proses-pengolahan-pucuk-tebu-(saccharum-officinarum,linn)-untuk-pakan-ternak-dengan-metode-fermentasi-(kajian-konsentrasi-inokulum-dan-lama-fermentasi)-(abstrak)...

4
IRA PURWANING ASRI. NIM 0211013019. Proses Pengolahan Pucuk Tebu (Saccharum officinarum) untuk Pakan Ternak dengan Metode Fermentasi (Kajian: Konsentrasi Inokulum dan Lama Fermentasi). SKRIPSI. Dosen Pembimbing : 1. Ir. Wahono Hadi Susanto, MS. 2. Ir. Tri Wahono. 3. Prof. Dr.Ir. Hartutik, MP. RINGKASAN Pakan merupakan faktor utama penentu tingkat produksi dan produktivitas ternak. Hambatan utama petani ternak dalam usaha meningkatkan produksi dan populasi ternaknya adalah makin terbatasnya ketersediaan pakan. Ketersediaan pakan ternak di Indonesia dipengaruhi oleh musim, pada musim hujan ketersediaan hijauan melimpah dan pada musim kemarau produksi hijauan menurun. Untuk itu perlu digali potensi bahan pakan yang banyak tersedia dalam negeri, salah satu diantaranya dengan menggunakan limbah pertanian yang umum digunakan sebagai pakan ternak adalah pucuk tebu (Rukmana,2001). Pucuk tebu adalah hasil samping yang diperoleh dari tahap penebangan tebu dimana 30% dari bagian tanaman tebu yang digunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Pucuk tebu tidak dapat disimpan lama sehingga perlu adanya teknologi pengawetan untuk memperpanjang masa simpan. Salah satu teknologi pengawetan hijauan yang telah banyak dilakukan dan sesuai dengan karakteristik pucuk tebu adalah silase (Indriani dan Sunarsih, 1992). Silase didefinisikan sebagai hijauan pakan segar yang disimpan dalam satu tempat yang kedap udara yang disebut silo dengan tujuan untuk mengawetkan bahan pakan dan memperkecil kehilangan nutrisi pakan (Rukmana, 2001). Dengan proses ensilase yang lama sekitar 21 hari maka perlu dilakukan penambahan inokulum yaitu Sacharomycess cereviceae dan Lactobacillus thermophillus untuk mempercepat proses ensilase tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi inokulum dan lama fermentasi untuk menghasilkan kualitas silase pucuk tebu. Rancangan percobaan yang digunakan dalam

Upload: yusuf-ats-tsiqoh

Post on 28-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES-PENGOLAHAN-PUCUK-TEBU-(Saccharum-officinarum,Linn)-UNTUK-PAKAN-TERNAK-DENGAN-METODE-FERMENTASI-(Kajian-Konsentrasi-Inokulum-dan-Lama-Fermentasi)-(abstrak)

IRA PURWANING ASRI. NIM 0211013019. Proses Pengolahan Pucuk Tebu (Saccharum officinarum) untuk Pakan Ternak dengan Metode Fermentasi (Kajian: Konsentrasi Inokulum dan Lama Fermentasi). SKRIPSI.Dosen Pembimbing : 1. Ir. Wahono Hadi Susanto, MS.

2. Ir. Tri Wahono.3. Prof. Dr.Ir. Hartutik, MP.

RINGKASAN

Pakan merupakan faktor utama penentu tingkat produksi dan produktivitas ternak. Hambatan utama petani ternak dalam usaha meningkatkan produksi dan populasi ternaknya adalah makin terbatasnya ketersediaan pakan. Ketersediaan pakan ternak di Indonesia dipengaruhi oleh musim, pada musim hujan ketersediaan hijauan melimpah dan pada musim kemarau produksi hijauan menurun. Untuk itu perlu digali potensi bahan pakan yang banyak tersedia dalam negeri, salah satu diantaranya dengan menggunakan limbah pertanian yang umum digunakan sebagai pakan ternak adalah pucuk tebu (Rukmana,2001). Pucuk tebu adalah hasil samping yang diperoleh dari tahap penebangan tebu dimana 30% dari bagian tanaman tebu yang digunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Pucuk tebu tidak dapat disimpan lama sehingga perlu adanya teknologi pengawetan untuk memperpanjang masa simpan. Salah satu teknologi pengawetan hijauan yang telah banyak dilakukan dan sesuai dengan karakteristik pucuk tebu adalah silase (Indriani dan Sunarsih, 1992). Silase didefinisikan sebagai hijauan pakan segar yang disimpan dalam satu tempat yang kedap udara yang disebut silo dengan tujuan untuk mengawetkan bahan pakan dan memperkecil kehilangan nutrisi pakan (Rukmana, 2001). Dengan proses ensilase yang lama sekitar 21 hari maka perlu dilakukan penambahan inokulum yaitu Sacharomycess cereviceae dan Lactobacillus thermophillus untuk mempercepat proses ensilase tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi inokulum dan lama fermentasi untuk menghasilkan kualitas silase pucuk tebu.

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan menggunakan 2 (dua) faktor yaitu faktor I konsentrasi inokulum (0, 10, dan20%(b/v)) dan faktor II lama fermentasi (7, 14, 21 hari).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama fermentasi dan konsentrasi inokulum berpengaruh nyata (α=0,05) terhadap bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, karbohidrat, C/N ratio, total asam, pH, dan total plate count (TPC) sedangkan untuk interaksi kedua perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata. Pada analisis C/N ratio, interaksi keduanya memberikan pengaruh yang nyata sehingga dilanjutkan dengan uji DMRT.

Perlakuan terbaik adalah pada silase pucuk tebu dengan perlakuan konsentrasi inokulum 20% dan lama fermentasi 21 hari dengan kualitas fisik berwarna hijau kecoklatan, harum keasaman, tekstur lunak, tidak berlendir dan tidak terdapat jamur, mempunyai pH 3,9, lemak kasar 3,03%, total asam 2,22%, C/N ratio 38,94% dan TPC 6,21 log/ml.

Kata Kunci : Pucuk tebu, silase, fermentasi.

Page 2: PROSES-PENGOLAHAN-PUCUK-TEBU-(Saccharum-officinarum,Linn)-UNTUK-PAKAN-TERNAK-DENGAN-METODE-FERMENTASI-(Kajian-Konsentrasi-Inokulum-dan-Lama-Fermentasi)-(abstrak)

IRA PURWANING ASRI. 0211013019. The Process in Making the Top of Sugarcane (Saccharum officinarum) for Food of Animal by Means of Fermentation Method (Studies of: Inoculum Concentration and Fermentation Time). Research.Supervisors: 1. Ir. Wahono Hadi Susanto, MS.

2. Ir. Tri Wahono3. Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP.

SUMMARY

Food is the main factor in determining the level of production and productivity of livestock. The main obstacle facing the breeder in the effort to enhance the livestock is the limit supply of food. The availability of livestock foodat Indonesia is influenced by the seasons; at the wet season the availability of foodis abundant, while in the dry season the availability of food is scarce. Based on this, some potencies to be substitutive materials should be discovered, and one of the is sugarcane top (Rukmana, 2001). Sugarcane top is the side results obtained from the step of felling where 30% of the sugarcane stem is utilized as the food of livestock. The sugarcane top cannot be stored in long time, so the preservation technology is absolutely needed. One of the preservation technologies usually utilized is silage (Indriani and Sunarsih, 1992). Silage is defined as fresh food material stored in very closed place aiming at preserving the nutrient content in the food (Rukmana, 2001). With the ensilage process about 21 days, the additionof inoculums is needed namely Sacharomycess cereviceae and Lactobacillus thermophillus to make faster the ensilage process. This research was aimed to understand the influence of inoculum concentration and the fermentation time for producing qualified sugarcane top.

The research design used in this research was the block random design that was arranged in factorial using two factor namely inoculum concentration (0, 10, and 20% (b/v)) as factor I and fermentation time (7, 14, 21 days) as the factor II.

The result showed that the time of fermentation and inoculum concentration had significant influence (α=0.05) on the dry material, crude protein, crude fat, crude fiber, carbohydrate, ration C/N, total acid, pH, and total plate count (TPC), yet no correlation between the two treatments. In the analysisof C/N ratio, the correlation of the two had significant influence so that theDMRT.

The best treatment was the silage with 20% of inoculum concentration and21 days of fermentation time with physical quality was green-brownish in color, fragrant-sour, soft in the texture, non-mucus and non-fungus, 3.9 of pH, 3.03% of crude fat, 2.22% of total acid, 38.94% of C/N ratio and 6.21 log/ml.

Keywords: Sugarcane top, silage, fermentation.