paper manajemen pengawasan

26
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PT. KEPURUN PAWANA INDONESIA (PT. KPI) yang berdiri tanggal 28 Oktober 1997 adalah badan usaha swasta nasional afiliasi Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT. PLN (PERSERO) (YPK-PLN), bergerak menjalankan usaha dibidang Agribusiness dan Agroindustries yang meliputi usaha-usaha : Pertanian, Peternakan, Perikanan dan dalam operasi usahanya mengacu pada system dan manajemen agribusiness. Berdirinya PT. KPI didasarkan pada pemikiran dan kenyataan potensi alam dan sumberdaya manusia tanah air Indonesia yang begitu besar serta kondusif bagi usaha pertanian, peternakan dan perikanan, namun belum dikelola secara optimal; sehingga didirikannya PT. KPI di samping dimaksudkan untuk mengelola serta mengembangkan secara optimal potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia Indonesia, melalui usaha- usaha : Pertanian, Peternakan dan Perikanan dengan mengacu pada system dan manajemen agribisnis yang baik dan benar yang akan memberikan hasil optimal demi kesejahteraan para stake holder : Konsumen, Customer, Karyawan, pemegang saham, masyarakat, bangsa dan tanah air Indonesia. Nama KEPURUN PAWANA INDONESIA, merupakan gabungan dari 3 (tiga) kata sebagai berikut : Kepurun : Nama desa dimana kegiatan usaha PT. Kepurun Pawana Indonesia dipusatkan, terletak di lereng gunung Merapi dengan ketinggian 600 m dpl, termasuk wilayah kec. Manisrenggo, kab. Klaten, Jateng. Pawana : Kata dalam bahasa Sanskerta berarti angin. Indonesia: Negara, tanah tumpah darah tercinta.

Upload: mahmudalgeza

Post on 13-Jun-2015

2.785 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Manajemen Pengawasan PT. KEPURUN

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Manajemen Pengawasan

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

PT. KEPURUN PAWANA INDONESIA (PT. KPI) yang berdiri tanggal 28 Oktober 1997 adalah badan usaha swasta nasional afiliasi Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT. PLN (PERSERO) (YPK-PLN), bergerak menjalankan usaha dibidang Agribusiness dan Agroindustries yang meliputi usaha-usaha : Pertanian, Peternakan, Perikanan dan dalam operasi usahanya mengacu pada system dan manajemen agribusiness.

Berdirinya PT. KPI didasarkan pada pemikiran dan kenyataan potensi alam dan sumberdaya manusia tanah air Indonesia yang begitu besar serta kondusif bagi usaha pertanian, peternakan dan perikanan, namun belum dikelola secara optimal; sehingga didirikannya PT. KPI di samping dimaksudkan untuk mengelola serta mengembangkan secara optimal potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia Indonesia, melalui usaha-usaha : Pertanian, Peternakan dan Perikanan dengan mengacu pada system dan manajemen agribisnis yang baik dan benar yang akan memberikan hasil optimal demi kesejahteraan para stake holder : Konsumen, Customer, Karyawan, pemegang saham, masyarakat, bangsa dan tanah air Indonesia.

Nama KEPURUN PAWANA INDONESIA, merupakan gabungan dari 3 (tiga) kata sebagai berikut :

Kepurun : Nama desa dimana kegiatan usaha PT. Kepurun Pawana Indonesia dipusatkan, terletak di lereng gunung Merapi dengan ketinggian 600 m dpl, termasuk wilayah kec. Manisrenggo, kab. Klaten, Jateng.

Pawana : Kata dalam bahasa Sanskerta berarti angin. Indonesia: Negara, tanah tumpah darah tercinta.

Dengan menggabungkan ketiga kata tersebut menjadi 'Kepurun Pawana Indonesia', para penggagas dari Kepurun akan bertiup angin segar yang memberi harapan membangun kehidupan untuk masa depan yang lebih baik ke seluruh pelosok tanah air Indonesia.

1.2. VISI dan MISI

Visi :

Diakui sebagai perusahaan konsultan dan pengembangan sumberdaya wilayah/ daerah serta sumberdaya manusia (SDM) Agribisnis dan Agroindustri nasional yang bertumbuh kembang, unggul, terpercaya dan memberikan manfaat bagi umat manusia dan lingkungan dengan bertumpu pada kekayaan sumber daya alam dan insani tanah air Indonesia.

Page 2: Paper Manajemen Pengawasan

2

Misi :

a. Menjalankan dan mengembangkan Usaha Agribisnis dan Agroindustri dan Bidang  Usaha lain yang terkait, berorientasi kepuasan masyarakat/pelanggan, anggota  perusahaan dan pemegang saham.

b.  Mengupayakan agar agribisnis dan agro industri menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

c.  Membantu pengembangan kegiatan usaha agribisnis dan agro industri yang  berwawasan lingkungan dan kelestarian alam.

d.  Membantu pengembangan wilayah/ daerah pedesaan berbasis pada potensi,  kearifan, budaya dan keunggulan lokal berwawasan global.

1.3. TUJUAN DAN SASARAN

Menjalankan dan mengembangkan Usaha Jasa Konsultasi dan Training Centre Agribisnis dan Agroindustri dengan mengacu pada konsep ”Pertanian Indonesia Harmoni Alami dan Lestari” (PERIHAL), yakni usaha pertanian atau agro dalam pengertian luas berbasis Sistem dan Manajemen Agribisnis dan Agroindustri dengan didukung Information and Communication Technology dengan tetap memperhatikan kelestarian alam, lingkungan hidup, kultur, kearifan ocal namun juga berwawasan global.

Menjalankan usaha-usaha agibisnis dan agroindustri dalam skala kecil dan menengah (UKM) yang sehat, unggul, dapat diandalkan dan terus berkembang sebagai wujud implementasi program-program usaha jasa consultant, training centre dan communication & information centre, juga dimaksudkan sebagai suatu model usaha agribisnis dan agroindustri yang selanjutnya akan dapat di duplikasi dan/atau direplikasi untuk dikembangkan ke daerah atau wilayah lain dengan berbasis pada potensi, kearifan, budaya dan keunggulan ocal masing-masing daerah atau wilayah setempat.

Hasil yang diharapkan, desa-desa di seluruh tanah air mampu mengenali jati diri, menggali segenap potensi yang dimiliki untuk dikelola menjadi usaha yang prospektif, menguntungkan, sehat, unggul dapat diandalkan dan terus berkembang mendorong terwujudnya kesejahteraan wilayah/daerah, alam, lingkungan, masyarakat lahir maupun batin.

Page 3: Paper Manajemen Pengawasan

3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan. Hal pokok yang perlu diperhatikan dari pengorganisasian :1. Menentukan arah dan sasaran satuan organisasi,2. Menganalisa beban kerja masing – masing satuan organisasi3. Membuat job description ( uraian pekerjaan )4. Menentukan seseorang atau karyawan yang berdasarkan atas pertimbangan

arah dan sasaran, beban kerja, dan urian kerja dari masing – masing satuan organisasi.

Prinsip dasar koordinasi / organizing:1. Seseorang yang duduk di satuan organisasi harus memiliki kompentensi,

yaitu kemampuan dan kemauan.2. Memiliki karakter, yaitu sikap dan kepribadian yang sesuai dengan hal – hal

pokok dalam berorganisasi.3. Memiliki talenta, yaitu bakat dan potensi yang sesuai dengan hal – hal pokok

dalam berorganisasi.4. Memiliki komitmen, yaitu keikatan dan loyalitas dalam berorganisasi.

Agar karyawan dapat menjalankan prinsip dasar dengan baik dan memiliki performa yang layak, manajemen berkewajiban mengembangkan para pegawai.

Untuk itu perlu dilakukan hal – hal sebagai berikut:1. Untuk membentuk kompetensi, manajemen dapat meningkatkan kemampuan

lewat on the job training dan atau off the job training.- On the job training adalah pelatihan di tempat kerja, bisa berupa magang atau belajar sambil bekerja baik dengan sesama karyawan yang lebih senior maupun pada atasan mereka. Sisi positifnya bersifat praktis dan teknis, dalam artian hasilnya dapat segera dinikmati oleh manajemen dan aktivitasnya tidak mengganggu pekerjaan rutin di tempat kerja. Sisi negatifnya dimungkinkan adanya kerusakan barang atau peralatan karena belum terampilnya karyawan atau pegawai yang bersangkutan.

Off the job training adalah melatih kompetensi di luar tempat kerja. Pelatihan ini bersifat teoritis seperti yang dilakukan oleh lembaga – lembaga pendidikan formal seperti diploma, strata, maupun kursus yang dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan maupun lembaga lain.

Untuk meningkatkan motivasi, dapat dilakukan dengan pemenuhan kebutuhan esensial manajemen dan para karyawan. Sehingga dapat menumbuhkan dorongan dan semangat kerja yang cukup bagi seorang karyawan.

Kedua komponen inilah (kemampuan dan kemauan) yang dapat melihat kematangan seseorang dalam bekerja, yaitu seorang karyawan dapat dikatakan matang dalam bekerja jika dia memiliki kemampuan yang cukup

Page 4: Paper Manajemen Pengawasan

4

dan semangat kerja yang tinggi. Kedua komponen ini merupakan fungsi dari performa dengan rumus : p = f ( m x a ) dengan keterangan p yaitu performa, f yaitu fungsi, m yaitu motivasi, dan a yaitu ability (kemampuan).

2. Pembentukan karakter dapat dibentuk melalui proses pembentukan kompetensi, yang umumnya dibentuk melalui :a. Adanya pembaruan pengetahuan (update knowledge) yang dalam proses

terus-menerus akan berubah menjadi sikap yang selanjutnya menjadi prilaku yang selaras dengan visi dan misi yang ditetapkan oleh manajemen,

b. Melalui budaya organisasi (corporate culture).

3. Memiliki talenta. Talenta sering diterjemahkan dengan bakat potensi. Bakat merupakan sikap bawaan seseorang yang belum siap pakai untuk melakukan aktivitas secara layak. Potensi merupakan bakat yang telah siap pakai karena adanya proses pembelajaran, pelatihan, dan proses lain yang dilakukan oleh seseorang. Oleh karena itu koordinasi yang memiliki output staffing atau placement prinsip bakat dan potensi memiliki unsur yang paling dominan diantara keempat prinsip dasar koordinasi.

4. Komitmen adalah suatu keadaan dimana seorang pekerja atau karyawan memiliki tingkat kelekatan (kohesif) yang tinggi pada organisasi dan manajemen. Komitmen dapat dibentuk apabila prinsip dasar (kompetensi, karakter, dan talenta) dapat dilalui manajemen dengan baik.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengorganisasian :1. Jumlah bawahan yang akan dikoordinasikan

Pada pekerjaan yang cukup sederhana supervisor bisa mengawasi sampai 50 pekerja. Pada pekerjaan yang lebih rumit hanya 10 - 20 pekerja.

2. Jumlah supervisor / penyelia / pengawas kelompok3. Rentang kendali ( span of control )4. Spesifikasi jabatan ( job spesification )

2.2. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi(Human Development)

Pengembangan sumber daya manusia ( SDM ) dapat berupa pelatihan dan perencanaan karir terhadap karyawan. Konsep pengembangan dapat didekati pada dua sisi, yaitu :1. Pendekatan bersifat spirit / instrinsik / internal motivasi

Merupakan proses pengembangan SDM yang dimulai dari kesadaran dalam bekerja yang didasarkan atas pengetahuan yang memadai, sikap yang baik dan layak untuk kepentingan manajemen. Sifat dan hasil dari proses ini adalah bersifat jangka panjang.

2. Pemenuhan kebutuhan seseorang baik menyangkut kemampuan kerjanya maupun pemenuhan kebutuhan dirinya. Merupakan proses pengembangan SDM yang umum dilakukan oleh manajemen.Paling tidak ada tujuh proses dalam pengembangan SDM :

Page 5: Paper Manajemen Pengawasan

5

1. Perencanaan sumber daya manusia2. Kemampuan dan kapasitas yang diperlukan untuk menjalankan

perencanaan itu3. Perencanaan suksesi ( pergantian pimpinan )4. Penilaian kebutuhan pengembangan5. Perencanaan pengembangan, dibagi menjadi dua :

a. Pengembangan organisasi, danb. Pengembangan individu.

6. Pendekatan pengembangan di tempat kerja ( on the job training ) dan pendekatan di luar tempat kerja ( off the job training )

7. Evaluasi keberhasilan pengembanganBeberapa ukuran bahwa proses pengembangan berakhir :

a. Diukur dengan performanceb. Diukur dengan produktivitasc. Diukur dengan komitmend. Diukur dengan karakter

Pengembangan sumber daya manusia dilihat dari pendekatannya dibagi menjadi dua, yaitu :1. Pendekatan mikro ( seperti yang telah diuraikan diatas )2. Pendekatan makro

Pendekatan makroPendekatan makro lebih cenderung pada pendekatan pertumbuhan

ekonomi secara makro, yaitu manusia sebagai salah satu fokus dalam pertumbuhan ekonomi seringkali pengembangannya tidak secepat dan setinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah. Sebagai salah satu contoh yaitu pertumbuhan ekonomi oleh negara – negara maju ternyata tidak diikuti oleh pengembangan manusia yang kurang lebih 3/5 penduduk dunia mengalami keterbelakangan dan kemiskinan. Atas dasar fakta inilah, saat ini pengembangan manusia mulai difokuskan dalam segi intelektual, pendapatan, maupun spiritualnya. Namun saat ini lebih dikembangkan segi spiritual daripada segi intelektual. Akibatnya sering terjadi konflik dalam manajemen, pemerintahan, politik, dan seterusnya.

2.3. Pendekatan Indikator Dalam Pengembangan SDM

Ada tiga pendekatan indikator dalam pengembangan SDM :1. Indikator Pendidikan

Pengembangan manusia dalam suatu wilayah akan melihat seberapa jauh tingkat pendidikan penduduk atau masyarakatnya.

2. Usia harapan hidupSemakin tinggi usia harapan hidup masyarakat, merupakan indikator pengembangan manusia di daerah itu.

3. Indikator tingkat daya beli masyarakatIndikator ini sangat erat kaitannya dengan indikator ekonomi. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu daerah, maka semakin tinggi pula tingkat daya beli masyarakat.

Page 6: Paper Manajemen Pengawasan

6

Pendekatan pada tiga indikator ini diukur dengan sebuah indeks yang dinamakan indeks pembangunan manusia atau sering disebut Human Development Index (HDI). Pendekatan HDI ini sering mendapat kritik karena tidak memasukkan unsur motivasi atau unsur spiritual di dalamnya. Pendekatan indikator didritik karena :1. Pendidikan tinggi tidak dapat menjamin adanya pembangunan manusia

yang utuh. Oleh karena itu sebenarnya yang diutamakan bukan tingginya pendidikan melainkan tumbuh dan berkembangnya potensi diri manusia.

2. Tingginya usia harapan hidup tidak dapat juga menjamin. Oleh karena itu yang diutamakan adalah pemanfaatan selama manusia berproduktif untuk bekerja.

3. Meningkatnya tingkat daya beli yang disebabkan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi dalam kenyataannya telah meningkatkan pula tingkat individualisme. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem ekonomi yang mendorong masyarakat untuk bisa hidup layak dan bersahaja sekaligus tumbuh pula tingkat kebersamaan dan keselarasan hidup. Pendekatan ini disebut pendekatan pertumbuhan dan perkembangan spiritual manusia.

4. Dampak yang diharapkan dari pendekatan ini adalah tumbuh dan berkembangnya motivasi instrinsik dalam diri manusia dalam berorganisasi. Atau dalam manajemen disebut inner desire, yaitu kehendak dari dalam yang sering disebut kesabaran. Dengan adanya motivasi instrinsik yang baik maka akan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi. Beberapa ukuran untuk mengukur index perkembangan manusia :1. Human development index rendah : 0.00 - 0.452. Human development index menengah : 0.45 - 0.653. Human development index > menengah : 0.65 - 0.754. Human development tinggi : 0.75 - 1.00

Pada pendekatan HDI kedua , diukur secara kuantitatif namun lebih terfokus secara kualitatif. Indikator pendekatan ini yaitu :1. Tingkat keseringan konflik, baik makro maupun mikro2. Tingkat kerusakan alam, baik regional maupun global3. Tingkat kesulitan hidup, baik regional maupun global4. Tingkat pertumbuhan penyakit, baik bagi manusia maupun flora dan

fauna.

Page 7: Paper Manajemen Pengawasan

7

BAB IIIISI PERMASALAHAN

3.1. UKURAN KINERJA EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS

Konsep efisiensi berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses mengkonsumsi masukan untuk menghasilkan keluaran tertentu. Efisiensi merupakan ratio antara keluaran dengan masukan suatu proses, dengan fokus perhatian pada konsumsi masukan.

Konsep produktivitas berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses menghasilkan keluaran dengan mengonsumsi masukan tertentu. Produktivitas merupakan ratio antara masukan dengan keluaran, dengan fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan oleh suatu proses.

Efisiensi dan produktifitas hanya memfokuskan hubungan antara masukan dengan keluaran. Proses sama sekali tidak dipertimbangkan dalam perhitungan ratio masukan dengan keluaran. Dalam perhitungan efisiensi dan produktivitas, proses diperlakukan sebagai black box, kotak gelap yang tidak diketahui isinya. Oleh karena itu, ukuran efisiensi dan produktifitas tidak mengarahkan perhatian manajemen ke improvement terhadap proses.

Ukuran kinerja cost effectivenessKonsep cost effectiveness dilandasi oleh customer value mindset, yaitu

kebutuhan customer-lah yang memicu berbagai aktifitas yang digunakan oleh perusahaan untukmenghasilkan keluaran. Konsep cost effectiveness dilandasi oleh continous improvement mindset, sehingga membuka proses agar tidak lagi berupa black box, untuk dapat dianalisis dan dilakukan improvement terhadapnya.

Proses terdiri dari berbagai aktivitas untuk mengolah masukan menjadi keluaran. Oleh karena keluaran suatu proses digunakan untuk memenuhi kebutuhan customer, maka aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan keluaran perlu dihubungkan dengan kebutuhan customer, untuk menentukan diperlukan atau tidaknya aktivitas ditinjau dari sudut pandang customer.

Timbullah konsep aktifitas penambah nilai ( Value added activities ) dan aktivitas bukan penambah nilai ( nonvalue added activities ). Aktivitas penambah nilai adalah aktivitas yang ditinjau dari pandangan customer menambah nilai dalam proses pengolahan masukan menjadi keluaran. Sebaliknya, aktivitas bukan penambah nilai adalah aktivitas yang dari pandangan customer tidak menambah nilai dalam proses pengolahan masukan menjadi keluaran

Suatu proses disebut cost effective jika dalam menghasilkan keluaran, masukan hanya dikonsumsi untuk menjalankan aktivitas penambah nilai. Dengan demikian komponen kegiatan bisnis perusahaan terdiri dari 4 unsur, yaitu :1. Masukan2. Proses3. Keluaran4. Customers

Mengukur cost effectiveness suatu proses.Dalam proses pembuatan produk diperlukan throughput time yang

merupakan keseluruhan waktu yang diperlukan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Ukuran efisiensi proses produksi dihitung dengan

Page 8: Paper Manajemen Pengawasan

8

membandingkan processing time dengan throughput time yang dikenal dengan istilah cycle effectiveness ( CE )

Seberapa besar aktivitas bukan penambah nilai dikurangi dan dihilangkan dari proses pembuatan produk dapat diukur melalui CE dengan formula :

CE = Processing TimeThroughput Time

Jika proses pembuatan produk menghasilkan CE sebesar 100%, maka aktivitas bukan penambah nilai telah dapat dihilangkan dalam proses pengolahan produk, sehingga customer produk tersebut tidak dibebani dengan biaya – biaya untuk aktivitas bukan penambah nilai bagi mereka. Sebaliknya, jika proses pembuatan produk menghasilkan CE kurang dari 100%, berarti proses pengolahan produk masih mengandung aktivitas bukan penambah nilai bagi customer.

3.2. PENERAPAN COST EFFECTIVENESSE DI LUAR PROSES MANUFAKTUR

Proses tidak hanya terdapat dalam departemen produksi. Proses pada hakikatnya adalah arus produk, bahan, atau informasi dari seorang karyawan atau tempat kerja satu atau ke karyawan atau tempat kerja lain. Sebagai contoh, proses perencanaan strategik mencakup aktivitas berikut ini : pemrakiran, analisis pasar, analisis keuangan, dan analisis customer. Proses pembelian mencakup aktivitas berikut ini : permintaan pembelian, order pembelian, permintaan barang dan pencatatan persediaan. Dalam setiap proses terdapat 4 kejadian : pengolahan, inspeksi, transpor, dan penantian. Inspeksi dapat dihilangkan melalui peningkatan kompetensi dan komitmen karyawan. Transpor dapat dihilangkan dengan memanfaatkan electronic data interchange atau electronic mail, penantian ( Waiting time ) dapat dihilangkan dengan memanfaatkan dengan online processing dan networking. Melalui kombinasi peningkatan kualitas karyawan dan pemberdayaan karyawan melalui pemanfaatan teknologi informasi, proses diluar manufaktur (Misalnya diproses pembelian) dapat dikurangi waktunya secara signifikan, sehingga mengakibatkan effectiveness ( CE ) meningkat secara drastis.

Keunggulan ukuran kinerja cost effectivenessKeunggulan cost effectiveness dibanding dengan konsep cost efficiency dan produktivitas dapat dilihat sebagai berikut :1. Konsep cost effectiveness memasukkan customer kedalam model pengukuran

kinerja, sehingga memungkinkan manajemen memfokuskan usahanya untuk melakukan improvement terhadap proses berdasarkan sudut pandang customer.Konsep efisiensi dan produktivitas berfokus ke kepentingan intern organisasi, tanpa memperhatikan manfaat peningkatan efisiensi dan produktivitas tersebut bagi customer. Suatu usaha yang tidak bermanfaat bagi customer, memiliki risiko tidak akan didukung oleh customer, dan pada gilirannya tidak akan ada yang menyediakan dana untuk membiayai usaha tersebut. Customer-lah yang sebenarnya akan dibebani dengan pengorbanan apapun

Page 9: Paper Manajemen Pengawasan

9

yang dilakukan oleh manajemen dalam mengolah masukan menjadi pengeluaran.

2. Konsep cost effectiveness menganalisis proses menjadi aktivitas penambah nilai dan aktivitas bukan penambah nilai , sehingga memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan aktivitas (activity management) untuk menghasilkan pengurangan biaya secara signifikan bagi kepentingan customer. Konsep efisiensi dan produktivitas berhenti setelah ratio masukan dengan keluaran selesai dihitung. Konsep terakhir ini tidak memberikan arah strategi apa yang harus ditempuh oleh manajemen di dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

3. CE sebagai ukuran kinerja lebih halus dan rinci untuk mencerminkan efektivitas konsumsi masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran. Dari ukuran ini dapat diketahui berapa persen aktivitas bukan penambah nilai bagi customer masih mengkonsumsi masukan. Dengan informasi ini, fokus usaha manajemen dapat diarahkan ke pengurangan dan penghilangan aktivitas bukan penambah nilai bagi customer. Konsep efisiensi dan produktivitas merupakan ukuran kasar yang hanya mencerminkan hubungan antara masukan dan keluaran, tanpa dapat menjelaskan untuk aktivitas macam apa masukan dikonsumsi. Dengan demikian efisiensi dan produktivitas tidak mengarahkan usaha manajemen untuk secara efektif mengkonsumsi masukan.

Dengan perubahan lingkungan bisnis yang didominasi oleh customer, ukuran kinerja yang tidak memasukkan komponen customer akan menjauhkan usaha manajemen dari pemuasan kebutuhan customer. Keadaan seperti ini akan menempatkan perusahaan pada posisi berisiko tinggi untuk ditinggalkan oleh customer.

Konsep efisiensi dan produktivitas dikembangkan dalam manajemen tradisional yang masih berfokus ke pemuasan kebutuhan intern perusahaan. Oleh karena itu, konsep pengukuran kinerja ini tidak pas jika diterapkan dalam perusahaan yang memasuki lingkungan bisnis yang di dalamnya customer memegang kendali bisnis.

Perlu dilakukan perubahan ukuran kinerja yang berfokus ke customer, untuk menjadikan manajemen mampu memimpin perusahaannya memasuki lingkungan bisnis sekarang ini. Cost Effectiveness merupakan ukuran kinerja yang mengukur seberapa efisiensi masukan dimanfaatkan untuk melaksanakan aktivitas penambah nilai bagi customer. Cost Effectiveness dapat diukur melalui perhitungan CE dan dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk merancang dan mengimplementasikan improvement berkelanjutan terhadap proses melalui program pengelolaan aktivitas.

3.3. ORGANISASI

Pengertian Organisasi. Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal

dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Page 10: Paper Manajemen Pengawasan

10

Pengertian Pengorganisasian Seperti telah diuraikan tentang manajemen, pengorganisasian adalah merupakan

fungsi kedua manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

Pengertian Struktur Organisasi Struktur Organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam

organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu, struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Pengertian Bagan Organisasi Bagan Organisasi adalah struktur organisasi pada umumnya kemudian

digambarkan dalam suatu bagan yang disebut bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, dimana dalam gambar tersebut ada garis-garis (intruksi dan koordinasi) yang menunjukkan kewenangan dan hubungan komunikasi formal, yang tersusun secara hierarkis.

3.4. UNSUR-UNSUR DALAM STRUKTUR ORGANISASI

Dalam rangka anaslisis, struktur organisasi perlu dibagi dalam unsur-unsurnya, yaitu : Spesialisasi Kegiatan-kegiatan Spesialisasi kegiatan ini berkaitan dengan spesialisasi baik tugas individu

maupun tugas kelompok dalam organisasi (pembagian kerja) dalam mengelompokkan tugas-tugas tersebut kedalam unit kerja (departementasi).

Standarisasi Kegiatan-kegiatan Standarisasi kegiatan-kegiatan ini berkaitan dengan standarisasi tata kerja,

prosedur kerja, dan sistem kerja yang digunakan dalam organisasi. Banyak sistem dan prosedur kerja, termasuk didalamnya struktur organisasi dan bagan organisasi, yang dikembangkan melalui peraturan-peraturan tentang kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan kerja yang ada dalam organisasi.

Koordinasi Kegiatan-kegiatan Koordinasi kegaitan ini berkaitan dengan pengintegrasian dan penyelarasan

fungsi-fungsi dan unit-unit dalam organisasi yang berkaitan dan saling ketergantungan.

Sentralisasi dan Desentralisasi Sentralisasi dan Desentralisasi ini berkaitan dengan letak pengambilan keputusan.

Dalam struktur organisasi yang disentralisasikan, pengambilan keputusan dilakukan oleh para pimpinan puncak saja. Dalam desentralisasi, kekuasaan pengambilan keputusan didelegasikan kepada individu-individu pada tingkat-tingkat manajemen menengah dan menengah ke bawah.

Page 11: Paper Manajemen Pengawasan

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

EXPERT & CONSULTANT

DIREKTUR KEUANGAN & ADMINISTRASI

DIREKTUR OPERASI & PEMASARAN

DIVISI KEUANGAN DIVISI PRODUKSI

DIVISI ADMINISTRASI DIVISI PEMASARAN

DIVISI QUALITY CONTROL

DIVISI TRAINING CENTRE

UNIT USAHA – UNIT USAHA

11

3.5. BAGAN ORGANISASI PT. KEPURUN PAWANA INDONESIA

Page 12: Paper Manajemen Pengawasan

12

ORGANISASI USAHA PT. KEPURUN PAWANA INDONESIA sbb:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : IR. DJITENE MARSUDI

Komisaris Anggota : IR. PURNOMO WILLY BS

Dewan Direksi

Direktur Utama : DRAJAD SETIADHIE, S.H

Direktur Keuangan & Administrasi : DRS. OMO SUKMABRATA

Direktur Operasi & Pemasaran : DRAJAD SETIADHIE, S.H (plth)

Divisi

Manajer Divisi Keangan : YUNI IKAWATI

Manajer Divisi Administrasi : AGUS TRIYONO, S.Pt

Manajer Divisi Produksi : SUMANTRI

Manajer Divisi Pemasaran : JOKO MARSONO

Manajer Divisi Training Centre : R. SUHUN HARSANA, S.Pt

Page 13: Paper Manajemen Pengawasan

13

BAB IV KESIMPULAN

4.1. BIDANG USAHA

Bidang usaha perusahaan adalah Jasa Consultant, Training Centre dan Information & Communication Centre Agribisnis dan Agroindustri atau usaha pertanian dalam arti luas dengan mengacu pada sistem dan manajemen agribisnis dan agroindustri didukung teknologi informasi dan teknologi komunikasi.

4.2. UNIT USAHA

Unit usaha perusahaan terdiri atas unit usaha inti (core business) serta unit usaha pendukung aktivitas dan keberhasilan usaha inti, meliputi : Unit Usaha Inti (core business)

o Jasa Konsultasi o Jasa Pusat Pelatihan o Jasa Pusat Data & Informasi

Unit Usaha Kecil & Menengah Pendukung Usaha Inti (Core business supporting)

o Pertanian o Peternakan o Perikanan o Pemasaran & Toko Agribisnis & Agroindustri

4.3. PROGAM & RUANG LINGKUP USAHA

Program dan ruang lingkup usaha, meliputi : Unit Usaha Jasa Konsultasi

o Program layanan Konsultasi dan Pendampingan Agribisnis & Agroindustri Pertanian.

o Program layanan Konsultasi dan Pendampingan Agribisnis & Agroindustri Peternakan

o Program layanan Konsultasi dan Pendampingan Agribisnis & Agroindustri Perikanan Air Tawar.

o Program layanan Konsultasi dan Pendampingan Manajemen & Pemasaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

o Program layanan Konsultasi dan Pendampingan Pengembangan Desa Mandiri secara Sosial Kemasyarakatan , Budaya, Ekonomi dan Religius.

o Program layanan Konsultasi dan Pendampingan Pengembangan Wilayah Pedesaan berbasis “One Village-One Product” (OVOP) didukung “Information & Communication Technology”.

o Program layanan Konsultasi “Digital & Global Village” berbasis keunggulan dan kearifan lokal.

o Program layanan Konsultasi pengembangan potensi lokal dan pedesaan.

Page 14: Paper Manajemen Pengawasan

14

o Program layanan Konsultasi pengembangan kawasan ternak/ peternakan.

o Pogram layanan Konsultasi dan Pendampingan Manajemen Administrasi & Manajemen Konflik Pertanahan Desa.

o Program layanan Konsultasi dan Pendampingan Pengembangan Pertanian Organik.

o Program layanan Bimbingan mahasiswa praktek kerja lapangan (PKL)

Unit Usaha Jasa Pusat Pelatihan o Program Pelatihan Usaha Agribisnis & Agroindustri Sapi Potong &

Itik Petelur o Program Pelatihan Usaha Agribisnis & Agroindustri Sapi Perah &

Kambing Perah. o Program Pelatihan Usaha Agribisnis & Agroindustri Sayuran & Buah-

buahan o Program Pelatihan Usaha Agribisnis & Teknologi Tepat Guna Bidang

Agribisnis. o Program Pelatihan Usaha Agribisnis & Agroindustri Tanaman Obat-

obatan. o Program Pelatihan Usaha Perikanan Air Tawar. o Program Pelatihan Usaha Udang Air Tawar. o Program Pelatihan Manajemen Katering dan Rumah Makan. o Program Pelatihan Otomotif Mobil. o Program Pelatihan Otomotif Sepeda Motor. o Program Pelatihan Desa Mandiri. o Program Pelatihan Pengembangan Wilayah Pedesaan berbasis “One

Village-One Product” (OVOP) didukung “Information & Communication Technology”.

o Program Pelatihan “Digital & Global Village” berbasis keunggulan dan kearifan lokal.

o Program Pelatihan Kewirausahaan dan Manajemen Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Kecil.

o Program Pelatihan Manajemen Keuangan dan Akuntansi Sederhana bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

o Program Pelatihan Pembekalan Pra Purnabhakti (Pembekalan Menghadapi Masa Pensiun).

o Program Pelatihan Obat-obatan dan Pengobatan Herbal. o Program Pelatihan Pertanian Organik o Kemah Sabtu Minggu Agribsinis bagi anak-anak dan remaja o Program Pelatihan out boundo Program Pelatihan Pengembangan Sumberdaya Manusia

Unit Usaha Jasa Pusat Data & Infomasi o Pusat Data & Informasi Agribisnis & Agroindustri o Pusat Data & Informasi Wilayah dan Pedesaan o Pusat Informasi “ One Village One Product”o Program Siaran Radio KPI AGRO FM

Page 15: Paper Manajemen Pengawasan

15

Unit Usaha Pertanian o Demplot pembibitan, budidaya dan pengolahan hasil tanaman sayur-

sayuran o Demplot pembibitan, budidaya dan pengolahan hasil tanaman buah-

buahan o Demplot pembibitan,budidaya dan pengolahan hasil tanaman obat-

obatan dan/atau herbal o Demplot pembibitan, budidaya dan pengolahan hasil tanaman hias

Unit Usaha Peternakan o Demplot pembibitan, budidaya dan pengolahan hasil & limbah sapi

perah o Demplot pembibitan, budidaya dan pengolahan hasil & limbah sapi

potong o Demplot pembibitan, budidaya dan pengolahan hasil & limbah

kambing o Demplot pembibitan, budidaya dan pengolahan hasil & limbah itik o Jasa Kesehatan & Reproduksi Hewan

Unit Usaha Perikanan o Demplot pembibitan, budidaya dan pengolahan hasil ikan air tawar o Demplot pembibitan, budidaya dan pengolahan hasil udang air tawar o Demplot pembibitan, budidaya ikan hias.

Unit Pemasaran & Toko Agribisnis & Agroindustri o Outlet/ toko pertanian, peternakan, perikanan o Delivery Service sayuran, daging dan buah-buahan o Katering dan Rumah Makan

4.4. Tenaga/ Mitra Kerja Ahli PT. Kepurun Pawana Indonesia

Ir. Djiteng Marsudi (Mantan Dirut PT. PLN (Persero)) Ir. Budi Santoso (Direktur SDM & Adm. PT. Pembangkitan Jawa Bali) Prof.Dr.Ir. Tri Yuwanta, S.U., DEA (Fak. Peternakan UGM) Dr.Ir. Sumadi, M.S. (Fak Peternakan UGM) Dr.Ir. Adiarto, M.Sc(Fak. Peternakan UGM) Ir. Heru Sasongko, M.P. (Fak. Peternakan UGM) Dra. Aisah Indati, M.S. (Fak. Psikologi UGM) Dra. Neila Ramdhani, M.Si., M.Ed.(Fak. Psikologi UGM) Drs. Hadi Sutarmanto, M.S. (Fak Psikologi UGM) Prof.Dr.Ir. Kamiso (Jurusan Perikanan UGM) Dr.Ir. Triyanto, M.Si (Jurusan Perikanan UGM) Dr.H. Bambang Djarwoto, Sp. PD (Fak. Kedokteran UGM) Ir. Hadi Santoso, MS (Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian, Yogyakarta) Ir. Gunawan EP (Dinas Pertanian Kab. Magelang) Dr.Ir. Achmad Kasiyani, MS (Ka. Dinas Pertanian Prop. DIY) H. Sukiyat (Wirausaha Otomotif) H. Zed Djunaedi, SE (Wirausaha Otomotif) Ir. Bambang Irawan, M.Si. (Mantan Kanwil Pertanian DIY) Ir. Zaenal Arifin, M.S.i. (Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Magelang)

Page 16: Paper Manajemen Pengawasan

16

Brahmana Adhie, SH, M.Eng.Sc.( Sekolah Tinggi Pertanahan Yogyakarta Dr.Oloan Sitorus, SH, MS ( Sekolah Tinggi Pertanahan Yogyakarta) AR Iskandar (Wirausaha) Ir.Hj. Suryati (Wirausaha) Drs. Yanuar Saksono, MM (Kadin UKM DIY) Ir. Birowo Adhie, MT (Geolog ) Drajad Setiadhie, SH (Dirut. PT. KPI & Dir. Yayasan Mitra Masyarakat) Dr.Ir. Dja’far Assidiq, M.Sc. (Fak. Pertanian UGM) Drh. Prabowo P Putro, M.Phil (Fak. Kedokteran Hewan UGM) Ir. Gunawan Tjiptadi, M.S, (Lembaga Pendidikan Perkebunan) Drs. HM Hamdani BDZ (Pimpinan Pondok Pesantern Roudhatul Muttaqien)

Page 17: Paper Manajemen Pengawasan

17

DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. HM. Markum Singodimejo M.M., Ph.D. dkk. “Human Resources Management” 1999, Ensena Dilla Offset, Jakarta. Hlm. 1

2. Pius A. Partanto & M. Dahlan Al Barry. “Kamus Ilmiah Populer”. 1994. Arkola, Surabaya. Hlm. 626.

3. Dassler Gary, Edisi Bahasa Indonesia. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. 1997. PT. Prenhelloindo. Jakarta. Hlm. 19.

4. Malayu S.P. Drs. H. Hasibuan. Edisi Revisi. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. 2005. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Hlm. 244.

5. http://www.indoskripsi.com 6. http://www.ptkepurun.com/

Page 18: Paper Manajemen Pengawasan

18

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1............................................................................................................ L

atar Belakang .................................................................................... 11.2............................................................................................................ V

isi dan Misi ....................................................................................... 11.3............................................................................................................ T

ujuan dan Sasaran ............................................................................. 2

BAB II TINJAUAN ACARA 2.1............................................................................................................ P

engertian Pengorganisasian .............................................................. 32.2............................................................................................................ P

engembangan SDM Dalam Organsasi (Human Development) .......42.3............................................................................................................ P

endekatan Indikator Dalam Pengembangan SDM ........................... 5

BAB III ISI PERMASALAHAN 3.1............................................................................................................ U

kuran Kinerja Efisiensi dan Produktivitas ........................................73.2............................................................................................................ P

enerapan Cost Effectivenesse Diluar Proses Manufaktur ................8 3.3............................................................................................................ O

rganisasi ............................................................................................93.4............................................................................................................ U

nsur-unsur Dalam Struktur Organisasi .............................................103.5............................................................................................................ B

agan Organisasi ................................................................................11

BAB IV KESIMPULAN 4.1............................................................................................................ B

idang Usaha ......................................................................................13 4.2............................................................................................................ U

nit Usaha ...........................................................................................13 4.3............................................................................................................ Pr

ogram dan Ruang Lingkup Usaha ....................................................13 4.4............................................................................................................ T

enaga Ahli ........................................................................................15

Daftar Pustaka ...........................................................................................................17