pengelolaan tanaman tebu (saccharum officinarum l.) di ... · 12 perbandingan produktivitas antara...

91
i PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI PABRIK GULA MADUKISMO, PT. MADUBARU, YOGYAKARTA: DENGAN ASPEK KHUSUS MEMPELAJARI PRODUKTIVITAS TIAP KATEGORI TANAMAN OLEH AHMAD HANIF FADIL A24080183 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Upload: trinhnguyet

Post on 19-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

i

PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.)

DI PABRIK GULA MADUKISMO,

PT. MADUBARU, YOGYAKARTA:

DENGAN ASPEK KHUSUS MEMPELAJARI

PRODUKTIVITAS TIAP KATEGORI TANAMAN

OLEH

AHMAD HANIF FADIL

A24080183

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

PRODUKTIVITAS BERBAGAI KATEGORI TANAMANTEBU (Saccharum

officinarum L.) DI PABRIK GULA MADUKISMO, PT. MADUBARU,

YOGYAKARTA.

Productivity in Various Categories of Sugarcane (Saccharum Officinarum L.) at The

Madukismo Sugar Factory, The Madubaru Company, Yogyakarta.

Ahmad Hanif Fadil1 dan Purwono

2

1 Mahasiswa, Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian IPB

2 Staf Pengajar, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

Abstract

The study of the productivity of the various categories of sugarcane held in the

Madukismo Millsworking area, Madubaru Company, Yogyakarta. This activity began in

February 13 to May 14, 2012. The sample is taken at Sleman and Bantul district. The method

used is the direct field observation, data from the division of plant productivity, as well as

interviews with farmers. The results obtained on the productivity of down land is higher than

up land. Differences in land characteristics influence the productivity of sugarcane. In

addition, the downland productivity tended to decrease from the plant cane (PC) to ratoon

crop (RC) in each subsequent season. For up land, there is higher productivity at ratoon

cane I (RC 1) increase from low productivity in the plant cane (PC) and then back on every

ratoon crop the following season. To overcome the low productivity of ratoon sugarcane

needed to do the loading or replanting, or ratoon intensif nurse.

Key Words: Productivity, Plant cane, Ratoon cane, Low land, Up land.

Page 3: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

ii

RINGKASAN

AHMAD HANIF FADIL. Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum

officinarum L.) di Pabrik Gula Madukismo, PT. Madubaru, Yogyakarta:

dengan Aspek Khusus Mempelajari Produktivitas Tiap Kategori Tanaman

(Dibimbing oleh PURWONO).

Kegiatan magang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan profesional dalam memahami

proses kerja nyata, meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis

masalah-masalah yang ada di lapang, mempelajari pemeliharaan tanaman tebu

dan menganalisis produktivitas tiap kategori tanaman. Kegiatan magang

dilaksanakan di Pabrik Gula Madukismo, PT. Madubaru, Yogyakarta. Pada 13

Februari 2012 hingga 14 Mei 2012.

Kegiatan magang dilaksanakan dengan dua metode yaitu metode secara

langsung dan secara tidak langsung. Metode secara langsung yang telah

dilaksanakan selama magang meliputi kegiatan yang menyangkut aspek teknis

dan manajerial, serta aspek khusus. Metode tidak langsung yang dilaksanakan

selama magang adalah mengumpulkan data sekunder PG. Madukismo dan studi

pustaka.

Aspek khusus, yaitu mahasiswa mempelajari produktivitas pada berbagai

kategori tanaman. Data primer diperoleh dengan cara mengikuti kegiatan,

melakukan pengamatan, wawancara langsung dengan petani dan pengambilan

data dari divisi Bagian Tanaman. Data primer merupakan data produktivitas atau

TCH (Ton Cane per Hectar) dari empat kategori tanaman, yaitu tanaman pertama

(Plant Cane/PC), tanaman keprasan I (Ratoon Cane/RC1), tanaman keprasan II

(Ratoon Cane /RC2), tanaman keprasan III (Ratoon Cane/RC3). Data yang

diperoleh merupakan data dari pengamatan langsung di lapangan, serta data dari

kepala Bina Sarana Tani (BST) yang berada di bawah naungan Bagian Tanaman

PG. Madukismo.

Hasil yang diperoleh adalah produktivitas pada lahan sawah lebih tinggi

dibandingkan lahan tegalan. Perbedaan karakteristik lahan mempengaruhi angka

produktivitas tebu. Selain itu, pada lahan sawah produktivitas cenderung menurun

Page 4: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

iii

dari tanaman pertama (PC) hingga tanaman keprasan (RC) di setiap musim

berikutnya. Untuk lahan tegalan, produktivitas naik dari tanaman pertama (PC) ke

tanaman keprasan pertama (RC 1) kemudian menurun pada tanaman keprasan di

setiap musim berikutnya.

Rendahnya produktivitas pada kategori tanaman keprasan ke 3 (RC 3)

menyebabkan rendahnya keuntungan ekonomi. Untuk mengatasi rendahnya

produktivitas tebu perlu dilakukannya rawat ratoon secara intensif dikarenakan

biaya bongkar ratoon (replanting) mahal.

.

Page 5: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

iv

PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.)

DI PABRIK GULA MADUKISMO, PT. MADUBARU,

YOGYAKARTA:

DENGAN ASPEK KHUSUS MEMPELAJARI

PRODUKTIVITAS TIAP KATEGORI TANAMAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

AHMAD HANIF FADIL

A24080183

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 6: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

v

Judul : PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum

officinarum L.) DI PABRIK GULA MADUKISMO,

PT. MADUBARU, YOGYAKARTA: DENGAN

ASPEK KHUSUS MEMPELAJARI PRODUK-

TIVITAS TIAP KATEGORI TANAMAN

Nama : AHMAD HANIF FADIL

NIM : A24080183

Menyetujui :

Pembimbing Skripsi

(Dr. Ir. Purwono, MS)

NIP: 19580922 198203 1 001

Mengetahui:

Ketua Departemen

(Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr.)

NIP : 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus :

Page 7: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lamongan, Jawa Timur pada tanggal 11 Januari 1992.

Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Fatkhur

Rohman dan Ibu Madaniyah. Tahun 2002 penulis lulus dari MI Mansyaul „Ulum,

Lamongan. Kemudian pada tahun 2005 penulis lulus dari SMP Syeh Jamaluddin,

Kembangbahu, Lamonga. Selanjutnya penulis menamatkan pendidikan di SMAN

1 Lamongan pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis diterima menjadi mahasiswa

Jurusan Agronomi dan Hortikultura IPB melalui seleksi jalur SPMB.

Selama menjadi mahasiswa di Depatemen Agronomi dan Hortikultura,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, penulis aktif sebagai anggota Dewan

Perwakilan Mahasiswa Fakultas Pertanian (DPM A) pada periode kepengurusan

tahun 2009-2010. Pada periode yang sama, penulis juga aktif dalam Majelis

Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institu Pertanian Bogor

(MPMKM IPB).

Page 8: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan yang berjudul

Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di Pabrik Gula

Madukismo, PT. Madubaru, Yogyakarta: dengan Aspek Khusus

Mempelajari Produktivitas Tiap Kategori Tanaman. Skripsi ini merupakan

salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program Sarjana pada Departemen

Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Judul

magang dipilih karena mengingat rendahnya produksi gula nasional yang

diakibatkan menurunnya produktivitas tebu. Tebu keprasan memiliki

produktivitas yang relatif rendah, sehingga perlu mempelajari produktivitas pada

setiap kategori tanaman.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksih yang sedalam-

dalamnya kepada :

1. Kedua orang tua, Bapak dan Ibu dan ade Miftakhul Farikhah yang telah

memberikan dukungan dalam bentuk moral serta material.

2. Dr. Ir. Purwono, MS selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Ir. Didy Soepandie, MSi selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan masukan yang banyak kepada penulis.

4. Dr. Dwi Guntoro, SP. MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan saran

dan masukan yang banyak kepada penulis.

5. Dr. Ir. Abdul Qodir, MS selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan selama kegiatan akademik.

6. Ir. Rahmat Edi Cahyono selaku Direktur PT. Madubaru yang telah

memberikan ijin pelaksanaan magang di PG. Madukismo.

7. Bapak Nugroho selaku staff Direktur serta Bapak dan Ibu Ponido yang

telah menyediakan tempat magang.

8. Bapak M. Syaiful Anam selaku pembimbing lapang dan seluruh staf

bagian tanaman yang telah membantu penulis selama melaksanakan

kegiatan magang.

Page 9: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

viii

9. Kepada teman seperjuangan magang, Dinda Rizky Amalia. SP dan Dini

Rosdianingsih. SP yang telah memberi dorongan dalam penyusunan

skripsi ini.

10. Kepada seluruh teman-teman AGH 45. Terimaksih atas kenangan yang

telah diberikan 3 tahun ini dan kerjasama selama kegiatan akademik.

11. Erick Raynalta, Saeful Ramadhan, Ulfah Fitriana Akbar, dan Boyce

Budiarto Nainggolan. Terimaksih atas persahabatan dan dukungannya

selama ini.

12. Teman-teman Noes Camp Group. Terimaksih atas persahabatan dan

dukungannya selama ini.

13. Serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Bogor, Oktober 2012

Penulis

Page 10: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

Latar Belakang ..................................................................................... 1

Tujuan .................................................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 3

Botani dan Morfologi Tanaman Tebu ................................................. 3

Kategori Tanaman Tebu....................................................................... 4

Tanaman pertama (plant cane).................................................... 4

Tanaman keprasan (ratoon cane)................................................ 5

METODE MAGANG ....................................................................................... 8

Waktu dan Tempat ............................................................................... 8

Metode Pelaksanaan ............................................................................ 8

Pengumpulan Data dan Informasi ....................................................... 9

Analisis Data ........................................................................................ 10

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN.............................................................. 11

Sejarah PG. Madukismo....................................................................... 11

Letak Geografi ..................................................................................... 12

Keadaan Iklim dan Tanah .................................................................... 12

Luas Areal dan Tata Guna Lahan ........................................................ 13

Keadaan Tanaman dan Produksi ......................................................... 14

Struktur Organisasi .............................................................................. 16

Ketenagakerjaan .................................................................................. 18

Hari Kerja dan Jam Kerja .................................................................... 19

PELAKSANAAN MAGANG .......................................................................... 20

Aspek Teknis ....................................................................................... 20

Penetapan masa tanam................................................................ 20

Persiapan lahan............................................................................ 20

Persiapan bahan tanam ............................................................... 22

Persiapan tanam dan penanaman ............................................... 25

Pemeliharaan tanaman pertama .................................................. 27

Pemeliharaan tanaman keprasan ................................................ 34

Panen .......................................................................................... 35

Aspek Manajerial ................................................................................. 41

Petugas Lapang Pabrik Gula ...................................................... 41

Sinder Kebun Wilayah ............................................................... 41

Sinder Kebun Bibit ..................................................................... 42

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 43

Aspek Teknis ....................................................................................... 43

Page 11: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

x

Pengolahan tanah ....................................................................... 43

Pemupukan ................................................................................ 43

Lahan sawah dan lahan tegalan.................................................. 44

Varietas ...................................................................................... 45

Aspek Manajerial ................................................................................. 47

Sumber daya manusia ................................................................ 47

Pengelolaan tenaga kerja bagian tanaman.................................. 48

Aspek Khusus ...................................................................................... 48

Produktivitas tebu pada lahan sawah.......................................... 48

Produktivitas tebu keprasan di lahan tegalan............................. 50

Perbedaan produktivitas ............................................................ 51

Pembahasan.......................................................................................... 52

Produktivitas tebu pada lahan sawah.......................................... 52

Produktivitas tebu keprasan di lahan tegalan.............................. 53

Perbedaan produktivitas ............................................................. 54

Produktivitas tanaman keprasan................................................... 56

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 59

LAMPIRAN ...................................................................................................... 61

Page 12: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Keadaan Lahan Tebu Rakyat Kejasama di PG. Madukismo................... 13

2 Luas Areal Tebu Rakyat Kejasama Binaan di PG. Madukismo.............. 14

3 Kesesuaian Varietas dan Masa Tanam..................................................... 15

4 Produksi PG. Madukismo Lima Tahun Terakhir..................................... 15

5 Hubungan Tipologi Wilayah dengan Pola Tanam Varietas..................... 26

6 Data Jenis Gulma PG. Madukismo.......................................................... 29

7 Produktivitas Tebu Lahan Sawah di Wilayah Kerja Kab. Sleman........... 49

8 Produktivitas Tebu Lahan Sawah di Wilayah Kerja Kab. Bantul............ 49

9 Produktivitas Tebu Lahan Tegalan di Wilayah Kerja Kab. Sleman........ 50

10 Produktivitas Tebu Lahan Tegalan di Wilayah Kerja Kab. Bantul.......... 50

Page 13: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Pembuatan Got..................................................................................... 22

2 Panen Bibit........................................................................................... 24

3 Persiapan Penanaman Bibit................................................................. 25

4 Pembuatan Kasuran............................................................................. 25

5 Pola Tanam Bibit................................................................................. 26

6 Penutupan bibit.................................................................................... 27

7 Bahan Sulam........................................................................................ 28

8 Penggerek Pucuk Tebu (Scirpophaga excerptalis W.)........................ 31

9 Penggerek Batang Tebu (Chilo auricillius D.).................................... 32

10 Uret (Lepidiota stigma F., Euchlora viridis F.)................................... 33

11 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di

Kab. Sleman......................................................................................... 51

12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di

Kab. Bantul.......................................................................................... 51

Page 14: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Jurnal Harian Kegiatan Magang di PG Madukismo ............................... 62

2 Peta Wilayah Kerja Rayon Bantul dan Gunung Kidul............................ 68

3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo, Magelang, dan Temanggung.. 69

4 Peta Wilayah Kerja Rayon Sleman.......................................................... 70

5 Peta Wilayah Kerja Rayon Purworejo dan Kebumen.............................. 71

6 Data Curah Hujan PG Madukismo 1995– 2011 ..................................... 72

7 Struktur Organisasi PT. Madubaru.......................................................... 73

8 Tabel Sample Produktivitas pada Lahan Sawah...................................... 74

9 Tabel Sample Produktivitas pada Lahan Tegalan.................................... 75

10 Analisis Usahatani Tebu di Lahan Sawah Kab. Bantul........................... 76

11 Analisis Usahatani Tebu di Lahan Tegalan Kab. Sleman....................... 77

Page 15: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gula merupakan salah satu bahan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia,

serta sumber kalori yang dapat dikonsumsi secara langsung. Sumber gula terbesar

adalah tebu yang dibudidayakan secara intensif di daerah dengan iklim tropis.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan perkapita, gaya

hidup dan industri pangan serta bioenergy yang menjadikan gula sebagai bahan

baku maka kebutuhan gula juga terus meningkat.

Kebutuhan gula nasional diperkirakan mencapai 5,7 juta ton di tahun 2014.

Sementara itu, Produksi gula nasional dua tahun terakhir masing - masing tahun

2009 sebesar 2,6 juta ton dan tahun 2010 sebesar 2,29 juta ton. Untuk memenuhi

kebutuhan gula tersebut diupayakan melalui Program Swasembada Gula Nasional.

Sasaran tercapainya Swasembada Gula Nasional pada tahun 2014 adalah dengan

target produksi hablur sebesar 3,571 juta ton dari existing dan 2,129 juta ton dari

perluasan dan pembangunan PG baru. Salah satu misi untuk mencapai

Swasembada Gula Nasional adalah dengan cara revitalisasi sektor on-farm yaitu

perluasan areal dan peningkatan produktivitas gula (Drektorat Jendral

Perkebunan, 2011).

Produksi gula nasional belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal

ini dikarenakan produktivitas tebu di Indonesia masih sangat rendah. Rendahnya

produktivitas merupakan konsekuensi logis merosotnya kualitas teknis budidaya

yang ada di petani. Sementara itu peningkatan produktivitas dapat dilaksanakan

dengan peningkatan tebu/ha dan rendemen. Teknik budidaya yang berpengaruh

pada produktivitas tebu salah satunya adalah penggunaan sistem keprasan dengan

frekuensi terlalu banyak (P3GI. 2008).

Tanaman tebu keprasan adalah tanaman tebu yang berasal dari tanaman yang

telah dipanen sebelumnya, lalu tunggul-tunggulnya dipelihara kembali hingga

menghasilkan tunas-tunas baru yang akan tumbuh menjadi tanaman baru pada

musim tanam selanjutnya (Setyamidjaja dan Azharni, 1992). Penggunaan tanaman

keprasan yang dilakukan berulang ulang dapat menyebabkan pertumbuhan

tanaman tebu di lapangan makin menunjukkan bentuk mengecil. Tentu saja

Page 16: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

2

keadaan ini mengakibatkan turunnya produktivitas tebu (Kementerian Pertanian,

2011).

Perhitungan dan pembandingan produktivitas tanaman tebu pada setiap

kategori tanaman sangat diperlukan agar dapat diketahui besarnya produktivitas

dari setiap kategori tanaman dan batas maksimal dilakukannya pengeprasan pada

tanaman tebu agar tidak mengalami penurunan produktivitas. Kategori tanaman

dapat berupa tanaman pertama (Plant Cane/PC), tanaman keprasan pertama

(Ratoon Cane 1/RC I), tanaman keprasan kedua (Ratoon Cane 2/RC II) dan

seterusnya.

Tujuan

Tujuan dari kegiatan magang ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus

sebagai berikut.

Tujuan Umum :

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan profesional

dalam memahami proses kerja nyata, serta meningkatkan kemampuan mahasiswa

dalam menganalisis masalah masalah yang ada di lapang.

Tujuan Khusus :

Mempelajari pengelolaan dan pemeliharaan tanaman tebu serta menganalisis

produktivitas tiap kategori tanaman.

.

Page 17: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tebu dan Morfologi Tebu

Tebu adalah salah satu jenis tanaman monokotil yang termasuk dalam famili

Poaceae, yang masuk dalam kelompok Andropogoneae, dan masuk dalam genus

Saccharum. Klasifikasi tanaman tebu menurut Daniel dan Roach (1987) adalah

sebagai berikut:

Filum : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Familia : Poaceae

Group : Andropogoneae

Genus : Saccharum

Spesies : Saccharum officinarum L.

Spesies tebu yang paling banyak dibudidayakan untuk dijadikan bahan baku

gula adalah Saccharum officinarum L., karena kandungan sukrosanya yang tinggi

dan rendah kandungan seratnya. Setyamidjaja dan Azharni (1992) menambahkan

bahwa selain Saccharrum officinarum L masih ada empat spesies tebu lain yang

masih termasuk ke dalam genus Saccharum, yaitu: Saccharum sinense,

Saccharum barberi, Saccharum spontaneum, dan Saccharum robustum.

Morfologi tebu menurut Sastrowijono (1996) adalah sebagai berikut:

Batang

Pada batang tebu bagian luar merupakan kulit yang keras, sementara bagian

dalam lunak yang mengandung nira. Batang tebu beruas ruas dan kedudukan ruas

yang satu dengan yang lainnya tegak atau zig zag. Bentuk ruas dapat bervariasi

sesuai varietasnya. Pada ruas tebu terdapat mata ruas, dimana mata ruas tersebut

adalah kuncup tebu yang terletak pada buku ruas batang dan terlindung oleh

pangkal pelepah. Batang tebu yang baik biasanya dengan tinggi 3 sampai 5 meter

atau bahkan lebih.

Page 18: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

4

Akar

Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar

tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumbuh dari mata

tunas. Sementara itu, akar stek adalah akar yang tumbuh dari cincin akar batang

dan masa hidupnya tidak lama.

Daun

Daun tebu terdiri dari helai daun dan pelepah daun tanpa tangkai daun. Daun

berpangkal pada buku dan kedudukannya berseling kanan dan kiri. Pelepah daun

menutupi batang, sehingga buku tidak terlihat.

Bunga

Bunga tebu merupakan malai berbentuk piramida dengan panjang 70 – 90 cm

yang mengandung ribuan bunga kecil. Bunga tebu terdiri dari tenda bunga yakni

tiga helai daun kelopak dan satu helai daun tajuk bunga, tiga benang sari dan satu

bakal buah dengan kepala putik yang berbentuk bulu–bulu. Bunga yang masak,

benang sarinya panjang sehingga kepala sari menggantung keluar dari tajuk

bunga.

Kategori Tanaman Tebu

Tanaman pertama (plant cane)

Tanaman tebu pertama adalah tanaman dari bibit tebu pilihan yang ditanam

dengan membongkar tanah dan meletakkan bibit tersebut sesuai kebutuhan

penanaman. Teknik budidaya tanaman pertama (plant cane) di lahan kering antara

lain dengan penetapan masa tanam, pembukaan lahan, penanaman, pemupukan,

pembumbunan, dan klentek (PT Perkebunan Nusantara XI, 2010).

Pemilihan varietas yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas

tanaman tebu. Setelah ditentukan jenis varietas yang baik, maka hal lain yang

perlu diperhatikan adalah pengadaan bibit. (Pusat Penelitian Perkebunan Gula

Indonesia, 2008).

Page 19: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

5

Bibit yang digunakan dalam penanaman tanaman pertama ada dua yaitu:

1) Bibit bagal

Bibit bagal adalah bibit yang berasal dari KBD. Umumnya bibit bagal yang

ditanam bermata tunas dua atau bermata tunas tiga. Untuk penanamannya

mata tunas menghadap ke samping agar pertumbuhan mata tunas maksimal.

2) Bibit rayungan

Bibit yang telah tumbuh di kebun bibit, dan umumnya digunakan untuk lahan

yang berpengairan cukup. Namun penggunaan bibit rayungan ini sangat

sedikit sekali karena pertumbuhannya tidak seoptimal bibit bagal. Jika

bermata (tunas) satu, maka batang bibit terpendam dengan tunas menghadap

ke samping dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika bibit rayungan bermata dua,

maka batang bibit terpendam dengan tunas menghadap ke samping..

Produktivitas PC untuk lahan tegalan yang 100% mengandalkan air hujan

pada umumnya dipengaruhi oleh masa tanam. Menurut Susila (2007) rendahnya

produktivitas disebabkan oleh jadwal tanam dan tebang petani PC yang umumnya

tidak pada umur optimal. Penetapan masa tanam yang tepat adalah berdasarkan

kebutuhan air dalam masa pertumbuhan. Iklim tipe Oldeman, zona yang terbaik

untuk tanaman tebu adalah tipe iklim C2 dan C3.

Tanaman keprasan (ratoon cane)

Tanaman tebu keprasan adalah tanaman tebu yang berasal dari tanaman yang

telah dipanen sebelumnya, lalu tunggul-tunggulnya dipelihara kembali hingga

menghasilkan tunas-tunas baru yang akan tumbuh menjadi tanaman baru pada

musim tanam selanjutnya (Setyamidjaja dan Azharni, 1992).

Pengusahaan tebu dengan cara keprasan memberikan beberapa keuntungan

diantaranya adalah: menghemat biaya untuk membuat lubang tanaman dan

penyediaan bahan tanam (bibit), waktu relatif lebih singkat dari tebu pertamanya,

lebih tahan terhadap kekeringan dan keadaan drainase yang kurang baik. Widodo

(1999) menyatakan keuntungan dari penggunaan tanaman keprasan antara lain

tebu dapat tumbuh baik karena perakaran telah beradaptasi dengan keadaan tanah,

selain untuk menghemat pemakaian bibit, penggunaan tanaman keprasan juga

menjaga kelestarian tanah.

Page 20: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

6

Menurut Sutardjo (2002) sebelum proses pengeprasan sebaiknya lahan dialiri

air terlebih dahulu agar bekas tanaman tebu yang akan dikepras tidak mudah

terbongkar. Ada tiga bentuk pengeprasan :

a. Kepas bentuk rata

Bentuk pengeprasan ini merupakan hasil dengan menggunakan alat kepras

mekanis stubble shaver.

b. Kepras bentuk U/ kepras miring

Bentuk pengeprasan ini dilakukan pada tanah ringan dan tanah yang

mengandung pasir.

c. Kepras bentuk W

Umumnya bentuk pengeprasan ini dilakukan pada tanah-tanah berat yang

mudah pecah bila musim kemarau.

Tanaman keprasan mengalami beberapa proses pertumbuhan. Berikut ini

proses pertumbuhan yang dialami tanaman keprasan yaitu:

a) Perkecambahan

Seluruh mata tunas di batang tebu akan mulai berkecambah bila pucuknya

dihilangkan. Perkecambahan mata tunas batang tebu segera terjadi setelah tebu

ditebang. Pengamatan di tegalan Jawa menunjukkan tunas keprasan berkecambah

pada 2–3 minggu setelah tebu dipotong. Jika dibandingkan dengan bibit tebu

berkecambah yang berlangsung antara minggu ketiga sampai dengan kelima.

jumlah kecambah keprasan lebih banyak daripada jumlah kecambah bibit tebu.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah kecambah

keprasan antara lain kadar air dalam tanah, varietas tebu karena terdapat varietas

yang besar frekuensi keprasannya, dan pengeprasan tebu. Pengeprasan tunggul

tebu setelah ditebang sangat mencolok menaikkan jumlah kecambah tebu.

b) Pertunasan

Setelah mata tunas berkecambah, maka tebu akan bertunas atau

mengeluarkan tunas anakan (tillers). Pertunasan pada keprasan berlangsung lebih

cepat dan dengan laju pertunasan yang lebih besar daripada tebu baru. Tunas

keprasan muncul dari batang sekunder dan tertier. Tunas anakan pada tebu baru

adalah batang sekunder. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertunasan sama

dengan yang berpengaruh terhadap perkecambahan.

Page 21: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

7

c) Kematian tunas

Kematian tunas selalu terjadi dalam budidaya tebu. Terdapat berbagai alasan

tentang penyebab kematian tunas keprasan. Varietas tebu dan jarak tanam serta

hama-penyakit adalah penyebabnya. Terjadinya persaingan hara antara tunas tebu

dan ketidak mampuan perakaran tunas keprasan menjangkau tanah bagi tunas-

tunas yang berkecambah di atas permukaan tanah. Besarnya hasil panen keprasan

sangat besar ditentukan oleh jumlah tunas keprasan pada saat tebu memanjang.

Oleh karena itu penting untuk mempertahankan jumlah tunas keprasan pada saat

tersebut, yakni pada umur tebu 5 – 6 bulan (Dinas Perkebunan Jawa Timur, 2005).

Page 22: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

8

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Pabrik Gula Madukismo, PT. Madubaru,

Yogyakarta pada 13 Februari 2012 hingga 14 Mei 2012.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang dilaksanakan dengan dua metode yaitu metode secara

langsung dan secara tidak langsung. Metode secara langsung yang telah

dilaksanakan selama magang meliputi kegiatan yang menyangkut aspek teknis

dan manajerial, serta aspek khusus. Sementara itu metode tidak langsung

dilaksanakan selama magang adalah mengumpulkan data sekunder PG.

Madukismo dan studi pustaka. Metode secara langsung yang dilaksanakan sebagai

berikut:

Aspek teknis

Pada aspek teknis mahasiswa bekerja langsung di lapangan sebagai Karyawan

Harian Lepas (KHL) selama tiga minggu. Kegiatan KHL meliputi pengolahan

lahan (pemetaan lahan, pembajakan, pembuatan layout kebun), persiapan bahan

tanam dalam penanaman, pembibitan. Pada kegiatan pemeliharaan yang diikuti

yaitu pemupukan, pembumbunan, pengendalian gulma, klentek (roges), aplikasi

pias. Pemanenan (tebang, muat angkut) dan pengolahan hasil. Selai itu mahasiswa

juga menyusun jurnal harian yang diketahui pembimbing lapang dengan mencatat

prestasi kerja yang diperoleh mahasiswa dan karyawan.

Aspek manajerial

Pada aspek manajerial pertama mahasiswa bekerja sebagai pendamping

mandor selama tiga minggu. Kegiatan yang telah dilakukan adalah membantu

mengawasi pekerjaan di kebun, membantu membuat perencanaan kebutuhan fisik,

biaya, teknis untuk pekerjaan yang akan dilakukan, pembuatan jurnal (harian,

mingguan, bulanan), dan hasil kegiatan di kebun.

Page 23: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

9

Aspek manajerial kedua yang dilaksanakan mahasiswa adalah bekerja sebagai

pendampin Sinder Kebun Wilayah (SKW) selama enam minggu. Kegiatan yang

dilaksanakan adalah membantu mengelola dan megawasi pekerjaan tenaga kerja,

mengamati dan membantu penyusunan laporan, mempelajari keadaan kebun, serta

mempelajari dan menganalisis kegiatan adminitrasi kebun.

Aspek khusus

Aspek khusus, yaitu mahasiswa mempelajari produktivitas pada berbagai

kategori tanaman. Data primer diperoleh dengan cara mengikuti kegiatan,

melakukan pengamatan, wawancara langsung dengan petani dan pengambilan

data dari divisi Bagian Tanaman. Data primer merupakan data produktivitas atau

TTH (Ton Tebu per Hektar) dari empat kategori tanaman, yaitu tanaman pertama

(Plant Cane/PC), tanaman keprasan I (Ratoon Cane/RC1), tanaman keprasan II

(Ratoon Cane /RC2), tanaman keprasan III (Ratoon Cane/RC3).

Metode tidak langsung dilaksanakan dengan pengumpulan data sekunder yang

yang meliputi sejarah dan perkembangan perusahaan, letak geografis dan

topografi, keadaan iklim, kondisi lahan, kondisi tanaman, organisasi dan

manajemen perusahaan. Selain itu pengumpulan data penunjang juga dibutuhkan

melalui studi pustaka yang ada di perusahaan.

Pengumpulan Data dan Informasi

Melakukan pengamatan langsung

Data diambil dari 3 blok berdasarkan kategori tanaman yang sama yaitu

kategori tanaman keprasan ke tiga. Setiap blok diamati satu petakan. Setiap

petakan diamati 10 juring. Data primer yang didapat berupa data – data yang

mempunyai pengaruh pada nilai produktivitas tebu yaitu:

1. Rata-rata jumlah tebu permeter juring

2. Rata-rata panjang batang tebu

3. Rata-rata bobot tebu per batang

4. Rata-rata diameter batang

Page 24: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

10

Wawancara langsung dengan petani

Contoh yang diambil adalah petani penggarap sebanyak 12 orang petani dari 2

wilayah kerja yang masing-masing wilayah meliputi lahan sawah dan lahan

tegalan, diambil 3 orang petani penggarap dari tiap-tiap wilayah.

Data dari Bagian Tanaman

Data yang diperoleh adalah data sejarah produktivitas dari lahan yang diambil

sample, data diperoleh dari kantor Bina Sarana Tani (BST) Bagian Tanaman.

Data sekunder yang didapat berupa arsip perusahaan meliputi:

a. Letak geografis dan topografi kebun

b. Keadaan lingkungan tumbuh.

c. Kondisi areal dan tanaman.

d. Organisasi dan manajemen perusahaan.

e. Produktivitas gula.

Analisis Data dan Informasi

Seluruh data dan informasi yang diperoleh selama kegiatan magang dianalisis

dengan menggunakan nilai rata-rata, persentase, dan perhitungan matematis

sederhana lainnya. Pengolahan data juga dilakukan dengan menggunakan uji t-

student dengan taraf 5%. Kemudian dibandingkan dengan standar kerja dan

norma-norma baku dari setiap kegiatan yang berlaku.

Page 25: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

11

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah PG. Madukismo

Pemerintah Hindia Belanda mendirikan 17 Pabrik Gula di Yogyakarta

Sebelum kemerdekaan, yang semuanya berada dibawah kekasaan mereka. Pada

tahun 1942 jepang masuk ke Indonesia dan mengambil alih kekuasaan termasuk

semua pabrik gula yang ada di Yogyakarta. Keadaan seperti itu berlanjut sampai

pada saat perang kemerdekaan, yang menyebabkan semua pabrik gula yang ada di

Yogyakarta hancur menjadi puing-puing. Hal ini dikarenakan pabrik pabrik gula

dijadikan markas para penjajah.

Saat pemerintahan Indonesia sudah berjalan normal tepatnya pada tahun 1950

Sri Sultan Hamengkubuwono IX memprakarsai pembangunan pabrik gula baru

yang bertujuan untuk:

1. Menampung dan mempekerjakan mantan buruh pabrik gula

2. Menambah kesejahteraan rakyat yang berada di sekitar pabrik

3. Menamah pendapatan pemerintah pusat dan daerah

PG Madukismo mulai dibangun pada tahun 1955 dengan akta notaries

perseroan terbatas dengan nama “Pabrik – Pabrik Gula Madubaru PT” ( P2G

Madubaru PT). diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 28 mei 1958.

Pada tahun 1962 dilakukan program nasionalisasi oleh pemerintah dimana

terjadi perubahan satus P2G Madubaru PT menjadi Perusahaan Negara di bawah

pengawasan Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara. Status pabrik kembali

menjadi Perseroan Terbatas pada 3 September 1968 dengan nama PT. Madubaru

yang memperluas usaha dengan merambah pabrik spirtus Madukismo.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyetujui dikelolanya kembali PT.

Madubaru oleh Pemerintah RI melalui Departemen Keuangan, dan Departemen

Pertanian pada tanggal 4 Maret 1984. Pemerintah RI menunjuk PT. Rajawali

Nasional Indonesia untuk mengelola PT Madubaru yang disahkan dengan tanda

tangan kontrak manajemen oleh dirut PT RNI dan Sri Sultan Hamengkubuwono

IX.

Pabrik gula Madukismo Pada awal berdiri memiliki kapastas giling sebesar

1.500 Ton Tebu per Hari (TTH), kemudian bertahap kapasitas pabrik ditingkatkan

Page 26: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

12

menjadi 2.500 TTH pada tahun 1976 dan 3.300 TTH pada tahun 1993. Saat ini

kapasitas giling di PG. Madukismo sudah 3.500 TTH, dimana produksi gula SHS

1 yang merupakan produk utama pabrik gula sekitar 40.000 ton tiap tahunnya.

Produksi alkohol sekitar ± 2,5 juta liter pertahun dan spirtus sekitar 24.000

liter/hari. Pupuk yang dihasilkan sekitar ± 30 ton per tahun. Jumlah tersebut

sangat bergantung pada jumlah tebu yang digiling di pabrik.

Letak Geografi

Secara geografi PG. Madukismo terletak pada 110°20‟ BT dan 7°56‟ LS

pada ketinggian 84 m dpl. Lebih spesifik lagi, Parik Gula Madukismo terletak

kurang lebih 5 km sebelah selatan kota Yogyakarta. Tepatnya di Desa Padokan,

Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Pabrik Gula Madukismo menempati areal seluas 276.00 m2

dengan luas areal bangunan sekitar 51.000 m2.

Wilayah kerja PG. Madukismo terbagi menjadi empat rayon, yaitu pertama

Rayon Bantul dan Gunung Kidul (BGK) yang secara geografis terletak pada

107°15‟-110°50‟ BT dan 7°35‟-8°09‟ LS seperti tercantum pada peta Rayon

Bantul dan Gunung Kidul (Lampiran 2). Kemudian Rayon Kulonprogo,

Magelang, dan Temanggung (KMT) yang secara geografis terletak pada 110o23‟-

110°12‟ BT dan 7°14‟-7°52 LS seperti yang tercantum pada peta Rayon KMT

(Lampiran 3). Ke tiga adalah Rayon Sleman terletak pada 110° 15‟-110° 29‟ BT

dan 7°34‟-7°47‟ LS seperti tercantum pada peta Rayon Sleman (Lampiran 4);

serta yang ke empat adalah Rayon Purworejo dan Kebumen (PKB) yang secara

geografis terletak pada 109°39‟-110°04‟ BT dan 07°30‟-07°42‟ LS seperti yang

tercantum pada peta Rayon Purworejo dan Temanggung (Lampiran 5).

.

Keadaan Iklim dan Tanah

Wilayah kerja PG. Madukismo memiliki keadaan iklim yang menurut

Oldemen masuk dalam Zone C atau beriklim agak basah, dengan curah hujan rata-

rata 2000 mm/tahun dan bulan kering pada bulan Juni – September serta bulan

basah antara Nopember – Maret seperti yang tertera pada tabel curah hujan di

Page 27: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

13

Lampiran 6. Sementara itu untuk wilayah kerja PG. Madukismo, keadaan iklim di

rayon Bantul dan Gunung Kidul adalah untuk wilayah kerja Kab. Bantul Curah

hujan rata-rata sebesar 1.954,43 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 103

hari/tahun. Bulan basah 7 bulan, sedangkan bulan kering berkisar 5 bulan.

Wilayah Kabupaten Sleman termasuk beriklim tropis basah dengan musim hujan

antara bulan Nopember – April dan musim kemarau antara bulan Mei–Oktober

dengan curah hujan tahunan lebih dari 2000 mm/tahun.

Curah hujan di Kulonprogo rata-rata per tahunnya mencapai 2.150 mm,

dengan rata-rata hari hujan sebanyak 106 hari per tahun atau 9 hari per bulan

dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Agustus.

Kabupaten Magelang termasuk B1 (Oldeman) dengan curah hujan rata–rata 2.186

mm/tahun dan jumlah hari hujan rata- rata 103 hari. Kelembaban antara 85 – 95

dengan suhu antara 16 - 26 o C. Kabupaten Temanggung Curah hujan rata-rata per

tahun sebesar 2.163 mm/tahun, dengan suhu rata-rata 22o Celcius sampai dengan

23,6o Celcius.

Kondisi tanah di wilayah kerja PG. Madukismo memiliki topografi yang

beragam dari datar hingga berbukit dengan kemiringan 3 – 8 derajat. Keadaan

lahan sebagian besar merupakan tanah berat berpengairan lancar, yang dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Keadaan Lahan Tebu Rakyat Kejasama di PG. Madukismo

Keterangan Luas (hektar)

Tanah Berat Pengairan Lancar 1,122.46

Tanah Berat Pengairan Tidak Lancar 109.40

Tanah Ringan Pengairan Lancar 631.67

Tanah Ringan Pengairan Tidak Lancar -

Tanah Sedang Pengairan Lancar 631.70

Tanah Sedang Pengairan Tidak Lancar 38.75

Jumlah 2,533.98

Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012)

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Areal kebun di wilayah kerja PG. Madukismo adalah tebu rakyat (TR).

Adapun lahan sewa adalah lahan yang dipergunakan untuk kebun bibit. Total luas

Page 28: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

14

kebun bibit sekitar 200 hektar yang terdiri dari tiga hektar merupakan lahan milik

pabrik sendiri yang digunakan untuk membudidayakan bibit pokok, bibit nenek,

serta bibit induk, dan sisanya adalah kerjasama dengan petani tebu rakyat lewat

program akselerasi. Keseluruhan areal KTG di PG. Madukismo merupakan TR

(Tebu Rakyat) Kerja sama. Total luasan KTG Tebu Rakyat Kerjasama yang

terdapat diwilayah di PG. Madukismo tahun 2011/2012 yaitu seluas 2,533.98 ha

yang ditunjukkan di Tabel 2.

Tabel 2. Luas Areal Tebu Rakyat Kejasama Binaan di PG. Madukismo

Rayon Luas ( hektar )

Bantul dan Gunung Kidul (BGK) 1,103.20

Sleman 494.52

Kulonprogo, Magelang, dan Temanggung (KMT) 784.43

Purworejo dan Kebumen (PKB) 151.83

Jumlah 2,533.98

Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012)

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman tebu yang dibudidayakan di PG. Madukismo terbagi menjadi dua

kategori, yaitu tanaman pertama (Plant Cane/PC) dan tanaman keprasan (Ratoon

Cane/RC). Tanaman pertama merupakan tanaman yang ditanam di areal yang

telah dilakukan pengolahan tanah dan dari bibit yang berasal dari KBD,

sedangkan tanaman keprasan merupakan tanaman yang tumbuh dan berproduksi

kembali dari hasil tebangan tanaman pertama. Di wilayah kerja PG. Madukismo

pada umumnya dilaksanakan 3 – 5 kali pengeprasan.

Di PG. Madukismo terdapat dua jenis kebun tebu, yaitu Kebun Bibit dan

Kebun Tebu Giling. Pada dasarnya pengelolaan kebun bibit dilakukan secara

bertahap, yaitu Kebun Bibit Pokok (KBP), Kebun Bibit Nenek (KBN), Kebun

Bibit Induk (KBI), dan Kebun Bibit Datar (KBD). Tebu Rakyat mandiri (TRM) di

PG. Madukismo merupakan kebun yang pengelolaannya dilakukan oleh petani

sendiri dan hasilnya diperuntukkan sebagai bahan baku produksi gula. TRM

berbeda dengan TR Kerjasama, yang mana TR Kerjasama merupakan bentuk

kerjasama antara petani dan pabrik untuk membudidayakan tebu. Tebu rakyat

Page 29: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

15

kerjasama ini dilaksanakan dimana pabrik sebagai sarana untuk membina petani

agar petani tersebut dapat menjadi petani mandiri.

Varietas tebu yang dibudidayakan di wilayah kerja PG. Madukismo

merupakan varietas yang berasal dari P3GI dan pabrik gula lainnya. Varietas yang

ditanam disesuaikan dengan karakteristik lahan, masa tanam, dan masa giling.

Pada dasarnya komposisi varietas yang ditanam sesuai dengan masa giling.

Berikut ini hubungan varietas dan masa tanam ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kesesuaian Varietas dan Masa Tanam

Kategori Kemasakan Varietas

Varietas masak awal (mei – juli) PS 862, PS 851, PS 881

Varietas masak awal tengah (juli – agustus) KK, PS 864, PS 921, PSJT 941

Varietas masak tengah akhir (agustus – oktober)

BL, PS 864, PS 951

Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012)

PG. Madukismo memproduksi produk utama berupa gula dan hasil

sampingan berupa tetes (molasses), blotong, abu ketel, dan ampas (bagase). Tetes

digunakan sebagai bahan baku industri alkohol dan spirtus. Blotong dan abu ketel

dimanfaatkan sebagai kompos yang digunakan oleh petani. Ampas digunakan

kembali oleh pabrik gula sebagai bahan bakar. Produksi gula PG. Madukismo

selama lima tahun terakhir mengalami penurunan, akan tetapi tidak signifikan

(Tabel 4).

Tabel 4. Produksi PG. Madukismo Lima Tahun Terakhir

Tahun Areal

( Ha )

Produksi Tebu Rendemen

(%)

Produksi Hablur

Ku Ku/Ha Ku Ku/Ha

2007 7,000.13 5,600,107 800 6.80 381,068.24 54.44

2008 6,114.29 4,585,734 750 7.37 337,968.32 55.28

2009 6,677.59 4,780,076 716 6.80 325,042.75 48.68

2010 6,597.92 5,234,137 793 5.66 296,398.10 44.92

2011 6,681.75 4,152,391 621 6.73 279,456.20 41.82

Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012)

Page 30: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

16

Struktur Organisasi

PT. Madubaru dipimpin oleh seorang direktur yang dalam menjalankan

tugasnya dibantu oleh satuan pengawas intern (SPI) dan delapan kepala bagian

yaitu: Kepala Bagian Tanaman, Kepala Bagian Instalasi, Kepala Bagian Pabrikasi,

Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala Bagian Sumber Daya Manusia

dan Umum, Kepala Bagian Pemasaran, Kepala Bagian Pabrik Spirtus. Struktur

Organisasi PT. Madubaru terera pada Lampiran 7. Berikut ini adalah tugas dan

tanggung jawab masing – masing :

1. Direktur bertugas mengelola unit produksi yang dipimpinnya secara

keseluruhan sesuai dengan keputusan dan kebijakan Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS). Direktur bertanggung jawab untuk meningkatkan produksi.

Tugas direktur adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan perusahaan

b. Menetapkan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan

c. Menyusun rencana jangka panjang

d. Menetapkan kebijakan – kebijakan dan pedoman – pedoman penyusunan

anggaran tahunan

e. Menetapkan rencana Rapat Umum Pemegang Saham

f. Melakukan manajemen yang meliputi keseluruhan kegiatan termasuk

keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Dewan Direksi.

g. Bertanggung jawab kepada direksi dan semua faktor produksi

h. Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahunnya.

2. Satuan Pengawasan Intern (SPI)

a. Melakukan pengawasan melalui kegiatan audit, konsultasi, dan pembinaan

terhadap setiap kegiatan dan fungsi organisasi.

b. Melakukan pengawasan atas pihak – pihak yang terkait dengan perusahaan

atas persetujuan Direktur.

c. Melakukan audit investigasi terhadap aspek penuh dan bebas keseluruh

fungsi, catatn dokumen, asset, dan karyawan.

d. Mengalokasikan sumberdaya dan menentukan lingkup kerja, serta

menerapkan teknik – teknik audit.

e. Menjadi counterpart bagi auditor eksternal dalam pelaksanaan tugasnya.

Page 31: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

17

3. Kepala Bagian Tanaman

Kepala bagian tanaman bertugas untuk melaksanakan kebijakan direksi dalam

bidang berikut:

a. Penanaman dan Penyediaan bibit tebu.

b. Perluasan areal tebu

c. Penyuluhan teknis penanaman tebu

d. Rencana tebang dan angkut tebu

e. Kegiatan yang menyangkut penyediaan bahan baku berupa tebu.

f. Memimpin seksi yang berada dalam bagiannya guna mencapai tujuan dan

sasaran yan ditetapkan perusahaan.

4. Kepala Bagian Instalasi

a. Bertanggung jab kepada Direktur di bidang instalasi.

b. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang instalasi

c. Meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk kelangsungan proses.

5. Kepala Bagian Pabrikasi

a. Bertanggung jawab kepada direktur di bidang Pabrikasi

b. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang produksi.

c. Meningkatkan efisiensi proses dan menjaga kualitas produk (gula).

6. Kepala Bagian Pemasaran

a. Menyusun strategi pemasaran

b. Mengusahakan pengembangan pasar untuk produk – produk PT. Madu

Baru.

c. Mengadakan perbaikan sistem pemasaran

d. Menilai kinerja staff pemasaran.

e. Merencanakan dan mengawasi pengiriman barang dan proses penagihan.

7. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan

a. Bertanggung jawab di bagian keuangan, tata usaha, keuangan, dan

pengadaan barang perusahaan

b. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang keuangan, anggaran,

biaya produksi, kegiatan pembelian dan penjualan.

c. Mengkoordinir adminitrasi tebu rakyat dan timbangan tebu.

d. Mengawasi hasil produksi di gudang gula.

Page 32: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

18

8. Kepala Bagian Sumberdaya Manusia (SDM) dan Umum

a. Bertanggung jawab di bagian tata usaha dan personalia

b. Mengkoordinasi dan memimpin kegiatan pengelolahan tenaga dan

kesehatan karyawan.

c. Mengkoordinir kegiatan pendidikan bagi karyawan.

d. Bertanggung jawab pada kegiatan – kegiatan umum, seperti pengaturan

dan penggunaan kendaraan dan koordinasi keamanan perusahaan.

9. Kepala Pabrik Spirtus/Alkohol

a. Mengkoordinir kegiatan produksi spirtus dan alkohol.

b. Melakukan evaluasi terhadap konsentrasi spirtus dan alkohol yang

diinginkan pasar.

Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan unsur penting dalam berlangsungnya proses

produksi di PG. Madukismo. Agar produksi perusahaan dapat ditingkatkan dari

periode sebelumnya atau minimal sama seperti periode sebelumnya, maka

dibutuhkan manajemen ketenaga kerjaan yang baik.

Tenaga kerja di PT. Madubaru dibedakan menjadi dua macam:

1. Tenaga kerja tetap

Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang dipekerjakan dalam waktu tidak

tentu dan saat dimulai hubungan kerja, diawali dengan percobaan selama tiga

bulan. Karyawan bekerja sepanjang tahun baik masa giling ataupun tidak. Tenaga

kerja tetap dibedakan atas staff dan non staff.

2. Tenaga kerja PKWT ( perjanjian kerja waktu tertentu)

Tenaga kerja PKWT adalah tenaga kerja yang dipekerjakan untuk jangka

waktu tertentu dan pada awal dimulainya hubungan kerja tanpa masa percobaan

kerja. Karyawan jenis ini biasanya melamar pada saat musim giling dan hanya

bekerja selama musim giling saja. Karyawan PKWT dibedakan menjadi dua jenis

yaitu:

a. Karyawan PKWT dalam

Karyawan PKWT dalam adalah karyawan yang teribat langsung dala

proses produksi, seperti karyawan penimbang tebu, karyawan unit

Page 33: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

19

gilingan, dan karyawan unit masakan. Masa kerjanya hanya satu kali masa

gilingan.

b. Karyawan PKWT luar

Karyawan PKWT luar bekerja pada bagian emplasemen, namun tidak

terlibat langsung dengan proses produksi. Karyawan yang termasuk jenis

ini antara lain adalah pekerja lintas rel, pekerja Derek tebu, supir, dan

pembantu supir traktor, juru tulis gudang, dan pekerja pengambil contoh

tebu untuk analisa di laboratorium. Masa bekerjanya sama dengan PKWT

dalam aitu satu kali masa giling.

Hari Kerja dan Jam Kerja

Hari kerja dan jam kerja yang diberlakukan di PG. Madukismo ditentukan

berdasarkan masa giling, yaitu dalam masa giling (DMG) dan luar masa giling

(LMG). Dalam masa giling (DMG), kegiatan produksi berlangsung selama 24

jam, terutama di dalam pabrik, sehingga dibutuhkan pengaturan tenaga kerja

(shift) agar proses produksi tetap berjalan. Pelaksanaan jam kerja membagi tenaga

kerja menjadi tiga shift, yaitu pagi, siang, dan malam. Pergantian shift

dilaksanakan 7 hari sekali.

Berikut ini jadwal kerja untuk mandor (Mandor Riet teller, NPP,

Laoratorium, Tobong, Gamping pemurnian, penguapan , dan masakan)

Shift Pagi 05.30 – 13.30 WIB

Shift Siang 13.30 – 21.30 WIB

Shift Malam 21.30 – 05.30 WIB

Pada saat luar masa giling (LMG), dimana tidak berlangsungnya kegiatan

produksi, maka pada masa ini kegiatan perusahaan berjalan dengan normal

dengan pembagian hari dan jam kerja sebagai berikut :

Hari Senin-Kamis 06.30 - 15.00 WIB (jam istirahat 12.00-13.00)

Hari Jumat 06.30 - 12.00 WIB (jam istirahat 11.00-13.00)

Hari Sabtu 06.30 - 12.00 WIB

Page 34: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

20

PELAKASANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Penetapan masa tanam

Produktivitas tebu dan gula sangat dipengaruhi oleh bulan tanam yang

optimal. Bulan tanam yang optimal adalah bulan Mei sampai Agustus. Namun,

untuk wilayah kerja lahan tegalan dikarenakan sulitnya mendapatkan air di bulan

Mei sampai Agustus, maka umumnya ditanam di masa akhir yaitu September

sampai Desember.

Persiapan lahan

Pelaksanaan persiapan lahan di PG. Maduksimo adalah mencakup kegiatan

kegiatan sebagai berikut

1. Bersih kebun

Kegiatan ini dilakukan pada areal lahan bekas tanaman lainnya pada

musim tanam sebelumnya atau bekas kebun tebu bibit atau kebun tebu

giling pada tahun sebelumnya. Bersih kebun dilakukan dengan cara

membakar sampah sisa-sisa tanaman sebelumnya.

2. Pengolahan tanah

Kegiatan pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki media tumbuh

yang sesuai bagi tanaman tebu sehingga pertumbuhan akar tebu lebih

optimal, karena perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah, serta

menekan pertumbuhan gulma.

Pelaksanaan pengolahan tanah di PG. Madukismo terdiri atas pembajakan

I, rotavaktor dan pengkairan. Pembajakan I bertujuan untuk memotong dan

membongkar bagal tebu yang tersisa dalam tanah. Arah pembajakan I

adalah tegak lurus terhadap arah juringan tanaman tebu sebelumnya.

Selain itu tujuan bajak I adalah menekan pertumbuhan gulma dengan

membalik dan membenamkannya ke dalam tanah serta memperbaiki aerasi

tanah agar tebu dapat tumbuh dengan baik. Kedalaman optimal

pembajakan I antara 30 – 40 cm. Kegiatan pembajakan dilakukan dengan

Page 35: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

21

menggunakan traktor dengan implemen bajak piring (HD Disc Plough) 4

piringan, atau dengan implement bajak piring 5 piringan.

Pelaksanaan kegiatan rotavaktor sama dengan pembajakan I yang

membedakan kedua kegiatan tersebut adalah arah pembajakan dan

piringan yang digunakan. Rotavator memiliki arah tegak lurus terhadap

arah pembajakan I atau sejajar dengan arah juringan sebelumnya, tujuan

utama dari rotafaktor adalah memecah bongkahan tanah dan meremahkan

tanah hasil. jika keadaan tanah kering atau tidak terjadi hujan, Pembajakan

I dan rotafaktor dapat dilakukan bersamaan dalam hari yang sama.

Pengkairan adalah kegiatan pembuatan alur tanam atau lubang juringan

yaitu sebagai tempat tumbuh bibit tebu. Kegiatan pengkairan dilakukan

sehari setelah kegiatan pembajakan I dan pembajakan II selesai. Implement

yang digunakan dalam kegiatan ini adalah alat kair dengan tiga mata yang

dipasangkan dengan traktor. Kedalaman juringan yaitu 25 – 30 cm dengan

jarak pusak ke pusat (PKP) 100 – 130. Pengkairan akan terbentuk daerah

head land yaitu bagian tanah tang tidak dapat terjangkau oleh traktor,

pengerjaan ini akan diselesaikan secara manual dengan cangkul.

3. Pembuatan got.

Tujuan dilakukannya pembuatan got adalah menyediakan saluran irigasi

dan saluran drainase atau pembuangan air. Saluran drainase sangat penting

dalam budidaya tebu terutama pada lahan sawah, dan tidak terkecuali pada

lahan tegalan.

Pekerjaan pembuatan got diawali dengan pembuatan got keliling, got

mujur dan yang terakhir adalah pembuatan got malang. Got keliling yaitu

got yang mengelilingi lahan. Got keliling dibuat lebih dalam daripada got

mujur dan got malang, karena fungsi dari got keliling adalah membuang

kelebihan air dari dalam lahan keluar kebun dan masuk ke saluran buangan

besar secara cepat dan efektif. Untuk lahan sawah kedalaman got sangat

diperlukan untuk menjaga kondisi air agar tidak menyebabkan busuk pada

bibit dan stres pada tanaman yang sudah tua. Kedalaman got keliling 80

cm dengan lebar 50 cm. Got mujur dibuat setelah pembuatan got keliling

selesai. Got mujur dibuat dengan posisi sejajar dengan barisan tanaman

Page 36: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

22

tebu nantinya. Kedalaman got mujur 70 cm dengan lebar 50 cm. Got

malang adalah got yang terakhir dibuat. Posisi got malang tegak lurus

dengan barisan tebu. Kedalaman got malang yaitu 60 cm dengan lebar 50

cm. Jarak antar got malang sekitar 10 m, tergantung dari kondisi dari air

lahan. Kedalaman dari ketiga got tersebut selisih 10 cm, hal ini bertujuan

agar kelebihan air pada lahan dapat dengan mudah mengalir keluar dari

kebun. Pembuatan got untuk lahan kering biasanya dilakukan dengan

mekanisasi kecuali got keliling (Gambar 1 A). Sementara itu got pada

lahan sawah dibuat relatif lebih dalah karena digunakan untuk mengontrol

air (Gambar 1 B).

(A) (B)

Gambar 1. Pembuatan Got: A. Pembuatan Got pada Lahan Tegalan

B. Got pada Lahan Sawah

Persiapan bahan tanam

Di wilayah kerja PG. Madukismo, bibit yang ditanam untuk KTG (kebun

tebu gling) adalah bibit yang berasal dari KBD (kebun bibit datar) yang dikelola

oleh pabrik gula. bagian Tanaman di (BST) Bina Sarana Tani. atau dikelola oleh

petani dengan suatu perjanjian dengan pihak pabrik gula yang biasa disebut

dengan KBD Kerjasama.

Bibit yang ada di PG. Maduksimo berasal dari P3GI (Pusat Penelitian dan

Pengembangan Gula Indonesia) Pasuruan. Prosedur penyediaan bibit di PG.

Maduksimo adalah penyediaan bibit berjenjang dengan empat jenjang pembibitan.

Bibit yang berasal dari P3GI adalah kebun bibit pokok utama yang seanjutnya

diserahkan ke PG. Madukismo berupa kebun bibit pokok. Selanjutnya akan

Page 37: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

23

ditebang dan ditanam kembali menjadi KBN (kebun bibit nenek) dengan proporsi

1/7 dari luasan kebun bibit pokok. Dari kebun bibit nenek akan memasuki jenjang

berikutnya ke kebun bibit induk (KBI) dan selanjutnya ke kebun bibit datar

(KBD).

Terdapat standar mutu kebun bibit, standar tersebut adalah kemurnian

varietas dimana KBPU/KBP harus bebas dari campuran varietas lain. Selain itu

juga terdapat standar kesehatan tanaman yang antara lain: Serangan penggerek

pucuk kurang dari 5%, Serangan penggerek batang kurang daari 2%, Serangan

penyakit noda daun (karat daun, daun hangus, noda kuning) kurang dari 10%.

Bibit siap ditebang setelah umur enam sampai tujuh bulan. Kebutuhan bahan

tanam dari KBD Untuk KTG adalah dengan proporsi 1/9, artinya sembilan hektar

KTG bisa dicukupi dengan satu hektar kebun bibit datar.

Bibit menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan hasil dari

pengusahaan tebu. Kriteria bibit yang baik antara lain adalah bibit yang sudah

cukup umur yaitu brumur 6 – 8 BST, memiliki tingkat kemurnian minimal 5%,

sehat (bebas dari hama dan penyakit), mempunyai daya tumbuh lebih dari 90 %,

dan habitus batang normal sesuai dengan varietasnya.

KBD pada dasarnya pengelolaanya sama dengan kebun tebu giling (KTG).

Perbedaan tersebut diantaranya adalah pada KBD tidak dilakukan klentek. Hal ini

bertujuan agar mata tunas tetap terlindungi selama tebang dan angkut bibit serta

mencegah kehilangan air pada bibit. Kegiatan menanam tebu dari bibit bagal

meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Tebang bibit dan angkut bibit.

Kegiatan tebang bibit dilakukan pada perjalanan jenjang kebun bibit yang

telah ditetapkan oleh pihak pabrik gula. Jumlah dan varietas bibit yang

ditebang disesesuaikan dengan kebutuhan jenjang selanjutnya. Tebang

bibit dilaksanakan dengan menggunakan golok tebang (Gambar 2 A).

Penebanagan diusahakan rata dengan permukaan tanah atau sering disebut

tebang mepet tanah (TMT) serta memotong bagian pucuknya. Stek batang

tebu kemudian diikat, satu ikat biasanya terdiri dari 20 – 25 batang.

Prestasi kerja mahasiswa 0.007 ha/HOK dan prestasi kerja buruh 0.017

ha/HOK.

Page 38: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

24

Kegiatan angkut bibit adalah kegiatan mengangkut bibit dari kebun bibit

ke kebun bibit selanjtnya atau Kebun Tebu Giling (KTG) yang telah siap

untuk melaksanakan penanaman. Pertama bibit dimuat dari lahan ke Truk

(Gambar 2B). Pengangkutan bibit dilakukan dengan menggunakan truk

dengan kapasitas 7 – 8 ton. Setelah itu, dilakukan pembongkaran bibit dari

truk ke lahan untuk selanjutnya diecer. Kegiatan ini pada umumnya

dilakukan satu hari sebelum dilakukannya penanaman.

(A) (B)

Gambar 2. Panen Bibit : A. Tebang Bibit B Angkut Bibit;

2. Penempatan, klentek, dan pemotongan bibit

Penempatan bibit merupakan kegiatan menempatkan bibit ke beberapa

blok di sekitar kebun, agar proses penanaman lebih efisien (Gambar 3A).

selanjutnya dilakukan kegiatan klentek, yaitu kegiatan yang dilakukan

dengan tujuan menghilangkan pelepah daun kering yang masih menempel

dari bibit batang tebu. Klentek bibit dilakukan secara manual tanpa alat

bantu seperti pisau, agar mencegah terjadinya kerusakan pada mata tunas.

Klentek dilaksanakan di lahan yang akan ditanami (Gambar 3 B). Setelah

bibit diklentek, kegiatan selanjunya adalah pemotongan (Gambar 3 C).

Pemotongan bertujuan untuk membagi stek batang tebu menjadi bibit

bagal 2 – 3 mata tunas. Panjang bibit bagal kurang lebih 40 cm.

Page 39: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

25

(A) (B) (C)

Gambar 3. Persiapan Penanaman Bibit:

A. Penempatan Bibit; B. Klentek Bibit; C. Pemotongan Bibit

Persiapan tanam dan penanaman

1. Pembuatan kasuran

Pembuatan kasuran dilakukan untuk menyediakan media dimana tebu

ditanam lebih optimal dalam merangsang pertumbuhan akar. Pembuatan

kasuran dapat dilakukan bersamaan dengan klentek dan pemotongan bibit.

Pembuatan kasuran dapat dilaksanakan secara manual dengan

menggunakan cangkul (Gambar 4) atau sekaligus saat pembuatan juringan

dengan menggunakan traktor.

Gambar 4. Pembuatan Kasuran

2. Penanaman bibit

Sebelum penanaman, perlu dilakukannya pemilihan jenis atau varietas

tebu yang memenuhi kriteria kesesuaian dengan lahan yang akan ditanami

dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Tipologi wilayah,

varietas dan masa tanam dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.

Page 40: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

26

Tabel 5. Hubungan antara Tipologi Wilayah dengan Pola Tanam Varietas.

Tipologi Wilayah Pola Tanam Varietas

Jenis Tanah

Status Pengairan

Status Drainase

Awal Musim Kemarau (Pola I)

Awal Musim Penghujan (Pola II)

Berat Irigasi Lancar PS 851; PS 863; PS

864; PS 921; PS 951

-

Berat Irigasi Jelek PS 864; PS 921; PS 951

-

Berat Tadah Hujan Lancar - PS 864; PS 951

Berat Tadah Hujan Jelek - PS 864; PS 921

Ringan Irigasi Lancar PS 851; PS 862; BL -

Ringan Irigasi Jelek PS 864; PS 921 -

Ringan Tadah Hujan Lancar - PS 851; PS 864

Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012)

Dari Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa penentuan varietas juga

didasarkan pada waktu tanam sehingga waktu panen akan bersamaan

dengan waktu giling. Kegiatan tanam di lahan sawah dapat dilakukan

sepanjang tahun karena tidak terdapat hambatan pengairan. Untuk lahan

kering penanaman dilaksanakan jika sudah memasuki musim hujan, yaitu

bulan Oktober sampai Desember.

kegiatan selanjutnya adalah kegiatan penanaman dengan bahan bibit bagal

tebu yang telah tersedia. Sistem tanam bibit yang digunakan petani adalah

double planting (Gambar 5 A) diujung juringan yang bertujuan untuk

cadangan sulam, dan selebihnya adalah sistem tanam over lapping

(Gambar 5 B) biasanya dilakukan pada musim hujan atau pada lahan

dengan ketersediaan air optimal. Jenis bibit yang digunakan petani pada

umunya merupakan bibit bagal tiga ruas dengan dua mata tunas.

(A) (B)

Gambar 5. Pola Tanam Bibit : A. Double Planting; B. Over Lapping

Page 41: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

27

3. Pengairan

Pengairan perlu dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

kelembaban tanah, mempermudah penanaman, marangsang

perkecambahan bibit sehingga diharapkan pertumbuhan bibit yang merata.

Pengaiaran diusahakan tidak lebih dari satu hari untuk mencegah

terjadinya busuk pada bibit. Kegiatan ini dilaksanakan pada lahan sawah

beririgasi atau lahan tegalan yang dekat dengan aliran air.

4. Penutupan bibit

Penutupan bibit adalah kegiatan menutup bibit dengan menggunakan tanah

yang gembur atau remah setebal 5 – 10 cm. penutupan bibit dilaksanakan

dengan menggunakan cangkul. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk

mencegah kehilangan air dan menjaga kelembaban pada bibit serta

menjaga mata tunas agar tidak rusak (Gambar 6).

Gambar 6. Penutupan Bibit

Pemeliharaan tanaman pertama

Pemeliharaan tanaman pertama tebu di wilayah kerja PG. Madukismo adalah

sebagai berikut:

1. Penyulaman.

Kosongnya barisan tebu pada juringan perlu dilakukan penanaman ulang.

Penyulaman adalah kegiatan menanam kembali bibit pada bagian barisan

yang kosong karena terjadi kematian rumpun atau bibit yang telah ditanam

mati. Pada umunya penyebab kematian rumpun adalah serangan hama dan

penyakit atau tidak dapat bersaing dengan pertumbuhan gulma. Barisan

kosong yang memiliki panjang lebih dari setengah meter harus dilakukan

Page 42: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

28

penyulaman. Penyulaman dilakukan pada saat tebu berumur 3 – 4 minggu.

Bibit yang digunakan sebagai bahan sulam adalah bibit dederan berumur

sekitar 3 mingu (Gambar 7). Penyulaman juga dapat dilakukan dengan

memecah rumpun atau memindahkan rumpun.

Gambar 7. Bibit Dederan

2. Pengairan

Pengairan pada lahan kering atau tegalan hanya dengan bergantung pada

air hujan. Oleh karena itu penanaman pada lahan kering sebaiknya

dilaksanakan pada bulan Oktober, November dan Desember. Pengairan

pada lahan sawah dilakukan 3 sampai 4 kali. Pengairan pertama dilakukan

pada saat tanam dengan tujuan merangsang perakaran pada bibit.

Pengairan kedua dapat dilakukan dilakukan pada saat tebu berumur 10

sampai 15 hari. Pengairan ketiga dan keempat dilaksanakan bersamaan

atau sebelum pemupukan I dan II, yaitu pada saat tebu berumur 30 dan 60

hari.

3. Pengendalian gulma

Kegiatan mengurangi jumlah gulma yang terdapat di lahan bertujuan untuk

mengurangi kompitisi antara tanaman tebu dengan gulma. Kompetisi

tersebut dapat berupa penyerapan unsur hara, pemanfaatan ruang, sinar

matahari, dan air. Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh adanya

keberadaan gulma di perkebunan tebu relaitf cukup besar. Pelaksanaan

dangir adalah secara manual oleh buruh dengan menggunakan cangkul

karena kegiatan ini biasanya dilaksanakan bersamaan dengan bumbun dan

sebelum pemupukan. Kegiatan pengendalian tergantung kondisi

pertumbuhan gulma di lahan. Namun diutamakan sampai tebu berumur 4

Page 43: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

29

bulan lahan harus bebas dari gulma karena setelah 4 bulan maka tajuk tebu

sudah menutupi lahan sehingga pertumbuhan gulma relatif lebih rendah.

Pengendalian gulma secara manual dipengaruhi faktor tesedianya tenaga

kerja dan kurang terserapnya aplikasi herbisida Prestasi kerja mahasiswa

0.02 ha/HOK dan prestasi kerja buruh 0.031 ha/HOK. Gulma yang

tumbuh di lahan tebu terdiri dari golongan gulma daun lebar, golongan

daun sempit atau rumput, dan golongan teki (Tabel 6).

Tabel 6. Data Jenis Gulma PG. Madukismo

Jenis

Gulma

Kerapatan Tinggi Kerapatan

Sedang

Kerapatan

Kurang

Daun Lebar Amaranthus

Mimosa invisa

Euphorbia heterophylla Centrosema pubescens

Ageratum

conyzoides

Portulaca

oleraceae

Commelina benghalensis

Daun

Sempit

Cynodon dactylon

Echinochloa colonum

Panicum repens

Eleusine indica Imperata

cylindrical

Teki-tekian Cyperus sp. Cyperus rotundus Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012)

4. Pemupukan

Kegiatan pemupukan bertujuan untuk pemberian atau penambahan bahan-

bahan yang dibutuhkan tanaman ke tanah untuk melengkapi keadaan unsur

hara dalam tanah yang tidak cukup terkandung didalamnya. Untuk Plant

Cane (PC) mengajurkan dosis 5 ku/ha ZA dan phonska 5 ku/ha.

Pemupukan berdasarkan waktu aplikasinya terdiri dari pemupukan I dan

pemupukan II. Pemupukan I dilaksanakan ketika tebu berumur 4 minggu

dengan dosis setengah dari dosis total yaitu 2.5 ku/ha ZA dan 2.5 ku/ha

Ponska (NPK). Pemupukan II dilaksanakan pada saat tebu berumur 2

bulan. Dosis pemupukan II sama dengan pemupukan I. Untuk lahan

kering, pemupukan biasanya dilaksanakan dengan menunggu datangnya

hujan. Aplikasi pupuk disebarkan secara manual di atas permukaan tanah

setelah itu pupuk ditutupi tanah. Pemupukan diberikan di bagian samping

barisan tanaman, pemupukan I dan II diaplikasikan pada bagian yang

berlawanan. Pencampuran pupuk dilaksanakan agar pupuk yang

diaplikasikan ke lahan homogen atau sama dosisnya.

Page 44: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

30

Penambahan pupuk dapat dilakukan jika tampak nyata hasil pemberian

pupuk terhadap pertumbuhan tanaman. Jika pertumbuhan tidak optimal

setelah pemberian pupuk maka pemberian pupuk selanjutnya dikurangi

dan dikonversikan ke tanaman yang pertumbuhannya optimal. Tidak

optimalnya pertumbuhan biasanya disebakan oleh faktor lingkungan

seperti kekeringan dan solum tanah dangkal.

5. Pembumbunan

Pembumbunan juga disebut tambah tanah. Kegiatan penimbunan tanah

pada barisan tanaman dengan cara memindahkan tanah ke pangkal tebu.

Pembubunan dilakukan tiga kali. Pembubunan I dilaksanakan pada tebu

berumur 30 – 35 hari, pembumbunan I bertujuan untuk merangsang

pertumbuhan anakan dan menutup pupuk I serta menekan pertumbuhan

gulma. Pembumbunan II dilaksanakan pada tebu berumur 60 sampai 70

hari, pembumbunan II bertujuan untuk menambah media perakaran

tanaman, menutup pupuk II dan juga untuk menekan pertumbuhan

tumbuhnya anakan tersier dan kuarter. Pembumbunan III dilaksanakan

pada tebu berumur sekitar 75 sampai 90 hari, pembubunan III bertujuan

agar akar dibagian ruas atas tumbuh, melancarkan aliran air hujan, dan

memperkokoh batang tebu agar tidak mudah roboh. Prestasi kerja

mahasiswa 0.024 ha/HOK dan prestasi kerja buruh 0.051 ha/HOK.

6. Klentek

Klentek merupakan kegiatan mengelupas daun-daun kering yang masih

menempel pada tanaman. kegiatan ini bertujuan untuk sanitasi kebun dan

mencegah tumbuh dan berkembangnya hama dan penyakit, memperkokoh

batang tebu, memperbaiki aerasi udara, memperbanyak masuknya sinar

matahari, dan mapermudah pelaksanaan tebang. Kegiatan klentek

dilakukan dua kali, klentek pertama bertujuan untuk mempercepat

pertumbuhan akar dan klentek II dilaksanakan menjelang panen yang

bertujuan untuk memenuhi standar panen pabrik gula. Prestasi kerja

mahasiswa 0.035 ha/HOK dan prsetasi kerja buruh 0.069 ha/HOK.

Page 45: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

31

7. Pengendalian hama dan penyakit

Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah atau mengurangi dampak yang

merugikan yang berupa penurunan hasil panen akibat dari serangan hama

dan penyakit.. Pengendalian hama di PG. Madukismo dilakukan secara

manual, kimiawi, biologis, dan kultur teknis. Hama utama yang terdapat di

wilayah PG. Madukismo diantara lain penggerek pucuk, penggerek

batang, dan uret.

Penggerek Pucuk Tebu (Scirpophaga excerptalis W.)

Serangan hama ini memiliki gejala yaitu terdapat deretan lubang berwarna

coklat pada daun yang ditembus larva. Serangan lanjut terlihat pada ibu

tulang daun dimana tampak adanya lorong gerek yang berwarna coklat.

Kematian tanaman dapat terjadi apabila serangan mencapai titik tumbuh

ditandai dengan mengeringnya daun-daun muda yang masih menggulung

(Gambar 8 A). Pencegahan dilakukan degan menggunakan bibit yang

bebas dari penggerek, menanam varietas yang tahan, dan menjaga

kebersihan dari tanaman gelagah (Saccharum spontaneum L.).

Pengendalian secara biologis dilakukan dengan parasit telur

Trichogramma japonicum (Gambar 8 B). Pelepasan telur dilakukan dua

bulan sekali dimulai sejak tanaman berumur 2 bulan sampai 4 bulan.

Sumber: Bina Sarana Tani PG. Madukismo.

(A) (B)

Gambar 8. A. Penggerek Pucuk Tebu Scirpophaga excerptalis W.

B. Parasit Telur Trichogramma japonicum (Pias)

Dosis pelepasan sebanyak 20 pias/ha. Pelepasan pias dilakukan di pagi

hari karena telur parasit akan menetas jika tekena panas matahari, dan

aplikasi pias adalah secara acak. Pengendalian secara manual juga dapat

Page 46: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

32

dilakukan dengan cara memotong pucuk tebu dimulai dari pucuk hingga

ke bawah sedikit demi sedikit kirakira 2 cm sehingga akan didapat

larvanya. Pengendalian dengan cara ini dilaksanakan pada tanaman

berumur antara 1.5 – 2 bulan.

Penggerek Batang Tebu (Chilo auricillius D.)

Gejala yang ditimbulkan dari hama ini diantaranya tampak bercakbercak

putih transparan berbentuk bulat oval pada daun, dengan kulit luar daun

tidak ditembus (Gambar 9). Pada bagian dalam pelepah dan ruas batang

terdapat lorong gerekan yang terkadang menyebabkan titik tumbuh mati,

daun muda layu atau kering. Pada umumnya dalam satu batang terdapat

lebih dari satu ulat penggerek.

Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan bibit yang bebas dari

penggerek, menanam varietas yang tahan, dan menjaga kebersihan kebun

dari tanaman gelagah dan rumput-rumputan. Pengendalian dilakukan

dengan pelepasan parasit telur dari spesies Trichogramma nanum,

Trichogramma minatum dan/atau Trichogramma australicum.

Pelaksanaannya sama dengan penggerek pucuk.

Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012)

Gambar 9. Penggerek Batang Tebu Chilo auricillius D.

Uret (Lepidiota stigma F., Euchlora viridis F.)

Uret adalah hama terganas di PG. Madukismo, yang mana hama tersebut

menyerang akar dari tanaman tebu. Gejala tanaman yang terserang uret

menyerupai gejala-gejala kekurangan air. Daun mula-mula menguning

kemudian layu selanjutnya kering dan akhirnya mati. Jika tanaman

dicabut, maka di sekitar perakaran tanaman terdapat uret dan pada bagian

Page 47: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

33

pangkal batang terdapat luka-luka bekas gerekan (Gambar 12). Pada

serangan berat terpaksa harus dilakukan tanam ulang. Tanaman terserang

uret mudah roboh. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menanam

tebu pada pola tanam awal karena serangan uret terjadi di awal tahun

yaitu sekitar bulan Februari, sehingga diharapkan tanaan tebu sudah

dewasa saat uret menyerang dan kehilangan hasil karena serangan uret

diharapkan tidak melebihi ambang ekonomi. Pengendalian juga dapat

dilakukan dengan pembongkaran tunggul-tunggul sisa tanaman tebu.

Pengendalian secara manual dilakukan dengan cara menangkap uret

dengan membongkar tanah, lalu dibunuh. Pengendalian secara kimiawi

dapat dilakukan dengan penaburan insektisida granular/powder ke dalam

juringan bersamaan dengan saat tanam. Insektisida yang bisa digunakan

antara lain Furadan 3 G (50 – 100 kg/ha), Rhocap 10 G (30 kg/ha), Rugby

10 G ( 30 kg/ha).

Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012)

Gambar 10. Uret (Lepidiota stigma F., Euchlora viridis F.)

Pengendalian penyakit tebu di PG. Madukismo dilakukan dengan cara

pencegahan. Pencegahan penyebaran penyakit antara lain dengan cara

menanam varietas tebu tahan penyakit, menjaga sanitasi kebun, dan

memilih bibit dari KBD yang sehat serta jika perlu lakukan sterilisasi

peralatan budidaya seperti pisau panen dan alat lainnya dengan alkohol

70% dan perlakuan air panas pada bibit yang akan ditanam. Penyakit

utama yang terdapat di PG. Madukismo antara lain penyakit mosaik,

penyakit pokahbung, penyakit karat, penyakit luka api, dan penyakit

pembuluh. Tanaman yang terserang penyakit dapat ditanggulangi dengan

Page 48: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

34

cara mengambil bagian tanaman yang terserang penyakit lalu

membakarnya. Pengawasan terhadap serangan penyakit sangat diperlukan

agar tidak terjadi serangan yang besar.

Pemeliharaan tanaman keprasan

Tanaman keprasan atau disebut juga Ratoon Cane (RC) merupakan tanaman

yang tumbuh setelah tanaman pertama ditebang. Pada tanaman keprasan tidak

dilakukan pengolahan lahan dan penanaman. Tindakan pemeliharaan pada

tanaman keprasan relatif sama dengan pemeliharaan tanaman pertama, namun

terdapat beberapa tindakan budidaya yang membedakannya. Pemeliharaan

tanaman keprasan meliputi pembersihan lahan sampai penebangan.

1. Pembersihan lahan

Kegiatan membersihkan lahan dari kotoran sisa daun dan batang yang

tidak terpakai hasil tebangan sebelumnya. Kotoran tersebut berpotensi

menjadi inang dari hama dan penyakit. Pembersihan lahan dilakukan

dengan cara mengumpulkan kotoran dan sisa tanaman yang berada pada

juringan.

2. Pengeprasan

Pengeprasan adalah kegiatan memotong sisa batang tebu yang ditebang

sebelumnya yang menyisakan batang tebu di permukaan tanah. Tujuan

dari kegiatan ini adalah untuk merangsang inisiasi tunas-tunas baru yang

berasal dari mata yang berada di bawah permukaan tanah. Untuk

menghasilkan tanaman yang seragam, pengeprasan dilakukan dengan cara

memotong guludan dengan cangkul sehingga tanah agak rata dan tanaman

dikepras pada pangkal batangnya. Pengeparasan paling lambat dilakukan

satu minggu setelah tebang.

3. Penyulaman

Penyulaman dilakukan jika pada juring terdapat kekosongan lebih dari 50

cm. Penyulaman pada tanaman keprasan dikerjakan paling lambat 5 hari

setelah pengeprasan. Penyulaman dilakukan dengan menggunakan bibit

bagal 2 mata tunas. Kegiatan sangat penting untuk mempertahankan

produktivitas pada tanaman keprasan.

Page 49: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

35

4. Putus akar

Putus akar adalah kegiatan yang bertujuan untuk memotong perakaran tua

agar dapat merangsang pertumbuhan akar baru sehingga penyerapan unsur

hara tetap efisien. Selain itu putus akar juga bertujuan untuk

menggemburkan tanah dan memperbaiki aerasi di sekitar perakaran

tanaman. Putus akar dilakukan secara manual dengan cangkul atau dengan

bajak traktor atau kombinasi dari keduanya. Putus akar dengan

menggunakan cangkul lebih efisien daripada dengan bajak traktor, hal ini

dikarenakan cangkul dapat menjangkau bagian-bagian yang tidak dapat

dijangkau oleh bajak traktor.

5. Pengairan

Pada tanaman keprasan dilaksanakan tiga kali, pengairan hanya dapat

dilakukan pada lahan sawah atau tegalan yang beririgasi teknis. Untuk

lahan kering pengairan sangat bergantung pada hujan. Pengairan I

dilaksanakan pada tanaman berumur 2 – 3 minggu. Pengairan II dan III

dilaksanakan sebelum pemupukan I dan II, yaitu saat tanaman berumur 1

bulan dan 2 bulan.

6. Pemupukan

Di PG. Madukismo, dosis pemupukan pada tanaman keprasan tidak sama

dengan tanaman pertama, yaitu pupuk madros organic dengan dosis 11

ku/ha dan 5 ku/ha ZA serta 3 ku/ha Ponska. Cara dan waktu pemupukan

sama dengan tanaman pertama yaitu saat tanaman tebu berumur 3 – 4

minggu atau 1 bulan dan 60 – 70 hari. Dosis pemupukan I dan II yaitu 2.5

ku/ha ZA dan 1 ku/ha Ponska. Pupuk dicampur agar dosis yang didapat

semua tanaman homogen. Prestasi kerja mahasiswa 0.13 ha/HOK dan

prestasi kerja buruh 0.31 ha/HOK.

Panen

Panen merupakan kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya tanaman tebu.

Faktor utama yang menentukan waktu panen adalah analisis kemasakan dan

jadwal giling pabrik gula. Tahapan kegiatan persiapan yang dilaksanakan PG.

Madukismo menjelang kegiatan panen adalah taksasi produksi, analisis

kemasakan, analisis pendahuluan, tebang dan angkut.

Page 50: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

36

1. Taksasi produksi

Taksasi produksi adalah perhitungan perkiraan produksi yang akan dicapai

pabrik gula. sehingga perlu dilakukannya persiapan seperti kebutuhan

jumlah tenaga kerja, bahan, peralatan dan lamanya hari giling. Di PG.

Madukismo terdapat dua macam taksasi produksi yaitu taksasi Desember

dan Taksasi Maret.

Taksasi Desember adalah taksasi yang dilaksanakan saat kegiatan

budidaya tebu telah berakhir yaitu saat pembumbunan akhir. Dalam

taksasi Desember hanya menghitung bobot batang karena tanaman belum

tumbuh optimal. Maka hasil taksasi Desember biasanya tidak dapat

dijadikan perkiraan produksi. Sementara itu taksasi maret adalah taksasi

yang dilaksanakan pada bulan Maret. Angka hasil taksasi Maret yang akan

dijadikan angka perkiraan produksi yang akan dicapai. Variabel yang

dihitung dalam taksasi maret antara lain tinggi batang, bobot batang,

jumlah ruas dan jumlah batang per juringan. Sehingga rumus taksiran

produksi per ha adalah sebagai berikut :

Taksasi Produksi = jumlah batang per juring rata-rata x panjang batang

rata-rata x bobot batang per meter x jumlah juring

per petak lahan.

Tinggi batang diukur dari permukaan tanah sampai cincin teratas atau ruas

sebelum pucuk. Jumlah ruas yang dihitung sama dengan tinggi batang

yaitu dari ruas terbawah (permukaan tanah) sampai cincin teratas. Untuk

jumlah batang per juringan, hanya batang yang sehat dan yang dipastikan

tumbuh saja yang dihitung. Penentuan pengambilan contoh untuk taksasi

produksi adalah 10 juringan di tiap petak lahan.

2. Analisis kemasakan

Analisis kemasakan adalah kegiatan sebelum penebangan untuk

menentukan tingkat kemasakan tebu pada satu petak, tebu dianggap masak

jika nilai brix pada batang atas atau ruas batang teratas lebih dari sama

dengan 14. Kegiatan ini dilakukan oleh mandor pabrik gula dan langsung

dilaksanakan dilapang dengan menggunakan alat hand brix refractometer.

Page 51: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

37

Tebu yang sudah memenuhi syarat kemasakan akan dipersiapkan untuk

ditebang.

Sementara itu, analisis pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan untuk

menentukan perkembangan rendemen dan tingkat kemasakan pada setiap

wilayah yang ada di semua rayon di wilayah kerja PG. Madukismo.

Tujuan dari analisis pendahuluan adalah untuk mengetahui potensi

rendemen (kadar gula) yang akan diperoleh oleh pabrik gula. Hasil

perhitungan analisis pendahuluan digunakan untuk pertimbangan dalam

penyusunan jadwal tebang berdasakan tingkat kemasakan tebu.

Analisis pendahuluan potensi kebun, kegiatan ini dilakukan dengan

pengambilan contoh tebu pada luasan minimal 2 hektar di setap wilayah

kerja PG. Madukismo yang memiliki kehomogenan dalam hal jenis tebu,

jenis bibit, waktu tanam, serta keadaan tanah. Tujuan utama dari kegiatan

ini adalah mencari perkiraan tingkat kemasakan dan potensi rendemen

pada setiap kebun di masing - masing wilayah. Kegiatan dilaksanakan

dengan menggunakan gilingan contoh.

Analisis pendahuluan diawali dengan pengambilan batang tebu contoh,

biasanya diambil 10 batang tebu sebagai ulangan pada setiap 2 hektar

petak amatan. Kemudian batang-batang tebu tersebut satu persatu diukur

tinggi batangnya. Selanjutnya batang tebu ditimbang, diukur brixnya

dengan alat hand brix refactometer untuk memperoleh angka brix koreksi

dengan rumus :

Brix Koreksi = Brix Sebelum Koreksi + Koreksi Suhu (Tabel)

Kemudian batang tebu digiling dengan gilingan contoh. Nira hasil gilingan

dianalisis untuk mengetahui nilai pol. Nira tersebut kemudian diambil 100

ml, lalu ditambahkan Pb Asetat sebanyak 5 ml. Nira disaring dengan

kertas saring. Hasil saringan kemudian dimasukkan ke alat Polbuis untuk

diukur dengan Polarimeter agar mendapatkan pembacaan angka pol. Dari

angka tersebut akan diperoleh angka potensi rendemen dengan rumus

sebagai berikut :

% pol = 110 x Angka pol terbaca x 26

100 x BJ x 100

Page 52: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

38

Nilai Nira = Pol % - 0.4 x (Brix Koreksi – Pol %)

Rendemen = Nilai Nira x 0.67

Hubungannya dengan penebangan, analisis pendahuluan digunaka untuk

menentukan Faktor Kemasakan (FK), Koesien Peningkatan (K.P), Koesien

Daya Tahan(K.D.T). Dengan rumus masing-masing sebagai berikut.

FK = Rd. Bawah – Rd. Atas

x 100 % Rd. Bawah

Di PG. Madukismo, tebu dianggap masak jika FK < 25, idealnya FK = 0

dimana Rendemen atas = Redemen bawah.

K.P = Rd. n

x 100 % Rd. n – 2

Tebu layak tebang jika K.P sudah menurun dari angka 100, jika K.P masih

berada pada angka > 100 maka tebu masih bisa ditahan.

K.D.T = H.K bagian bawah (a.a)

x 100 % H.K bagian bawah (a.a – 2)

Jika K.D.T masih berada pada angka di atas 100 maka tebu masih dapat

ditahan. Jika K.D.T berada pada angka = 100 maka tebu disarankan untuk

ditebang. Jika K.D.T bedara pada angka < 100 maka tebu sudah harus

ditebang.

3. Tebang dan angkut

Kegiatan terakhir yang dilakukan pada budidaya tebu selama satu musim

adalah kegiatan tebang dan angkut. Cara penebangan yaitu batang tebu

yang ditebang sebatas permukaan tanah atau menyisakan batang sepanjang

15 – 20 cm. Batang yang telah ditebang dibersihkan dari pucuk, daun

hijau, dan daun kering. Hasil tebangan harus bersih dari akar, tanah,

sogolan dan brondolan untuk memenuhi syarat mutu tebu. Batang yang

telah bersih kemudian diikat setiap 20 – 30 batang untuk memudahkan

pengangkutan.

Batang yang selesai diikat kemudian diangkut dengan menggunakan truk.

Pengangkutan tebu juga dapat menggunakan lori. Truk atau lori yang akan

memasuki implasemen akan diperiksa terlebih dahulu di pos I (pos

gawang). Hanya tebu yang memenuhi syarat yang diijinkan masuk ke

Page 53: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

39

implasemen. Syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu brix batang atas tebu

> 14, batang tebu bersih dari akar, daun, pucuk, tanah, sogolan dan

brondolan (tebu potongan). Truk atau lori yang memenuhi syarat

kemudian mengantri di implasemen menunggu giliran. Selanjutnya truk

dan lori ditimbang di Timbangan Bruto untuk menghitung berat bruto tebu

yang diangkut. Setelah itu truk dan lori akan menuju meja tebu, disinilah

berakhirnya proses pengangkutan tebu.

4. Pengolahan gula

PG. Madukismo dalam proses pengolahan gula pasir menggunakan alat

yang otomatis. Pengolahan gula dimulai dari pemindahan tebu dari truk ke

lori yang kemudian diletakkan pada cane table dan melewati beberapa

proses sebagai berikut:

a. Ekstraksi Nira

Ekstraksi nira adalah proses pemerahan cairan tebu dari batangnya

dengan menggunakan gilingan yang terbuat dari kayu atau logam.

Pembilasan dan pengenceran merupakan proses yang bertujuan untuk

menurunkan kadar sukrosa pada ampas tebu.

b. Penjernihan nira

Penjernihan nira bertujuan menurunkan sebanyak mungkin kotoran (zat

bukan gula) dalam nira hasil ekstraksi yang tanpa merusak gula. Tiga

proses yang dilakukan adalah

1. Proses defekasi yaitu proses menggunakan bahan pemersih utama

berupa kapur. Kapur diberikan setelah nira yang dipanasi mencapai

suhu antara 60-90 oC. Setelah nira netral, akan terbentuk endpan yang

dapat dipisahkan dengan cara penyaringan.

2. Proses sulfitasi yaitu proses penjernihan yang menggunakan bahan

penjernih berupa kapur tobor. Gas sulfit yang diperoleh dari hasil

pembakaran belerang yang digunakan untuk menetralkan kelebihan

kapur yang digunakan dalam proses ini.

3. Karbonatasi yaitu bahan pembersih yang digunakan dalam cara ini

adalah kapur dan gas. Gas CO2 diperoleh dari hasil pembakaran batu

Page 54: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

40

kapur. Cara karbonatasi menggunakan kapur lebih banyak. Kelebihan

kapur dinetralkan dengan asam karbonat, yaitu hasil reaksi antara gas

CO2 dan air.

c. Penguapan Nira

Cairan tebu (nira) yang sudah jernih banyak mengandung air. Air dalam

nira harus dihilangkan dengan cara penguapan. Penguapan dilakukan

dengan menggunakan evaporator yang merupakan rangkaian terdiri

antara 4-5 bejana. Uap yang dihasilkan satu bejana dijadikan sebagai

pemanas berikutnya.

d. Kristalisasi

Kristalisasi adalah tahap pengkristalan gula menggunakan pan vakum,

yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus

menerus sampai kondisi lewat jenuh. Kristal terbentuk dalam proses ini

yang merupakan sukrosa yang telah larut kemudian memisahkan diri.

e. Pemisahan kristal gula

Proses pemisahan yang dilakukan dengan menggunakan saringan yang

berputar secara sentrifugal. Hasil dari pemisahan ini adalah mollase

(tetes). Mollase masih mengandung banyak gula, tetapi tidak

menghambat proses pengkristalan.

f. Pengeringan

Proses pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air yang masih

terkandung dalam kristal gula hasil sentrifugasi. Karena apabila gula

mengandung air, maka gula tersebut akan cepat rusak. Pengeringan

dilakukan dengan menggunakan udara panas dengan suhu sekitar 80 oC.

Setelah kering, gula menuju proses pengemasan. Untuk kondisi

penyimpanan, kelembaban udara tidak boleh lebih dari 10 %.

Page 55: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

41

Aspek Manajerial

Mandor atau Petugas Lapangan (PLPG)

Petugas lapangan memiliki tugas utama yaitu memenuhi jumlah pasokan

tebu dari wilayah kerjanya (afdeling) sesuai dengan target yang ditetapkan oleh

sinder kebun wilayah. Petugas lapangan juga bertanggung jawab atas pelaksanaan

kegiatan budidaya di lapangan, tugas ini dilaksanakan melalui penyuluhan, dan

pencarian tenaga kerja untuk pengelolaan tebu di lahan. Mengingat tebu di PG.

Madukismo seluruhnya adalah tebu rakyat sehingga pelaksanaan budidaya di

lapang dilaksanakan oleh petani atas pengawasan pihak PG. Penyuluhan,

pendekatan dan pendampingan yang dilakukan berupa anjuran tentang kaidah

teknis budidaya tebu yang benar. Mandor merupakan perantara yang

menghubungkan petani dengan pabrik gula. Hampir semua hal-hal yang

berhubungan dengan petani ditangani oleh mandor. Hal-hal tersebut diantaranya

mencari kepala kerja serta tenaga kerja untuk lahan kerjasama yang digarap pabrik

gula, menyalurkan kredit petani, mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi,

mengurusi pembelian bibit, dan menyebarkan surat perintah tebang angkut, dan

mengawasi proses penebangan dan hal – hal yang menyangkut teknis budidaya

tebu yang lain.

Sinder Kebun Wilayah (SKW)

Sinder kebun wilayah adalah pihak yang bertanggung jawab dalam

mengendalikan terhadap satu wilayah kerja yang disebut afdeling dan dibantu

oleh para mandor. SKW juga harus menyusun laporan mengenai kondisi di

wilayahnya, dan laporan ini akan dievaluasi oleh Kepala Rayon.

Tugas utama dari SKW adalah memenuhi jumlah pasokan tebu dari

wilayahnya sesuai dengan target yang ditetapkan oleh kepala rayon tanaman,

mengendalikan kualitas tebu sesuai dengan standar kualitas MBS (Manis Bersih

Segar), serta berupaya untuk memperluas wilayah kerja agar pasokan tebu ke

pabrik gula tidak mengalami kekurangan. Selain itu, SKW juga bertanggung

jawab dalam mengendalikan pelaksanaan kredit tebu rakyat di wilayah kerjanya,

mengelola petugas lapangan yang berada di wilayah kerjanya, dan melakukan

Page 56: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

42

pembinaan petani di bidang usahatani tebu rakyat di wilayah kerjanya, serta

berusaha dalam hal perluasan areal.

Sinder Kebun Bibit

Sinder kebun bibit di PG. Madukismo berada di bawah tanggung jawab

kepala Bina Sarana Tani (BST). Tugas utama seorang sinder kebun bibit adalah

memenuhi jumlah pasokan bibit sesuai dengan target yang diberikan oleh Sinder

Kebun Kepala (SKK) dan memenuhi kebutuhan bibit yang dibutuhkan di KTG.

Sinder kebun bibit juga bertugas mengontrol varietas yang akan ditanam di KBD

sesuai dengan kebutuhan KTG dan keperluan penataan varietas. Sinder kebun

bibit bertanggung jawab atas kualitas bibit yang dihasilkan. Dalam pengelolaan

kebun bibit, sinder kebun bibit menyusun Rencana Anggaran Kebun (RAK) bibit.

RAK tersebut akan dievaluasi dan disetujui oleh Kepala Bina Sarana Tani (BST).

Page 57: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

43

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Teknis

Pengolahan tanah

Proses awal dalam budidaya tebu adalah pengolahan tanah. Kegiatan ini

sangat penting karena tercapainya produksi yang tinggi salah satu faktornya

adalah pengolahan tanah yang baik. Tujuan dari pengolahan tanah yang baik

adalah untuk menyediakan media tumbuh bagi tanaman dengan menggemburkan

dan membuat lubang tanam. Pada tanah gembur terdapat aerasi yang baik.

Pengolahan tanah juga dapat mengubah kondisi tanah dari keadaan reduksi

menjadi oksidasi. Keadaan tanah yang optimum dapat merangsang perakaran

tebu. Semakin dalam proses pengolahan tanah maka perakaran tebu akan semakin

dalam sehingga penyerapan air dan hara dari tanah akan semakin efektif dan

efisien.

Pengolahan tanah yang dilaksanakan di PG. Madukismo untuk lahan kering

menggunakan mekanisasi yaitu dengan traktor, dan untuk lahan yang

berpengairan lancar dan tanahnya berat pengolahan tanah dilakukan dengan

menggunakan manual kombinasi mekanis yaitu semi reynoso. Dalam pengolahan

tanah, iklim juga menjadi faktor pembatas yang penting. Jika terjadi hujan maka

pengolahan tanah akan sulit dilakukan terutama pada tanah berat. Hal tersebut

dapat mengakibatkan bertambahnya iaya pengolahan tanah.

Pengolahan tanah di lahan kering yang dilaksanakan di PG. Madukismo

adalah bertahap. Tahap – tahap tersebut adalah tahap pembajakan I, pembajakan

II, rotavator dan pengkairan. Akan tetapi, rotavator jarang digunakan di KTG. Hal

ini dikarenakan untuk menghemat biaya dan waktu budidaya.

Pemupukan

Jenis pupuk yang digunakan di PG. Madukismo adalah pupuk tunggal dengan

menggunakan ZA yang mengandung 21 % N dan pupuk majemuk menggukan

phonska yang mengandung NPK dengan komposisi N, P2O5, dan K2O masing-

Page 58: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

44

masing 15 %. Untuk petani tebu mandiri pupuk dapat diakses dengan sistem

kredit dengan Koperasi Tebu Rakyat Indonesia (KPTRI).

PG. Madukismo juga mengembangkan pupuk organik atau sering disebut

pupuk madros dengan bahan baku utama berupa blotong yang merupakan hasil

sampingan dari proses produksi gula. Pupuk madros diaplikasikan sebagai pupuk

dasar sebelum diaplikasikannya pupuk I dan pupuk II.

Dosis pupuk di PG. Maduksimo tidak sama antara PC dan RC. Dosis pupuk

phonska yang diaplikasikan di PC lebih tinggi dibandingkan dengan RC. Hal ini

dilakukan agar menjamin PC tumbuh tengan baik. Pada PC, dosis yang

diaplikasikan adalah 5 ku/ha ZA dan 5 ku/ha Phonska, sedangkan untuk RC dosis

pupuk yang diaplikasikan adalah 5 ku/ha ZA dan 3 ku/ha Phonska. Masing –

masing ditambah pupuk madros sebagai pupuk dasar dengan dosis 11 ku/ha.

Penambahan pupuk dilakukan dengan melihat pertumbuhan tanaman tebu,

jika pertumbuhan tanaman tebu memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan

maka penambahan pupuk dianggap dapat diaplikasikan. Untuk tanaman yang

tidak menunjukkan pertumbuhan yang signifikan penambahan pupuk dianggap

tidak perlu karena dispekulasikan pupuk tidak diserap dengan baik oleh tanaman.

Lahan sawah dan lahan tegalan

Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi gula di PG. Madukismo yaitu

meningkatkan luas areal tanam atau meningkatkan luas panen. Masalah timbul

karena semakin sempitnya lahan sawah yang merupakan lahan ideal untuk

penanaman tebu. Banyak lahan sawah yang telah beralih fungsi menjadi lahan

tanaman lain selain tebu dan menjadi lahan non pertanian. Tanaman tebu juga

harus bersaing dalam pemanfaatan lahan sawah dengan tanaman pangan yang

dinilai lebih menguntungkan oleh petani, oleh karena itu PG. Madukismo

memperluas wilayah kerjanya ke daerah-daerah dengan lahan kering.

Saat ini PG. Madukismo sedang mengupayakan perluasan lahan sebagian

besar merupakan lahan kering di Kab. Gunung Kidul. Hal ini berpengaruh

langsung terhadap hasil tebu yang dihasilkan karena produktivitas lahan kering

lebih rendah jika dibandingkan dengan produktivitas lahan sawah. Rendahnya

produktivitas lahan kering dipengaruhi oleh terbatasnya ketersediaan air dan hara

Page 59: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

45

yang dibutuhkan tebu untuk pertumbuhannya. Maka PG. Madukismo tetap

melaksanakan perluasan lahan di daerah dengan pengairan yang hanya

mengandalkan air hujan dengan spekulasi masih dapat dikatakan menguntungkan

dalam segi ekonomi atau keuntungan lebih besar dari harga pokok produksi.

Varietas

Salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan produksi tebu adalah

varietas. Pemilihan varietas menentukan hasil tebu, rendemen, hablur, dan pola

kemasakan. Terdapat tiga tipe varietas tebu berdasarkan pola kemasakan, yaitu

varietas tebu masak awal, tebu masak tengah, dan tebu masak lambat. Proporsi

dari tiga tipe varietas tersebut diusahakan seimbang agar kontinuitas panen tetap

terjaga sehingga pengolahan di pabrik gula juga tetap berjalan tanpa adanya

kendala bahan baku. Proporsi dari ketiga tipe varietas tersebut yang

dikembangkan di PG. Madukismo adalah 30% varietas masak awal, 50% varietas

masak tengah, dan 20% varietas masak akhir.

Tujuan penataan varietas teknologi budidaya dari setiap varietas dapat

dikuasai dan diperoleh varietas dengan potensi produksi baik tebu maupun hablur.

Latar belakang penataan varietas adalah jumlah varietas KTG lebih dari 10

varietas, dan semakin banyak varietas yang digunakan dalam satu kebun secara

campur, maka tingkat kemasakan semakin beragam dan berpotensi R rendah,

Selain itu juga akan berdampak pada semakin sulit penerapan teknologi

budidayanya, dan semakin banyak varietas yang tercampur dalam satu kebun

justru apabila ada varietas yang berpotensi produksi tinggi tidak mampu teramati

dengan baik.

Tipologi varietas terhadap lahan dan masa tanam di PG. Madukismo adalah

sebagai berikut, dimana lahan dengan kondisi tanah berat beririgasi teknis dan

drainase lancar maka varietas yang digunakan adalah PS 851; PS 863; PS 864; PS

921; PS 951 dengan masa tanam saat awal msim kemarau. Untuk lahan dengan

keadaan tanah berat beririgasi teknis tetapi drainase jelek maka varietas yang

digunakan adalah varietas yang raltif tahan genangan seperti PS 864; PS 921; PS

951 dengan masa tanam awal musim kemarau. Lahan yang keadaan tanahnya

berat dengan irigasi tadah hujan dan drainase lencar akan ditanami tebu dengan

Page 60: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

46

varietas PS 864; PS 951 dimana masa tanam pada awal musim penghujan. Untuk

lahan dengan kondisi tanah berat dan irigasi tadah hujan serta drainase jelek maka

varietas yang ditanam adalah PS 864; PS 921 ditanam pada masa tanam awal

musim penghujan.

Pada kondisi lahan dengan keadaan tanah ringan dan irigasi teknis serta

keadaan drainase lancar maka varietas yang digunakan adalah PS 851; PS 862;

Bululawang dengan masa tanam awal musim kemarau. Pada lahan dengan kondisi

tanah ringan beririgasi teknis dan drainase jelek varietas yang ditanam adalah PS

864; PS 921. Pada lahan yang sangat marjinal yaitu lahan yang memiliki kondisi

tanah ringan dengan pengairan tadah hujan serta drainase lancar, maka varietas

yang ditanam pada lahan tersebut adalah PS 851; PS 864 dengan masa tanam awal

musim penghujan.

Tujuan dari penggunaan pola tanam awal musim kemarau pada lahan dengan

irigasi lancar adalah tidak adanya kendala air dalam budidaya tebu, sehingga tebu

tetap dapat tumbuh dengan dengan memanfaatkan air yang tersedia. Untuk lahan

dengan pengairan hanya mengandalkan tadah hujan umumnya menggunakan pola

tanam pada awal musim penghujan, sehingga air tersedia saat tanaman tebu

membutuhkan untuk proses pertumbuhan vegetatif. Jenis varietas masak awal

sampai tengah yang ditanam antara lain PSCO 90-2411 PS 862. Varietas masak

tengah yang ditanam antara lain PS 851, PS 921, PA 198. Selain itu terdapat pula

varietas dengan pola masak tengah lambat, antara lain PS 864, BL, PS 951.

Dari beberapa varietas tersebut, varietas PS 862 yang paling besar

dikembangkan karena memiliki sifat masak awal dengan potensi rendemen yang

tinggi diawal musim giling yaitu 8 – 10%, hasil tebu 1 000 – 1 200 ku/ha, dan

hablur gula 80.00 – 120.00 ku/ha. Sifat dari varietas PS 862 adalah diameter

batang yang besar sehingga hasil tebu per hektar juga besar, namun terdapat sifat-

sifat PS 862 yang kurang disukai oleh petani yaitu kurangnya anakan dan sulitnya

klentek. Sulitnya klentek akan menghasilkan tebu kotor ketika panen dan petani

akan mendapatkan pinalti dari pihak PG. Madukismo.

Varietas PS 862 memerlukan pengairan yang cukup dan merupakan varietas

masak awal, sehingga penanaman hanya dapat dilakukan di wilayah yang

memiliki lahan dengan kondisi pengairan lancar. Beberapa wilayah kerja di PG.

Page 61: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

47

Madukismo merupakan lahan kering yang hanya dapat mengandalkan hujan

sehingga masa tanam tertunda sampai turunnya hujan. Masalah karakteristik lahan

dan masa tanam dapat diatasi dengan penataan varietas spesifik lokasi yaitu

penentuan varietas masak awal sampai tengah yang sesuai dengan karakteristik

lahan, terutama pada lahan yang akan dilakukan pembongkaran ratoon.

Aspek Manajerial

Sumber daya manusia

Salah satu faktor yang menentukan tercapainya visi, misi, dan tujuan

perusahaan adalah sumber daya manusia. Maka tenaga kerja adalah faktor penting

dalam meningkatkan produktivitas perusahaan. Sumber daya manusia yang dalam

hal ini adalah karyawan merupakan aset penting yang dimiliki suatu perusahaan.

Oleh karena itu, harus selalu ditumbuhkembangkan. Dalam hal ini diperlukan

peraturan dan pembagian waktu kerja untuk mengefisienkan produktivitas kerja.

Meningkatkannya kedisiplinan juga dapat diciptakan dengan peraturan dan

pembagian waktu kerja, karena kedua hal tersebut merupakan tata terbit yang

dipatuhi dan terdapat sanksi bagi yang melanggar.

Pembagian waktu kerja di pabrik gula dibedakan berdasarkan masa giling,

yaitu dalam masa giling dan luar masa giling. Dalam masa giling, proses produksi

akan berlangsung selama 24 jam untuk bagian pabrik. Pelaksanaan jam kerja

diatur dengan membagi tenaga kerja menjadi tiga sift, yaitu kelompok Pagi, Siang

dan Malam. Masing-masing kelompok kerja akan bergantian selama 7 hari. Untuk

bagian lain, waktu kerja sama seperti waktu kerja luar giling, hanya saja terdapat

tambahan hari kerja di hari minggu dan lembur yang disesuaikan dengan

pekerjaan. Untuk luar masa giling, dimana tidak berlangsungnya kegiatan

produksi, maka pembagian hari dan waktu yaitu untuk hari senin hingga kamis

dimulai pukul 06.30 – 15.00 WIB dengan jam istirahat pukul 11.30 – 12.30 WIB,

untuk hari jumat dimulai pukul 06.30 – 11.30 dengan jam istirahat pukul dan

untuk hari sabtu dimulai pukul 06.30 – 11.30 WIB.

Page 62: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

48

Pengelolaan kegiatan dan tenaga kerja bagian tanaman

Jadwal lapangan direncanakan oleh Petugas Lapang Pabrik Gula (mandor)

yang disusun pada buku cadangan ongkos yang berisikan rencana kegiatan harian.

Rencana kerja tersebut selanjutnya akan diajukan ke SKW untuk dievalusi yang

selanjutnya diajukan oleh SKW kepada Kepala Rayon untuk disetujui. Setelah

mendapat persetujuan dari SKW dan Kepala Rayon, mandor akan

menginstruksikan rencana kegiatan tersebut untuk dikerjakan oleh kepala kerja

dan anak buahnya. Para pekerja biasanya merupakan penduduk sekitar pabrik dan

penduduk sekitar kebun. Kegiatan tersebut hanya berlaku untuk SKW dan mandor

tebu rakyat kerjasama. Berbeda untuk tebu rakyat mandiri, semua kegiatan

budidaya dilakukan oleh petani yang telah bermitra dengan pabrik gula. Tugas

dari SKW dan Mandor mengawasi dan memberikan arahan tentang budidaya tebu

yang baik agar mencapai produksi yang maksimal serta menghubungkan

kebutuhan petani akan bantuan pabrik gula.

Produktivitas tebu sepenuhnya tanggung jawab bagian tanaman, karena

bagian tanaman yang berhubungan langsung dengan kebun tebu. Bagian tanaman

bertugas dan bertanggung jawal mengawasi seluruh kegiatan budidaya di kebun

tebu giling yang dilaksanakan petani. Penyaluran kredit kepada petani merupakan

tugas dan tanggung jawab bagian tanaman melalui mandor dan SKW. Kredit yang

diberikan berupa pupuk dan ongkos tenaga kerja untuk semua kegiatan budidaya.

Kredit yang disalurkan tidak boleh terlambat agar semua kegiatan budidaya

berjalan sesuai dengan jadwal.

Aspek Khusus

Produktivitas tebu pada lahan sawah

Produktivitas tebu pada lahan sawah di wilayah kerja Kab. Bantul dan Kab.

Sleman berada pada kondisi tertinggi pada kategori tanaman yang sama yaitu

kategori tanaman pertama (Plant cane). Kondisi produktivitas terendah pada

kedua wilayah kerja tersebut juga berada pada tanaman keprasan ketiga (ratoon

cane III). Pada wilayah kerja Kab. Sleman setelah dilakukan pengujian dengan t-

Page 63: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

49

student 5 % tidak terjadi perbedaan yang nyata dari produktivitas tertinggi hingga

produktivitas terendah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Produktivitas Tebu Lahan Sawah pada Berbagai Kategori Tanaman di

Wilayah Kerja Kab. Sleman

Kategori Tanaman Produktivitas(ton/ha)

PC 94.43

RC 1 87.26

RC 2 76.30

RC3 70.03

Dari Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa meskipun terjadi perbedaan

produktivitas yang menunjukkan angka penurunan dari PC hingga RC 3. Namun

penurunan tersebut tidak menujukkan perbedaan nyata setelah diuji dengan t-

student pada taraf 5%. Namun pada wilayah kerja Kab. Bantul setelah dilakukan

pengujian dengan t-student taraf 5%, terjadi perbedaan nyata antara produktivitas

tertinggi dan produktivitas terendah yaitu antara tanaman pertama dan tanaman

keprasan ke tiga (RC 3). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Produktivitas Tebu Lahan Sawah pada Berbagai Kategori Tanaman di

Wilayah Kerja Kab. Bantul

Kategori Tanaman Produktivitas (ton/ha)

PC 100.06 a

RC 1 85.83 ab

RC 2 77.60 abc

RC3 57.60 cd

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

pada uji t-student 5 %.

Dari kedua Tabel diatas dapat terlihat bahwa produktivitas pada lahan sawah

cenderung menurun pada tahun selanjutnya mulai tanaman pertama (PC) hingga

tanaman keprasan ke tiga (RC 3). Data sampel untuk lahan sawah dapat dilihat

pada Lampiran 8.

Page 64: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

50

Produktivitas tebu pada lahan tegalan

Pada data produktivitas di wilayah kerja Kab. Sleman. Produktivitas naik dari

kategori tanaman pertama sampai kategori tanaman keprasan pertama dan

kemudian menurun hingga kategori tanaman keprasan ke tiga. Produktivitas tebu

di lahan sawah di wilayah kerja Kab. Sleman setelah dilakukan uji t-student 5 %,

terdapat perbedaan nyata antara produktivitas tertinggi yaitu tanaman keprasan

pertama (RC 2) dengan kategori tanaman ketiga (RC 3) serta kategori tanaman

pertama (PC). Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Produktivitas Tebu Lahan Tegalan pada Berbagai Kategori Tanaman di

Wilayah Kerja Kab. Sleman.

Kategori Tanaman Produktivitas (ton/ha)

PC 43.53 cd

RC 1 67.93 a

RC 2 55.50 ab

RC 3 50.63 bc

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

pada uji t-student 5 %.

Tabel 10. Produktivitas Tebu Lahan Tegalan pada Berbagai Kategori Tanaman di

Wilayah Kerja Kab. Bantul

Kategori Tanaman Produktivitas (ton/ha)

PC 35.63

RC 1 64.20

RC 2 51.80

RC 3 50.13

Pada Tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa pola produktivitas tebu di lahan

tegalan wilayah kerja Kab. Bantul sama seperti pada wilayah kerja Kab. Sleman

dimana produktivitas naik dari tanaman pertama hingga tanaman keprasan

pertama dan kemudian menurun kembali hingga tanaman keprasan ke tiga.

Setelah dilakukan uji t-student 5 %, meskipun terlihat perbedaan namun

perbedaan angka tersebut tidak menunjukkan perbedaan nyata pada keempat

kategori tanaman mulai dari tanaman pertama hingga tanaman keprasan ketiga.

Data sample untuk lahan tegalan dapat dilihat pada Lampiran 9.

Page 65: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

51

Perbedaan produktivitas lahan sawah dan lahan kering

Potensi produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan sangat berbeda.

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan perbedaan produktivitas antara lahan

sawah dan lahan tegalan, dimana lahan sawah lebih tinggi angka produktivitasnya

dibandingkan lahan tegalan. Faktor yang sangat menentukan antara lain

ketersediaan air dan teknik budidaya. Selain perbedaan angka produktivitas, lahan

sawah dan lahan tegalan memiliki pola grafik dari tanaman pertama (PC) sampai

tanaman keprasan (RC) pada musim-musim berikutnya. Perbandingan

produktivitas lahan sawah pada wilayah kerja Kab. Sleman dapat dilihat pada

Gambar 11 dan Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan

di wilayah kerja Kab.Bantul dapat dilihat pada Gambar 12.

0

20

40

60

80

100

120

PC RC 1 RC 2 RC 3

ton/ha

Sawah

Tegalan

Gambar 11. Perbandingan produktivitas tebu antara lahan sawah dan lahan

tegalan di Kab.Sleman.

0

20

40

60

80

100

120

PC RC 1 RC 2 RC 3

ton/ha

Sawah

Tegalan

Gambar 12. Perbandingan produktivitas tebu antara lahan sawah dan lahan

tegalan di Kab.Bantul.

Dari kedua Gambar di atas, dapat dilihat bahwa pada kedua wilayah kerja

yang diambil, kecenderungan produktivitas pada lahan sawah menurun dari

Page 66: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

52

tanaman pertama (PC) hingga tanaman keprasan ke tiga (RC3). Untuk lahan

tegalan, produktivitas naik dari tanaman pertama (PC) sampai tanaman keprasan

pertama (RC1) dan kemudian menurun kembali sampai tanaman keprasan ke tiga

(RC3).

Pembahasan

Produktivitas tebu di lahan sawah

Produktivitas tebu di lahan sawah pada kedua wilayah kerja tersebut relatif

sama. Seperti yang telah tercantum pada Tabel 7 dan Tabel 8 di atas. Pada lahan

sawah Kab. Sleman, meskipun produktivitas menurun dari PC hingga RC 3,

namun penurunan tersebut tidak menunjukkan peredaan yang nyata. Sementara itu

pada lahan sawah Kab. Bantul juga mengalami penurunan produktivitas dari PC

hingga RC 3, dan tanaman keprasan ke tiga RC 3 produktivitas yang berbeda

nyata dengan tanaman pertama (PC). Tanaman keprasan ke tiga pada lahan sawah

di wilayah kerja Kab. Bantul setelah dilakukan analisis ekonomi yang tercantum

pada Lampiran 10 mengalami penurunan produktivitas yang cukup signifikan

maka sudah selayaknya dilakukan rawat ratoon dengan harapan produktivitas

akan kembali naik. Perbedaan lokasi dan jenis tanah salah satu faktor yang

menyebabkan perbedaan produktivitas pada kedua wilayah kerja tersebut.

Tanaman pertama (PC) cenderung memiliki angka produktivitas lebih tinggi

dibandingkan tanaman keprasan (RC) dan bahkan cenderung menurun hingga

tanaman keprasan ketiga. Terdapat hal yang istimewa pada tanaman tebu pertama

(PC) yaitu terdapat perbedaan dosis pupuk phonska untuk tebu tanaman pertama

(PC) dan tebu tanaman keprasan (RC) dimana tebu tanaman pertama diberikan

dosis 5 ku/ha sementara tanaman keprasan hanya 3 ku/ha. Selain itu, keadaan

lahan pada tanaman pertama masih sangat optimal untuk pertumbuhan. Dimana

aerasi tanah masih cukup baik karena selang waktu antara pengolahan tanah dan

masa tumbuh tebu tanaman pertama (PC) tidak terlampau jauh. Hal tersebut

mempengaruhi perbedaan produktivitas antara tanaman pertama dan tanaman

keprasan.

Page 67: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

53

Hasil penelitian Ghayal et al. (2011) menunjukkan bahwa menurunnya hasil

panen dari tanaman pertama (PC) hingga beberapa keprasan berikutnya

diakibatkan semakin menurunnya hara esensial pada tanah yang diserap tebu

setiap musim, sedangkan pemupukan tidak efektif untuk menambahkan hara pada

tanah. Selain itu pertumbuhan phyto toksik flora mikro dan pergantian enzim pada

tanah juga berpengaruh pada penurunan hasil panen tebu. Dikarenakan jarak

antara Kab. Sleman dengan Kab. Bantul relatif jauh, maka jenis tanah kedua

wilayah kerja tersebut juga berbeda. Maka kandungan hara serta faktor-faktor

tanah yang berbeda juga mempengaruhi perbedaan produktivitas dari kedua

wilayah kerja tersebut.

Produktivitas tebu di lahan tegalan

Semakin sulitnya mendapatkan lahan sawah dengan irigasi lancar maka PG.

Madukismo mengembangkan arealnya di lahan dengan irigasi yang 100%

mengandalkan air hujan. Lahan tegalan di wilayah kerja PG. Madukismo tersebar

di seluruh rayon dan mendominasi hampir seluruh kecamatan. Lahan tegalan yang

dikelola PG. Madukismo sebagian besar adalah wilayah pengembangan dalam

rangka peningkatan luas areal tanam dengan tujuan meningkatkan produksi tebu.

Pada lahan tegalan, produktivitas tebu pada kedua wilayah kerja ini tertinggi

sama yaitu pada tanaman keprasan kedua (RC 1) dan produktivitas terendah pada

kategori tanaman PC. Rendahnya produktivitas PC dibandingkan dengan tiga

kategori tanaman lainnya seperti yang tercantum pada pada Tabel 9 dan Tabel 10

di atas sangat wajar, karena mengingat lahan tegalan merupakan lahan tegalan

yang sulit mendapatkan air, dan cenderung mengandalkan tadah hujan sebagai

sumber irigasi. Ketersediaan air pada lahan tegalan behubungan dengan waktu

tanam. Karena lahan tegalan murni mengandalakan air hujan, maka penanaman

untuk lahan tegalan dilaksanakan pada bulan basah yaitu antara bulan September

hingga Desember. Masa giling dimulai di bulan Mei hingga September, sehingga

penebangan dilakukan saat umur tebu masih muda. Sementara itu menurut

Ongin‟jo dan Olweny (2011), umur optimal untuk tanaman tebu dipanen adalah

sembilan bulan. Hal ini menyebabkan PC yang masih muda harus ditebang,

Page 68: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

54

sehingga produktivitasnya rendah. Sehingga wajar apabila PC lebih rendah

dibandingkan dengan RC 1 hingga RC 3.

Menurut Widodo (1999), karena tanaman pertama merupakan tanaman yang

tumbuh dari bibit bagal yang baru ditanam maka pola adaptasinya lebih susah dan

membutuhkan strategi persiapan tanam yang pas agar perkecambahan tebu dapat

berlangsung optimal. Dibandingkan dengan tanaman keprasan (RC) yang relatif

lebih kuat menahan kekurangan air karena telah memiliki pola adaptasi yang

cukup baik dengan memanfaatkan akar-akar yang telah tumbuh pada musim

tanam sebelumnya.

Perbedaan produktivitas lahan sawah dan lahan tegalan.

Perbedaan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan pada kedua

wilayah seperti yang tertera pada Gambar 11 dan Gambar 12 di atas dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu dari keadaan lahan hingga teknik budidaya. Menurut

Naruputro (2010), lahan sawah beririgasi memiliki kondisi yang sangat

menguntungkan karena merupakanhabitat yang cocok untuk tanaman tebu dimana

lahan sawah ber irigasi dapat mencukupi ketersediaan air bagi tanaman tebu pada

setiap pertumbuhannya. Bukan hanya jumlah yang dapat dikontrol, frekuensi dan

distribusinya juga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman.Sementara itu,

lahan tegalan memiliki kendala utama dalam ketesediaan air. Bukan hanya

frekuensi pengaturan air yang tidak dapat dikontrol, jumlah dan intensitas air

hanya mengandalkan turunnya hujan.

Mengingat lahan sawah irigasi dapat menyuplai air yang cukup, disertai

dengan sistem tanam Reynoso dimana pembuatan got disesuaikan untuk irigasi

dan drainase yang dibutuhkan tanaman tebu. Sehingga kematian tunas pada bibit

bagal sangat dapat diminimalisir. Berbeda dengan lahan tegalan yang sangat

membutuhkan air untuk pertunasan dan tidak menghendaki kelebihan air karena

dapat meyebabkan bibit busuk sehingga tidak dapat bertunas.

Teknik budidaya yang mempengaruhi produktivitas antara lahan sawah dan

lahan tegalan adalah sistem olah lahan yang digunakan. Untuk lahan sawah irigasi

umumnya menggunakan sistem tanam Reynoso dimana pembuatan got-got

diperdalam, sehingga pengaturan irigasi dan drainase dapat mengoptimalkan

Page 69: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

55

pertumbuhan tebu. Sementara itu pada lahan tegalan umumnya olah lahan yang

digunakan adalah secara mekanik yaitu pembuatan got-got terdesain relatif lebih

dangkal karena menyesuaikan ketersediaan air. Sehingga irigasi dan drainase

tidak berlangsung secara optimal.

Ketersediaan air sangat berhubungan dengan produktivitas karena air

merupakan hal yang sangat penting dalam budidaya tanaman tebu. Pemupukan di

lahan kering tidak seoptimal pada lahan sawah, karena keterbatasan air maka

unsur hara yang diberikan tidak semuanya dapat diserap oleh tanaman. Hal ini

juga merupakan alasan mengapa lahan sawah memiliki angka produksi lebih

tinggi jika dibandingkan dengan lahan tegalan.

Umur panen tanaman tebu sangat menentukan angka produksi. Menurut

Ongin‟jo dan Olweny (2011), umur optimal untuk tanaman tebu dipanen adalah

sembilan bulan. Sementara itu, pelaksanaan penanaman pada lahan tegalan

biasanya dilakukan pola tanam 2 yaitu bulan basah antara September – Desember

dan masa giling pabrik gula dimulai pada bulan Mei. Umur tebu yang masih muda

saat ditebang membuat angka produksi PC lebih rendah jika dibandingkan dengan

RC. Selain itu, yang menjadi masalah adalah serangan hama uret yang terjadi

sekitar mulai bulan Februari, sehingga tanaman tebu harus segera dipanen

kerugian yang ditimbulkan oleh serangan uret tersebut tidak menurunkan banyak

angka produksi. Hal tersebut yang menyebabkan produktivitas PC di lahan

tegalan lebih rendah dari RC. Sehigga pola pertumbuhan produktivitas pada lahan

tegalan naik dari PC ke RC 1 dan kemudian menurun kembali pada RC

selanjutnya.

Menurut Vitti et al (2010), bahwa penggunaan sisa tanaman tebu yang

tertinggal di lahan membantu dalam efisiensi penggunaan pupuk N. Sementara

Singh et al (2011), menambahkan bahwa semakin meningkat dosis pupuk N akan

meningkatkan hasil tebu (ton/ha). Pada tanaman pertama (PC) di lahan tegalan

tidak terdapat sisa tanaman tebu, karena telah dibersihkan untuk melancarkan

pengolahan tanah. Pada RC terdapat banyak sisa panen tanaman tebu, sehingga

sangat mungkin tingginya produktivitas RC dibandingkan PC disebabkan nutrisi

yang berupa sisa tanaman yang merupakan penyuplai unsur hara selain pupuk

anorganik yang diberikan.

Page 70: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

56

Produktivitas tanaman keprasan

Tanaman keprasan merupakan tanaman tebu yang sebelumnya ditebang,

kemudian dipotong tunggulnya tepat atau lebih rendah dari permukaan guludan

selanjutnya dikelola sampai berproduksi. Pada umumnya tanaman keprasan

memiliki produktivitas yang lebih rendah daripada tanaman pertamanya. Menurut

Wijayanti (2008), tanaman yang mempunyai produktivitas tinggi adalah tanaman

pertama yang ditanam pada lahan bekas selain tebu. Rendahnya produksi tanaman

keprasan diduga belum memadainya pengelolaam agronomis varietas tebu.

Tanaman keprasan sampai pada kondisi ratoon tertentu masih sangat

menguntungkan jika dibanding tanaman pertamanya. Hal tersebut karena

budidaya tanaman keprasan membutuhkan biaya yang relatif lebih kecil jika

dibanding tanaman pertama. Pada budidaya tanaman keprasan tidak dilakukannya

pembelian bibit dan pengolahan tanah (Lampiran 10 dan Lampiran 11).

Untuk mengatasi rendahnya produktivitas tanaman keprasan, selain dilakukan

bongkar ratoon adalah dilakukannya rawat ratoon. Hal penting dalam kegiatan

rawat ratoon adalah putus akar, penambahan dosis pupuk dan sulam. Kegiatan

tersebut memakan biaya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan

dilakukannya bongkar ratoon.

Putus akar adalah tindakan meotong akar tebu lama agar tumbuh akar tebu

baru yang lebih produktif dalam penyerapan hara. Disamping itu, pekerjaan putus

akar juga bertujuan untuk menggemburkan tanah serta meluruskan arah rumpun

keprasan dan membuat aliran untuk pemupukan.

Penyulaman sangat diperlukan dalam perawatan tebu keprasan. Dimana

barisan tebu yang kosong karena tebu mati harus diisi agar angka produksi tidak

turun. Kematian rumpun biasanya disebabkan oleh terlindas truk saat

pengangkutan, trserang hama dan penyakit, serta terbongkar sampai akr saat

pemanenan. Barisan terbu yang kosong lebih dari 0,5 m harus segera disulam

untuk mempertahankan produktivitasnya.

Page 71: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

57

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

PG. Madukismo selalu berusaha untuk meningkatkan pasokan tebu dalam

proses produksi. Salah satu usaha yang dilakukan adalah menjalin kerjasama yang

baik dengan perkebunan tebu rakyat sebagai strategi untuk perluasan areal. Kerja

sama yang dibangun antara lain adalah sistem kerjasama dengan Jaminan

Pendapatan Minimum (JPM) dan Kerjasama Usaha (KSU).

Salah satu masalah penyebab rendahnya produktivitas tebu di PG.

Madukismo adalah luasnya tanaman tebu keprasan. Produktivitas tebu di lahan

sawah memiliki angka tertinggi pada PC dan terus menurun pada RC di setiap

musimnya. Pada lahan tegalan, produktivitas naik dari PC ke RC 1 lalu kemudian

menurun kembali di setiap RC pada musim berikutnya. Naiknya produktivitas

dari PC ke RC 1 pada lahan tegalan disebabkan oleh umur panen PC belum

optimal karena masa tanam pada awal musim hujan, sementara giling dilakukan

pada awal musim kemarau.

Karakteristik lahan, umur panen, dan teknik budidaya yang berbeda

berpengaruh terhadap perbedaan produktivitas tebu. Produktivitas tebu tiap

kategori tanaman di lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas

yang berada di lahan tegalan. Pola Produktivitas pada lahan sawah dan tegalan di

wilayah kerja Kab. Sleman dan Kab. Bantul sama, yang berbeda hanya angka

produktivitasnya. Perbedaan produktivitas pada wilayah kerja Kab. Sleman dan

wilayah kerja Kab. Bantul dikarenakan keadaan lingkungan tumbuh pada kedua

wilayah tersebut berbeda, sehingga suplai hara pada tanaman tebu juga berbeda.

Saran

Produktivitas tanaman keprasan ke tiga (RC 3) di lahan sawah Kab. Bantul

dan tanaman keprasan ke tiga (RC 3) di lahan tegalan Kab. Sleman sudah

mengalami penurunan keuntungan yang cukup tinggi setelah dilakukan

penghitungan analisis ekonomi, maka disarankan untuk dilakukan rawat ratoon

Page 72: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

58

dengan harapan angka produktivitas kembali naik. Koordinasi yang baik antar

Kepala Bagian terutama koordinasi dalam Bagian Tanaman yaitu antara Kepala

Rayon, Kepala Bina Sarana Tani, dan Kepala Seksi Tebang Angkut sangat

diperlukan untuk meningkatkan produktivitas.

Page 73: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

59

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, J., and B. T. Roach. 1987. Taxonomy and Evolution. Chapter 2. In: DJ

Heinz, ed. Sugarcane improvement throught breeding, Volume 11.

Elsevier. Amsterdam. Netherland. P 7-84.

Dirjenbun. 2011. Kebutuhan gula nasional mencapai 5,700 juta ton tahun 2014.

http://ditjenbun.deptan.go.id/ [16 Mei 2011]

Dinas Perkebunan Jawa Timur. 2005. Landasan teknis budidaya tebu di lahan

tegalan. http://www.disbunjatim.co.cc [14 Mei 2011]

Ghayal, N., P. Taware, and K. Dhumal. 2011. Influence of sugarcane

monocropping on rhizosphere microflora, soil enzymes and NPK status.

International Journal of Pharma and Bio Sciences. 2: 188-202.

Kementerian Pertanian. 2011. Nasib komoditas tebu di Indonesia.

http://www.deptan.go.id. [16 Mei 2011]

Kusuma, M. R. 2002. Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)

Lahan Kering di PT. Gula Putih Mataram, Lampung : Studi Kasus

Frekuensi Pengeprasan. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor. Bogor. 68 hal.

Naruputro, A. 2010. Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di

Pabrik Gula Krebet Baru, Pt. PG.. Rajawali I, Malang, Jawa Timur:

Dengan Aspek Khusus Mempelajari Produktivitas Tiap Kategori Tanaman.

Ongin‟jo, E., and C.O. Olweny. 2011. Determination of optimum harvesting age

for sugarcane ratoon crop at the Kenyan Coast. J. Microbiol. Biotech. Res,

1: 113-118.

P3GI. 2008. Konsep Peningkatan Rendemen. Pusat Penelitian Perkebunan Gula

Indonesia. Pasuruan. 26 hal. http:// sugarresearch.org [16 Mei 2012]

PT. Perkebunan Nusantara XI. 2010. Panduan Teknik Budidaya Tebu. PT

Perkebunan Nusantara XI. Surabaya

Samoedi, D. 1993. Budidaya tebu di lahan sawah tadah hujan Madura: keragaan

produksi masa tanam 1990/1991 sampai 1991/1992/. Pusat Penelitian

Perkebunan Gula Indonesia. Pasuruan (Indonesia). Hal 12. http://

pustaka.litbang.deptan.go.id [22 Mei 2011]

Sastrowijono, S. 1996. Cara Mengenal Klon – Klon Tebu Secara Morfologis.

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. 10 hal.

Setyamidjaja, D dan H. Azharni. 1992. Tebu Bercocok Tanam dan Pasca Panen.

CV. Yasaguna. Jakarta. 152 hal.

Page 74: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

60

Singh, A.K., M. Lal and, S.N. Singh 2011. Agronomic performance of new

sugarcane genotypes under different planting geometries and N levels.

Indian Journal of Sugarcane Technology. 26: 6-9.

Susila, W. R. 2007. Keterpaduan Jadwal Tanam dan Tebang Tebu. Informatika

Pertanian . 16: 937-956.

Sutardjo, E. R. M. 2002. Budidaya Tanaman Tebu. Bumi Aksara. Jakarta. 76 hal.

Vitti, A.C., C. Fortes, H.C.J. Franco, D.A. Ferreira, R. Otto, E.C. A. de Oliveira,

and P.C.O. Trivelin. 2010. Contribution of Nitrogen Derived from Crop

Residues in Nutrition of Sugar Cane Ratoons. Soil Solutions for a

Changing World. World Congress of Soil Science. Brisbane. 71-74 p.

Widodo. 1999. Pengusahaan TRI di Wilayah Kerja PG. Tasik Madu PTP XV –

XVI, Surakarta, Jawa Tengah. Laporan Keterampilan Profesi Jurusan

Budidaya Pertanian IPB. Bogor.

Wijayanti, A.W. 2008. Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di

Pabrik Gula Tjoekir PTPN X, Jombang, Jawa Timur; Studi Kasus

Pengaruh Bongkar Ratoon Terhadap Peningkatan Produktivitas Tebu.

Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor.

Bogor. 68 hal.

Page 75: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

61

LAMPIRAN

Page 76: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

62

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi kerja Lokasi Paraf

Pembimbing

Lapang Penulis Karyawan

13 Februari 2012 - Pemberangkatan dari Bogor menuju

Yogyakarta

14 Februari 2012 - Tiba di terminal Yogyakarta dan mengurus

administrasi di PG. Madukismo

PG. Madukismo

15 Februari 2012 - Sosialisasi dan Pengenalan PG. Madukismo

- Pengarahan oleh kepala Rayon KMT

PG. Madukismo

16 Februari 2012 - Mencari data di perpustakaan PG.

Madukismo

- Diskusi dengan Kepala BST Madukismo

- Kunjungan keperpustakaan BST

- survei ke tempat Pembukaan lahan untuk

penanaman tebu

- Aplikasi pias

10 pias/ hektar

PG. Madukismo

Kantor BST

PG. Madukismo

Kebun bibit kembaran

17 Februari 2012 - Mencari data ke sekretariat

- Kunjungan ke gudang penyimpanan gula

dan tempat packaging gula

PG. Madukismo

PG. Madukismo

18 Februari 2012 - Mengikiuti Kegiatan proses pembiakan

Trichogramma sp.

Lab BST

19 Februari 2012

20 Februari 2012 - Penebangan kebun bibit nenek 0.007 ha/HOK 0.017 ha/HOK Kebun bibit Kembaran

21 Februari 2012 - Klentek bibit dan pemotongan Kebun bibit Kembaran

22 Februari 2012 - Penanaman bibit 0,09 ha/HOK 0,159 ha/HOK Kebun bibit Kembaran

23 Februari 2012 - Diskusi dengan Kepala BST

- Penanaman tebu

0.026 ha/HOK

0.07 ha/HOK

Kebun bibit Kembaran

Page 77: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

63

24 Februari 2012 - Penebangan tebu

- Kbn

Kebun bibit Kembaran

25 Februari 2012 - Pemotongan bibit

- Penanaman tebu

Kebun bibit Kembaran

26 Februari 2012

27 Februari 2012 - Diskusi dengan Kepala BST

28 Februari 2012 - Pembuatan got keliling Kebun bibit Kembaran

29 Februari 2012 - Pembuatan got keliling

- Penjelasan teeori analisis kemasakan oleh

mandor

Kebun bibit Kembaran

1 Maret 2012 - Pembuatan alur pupuk dasar (gembing) 0,005 ha/HOK 0.23 ha/HOK Kebun bibit Kembaran

2 Maret 2012 - Pembuatan got keliling Kebun bibit Kembaran

3 Maret 2012 - Pemupukan (pupuk dasar: Madros) 1,4 ha/HOK 2,59 ha/HOK Kebun bibit Kembaran

4 Maret 2012

5 Maret 2012 - Pemupukan I (Za dan SP36) 0.12 ha/HOK 0.28 ha/HOK Kebun bibit Kembaran

6 Maret 2012 - Pemupukan I (Za dan SP36) Kebun bibit Kembaran

7 Maret 2012 - Diskusi dengan Kepala BST

- Pencarian data sekunder

8 Maret 2012 - Taksasi tebu dan kunjungan ke beberapa

KBD

Kebun KBD dan KTG

Rayon Bantul

9 Maret 2012 - Pengecatan tanaman contoh KTG Bantul

10 Maret 2012 - Aplikasi herbisida 0.57 ha/HOK Kebun bibit Kembaran

11 Maret 2012

12 Maret 2012 - Penyulaman tanaman tebu Kebun bibit Kembaran

13 Maret 2012 - Pengeprasan KBD 0,14 ha/HOK 0,44 ha/HOK Kebun bibit Kembaran

Page 78: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

64

14 Maret 2012 - Pengeprasan Kebun bibit Kembaran

15 Maret 2012 - Penyulaman (penambahan tanam tebu di

lahan keprasan)

- Pembuatan got keliling

Kebun bibit Kembaran

16 Maret 2012 - Penyulaman (penambahan tanam tebu di

lahan keprasan

- Pembuatan got keliling

Kebun bibit Kembaran

Kebun bibit Kembaran

17 Maret 2012 - Dangir (pengendalian gulma) 0.023 ha/HOK 0.051 ha/HOK Kebun bibit Kembaran

18 Maret 2012

19 Maret 2012 - Diskusi dan minta pengarahan di BST Kantor BST

20 Maret 2012 - Klentek 3 0.031 ha/HOK 0.075 ha/HOK Kulon Progo

21 Maret 2012 - Pengukuran kemasakan trm dengan brix Kulon Progo

22 Maret 2012 - Penyuluhan ke petani Magelang

23 Maret 2012

24 Maret 2012 - Kegiata voly dan tarik tambang seluruh

karyawan PG. Madukismo

Lapangan Madukismo

25 Maret 2012

26 Maret 2012 - Analisa Pendahuluan dari kebun Kulon

Progo

Lab Analisis

kemasakan PG.

Madukismo

27 Maret 2012 - Penyuluhan ke temanggung Kab. Temanggung

28 Maret 2012 - Analisa kemasakan kebun magelang Lab Analisis kemasakan

PG. Madukismo

29 Maret 2012 - Analisa pendahuluan kebun temanggung.

- Mengawasi dangir dengan handtraktor

Lab Analisis kemasakan

PG. Madukismo

Kebun bibit Kembaran

30 Maret 2012 - Pengambilan batang contoh di kebun

purworejo dan kebumen

KTG Purworejo dan

Kebumen

Page 79: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

65

31 Maret 2012 - Final Voly Seluruh Karyawan Lapangan Madukismo

1 April 2012

2 April 2012 - Diskusi ke Kepala BST Kantor BST

3 April 2012 - Supervisi oleh Pembimbing Kantor Bagian Tanaman.

4 April 2012 - Berdiskusi dengan Kepala Rayon KMT Kantor Bagian Tanaman

5 April 2012 Analisa pendahuluan kebun

Magelang.

Lab Analisis kemasakan

PG. Madukismo

6 April 2012 Berdiskusi dengan Kabag.

Tanaman

Kantor Kabag Tanaman

7 April 2012 Analisa pendahuluan kebun

Kulonprogo.

Lab Analisis kemasakan

PG. Madukismo

8 April 2012

9 April 2012 Pengamatan di kebun Bantul KTG Bantul

10 April 2012 -Ku jungan dan diskusi dengan

staff gudang pupuk

-Diskusi dengan staff tebang

angkut

Gudang Pusat

Kantor Divisi Tebang

Angkut

11 April 2012 -Dangir

-Aplikasi pupuk 2

KBD kembaran

12 April 2012 Diskusi dengan Kepala BST Kantor BST

13 April 2012 -Pengambilan tbu manten

-Wawancara petani

KTG Magelang

14 April 2012 Tebu manten PG. Madukismo

15 April 2012

16 April 2012 Kunjungan dan pengamatan ke

kebun magelang.

KTG Magelang

17 April 2012 Penyusunan Laporan PG. Madukismo

18 April 2012 Pencarian data sekunder Perpustakaan PG.

Page 80: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

66

Madukismo

19 April 2012 Klentek tebu KTG Bantul

20 April 2012 Kunjungan ke Lab. Analisa

kemasakan untuk mengamati

analisa tebu Gunung Kidul.

Lab Analisa

Kemasakan

21 April 2012 Kunjungan dan diskusi dengan

APTR

APTR PG Madukismo

22 April 2012

23 April 2012 Kunjungan dan pengamatan ke

kebun Sleman.

KTG Sleman

24 April 2012 Analisa kemasakan kebun

Sleman

Lab Analisa

Kemasakan

25 April 2012 Penyusunan laporan PG. Madukismo

26 April 2012 Kunjungan dan pengamatan

kebun tebu Kulonprogo

KTG Kulonprogo

27 April 2012 Kunjungan dn pengamatan ke

kebun tebu temanggung.

KTG Temanggung

28 April 2012 Analisa kemasakan tebu

teanggung.

Lab Analisa

Kemasakan

29 April 2012

30 April 2012 Mengikuti klentek tebu KTG Kab. Magelang.

1 Mei 2012 Diskusi dngan Kepala BST. Kantor BST PG.

Madukismo

2 Mei 2012 Penyusunan Laporan PG. Maduksimo

3 Mei 2012 pencarian data sekunder Perpustakaan PG

Madukismo

4 Mei 2012 Kunjungan dan pengamatan

kebun tebu Purworejo.

KTG purworejo

Page 81: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

67

5 Mei 2012 Pengambilan data primer dari

kantor BST.

Kantor BST PG.

Madukismo

6 Mei 2012

7 Mei 2012 Diskusi dngan Kepala BST. Kantor BST PG.

Madukismo

9 Mei 2012 pencarian data sekunder Kantor BST PG.

Madukismo

10 Mei 2012 Kunjungan dan pengamatan

kebun tebu Bantul.

KTG Bantul

11 Mei 2012

12 Mei 2012 Tebang tebu di Kadipolo.

Mengikuti buka giling.

Kebun Tebu Kalidopo

13 Mei 2012 Tebang tebu di Bromo Kebun tebu Bromo

14 Mei 2012 - Tebang tebu di Babanglipuro

- Perbaikan Lporan

Kebun Tebu

Bambanglipuro

15 Mei 2012 Pamitan dengan Kepala BST dan

Staff Direktur.

PG. Maduksimo

Page 82: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

68

Lampiran 2.

Page 83: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

69

Lampiran 3.

Page 84: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

70

Lampiran 4.

Page 85: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

71

Lampiran 5.

Page 86: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

68

Lampiran 6

Tabel Curah Hujan PG. Madukismo

Curah

Hujan (mm) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Spt Okt Nop Des Jumlah

1995 363 692 417 159 20 215 17 0 5 75 568 454 2985

1996 452 324 157 142 10 5 0 6 0 198 97 386 1777

1997 269 234 69 129 5 0 0 1 0 0 5 234 946

1998 200 380 409 329 70 216 144 26 45 301 324 403 2847

1999 439 314 341 265 171 2 40 0 45 9 316 288 2230

2000 321 600 446 296 55 117 0 0 0 195 493 131 2654

2001 439 329 446 289 83 96 15 0 0 198 427 172 2494

2002 366 562 164 203 94 0 0 0 0 32 220 433 2074

2003 277 521 356 48 105 6 0 0 0 92 284 360 2049

2004 329 257 338 0 77 11 30 0 0 20 182 442 1686

2005 381 336 201 143 0 61 24 0 0 76 82 637 1941

2006 436 238 493 321 191 0 0 0 0 0 50 410 2139

2007 89 346 335 244 53 42 5 0 0 85 168 687 2054

2008 232 368 407 178 46 22 0 0 0 172 464 298 2187

2009 269 344 176 177 179 31 0 0 3 68 153 118 1518

2010 162 199 378 165 304 129 83 182 315 510 263 529 3219

Rata-rata 314 377.75 320.81 193 91.43 59.56 22.37 13.43 25.81 126.93 256 373.87

72

Page 87: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

69

Lampiran 7. Struktur Organisasi PT. Madubaru

Kabag Pabrikasi Kabag

Pemasaran

Kabag

Instalasi

Staf Direktur

Khusus TLD Kabag SDM &

Umum

Kepala Pabrik

Spiritus

KEPALA SPI

DIREKTUR

SEK DEKOM

PENASEHAT DEWAN KOMISARIS

Kabag Akt.

& Keu

Kabag

Tanaman

Rayon

Bantul dan Gunung Kidul

Seksi

BST

Rayon

PKB

Seksi

Tebang Angkut

Rayon

KMT

Rayon

Sleman

73

Page 88: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

74

Lampiran 8

Data Sample Produktivitas Tanaman Tebu di Lahan Sawah

Wilayah Kerja Kab. Sleman (ton/ha)

Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012)

Wilayah Kerja Kab. Bantul (ton/ha)

Sumber : Bina Sarana Tani PG.. Madukismo, Bantul (2012)

Kebun Luas Areal

(Ha)

Produktivitas (Ton/Ha)

PC

(2008)

RC1

(2009)

RC2

(2010)

RC3

(2011)

Kln Jowah 1 76.3 76 89 50

Beji A 3,05 44.3 60.5 75 71.5

Muntuk 2,89 108.3 125.3 119.3 88.6

Rata-rata 76.3 87.26 94.43 70.03

Kebun Luas Areal

(Ha)

Produktivitas (Ton/Ha)

PC

(2008)

RC1

(2009)

RC2

(2010)

RC3

( 2011)

Jowilan 2,91 116.1 116.9 116.8 83,1

Sroyo 5,93 97.1 78.1 59.9 47.7

Jayan 3,18 87 62.5 56.1 42

Rata-rata 100.1 85.8 77.3 57.6

Page 89: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

75

Lampiran 9

Data Sample Produktivitas Tanaman Tebu di Lahan Tegalan

Wilayah Kerja Kab. Sleman (ton/ha)

Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012)

Wilayah Kerja Kab. Bantul (ton/ha)

Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012)

Kebun Luas Areal

(Ha)

Produktivitas (Ton/Ha)

PC

(2008)

RC1

(2009)

RC2

(2010)

RC3

(2011)

Klidon 4.65 53.7 78.2 49.3 54

Pajangan 2.39 41.8 70.1 56.1 51.2

Sambrembe 1.52 35.4 55.5 61.1 46.7

Rata – rata 43.63 67.93 55.5 50.63

Kebun Luas Areal

(Ha)

Produktivitas (Ton/Ha)

PC

(2008)

RC1

(2009)

RC2

(2010)

RC3

(2011)

Jati Klinting 1.1 48.8 93.4 56 55.8

Beji A 3.18 19.5 45.7 49.8 52.8

Muntuk 2.28 38.6 53.5 49.6 41.8

Rata – rata 35.6 64.2 51.8 50.13

Page 90: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

76

Lampiran 10

Analisis usaha tani tebu di Lahan Sawah pada Kab. Bantul

Pengeluaran (Rp)

PC RC 1 RC 2 RC 3

Persiapan 100.000 100.000 100.000 100.000

Buka Tanah 1.500.000 - - -

Tanam 600.000 - - -

Kepras - 600.000 600.000 600.000

Putus akar 250.000 250.000 250.000

Sulam 200.000 200.000 200.000

Pupuk ( I dan II ) 500.000 500.000 500.000 500.000

Dangir ( 2 kali ) 500.000 500.000 500.000 500.000

Pengairan ( 3 kali ) 750.000 750.000 750.000 750.000

Bumbun ( 3 kali ) 1.050.000 1.050.000 1.050.000 1.050.000

Pemeliharaan Got 600.000 600.000 600.000 600.000

Kletek ( 2 kali ) 600.000 600.000 600.000 600.000

Tebang Angkut 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000

- Bibit ( 45 x 70 ku ) 3.150.000

- Pupuk 1.700.000 1.700.000 1.700.000 1.700.000

- Obat-obat -

Jumlah 1166..005500..000000 11.850.000 11.850.000 11.850.000

Pendapatan (Rp)

Taksasi produksi (ton) 100.06 85.83 77.6 57.6

Hasil Gula (kg)

(x Rendemen 7 %)

7004.2 6008.1 5432 4032

x Harga gula (8500) 59.535.700 51.068.850 46.172.000 32.256.000

x Bagi hasil PG (66%) 39.293.562 33.705.441 30.473.520 21.288.960

Tetes (2,5 %) 2501.15 2145.75 1940 1440

Harga tetes (x 1000) 2.501.500 2.145.750 1.940.000 1.440.000

Jumlah 41.795.062 35.851.191 32.413.520 22.728.960

SHU 25.745.062 24.001.191 20.563.520 10.878.960

Page 91: PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI ... · 12 Perbandingan produktivitas antara lahan sawah dan lahan tegalan di Kab. Bantul ... 3 Peta Wilayah Kerja Rayon Kulonprogo,

77

Lampiran 11

Analisis usaha tani tebu lahan tegalan di Kab. Sleman

Pengeluaran (Rp)

PC RC 1 RC 2 RC 3

Persiapan 100.000 100.000 100.000 100.000

Buka Tanah 1.000.000 - - -

Tanam 600.000 - - -

kepras - 600.000 600.000 600.000

Putus akar 250.000 250.000 250.000

Sulam 200.000 200.000 200.000

Pupuk ( I dan II ) 500.000 500.000 500.000 500.000

Dangir ( 2 kali ) 500.000 500.000 500.000 500.000

Pengairan ( 3 kali ) 750.000 750.000 750.000 750.000

Bumbun ( 3 kali ) 1.050.000 1.050.000 1.050.000 1.050.000

Pemeliharaan Got 600.000 600.000 600.000 600.000

Kletek ( 2 kali ) 600.000 600.000 600.000 600.000

Tebang Angkut 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000

- Bibit ( 45 x 70 ku ) 3.150.000

- Pupuk 1.700.000 1.700.000 1.700.000 1.700.000

- Obat-obat -

Jumlah 1155..555500..000000 11.850.000 11.850.000 11.850.000

Pendapatan (Rp)

PC RC 1 RC 2 RC 3

Taksasi produksi (ton) 43.53 67.93 55.5 50.63

Hasil Gula (kg)

(x Rendemen 7 %)

3047,1 4755,1 3885 3544,1

x Harga gula (8500) 25.900.350 40.418.350 33.022.500 30.124.850

x Bagi hasil PG (66%) 17.094.231 26.676.111 21.794.850 19.882.401

Tetes (2,5 %) 1088,25 1698,25 1387,5 1265,75

Harga tetes (x 1000) 1.088.250 1.698.250 1.387.500 1.265.750

Jumlah 18.182.481 28.374.361 23.182.350 21.148.151

SHU 2.632.481 16.524.361 11.332.350 9.298.151