psikiatri budaya_agus05

28
Psikiatri Budaya Oleh: Agus Eka Swanjaya NIM. 05.06.005 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al- Azhar

Upload: gus-swanjaya

Post on 15-Dec-2014

47 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Psikiatri

TRANSCRIPT

Page 1: Psikiatri Budaya_agus05

Psikiatri Budaya

Oleh:

Agus Eka Swanjaya

NIM. 05.06.005

Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Al- Azhar

Mataram

2008

Page 2: Psikiatri Budaya_agus05

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makala dengan tema Psikiatri

Budaya.

Makalah ini disusun oleh penulis sebagai tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan

Jiwa II pada semester VII disamping untuk menambah wawasan mahasiswa tentang

Psikiatri Budaya itu sendiri.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya

penulis mengharapkan kritik yang sifatnya membangun.

Akhir kata Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi yang

membaca atau yang membutuhkannya.

Mataram, November 2008

Agus Eka Swanjaya

Page 3: Psikiatri Budaya_agus05

Daftar Isi

Halaman Judul ............................................................................i

Kata Pengantar ............................................................................ii

Daftar Isi ............................................................................iii

BAB I Pendahuluan ............................................................................1

BAB II Isi ............................................................................3

2. 1. Definisi ............................................................................3

2.2. Analisis Psikiatri ............................................................................5

2.3. Aspek Budaya dari penyakit ............................................................................6

2.4. Perubahan Kultural ............................................................................6

2.5. Sindroma Berikatan dengan Budaya.........................................................................7

2.5.1. Kesurupan ............................................................................9

2.5.2. Nevios ............................................................................10

BAB III Penutup ............................................................................13

Page 4: Psikiatri Budaya_agus05

BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap

negara, dimana proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi

memberi dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat. Sementara tidak

semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyesuaikan dengan

berbagai perubahan tersebut. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari jika

mereka mungkin mengalami masalah kesehatan jiwa.

Ada kurang lebih 6.5 milyar manusia yang hidup di muka bumi

ini . Dalam jumlah tersebut , saat ini lebih banyak orang yang hidup

di luar negaranya sendir i . Menurut s ta t is t ic , 3% dari populasi global

adalah imigran internasional . J ika ki ta mengamati dunia sekarang,

t idak ada suatu budaya, ras , a tau agama yang 100% hanya terdapat

dalam satu negara saja . Secara mengejutkan, ki ta mungkin saja

menemukan adanya perbedaan bahasa, budaya, hubungan keluarga

dan ni la i -ni la i , dan sekal igus juga pandangan dari penanganan

kesehatan, kemanapun ki ta pergi , termasuk dalam negara ki ta

sendir i .

Budaya dapat mempengaruhi banyak aspek dari kesehatan j iwa

i tu sendir i , termasuk bagaimana cara individu tersebut

menyampaikan dan menunjukkan gejala-gejalanya;  cara mereka

mengatasi kesul i tannya, dukungan keluarga dan masyarakat , ser ta

kemauan mereka untuk mencari pengobatan. Sebal iknya, kebudayaan

dari dokter a tau profesional la innya ser ta s is tem pelayanan kesehatan

akan mempengaruhi diagnosis , penanganan dan pemberian pelayanan

kepada kl ien. Memang pengaruh sosial dan budaya bukanlah hanya

Page 5: Psikiatri Budaya_agus05

sebagai satu-satunya determinan (penentu) pada gangguan j iwa

maupun pola-pola yang digunakan oleh pelayanan kesehatan i tu

sendir i , namun hal i tu mempunyai peran yang kuat .

Page 6: Psikiatri Budaya_agus05

BAB II

ISI

2.1. Definis i

Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek

kesehatan jiwa serta pengaruhnya timbal balik terdapat fungsi-fungsi fisiologis

organo-biologis tubuh manusia . Sebagai suatu cabang ilmu kedokteran, ilmu psikiatri

tida k berdiri sendiri, melainkan selalu berkolaborasi dan segala aspeknya selalu

berkaitan dengan cabang-cabang ilmu kedokteran lainnya, misalnya dengan cabang

ilmu saraf (Neurologi) dan ilmu penyakit dalam.(Wikipedia , 2008 )

Ilmu psikiatri dibangun atas 4 pilar dasar, yaitu ( Wikipedia, 2008 ):

1. Dimensi Organo-biologis yaitu aspek pengetahuan tentang organ-organ

tubuh serta fungsi fisiologis tubuh manusia khususnya yang berkaitan

langsung dengan aspek kesehatan jiwa (seperti Sistem Susunan Saraf

Pusat)

2. Dimensi Psiko-edukatif yaitu aspek pengetahuan tentang perkembangan

psikologis manusia serta pengaruh pendidikan-pengajaran terhadap

seorang manusia sejak lahir hingga lanjut usia.

3. Dimensi Sosial-Lingkungan yaitu aspek pengetahuan tentang pengaruh

kondisi sosial-budaya serta kondisi lingkungan kehidupan terhadap derajat

kesehatan jiwa manusia.

4. Dimensi Spiritual-Religius yaitu aspek pengetahuan tentang pengaruh

taraf penghayatan dan pengamalan nilai-nilai spiritual-religius terhadap

derajat kesehatan jiwa manusia

Page 7: Psikiatri Budaya_agus05

Budaya dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal

manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.

Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang

terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh

masyarakat itu sendiri. (Wikipedia, 2008 ).

Psikiatr i Lintas Budaya adalah i lmu mengenai konteks budaya

dan konteks e tnis /kesukuan dari pelayanan gangguan mental dan

psikiatr ik . Is t i lah ini muncul sebagai bidang yang berikatan secara

logis dar i beberapa rangkaian kerja psikiatr i ,   termasuk diantaranya :

survey terhadap prevalensi ( t ingkat ra ta-rata) dan bentuk gangguan

dalam berbagai kebudayaan atau negara yang berbeda; s tudi tentang

populasi migran dan perbedaan budaya dalam suatu negara; dan

anal is is psikiatr ik i tu sendir i juga merupakan produk budaya.

( Anonim, 2008 )

Perpindahan penduduk, adanya urbanisasi menyebabkan adanya

proses akul turasi . Akul turasi merupakan modif ikasi budaya pada

suatu kelompok atau individu sebagai akibat dar i kontak dengan

budaya yang berbeda atau dapat pula diar t ikan sebagai suatu proses

dimana sebuah budaya dalam masyarakat ter tentu berangsur-angsur

mengalami perubahan sepert i halnya masa pertumbuhan pada

manusia dar i masa kanak-kanak sampai dewasa. (American Heri tage

Dict ionary)

Indonesia sebagai salah satu contoh merupakan bangsa yang

mult i cul tural yai tu dimana terpel iharanya t radis i dar i kebudayaan

yang berbeda-beda atau ident i tas budaya dalam ragam masyarakat

yang bersatu sebagai suatu negara a tau bangsa.

Page 8: Psikiatri Budaya_agus05

2.2. Analis is Psikiatri

Konsep kepribadian-kebudayaan (personality culture) timbul sebagai

dampak interaksi antara psikologi dan antropologi. Tiga kelompok besar masalah

hubungan antara culture and personality seperti human nature, typical personality,

dan individual personality berkaitan erat dengan munculnya hubungan antara

perubahan kebudayaan dengan perubahan kepribadian dan hubungan kebudayaan

dengan kepribadian “abnormal”. Selama ini banyak teori yang diambil dari

Perspektif Barat. Melalui pengkajian secara kritis, analitis, dan berkelanjutan

tentang cross culture studies dapat dimungkinkan diperoleh sebuah konsep, model,

pendekatan, paradigma dan teori psikologi berbasis budaya Indonesia. Niels

Mulder (2001) telah memulai kajian tentang variasi budaya dalam kepribadian

suatu masyarakat seperti benturan antarkultur, antarkebudayaan, dan antarnilai

pada masyarakat berbasis budaya timur khususnya Asia Tenggara, Indonesia,

Thailand, Philipina dan Jawa. Hal ini sangat mungkin dapat dikembangkan lebih

lanjut mengingat pandangan hidup dan kebudayaan bukan merupakan hal yang

statis melainkan kebudayaan dapat dipandang sebagai petunjuk mental dalam

kehidupan maupun sesuatu yang baru. (Wurianto, 2007)

Erik Erikson terkenal a tas biograf i psikokul turalnya tentang

Mohandas Gandhi dan Mart in Luther untuk bukunya Childhood and

Society tahun 1950, dimana ia berusaha mengintegrasikan

perkembangan psikoseksual individu dengan pengaruh kul tural .

George Devereux mempelajar i Indian Plain Amerika dan memberikan

pandangannya tentang masalah yang t imbul dalam menghadapi

pasien dari la tar belakang etnik yang berbeda.Ruth Benedict dalam

Pat terns i f cul ture menul iskan bahwa t ipe kepribadian dapat

Page 9: Psikiatri Budaya_agus05

mencerminkan suatu konfigurasi kul tur . Bronis law Malinowski dan

Margaret Mead menel i t i konsep bahwa kepribadian dewasa dan

fungsi mental sangat di tentukan selama masa anak-anak.( Kaplan dan

Sadock, 1997 ) .

2.3. Aspek Budaya dari Penyakit

Psikiatr i budaya merupakan cabang khusus dar i e tnomedisin

yai tu pandangan masyarakat t radis ional terhadap masalah psikiatr i

dan cara mereka menanganinya( Anonim,2008 )

Dalam penanganan kasus psikiatr i harus diperhat ikan kelas dan

ident i tas e tnik karena mempengaruhi pengalaman psikiatr ik . Pasien

harus dimengert i dalam hal kul tur a tau kelompok etnik spesif ik

dimana pasien berada.( Kaplan dan Sadock, 1997 )

Dalam set t ing penanganan kesehatan j iwa, budaya akan

mempengaruhi bagaimana orang ( Anonim, 2008 ) :

1 . Menyebutkan dan mengkomunikasikan masalahnya.

2 . Menjelaskan penyebab masalahnya

3. Mempersepsikan pelayanan kesehatan j iwa

4. Menggunakan atau merespon penanganan kesehatan j iwa

2.4. Perubahan Kultural

Orang berespon terhadap perubahan cul tural dengan pindah ke

kul tur yang berbeda atau t inggal menetap saat perubahan cul tural

ter jadi di sekel i l ingnya. Syok Kultur di tandai dengan kecemasan dan

depresi , rasa isolasi , dereal isasi , dan depersonal isasi .Syok kul tur

Page 10: Psikiatri Budaya_agus05

dapat diminimalis i r j ika orang adalah bagian dari uni t keluarga yang

utuh dan j ika orang adalah bagian dari uni t keluarga yang utuh dan

j ika mereka dipersiapkan untuk menerima kul tur yang baru.

Contohnya pengungsi dikelompokkan di lokasi sentral , ket imbang

disebar luas di keseluruhan negara. ( Kaplan dan Sadock, 1997 )

Penel i t ian te lah menemukan t ingginya angka perawatan di

rumah saki t psikiatr ik di Amerika Serikat bagi imigran, khususnya

laki- laki muda, dibandingkan dengan masyarakat as l i . Juga ter l ihat

t ingginya insidensi gejala paranoid di antara kelompok imigran, yang

mungkin dihubungkan dengan perbedaan mereka ( warna kul i t ,

bahasa, kebiasaan ) dar i masyarakat yang lebih luas . ( Kaplan dan

Sadock, 1997 )

2.5. Sindroma Berikatan dengan Budaya

Beberapa gangguan di temukan hanya pada budaya ter tentu atau

diantara kelompok ter tentu. Gangguan tersebut ser ing kal i ter jadi

dengan sediki t per ingatan, per ja lanannya s ingkat , dan prognosisnya

biasanya baik. Dugaan s indroma terkai t budaya secara pengert iannya

adalah sederhana te tapi secara operasionalnya adalah kompleks.

Karena budaya adalah matr iks dimana semua fungsi biologis ,

psikologis , dan social bekerja , maka semua s indroma sindroma

psikiatr ik , hingga suatu t ingkat ter tentu, adalah berikatan dengan

budaya.Misalnya Bulimia Nervosa di budaya Barat serupa dengan

Koro di budaya Timur. Namun Jika penyembuh dari Afr ika dengan

kontak Barat yang terbatas didatangkan ke Negara Barat , mereka

akan sama terkejutnya oleh gejala aneh dari pasien di negara ini .

Kemudian selain i tu terdapat pula gejala anoreksia nervosa yang

berhubungan dengan harapan budaya tentang berat badan dan ci t ra

tubuh di masyarakat industry Barat yang modern. Sindroma yang

Page 11: Psikiatri Budaya_agus05

berikatan dengan budaya secara s ingkat di tul is pada tabel ber ikut

ini , (Kaplan dan Sadock, 1997 )

Tabel 1 . Sindroma Terikat Kultur

Diagnos i s Negara a tau Budaya

Karakter i s t ik

Amuk A s i a T e n g g a r a , M a l a y s i a

A m u k a n m e n d a d a k , t e r m a s u k m e m b u n u h a t a u b u n u h d i r i ; t e r j a d i p a d a l a k i - l a k i ; b e r a k h i r d a l a m k e a d a a n l e l a h d a n a m n e s i a

B o u f f e e d e l i r a n t e

P e r a n c i s P s i k o s i s t r a n s i e n d e n g a n e l e m e n t r a n c e a t a u k e a d a a n m i m p i

B r a i n F o g A f r i k a S u b - S a h a r a N y e r i k e p a l a , a g n o s i a , k e l e l a h a n k r o n i s , g a n g g u a n v i s u a l , k e c e m a s a n ; t e r l i h a t p a d a p e l a j a r l a k i - l a k i

B u l i m i a N e r v o s a

A m e r i k a U t a r a P e s t a m a k a n , m u n t a h y a n g d i i n d u k s i s e n d i r i ; d a p a t t e r j a d i b e r s a m a d e p r e s i , a n o r e k s i a n e r v o s a , a t a u p e n y a l a h g u n a a n z a t

K o l e r a I n d i a M a y a n ( G u a t e m a l a )

T e m p e r t a n t r u m , l e d a k a n k e k e r a s a n , t e r e n g a h - e n g a h , s t u p o r , h a l u s i n a s i , w a h a m .

E m p a k o M e k s i k o d a n a m e r i k a K u b a

T i d a k m a m p u m e n c e r n a d a n m e n g e k s k r e s i k a n m a k a n a n y a n g b a r u d i t e l a n

G r i s i S i k n i s M i s k i t o d i N i k a r a g u a

N y e r i k e p a l a , k e c e m a s a n , k e m a r a h a n , l a r i t i d a k b e r t u j u a n

H i - W a i t c k I n d i a M o h a v e A m e r i k a

A n o r e k s i a n e r v o s a , i n s o m n i a , d e p r e s i , b u n u h d i r i y a n g d i s e r t a i p e r p i s a h a n y a n g t i d a k d i h a r a p k a n d a r i o r a n g y a n g d i c i n t a i .

P a r a f r e n i a I n v o l u s i o n a l

S p a n y o l , J e r m a n G a n g g u a n p a r a n o i d y a n g t e r j a d i p a d a p e r t e n g a h a n k e h i d u p a n ; b e r b e d a d a r i s k i z o f r e n i a t e t a p i m u n g k i n m e m i l i k i e l e m e n s k i z o f r e n i a m a u p u n p a r a n o i a

K o r o A s i a T a k u t b a h w a p e n i s n y a a k a n m a s u k k e d a l a m p e r u t , y a n g m e n y e b a b k a n k e m a t i a n

L a t a h A s i a T e n g g a r a , m a l a y s i a , B a n t u d i A f r i k a , A i n u d i

R e a k s i k e p a t u h a n o t o m a t i s d e n g a n e k o p r a k s i a d a n e k o l a l i a y a n g d i c e t u s k a n o l e h s t i m u l a s i m i n i m a l y a n g t i b a - t i b a ; t e r j a d i p a d a l a k i - l a k i ; j u g a d i n a m a k a n r e a k s i m e n g e j u t k a n ( s t a r t l e

Page 12: Psikiatri Budaya_agus05

J e p a n g r e a c t i o n )M a l d e o j o M e d i t e r a n i a M u n t a h , d e m a m , t i d u r g e l i s a h ; d i s e b a b k a n o l e h m a t a j a h a t

N e r v i o s C o s t a R i c a d a n A m e r i k a L a t i n

N y e r i k e p a l a , i n s o m n i a , a n o r e k s i a , k e t a k u t a n , k e m a r a h a n , d i a r e , p u t u s a s a

P i b l o k t o ( H i s t e r i a A r t i k )

E s k i m o d i G r e e n l a n d U t a r a

C a m p u r a n k e c e m a s a n d a n d e p r e s i , k o n f u s i , d e p e r s o n a l i s a s i , d e r e a l i s a s i , t e r j a d i t e r u t a m a p a d a w a n i t a ; b e r a k h i r d a l a m t i d u r s t u p o r d a n a m n e s i a

P s i k o s i s R e a k t i f

S k a n d i n a v i a P s i k o s i s d i s e b a b k a n o l e h s t r e s s p s i k o s o s i a l ; o n s e t t i b a - t i b a d e n g a n p r o g n o s i s b a i k , k e p r i b a d i a n p r a m o r b i d a d a l a h u t u h ; d a l a m D S M - I V d i k e n a l s e b a g a i g a n g g u a n s k i z o f r e n i f o r m

S u s t o A m e r i k a L a t i n K e c e m a s a n p a r a h , g e l i s a h , t a k u t a k a n i l m u h i t a m d a n m a t a j a h a t

T a b a n k a T r i n i d a d D e p r e s i p a d a l a k i - l a k i k a r e n a d i t e l a n t a r k a n i s t r i n y a ; r e s i k o b u n u h d i r i y a n g t i n g g i

T a i j i n -k y o f u s h o

j e p a n g K e c e m a s a n , t a k u t a k a n p e n o l a k a n , m u d a h s e d i h , t a k u t a k a n k o n t a k m a t a , k e t a k u t a n t e n t a n g b a u t u b u h

W i n d i g o I n d i a A s l i A m e r i k a ( A l g o n k i a n )

K e t a k u t a n d i u b a h m e n j a d i k a n i b a l o l e h m o n s t e r s u p e r n a t u r a l , y a i t u w i n d i g o .

2.5.1. Kesurupan

Fenomena kesurupan pernah menggejala keseluruh pelosok

negeri . Media memberitakan, selain sensasional dan dramatis, kesurupan yang

sebenarnya tak lebih dari gangguan kesehatan mental tersebut sangat lekat dengan

budaya kita. Suatu hal yang punya kedekatan emosional dengan publik merupakan

daya tarik yang tentunya tak akan dilewatkan media untuk memberitakannya.

Tak pelak, dalam waktu singkat, fenomena serupa menggejala di seluruh

pelosok negeri. Beberapa anak sekolah atau buruh pabrik, terutama perempuan muda,

tiba-tiba mengalami kesurupan masal yang seolah-olah telah terjadi fenomena mistik-

budaya yang membuat merinding bulu kuduk. Tak ayal, cara mengatasinya pun lebih

banyak memakai pendekatan budaya-mistik-agama yang dari kacamata ilmiah menimbulkan

kekonyolan masal dan memperparah keadaan. Terjadi proses pembelajaran berupa imitasi

Page 13: Psikiatri Budaya_agus05

yang luas oleh sekelompok masyarakat yang memang rentan dan sebetulnya sudah

menggendong potensi kecemasan serta ketidakstabilan emosi.

Satu hal menarik yang dapat dikaji dari beberapa peristiwa kesurupan di

Indonesia, kejadian itu merupakan suatu jenis gangguan disosiatif yang bentuknya

berupa gangguan trans kesurupan atau suatu fenomena budaya? Karena masyarakat

Indonesia tidak sepenuhnya dapat melepaskan diri dari aspek budaya tradisional dan

pandangan sosio-kultural yang telah tertanam sejalan dengan perkembangan individu

itu menuju suatu pendewasaan. Kejadian kesurupan yang kemudian menginduksi

banyak orang tidak dapat dilepaskan dari peranan budaya setempat. Paparan melalui

tayangan visual dari ritual keagamaan dan budaya daerah seperti pertunjukan kuda

lumping, sintren kesurupan, kuda kepang dan masih banyak lagi di berbagai daerah

Indonesia secara tidak langsung kemudian terimitasikan dalam bentuk gangguan

disosiatif di masyarakat.

Kesurupan merupakan gangguan disosiatif ( konversi ) dengan gejala utama

adalah kehilangan ( sebagian atau seluruh ) dari integrasi normal ( dibawah kendali

kesadaran) antara ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan penginderaan segera dan

kontrol terhadap gerakan tubuh. Dalam beberapa kejadian individu berperilaku

seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan gaib atau malaikat. Individu

dikatakan mengalami gangguan ini bila tidak terdapat penyebab organik dan bukan

dari gangguan jiwa tertentu. (Maslim, 2002 )

Hal lain yang menarik, peristiwa kesurupan massal yang terjadi di Indonesia

(pada pelajar sekolah dan pekerja pabrik) perlu diicermati terdapat kemungkinan ini

sebagai bentuk penumpahan dari beban stressor yang sudah terakumulasi begitu pada

dua sosok individu tersebut. Mungkin saja beban tugas, pelajaran atau pekerjaan dan

ketatnya aturan baik di sekolah maupun di pabrik sebagai stresor psikososil telah

melahirkan suatu fenomena kesurupan.

2.5.2. Nervios

Page 14: Psikiatri Budaya_agus05

Penggunaan istilah Puerto Rican Syndrom atau PRS telah memberikan

pemahaman lebih lanjut di kalangan peneliti dan profesional kesehatan untuk meneliti

tentang sindrom tersebut dimana terdapat perbedaan dalam mengekspresikan stres 

antara masyarakat Puerto Rico dengan masyarakat Latin lainnya. Pada awalnya istilah

Puerto Rican Syndrome ini digunakan dalam konteks untuk memaksa para pemuda

Puerto Rico untuk bergabung dalam militer Amerika Serikat, dan untuk selanjutnya

disebut dengan nervios. Nervios muncul sebagai respon terhadap peristiwa-peristiwa

stres sosial, merupakan pengalaman yang mengekspresikan idiom, melibatkan banyak

kelas pekerja dan masyarakat miskin, juga merupakan bentuk pengekspresian

masyarakat Puerto Rico yang hidup dalam masa transisi dari masyarakat agraris ke

masyarakat industri. Adanya perbedaan pengekspresian dari nervios ini biasanya

merupakan respon dari rasa sakit yang signifikan, penderitaan dan kehilangan secara

sosial. 

Menjadi seseorang yang nervios biasanya dimulai sejak kanak-

kanak, merupakan hasil dari penderitaan yang mengakibatkan

pengalaman traumatik, atau merupakan ‘bawaan’ atau warisan. Nervios

dapat diwariskan dalam sebuah keluarga dan mempengaruhi anak

sehingga si anak dapat dengan mudah dipengaruhi oleh stres yang

dianggap normal oleh orang lain. Ini terjadinya misalnya ketika seorang

ibu sedang hamil menderita tekanan fisik dan mental secara hebat,

minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan serta kekurangan gizi.

Salah seorang informan  mengatakan adanya trauma dalam keluarga,

seperti kematian keluarga atau kekasaran/siksaan orang tua dapat

menyebabkan seseorang menjadi nervios

Orang yang menderita nervios mempunyai lebih banyak masalah

hidup dibandingkan orang lain, dan biasanya menemukan kesulitan dalam

menyelesaikan masalahnya. Mereka lebih cemas, menggerutu dan

menangis lebih sering dibandingkan orang lain, berbicara dan berjalan

dengan satu tangan terayun lebih cepat, sering sekali menggigit kuku

tangan dan sering terkena sakit kepala serta sakit perut. Namun di satu

Page 15: Psikiatri Budaya_agus05

sisi mereka juga lebih mudah atau lebih cepat menurunkan amarahnya.

Terkait dengan jenis kelamin, biasanya pria menderita nervios

dikarenakan trauma perang sementara wanita menderita nervios

dikarenakan masalah keluarga dan ekonomi.

Nervous attack ini sangat akut, merupakan dramatik episode yang

muncul sebagai hasil dari kejadian-kejadian pemicu utama stres,

khususnya dalam lingkungan keluarga.  Serangan nervous dapat terjadi

pada siapa saja yang mengalami kejadian pemicu stres yang berlebihan.

Wanita lebih sering mendapat serangan nervous, sementara pria

mengalaminya ketika harus berhadapan dengan situasi yang menakutkan

bagi mereka. Serangan muncul langsung sebagai respon dari situasi yang

tidak kondusif, dimulai dengan tangisan dan teriakan, orang-orang mulai

menjadi histerik. Penderita dapat melemparkan barang-barang yang ada

atau menyerang orang lain dan terlihat lepas kontrol baik secara sikap

dan aksi. Selama proses serangan ini, penderita dapat menjatuhkan diri

mereka dan berbaring seolah-olah mereka telah mati atau

menggucangkan tubuh mereka seolah-olah mereka menggigil. Setelah

proses serangan nervous berhenti, penderita biasanya tidak begitu ingat

apa saja yang telah mereka lakukan selama serangan. Bahkan dalam

beberapa kasus penderita mempunyai kecenderungan untuk melakukan

aksi bunuh diri selama serangan terjadi. ( Guarnaccia, 2008 )

Page 16: Psikiatri Budaya_agus05

BAB III

PENUTUP

Psikiatri budaya merupakan cabang dari ilmu kedokteran dimana tidak berdiri

sendiri dan salah satunya berkaitan erat dengan budaya dimana dimensi budaya

merupakan salah satu dari 4 pilar atau pondasi dasar dari ilmu psikiatri yang

mempengaruhi kondisi kesehatan jiwa manusia.

Respon individu terhadap perubahan budaya berbeda satu sama lainnya. Syok

kultur akan terjadi pada individu yang tidak siap dan tidak mampu beradaptasi

terhadap adanya perubahan budaya.

Gangguan jiwa pada dasarnya disebabkan oleh 3 faktor yaitu biologis,

psychoeducational, dan sosial-budaya. Beberapa gangguan kesehatan jiwa hanya

ditemukan pada budaya tertentu atau kelompok tertentu misalnya saja pada imigran

atau populasi terlantar. Gangguan mental ini dapat diatasi dengan memperhatikan dan

memahami secara cermat identitas etnik spesifik dan budaya dimana pasien berada,

sebagai seorang psikiater harus mampu mengatasi rintangan bahasa, perbedaan

budaya, dan pandangan masyarakat setempat tentang sakit jiwa. Dengan kata lain

gangguan kesehatan jiwa dapat diatasi melalui pendekatan terhadap budaya dan

kepercayaan.

Page 17: Psikiatri Budaya_agus05

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan dan Sadock. 1997. “ Sinopsis Psikiatri Edisi 7“. Binarupa Aksara. Jakarta.

Maslim, Rusdi Dr. 2002. “ Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa “. Jakarta.

Anonim. 2008. “ Budaya “. Available from :

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya. (diakses pada 29 November 2008)

Anonim. 2008. “Hari Kesehatan Sedunia “.Available from :

http://rsjlawang.com/artikel_080510a.html (diakses pada 28 November

2008).

Anonim. 2008. “Pandangan Ilmu Sosial dan Budaya Lainnya tentang

kesehatan”. Available from : http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?

menu=bmpshort_detail2&ID=406. (diakses pada 28 November 2008)

Anonim. 2008. “ Psikiatri “. Available from : http://id.wikipedia.org/wiki/Psikiatri.

(diakses pada 28 November 2008 ).

Guarnaccia, Peter J et al. 2008. “ Puerto Rican Nosology – Nevios AnthPsi “.

Available from : http://itha.wordpress.com/2008/01/06/perto-rican-nosology-

nervios-anthpsi/ . (diakses tanggal 29 November 2008)

Isa. 2007. “ Trans Kesurupan - Suatu Fenomena Budaya atau gangguan

Disosiatif”. Available from :

http://isa-multazam.blogspot.com/2007/08/trans-kesurupan-suatu-

fenomena-budaya.html . ( diakses pada 30 November 2008 ).

Wurianto, DR.Arif Budi. “Memahami Psikologi Masyarakat Indonesia melalui

Pengkajian Folklor Nusantara sebagai Dasar Pemahaman Psikologi

Page 18: Psikiatri Budaya_agus05

Berbasis Budaya Indonesia”. Available from :

http://elka.umm.ac.id/artikel2.htm. ( diakses pada 28 November 2008 ).