laporan ujian psikiatri fix ny.r revisi

30
LAPORAN UJIAN PSIKIATRI Disusun Oleh : Muchamad Rinaldy 1102008157 Penguji : dr. Henny Riana Sp.KJ dr. Esther Shinswu Sp.KJ KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA 1

Upload: tegarrachman23

Post on 25-Dec-2015

236 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

akjhj

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

LAPORAN UJIAN PSIKIATRI

Disusun Oleh :

Muchamad Rinaldy

1102008157

Penguji :

dr. Henny Riana Sp.KJ

dr. Esther Shinswu Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.I R.S. SUKANTO-JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI

PERIODE 5 JANUARI 2015 – 8 FEBRUARI 2015

1

Page 2: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

STATUS UJIAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. R

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 30 tahun

Alamat : kabupaten sumenep, madura

Warga Negara : Indonesia

Pendidikan : SD

Status Pernikahan : Nikah

Pekerjaan : TKW

Suku : Madura

Agama : Islam

Tanggal Pemeriksaan :1 Februari 2015

NRM : 74-04-40

Riwayat Perawatan : Bangsal Dahlia

2

Page 3: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa terhadap pasien pada tanggal 1

Februari 2015

a. Keluhan Utama

Pasien bingung dan bicara kacau

b. Keluhan Tambahan

Pasien merasa sakit kepala nya seperti di injak-injak.

c. Riwayat Gangguan Sekarang

Autoanamnesa pada tanggal 1 Februari 2015

Pasien diantar ke poli jiwa RS POLRI oleh BNP2TKI karena terlihat

bingung dan bicara kacau. Pasien mengatakan merasa sakit kepala. Pasien

meyakini sakit kepalanya itu karena di injak oleh orang Madura yang dulu

pernah mengobati pasien.

Pasien mengaku telah bekerja di Saudi selama 7 tahun. Pasien bekerja

disana berganti-ganti majikan. Pasien mengatakan tidak pernah ada masalah

dengan majikannya. Pasien bercerita suatu hari pasien terjatuh di depan rumah

majikannya, karena malu pasien tidak cerita dengan majikannya. Pasien

mengaku meminta tolong kepada orang Madura yang berada di Indonesia

untuk mengobati kepalanya. Pasien mengatakan berkomunikasi dengan orang

Madura tersebut dengan menggunakan HP. Setelah itu pasien mengatakan

kepalanya di obati oleh orang Madura itu melalui HP dengan cara menginjak-

injak kepala pasien melalui HP. Pasien sempat mengaku kepalanya telah

sembuh, tetapi pasien bingung kenapa saat tidur kepala pasien masih di injak-

injak oleh orang Madura tersebut melalui HP dan listrik. Pasien juga

mengatakan bahwa orang Madura itu jahil karena terus menginjak-injak

kepala pasien.

Pasien mengatakan selama di bangsal pasien melihat bayangan hitam

kadang menyerupai manusia kadang menyerupai ular. Pasien mengatakan

selalu di ikuti bayangan hitam itu dan pasien mengatakan bayangan hitam

berbahaya, ingin membunuh. Pasien mengatakan jika pasien tidak keluar dari

bangsal ini bayangan hitam tersebut dapat membahayakan pasien lain.

3

Page 4: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada riwayat penyakit fisik berat seperti infeksi, trauma kepala dan

kejang.

2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Riwayat minum alkohol disangkal oleh pasien

Riwayat obat-obatan terlarang (NAPZA) disangkal

3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya

Pasien mengatakan pernah mengalami hal yang sama 1 tahun terakhir di saudi.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Menurut pengakuan pasien dahulu ibunya menceritakan bahwa ia dilahirkan di

Rumah Sakit secara normal.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Tidak ada data dalam tumbuh kembang pasien.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-13 tahun)

Pasien mengatakan bahwa di masa kanak pertengahan, pasien memiliki

beberapa teman di SD nya.

4. Riwayat Masa Remaja

Pasien mengatakan masa remajanya memiliki teman tetapi tidak punya teman

dekat. Pasien tergolong orang yang pendiam.

5. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pendidikan

Pasien bersekolah hanya sampai SD dan tidak melanjutkan ke pendidikan

selanjutnya karena masalah biaya.

b. Riwayat Pekerjaan

Pasien telah bekerja di Saudi selama 7 tahun dan berganti-ganti majikan

tetapi pasien mengaku tidak ada masalah dengan majikan-majikannya.

Pasien mengaku hubungan dengan majikannya baik.

4

Page 5: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

c. Riwayat Pernikahan

Pasien mengatakan telah menikah 9 tahun yang lalu tetapi pasien

mengatakan tidak suka dengan suaminya tetapi tidak memberikan alasan

yang jelas kenapa pasien tidak menyukai suaminya. pasien tidak pernah

komunikasi dengan suaminya setelah pasien bekerja di Saudi. Pasien

mengaku sekarang telah bercerai tetapi tidak bisa mengatakan kapan waktu

bercerainya. Pasien tidak memiliki anak dari hasil pernikahannya.

d. Riwayat Kehidupan Beragama

Pasien beragama Islam. Pasien mengatakan hanya melakukan shalat 5

waktu saja.

e. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.

f. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien mengaku berasal dari keluarga dengan ekonomi yang kurang

mencukupi untuk kehidupan sehari-hari.

f. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien tinggal di rumahnya di Madura, kabupaten sumenep, bersama

keluarganya. Pasien mengatakan ingin menjadi TKW untuk membantu

orang tua dan adik-adik nya yang masih sekolah.

g. Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak ke 2 dari 5 bersaudara. Ayah pasien berumur 50 tahun

dan ibu pasien berumur 47 tahun. Ayah pasien seorang nelayan dan ibu

pasien bekerja memotong rumput. Kakak pasien meninggal saat lahir.

Adik pasien semuanya masih sekolah. Pasien tidak mengetahui umur adik-

adiknya. Pasien mengatakan tidak ada riwayat gangguan jiwa di

keluarganya.

6. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak ada gangguan jiwa, pasien

mengatakan dirinya hanya diantar oleh petugas dari BNP2TKI ke bangsal

dahlia untuk istirahat dan pasien tidak menyadari penyakitnya. Pasien hanya

mengetahui bahwa dirinya diberi obat untuk menyembuhkan kepalanya.

5

Page 6: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

7. Impian, Fantasi, dan Cita-cita Pasien

Pasien mengatakan ingin kembali bekerja di arab Saudi setelah selesai

mengobati kepalanya. Setelah mendapatkan penghasilan pasien ingin

membahagiakan orang tua dan saudara-saudaranya.

Genogram

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Kesadaran

1. Kesadaran

Kesadaran: Compos mentis

B. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Wanita berusia 30 tahun, warna kulit sawo matang, rambut panjang

berwarna hitam, penampilan fisik sesuai dengan usia pasien. Perawatan

diri cukup baik, tampak kurang bersih dan cara berpakaian cukup rapi.

2. Pembicaraan

Pasien berbicara spontan, lancar. Artikulasi jelas, intonasi baik, volume

suara cukup.

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Ketika wawancara, pasien tenang dan fokus terhadap pemeriksa.

4. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien bersikap sopan, tenang dan kooperatif.

6

Page 7: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

C. Mood dan Afek

1. Mood : kosong

2. Afek : tumpul, tidak serasi

D. Fungsi Intelektual dan Kognisi

1. Taraf Pendidikan

Taraf intelektual sesuai taraf pendidikan.

2. Konsentrasi dan Perhatian

Pasien tampak fokus pada pembicaraan dan dalam menjawab pertanyaan

pemeriksa.

3. Orientasi

Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan hari, tanggal, bulan,

tahun)

Tempat: Baik (pasien mengetahui tempat pasien berada saat

wawancara dan daerah tempat tinggal pasien)

Orang: Baik (pasien dapat menyebutkan nama orang-orang di sekitar

pasien)

4. Daya Ingat

Jangka panjang :cukup baik(pasien dapat menceritakan masa

kecilnya tetapi tidak terperinci)

Jangka sedang :baik(pasien masih ingat

siapa yang mengantarnya ke bangsal dahlia)

Jangka pendek : Baik(pasien ingat kapan terakhir pasien makan)

Segera :Baik(pasien dapat mengulang kata-kata

pemeriksa

5. Pikiran Abstrak

Baik.(Pasien dapat mengerti arti dari peribahasa ‘berakit rakit ke hulu,

berenang-renang ke tepian).

6. Kemampuan Membaca dan Menulis

Baik. Pasien dapat membaca dan menulis sesuai permintaan.

7. Kemampuan Visuospasial

Baik. Pasien dapat berjalan dengan baik tanpa menabrak benda-benda

yang ada disekelilingnya.

7

Page 8: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

8. Kemampuan Menolong Diri Sendiri

Baik (pasien dapat makan, minum, mandi, dan mencuci baju sendiri).

E. Gangguan Persepsi

Halusinasi : halusinasi visual (+) halusinasi taktil (+)

Ilusi : Tidak ada

Depersonalisasi : Tidak ada

Derealisasi : Tidak ada

F. Proses Pikir

1. Arus pikir

Produktivitas : Baik

Kontinuitas : asosiasi longgar

Hendaya bahasa : Tidak ada

2. Isi Pikir

Preokupasi : preokupasi dengan wahamnya

Waham :Waham kejar (pasien merasa yakin

bayangan hitam yang dilihat nya itu berbahaya dan ingin

membunuhnya)

:Waham aneh/bizare (pasien mengatakan

yakin kepalanya diinjak-injak oleh orang madura melalui HP dan

aliran listrik)

Ide bunuh diri : Tidak ada

G. Pengendalian Impuls

Baik. Pasien tidak menujukkan agresivitas selama diwawancara.

H. Daya Nilai dan Tilikan

1. Daya Nilai Sosial: Baik

2. Uji Daya Nilai: Baik (pasien akan mengembalikan barang yang tertinggal

pada pemiliknya jika tersedia keterangan yang jelas).

3. Penilaian Realita: terganggu. Pasien tidak bisa membedakan kenyataan

dari fantasi nya. Adanya halusinasi visual, halusinasi taktil, waham kejar

dan waham bizarre/aneh

8

Page 9: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

4. Tilikan: pasien tergolong pada tilikan derajat 1 pasien menyangkal

penyakitnya sama sekali

I. Taraf Dapat Dipercaya

Pemeriksa memperoleh kesan secara keseluruhan jawaban pasien tidak dapat

dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi nadi : 88x / menit

Suhu : 36.20C

Mata : Mata kanan dan mata kiri normal

Hidung : Tidak ada keluhan

Mulut : Dalam batas normal

Thoraks : Cor : BJI-II normal reguler, mur-mur (-), gallop (-)

Pulmo : VBS +/+ ronkhi (-)/(-) wheezing (-)/(-)

Abdomen : Bising Usus (+)

Ekstremitas : edema (-)/(-)

B. Status Neurologis

Saraf Kranialis : dalam batas normal

Mata : dapat mengikuti gerakan tangan pemeriksa

Pupil : pupil bulat isokor 3mm/3mm; refleks cahaya

langsung +/+ ; refleks cahaya tidak langsung +/+

Pemeriksaan oftalmoskop : tidak dilakukan

Motorik : ekstremitas atas 5/5 ekstremitas bawah 5/5

Sensorik : dalam batas normal

Refleks fisiologis : dalam batas normal

Refleks patologis : -

Sistem vegetatif : BAK dan BAB normal

C. Pemeriksaan laboratorium

Tidak dilakukan

9

Page 10: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien diantar ke poli jiwa RS POLRI oleh BNP2TKI karena terlihat bingung

dan bicara kacau.

Pasien mengatakan merasa sakit kepala dan pasien meyakini sakit kepalanya

itu karena di injak oleh orang Madura yang dulu pernah mengobati pasien.

(waham bizare)(halusinasi taktil)

Pasien mengaku telah bekerja di Saudi selama 7 tahun. Pasien bekerja disana

berganti-ganti majikan. Pasien mengatakan tidak pernah ada masalah dengan

majikannya.

Pasien mengatakan dulu kepalanya di obati oleh orang Madura itu melalui HP

dengan cara menginjak-injak kepala pasien lewat HP. Pasien sempat mengaku

kepalanya telah sembuh, tetapi pasien bingung kenapa sampai saat ini kepala

pasien masih di injak-injak oleh orang Madura tersebut melalui HP dan listrik.

(waham bizare)

Pasien mengatakan selama di bangsal pasien melihat bayangan hitam kadang

menyerupai manusia kadang menyerupai ular. Pasien mengatakan pasien

yakin bahwa bayangan hitam itu berbahaya, ingin membunuh. Pasien

mengatakan jika pasien tidak keluar dari bangsal ini bayangan hitam tersebut

dapat membahayakan pasien lain.(halusinasi visual)(waham kejar)

Pada status mental didapatkan kesadaran compos mentis, mood kosong, afek

tumpul tidak serasi, halusinasi visual, halusinasi taktil, proses pikir asosiasi

longgar dengan waham kejar dan waham bizare/aneh, realita terganggu.

Tilikan pasien derajat 1, dimana pasien menyangkal penyakitnya sama sekali.

10

Page 11: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

Berdasarkan autoanamnesa, dan pemeriksaan status mental didapatkan

gejala klinis yang bermakna yaitu, merasa yakin sakit kepala dirinya karena

diinjak-injak oleh orang Madura melalui HP dan aliran listrik(waham bizare

dan halusinasi taktil). Pasien juga melihat bayangan hitam seperti manusia dan

kadang seperti ular yang pasien yakini berbahaya karena seperti ingin

membunuh(waham kejar dan halusinasi visual). Keadaan ini menimbulkan

penderitaan (distress) pada keluarga dan lingkungannya serta menimbulkan

disability dalam fungsi psikososialnya, pekerjaan, dan penggunaan waktu

senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya hendaya berat

dalam menilai realitas berupa halusinasi dan waham sehingga didiagnosa

gangguan jiwa psikotik. 

Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan

adanya kelainan, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik

dapat disingkirkan dan didiagnosis gangguan jiwa psikotik non organic. 

Diagnosis Aksis I

Dari autoanamnesa dan pemeriksaan status mental didapatkan adanya arus

pikir yang kadang irelevan, gangguan persepsi berupa halusinasi visual dan

halusinasi taktil. serta adanya gangguan isi pikiran berupa waham kejar dan

waham bizare, perlangsungan gejala lebih dari 1 bulan sehingga memenuhi

kriteria Skizofrenia(F20). Pada pasien ini didapatkan halusinasi visual,

halusinasi taktil dan waham yang menonjol berupa waham bizare dan waham

kejar sehingga berdasarkan pedoman  penggolongan diagnosis gangguan jiwa

(PPDGJ III) diagnosis diarahkan  pada Skizofrenia Paranoid (F 20.0). a.Mood : kosong

11

Page 12: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

b.Afek : tumpul, tidak serasi

c.Empati : tidak dapat diraba rasa

d.Gangguan persepsi : halusinasi visual (+) halusinasi taktil (+)

e.Gangguan pikiran : Waham kejar (+) waham bizare (+)

f. Tilikan : Derajat 1

Diagnostik Aksis II

Tidak didapatkan data yang bermakna untuk menentukan retardasi mental dan

gangguan kepribadian.

Diagnostik Aksis III

Pada pasien ini tidak ditemukan adanya kelainan pada keadaan medis secara

umum.

Diagnostik Aksis IV

Pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya stressor.

Diagnosis Aksis V

Global Assessment of Functioning (GAF) scale 40-31 yaitu beberapa

disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat

dalam beberapa fungsi.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F20.x.0 Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan

Aksis II : Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II

Aksis III : Tidak ada kelainan

Aksis IV : Tidak ditemukan adanya stressor

Aksis V : GAF scale 40-31

IX. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanactionam : dubia ad malam

XI. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmaka

Aripiprazole 1x10 mg

12

Page 13: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

Non farmakoterapi

- Psikoterapi suportif: memberikan respon positif bahwa pasien telah mengetahui

mengenai penyakitnya dan harus melakukan pengobatan secara rutin serta mengisi

kegiatan sehari-hari dengan yang positif.

- Social skill training: bertujuan untuk memperbaiki kehidupan sosial pasien,

mengurangi paranoid pasien terhadap lingkungan sekitarnya.

XII. PEMBAHASAN

Definisi

Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, “schizein” yang berarti “terpisah”

atau “pecah”, dan “phren” yang artinya “jiwa”. Pada skizofrenia terjadi pecahnya

atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif dan perilaku. Skizofrenia adalah

diagnosis kejiwaan yang menggambarkan gangguan mental dengan karakter

abnormalitas dalam persepsi atau gangguan mengenai realitas.

Etiologi

Penyebab skizofrenia sampai sekarang belum diketahui secara pasti.

Namun berbagai teori telah berkembang seperti model diastesis-stres dan hipotesis

dopamin. Model diastesis stres merupakan satu model yang mengintegrasikan faktor

biologis, psikososial dan lingkungan. Model ini mendalilkan bahwa seseorang yang

mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diastesis) yang jika dikenai oleh suatu

pengaruh lingkungan yang menimbulkan stres, memungkinkan perkembangan

gejala skizofrenia. Komponen lingkungan dapat biologis (seperti infeksi) atau

psikologis (seperti situasi keluarga yang penuh ketegangan).

Epidemiologi

Penelitian insiden pada gangguan yang relatif jarang terjadi, seperti

skizofrenia, sulit dilakukan. Survei telah dilakukan di berbagai negara, namun dan

hampir semua hasil menunjukkan tingkat insiden per tahun skizofrenia pada orang

13

Page 14: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

dewasa dalam rentang yang sempit berkisar antara 0,1 dan 0,4 per 1000 penduduk.

Ini merupakan temuan utama dari penelitian di 10-negara yang dilakukan oleh

WHO. Untuk prevalensi atau insiden skizofrenia di Indonesia belum ditentukan

sampai sekarang, begitu juga untuk tiap-tiap subtipe skizofrenia.

Pada pasien ini didiagnosis sebagai F20.0 Skizofrenia Paranoid oleh

karena kriteria diagnosa adapun menurut DSM-IV sebagai berikut:

DSM-IV mempunyai kriteria diagnosis resmi dari American Psychiatric

Association untuk skizofrenia. Kriteria diagnosis DSM-IV sebagian besar tidak

berubah dari DSM edisi ketiga yang direvisi (DSM-III-R), walaupun DSM-IV

menawarkan lebih banyak pilihan bagi klinisi dan lebih deskriptif terhadap situasi

klinis yang aktual.

a) Gejala karakteristik: dua (atau lebih) berikut, masing-masing

ditemukan untuk bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang

jika diobati dengan berhasil):

1. Waham

2. Halusinasi

3. Bicara terdisorganisasi (misalnya, sering menyimpang atau inkoheren)

4. Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas

5. Gejala negatif, yaitu, pendataran afektif, alogia, atau tidak ada

kemauan (avolition)

b) Disfungsi sosial atau pekerjaan: untuk bagian waktu yang bermakna

sejak onset gangguan, satu atau lebih fungsi utama, seperti pekerjaan, hubungan

interpersonal, atau perawatan diri, adalah jelas di bawah tingkat yang dicapai

sebelum onset (atau jika onset pada masa anak-anak atau remaja, kegagalan untuk

mencapai tingkat pencapaian interper

c) Durasi: tanda gangguan menetap terus-menerus menetap selama

sekurangnya 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus termasuk sekurangnya 1 bulan gejala

(atau kurang jika diobati dengan berhasil) yang memenuhi kriteria A (yaitu, gejala

fase aktif) dan mungkin termasuk periode gejala prodormal atau residual. Selama

periode prodormal atau residual, tanda gangguan mungkin dimanifestasikan hanya

oleh gejala negatif atau dua atau lebih gejala yang dituliskan dalam kriteria A dalam

bentuk yang diperlemah (misalnya, keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang

tidak lazim).

14

Page 15: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

d) Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood: Gangguan

skizoafektif dan gangguan mood dengan ciri psikotik telah disingkirkan karena:

1. Tidak ada episode depresif berat, manik, atau campuran yang telah

terjadi bersama-sama dengan gejala fase aktif; atau

2. Jika episode mood telah terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya

adalah relatif singkat dibandingkan durasi periode aktif dan residual.

e) Penyingkiran zat/kondisi medis umum: Gangguan tidak disebabkan

oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang salah digunakan,

suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.

f) Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif: jika terdapat

riwayat adanya gangguan autistik atau gangguan perkembangan pervasif lainnya,

diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika waham atau halusinasi yang

menonjol juga ditemukan untuk sekurangnya 1 bulan (atau kurang jika diobati

secara berhasil).

Kriteria PPDGJ III untuk Skizofrenia

Dalam PPDGJ III Dijelaskan bahwa untuk menegakkan diagnosis

skizofrenia harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jalas (dan

biasanya dua gejala atau lebih bila gejala=gejala itu kurang tajam atau jelas).

1. Salah satu dari:

- “thought echo” : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau

bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya

sama, namun kualitasnya berbeda; atau

- “thought insertion or withdrawal” : isi pikiran yang asing dari luar

masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

- “thought broadcasting” : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang

lain atau umum mengetahuinya;

2. Salah satu dari:

- “delusion of control” : waham tentang dirinya dikendalikan oleh

suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

- “delusion of influence” : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh

suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

15

Page 16: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

- “delusion of passivity” : waham tentang dirinya tidak berdaya dan

pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; atau

(tentang “dirinya” : secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota

gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus;

- “delusional perception” : pengalaman inderawi yang tak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

3. Halusinasi auditorik:

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

perilaku pasien, atau

- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara

berbagai suara yang berbicara), atau

- Jenis suara halusinasi lain yang berasala dari salah satu bagian tubuh

4. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat

dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama

atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya

mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia

lain).

Atau paling sedikit dua gejala ini yang harus selalu ada secara jelas:

5. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai

baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa

kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued

ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau

berbulan-bulan terus-menerus;

6. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan,

atau neologisme;

7. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi

tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan

stupor;

8. Gejala-gejala “negatif”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang,

dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan

penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas

bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

16

Page 17: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun

waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal);

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan

(overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour),

bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatau,

sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara

sosial.

Skizofrenia paranoid (F 20.0)

Gejala utama : waham & halusinasi

Sering mulai sesudah 30 tahun, permulaan subakut

Kepribadian sebelum sakit : skizoid suka menyendiri; pendiam;

cenderung menghindar terhadap aktivitas-aktivitas sosial yang melibatkan kontak

atau interaksi dengan orang-orang; tidak memiliki ketertarikan untuk menjalin

hubungan dekat dengan orang sekitar, bahkan dengan keluarganya sendiri.

Pedoman Diagnostik

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

Sebagai tambahan :

Halusinasi dan/ atau waham yang harus menonjol;

• Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi

perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit,

mendengung atau tawa

• Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat

seksual

• Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham

dikendalikan, dipengaruhi, keyakinan bahwa dia sedang dikejar-kejar

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala

katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol

Penatalaksanaan

Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk masing-masing subtipe skizofrenia.

Pengobatan hanya dibedakan berdasarkan gejala apa yang menonjol pada pasien.

17

Page 18: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

Aripiprazole (Abilify)Mekanisme kerja aripiprazole berbeda dengan antipsikotik atipikal lain (clozapine,olanzapine, quetiapine, ziprasidone, risperidone). Bukan sebagai antagonis reseptor D2,aripiprazole berlaku sebagai agonis parsial D2. Aripiprazole juga merupakan agonis parsialreseptor 5-HT1A, dan seperti antipsikotik lain menunjukkan profil antagonis reseptor 5-HT2A. Aripiprazole juga merupakan antagonis reseptor 5-HT7 dan agonis parsial reseptor 5-HT2C, keduanya dengan afinitas tinggi. Mekanisme terakhir juga mendasari kenaikan berat badan yang lebih minimal daripada antipsikotik lain. Aripiprazole memiliki afinitas sedanguntuk histamin, alfa adrenergik, dan reseptor D4 dan juga transporter serotonin, namun tidak memiliki afinitas yang berharga untuk reseptor muskarinik kolinergik.

Efek samping

Pada dewasa

-Mual-Muntah-Konstipasi-Sakit kepala-Pusing-Akatisia-Anxietas-Insomnia-Gelisah

Pada anak-anak -Perasaan mengantuk -Sakit kepala-Muntah-Fatig-Peningkatan nafsu makan-Insomnia-Mual-Hidung tersumbat-Berat badan bertambah-Gelisah, tremor, kaku otot

Jarang-Twitching, tremor, kejang, kenaikan berat badan. Beberapa orang mungkin merasa pusing, terutama saat bangun dari posisi berbaring atau duduk, atau mungkinmengalami denyut jantung yang meningkat.-Sindrom neuroleptik malignan (demam, kaku otot, nafas cepat, berkeringat, kesadaranmenurun, dan perubahan tiba-tiba terhadap tekanan darah dan denyut jantung).

Prognosis

Mengevaluasi prognosis dengan melihat riwayat longitudinal dari penyakit,

18

Page 19: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

dimulai dengan riwayat keluarga sampai pada sistem penanganan. Gambaran

Klinik yang dikaitkan dengan prognosis baik yaitu :

1. Awitan gejala – gejala psikotik aktif terjadi secara mendadak

2. Fungsi pekerjaan dan sosial premorbid (sebelum sakit) baik

3. Kebingungan sangat jelas dan gambaran emosi sangat menonjol, selama

episode akut (simptom positif)

4. Kemungkinan adanya suatu stresor yang mempresipitasi psikosis akut dan

tidak ada bukti gangguan SSP

19

Page 20: Laporan Ujian Psikiatri FIX Ny.R Revisi

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa: Ringkasan Ringkas dari PPDGJ-III.

Jakarta: PT. Nuh Jaya

2. Sadock, K. 2010. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis

Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara.

3. Maramis, W.E. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Erlangga University Press.

Surabaya 2005.

4. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik : PT Nuh Jaya,

1999

20