resume kasus 1 post partum
TRANSCRIPT
P O S T P A R T U M DEFINISI
“Menurut Farrer 1999, post pastum
merupakan periode dimana organ
reproduksi sedang berusaha kembali
pada keadaan saat seperti tidak hamil
dan berlangsung selama 6 minggu”
Bobak, Lowdermik dan Jensen, (2005) menyatakan bahwa
periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan sebelum
hamil. Periode ini kadang-kadang disebut puerperium atau
trimester ke empat kehamilan.
ADAPTASI FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI IBU POST PARTUM
[FISIOLOGI] a. Sistem Reproduksi
Involusio Uteri
Involusio adalah pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi normal setelah kelahiran bayi.(Bobak,
Lowdermilk, dan Jensen, 2005). Involusio terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil
karena sitoplasma yang berlebihan dibuang. Involusio disebabkan oleh proses autolysis, dimana zat
protein dinding rahim pecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang sebagai air kencing
Menurut Suherni dkk, 2009 Post
Partum adalah suatu masa sejak bayi
dan plasenta dilahirkan, enam minggi
selanjutnya, masa nifas, disertai
dengan pemulihan organ-organ yang
berkaitan dengan kehamilan dan
kelahiran, dan menyembuhkan
organ-organ selama proses
melahirkan yang teluka seperti
rahim, dan jalan lahir.
Involusio Tempat Plasenta
Pada pemulaan nifas, bekas plasenta mengandung
banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
trombus. Biasanya luka yang demikian, sembuh
dengan menjadi parut. Hal ini disebabkan karena
dilepaskan dari dasar dengan pertumbuhan
endometrium baru di bawah pemukaan luka. Rasa
sakit yang disebut after pains ( meriang atau mules-
mules ) disebabkan kontraksi rahim biasanya
berlangsung 3-4 hari pasca persalinan.(Cunningham,
F Gary, Dkk, 2005)
Lochea
Sekret dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas.
Lochia dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
a) Lochea rubra/cruenta
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan
mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta
[PSIKOLOGI]
Menurut Rubin dalam Varney
(2007) adaptasi psikologi ibu post
partum dibagi menjadi 3 fase yaitu :
-Fase Taking In (Fase mengambil)
/ ketergantungan : Fase ini dapat
terjadi pada hari 1-2 post partum.
Ibu sangat tergantung pada orang
lain, adanya tuntutan akan
kebutuhan makan dan tidur, ibu
sangat membutuhkan perlindungan
dan kenyamanan.
-Fase Taking Hold /
ketergantungan mandiri :
Fase ini terjadi pada hari 3-10 post
partum, secara berta hap tenaga ibu
mulai meningkat dan merasa
nyaman, ibu sudah mulai mandiri
namun masih memerlukan bantuan,
ibu sudah mulai memperlihatkan
perawatan diri dan keinginan untuk
belajar merawat bayinya.
-Fase Letting Go / kemandirian
Fase ini terjadi pada hari ke sepuluh
post partum, ibu sudah mampu
merawat diri sendiri, ibu mulai
sibuk dengan tanggung
jawabnya.
Berwarna merah dan kuning berisi darah dan lendir,yang keluar pada hari ke – 3 sampai ke-7
pasca persalinan.
c) Lochea serosa
Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lochia rubra. Lochia ini berbentuk serum dan
berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke -7
sampai hari ke-14 pasca persalinan.
d) Lochea alba
Dimulai dari hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti
sampai 1 atau 2 minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri
atas leukosit dan sel-sel desidua.
e) Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f) Locheastatis
Lochea tidak lancar keluarnya.
Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks akan menganga seperti corong berwarna merah kehitaman,
konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan masih bisa
masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui
1 jari.
Vagina dan perineum
Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerpurium merupakan suatu saluran yang luas
berdinding tipis. Secara berangsur-angsur luasnya berkurang, tetapi jarang sekali kembali seperti
ukuran seorang nulipara. Rugae ( lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan ) timbul kembali pada
minggu ketiga. Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering
dijumpai. Mungkin ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi sebagai akibat
ekstraksi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada dinding
lateral dan baru terlihat dengan pemeriksaan spekulum. Pada perineum terjadi robekan pada hampir
semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum
umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin terlalu cepat, sudut
arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran
yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito bregmatika. Bila ada laserasi jalan lahir atau
luka bekas episiotomi lakukanlah penjahitan dan perawatan dengan baik.
b. Sistem Endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin, terutama pada
hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.
Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Selama tahap ketiga persalinan, hormon
oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah
perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal tersebut
membantu uterus kembali ke bentuk normal.
Prolaktin
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitari bagian belakang untuk
mengeluarkan prolaktin, hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang
produksi susu. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada
permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui
bayinya, tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14-21 hari setelah persalinan, sehingga
merangsang kelenjar bawah depan otak yang mengontrol ovarium ke arah permulaan pola produksi
estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan folikel, ovulasi, dan menstruasi.
Estrogen dan progesteron
Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun mekanismenya secara penuh belum
dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik
yang mengikatkan volume darah. Di samping itu, progesteron mempengaruhi otot halus yang
mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini sangat mempengaruhi saluran
kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva, serta vagina.
c. Sistem kardiovaskuler
Volume darah
Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai
mencapai volume sebelum hamil, hipervolemia yang diakibatkan kehamilan ( peningkatan ± 40 %
lebih dari volume tidak hamil dan menyebabkan kebanyakan ibu bisa menoleransi kehilangan darah
saat melahirkan, banyk ibu yang kehilangan 300 – 400 ml darah sewaktu melahirkan bayi tunggal
pervaginam atau sekitar dua kali lipat pada saat operasi cesarean.
Curah jantung
Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat selama masa hamil, setelah
melahirkan keadaan ini meningkat lebih tinggi selama 30 – 60 menit karena darah biasanya
melintasi uteroplasenta tiba – tiba kembali ke sirkulasi umum.
Tanda-tanda vital
Selama 24 jam pertama suhu dapat meningkat sampai 380 C sebagai akibat efek dehidrasi. Setelah
24 jam wanita harus tidak demam. Denyut nadi tetap tinggi selam jam pertama setelah bayi lahir.
Kemudian mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahuinya pada minggu kedelapan dan
kesepuluh denyut nadi kembali ke frekuens sebelum hamil.pernapasan harus berada dalam rentang
normal sebelum melahirkan , tekanan darah sedikit berubah atau menetap, hipotensi ortostatik dapat
timbul dalam 48 jam pertama akibat pembengkakan limpa yang terjadi.
Komponen darah
Selama 72 jam pertama volume plasma yang hilang lebih besar dari sel darah yang hilang
dikaitkan dengan peningkatan hematokrit pada hari ke-3 sampai hari ke-7 post partum . selama
sepuluh sampai 12 hari pertama setelah bayi lahir nilai leukosit antara 20000 dan 25000 /ml3. .
keadaan hiperkoagulasi yang bisa diiringi kerusakan pembuluh darah dan immobilisasi dan
mengakibatkan peningkatan resiko tromboembolisme terutama setalah wanita melahirkan secar
sesar.
Varises
Varises Bahkan varises vulva akan mengecil dengan cepat setelah bayi lahir
d. Sistem Urinaria
Komponen urin
Glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan menghilang. Laktosuria positif pada ibu menyusui
merupakan hal yang normal. BUN (Blood Urea Nitrogen) yang meningkat selama
pascapartum merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi. Pemecahan kelebihan protein di
dalam sel otot uterus juga menyebabkan proteinurea ringan dan ( +1 ) selam satu atau dua hari
setelah wanita melahirkan.
Diuresis pascapartum
Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun di jaringa
selama ia hamil, salah satu mekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil
ialah diaforesis luas, terutama pada malam hari selama 2 – 3 hari pertama setelah melahirkan.
Diuresi pasca partum, yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen hilangnya, peningkatan
tekanan vena pada tungkai bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah merupakan mekansime
lain tubuh untuk megatasi kelebihan cairan.
Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses malahirkan yakni sewaktu bayi
melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemi dan edema sering disertai
dengan daerah – daerah kecil hemoragik.kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas
kandung kemih setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk
berkemih menurun selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan
, laserasi vagina atau episotomi juga menurunkan refleks bekemih pada masa pasca partum tahap
lanjut distensi berlebihan dapat mengakibatkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi
sehingga menganggu proses berkemih normal.
e. Sistem Gastrointestinal
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini disebabkan karena pada saat
melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan, kurang makan, haemoroid, dan laserasi
jalan lahir.
Nafsu makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan.setelah benar- benar pulih dari efek analgesia, anastesi
dan keletihan kebanykan ibu merasakan sangat lapar.
Motilitas
Secara khas, penurunan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah
bayi lahir, kelebihan anastesi dan anlgesi bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke
keadaan normal
Defekasi
BAB secara spontan bisa tertunda selama 2 – 3 hari setelah melahirkan. Ibu seringkali sudah
mengeluhkan nyeri saat defekasi karna nyeri yang dirasakannya di perineum akibat episotomi.
f. Sistem Muskuloskeletal
Ambulasi pada umumnya mulai 1-8 jam setelah ambulasi dini untuk mempercepat involusio rahim.
Otot abdomen terus-menerus terganggu selama kehamilan yang mengakibatkan berkurangnya
tonus otot, yang tampak pada masa post partum dinding perut terasa lembek, lemah, dan kendor.
Selama kehamilan otot abdomen terpisah disebut distensi recti abdominalis, mudah di palpasi
melalui dinding abdomen bila ibu telentang. Latihan yang ringan seperti senam nifas akan
membantu penyembuhan alamiah dan kembalinya otot pada kondisi normal.
g. Sistem kelenjar mamae
Laktasi
Pada hari kedua post partum sejumlah kolostrum, cairan yang disekresi payudara selama lima hari
pertama setelah kelahiran bayi, dapat diperas dari putting susu.
Kolostrum
Dibanding dengan susu matur yang akhirnya disekresi oleh payudara, kolostrum mengandung lebih
banyak protein, yang sebagian besar adalah globulin, dan lebih banyak mineral tetapi gula dan
lemak lebih sedikit. Sekresi kolostrum bertahan selama sekitar lima hari, dengan perubahan
bertahap menjadi susu matur. Antibodi mudah ditemukan dalam kolostrum. Kandungan
immunoglobulin A mungkin memberikan perlindungan pada neonatus melawan infeksi enterik.
Faktor-faktor kekebalan hospes lainnya, juga immunoglobulin - immunoglobulin, terdapat di dalam
kolostrum manusia dan air susu. Faktor ini meliputi komponen komplemen, makrofag, limfosit,
laktoferin, laktoperoksidase, dan lisozim.
Air susu
Komponen utama air susu adalah protein, laktosa, air dan lemak. Dalam ASI terdapat semua
vitamin kecuali vitamin K yang jumlahnya berbeda setiap orangnya. Kadar masing-masing
meninggi dengan pemberian makanan tambahan pada ibu. Karena ibu tidak menyediakan
kebutuhan bayi akan vitamin K, pemberian vitamin K pada bayi segera setelah lahir ada manfaatnya
untuk mencegah penyakit perdarahan pada neonatus. Air susu manusia mengandung konsentrasi
rendah besi. Tetapi, besi di dalam air susu manusia absorpsinya lebih baik dari pada besi di dalam
susu sapi. Simpanan besi ibu tampaknya tidak mempengaruhi jumlah besi di dalam air susu.
Kelenjar mamae, seperti kelenjar tiroid, menghimpun iodium, yang muncul di dalam air susu.
(Cunningham, F Gary, Dkk, 2005)
a. Ibu menyusui
Sebelum laktasi dimulai payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan yakni kolostrum
dikeluarkan. Stelah laktasi payudara teraba hangat den keras ketika disentuh rasa nyeri akan
menetap selam asekitar 28 jam.
b. Tidak menyusui
Payudara ibu tidak menyusui biasa teraba nodular pada hari ke – 3 dan ke- 4 bisa terjadi
pembengkakan ( engorgement ). Distensi payudara terutama disebabkan oleh kongesti vena dan
limfatik bukan akibat penimbunan air susu. Pembengkanan dapat hilang dengan sendirinya dan rasa
tidak nyaman berkurang dalam 24 – 36 jam.
h. Sistem Integumen
Penurunan melanin setelah persalinan menyebabkan berkurangnya hiperpigmentasi kulit.
Hiperpigmentasi pada aerola mammae dan linea nigra mungkin menghilang sempurna sesudah
melahirkan.
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan abdomennya menonjol dan membuat
wanita tersebut tampak masih seperti hamil diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen
kembali ke keadaan semula. Ada keadan tertentu seperti bayi besar atau hamil kembar otot – otot
dinding abdomen memisah suatu keadaan yang dinamai diatsasis rektiabdominis.
i. Sistem Neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan adaptasi neurobiologis yang terjdi saat
wanita hamil dan disebabkan oleh trauma yang dialami wanita saat bersalin dan melahirkan, rasa
tidak Nyman neurologist yang diinduksi kehamilan akan menghilang setalah wanita melahirkan.
j. Sistem Imun
Kebutuhan ibu untuk mendapat vaksinasi rubella atau untuk mencegah isoimunisasi Rh ditetapkan
.
D INAMIKA KELUARGA
a. Penyesuaian Paternal
Keinginan ayah untuk menemukan hal-hal yang unik maupun yang sama dengan dirinya merupakan
karakteristik lain yang berkaitan dengan kebutuhan ayah untuk merasakan bahwa bayi ini adalah
miliknya. Respon yang jelas ialah adanya daya tarik yang kuat dari bayi yang baru lahir.Ada tiga
tahapan proses yaitu Tahap pertama meliputi pengalaman prakonsepsi yakni akan seperti
apa rasanya ketika membawa pulang bayi kerumah . Tahap kedua meliputi Realitas yang tidak
menyenangkan menjadi ayah baru .Beberapa ayah mulai menyadari bahwa harapan mereka
sebelumnya tidak didasarkan pada kenyataan. Perasaan sedih dan ragu sering sekali menyertai
realitas. Tahap ketiga meliputi keputusan yang dilakukan dengan sadar unutk mengontrol dan
menjadi lebih aktif terlibat didalam kehidupan bayi mereka. Respon yang diperlihatkan pada bayi
baru lahir, ada yang positif dan ada juga yang negatif.
b. Penyesuaian saudara kandung
Orang tua perlu membagi perhatian mereka dengan adil. Anak yang lebih tua harus menyusun posisi
baru didalam hirarki keluarga. Anak yang lebih tua harus tetap berada dalam posisi sebagai
pemimpin. Anak berikutnya dalam urutan tanggal lahir harus berada pada posisi yang lebih superior
dari adiknya yang baru. Anak harus diperbolehkan berinteraksi atas kemauannya sendiri dan jangan
dipaksa.
Masalah antar saudara kandung/ Sibling rivalry
Kehadiran anggota keluarga baru (bayi) dalam keluarga dapat menimbulkan suatu krisis situasional
yang sebaiknya perlu dipersiapkan pada anak usia toddler (1-3 tahun) terutama pada anak pertama
dimana ia mempunyai pengalaman dengan posisi yang menyenangkan menjadi nomor satu.
a. Pengertian
Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil) anak-
anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atau perempuan. Disebut juga sib. Rivalry
keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk
mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan
pengakuan atau suatu yang lebih.
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan
saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.
Sibling rivalry menunjuk pada kecemburuan dan kemarahan yang lazim terjadi pada anak
sehubungan dengan kehadiran anggota keluarga baru dalam keluarga yang dalam hal ini adalah
saudara sekandung.
Sibling rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak-anak tersebut adalah hal yang biasa bagi
anak-anak usia antara 5-11 tahun. Bahkan kurang dari 5 tahun pun sudah sangat mudah terjadi sibling
rivalry itu. Istilah ahli psikologi hubungan antar anak-anak seusia seperti itu bersifat ambivalent
dengan love hate relationship.
b. Perubahan sikap dan perilaku dengan kehadiran sibling rivalry Respon yang dapat ditunjukkan
oleh anak, antara lain:
Memukul bayi
Mendorong bayi dari pangkuan ibu
Menjauhkan puting susu dari mulut bayi
Secara verbal menginginkan bayi kembali ke perut ibu
Ngompol lagi
Kembali tergantung pada susu botol
Bertingkah agresif
c. Antisipasi terhadap perubahan sikap dan perilaku Siapkan secara dini untuk kelahiran bayi:
Mulai kenalkan dengan organ reproduksi dan seksual
Beri penjelasan yang konkret tentang pertumbuhan bayi dalam rahim dengan menunjukkan
gambar sederhana tentang uterus dan perkembangan fetus
Beri kesempatan anak untuk ikut gerakan janin
Libatkan anak dalam perawatan bayi
Beri pengertian mendasar tentang perubahan suasana rumah seperti alasan pindah kamar.
Lakukan aktifitas yang biasa dan lakukan dengan anak seperti mendongeng sebelum tidur atau
piknikbersama.
d. Penyebab Sibling Rivalry
Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:
Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin menunjukkan
pada saudara mereka.
Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari orang tua
mereka.
Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan anggota
keluarga baru/ bayi.
Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi proses
kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai permainan
dengan saudara mereka.
Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam keluarga
adalah normal.
Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada mereka.
e. Segi Positif Sibling Rivalry
Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi positifnya, antara lain:
a) Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan
penting.
b) Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
c) Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.
Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua harus menjadi fasilitator.
f. Mengatasi Sibling Rivalry
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat
bergaul dengan baik, antara lain:
Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama
lain.
Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil bagi
anak satu dengan yang lain berbeda.
Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik.
Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-
anak.
Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari
adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.
Adaptasi Kakak Sesuai Tahapan Perkembangan
Respon kanak-kanak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan bergantung kepada umur
dan tingkat perkembangan. Biasanya anak-anak kurang sadar akan adanya kehadiran anggota baru,
sehingga menimbulkan persaingan dan perasaan takut kehilangan kasih sayang orang tua. Tingkah
laku negatif dapat muncul dan merupakan petunjuk derajat stres pada anak-anak ini.
Tingkah laku ini antara lain berupa:
Masalah tidur.
Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain.
Kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan menghisap jempol.
Batita (Bawah Tiga Tahun)
Pada tahapan perkembangan ini, yang termasuk batita (bawah tiga tahun) ini adalah usia 1-2
tahun. Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini antara lain:
Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu sebelum kelahiran.
Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak batitanya dengan menanyakan perasaannya
terhadap kehadiran anggota baru.
Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang ditunjukkan oleh anaknya.
Memperkuat kasih sayang terhadap anaknnya.
Anak yang Lebih Tua
Tahap perkembangan pada anak yang lebih tua, dikategorikan pada umur 3-12 tahun. Pada anak
seusia ini jauh lebih sadar akan perubahan-perubahan tubuh ibunya dan mungkin menyadari akan
kelahiran bayi. Anak akan memberikan perhatian terhadap perkembangan adiknya. Terdapat pula,
kelas-kelas yang mempersiapkan mereka sebagai kakak sehingga dapat mengasuh adiknya.
Remaja
Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan mereka. Ada remaja yang merasa
senang dengan kehadiran angggota baru, tetapi ada juga yang larut dalam perkembangan mereka
sendiri. Adaptasi yang ditunjukkan para remaja yang menghadapi kehadiran anggota baru dalam
keluarganya, misalnya:
1. Berkurangnya ikatan kepada orang tua.
2. Remaja menghadapi perkembangan seks mereka sendiri.
3. Ketidakpedulian terhadap kehamilan kecuali bila mengganggu kegiatan mereka sendiri.
4. Keterlibatan dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi
g. Penyesuaian kakek dan nenek
Jumlah keterlibatan kakak dan nenek dalam merawat bayi baru lahir tergantung pada banyak faktor
misalnya keinginan kakek-nenek untuk terlibat, kedekatan hubungan kakek dan nenek dan
peran kakek dan nenek dalam konteks budaya dan etnik yang bersangkutan ,bertindak sebagai sumber
pengetahuan dan sebagai individu pendukung.
PERKENALAN, IKATAN, DAN KASIH SAYANG DALAM MENJADI ORANGTUA
Walau sudah banyak riset dilakukan untuk membuka tabir proses orangtua bisa mengasihi dan
menerima seorang anak dan seorang anak bisa mengasishi dan menerima orangtuanya, para ahli masih
tidak mengetahui apa motivasi dan komitment orangutan dan anak-anaknya selama bertahun-tahun dalam
mendukung dan merawat satu dengan lain. Proses ini sering disebut attachment (kasih sayang) atau
bonding (ikatan).
Bounding Attachment
Bounding merupakan suatu langkah awal untuk mengungkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh
ibu kepada bayinya segera setelah lahir.
Attachment merupakan interaksi antara ibu dan bayi secara specifik sepanjang waktu. (Saxton. N and
Pelikan. 1996)
Interaksi orang tua dan bayi secara nyata baik fisik, emosi dan sensori pada menit-menit dan jam-
jam pertama segera setelah bayi lahir (Klause dan Kennel, 1983).
Jadi, Bounding Attachment adalah kontak awal antara ibu dan bayi setelah kelahiran, untuk memberikan
kasih sayang yang merupakan dasar interaksi antara keduanya scara terus menerus.
Dengan kasih sayang yang diberikan terhadap bayinya maka akan terbentuk ikatan batin antara orang tua
dan bayinya.
Respon antara ibu dan bayi sejak kontak awal hingga tahap perkembangannya.
a. Touch ( Sentuhan )
Ibu memulai dengan sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala dan ektremitas bayinya.
Dalam waktu singkat secara terbuka perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin bayi
akan di peluk di lengan ibu, gerakan dilanjutkan sebagai usapan lembut untuk menenangkan bayi,
bayi akan merapat pada payudara ibu, menggenggam satu jari atau seuntai rambut dan terjadilah
ikatan antara keduanya.
b. Eye to Eye Contact ( Kontak Mata )
Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata
mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai
faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya. Bayi baru lahir dapat memusatkan
perhatian kepada suatu obyek, satu jam setelah kelahiran pada jarak sekitar 20 – 25 cm, dan dapat
memusatkan pandangan sebaik orang dewasa pada usia kira – kira 4 bulan.
Dengan demikian perlu diperhatikan dalam praktek kesehatan, adanya faktor – faktor yang dapat
menghambat proses tersebut, misalnya untuk pemberian salep/tetes mata pada bayi dapat ditunda
beberapa waktu sehingga tidak mengganggu adanya kontak mata ibu dan bayi
c. Odor ( Bau Badan )
Indra penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran
dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Penelitian menunjukan bahwa kegiatan seorang bayi,
detak jantung dan pola bernapasnya berubah setiap kali hadir bau yang baru, tetapi bersama dengan
semakin dikenalnya bau itu, si bayi pun berhenti bereaksi. Pada akhir minggu pertama, seorang bayi
dapat mengenali ibunya dari bau tubuh dan air susu ibunya. Indra penciuman bayi akan sangat kuat,
jika seorang ibu dapat memberikan bayinya ASI pada waktu tertentu.
d. Body Warm ( Kehangatan Tubuh )
Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan dapat langsung meletakkan bayinya di atas
perut ibu, baik setelah tahap kedua dari proses melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong. Kontak
yang segera ini memberi banyak manfaat baik bagi ibu maupun si bayi yaitu terjadinya kontak kulit
yang membantu agar bayi tetap hangat.
e. Voice ( Suara )
Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing – masing. Orang tua akan menantikan tangisan
pertama bayinya. Dari tangisan tersebut, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik – baik saja
(hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat
mendengarkan suara – suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara – suara
itu terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotik dari rahim yang melekat pada telinga. Banyak
penelitian memperlihatkan bahwa bayi – bayi baru lahir bukan hanya mendengar secara pasif
melainkan mendengarkan dengan sengaja, dan mereka nampaknya lebih dapat menyesuaikan diri
dengan suara – suara tertentu daripada yang lain contoh suara detak jantung ibu.
f. Entrainment ( Gaya Bahasa )
Bayi yang baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya
perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam
memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua
dan membentuk komunikasi yang efektif.
g. Biorhythmicity ( Irama Kehidupan )
Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya
denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang
tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten
dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi .untuk mengembangkan respon bayi dan
interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak
dini :
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
2. Reflek menghisap dilakukan dini
3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua & anak
o Body warmth (kehangatan tubuh)
o Waktu pemberian kasih sayang
o Stimulasi hormonal
Prinsip-Prinsip & Upaya Meningkatakan Bonding Attachment
a. Menit pertama jam pertama
b. Sentuhan orang tua pertama kali
c. Adanya ikatan yang baik & sistematisTerlibat proses persalinan
d. Persiapan PNC sebelumnya
e. Adaptasi
f. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
g. Fasilitas untuk kontak lebih lama
h. Penekanan pada hal-hal positif
i. Perawat maternitas khusus (bidan)
j. Libatkan anggota keluarga lainnya
k. Informasi bertahap mengenai bonding attachment
Dampak positif yang dapat diperoleh dari boding attachment :
- Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
- Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
Hambatan Bonding Atatchment
- Kurangnya support system
- Ibu dengan resiko
- Bayi dengan resiko
- Kehadiran bayi yang tidak diinginkan Perkembangan tingkah laku anak yang terhambat
- Tingkah laku stereotipe
- Sosial abnormal
- Kemunduran motorik, kognitif, verbal- Bersikap apatis
Peran orangtua setelah bayi lahir
Untuk orangtua biologis, peran orangtua dimulai selagi kehamilan membesar dan semakin kuat saat
bayi dilahirkan.
Selama periode pascapartum, ibu dan ayah memberi respon terhadap perubahan peran orangtua
melalui suatu perjanan waktu yang bisa diduga sebelumnya.
Pada periode awal, orangtua harus mengenali hubungan merekan denga bayinya. Bayi perlu
perlindungan, perawatan, dan sosialisasi. Periode ini ditandai oleh masa pembelajaran yang intensif
dan tuntutan untuk mengasuh.struktur dan fungsi keluarga sebagai sistam telah diubaah untuk
selama-lamanya. Lama ini bervariasi, tetapi biasanya berlangsung salama kira-kira empat minggu.
Periode berikutnya mencerminkan suatu waktu untuk bersama-sama membangun kasatuan keluarga.
Periode waktu berkonsolidasi ini meliputi peran negosiasi (suami-istri, ibu-ayah, orangtua-anak,
saudara-saudara) juga meliputi stabilisasi tugas-tugas seiring upaya untuk menetapkan komitment.
Periode yang berlangsung kira-kira selama dua bulan ini sekarang dikanal dengan istilah trimester
keempat.
Orangtua dan anak bertumbuh dalam peran mereka masing-masing sampai kematian memisahkan
mereka. Hal yang mengsankan pada proses interaksi orangtua-anak, yang berlangsung seumur hidup
ini, ialah perubahan yang konsisten sepanjang perjalanan waktu.
SASARAN DAN SYARAT
Pada prinsipnya kegiatan Peningkatan Penggunaan ASI (PP-ASI) dimulai sejak ibu hamil
pertama kali memeriksakan diri di poliklinik asuhan antenatal. Idealnya di poliklinik ini tersedia
sebuah klinik laktasi, yang terdiri atas dua ruangan yaitu klinik laktasi asuhan antenatal dan postnatal.
RAWAT GABUNG Banyak rumah sakit, puskesmas, klinik dan rumah bersalin yang belum merawat
bayi baru lahir berdekatan dengan ibunya. Berbagai alasan diajukan antara lain
karena rasa kasihan karena ibu masih capai setelah melahirkan, ibu memerlukan
istirahat, atau ibu belum mampu merawat bayinya sendiri. Ada pula kekuatiran
bahwa pada jam kunjungan, bayi mudah tertular penyakit yang mungkin dibawa
oleh para pengunjung. Alasan lain adalah rumahsakit / klinik ingin memberikan
pelayanan sebaik-baiknya sehingga ibu bisa beristirahat selama berada di rumah
sakit. Namun setelah menyadari akan keuntungannya, sistem rawat gabung
sekarang menjadi kebijakan pemerintah.
TUJUAN
1. Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja dibutuhkan.
2. Agar ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang
dilakukan oleh petugas.
3. Agar ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di
rumah sakit dan yang lebih penting lagi, ibu memperoleh bekal ketrampilan merawat
bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit.
4. Dalam perawatan gabung, suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk
mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan
benar.
5. Ibu mendapatkan kehangatan emosional karena ibu dapat selalu kontak dengan buah
hati yang sangat dicintainya, demikian pula sebaliknya bayi dengan ibunya.
PENGERTIAN
Rawat gabung adalah satu
cara perawatan di mana ibu
dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan,
melainkan ditempatkan
dalam sebuah ruangan,
kamar atau tempat bersama-
sama selama 24 jam penuh
dalam seharinya.
Istilah rawat gabung parsial
yang dulu banyak dianut,
yaitu rawat gabung hanya
dalam beberapa jam
seharinya, misalnya hanya
siang hari saja sementara
pada malam hari bayi
dirawat di kamar bayi,
sekarang tidak dibenarkan
dan tidak dipakai lagi.
Kegiatan rawat gabung dimulai sejak ibu bersalin di kamar bersalin dan di bangsal perawatan
pasca persalinan. Meskipun demikian penyuluhan tentang manfaat dan pentingnya rawat gabung
sudah dimulai sejak ibu pertama kali memeriksakan kehamilannya di poliklinik asuhan antenatal.
Tidak semua bayi atau ibu dapat segera dirawat gabung. Bayi dan ibu yang dapat dirawat
gabung harus memenuhi syarat / kriteria sebagai berikut :
1. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.
2. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat, refleks
mengisap baik, tidak ada tanda infeksi dan sebagainya.
3. Bayi yang lahir dengan sectio cesarea dengan anestesia umum, rawat gabung dilakukan segera
setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk), misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai.
Bayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu masih mendapat infus.
4. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai Apgar minimal 7).
5. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
6. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.
7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.
8. Bayi dan ibu sehat.
Jika tidak memenuhi kriteria di atas, maka rawat gabung ibu dan bayi TIDAK perlu, atau
bahkan tidak boleh dikerjakan, misalnya pada :
1. Bayi yang sangat prematur.
2. Bayi berat lahir kurang dari 2000-2500 gram.
3. Bayi dengan sepsis.
4. Bayi dengan gangguan napas.
5. Bayi dengan cacat bawaan berat, misalnya : hidrosefalus, meningokel, anensefali, atresia ani,
labio/palato/gnatoschizis, omfalokel, dan sebagainya)
6. Ibu dengan infeksi berat, misalnya KP terbuka, sepsis, dan sebagainya.
Kriteria-kriteria masih ditentukan juga oleh beberapa aspek pertimbangan klinis, misalnya bayi
dengan berat badan 2000-2500 gram meskipun keadaan lain-lainnya dalam batas normal, perawatan
gabungnya harus dengan pengawasan yang sangat ketat.
MANFAAT
Manfaat dan keuntungan rawat gabung ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan tujuannya,
adalah sebagai berikut :
1. Aspek fisik
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah
menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui
setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan (nir-jadwal). Dengan
perawatan sendiri dan menyusui sedini mungkin, akan mengurangi
kemungkinan terjadinya infeksi silang dari pasien lain atau petugas
kesehatan. Dengan menyusui dini maka ASI jolong atau kolostrum
dapat memberikan kekebalan / antibodi yang sangat berharga bagi bayi.
Karena ibu setiap saat dapat melihat bayinya, maka ibu dengan mudah
dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada bayinya yang
mungkin berhubungan dengan kesehatannya.
2. Aspek fisiologis
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan
frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang
alami, di mana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui
maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim. Di samping
itu akan timbul refleks prolaktin yang akan memacu proses produksi ASI. Efek menyusui dalam
usaha menjarangkan kelahiran telah banyak dipelajari di banyak negara berkembang. Secara umum
seorang ibu akan terlindung dari kesuburan sepanjang ia masih menyusui dan belum haid, khususnya
bila frekuensi menyusui lebih sering dan sama sekali tidak menggunakan pengganti ASI (menyusui
secara eksklusif). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa daya proteksi menyusui eksklusif
terhadap usaha KB tidak kalah dengan alat KB yang lain.
3. Aspek Psikologis
Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-
mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini mempunyai pengaruh yang
besar terhadap perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan
Aspek Fisik
Aspek Fisiologis
Aspek Psikologis
Aspek Edukatif
Aspek Ekonomi
Aspek Medis
stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Dengan pemberian ASI kapan saja bayi
membutuhkan, akan memberikan kepuasan pada ibu bahwa ia dapat berfungsi sebagaimana seorang
ibu memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayinya, di samping merasa dirinya sangat dibutuhkan oleh
bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini akan memperlancar produksi ASI
karena seperti telah diketahui, refleks let-down bersifat psikosomatis. Sebaliknya bayi akan
mendapatkan rasa aman dan terlindung, merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri
anak. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila suaminya
berkunjung, akan terasa adanya suatu ikatan kesatuan keluarga.
4. Aspek Edukatif
Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai
pengalam yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah
sakit. Selama di rumah sakit ibu akan melihat, belajar dan mendapat bimbingan bagaimana cara
menyusui secara benar, bagaimana cara merawat payudara, merawat tali pusat, memandikan bayi
dsb. Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi modal bagi ibu untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri setelah pulang dari rumah sakit. Di samping pendidikan bagi ibu, dapat juga dipakai sebagai
sarana pendidikan bagi keluarga, terutama suami, dengan cara mengajarkan suami dalam membantu
istri untuk proses di atas. Suami akan termotivasi untuk memberi dorongan moral bagi istrinya agar
mau menyusui bayinya. Jangan sampai terjadi seorang suami melarang istrinya menyusui bayinya
karena suami takut payudara istrinya akan menjadi jelek. Bentuk payudara akan berubah karena usia
adalah hal alami, meskipun dengan menggunakan kutang penyangga yang baik, ditambah dengan
nutrisi yang baik, dan latihan otot-otot dada serta menerapkan posisi yang benar, ketakutan
mengendornya payudara dapat dikurangi.
5. Aspek Ekonomi
Dengan rawat gabung maka pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi rumah
bersalin terutama rumah sakit pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan anggaran
pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot serta peralatan lain yang dibutuhkan.
Beban perawat menjadi lebih ringan karena ibu berperan besar dalam merawat bayinya sendiri,
sehingga waktu terluang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Lama perawatan ibu menjadi lebih
pendek karena involusi rahim terjadi lebih cepat dan memungkinkan tempat tidur digunakan untuk
penderita lain. Demikian pula infeksi nosokomial dapat dicegah atau dikurangi, berarti penghematan
biaya bagi rumahsakit maupun keluarga ibu. Bagi ibu juga penghematan oleh karena lama perawatan
menjadi singkat.
6. Aspek Medis
Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi
serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi
MODEL PENGATURAN RUANGAN RAWAT GABUNG
a. satu kamar dengan satu ibu dan anaknya
b. empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi pada kamar yang lain bersebelahan dan
bayi dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan tempat tidurnya
c. beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan dalam 1 ruangan kaca yang kedap udara
d. model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur yang sama
e. bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
a. Keuntungan
o Menggalakkan penggunaan ASI
o Kontak emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat
o Ibu segera dapat melaporkan keadaan-keadaanbayi yang aneh
o Ibu dapat belajar merawat bayi
o Mengurangi ketergantungan ibu pada bidan
o Membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam merawat bayi
o Berkurangnya infeksi silang
o Mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan
b. Kerugian
o Ibu kurang istirahat
o Dapat terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena oengaruh orang lain
o Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung
o Pada pelaksanaan ada hambatan tekhnis/fasilitas
DISCHARGE PLANNING
RENCANA HARUS DIDASARKAN PADA
1. Kemampuan klien untuk melakukan aktifitas sehari-hari dan
seberapa jauh tingkat ketergantungan pada orang lain
2. Ketrampilan, pengetahuan dan adanya anggota keluarga atau
teman
3. Bimbingan perawat yang diperlukan untuk memperbaiki dan
mempertahankan kesehatan, pendidikan, dan pengobatan.
HAL YANG HARUS DISAMPAIKAN KETIKA
DISCHARGE PLANNING
1. Menentukan klien yang memerlukan rencana pulang.
2. Waktu yang terbaik untuk memulai rencana pulang.
3. Staf yang terlibat dalam rencana pulang.
4. Cara yang digunakan dan evaluasi efektifitas dari rencana
pulang.
HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN KETIKA
AKAN DISCHARGE PLANNING
Berfokus pada klien. Nilai, keinginan dan kebutuhan klien
merupakan hal penting dalam perencanaan. Klien dan keluarga
harus berpartisipasi aktif dalam hal ini.
1. Kebutuhan dasar klien pada waktu pulang harus diidentifikasi
pada waktu masuk dan terus dipantau pada masa perawatan
2. Kriteria evaluasi menjadi panduan dalam menilai
keberhasilan implementasi dan evaluasi secara periodik.
3. Rencana pemulangan suatu proses yang melibatkan tim kesehatan dari berbagai disiplin ilmu.
RENCANA PEMULANGAN /
DISCHARGE PLANNING
merupakan bagian pelayanan
perawatan, yang bertujuan untuk
memandirikan klien dan
mempersiapkan orang tua untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional bayi bila pulang.
Waktu yang terbaik untuk memulai
rencana pulang adalah hari
pertama masuk rumah sakit. Klien
belum dapat dipulangkan sampai dia
mampu melakukan apa yang
diharapkan darinya ketika di rumah.
.
4. Klien harus membuat keputusan yang tertulis mengenai
rencana pemulangan.
RENCANA PENYULUHAN PADA KLIEN
1. Kebutuhan belajar orang tua.
2. Prinsip belajar mengajar.
3. Mengkaji tingkat pengetahuan dan kesiapan belajar.
Metode belajar
Kondisi fisik dan psikologis orang tua
4. Latar belakang sosial budaya untuk proses belajar mengajar
Tekankan bahwa merawat bayi bukan hanya kewajiban wanita
5. Lamanya bayi dan ibu tinggal di rumah sakit
“Early discharge” 6 - 8 jam I, dimana informasi penting harus diberikan serta follow up.
CARA PENYAMPAIAN
Gunakan bahasa yang sederhana, jelas dan ringkas.
Jelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan suatu perawatan.
Perkuat penjelasan lisan dengan instruksi tertulis
Motivasi klien untuk mengikuti langkah-langkah tersebut dalam melakukan perawatan dan
pengobatan.
Kenali tanda-tanda dan gejala komplikasi yang harus dilaporkan pada tim kesehatan.
Berikan nama dan nomor telepon yang dapat klien hubungi.
DASAR-DASAR RENCANA PENYULUHAN
1. Cara memandikan bayi dengan air hangat (37 -38 ° celsius)
Membersihkan mata dari dalam ke luar
Membersihkan kepala bayi (bayi masih berpakaian lalu keringkan)
Buka pakaian bayi, beri sabun dan celupkan ke dalam air.
2. Perawatan tali pusat / umbilikus
Bersihkan dengan alkohol lalu kompres betadin
Tali pusat akan tanggal pada hari 7 – 10
3. Mengganti popok dan pakaian bayi
4. Menangis merupakan suatu komunikasi jika bayi tidak nyaman, bosan, kontak dengan sesuatu yang
baru
5. Cara-cara mengukur suhu
6. Memberi minum
7. Pola eliminasi
8. Perawatan sirkumsisi
9. Imunisasi
10. Tanda-tanda dan gejala penyakit, misalnya :
a. Letargi ( bayi sulit dibangunkan )
b. Demam ( suhu > 37 ° celsius)
c. Muntah (sebagian besar atau seluruh makanan sebanyak 2 x)
d. Diare ( lebih dari 3 x)
e. Tidak ada nafsu makan
DISCHARGE PLANNING PADA IBU
1. Pernapasan dada
2. Bentuk tubuh, lumbal,dan fungsi otot-otot panggul
3. Latihan panggul, evaluasi, gambaran dan ukuran yang menyenangkan
4. Latihan penguatan otot perut
5. Posisi nyaman untuk istirahat
6. Permudahan gerakan badan dari berdiri ke jalan
7. Tehnik relaksasi
8. Pencegahan; jangan mengangkat berat, melakukan sit up secara berlebihan.
Daftar kegiatan sangat membantu kondisi post partum kembali dalam keadaan sehat. Saat ibu
kembali ke rumah, secara bertahap akan kembali melakukan aktivitas normal. Pekerjaan rumah akan
membantu mencegah kekakuan otot-otot secara umum tetapi tidak akan melemahkan kekuatan otot
(Blankfield, 1967).
Ketika membantu klien untuk memilih program latihan perawat seharusnya memperingatkan akan
perubahan muskuloskeletal yang akan kembali normal pada 6 - 8 minggu (Danforth,1967).
Selama periode ini, ligamen-ligamen akan lunak dan saling terpisah oleh karena itu latihan-latihan
memerlukan keregangan dan kekuatan otot-otot yang berlebihan seperti halnya aerobik, lari, dan lai-
lain harus dihindari selama periode ini untuk mencegah ketegangan.
Aktifitas yang aman seperti berjalan, berenang dan bersepeda sangat dianjurkan. Seorang wanita
dapat memulai latihan atau Yoga 2 minggu setelah melahirkan pervaginam atau 4 - 6 minggu setelah
mengalami operasi caesar.
Secara ideal ini harus memiliki seorang instruktur yang berpengalaman yang bertanggung jawab
selama melatih ibu post partum. Ibu biasanya mendapatlan kesulitan dalam mengatur waktu untuk
latihan atau melakukan tehnik relaksasi di rumah.
Perawat harus membantu mendorong ibu untuk istirahat ketika bayi sedang tidur dan mencoba untuk
tidak melakukan pekerjaan selama waktu itu.
Wanita biasanya kurang sabar dalam hal merawat tubuhnya . Perawat harus mengingatkan bahwa
selama masa menyusui membutuhkan ekstra lemak dari tubuhnya, oleh karena itu nutrizi dan gizi
yang baik sangat dibutuhkan. Perawat harus meyakinkan ibu bahwa waktu yang dibutuhkan seorang
wanita untuk kembali pada tubuh yang normal setelah persalinan sangan bervariasi dan prosesnya
dapat berlangsung 6 - 12 bulan.
Selama masa nifas ibu perlu memperhatikan :
1. Pemenuhan rasa nyaman
o Hari I
Perineum kompres dingin. Posisi terlentang, Sim, telungkup; semua dengan bantal yang menyokong
kepala, kedua lutut dan pelvis hanya untuk prone (telungkup)
o Hari II
Gunakan BH yang menyangga, lakukan rendam hangat (daerah perineum), lanjutkan latihan Kegel,
posisi berbaring atau telungkup (2x sehari selama 30 - 60 menit), ambulansi.
2. Pernapasan
o Latihan Hari I Permulaan
Pernafasan ke arah dada dan toraks
o Hari II tambahan
Pengembalian posisi pelvis :
Pengerutan dasar pelvis 1-3-5 detik 5 kali / jam
Pengerutan abdomen 5 - 10 detik 5 kali / 2 x sehari
Pergerutan abdomen dan dasar pelvis 3-5-10 detik 5 x / 2x sehari
Pengerutan abdominal,dasar panggul dan bokong 3 - 5- 10 detik 5 x /2x sehari
Ekstremitas bagian bawah
Menutup dan membuka lutut 10 x / jam
Memutar lutut 10 x / jam
Mengaktifkan quatriseps 5 - 10 detik, 10 x / jam
Abdominal / pelvis
Mengkaji dasar pelvis 1x tiap hari
Mengangkat pinggul 5 detik , 5 x / 2x sehari
Gerakan bersepeda dengan terus-menerus terlentang 5x / 2x sehari
Mengangkat bokong 5 detik, 5 x /2 x sehari
Mengangkat kepala 5 detik, 5 x / 2x sehari
Instruksi masa nifas adalah :
1. Bekerja
Ibu seharusnya menghindari kerja berat (misalnya mengangkat / membawa beban) pada 3 minggu
pertama. Pada ibu-ibu yang mempunyai pengertian berbeda tengan kerja berat dapat mendiskusikan
dengan ibu-ibu yang lain. Perawat dapat membantu mengidentifikasikan pengertian dari kerja berat.
Biasanya dianjurkan tidak bekerja selama 3 minggu ( lebih baik 6 minggu), bukan saja untuk
kesehatan tetapi juga untuk mendapatkan kesempatan lebih dekat dengan bayinya.
2. Istirahat
Ibu sebaiknya mengusahakan bisa tidur siang dan tidur malam yang cukup. Ibu biasanya tidur siang
selagi bayi tidur dan minta suami/keluarga menggantikan tugas-tugas yang ada. Mintalah keluarga /
suami untuk membantu tugas-tugas rumah tangga.
3. Kegiatan / aktifitas / latihan
Pada minggu pertama ibu seharusnya memulai latihan berjalan setahap demi setahap.
Pada minggu ke dua, jika lokea normal dapat memulai latihan aktifitas lain yang akan direncanakan
seperti mencuci popok setiap hari walaupun dengan memakai mesin cuci, naik turun tangga untuk
melihat bayinya atau berada setiap saat disamping bayinya. Ibu seharusnya melanjutkan senam nifas
di rumah seperti halnya sit up dan mengangkat kaki.
4. Kebersihan
Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan
antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke
belakang.
5. Coitus
Coitus lebih segera setelah lokea menjadi alba dan bila ada episiotomi sudah membaik / sembuh (
minggu 3 setelah persalinan). Sel-sel vagina mungkin tidak setebal sebelumnya karena keseimbangan
hormon prepregnansi belum kembali secara lengkap. Gunakan kontrasepsi busa atau jeli akan
membantu kenyamanan dan pengaturan posisi yang bisa mengurangi penekanan atau dispariunia.
6. Kontrasepsi
Jika ibu menginginkan memakai IUD, dapat dipasang segera setelah persalinan atau chekup post
partum yang pertama. Jenis kontrasepsi yang memakai diafragma harus pada minggu ke 6 ,
kontrasepsi oral dimulai antara 2 -3 minggu post partum sampai kembali pada chekup berikutnya.
Ibu dan pasangannya dapat menggunakan kombinasi antara jelly yang mengandung spermatid
dengan kondom lebih dapat mencegah pembuahan. Konsultasi dalam memilih alat kontrasepsi harus
kepada tenaga kesehatan yang berkopeten untuk mencegah kesalahan informasi.
KOMPLIKASI
Terjadi penyerapan beberapa bahan tetentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan
suhu badan sekitar 0,5°C yang bukan merupakan keadaan yang patologis atau menyimpang pada hari
pertama.
Terjadinya infeksi kala melahirkan adalah sebagai berikut:
Manipulasi penolong, terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai kurang
suci hama.
Infeksi yang didapat dirumah sakit (nosokomial)
Sudah terdapat infeksi intra partum: Persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari 6 jam,
terdapat pusat infeksi dalam tubuh (fokal infeksi)
PENATALAKSANAAN
Perawatan Luka Perineum
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang
dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan
kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan
jaringan.
Bentuk Luka Perineum ada 2, yaitu :
1. Ruptur
Ruptur adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena
proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak
teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).
2. Episiotomi
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan
meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala
janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi
anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis
tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan
daerah ini lebih mudah diperbaiki (JonesDerek,2002).
Pada gambar berikut ini dijelaskan tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses
persalinan yaitu :
1. Episiotomi medial
2. Episiotomi mediolateral
Sedangkan rupture meliputi :
1. Tuberositas ischii
2. Arteri pudenda interna
3. Arteri rektalis inferior
Gambar 1. Tipe-Tipe Episiotomi
lingkup perawatan perineum adalah :
1.Mencegah kontaminasi dari rectum
2.Menangani dengan lembut pada jaringan yang
terkena trauma
3.Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.
Waktu Perawatan Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah :
1. Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut,
untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum
ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2. Setelah Buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi
kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada
perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3. Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus,
untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya
bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara
keseluruhan.
Manajemen Laktasi
a. Manajemen Laktasi
Tata laksana yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan menyusui.
b. Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai
dari ASI diproduksi sampai proses bayi mengisap dan
menelan ASI. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi
dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode
menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4-5 kali dan
kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal
menyusui. Juga terjadi variasi dari hari ke hari selama
periode laktasi. Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh
kondisi sebelum dan saat kehamilan. Kondisi
sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan
payudara saat lahir dan saat pubertas. Pada saat kehamilan yaitu trimester II payudara mengalami
pembesaran karena pertumbuhan dan difrensiasi dari lobuloalveolar dan sel epitel payudara.
Pada saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja yang
berperan dalam produksi ASI
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan selama bayi berumur 0-6
bulan. Bayi diberikan ASI sampai 2 tahun.
MP ASI (Makanan pendamping ASI) adalah memberikan ASI dan makanan padat
(bubur,buah, dll) yang diencerrkan setelah bayi berusia > 6 bulan.
c. Keunggulan ASI
BAYI
1. Nutrisi yang lengkap (komposisi sesuai kebutuhan bayi)
2. Zat protektif
3. Efek psikologis yang menguntungkan
4. Pertumbuhan yang baik
5. Mengurangi karies dentis (kadar gula dalam ASI sesuai kebutuhan bayi)
6. Mengurangi kejadian molaklusi (majunya rahang gigi depan)
7. Bayi mendapatkan imunitas yang cukup
IBU
1. Aspek kesehatan ibu (lebih segar)
2. Aspek KB (ibu yang menyusui sebagian besar tidak menstruasi)
3. Aspek psikologis
4. Manfaat untuk keluarga
5. Manfaat untuk negara (kesehatan ibu dan anak merupakan alat ukur)
6. Mencegah bengkak pada payudara
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi ASI antara lain :
1. Frekuensi Penyusuan
Ibu dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa
frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama
2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan
dengan produksi ASI yang cukup . Berdasarkan hal
ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali
perhari pada periode awal setelah melahirkan.
2. Berat Lahir
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah
dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih
rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir
normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi
ASI.
3. Umur Kehamilan saat Melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir
prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap
secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur.
Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah
dan belum sempurnanya fungsi organ.
4. Stres dan Penyakit Akut
Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi ASI
karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang
merasa rileks dan nyaman. Tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap
produksi ASI. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi
dapat mempengaruhi produksi ASI.
5. Konsumsi Rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan
oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana
adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983); Matheson, (1989)
menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI
tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi
ibu perokok yang masih menyusui 6 – 12 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu
yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok
mempunyai insiden sakit perut yang lebih tinggi.
6. Konsumsi Alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks
sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat
produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin.
7. Pil Kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan
volume dan durasi ASI , sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada
dampak terhadap volume ASI. Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk
ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi.
e. Kerugian Pasi (Pengganti Asi)
1. Dosisnya Tidak Sesuai (Pengenceran Yang Salah, Encer Nutrisi Berkurang, Pekat Kerja Usus
Meningkat Menyebabkan Obesitas)
2. Kontaminasi Mikroorganisme (Susu Dan Botol)
3. Menyebabkan Alergi (Diare, Konstipasi, Perdarahan)
4. Kondisi Dapat Berlanjut Menjadi Kronis
5. Penggunaan Sus Formula Yang Salah (Contoh:
Susu Untuk Pencernaan)
6. Tidak Memiliki Manfaat Seperti Asi
f. Posisis Menyusui
Posisi Cradle (Memeluk Bayi)
Posisi Tidur (Untuk Anak Kembar)
Posisi Transisi
Posisi Dibawah Lengan
g. Cara Menyusui dengan Benar
Bibir bayi berbentuk huruf C. Otot pipi
berkontraksi
Lidah bayi ke depan memegang nipple
dan areola
Nipple dimasukkan saat lidah
mendorong ke belakang dan membawa areola ke mulut.
Bag bibir menjepit areola dan menghisap susu ke bagian akhir tenggorokan
Posisi Menghisap dengan Botol
Karet nipple botol masuk ke rahang atas sesuai pergerakan lidah. Lidah bergerak ke depan
melawan bibir untuk mengontrol aliran susu berlebih yang masuk ke esofagus.
Pendidikan Kesehatan
A. Perawatan Masa Nifas
1. Menjelaskan fisiologis pada masa nifas, meliputi
a. Laktasi : Keseluruhan proses menyusui mulai ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap
b. Involusi : Proses kembalinya alat-alat kandungan seperti semula sebelum hamil, karena
fungsinya telah selesai, yaitu memberikan tempat untuk janin dan meberikan nutrisi.
c. Lochea : Pengeluaran cairan / secret yang berasal dari rahim melalui jalan lahir
2. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri, yaitu karena adanya proses involusi (pengecilan
rahim)
3. Mengajarkan pada ibu tentang cara distraksi, yaitu dengan mengalihkan perhatiannya, mungkin
dengan menyusui bayinya, meliat bayinya serta mengajarkan teknik relaksasi yaitu dengan
menarik nafas panjang setiap merasakan nyeri.
4. Mendiskusikan dengan ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas,meliputi :
a. Nutrisi
- Menganjurkan kepada ibu untuk
makan makanan yang bergizi dan
tambahan 500 kalori perhari, porsi 1 – 2
piring lebih banyak dari biasanya.
- Sebaiknya makan makanan yang
cukup protein , mineral dan vitamin.
- Minum sedikitnya 3 liter ( 10 – 12
gelas ) airputih setiap hari (menanjurkan
ibu untuk minum setiap kali menyusui)
dan bila perlu ditambah susu.
- Ibu menyusui harus:
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup
c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui
d) Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin
e) minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASInya.
b. Eliminasi
- Menganjukan ibu untuk BAK dan BAB secara teratur dan menghindari menahannya bila
ada rangsangan, karena bila ditahan akan menghambat prose involusi rahim.
c. Istirahat
- Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, malam 7 – 8 jam dn siang 1 – 2 jam untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan .
- Menganjurkan ibu untuk tidur siang atau neristirahat selagi bayi tidur.
- Menjelaskan bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2. Memperlambat proses involusi rahim dan memperbanyak pendarahan.
3. Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
d. Aktifitas
- Menganjurkan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan.
- Menganjurkan ibu agar melaksanakan senam nifas secara teratur untuk mengembalikan otot
perut dan otot panggul kembali normal.
e. Personal Hygiene
- Menganjurkan untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh (mandi 2x/hari, menggosok gigi
saat mandi, ganti pakaian dalam 2x/hari atau bila terasa kotor dan basah.
- Mengajarkan kepada ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air
bersih dari depan (vulva) ke belakang (anus) setiap kali selesai BAK dan BAB serta
dikeringkan dengan handuk yang bersih.
- Menganjurkan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah memberihkan daerah
kelaminnya, serta sebelum menyusui bayinya.
- Menyarankan ibu untuk mengindari menyentuh daerah luka jahitan, membersihkab luka
dengan kasa steril.
- Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut bila terasa basah dan penuh.
f. Hubungan seksual
Menganjurkan ibu untuk memulai hubungan suami istri setelah 40 hari /6 minggu setelah
persalinan, setelah ibu menggunakan metode KB, setelah darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jarinya kedala vagina tanpa rasa nyeri serta ibu tidak merasa nyeri
lagi.
g. KB
Mendiskusikan dengan ibu tentang KB untuk ibu menyusui dengan menggunakan alat peraga
(KB Kit), meliputi tujuan, jenis KB yang sesuai untuk ibu menyusui, cara kerja, keuntungan
dan kerugian, kontraindikasi. Tujuannnya untuk mengatur kehamilan, serta jumlah anak
guna meningkatkan kualitas keluarga.
5. Mejelaskan dan mendemonstrasikan tentang senam nifas, meliputi :
Tujuan :
- Memperbaiki sirkulasi darah
- Memperbaiki postur tubuh
- Memperbaiki tonus otot panggul
- Memperbaiki regangan otot tungkai bawah
- Memperbaiki regangan otot perut
- Meningkatkan kesadaran untuk mlakukan relaksasi otot panggul.
- Menciptakan posisi yang benar dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari, agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan
Waktu : setelah 6 dan 8 minggu setelah melahirkan 2 kali dalam sehari
Cara Senam Nifas
Latihan Penguatan Otot Perut
Tahap 1: Pernafasan perut
Tahap 2: Kombinasi pernafasan perut dengan pengerutan panggul
Tahap 3: Menggapai lutut
Latihan Penguatan Pinggang
Tahap 1: Memutar kedua lutut
Tahap 2: Memutar satu kaki
Tahap 3: Memutar tungkai
6. Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas, meliputi :
- demam ≥ 380C
- pendarahan berlebihan dari vagina
- penglihatan kabur
- puting lecet
- lochea berbau
- infeksi luka jahitan perineum
- bila ada tanda bahay nifas ibu segera datang ke petugas / pelayanan kesehatan
7. Menjelaskan kepada ibu tentang cara perawatan bayi, meliputi :
- kebersihan bayi, yaitu dengan memandikan bayi tiap pagi dan sore,
- tetapi mandi sebelum tidur akan membantu relaksasi sehingga mempermudah tidur. Saat
memandikan bayi sambil dibesihkan daerah genetalianya dengan menggunakan air hangat
dan waslap.
8. Perawatan Payudara
Menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang perawatan
payudara, meliputi :
Tujuannya adalah untuk memelihara kebersihan, memperlancar sirkulasi darah, memperlancar
pengeluara ASI, mengatasi puting susu datar/terbenam.
Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu. Hindari penggunaan sabun untuk
membersihkan puting.
Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap
kali selesai menyusui. Memnyusui tetap dilakukan, dimulai dari puting susu yang tidak lecet.
Penyebab utama lecet pada puting susu adalah karena cara menopang bayi kurang tepat atau bayi
tidak mengisap dengan benar.
Apabila lecet sangta berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan
dengan menggunakan sendok. Mulai menyusui dengan payudara yang tidak lecet atau lecetnya
lebih sedikit.
Setiap kali sebelum dan selesai menyusui, usapkan kolostrum atau ASI ke puting susu. Ibu
hendaknyatidak berhenti menyusui. Hanya pada keadaan yang sangat buruk, puting susu
diistirahatkan selama 24 jam. Tetapi payudara dikosongkan dengan memompa/memeras ASI
untuk diberikan kepada bayi.
Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet (500 mg) setiap 4-6 jam.
Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
Urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu atau gunakan sisir untuk mengurut
payudara dengan arah “ Z” menuju puting.
Keluarkan ASI sebagian dari baian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak
Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apbilabayi tidak dapat mengisap seluruh ASI dan dikeluarkan
dengan tangan
Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
9. Tahap Mobilisasi
Khusus bagi ibu yang menjalani sesar dianjurkan untuk turun dari tempat tidur setelah beristirahat
selama 24 jam. Setelah itu, ibu bisa pergi ke kamar mandi. Dengan begitu, sirkulasi darah di tubuh akan
berjalan dengan baik.
1. Mobilisasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan ibu terjatuh.
2. Yakinlah ibu bisa melakukan gerakan-gerakan di atas secara bertahap.
3. Kondisi tubuh akan cepat pulih jika ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat.
4. Jangan melakukan mobilisasi secara berlebihan karena bisa membebani jantung.
Dikenal istilah early ambulation ialah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing ibu pasca
persalinan keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnyua selekas mungkin berjalan.
Sekarang sudah tidak dianggap perlu lagi menahan ibu pasca melahirkan terlentang di tempat tidurnya
selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur bahkan sampai
6 jam setelah melahirkan untuk buang air kecil sendiri.
Keuntungan dari early ambulation (sumber buku Obstetri Fisiologi, Unpad) ialah:
- penderita (ibu pasca melahirkan) merasa lebih sehat dan lebih kuat
- faal usus dan kandung kencing lebih baik
- memungkinkan ibu memelihara anaknya secara langsung (memandikan, mengganti pakaian)
Home Visit
Banyak program pulang dini memakai kunjungan
rumah pascapartum sebagai suatu tindakan
tambahan untuk pemeriksaan pascapartum
lanjutan. Kunjungan rumah bisa bisa menjadi
bagian dari layanan rumah sakit. Kunjungan bisa
dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang
sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari
ketiga setelah pulang ke rumah.
*Keuntungan :
- Pengunjung dapat melihat dan berinteraksi
dengan anggota keluarga di dalam lingkungan
yang alami dan aman.
- Perawat mampu mengkaji kecukupan sumber
yang ada di rumah, demikian pula keamanan
di rumah dan lngkungan sekitarnya.
- Lebih mudah dilakukan untuk mengidentifikasi
penyesuaian psikologis dan fisik ibu.
- Memudahkan untuk perencanaan pengajaran
kesehatan
*Keterbatasan
- biaya untuk mengunjungi keluarga yang
jaraknya jauh
- terbatasnya jumlah perawat yang berpengalaman
dalam memberi pelayanan maternitas dan
perawatan bayi baru lahir
- kekhawatiran tentang keamanan untuk
mendatangi keluarga di daerah tertentu.
Nilai budaya
Nilai keyakinan dan budaya yang dianut masing-
masing ibu mempengaruhi dari perawatan post
partum.
Beberapa mitos yang berkembang di masyarakat :
-Makanannya hanya boleh makan lalapan pucuk daun
tertentu, nasi, sambel oncom dan kunyit bakar. Kunyit
bakar sangat dianjurkan agar alat reproduksi cepat
kembali pulih dan sepet. Pantang sekali makan telur,
daging-dagingan dan susu. Alasannya: nanti alat
reproduksi dan air susunya anyir.
Padahal, makan kunyit terus akan membuat sembelit.
Justru menyiksa ibu yang baru melahirkan. Padahal
itu adalah makanan bergizi semua. Bayi
membutuhkan gizi yang baik dari sang ibu.
-Tetap diam di tempat tidur.
Ternyata dengan membiarkan badan ibu nifas
bergerak tanpa harus berlama-lama di tempat tidur,
membuat ibu nifas merasa lebih cepat sehat. Sekarang
sudah tidak dianggap perlu lagi menahan ibu pasca
melahirkan terlentang di tempat tidurnya selama 7-14
hari setelah melahirkan. Ibu sudah diperbolehkan
bangun dari tempat tidur bahkan sampai 6 jam setelah
melahirkan untuk buang air kecil sendiri.
-Tentang pemakaian gurita atau stagen, yang
khawatir rahim ke bawah kalau tidak di ikat.
Gurita atau stagen itu hanya perlu pada penderita
yang perutnya sangat longgar, yang tekanan intra
abdominalnya sangat menurun setelah persalinan.
Misalnya pada hydramnion, kehamilan kembar dan
vitium cordis (gangguan jantung dalam kehamilan).
RUPTUR PERINEUM
Definisi
Ruptur perineum merupakan robekan obstetrik yang terjadi pada daerah perineum sebagai akibat
ketidakmampuan otot dan jaringan lunak pelvik untuk mengakomodasi lahirnya fetus.
Klasifikasi
Klasifikasi ruptur perineum dibuat berdasarkan kedalaman dan struktur yang terkena,yaitu :
Ruptur perineum tingkat I, mukosa vagina dan kulit perineum robek tetapi otot perineal
masih intak
Ruptur perineum tingkat II, robekan tidak hanya pada mukosa vagina tetapi juga
mengenai otot bulbocavernosus yang merupakan otot yang membentuk badan perineum,
dan cincin hymen.
Ruptur perineum tingkat III, ruptur mengenai sfinkter ani eksternal dan interna
(sfingter ani kompleks)
III a : robekan < 50 % sphincter ani eksterna
III b : robekan > 50 % sphincter ani eksterna
III c : robekan juga meliputi sphincter ani interna
Ruptur perineum tingkat IV, robekan hingga ke mukosa rektum.
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang (exverted), dan terbenam
(inverted).