paper manajemen strategi
DESCRIPTION
manajemen strategiTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, control
masyarakat, perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu negara
maupun bisnis. Control masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun
perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat
kebijakan yang mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam menjalankan
kegiatannya perlu adanya keselarasan antara kompetensi yang dimiliki perusahaan maupun
pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar organisasi (perusahaan dan pemerintah).
Pertimbangan global praktis berdampak pada keputusan strategis, batas-batas negara
diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif orang lain telah menjadi
masalah hidup atau mati untuk bisnis. Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam
pengambilan keputusan yang disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dengan
lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya adanya manajemen strategi. Menopang
manajemen strategis tergantung pada manajer mendapat pengertian mengenai pesaing, pasar,
harga, pemasok, distributor, pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan diseluruh
dunia. Harga dan mutu dari produk dan jasa perusahaan harus dapat bersaing di seluruh
dunia, bukan hanya di pasar lokal.
Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman
mekanisme pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk
(barang dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah. Oleh karena itu, peningkatan daya
saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas,
kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai. Hal tersebut
diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Griffin (2004) mendefinisikan strategi sebagai rencana komprehensif untuk mencapai
tujuan organisasi (Strategy is a comprehensive plan for accomplsishing an organization’s
goals) tidak hanya sekedar mencapai, akan tetepi strategi juga dimaksudkan untuk
mempertahankan keberlangsungan organisasi di lingkungan di mana organisasi tersebut
menjalankan aktivitasnya.
B. Tingkatan Strategi dalam Perusahaan
Prusahaan Multi bisnis
Tingkat Korporasi
Tingkat
Bisnis
Tingkat
Fungsional
Perusahaan Bisnis Tunggal
Tingkat korporasi/bisnis
Tingkat fungsional
2
Perusahaan
Multibisnis
Unit Bisnis
Strategi 1
Unit Bisnis
Strategi 2
Unit Bisnis
Strategi 3
LITBANG PABRIKASI PEMASARAN SDM KEUANGAN
Tingkat korporasi/bisnis
Strategi produksi-oprasi
Strategi keuangan
Strategi pemasaran
Strategi hubungan karyawan
Hierarki pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan biasanya terdiri dari tiga
jenjang. Pada puncak hirarki yang terletak tingkat korporasi (perusahaan) yaitu suatu urusan
yang merupakan sebuah kumpulan bisnis yang secara relatif independen, yang kadang-
kadang disebut sebagai Strategic Unit Bisnis.
Pada bagian tengah hirarki, pengambilan keputusan terletak tingkat bisnis atau
strategi kompetitif. Para manajer yang terdapat di dalamnya biasanya disebut manajer bisnis
dan korporasi. Mereka menerjemahkan rumusan arah dan keinginan yang dihasilkan pada
tingkat korporasi ke dalam sasaran dan strategi yang kongkret untuk masing-masing divisi
usaha.
Pada bagian bawah hierarki pengambilan keputusan strategi, terletak tingkat
fungsional. Strategi fungsional berkaitan dengan interpretasi peran dari fungsi atau
departemen dalam menerapkan strategi kompetitif. Dalam hal ini, strategi fungsional
diarahkan oleh strategi kompetitif atau bisnis.
Ada 3 jenis strategi secara umum menurut Griffin (2000), yaitu strategi tingkat
korporat, strategi tingkat bisnis dan strategi tingkat fungsional.
1. Strategi Tingkat Korporasi
Strategi Pada Tingkat Perusahaan (coporate-level strateg), menurut GRIFFIN (2004); ialah straregi yang dilakukan perusahaan sehubungan dengan persaingan antar perusahaandalam sektor bisnis yang di jalankannya secara keseluruhan
Strategi korporasi (corporate strategy) tidak lain merupakan pedoman umum
manajerial yang dipergunakan bagi organisasi multibisnis (diversified companies).
Berdasarkan strategi bisnis (business strategy), yang merupakan rencana manajerial bagi satu
unit bisnis saja, maka strategi korporasi merupakan payung utama bagi seluruh kegiatan
bisnis yang dimiliki oleh perusahaan.
Oleh karenanya tugas semacam ini hanya akan dilakukan oleh pimpinan puncak
organisasi (Chief Executive Officer) dan beberpa orang kunci lain dalam jajaran manajemen
puncak.
3
Dalam kaitan ini, maka paling tidak ada empat area yang menjadi perhatian utama
dalam memformulasi strategi korporasi bagi organisasi multibisnis.
Menciptakan kombinasi multibisnis
Perhatian utama dalam hal ini adalah kemampuan manajer puncak dalam menentukan
kombinasi portofolio bisnis. Secara khusus, hal ini berarti akan berkaitan dengan kemampuan
manajemen puncak dalam menentukan jenis industri yang akan dimasuki dan cara yang akan
ditempuh untuk memasuki jenis industri yang dipilih. Beberapa orang mempunyai preferensi
memasuki satu jenis industri tertentu dengan cara memulai dari awal, tetapi ada juga yang
dilakukan dengan cara mengakuisisi perusahaan lain yang sudah ada. Pada akhirnya, memang
ini berarti bahwa perusahaan harus menentukan cakupan industri yang akan dilayani dan
bagaimana perusahaan menempatkan diri dalam setiap target industri yang dilayani.
Mengelola dan mendorong kinerja multibisnis.
Setelah perusahaan menentukan posisi dalam industri yang terpilih, maka strategi
korporasi kemudian harus menentukan tentang bagaimana cara mencapai kinerja optimal dari
masing – masing portofolio yang bisnis yang dimiliki. Sudah barang tentu, bentuk keputusan
yang diambil harus mampu dipergunakan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam
persaingan, dan pada akhirnya profitabilitas organisasi secara keseluruhan.
Mencari bentuk kombinasi portofolio bisnis untuk membentuk sinergi.
Esensi utama yang ingin dicapai dari kegiatan organisasi multibisnis adalah
terbentuknya satu sinergi atau secara matematis sering dikatakan 2 + 2 = 5. Artinya, manfaat
strategik yang diperoleh dari kombinasi multibisnis tersebut jauh lebih besar dbanding
dengan penjumlahan kinerja masing – masing ndividual organisasi. Adanya kaitan sinergistic
semacam ini, maka akan memungkinkan organisasi yang melakukan diversifikasi berkaitan
(related disversification) mengambil manfaat dari penggunaan teknologi yang terkait,
karakteristik operasional yang mungkin hampir sama, atau bahkan saluran distribusi produk
yang sama. Dengan demikian, adanya keterkaitan tersebut memungkinkan juga bagi
perusahaan untuk melakukan transfer skills antar unit bisnis, berbagi pengalaman, dan pada
akhirnya berbagai penyediaan fasilitas produksi untuk dapat menekan biaya operasional.
4
Menentukan skala prioritas dan alokasi sumber daya produktif.
Bagi perusahaan yang melakukan diversifikasi usaha, kadangkala masing – masing
unit bisnis tidak memiliki daya tarik yang sama dari segi kepentingan investasi jangka
panjang. Oleh karenanya, dalam kondisi seperti itu, maka tugas seorang manajer puncak
adalah menentukan urutan daya tarik unit bisnis dan kemudian mengalokasikan sumber daya
yang tersedia ke masing – masing unit bisnis yang ada.
Demikian model strategi yang umum dipakai adalah portofolio bisnis dan Matriks BCG, sbb
a). Strategi Portofolio
Strategi portofolio adalah tipe strategi tingkat perusahaan yang berhubungan dengan
bauran antara unit-unit bisnis (UBS=SBU) dan lini-lini produk yang sesuai satu sama lain
dalam cara-cara yang masuk akal sehingga memberikan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan. UBS (Unit Bisnis Strategi) merupakan suatu divisi organisasi yang memiliki misi
bisnis, lini produk, pesaing dan pasar berbeda terhadap UBS lain dalam organisasi yang
sama.
b). Matriks BCG
Matriks BCG (Boston Consulting Group) mengorganisir bisnis-bisnis dalam dua dimensi
yaitu pertumbuhan bisnis dan pangsa pasar (market share).
Tingkat pertumbuhan bisnis (Business Growth Rate) berkaitan dengan seberapa cepat industri
mengalami peningkatan.
Pangsa pasar (market share) mendefinisikan apakah sebuah unit bisnis memiliki pangsa yang
lebih kecil atau lebih besar dibandingkan dengan pesaingnya.
2. Strategi Tingkat Bisnis
Strategi Pada Tingkat Bisnis (business-level strategi), menurut GRIFFIN (2004); ialah alternatif srategi yang di lakukan oleh perusahaan sehubungan dengan persaingan bisnis yang di jalankannya pada beberapa jenis bisnis yang di perdagangkan.
Merumuskan strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit
bisnis. strategi bisnis merupakan istilah yang umum untuk menunjukkan bagaimana sebuah
unit usaha merencanakan untuk bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak pada bidang
usaha yang sama. Di dalam strategi tingkat ini yang ditujukan adalah bagaimana cara
bersaingnya. Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis sebaiknya
didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan oleh Michael Porter:
5
a). Lima Kekuatan Kompetitif Porter
Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5 kekuatan persaingan. Tekanan persaingan
mencakup:
Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri yang membawa
kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik dan laba, akan tetapi
semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang mengitarinya.
Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman dalam
suatu industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang dijual atau
mengurangi kualitas produk. Jika harga produk pemasok naik maka harga pokok
perusahaan juga naik sehingga akan menaikkan harga jual produk. Jika harga jual
produk naik maka sesuai dengan hukum permintaan, permintaan produk akan
menurun. Begitu pula jika pemasok menurunkan kualitas produk, maka kualitas
produk penghasil juga akan turun, sehingga akan mengurangi kepuasan konsumen.
Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapat produk
dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap pembeli semacam ini
berlaku universal dan memainkan peran yang cukup menentukan bagi perusahaan.
Jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari kualitas (harganya tidak
mencerminkan yang sepantasnya) maka pembeli (konsumen) tidak akan membeli
produk perusahaan.
Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional mempunyai
manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun memiliki kualitas produk
dan harga yang lebih rendah. Umumnya, produk pengganti disenangi oleh orang
yang berpenghasilan rendah akan tetapi ingin tampil dengan status lebih tinggi dari
keadaan sebenarnya.
Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha sekeras
mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain. Konsumen merupakan
objek persaingan dari perusahaan yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa yang
dapat memikat hati konsumen maka perusahaan akan dapat memenangkan
persaingan. Untuk dapat memikat konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai
dari memberikan fasilitas khusus, pemberian kredit dengan syarat ringan, harga
murah atau diskon.
b). Strategi Kompetitif Porter
6
Diferensiasi (Differentiation), adalah salah satu tipe strategi kompetitif di mana
organisasi berupaya membuat produk atau jasa yang ditawarkannya berbeda dengan
pesaing. Organisasi dapat menggunakan periklanan, fitur produk yang berbeda,
pelayanan atau teknologi baru untuk meraih persepsi produk yang dianggap unik.
Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership), merupakan salah satu tipe strategi
kompetitif di mana organisasi secara agresif berupaya menjadi lebih efisien
(melakukan reduksi biaya) dari pesaing-pesaingnya dengan memotong biaya produksi
dan pengawasan biaya yang sangat ketat.
Fokus (Focus), adalah salah satu tipe strategi kompetitif yang menekankan pada
kondentrasi terhadap suatu segmen pasar atau kelompok pembeli tertentu.
Seperti telah disebutkan di atas, bahwa terminologi strategi bisnis (business strategy)
yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pedoman umun manajerial yang dipergunakan untuk
satu unit bisnis. Ini akan menggambarkan tentang berbagai pola pendekatan dan arah yang
dipergunakan oleh manajemen didalam mencapai kinerja pada satu lini bisnis tertentu.
Berbagai elemen yang membentuk strategi bisnis antara lain adalah : kombinasi strategi
fungsional utama, orientasi persaingan, kemampuan atau daya saing yang dimiliki, dan
kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnis.
Isu sentral yamg mendasari pembentukan strategi bisnis adalah bagaimana
mengembangkan dan sekaligus memperkuat posisi persaingan perusahaan dalam jangka
panjang. Untuk mencapai hal itu maka startegi bisnis yang terbentuk harus diarahkan pada (1)
kemampuan memeberi resepon atas perubahan lingkungan makro-eksternal : (2) menciptakan
daya saing dan tetap mempertahankan keunggulan persaingan (competitive advantage) yang
dimiliki: (3) memadukan berbagai strategi fungsional utama sebagai pendukung kekuatan
organisasi: dan (4) mengarahkan berbagai permasalahan strategic dan operasional yang
dihadapi untuk kepentingan unit bisnis. Perubahan lingkungan makro-eksternal yang
ditimbukan karena desakan faktor lingkungan alam, ekonomi, demografi, dan peraturan
pemerintah. Pada gilirannya akan sangat berpengaruh terhadap pilihan strategi bisnis yang
akan diambil. Respon yang terbentuk dari perubahan lingkungan sudah barang tertentu akan
sangat bergantuiung pada unit bisnis dalam mengadaptasi perubahan lingkungan, idealnya
strategi bisnis yang terbentuk memang harus mampu mempertemukan antar kondisi makro-
eksternal dengan kapasitas masing-masing unit bisnis. Sebagai contoh, penggunaan bahan-
bahan seperti carpet, asbetos, dan berbagai bahan kimia lain pada bangunan telah
7
menimbulkan pencemaran lingkungan di dalam gedung. Bahaya yang ditimbulkan dari
adanya trend semacam ini sekarang dikenal dengan sebutan sick-building syndrome keadaan
semacam itu merupakan tantangan bagi perusahaan jasa kontruksi dan real-estate untuk
merancang bangunan yang mempunyai bilai estetika dan berwawasan lingkungan
Tangtangan makro-eksternal dalam banyak hal akan dapat berubahan menjadi
kesempatan bisnis apabila perusahaan mampu menterjemahkan kedalam bentuk unggulan
persaingan (competitive advantage) dengan berbagai dimensi yang mempengaruhinya. Untuk
itu, pola pendekatan yang digunakan perusahaan dalam menghadapi persaingan
dapat ,engarah pada upaya yang bersifat ofensif maupun defensif terhadap persaingan. Dalam
kaitan ini, michael e porter mengemukakan tiga alternatif pendekatan dasar yang banyak
dipergunakan perusahaan dalam persaingan: (1) cost-leadership, yaitu mengejar industri yang
mampu menimimasi biaya untuk tujuan keunggulan persaingan: (2) differentation, yaitu
penciptaan keunggulan persaingan melalui pembedaan kualitas,image,kinerja,service,dan
teknologi: serta (3) focus, yaitu memusatkan dan mengalokasikan sumberdaya pada
pemenuhankebutuhan relung pasar tertentu yang belum terlayani
Keberhasilan upaya yang ditempuh pada akhirnya akan kembali kepada kemampuan
sumberdaya manusia yang dimiliki dalam mengembangkan skilss yang dibutuhkan untuk
mendapatkan keunggulan persaingan. Satu hal yang dipikirkan dalam hal ini adalah
kemampuan unit bisnis untuk mengidentifikasi distinctive competence yang ada. Artinya,
perusahaan harus mampu mencari karakteristik khusus dan merupakan kunci sukses sehingga
dapat dipergunakan untuk membedakan diri dengan bentuk organisasi lainya yang sejenis.
Kompetensi yang diinginkan dapat bersumber dari aktivitas pada R&D, manufaktur,
distribusi, dan costumer service. Dalam arti yang luas, strategi bisnis akan sangat berkaitan
dengan bagaimana mengelola berbagai aktivitas fungsional untuk mendukung pola
pendekatan bersaing yang dipergunakan perusahaan
Strategi di tngkat bisnis yang terkenal adalah strategi generik yang diperkenalkan oleh
Michael Porter. Porter beranggapan bahwa dengan menganalisa kekuatan-kekuatan di dalam
industri akan dapat diketahui industri mana yang kurang atau lebih menguntungkan dari
industi lainnya.
Analisis lima kekuatan Porter “Porter five forces analysis” adalah suatu kerangka
kerja untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh
Michael Porter dari Sekolah Bisnis Universitas Harvard pada tahun 1979. Porter menyatakan
bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan strategi persaingan dengan
8
mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat memberikan situasi yang
menguntungkan bagi perusahaan.
Menurutnya ada lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu
industri, yaitu
Pelanggan
Pelanggan ialah faktor utama mengapa sebuah bisnis di jalankan. Kekuatan tawar-
menawar pembeli, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain differensiasi,
konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan, pilihan kualitas produk, akses
informasi, dan switching cost. Kita bisa melihat bahwa semakin besar pembelian, semakin
banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan membuat posisi pembeli
semakin kuat.
Persaingan dalam bisnis yang sama
Dalam persaingan dalam bisnis yang sama atau antara perusahaan dengan perusahaan
pesaing yang menjalankan bisnis yang sama ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu
pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri, switching cost, pengalaman
dalam industri, dan perbedaan strategi yang diterapkan. Untuk mengatasi persaingan dalam
industri, perusahaan harus meningkatkan kualitas yang lebih baik lagi, harga lebih terjangkau,
melakukan inovasi-inovasi baru terhadap produknya supaya masyarakat tidak mengalami
kejenuhan terhadap produk tersebut.
Potensi Pendatang baru
Potensi pendatang baru adalah potensi masuknya pendatang baru dalam bisnis yang
sama yang akan menjadi pesaing baru bagi perusahaan. yang dapat ditentukan dengan
hambatan masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon incumbent, biaya
yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan biaya, differensiasi produk,
akses distribusi, kebijakan pemerintah dan switching cost. Kekuatan ini biasanya
dipengaruhi besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri. Hambatan masuk kedalam
industri itu contohnya antara lain : besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan ,akses
terhadap bahan mentah, akses terhadap saluran distribusi, ekuitas merek dan masih banyak
lagi. Biasanya semakin tinggi hambatan masuk , semakin rendah ancaman yang masuk dari
pendatang baru.
Pemasok Faktor Input
9
Pemasok faktor input adalah faktor pemasok faktor input yang di butuhkan dalam
bisnis yang di jalankan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat konsentrasi pasar,
diversifikasi, switching cost, organisasi pemasok dan pemerintah. Daya tawar dari pemasok
juga digambarkan sebagai pasar input. Pemasok bahan baku, komponen, tenaga kerja, dan
jasa (seperti keahlian) kepada perusahaan dapat menjadi sumber kekuatan di perusahaan,
ketika ada beberapa pengganti. Pemasok dapat menolak untuk bekerja sama dengan
perusahaan.
Perusahaan Subtitusi
Perusahaan substitusi adalah perusahaan perlu menyadari bahwa jika kondisi bisnis
berubah, maka pelanggan dapat beralih ke perusahaan subtitusi yang ditentukan oleh harga
produk subtitusi, switching cost, dan kualitas produk. Pembeli cenderung untuk mengganti
produk karena kinerja dari produk pengganti lebih baik dan memiliki harga relatif murah.
Jumlah produknya juga lebih gampang ditemukan di pasar.
Ancaman-ancaman produk penggati kekuatan tawar menawar pelanggan
Kekuatan tawar-menawar pemasok ancaman-ancaman pendatang baru
Dalam hal ini, perusahaan dituntut untuk mengenali dan memahami lingkungan
diatas, kemudian menyusun strategi dan membuat perencanaan yang baik agar dapat
mengantisipasi lima kekuatan yang diterima oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat tetap
eksis di masa mendatang.
Ada dua strategi yang biasanya dibuat di tingkat bisnis, yaitu :
10
Perusahaan untuk Produk Substitusi
Pemasok untuk Faktor Input
Potensi Pendatang Baru
Persaingan dalam
Bisnis yang Sama
Pelanggan
1. Strategi Pemosisian (positioning strategy)
Strategi Pemosisian (positioning strategy) dilakukan oleh perusahaan untuk
memastikan dengan cara bagimana perusahaan dapat memperoleh perhatian dari pelanggan
atau memenangkan persaingan.
Menurut Porter, ada 3 jenis strategi umum (generic strategy) yaitu :
a. Strategi Keunggulan Biaya. Ialah strategi di lakukan perusahaan jika perusahaan
memungkinkan untuk melakukan penghematan biaya di bandingkan dengan biaya
yang di keluarkan oleh perusahaan pesaingnya. Untuk itu perusahaan bersangkutan
akan mencari sumber-sumber keunggulan biaya, seperti mencpai suatu skala
ekonomi, efisiensi dalam produksi, pemasaran dan operasi, menekan overhead sampei
minimum, memiliki akses bahan baku, dll.
b. Strategi Diferensiasi. Ialah strategi yang dolakukan oleh perusahaan untuk menjadi
berbeda dan unik di dalam industri bersama-sama dengan berbagai dimensi dan aribut
yang bernilai bagi buyer. Sumber-sumber differensiasi sangat bervariasi, dapat berupa
produk atau jasa yang berkualitas tinggi, pelayanan yang istimewa, desain produk
yang selalu up to date dan inovatif, kemampuan teknologi, atau citra merek “brand
image” yang positif.
c. Strategi Fokus. Ialah strategi ini di lakukan ketika perusahaan tidak dapat melakukan
strategi keunggulan biaya,sehingga lebih menfokuskan perhatian pada segmen pasar
yang kecil. Namun, sebenarnya strategi fokus pada differensiasi dan biaya ini
merupakan pisau bermata dua, dimana bila suatu perusahaan mampu menyediakan
produk berkualitas tinggi yang bernilai bagi buyer, maka akan terjadi peningkatan
permintaan yang akan meningkatkan skala ekonomis. Tercapaina skala ekonomis
akan membuat biaya per unit bisa lebih rendah. Untuk dapat berhasil di dalam strategi
fokus untuk kepemimpinan biaya dan diffrensiasi, suatu organisasi harus memiliki
komitmen yang tinggi pada kualitas produk dan jasanya.
2. Strategi Penyesuaian (Adaptive Strategy)
Strategi penyesuaian dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk memilih strategi
yang paling sesuai ketika perusahaan berhadapan dengan berbagai perubahan yang terjadi
dilingkungan bisnis yang sedang dijalankan.
Terdapat 4 jenis strategi penyesuaian yaitu :
11
a. Strategi Defenders
Strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan perusahaan agar tetap
bertahan dalam bisnis yang dijalankan.
b. Strategi Prospektors
Strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan secara lebih
agresif.
c. Strategi Analyzer
Strategi ini merupakan gabungan antara strategi deferens dan strategi prospector.
Perusahaan menjawab peluang peluang yang ada hanya terbatas pada beberapa
peluang saja.
d. Strategi Reactors
Strategi ini tidak memiliki strategi yang konsisten. Perusahaan yang melakukan
strategi ini cenderung bersifat reaktif dan menunggu peluang yang ada dan bagaimana
perusahaan lain menjawab peluang tersebut.
3. Strategi Tingkat Fungsional
Strategi Pada Tingkat Fungsional (funcional level strategi), menurut GRIFFIN (2004); ialah strategi perusahaan pada bagian pemasarannya, khususnya di tngkat periklanan atau,
Strategi fungsional adalah strategi yang lebih bersifat teknis yang merupakan rumusan
arahan dan pedoman dan operasional. berisi rencana untuk mencapai tingkat penggunaan
sumber daya secara efisien, efektif dan optimal pada setiap fungsi guna mendukung strategi
korporasi dan bisnis. Startegi tersebut terdiri dari 6 jenis, yaitu:
Strategi produksi, strategi ini untuk menetapkan apa yang menjadi produk unggulan,
produk kompetitif, produk baru, sesuai dengan kompetensi pokok yang dimiliki.
Strategi pemasaran, strategi ini untuk menetapkan pasar mana yang akan digarap,
kondisi pasar yang bagaimana yang akan diinginkan, dan lain sebagainya.
Strategi promosi, strategi ini merupakan kelanjutan dari pemasaran dan produksi,
dimana promosi apa yang dihendak diluncurkan, media apa yang akan digunakan untuk
promosi dan sebagainya.
Strategi keuangan, dimana berkaitan dengan pendanaan serta ketersediaan dana baik
untuk produksi, pemasaran dan bagian fungsional lainnya. Dari mana dana tersebut didapat
dan bagaimana penggunaannya.
12
Strategi sumber daya manusia (SDM), merupakan strategi yang penting dan harus
mencakup seluruh fungsi manajemen. Pemilihan SDM yang tepat dan berkompeten pada
bidang yang tepat sangat lah diperlukan.
Startegi fungsional lainnya, ini berkaitan dengan pihak luar seperti suplier,
konsultan, agen dan lain sebagainya dengan memperhatikan transparansi, kejujuran, dan
keterbukaan.
Terminologi strategi area fungsional akan banyak berkaitan dengan pendekatan
fungsional khusus yang dipergunakan pihak manajemen dalam melakukan satu bagian dari
rangkaian kegiatan bisnis. Strategi area fungsional akan diperlukan bagi setiap unit aktivitas
bisnis yang mencakup; R&D. Produksi, pemasaran, keuangan, dan sumberdaya manusia.
Peran utama dari strategi fungsional dalam hal ini adalah sebagai unsur pendukung
(supporting) bagi strategi bisnis secara umum. Lebih dari itu, strategi fungsional akan
menunjukan tentang bagaimana seorang manajer fungsional menunjukan kinerja pada bidang
tertentu.
Sementara itu, tanggung jawab perencanaan dan pelaksanaan strategi fungsional pada
umumnya dibebankan pada masing-masing manajer fungsional yang ada. Sudah barang tentu
manajer fungsional dalam praktiknya akan banyak dibantu oleh beberapa staf kunci lain yang
menjadi pendukungnya. Ini bukan berarti masing-masing dari functional manager akan
mementingkan pada bidangnya, tetapi gambaran yang diinginkan adalah adanya keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan diantara manajer fungsional dalam memformulasi strateginya
masing-masing. Jadi, tidak ada perkataan bahwa satu fungsi tertentu lebih unggul dibanding
dengan fungsi bisnis lainya.
Satu contoh konkrit yang dapat diungkap untuk menggambarkan tentang bagaimana
peran strategi fungsional R&D dalam upaya mendukung kesuksesan organisasi yang
dilakukan pada perusahaan Hawlet-Packard dan DU Pont. Kedua perusahaan tersebut
menekankan prinsip transfer teknologi sebagai pendukung utama inovasi yang pada akhirnya
menempatkan kedua perusahaan tersebut ke dalam jajaran terdeoan di bidang teknologi. Pada
prinsipnya, transfer teknologi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah adanya keterkaitan
antara pemikiran yang ada dalam benak peneliti, kemudian para teknisi merubah gagasan
menjadi prototype dan pada akhirnya dipergunakan sebagai dasar untuk membuat aktual
produk. Dalam proses semacam ini, Hawlett-Packard mengorganisir kegiatan R&D nya
dengan menggunakan pola jaring laba-laba atau lebih dikenal dengan nama hub-and-spokes
pattern. Pada model ini, yang dipergunakan sebagai inti jaring-jaring adalah laboraturium
13
pusat, di mana para peneliti dapat menciptakan imajinasi tentang produk masa depan.
Kemudian sebagai jari-jari, dipergunakan kegiatan operasi R&D pada skala kecil atau dikenal
dengan group pengembangan (development group) yang tersebar dari berbagai lokasi. Setiap
grup pengembangan mengerjakan project dan menyelsaikan permasalahan lain yang terjadi
pada divisi atau bagian yang dihadapi. Dengan pola semacam ini ada semacam fleksibilitas
dari masing-masing divisi untuk memodifikasi dan atau mengembangkan ide yang sesuai
dengan kondisi masing-masing bagian atau divisi.
Strategi ditingkat Fungsional sering kali di namakan sebagai strategi langsung atau
derect strategy. Hal ini disebabkan perusahaan cenderung melakukan persaingan pada jenis
bisnis tertentu yang dijalankan, dan tidak ada pada tingkat perusahaan maupun sector bisnis
yang diprerdagangkan. Formulasi strategi tingkat fungsional merupakan tahap yang paling
kritis di dalam proses manajemen strategi.
Peranan manajer beralih dari “planningthe work” ke “working the plan”, manajer
dituntut untk menerjemahkan strategi menjadi tindakan.
Ada 2 faktor yang menentukan bagaimana strategi ditingkat fungsional.
Kesamaan pasar. Kesamaan asar terkait dengan tingkat persainggan yang sama antara
kedua perusahaan dalam hal meraih pelanggan melalui jenis produk yang ditawarkan.
Kesamaan sumber. Kesamaan sumber terkait dengan keadaan persaingan dimana
perusahaan memiliki kesamaan dalam paktor mana mereka bersaing.
Strategi ditingkat fungsional sering kali dikenal sebagai strategi aksi dan reaksi.
Dimana jumlah perusahaan dan pesaingnya disuatu bisanis relative sedikit. Akibat jumlah
perusahaan pada suatu bisnis sedikit, maka aksi dan reaksi dari persaingan antar perusahaan
akan sangat tampak agresif dan saling membalas satu sama lainnya.
Secara sederhana, penerjemahan strategi korporat dan strategi bisnis ke strategi
fungsional untuk diimplementasikan, harus disertai kejelasan di dalam rencana jangka pendek
(1 tahun), sebagai berikut :
1. Sasaran Tahunan
Sasarn tahunan berguna sebagai dasar dalam pengalokasian sumber-sumber
(resources), membangun prioritas-prioritas organisasi, divisi dan departeme,
memberikan pemahaman yang lebih baik kepada tenaga operasional tentang
peranan mereka dalam misi perusahaan yang lebih luas, mekanisme utama untuk
14
mengevaluasi manajer, dan alat untuk monitoring kemajuan untuk mencapai
sasaran jangka panjang.
2. Kebijakan (Policies)
Kebijakan merupakam acuan, metode, prosedur dan praktek administrasi yang
dibuat untuk menunjang dan mendorong pekerjaan mencpai tujuannya. Kebijakan
memfasilitasi pemecahan masalah dan memberikan acuan bagi implementasi
strategi. Kebijakan memberikan batasan, kendala dan limit pada tindakan-tindakan
administratif yang memberikan penghargaan atau sanksi, serta mengatur mana yang
boleh atau tidak boleh dikerjakan dalam pencapaian sasaran. Manual kebijakan
merupakan pedoman yang diperlikan manajer dan keryawan dalam berbuat dan
bertindak.
3. Formulasi Strategi Fungsional
Strategi Marketing
Parameter yang sentral di dalam strategi marketing terdiri dari :
a. Targeting
b. Positioning, untuk memperlihatkan perbedaan produk/jasa perusahaan dari
pesaing dan untuk menunjukkan pemahaman terhadap keinginan dan harapan
palanggan.
c. Segmentation, untuk membantu memfokuskan pemasaran pada target pasar.
d. Perencanaan dan pengembangan
e. Marketing mix 4P
Strategi finance
Permodalan, menyangkut struktur permodalan, ROI dan analisa skenario (resesi,
normal atau booming). Proyeksi laporan keuangan, untuk mengetahui dampak
dari setiap rencana dan keputusan, anggaran keuangan.
Strategi Research and Development (R&D)
Pertama, strategi sebagai pionir, dimana harus melakukan riset-riset dasar,
terapan dan pengembangan yang mahal dan berisiko gagal.
Kedua, strategi sebagai iminator, yang akan membuat produk tiruan secara
inovatif dari produk-produk yang telah berhasil di pasaran. Ini mengurangi
resiko dan biaya awal namun membutuhkan tenaga terampil dan pemasaran.
Ketiga, strategi “low cost producer”, yaitu memproduksi produk/jasa yang lebih
murah dari yang beredar di pasaran, dengan memproduksi secara massal.
15
Strategi Compuer Information Sstem (CIS)
Penurunan biaya pemasaran dengan “online orders”, komunikasi langsung
antara pemasok, pabrik, tenaga pemasaran dan konsumen melalui e-
commerce,virtual organization, memungkinkan karyawan bekerja di rumah,
pemecahan masalah pelanggan, computer based research selama 24 jam tiap
hari, electronic Data Interchange (EDI) digunakan untuk hubungan dan
penanganan dokumen-dokumen bank, bea cukai, perusahaan pengangkutan,dll,.
BAB 3
Kesimpulan
16
1. Tabel Ciri dan Tugas dan Tanggung Jawab dalam 3 tingkatan Strategi
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/9892919/MAKALAH_IMPLEMENTASI_MANAJEMEN_STRATEGI 20 November 2015
17
Keterangan Ciri Level Tugas dan Tanggung JawabKorporasi 1. Berorientasi pada nilai
2. Unsur fleksibilitas sangat tinggi
3. Jangka waktu lebih panjang
4. Perioritas pada pertumbuhan perusahaan
5. Konseptual6. Tersentralisasi
1. Mengembangkan rencana jangka panjang 3-5 tahun
2. Bertanggung jawab terhadap kinerja keuangan serta non keuangan perusahaan
3. Mempertahankan citra/emage perusahaan memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan
4. Menentukan jenis bisnis yang akan di masuki perusahaan
5. Merumuskan strategi dan menentukan luas aktivitas dan area fungsional bisnis
Bisnis 1. Resiko rendah2. Keuntungan rendah3. Setiap keputusan ada
mediasi antara level korporasi dan fungsional
4. Biaya rendah5. Membuat keputusan dan
memberi pandangan antara lain tentang saluran distribusi, lokasi pasar, wilayah pabrik dan segmentasi pasar
1. Menentukan bagaimana perusahaan akan bersaing di arena pasar produk yang terpilih
2. Mengidentifikasi dan memastikan segmen pasar yang paling menjanjikan
Fungsional 1. Jangka waktu pendek, kurang dari 1 tahun
2. Beresiko rendah3. Keputusan diterapkan
pada aktivitas yang sedang berjalan
4. Keputusan melibatkan masalah operasional dan berorientasi pada aktivitas
1. Menerapkan dan melaksanakan strategi perusahaan
2. Mengembangkan tujuan tahunan serta strategi jangka pendek untuk bidang seperti produksi, operasi dll
https://www.academia.edu/6536020/BAB_7 20 November 2015
https://www.academia.edu/9654769/Formulasi_Strategi 20 November 2015
https://www.academia.edu/5443045/Definisimanajemenstrategik-130224074345-phpapp02 20 November 2015
https://www.academia.edu/10884475/Strategi_tingkat_bisnis_and_fungsional 20 november 2015
Manajemen. Jilid 1. Edisi Ketujuh./Ricky W. Griffin.–Jakarta: Erlangga,2004
18