presentasi dk polifarmasi syukran

Upload: syukran-ab

Post on 19-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PRESENTASI DK Polifarmasi Syukran

TRANSCRIPT

PRESENTASI KASUS

PRESENTASI KASUSSyukran109103000044

Identitas PasienNama pasien: Ny. R ANama suami: Tn. N HStatus perkawinan: Cerai mati Alamat: Kedaung Jenis kelamin: WanitaTanggal lahir: 27 November 1930 Umur: 82 tahun Jumlah anak: 1 laki-laki 1 perempuanJumlah cucu: 2 laki-laki 2 perempuanAgama: IslamSuku bangsa: Betawi a) Ibu pasien: Betawi b) Bapak pasein: :Betawi Pendidikan formal: SDTempat dirawat: :Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan Tanggal pemeriksaan: 24 Mei 2013Keluhan UtamaPasien mengeluhkan sesak nafas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.Riwayat Perjalanan PenyakitRiwayat Penyakit KeluargaAyah dan ibu pasien sudah meninggal namun tidak diketahui memiliki penyakit hipertensi ataupun tidak. Keluhan penyakit kencing manis di keluarga disangkal.Riwayat Kebiasaan JenisJumlah/hari/mingguKarbohidrat Nasi 1 piring 3 kali Mie 1 mangkk 1 kali Sayur 1 piring 1 kali Protein Hewan (ikan, ayam, daging, telur)1 potong 3-4 kali Nabati (tempe,kacang, dll) 1 potong 1 kali Susu sapi/kedele 1 gelas 1 gelas Buah 1 potong 3-5 kali Riwayat Lainnya Riwayat pengobatan : Sebelum dirawat di rumah sakit pasien tidak mengonsumsi obat apapun.Riwayat sosial :Pasien seorang ibu rumah tangga dan tidak pernah bekerja. Saat ini pasien hanya berada di rumah, dan mengikuti prngajian disekitar rumah yang. Hubungan silaturahmi pasien dengan keluarga baik, pasien tinggal dengan anak laki lakinya beserta keluarga dari dari anaknya tersebut.

Riwayat Lainnya Analisis keuangan :Pasien tidak bekerja, penanggung jawab dan penunjang kehidupan ekonomi pasien saat ini adalah salah satu anak lelaki pasien yang bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan 3.000.000 sebulan.

Analisis Lingkungan RumahPasien tinggal di rumah sendiri di kawasan padat penduduk. Ukuran rumah pasien 15x10 meter, tidak bertingkat dengan 3 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Lantai menggunakan keramik yang tidak licin dan kamar mandi menggunakan kloset jongkok serta bak mandi, lantai kamar mandi seringkali licin.

Analisis GiziBB ideal = 90% x (160-100)x 1 kg = 54.0 kgIMT = 50 : 1,602 = 19,53 (normal)Status gizi = 50 : 54,0 x 100% = 92,5 (normal)Kebutuhan kalori basal = 25 kal x 54.0 kg = 1350 kkalKebutuhan aktivitas (+10%)= 10% x 1350 = 135.0 kkalKebutuhan usia (-20%) = 20% x 1350 = 270.0 kkal Total kebutuhan kalori/hari = 1350 + 135 270 = 1000 kkal Distribusi makananKarbohidrat 60%60% x 1000 = 600 kkal = 144 gram Protein 20%20% x 1000 = 200 kkal = 48 gram Lemak 20%20% x 1000 = 200 kkal = 20 gramMMSENo.TesNilai maksORIENTASI1Sekarang (tahun), (musim),(bulan), (tanggal), hari apa?52Kita berada dimana? (Negara, propinsi, kota, rumah sakit, lantai/kamar)5REGISTRASI3Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, atau koin), setiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk setiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan3ATENSI DAN KALKULASI4Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata WAHYU (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw = 2 nilai)2MENGINGAT KEMBALI (RECALL)5Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas3BAHASA6Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku)27Pasien disuruh mengulang kata-kata namun, tanpa, bila18Pasien disuruh melakukan perintah: ambil kertas ini dengan tangan anda,lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai39Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah pejamkanlah mata anda110Pasien disuruh menulis dengan spontan011Pasien disuruh menggambar bentuk dibawah ini0TOTAL25SkorNilai 24-30= normalNilai 17-23 = gangguan kognitif probableNilai 0-16 = gangguan kognitif definit

Tes penapisan depresi

Interpretasi hasil :20 :Mandiri12-19 :Ketergantungan Ringan9-11 :Ketergantungan Sedang5-8 :Ketergantungan Berat0-4 :Ketergantungan TotalSkor total 19, pasien tergolong dalam ketergantungan ringan

ADL bartel No.Item yang dinilaiSkorNilai1.Makan(Feeding)0 =Tidak mampu1 =Butuh bantuan memotong, mengoles mentegadll.2 =Mandiri22.Mandi(Bathing)0 =Tergantung orang lain1 =Mandiri13.Perawatan diri(Grooming)0 =Membutuhkan bantuanorang lain1 =Mandiridalam perawatan muka, rambut, gigi, dan bercukur14.Berpakaian(Dressing)0 =Tergantung orang lain1 =Sebagian dibantu(misal mengancing baju)2 =Mandiri25.Buang air kecil(Bowel)0 =Inkontinensiaatau pakai kateter dan tidak terkontrol1 =Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)2 =Kontinensia(teratur untuk lebih dari 7 hari)26.Buang airbesar(Bladder)0 =Inkontinensia(tidak teratur atau perlu enema)1 =Kadang Inkontensia (sekali seminggu)2 =Kontinensia(teratur)27.Penggunaan toilet0 =Tergantung bantuan orang lain1 =Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan beberapa hal sendiri2 =Mandiri28.Transfer0 =Tidak mampu1 =Butuh bantuanuntuk bisa duduk (2 orang)2 =Bantuan kecil (1 orang)3 =Mandiri29.Mobilitas0 =Immobile(tidak mampu)1 =Menggunakankursi roda2 =Berjalan dengan bantuan satu orang3 =Mandiri(meskipunmenggunakan alat bantuseperti,tongkat)310.Naik turuntangga0 =Tidak mampu1 =Membutuhkan bantuan (alat bantu)2 =Mandiri1Berg Balance ScaleTidak dapat dilakukan karena pasien lemah dan sesakPemeriksaan Fisik Kesadaran: Compos Mentis GCS: E4M5V6 Keadaan Umum: Tampak sakit sedang Status gizi: BB 50 kg TB 160 cm BMI 19,53 Tanda Vital: TD duduk : 130/80 mmHg TD Berbaring : 130/80 mmHgNadi : 79x/menit,regular,isi cukup Suhu : 36,9o CPernafasan : 17x/menit regular Pemeriksaan Fisik Kepala Normochepal Rambut putih tidak mudah dicabut; Jejas (-) nyeri Tekan perikranial (-)Leher Trakea di tengah, tiroid tidak terabaJVP 5+2 cmH20 Penggunaan otot pernafasan tambahan m. sternokleidomastoideus (-): Pembesaran aksila sinistra (- ) nyeri tekan (-)Mulut Oral hygiene kurang baik, karang gigi (-)faring tidak hiperemis, oral trusth (-) MataConjungtiva anemis (-) / (-)Sklera ikterik (-) / (-)Pupil : bulat, isokhorRefleks cahaya langsung (+) / (+), tak langsung (+) / (+)Arkus senilis (-) / (-)Kekeruhan lensa (-) / (-)Pemeriksaan Fisik THTTelinga : Deformitas (-)/ (-): serumen minimal, MAE lapang ADS Hidung : Pernafasan cuping hidung ( - ), deformitas(-),Sekret -/-, hiperemis -/-, deviasi septum (-), edema -/-Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1tenang Paru Inspeksi :Gerakan nafas simetris dalam statis & dinamis Palpasi : Nyeri tekan (-), emphysema subkutis (-) vokal fremitus melemah pada lapang paru sinistraPerkusi : Redup pada paru sinistra,Auskultasi : Ronkhi (-) / (+), wheezing (-) / (-)

JantungInspeksi :Ictus Cordis tidak terlihat Palpasi: Teraba Ictus ordis 2 jari lateral dari linea mid clavivularis ICS 6 sinistra Perkusi :Pinggang jantung ICS II PSL sinistra , Batas kanan ICS 4 PSL dextra , Batas Kiri 2 jari latral MCL ICS 6 sinistra Auskultasi : BJ I & II regular, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen Datar, BU + normal, Hepar tidak teraba dan lien tidak teraba, Shifting dullness (-)

Genitalia : tidak diperiksaAnus : Tidak diperiksa Kulit : Kering, bercak kemerahan (-), dekubitus (-), memar dan bekas luka (-)Ekstremitas :Akral hangat, CRT < 2 detik

Ekstermitas atasBahuSikuWrist (hand)Jari tanganDeformitas ----Nyeri----Bejolan ----ROM- Fleksi- Ekstensi- Abduksi- adduksi- Endorotasi- Eksorotasi- Pronasi- SupinasiMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxEkstremitas bawahPahaLututWrist FootJari kakiDeformitas ----Nyeri----Bejolan ----ROM- Fleksi- Ekstensi- Abduksi- Adduksi- Endorotasi- Eksorotasi- Pronasi- SupinasiMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxMax/maxStatus Neurologis GCS : E4M5V6 TRM : KK(-) ,B I (- / -), Laseque >70o/>70o ,Kernig >135o/>135o,B II (- / - ) Saraf Kranialis N.I : normosmia Dextra et Sinistra N.II : Visus : OD : 6/6, OS : 6/6N . II dan III : pupil bulat isokhor 3 mm/ 3 mm, RCL/RCTL : + / +N III : ptosis (-)/(-) , akomodasi (+)/(+)N III, N IV, N VIStatus Neurologis N V : Cab. Motorik Gerakan Rahang Saat pemeriksa memberikan tahanan ketika pesien menggerakkan rahangnya ke bawah ke samping kiri dan kanan agar kembali ke posisi tengah pasien bisa mempertahankan posisinya Saat pemeriksa menarik dagu kebawah pasien mengatup mulutnya dengan kuat.Menggigit Saat menggigit tonus m.masetter dan m.temporalis teraba sama besar Cab. Sensorik Tidak ada perbedaan sensibilitas tiga dermatom Opthalmicus, maksilaris, dan mandibularis dextra et Sinistra Reflek Refleks Kornea: kedipan kedua mata secara cepat +/+ Refleks Masetter: tidak ada gerakan menutup mulut ketika jari pemeriksa yang berada di dagu pasien (posisi melintang) dipukul dengan palu refleks N VIIMotorik Orbitofrontal wajah pasien simetris Gerakan saat mengangkat alis dan mengerutkan dahi pasien dekstra et.sisnistra simetris Orbikularis Sudut bibir dan plica nasolabialis dekstra lebih datar dari pada sisnistra saat pasien diminta untuk menyeringai sambil menunjukkan gigi geligi Tidak ada kebocoran pipi dekstra et.sisnistra saat pasien diminta menggembungkan pipi & pemeriksa menekan pipi pasien Sensorik Pengecapan 2/3 lidah bagian depan dekstra et.sisnistra (tidak diperiksa)

Status Neurologis N VIIMampu mendengar detik jam dari jarak 1 mN IX, XMotorik : uvula ditengah, tidak tertarik ke kanan atau kekiri baik statis dan dinamik Sensorik : pengecapan lidah baik N XIM.trapezius : saat mengangkat bahu pasien bisa melawan tahanan pemeriksa M.Sternokleidomastoideus : saat menoleh ke satu sisi (kanan dan kiri) pasien bisa melawan tahanan yang dilakukan pemeriksa N XIISaat membuka mulut, lidah (statis) tidak ada deviasi, tidak ada tremor atau fasikulasi Saat menjulurkan lidah (dinamis) ada deviasi ke kanan sedikit, tidak ada tremor atau fasikulasi Kekuatan pada saat pasien menekan lidah pada pipi nya sama d.et s Status Neurologis Trofi: eutrofi Tonus: Normotonus Sistem Motorik Ekstremitas : Atas 5555 | 5555 Bawah5555 | 5555Sistem Sensorik Propioseptif: D et S baik Eksteroseptif: D et S baik Fungsi Otonom Miksi: Baik Defekasi: Baik Keringat: Baik

Refleks Fisiologis Bisep : +2 | +2Trisep : +2 | +2Patelaa : +2 | +2Achilles : +2 | +2Refleks Patologis Hoffman tromar : (-)/(-)Babinsky group : (-)/(-)

Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap :Hb : 11,2 gr/dlHt : 33 %Leukosit : 10.000 /mm3Trombosit : 104.000 /mclGula Darah Sewaktu : 153 mg/dlUreum : 21 mg/dlCreatinin : 1,1 mg/dlSGOT/SGPT : 66/38 Elektrokardiogram :Q patologis di lead II, III, AvFRontgen Torak PA pada paru kiri terdapat kavitasDiagnosa Diagnosa Medis :Gagal jantung kongestif e.c. Old Miokard Infark InferiorTuberkulosis paruKonstipasi InsomniapolifarmasiSindrom Geriatri:InfectionImpecunityInsomniaAnjuran PemeriksaanProfil lipidGDS, GDP, GD2PPEKG serial 12 jam2. Echocardiografi Tata Laksana yang telah diberikan RS O2 2-3 liter/menit Spironolakton 1 x 25 mg Captopril 1 x 25 mgAspilet 1 x 80 mgISDN 3 x 5 mg3 tablet 4 KDT sesuai kategori IPengkajian Masalah Pengakajian Masalah Gagal Jantung Diagnosis gagal jantung dapat ditegakkan karena memenuhi kriteria sebagai berikut : Framingham : terdapat 3 kriteria mayor dan 2 kriteria minorNew York Hearth Association : kelas II III

Pengakajian Masalah Framingham New York Hearth Association Kelas I : Tidak ada limitasi aktivitas fisik. Sesak napas (-) dengan aktivitas fisik biasa.Kelas II : Sedikit limitasi aktivitas fisik. Timbul rasa lelah, palpitasi, dan sesak napas dengan aktivitas fisik biasa,tetapi nyaman sewaktu istirahat. Kelas III : Aktivitas fisik sangat terbatas. Aktivitas fisik kurang dari biasa sudah menimbulkan gejala, tetapi nyaman sewaktu istirahat.Kelas IV : Sesak napas waktu istirahat

Pengakajian Masalah Penyakit Jantung Koroner Penyebab gagal jantung tersering pada usia lanjutInfark yang terjadi pada usia lanjut hanya 29% yang memiliki gejala khas, 40% atipis dan 31% sama sekali silent. Pada keadaan silent ini lebih sering ditemukan dalam keadaan kardiomegali, gagal jantung kongestif dan kejadian mortalitas tinggi Adanya gambaran OMI inferior pada pemeriksaan EKGAdanya faktor resiko sering menkonsumsi sayur bersantan dan kebiasaan pasien yang tidak pernah berolahraga yang menjadi faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner Terapi farmakologiDiuretikDigoksinVasodilatorObat-obatan simpatomimetikPenyekat AntikoagulanObat antiaritmia

Kajian PengobatanO2 2-3 liter/menit Diperlukan untuk : Memenuhi kekurangan oksigenMembantu kelancaran metabolismeSebagai tindakan pengobatanMencegah hipoksiaMengurangi beban kerja alat nafas dan jantung

... Kajian PengobatanSpironolakton 1 x 25 mg Indikasi : hipertensi esensial, edema pada gagal jantung kongestif, sindroma nefrotik, sirosis hati dan hiperaldosteronisme primer. Dosis : 25-200 mg/hari (po) dalam dosis terbagi. Dapat ditingkatkan hingga 400 mg/hari tergantung beratnya gejala. Kontra indikasi : hiperkalemia, gagal ginjal progresif. Interaksi obat : Peningkatan resiko hiperkalemia apabila diberikan bersama ACE inhibitor Dapat meningkatkan efek antihipertensi lain. Mengurangi respon vaskular terhadap noradrenalin ... Kajian PengobatanCaptopril 1 x 25 mgIndikasi : hipertensi dan gagal jantung. Dosis : Untuk hipertensi : 12.5-24 mg (po) 2-3x/hari, untuk gagal jantung 6.25-12.5 mg (po)Kontra indikasi : hamil, hipertensi dengan gejala hiponatrium. Interaksi obat : Efek hipotensi ditingkatkan oleh diuretik dan antihipertensi lain Rifampisin dapat meningkatkan kadar captopril

NSAID + Captopril tetap diberikan, beri jarak waktu pemberian ... Kajian PengobatanAspilet 1 x 80 mgIndikasi : nyeri ringan hingga sedang, inflamasi, demam, profilaksis untuk infark miokard dan serangan iskemik transient, rheumatoid arthritis, demam reumatik, osteoartritis dan gout. Dosis : untuk infark miokard : 160-325 mg/hari, namun dosis yang lebih rendah dapat diberikan apabila pasien mendapat ACE inhibitor. Kontra indikasi : gangguan pembekuan, tukak lambung atau duodenum, terapi bersama dengan anti koagulan. Interaksi obat : ACE inhibitor : efek ACE inhibitor mungkin menurun akibat pemberian aspirin, terutama apabila dalam dosis besar Heparin : meningkatkan resiko perdarajan NSAID : meningkatkan resiko perdarahan gastrointestinalAsam valproat : menggantikan ikatan sehingga meningkatkan toksisitas ... Kajian PengobatanISDN 3 x 5 mgIndikasi : pengobatan dan pencegahan serangan angina pektoris. Terapi pemeliharaan sesudah infarak miokard, infark miokard pada gagal jantung kiri. Terapi jangka panjang dari gagal jantung kongestif. Dosis : pencegahan serangan angina : 1 tab, 3-4x/hari. Dengan sediaan 5mg. Kontra indikasi : anemia, glaukoma sudut tertutup, hipotensi postural dan perdarahan intraserebral. Interaksi obat : Efek dapat ditingkatkan oleh alkohol, sidenafil dan vardenafil sehingga menyebabkan hipotensi dan kolaps kardiovaskular. Pengakajian Masalah Tuberculosis ParuAnamnesisbatuk berdahak sejak 1 bulan. Darah(-). nafsu makan menurun (+), demam subfebril (+) dan banyak keringat di malam hari meskipun tidak banyak beraktivitas (+)

Pemeriksaan Fisik : Palpas paru vokal fremitus melemah pada lapang paru dextra Perkusi paru sinistra suara redupAuskultasi paru terdapat ronkhi basahTerdapat pembesaran KGB Aksila sinistra

Pemeriksaan penunjang:Rontgen Torak PA : pada paru kiri terdapat kavitas

ALUR DIAGNOSA TBOBAT-OBAT TB :LINI I : RifampisinINHPyrazinamideEthambutolStreptomycinLINI II :KanamycinAmykacinCapreomycinCycloserinEthionamidPasThiacetazonGol. QuinolonGol. AminoglicosidPANDUAN OAT DAN PERUNTUKKANNYA :Kategori 1 (2HRZE/ 4H3R3)Panduan OAT ini diberikan untuk pasien baru :Pasien baru TB Paru BTA positifPasien TB Paru BTA negatif foto toraks positifPasien TB ekstra paru

Berat BadanTahap Intensiftiap hari selama 56 hariRHZE (150/75/400/275)Tahap Lanjutan3 kali seminggu selama 16 mingguRH (150/50)30 - 37 kg2 tablet 4KDT2 tablet 2KDT38 - 54 kg3 tablet 4KDT3 tablet 2KDT55 - 70 kg4 tablet 4KDT4 tablet 2KDT 71 kg5 tablet 4KDT5 tablet 2KDTEFEK SAMPING OBAT-OBAT TB LINI I :NAMA OBATEFEK SAMPINGRifampisinSindrom flu : demam, malariaMuntah, mual, diareKulit gatal dan merahSGOT/ SGPT meningkat (gangguan fungsi hati)INHNyeri syarafHepatitis (radang hati)Lergi, demam, ruam kulitPyrazinamideMuntah, mual, diareKulit merah dan gatalKadar asam urat meningkatGangguan fungsi hatiStreptomycinAlergi, demam, ruam kulitKerusakan vestibuler, vertigo (pusing)Kerusakan pendengaran (tuli)EthambutolGangguan syaraf mataKajian PengobatanPada pasien ini pemberian OAT sudah sesuai regimen kategori I. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: usia pasien, efek samping, dan interaksi obatnya.Interaksi obat yang mungkin terjadi:ethambutol isoniazid: meningkatkan efek neuropati perifer terutama pada pasien ini yang usianya di atas 60 tahun. Kejadian ini terkadang bisa menjadi irreversibel karena penggunaan yang lama. Jadi pasien harus terus diobservasi apabila ada rasa seperti terbakar, baal dan lain-lain. Jika gejala muncul, pengurangan dosis dapat dipertimbangkan.Isoniazid makanan: makanan dapat menghambat penyerapan obat. Jadi penggunaannya sebaiknya sebelum makan.Isoniazid, pirazinamide, rifampisin penggunaan bersamaan dapat meningkatkan hepatotoksik. Efek samping yang ditimbulkan harus diobservasi selama pengobatan.

Pengakajian Masalah InsomniaSejak 1 tahun yang lalu pasien merasa ketika malam sulit tidur dan malah mengantuk di siang hariTatalaksana:Edukasi agar pasien berusaha mengurangi tidur siang dengan cara melakukan kegiatan yang disukai pasien, lakukan olahraga ringan.

Pengakajian Masalah Konstipasi Sejak 1 tahun yang lalu pasien mengeluh kesulitan buang air besar dan tinja terasa keras dan sulit dikeluarkan. Buang air besar dengan frekuensi 2 hari sekali.

Tata laksanaNon Farmakologis Latihan usus besar Diet Olahraga Farmakologis Memperbesar dan melunakan massa feses, antara lain : cereal, mehyl selulose dan psilium.Melunakan dan melicinkan feses, bekerja dengan menurunkan tegangan permukaan feses sehingga mempermudah penyerapan air. Contohnya : minyak katsor, golongan docusate. Golongan osmotik yang tidak diserap, sehingga cukup aman untuk digunakan, misalnya pada penderita gagal ginjal. Contohnya adalah sorbitol, lactulose dan gliserin. Merangsang peristaltik, sehingga meningkatkan motilitas usus besar. Golongan ini yang banyak dipakai. Contohnya bisakodil dan fenolptalein.

Kajian PengobatanPada pasien terapi dapat dimulai dengan terapi non farmakologis, meliputi latihan usus besar, diet dan olahraga. Pada saat ini, terapi farmakologis belum perlu diberikan. Terapi farmakologis diberikan apabila terapi non farmakologis tidak dapat membantu keadaan pasien.

Polifarmasi Pasien ini tergolong polifamasi karena diberikan terapi lebih dari 5 obat, yaitu sebagai berikut : Spironolakton 1 x 25 mg Captopril 1 x 25 mgAspilet 1 x 80 mgISDN 3 x 5 mg3 tablet 4 KDT (RHZE) sesuai kategori I.... Polifarmasi Sehingga anjuran penatalaksanaan pada pasien adalah sebagai berikut : Spironolakton 1 x 25 mg sudah tepatCaptopril 1 x 25 mg dosisnya dapat dikurangi menjadi 1x12.5 mgAspilet 1 x 80 mg sudah tepatISDN 3 x 5 mg sudah tepat3 tablet 4 KDT (RHZE) sesuai kategori I harus diberikan dengan observasi

Pemilihan obat juga masih polifarmasi namun berindikasiDaftar Pustaka Sudoyo Aru W, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I dan III. Edisi V. Jakarta : Interna Publishing; 2009Martono H Hadi, Pranaka H Hadi. Buku Ajar Geriatri. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2011Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi II. Departemen Kesehatan RI; 2006Amin Z, Bahar A. Pengobatan Tuberkulosis Mutakhir. Dalam: Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Interna Publishing; 2009. hal.2240-8.Kane Robert L, et al. Essentials of Clinical Geriatrics. 5th edition. New York : McGraw-Hill; 2004Mardjono, Mahar Prof. Dr. Farmakologi dan Terapeutik. Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2008MIMS Indonesia. Petunjuk Konsultasi. 2011/2012. Edisi 11. Jakarta : UBM Medica. 2011.