resume bab 2 dan 3

55
Resume Audit Forensik Chapter II & Chapter III Dosen: Kumalahadi, Dr. M.Si, Ak Disusun Oleh: BILLY BUDIMAN MUHAMAD NUGRAHA ( 13312432)

Upload: sout-triss

Post on 03-Feb-2016

235 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas Kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: RESUME BAB 2 DAN 3

Resume Audit Forensik

Chapter II & Chapter III

Dosen: Kumalahadi, Dr. M.Si, Ak

Disusun Oleh:

BILLY BUDIMAN MUHAMAD NUGRAHA ( 13312432)

Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia

2015

Page 2: RESUME BAB 2 DAN 3

BAB 2

SIAPA YANG MELAKUKAN PENIPUAN DAN MENGAPA

Setelah mempelajari bab ini, anda seharusnya mampu untuk:

1. Memahami siapa yang melakukan penipuan

2. Memahami mengapa orang-orang melakukan penipuan

3. Memahami segitiga penipuan

4. Memahami bagaimana tekanan hidup memberikan kontribusi terhadap

penipuan

5. Memahami mengapa kesempatan harus hadir agar penipuan dapat dilakukan

6. Mengidentifikasi kontrol yang mencegah dan/atau mendeteksi perilaku

menipu

7. mengidentifikasi faktor-faktor non kontrol yang memberikan kesempatan

terhadap penipuan

8. memahami mengapa orang-orang merasionalkannya

Siapa Yang Melakukan Penipuan ?

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa seseorang dapat melakukan

penipuan. Pelaku penipuan biasanya tidak dapat dibedakan dengan orang lain

berdasarkan karakteristik demografis ataupun psikologis. Sebagian besar pelaku

penipuan mempunyai profile sama seperti orang jujur lainnya.

Penting untuk dipahami karakteristik pelaku penipuan karena mereka

tampaknya sangat mirip dengan orang-orang yang memiliki ciri-ciri seperti pegawai

pengangkatan, mencari konsumen dan klien, dan memilih vendor. Pengetahuan ini

Page 3: RESUME BAB 2 DAN 3

membantu kita memahami bahwa (1) sebagian besar pegawai, konsumen, vendor, dan

asosiasi bisnis dan partner sesuai dengan profile pelaku penipuan dan barangkali

mampu melakukan penipuan, dan (2) tidak mungkin memprediksi ke depan mana

pegawai, vendor, klien dan konsumen yang akan menjadi tidak jujur. Sesungguhnya,

ketika penipuan terjadi, sebagian besar reaksi umum oleh mereka di seputar penipuan

adalah penolakan. Korban tidak dapat percaya bahwa individual yang terlihat dan

berperilaku sama seperti mereka dan biasanya dipercaya dan dapat berperilaku tidak

jujur.

Mengapa Orang-Orang Melakukan Penipuan

Walaupun terdapat ribuan cara melakukan penipuan, penipuan Dennis Greer

dalam beberapa pembukaan mengilustrasikan tiga elemen kunci paling umum pada

mereka. penipuan meliputi : (1) adanya tekanan, (2) adanya kesempatan, dan (3)

beberapa cara untuk merasionalkan bahwa penipuan dapat diterima. Ketiga elemen

ini membentuk apa yang kita sebut sebagai segitiga penipuan.

Pelaku penipuan membutuhkan cara untuk merasionalkan aksi mereka sebagai

sesuatu yang dapat diterima. Pemikiran Greer ada dua : (1) Dia tidak percaya bahwa

apa yang dia lakukan adalah ilegal, walaupun dia mengakui mungkin ini tidak etis,

dan (2) dia percaya dia mendapatkan warisan dan mampu membayar uangnya

kembali. Dalam pikirannya, dia hanya meminjam, dan walaupun metode

peminjmamannya mungkin tidak etis, dia akan membayar hutang. Lagipula, hampir

setiap orang meminjam uang.

Page 4: RESUME BAB 2 DAN 3

Adanya tekanan, adanya kesempatan, dan rasionalisasi adalah umum bagi

setiap penipuan. Apakah penipuan d sesuatu yang menguntungkan pelaku secara

langsung, seperti penipuan pegawai, atau penipuan yang menguntungkan organisasi

penipuan, seperti penipuan manajemen, ketiga elemen tersebut selalu muncul. dalam

kasus penipuan manajemen misalnya, tekanan mungkin kebutuhan untuk membuat

laba terlihat lebih baik untuk memenuhi hutang kovenan, kesempatan mungkin

lemahnya komite audit, dan rasionalisasi adalah ‘kita hanya mengatur pembukuan

sampai kita dapat mengatasi masalah sementara ini’.

Penipuan yang membentuk kebakaran mempunyai banyak cara. Agar

kebakaran terjadi tiga elemen dibutuhkan : (1) oksigen, (2) bahan bakar, dan (3)

panas. Tiga elemen ini membentuk ‘segitiga kebakaran’, seperti yang ditunjukkan

dalam halaman selanjutnya. Ketika ketiga elemen datang bersama-sama, maka

muncul kebakaran.

Pemadam kebakaran tahu bahwa kebakaran dapat dikurangi dengan

mengeliminasi salah satu dari tiga elemen tersebut. oksigen dieliminasi dengan

smothering, dengan menggunakan kimia listrik, atau dengan penyebab ledakan,

seperti kasus kebakaran di sumur minyak. Panas pada umumnya dieliminasi dengan

menuang air pada api. Bahan bakar dibuang dengan membangun saluran kebakaran

atau memecah kebakaran dengan memotong sumber bahan bakar.

Sebagai elemen ketiga dari segitiga kebakaran, ketiga elemen dalam segitiga

penipuan juga interaktif. Dengan kebakaran, semakin mudah meledak bahan bakar,

semakin sedikit oksigen dan panas yang dibutuhkan untuk meledak. Dengan cara

Page 5: RESUME BAB 2 DAN 3

yang sama, semakin murni oksigen, semakin sedikit kebutuhan terhadap bahan bakar

agar terjadi ledakan. Dengan penipuan, semakin besar kesempatan yang dirasakan,

atau semakin keras tekanan, maka semakin sedikit rasionalisasi yang dibutuhkan

untuk memotivasi seseorang melakukan penipuan. Dengan cara yang sama, semakin

tidak jujur pelaku, maka semakin sedikit kesempatan dan/atau tekanan untuk

memotivasi penipuan. Skala berikut mengilustrasikan hubungan antara tiga elemen :

Sebagaimana ditunjukkan oleh bagaimana terakhir, orang-orang yang

mencoba mencegah penipuan biasanya bekerja mengeliminasi satu dari tiga elemen

segitiga penipuan: kesempatan. Karena pencegah penipuan pada umumnya percaya

bahwa kesempatan dapat dieliminasi dengan kontrol internal yang baik, mereka

memfokuskan sebagian besar perhatian usaha pencegahan kepada

mengimplementasikan kontrol dan memastikan kepatuhan terhadapnya. Jarang

mereka berfokus kepada tekanan yang memotivasi penipuan atau rasionalisasi pelaku.

Tekanan Keuangan

Elemen pertama studi yang dilakukan oleh pengarang menunjukkan bahwa

kira-kira 95 persen penipuan melibatkan tekanan keuangan atau berhubungan dengan

perilaku buruk. Apakah Greer mengalami tekanan keuangan ? Dia hidup di mobil, dia

tidak mempunyai perabotan atau kebutuhan lain, dia tidak punya uang. berikut ini

adalah tekanan umum yang berhubungan dengan penipuan di mana menguntungkan

pelaku secara langsung :

1. Rakus

2. Hidup di luar kemampuan seseorang

Page 6: RESUME BAB 2 DAN 3

3. Tagihan tinggi atau hutang pribadi

4. Kredit buruk

5. Kerugian keuangan pribadi

6. Kebutuhan keuangan yang tidak diperkirakan

Tekanan keuangan dapat terjadi tiba-tiba atau dapat jangka panjang.

Sayangnya, sangat sedikit pelaku penipuan menginformasikan orang lain ketika

mereka mempunyai masalah keuangan.

Tekanan keuangan adalah tekanan paling umum yang membuat orang-orang

melakukan penipuan. Biasanya ketika penipuan manajemen terjadi, perusahaan

overstate aset dan neraca dan penghasilan bersih pada laporan rugi laba. Mereka

biasanya tertekan melakukan itu karena posisi kas buruk, hutang tidak tertagih, atau

kerugian konsumen, inventori usang, penurunan pasar, atau kovenan pinjaman

terbatas yang dilanggar perusahaan. manajemen Regina Vacuum melakukan penipuan

pernyataan keuangan besar-besaran. Tekanan utama yang mengendalikan penipuan

tersebut adalah vacuum cleaner mereka rusak – sebagian meleleh – dan ribuan

dikembalikan. Jumlah return barang besar mengurangi revenue secara signifikan dan

menciptakan tekanan penghasilan yang membuat manajemen sengaja melakukan

understate return penjualan dan overstate penjualan.

Perilaku Buruk

Berhubungan erat dengan tekanan keuangan adalah perilaku buruk –

ketagihan seperti berjudi, obat-obatan, dan alkohol – dan hubungan extramarital

mahal. Sebagai contoh bagaimana problem ini memotivasi orang-orang melakukan

Page 7: RESUME BAB 2 DAN 3

penipuan, perhatikan kesaksian seorang individual tentang bagaimana judi

membuatnya berperilaku tidak jujur.

Perilaku buruk adalah bentuk tekanan terburuk – gaya hidup di luar kontrol

seringkali disebutkan sebagai pemicu yang mengendalikan orang-orang berperilaku

tidak jujur sehingga menghasilkan penipuan. Kita tahu pegawai perempuan yang

melakukan penipuan karena anak-anak mereka menggunakan obat-obatan dan tidak

dapat melihatnya mengalami kesakitan. Kita juga tahu manajer sukses, yang sebagai

tambahan menggelapkan perusahaan mereka, dan tipe pencurian lainnya mempunyai

perilaku buruk minum-minuman. Untuk memahami sifat ketagihan dari perilaku

buruk ini, perhatikan kesaksian berikut yang diperoleh dari penjudi insyaf:

Judi adalah pengalaman akhir bagi saya – lebih baik daripada seks, lebih baik

daripada obat-obatan. Saya menarik penderitaan sama seperti heroin .

Saya merendahkan diri sendiri dalam setiap cara yang memungkinkan. Saya

melakukan penggelapan di perusahaan; saya menipu selama enam tahun

dengan menggunakan cadangannya.

Sekali waktu saya melakukan taruhan. Saya menggunakan angka ganjil

tentang berapa banyak mobil yang akan melalui jembatan dalam 10 menit.

Jika seseorang mencurigai anak-anak enam tahun atau sedih di rumah sakit karena

operasi akibat ketagihan, siapa sesungguhnya mencuri dari perusahaan atau

melakukan tipe penipuan lain. Sejumlah penipu ditelusuri mengkaitkan motivasi

penipuan dikaitkan dengan alkohol, judi dan hubungan extramarital mahal. Namun

Page 8: RESUME BAB 2 DAN 3

demikian beberapa yang mencuri untuk obat-obatan mungkin bahkan lebih tinggi.

Perhatikan kesaksian dari bekas pengguna obat-obatan berikut.

Saya memulai hidup dengan laki-laki yang pengguna obat-obatan berat. Kami

mempunyai anak, tetapi hubungan tersebut tidak berakhir. Seiring waktu, saya

semakin tinggi menggunakan obat-obatan dan minuman sehingga tidak

mampu bekerja setiap hari

Saya adalah manajer cabang dari bank besar. Tetapi saya secara rahasia

mencuri uang kantor hampir setiap hari.

Suatu hari anak perempuan saya merentangkan lengannya di depan saya.

“Saya ingin seperti Papa,’ katanya bangga.

Saya dan Istri menikmati memandangi anak laki-laki kami yang baru lahir :

bayi 7 pound dengan mata besar dan pipi montok – terlihat sehat dan normal.

Tetapi kami tahu beberapa saat dia akan kesulitan. Dia mengalami masalah

kecanduan. Kami tidak ingin dia menderita karena perilaku buruk kami

menggunakan obat-obatan. Dan kami mencari dokter untuk menemukan obat-

obatan yang pada menyembuhkannya. Kami tidak mempunyai pilihan. Ketika

perawat pergi, saya meraih bayi saya dan memberi heroin di lidahnya.

Saya kehilangan pekerjaan saya. Saya merampok dan mencuri setiap hari

untuk mendukung perilaku saya, di mana bernilai $5 setiap hari.

Seseorang yang memberi heroin pada lidah bayinya yang baru lahir atau mencuri

untuk mendukung perilaku buruknya sesungguhnya cara untuk menggelapkan uang

perusahaan atau melakukan tipe penipuan lainnya.

Page 9: RESUME BAB 2 DAN 3

Tekanan Yang Berhubungan Dengan Pekerjaan

Sementara tekanan keuangan dan perilaku buruk memotivasi penipuan, sebagian

besar orang melakukan penipuan karena kecewa dengan perusahaan. Faktor-faktor

seperti pengakuan pengujian kerja yang tidak memadai, ketidakpuasan terhadap

pekerjaan, ketakutan kehilangan pekerjaan, dilupakan untuk promosi, dan merasa

dibayar rendah dapat memotivasi penipuan.

Tekanan Lain

Sekali dalam hidup, penipuan dimotivasi oleh tekanan lain, seperti pasangan

yang mendesak untuk memperbaiki gaya hidup atau keinginan untuk melawan sistem.

Seorang pelaku misalnya, menggelapkan lebih dari $450.000 sehingga suaminya

dapat mengendarai mobil baru, menikmati gaya hidup lebih tinggi, dan makan steak

bukannya hamburger. Satu konsultan komputer terkenal yang sekarang dilatih oleh

perusahaan terkemuka membantunya menghalangi dan mendeteksi penipuan

komputer ketika dirasakan secara pribadi ditantang untuk ‘melakukan kejahatan

sempurna’. Walaupun membeli dan melakukan pengiriman lebih dari $1,5 juta dalam

inventori yang dibayar untuk mengakses catatan komputer besar, dia ditangkap ketika

manajer inventori menemukan apa yang terjadi.

Elemen Kedua: Kesempatan

Adanya kesempatan untuk melakukan penipuan, menyembunyikannya, atau

menghindari dihukum adalah elemen kedua dari segitiga penipuan. Dalam bagian ini

kami membahas tentang kesempatan. Pertama, kami mengkaji kontrol yang

meningkatkan kesempatan individual untuk melakukan penipuan dalam organisasi.

Page 10: RESUME BAB 2 DAN 3

Kemudian, kami memberikan sejumlah skenario untuk mengilustrasikan isu non

kontrol yang harus dipertimbangkan ketika memutuskan apakah kesempatan

penipuan muncul.

Setidaknya enam faktor utama meningkatkan kesempatan individual

melakukan penipuan dalam organisasi. Berikut ini yang menunjukkan kelemahan

sistem sehingga menciptakan kesempatan.

1. Kurangnya kontrol yang bagus untuk mencegah dan/atau mendeteksi

perilaku penipuan

2. Ketidakmampuan untuk memutuskan kualitas kinerja

3. kegagalan untuk mendisiplinkan pelaku penipuan

4. Kurangnya akses kepada informasi

5. Ketidakpedulian, apati dan ketidakmampuan

6. Kurangnya audit trail.

Faktor-Faktor Kontrol: Kontrol Yang Mencegah Dan Mendeteksi Penipuan

Mempunyai struktur kontrol yang efektif barangkali langkah tunggal organisasi

paling penting untuk mencegah penipuan dan mendeteksi penipuan pegawai.

Terdapat tiga komponen dalam struktur kontrol perusahaan : (1) lingkungan kontrol,

(2) sistem akuntansi, dan (3) aktivitas atau prosedur kontrol. Profesi akuntansi dan

Komite Sponsor Organisasi (COSO) telah mendefinisikan komponen-komponen ini,

berikut ini kami hanya membahas komponen paling efektif untuk menghalangi

penipuan

Lingkungan Kontrol

Page 11: RESUME BAB 2 DAN 3

Lingkungan kontrol adalah atmosfir kerja yang dibangun organisasi untuk pegawai.

Elemen paling penting dalam lingkungan kontrol yang tepat adalah manajemen peran

dan contoh. Terdapat bermacam-macam contoh di mana manajemen tidak jujur atau

perilaku tidak tepat dipelajari dan kemudian menjadi model bagi pegawai. Dalam

kasus Equity Funding yang terkenal, manajemen menulis kebijakan asuransi kepada

individual yang tidak ada dan menjualnya kepada perusahaan asuransi lain. Melihat

perilaku tidak jujur ini, pegawai mengatakan kepada dirinya “Saya tidak memahami

membuat hal-hal fiktif membuat orang-orang hidup selamanya. Saya akan

menggunakan beberapa dari mereka dan menggunakannya. Aksi saya tidak akan

berbeda dari manajemen puncak perusahaan ini”. Dalam kasus lain, pegawai

menyadari manajemen puncak overstate revenue. Dalam merespon itu, pegawai mulai

overstate biaya tentang biaya perjalanan mereka, menagih jam di mana dia tidak

bekerja, dan melakukan tipe penipuan lainnya.

Elemen penting kedua dalam lingkungan kontrol adalah komunikasi

manajemen. Mengkomunikasikan apa yang tepat dan tidak tepat adalah hal penting.

sama seperti orangtua yang mencoba mengajarkan anak-anaknya untuk jujur maka

harus berkomunikasi secara jujur dan terbuka, demikian juga organisasi harus secara

jelas menamai apa yang tidak dapat diterima. Kode perilaku, pertemuan orientasi,

pelatihan, diskusi supervisor/pegawai, dan tipe komunikasi lainnya yang

membedakan antara perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima harus

menjadi aktivitas rutin.

Page 12: RESUME BAB 2 DAN 3

Agar efektif dalam menghalangi penipuan, komunikasi harus konsisten. Pesan

yang diubah berdasarkan lingkungan dan situasi bukan saja menimbulkan

kebingungan pegawai tetapi juga mendorong rasionalisasi. Satu alasan mengapa

penipuan terjadi dalam proyek ‘tabrakan’ adalah bahwa prosedur kontrol reguler

tidak diikuti. Pemogokan, merger, kebangkrutan, dan kejadian-kejadian dramatis

lainnya seringkali menghasilkan komunikasi tidak konsisten dan meningkatkan

penipuan.

Elemen penting ketiga yang menciptakan struktur kontrol tepat adalah

pengangkatan yang tepat. Penelitian menunjukkan bahwa hampir 30% dari orang-

orang di Amerika Serikat adalah tidak jujur, 30% lainnya jujur situasional (jujur jika

dibayar untuk jujur dan tidak jujur jika dibayar untuk tidak jujur), dan 40% adalah

jujur sepanjang waktu. Walaupun sebagian besar organisasi meyakinkan bahwa

pegawai, konsumen dan vendor mereka adalah di antara 40% yang jujur,

kenyataannya tidak seperti ini.

Jika sebuah organisasi tidak menyaring pelamar kerja secara hati-hati dan

mengangkat individual tidak jujur, maka dia akan menjadi korban penipuan, terlepas

seberapa baik kontrol dilakukan. Untuk memahami bagaimana praktek pengangkatan

mencegah penipuan dan problem lain, perhatikan perusahaan yang memutuskan

untuk menggunakan perhatian ekstra dalam praktek pengangkatan. Mereka pertama

kali melatih semua orang yang berhubungan dengan praktek pengangkatan kepada

ahli wawancara dan kedua menuntut mereka untuk secara mendalam memeriksa tiga

latar belakang referensi untuk masing-masing pegawai prospektif. Karena perhatian

Page 13: RESUME BAB 2 DAN 3

ekstra ini, dari 800 pelamar (13 kumpulan pelamar) yang akan diangkat

didiskualifikasi. Pelamar tersebut mempunyai masalah tidak terungkap, seperti

informasi ketenagakerjaan salah, catatan penangkapan sebelumnya, temperamen tidak

terkontrol, alkoholisme, ketagihan obat-obatan, dan pernah dipecat dari pekerjaan

sebelumnya.

Elemen yang menghalangi penipuan keempat dalam lingkungan kontrol

adalah struktur organisasi yang jelas. Ketika seseorang dalam organisasi mengetahui

secara jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap untuk masing-masing aktivitas

bisnis, penipuan kurang memungkinkan dilakukan. Struktur tersebut membuatnya

lebih mudah menelusuri aset yang hilang dan lebih sulit melakukan penggelapan

tanpa diketahui. Akuntabilitas ketat terhadap kinerja kerja adalah penting bagi

lingkungan kontrol yang baik.

Elemen kelima dari lingkungan kontrol adalah departemen audit internal yang

efektif, digabungkan dengan program pencegahan kerugian atau sekuritas. Walaupun

sebagian besar studi telah menemukan bahwa pendeteksian auditor internal hanya

sekitar 20% dari seluruh penipuan pegawai (lainnya dideteksi melalui tips, dengan

peringatan pegawai, atau tidak sengaja), semata-mata kehadiran internal memberikan

efek penghalang yang signifikan. auditor internal melakukan pemeriksaan independen

dan menyebabkan pelaku potensial mempertanyakan apakah mereka dapat bertindak

tanpa tidak tertangkap.

Digunakan bersama-sama, lima elemen (1) pemodelan manajemen yang tepat,

(2) komunikasi atau pelabelan yang baik, (3) prosedur pengangkatan efektif, (4)

Page 14: RESUME BAB 2 DAN 3

struktur organisasi yang jelas dan (5) departemen audit internal efektif dan fungsi

keamanan – menciptakan lingkungan di mana kesempatan penipuan menurun karena

pegawai melihat penipuan tidak diterima atau tidak ditoleransi. Melonggarkan salah

satu elemen ini meningkatkan kesempatan untuk melakukan penipuan.

Aktivitas-Aktivitas Kontrol (Prosedur)

Komponen ketiga dari struktur kontrol adalah aktivitas kontrol (atau

prosedur). Terdapat lima prosedur atau aktivitas kontrol utama sebagai berikut:

1. Pemisahan tugas atau pengurus ganda

2. sistem otorisasi

3. pemeriksaan independen

4. perlindungan fisik

5. dokumen dan catatan

Ringkasan Kontrol Yang Mencegah Atau Mendeteksi Penipuan

Lingkungan kontrol, sistem akun, dan banyak pelanggaran dari lima prosedur

kontrol bekerjasama untuk mengeliminasi atau mengurangi kesempatan pegawai dan

lainnya melakukan penipuan.  Sebuah lingkungan kontrol yang baik membangun

atmosfir di mana perilaku yang benar dimodel dan diberi nama, pegawai jujur

diangkat, dan seluruh pegawai memahami tanggung jawab mereka. Sistem akuntansi

memberikan catatan yang membuatnya memahami tanggung jawab mereka. Sistem

akuntansi memberikan catatan mempersulit pelaku mendapatkan akses kepada aset,

menyembunyikan penipuan, dan melakukan pencurian tanpa ditemukan. Bersama-

Page 15: RESUME BAB 2 DAN 3

sama, ketiga komponen ini membentuk struktur kontrol organisasi. Tabel berikut

meringkas komponen dan elemen-elemennya.

Sayangnya, banyak penipuan dilakukan dalam lingkungan di mana kontrol

yang ada tidak diikuti. Sesungguhnya, ini terjadi karena menindas dan mengabaikan

kontrol yang ada, bukannya kekurangan kontrol, sehingga memungkinkan penipuan

dapat dilakukan.

Faktor-Faktor Non Kontrol: Ketidakmampuan Untuk Memutuskan

Kualitas Kinerja

Jika anda membayar seseorang untuk membuat pagar, anda dapat memeriksa

pekerjaan utuh dan menentukan apakah kualitas kerja tersebut memenuhi spesifikasi

anda dan konsisten dengan kontrak yang disetujui. Namun demikian, jika anda

mengangkat pengacara, dokter, akuntan dan insinyur, atau mekanis, maka sulit untuk

mengetahui anda membayar jumlah berlebihan atau menerima pelayanan buruk.

Dengan bentuk kontrak ini, mudah untuk melakukan overcharge, melakukan

pekerjaan yang tidak dibutuhkan, memberikan pelayanan buruk, atau memberi

ongkos terhadap pekerjaan yang tidak dilakukan.

Untuk memahami mengapa perusahaan dengan reputasi bagus, seperti Sears,

melakukan penipuan, penting untuk mengetahui bahwa Sears mempunyai kuota

untuk bagian-bagian, pelayanan, dan penjualan perbaikan untuk setiap shift delapan

jam. Diduga, mekanis yang secara konsisten tidak memenuhi kuota mereka harus

mengurangi jam atau ditransfer kepada departemen pelayanan lain. Tampaknya,

dihadapkan dengan tekanan curang atau gagal, dan percaya bahwa konsumen tidak

Page 16: RESUME BAB 2 DAN 3

tahu mana bagian dan pelayanan yang benar-benar dibutuhkan, banyak pegawai pusat

pelayanan melakukan penipuan.

Faktor-Faktor Non Kontrol : Kegagalan Untuk Mendisiplinkan Pelaku

Penipuan

Ahli kriminologi setuju bahwa pemerkosa mempunyai tingkat tertinggi dalam

mengulangi pelanggaran (residivis) dibandingkan seluruh kejahatan lain. Kategori

selanjutnya yang mengulangi perbuatannya adalah penipu yang tidak dituntut atau

tidak didisiplinkan. Beberapa individual yang melakukan penipuan dan tidak

dihukum atau semata-mata diberhentikan tanpa pinalti signifikan seringkali

melakukan perilaku tersebut lagi.

Pelaku penipuan seringkali dihargai dalam pekerjaannya, masyarakat, gereja

dan keluarga. Jika mereka diberi sanksi ringan atau diberhentikan, mereka jarang

menginformasikan kepada keluarga dan lainnya alasan riil hukuman atau

pemberhentian mereka. Sebaliknya, jika mereka dituduh, mereka biasanya menderita

malu yang besar ketika keluarga, teman, dan so bisnis melakukan pelanggaran.

Sesungguhnya hinaan seringkali menjadi faktor terkuat untuk menghalangi aktivitas

penipuan di masa yang akan datang.

Karena biaya dan waktu yang terlibat dalam penuntutan, banyak organisasi

memberhentikan pegawai yang tidak jujur, mengharap mereka mengatasi masalahnya

sendiri. Apa yang gagal disadari oleh organisasi ini adalah aksi mereka untuk jangka

pendek. Mereka membuat dirinya menjadi penipu, tetapi mereka juga mengirim

pesan kepada lainnya dalam organisasi bahwa penipu tidak menderita konsekuensi

Page 17: RESUME BAB 2 DAN 3

signifikan untuk aksinya. Sesungguhnya, kurangnya hukuman membuat orang lain

‘merasakan kesempatan’ di mana ketika digabungkan dengan tekanan dan

rasionalisasi, dapat menghasilkan tambahan penipuan dalam organisasi. kesempatan

yang dirasakan dibuang ketika pegawai memahami bahwa pelaku akan dihukum

berdasarkan hukum yang berlaku, tidak semata-mata diberhentikan.

Faktor-Faktor Non Kontrol : Kurangnya Akses Terhadap Informasi.

Banyak penipuan terjadi karena korban tidak mempunyai akses terhadap

informasi yang dimiliki oleh pelaku. Ini secara khusus prevalen dalam penipuan

manajemen besar di mana dilakukan terhadap pemegang saham, investor dan debt

holder. Dalam penipuan ESM yang terkenal misalnya, sekuritas sama dijual kepada

investor beberapa kali. Lagipula, karena hanya ESM yang memiliki catatan investasi

tersebut, korban tidak tahu penipuan penjualan.

Faktor-Faktor Non Kontrol : Kelalaian, Apati Dan Ketidakmampuan

Orang-orang lebih tua, individual dengan kesulitan bahasa, dan warga negara

rentan lainnya seringkali menjadi korban penipuan karena pelaku tahu bahwa

individual tersebut tidak mempunyai kapasitas atau pengetahuan untuk mendeteksi

aksi ilegal mereka. orang-orang rentan lebih mudah ditipu.

Penipuan yang disebut dengan pigeon drop mengambil keuntungan dari

korban orang usia lanjut. Dalam pencurian tersebut, pelaku seringkali bertindak

seperti pemeriksa bank yang mencoba menangkap banker tidak jujur, atau

menggunakan beberapa skema lain untuk membuat konsumen orang tua dengan

Page 18: RESUME BAB 2 DAN 3

bahasa non Inggris menarik uang dari bank. Ketika konsumen meninggalkan bank

dengan uangnya, pelaku merampas uang dan bukannya melakukan pemeriksaan,

karena tahu orangtua tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk menangkapnya.

Faktor-Faktor Non Kontrol : Kurangnya Audit Trail

Organisasi melakukan usaha lama untuk menciptakan dokumen yang

memberikan audit trail sehingga transaksi dapat dibuat dan dipahami seiring waktu.

Banyak penipuan melibatkan pembayaran uang atau manipulasi catatan yang tidak

dapat diikuti. Pelaku pintar memahami bahwa dana mereka harus disembunyikan.

Mereka juga tahu bahwa penyembunyian tersebut melibatkan pencatatan keuangan.

Ketika dihadapkan dengan keputusan mana catatan keuangan yang harus

dimanipulasi, pelaku hampir selalu memanipulasi laporan rugi laba, karena mereka

memahami bahwa audit trail segera dihapus.

Elemen Ketiga : Rasionalisasi

Sejauh ini, kita telah membahas dua elemen pertama dari segitiga penipuan:

adanya tekanan dan adanya kesempatan. Elemen ketiga adalah rasionalisasi.

Hampir setiap penipuan melibatkan rasionalisasi. Sebagian besar pelaku

adalah pelanggar pertama kali yang tidak akan melakukan kejahatan lain.

Rasionalisasi membantu mereka bersembunyi dari ketidakjujuran aksinya. Berikut ini

beberapa alasan rasionalisasi umum yang digunakan penipu.

Organisasi berhutang kepada saya

Saya satu-satunya yang meminjam uang – saya akan membayarnya kembali

Page 19: RESUME BAB 2 DAN 3

Tidak ada orang lain yang terluka

Saya berhak mendapatkan lebih

Itu untuk tujuan baik

Kami akan segera memperbaiki pembukuan setelah menyelesaikan kesulitan

keuangan

Sesuatu telah dikorbankan – integritas atau reputasi saya

Sesungguhnya terdapat rasionalisasi tidak terbatas lainnya. Namun demikian ini

adalah wakil dan berfungsi sebagai dasar yang memadai untuk membahas peranan

rasionalisasi dalam penipuan.

BAB 3

MEMERANGI KECURANGAN : SEBUAH GAMBARAN UMUM

Setelah mempelajari bab ini anda seharusnya mampu untuk :

1. Memahami pentingnya pencegahan kecurangan

2. memahami pentingnya studi awal pendeteksian kecurangan

Page 20: RESUME BAB 2 DAN 3

3. Membedakan antara pendekatan berbeda terhadap investigasi kecurangan

4. Memilih antara aksi legal berbeda yang dapat diambil ketika kecurangan

terjadi

Pencegahan Kecurangan

Pencegahan kecurangan adalah cara paling efektif biaya untuk mengurangi

kerugian dari kecurangan. Ketika kecurangan telah dilakukan, maka tidak ada

pemenang. Pelaku kalah – mereka akan mengalami konsekuensi legal dan hinaan.

Mereka harus melakukan pembayaran ganti rugi dan pajak, dan mereka menghadapi

pinalti keuangan dan konsekuensi lainnya. Korban kalah – asetnya dicuri dan mereka

sekarang harus membayar fee legal, kehilangan waktu, publisitas negatif, dan

konsekuensi berlawanan lainnya. Organisasi dan individual yang memasang tindakan

pencegahan kecurangan proaktif menemukan bahwa tindakan tersebut menghasilkan

deviden besar. Karena investigasi kecurangan mungkin sangat mahal, maka

pencegahan adalah hal penting.

Organisasi tertentu mempunyai level kecurangan pegawai secara signifikan

lebih tinggi dan lebih rentan terhadap pelaporan keuangan curang. Penelitian secara

konsisten menunjukkan bahwa hampir seluruh organisasi mempunyai satu tipe

kecurangan ataupun tipe lainnya. Hanya organisasi yang secara hati-hati mengkaji

resiko kecurangan dan melakukan langkah-langkah proaktif untuk menciptakan

bentuk lingkungan yang benar akan mampu mencegah kecurangan.

Pencegahan kecurangan meliputi dua aktivitas fundamental: (1) menciptakan

dan mempertahankan budaya kejujuran dan integritas, dan (2) menilai resiko

Page 21: RESUME BAB 2 DAN 3

kecurangan dan mengembangkan respon kongkrit untuk meminimkan resiko dan

mengeliminasi kesempatan.

Menciptakan Budaya Kejujuran Dan Integritas

Terdapat beberapa cara untuk menciptakan sebuah budaya : (1) menegaskan

bahwa manajemen puncak menjadi model perilaku yang tepat.(2) Mengangkat bentuk

pegawai yang benar. (3) mengkomunikasikan pengharapan di seluruh organisasi dan

meminta konfirmasi tertulis periodik tentang penerimaan pengharapan tersebut. (4)

Menciptakan lingkungan kerja positif. Dan (5) mengembangkan dan

mempertahankan kebijakan-kebijakan efektif untuk menghukum pelaku ketika terjadi

kecurangan.

Penelitian dalam pengembangan moral secara kuat menunjukkan bahwa

kejujuran diperkuat ketika contoh yang benar diberikan – kadang-kadang disebut

sebagai ‘nana di puncak’. Manajemen tidak dapat bertindak dalam satu cara dan

mengharapkan lainnya dalam organisasi untuk berperilaku secara berbeda.

manajemen harus memperkuat aksinya di mana perilaku tidak jujur, dipertanyakan

atau tidak etis tidak akan ditoleransi. Elemen kedua adalah mengangkat pegawai yang

benar. Orang-orang tidak sama-sama jujur atau mereka tidak menggunakan kode etik

pribadi yang sama-sama berkembang dengan baik. Sesungguhnya, penelitian

menunjukkan bahwa banyak orang-orang, ketika dihadapkan dengan tekanan dan

kesempatan signifikan, akan berperilaku secara tidak jujur daripada menghadapi

konsekuensi negatif dari perilaku jujur (contohnya kehilangan reputasi atau

penghargaan diri, kegagalan untuk memenuhi kuota atau pengharapan, exposure

Page 22: RESUME BAB 2 DAN 3

kinerja yang tidak memadai, ketidakmampuan untuk membayar hutang dan

sebagainya). Jika sebuah organisasi berhasil dalam mencegah kecurangan, seharusnya

mempunyai kebijakan-kebijakan pengangkatan efektif yang membedakan antara

individual sangat etis dan tidak terlalu etis, khususnya ketika mereka direkrut untuk

posisi resiko tinggi. Prosedur pengangkatan proaktif meliputi sesuatu seperti

melakukan investigasi latar belakang tentang pegawai prospektif, melalui

pemeriksaan referensi dan mempelajari bagaimana untuk menginterpretasikan respon

untuk menyelidiki tentang kandidat, dan menguji atribut kejujuran dan lainnya.

Elemen penting ketiga – mengkomunikasikan pengharapan – meliputi (1)

mengidentifikasi nilai dan etika yang tepat, (2) pelatihan kesadaran kecurangan yang

membantu pegawai memahami problem potensial yang mereka hadapi dan

bagaimana memecahkan atau melaporkannya, dan (3) mengkomunikasikan hukuman

konsisten kepada pelanggar. Agar kode perilaku efektif, mereka harus ditulis dan

dikomunikasikan kepada pegawai, vendor, dan konsumen. Mereka juga harus

dikembangkan berdasarkan kebutuhan pegawai dan manajemen mereka sendiri.

Meminta pegawai untuk mengkonfirmasi dalam tulisan bahwa mereka memahami

pengharapan organisasi akan menciptakan budaya kejujuran. Sesungguhnya, banyak

organisasi menemukan bahwa konfirmasi tertulis tahunan sangat efektif dalam

mencegah dan mendeteksi kecurangan sebelum mereka menjadi besar. Hukuman

terhadap kecurangan harus dikomunikasikan secara jelas oleh manajemen puncak ke

seluruh organisasi. Contoh, pernyataan kuat dari tindakan tidak jujur tidak akan

Page 23: RESUME BAB 2 DAN 3

ditoleransi dan pelanggar akan dipecat dan dituntut berdasarkan hukum yang berlaku

akan membantu mencegah kecurangan.

Elemen keempat dalam menciptakan budaya yang mengendalikan kejujuran

melibatkan mengembangkan lingkungan kerja yang positif. Penelitian menunjukkan

bahwa kecurangan terjadi tidak terlalu sering ketika pegawai mempunyai rasa

memiliki organisasi dibandingkan ketika mereka melakukan disalahgunakan,

diancam, atau diabaikan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan level kecurangan

tinggi karena kurangnya lingkungan kerja positif adalah sebagai berikut:

1. Manajemen puncak tidak peduli atau perhatian terhadap perilaku yang tepat

2. umpan balik negatif dan kurangnya pengakuan terhadap kinerja kerja

3. ketidakadilan yang dirasakan dalam organisasi

4. manajemen otokratis bukannya partisipatif

5. loyalitas organisasional rendah

6. pengharapan anggaran tidak masuk akal

7. bayaran sangat rendah

8. kesempatan pelatihan dan promosi buruk

9. absenteeism atau turnover tinggi

10. kurangnya tanggung jawab organisasional yang jelas

11. Praktek komunikasi buruk di dalam organisasi.

Elemen penting terakhir adalah kebijakan-kebijakan organisasi untuk menangani

kecurangan ketika terjadi. Tidak masalah seberapa baik mengembangkan budaya

kejujuran dan integritas dalam organisasi, masih memungkinkan terjadi beberapa

Page 24: RESUME BAB 2 DAN 3

kecurangan. Bagaimanakah organisasi bereaksi terhadap kecurangan mengirim sinyal

kuat yang mempengaruhi tingkat kecurangan terjadi di masa yang akan datang.

Sebuah kebijakan efektif untuk menangani kecurangan memastikan bahwa fakta

diselidiki secara mendalam, perusahaan dan tindakan konsisten diberikan kepada

pelaku, resiko dan kontrol dinilai dan diperbaiki, dan komunikasi dan pelatihan

dilakukan secara berkesinambungan.

Menilai Dan Mengurangi Resiko Kecurangan

Tidak ada kecurangan yang dilakukan oleh manajemen puncak demi

kepentingan organisasi atau kecurangan yang dilakukan terhadap organisasi akan

terjadi tanpa adanya kesempatan, sebagaimana ditunjukkan oleh bab 2. Organisasi

dapat mengeliminasi kesempatan dengan (1) secara akurat mengidentifikasi sumber-

sumber dan mengukur resiko (2) mengimplementasikan kontrol Detektif dan prefentif

yang tepat, (3) menciptakan penyebaran pemantauan oleh pegawai, dan (4)

memasang pemeriksaan independen, termasuk fungsi-fungsi audit efektif.

Resiko yang melekat dalam lingkungan organisasi dapat dialamatkan dengan

sistem kontrol yang tepat. Ketika resiko telah dinilai, maka organisasi dapat

mengidentifikasi proses, kontrol dan prosedur lainnya yang dapat meminimkan

resiko. Sistem internal yang tepat meliputi lingkungan kontrol yang berkembang

dengan baik, sistem akuntansi yang efektif dan prosedur kontrol yang tepat.

Pendeteksian Kecurangan

Pendeteksian biasanya dimulai ketika pegawai, manajer atau korban melihat

‘bendera merah’, symptom seperti gangguan dalam trend angka, atau aset hilang yang

Page 25: RESUME BAB 2 DAN 3

menunjukkan sesuatu mencurigakan. Sayangnya, bendera merah tidak selalu berarti

kecurangan telah terjadi. Terdapat dua cara utama untuk mendeteksi kecurangan : (1)

menurut kesempatan dan (2) secara proaktif mencari dan mendorong pengenalian

symptom awal.

Baru-baru ini, organisasi telah mengimplementasikan sejumlah inisiatif untuk

lebih baik dalam mendeteksi kecurangan. Barangkali inisiatif pendeteksian paling

umum adalah mengetahui hotline di mana pegawai, rekan kerja, dan orang lain dapat

menelepon secara anonim. Beberapa hotline dipertahankan di dalam perusahaan, dan

lainnya outsoured kepada organisasi independen. (Asosiasi pemeriksa kecurangan

bersertifikat misalnya, memberikan pelayanan hotline berbasis fee). Organisasi yang

memasang hotline sekarang mendeteksi banyak kecurangan yang sebelumnya tidak

terdeteksi, tetapi juga membayar harga dalam melakukan itu. Tidak mengejutkan,

banyak panggilan tidak melibatkan kecurangan. Beberapa adalah olok-olok, beberapa

dimotivasi oleh dendam, marah, atau keinginan untuk membahayakan organisasi atau

individual; dan beberapa bendera merah masuk akal yang disebabkan oleh faktor-

faktor selain kecurangan.

Kecuali untuk hotline, organisasi baru-baru ini telah melakukan usaha

pendeteksian proaktif serius. Kemajuan dalam teknologi sekarang memungkinkan

organisasi menganalisis dan menggali database untuk mencari bendera merah. Bank

misalnya, menggunakan software yang mengidentifikasi kecurigaan kiting. Program

ini mengarahkan perhatian bank terhadap konsumen yang mempunyai volume

transaksi tinggi dalam periode waktu pendek. Perusahaan asuransi menggunakan

Page 26: RESUME BAB 2 DAN 3

program ini untuk mengkaji klaim di dalam periode singkat setelah pembelian

asuransi. Beberapa program secara sistematis mengidentifikasi bentuk kecurangan

yang mungkin terjadi dengan mengkatalogkan bermacam-macam symptom yang

dihasilkan kecurangan, dan kemudian membangun query real time ke dalam sistem

komputer untuk mencari symptom ini. Penelitian pendeteksian kecurangan, sebagian

besar teknik pencarian dengan menggunakan komputer, sekarang dilakukan oleh

akademisi dan penyelidik lain. Seseorang yang benar-benar serius tertarik dalam

memahami dan melawan kecurangan harus mengikuti penelitian ini.

Investigasi Kecurangan

Mark adalah CEO dari McDonald Incorporated, dan istrinya Jane adalah

partner dalam perusahaan CPA dari Watkiss dan McCloy. Setelah bekerja keras

seharian, mereka bertemu pada restoran lokal untuk makan malam. Mark

menyampaikan pada Jane tentang insiden yang terjadi di tempat kerja dan

menunjukkan padanya catatan anonim yang dia peroleh : “Kamu lebih baik

memperhatikan hubungan antara John Beasley (manajer dari departemen pembelian)

dengan Brigadeer Company (supplier) karena sesuatu mencurigakan sedang terjadi’.

Mark tidak mempunyai ide siapa yang mengirimnya catatan dan tidak yakin tentang

apa yang harus dilakukan. dia menyampaikan pada Jane bahwa dia memperhatikan

kemungkinan kolusi dan menganggap harus melakukan itu terlebih dahulu. Jane tidak

percaya terhadap apa yang dia dengar. ‘Kejadian kebetulan apa’, dia merenung.

‘Sesuatu sangat serupa terjadi pada saya sea’. Dia menjelaskan bagaimana auditor

yunior mendekatinya, menyampaikan padanya bahwa dia perhatikan penjualan klien

Page 27: RESUME BAB 2 DAN 3

overstate. Auditor menjelaskan bahwa dia telah menemukan beberapa kontrak

penjualan tanpa dukungan (biasanya, dokumentasi signifikan dilaporkan dalam

kontrak), semua ditandatangani pada akhir periode akuntansi. Dia memperhatikan

bahwa klien tersebut secara sengaja menggelembungkan revenue untuk m

memperbaiki kinerja keuangan perusahaan.

Kedua situasi tersebut perlu diselidiki. Jika Mark tidak menyelidiki petunjuk

anonim, dia mungkin tidak pernah mengungkap kemungkinan kecurangan penyuapan

dan penggelembungan biaya pembelian untuk perusahaan. Dengan cara yang sama,

Jane perlu menindaklanjuti potensial revenue klien.

Setidaknya ada tiga alasan mengapa auditor harus menentukan apakah klien

overstate revenue. Pertama, pemegang saham perusahaan akan menghadapi kerugian

signifikan. Kedua kegagalan auditor untuk mengungkap overstatement dapat

mengarahkan mereka kepada aksi legal (dan konsekuensi menghasilkan kerugian).

Terakhir, dan barangkali yang terpenting, sebuah overstatement terhadap revenue

mengekspos integritas manajemen kepada keraguan serius bahwa perusahaan menjadi

‘tidak dapat diaudit’.

Kedua situasi tersebut menciptakan ‘predikasi kecurangan’. Predikasi merujuk

pada lingkungan yang, bila digunakan secara keseluruhan, akan menghasilkan

profesional hati-hati, profesional, percaya sebuah kecurangan sudah terjadi, sedang

terjadi atau akan terjadi. Investigasi kecurangan harus tidak dilakukan tanpa

predikasi. Sebuah dugaan kecurangan terhadap pihak lain tidak perlu, tetapi harus ada

dasar yang memadai memperhatikan bahwa kecurangan sedang terjadi. Ketika

Page 28: RESUME BAB 2 DAN 3

predikasi muncul, dalam kasus ini, investigasi biasanya dilakukan untuk menentukan

apakah kecurangan terjadi ataukah tidak, sebagaimana halnya siapa, mengapa,

bagaimana, kapan dan di mana elemen-elemen kecurangan terjadi. Tujuan dari

investigasi adalah menemukan kebenaran – menentukan apakah symptom benar-

benar menampilkan kecurangan atau apakah mereka menampilkan kesalahan tidak

disengaja atau faktor-faktor lain. Investigasi kecurangan adalah sebuah masalah yang

kompleks dan sangat sensitif. Jika investigasi awal dilakukan, reputasi individual

tidak bersalah bisa tercoreng, pihak-pihak yang salah tidak terdeteksi dan bebas

mengulangi aksinya, dan entitas yang dilanggar mungkin tidak mempunyai informasi

untuk digunakan dalam mencegah dan mendeteksi insiden serupa atau memulihkan

kerugian.

Pendekatan Terhadap Investigasi Kecurangan

Investigasi kecurangan dapat diklasifikasikan menurut tipe bukti yang

dihasilkan atau elemen-elemen kecurangan. Empat tipe bukti yang dikumpulkan

dalam investigasi kecurangan adalah sebagai berikut:

1. Bukti Testimonial, di mana dikumpulkan dari individual. Teknik

investigasi khusus yang digunakan untuk mengumpulkan bukti testimoni

adalah wawancara, interogasi, dan pengujian kejujuran.

2. Bukti dokumenter, di mana dikumpulkan dari paper, komputer, dan

sumber tertulis atau tercetak lainnya. Beberapa ekonomi yang paling

umum untuk mengumpulkan bukti ii meliputi pengkajian dokumen,

Page 29: RESUME BAB 2 DAN 3

pencarian catatan publik, audit, pencarian komputer, perhitungan

kekayaan bersih, dan analisis pernyataan keuangan.

3. Bukti fisik meliputi sidik jari, bekas ban, senjata, kekayaan yang dicuri,

identifikasi angka atau tanda dari obyek yang dicuri, dan bukti nampak

lain yang dapat dihubungkan dengan aksi. Pengumpulan bukti fisik

seringkali melibatkan analisis forensik oleh ahli.

4. observasi pribadi melibatkan bukti yang dikumpulkan oleh penyelidik itu

sendiri, termasuk invigilasi, pengawasan, operasi terbuka, dan lain-lain.

Banyak profesional lain merujuk kepada mengklasifikasikan pendekatan

penyelidikan yang tepat didasarkan pada tiga elemen kecurangan, sebagaimana

ditunjukkan oleh segitiga pada halaman selanjutnya.

Melakukan Investigasi Kecurangan

Investigasi kecurangan adalah pengalaman traumatis bagi setiap orang yang

terlibat, termasuk pelaku. Seperti disampaikan sebelumnya, sebagian besar pelaku

adalah pelaku pertama kali yang mempunyai reputasi bagus di tempat kerja, dalam

masyarakat, keluarga dan gereja. Kadang-kadang, mengakui bahwa mereka diselidiki

untuk kecurangan atau melakukan kecurangan lebih menakutkan bagi mereka.

Mempertahankan etika tinggi dalam melakukan investigasi juga penting.

setidaknya, investigasi kecurangan harus dilakukan sebagai berikut:

1. Mereka harus dilakukan hanya untuk ‘membangun kebenaran terhadap

masalah yang dipertanyakan.

Page 30: RESUME BAB 2 DAN 3

2. Individual yang melakukan investigasi harus berpengalaman dan obyektif.

Jika individual tersebut tidak bekerja secara hati-hati untuk memilih kata-

kata guna menjelaskan insiden atau tidak mempertahankan perspektif

netral, obyektivitas mereka segera menjadi kecurigaan di mata manajemen

dan pegawai. Investigator harus tidak pernah langsung melompat ke

kesimpulan.

3. Beberapa hipotesis investigator tentang apakah seseorang melakukan

kecurangan atau tidak harus dilindungi secara tepat ketika membahas

kemajuan investigasi d orang lain. Walaupun investigator bagus seringkali

membentuk opini awal atau kesan, mereka harus secara obyektif menilai

setiap bagian informasi didasarkan pada fakta yang diketahui dan bukti

harus selalu dirahasiakan dalam investigasi.

4. investigator harus memastikan bahwa mereka yang perlu tahu (contohnya

manajemen) diberitahukan aktivitas-aktivitas investigasi dan setuju

terhadap teknik dan investigasi yang dilakukan.

5. investigator yang baik harus memastikan bahwa seluruh informasi yang

dikumpulkan selama penyelidikan diperkuat secara independen dan

ditentukan secara faktual benar. Kegagalan untuk memperkuat bukti

adalah kesalahan umum dari investigasi tidak berpengalaman.

6. investigasi harus berhati-hati untuk menghindari teknik penyelidikan yang

meragukan. Investigator berpengalaman memastikan bahwa teknik yang

digunakan secara ilmiah dan legal kuat dan wajar. Kedalaman dan keuletan

Page 31: RESUME BAB 2 DAN 3

adalah teknik yang tidak diragukan lagi untuk menghasilkan kesimpulan

sukses.

7. investigator harus melaporkan seluruh fakta secara adil dan obyektif.

Komunikasi melalui bentuk investigasi, dari tahap awal sampai laporan

akhir, harus dikontrol secara hati-hati untuk menghindari opini dan fakta

tak jelas. komunikasi, termasuk laporan penyelidikan, harus tidak hanya

memasukkan informasi yang diperoleh untuk menunjukkan kesalahan,

tetapi juga memasukkan fakta dan informasi yang mungkin membebaskan

dari tuduhan. Kelalaian dan kegagalan untuk mendokumentasikan

informasi adalah cacat investigative yang serius, dengan potensial

konsekuensi serius.

Aksi Legal

Satu keputusan utama dari perusahaan, stakeholder dan lainnya harus

ditentukan ketika kecurangan sudah diketahui dan apa tindakan selanjutnya yang

harus diambil. mengapa kecurangan terjadi harus selalu ditentukan, dan kontrol atau

tindakan lainnya untuk mencegah atau menghalangi kejadian ulang harus

diimplementasikan. Pertanyaan yang seringkali menyulitkan dan lebih besar yang

harus dialamatkan adalah apakah tindakan legal yang harus dilakukan dengan melihat

pada pelakunya.

Sebagian besar organisasi dan korban kecurangan lainnya biasanya membuat

satu dari tiga pilihan berikut : (1) tidak melakukan tindakan legal, (2) melakukan

pemulihan perdata dan/atau (3) melakukan tindakan pidana terhadap pelaku, di mana

Page 32: RESUME BAB 2 DAN 3

kadang-kadang dilakukan untuk mereka oleh agensi-agensi penegak hukum.

walaupun kita mengalamatkan hukum perdata dan pidana di bab 1, dan akan berfokus

pada aksi legal dalam bab mendatang, tepat menjelaskan secara singkat di sini review

pro dan kontra masing-masing dari alternatif tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa aksi legal yang dilakukan terhadap pelaku

kurang dari setengah kasus. Manajemen seringkali ingin menemukan kecurangan

sesegera mungkin. Mereka memahami bahwa melakukan aksi legal adalah hal mahal,

memakan waktu, kadang-kadang memalukan, dan seringkali dianggap penggunaan

waktu yang tidak produktif. Sayangnya, ketika organisasi tidak melakukan aksi legal,

kata-kata serius yang seringkali terjadi adalah ‘tidak ada hal serius yang terjadi jika

anda mencuri dari perusahaan’. Pegawai yang menerima pesan ini lebih

memungkinkan untuk mencuri daripada pegawai yang memahami bahwa ukuran

‘berbentuk vonis hukuman’ akan dilakukan terhadap aksi tidak benar.

Aksi Perdata

Sebagaimana ditunjukkan oleh bab 1, tujuan dari aksi perdata adalah

mengembalikan uang atau aset lainnya dari pelaku dan lainnya yang berhubungan

dengan kecurangan. Aksi perdata jarang dalam kasus kecurangan pegawai (karena

pelaku biasanya sudah menggunakan uang), tetapi lebih umum ketika kecurangan

melibatkan organisasi lain. Vendor yang menyuap pegawai perusahaan seringkali

menjadi target aksi perdata oleh perusahaan korban, khususnya jika kerugian tinggi.

Page 33: RESUME BAB 2 DAN 3

Dengan cara yang sama, stakeholder dan kreditor yang menderita kerugian dari

kecurangan manajemen hampir selalu menuntut bukan saja pelaku, tetapi biasanya

auditor dan lainnya yang berhubungan dengan perusahaan. pengacara penuntut

biasanya lebih dari sekedar mau untuk mewakili pemegang saham dalam class action,

tuntutan hukum dengan fee kontingen.

Aksi Pidana

Aksi pidana hanya dapat dilakukan oleh agensi-agensi perundang-undangan

atau penegakan hukum. organisasi yang memutuskan untuk melakukan aksi pidana

terhadap pelaku harus bekerja dengan agensi-agensi federal negara bagian atau lokal

untuk membuang pegawai mereka atau pelaku lainnya dituntut. Pelaku mungkin

diminta untuk masuk e dalam perjanjian restitusi untuk membayar kembali uang yang

dicuri untuk periode waktu tertentu. Pinalti pidana yang dilakukan untuk kecurangan

menjadi semakin umum. Eksekutif corporate yang melakukan kecurangan seringkali

diberi vonis 10 tahun dan diperintahkan untuk membayar denda sama dengan jumlah

yang digelapkan. Namun demikian jauh lebih sulit melakukan dakwaan pidana

daripada mendapatkan keputusan dalam kasus perdata. Sementara hanya jumlah bukti

lebih besar (lebih dari 50%) dibutuhkan untuk memenangkan kasus perdata, dakwaan

hanya akan sukses jika terdapat bukti ‘di luar keraguan yang masuk akal; bahwa

pelaku ‘secara sengaja’ mencuri uang atau aset lain.