makalah hiperemesis gravidarum2

52
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kllan muda dan dikemukakan oleh 50-70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual-mual dan 44% mengalami muntah-muntah. Bila keadaan ini semakin berat dan tidak tertanggulangi maka disebut hiperemesis gravidarum, dilaporkan terjadi sekitar 0,05% sampai 2% dari semua kehamilan. Hiperemesis gravidarum dapat mulai terjadi pada minggu ke 4-10 kehamilan dan selanjutnya akan membaik umumnya pada usia kehamilan 20 minggu. Selain dampak fisiologis kehidupan wanita dan janinnya, Hiperemesis gravidarum memberikan dampak secara psikologis, sosial, dan spiritual. Kontak sosial dengan orang lain juga berubah karena wanita mengalami perubahan yang sangat kompleks pada kehamilannya, hal ini bisa menimbulkan perasaan terisolasi dan kesendirian. Pernyataan ini didukung oleh studi yang dilakukan oleh Still, at all.(2001) yang menyatakan bahwa 1 dari 3 wanita dengan mual dan muntah mengalami stres dan perpecahan dalam keluarga, gangguan emosional, dan gangguan fungsi sosial. Hal ini terjadi pada wanita yang bekerja dimana hampir Page | 1

Upload: medinahtm

Post on 22-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

made by Galih and Fuji

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 LATAR BELAKANG

Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kllan

muda dan dikemukakan oleh 50-70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih

66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual-mual dan 44% mengalami muntah-

muntah. Bila keadaan ini semakin berat dan tidak tertanggulangi maka disebut hiperemesis

gravidarum, dilaporkan terjadi sekitar 0,05% sampai 2% dari semua kehamilan.

Hiperemesis gravidarum dapat mulai terjadi pada minggu ke 4-10 kehamilan dan

selanjutnya akan membaik umumnya pada usia kehamilan 20 minggu. Selain dampak

fisiologis kehidupan wanita dan janinnya, Hiperemesis gravidarum memberikan dampak

secara psikologis, sosial, dan spiritual.

Kontak sosial dengan orang lain juga berubah karena wanita mengalami perubahan

yang sangat kompleks pada kehamilannya, hal ini bisa menimbulkan perasaan terisolasi dan

kesendirian. Pernyataan ini didukung oleh studi yang dilakukan oleh Still, at all.(2001) yang

menyatakan bahwa 1 dari 3 wanita dengan mual dan muntah mengalami stres dan

perpecahan dalam keluarga, gangguan emosional, dan gangguan fungsi sosial. Hal ini terjadi

pada wanita yang bekerja dimana hampir 50% mengalami penurunan efisiensi kerja, dan

25% membutuhkan waktu untuk istirahat bekerja.

Oleh karena itu keluarga perlu menggunakan mekanisme koping dalam mengatasi

keadaan ini, serta bisa menjadi sistem pendukung bagi kilen dalam mengahadapi masa krisis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana melaksanakan “asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis

gravidarum ?”

Page | 1

Page 2: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

1.3 TUJUAN

Untuk mengetahui cara melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis

gravidarum.

1.4 MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah Menambah pengetahuan serta informasi

mengenai Asuhan Keperawatan Pada pasien dengan Hiperemesis Gravidarum. Sehingga

mahasiswa/mahasiswi dapat lebih mengerti dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien

dengan Hiperemesis Gravidarum.

Page | 2

Page 3: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT

2.1.1 Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah emesis gravidarum yang berlebihan sehingga

menimbulkan gejala klinis serta mengganggu kehidupan sehari-hari. (Ida Bagus,

2003)

Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehinga

mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual muntah

merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester 1, kurang

lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. (Mitayani, 2009).

Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan biasanya pada hamil muda

dimana penderita mengalami mual dan muntah yang berlebihan sehingga

mengganggu aktivitas dan kesehatan penderitanya. ( Achadiat, 2004)

Jadi Hiperemesis Gravidarum merupakan penyakit yang sifatnya bertahap

yaitu adanya emesis atau mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan

sehari-hari dan hanya terjadi pada keadaan hamil saja.

2.1.2 Etiologi

Penyebab dari kondisi ini dierkirakan karena adanya peningkatan kadar

hormone kehamilan secara cepat. Hormone ini disebut HCG (human chorionic

gonadtropin) yang diproduksi oleh ari-ari (placenta).

Penyebab gestrosis-hiperemesis gravidarum tidak diketahui dengan pasti,

tetapi diduga terdapat factor berikut ini (Mitayani, 2009)

1. Psikologis, bergantung pada:

a. Apakah si ibu dapat menerima kehamilannya.

b. Apakah kehamilannya diinginkan atau tidak.

2. Fisik:

a. Terdapat kemungkinan masuknya Villi khorealisis ke dalam sirkulasi darah

ibu.

Page | 3

Page 4: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

b. Terjadi peningkatan yang mencolok aatau belum beradaptasi dengan kenaikan

human chorionis gonado thopin.

c. Faktor konsentrasi human chorionis gonadothropin yang tinggi:

1) Primigravida lebih sering dati multigravida

2) Semakin meningkat pada mola hidatidosa, hamil ganda, dan hidramnion.

3) Faktor gizi/anemia meningkatkan terjadinya hyperemesis gravidarum.

2.1.3 Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa

terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan

cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena

oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam

aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan

dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida

darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran

darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen

ke jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping

dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidrasi dan gangguan

keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan

lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

(Mitayani, 2009).

Page | 4

Page 5: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

Pathways

Page | 5

Faktor alergi Peningkatan estrogenFaktor predisposisi

Penurunan pengossongan lambung

Peningkatan tekanan gaster

Emesis gravidarum

Penyesuaian Komplikasi

Hiperemesis gravidarum

Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih

Dehidrasi Gangguan nutrisi kebutuhan tubuh Pengeluaran nutrisi

berlebihan

hemokonsentrasiCairan eksta seluler

dan plasma

Aliran darah ke jaringan menurunGangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit

Metabolisme intra sel menurun

Perfusi jaringan otak

Penurunan kesadaran

Otot lemah

Kelemahan tubuh

Intoleransi aktifitas

Page 6: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

2.1.4 Manifestasi Klinis

Pembagian Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut ( Manuaba,

2007) :

1. Tingkat I:

a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan:

1) Dehidrasi turgor kulit turun

2) Nafsu makan berkurang

3) Berat badan turun

b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke

esophagus

c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun

d. Ferkuensi nadi sekitar 100x/menit

e. Tampak lemah dan lemas

2. Tingkat II:

a. Tampak lemah dan apatis

b. Dehidrasi sedang

c. Turgor kulit turun

d. Lidah mongering

e. Tampak icterus

f. Nadi meningkat. Temperature naik, tekanan darah turun

g. Hemokonsentrasi disertai oliguria

h. Badan keton dalam keringat dan air kencing

3. Tingkat kedua lanjutan:

a. Kardiovaskular:

1) Frekuensi nadi semakin cepat semakin cepat diatas 100x/menit

2) Nadi kecil karena volume darah turun

3) Panas badan meningkat

b. Liver fungsinya terganggu menimbulkan icterus yang khususnya tampak pada

mata

1) Fungsi lainnya terganggu

Page | 6

Page 7: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

c. Ginjal: dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang menyebabkan:

1) Oliguria

2) Anuria

3) Terdapat timbunan benda keton aseron yang dapat diperkirakan dengan

baunya yang khas

d. Berat badan makin turun

e. Kadang-kadang muntah bercampur darah akibat rupture esophagus dan

pecahnya mukosa lambung pada sindrom Mallory Weiss

3 Tingkat III:

a. Muntah berhenti atau terjadi muntah campur darah karena mukosa lambung

dan esophagus robek dan menimbulakan pendarahan

b. Sindrom Mallory Weiss

c. Keadaan kesadaran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma

d. Terdapat enselopati Wernicle:

1) Nistafagmus

2) Diplopia

3) Gangguan mental

e. Kardiovaskular:

1) Nadi kecil, tekanan darah menurun, dan temperature meningkat

f. Gastrointestinal

1) Icterus semakin berat.

2) Terdapat timbunan aseton yang semakin tinggi dengan bau yang makin

tajam.

g. Ginjal:

1) Oliguria semakin berat dan menjadi anuria.

2.1.5 Pemeriksaan penunjang

1. Labolatorium

a. Darah : hb, haemotokrit, golongan darah, kadar estrio.

Page | 7

Page 8: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

b. Urin : kemungkinan ditemui protein, aceton dan kadar estriol yang berkurang,

reduksi. Pada pemeriksaan hiperemesis gravidarum grade i yang dilakukan :

elektrolit darah dan urinalisis. Pada hiperemesis gravidarum urin terdapat

aseton.

2. USG

Untuk mengetahui keadaan janin hidup, intrauterine, tunggal, cairan amnion

berkurang, derajat kematangan plasenta.

3. Pemeriksaan cardiotokografi (ctg)

Untuk mengetahui djj yang abnormal.

4. Pemeriksaan amnioskopi

Untuk mengetahui air ketuban berkurang, bercampur mekonium dan mengandung

sel-sel.

5. Pemeriksan sitosol vaginal

Untuk mengetahui adanya tanda-tanda post-term.

2.1.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum menurut (Ai

Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010) dimulai dengan :

1. Pencegahan

Pencegahan terhadap Hiperemesis  gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan

memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses

yang fisiologik. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :

a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan

gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilan berumur 4 bulan.

b. Menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam

jumlah kecil, tetapi lebih sering.

c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan

untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.

d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.

Page | 8

Page 9: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau

terlalu dingin.

f. Menjamin defekasi teratur.

g. Menganjurkan makan makanan yang banyak mengandung gula untuk

menghindarkan kekurangan karbohidrat.

2. Terapi obat-obatan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan

pengobatan.

a. Sedativa yang sering diberikan adalah pohenobarbital.

b. Vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B2 yang berfungsi untuk

mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot, serta meningkatkan

pertumbuhan dan perbaikan sel (Admin, 2007) dan B6 berfungsi

menurunkan keluhan atau gangguan mual bagi ibu hamil dan juga

membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah

(Admin, 2007).

c. Antihistaminika juga dianjurkan.

d. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti diklomin

hidrokhloride, avomin (Winkjosastro, 2005).

3. Isolasi

Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara baik

hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk sampai muntah berhenti dan

pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar, tidak diberikan makan

dan minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan

berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

4. Terapi psikologi

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan

rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan sertamenghilangkan masalah

dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini

(Wiknjosastro, 2005).

Page | 9

Page 10: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

Bantuan yang positif dalam mengatasi permasalahan psikologis dan sosial dinilai

cukup signifikan memberikan kemajuan keadaan umum (Admin, 2008).

5. Diet

a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya

berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan

tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat–zat gizi,

kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari

b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara

berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak

diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi

kecuali vitamin A dan  D.

c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.

Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.

Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium. (Taufan Nugroho,

2010).

6. Terapi parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan

glukosa 5 % dalam cairan fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat

ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan

bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.

dibuat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan. Air kencing perlu

diperiksakan sehari-hari terhadap protein, aseton, klorida, dan bilirubin. Suhu dan

nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan

pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila

selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat

dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah

dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya

gejala-gejala akan berkurang dan keadaaan akan bertambah baik (Ai Yeyeh

Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010).

Page | 10

Page 11: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

7. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan

mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk. Delirium,

kebutaan, takikardia, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi

komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk

mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit

diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihak

lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital

(Wiknjosastro, 2005).

8. Komplikasi

Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan

kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah

dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan

mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabakn peredaran ruptur

esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh

pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi

atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin

berkurang (setiawan, 2007). Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal

kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu

menderita hiperemesis gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami

BBLR, IUGR, Premtur hingga menjadi abortus (Wiknjosastro, 2005).

Page | 11

Page 12: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1 Pengkajian

1. Data focus pengkajian

a. Anamnesa

1) Identitas klien

Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,

alamat, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,

diagnosa medis, tindakan medis.

2) Identitas Penanggung jawab

Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,

alamat, hubungan dengan klien, sumber biaya.

2. Data Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu

sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan

muntah yang terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan

terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga

ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan

elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan ikterus.

b. Riwayat kesehatan dahulu

1) kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya.

2) kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan

saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.

d. Riwayat haid

1) Kemungkinan menarkhe usia 12-14 tahun.

2) Siklus 28-30 hari.

3) Lamanya 5-7 hari.

4) Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.

Page | 12

Page 13: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

5) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan

muntah.

e. Riwayat perkawinan

Kemungkinan terjadi pada perkawian usia muda.

f. Riwayat kehamilan

1) Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.

2) Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat

badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.

g. Riwayat kontrasepsi

untuk mengetahui apakah klien pernah menggunakan alat kontraepsi lain atau

tidak dan apa ada keluhan saat menggunakan kontrasepsi.

h. Pola aktivitas sehari-hari

1) Nutrisi : dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama

hamil apakah mengalami perubahan, frekuensi makan, jenis makanan,

kualitas dan kuantitas makanan, serta berapa banyak klien minum dalam 1

hari. Pada klien hiperemesis gravidarum grade asupan makan dan minum

berkurang, ibu mengalami mual dan muntah setelah makan.

2) Eliminasi : dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAB dan BAK klien sebelum

dan selama hamil. BAB meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan bau.

Serta kebiasaan BAK meliputi frekuensi, warna, dan jumlah. Pada kasus

hiperemesis gravidarum frekuensi urin berkurang diakibatkan karena adanya

dehidrasi.

3) Aktifitas : dikaji untuk mengetahui pola aktifitas sehari-hari. Pada pasien

hiperemesis gravidarum aktifitas menjadi terganggu.

4) Istirahat : dikaji untuk mengetahui pola istirahat tidur pasien. Berapa lama

waktu pasien tidur siang dan tidur malam. Pada klien hiperemesis

gravidarum kebutuhan istirahat akan berkurang karena adanya gangguan

rasa nyaman klien mengalami mual dan muntah.

Page | 13

Page 14: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

3. Pemeriksaan fisik

a. Sistem Pernafasan

Frekuensi pernapasan meningkat.

b. Sistem Kadiovaskuler

Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit)

dapat menunjukan dehidrasi hipovolemia.. Pada penyakit yang berat dan

berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat

terjadi.

c. Sistem Gastrointestinal

Suara Abdomen, adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy.

Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,

pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan

merah, Hb dan Ht rendah, mata cekung dan lidah kering. Perubahan konstipasi

feses, konstipasi. Kulit dan membran mukosa tampak kering dan turgor

menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat

erosi pada bibir dan wajah bagian bawah. Lidah tampak merah, kering dan

pecah-pecah. Faring kering dan merah dan pernafasan berbau busuk dengan

bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.

d. Sistem perkemihan

Oliguri, nyeri kostovertebral dan suprapubik. perubahan frekuensi berkemih.

e. Sistem Integumen

Kulit dan membran mukosa tampak kering dan turgor menurun. Pasien dapat

menjadi kurus.

f. Sistem reproduksi

Uterus lunak dan membesar sesuai dengan umur gestasi. Penghentian

menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus

terapeutik. Mamae yang membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae,

terdapat kloasma garvidarum.

Page | 14

Page 15: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

g. Keadaan janin

Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin.

4. Data psikologis

Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu

sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil,

mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih,

serta kekecewaan dapat memperberat mual muntah. Pola pertahanan diri (koping)

yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan serta

dukungan dari keluarga dan perawat.

5. Data sosial ekonomi

Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada

umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini diperkirakan

dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.

2.2.2 Diagnosis Keperawatan

Dari pengkajian yang telah diuraikan, maka ada beberapa kemungkinan

diagnosis keperawtan yang dapat ditegakan ( Mitayani, 2009)

1. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang

berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.

2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual

dan muntah terus menerus.

3. Nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah yang berulang.

4. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis

terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.

5. Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran

darah dan makanan ke fetal.

Page | 15

Page 16: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

2.2.4 Intervensi Keperawatan (Mitayani, 2009)

1. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah berlebihan dan

pemasukan yang tidak adekuat.

Tujuan:

Kebutuhan Cairan dan elektrolit terpenuhi.

No. Intervensi Rasional

1. Istirahatkan ibu ditempat yang

nyaman

Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi

kerja yang membuat metabolisme tidak

meingkat, sehingga tidak merangsang

terjadinya mual dan muntah.

2. Pantau tanda-tanda vital serta

tanda-tanda dehidrasi

Dengan mengobservasi tanda-tanda

kekurangan cairan dapat diketahui sejauh

mana keadaan umum dan kekurangan cairan

pada ibu. Tekanan darah turun, suhu

meningkat, dan nadi meningkat merupakan

tanda-tanda dehidrasi dan hipovolemia.

3. Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian cairan infus

Pemberian cairan infus dapat mengganti

jumlah cairan elektrolit yang paling hilang

dengan cepat, sehingga dapat mencegah

keadaan yang lebih buruk pada ibu.

4. Pantau tetesan cairan infus Jumlah tetsan infus yang tidak tepat tepat

dapat menyebabkan terjadinya kelebihan

dan kekurangan cairan didalam sistema

sirkulasi.

5. Catat intake dan output Dengan mengetahui intake dan output cairan

diketahui keseimbangan cairan didalam

tubuh.

6. Setelah 24 jam anjurkan untuk

minum tiap jam

Minum yang sering dapat menambah

pemasukan cairan melalui oral.

Page | 16

Page 17: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

2. Perubahan nutrisi kurang kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah yang

terus-menerus.

Tujuan:

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

No. Intervensi Rasional

1. Kaji kebutuhan nutrisi ibu Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu

dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi

pada ibu dan menentukan langkah

selanjutnya.

2. Observasi tanda-tanda

kekurangan nutrisi

Untuk mengetahui sejauh mana kekurangan

nutrisi akibat muntah yang berlebihan.

3. Setelah 24 jam pertama beri

makanan dalam porsi kecil

tetapi sering

Makanan dalam porsi kecil dapat

mengurangi pemenuhan lambung dan

mengurangi kerja peristaltik usus serta

memudahkan proses penyerapan.

4. Berikan makanan dalam keadan

hangat dan bervariasi

Makanan yang bervariasi untuk menambah

nafsu makan ibu, sehingga diharapkan

kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi.

5. Berikan makanan yang tidak

berlemak dan berminyak

Makanan yang tidak berlemak dan

berminyak mengurangi rangsangan saluran

pencernaan, sehingga diharapkan mual dan

muntah berkurang.

6. Anjurkan klien untuk memakan

makanan yang kering dan tidak

merangsang pencernaan (roti

kering dan biskuit)

Makanan kering tidak merangsang

pencernaan dan mengurangi perasaan mual.

7. Berikan ibu motivasi agar mau Ibu merasa siperhatikan dan berusaha

Page | 17

Page 18: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

menghabiskan makanan menghabiskan makanannya

8. Timbang berat badan ibu Dengan menimbang berat badan dapat

diketahui keseimbangan berat badan sesuai

usia kehamilan dan pengaruh nutrisi.

3. Nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah beruang.

Tujuan:

Rasa nyaman terpenuhi

No. Intervensi Rasional

1. Observasi tingkat nyeri Dengan mengobservasi tingkat nyeri dapat

diketahui tingakat nyeri pada ibu dan

menentukan tindakan selanjutnya.

1. Atur posisi ibu dengan kepala

lebih tinggi selama 30 menit

setelah makan

Dengan posisi kepala lebih tinggi dapat

mengurangi tekanan pada gastrointestinal,

sehingga dapat mencegah muntah yang

berulang.

2. Perhatikan kebersihan mulut ibu

sesudah dan sebelum makan

Kebersihan mulut yang baik dan terpelihara

dapat menimbulkan rasa nyaman juga

diharapan dapat mengurangi mual dan muntah.

Alihkan perhatian ibu pada hal

yang menyenangkan

Dengan mengalihkan perhatian diharapkan ibu

dapat melupakan rasa nyeri akibat muntah yang

berulang.

Anjurkan ibu untuk beristirahat

yang cukup dan membatasi

pengunjung

Dengan istirahat yang cukup dan membatasi

pengunjung dapat menambah ketenangan pada

ibu

Kolaborasi dalam pemebrian

antiemetik dan sedatif dengan

dokter

Obat antiemetik mengurangi muntah dan obat

sedatif membuat ibu tenang, sehingga dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu.

Page | 18

Page 19: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

4. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis

terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.

Tujuan:

Pola pertahanan diri efektif

No. Intervensi Rasional

1. Bantu ibu untuk mengungkapkan

perasaannya secara langsung

terhadap kehamilan.

Dengan mengungkapkan perasaannya,

dapat diketahui reaksi ibu terhadap

kehamilannya.

2. Dengarkan keluhan ibu dengan

penuh perhatian

Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri

dalam mengatasi masalahnya.

3. Diskusikan bersama ibu

mengenai masalah yang

dihadapai dan pemecahan

masalah yang dapat dilakukan.

Melalui diskusi dapat diketahui koping ibu

dalam menghadapi masalahnya.

4. Bantú ibu untuk memecahkan

masalahnya, terutama yang

berhubungan dengan kehamilan.

Dengan membantu memecahkan masalah

ibu, maka perawat dapat menemukan pola

koping ibu yang efektif.

5. Dukung ibu dalam menemukan

pemecahanmasalah yang

konstruktif.

Dukungan dapat menambah rasa percaya

diri ibu dalam menemukan pemecahan

masalah

6. Libatkan keluarga dalam

kehamilan ibu

Keluarga dapat diajak bekerja sama dalam

memberikan dukungan pada ibu terhadap

kehamilanya.

7. Kolaborasi dengan ahli psikiatri

jika diperlukan

Untuk mengetahui adanya kemungkinan

faktor psikologis yang lebih berat sebagai

Page | 19

Page 20: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

penyebab masalah.

5. Resiko perubahan nutrisi janin yang berhubungan dengan berkurang dengan

berkurangnya peredaran darah makanan ke janin.

Tujuan:

Perkembangan janin tidak terganggu

No. Intervensi Rasional

1. Jelasakan pada ibu mengenai

pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan

dan perkembangan

Agar ibu menyadari akan pentingnya

nutrisi bagi janin dan ibu mengetahui

akan kebutuhan nutrisinya.

2. Periksa fundus uteri Tinggi fundus uterus yang tidak

sesuai dengan usia kehamilan dapat

menjadi bahan penilaian akan nutrisi

janin.

3. Pantau denyut jantung janin Denyut jantung yang masih dalam

keadaan normal dan aktif menandakan

janin masih dalam keadaan baik.

Page | 20

Page 21: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

BAB III

TINJAUAN KASUS

KASUS HIPEREMESIS GRAVIDARUM II

Ny.A datang dengan keluarganya ke Rumah sakit pada tanggal 13 April 2015. Ny.A

sedang hamil 10 Minggu HPHT 15 Januari 2015 TP 22 oktober 2015 ,tes pemeriksaan

kehamilan (+) oleh sendiri tanggal 20 Februari 2015. Tn.B suami ibu mengatakan istrinya hamil

pertama belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran. Ibu mengatakan sering mual-

muntah, terlihat lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun, urine sedikit dan belum

BAB sejak 2 hari yang lalu. Gejala ini diperberat semenjak 2 minggu yang lalu. Pola makan ibu

biasanya 4 kali sehari dengan menu nasi sayur, daging, tempe dan buah sedangkan minum habis

±2-3 luter/hari. Semenjak hamil ibu jarang makan hanya 1x dalam sehari. Tn.B mengatakan

istrinya takut akan kehamilan dan persalinannya dan mengaku belum siap terhadap tanggung

jawabnya sebagai ibu.

Hasil pemeriksaan menunjukan:

Keadaan umum lemas, kesadaran compos mentis TD 80/60, nadi 110 x/menit, suhu

37,80C, respirasi 24x/menit. BB 47kg, BB sebelum hamil 50kg penurunan 3kg, TB 155cm.

Pemeriksaan sistematis kepala, rambut: Hitam, bersih. Muka: simetris dan agak pucat, tidak ada

oedema, mata conjungtiva anemis sclera ikterik mata tampak cekung. Mulut kering, agak bau

mulut, nafas bau aseton, tidak ada caries, lidah mongering dan kotor Telinga: tidak ada serumen.

Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. Payudara membesar kanan

dan kiri, tumor tidak ada, areola hyperpigmentasi, putting susu tidak menonjol, kolostrum belum

ada. Jantung terdengar lup dup, regular, paru-paru tidak ada wheezing dan ronchi. Abdomen

inspeksi tidak ada bekas operasi, perut belum terlihat membesar, palpasi janin teraba

ballottement. Anogenital tidak ada oedema, tidak ada varises. Ekstrimitas tungkai simetris kanan

dan kiri, tidak ada oedema, releks patella positif kiri dan kanan, tidak ada varises, turgor kulit

Page | 21

Page 22: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

makin berkurang. Pemeriksaan penunjang Hb: 10,2 gr%, urine : protein (+) 1, reduksi negative,

sedimen ada.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A G1P0A0 DENGAN

HIPERMESIS GRAVIDUM TINGKAT II

DI RUANG MAWAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN

A. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan data

a. Identitas

1) Pasien

a) Nama : Ny A

b) Tempat/tgl lahir/umur : Bandung/ 24 Januari 1993/ 21 tahun

c) Agama : Islam

d) Status perkawinan : Menikah

e) Pendidikan terakhir : SMA

f) Pekerjaan : Ibu rumah tangga

g) Alamat : jl. Sukaati 24 garunggag kulon kecamatan sukajadi

h) Suku Bangsa : sunda

i) Diagnosa Medis : hiperemesis gravidum

j) Nomor RM/CM : 001002003

k) Tanggal Masuk RS : 13 April 2015

2) Penanggung jawab

a) Nama : Tn B

b) Umur : 23 tahun

c) Hubungan dengan klien : Suami

d) Pendidikan terakhir : SMA

e) Pekerjaan : Karyawan Swasta

Page | 22

Page 23: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

f) Alamat : jl. Sukaati 24 garunggag kulon kecamatan sukajadi

g) Hubungan : Suami

b. Riwayat menstruasi

1) Menarche :  15 tahun

2) Siklus haid :  Teratur (+ 28 hari)

3) Lama :  5-6 hari

4) Karakteristik : Cair, kadang bergumpal, berwarna merah segar, ganti

pembalut 2-3 x/hr.

5) Dismenorohoe :  tidak pernah

6) Fluor albus : Ya, 2-3 hari sebelum haid

c. Riwayat perkawinan

Klien mengatakan menikah diusia 20 tahun.

d. Riwayat kehamilan sekarang

1) Paritas : Gravida 1, minggu ke-10

2) HPHT : 15 januari 2015

3) TP : 22 oktober 2015

4) Siklus Haid : 28 hari

5) Pergerakan janin terakhir : belum dapat dirasakan pergerakan janin

6) Pergerakan yang dirasakan terakhir : belum dapat dirasakan pergerakan janin

oleh ibu

7) Tanda-tanda bahaya atau penyulit : belum ditemukan

8) Obat yang di konsumsi : tidak ada

9) Kekhawatiran-kekhawatiran khusus : klien takut akan kehamilannya

e. Riwayat kehamialan, persalinan dan nifas yang lalu

No Waktu

persalia

n

Usia

persalinan

Jenis

persali

nan

Penolon

g

Penyul

it

Keadaa

n nifas

Anak

J

K

B

B

H/

M

Kelaina

n

- - - - - - - - - - -

Page | 23

Page 24: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

f. Riwayat KB

1) Jenis : tidak ada

2) Lama : tidak ada

3) Alasan pelepasan : belum pernah menggunakan konrasepsi

4) Dukungan keluarga : keluarga mendukung dalam pengguanaan

alat kontrasepsi

5) Pengambilan keputusan dalam keluarga: suami

g. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

a) Keluhan utama saat masuk rumah sakit

Sejak awal kehamilan pasien sering mengalami mual, muntah. Klien

mengatakan mual, muntah disertai persaan lemah dan tidak nafsu makan.

Gejala ini semakin berat semenjak 2 hari yang lau sampai-sampai urine

pasien sedikit dan pasien sulit untuk BAB. Sehingga akhirnya keluarga

membawa klien ke rumah sakit pada tanggal 13 April 2015.

b) Keluhan utama saat dikaji

Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 14 April 2015 klien mengeluh mual

dan muntah. Mual dan muntah bertambah apabila ada makanan yang masuk.

2) Riwayat kesehatan yang dahulu

Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit gastritis.

3) Riwayat kesehatan yang keluarga

Klien mengatakn dikeluarganya tidak terdapat riwayat kehamilan ganda/ kembar.

Page | 24

Page 25: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

h. Pola aktivitas sehari-hari

No Aktivitas Sebelum hamil Selama Hamil

1 Nutrisi:

a. Makan

Frekuensi

Jenis

Jumlah

Keluhan

b. Minum

Jenis dan

frekuensi

4x sehari

Nasi, tempe, sayur,

buah

250 gr

Tidak ada keluhan

Air putih : 8-10 gelas/

hari (1 gelas = 250 ml)

1x sehari

Bubur dan lauk pauk

100 gr

Mual, muntah

Air putih : 5-6 gelas/

hari (1 gelas = 250 ml)

2 Eliminasi:

a. BAK

Frekuensi

Warna

Keluhan

b. BAB

Frekuensi

Konsistensi

Warna

Keluhan

5-6 x sehari

Kuning

Tidak ada keluhan

1 x sehari

Lembek

Kuning

Tidak ada keluhan

2-3 x sehari

Kuning

Tidak ada keluhan

Semenjak 2 hari

sebelum masuk rumah

sakit pasien belum

BAB

-

-

-

Page | 25

Page 26: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

3 Istirahat Tidur

Jumlah

Pola

Keluhan

7 jam

21.00-04.00

Tidak ada keluhan

5 jam

20.00-24.00, 03.00-

04.00

Sulit tidur

4 Personal Hygiene:

a. Mandi

Frekuensi

Cara Pemenuhan

b. Gosok Gigi

Frekuensi

Cara Pemenuhan

c. Keramas

Frekuensi

Cara Pemenuhan

d. Vulva hygiene

e. Perawatan

Payudara

f. Ganti pakaian

dalam

Jenis bahan

2 x sehari

mandiri

2 x sehari

Mandiri

3 kali seminggu

Mandiri

Hanya dibasuh air

Dilakukan saat mandi,

tanpa pijatan dan

prosedur khusus

2x sehari

Kain katun

2x sehari

mandiri

2x/hari

mandiri

1 kali seminggu

mandiri

Bersamaan saat mandi

tanpa tindakan khusus

2x sehari

Kain katun

5 Pola aktivitas Melakukan pekerjaan

rumah tangga dan tidak

pernah melakukan

olahraga

Tidak melakukan

pekerjaan sehari-hari

dan tidak pernah

olahraga karena lemas

Page | 26

Page 27: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

dan sakit kepala.

6 Hubungan Seksual 2x seminggu 1x seminggu

i. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan Umum:

Kesadaran : Compos Mentis ( E=4 , M=6 , V=5 )

2) Tanda-Tanda Vital : TD = 80/60 mmHg ;

Nadi = 110x/menit ;

Respirasi = 24x/menit;

Suhu = 38,7 oC

3) Antropometri : Tinggi Badan : 155 cm

Berat Badan Sebelum Hamil : 50 Kg

Berat Badan Sekarang :47 Kg

IMT : 19,6

4) Sistem Pernafasan

Hidung simetris, Selaput mukosa hidung merah muda, tidak ada pernafasan

cuping hidung, bentuk dada simetris, pengembangan otot pernapasan simetris,

tidak ada retraksi intercosta. paru-paru tidak ada wheezing dan ronchi.

5) Sistem Kadiovaskuler

Akral teraba hangat, tidak ada peningkatan vena jugularis. terdengar bunyi

jantung S1 dan S2, bunyi regular, tidak terdapat bunyi murmur, gallop, CRT 2

detik.

6) Sistem Gastrointestinal

Rambut hitam , bersih, tidak mudah rontok. Sclera ikterik, mulut. Mata tampak

cekung. Bibir kering, agak bau mulut, nafas berbau aseton, tidak ada caries, lidah

mengering dan kotor. Gusi berwarna pucat, tidak terdapat pembengkakan, dan

tidak terdapat perdarahan. Terdapat refleks menelan, bising usus 15x/menit, tidak

terdapat benjolan pada anus.

Page | 27

Page 28: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

7) Sistem persarafan

Klien dapat merasakan sensasi rasa panas, dingin, tajam, tumpul. Reflek patela

+1/+1.

8) Sistem Endokrin

Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid.

9) Sistem perkemihan

Tidak terdapat keluhan, kandung kemih klien rata, klien mengatakan BAK 3 kali

sehari.

10) Sistem Muskuloskeletal

Bentuk dan ukuran extremitas bawah simetris, tidak ada edema reflek patela +1

/+1 ,.

11) Sistem Integumen

Warna kulit sawo matang, turgor kulit semakin menurun.

12) THT

Telinga kanan dan kiri simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan pada lubang

telinga.

13) Sistem Penglihatan

Mata kanan dan kiri simetris, alis kanan dan kiri simetris, konjungtiva berwarna

pucat, sclera ikterik, tidak terdapat edema pada kelopok mata, terdapat refleks

berkedip..

14) Sistem reproduksi

a) Payudara

Payudara kiri dan kanan membesar, puting susu tidak menonjol, kolostrum

belum ada. Aerola iperpigmentasi.

b) Abdomen dan uterus

Pada abdomen tidak ada bekas luka, perut belum terlihat membesar, palpasi

janin teraba ballottement.

c) Vulva dan Vagina

Page | 28

Page 29: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

Pada kedua kedua labia berwarna merah muda, tidak terdapat varises, tidak

terdapat perlukaan, tidak terdapat pengeluaran darah atau nanah.

j. Data psikologis

1) Status emosi : Klien mengatakan tidurnya tidak nyenyak karena takut

akan kehamilannya dan belum siap untuk menjadi seorang ibu

2) Pola koping : Klien mengatakan jika mempunyai masalah klien

membicarakan kepada suaminya.

3) Pola komunikasi : Verbal dan non verbal klien lancer

4) Konsep diri

a) Gambaran diri :klien menyukai semua anggota tubuhnya dan tidak

mempermasalahkan perubahan bentuk tubuhnya karena kehamilan.

b) Peran diri : Klien sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga

c) Ideal diri : Klien berharap anaknya lahir dengan selamat dan Sehat

d) Harga diri : Klien merasa telah menjadi wanita seutuhnya karena bisa hamil

dan memberikan keturunan, dan klien mengatakan bahwa seluruh

keluarganya sangat senang dengan kehamilannya.

e) Identitas diri: Klien merasa bangga sebagai wanita karena dapat menjadi

seorang istri yang dapat memberikan keturunan

k. Data sosial

1) Dengan keluarga dan tetangga : Klien mengatakan hubungan klien dengan

keluarga dan tetangga baik, hal ini dapat dengan banyaknya tetangga dan

keluarga yang menjenguk.

2) Dengan petugas : Klien kooperatif dengan tenaga kesehatan.

3) Dengan sesama pasien : Klien mengatakan belum berkomunikasi

dengan pasien sebelahnya.

l. Data spiritual

Page | 29

Page 30: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

Klien beragama islam dan selama hamil klien selalu beribadah serta klien yakin atas

kebesaran Allah bahwa dirinya dapat sembuh. Namun pasien belum siap dengan

tanggung jawabnya sebgai ibu.

m. Data penunjang

No Hari/tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

1 15 april 2015 Hematologi

a. Hemoglobin 10,2 g/dL 12,0 – 16,0 g/dL

2 15 april 2015 Urin

a. protein

b. reduksi urine

c. sedimen

+1

Negative

Ada

2. Analisa Data

NO DATA PENUNJANG INTERPRETASI DATA MASALAH

1 DS :

a. Klien mengatakan BAK nya sedikit

DO :

a. Mukosa bibir kering

b. Nafas bau asetonc. Mata cekungd. Lidah mengering

dan kotore. Turgor kulit makin

berkurangf. Protein urine (+)

Hiperemesis gravidarum

Kehilangan cairan berlebih

Dehidrasi

Cairan ekstra sel dan plasma

Kekurangan cairan dan eloktoril

Kekurangan cairan dan elektrolit.

Page | 30

Page 31: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

2 DS :

a. Suami mengatakan istrinya sering mual muntah

b. Suami mengatakan nafsu makan istrinya berkurang

DO :

a. BB menurun ( BB sebelum hamil 50 kg, BB saat hamil 47 kg)

b. Klien Nampak lemah

c. Makan hanya 1xsehari

d. Konjungtiva anemis

e. Hb=10,2 gr%f. bising usus

15x/menit

peningkatan estrogen

penurunan pengosongan lambung

peningkatan tekanan gaster

emesis gravidarum

hiperemesis gravidarum

intake nutrisi menurun

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah terus menerus.

3 DS :

a. klien mengatakan takut akan kehamilan dan persalinannya

b. klien mengatakan belum siap terhadap tangguang jawabnya sebagai seorang ibu

DO :

Kehamilan

Perubahan peran

cemas

tidak efektif pola pertahana diri

Tidak efektifnya pola pertahanan diri

3. Diagnose Keperawatan

Page | 31

Page 32: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

a. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan

dan pemasukan yang tidak adekuat.

b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake

yang tidak adekuat mual dan muntah terus menerus.

c. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis

terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.

4. Intervensi Keperawatan

No. DiagnosaKeperawatan

PerencanaanTujuan Intervensi Rasional

1 Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengn muntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat

Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan dan elektrolit pasien terpenuhi, dengan kriteria hasil:1. Mukosa bibir

lembab2. Tidak terdapat

tanda-tanda dehidrasi

3. Turgor kulit baik

1. Anjurkan untuk minum tiap jam

2. Catat intake dan output

3. Pantau tetesan cairan infus20tetes/menit

4. Pantau tanda-tanda vital serta tanda-tanda dehidrasi

1. Minum yang sering dapat menambah pemasukan cairan melalui oral.

2. Dengan mengetahui intake dan output cairan diketahui keseimbangan cairan didalam tubuh.

3. Jumlah tetsan infus yang tidak tepat tepat dapat menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan cairan didalam sistema sirkulasi.

4. Dengan mengobservasi tanda-tanda kekurangan cairan dapat diketahui sejauh mana keadaan umum dan kekurangan cairan pada ibu. Tekanan darah turun, suhu

Page | 32

Page 33: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

5. Kolaborasi dengan dokter dalam emberian cairan infuse

meningkat, dan nadi meningkat merupakan tanda-tanda dehidrasi dan hipovolemia.

5. Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit yang paling hilang dengan cepat, sehingga dapat mencegah keadaan yang lebih buruk pada ibu.

2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan mual dan muntah terus menerus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, dengan kriteria hasil:1. Terjadi

peningkatan berat badan

2. Konjungtiva tidak anemis

3. Nafsu makan pasien meningkat

1. Beri makanan dalam porsi kecil tetapi sering

2. Berikan makanan dalam keadan hangat dan bervariasi

3. Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering dan tidak merangsang pencernaan (roti kering dan biskuit)

4. Berikan ibu

1. Makanan dalam porsi kecil dapat mengurangi pemenuhan lambung dan mengurangi kerja peristaltik usus serta memudahkan proses penyerapan.

2. Makanan yang bervariasi untuk menambah nafsu makan ibu, sehingga diharapkan kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi.

3. Makanan kering tidak merangsang pencernaan dan mengurangi perasaan mual.

4. Ibu merasa

Page | 33

Page 34: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

motivasi agar mau menghabiskan makanan

5. Observasi kebutuhan nutrisi ibu

6. Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi

7. Timbang berat badan ibu

diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanannya

5. Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi pada ibu dan menentukan langkah selanjutnya.

6. Untuk mengetahui sejauh mana kekurangan nutrisi akibat muntah yang berlebihan

7. Dengan menimbang berat badan dapat diketahui keseimbangan berat badan sesuai usia kehamilan dan pengaruh nutrisi.

3 Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa pola pertahanan diri pasie dapat terpenuhi, dengan kriteria hasil :Pasien mampu menerima perubahan perannya sebagai seorang ibu

1. Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung terhadap kehamilan.

2. Dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian

3. Diskusikan bersama ibu

1. Dengan mengungkapkan perasaannya, dapat diketahui reaksi ibu terhadap kehamilannya

2. Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam mengatasi masalahnya

3. Melalui diskusi dapat diketahui

Page | 34

Page 35: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

mengenai masalah yang dihadapai dan pemecahan masalah yang dapat dilakukan.

4. Bantú ibu untuk memecahkan masalahnya, terutama yang berhubungan dengan kehamilan.

5. Libatkan keluarga dalam kehamilan ibu

6. Kolaborasi dengan ahli psikiatri jika diperlukan

koping ibu dalam menghadapi masalahnya.

4. Dengan membantu memecahkan masalah ibu, maka perawat dapat menemukan pola koping ibu yang efektif.

5. Keluarga dapat diajak bekerja sama dalam memberikan dukungan pada ibu terhadap kehamilanya.

6. Untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor psikologis yang lebih berat sebagai penyebab masalah.

BAB IV

Page | 35

Page 36: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Hiperemesis Gravidarum merupakan penyakit yg sifatnya bertahap yaitu adanya

emesis atau mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan hanya

terjadi pada keadaan hamil saja. Penyababnya belum ditemukan secara pasti namun dapat

dari penyebab fisik maupun psikologis. Biasanya perasaan mual adalah akibat dari

meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. Bila perasaan terjadi terus-

menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk

keperluan energy. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya hiperemesis gravidarum. Untuk

tanda dan gejalanya dapat dibagi 3 tingkatan yaitu tingkat 1 : ringan, tingkat 2 : sedang dan

tingkat 3 : berat.

4.2 SARAN

Sebagai seorang tenaga kesehatan kita harus mampu mengenali tanda-tanda hiperemesis

gravidarum pada ibu hamil, salah satunya tanda-tanda ibu hamil dengan hiperemesis

gravidarum yaitu mual dan mutah secara terus menerus dan tidak adanya nafsu makan.

Tenaga kesehatan berperan penting terhadap kesehatan ibu dan janin agar ibu dan janin tetap

dalam keadaan aman dan sehat. Maka dari itu kita sebagai seorang perawat mampu

memperluas pengetahuan dari berbagai ilmu, tidak hanya ilmu kesehatan melainkan ilmu di

luar keseahtan.

DAFTAR PUSTAKA

Page | 36

Page 37: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2

Achadiat, Chrisdiono M. 2004. Prosedur tetap obstetric dan ginekologi. Jakarta: EGC

Bagus Ida Gde, (2003). Penuntun Kepaniteraan klinik obsetri dan ginekologi. Jakarta: Penerbitan

Buku Kedokteran EGC

Bagus Ida Gde, (2007). Pengantar Kuliah obstetric. Jakarta: Penerbitan Kedokteran EGC

Manuaba, ida bagus gde & Manuaba chandranita I.A dkk. 2007. Pengantar kuliah obstetric.

3Jakarta : EGC

Mitayani, (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Medika.

Page | 37