ppt gadar 2

Upload: dzirnith-martinoz

Post on 07-Jan-2016

60 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

Keperawatan

TRANSCRIPT

  • ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN SISTEM MUSKULO SKELETAL

    KELOMPOK VABDUL SOMADKETUA (2012-33-034)ZULFA HANUMSEKRETARIS (2012-33-052)BELLA KARUNIA RAMDHANIANGGOTA(2012-33-024)NANDA HUSNA FAJRIAHANGGOTA(2012-33-098)MUHAMMAD ROZIKHINANGGOTA(2014-33-040)

  • ANFIS SISTEM MUSKULO SKELETALSISTEM MUSKULOSKELETAL Sistem musculoskeletal meliputi :1. Tulang2. Persendian3. Otot4. Tendon 5. Bursa

  • Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25 % berat badan. Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ organ penting dalam tubuh seperti :1. Jantung2. Paru3. Otak

  • Fungsi tulang yang lain adalah :1. memberikan bentuk serta tempat melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak2. sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih ( tepatnya di sumsum tulang ) disebut hematopoesis.

  • Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang, dalam tubuh kita ada 4 katagori yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak beraturan.

  • Menurut pergerakan yang ditimbulkan sendi dapat dibagi 3 yaitu : 1. Sendi fibrous/ sinatrosis/ sendi tidak bergerak2. Sendi tulang rawan / amfiartrose/ sedikit gerak3. Sendi sinovial / diartrose bentuk sendi diartrose ada beberapa macam : sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid, sendi berporos, sendi pelana.

  • Bentuk bentuk sendi beserta contohnya

    Sendi putar : sendi bahu dan sendi panggulSendi engsel : sendi siku, sendi antara ruas-ruas jariSendi kondiloid : hampir sama dengan sendi engsel tapi dapat bergerak dalam 2 bidang seperti pada pergelangan tangan.

  • 3. Sendi berporos : sendi antara kepala dengan tulang leher pertama 4. Sendi pelana : sendi metacarpal pertama, yang memungkinkan ibu jari bergerak bebas

  • MACAM KEGAWATAN SISTEM MUSKULOSKELETALFRAKTURAdalah rusaknya/terputusnya kontinuitas tulang. Putusnya tulang dapat disebabkan oleh tindakan yang berulang pada tulang atau kekuatan yang signifikan pada tulang, atau mungkin akibat dari tekanan yang berulang tiap hari pada sebuah tulang yang mengalami kelemahan akibat proses patologis(fraktur patologis).

  • Fraktur diklasifikasikan menjadi fraktur terbuka dan tertutup. Trauma merupakan faktor utama penyebab fraktur. Mekanisme injury meliputi kecelakaan lalu lintas, pejalan kaki tertabrak kendaraan, tabrakan motor, jatuh dan olah raga.

  • Fraktur terbuka memungkinkan pasien menghadapi masalah kontaminasi luka, infeksi yang menyebabkan kerusakan pada vaskulerisasi tulang.

  • Injury yang hancur menjadi perhatian khusus karena terdapat kerusakan yang hebat pada sekitar jaringan lunak. Anak-anak mempunyai resiko fraktur yang sedikit karena elastisitas dari struktur tulang mereka.

  • Lansia lebih beresiko terhadap fraktur karena struktur tulang berubah berkaitan dengan proses penuaan dan penyakit metabolik.Tujuan dari pengobatan fraktur adalah untuk memperbaiki kelurusan tulang dan fungsi serta mengurangi kecacatan.

  • PENGKAJIAN

    1. SURVEY PRIMER (RESUSITASI)2. SURVEY SEKUNDER D : disability/ neurological E : exposure F : freezing/fahrenheit G : get vitals H : head to toe history I : Inspect the posterior surface

  • 3.PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN FAKTOR LINGKUNGANa. Riwayat syndrom overuse Aksi / kegiatan yang berulang-ulang Penggunaan kekuatan yang berlebih Tekanan langsung (pada siku, lutut) Vibrasi

  • b. Penyakit yang diderita saat ini Infeksi (kemungkinan menyebabkan septik artritis atau osteomyelitis

  • STRAIN DAN SPRAIN

    Strain : Injuri pada struktur di sekitar sendi biasanya karena regangan yang berlebih atau adanya kekuatan yang tiba-tiba. Hal ini mengakibatkan penarikan terhadap struktur yang menyebabkan robeknya otot atau tendon.

  • Sprain merupakan regangan, lepasnya, atau robeknya ligament pelindungStrain merupakan lepasnya atau robeknya otot/tendon dari tulang.Injuri dapat menimbulkan nyeri, ketidakmampuan menahan beban berat, bengkak pada daerah yang terkena.

  • Strain dan sprain biasanya jarang terjadi pada bayi/anak. Atlit dan pasien obesitas yang melakukan latihan fisik beresiko terhadap jenis injuri ini.

  • Tingkat pertama : robekan minor pada serabut, bengkak minimal, ketidaknyamanan minimal, tidak ada/minor eccymosisTingkat kedua: robekan sebagian, sendi masih intack, bengkak lebih berat, tampak eccymosis

  • Tingkat ketiga: kerusakan sempurna pada ligament, sendi mungkin terbuka, bengkak minimal sampai berat, terpisahnya otot dengan otot, otot dengan tendon, tendon dengan tulang.

  • Perencanaan/IntervensiRICE : rest, ice, compression, elevationa.Istirahatkan sendi yang terkenab.Lakukan kompres es sekitar 20 menitc.Gunakan balutan elastis verban untuk mengurangi bengkakd. Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi bengkake.Pengobatan sesuai indikasi: analgetik, antiinflamasi

  • DISLOKASI

    Dislokasi terjadi ketika bagian permukaan artikular tulang yang membentuk sendi tidak lagi tersambung dan kehilangan posisi anatomisnya. Ujung tulang dapat bergerak karena kelemahan secara kongenital, penyakit yang mempengaruhi struktur artikular dan periartikular, dan berkaitan dengan trauma.

  • Dislokasi berkaitan dengan kondisi emergensi karena bahaya injury terhadap kerusakan saraf dan pembuluh darah dalam bentuk kompresi, peregangan dan iskemia. Dislokasi digambarkan dalam istilah segment distal dalam kaitannya dengan segment proximal.

  • SUBLUKSASISubluksasi sendi terjadi ketika beberapa permukaan artikular masih menempel tapi tidak sempurna. Seseorang yang di duga atau diketahui adanya injury ortopedik sebaiknya dikaji dengan hati-hati apakah fraktur atau dislokasi.

  • Jika seseorang diduga subluksasi, maka sebaiknya dibebat, pengkajian neurovasuler dilakukan, radiografik, dan injuri di kurangi sesegera mungkin.

  • PERDARAHAN AKIBAT FRAKTURPerdarahan mungkin nampak (fraktur terbuka) atau tersembunyi, kecuali pada tanda pembengkakan jaringan lunak, dan mungkin berlangsung 24 72 jam setelah injury.

  • Jika pasien telah hypovolemi dari penyebab lain atau cenderung perdarahan karena disfungsi pembekuan, kehilangan darah akan menjadi sangat besar.

  • 1.Pengkajiana.Data subjektif 1)Riwayat fraktur 2) Riwayat medis: kemungkinan meningkatnya kehilangan darah: gangguan perdarahan, anemia, pengobatan(antikoagulan) 3)Hypothermia, faktor lingkungan

  • b. Data objektif Pemeriksaan fisik Lamanya injury Pemeriksaan vaskuler pada extremitas

  • Perencanaan/intervensia.Immobilisasib.Pemakaian anti shockc.Pertahankan pemberian cairan ivd.Meninggikan bagian fraktur untuk mengurangi bengkake.Gunakan kompres dingin untuk bengkak

  • Jika fraktur terbuka, cegah infeksi dengan, antibiotik, tutup dengan balutan steril, Jika fraktur tertutup, reduksi di lakukan di bagian emergencyBerikan pengobatan sesuai indikasi: analgetik

  • Perkiraan kehilangan darah pada fraktur

    Area tubuhKehilangan volume (Liter)Humerus1-2Siku0,5-1,5Lengan bawah0,5-1Pelvis1,5-4,5Hip 1,5-2,5Femur1-2Lutut1-1,5Tibia0,5-1,5Ankle 0,5-1,5

  • Perencanaan/IntervensiMemelihara jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasib. Tambahan oksigenc.Berikan cairan IV

  • d. Immobilisasi untuk mengurangi darahe. Pakai anti shockf. Tinggikan untuk mengurangi kehilangan darahg.Gunakan es untuk membantu vasokonstriksi

  • SYNDROME EMBOLI LEMAK

    Setelah fraktur atau pembedahan tulang, percikan lemak kecil mungkin nampak pada darah. Awalnya lemak tidak diketahui, tetapi secara teori hal ini diakibatkan dari tempat fraktur atau dari perubahan stabilitas lemak berkaitan dengan stress trauma.

  • Percikan lemak dapat masuk kedalam sirkulasi dan menyebabkan sumbatan pembuluh darah otak, ginjal, paru, atau organ lainnya. Pasien yang mengalami fraktur pada tulang yang panjang dan fraktur pelvis beresiko terhadap syndrom emboli lemak yang umumnya terjadi pada 24-48 jam setelah injury.

  • Insiden emboli lemak pada fraktur tulang panjang sekitar 0,5-2% dan 5-10% pada multiple fraktur berkaitan dengan fraktur pelvis. Syndrom emboli lemak merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas setelah trauma muskuloskeletal.

  • SYNDROMA KOMPARTEMEN

    Ekstremitas memiliki banyak kompartemen yang membungkus otot, saraf, dan pembuluh darah. Semuanya dibungkus oleh fascia yang merupakan membran kuat dan tidak elastis.

  • Syndrom kompartemen terjadi ketika meningkatnya tekanan kompartemen karena kekuatan dari dalam atau dari luar. Meningkatnya tekanan internal akibat dari perdarahan didalam kompartemen dan pembengkakan jaringan lunak.

  • Tekanan external meliputi balutan yang kaku, anti shock. Bila tekanan intrakompartemen meningkat maka struktur vaskuler dan saraf jadi terganggu. Diawali oleh rendahnya aliran, microsirkulasi tersumbat, edema, selanjutnya meningkatkan tekanan intra kompartemen.

  • Syndrom kompartemen cenderung terjadi lebih sering pada lengan bawah, tangan, tungkai bawah, dan kaki. Jarang terjadi pada lengan atas dan tungkai atas karena besarnya ukuran komparemen yang mengakomodasi besarnya volume.

  • Pengkajiana.Data subjektif1) Riwayat kondisi saat iniInjury pada extremitas: fraktur, kompresi yang lama, injury vaskuler, luka bakar, hypothermia, Pembedahan terbaruPengguanaan balutan antishockStatus hidrasi: hidrasi turun cenderung syndrom kompartemen

  • 2) Riwayat medisHemophiliaNefrotik syndrom Disfungsi saraf

  • b. Data objektif 1) Pemeriksaan fisikNyeriParestesiaParalisisPucat

  • Prosedur diagnostikPengukuran tekanan kompartemen: tekanan sampai 10 mmHg (N) , 30-40 mmHg cenderung menimbulkan gejala klinikLaboratorium: urin untuk myoglobinuria, enzim darah: kreatine kinase, laktate dehidrogenase, SGOT

  • Perencanaan/IntervensiHilangkan selruh bentuk penekanan luarHindari intervensi yang akan mengganggu sirkulasiHidari pemakaian es

  • Hindari tindakan meninggikan tungkai yang berlebihPersiapkan dan bantu untuk mereduksi frakturBerikan analgetik sesuai indikasi

  • Thank Qyu