hiperemesis ester

29
LAPORAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN (PKK II DAN PKKII) HIPEREMESIS GRAVIDARUM ESTER LUMBANRAJA 10.014 DOSEN PEMBIMBING : SR.VIRGINIA , FSE PRODI D-III KEBIDANAN STIKes SANTA ELISABETH MEDAN T.A. 2012/2013

Upload: yuli-caca

Post on 10-Aug-2015

37 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hiperemesis Ester

LAPORAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN

(PKK II DAN PKKII)

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

ESTER LUMBANRAJA

10.014

DOSEN PEMBIMBING : SR.VIRGINIA , FSE

PRODI D-III KEBIDANANSTIKes SANTA ELISABETH MEDAN

T.A. 2012/2013

Page 2: Hiperemesis Ester

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi negara-

negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 20-50% kematian wanita usia subur disebabkan

hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health

Organisation (WHO) sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat

angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 jiwa setiap

tahun  (WHO, 2008).

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan bahwa Angka Kematian

Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di

ASEAN. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks,

yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender, dan

penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama

dan komplikasi abortus. Hal ini menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas

pemerintah.

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang unik dan penuh misteri bagi setiap pasangan

suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir aman dan sejahtera baik bagi ibu

maupun bagi janinnya, oleh karena itu pelayanan kesehatan maternal yang bermutu sangatlah

penting dan semua perempuan diharapkan dapat memperoleh akses terhadap pelayanan

kesehatan tersebut.

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering

didapatkan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula

timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu setelah

hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Sarwono

Prawirohardjo, 2005).

Page 3: Hiperemesis Ester

Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi gravida. Mual dan

muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen dan progesteron, walaupun hal

ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon chorionic gonadotropin juga berperan dalam

menimbulkan mual dan muntah. Gastroesophangeal reflux terjadi kurang lebih 80% dalam

kehamilan, dan dapat disebabkan oleh kombinasi menurunnya tekanan sfingter esofageal bagian

bawah, meningkatnya tekanan intragastrik, menurunnya kompetensi sfingter pilori dan

kegagalan mengeluarkan asam lambung. Konstipasi disebabkan oleh efek hormon progesteron

yang dapat menyebabkan relaksasi otot polos dan peningkatan waktu transit dari lambung dan

usus dapat meningkatkan absorbsi cairan.( Sarwono prawirohardjo 2009 )

Frekuensi kejadian hiperemesis gravidarum adalah 2 per 1000 kehamilan (Mochtar, 1998).

Maka berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hiperemesis Gravidarum pada kehamilan Di Klinik Eka Yuliarwita Batam”.

B.Tujuan Penulis

1. Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum

2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum

3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum

4. Untuk mengetahui klasifikasi gravidarum

5. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum

6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus

Waktu pengambilan kasus : tanggal 16-01-2013

Tempat Pengambilan kasus: Di BPS EKA YULIARWITA

Page 4: Hiperemesis Ester

D. Gambaran Kasus

Seorang ibu hamil bernama Ny. L datang ke BPS EKA dengan keluhan sering Mual muntah, ibu

merasa lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun dan nyeri epigastrium semenjak 2

minggu yang lalu. Ibu mengatakan ini hamil yang pertama, HPHT : 06-11-2012, pola makan ibu

biasanya 3 kali dalam sehari. Semenjak hamil ibu jarang makan hanya 2 kali sehari. Observasi

vital sign :

T : 37,5 0C RR : 18 x /i

P : 87 x /i TD : 100/70 mmHg

BB : 55 kg sebelumnya : 56 kg

TB : 157 cm

Page 5: Hiperemesis Ester

BAB II

Tinjauan Kepustakaan

A. Defenisi:

Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur

kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang

dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan

mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam

urin bahkan seperti gejala penyakit apendisitis, pielititis, dan sebagainya.

Winkjosastro (2005) mengatakan bahwa hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah

yang berlebihan pada ibu hamil, seorang ibu menderita hiperemesis gravidarum jika seorang ibu

memuntahkan segala yang dimakan dan diminumnya hingga berat badan ibu sangat turun, turgor

kulit kurang diurase dan timbul aseton dalam air kencing.

Hiperemesis gravidarum juga dapat diartikan keluhan mual dan muntah yang dikategorikan

berat jika ibu hamil selalu muntah setiap kali minum ataupun makan. Akibatnya, tubuh sangat

lemas, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastic, aktifitas sehari-sehari menjadi

terganggu dan keadaan umum menurun. Meski begitu, tidak sedikit ibu hamil yang masih

mengalami mual muntah sampai trimester ketiga. ( Cunningham, 2005)

Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan, yang bisa meningkatkan derajat

kesakitan adalah terjadinya gestosis pada masa kehamilan dan salah satu gestosis dalam

kehamilan adalah hiperemesis gravidarum. (Sastrawinata, 2004)

B. ETIOLOGI

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa

penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini belum diketahui

secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor toksik juga tidak

ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung,

hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan

Page 6: Hiperemesis Ester

tubuh karena tidak makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah

ditemukan oleh beberapa sebagai berikut:

a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa, dan

kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormone khorionik gonadotropin

dibentuk berlebihan( wiknjosastro, 2005)

b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil

serta resistensi yang menurunkan dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor

organik. (Wiknjosastro, 2005)

c. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai

salah satu faktor organic( Wiknjosastro, 2005)

d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang

retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat

mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau

sebagai perlarian kesukaran hidup(wiknjosastro, 2005). Kurangnya penerimaan terhadap

kehamilan dimulai memicu perasaan mual dan muntah ini. Pada waktu hamil muda,

kehamilan dinilai tidak diharapkan, apakah karena kegagalan kontrasepsi ataupun karena

hubungan diluar nikah. Hal ini bisa memicu penolakan ibu terhadap kehamilannya

tersebut( Cunningham, 2005)

e. Faktor adaptasi dan hormonal, pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering

terjadi hiperemesis gravidarum dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi

adalah wanita hamil dengan anemia. Wanita primigravida dan overdistensi rahim pada

hamil ganda dan hamil mola hidatidosa , jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi

dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum(Manuaba, 1998). Peningkatan

hormone estrogen dan hormone chorionic Gonadotropin(HCG). Pada kehamilan dinilai

terjadi perubahan juga pada system endrokrinologi, terutama untuk hormon estrogen dan

HCG yang dinilai mengalami peningkatan. Sejalan dengan yang diungkapkan pada poin

pertama, bahwa pada kehamilan Mola Hidatidosa dan kehamilan Ganda, memang terjadi

pembentukan hormone yang berlebihan (Cunningham, 2005).

Page 7: Hiperemesis Ester

C. PATOFISIOLOGIS

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar

estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik

hormone estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari system saraf pusat akibat

berkurangnya pengosongan lambung lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita

hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-

bulan( wiknjosastro, 2005)

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil

muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya

elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya

terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama,

disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita

lambung spastic dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis

gravidarum yang lebih berat(wiknjosastro, 2005)

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis

terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak tidak sempurna, terjadilah ketosis

dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksibutirik dan aseton dalam darah.

Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan

dehidrasi, sehingga cairan ekstrakulikular dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah

turun, demikian pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,

sehingga aliran darah kejaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan

oksigen kejaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolic yang toksik.

Kekurangan kalsium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal,

menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah

lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan

elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esophagus dan lambung (Sindrom

Page 8: Hiperemesis Ester

Mallory-Weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini

ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau

tindakan operatif( Wiknjosastro, 2005)

D. KLASIFIKASI

Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan

yaitu:

1)    TingkatnImmmmmmmsefsdvgdhtfsdfgsdertmmmsdfvsfgdefgfgdfg

Mual terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,

nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium, nadi

meningkat sekitar 100 x/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang,

lidah mengering dan mata cekung.

2)   TingkatnIIismdfvjkmsjdvjkjdksjJKjhfurks.aihdjfbjk.liahye.ajkdajnd

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan

nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterik,

berat badan turun dan mata menjadi cekung, tekanan darah turun, hemokonsentrasi,

oligouria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma

yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

3)    TingkatnIIIJSDHKHBVCSHDVCJHKSHDVBJKSDJKSBCVKJV

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai

koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada

susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus,

dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,

termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

Page 9: Hiperemesis Ester

E. DIAGNOSA

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya

kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum.

Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang

dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.

F. PENCEGAHAN

Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan

cara:

1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang

fisiologik

2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang

fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering

4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih dahulu

makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.

5. makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan

6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin

7. Defekasi teratur

8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang

banyak mengandung gula.G

G. PENATALAKSANAAN

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan :

Page 10: Hiperemesis Ester

1. Obat – obatan

a. Sedativa : Phenobarbital

b. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks

c. Anti histamin : Dramamin, avomin

d. Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin

Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.

2. Isolasi

a. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik.

b. Catat cairan yang keluar masuk.

c. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah

berhenti dan penderita mau makan.

d. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam.

Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akan berkurang atau hilang tanpa

pengobatan.

3. Terapi psikologik

a. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan

b. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan

c. Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik

4. Cairan parenteral

a. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan

fisiologis (2 – 3 liter/hari)

b. Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C)

c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena

Page 11: Hiperemesis Ester

d. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan

minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair

Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala akan berkurang dan keadaan akan

bertambah baik

5. Menghentikan kehamilan

Bila pegobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat hingga timbul ikterus, delirium,

koma, takikardia, anuria, dan perdarahan retina, pertimbangan abortus terapeutik.

Page 12: Hiperemesis Ester

BAB III

TINJ AUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. LINDAUSIA

KEHAMILAN 8 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

TINGKAT I DI KLINIK EKA YULIARWITA

I. Pengumpulan Data

A. Identitas/Biodata

Nama Ibu

Umur

Suku/Bangsa

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

: Ny. Linda

: 22 tahun

: Jawa / Indonesia

: Islam

: SMP

: Ibu Rumah Tangga

: Batu Aji Batam

Nama Suami

Umur

Suku/Bangsa

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

: Tn. Agus

: 25 Tahun

: Jawa/Indonesia

: Islam

: SMA

: Wiraswasta

: Batu Aji Batam

B. Anamnese

Tanggal : 16-01-2013 Pukul : 07.35 wib Oleh : Ester Lumbanraja

1. Alasan kunjungan : kunjungan pertama

Page 13: Hiperemesis Ester

2. Keluhan utama : mual dan muntah berlebihan, lemah, nafsu

makan berkurang, pusing.

3. Riwayat menstruasi

Menarche : 14 tahun Sifat : encer

Siklus : 28 hari Teratur/tidak : teratur

Lamanya : 3-4 hari Dismenorea : Tidak ada

Banyaknya : Tidak ada

4. Riwayat hamil ini yang lalu

Tgl/

Umur

UK Jenis

Persalinan

Tempat

persalinan

Komplikasi Bayi

Ibu Bayi BB PB

H A M I L I N I

5. Riwayat kehamilan sekarang

- HPHT : 06 – 11 – 2012

- TTP : 13 – 8 – 2013

- Keluhan TM I : mual dan muntah berlebihan, lemah, nafsu makan

berkurang, pusing.

- Pergerakan anak terakhir kali : -

- Pergerakan anak 24 jam terakhir : -

- Diet / makan

Pagi : ½ porsi nasi + ½ potong ikan + 1 gelas air putih

Siang : ½ porsi nasi + ½ potong ikan + ½ mangkuk sayur + 1 gelas air

putih + buah.

Malam : ½ porsi nasi + ½ potong ikan + ½ mangkuk sayur + 1 gelas air

putih

- Eliminasi, BAB : 1x sehari

BAK : 5-6 x/sehari.

- Aktivitas dan pola istirahat

Aktivitas : peekrjaan rumah tangga

Page 14: Hiperemesis Ester

Istirahat : siang : + 2 jam

Malam : + 7 jam

Seksualitas : 1x seminggu

Imunisasi TT : -

6. Riwayat Penyakit sistemik yang pernah diderita : t idak ada

7. Riwayat penyakit keluarga

Hepatitis : t idak ada

Hipertensi : t idak ada

DM : t idak ada

Dll : t idak ada

8. Riwayat sosial

Perkawinan : I

Status perkawinan : sah

Umur menikah : 21 tahun

- Kehamilan

Perencanaan : direncanakan

Kehamilan ini : diharapkan

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : lemah

2. Status emosional : stabil

3. Observasi vital sign : T : 37,5 0C RR : 18 x /i

P : 87 x /i TD : 100/70 mmHg

Page 15: Hiperemesis Ester

BB : 55 kg sebelumnya : 56 kg

TB : 157 cm

4. Muka

Oedema : tidak ada

Konjungtiva : tidak anemis

Sklera : tidak ikterik

5. Dada

Mammae

Benjolan : tidak ada

Areola mammae : hyperpigmentasi

Putting susu : menonjol

6. Punggung : tidak ada nyeri tekan

7. Ekstremitas

Varices : tidak ada

Oedema : tidak ada

Refleks : +/+

8. Abdomen :

Luka operasi : t idak ada

Pembesaran perut : sesuai UK

D. Pemeriksaan Kebidanan

1. Palpasi

Leopold I : TFU 10 cm (3 jari diatas simpisis)

Leopold II : t idak dilakukan

Page 16: Hiperemesis Ester

Leopold III : tidak dilakukan

Leopold IV : tidak dilakukan

2. Auskultasi

DJJ : belum terdengar

Frek : -

Punc. Max : -

- Genitalia : normal

- Vulva dan vagina

Varices : tidak ada

Luka : tidak ada

Kemerahan : tidak ada

Nyeri : tidak ada

- Perineum

Bekas luka : tidak ada

Dll : tidak ada

3. Uji Diagnostik : tidak dilakukan

II. Interpretasi Data Dasar

Diagnosa : ibu hamil primigravida, usia kehamilan 10 minggu, janin teraba

berballotement, dengan hiperemesis gravidarum tingkat I.

Dasar (DO) : HPHT : 06 – 11 – 2012

TTP : 13 – 08 – 2013

Vital sign

Page 17: Hiperemesis Ester

T : 37,5 0C TD : 100/70 mmHg TB : 157 cm

P : 87 x /i RR : 18 x /i

BB sebelumnya : 56 kg

BB sekarang : 55 kg

DS Keluhan :

- Ibu mengatakan muntah kurang lebih 5 kali dalam 1 hari

- Ibu mengatakan nafsu makan berkurang karena mual dan muntah terus,

sehingga ibu merasakan lemas.

- Ibu mengatakan merasa terganggu karena mual dan muntah yang terus-

menerus.

Masalah :

- Mual dan muntah yang terus-menerus

- Terganggunya kenyaman si ibu.

III. Antisipasi Masalah Potensial

Hiperemesis gravidarum tingkat II, III

IV. Tindakan segera

Tidak ada

V. Intervensi :

1. Beritahukan ibu pemeriksaan saat ini.

2. Beri penkes tentang :

a. Perubahan-perubahan pada Trimester I

b. Nutrisi

c. Istirahat

d. Aktivitas

e. Personal hygiene

Page 18: Hiperemesis Ester

f. Tanda bahaya yang mungkin terjadi

3. Beri therapy

4. Beri dukungan ibu untuk perawatan kehamilannya.

5. Beritahu jadwal kunjungan berikutnya.

VI. Implementasi

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan

Obs : T : 37,5 0C RR : 18x/i BB : 55 kg

P : 87 x /i TD : 100/70 mmHg TB : 157 cm

BB sebelumnya : 56 kg

2. Memberi ibu penkes tentang :

Perubahan-perubahan Trimester I

a. Mual-mual yang terjadi pada bulan pertama hingga bulan ketiga.

b. Sering miksi

c. Mammae membesar

d. Hyperpigmentasi kulit

Nutrisi ibu

a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah

sedikit tapi sering.

b. Menghindari makanan yang merangsang mual muntah, mis:

makanan berbumbu

minuman beralkohol

Istirahat yang cukup

Kebutuhan istirahat yang dianjurkan yaitu :

Siang : + 2 jam

Malam : + 6-8 jam

Page 19: Hiperemesis Ester

Aktivitas

Menganjurkan ibu untuk tidak mengangkat yang berat-berat dan tidak

boleh mengerjakan aktivitas yang membuat lelah.

Personal Hygiene

o Menganjurkan ibu mandi 2x sehari

o Membersihkan genetalia setiap selesai BAB dan BAK, dengan

menggunakan air

Tanda-tanda bahaya pada Trimester I

o Mual-mual yang berlebihan sehingga menganggu aktivitas ibu

o Perdarahan pervaginam

o Sakit kepala yang terus-menerus

o Penglihatan kabur

o Sakit perut yang berlebihan

3. Memberi therapy obat injeksi

Inj. Vitamin sianokobalamin 1 amp secara IM.

4. Memberikan ibu dukungan pada ibu untuk pera watan kehamilannya.

5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang bulan berikutnya dan

apabila ada keluhan lain.

VII. Evaluasi

1. Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini.

2. Keadaan umum ibu lemah

3. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan bertanya tentang hal-

hal yang belum dimengerti dan ibu berjanji akan melaksanakannya.

4. Ibu sudah diberi obat anti muntah

5. Ibu berjanji akan datang kunjungan ulang dan bila ada tanda-tanda bahaya

yang dialami ibu.

Page 20: Hiperemesis Ester

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Kesenjangan antara teori dengan praktek dapat dilihat dari manajemen varney yang telah

dibuatantara lain :

1. Pada pengumpulan data dasar dimana terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek

diantaranya yaitu teori mengatakan bahwa nadi mengalami kenaikan sampai 100 x /menit

sedangkan dalam hasil pengumpulan data terdapat nadi 87x/menit.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi gravida.

2. Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum didapatkan dari pendidikan

sebagian besar pada SMA yaitu sebanyak 50%.

3. Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum didapatkan dari status pekerjaan

sebagian besar tidak bekerja yaitu sebagai ibu rumah tangga sebanyak 68,4%.

4. Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur

kehamilan 20 minggu

5. Hiperemesis gravidarum banyak terjadi pada ibu hamil yang jarang ANC.

Page 21: Hiperemesis Ester

B. SARAN

1.      Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan menerapkan ilmu pengetahuan yang berkembang dan

meningkatkan keterampilan khususnya hal–hal yang berkaitan dengan indikasi hiperemesis

gravidarum. Dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur/standar pelayanan.

Pada ibu hamil yang yang memeriksakan diri hendaknya dianjurkan untuk melakukan

pemeriksaan rutin dan senantiasa memberikan pendidikan kesehatan mengenai hiperemesis

gravidarum.

2.      Bagi ibu hamil

Ibu hamil dan bersalin dianjurkan untuk mencari informasi dan  banyak bertanya pada

tenaga kesehatan tentang hiperemesis gravidarum, salah satunya dengan melakukan

pemeriksaan rutin.

3.     Bagi penulis

Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dalam penelitian sebagai

bahan untuk menerapkan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan.

BAB VI

Page 22: Hiperemesis Ester

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta ; YBP-SP

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan, Jakarta; YBP-SP

Sastrawinata, Sulaeman, dkk. 2004. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC

Winkjosastro, Hanifa dkk.2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Cetakan 7. Yayasan bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan Edisi Kedua, Eds: Hanifa Wiknjosastro dkk.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2005.

http://www.hiperemesisgravidarum.blogspot.com