lapsus psikiatri

43
LAPORAN KASUS : SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0) NURUL FITRIANTI SAH 110 211 0059 Supervisor : dr. Irma Santy, Sp.KJ Pembimbing : dr. Balgis BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Upload: nurul-fitrianti

Post on 10-Dec-2015

246 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus psikiatri

LAPORAN KASUS :SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

NURUL FITRIANTI SAH

110 211 0059

Supervisor : dr. Irma Santy, Sp.KJ

Pembimbing : dr. Balgis

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Page 2: Lapsus psikiatri

IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.H Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 62 tahun ( 01-07-1953) Agama : Islam Suku Bangsa : Bugis Status Pernikahan : Menikah Pekerjaan : IRT Alamat : Bone

Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk kedua kalinya pada tanggal 27 Februari 2015,diantar oleh tante pasien.

Page 3: Lapsus psikiatri

I. RIWAYAT PENYAKIT :

Diperoleh melalui alloanamnesis pada tanggal 27 Februari 2015 dari :

Nama : Ny. H Pekerjaan : IRT Pendidikan : SMA Alamat : Bone Hubungan dengan pasien : Tante

Page 4: Lapsus psikiatri

Keluhan Utama :

Gelisah

Riwayat Gangguan Sekarang Keluhan dan Gejala :

Dialami pasien sejak ± 1 bulan ini. Saat gelisah, pasien mondar-mandir di rumah, dan bicara sendiri. Pasien juga susah tidur. Pasien sering mencurigai tetangganya, pasien merasa tetangganya itu menyuruh pasien menikah dengan suami tetangganya tersebut,dan pasien meyakini kalau tetangganya tersebut ingin menikah dengan laki-laki lain. Pasien tersebut juga mencurigai bahwa tetangganya telah memberitahukan kepada suaminya bahwa pasien bukanlah istrinya melainkan pasien telah menikah bersama pria lain. Pasien juga merasa ada orang lain yang mau mencelakai keluarganya.

Page 5: Lapsus psikiatri

Perubahan perilaku pasien dialami ± 16 tahun yang lalu. Pasien marah bila suami pasien berbicara dengan perempuan lain. Pasien ada riwayat mempunyai masalah dengan suaminya yang suka selingkuh tahun-90an. Pertama kali pasien masuk RSKD Dadi pada bulan Oktober 2014 sampai Desember 2014. Setelah keluar pasien putus obat, obat yang diberikan dari rumah sakit adalah Haloperidol 5 mg,Chlorpromazine 100 mg,Thryhexypenidin 2 mg,dan Vit.B comp. Setelah keluar pasien tinggal bersama anaknya. Setelah itu sekitar bulan Februari 2015 pasien ke Bone dan tinggal bersama suaminya. Pasien sudah 2 kali pindah rumah karena pasien suka berkelahi dengan tetangga rumahnya karena curiga berselingkuh dengan suaminya.

Page 6: Lapsus psikiatri

Hendaya dan disfungsi

Hendaya sosial (+) Hendaya pekerjaan (+) Hendaya penggunaan waktu senggang

(+)

Page 7: Lapsus psikiatri

Faktor stress psikososial

Pasien ada riwayat mempunyai masalah dengan suaminya yang suka selingkuh tahun-90an

  Hubungan gangguan sekarang dengan

riwayat fisik sebelumnya Trauma (-) Infeksi (-) Kejang (-) NAPZA (-)

Page 8: Lapsus psikiatri

Riwayat Gangguan Sebelumnya

Pasien sudah pernah masuk dan dirawat di RSKD Dadi pada tahun 2014 dengan keluhan gelisah.

Page 9: Lapsus psikiatri

Riwayat kehidupan pribadi

Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)

Lahir pada 01 Juli 1953, lahir normal dibantu oleh dukun dirumahnya.

Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)

Riwayat tidak diketahui karena kurangnya informasi dari keluarga pasien.

Riwayat Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien tamat SD di SD. Inpres 10 Soppeng, pasien mudah bergaul, dan mempunyai banyak teman.

Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)

Pasien tidak melanjutkan pendidikannya karena perekonomian keluarga.

Page 10: Lapsus psikiatri

Riwayat Masa Dewasa : Riwayat Pekerjaan

Pasien adalah Ibu Rumah Tangga Riwayat Pernikahan

Pasien menikah tahun 1981. Pasien dikaruniai 8 orang anak (3 anak laki-laki dan 5 anak perempuan) 

Riwayat Agama

Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan kewajiban agama dengan cukup baik.

Riwayat Pelanggaran Hukum

Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hokum.

Aktivitas sosial

Pasien dikenal mudah bergaul,suka berbelanja,dan melakukan pekerjaan.

Page 11: Lapsus psikiatri

Riwayat Kehidupan Keluarga

Pasien anak ke-5 dari 5 bersaudara (♂,♂,♂,♂,♀ )

Hubungan dengan keluarga baik Riwayat keluarga dengan keluhan yang

sama ada yaitu saudara pasien

Page 12: Lapsus psikiatri

Situasi Sekarang

Pasien sekarang tinggal di Bone bersama suaminya.

  Persepsi pasien tentang diri dan

kehidupannya

Pasien merasa bahwa dirinya tidak sakit dan tidak butuh pengobatan

Page 13: Lapsus psikiatri

II. STATUS MENTAL

Deskripsi Umum : Penampilan

Tampak seorang wanita mengenakan baju daster berwarna hijau,perawatan diri kurang, perawakan kecil,dan wajah tampak sesuai umur

Page 14: Lapsus psikiatri

Kesadaran

Berubah. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Tenang Verbalisasi

Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, lancar, intonasi cukup.

Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif.

Page 15: Lapsus psikiatri

Keadaan afektif, mood, empati :

Mood : Sulit dinilai Afek : Tumpul Empati : Tidak dapat

dirabarasakan

Page 16: Lapsus psikiatri

Fungsi Intelektual Taraf pendidikan : Pengetahuan sesuai

dengan taraf pendidikan pasien Orientasi (waktu, tempat, dan orang)

Waktu : Baik

Tempat : Baik

Orang : Baik Daya ingat

Jangka panjang : Baik

Jangka pendek : Baik

Jangka segera : Terganggu

Page 17: Lapsus psikiatri

Daya Konsentrasi : Baik Pikiran abstrak : Terganggu Bakat kreatif : Tidak ada Kemampuan menolong diri sendiri :

Kurang

Page 18: Lapsus psikiatri

GANGGUAN PERSEPSI

Halusinasi :

Halusinasi auditorik (+), pasien mendengar tetangganya menceritainya.

Ilusi : Tidak ada Depersonalisasi : Tidak ada Derealisasi : Tidak ada

Page 19: Lapsus psikiatri

 Proses berpikir

Arus pikir :

Produktivitas : Cukup

Kontinuitas : Relevan, Koheren

Hendaya bahasa : Tidak ada

 

Page 20: Lapsus psikiatri

Isi pikiran :

Pre okupasi : Tidak ada

Gangguan isi pikir : Waham curiga (Pasien sering mencurigai tetangganya, pasien merasa tetangganya itu menyuruh pasien menikah dengan suami tetangganya tersebut,dan pasien meyakini kalau tetangganya tersebut ingin menikah dengan laki-laki lain. Pasien tersebut juga mencurigai bahwa tetangganya telah memberitahukan kepada suaminya bahwa pasien bukanlah istrinya melainkan pasien telah menikah bersama pria lain. Pasien juga merasa ada orang lain yang mau mencelakai keluarganya)

Page 21: Lapsus psikiatri

Pengendalian Impuls : Tidak Terganggu

 Daya nilai ○ Norma sosial : Terganggu○ Uji daya nilai : Terganggu○ Penilaian realitas : Terganggu

Page 22: Lapsus psikiatri

Tilikan (Insight) : Derajat 1, (Penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit).

Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

Page 23: Lapsus psikiatri

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI

Status Internus

T = 110/90 mmHg, N= 70x/menit, S= 36,5°C, P= 22x/menit

Status Neurologi

GCS : E4M6V5, fungsi kortikal luhur dalam batas normal, pupil bulat isokor, refleks cahaya (+) (+), fungsi motorik dan sensorik ke empat ekstrimitas dalam batas normal dan refleks patologis (-)

 

Page 24: Lapsus psikiatri

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNASeorang Pasien berumur 62 tahun di bawah keluarganya ke RSKD Dadi, dengan keluhan gelisah. Gelisah dialami pasien sejak 1 minggu ini. Saat gelisah, pasien mondar-mandir di rumah, dan bicara sendiri. Pasien juga susah tidur. Pasien sering mencurigai tetangganya, pasien merasa tetangganya itu menyuruh pasien menikah dengan suami tetangganya tersebut,dan pasien meyakini kalau tetangganya tersebut ingin menikah dengan laki-laki lain. Pasien tersebut juga mencurigai bahwa tetangganya telah memberitahukan kepada suaminya bahwa pasien bukanlah istrinya melainkan pasien telah menikah bersama pria lain. Pasien juga merasa ada orang lain yang mau mencelakai keluarganya. Pasien sudah 2 kali pindah rumah karena pasien suka berkelahi dengan tetangga rumahnya karena curiga berselingkuh dengan suaminya.

Page 25: Lapsus psikiatri

Dari status mental didapatkan, penampilan pasien seorang wanita mengenakan baju daster berwarna hijau,perawatan diri kurang, perawakan kecil,dan wajah tampak sesuai umur. Kesadaran berubah. Perilaku dan aktivitas psikomotor tenang. Verbalisasi pasien menjawab pertanyaan dengan spontan,lancar,dan intonasi cukup. Sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood sulit dinilai,afek tumpul,empati tidak dapat dirabarasakan. Kemampuan menolong diri sendiri kurang. Gangguan persepsi didapatkan halusinasi auditorik yaitu pasien mendengar tetangganya menceritainya. Arus pikir pasien secara produktivitas cukup,kontinuitas relevan dan koheren. Gangguan isi pikir pada pasien didapatkan waham curiga. Pengendalian impuls tidak terganggu, daya nilai terganggu. Tilikan derajat 1, taraf dapat dipercaya. 

Page 26: Lapsus psikiatri

V. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I : Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis

ditemukan gejala klinis berupa gelisah, pasien sering berbicara sendiri dan. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) dan hendaya (disability) bagi pasien pada fungsi sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan status internus dana neurologis tidak di temukan adanya kelainan sehingga pasien dapat dikatakan gangguan mental non organik.

Page 27: Lapsus psikiatri

Berdasarkan status mental ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita ditandai dengan adanya halusinasi auditorik. Dialami sudah satu bulan sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Skizofrenia.

Pasien juga mengalami gangguan isi piker berupa waham curiga dimana pasien mencurigai tetangganya dan mencurigai ada orang yang mau mencelakai keluarganya. Sehingga berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) diagnosis diarahkan pada Skizofrenia paranoid (F20.0)

Page 28: Lapsus psikiatri

Aksis II

Pasien merupakan orang yang ramah dan mudah bergaul, sehingga tidak dapat diarahkan ke salahsatu ciri kepribadian yang khas.

Aksis III

Tidak ada diagnosis. Aksis IV

Stressor psikososial masalah keluarga. Aksis V

GAF (Global Assesment Functioning) Scale 50-41 : Gejala berat, disabilitas berat.

Page 29: Lapsus psikiatri

VI. DAFTAR MASALAH

Organobiologik

Tidak terdapat kelainan spesifik, namun diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan farmakoterapi.

Psikologi

Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi auditorik dan waham curiga sehingga pasien memerlukan psikoterapi.

Page 30: Lapsus psikiatri

Sosiologik

Ditemukan adanya hendaya dalam bidang pekerjaan sehingga pasien memerlukan sosioterapi

Page 31: Lapsus psikiatri

VII PROGNOSISPrognosis : Dubia

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prognosis pasien :

Faktor pendukung : Mempunyai sistem support yang baik di dalam keluarga. Faktor pencetus yang jelas (stressor). Gambaran klinis adalah simptom positif

Faktor penghambat : Kepatuhan minum obat kurang akibat dari tilikan yang

buruk. Ada riwayat keluarga dengan gangguan jiwa.

Page 32: Lapsus psikiatri

VIII. RENCANA TERAPI Psikofarmakoterapi :

Risperidon 2 mg 2 x 1

Psikoterapi suportif : Konseling

Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara menghadapinya, serta tetap memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur.

Page 33: Lapsus psikiatri

Sosioterapi :

Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang gangguan yang dialami oleh pasien, sehingga tercipta dukungan moral dan lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses penyembuhan pasien.

Page 34: Lapsus psikiatri

IX. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya. Menilai efektivitas terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping yang tidak diinginkan.

Page 35: Lapsus psikiatri

X. DISKUSIBerdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III),

Skizofrenia paranoid dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria : Memenuhi kriteria umum diagnosis Skizofrenia. Sebagai tambahan : Halusinasi dan atau waham harus menonjol : Suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau

halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).

Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh,halusiansi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

Waham dapat berubah hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan,dipengaruhi atau passivity dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.

Gangguan afektif,dorongan kehendak dan pembicaraan,serta gejala katatonik secara relative tidak nyata /tidak menonjol.

Page 36: Lapsus psikiatri

AUTOANAMNESIS DM : Assalamualaikum bu’. Perkenalkan saya

dokter muda yang bertugas disini,nama saya Nurul. Nama ibu siapa ?

P : wa’alaikumsalam dok. Nama saya ibu Hafsah. DM : Asal daerah ibu dimana ? P : Bone dok DM : Ibu tau sekarang ibu ada dimana ? P : Di rumah sakit jiwa dok. DM : Ibu tau di rumah sakit jiwa itu tempat pasien

apa ? P : Pasien gila dok.

Page 37: Lapsus psikiatri

DM : Ibu masih ingat nama saya ? tadi saya sudah memperkenalkan diri ke ibu.

P : tidak saya ingat mi dok namata. DM : Ibu tau kenapa ibu dibawa kesini ? P : Itumi dok tidak saya tau karena tidak gila

ka. Lagi main-main jeka sama cucuku baru dibawa turunka masuk dalam mobil.

DM : Menurutnya keluargata ibu gelisah,betul itu ibu ?

P : oh iye dok kemarin memang gelisahka. DM : Kenapa ibu gelisah ? P : Tidak kutau juga dok

Page 38: Lapsus psikiatri

DM : katanya keluarganya ibu,ibu curiga tetangganya ibu selingkuh dengan suamita ?

P : Tidak begitu ceritanya dok. Jadi begini dok,”itu tetanggaku yg namanya Ibu A na suruhka menikah sama suaminya. Baru saya adami suamiku. Na suruka nikahi suaminya supaya bisaki menikah lagi dengan laki laki lain”

DM : bagaimana tanggapannya suamita ? P : suamiku sedihki dok karena sembarang na bilang

itu tetanggaku. DM : apalagi di bilang sama tetanggata ? P : Pernah itu datang kerumah dok baru pergi bilangi

suamiku sy bukan istrinya, dia bilang sy ini istrinya orang lain. Na bilangika kawin lari sama orang lain.

Page 39: Lapsus psikiatri

DM : katanya keluarganya ibu, pernah ada yang mau celakai ibu ?

P : iye dok, ada memang mau celakai kelurgaku namanya Ambo’ C.

DM : Ibu kenal itu orang ? P : iye dok keluargaku. DM : ibu ada kita dengar suara-suara ? P : tidakmi sekarang dok, tapi dulu selalu

kudengar itu tetanggaku ceritaika dirumahnya. DM : Dimana itu rumahnya tetanggata ? P : Disamping rumahku dok. DM : ibu sudah berapa kali masuk kesini ? P : sudah dua kali dok.

Page 40: Lapsus psikiatri

DM : yang pertama ibu masuk karena apa ? P : samaji juga kayak ini dok. DM : waktu keluar itu ada kita minum obat ? P : iye dok ada DM : warna apa itu bu’ ? P : ada warna putih,orange,pink. DM : teratur ji kita minum ? P : Tidak dok. DM : ibu, pendidikan terakhirnya apa ? P : SD dok

Page 41: Lapsus psikiatri

DM : Kalau 10-7 berapa ibu ? P : tidak kutau juga dok. DM : Kalau 2000-1000 ? P : aih tidak kutau juga dok DM : Ibu tau persamaanya pisang sama

kelapa ? P : Tidak dok. DM : Ibu bagaimana tidurnya ? dan

makannya ? P : bagusji semua dok.

Page 42: Lapsus psikiatri

DM : waktu sebelum kesini bagaimana bu’ ? P : Bagusji juga dok. DM : Ibu Hafsah makasih bu’ sudah mau

saya Tanya-tanya. P : iye sama2 dok. DM : Istirahat meki dulu ibu. P : iye dok.

Page 43: Lapsus psikiatri

TERIMA KASIH

WASSALAM