resume bab 2 dan 3 spm
TRANSCRIPT
PROGRAM S1 AKUNTANSI TRANSFERFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
KELOMPOK II:ARIS APRIATIN(F1312016)AULIA ADLAN(F1312019)DINAR PURWIDIANTO(F1312037)PEPPY NUR EKO SETYO PUTRO(F1312086)ROBBY PRAMANA(F1312095)WENDA ZURETSA FAHRIANTIKA(F1312118)
BAB 2
MEMAHAMI STRATEGI
A. Tujuan
Pada dasarnya tujuan perusahaan ditentukan oleh pimpinan manajemen puncak (chief
executive officer-CEO) perusahaan yang bersangkutan dengan mempertimbangkan nasihat
yang diberikan oleh para manajer senior lainnya dan biasanya kemudian diratifikasi oleh
Dewan Direksi.
1. Profitabilitas
Profitabilitas dinyatakan melalui persamaan yang merupakan hasil dari dua rasio yaitu :
a. Profitmargin percentage (persentase margin laba) yaitu pendapatan dikurangi beban
dibagi pendapatan
b. Investment turnover (perputaran investasi) yaitu pendapatan dibagi dengan investasi
Dengan demikian rumus profitabilaitas adalah sebagai berikut :
Pendapatan-bebanX
Pendapatan= ROI
Pemdapatan investasi
Profitabilitas mengacu pada laba dalam jangka panjang, bukan laba kuartalan atau tahun
berjalan.Sejumlah CEO hanya menekankan pada sebagian dari persamaan profitabilitas
tersebut misalnya pendapatan. Namun sebagian CEO yang lain menekankan pendapatan
dengan alasan yang berbeda karena bagi mereka ukuran perusahaan merupakan tujuan
utama. Sebagian CEO yang lain berfokus pada laba baik dari satuan uang maupun sebagai
persentase dari pendapatan.
2. Memaksimalkan Nilai Pemegang Saham
Konsepnya adalah tujuan yang semestinya bagi sebuah perusahaan yang mencari laba
adalah memaksimalkan nilai pemegang saham. Diyakini bahwa mencapai tingkat laba
yang memuaskan adalah cara yang lebih baik dalam menetapkan tujuan perusahaan.Ada
dua alasannya yaitu :
1
a. Istilah memaksimalkan menyiratkan bahwa selalu ada cara mendapatkan jumlah
maksimum yang dapat dihasilkan oleh sebuah perusahaan.Dalam memilih antara dua
macam tindakan misalnya, pihak manajemen biasanya memilih seuatu yang diyakini
dapat meningkatkan profitabilitas setinggi mungkin.
b. Meskipun upaya mengoptimalkan nilai pemegang saham mungkin menjadi tujuan
utama, namun ini bukan berarti merupakan satu-satunya tujuan bagi banyak
organisasi. Banyak manajer yang ingin berperilaku secara etis, dan banyak dari
mereka merasakan adanya kewajiban yang harus mereka emban kepada pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan lainnya, disamping kepada pemegang
saham.
3. Risiko
Upaya sebuah organisasi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas sangat
dipengaruhi oleh kemauan pihak manajemen untuk mengambil risiko. Tingkat
pengambilan risiko sangat bervariasi, tergantung pada kepribadian atas masing-masing
individu di jajaran manajemen.Akan tetapi selalu ada batas atas, sejumlah organisasi
perusahaan secara terang-terangan menyatakan bahwa tanggung jawab utama manajemen
adalah menjaga aset-aset perusahaan sedangkan profitabilitas menjadi tujuan kedua.
4. Pendekatan Banyak Stakeholder
Organisasi atau perusahaan terlibat dalam tiga jenis pasar yaitu pasar modal, pasar produk
dan pasar factor. Sebuah perusahaan bertanggungjawab kepada banyak stakeholder yaitu
para pemegang saham, konsumen, para pegawai, para pemasok dan masyarakat. Idealnya
sistem pengendalian manajemen harus mengidentifikasi tujuan-tujuan dari setiap
kelompok ini dan mengembangkan sistem penilaian (scorecard) untuk menilai kinerja
mereka
B. Konsep Strategi
Strategi mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya. Perusahaan mengembangkan strateginya dengan mencocokkan
kompetensi intinya dengan peluang industry.
Strategi dapat ditemukan pada dua tingkatan yaitu :
2
1. Strategi untuk organisasi secara keseluruhan
2. Strategi untuk unit bisnis dalam organisasi
C. Strategi Tingkat Korporat
Strategi korporat adalah mengenai keberadaan di tengah-tengah bauran bisnis yang tepat.
Oleh karena itu strategi korporat adalah lebih berkenaan dengan pertanyaan dimana sebaiknya
bersaing dan bukannya bagaimana bersaing dalam industri tertentu yang merupakan strategi
unit bisnis. Pada tingkat korporat masalahnya adalah :
a. Definisi bisnis dimana perusahaan akan berpartisipasi
b. Penugasan sumber daya antar bisnis-bisnis tersebut
Berkaitan dengan staregi tingkat korporat perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam salah
satu dari tiga kategori yaitu :
1. Perusahaan dengan industri tunggal.
Perusahaan dalam industry tunggal menggunakan kompetensi intinya untuk mencapai
pertumbuhan dalam industry tersebut. Contoh Exxon mobil
2. Perusahaan dengan diversifikasi bisnis yang berhubungan
Perusahaan ini melakukan bisnisnya melalui sinergi operasi. Sinergi operasi terdiri dari
dua jenis hubungan lintas bisnis yaitu :
a. Kemampuan untuk membagi sumber daya umum
b. Kemampuan untuk membagi kompetensi inti umum
Karakteristik kunci lainnya adalah bahwa perusahaan-perusahaan tersebut memiliki
kompetensi inti yang bermanfaat bagi banyak unit bisnis perusahaan.
contoh :P&G
3. Perusahaan dengan diversifikasi bisnis yang tidak berhubungan
Perusahaan seperti testron, unit bisnisnya hanya memiliki sedikit sekali kesamaan umum.
Hanya ada sedikit sinergi operasi lintas bisnis dalam Textron.
contoh : Textron
3
Penelitian telah menunjukkan bahwa secara rata-rata, perusahaan dengan diversifikasi
yang berhubungan mencapai kinerja tertinggi dalam jangka waktu panjang. Hal ini
disebabkan karena markas besar korporat mempunyai kemampuan untuk mentransfer
kompetensi inti dari satu unit bisnis ke unit bisnis yang lain.
D. Strategi Unit Bisnis
Strategi unit bisnis berkenaan dengan bagaimana menciptakan dan memelihara keunggulan
kompetitif dalam masing-masing industry yangtelah dipilih oleh suatu perusahaan untuk
berpartisipasi. Strategi unit bisnis bergantung pada dua aspek yang saling berkaitan yaitu
1. Misi unit bisnis
Beberapa model perencanaan telah dikembangkan untuk membantu manajer tingkat
korporat dalam mengalokasikan sumber daya secara efektif. Dua model yang paling
banyak digunakan adalah model BCG dan model perencanaan General Electric.Meskipun
metodologinya berbeda-beda namun model-model tersebut mempunyai perangkat misi
yang sama untuk dipilih yaitu bangun (build), pertahankan (hold), panen (harvest) dan
divestasi (divest).
a. Model BCG :
Tinggi Rendah
Tinggi Bintang
Pertahankan
Tanda Tanya
Bangun
Tinggi
Tingkat Pertumbuhan
Pasar
Rendah
Sapi perah kas
Panen
Anjing
Divestasi
Penggunaan Kas
Rendah
Tinggi Rendah
BCG menunjuk pangsa pasar sebagai variable strategi primer karena pentingnya
pangsa pasar dalam gagasan mengenai kurva belajar. Menurut BCG, biaya per unit
berkurang dengan tingkat yang dalam diprediksikan dalam jumlah unit yang
dihasilkan dalam waktu tertentu (pengalaman kumulatif). Karena para pemimpin pasar
4
mempunyai akumulasi pengalaman produksi terbesar, maka perusahaan seperti ini
harus memiliki biaya paling rendah dan laba paling tinggi dalam industri tersebut.
Walaupun kurva belajar adalah alat analisis yang kuat, konsep tersebut memiliki
beberapa keterbatasan yaitu :
1) Konsep tersebut berlaku pada produk yang tidak dideferensiasikan, dimana basis
persaingan utama adalah harga. Namun, ada perusahaan yang memiliki pangsa
rendah yang memperoleh laba tinggi dengan menekankan pada keunikan produk
dan bukan biaya rendah.
2) Dalam situasi tertentu, peningkatan dalam teknologi proses mungkin mempunyai
dampak yang lebih besar pada pengurangan biaya per unit dibandingkan dengan
volume kumulatif itu sendiri
3) Kerja keras yang agresif untuk mengurangi biaya melalui produksi terakumulasi
dari barang yang terstandarisasi dapat menimbulkan hilangnya fleksibilitas di pasar
4) Komitmen pada kurva belajar dapat sangat merugikan bila teknologi baru muncul
dalam industry tersebut
5) Pengalaman bukanlah satu-satunya pemicu biaya.
b. Model perencanaan General Electric
Tinggi Pemenang Pemenang Tanda Tanya
Rata-rata Pemenang Bisnis rata-rata Kalah
Rendah Penghasil Laba kalah Kalah
Kuat Rata-rata Lemah
Matriks ini serupa dengan matriks BCGdalam membatu korporasi untuk menerapkan
misi di seluruh unit-unit bisnisnya. Walaupun demikian, metodologinya berbeda
dengan BCG dalam hal-hal berikut ini :
1) BCG mengunakan tingkat pertumbuhan industri sebagai wakil (proxy) untuk daya
tarik industry. Dalam matriks General Electric, daya tarik industri didasarkan pada
penilaian tertimbang atas faktor-faktor seperti besarnya pangsa pasar, pertumbuhan
5
pasar, penghalang untuk memasuki pangsa pasar, teknologi yang using dan
sejenisnya
2) BCG menggunakan pangsa pasar relatif sebagai proxy untuk posisi persaingan
yang dimiliki oleh unit bisnis saat ini. Matriks General Electric di lain pihak,
menggunakan beragam factor seperti pangsa pasar, kekuatan distribusi dan
kekuatan rekayasa untuk menilai persaingan dari unit bisnis tersebut.
2. Keunggulan Kompetitif Unit Bisnis
Setiap unit bisnis harus mengembangkan keunggulan kompetitifnya untuk dapat
melaksanakan misinya. Michael Porter mendeskripsikan dua pendekatan analitis sebagai
bantuan dalam mengembangkan keunggulan kompetitif yang lebih superior dan
berkesinambungan yaitu :
1) Analisis Indutri
Menurut Porter, struktur industri harus dianalisis terkait kekuatan kolektif dari lima
kekuatan persaingan yaitu :
a) Intensitas persaingan di antara para pesaing yang ada
b) Daya tawar pelanggan
c) Daya tawar pemasok
d) Ancaman dari barang substitusi
e) Ancaman pendatang baru yang masuk industri
Ada tiga observasi yang dibuat sehubungan dengan analisis industri :
a) Semakin kuat lima kekuatan tersebut, semakin rendah kemungkinan profitabilitas
dari industry tersebut
b) Bergantung pada kekuatan relatif dari lima kekuatan itu, masalah strategis kunci
yang dihadapi oleh unit bisnis tersebut akan berbeda dari satu industri ke industri
yang lain
c) Memahami hakikat setiap kekuatan membantu perusahaan untuk merumuskan
strategi yang efektif
Analisis lima kekuatan merupakan titik awal untuk mengembangkan keunggulan
persaingan karena ini membantu mengidentifikasi kesempatan dan ancaman dalam
6
lingkungan eksternal. Dengan pemahaman ini, Porter mengklaim bahwa unit bisnis
mempunyai dua cara generik untuk merespons terhadap kesempatan dalam lingkungan
eksternal dan mengembangkan keunggulan kompetitifnya yang berkesinambungan
yaitu biaya rendah dan diferensiasi.
3. Analisis Rantai Nilai
Rantai nilai memisahkan perusahaan ke dalam kegiatan strategisnya yang berbeda. Rantai
nilai adalah sekelompok kegiatan lengkap yang terlibat dalam suatu produk, mulai dari
ekstraksi bahan baku dan berakhir dengan dukungan pasca pengiriman bagi pelanggan.
Analisis rantai nilai berusaha untuk menentukan di bagian mana dari operasi perusahaan-
dari desain sampai distribusi-nilai pelanggan dapat ditambah atau dikurangi.
Dengan menganalisis biaya, pendapatan, dan aktiva secara sistematis, unit bisnis dapat
mencapai keunggulan diferensiasi dengan pengurangan biaya.
Analisis rantai nilai adalah alat yang berguna dalam mengembangkan keunggulan
persaingan yang didasarkan pada biaya rendah, atau diferensiasi atau diferensiasi bersama
pengurangan biaya.
7
BAB 3
PERILAKU DALAM ORGANISASI
Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. System
pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga
memiliki tujuan yang selaras, artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk
meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi.
A. Keselarasan Tujuan
Tujuan utama dari system pengendalian manajemen memastikan (sejauh mungkin)
tingkat keselarasan tujuan (goal congruence) yang tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan
tujuan, manusia diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan
pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan.
System pengendalian yang memadai setidaknya tidak akan mendorong individu untuk
bertindak melawan kepentingan organisasi. Dalam mengevaluasi praktik pengendalian
manajemen, ada 2 pertanyaan penting yang diajukan :
1. tindakan apa yang memotivasi orang untuk bertindak demi kepentingan diri mereka
sendiri?
2. apakah tindakan-tindakan ini sesuai dengan kepentingan organisasi tersebut?
B. Faktor-Faktor Informal yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan
Baik system formal maupun proses informal mempengaruhi perilaku manusia dalam
organisasi perusahaan, konsekuensinya, kedua hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat
pencapaian keselarasan tujuan. Namun hal yang juga untuk diperhatikan untuk para
perancang system pengendalian formal adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan proses
informal, seperti etos kerja, gaya manajemen, dan budaya melingkupi, karena untuk
menjalankan strategi organisasi secara efektif mekanisme formal harus berjalan seiring
dengan mekanisme informal.
8
1. Faktor-Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal adalah mengenai perilaku yang diharapkan didalam masyarakat
dimana organisasi menjadi bagiannya. Mencakup sikap yang secara kolektif sering juga
disebut sebagai etos kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap
organisasi, keuletan, semangat, dan juga kebanggaan yang dimiliki oleh pegawai dalam
menjalankan tugas.
2. Faktor-faktor Internal
a. Budaya
Meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku
serta asumsi-asumsi yang secara implisif diterima dan yang secara eksplisif
dimanifestasikan diseluruh jaringan organisasi. Budaya organisasional juga sangat
dipengaruhi oleh personallitas CEO, serta oleh personalitas dan kebijakan para
manajer pada tingkat yang lebih rendah diarea-area yang menjadi tanggung jawab
mereka. Jika organisasi memiliki serikat pekerja, maka aturan-aturan dan norma-
norma yang diterapkan oleh serikat pekerja juga berpengaruh besar pada budaya
organisasi perusahaan.
b. Gaya manajemen
Faktor internal yang barangkali berdampak paling kuat terhadap pengendalian
manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya sikap-sikap bawahan mencerminkan
apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada
akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap CEO.
c. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menunjukan hubungan-hubungan formal
mengenai pemegang otorisasi resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Tetapi
dalam menjalankan tugas-tugasnya para manajerpun harus menjalin komunikasi
dengan orang-orang dalam organisasi itu, seperti manajer-manajer lain yang tidak
terkait dengan dirinya dalam bagan organisasi dan unit-unit pendukung serta staf.
d. Persepsi dan Komunikasi
9
Dalam upaya meraih tujuan-tujuan ordganisasi, para manajer harus mengetahui tujuan
dan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapainya. Mereka menyerap
informasi ini dari berbagai jalur, baik itu formal maupun informal. Sebuah organisasi
adalah sebuah entitas yang kompleks, dan tindakan-tindakan yang diambil oleh
berbagai bagian dari organisasi untuk mencapai tujuan bersama tersebut tidak bias
dinyatakn secara jelas, bahkan dalam situasi yang terbaik sekalipun. Pesan-pesan
yang diserap dari berbagai sumber ini bisa jadi bertentangan satu sama lain, atau
bahkan memiliki interpretasi yang sangat beragam.
C. Sistem Pengendalian Formal
1. Aturan-Aturan
Aturan adalah semua jenis instruksi dan pengendalian, termasuk didalamnya
adalah instruksi-instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-
panduan dan tuntunan-tuntunan etis. Aturan-aturan tersebut memiliki sifat yang beragam
mulai dari yang remeh seperti klip kertas hanya akan diberikan jika melalui permintaan
yang ditandatangani secara resmi, sampai aturan yang sangat penting sepertipengeluaran
modal lebih dari lima puluh juta harus mendapatkan persetujuan dewan direksi.
Aturan adalah pedoman kerja dan larangan terhadap tindakan-tindakan tidak etis,
ilegal atau tindakan-tindakan lain yang tidak diinginkan. Tetapi dalam beberapa kasus
tertentu dengan pertimbangan dari pihak yang memegang otoritas, aturan tersebut dapat
diberikan sedikit kelonggaran dengan tujuan untuk kebaikan organisasi.
Beberapa jenis aturan dalam berorganisasi adalah:
a. Pengendalian fisik
Berupa penjaga keamanan, kunci gudang, password komputer, kamera pengawas,
brankas, dan pengendalian fisik lainnya yang merupakan bagian dari struktur
pengendalian. pengendalian fisik ini lebih mengandalkan tindakan yang diharapkan
menjadi kebiasaan pemegang tanggung jawab.
b. Manual
10
Pertimbangan-pertimbangan untuk memutuskan aturan-aturan yang mana yang harus
ditulis kedalam panduan, diklasifikasikan sebagai pedoman dan seberapa besar
toleransi yang dapat diberikan pada satu kondisi tertentu.
Tentunya manual yang ada pada masing-masing organisasi berbeda-beda kuantitas
dan rinciannya tengantung dengan besar kecil, seberapa birokratisnya organisasi
tersebut.
c. Pengamanan system
Ini dilakukan agar informasi yang mengalir melalui sistem akan bersifat akurat dan
mencegah kecurangan (exp: berupa pembubuhan tandatangan)
d. Sistem pengendalian tugas
Tugas-tugas yang ada dikendalikan melalui peraturan-peraturan, sistem pengandalian
tugas menjamin bahwa tugas-tugas tersebut berjalan denga efektif dan efesien.
2. Proses Kendali Secara Formal
Secara umum rangkaian proses pengendalian manajemen secara formal dimulai
dari suatu perencanaan strategis yang akan melaksanakan tujuan dan strategi organisasi
dengan menggunakan seluruh informasi yang tersedia. Perencanaan strategis itu
kemudian dikonversikan menjadi anggaran tahunan yang fokus pada pendapatan dan
belanja yang direncanakan untuk masing-masing pusat tanggung jawab. Pusat tanggung
jawab ini juga dituntun oleh aturan-aturan dan informasi yang lain. Pusat tanggung jawab
menjalankan operasi-operasi yang ditugaskan dan hasilnya kemudian dilaporkan. Hasil
aktual tersebut kemudian dibandingkan dengan target yang tercantum dalam anggaran.
Jika hasilnya memuaskan maka pusat tanggung jawab tadi menerima umpan balik seperti
pujian dan penghargaan. Jika tidak memuaskan maka umpan balik yang akan diterima
adalah sesuatu yang dapat mendorong pusat tanggung jawabmelakukan korektif serta
kemungkinan untuk dilakukannya revisi dalam rencana.
D. Jenis-Jenis Organisasi
11
Kualitas dan ukuran tiap-tiap organisasi itu sangat beragam. Keberagaman itu didasari
oleh strategi yang digunakan perusahaan tersebut yang tentunya mempengaruhi strukturnya.
Meskipun begitu, organisasi dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu struktur
fungsional, struktur unit bisnis dan struktur matriks.
1. Struktur fungsional
Alasan dibalik bentuk organisasi fungsional mellibatkan gagasan mengenai sseorang
manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan
dengan fungsi spesifik, berlawanan dengan manajer umum yang tidak memiliki
kemampuan khusus. Keuntungan terpenting dari struktur fungsional adalah efesiensi
sebagai akibat dari kemampuan manajer spesialis yang mengendalikan pekerja yang
bekerja dalam bidang yang sama.
Kelemahan struktur ini adalah:
a. Terdapat ketidak jelasan efektivitas manajer fungsional secara terpisah.
b. Penyelesaian masalah yang terkait fungsi yang berbeda hanya dapat diselesaikan di
tingkat atas.
c. Tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan produk pasar
yang beragam.
2. Unit-unit Bisnis
Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesai-kan masalah-
masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga disebut
sebagai divisi bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan
pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan
perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang terpisah. Sebagai contoh,
memastikan agar rencana departemen bisa disesuaikan dengan kemampuan produksi dan
untuk menyelesaikan perselisihan yang mungkin timbul diantara fungsi-fungsi ini.
Kinerja unit bisnis tersebut kemudian diukur dengan profitabilitas dan unit bisnis itu. Ini
merupakankcriteria yang valid karena hakikatnya laba merupakan pencerminan dari
aktivitas pemasaran dan produksi.
3. Implikasi terhadap Rancangan Sistem
12
Jika kemudahan dalam pengendalian merupakan satu-satunya kriteria, maka perusahaan
akan diorganisasikan ke dalam unit-unit bisnis. Hal ini disebabkan karena dalam
organisasi bisnis, setiap manajer unit harus bertanggung jawab untuk meningkatkan
kemampuan setiap produk yang dihasilkan oleh unitnya guna menghasilkan laba,
melakukan perencaan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan elemen-elemen yang
berpengaruh pada kemampuan itu.
Akan tetapi, pengendalian bukanlah satu-satunya criteria. Suatu organisasi fungsional
mungkin lebih efisien karena unit-unit fungsional yang lebih besar memberikan
keuntungan ekonomi. Suatu organisasi unit bisnis membutuhkan jenis manajer yang lebih
luas daripada para spesialis yang mengelola sebuah fungsi khusus dan seorang manajer
umum yang berkompeten seperti itu sukar diperoleh.
E. Fungsi Kontroler
Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan system
pengendalian manajemen disebut sebagai seorang kontroler. Sebenarnya, dibanyak
organisasi, jabatan orang ini adalah chief financial officer (CFO).
Kontroler biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Merancang dan mengoperasikan informasi serta system pengendalian.
b. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk pengembalian pajak)
kepada para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya.
c. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterprestasikan laporan-laporan ini
untuk para manajer, menganalisi program dan proposal-proposal anggaran dari berbagai
segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara
keseluruhan.
d. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-proedur pengendalian untuk
menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap
pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
e. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam
pendidikan personel manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.
1. Relasi ke Jajaran Organisasi
13
Fungsi pengendalian adalah fungsi staf. Meskipun seorang kontroler biasanya
bertanggung jawab untuk merancang maupun mengoperasikan system yang
mengumpulkan dan melaporkan informasi, pemanfaatan informasi ini adalah tanggung
jawab jajaran manajemen. Seorang pengendali barangkali bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan menganalisis tolak ukur yang digunakan untuk melakukan
pengendalian serta merekomendasiksn tindakan-tindakan yang diperlukan ke pihak
manajemen. Kemungkinan-kemungkinan lainnya mencakup memonitor ketaatan kepada
batas-batas pengeluaran yang sudah ditetapkan oleh kepala eksekutif, mengendalikan
integrasi system pencatatan serta menjaga aktiva perusahaan dari pencurian dan
penipuan.
Akan tetapi, sbagaimana yang sudah dinyatakan diatas, kontroler tidak membuat ataupun
mendorong pihak manajemen untuk mengambil keputusan. Tanggung jawab untuk
menjalankan pengendalian sesungguhnya berasal dari CEO lalu turun ke bawah melalui
jalur organisasi.
2. Kontroler Unit Bisnis
Para kontroler unit bisnis tidak mau telah membagi loyaitas mereka. Pada satu sisi,
mereka berutang kesetiaan pada kontroler korporat, yang memegang tanggung jawab
operasi system pengendalian secara keseluruhan. Disisi lain, mereka juga berutang
kesetiaan pada para manajer di unit mereka, yaitu piha kepada siapa mereka memberikan
bantuan
Di beberapa perusahaan, kontroler unit bisnis memberikan laporan kepada manajer unit
bisnis dan mereka dihubungkan dengan garis putus-putus ke kontroler korporat. Di sini
manajer umum unit bisnis adalah atasan langsung kontroler, dan dia memilikki
wewenang dalam mempekerjakan, melatih memindahkan, memberikan kompensasi,
mempromosikan, dan memecat para kontroler di unit yang bersangkutan. Akan tetapi,
keputusan semacam ini jarang dibuat tanpa memasukan dari kontroler korporat.
14