pkd cephalgia (syukran)

71
PRESENTASI KASUS DIPERSIAPKAN TEMA : Cephalgia Penyaji : Syukran (109103000044) Pembimbing : dr. Fritz Sumantri Usman,SpS.,FINS. Kepanitraan Klinik Neurologi RSUP Fatmawati 12 Februari 2013

Upload: syukran-ab

Post on 10-Aug-2015

387 views

Category:

Documents


53 download

DESCRIPTION

Nyeri Kepala (Cephalgia)

TRANSCRIPT

Page 1: PKD Cephalgia (Syukran)

PRESENTASI KASUS DIPERSIAPKANTEMA : Cephalgia

Penyaji : Syukran (109103000044)

Pembimbing : dr. Fritz Sumantri Usman,SpS.,FINS.

Kepanitraan Klinik Neurologi RSUP Fatmawati

12 Februari 2013

Page 2: PKD Cephalgia (Syukran)

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. PS Jenis kelamin : Perempuan Umur : 51 Tahun Pekerjaan : IRT Pendidikan : Tamat SLTP Agama : Islam Status perkawinan: Menikah Alamat : Disamarkan Datang ke RS : 06 Februari 2013

Page 3: PKD Cephalgia (Syukran)

ANAMNESIS

Dilakukan auto-anamnesis pada tanggal 06 Februari

Keluhan Utama : Sakit kepala sebelah kanan

hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu

Keluhan Tambahan : Leher dan pundak kaku

Page 4: PKD Cephalgia (Syukran)

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (1)

Pasien datang dengan keluhan sakit kepala yang hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu.

Sakit kepala dirasakan oleh pasien seperti diikat pada kepala. Frekuensinya 3-4 kali seminggu.

Berdenyut (-), ditusuk-tusuk (-), rasa penuh di kepala (-). Sakit kepala dirasakan hilang timbul terutama saat pasien kecapekan.

Sakit kepala dirasakan tidak bertambah berat.

Pasien sering merasa kaku pada leher dan pundak sejak 3 bulan yang lalu.

Page 5: PKD Cephalgia (Syukran)

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (2)

Pasien menyangkal adanya demam, mual muntah dan silau bila melihat cahaya.

Pasien mengaku nyeri tidak mengganggu tidur pasien dan tidak bertambah sakit pada malam hari.

Riwayat stress disangkal. Pasien sudah mencoba mengobati sendiri

dengan obat warung “panadol”, awalnya keluhan membaik tapi sejak 1 bulan terakhir tidak mempan lagi.

Page 6: PKD Cephalgia (Syukran)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Riw. Hipertensi (+) sejak 4 tahun

yang lalu, terkontrol dengan Captopril 12.5 mg.

Riw. Diabetes mellitus disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan pasien.

Hipertensi (+) ayah, Diabetes melitus (-)

Page 7: PKD Cephalgia (Syukran)

PEMERIKSAAN FISIK (1)

KEADAAN UMUM : Baik Kesadaran : Compos Mentis Sikap : Duduk Kooperasi : Kooperatif Keadaan Gizi : Baik Tekanan Darah : 130/90

mmHg; Nadi : 84 x/menit Suhu : 36,7oC Pernapasan : 16 x/menit GCS : E4M6V5 = 15

Page 8: PKD Cephalgia (Syukran)

KEADAAN LOKAL Traumata stigmata : Tidak ada Pulsasi A. Karotis : Reguler-Equal Perdarahan Perifer : Capillary refill

time < 2 detik KGB : Tidak teraba

membesar Columna Vertebralis: Lurus di tengah

PEMERIKSAAN FISIK (2)

Page 9: PKD Cephalgia (Syukran)

PEMERIKSAAN FISIK (3) Kulit : Warna sawo

matang, sianosis (-), ikterik (-)

Kepala : Normosefali, rambut hitam, distribusi merata.

Mata : CA -/-, SI -/-, ptosis -/-, lagoftalmus -/-, pupil bulat isokor, Ø 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+

Telinga : Normotia +/+, Hidung : Deviasi septum

(-), sekret -/- Mulut : Pucat (-),

sianosis (-) Lidah : Jejas (-), kotor

(-) Tenggorok : Faring

hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang.

Leher : Bentuk simetris, trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.

Page 10: PKD Cephalgia (Syukran)

PEMERIKSAAN JANTUNG Inspeksi : iktus cordis tidak

tampak Palpasi : iktus cordis teraba di ICS V

linea midklavikula sinistra

Perkusi : batas kanan jantung di ICS IV linea sternalis dextra , batas kiri jantung 1 jari medial ICS V linea midklavikula sinistra,

Auskultasi : S1S2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)

PEMERIKSAAN FISIK (4)

Page 11: PKD Cephalgia (Syukran)

PEMERIKSAAN FISIK (4)

PEMERIKSAAN PARU Inspeksi : pergerakan naik-

turun dada simetris kanan kiri

Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan dan kiri

Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : Suara napas vesikular; Ronki

-/- , Wheezing -/-.

Page 12: PKD Cephalgia (Syukran)

PEMERIKSAAN FISIK (4)

PEMERIKSAAN ABDOMEN Inspeksi : datar Palpasi : Supel, hepar/lien tidak

teraba membesar Perkusi : Timpani Auskultasi : BU (+) normal

PEMERIKSAAN FISIK EKSTREMITAS Akral hangat +/+, edema pitting -/-,

sianosis -/-, clubbing fingers -/-.

Page 13: PKD Cephalgia (Syukran)

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS (1)

RANGSANGAN MENINGEAL Kaku kuduk : (-) Laseque : >70o/>70o Kernig : >135o/>135o

Brudzinski I : -/- Brudzinski II : -/-

PENINGKATAN TIK Penurunan kesadaran (-) muntah (-) nyeri kepala hebat (-)

Page 14: PKD Cephalgia (Syukran)

SARAF – SARAF KRANIAL N.I

Normosmia +/+ N.II

Acies Visus : kesan baik dekstra dan sinistra Visus Campus : Baik Lihat warna : Baik Funduskopi : tidak dilakukan

N. III,IV dan VI Kedudukan bola mata : Ortoposisi/ortoposisi Pergerakan bola mata : baik ke segala arah Eksoftalmus : -/- Nistagmus : -/-

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS (2)

Page 15: PKD Cephalgia (Syukran)

Pupil- Isokor, bulat, Ø

3mm/3mm- RCL +/+- RCTL +/+- Akomodasi : Baik- Konvergensi: Baik

N. V- Cab. Motorik :

Baik/BaikBaik

- Cab. Sensorik o Opthalmicus :

+/+o Maksilaris : +/+o Mandibularis :

+/+

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS (3)

Page 16: PKD Cephalgia (Syukran)

N. VII- Motorik orbitofrontal:

+/+- Motorik orbikularis:

+/+ - Pengecap lidah :

tidak dilakukan

N.VIII- Vestibular : vertigo -/-,

nistagmus -/-

- Koklear : Weber tidak ada lateralisasi, Rinne +/+, Swabach normal

N. IX, X– Motorik : arkus

faring simetris, uvula ditengah

– Sensorik : baik/baik N. XI- Mengangkat bahu : Baik- Menoleh : Baik N. XII– Pergerakkan lidah : tidak

ada deviasi- Atrofi : (-)- Fasikulasi : (-)- Tremor : (-)

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS (4)

Page 17: PKD Cephalgia (Syukran)

SISTEM MOTORIK

GERAKAN INVOLUNTERTremor : (-)

chorea : (-) atetose : (-)mioklonik : (-)tics : (-)

TROFIK Normotrofik

TONUSNormotonus

SISTEM SENSORIK Sistem Sensorik :

Propioseptif : Baik

Eksteroseptif : Baik

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS (5)

5555

5555

5555

5555

Page 18: PKD Cephalgia (Syukran)

FUNGSI SEREBELAR Ataxia : (-) Disdiadokokinesis : (-) Jari-jari : Baik Jari-hidung : Baik Tumit-lutut : Baik Rebound : (-)

phenomenon Hipotoni : (-)

FUNGSI LUHUR Astereognosia :

(-) Apraksia :

(-) Afasia :

(-)

FUNGSI OTONOM

BAB dan BAK baik

Sekresi keringat baik

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS (6)

Page 19: PKD Cephalgia (Syukran)

REFLEKS FISIOLOGIS Kornea : Tidak

dilakukan

Faring : Tidak

dilakukan Biceps : +2/+2 Triceps : +2/+2 Radius : +2/+2 Dinding perut : -/- Otot perut : -/- Lutut : +2/+2 Cremaster : Tidak

dilakukan

REFLEKS PATOLOGIS Hoffman tromer : -/- Babinski : -/- Chaddok : -/- Gordon : -/- Schaeffer : -/- Klonus otot : -/- Klonus tumit : -/-

KEADAAN PSIKIS Intelegensia :

baik Tanda regresi

: (-) Demensia : (-)

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS (7)

Page 20: PKD Cephalgia (Syukran)

RESUME (1) Pasien datang dengan keluhan sakit kepala sebelah

kanan sejak 3 bulan yang lalu. Sakit kepala dirasakan seperti perasaan diikat pada kepala. Frekuensinya 3-4 kali seminggu. Sakit kepala dirasakan hilang timbul terutama saat pasien kecapekan. Sakit kepala dirasakan tidak bertambah berat.

Pasien sering merasa kaku pada leher dan pundak sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh sering kesemutan pada tungkai kiri sejak 6 bulan yang lalu. Pasien sudah mencoba mengobati sendiri dengan obat warung “panadol”, awalnya keluhan membaik tapi sejak 1 bulan terakhir tidak mempan lagi.

Page 21: PKD Cephalgia (Syukran)

RESUME (2)Pemeriksaan fisik: Kesadaran : Compos Mentis, GCS: E4M6V5 = 15 Tanda Vital : TD: 130/90 mmHg, N:

84x/menit, Suhu: 36,70C, P:16x/menit Jantung kardiomegali, paru, abdomen, dan ekstremitas

dalam batas normalPemeriksaan neurologis: TRM : KK (-), L: -/-, K: >1350/>1350 Pupil isokor 3mm/3mm, RCL: +/+, RCTL: +/+ N. Cranial: Parese (-) Motorik: Refleks Fisiologis : ++/++ Refleks Patologis : -/- Sensorik : Baik Otonom : Baik

Page 22: PKD Cephalgia (Syukran)

DIAGNOSIS KERJA Diagnosis klinis : Cephalgia Diagnosis etiologis : Tension Type

Headache Diagnosis topis : Muskulus

pericarnii, trapezius, sternokleidomastoideus

Page 23: PKD Cephalgia (Syukran)

PENATALAKSANAAN

Paracetamol 3 x 500 mg Diazepam 1 x 2 mg Neurobion 1 x 1 tab

Page 24: PKD Cephalgia (Syukran)

Prognosa

Ad vitam : Bonam Ad functionam : Bonam Ad sanactionam : Dubia ad bonam

Page 25: PKD Cephalgia (Syukran)

Pendahuluan

• Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan dapat terjadi akibat banyak sebab pemeriksaan harus dilakukan dengan lengkap

• Sakit kepala bisa merupakan keluhan primer atau sekunder

• Nyeri kepala primer merupakan diagnosis utama, bukan disebabkan karena adanya penyakit organik lain.

• Nyeri kepala sekunder merupakan gejala ikutan karena adanya penyakit lain, seperti trauma, infeksi, gangguan metabolik, radang sinus, dan lain-lain.

Page 26: PKD Cephalgia (Syukran)

Pendahuluan

Tension-type headache nyeri kepala tegang karena kontraksi terus menerus otot-otot kepala dan tengkuk.

manifestasi dari reaksi tubuh terhadap stres, kecemasan, depresi, konflik emosional, kelelahan atau holistik yang tertekan.

Nyeri kepala ini sering memberi respons pengobatan dengan analgesik biasa

Page 27: PKD Cephalgia (Syukran)

Pendahuluan

Di negara maju seperti Eropa dan Amerika tension type headache salah satu penyakit yang paling mahal karena akibat dari sakit kepala ini bisa menurunkan produktivitas seseorang.

Dilaporkan pada suatu studi tahun 2000, 74% pasien adalah pekerja yang tidak masuk kerja beberapa hari oleh karena penyakit ini.

Page 28: PKD Cephalgia (Syukran)

Cephalgia

nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang (Oleson & Bonica, 1990).

Page 29: PKD Cephalgia (Syukran)

Klasifikasi sakit kepala menurutInternational Headache Society

A. Sakit kepala primer Migrain Tension-type

headache Cluster headache Miscelllaneous

headache not associated with structural lession

B. Sakit kepala sekunder Headache

associated with (HAW) head trauma

HAW vascular disorder

HAW nonvascular intracranial disorder

HAW substances or their withdrawal

HAW nonchepalic infection

HAW metabolic disorder

HAW disorder of the cranium, neck, eyes, ears, nose, sinuses, teeth, mouth, or other facial or cranial structure

Cranial neuralgia, nerve trunk pain, and deafferentation pain

Headache not classifiable

Page 30: PKD Cephalgia (Syukran)

Sakit Kepala Primer Sakit kepala tegang otot (tension-type

headache) Sakit kepala migrain Sakit kepala kelompok (cluster

headache)

Page 31: PKD Cephalgia (Syukran)

Migrain Migren berasal dari kata Yunani yang berarti

“sakit kepala sesisi”. Suatu kondisi kronis yang dikarakterisir oleh

sakit kepala episodik dengan intensitas sedang – berat yang berakhir dalam waktu 4 – 72 jam (International Headache Society).

Nyeri kepala yang paling sering ditemukan. Biasanya terasa berdenyut di satu sisi kepala

(unilateral) dengan frekuensi, lama serta hebatnya rasa nyeri yang beraneka ragam dan bertambah dengan aktivitas.

Dapat disertai mual dan atau muntah atau fonofobia dan fotofobia

Page 32: PKD Cephalgia (Syukran)

Epidemiologi Migrain

Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh pasien.

± 30-40 % penduduk USA pernah mengalami nyeri kepala hebat pada masa hidupnya, dimana nyeri tegang otot dan migraine menduduki peringkat nomor satu

Page 33: PKD Cephalgia (Syukran)

Epidemiologi Migrain• Di US terjadi pada 18% wanita, 6% pria, 4 %

anak-anak• Puncak prevalensi baik pada pria & wanita

umur 25 – 55 th• Faktor hormonal mungkin berperan mengapa

wanita lebih banyak menderita migrain• Anak laki-laki menderita migrain pada onset

yang lebih awal dibandingkan anak perempuan• Penderita migrain sebagian besar memiliki

riwayat keluarga migrain, dan sebagian besar juga sering mengalami sakit kepala tegang otot

Page 34: PKD Cephalgia (Syukran)

Klasifikasi International Headache Society (IHS)

1. Migrain tanpa aura (common migraine)2. Migrain dengan aura (classic migraine)3. Migraine with prolonged aura4. Basilar migraine (menggantikan basilar artery

migraine)5. Migraine aura without headache (menggantikan

migraine equivalent atau achepalic migraine)6. Benign paroxysmal vertigo of childhood7. Migrainous infraction (menggantikan

complicated migraine)

Page 35: PKD Cephalgia (Syukran)

EtiologiDiketahui ada beberapa faktor pencetus timbulnya serangan

migraine yaitu: Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau

sebelumnya/ perubahan hormonal. Stress dan kecemasan. Terlambat makan Makanan misalnya akohol, coklat, susu, keju dan buah-

buahan. Cahaya kilat atau berkelip. Cuaca terutama pada cuaca tekanan rendah Psikis baik pada peristiwa duka ataupun pada peristiwa

bahagia Banyak tidur atau kurang tidur Penyakit kronik misal penyakit ginjal kronik Faktor herediter Faktor kepribadian

Page 36: PKD Cephalgia (Syukran)

Gejala MigrainAda lima gejala yang dapat diidentifikasi :• Prodrome: suatu rangkaian “peringatan” sebelum terjadi

serangan meliputi perubahan mood, perubahan perasaan /sensasi (bau atau rasa), atau lelah dan ketegangan otot

• Aura: melihat kilatan lampu blits (photopsia) atau melihat garis zig zag disekitar mata dan hilangnya sebagian penglihatan pada satu atau kedua mata (scintillating scotoma), dan wajah yang pucat. gangguan visual yang mendahului serangan sakit kepala

• Sakit kepala: umumnya satu sisi, berdenyut-denyut, disertai mual dan muntah, sensitif terhadap cahaya dan suara. Terjadi antara 4 – 72 jam.

• Berhentinya sakit kepala: meskipun tidak diobati, nyeri biasanya akan menghilang dengan tidur

• Postdrome: tanda-tanda lain migrain seperti tidak bisa makan, tidak konsentrasi, kelelahan

Page 37: PKD Cephalgia (Syukran)

Patofisiologi Migrain

Page 38: PKD Cephalgia (Syukran)

Patofisiologi• Menurut teori/hipotesis vaskuler : aura disebabkan

oleh vasokonstriksi intraserebral diikuti dengan vasodilatasi ekstrakranial

• Aura mungkin merupakan manifestasi penyebaran depresi, suatu peristiwa neuronal yang dikarakterisir oleh gelombang penghambatan yang menyebabkan turunnya aliran darah otak sampai 25-35 %

• Nyeri disebabkan karena aktivitas sistem trigemino-vaskular yang menyebabkan pelepasan subtansi P, neurokinin A, CGRP vasodilatasi dan nyeri

• Aktivitas di dalam sistem trigeminal diregulasi oleh saraf noradrenergik dan serotonergik

• Reseptor 5-HT, terutama 5-HT1 dan 5-HT2 terlibat dalam patofisiologi migrain

Page 39: PKD Cephalgia (Syukran)

Peningkatan kadar 5-HT vasokonstriksi menurunkan aliran darah kranial iskemia aura

Iskemi selanjutnya akan berkurang dan diikuti oleh periode vasodilatasi serebral, neurogenic inflammation, dan nyeri.

Page 40: PKD Cephalgia (Syukran)

Dilatasi atau konstriksi

pembuluh darah serebri dan kulit

kepala

Pencetus

Rangsangan serotoninergik & adrenergik

dibatang otak ↑

Merangsang N. V

Mual

Muntah

FotofobiaHipotalamus

CTZ

Talamus

Korteks

Nyeri

Page 41: PKD Cephalgia (Syukran)

Faktor Pemicu Migrain• Faktor psikologis

Stress, depresi• Faktor lingkungan

Rokok Bau menyengat Perubahan cuaca Cahaya atau suara

• Faktor makanan Yg mengandung

tiramin Food additive

(MSG,aspartam) Coklat,kopi Jeruk

• Obat-obatan Simetidin Kokain Fluoksetin Indometasin Nikotin Nifedipin, dll.

• Faktor hormonal Mens Hamil, menopause

• Gaya hidup Kurang atau kebanyakan

tidur Terlambat makan, dll.

Page 42: PKD Cephalgia (Syukran)

Diagnosis Migrain

• berdasarkan gejala klinis dan riwayat pasien pasien diharapkan punya “migrain diary” (mencatat waktu, intensitas, pemicu dan durasi sakit kepala)

• Migrain tanpa aura: Sedikitnya 5 serangan dengan karakteristik

tertentu Terjadi antara 4 – 72 jam Karakteristik : unilateral, berdenyut-denyut,

intensitas sedang sampai berat, bisa bertambah dengan aktivitas fisik (mis. Naik tangga)

Pasien mengalami mual dan/atau muntah, atau photophobia atau phonophobia

Page 43: PKD Cephalgia (Syukran)

Diagnosis• Migrain dengan aura :

Pasien mengalami migrain dengan sedikitnya 3 dari 4 karakteristik : Pasien mengalami gajala aura yang reversibel

(meliputi: gangguan visual, sensasi abnormal pada kulit, sulit bicara, dan kelemahan otot)

pasien mengalami aura yang berkembang secara bertahap lebih dari 4 menit atau 2 gejala aura berturut-turut

gejala aura berakhir tidak lebih dari 60 menit aura terjadi tidak lebih dari 60 menit sebelum

tejadinya sakit kepala• Selain itu, perlu ada pemeriksaan terhadap

riwayat pengobatan, kondisi fisik, dan uji neurologis (CT Scan)

Page 44: PKD Cephalgia (Syukran)

Tujuan terapi• Menghilangkan gejala/nyeri pada saat serangan

(terapi abortif) atau mencegah serangan (terapi profilaksis)

Tujuan Terapi jangka panjang• Mengurangi frekuensi dan keparahan serangan• Mengurangi patient disability selama serangan,• Memperbaiki kualitas hidup pasien• Mencegah serangan berikutnya• Menghindarkan penggunaan obat yang makin

bertambah• Memberikan edukasi pasien utk dapat

menatalaksana penyakitnya

Page 45: PKD Cephalgia (Syukran)

Strategi terapi

Menghindari atau menghilangkan pemicu

Terapi abortif dimulai pada saat terjadinya serangan akut dengan analgesia.

Terapi profilaksis diperlukan jika serangan terjadi lebih dari 2-3 kali sebulan, serangan berat dan menyebabkan gangguan fungsi, terapi simptomatik gagal atau menyebabkan efek samping yang serius

Page 46: PKD Cephalgia (Syukran)

Tatalaksana Terapi

Terapi Profilaksis menghindari pemicu menggunakan obat profilaksis secara teratur

Profilaksis:• Episodik• Jangka pendek• Jangka panjang Terapi abortif menggunakan obat-obat

penghilang nyeri dan/atau vasokonstriktor

Page 47: PKD Cephalgia (Syukran)

SAKIT KEPALA KELOMPOK (CLUSTER)

Page 48: PKD Cephalgia (Syukran)

Cluster headache

Salah satu nyeri kepala kronik yang sering mengganggu kehidupan seseorang dan pasien terbangun karena nyeri kepala.

sering menyebabkan perubahan emosional seseorang

Page 49: PKD Cephalgia (Syukran)

Epidemiologi

• Lebih jarang terjadi dibandingkan migrain dan sakit kepala tegang otot

• Prevalensi lebih tinggi pd pria (0,5% laki-laki dan 0,1% dari populasi wanita).

• Tidak ada riwayat keluarga• Dapat terjadi pd segala usia, paling sering

terjadi pada usia akhir 20an• Pengobatan mungkin akan mengubah dari

sakit kepala kronis ke episodik, tetapi tidak bisa menyembuhkan

Page 50: PKD Cephalgia (Syukran)

Cluster Headache• Nyeri sangat berat

berlangsung sekitar 30-45 menit, berlokasi dibelakang atau disekitar salah satu mata dan dapat menyebar ke sekitar temporal, rahang, hidung, dagu dan gigi.

• terjadi dilatasi pembuluh darah yang berlebihan disekitar salah satu mata

• Gejalanya : wajah kemerahan secara unilateral (sebelah sisi), keluar air mata (lakrimasi), hidung berair (rinorrhea)

• Ptosis, perubahan pupil, berkeringat yang unilateral atau bilateral dan fasial flushing.

• Berbeda dg migren tidak ada gejala mual muntah,gangguan visual atau sensitivitas terhadap cahaya, suara, dll.

• tidak bersifat herediter

Page 51: PKD Cephalgia (Syukran)

Patofisiologi Cluster Headache

Fokus patofisiologi terletak di arteri karotis intrakavernosus yang merangsang pleksus perikarotis. Pleksus ini mendapat rangsangan dari cabang 1 dan 2 nervus trigeminus, ganglia servikalis superior/SCG (simpatetik) dan ganglia sfenopalatinum/SPG (parasimpatetik).

Diperkirakan focus iritatif di sekitar pleksus membawa impuls-impuls ke batang otak rasa nyeri di daerah periorbital, retroorbital dan dahi.

Hubungan polisinaptik dalam batang otak merangsang neuron-neuron dalam kolumna intermediolateral sumsum tulang belakang (simpatetik) dan nucleus salivatorius superior (parasimpatetik).

Serat-serat preganglioner dari nucleus-nukleus ini membawa impuls-impuls

Merangsang SCG (simpatetik) sekresi keringat di dahi Merangsang SPG (parasimpatetik) sekresi air mata (lakrimasi) dan

air hidung (rinorrhea).

Page 52: PKD Cephalgia (Syukran)

Terapi Cluster headache

Sasaran terapi : menghilangkan nyeri (terapi abortif), mencegah serangan (profilaksis)

Strategi terapi : menggunakan obat NSAID, vasokonstriktor cerebral

Obat-obat terapi abortif: Oksigen Ergotamin

o Dosis sama dengan dosis untuk migrain Sumatriptan

Page 53: PKD Cephalgia (Syukran)

Obat-obat untuk terapi profilaksis: Verapamil Litium Ergotamin Metisergid Kortikosteroid Topiramat

Page 54: PKD Cephalgia (Syukran)

Tension-Type Headache

Serangan nyeri kepala berulang yang berlangsung dalam hitungan menit sampai hari, dengan sifat nyeri yang biasanya berupa rasa tertekan atau diikat, dari ringan sampai berat, bilateral, gejala penyerta tidak menonjol.

Page 55: PKD Cephalgia (Syukran)

Definisi Tension-type headache timbul karena

kontraksi terus menerus otot-otot kepala dan tengkuk (m.Splenius kapitis, m.Temporalis, m.Maseter, m.Sternokleidomastoideus, m.Trapezius, m.Servikalis posterior, dan m.Levator skapule).

Sakit kepala tipe ini banyak terdapat pada wanita masa menopause dan premenstrual.

Page 56: PKD Cephalgia (Syukran)

Epidemiologi

• Sakit kepala paling umum terjadi prevalensi 69% pd pria dan 88% wanita

• Dapat dimulai pada segala usia, onset terutama pada usia remaja dan dewasa muda

• 40% memiliki riwayat keluarga sakit kepala tegang otot

• Umumnya sakit kepala berkurang dengan meningkatnya usia

• 25% pasien juga mengidap migrain

Page 57: PKD Cephalgia (Syukran)

SAKIT KEPALA TEGANG OTOT (tension-type)

• Merupakan jenis yang paling banyak dijumpai, disebabkan karena kontraksi otot di kepala

• Rasa nyeri tumpul yang konstan, atau perasaan menekan yang tidak enak pada leher, pelipis, dahi, atau di sekitar kepala, leher terasa kaku

• Umumnya terjadi secara bilateral (terjadi pada kedua belah sisi pada waktu yang sama)

• Jarang terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi antara umur 20 sampai 40 tahun

Page 58: PKD Cephalgia (Syukran)

Tension-type headache• Episodik jika seseorang menderita sedikitnya 10 kali

sakit kepala yang lamanya berkisar 30 menit – 7 hari, dan terjadi kurang dari 180 kali setahun.

• Sakit kepalanya memiliki sedikitnya 2 dari tanda-tanda di bawah ini : Rasa menekan/berat yang berlokasi di kedua belah sisi kepala Sakit dengan intensitas ringan sampai sedang Tidak bertambah saat naik tangga atau aktivitas fisik yg serupa Tidak mual atau muntah Mungkin sensitif terhadap cahaya atau suara, tapi tidak

keduanya• Kronik jika seseorang menderita sakit kepala dengan

frekuensi rata-rata 15 hari dalam sebulan (atau 180 hari dalam setahun) selama 6 bulan, dan memiliki tanda-tanda seperti episodic tension-type headache.

• Selain itu, pasien tidak menderita gangguan penyakit lain seperti diperlihatkan dengan uji fisik maupun neurologis

Page 59: PKD Cephalgia (Syukran)

Gejala Klinis

Pada yang episodik sebagian besar sembuh dengan obat-obat analgetik bebas yang beredar dipasaran.

Pada yang kronis biasanya merupakan manifestasi konflik psikologis yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi.

Gejala lain gangguan tidur (sering terbangun atau bangun dini hari), nafas pendek, konstipasi, berat badan menurun, palpitasi dan gangguan haid.

Keluhan emosi antara lain perasaan bersalah, putus asa, tidak berharga, takut sakit atau mati.

Keluhan psikis yaitu konsentrasi buruk, minat menurun, ambisi menurun atau hilang, daya ingat buruk dan mau bunuh diri.

Page 60: PKD Cephalgia (Syukran)

Lokasi

Tension-type headache dapat terjadi secara:

Bilateral. Predominasi oksipital-nukhal. Temporal. Frontal.

Kadang menyebar difus di puncak kepala.

Page 61: PKD Cephalgia (Syukran)

Patogenesis Nyeri kepala yang timbul adalah manifestasi

dari reaksi tubuh terhadap stres, kecemasan, depresi, konflik emosional atau kelelahan.

Respon fisiologis yang terjadi meliputi refleks vasodilatasi pembuluh darah ekstrakranial serta kontraksi menetap otot-otot skelet kulit kepala (scalp), wajah, leher dan bahu secara terus menerus.

Faktor Pencetus

Stres Kecemasan Depresi Konflik emosional Kelelahan

Page 62: PKD Cephalgia (Syukran)

Penatalaksaan

Pembinaan hubungan empati awal yang hangat antara dokter dan pasien meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau otaknya dapat menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya.

Page 63: PKD Cephalgia (Syukran)

Terapi farmakologik Menggunakan analgesik atau

analgesik plus ajuvan sesuai tingkat nyeri

Contoh : aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium. Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesik

Untuk sakit kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya karena anxietas atau depresi

Antidepresan amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik secara kronis memicu rebound headache

Page 64: PKD Cephalgia (Syukran)

Terapi farmakologik

Penenang/ansiolitik : Klordiazepoksid 5mg tablet dengan

dosis 15-30mg/hari. Klobazam 10mg tablet dengan dosis

20- 30mg/hari. Lorazepam 1-2mg tablet dengan

dosis 3- 6mg/hari.

Page 65: PKD Cephalgia (Syukran)

Tatalaksana Psikoterapi bermanfaat pada kasus

dengan ansietas atau depresi yang berat.

Fisioterapi terdiri dari diatermi, masase, kompres hangat, TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation).

Tindakan lain injeksi trigger point dengan 0,25 – 0,50 ml lidokain 1% dicampur deksametason/triamsolon dalam volume yang sama dapat membantu mempercepat penyembuhan nyeri kepala tegang pada kasus-kasus tertentu.

Page 66: PKD Cephalgia (Syukran)

Tata Laksana Terapi

• Terapi Non-farmakologi melakukan latihan peregangan leher atau otot

bahu sedikitnya 20 - 30 menit perubahan posisi tidur pernafasan dengan diafragma atau metode

relaksasi otot yang lain Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah :

Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton televisi

Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising

Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari

Page 67: PKD Cephalgia (Syukran)

Diagnosis HeadacheAnamnesis Usia timbulnya Lamanya & frekwensi nyeri kepala Sisi mana yang sakit Kualitas nyeri kepala Saat timbulnya nyeri kepala Fenomena lain yang menyertainya

seperti photofobia,phonofobia, gangguan penglihatan, kelemahan otot, febris

Hal yang memperburuk nyeri kepala batuk.

Page 68: PKD Cephalgia (Syukran)

Pemeriksaan fisik. Keadaan umum pasien & mentalnya. Tanda tanda rangsangan meningeal Adakah kelainan saraf cranial Adakah kelainan pada kekuatan otot,

refleks dan koordinasinya

Page 69: PKD Cephalgia (Syukran)

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium darah ,LED Lumbal punksi Elektroensefalografi CT Scan kepala, MRI

Page 70: PKD Cephalgia (Syukran)

TERIMA KASIH…

Page 71: PKD Cephalgia (Syukran)

DAFTAR PUSTAKA Sjahrir H, Samino, Ali W, editor. Konsensus Nasional Penanganan

Nyeri Kepala di Indonesia. Jakarta: PERDOSI. 1999. Diamond S. Migrain Headache. In: Diamond ML, Solomon GD,

editors. Diamond and Dalessio’s: The Practicing Physician’s Approach to Headache. 6th ed. Philadelphia: WB. Saunders. 1999. p. 46-70.

Greenberg DA, Aminoff MJ, Simon RP. Clinical Neurology. 5th ed. New York: McGraw-Hill/Appleton & Lange. 2002.

Lumbantobing, S,M. Neurologi Klinik. Jakarta : FKUI. 2008 Mardjono, Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian Rakyat.

2008. R. P., Lewis, et al. Merrit’s Neurology. 11th ed. New York :

Lippincott Williams and Winkins. 2005. Ropper A and Brown R.ed. . Adam and Victor’s Principle of

Neurology 8th Edition. New York: Mc Graw Hill-Medical Publishing Division. 2005.