naskah ujian psikiatri syukran

24
NASKAH UJIAN PSIKIATRI Disusun Oleh : Syukran 109103000030 Penguji : dr. Lukman Mustar, Sp. KJ Pembimbing : dr. Amienuddin Sa’ad, Sp. KJ KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Upload: syukran-ab

Post on 09-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

psikiatri

TRANSCRIPT

NASKAH UJIAN PSIKIATRI

Disusun Oleh :

Syukran

109103000030

Penguji :

dr. Lukman Mustar, Sp. KJ

Pembimbing :

dr. Amienuddin Sa’ad, Sp. KJ

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013

Status Psikiatri

I. Identitas Pasien

Nama : Nn.WR

No. Rekam Medis : 26-78-07

Jenis Kelamin : Perempuan

TTL : Jakarta, 06 Agustus 1980

Umur : 33 tahun

Agama : Islam

Suku bangsa/warga Negara : Sunda/Indonesia

Status Pernikahan : Belum menikah

Pendidikan Terakhir : D1

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat : Gg. Pahlawan Tijan, RT 02 RW 02, Kel. Kedung

Waringin Kec. Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat

Tanggal Masuk RS.MM : 4 Desember 2013

II. Riwayat Medis

Pengambilan data dilakukan secara autoanamnesis di Rumah Sakit DR. H. Marzoeki

Mahdi, yaitu di Bangsal Utari pada tanggal 12 Desember 2013. Alloanamnesis

dengan ibu pasien saat kunjungan rumah tanggal 12 Desember 2013 serta melalui data

rekam medis di Bangsal Utari Rumah Sakit Marzoeki Mahdi yang diambil pada

tanggal 12 Desember 2013.

a. Keluhan Utama

Pasien sering keluyuran jauh dari rumah sejak 1 bulan SMRS

b. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien dibawa ke IGD RS Marzoeki Mahdi karena sering keluyuran jauh dari

rumah sejak 1 bulan yang lalu. Pasien tidak betah di rumah, selalu keluar di pagi

hari hingga ke Parung dengan berjalan kaki. Menurut keterangan keluarga, pasien

tidak betah di rumah karena pasien merasa rumahnya yang sekarang bukan

miliknya dan terdapat bisikan seorang laki-laki yang menyuruhnya keluar rumah.

Saat pasien keluar rumah, pasien sering tidur dan bermalam di kebun milik orang

2

lain. 3 hari sebelum masuk rumah sakit, saat pasien keluyuran, pasien hampir di

perkosa oleh seorang tukang ojek yang mengaku ingin mengantarkan pasien

pulang. Namun pasien berhasil kabur setelah melakukan perlawanan, dan ditolong

oleh warga dan diantarkan pulang. Selain mendengar bisikan untuk keluar rumah,

pasien juga mendengar bisikan yang mengejek saat pasien sholat dan zikir.

Pasien sering melamun, dan berbicara sendiri tidak jelas sejak 3 bulan yang

lalu. Gejala tersebut muncul setelah 1 minggu tidak mau minum obat lagi pasca

perawatan di Bangsal Arimbi RSMM. Selain itu pasien juga merasa hidupnya

tidak berguna, dan ingin mati saja. Namun niatnya diurungkan karena ibu pasien

selalu mengingatkannya bahwa orang yang bunuh diri tidak akan masuk surga.

Pasien tidak mau mandi dan mengurus diri. Pasien selalu terlihat murung, lemas,

tidak mau makan minum, sulit tidur dan menangis sendiri tiba-tiba.

Pasien pernah di rawat di RS Marzoeki Mahdi pada bulan Juli 2013 selama 2

minggu dan dipulangkan paksa oleh ibunya karena pasien ingin lebaran bersama

ibunya di rumah. Setelah keluar dari rumah sakit, pasien tidak mau minum obat.

Ibu pasien sudah mengingatkan dan menyuruh pasien untuk minum obat teratur,

tetapi pasien tetap tidak mau minum obat.

Keadaan pasien sekarang lebih tenang. Pasien tidak mendengarkan suara-

suara yang menyuruhnya untuk keluyuran. Pasien sudah nyambung untuk

berkomunikasi dan tidak ada gangguan tidur. Saat wawancara pasien dapat

membacakan ayat kursi dan menyanyikan lagu “Berkibarlah Benderaku”. Pasien

mengeluhkan bahwa jantungnya sering berdebar-debar, telinga kirinya sering

berdenging dan tangannya sering pegal-pegal. Saat makan tenggorokan sering

ngilu sehingga pasien menghentikan makannya walaupun makanan belum habis.

c. Riwayat Gangguan Dahulu

1) Riwayat Psikiatri Sebelumnya

a. Pada April 2013, menurut ibu pasien, pasien mengalami perubahan tingkah

laku berupa sering murung, melamun, tidak berinteraksi dengan tetangga,

dan malas keluar rumah. Ibu pasien tidak mengetahui bahwa pasien

mengalami gangguan jiwa sehingga pasien tidak dibawa ke dokter tetapi

ke alternatif yaitu ke orang pintar.

3

b. Pada Juli 2013, pasien mulai berbicara sendiri, marah-marah tanpa alasan

yang jelas dan sulit tidur di malam hari. Pasien suka masuk ke rumah

orang lain tanpa izin. Pasien juga memukul pundak ibunya berkali-kali

karena disuruh oleh bisikan seorang laki-laki dan sulit dihentikan karena

pasien sangat kuat, seperti kesurupan. Pasien kemudian di bawa ke IGD

RSMM dan dirawat selama 2 minggu.

Grafik Perjalanan Penyakit

April 2013 Juli 2013

Pasien mengalami perubahan tingkah laku

berupa sering murung, melamun, tidak

berinteraksi dengan tetangga, dan malas

keluar rumah. Ibu pasien tidak mengetahui

bahwa pasien mengalami gangguan jiwa

sehingga pasien tidak dibawa ke dokter

tetapi ke alternatif yaitu ke orang pintar.

pasien mulai berbicara sendiri, marah-marah

tanpa alasan yang jelas dan sulit tidur di

malam hari. Pasien suka masuk ke rumah

orang lain tanpa izin. Pasien juga memukul

pundak ibunya berkali-kali karena disuruh

oleh bisikan seorang laki-laki. Pasien

kemudian di bawa ke IGD RSMM dan

dirawat selama 2 minggu

Agustus 2013 November-Desember 2013

Pasien pulang dari ruang perawatan

Arimbi RSMM dan tidak mau minum

Pasien sering keluyuran jauh dari rumah,

sampai parung karena disuruh oleh bisikan

4

April Juli Agustus November Desember

obat. Kembali berbicara sendiri tidak jelas,

merasa hidupnya tidak berguna, dan ingin

mati saja. Pasien tidak mau mandi dan

mengurus diri. Pasien selalu terlihat

murung, lemas, tidak mau makan minum,

sulit tidur dan menangis sendiri tiba-tiba.

seorang laki-laki, bermalam di kebun milik

orang lain. Dan pernah hampir diperkosa oleh

tukang ojek saat keluyuran.

2) Riwayat Penyakit Medis Lainnya

Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala. Pasien tidak pernah

mengalami kejang. Pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit karena

penyakit medis lainnya yang berhubungan dengan kondisi kejiwaannya saat

ini.

3) Riwayat Penggunaaan Zat Psikoaktif dan Alkohol

Pasien tidak merokok, minum alkohol dan tidak pernah mengkonsumsi zat

psikoaktif.

d. Riwayat Kehidupan Pribadi

1) Prenatal, Natal dan Postnatal

Keluarga mengatakan saat mengandung pasien, ibu dalam keadaan sehat, tidak

mengalami gangguan jiwa dan sakit lain. Selama mengandung, ibu pasien tidak

mengkonsumsi alkohol, zat psikoaktif ataupun obat-obatan. Ibu pasien juga

tidak pernah mengalami trauma fisik. Saat di dalam kandungan, janin dalam

keadaan sehat. Pasien merupakan anak yang diinginkan. Pasien lahir dengan

normal, cukup bulan dan ditolong oleh dokter. Pasien tidak memiliki trauma

lahir, tidak kejang dan tidak memiliki cacat bawaan.

2) Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Pasien tumbuh dan berkembang sehat sesuai dengan usianya seperti anak

lainnya.

3) Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien mulai menjalani pendidikan Sekolah Dasar di SD saat usia 6 tahun.

Pasien tidak pernah tinggal kelas selama duduk di bangku Sekolah Dasar, ia

termasuk anak yang cerdas, selalu mendapatkan peringkat 1 atau 2 di kelas.

5

Pasien adalah murid yang pendiam dan tidak mempunyai banyak teman. Ia

sering menghabiskan waktu luangnya di rumah untuk belajar dan terkadang

membantu ibu merapihkan rumah.

4) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)

1. Hubungan Sosial

Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki banyak teman. Pasien

tidak punya masalah dengan teman-temannya.

2. Riwayat Pendidikan

Pasien melanjutkan sekolahnya ke SMP di Krakatau Steel, Cilegon dan

dibiayai oleh kakaknya yang ke-3. Selama SMP pasien sering dimarahi dan

dipukuli oleh kakaknya. Selama sekolah pasien selalu mendapat peringkat

5 besar. Pasien hanya bersekolah sampai D1, pasien tidak meneruskan

pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi karena masalah biaya.

3. Latar Belakang Agama

Pasien merupakan anak yang rajin beribadah.

5) Masa Dewasa

1. Riwayat Pekerjaan

Pada tahun 2004 pasien pernah bekerja di kantor sebagai akuntan selama 4

bulan dan berhenti karena rekan-rekan kerjanya iri sebab pasien adalah

pegawai kesayangan bosnya. Pasien juga pernah bekerja pramusaji salah

satu restoran di Baranang Siang selama 3 bulan dan berhenti karena sering

dibicarakan negatif oleh pegawai lainnya.

2. Aktivitas Sosial

Pasien tinggal di rumah bersama ibu dan kedua. Hubungan dengan

tetangga juga kurang baik semenjak sakit. Tetangga pasien selalu acuh dan

takut pada pasien.

3. Riwayat Psikoseksual

Pasien belum menikah. Pada tahun 2004, pasien pernah didekati oleh

teman kantornya dan diajak menikah, namun pasien menolak karena

mengaku belum siap untuk menikah saat itu.

e. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien merupakan anak terakhir dari tujuh bersaudara. Pasien sekarang tidak

bekerja. Kebutuhan keluarga saat ini ditanggung oleh kakak-kakaknya. Ayah

6

pasien sudah meninggal sejak 13 tahun yang lalu. Sejak pasien pasien sakit, ada

salah satu orang pintar yang mengatakan bahwa pasien harus pindah rumah karena

rumah pasien yang sebelumnya sudah diguna-guna. Sehingga keluarga

memutuskan untuk pindah ke rumah yang sekarang. Namun setelah pasien pulang

dari perawatan Arimbi, pasien selalu protes bahwa rumah yang sekarang bukan

milik mereka dan ingin kembali ke rumah yang sebelumnya.

f. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya dan Kehidupan

1. Impian

Pasien mengatakan bahwa pasien memiliki impian atau cita-cita sekolah

D3 namun tidak tercapai karena masalah biaya.

Pasien juga ingin menikah karena usianya yang sudah 35 tahun.

2. Sistem nilai

Pasien menganggap dirinya tidak mengalami gangguan jiwa, hanya

keluhan jantung dan telinga

3. Dorongan kehendak

Pasien ingin segera keluar dari rumah sakit untuk tinggal bersama ibunya.

4. Persepsi lingkungan terhadap dirinya

Keluarga pasien merasa ada yang berubah dengan pasien sejak April 2013.

Pasien sudah 2x dibawa ke RSMM.

7

Genogram Keluarga Pasien

Keterangan :

: Laki-laki : mengalami gangguan

jiwa

: Tinggal serumah : wanita

: Pasien : Meninggal

III. Pemeriksaan Status Mental

Pemeriksaan status mental dilakukan pada tanggal 12 Desember 2013 di Bangsal

Utari RS Dr. H. Marzoeki Mahdi

A. Deskripsi Umum

a. Kesadaran :

Kompos mentis, perhatian, pemusatan dan pengalihan perhatian adekuat..

b. Penampilan Umum :

Seorang perempuan 35 tahun berpenampilan fisik sesuai usianya. Kulit

sawo matang, menggunakan kerudung. Pasien memakai pakaian yang

tidak serasi dari RS Marzoeki Mahdi berwarna merah dan rok pendek

berwarna hijau. Kebersihan dan kerapian diri kurang.

c. Perilaku dan aktivitas motorik :

Sebelum wawancara pasien sedang duduk di kursi. Selama wawancara,

pasien kooperatif, tampak tenang dan kurang bersahabat. Tidak ada kontak

8

mata dengan pemeriksa. Pasien cenderung diam dan tidak bergairah. Tidak

ada gerakan involunter dan dapat menjawab dengan baik. Setelah wawancara

pasien kembali duduk bersama pasien yang lain.

d. Pembicaraan

Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan lambat, volume kecil,

artikulasi jelas. Pasien sedikit bicara, menyangkal (defensif, denial, represi)

dan lebih banyak diam. Tidak ada hendaya dalam berbicara.

e. Sikap terhadap pemeriksa :

Kooperatif.

B. Alam Perasaan

a. Mood : Mood hipotim

b. Afek : Afek depresi

c. Ekspresi Afektif :

a) Kestabilan : Stabil

b) Keserasian : Serasi

c) Pengendalian : Cukup

d) Empati : Dapat diraba rasakan

C. Fungsi Intelektual

a. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan :

a) Taraf Pendidikan : Sesuai dengan taraf pendidikan

b) Pengetahuan Umum : Baik

c) Kecerdasan : Baik

b. Daya Konsentrasi :

Baik. Pasien dapat menghitung mundur 100-7.

c. Orientasi

a) Orientasi waktu : Baik. Pasien mengetahui siang atau malam,

akan tetapi untuk hari dan tanggal, pasien tidak mengetahuinya.

b) Orientasi tempat : Baik. Pasien mengetahui saat ini sedang berada

di Rumah sakit.

c) Orientasi personal : Baik. Pasien mengetahui peran dan nama orang

yang berkontak dengannya.

d. Daya Ingat

9

a) Daya ingat jangka panjang : Baik. Pasien masih mengingat masa

kecilnya.

b) Daya ingat jangka pendek : Pasien dapat menceritakan yang

dilakukan pasien tadi pagi.

c) Daya ingat sesaat : Pasien dapat mengingat kembali apa

yang dibicarakan sebelumnya setelah dilakukan interupsi oleh pemeriksa.

e. Pikiran Abstrak :

Tidak baik. Pasien tidak mengerti arti peribahasa yang ditanyakan oleh

pemeriksa

f. Kemampuan Menolong Diri :

Baik. Pasien mampu mandi, makan, dan ke toilet secara mandiri.

D. Gangguan Persepsi

a. Halusinasi :

a) Riwayat halusinasi auditorik (+)

b) Halusinasi Visual (-)

b. Ilusi : Tidak ada

c. Depersonalisasi : Tidak ada

d. Derealisasi : Tidak ada

E. Pikiran

a. Arus Pikir

a) Produktivitas : miskin ide, pikiran lambat

b) Kontinuitas : Jawaban pasien terkadang kurang sesuai dengan

pertanyaan, kurang mengarah ke tujuan dan relevan.

c) Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa.

b. Isi Pikir

a) Preokupasi : Tidak ada

b) Waham : tidak ada

F. Pengendalian Impuls :

Pengendalian impuls selama wawancara cukup baik, dikarenakan pasien dapat

mengendalikan dirinya selama wawancara berlangsung.

G. Daya Nilai

a. Daya nilai sosial :

10

Baik. Ketika ditanya apakah memukul ibu perbuatan yang baik, pasien

menjawab bahwa hal itu tidak baik.

b. Uji daya nilai :

Baik. Pasien mengatakan jika menemukan dompet di jalan, maka akan

mengembalikan kepada alamat identitas yang ada di dompet tersebut.

c. Penilaian realita :

Tidak didapatkan gangguan.

H. Tilikan

Tilikan derajat 1 : Pasien menyangkal dia mengalami gangguan jiwa

Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

IV. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik dilakukan pada tanggal 12 Desember 2013 di Bangsal Utari RS.

Dr. H. Marzoeki Mahdi

A. Status Internus

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Kompos mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi napas : 18x/menit

Frekuensi nadi : 84x/menit

Suhu : Afebris

Status gizi : Kesan gizi lebih

TB =160 cm BB = 43 kg, BMI = 16.7 kg/m2

Kulit : sawo matang

Kepala : Normocephali, Tidak ada deformitas

Rambut : memakai kerudung

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

THT : Dalam batas normal

Gigi dan mulut : Dalam batas normal

Leher : Pembesaran KGB (-), Deviasi trakea (-)

Thoraks

Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru : vesikuler, rh-/-, wh-/-

11

Abdomen : Datar, supel, BU normal, hepar limfa tidak membesar

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

B. Status Neurologis

GCS : 15 (E4,V5,M6)

Kaku kuduk : (-)

Pupil : Bulat, isokor,refleks cahaya langsung & tdk

langsung (+/+)

Kesan parase nervus kranialis : (-)

Motorik : Kekuatan (5), tonus baik,rigiditas (-), spasme

(-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasi

Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas

Reflex fisiologis : Normal

Reflex patologis : (-)

Gejala ekstrapiramidal : (-)

Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal

Stabilitas postur tubuh : Normal

Tremor di kedua tangan : (-)

V. Ikhtisar Penemuan Bermakna :

Pasien perempuan berumur 35 tahun dibawa ke RS Marzoeki Mahdi pada

tanggal 4 Desember 2013 karena keluyuran jauh dari rumah sejak 1 bulan sebelum

masuk rumah sakit. Terdapat halusinasi auditorik berupa mendengar suara-suara yang

menyuruhnya untuk keluar rumah, mengejek saat ibadah, dan memukul ibu.

Pasien sering melamun, berbicara sendiri, marah-marah, menangis, tidak

makan minum, merasa hidup tidak berguna, ingin bunuh diri, sulit tidur, dan selalu

terlihat murung. Pasien pernah di rawat 2 minggu di RS Marzoeki Mahdi pada Juli

2013 di Bangsal Utari, dan setelah keluar dari rumah sakit, pasien tidak mau minum

obat.

Keadaan pasien sekarang lebih tenang. Tidak mendengarkan suara-suara yang

menyuruhnya untuk keluyuran. Pasien sudah nyambung untuk berkomunikasi dan

tidak ada gangguan tidur.

12

Pada pemeriksaan mentalis, kesadaran pasien compos mentis, berpenampilan

fisik sesuai usianya. Pasien cenderung diam dan tidak bergairah. Pasien menjawab

pertanyaan yang diajukan dengan lambat, volume kecil, artikulasi jelas. Pasien

sedikit bicara, menyangkal (defensif denial, represi) dan lebih banyak diam. Afek

depresi, mood hipotim, miskin ide, pikiran lambat. Terdapat riwayat halusinasi

auditorium. Tidak didapatkan adanya waham. Daya nilai realita didapatkan gangguan

karena adanya riwayat halusinasi. Tilikan derajat 1 dan secara keseluruhan dapat

dipercaya. Berdasarkan pemeriksaan fisik, tidak terdapat kelainan kondisi medis lain.

VI. Formulasi Diagnostik

a. Diagnosis Aksis I : Depresi Berat dengan Gejala Psikotik (F32.3)

Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat kondisi medik lain yang

dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak.

Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum yang

dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan yang

bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu, gangguan mental

organik (F00-09) dapat disingkirkan.

Pada pasien tidak ditemukan riwayat penggunaan obat/zat psikoaktif. Sehingga

diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif

(F10-19) dapat disingkirkan.

Pada pasien tidak didapatkan adanya waham ada kekuatan lain yang mengontrol

dirinya atau lainnya, asosiasi longgar, gangguan pikiran (thought) seperti merasa

seperti pikirannya disiarkan, ada fikiran orang lain dan sebagainya. Namun pada

pasien terdapat adanya halusinasi auditorik dan gangguan afektif, sehingga masih

dapat menjadi diagnosa banding Gangguan Skizoafektif tipe Depresif (F25.1)

Pada anamnesis didapatkan bahwa sering melamun, berbicara sendiri, menangis,

tidak makan minum, merasa hidup tidak berguna, ingin bunuh diri, sulit tidur, dan

selalu terlihat murung yang sudah lebih dari 2 minggu (dari bulan April 2013).

Pada status mental didapatkan afek depresi, mood hipotim, miskin ide, pikiran

lambat dan cenderung tidak bergairah. Pada pasien juga ditemukan riwayat

halusinasi auditorium sehingga dari gejala dan tanda di atas, diagnosis pasien ini

yaitu F.32.3 Depresi Berat dengan Gejala Psikotik

b. Diagnosis Aksis II : ciri kepribadian cemas (menghindar)

13

Berdasarkan anamnesis yang dilakukan terdapat ciri kepribadian cemas karena

pasien sering enggan untuk terlibat dengan orang, menghindari aktifitas sosial

(isolasi sosial).

c. Diagnosis Aksis III :

Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan.

d. Diagnosis Aksis IV :

Masalah ekonomi : Pasien termasuk masyarakat dengan ekonomi kurang.

Masalah lingkungan sosial: Tetangga acuh dan takut kepada pasien

Masalah pendidikan : Pasien sangat ingin melanjutkan sekolahnya ke D3

namun tidak bisa karena masalah biaya.

e. Diagnosis Aksis V :

Skala GAF :

GAF HLPY : 68 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan

dalam fungsi, secara umum masih baik)

GAF Current : 71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan

dalam sosial, pekerjaan, sekolah dan lain-lain)

VII. Evaluasi Multiaksial

a. Aksis I : F.32.3 Depresi Berat dengan Gejala Psikotik

DD/ Gangguan skizo afektif tipe depresif (F25.1)

b. Aksis II : Ciri kepribadian cemas menghindar

c. Aksis III : -

d. Aksis IV : Masalah ekonomi, lingkungan sosial, dan pendidikan

e. Aksis V :

1) GAF HLPY : 68

2) GAF Current : 71

VIII. Daftar Problem

a. Organobiologis : Tidak ada riwayat hereditar

b. Psikologis : Terdapat depresi berat.

c. Sosial budaya : Hendaya dalam fungsi sosial

IX. Penatalaksanaan

14

a. Psikofarmaka :

- Haloperidol 3x5 mg

- Amytriptilyn 2x25 mg

- Triheksifenidil 3x2 mg

b. Psikososial :

1. Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi pasien untuk terus

minum obat teratur, kontrol teratur dan memberikan dukungan terhadap

hal positif yang dilakukan pasien.

2. Memberikan psikoterapi reedukatif yaitu memberikan edukasi dan

informasi tentang penyakit yang dideritanya, yaitu gejala, dampak, faktor

penyebab, cara pengobatan, prognosis dan kekambuhan. Selain itu, harus

dijelaskan pula bahwa pengobatan akan berlangsung lama, adanya efek

samping obat dan pengaturan dosis obat hanya boleh diatur oleh dokter.

Keluarga:

Memberi edukasi kepada keluarga pasien agar selalu memberi dukungan

kepada pasien

Mengingatkan keluarga untuk membawa pasien kontrol ke RS dan mengontrol

pasien untuk minum obat secara teratur

Memberikan edukasi pentingnya aktivitas daily living dalam kehidupannya

sehari-hari karena untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

X. Prognosis

a. Ad Vitam : Bonam

b. Ad Fungsionam : Bonam

c. Ad Sanasionam : Dubia ad malam

15

Faktor yang memperberat :

1. Pasien tidak mau minum obat saat keluar dari ruang perawatan dan tidak

menyadari dirinya butuh bantuan.

2. Pasien memiliki masalah ekonomi, keuangan keluarga hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Yang merawat pasien di rumah hanya ibunya yang sudah tua

4. Pasien tidak memiliki pekerjaan.

5. Pasien belum menikah.

6. Lingkungan sekitar yang acuh dan takut akan keberadaan pasien yang

memiliki gangguan jiwa.

Faktor yang memperingan :

1. Tidak ditemukan adanya faktor herediter

2. Keluarga sangat mendukung kesembuhan pasien

16