (jenis dan jumlah)

c. Riwayat pola makan (jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu pemberian, dan reaksinya)

d. Riwayat pengobatan (termasuk reaksi obat)

e. Riwayat gangguan makan

f. Riwayat diabetes

g. Pembedahan abdomen sebelumnya.

h. Frekuensi istirahat

i. Kecemasan dalam kehamilan

j. Dukungan keluarga

2. Pemeriksaan fisik

a. Berat badan (hubungannya dengan berat badan sebelumnya)

b. Suhu badan, denyut nadi, dan pernafasan

c. Turgor kulit

d. Kelembapan membrane mukosa

e. Kondisi lidah (bengkak, kering, pecah-pecah)

f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.

g. Pengkajian pertumbuhan janin.

3. Laboratorium

a. Urinalisis :menentukan adanya infeksi dan/ dehidrasi meliputi pemeriksaan keton,albumin dan berat jenis urine. Keton urine : keton diproduksi ketika lemak dipecah untuk memberikan energi jika asupan tidak adekuat. Berat jenis urine lebih dari 1,025 : mengindikasikan konsentrasi urine terkait dengan asupan cairan yang tidak adekuat atau kehilasngan cairan berlebihan. b. Pemeriksaan BUN (Blood Urea Nitrogen) : Guna menentukan apakah protein telah dimetabolisme untuk menghasilkan energi jika asupan tidak adekuat untuk memastikan apakah terjadi kerusakan ginjal akibat hiperemisis berat.c. Hb (Hemoglobin) dan Ht (Hematokrit) : untuk mengetahui adanya hemokonsentrasi , yang dihubungkan dengan asupan cairan yang tidak adekuat atau kehilangan cairan yang berlebihd. Bilirubin : untuk menyingkirkan adanya penyakit hepatic sebagai penyebab muntah, juga merupakan indicator kelaparan dan kerusakan hati akibat hiperemesis yang lama. e. Elektrolit serum (K, Na, Cl) : untuk menentukan apakah adanya gangguan keseimbangan elektrolit karena kekurangan asupan nutrisi dan kehilangan asupan hidrolorat atau getah usus alkali dari lambung.

f. Enzim hati (amilase,lipase): untuk menyingkirkan adanya penyakit hepatic sebagai penyebab muntah untuk mengetahui apakah hati telah rusak akibat hiperemisis yang lama.

g. Kadar hCG jika diduga kehamilan multiple atau mola hidatiformis 4. RadiologisPemeriksaan USG dilakukan untuk mendiagnosis penyakit kandung empedu, hidronefrosis, mola hidatidiformis atau jika ada indikasi gangguan abdomen akut (Carol J. Green:2012,285; Runiari,Nengah:2010,38)F. Pencegahan

Prinsip pencegahan yaitu menangani emisis agar tidak terjadi Hiperemesis Gravidarum, diantaranya yaitu, (Mansjoer Arief, 2001 : 260 ) :

1. Menerangkan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis, dengan cara memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan biasanya akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.2. Makan sedikit tapi sering, berikan makanan selingan seperti biskuit, roti kering dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan berbau menyengat

3. Defekasi teratur

G. Pathway

Deteksirespon

H. I. J. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. ADENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUMA. PENGKAJIAN

1. Identitas KlienNo. RM: 066355Nama

: Ny. AUmur

: 38 tahun

Alamat: Panji LorTanggal: 16 Mei 2015

2. Keluhan Utama:Muntah berat3. Riwayat Kesehatan, terdiri dari:

a. Kesehatan sekarang: Ny. A mengeluhkan muntah berat dan tidak mau makan apapun sejak 13 Mei 2015. Kehamilan ini merupakan kehamilan kelima Ny. A.b. Kesehatan masa lalu: Ny.A tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menahun dan menular. Pernah mengalami keguguran sebelumnyac. Riwayat Pembedahan: pasien tidak memiliki riwayat pembedahan sebelumnya

4. Riwayat kesehatan keluarga

Pasien tidak memiliki anggota keluarga yang memiliki riwayat hipertensi, penyakit degenertif..5. Riwayat Kehamilan: Ini adalah kehamian kelima Ny. A, anak pertama berusia 21 tahun lahir di bidan hidup, anak kedua 11 tahun lahir di bidan hidup,anak ketiga 3 tahun lair di bidan hidup, anak ke 4 keguguran.

6. Riwayatseksual: pasien tinggal bersama suaminya. Pasien menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik setiap sebulan. 7. Riwayat pemakaian obat

Ny. A tidak mengonsumsi obat-obatan untuk indikasi penyakit, hanya mengkonsumsi preparat Fe dan vitamin.8. Pola aktivitas sehari-hari

a. Pola Nutrisi : sudah 3 hari pasien muntah berat, sehingga pasien tidak mau makan sama sekali. Setiap hari, pasien mengkonsumsi air kurang dari 1 gelas, ini menyebebkan pengentalan pada darah pasien saat dilakukan pengambilan spesimen darah.b. Pola Istirahat: Pola istirhat pasien tidak banyak terganggu, karena mual berat hanya dirasakan pada siang hari.

c. Pola Eliminasi: Tidak ada gangguan pada BAB dan BAK pasien, hanya saja sejak 2 hari pasien tidak BAK.d. Pola Seksual: Tidak sering melakukan hubungan seksual

e. Pola Psikososial

1) Psikologis : cemas dan takut akan keadaannya dan keadaan bayinya karena muntah berat yang dialami pasien.2) Sosial : pasien masih berinteraksi dengan seluruh keluarga dan tetangga dengan baik.9. Pemeriksaan Fisik

a. Kulit Warna kulit Sawo matang, turgor kulit buruk >3 detik dan kulit teras lembek.

b. Rambut Rambut merata, rambut warna hitam, tidak mudah dicabut, rambut ikal kasar.

c. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

d. Mata Konjungtiva pucat, sclera putih.

e. Gigi dan mulut Mukosa mulut kering, bibir kering, gigi utuh, caries tidak ada.

f. Dada

Simetris kiri kanan, terlihat usaha lebih saat bernafas. g. Payudara

Bentuk payudara simetris, konsitensi kenyal, ada pembesaran, putting susu menonjol, tidak ada pelebaran vena sekitar payudara, colostrum ada, aerola berwarna kehitaman.

h. Ekstremitas atas dan bawah

Ekstremitas atas pada tangan kanan terpasang infus 60 tts/menit sedangkan ekstremitas bawah varises oedema tidak ada.

i. Abdomen 1). Inspeksi Tidak ada jejas dan luka daerah perut 2). Palpasi Konsistensi kulit abdomen lembek,3). Auskultasi Dengan menggunakan dopler vetal terdengar denyut jantung janin ( 156 x/menit. Genetalia Pada vulva tidak terdapat oedema, tidak terdapat varises serta tidak ditemukan tanda tanda infeksi tidak keluar cairan pervaginam.10. Pemeriksaan psikososial

a. Respondanpersepsi keluarga:Keluarga sangat senang dengan kehamilan Ny. A, namun cemas pada keadaan Ny. A.b. Status psikologis ayah, respon keluarga terhadap bayiSuami Ny. A sangat senang dengan kehamilan Ny. A ini, namun suami Ny. A sediit cema terhadap kondisi Ny.A dan bayi yang dikandung Ny.A.a. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien hiperemesis yaitu:1. Deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih.2. Mual berhubungan dengan peningkatan hormone progestreron, estrogen, hCG.3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan iritasi asam pada selapaut lender esofagus4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan vasokontriksi perifer5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan vasokontriksi periferB. IntervensiNo.Diagnosa KeperawatanTujuan dan KriteriaIntervensi

1.Deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih yang ditandai dengan klien mengatakan cepat merasa haus, penurunan turgor kulit/lidah, membran mukosa/kulit kering, peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi, pengisian vena menurun, perubahan status mental, konsentrasi urine meningkat, temperatur tubuh meningkat, kehilangan berat badan secara tiba-tiba, penurunan output urine

NOC:

Fluid balance

Hydration

Nutritional Status : Food and Fluid Intake

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam defisit volume cairan teratasi dengan kriteria hasil: Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal

Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

Orientasi terhadap waktu dan tempat baik

Jumlah dan irama pernapasan dalam batas normal

Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal

pH urin dalam batas normal

Intake oral dan intravena adekuatNIC :

1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

2. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik)

3. Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, osmolalitas urin, albumin, total protein )4. Monitor vital sign setiap 15menit 1 jam

5. Monitor intake dan urin output setiap 8 jam

6. Monitor status nutrisi

7. Berikan cairan oral

8. Berikan penggantian nasogatrik sesuai output (50 100cc/jam)

9. Pasang kateter jika perlu

10. Kolaborasi pemberian cairan IV line RL atau NaCl

2.Mual berhubungan dengan peningkatan hormone progestreron, estrogen, hCG yang ditandai dengan klien mengatakan merasa mual dan sakit perut ketika ingin makan, lidah kering dan tampak kotor, wajah cemas dan pucat, pusing, BB turun, akral dingin, nyeri pada epigastrikNOC:

Comfort level

Hidrasil

Nutritional Status

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan mual klien teratasi dengan kriteria hasil: Melaporkan bebas dari mual

Mengidentifikasi hal-hal yang mengurangi mual

Nutrisi adekuat

Status hidrasi: hidrasi kulit membran mukosa baik, tidak ada rasa haus yang abnormal, panas, urin output normal

NIC :

Fluid Management

1. Catat intake output secara akurat

2. Monitor status nutrisi

3. Monitor status hidrasi (Kelembaban membran mukosa, vital sign adekuat)

4. Ajarkan untuk menggunakan napas dalam untuk menekan reflek mual

5. Batasi minum 1 jam sebelum dan 1 jam sesudah dan selama makan

6. Instruksikan untuk menghindari bau makanan yang menyengat

7. Berikan terapi IV kalau perlu

8. Kolaborasi pemberian anti emetik sesuai indikasi

3.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan iritasi asam pada selapaut lender esofagus yang ditandai dengan klien mengatakan sulit untuk makan dan ketika makan terasa mual dan muntah, Lipatan kulit tricep > 25 mm untuk wanita,BB 20 % di atas ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh ideal, penurunan turgor kulit/lidah, membran mukosa/kulit kering, peningkatan denyut nadiNOC:

Nutritional status: Adequacy of nutrient

Nutritional Status : food and Fluid Intake Weight ControlSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nutrisi kurang teratasi dengan kreteria:

Albumin serum

Pre albumin serum

Hematokrit

Hemoglobin

Jumlah limfositNIC

1. Kaji adanya alergi makanan

2. Monitor adanya penurunan BB dan gula darah

3. Anjurkan diet mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi4. Ajarkan kliendan keluarga cara membuat catatan makanan harian5. Jadwalkan pengobatan dan tindakan selama jam makan6. Monitor turgor kulit

7. Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht8. Monitor mual dan muntah

9. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva10. Monitor intake nuntrisi

11. Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan

12. Anjurkan banyak minum

13. Pertahankan terapi IV line

14. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval

15. Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan16. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan klien

DAFTAR PUSTAKAFadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba MedikaGeri, morgan. 2009. Obsteri dan Ginekologi Panduan Praktik. Jakarta: EGC.

Herdman, Heather T. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC. Allih bahasa: Made Sumarwati, Dwi Widiarti, Etsu Tiar.

Manjoer, arif. 2000. Kapita selekta kedokteran. Jakarta : Aesculapius.Manuaba. Chandranita, Ida Ayu, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta. EGC

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta : PT bina pustaka.Prawiroharjo, Sarwono. 2013. Buku Ajar Keperawatan. Jakarta: Bina Pustaka

Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika

Sukarni Iscemi K. 2013. Buku Ajar Keperawatan. Yogyakarta: Salemba Medika

Wilkinson, M. Judith. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosis Nanda, Intervensi NIC, Kriteria NOC. Jakarta : EGC.Yulaikhah, Lily. 2008. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Dx: Gangguan perfusi jaringan

Vasokontriksi perifer

Pusat vasomotor vasokontriksi

Deteksi respon pada jantung

Penurunan TD

Kelemahan tubuh

Dx: Intoleransi aktivitas

Aktivitas mekanisme hemostatik

Otot melemah

Dx: Deficit volume cairan dan elektrolit

COP menurun

Metabolism intrasel

Gangguan keseimbangan cairan

Aliranbalik vena kejantung

Alirandarahkejaringan

Dx: Ketidakseimbangannutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Na danClhilangmelaluimuntah

Cairanekstraselulerdan plasma

Hemokonsentrasi

Nafsumakanmenurun

Dx: Kurangnya pengetahuan

Dx: Kecemasan

Dehidrasi

Penurunan sensasi kecap

Dx: Mual

Ancaman kehilangan janin

Kehilangan cairan berlebih

Lidahkering

Refluks esophagus

Kurangin formasi

Nyeri pada epigastrium

hyperemesisgravidarum

Iritasi asam pada selaput lender esofagus

Pengosongan gaster lambat

Dx: Nyeri Akut

Emesis gravidarum

Aktivasi dan stimulasi CT2

Rangsang hipotalamus (medulla oblongata)

Otot polos gaster relaksasi

Defisiensi vitamin B6 dan penurunan fungsi hati

Progestreron, estrogen, hCG

Masuknya antigen baru (janin/plasenta)

Faktor predisposisi: hamil usia muda, obesitas, factor budaya pemilihan jenis makanan

estrogen

Faktor metabolisme

Faktor alergi

Faktor endokrin

Faktor psikologi

estrogen

estrogen

estrogen