status ujian psikiatri case

47
STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS Nama : Tn. AZ Jnis Kelamin : Laki-laki Umur : 27 tahun Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Juli 1984 Alamat : Kebon Jeruk, Jakarta Barat Agama : Islam Bangsa/ Suku : Indonesia, Betawi Status Pernikahan : Belum Menikah Pendidikan Terakhir : SMK Pekerjaan : - (pernah bekerja) Tanggal Masuk RSJSH : 07 Oktober 2011 Riwayat Perawatan 1. Sekitar bulan Agustus 2008 di Rumah Sakit Marzuki Mahdi 2. Tanggal 8 Mei 2009 di RSJSH 3. Tanggal 17 Juni 2010 di RSJSH 4. Tanggal 26 September 2010 di RSJSH 5. Tanggal 7 Oktober 2011 di RSJSH (saat ini) Status Ujian Psikiatri By: Chandra Wijaya S (030.06.049) 1

Upload: rosalina

Post on 16-Jul-2016

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

case psikiatri

TRANSCRIPT

Page 1: Status Ujian Psikiatri Case

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS

Nama : Tn. AZ

Jnis Kelamin : Laki-laki

Umur : 27 tahun

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Juli 1984

Alamat : Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Agama : Islam

Bangsa/ Suku : Indonesia, Betawi

Status Pernikahan : Belum Menikah

Pendidikan Terakhir : SMK

Pekerjaan : - (pernah bekerja)

Tanggal Masuk RSJSH : 07 Oktober 2011

Riwayat Perawatan

1. Sekitar bulan Agustus 2008 di Rumah Sakit Marzuki Mahdi

2. Tanggal 8 Mei 2009 di RSJSH

3. Tanggal 17 Juni 2010 di RSJSH

4. Tanggal 26 September 2010 di RSJSH

5. Tanggal 7 Oktober 2011 di RSJSH (saat ini)

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 1

Page 2: Status Ujian Psikiatri Case

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Autoanamnesis :

Tanggal 12 Oktober 2011, pukul 11:00, di ruang Puri Nurani RSJSH.

Tanggal 13 Oktober 2011, pukul 10:00, di ruang Puri Nurani RSJSH.

Tanggal 14 Oktober 2011, pukul 16:30, di ruang Puri Nurani RSJSH.

Tanggal 17 Oktober 2011, pukul 11:00, di ruang Puri Nurani RSJSH.

Alloanamnesis :

Dengan Ny.SR (ibu pasien, umur 48 tahun, pendidikan terakhir SDI,

pekerjaannya membuka warung di rumah), pada tanggal 13 Oktober 2011,

pukul 13:00 WIB, melalui telepon.

Dengan Ny.SR (ibu pasien, umur 48 tahun, pendidikan terakhir SDI,

pekerjaannya membuka warung di rumah) dan Tn.S (ayah pasien, umur 58

tahun, pendidikan terakhir SD, pekerjaannya menjadi kuli bangunan), pada

tanggal 14 Oktober 2011, pukul 18:00 WIB, di rumah pasien dan orangtuanya.

A. Keluhan Utama

Memukul orang sekitar tanpa sebab dan mengamuk ± 3 hari SMRS

B. Riwayat Gangguan sekarang

Satu bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien sering tidak minum obat,

karena sudah merasa sehat dan sudah sembuh, sehingga tidak lagi merasa

memerlukan obat. Apabila orangtua pasien mencoba mengingatkan pasien, ia

cenderung selalu marah-marah dan mengancam untuk memukul mereka. Pasien

juga mulai sering membuang obat-obatannya ke selokan. Sejak saat itu, setelah

mulai putus obat, timbul pikiran-pikiran yang menyatakan bahwa Adzan adalah

menuju kemenangan, dan kemenangan baru tercapai setelah memusnahkan iblis/

setan. Pasien menganggap orang-orang/ manusia disekitarnya adalah iblis dan

manusia yang dapat berubah menjadi iblis. Hal ini menyebabkan pasien menjadi

agresif dan memukuli siapa saja yang ada didekat pasien. Selain itu, pasien juga

mulai mendengar suara-suara di telinganya, tanpa ada sumber suara yang jelas

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 2

Page 3: Status Ujian Psikiatri Case

dan tidak ada orang lain yang mendengarnya. Salah satu suara yang didengar

pasien menurutnya adalah suara Abangnya (kakak laki-laki pasien), yang

menyuruh pasien dengan berkata: “ Pegang aja lehernya, nanti jadi gede!”, suara

cukup jelas didengar oleh pasien, lalu tanpa berpikir panjang, pasien memegang

leher temannya yang saat itu ada didepannya, atas perintah suara tersebut.

Pasien mengatakan leher teman yang ia pegang itu memang berubah menjadi

besar, akan tetapi lingkungan dan benda-benda lain disekelilinganya tetap pada

ukuran yang sama (tidak ikut membesar). Menurut pasien, ia hanya memegang

leher temannya dan tidak sampai mencekiknya. Ibu pasien mengatakan bahwa

pasien juga pernah beberapa kali melakukan hal yang sama terhadap anak dari

abangnya yang sedang dititipkan dirumah, yang juga merupakan keponakan

pasien. Pasien tidak merasa terganggu akan suara abangnya ini, hanya pasien

merasa bingung, karena apa yang dikatakan suara itu benar menurut pasien.

Suara lain, yang tanpa sumber yang jelas dan hanya terdengar oleh

pasien, juga mempengaruhi perilaku pasien. Suara ini menurut pasien adalah

suara teman laki-lakinya, yang berjumlah satu orang, suaranya juga cukup jelas,

dan berkata: “ Pukul tuh orang!”, “Bunuh orang itu!”. Karena sebelumnya pasien

juga menganggap bahwa semua orang yang disekitarnya adalah iblis (walaupun

pasien mengatakan melihat orang sekitarnya tidak berubah dan masih merupakan

manusia), maka pasien pun langsung melaksanakan perintah dari suara yang ia

dengar, karena pasien sekalian menganggap bahwa memukul atau melukai dan

memusnahkan iblis dan setan adalah jalan menuju kemenangan. Saat itu hampir

setiap orang yang berada didekat pasien dipukul, tidak terkecuali orang tua

pasien. Pasien terlihat mengamuk dan marah-marah, bahkan sampai menendangi

pintu rumah. Pasien mengatakan sempat merasa terganggu dengan suara-suara

yang selalu berbicara dikupingnya itu.

Pasien juga mengatakan bahwa tetangga dan orang-orang disekitarnya

seperti dapat membaca dan mengetahui isi hati dan pikiran pasien. Selain itu juga

pasien merasa jika sedang berada ditempat umum, ia merasa orang sekitarnya

seperti membicarakan dia, dan juga menyindirnya. Pasien mengatakan salah satu

sindirannya adalah: “ Masih ada rambut tuh?”, dimana saat itu rambut pasien baru

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 3

Page 4: Status Ujian Psikiatri Case

habis dipotong dan sangat pendek. Karena merasa tidak nyaman karena orang

lain mengetahui isi hati dan pikirannya, serta orang sekitar membicarakan dan

menyindirnya, lalu pasien menjadi marah dan memukul orang-orang tersebut.

Padahal orang-orang tersebut sama ada yang sama sekali tidak mengenal pasien,

tidak mengetahui apa yang pasien pikirkan, terlebih menyindirnya. Pasien saat itu

menganggap memukul orang-orang itu benar, karena ia juga menganggap mereka

iblis yang menyamar menjadi manusia.

Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengaku melihat

seekor monyet masuk kedalam rumah pasien, tetapi hanya pasien sajalah yang

dapat melihat monyet tersebut. Pasien juga mengaku pernah melihat sesosok

bayangan di kamarnya, dan bayangan tersebut mengeluarkan tangannya. Hal ini

hanya dilihat oleh pasien saja. Pasien mengatakan sempat merasa putus asa dan

sempat berpikiran untuk bunuh diri, karena merasa kalah digoda setan, tetapi hal

tersebut tidak sempat diwujudkan. Pasien tidak pernah melakukan percobaan

bunuh diri.

Agresifitas pasien, dan perilaku pasien yang sering memukul orang-orang

disekitarnya, yang menyebabkan banyak timbulnya keluhan dari masyarakat

sekitar, ditambah dengan ketidakpatuhan pasien minum obat, menyebabkan

pasien dibawa ke RSJSH oleh keluarganya. Pasien mendapat obat Risperidon

2x2mg dan CPZ 1x100mg. Awalnya pasien dirawat di PICU karena keadaannya

yang masih akut. Tetapi setelah agak tenang, pasien dipindahkan ke Puri Nurani.

Di Puri Nurani pasien mengatakan rohnya sempat dicabut, lalu dikembalikan lagi

ketubuhnya, tepatnya sekitar tanggal 13 Oktober 2011. Menurut pasien, setelah

hal ini terjadi, ia tidak lagi mendengar bisikan-bisikan atau suara-suara

ditelinganya lg, yang tanpa sumber yang jelas dan hanya dapat didengarkan oleh

pasien sendiri. Pikiran-pikiran yang menganggap Adzan kemenangan dicapai

dengan memusnahkan setan dan iblis, dan pikiran yang mengira bahwa semua

manusia disekelilingnya adalah setan/ iblis juga tidak lagi ada.

Riwayat kejang dan demam pada pasien tidak ada. Tidak ada keluhan

fisik yang bermakna saat pasien dibawa ke RSJSH. Pasien pernah dibacok 2 kali

saat pasien SMP dan 1 kali saat pasien STM, dikarenakan tawuran antar sekolah,

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 4

Page 5: Status Ujian Psikiatri Case

tetapi tidak ada gejala sisa yang bermakna. Pasien pernah mengkonsumsi zat

adiktif dan obat-obatan terlarang, dan pasien mengatakan terakhir kali memakai

“pil lexotan” 3 tahun SMRS, menghisap ganja 1 minggu SMRS, dan alkohol

terakhir dikonsumsi pasien 1 minggu SMRS. Pasien juga merokok sejak pasien

duduk dibangku SMP. Pasien tidak pernah merasakan gembira yang berlebih,

belanja atau menghambur-hamburkan uang yang diluar batas kewajaran pasien.

Pasien juga tidak pernah merasa sedih sekali, hilang minat, dan putus asa.

Menurut pasien dan keluarga, kekambuhan saat ini adalah yang paling parah,

dibandingkan yang sebelum-sebelumnya.

C.Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Gangguan Psikiatrik

Sekitar bulan Agustus 2008 pasien sempat dibawa ke Rumah Sakit

Marzuki Mahdi karena mengamuk dan memukuli orang didekatnya. Pasien lalu

dirawat selama 3 hari, tetapi pasien kabur dari perawatan dan kembali ke rumah.

Sejak saat itu pasien tidak mengkonsumsi obat yang diberikan dokter disana.

Tahun 2009, pasien sempat dibawa ke “orang pintar” 3 kali. Pertama

hanya didoakan dan disuru zikir saja, yang kedua di pasung, dan yang ketiga

pasien dipukuli karena tidak minum obat disana. Setelah 3 kali membawa ke

“orang pintar”, keluarga pasien “kapok” dan memutuskan untuk membawa pasien

ke RSJSH.

Pada bulan Mei 2009, pasien dibawa ke RSJSH dengan keluhan marah-

marah tanpa sebab, mengamuk dan memukul orang sekitar , termasuk orangtua.

Pasien mengeluh sulit tidur dan mudah tersinggung. Pasien juga sering bicara dan

tertawa sendiri. Hal ini menurut pasien karena ia mendengar suara-suara berbicar

dikupingnya, yang tanpa sumber yang jelas. Suara- suara tersebut mengajak

pasien “ngobrol” dan bercanda. Suaranya merupakan suara banyak orang, yang

terdiri dari permpuan dan laki-laki, yang beberapa dikenali pasien sebagai suara

temannya, diantaranya mengatakan: “ Hai Zuli, ngelucu dong.” Keluarga lupa

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 5

Page 6: Status Ujian Psikiatri Case

nama obat yang diberikan, tetapi pasien hanya mengingat CPZ, dan obat itu

menurut pasien membuatnya “ngantuk”.

Tahun 2010 pasien dirawat 2 kali, tepatnya bulan Juni dan September.

Pasien dibawa karena menolak minum obat, marah-marah tanpa sebab, memukul

siapa saja, dan bila mengamuk memecahkan barang-barang sekitar. Pasien

mengaku ada suara-suara yang menyuruhnya. Keluarga pasien lupa obat apa

yang didapat saat ini, tetapi saat kunjungan rumah, keluarga menunjukan sisa

obat yang didapat pasien, yang diantaranya adalah “Fridep”, “Trifluoperazine”, dan

“Trihexyphenidyl”. Ibu pasien mengatakan bahwa sekitar 2 tahun yang lalu tangan

pasien seringa bergerak-gerak sendiri secara aneh, seperti gerakan tidak

disengaja dan agak bergetar. Menurut pasien dan keluarga, perubahan perilaku

pasien terjadi begitu saja, tanpa alasan dan penyebab yang jelas.

2. Riwayat Gangguan Medik

Pasien tidak pernah menderita sakit berat, keganasan, demam (infeksi),

ataupun dioperasi. Riwayat kejang, dan epilepsi disangkal. Pasien pernah

dijahit kepalanya, karena terkena bacokan saat tawuran, 2 kali saat pasien

duduk di bangku SMP, dan 1 kali saat SMK, masing-masing luka dijahit 8

jahitan. Tidak ada gejala sisa yang terlihat dan dikeluhkan.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien merokok sejak , sehari mgnehabiskan batang. Menurut pasien ia sudah

kecanduan rokok, dan tidak ada niatan untuk berhenti merokok. Pasien

mengatakan bahwa dengan merokok ia menjadi lebih tenang dan pikirannya

menjadi lebih jernih.

Pasien juga sering minum minuman beralkohol, dimulai sejak , dan terakhir

mengkonsumsi alcohol sekitar 3 minggu SMRS.

Pasien mengatakan dirinya juga sering memakai “pil lexotan” sejak ,dan

terakhir memakainya 3 tahun yang lalu. Pasien juga mengatakan mamakai

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 6

Page 7: Status Ujian Psikiatri Case

Tingkat Keparahan Gangguan jiwa

Waktu Mei 2009 Juni 2010

September 2010

Oktober 2011Agustus 2008

8/5/09 17/6/10 26/9/10

7/10/11

24th 25th 26th 26th

27th

atau menghisap ganja, yang sudah dilakukannya sejak , dan terakhir memakai

ganja sekitar 3 minggu SMRS.

Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan zat adiktif lainnya,

4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

2008 Mei 2009 Juni 2010 September

2010

Oktober 2011

Keluhan: Pasien

mengamuk,memuk

ul orangtua,

tetangga dan orang

sekitar, bicara dan

tertawa sendiri,

marah-marah,

menendang pintu.

Riwayat

pemakaian

“lexotan” 1minggu

Keluhan:2minggu SMRS

marah-marah

tanpa sebab.

Pasien mengamuk,

memukul orangtua

dan orang sekitar,

tidak bisa tidur,

gelisah, mondar-

mandir, mudah

tersinggung,

meminta maaf

Keluhan:Pasien marah-

marah tanpa sebab

dan memecahkan

barang-barang.

Pasien tidak mau

minum obat

dirumah.

Riwayat

pemakaian

“lexotan”, ganja(+),

dan alkohol(+).

Keluhan:Menolak minum

obat sejak bulan

puasa, sejak 1 mg

SMRS

mengamuk,marah,

dan memukul siapa

saja.

Demam(-),kejang(-

).Riwayat

pemakaian

“lexotan”, ganja,

Keluhan:1 bulan terakhir

tidak teratur minum

obat. Suka

berbicara sendiri,

tidak tenang,

memukul orang

didekatnya tanpa

alasan yang jelas.

Sempat merasa

ingin bunuh diri

karena digoda

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 7

Page 8: Status Ujian Psikiatri Case

SMRS.

Gejala:Halusinasi auditorik

(+), waham bizarre

(+).

Diagnosis: Skizofrenia

paranoid

Tatalaksana:Keluarga tidak

hafal. Pasien

hanya ingat CPZ.

Pasien hanya

dirawat 3 hari, lalu

kabur kembali

kerumahnya, dan

pengobatan tidak

dilanjutkan.

dengan

keluarga,berbicara

dan tertawa

sendiri, serta

mudah curiga

tanpa sebab.

Riwayat

pemakaian

“lexotan”,ganja (+).

Gejala:

Kes: CM, T:

130/70, N:95,

S:37, P:20.Halusinasi auditorik

1st & 2nd order

(commanding),

waham bizarre (+)

Diagnosis:Skizofrenia

Paranoid

Tatalaksana:

Risperidon

2x2mg , HLP

1x5mg, THP

2x2mg, CPZ

1x100mg

Gejala:Kes:CM, T:130/76,

N:92, S:37,5, P:22.

Halusinasi auditorik

(commanding),

waham kejar (+),

asosiasi longgar,

mood disforik,

akatisia (+).

Diagnosis:Skizofrenia

paranoid

Tatalaksana:HLP 1amp,

diazepam 1amp,

nordiril 2x2mg,

THP 2x2mg,

lorazepam 1x1

dan alkohol (+)

Gejala:Kes:CM, T:139/84,

N:94, S:36, P:20.

Tidak

kooperatif,hostilitas

(+),tidak mau

menjawab

pertanyaan, mood

iritabel, Halusinasi

auditorik

(commanding),

waham(+).

Diagnosis:Skizofrenia

paranoid

Tatalaksana:Risperidon 2x2mg,

THP 2x2mg,CPZ

1x100mg,

lorazepam 1x1mg

setan. Pernah

merasa dirinya

sudah meninggal.

Sulit tidur (-),

Riwayat

pemakaian

“lexotan” 3th yl,

ganja 1mg yl,

alkohol 1mg yl.

Gejala:Kes:CM, T:130/76,

N:126, S:37,2,

P:22.

Halusinasi auditorik

(commanding),

waham agama,

bizarre (+), siar

pikir (+).

Diagnosis:Skizofrenia

paranoid

Tatalaksana:Risperidon 2x2mg,

CPZ 1x100mg.

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 8

Page 9: Status Ujian Psikiatri Case

D.Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan.

Pasien merupakan anak yang diinginkan, dan merupakan anak ketiga (bungsu)

dari tiga bersaudara. Pasien lahir spontan, cukup bulan dan ditolong oleh bidan

di tempat praktek bidan. Tidak ada komplikasi persalinan, trauma lahir dan

cacat bawaan.

2. Riwayat Perkembangan Keperibadian

a. Masa Kanak

i. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Masa ini dilalui dengan baik, pasien tergolong anak yang sehat, dengan

proses tumbuh kembang dan tingkah laku sesuai anak seusianya. Pasien

tidak pernah sakit yang serius(berat), dan tidak pernah mengalami kejang

dan trauma kepala saat kecil.

ii.Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien merupakan anak yang ceria, dengan banyak teman

disekelilingnya, prestasi belajarnya cukup baik, tidak pernah tinggal kelas,

Selain itu biasa-biasa saja, pasien tumbuh dan berkembang dengan baik,

seperti anak-anak lain sebayanya. Pasien tergolong anak yang baik dan

mudah bergaul.

iii. Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)

Pasien mempunyai banyak teman dilingkungan sekolah dan rumahnya,

suka bergaul, akan tetapi sejak SMP pasien mulai menjadi nakal, bersikap

arogan dan mudah emosi. Pasien sering teribat perkelahian dan tawuran

antar sekolah. Prestasi belajar pasien juga memburuk hingga pasien

sempat tidak naik kelas, dari kelas 2 SMP ke kelas 3 SMP, tetapi pasien

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 9

Page 10: Status Ujian Psikiatri Case

pindah sekolah, dan lanjut ke kelas 3 SMP tanpa mengulang kelas 2

SMP. Pasien sering mencontek saat ujian. Saat SMP pasien mengatakan

mulai merokok, mengkonsumsi alkohol, dan memakai obat-obatan

terlarang (“pil lexotan” dan ganja). Orang tua pasien sering berantem dan

berselisih paham perihal mendidik dan mengurus pasien. Pasien

cenderung tertutup mengenai masalah pribadinya (pergaulan dan

percintaannya)

iv.Masa Dewasa

Pergaulan pasien masih cukup baik, tetapi pasien sering kali terlibat

konflik dan perkelahian di tempat kerja. Emosi pasien sering kali sulit

dikontrol. Pasien aktif menggunakan “pil lexotan” ,ganja, dan

mengkonsumsi alkohol. Pasien tidak pernah bekerja disatu tempat dalam

waktu yang lama. Pasien cenderung tertutup kepada keluarga, mengenai

masalah pribadinya (pergaulan dan percintaannya)

3. Riwayat Pendidikan

SD(6-12 tahun):

Pasien SD di Alfala 2, Jakarta. Prestasi akademik pasien cukup baik, pasien

selalu mendapat ranking 10 besar, dan tidak ada masalah dengan teman-

teman ataupun staf pengajar. Selalu naik kelas, dan tidak pernah berhenti

ataupun pindah sekolah.

SMP(12-15 tahun):

Pasien SMP di SMPN 271, Jakarta. Prestasi akademik pasien memburuk,

pasien selalu mencontek, sering terlibat perkelahian dan tawuran antar

sekolah. Pasien mulai menggunakan zat adiktif (“pil lexotan”, ganja, dan

minuman beralkohol), dan merokok. Pasien sempat tidak naik kelas (dari kelas

2 ke kelas 3), karena saat ujian pasien sakit demam, dan harus mengulang

ujian seorang diri. Menurut pasien hal ini menyebabkan ia tidak dapat

mengerjakan soal ujian karena tidak dapat mencontek saat ujian. Setelah tidak

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 10

Page 11: Status Ujian Psikiatri Case

naik kelas, pasien lalu dipindahkan ke SMP Cendrawasih, Jakarta, agar dapat

langsung naik ke kelas 3.

SMA/ STM(15-18 tahun):

Pasien bersekolah di STM Triarga, Jakarta. Prestasi akademik pasien tidak

terlalu baik, tetapi pasien selalu naik kelas, dan tidak pernah berhenti ataupun

pindah sekolah. Pasien masih sering mengkonsumsi “pil lexotan”, ganja, dan

minuman beralkohol. Hubungan pasien dengan teman-temannya cukup baik,

tetapi pasien sering terlibat tawuran antar sekolah.

4. Riwayat Pekerjaan

- Tahun 2004, pasien bekerja sebagai cleaning service di mall Puri Indah,

Jakarta Barat, selama 6 bulan, berhenti karena pasien tidak suka dengan

pekerjaannya, karena pasien menganggap pekerjaannya kotor dan jorok.

Hubungan dengan atasan dan teman sejawat cukup baik. Gaji pasien saat

itu Rp.715,000 / bulan, dan menurut pasien sudah cukup sesuai dengan

apa yang ia kerjakan. Tidak ada masalah berarti dalam pekerjaan pasien.

- Tahun 2006, pasien bekerja sebagai pelayan (waiter) restoran di mal

Taman Anggrek, dengan Gaji Rp.750,000 / bulan. Pasien hanya bekerja 2

minggu saja, dan mengundurkan diri, karena sempat konflik dengan teman

sesama pelayan, perihal cara bekerja.

- Tahun 2008 akhir, pasien bekerja sebagai SPM (Sales Promotion Man) di

Carefour selama 1 bulan. Saat bekerja, status pasien adalah pasien rawat

inap jiwa RS Marzuki Mahdi yang kabur, akan tetapi selama bekerja, pasien

tidak mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter (sudah putus

obat), karena pasien merasa sudah sembuh dan malas minum obat. Pasien

keluar dari pekerjaannya karena saat itu pasien sempat kambuh memukul

tetangga dan orang sekitar, lalu mendapatkan perawatan di RSJSH

- Disaat pasien sedang tidak bekerja, pasien hanya menganggur di rumah,

atau “nongkrong” di dekat rumah bersama teman-temannya, dan

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 11

Page 12: Status Ujian Psikiatri Case

berpacaran dengan pacar pasien. Terkadang pasien menjadi penjual

kantung plastic di pasar, atau menjadi joki 3in1 di jalanan.

5. Kehidupan Beragama

Pasien beragama Islam, saat SMP, pasien tidak taat beribadah, tetapi setelah

mulai sakit dan dirawat, hingga sekarang, pasien menjadi lebih taat beribadah

meskipun terkadang semaunya pasien sendiri.

6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual

Pasien belum menikah, perkembangan psikoseksual pasien masih dalam batas

normal, pasien pertama kali mimpi basah saat duduk dibangku kelas 3 SMP.

Pasien pernah berpacaran 4 kali, 2kali dianggap hanya “cinta monyet” saja,

sedang dengan 2 pacarnya lagi pasien mengaku serius. Pasien pertama kali

berpacaran saat kelas 1 SMP, dan putus dari pacar-pacarnya dengan alasan

tidak cocok dan berbeda prinsip. Pasien pernah berhubungan badan

(berhubungan seksual) dengan wanita tuna susila di suatu diskotik saat pasien

duduk di bangku STM (sekitar umur 17 tahun) dengan menggunakan kondom.

Pasien mengatakan itu kali pertama, dan ia tidak pernah melakukan hubungan

seksual lagi sampai saat ini.

7. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat, tidak pernah

berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam

proses peradilan yang terkait dengan hukum.

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 12

Page 13: Status Ujian Psikiatri Case

F. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang

Pasien tinggal dirumah orangtua pasien, yang juga merupakan rumah warisan dari

kakek pasien. Luas tempat tinggal kurang lebih 40 m2. Lantai rumah dari keramik,

jenis dindingnya tembok semen, fasilitas sumber air minum dan tempat buang air

besar adalah milik sendiri. Pasien tinggal bertiga, bersama kedua orang tuanya.

Hubungan dan interaksi antara pasien dengan keluarga serumah, dan sebaliknya

pada saat sebelum sakit cukup baik, walaupun agak kurang dekat dan pasien

relatif pendiam dan tidak banyak bercerita perihal masalah pribadinya (pergaulan

dan percintaannya). Setelah pasien mulai mengalami gangguan jiwa, hubungan

pasien dengan keluarganya makin merenggang dikarenakan keluarga pasien takut

karena sifat agresif pasien yang sewaktu-waktu dapat memukul dan melukai siapa

saja. Pasien menyayangi kedua orangtuanya. Sikap keluarga terhadap kondisi

psikososial pasien cukup suportif, walau kadang masih menjaga jarak karena

takut. Tetangga dan masyarakat sekitar sering merasa terganggu dan mengeluh

perihal perilaku pasien, terutama bila pasien sedang kambuh dan memukuli orang

yang berada didekatnya. Biaya untuk kehidupan pasien dan kedua orangtuanya

adalah dari pekerjaan ayah pasien sebagai kuli bangunan, dan ibu pasien yang

membuka warung kecil di rumah, ditambah bantuan sedikit dari kakak pasien dan

keluarga besar ibu pasien. Kesan kondisi sosial ekonomi keluarga adalah

menengah kebawah, dan pengobatan pasien dibantu dengan surat SKTM (Surat

Keterangan Tidak Mampu).

G.Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien menilai dan menyadari dirinya sakit, terutama jiwanya dan pikirannya, dan

sedang dirawat di RSJSH. Persepsi lingkungan terhadap dirinya juga sama, ia

dianggap stress dan sakit jiwa.

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 13

Page 14: Status Ujian Psikiatri Case

III. STATUS MENTAL (tanggal 12 Oktober 2011, pukul 11:00 WIB)

A. Deskripsi Umum

Kesadaran Neurologis : Compos Mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah : 130/70 mmHg

Nadi : 97x/ menit

Suhu : 36,7 oC

Pernafasan : 19x/ menit

1. Penampilan Umum

Pasien seorang laki-laki, berusia 27 tahun, berpenampilan fisik sesuai

usiannya, postur tubuh tegap dan cukup besar, berkulit kecoklatan, berambut

hitam pendek, lurus, pada saat wawancara pasien mengenakan baju kaos

berwarna coklat bertuliskan “Puri Nurani”, dengan lambang Rumah Sakit

disebelah dada kirinya, dengan celana pendek berwarna coklat tua, serta

beralas kaki sandal jepit berwarna putih – kuning. Kebersihan dan kerapihan

diri cukup. Pasien tampak tenang dan cukup kooperatif dalam menjawab

semua pertanyaan sesuai yang diajukan. Tidak tampak perilaku agitasi,

hostilitas dan impulsifitas.

2. Kesadaran

Kesadaran Neurologis : Compos Mentis

3. Perilaku dan Aktivitas Motorik

Sebelum Wawancara : Pasien sedang berdiri, memandangi

pemandangan dari jendela lorong bangsal Puri

Nurani.

Selama Wawancara : Pasien duduk dengan tenang didepan

pemeriksa, merespon semua pertanyaan

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 14

Page 15: Status Ujian Psikiatri Case

dengan baik dan menjawab sesuai dengan

pertanyaan, tanpa adanya perubahan aktivitas

motorik yang berarti.

Sesudah Wawancara : Pasien ijin untuk sholat, lalu pasien sholat di

kamarnya.

4. Sikap Terhadap Pemeriksa : Kooperatif, wajar, bersahabat, cukup berterus

terang, tidak ada hostilitas dan impulsifitas.

5. Pembicaraan : Lancar, pasien menjawab semua pertanyaan

yang diajukan, kuantitas cikup. Bicara pasien

spontan intonasi cukup jelas dan nada suara

cukup, ide cerita cukup. Jawaban pasien cukup

konsisten pada tiap wawancara. Tidak terdapat

hendaya atau gangguan berbicara.

B. Alam Perasaan (Emosi)

1. Suasana Perasaan (mood) : Euthym

2. Afek / Ekspresi Afektif : Luas

Keserasian : Serasi

C. Gangguan Persepsi

a. Halusinasi : (+), auditorik, suara berubah-ubah, kadang

suara Abang pasien yang berkata menyuruh

pasien: “Pegang aja lehernya, nanti jadi gede.”

Terkadang terdengar suara beberapa orang

bersamaan, ada pria dan wanita sedang

membicarakan dan menyindir pasien, seperti:

“masih ada rambut tuh?”, “jelek lo!”. Atau suara

yang dikenali pasien sebagai suara temannya,

suara seorang pria, berbicara: “Pukul tu

orang!”, “Bunuh orang itu!”, dan pasien

langsung melakukannya karena dianggap

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 15

Page 16: Status Ujian Psikiatri Case

“kemenangan” dan yang dipukul adalah iblis.

Bisikan-bisikan yang terdengar di telinga

pasien adalah tanpa sumber yang jelas.

Pasien terkadang merasa terganggu dengan

halusinasi yang didengarnya. Terdapat juga

halusinasi visual, pasien mengaku melihat

monyet yang masuk ke rumahnya, dan

bayangan yang mengeluarkan tangannya, dan

hal ini hanya dapat dilihat oleh pasien seorang.

b. Ilusi : Tidak ada

c. Depersonalisasi : Tidak ada

d. Derealisasi : Tidak ada

D. Fungsi Intelektual

1. Taraf Pendidikan : Sesuai dengan tingkat pendidikan (STM)

2. Pengetahuan Umum : Baik (Mengetahui nama presiden Indonesia

saat ini).

3. Kecerdasan : Rata-rata

4. Konsentrasi dan Perhatian : Cukup baik, walau tidak maksimal (Pasien

hanya dapat menjawab 100-7, dan 93-7, tetapi

tidak mampu menjawab 86-7. Namun mampu

mengeja namanya dari belakang ke depan.)

5. Perhatian : Cukup

6. Orientasi

a. Waktu :Baik (Pasien dapat menyebutkan hari,

tanggal, bulan dan tahun saat itu dengan

benar).

b. Tempat : Baik (Pasien dapat menyebutkan tempat

sekarang dimana ia berada dan dirawat).

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 16

Page 17: Status Ujian Psikiatri Case

c. Orang : Baik (Pasien mengenali temannya dengan

benar dan mengetahui sedang diwawancara

oleh dokter muda).

d. Situasi : Baik (Pasien mengetahui situasi sekitar, saat

wawancara berlangsung).

7. Daya Ingat

a. Jangka Panjang : Baik (Pasien dapat mengingat nama SD, dan

teman-teman sekolahnya dahulu).

b. Jangka Pendek : Baik (Pasien dapat menyebutkan peribahasa

yang ditanyakan kepadanya 1 hari yang lalu

saat wawancara).

c. Segera : Baik (Pasien dapat menyebutkan urutan-

urutan aktivitas dari pagi, dan mengingat nama

dokter muda).

8. Pikiran Abstrak : Baik (dapat mengartikan peribahasa “berakit-

rakit kehulu, berenang-renang ke tepian. Dapat

menyebutkan persamaan bola dengan jeruk.)

9. Visuospasial : Baik (dapat menggambar jam dan bangun

ruang. Hasil dilampirkan)

10.Bakat Kreatif : Baik (hobi menggambar dan bermain futsal).

11.Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien makan, mandi, dan berpakaian

sendiri).

E. Proses Pikir

1. Arus Pikir

a. Produktifitas : Cukup

b. Kontinuitas : Koheren

c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 17

Page 18: Status Ujian Psikiatri Case

2. Isi Pikir

a. Preokupasi : Tidak ada

b. Waham : Waham keagamaan(adzan adalah menuju

kemenangan, dan jalan untuk menuju kemenangan adalah membunuh iblis),

waham bizarre (menganggap semua manusia adalah iblis/ dapat berubah

menjadi iblis, dan untuk mencapai kemenangan, harus membunuh iblis.

Pasien juga merasa rohnya pernah dicabut dan dikembalikan lagi.), siar pikir

(thought broadcasting) (+) (merasa orang disekitarnya dapat mengetahui isi

hati dan pikirannya).

c. Obsesi : Tidak ada

d. Fobia : Tidak ada

e. Gagasan Rujukan : (+), pasien merasa orang-orang

disekelilingnya membicarakannya dan

menyindirnya.

f. Gagasan Pengaruh : Tidak ada

F. Pengendalian Impuls : Baik (saat pemeriksaan)

G. Daya Nilai

1. Daya Nilai Sosial : Baik (pasien tahu bahwa memukul orang itu

salah dan dosa)

2. Uji Daya Nilai : Baik (pasien akan mengembalikan dompet ke

kantor polisi apabila menemukan dompet yang

terjatuh di jalanan).

3. Daya Nilai Realita : Terganggu (adanya waham dan halusinasi)

H. Tilikan : Derajat 4

I. Reliabilitas : Taraf dapat dipercaya

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 18

Page 19: Status Ujian Psikiatri Case

IV. STATUS FISIK

A. Status Internus

Keadaan Umum : Baik, tampak tidak sakit

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah : 130/70 mmHg

Nadi : 97x/ menit

Suhu : 36,7 oC

Pernafasan : 19x/ menit

TB/BB : 165cm / 65kg

BMI : 23,8

Kulit : Kecoklatan, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban

normal, efloresensi primer/sekunder (-).

Kepala : Normocephali, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak

mudah dicabut, terdapat 3 buah jaringan parut bekas

jahitan.

Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks

cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera

ikterik -/-, oedem -/-.

Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-),

sekret -/-.

Telinga : Normotia, membran timpani intak, nyeri tarik -/-.

Mulut : Bibir merah kecoklatan, agak kering, sianosis (-), sariawan

(-), trismus (-), halitosis (-), candidiasis(-).

Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-).

Gigi geligi : Baik

Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)

Tonsil :T1/T1, tidak hiperemis

Tenggorokan :Faring tidak hiperemis

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 19

Page 20: Status Ujian Psikiatri Case

Leher :KGB supra klavikular teraba membesar, kelenjar tiroid tidak

teraba membesar, trakea letak normal

Thorax

Paru

Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis

maupun dinamis, efloresensi primer/sekunder dinding dada

(-), pulsasi abnormal (-), gerak napas simetris, irama

teratur, retraksi suprasternal (-)

Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris

Perkusi : Sonor di semua lapangan paru

Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Tidak dilakukan.

Perkusi : Tidak dilakukan

Auskultasi : S1 normal,S2 normal, reguler, murmur (-), gallop (-)

Ekstremitas : Atas : Akral agak dingin, pucat, CRT < 2 detik,

sianosis (-), edema (-), deformitas (-).

Bawah : Akral agak dingin, pucat, sianosis (-), edema

(-), deformitas (-).

Genitalia : Tidak diperiksa

B. Status Neurologis

1. Saraf kranial (I-XII) : Baik

2. Tanda rangsang meningeal : Tidak ada

3. Refleks fisiologis : (+) normal

4. Refleks patologis : Tidak ada

5. Motorik : Baik

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 20

Page 21: Status Ujian Psikiatri Case

6. Sensorik : Baik

7. Fungsi luhur : Baik

8. Gangguan khusus : Tidak ada

9. Gejala EPS : akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus

otot (N), resting tremor (-), distonia (-).

V. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 Oktober 2011

Tanggal

Pemeriksaa

n

Nama Test Hasil Flag Unit Nilai Rujukan

10-10-2011 HEMATOLOGI

Darah Lengkap:

Hemoglobin 15,6 g/dL 11,3-16,0

Hematokrit 46 % 33-48

Trombosit 309 ribu/uL 130-450

Lekosit 7,7 ribu mm3 4-10

Eritrosit 3,4 juta/mm3 3,6-5,3

LED 23 mm/1 jam <15

Hitung Jenis:

Basofil 0 % 0-1

Eosinofil 3 % 1-3

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 21

Page 22: Status Ujian Psikiatri Case

Batang 2 % 2-6

Segmen 68 % 50-70

Limposit 24 % 20-40

Monosit 3 % 2-8

KIMIA DARAHGDS 87 mg/dL <180

SGOT 33 U/L <32

SGPT 31 U/L <31

URINEWarna Kuning

Kejernihan Agak keruh

pH 6,5

BJ 1025

Protein (-)

Reduksi (-)

Billirubin (-)

Urobilin (+)

Urobilinogen (N)

Keton (-)

Eritrosit 0-1 /LPB

Leukosit 0-1 /LPB

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 22

Page 23: Status Ujian Psikiatri Case

Epitel (+)

Bakteri (-)

Kristal (-)

Trichomonas (-)

Jamur (-)

Hasil pemeriksaan radiologi foto thorax pada tanggal 10-10-2011:

Deskripsi

Cor dan aorta: Besar dan bentuk normal.

Pulmo :

Corakan bronkovaskular meningkat

Kedua hilus normal

Tidak tampak kelainan pada lapangan paru.

Sinus dan diafragma normal

Jaringan tulang dan lunak normal.

Kesan: Cor dan pulmo dalam batas normal.

VI. Ikhtisar Penemuan Bermakna

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 23

Page 24: Status Ujian Psikiatri Case

Pasien seorang laki-laki, berusia 27 tahun, berpenampilan fisik sesuai

usiannya, postur tubuh tegap dan cukup besar, berkulit kecoklatan, berambut

hitam pendek, lurus, pada saat wawancara pasien mengenakan baju kaos

berwarna coklat bertuliskan “Puri Nurani”, dengan lambang Rumah Sakit disebelah

dada kirinya, dengan celana pendek berwarna coklat tua, serta beralas kaki sandal

jepit berwarna putih – kuning. Kebersihan dan kerapihan diri cukup. Pasien tampak

tenang dan cukup kooperatif dalam menjawab semua pertanyaan sesuai yang

diajukan. Tidak tampak perilaku agitasi, hostilitas dan impulsifitas.

Pasien sudah 5 kali dibawa kerumah sakit perihal gangguan jiwanya.

Perubahan perilaku pasien terjadi begitu saja, tanpa alasan dan penyebab yang

jelas. Pasien pertama kali dibawa ke RS Marzuki Mahdi, Bogor, karena mengamuk

dan memukuli orang didekatnya. Pasien lalu dirawat selama 3 hari, tetapi pasien

kabur dari perawatan dan kembali ke rumah. Sejak saat itu pasien tidak

mengkonsumsi obat yang diberikan dokter disana. Selanjutnya pasien hampir

setiap tahunnya dirawat karena alasan yang sama. Pasien marah-marah tanpa

sebab yang jelas, mengamuk, memukul orang didekatnya, agresif, gelisah, sulit

tidur, dan suka berbicara ataupun tertawa sendiri. Pasien juga sering menolak

minum obat, bahkan membuang obatnya dan mengancam orantuanya.

Kali ini, tahun 2011 pasien masuk dengan keluhan minum obat tidak

teratur, berbicara sendiri, memukul dan mencekik orang didekatnya, mengamuk

sampai menendang-nendang pintu. Pasien mengalami halusinasi auditorik dan

visual, juga terdapat waham keagamaan, waham bizarre, siar pikir, dan gagasan

rujukan.

Saat SMP dan STM pasien merupakan anak yang nakal, sering mencontek, dan

tawuran(hingga kepalanya di jahit 3x karena terbacok). Pasien juga mulai

merokok, memakai “pil lexotan”, ganja, minum alkohol, dan pergi ke diskotik.

Pasien sempat melakukan hubungan seksual 1x dengan wanita tuna susila di

diskotik. Pasien sempat tidak naik kelas dari kelas 2 SMP ke 3 SMP, karena tidak

dapat mencontek, lalu pindah sekolah. Pekerjaan pasien tidak pernah bertahan

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 24

Page 25: Status Ujian Psikiatri Case

lama, dan sering bertengkar dengan rekan kerja. Pasien cenderung emosian dan

tidak sabaran. Kehidupan sosial-ekonomi pasien menengah kebawah, tetapi untuk

membiayai pengobatan pasien, orangtuanya masih mampu.

Dari pemeriksaan psikiatri didapatkan : Kesadaran neurologisnya compos

mentis. Halusinasi auditorik, dan halusinasi visual (+), waham keagamaan(+),

waham bizarre(+), siar pikir (thought broadcasting), dan gagasan rujukan (+). Daya

nilai realitanya terganggu (adanya waham dan halusinasi). Tilikannya derajat 4.

Pemeriksaan status internus, neurologis, penunjang laboratorium dan radiologi

dalam batas normal.

VII. Formulasi Diagnostik

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 25

Page 26: Status Ujian Psikiatri Case

Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian KhususBerdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan

kedalam:

1. Gangguan kejiwaan karena adanya :

Ganguan fungsi / hendaya dan disabilitas: ganguan dalam fungsi sosial

Distress / penderitaan: bicara sendiri, marah-marah tanpa alasan yang

jelas, mengamuk, membahayakan diri sendiri dan orang lain.

2. Gangguan jiwa ini sebagai GMNO, karena:

- Tidak ada gangguan kesadaran neurologik

- Tidak ada gangguan kognitif (orientasi dan memori)

- Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat dan psikoaktif yang

berefek pada episode saat ini

3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang

dibuktikan dengan adanya :

- Waham : keagamaan, bizzare, siar pikir.

- Halusinasi : visual dan auditorik

- Gagasan rujukan : (+)

- Perilaku terdisorganisasi : marah – marah, mengamuk, memukul

Menurut PPDGJ III, gangguan psikosis ini adalah skizofrenia.

4. Skizofrenia ini termasuk tipe paranoid karena :

Memenuhi kriteria umum skizofrenia

Terdapat halusinasi visual dan auditorik yang menonjol

Terdapat waham keagamaan, dan waham bizzare

Terdapat gangguan afektif yang tidak menonjol

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 26

Page 27: Status Ujian Psikiatri Case

5. Skozofrenia tipe paranoid ini termasuk episodik berulang karena dalam kurun

waktu sejak mula pertama gejala muncul hingga saat ini (2008– 2011), pasien

beberapa kali kambuh secara periodik.

Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi MentalTidak terdapat gangguan keperibadian dan retardasi mental, cirri kepribadian

pasien kemungkinan adalah disosial, karena:

Pasien tidak bertanggung jawab, dan tidak perduli terhadap norma, peraturan

dan kewajiban sosial. Pasien banyak melanggar norma-norma sosial tanpa

perasaan bersalah (menyontek, tawuran, menggunakan zat-zat terlarang seperti

“pil lexotan”, ganja dan alkohol.). Pasien juga mudah frustrasi dan bertindak

agresif, termasuk tindak kekerasan, sedari remaja, sebelum pasien sakit. Pasien

cenderung tidak sabaran, juga terdapat iritabilitas yang menetap. Tetapi hal-hal

tersebut belum menimbulkan hendaya dalam kehidupan pasien sehari-hari.

Hal-hal tersebut diatas termasuk dalam kriteria diagnosis untuk ciri keperibadian

disosial, menurut PPDGJ-III.

Aksis III:Kondisi Medis Umum

- Tidak ada diagnosis

Aksis IV: Problem Psikososisal dan LingkunganTidak ada diagnosis

Aksis V: Penilaian Fungsi Secara GlobalGAF current : 31-40

GAF HLPY : 51-60

VIII. Evaluasi Multiaksial

Aksis I : Skizofrenia Paranoid Episodik Berulang

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 27

Page 28: Status Ujian Psikiatri Case

Aksis II : Tidak terdapat gangguan keperibadian dan retardasi mental, ciri

keperibadian disosial.

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Tidak ada diagnosis.

IX. Daftar Masalah

A. Organobiologik : Tidak diketemukan kelainan organik maupun faktor

herediter

B. Psikologik :Halusinasi auditorik, waham bizarre, waham keagamaan,

siar pikir.

C. Sosiobudaya : Tidak ada

X. Prognosis

Dubia ad bonam.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

a. Faktor Yang Memperingan:

Dukungan keluarga

Fungsi pekerjaan dan social premorbid (sebelum sakit) baik

Pernah bersekolah

Gambaran emosi yang menonjol

Bukan merupakan skizofrenia yang disorganisasi

Onset gejala psikotik akut terjadi cukup mendadak

Gejala timbul didahului oleh stressor yang cukup jelas

b. Faktor Yang Memperberat:

Tidak ada faktor pencetus yang jelas

Pasien adalah laki-laki

Ada riwayat konsumsi obat yang kurang disiplin

XI. Penatalaksanaan

1. Psikofarmaka

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 28

Page 29: Status Ujian Psikiatri Case

Risperidon 2x2 mg.

Risperidon adalah salah satu first-line treatment pada pasien dengan

skizofrenia. Risperidon merupakan obat anti psikotik generasi 2, yang

bekerja pada reseptor D2, 5HT2A, dengan efek samping yang relatif lebih

rendah daripada obat antipsikotik generasi pertama. Dosis optimal

ssebagai dosis terapi adalah 2-4mg per hari, dan pada pasien ini di

berikan 2x2mg = 4mg per hari.

2. Psikoterapi

Psikoterapi suportif dengan dukungan keluarga

Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan memberikan

dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali seperti sebelum sakit.

Memotivasi keluarga untuk bisa berperan dalam pengawasan pasien,

memberikan pengertian bahwa dukungan keluarga terhadap pasien akan

membantu kesembuhan pasien secara optimal.

3. Sosioterapi

Melibatkan pasien dalam kegiatan di RSJSH seperti kegiatan terapi

kelompok.

Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami

keadaan pasien sekarang ini dengan memberikan dukungan.

Memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien di RSJSH.

Memotivasi pasien agar lebih rajin beribadah.

4. Lain-lain:

Lampiran

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 29

Page 30: Status Ujian Psikiatri Case

Cuplikan Wawancara:

D= Dokter Muda Chandra

P= Pasien (Tn.AZ)

D: Selamat siang pak Zuli.

P: Siang,dok.

D: Perkenalkan, saya dokter muda Chandra. Hari ini mari kita berbicara mengenai

perkembangan kesehatan bapak yah.

P: Boleh,dok.

D: Boleh tau nama lengkap, umur dan alamat bapak?

P: Boleh dok, Achmad Zazuli, 27 tahun, alamatnya di Jl. H Soleh I, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat.

D: Bagaimana kabarnya hari ini pak?

P: Baik,dok.

D: Udah ngapain aja dari pagi tadi?

P: Udah sholat, mandi, sarapan, minum obat.

D: Pak Zuli tahu gak sekarang lagi dimana ini?

P: Di Rumah Sakit Jiwa, di ruang Puri Nurani.

D: Waktu itu datang dengan siapa pak kesini?

P: Diantar ayah, ibu, abang, sama kakak.

D: Memangnya pak Zuli kenapa sampai dibawa kesini?

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 30

Page 31: Status Ujian Psikiatri Case

P: Kemarinan saya berantem sama orang dok, nendang-nendang pintu dan mukul

orang.

D: Kapan tuh pak? Kenapa memangnya pak, kok bapak bisa berantem sampai

mukul orang?

P: Sekitar semingguan yang lalu dok. Iyah dok, mereka kayak nyindir saya gitu

dok.

D:Nyindirnya gimana tuh pak? Bisa tolong diceritakan?

P: Iyah dok, mereka suka nyindir dan ngejek saya. Mereka juga seperti tau

rahasia-rahasia dan pikiran saya.

D: Memang mereka bilang apa pak? Kok mereka bisa tahu rahasia bapak?

P: Misalnya waktu itu rambut saya lagi baru dipotong pendek, mereka bilang

“masih ada tuh rambut?”, gitu dok. Kalo yang rahasia, saya juga gak tau dok, kok

mereka bisa tau rahasia dan pikiran saya, padahal saya gak pernah bilang ke

mereka,dok.

D: Itu nyindir ngomongnya ada orangnya,pak?

P: Ada dok, tetangga saya, atau misalnya lagi antri di halte busway, orang yang

saya gak kenal didekat situ juga pada tau pikiran saya dok, dan pada kayak nyindir

saya dok, sampe buat saya emosi.

D: Terus kalo pas emosi, apa yang bapak lakukan?

P: Saya pukul dok. Sekalian biar menang dok.

D: Menang gimana tuh pak? Memang kalau memukul orang itu benar atau salah

sih pak?

P: Iyah dok, jadi di pikiran saya, kalau adzan kemenangan, kan untuk mencapai

kemenangan yah dok, untuk menang itu harus bunuh iblis dok, kan mereka iblis

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 31

Page 32: Status Ujian Psikiatri Case

jadi saya pukul aja biar menang dok. Mukul itu salah dok, tapi kalo biar menang

gak apa-apa kan yah,dok?

D: Tidak pak, mukul orang apapun alasannya tetap salah, tetap dosa, bukan

malah menang pak. Siapa memang yang bilang adzan kemenangan itu biar

menang harus pukul orang ? ada yang bisikin di telinga bapak?

P: Gak tau dok, di pikiran saya gitu dok, terus menurut pikiran saya, semua

manusia itu berubah jadi iblis dok, jadi harus dimusnahkan. Kalau bisikan sie suka

ada,dok. Abang saya sama teman saya suka bisikin.

D: Memang bapak lihat sendiri dia berubah jadi iblis, atau hanya di pikiran bapak?

P: Liat sie enggak dok, hanya dipikiran saya.

D: Kalau pikiran itu timbul dari kapan? Bisikannya dari kapan?

P: Pikirannya timbul waktu saya dimimpiin dirumah dok, pas roh saya kayak

dicabut gitu. Mimpinya saya lagi di surga gitu dok, tapi isi nya orang hitam kayak

genderuwo semua dok, lagi makan duren yang durennya tuh ada yang warna

merah, kuning, ijo, pokoknya banyak warna deh dok. Terus dibilangin kalau mau

menuju kemenangan, harus bunuh iblis. Nah pas saya balik lagi rohnya, dipikiran

saya semua manusia itu iblis dok/ bisa berubah jadi iblis, terus dunia ini kayak

dunia iblis. Kalau bisikan dari dulu pertama berobat sudah ada dok.

D: Lho, ini kan dunia manusia pak, bukan dunia iblis. Dan coba bapak lihat, saya

dan teman-teman bapak kan manusia, bukan iblis, dan tidak bisa jadi iblis juga

pak. Pak, Zuli, memang bisikannya itu suara siapa? Pria atau wanita?

P: Iyah ya dok, gak tau dok pikiran saya waktu itu gitu dok. Bisikannya itu suara

abang , kadang juga suara teman laki-laki saya.

D: Bisikannya memang bilang apa aj pak? Boleh kasih contoh? Suaranya jelas

dank eras tidak?

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 32

Page 33: Status Ujian Psikiatri Case

P: Suaranya jelas dok, kalau abang saya bilang: “ pegang aja lehernya, nanti jadi

gede.”, kalo suara temen bilang: “pukul tuh orang!” ,” bunuh orang itu!”

D: Terus bapak lakukan?

P: Iya dok, pas saya pegang memang jadi besar lehernya dok, tapi tidak saya

cekik kok,dok. Kalau yang suara teman saya, saya pukul orang yang disuru pukul,

langsung saya lakuin dok, kan pikirnya kemenangan dok.

D: lehernya kok bisa kliatan lebih besar pak? Sekeliling bapak juga menjadi lebih

besar gak?

P: Gak tau dok, tapi pas dipegang emank membesar dok. Sekeliling saya gak

tambah besar, biasa aja.

D: Maaf pak, bapak merokok tidak? Pernah mengkonsumsi narkoba? Minum

alkohol gitu pak?

P: Merokok dok, dulu pake “pil lexotan” sama ngisep ganja dok, kadang saya suka

dok, minum bir atau minuman alkohol lain.

D: merokok dari kapan pak? Kalau pake pil “lexotan” dan ganja itu dari kapan, dan

terakhir kapan pak? Alkoholnya kapan?

P: Merokok mah dah dari SMP dok. Kalo make “lexotan” sama ngisep ganja udah

dari SMP, tapi kalo “lexotan” udah 3 tahun gak pake dok, ganja terakhir 3 minggu

sebelum dibawa kesini. Alkoholnya juga sama.

Kondisi Tempat Tinggal:

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 33

Page 34: Status Ujian Psikiatri Case

Warung dibagian depan rumah pasien

Ruang tamu

Kamar tidur

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 34

Page 35: Status Ujian Psikiatri Case

Dapur dan kamar mandi

Status Ujian PsikiatriBy: Chandra Wijaya S (030.06.049) 35