status ujian psikiatri case
DESCRIPTION
case psikiatriTRANSCRIPT
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS
Nama : Tn. AZ
Jnis Kelamin : Laki-laki
Umur : 27 tahun
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Juli 1984
Alamat : Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Agama : Islam
Bangsa/ Suku : Indonesia, Betawi
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMK
Pekerjaan : - (pernah bekerja)
Tanggal Masuk RSJSH : 07 Oktober 2011
Riwayat Perawatan
1. Sekitar bulan Agustus 2008 di Rumah Sakit Marzuki Mahdi
2. Tanggal 8 Mei 2009 di RSJSH
3. Tanggal 17 Juni 2010 di RSJSH
4. Tanggal 26 September 2010 di RSJSH
5. Tanggal 7 Oktober 2011 di RSJSH (saat ini)
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 1
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis :
Tanggal 12 Oktober 2011, pukul 11:00, di ruang Puri Nurani RSJSH.
Tanggal 13 Oktober 2011, pukul 10:00, di ruang Puri Nurani RSJSH.
Tanggal 14 Oktober 2011, pukul 16:30, di ruang Puri Nurani RSJSH.
Tanggal 17 Oktober 2011, pukul 11:00, di ruang Puri Nurani RSJSH.
Alloanamnesis :
Dengan Ny.SR (ibu pasien, umur 48 tahun, pendidikan terakhir SDI,
pekerjaannya membuka warung di rumah), pada tanggal 13 Oktober 2011,
pukul 13:00 WIB, melalui telepon.
Dengan Ny.SR (ibu pasien, umur 48 tahun, pendidikan terakhir SDI,
pekerjaannya membuka warung di rumah) dan Tn.S (ayah pasien, umur 58
tahun, pendidikan terakhir SD, pekerjaannya menjadi kuli bangunan), pada
tanggal 14 Oktober 2011, pukul 18:00 WIB, di rumah pasien dan orangtuanya.
A. Keluhan Utama
Memukul orang sekitar tanpa sebab dan mengamuk ± 3 hari SMRS
B. Riwayat Gangguan sekarang
Satu bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien sering tidak minum obat,
karena sudah merasa sehat dan sudah sembuh, sehingga tidak lagi merasa
memerlukan obat. Apabila orangtua pasien mencoba mengingatkan pasien, ia
cenderung selalu marah-marah dan mengancam untuk memukul mereka. Pasien
juga mulai sering membuang obat-obatannya ke selokan. Sejak saat itu, setelah
mulai putus obat, timbul pikiran-pikiran yang menyatakan bahwa Adzan adalah
menuju kemenangan, dan kemenangan baru tercapai setelah memusnahkan iblis/
setan. Pasien menganggap orang-orang/ manusia disekitarnya adalah iblis dan
manusia yang dapat berubah menjadi iblis. Hal ini menyebabkan pasien menjadi
agresif dan memukuli siapa saja yang ada didekat pasien. Selain itu, pasien juga
mulai mendengar suara-suara di telinganya, tanpa ada sumber suara yang jelas
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 2
dan tidak ada orang lain yang mendengarnya. Salah satu suara yang didengar
pasien menurutnya adalah suara Abangnya (kakak laki-laki pasien), yang
menyuruh pasien dengan berkata: “ Pegang aja lehernya, nanti jadi gede!”, suara
cukup jelas didengar oleh pasien, lalu tanpa berpikir panjang, pasien memegang
leher temannya yang saat itu ada didepannya, atas perintah suara tersebut.
Pasien mengatakan leher teman yang ia pegang itu memang berubah menjadi
besar, akan tetapi lingkungan dan benda-benda lain disekelilinganya tetap pada
ukuran yang sama (tidak ikut membesar). Menurut pasien, ia hanya memegang
leher temannya dan tidak sampai mencekiknya. Ibu pasien mengatakan bahwa
pasien juga pernah beberapa kali melakukan hal yang sama terhadap anak dari
abangnya yang sedang dititipkan dirumah, yang juga merupakan keponakan
pasien. Pasien tidak merasa terganggu akan suara abangnya ini, hanya pasien
merasa bingung, karena apa yang dikatakan suara itu benar menurut pasien.
Suara lain, yang tanpa sumber yang jelas dan hanya terdengar oleh
pasien, juga mempengaruhi perilaku pasien. Suara ini menurut pasien adalah
suara teman laki-lakinya, yang berjumlah satu orang, suaranya juga cukup jelas,
dan berkata: “ Pukul tuh orang!”, “Bunuh orang itu!”. Karena sebelumnya pasien
juga menganggap bahwa semua orang yang disekitarnya adalah iblis (walaupun
pasien mengatakan melihat orang sekitarnya tidak berubah dan masih merupakan
manusia), maka pasien pun langsung melaksanakan perintah dari suara yang ia
dengar, karena pasien sekalian menganggap bahwa memukul atau melukai dan
memusnahkan iblis dan setan adalah jalan menuju kemenangan. Saat itu hampir
setiap orang yang berada didekat pasien dipukul, tidak terkecuali orang tua
pasien. Pasien terlihat mengamuk dan marah-marah, bahkan sampai menendangi
pintu rumah. Pasien mengatakan sempat merasa terganggu dengan suara-suara
yang selalu berbicara dikupingnya itu.
Pasien juga mengatakan bahwa tetangga dan orang-orang disekitarnya
seperti dapat membaca dan mengetahui isi hati dan pikiran pasien. Selain itu juga
pasien merasa jika sedang berada ditempat umum, ia merasa orang sekitarnya
seperti membicarakan dia, dan juga menyindirnya. Pasien mengatakan salah satu
sindirannya adalah: “ Masih ada rambut tuh?”, dimana saat itu rambut pasien baru
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 3
habis dipotong dan sangat pendek. Karena merasa tidak nyaman karena orang
lain mengetahui isi hati dan pikirannya, serta orang sekitar membicarakan dan
menyindirnya, lalu pasien menjadi marah dan memukul orang-orang tersebut.
Padahal orang-orang tersebut sama ada yang sama sekali tidak mengenal pasien,
tidak mengetahui apa yang pasien pikirkan, terlebih menyindirnya. Pasien saat itu
menganggap memukul orang-orang itu benar, karena ia juga menganggap mereka
iblis yang menyamar menjadi manusia.
Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengaku melihat
seekor monyet masuk kedalam rumah pasien, tetapi hanya pasien sajalah yang
dapat melihat monyet tersebut. Pasien juga mengaku pernah melihat sesosok
bayangan di kamarnya, dan bayangan tersebut mengeluarkan tangannya. Hal ini
hanya dilihat oleh pasien saja. Pasien mengatakan sempat merasa putus asa dan
sempat berpikiran untuk bunuh diri, karena merasa kalah digoda setan, tetapi hal
tersebut tidak sempat diwujudkan. Pasien tidak pernah melakukan percobaan
bunuh diri.
Agresifitas pasien, dan perilaku pasien yang sering memukul orang-orang
disekitarnya, yang menyebabkan banyak timbulnya keluhan dari masyarakat
sekitar, ditambah dengan ketidakpatuhan pasien minum obat, menyebabkan
pasien dibawa ke RSJSH oleh keluarganya. Pasien mendapat obat Risperidon
2x2mg dan CPZ 1x100mg. Awalnya pasien dirawat di PICU karena keadaannya
yang masih akut. Tetapi setelah agak tenang, pasien dipindahkan ke Puri Nurani.
Di Puri Nurani pasien mengatakan rohnya sempat dicabut, lalu dikembalikan lagi
ketubuhnya, tepatnya sekitar tanggal 13 Oktober 2011. Menurut pasien, setelah
hal ini terjadi, ia tidak lagi mendengar bisikan-bisikan atau suara-suara
ditelinganya lg, yang tanpa sumber yang jelas dan hanya dapat didengarkan oleh
pasien sendiri. Pikiran-pikiran yang menganggap Adzan kemenangan dicapai
dengan memusnahkan setan dan iblis, dan pikiran yang mengira bahwa semua
manusia disekelilingnya adalah setan/ iblis juga tidak lagi ada.
Riwayat kejang dan demam pada pasien tidak ada. Tidak ada keluhan
fisik yang bermakna saat pasien dibawa ke RSJSH. Pasien pernah dibacok 2 kali
saat pasien SMP dan 1 kali saat pasien STM, dikarenakan tawuran antar sekolah,
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 4
tetapi tidak ada gejala sisa yang bermakna. Pasien pernah mengkonsumsi zat
adiktif dan obat-obatan terlarang, dan pasien mengatakan terakhir kali memakai
“pil lexotan” 3 tahun SMRS, menghisap ganja 1 minggu SMRS, dan alkohol
terakhir dikonsumsi pasien 1 minggu SMRS. Pasien juga merokok sejak pasien
duduk dibangku SMP. Pasien tidak pernah merasakan gembira yang berlebih,
belanja atau menghambur-hamburkan uang yang diluar batas kewajaran pasien.
Pasien juga tidak pernah merasa sedih sekali, hilang minat, dan putus asa.
Menurut pasien dan keluarga, kekambuhan saat ini adalah yang paling parah,
dibandingkan yang sebelum-sebelumnya.
C.Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Gangguan Psikiatrik
Sekitar bulan Agustus 2008 pasien sempat dibawa ke Rumah Sakit
Marzuki Mahdi karena mengamuk dan memukuli orang didekatnya. Pasien lalu
dirawat selama 3 hari, tetapi pasien kabur dari perawatan dan kembali ke rumah.
Sejak saat itu pasien tidak mengkonsumsi obat yang diberikan dokter disana.
Tahun 2009, pasien sempat dibawa ke “orang pintar” 3 kali. Pertama
hanya didoakan dan disuru zikir saja, yang kedua di pasung, dan yang ketiga
pasien dipukuli karena tidak minum obat disana. Setelah 3 kali membawa ke
“orang pintar”, keluarga pasien “kapok” dan memutuskan untuk membawa pasien
ke RSJSH.
Pada bulan Mei 2009, pasien dibawa ke RSJSH dengan keluhan marah-
marah tanpa sebab, mengamuk dan memukul orang sekitar , termasuk orangtua.
Pasien mengeluh sulit tidur dan mudah tersinggung. Pasien juga sering bicara dan
tertawa sendiri. Hal ini menurut pasien karena ia mendengar suara-suara berbicar
dikupingnya, yang tanpa sumber yang jelas. Suara- suara tersebut mengajak
pasien “ngobrol” dan bercanda. Suaranya merupakan suara banyak orang, yang
terdiri dari permpuan dan laki-laki, yang beberapa dikenali pasien sebagai suara
temannya, diantaranya mengatakan: “ Hai Zuli, ngelucu dong.” Keluarga lupa
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 5
nama obat yang diberikan, tetapi pasien hanya mengingat CPZ, dan obat itu
menurut pasien membuatnya “ngantuk”.
Tahun 2010 pasien dirawat 2 kali, tepatnya bulan Juni dan September.
Pasien dibawa karena menolak minum obat, marah-marah tanpa sebab, memukul
siapa saja, dan bila mengamuk memecahkan barang-barang sekitar. Pasien
mengaku ada suara-suara yang menyuruhnya. Keluarga pasien lupa obat apa
yang didapat saat ini, tetapi saat kunjungan rumah, keluarga menunjukan sisa
obat yang didapat pasien, yang diantaranya adalah “Fridep”, “Trifluoperazine”, dan
“Trihexyphenidyl”. Ibu pasien mengatakan bahwa sekitar 2 tahun yang lalu tangan
pasien seringa bergerak-gerak sendiri secara aneh, seperti gerakan tidak
disengaja dan agak bergetar. Menurut pasien dan keluarga, perubahan perilaku
pasien terjadi begitu saja, tanpa alasan dan penyebab yang jelas.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien tidak pernah menderita sakit berat, keganasan, demam (infeksi),
ataupun dioperasi. Riwayat kejang, dan epilepsi disangkal. Pasien pernah
dijahit kepalanya, karena terkena bacokan saat tawuran, 2 kali saat pasien
duduk di bangku SMP, dan 1 kali saat SMK, masing-masing luka dijahit 8
jahitan. Tidak ada gejala sisa yang terlihat dan dikeluhkan.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien merokok sejak , sehari mgnehabiskan batang. Menurut pasien ia sudah
kecanduan rokok, dan tidak ada niatan untuk berhenti merokok. Pasien
mengatakan bahwa dengan merokok ia menjadi lebih tenang dan pikirannya
menjadi lebih jernih.
Pasien juga sering minum minuman beralkohol, dimulai sejak , dan terakhir
mengkonsumsi alcohol sekitar 3 minggu SMRS.
Pasien mengatakan dirinya juga sering memakai “pil lexotan” sejak ,dan
terakhir memakainya 3 tahun yang lalu. Pasien juga mengatakan mamakai
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 6
Tingkat Keparahan Gangguan jiwa
Waktu Mei 2009 Juni 2010
September 2010
Oktober 2011Agustus 2008
8/5/09 17/6/10 26/9/10
7/10/11
24th 25th 26th 26th
27th
atau menghisap ganja, yang sudah dilakukannya sejak , dan terakhir memakai
ganja sekitar 3 minggu SMRS.
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan zat adiktif lainnya,
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
2008 Mei 2009 Juni 2010 September
2010
Oktober 2011
Keluhan: Pasien
mengamuk,memuk
ul orangtua,
tetangga dan orang
sekitar, bicara dan
tertawa sendiri,
marah-marah,
menendang pintu.
Riwayat
pemakaian
“lexotan” 1minggu
Keluhan:2minggu SMRS
marah-marah
tanpa sebab.
Pasien mengamuk,
memukul orangtua
dan orang sekitar,
tidak bisa tidur,
gelisah, mondar-
mandir, mudah
tersinggung,
meminta maaf
Keluhan:Pasien marah-
marah tanpa sebab
dan memecahkan
barang-barang.
Pasien tidak mau
minum obat
dirumah.
Riwayat
pemakaian
“lexotan”, ganja(+),
dan alkohol(+).
Keluhan:Menolak minum
obat sejak bulan
puasa, sejak 1 mg
SMRS
mengamuk,marah,
dan memukul siapa
saja.
Demam(-),kejang(-
).Riwayat
pemakaian
“lexotan”, ganja,
Keluhan:1 bulan terakhir
tidak teratur minum
obat. Suka
berbicara sendiri,
tidak tenang,
memukul orang
didekatnya tanpa
alasan yang jelas.
Sempat merasa
ingin bunuh diri
karena digoda
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 7
SMRS.
Gejala:Halusinasi auditorik
(+), waham bizarre
(+).
Diagnosis: Skizofrenia
paranoid
Tatalaksana:Keluarga tidak
hafal. Pasien
hanya ingat CPZ.
Pasien hanya
dirawat 3 hari, lalu
kabur kembali
kerumahnya, dan
pengobatan tidak
dilanjutkan.
dengan
keluarga,berbicara
dan tertawa
sendiri, serta
mudah curiga
tanpa sebab.
Riwayat
pemakaian
“lexotan”,ganja (+).
Gejala:
Kes: CM, T:
130/70, N:95,
S:37, P:20.Halusinasi auditorik
1st & 2nd order
(commanding),
waham bizarre (+)
Diagnosis:Skizofrenia
Paranoid
Tatalaksana:
Risperidon
2x2mg , HLP
1x5mg, THP
2x2mg, CPZ
1x100mg
Gejala:Kes:CM, T:130/76,
N:92, S:37,5, P:22.
Halusinasi auditorik
(commanding),
waham kejar (+),
asosiasi longgar,
mood disforik,
akatisia (+).
Diagnosis:Skizofrenia
paranoid
Tatalaksana:HLP 1amp,
diazepam 1amp,
nordiril 2x2mg,
THP 2x2mg,
lorazepam 1x1
dan alkohol (+)
Gejala:Kes:CM, T:139/84,
N:94, S:36, P:20.
Tidak
kooperatif,hostilitas
(+),tidak mau
menjawab
pertanyaan, mood
iritabel, Halusinasi
auditorik
(commanding),
waham(+).
Diagnosis:Skizofrenia
paranoid
Tatalaksana:Risperidon 2x2mg,
THP 2x2mg,CPZ
1x100mg,
lorazepam 1x1mg
setan. Pernah
merasa dirinya
sudah meninggal.
Sulit tidur (-),
Riwayat
pemakaian
“lexotan” 3th yl,
ganja 1mg yl,
alkohol 1mg yl.
Gejala:Kes:CM, T:130/76,
N:126, S:37,2,
P:22.
Halusinasi auditorik
(commanding),
waham agama,
bizarre (+), siar
pikir (+).
Diagnosis:Skizofrenia
paranoid
Tatalaksana:Risperidon 2x2mg,
CPZ 1x100mg.
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 8
D.Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan.
Pasien merupakan anak yang diinginkan, dan merupakan anak ketiga (bungsu)
dari tiga bersaudara. Pasien lahir spontan, cukup bulan dan ditolong oleh bidan
di tempat praktek bidan. Tidak ada komplikasi persalinan, trauma lahir dan
cacat bawaan.
2. Riwayat Perkembangan Keperibadian
a. Masa Kanak
i. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik, pasien tergolong anak yang sehat, dengan
proses tumbuh kembang dan tingkah laku sesuai anak seusianya. Pasien
tidak pernah sakit yang serius(berat), dan tidak pernah mengalami kejang
dan trauma kepala saat kecil.
ii.Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien merupakan anak yang ceria, dengan banyak teman
disekelilingnya, prestasi belajarnya cukup baik, tidak pernah tinggal kelas,
Selain itu biasa-biasa saja, pasien tumbuh dan berkembang dengan baik,
seperti anak-anak lain sebayanya. Pasien tergolong anak yang baik dan
mudah bergaul.
iii. Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien mempunyai banyak teman dilingkungan sekolah dan rumahnya,
suka bergaul, akan tetapi sejak SMP pasien mulai menjadi nakal, bersikap
arogan dan mudah emosi. Pasien sering teribat perkelahian dan tawuran
antar sekolah. Prestasi belajar pasien juga memburuk hingga pasien
sempat tidak naik kelas, dari kelas 2 SMP ke kelas 3 SMP, tetapi pasien
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 9
pindah sekolah, dan lanjut ke kelas 3 SMP tanpa mengulang kelas 2
SMP. Pasien sering mencontek saat ujian. Saat SMP pasien mengatakan
mulai merokok, mengkonsumsi alkohol, dan memakai obat-obatan
terlarang (“pil lexotan” dan ganja). Orang tua pasien sering berantem dan
berselisih paham perihal mendidik dan mengurus pasien. Pasien
cenderung tertutup mengenai masalah pribadinya (pergaulan dan
percintaannya)
iv.Masa Dewasa
Pergaulan pasien masih cukup baik, tetapi pasien sering kali terlibat
konflik dan perkelahian di tempat kerja. Emosi pasien sering kali sulit
dikontrol. Pasien aktif menggunakan “pil lexotan” ,ganja, dan
mengkonsumsi alkohol. Pasien tidak pernah bekerja disatu tempat dalam
waktu yang lama. Pasien cenderung tertutup kepada keluarga, mengenai
masalah pribadinya (pergaulan dan percintaannya)
3. Riwayat Pendidikan
SD(6-12 tahun):
Pasien SD di Alfala 2, Jakarta. Prestasi akademik pasien cukup baik, pasien
selalu mendapat ranking 10 besar, dan tidak ada masalah dengan teman-
teman ataupun staf pengajar. Selalu naik kelas, dan tidak pernah berhenti
ataupun pindah sekolah.
SMP(12-15 tahun):
Pasien SMP di SMPN 271, Jakarta. Prestasi akademik pasien memburuk,
pasien selalu mencontek, sering terlibat perkelahian dan tawuran antar
sekolah. Pasien mulai menggunakan zat adiktif (“pil lexotan”, ganja, dan
minuman beralkohol), dan merokok. Pasien sempat tidak naik kelas (dari kelas
2 ke kelas 3), karena saat ujian pasien sakit demam, dan harus mengulang
ujian seorang diri. Menurut pasien hal ini menyebabkan ia tidak dapat
mengerjakan soal ujian karena tidak dapat mencontek saat ujian. Setelah tidak
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 10
naik kelas, pasien lalu dipindahkan ke SMP Cendrawasih, Jakarta, agar dapat
langsung naik ke kelas 3.
SMA/ STM(15-18 tahun):
Pasien bersekolah di STM Triarga, Jakarta. Prestasi akademik pasien tidak
terlalu baik, tetapi pasien selalu naik kelas, dan tidak pernah berhenti ataupun
pindah sekolah. Pasien masih sering mengkonsumsi “pil lexotan”, ganja, dan
minuman beralkohol. Hubungan pasien dengan teman-temannya cukup baik,
tetapi pasien sering terlibat tawuran antar sekolah.
4. Riwayat Pekerjaan
- Tahun 2004, pasien bekerja sebagai cleaning service di mall Puri Indah,
Jakarta Barat, selama 6 bulan, berhenti karena pasien tidak suka dengan
pekerjaannya, karena pasien menganggap pekerjaannya kotor dan jorok.
Hubungan dengan atasan dan teman sejawat cukup baik. Gaji pasien saat
itu Rp.715,000 / bulan, dan menurut pasien sudah cukup sesuai dengan
apa yang ia kerjakan. Tidak ada masalah berarti dalam pekerjaan pasien.
- Tahun 2006, pasien bekerja sebagai pelayan (waiter) restoran di mal
Taman Anggrek, dengan Gaji Rp.750,000 / bulan. Pasien hanya bekerja 2
minggu saja, dan mengundurkan diri, karena sempat konflik dengan teman
sesama pelayan, perihal cara bekerja.
- Tahun 2008 akhir, pasien bekerja sebagai SPM (Sales Promotion Man) di
Carefour selama 1 bulan. Saat bekerja, status pasien adalah pasien rawat
inap jiwa RS Marzuki Mahdi yang kabur, akan tetapi selama bekerja, pasien
tidak mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter (sudah putus
obat), karena pasien merasa sudah sembuh dan malas minum obat. Pasien
keluar dari pekerjaannya karena saat itu pasien sempat kambuh memukul
tetangga dan orang sekitar, lalu mendapatkan perawatan di RSJSH
- Disaat pasien sedang tidak bekerja, pasien hanya menganggur di rumah,
atau “nongkrong” di dekat rumah bersama teman-temannya, dan
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 11
berpacaran dengan pacar pasien. Terkadang pasien menjadi penjual
kantung plastic di pasar, atau menjadi joki 3in1 di jalanan.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam, saat SMP, pasien tidak taat beribadah, tetapi setelah
mulai sakit dan dirawat, hingga sekarang, pasien menjadi lebih taat beribadah
meskipun terkadang semaunya pasien sendiri.
6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual
Pasien belum menikah, perkembangan psikoseksual pasien masih dalam batas
normal, pasien pertama kali mimpi basah saat duduk dibangku kelas 3 SMP.
Pasien pernah berpacaran 4 kali, 2kali dianggap hanya “cinta monyet” saja,
sedang dengan 2 pacarnya lagi pasien mengaku serius. Pasien pertama kali
berpacaran saat kelas 1 SMP, dan putus dari pacar-pacarnya dengan alasan
tidak cocok dan berbeda prinsip. Pasien pernah berhubungan badan
(berhubungan seksual) dengan wanita tuna susila di suatu diskotik saat pasien
duduk di bangku STM (sekitar umur 17 tahun) dengan menggunakan kondom.
Pasien mengatakan itu kali pertama, dan ia tidak pernah melakukan hubungan
seksual lagi sampai saat ini.
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat, tidak pernah
berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam
proses peradilan yang terkait dengan hukum.
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 12
F. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang
Pasien tinggal dirumah orangtua pasien, yang juga merupakan rumah warisan dari
kakek pasien. Luas tempat tinggal kurang lebih 40 m2. Lantai rumah dari keramik,
jenis dindingnya tembok semen, fasilitas sumber air minum dan tempat buang air
besar adalah milik sendiri. Pasien tinggal bertiga, bersama kedua orang tuanya.
Hubungan dan interaksi antara pasien dengan keluarga serumah, dan sebaliknya
pada saat sebelum sakit cukup baik, walaupun agak kurang dekat dan pasien
relatif pendiam dan tidak banyak bercerita perihal masalah pribadinya (pergaulan
dan percintaannya). Setelah pasien mulai mengalami gangguan jiwa, hubungan
pasien dengan keluarganya makin merenggang dikarenakan keluarga pasien takut
karena sifat agresif pasien yang sewaktu-waktu dapat memukul dan melukai siapa
saja. Pasien menyayangi kedua orangtuanya. Sikap keluarga terhadap kondisi
psikososial pasien cukup suportif, walau kadang masih menjaga jarak karena
takut. Tetangga dan masyarakat sekitar sering merasa terganggu dan mengeluh
perihal perilaku pasien, terutama bila pasien sedang kambuh dan memukuli orang
yang berada didekatnya. Biaya untuk kehidupan pasien dan kedua orangtuanya
adalah dari pekerjaan ayah pasien sebagai kuli bangunan, dan ibu pasien yang
membuka warung kecil di rumah, ditambah bantuan sedikit dari kakak pasien dan
keluarga besar ibu pasien. Kesan kondisi sosial ekonomi keluarga adalah
menengah kebawah, dan pengobatan pasien dibantu dengan surat SKTM (Surat
Keterangan Tidak Mampu).
G.Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien menilai dan menyadari dirinya sakit, terutama jiwanya dan pikirannya, dan
sedang dirawat di RSJSH. Persepsi lingkungan terhadap dirinya juga sama, ia
dianggap stress dan sakit jiwa.
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 13
III. STATUS MENTAL (tanggal 12 Oktober 2011, pukul 11:00 WIB)
A. Deskripsi Umum
Kesadaran Neurologis : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Nadi : 97x/ menit
Suhu : 36,7 oC
Pernafasan : 19x/ menit
1. Penampilan Umum
Pasien seorang laki-laki, berusia 27 tahun, berpenampilan fisik sesuai
usiannya, postur tubuh tegap dan cukup besar, berkulit kecoklatan, berambut
hitam pendek, lurus, pada saat wawancara pasien mengenakan baju kaos
berwarna coklat bertuliskan “Puri Nurani”, dengan lambang Rumah Sakit
disebelah dada kirinya, dengan celana pendek berwarna coklat tua, serta
beralas kaki sandal jepit berwarna putih – kuning. Kebersihan dan kerapihan
diri cukup. Pasien tampak tenang dan cukup kooperatif dalam menjawab
semua pertanyaan sesuai yang diajukan. Tidak tampak perilaku agitasi,
hostilitas dan impulsifitas.
2. Kesadaran
Kesadaran Neurologis : Compos Mentis
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum Wawancara : Pasien sedang berdiri, memandangi
pemandangan dari jendela lorong bangsal Puri
Nurani.
Selama Wawancara : Pasien duduk dengan tenang didepan
pemeriksa, merespon semua pertanyaan
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 14
dengan baik dan menjawab sesuai dengan
pertanyaan, tanpa adanya perubahan aktivitas
motorik yang berarti.
Sesudah Wawancara : Pasien ijin untuk sholat, lalu pasien sholat di
kamarnya.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa : Kooperatif, wajar, bersahabat, cukup berterus
terang, tidak ada hostilitas dan impulsifitas.
5. Pembicaraan : Lancar, pasien menjawab semua pertanyaan
yang diajukan, kuantitas cikup. Bicara pasien
spontan intonasi cukup jelas dan nada suara
cukup, ide cerita cukup. Jawaban pasien cukup
konsisten pada tiap wawancara. Tidak terdapat
hendaya atau gangguan berbicara.
B. Alam Perasaan (Emosi)
1. Suasana Perasaan (mood) : Euthym
2. Afek / Ekspresi Afektif : Luas
Keserasian : Serasi
C. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : (+), auditorik, suara berubah-ubah, kadang
suara Abang pasien yang berkata menyuruh
pasien: “Pegang aja lehernya, nanti jadi gede.”
Terkadang terdengar suara beberapa orang
bersamaan, ada pria dan wanita sedang
membicarakan dan menyindir pasien, seperti:
“masih ada rambut tuh?”, “jelek lo!”. Atau suara
yang dikenali pasien sebagai suara temannya,
suara seorang pria, berbicara: “Pukul tu
orang!”, “Bunuh orang itu!”, dan pasien
langsung melakukannya karena dianggap
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 15
“kemenangan” dan yang dipukul adalah iblis.
Bisikan-bisikan yang terdengar di telinga
pasien adalah tanpa sumber yang jelas.
Pasien terkadang merasa terganggu dengan
halusinasi yang didengarnya. Terdapat juga
halusinasi visual, pasien mengaku melihat
monyet yang masuk ke rumahnya, dan
bayangan yang mengeluarkan tangannya, dan
hal ini hanya dapat dilihat oleh pasien seorang.
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
D. Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan : Sesuai dengan tingkat pendidikan (STM)
2. Pengetahuan Umum : Baik (Mengetahui nama presiden Indonesia
saat ini).
3. Kecerdasan : Rata-rata
4. Konsentrasi dan Perhatian : Cukup baik, walau tidak maksimal (Pasien
hanya dapat menjawab 100-7, dan 93-7, tetapi
tidak mampu menjawab 86-7. Namun mampu
mengeja namanya dari belakang ke depan.)
5. Perhatian : Cukup
6. Orientasi
a. Waktu :Baik (Pasien dapat menyebutkan hari,
tanggal, bulan dan tahun saat itu dengan
benar).
b. Tempat : Baik (Pasien dapat menyebutkan tempat
sekarang dimana ia berada dan dirawat).
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 16
c. Orang : Baik (Pasien mengenali temannya dengan
benar dan mengetahui sedang diwawancara
oleh dokter muda).
d. Situasi : Baik (Pasien mengetahui situasi sekitar, saat
wawancara berlangsung).
7. Daya Ingat
a. Jangka Panjang : Baik (Pasien dapat mengingat nama SD, dan
teman-teman sekolahnya dahulu).
b. Jangka Pendek : Baik (Pasien dapat menyebutkan peribahasa
yang ditanyakan kepadanya 1 hari yang lalu
saat wawancara).
c. Segera : Baik (Pasien dapat menyebutkan urutan-
urutan aktivitas dari pagi, dan mengingat nama
dokter muda).
8. Pikiran Abstrak : Baik (dapat mengartikan peribahasa “berakit-
rakit kehulu, berenang-renang ke tepian. Dapat
menyebutkan persamaan bola dengan jeruk.)
9. Visuospasial : Baik (dapat menggambar jam dan bangun
ruang. Hasil dilampirkan)
10.Bakat Kreatif : Baik (hobi menggambar dan bermain futsal).
11.Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien makan, mandi, dan berpakaian
sendiri).
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas : Cukup
b. Kontinuitas : Koheren
c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 17
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham : Waham keagamaan(adzan adalah menuju
kemenangan, dan jalan untuk menuju kemenangan adalah membunuh iblis),
waham bizarre (menganggap semua manusia adalah iblis/ dapat berubah
menjadi iblis, dan untuk mencapai kemenangan, harus membunuh iblis.
Pasien juga merasa rohnya pernah dicabut dan dikembalikan lagi.), siar pikir
(thought broadcasting) (+) (merasa orang disekitarnya dapat mengetahui isi
hati dan pikirannya).
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
e. Gagasan Rujukan : (+), pasien merasa orang-orang
disekelilingnya membicarakannya dan
menyindirnya.
f. Gagasan Pengaruh : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls : Baik (saat pemeriksaan)
G. Daya Nilai
1. Daya Nilai Sosial : Baik (pasien tahu bahwa memukul orang itu
salah dan dosa)
2. Uji Daya Nilai : Baik (pasien akan mengembalikan dompet ke
kantor polisi apabila menemukan dompet yang
terjatuh di jalanan).
3. Daya Nilai Realita : Terganggu (adanya waham dan halusinasi)
H. Tilikan : Derajat 4
I. Reliabilitas : Taraf dapat dipercaya
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 18
IV. STATUS FISIK
A. Status Internus
Keadaan Umum : Baik, tampak tidak sakit
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Nadi : 97x/ menit
Suhu : 36,7 oC
Pernafasan : 19x/ menit
TB/BB : 165cm / 65kg
BMI : 23,8
Kulit : Kecoklatan, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban
normal, efloresensi primer/sekunder (-).
Kepala : Normocephali, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak
mudah dicabut, terdapat 3 buah jaringan parut bekas
jahitan.
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks
cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, oedem -/-.
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-),
sekret -/-.
Telinga : Normotia, membran timpani intak, nyeri tarik -/-.
Mulut : Bibir merah kecoklatan, agak kering, sianosis (-), sariawan
(-), trismus (-), halitosis (-), candidiasis(-).
Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-).
Gigi geligi : Baik
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil :T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan :Faring tidak hiperemis
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 19
Leher :KGB supra klavikular teraba membesar, kelenjar tiroid tidak
teraba membesar, trakea letak normal
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis
maupun dinamis, efloresensi primer/sekunder dinding dada
(-), pulsasi abnormal (-), gerak napas simetris, irama
teratur, retraksi suprasternal (-)
Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor di semua lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Tidak dilakukan.
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : S1 normal,S2 normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Ekstremitas : Atas : Akral agak dingin, pucat, CRT < 2 detik,
sianosis (-), edema (-), deformitas (-).
Bawah : Akral agak dingin, pucat, sianosis (-), edema
(-), deformitas (-).
Genitalia : Tidak diperiksa
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak ada
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 20
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS : akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus
otot (N), resting tremor (-), distonia (-).
V. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 Oktober 2011
Tanggal
Pemeriksaa
n
Nama Test Hasil Flag Unit Nilai Rujukan
10-10-2011 HEMATOLOGI
Darah Lengkap:
Hemoglobin 15,6 g/dL 11,3-16,0
Hematokrit 46 % 33-48
Trombosit 309 ribu/uL 130-450
Lekosit 7,7 ribu mm3 4-10
Eritrosit 3,4 juta/mm3 3,6-5,3
LED 23 mm/1 jam <15
Hitung Jenis:
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 3 % 1-3
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 21
Batang 2 % 2-6
Segmen 68 % 50-70
Limposit 24 % 20-40
Monosit 3 % 2-8
KIMIA DARAHGDS 87 mg/dL <180
SGOT 33 U/L <32
SGPT 31 U/L <31
URINEWarna Kuning
Kejernihan Agak keruh
pH 6,5
BJ 1025
Protein (-)
Reduksi (-)
Billirubin (-)
Urobilin (+)
Urobilinogen (N)
Keton (-)
Eritrosit 0-1 /LPB
Leukosit 0-1 /LPB
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 22
Epitel (+)
Bakteri (-)
Kristal (-)
Trichomonas (-)
Jamur (-)
Hasil pemeriksaan radiologi foto thorax pada tanggal 10-10-2011:
Deskripsi
Cor dan aorta: Besar dan bentuk normal.
Pulmo :
Corakan bronkovaskular meningkat
Kedua hilus normal
Tidak tampak kelainan pada lapangan paru.
Sinus dan diafragma normal
Jaringan tulang dan lunak normal.
Kesan: Cor dan pulmo dalam batas normal.
VI. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 23
Pasien seorang laki-laki, berusia 27 tahun, berpenampilan fisik sesuai
usiannya, postur tubuh tegap dan cukup besar, berkulit kecoklatan, berambut
hitam pendek, lurus, pada saat wawancara pasien mengenakan baju kaos
berwarna coklat bertuliskan “Puri Nurani”, dengan lambang Rumah Sakit disebelah
dada kirinya, dengan celana pendek berwarna coklat tua, serta beralas kaki sandal
jepit berwarna putih – kuning. Kebersihan dan kerapihan diri cukup. Pasien tampak
tenang dan cukup kooperatif dalam menjawab semua pertanyaan sesuai yang
diajukan. Tidak tampak perilaku agitasi, hostilitas dan impulsifitas.
Pasien sudah 5 kali dibawa kerumah sakit perihal gangguan jiwanya.
Perubahan perilaku pasien terjadi begitu saja, tanpa alasan dan penyebab yang
jelas. Pasien pertama kali dibawa ke RS Marzuki Mahdi, Bogor, karena mengamuk
dan memukuli orang didekatnya. Pasien lalu dirawat selama 3 hari, tetapi pasien
kabur dari perawatan dan kembali ke rumah. Sejak saat itu pasien tidak
mengkonsumsi obat yang diberikan dokter disana. Selanjutnya pasien hampir
setiap tahunnya dirawat karena alasan yang sama. Pasien marah-marah tanpa
sebab yang jelas, mengamuk, memukul orang didekatnya, agresif, gelisah, sulit
tidur, dan suka berbicara ataupun tertawa sendiri. Pasien juga sering menolak
minum obat, bahkan membuang obatnya dan mengancam orantuanya.
Kali ini, tahun 2011 pasien masuk dengan keluhan minum obat tidak
teratur, berbicara sendiri, memukul dan mencekik orang didekatnya, mengamuk
sampai menendang-nendang pintu. Pasien mengalami halusinasi auditorik dan
visual, juga terdapat waham keagamaan, waham bizarre, siar pikir, dan gagasan
rujukan.
Saat SMP dan STM pasien merupakan anak yang nakal, sering mencontek, dan
tawuran(hingga kepalanya di jahit 3x karena terbacok). Pasien juga mulai
merokok, memakai “pil lexotan”, ganja, minum alkohol, dan pergi ke diskotik.
Pasien sempat melakukan hubungan seksual 1x dengan wanita tuna susila di
diskotik. Pasien sempat tidak naik kelas dari kelas 2 SMP ke 3 SMP, karena tidak
dapat mencontek, lalu pindah sekolah. Pekerjaan pasien tidak pernah bertahan
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 24
lama, dan sering bertengkar dengan rekan kerja. Pasien cenderung emosian dan
tidak sabaran. Kehidupan sosial-ekonomi pasien menengah kebawah, tetapi untuk
membiayai pengobatan pasien, orangtuanya masih mampu.
Dari pemeriksaan psikiatri didapatkan : Kesadaran neurologisnya compos
mentis. Halusinasi auditorik, dan halusinasi visual (+), waham keagamaan(+),
waham bizarre(+), siar pikir (thought broadcasting), dan gagasan rujukan (+). Daya
nilai realitanya terganggu (adanya waham dan halusinasi). Tilikannya derajat 4.
Pemeriksaan status internus, neurologis, penunjang laboratorium dan radiologi
dalam batas normal.
VII. Formulasi Diagnostik
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 25
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian KhususBerdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya :
Ganguan fungsi / hendaya dan disabilitas: ganguan dalam fungsi sosial
Distress / penderitaan: bicara sendiri, marah-marah tanpa alasan yang
jelas, mengamuk, membahayakan diri sendiri dan orang lain.
2. Gangguan jiwa ini sebagai GMNO, karena:
- Tidak ada gangguan kesadaran neurologik
- Tidak ada gangguan kognitif (orientasi dan memori)
- Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat dan psikoaktif yang
berefek pada episode saat ini
3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang
dibuktikan dengan adanya :
- Waham : keagamaan, bizzare, siar pikir.
- Halusinasi : visual dan auditorik
- Gagasan rujukan : (+)
- Perilaku terdisorganisasi : marah – marah, mengamuk, memukul
Menurut PPDGJ III, gangguan psikosis ini adalah skizofrenia.
4. Skizofrenia ini termasuk tipe paranoid karena :
Memenuhi kriteria umum skizofrenia
Terdapat halusinasi visual dan auditorik yang menonjol
Terdapat waham keagamaan, dan waham bizzare
Terdapat gangguan afektif yang tidak menonjol
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 26
5. Skozofrenia tipe paranoid ini termasuk episodik berulang karena dalam kurun
waktu sejak mula pertama gejala muncul hingga saat ini (2008– 2011), pasien
beberapa kali kambuh secara periodik.
Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi MentalTidak terdapat gangguan keperibadian dan retardasi mental, cirri kepribadian
pasien kemungkinan adalah disosial, karena:
Pasien tidak bertanggung jawab, dan tidak perduli terhadap norma, peraturan
dan kewajiban sosial. Pasien banyak melanggar norma-norma sosial tanpa
perasaan bersalah (menyontek, tawuran, menggunakan zat-zat terlarang seperti
“pil lexotan”, ganja dan alkohol.). Pasien juga mudah frustrasi dan bertindak
agresif, termasuk tindak kekerasan, sedari remaja, sebelum pasien sakit. Pasien
cenderung tidak sabaran, juga terdapat iritabilitas yang menetap. Tetapi hal-hal
tersebut belum menimbulkan hendaya dalam kehidupan pasien sehari-hari.
Hal-hal tersebut diatas termasuk dalam kriteria diagnosis untuk ciri keperibadian
disosial, menurut PPDGJ-III.
Aksis III:Kondisi Medis Umum
- Tidak ada diagnosis
Aksis IV: Problem Psikososisal dan LingkunganTidak ada diagnosis
Aksis V: Penilaian Fungsi Secara GlobalGAF current : 31-40
GAF HLPY : 51-60
VIII. Evaluasi Multiaksial
Aksis I : Skizofrenia Paranoid Episodik Berulang
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 27
Aksis II : Tidak terdapat gangguan keperibadian dan retardasi mental, ciri
keperibadian disosial.
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Tidak ada diagnosis.
IX. Daftar Masalah
A. Organobiologik : Tidak diketemukan kelainan organik maupun faktor
herediter
B. Psikologik :Halusinasi auditorik, waham bizarre, waham keagamaan,
siar pikir.
C. Sosiobudaya : Tidak ada
X. Prognosis
Dubia ad bonam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Faktor Yang Memperingan:
Dukungan keluarga
Fungsi pekerjaan dan social premorbid (sebelum sakit) baik
Pernah bersekolah
Gambaran emosi yang menonjol
Bukan merupakan skizofrenia yang disorganisasi
Onset gejala psikotik akut terjadi cukup mendadak
Gejala timbul didahului oleh stressor yang cukup jelas
b. Faktor Yang Memperberat:
Tidak ada faktor pencetus yang jelas
Pasien adalah laki-laki
Ada riwayat konsumsi obat yang kurang disiplin
XI. Penatalaksanaan
1. Psikofarmaka
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 28
Risperidon 2x2 mg.
Risperidon adalah salah satu first-line treatment pada pasien dengan
skizofrenia. Risperidon merupakan obat anti psikotik generasi 2, yang
bekerja pada reseptor D2, 5HT2A, dengan efek samping yang relatif lebih
rendah daripada obat antipsikotik generasi pertama. Dosis optimal
ssebagai dosis terapi adalah 2-4mg per hari, dan pada pasien ini di
berikan 2x2mg = 4mg per hari.
2. Psikoterapi
Psikoterapi suportif dengan dukungan keluarga
Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan memberikan
dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali seperti sebelum sakit.
Memotivasi keluarga untuk bisa berperan dalam pengawasan pasien,
memberikan pengertian bahwa dukungan keluarga terhadap pasien akan
membantu kesembuhan pasien secara optimal.
3. Sosioterapi
Melibatkan pasien dalam kegiatan di RSJSH seperti kegiatan terapi
kelompok.
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami
keadaan pasien sekarang ini dengan memberikan dukungan.
Memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien di RSJSH.
Memotivasi pasien agar lebih rajin beribadah.
4. Lain-lain:
Lampiran
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 29
Cuplikan Wawancara:
D= Dokter Muda Chandra
P= Pasien (Tn.AZ)
D: Selamat siang pak Zuli.
P: Siang,dok.
D: Perkenalkan, saya dokter muda Chandra. Hari ini mari kita berbicara mengenai
perkembangan kesehatan bapak yah.
P: Boleh,dok.
D: Boleh tau nama lengkap, umur dan alamat bapak?
P: Boleh dok, Achmad Zazuli, 27 tahun, alamatnya di Jl. H Soleh I, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat.
D: Bagaimana kabarnya hari ini pak?
P: Baik,dok.
D: Udah ngapain aja dari pagi tadi?
P: Udah sholat, mandi, sarapan, minum obat.
D: Pak Zuli tahu gak sekarang lagi dimana ini?
P: Di Rumah Sakit Jiwa, di ruang Puri Nurani.
D: Waktu itu datang dengan siapa pak kesini?
P: Diantar ayah, ibu, abang, sama kakak.
D: Memangnya pak Zuli kenapa sampai dibawa kesini?
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 30
P: Kemarinan saya berantem sama orang dok, nendang-nendang pintu dan mukul
orang.
D: Kapan tuh pak? Kenapa memangnya pak, kok bapak bisa berantem sampai
mukul orang?
P: Sekitar semingguan yang lalu dok. Iyah dok, mereka kayak nyindir saya gitu
dok.
D:Nyindirnya gimana tuh pak? Bisa tolong diceritakan?
P: Iyah dok, mereka suka nyindir dan ngejek saya. Mereka juga seperti tau
rahasia-rahasia dan pikiran saya.
D: Memang mereka bilang apa pak? Kok mereka bisa tahu rahasia bapak?
P: Misalnya waktu itu rambut saya lagi baru dipotong pendek, mereka bilang
“masih ada tuh rambut?”, gitu dok. Kalo yang rahasia, saya juga gak tau dok, kok
mereka bisa tau rahasia dan pikiran saya, padahal saya gak pernah bilang ke
mereka,dok.
D: Itu nyindir ngomongnya ada orangnya,pak?
P: Ada dok, tetangga saya, atau misalnya lagi antri di halte busway, orang yang
saya gak kenal didekat situ juga pada tau pikiran saya dok, dan pada kayak nyindir
saya dok, sampe buat saya emosi.
D: Terus kalo pas emosi, apa yang bapak lakukan?
P: Saya pukul dok. Sekalian biar menang dok.
D: Menang gimana tuh pak? Memang kalau memukul orang itu benar atau salah
sih pak?
P: Iyah dok, jadi di pikiran saya, kalau adzan kemenangan, kan untuk mencapai
kemenangan yah dok, untuk menang itu harus bunuh iblis dok, kan mereka iblis
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 31
jadi saya pukul aja biar menang dok. Mukul itu salah dok, tapi kalo biar menang
gak apa-apa kan yah,dok?
D: Tidak pak, mukul orang apapun alasannya tetap salah, tetap dosa, bukan
malah menang pak. Siapa memang yang bilang adzan kemenangan itu biar
menang harus pukul orang ? ada yang bisikin di telinga bapak?
P: Gak tau dok, di pikiran saya gitu dok, terus menurut pikiran saya, semua
manusia itu berubah jadi iblis dok, jadi harus dimusnahkan. Kalau bisikan sie suka
ada,dok. Abang saya sama teman saya suka bisikin.
D: Memang bapak lihat sendiri dia berubah jadi iblis, atau hanya di pikiran bapak?
P: Liat sie enggak dok, hanya dipikiran saya.
D: Kalau pikiran itu timbul dari kapan? Bisikannya dari kapan?
P: Pikirannya timbul waktu saya dimimpiin dirumah dok, pas roh saya kayak
dicabut gitu. Mimpinya saya lagi di surga gitu dok, tapi isi nya orang hitam kayak
genderuwo semua dok, lagi makan duren yang durennya tuh ada yang warna
merah, kuning, ijo, pokoknya banyak warna deh dok. Terus dibilangin kalau mau
menuju kemenangan, harus bunuh iblis. Nah pas saya balik lagi rohnya, dipikiran
saya semua manusia itu iblis dok/ bisa berubah jadi iblis, terus dunia ini kayak
dunia iblis. Kalau bisikan dari dulu pertama berobat sudah ada dok.
D: Lho, ini kan dunia manusia pak, bukan dunia iblis. Dan coba bapak lihat, saya
dan teman-teman bapak kan manusia, bukan iblis, dan tidak bisa jadi iblis juga
pak. Pak, Zuli, memang bisikannya itu suara siapa? Pria atau wanita?
P: Iyah ya dok, gak tau dok pikiran saya waktu itu gitu dok. Bisikannya itu suara
abang , kadang juga suara teman laki-laki saya.
D: Bisikannya memang bilang apa aj pak? Boleh kasih contoh? Suaranya jelas
dank eras tidak?
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 32
P: Suaranya jelas dok, kalau abang saya bilang: “ pegang aja lehernya, nanti jadi
gede.”, kalo suara temen bilang: “pukul tuh orang!” ,” bunuh orang itu!”
D: Terus bapak lakukan?
P: Iya dok, pas saya pegang memang jadi besar lehernya dok, tapi tidak saya
cekik kok,dok. Kalau yang suara teman saya, saya pukul orang yang disuru pukul,
langsung saya lakuin dok, kan pikirnya kemenangan dok.
D: lehernya kok bisa kliatan lebih besar pak? Sekeliling bapak juga menjadi lebih
besar gak?
P: Gak tau dok, tapi pas dipegang emank membesar dok. Sekeliling saya gak
tambah besar, biasa aja.
D: Maaf pak, bapak merokok tidak? Pernah mengkonsumsi narkoba? Minum
alkohol gitu pak?
P: Merokok dok, dulu pake “pil lexotan” sama ngisep ganja dok, kadang saya suka
dok, minum bir atau minuman alkohol lain.
D: merokok dari kapan pak? Kalau pake pil “lexotan” dan ganja itu dari kapan, dan
terakhir kapan pak? Alkoholnya kapan?
P: Merokok mah dah dari SMP dok. Kalo make “lexotan” sama ngisep ganja udah
dari SMP, tapi kalo “lexotan” udah 3 tahun gak pake dok, ganja terakhir 3 minggu
sebelum dibawa kesini. Alkoholnya juga sama.
Kondisi Tempat Tinggal:
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 33
Warung dibagian depan rumah pasien
Ruang tamu
Kamar tidur
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 34
Dapur dan kamar mandi
Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 35