materi makalah.docx

34
Definisi Istilah leukemia pertama kali dijelaskan oleh Virchow sebagai “darah putih” pada tahun 1874, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoetik. Leukimia adalah penyakit akibat terjadinya poliferasi sel leukosit yang abnormal dan ganas serta sering disertai adanya leukosit jumlah yang berlebihan yang dapat meyebabkan terjadinya anemia dan trombositopenia. Leukemia ini merupakan penyakit kanker jaringan yang menghasilkan leukosit imatur dan berlebihan sehingga jumlah menyusup ke berbagai organ, seperti sumsum tulang, mengganti unsur sel yang normal sehingga mengakibatkan jumlah eritrosit berkurang. (Hidayat, 2006) Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik pada satu atau banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan dari sel yang normal akan tertekan pada waktu sel leukemia bertambah banyak sehingga akan menimbulkan gejala klinis. Keganasan hematologik ini adalah akibat dari proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel induk hematopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif kelompok sel ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik. Etiologi 1

Upload: miftahfariz11

Post on 01-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Makalah.docx

Definisi

Istilah leukemia pertama kali dijelaskan oleh Virchow sebagai “darah putih” pada

tahun 1874, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan

proliferasi sel induk hematopoetik.

Leukimia adalah penyakit akibat terjadinya poliferasi sel leukosit yang abnormal dan

ganas serta sering disertai adanya leukosit jumlah yang berlebihan yang dapat

meyebabkan terjadinya anemia dan trombositopenia. Leukemia ini merupakan

penyakit kanker jaringan yang menghasilkan leukosit imatur dan berlebihan sehingga

jumlah menyusup ke berbagai organ, seperti sumsum tulang, mengganti unsur sel

yang normal sehingga mengakibatkan jumlah eritrosit berkurang. (Hidayat, 2006)

Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik pada satu atau

banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan dari sel yang normal akan tertekan pada

waktu sel leukemia bertambah banyak sehingga akan menimbulkan gejala klinis.

Keganasan hematologik ini adalah akibat dari proses neoplastik yang disertai

gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel induk hematopoetik sehingga

terjadi ekspansi progresif kelompok sel ganas tersebut dalam sumsum tulang,

kemudian sel leukemia beredar secara sistemik.

Etiologi

Penyebab leukemia belum diketahui, tetapi hal ini dapat diakibatkan oleh interaksi sejumlah

faktor, yaitu:

1. Neoplasma

Ada persamaan antara leukemia dengan penyakit neoplastik lain, misalnya poliferasi sel

yang tidak terkendali, abnormalitas morfologi sel, dan infiltrasi organ. Lebih dari itu,

kelainan sumsum kronis lain dapat berubah bentuk yang akhirnya menjadi leukemia akut.

2. Infeksi Virus

Pada manusia, terdapat bukti kuat untuk etiologi virus baik satu jenis leukemia/limforma

sel T. Beberapa hasil penelitian menyokong teori sebagai penyebab leukemia antara lain:

enzyme reverase transciptase ditemukan dalam darah penderita leukemia. Seperti

diketahui enzim ini ditemukan di dalam virus onkogenikseperti retrovirus tipe C, yaitu

jenis virus RNA yang meyebabkan leukemia pada binatang. Enizm tersebut menyebabkan

1

Page 2: Materi Makalah.docx

virus yang bersangkutan dapat membentuk bahan genetik yang kemudian bergabung

dengan ganom sel yang terinfeksi.

3. Radiasi

Radiasi, khususnya sumsum tulang, bersifat leukaemogonik. Terdapat insiden leukemia

yang tetap hidup setelah bom atom di Jepang, pada pasien anjylosing spondylitis yang

telah menerima penyinaran spinal dan pada anak-anak yang ibunya menerima sinar X

abdomen selama hamil.

4. Keturunan/ Genetik

Ada laporan beberapa kasus yang terjadi pada suatu keluarga pada kembar identik. Ada

insiden yang lebih meningkat pada penyakit herediter, khususnya Sindrom Down (dimana

leukemia terjadi peningkatan frekuensi 20-30 kali lipat) anemia fanconui dan aoksi-

talangfeksia.

5. Zat Kimia

Terkena bensin kronie, yang dapat menyebakan displasia sumsum tulang dan perubahan

kromosom, merupakan penyebab leukemia yang ditetapkan mantap, khususnya obat yang

mengalkalisasi seperti khlorambusil, mustin, melfalan, dan prokarbazin.

6. Usia

7. Jenis kelamin

Penderita leukemia lebih banyak laki-laki daripada perempuan

8. Ras

Cenderung lebih banyak ras berkulit putih

9. Merokok

Rokok mengandung leukomogen yang berpotensial untuk seseorang menderita leukemia

10. Lingkungan

Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan pekerjaan dengan

kejadian leukemia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang, sebagian besar

kasus berasal dari kelompok petani.

2

Page 3: Materi Makalah.docx

Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala awal penyakit leukimia misalnya demam, anemia, pendarahan,

kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Purpura serta

pembesaran hepar dan limpa juga dapat terjadi. Jika terdapat infiltrasi ke susunan saraf dapat

ditemukan tanda meningitis. Berikut adalah manifestasi dari penyakit leukimia :

-pucat -nyeri abdomen

-malaise -bb turun

-keletihan -iritabilitas

-Perdarahan di gusi -muntah

-mudah memar -sakit kepala

-ptekia

Selain manifestasi di atas, ada pula gejala berdasarkan jenis leukimia, yaitu :

1.      Leukemia granulositik kronik (LGK)

Gejala LGK antara lain rasa lelah, penurunan BB, rasa penuh di perut dan mudah berdarah.

Pada pemeriksaan fisis hamper selalu ditemukan splenomegali, yaitu pada 90% kasus. Juga

sering didapatkan nyeri tekan pada tulang dada dan hepatomegali. Kadang-kadang ada

purpura, perdarahan retina, panas, pembesaran kelenjar getah bening dan kadang-kadang

priapismus.

2.      Leukemia mieloblastik akut (LMA)

Gejala penderita LMA antara lain rasa lelah, pucat, nafsu makan hilang, anemia, petekie,

perdarahan, nyeri tulang, infeksi, pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar

mediastinum. Kadang-kadang juga ditemukan hipertrofi gusi, khususnya pada leukemia akut

monoblastik dan mielomonositik.

3.      Leukemia limfositik kronik

Gejala LLK antara lain limfadenopati, splenomegali, hepatomegali, infiltrasi alat tubuh lain

(paru, pleura, tulang, kulit), anemia hemolitik, trombositopenia, hipogamaglobulinemia dan

gamopati monoklonal sehingga penderita mudah terserang infeksi.

3

Page 4: Materi Makalah.docx

4.      Leukemia limfoblastik akut

Gejala penderita LLA adalah sebagai berikut: rasa lelah, panas tanpa infeksi, purpura, nyeri

tulang dan sendi, macam-macam infeksi, penurunan berat badan dan sering ditemukan suatu

masa yang abnormal. Pada pemeriksaan fisis ditemukan splenomegali (86%), hepatomegali,

limfadenopati, nyeri tekan tulang dada, ekimoses dan perdarahan retina.

Insidensi

- Leukemia akut merupakan jenis leukemia yang sering ditemukan yaitu sekitar 2-3

kasus per 100.000 orang dengan angka kematian sebesar 4%.

- Leukemia limfoblastik akut merupakan jenis leukemia yang paling sering didapatkan

pada anak usia 1-5 tahun dan terbanyak pada anak usia 3-4 tahun (80%) sedangkan

pada dewasa hanya 20%

- Insidensi leukemia limfoblastik akut juga berhubungan dengan jenis kelamin dan ras.

Kasus LLA pada laki-laki ditemukan lebih banyak daripada wanita dan lebih banyak

ditemukan pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam (Riadi Wirawan, 2002).

- LMA lebih sering ditemukan pada kelompok dewasa yaitu 85% sedangkan kelompok

anak-anak 15%.

- Berdasarkan data The Leukemia and Lymphoma Society (2009) di AS menyerang

semua umur, penderita sekitar 44.270 orang dewasa, 4.220 pada anak-anak.

- Data International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) penderita leukemia

pada anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais bertambah setiap tahunnya. Pada tahun

2007 terdapat 6 kasus dan tahun 2008 bertambah menjadi 16 kasus.

- Insidensi Leukemia di Amerika adalah 13 per 100.000 penduduk /tahun ( Wilson,

1991 ) . Leukemia pada anak berkisar pada 3 – 4 kasus per 100.000 anak / tahun .

Untuk insidensi ANLL di Amerika Serikat sekitar 3 per 200.000 penduduk pertahun.

- Leukemia merupakan kanker yang insidensinya paling sering pada anak yaitu 30%

dari semua insidensi kanker pada anak dibawah umur 15 tahun pada negara industri

(WHO, 2009).

- Menurut, RISKESDAS (2007) kasus leukemia pada tahun 2004 adalah sebanyak

2,648 kasus dan pada tahun 2005 adalah sebanyak 3,432 kasus. Manakala, pada tahun

2006 terdapat 2,513 kasus leukemia di Indonesia dan pada tahun 2007 terdapat

sebanyak 2,513 kasus leukemia di Indonesia.

4

Page 5: Materi Makalah.docx

- Yayasan Onkologi Anak Indonesia, tahun (2009) menyatakan, sebanyak 30% hingga

40% dari insidensi kanker pada anak merupakan penderita leukemia atau kanker darah

yaitu sekitar 3,850 anak yang mempunyai leukemia.

Klasifikasi

a. Menurut waktu berlangsungnya :

Leukemia akut . Pada leukemia akut , sel-sel darah abnormal adalah sel-sel darah

yang belum matang. Mereka tidak bisa melaksanakan pekerjaan normal mereka , dan

mereka berkembang biak dengan cepat , sehingga penyakit bertambah parah dengan

cepat . Leukemia akut membutuhkan agresif , pengobatan tepat waktu .

Leukemia kronis. Jenis leukemia melibatkan sel-sel darah yang lebih matang . Sel

darah ini mereplikasi atau menumpuk lebih lambat dan dapat berfungsi normal untuk

jangka waktu tertentu . Beberapa bentuk leukemia kronis pada awalnya tidak

memperlihatkan gejala dan bisa tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun .

b. Menurut jenis sel darah putih yang terkena :

Leukemia limfositik . Jenis leukemia mempengaruhi sel-sel limfoid ( limfosit ) , yang

membentuk limfoid atau jaringan limfatik . Jaringan limfatik membuat sistem

kekebalan tubuh.

Myelogenous ( MI - uh - uh - Loj - nus ) leukemia. Jenis leukemia mempengaruhi

sel-sel myeloid . Sel myeloid berfungsi menghasilkan sel darah merah , sel darah putih

dan sel trombosit

c. Jenis utama leukimia adalah :

Leukemia Limfositik Akut (LLA) : leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi

dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem lomfopoietik yang dapat mengakibatkan

organomegali (pembesaran organ dalam) dan kegagalan organ. LLA ditemukan pada

anak-anak (82%) dan dewasa (18%). Perkembangan penyakit cepat.

Leukemia Mielositik Akut (LMA) : leukemia yang mengenai sel stem hematopoietik

yang akan berdiferensiasi ke semua sel meiloid. LMA merupakan leukemia

5

Page 6: Materi Makalah.docx

nonlimfositik yang sering terjadi. LMA sering ditemukan pada dewasa (85%) dan

pada anak-anak (15%). Perkembangan penyakit cepat.

Leukemia Limfositik Kronik (LLK) : penyakit keganasan klanal limfosit B.

Perjalanan penyakit ini perlahan dengan akumulasi progresif yang lambat dari

limfosit kecil yang berumur panjang. LLK dikenal sebagai kelainan ringan,

menyerang individu usia 50-70 th dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki.

Perkembangan penyakit lambat.

Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK) : gangguan mieloproliferatif

yang ditandai dengan produksi berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif

matang. LGK/LMK ini mencakup 20% kasus leukemia dan paling sering terjadi pada

dewasa pertengahan (40-50 th). Perkembangan penyakit lambat.

Komplikasi

Leukemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya yaitu:

a.Gagal sumsum tulang (Bone marrow failure). Sumsum tulang gagal memproduksi sel

darah merah dalam umlah yang memadai, yaitu berupa:

-       Lemah dan sesak nafas, karena anemia(sel darah merah terlalu sedikit)

-       Infeksi dan demam, karena berkurangnya jumlah sel darah putih

-       Perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.

b. Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan LGK adalah abnormal, tidak

menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi lebih

rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan LGK juga dapat menurunkan kadar

leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.

c. Hepatomegali (Pembesaran Hati). Membesarnya hati melebihi ukurannya yang normal.

d.Splenomegali (Pembesaran Limpa). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat

keadaan LGK sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa bertambah

besar, bahkan beresiko untuk pecah.

e. Limpadenopati. Limfadenopati merujuk kepada ketidaknormalan kelenjar getah bening

dalam ukuran, konsistensi, ataupun jumlahnya.

f. Kematian

6

Page 7: Materi Makalah.docx

Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan darah tepi

Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan kadang-kadang

leukopenia (25%). Pada penderita LMA ditemukan penurunan eritrosit dan trombosit.

Pada penderita LLK ditemukan limfositosis lebih dari 50.000/mm3, sedangkan pada

penderita LGK/LMK ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm3.

b. Pemeriksaan sumsum tulang

Pemeriksaan sumsum tulang atau disebut juga dengan bone marrow puncture adalah

suatu tindakan untuk mengambil sampel massa dari sumsum tulang belakang dengan

cara mengebor pada ruas tulang tertentu divertebrae. Hasil pemeriksaan sumsum

tulang pada penderita leukemia akut ditemukan keadaan hiperselular dengan

gambaran hampir semua sel sumsum tulang diganti sel leukemia (blast). Jumlah

sel blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang.

c. Biopsi

Biopsi adalah satu-satunya cara pasti untuk mengetahui apakah sel-sel leukemia ada

dalam sumsum tulang Anda. Hal ini memerlukan anestesi lokal untuk membantu

mengurangi rasa sakit. Dokter akan mengambil beberapa sumsum tulang dari tulang

pinggul atau tulang besar lainnya. Ada dua cara yang umum digunakan: 

Aspirasi sumsum tulang: menggunakan jarum berongga tebal, yang diambil hanya

sumsum tulang

Biopsi sumsum tulang: menggunakan jarum berongga sangat tebal untuk mengangkat

sepotong kecil tulang dan sumsum tulang.

d. Sitogenik

Laboratorium akan meneliti kromosom dari sampel sel darah, sumsum tulang, atau

kelenjar getah bening. Jika kromosom abnormal ditemukan, tes dapat menunjukkan

jenis leukemia yang Anda miliki. Misalnya, orang dengan CML memiliki kromosom

abnormal yang disebut kromosom Philadelphia.

e. Spinal Tap

Dokter Anda dapat mengambil beberapa cairan cerebrospinal (cairan yang mengisi

ruang di dalam dan sekitar otak dan sumsum tulang belakang). Dokter menggunakan

jarum panjang  tipis untuk mengeluarkan cairan dari tulang punggung bagian bawah.

Prosedur ini memakan waktu sekitar 30 menit dan dilakukan dengan anestesi lokal.

Anda harus berbaring selama beberapa jam setelahnya, agar tidak pusing.

7

Page 8: Materi Makalah.docx

Laboratorium akan memeriksa cairan untuk meneliti adanya sel-sel leukemia atau

tanda-tanda lain dari masalah.

f. X-ray dada

X-ray dapat menunjukkan pembengkakan kelenjar getah bening atau tanda-tanda lain

dari penyakit di dalam dada anda.

8

Page 9: Materi Makalah.docx

Patofisiologi

9

Page 10: Materi Makalah.docx

Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medis

1. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel Kanker.a. Kemoterapi pada penderita LLA Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase yang

digunakan untuk semua orang.

a. Tahap 1 (terapi induksi)

Tujuan dari tahap pertama pengobatan adalah untuk membunuh sebagian besar sel-

sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Terapi induksi kemoterapi

biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit yang panjang karena obat

menghancurkan banyak sel darah normal dalam proses membunuh sel leukemia.

Pada tahap ini dengan memberikan kemoterapi kombinasi yaitu daunorubisin,

vincristin, prednison dan asparaginase.

b. Tahap 2 (terapi konsolidasi/ intensifikasi)

Setelah mencapai remisi komplit, segera dilakukan terapi intensifikasi yang

bertujuan untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah relaps dan

juga timbulnya sel yang resisten terhadap obat. Terapi ini dilakukan setelah 6 bulan

kemudian.

c. Tahap 3 ( profilaksis SSP)

Profilaksis SSP diberikan untuk mencegah kekambuhan pada SSP. Perawatan yang

digunakan dalam tahap ini sering diberikan pada dosis yang lebih rendah. Pada

tahap ini menggunakan obat kemoterapi yang berbeda, kadang-kadang

dikombinasikan dengan terapi radiasi, untuk mencegah leukemia memasuki otak

dan sistem saraf pusat.

d. Tahap 4 (pemeliharaan jangka panjang)

Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi. Tahap ini

biasanya memerlukan waktu 2-3 tahun. Angka harapan hidup yang membaik

dengan pengobatan sangat dramatis. Tidak hanya 95% anak dapat mencapai remisi

penuh, tetapi 60% menjadi sembuh. Sekitar 80% orang dewasa mencapai remisi

lengkap dan sepertiganya mengalami harapan hidup jangka panjang, yang dicapai

dengan kemoterapi agresif yang diarahkan pada sumsum tulang dan SSP.

10

Page 11: Materi Makalah.docx

b. Kemoterapi pada penderita LMA

a. Fase induksi

Fase induksi adalah regimen kemoterapi yang intensif, bertujuan untuk

mengeradikasi sel-sel leukemia secara maksimal sehingga tercapai remisi komplit.

Walaupun remisi komplit telah tercapai, masih tersisa sel-sel leukemia di dalam

tubuh penderita tetapi tidak dapat dideteksi. Bila dibiarkan, sel-sel ini berpotensi

menyebabkan kekambuhan di masa yang akan datang.

b. Fase konsolidasi

Fase konsolidasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi. Kemoterapi

konsolidasi biasanya terdiri dari beberapa siklus kemoterapi dan menggunakan

obat dengan jenis dan dosis yang sama atau lebih besar dari dosis yang digunakan

pada fase induksi.

c. Kemoterapi pada penderita LLK

Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena menetukan strategi terapi dan

prognosis. Salah satu sistem penderajatan yang dipakai ialah klasifikasi Rai :

a. Stadium 0 : limfositosis darah tepi dan sumsum tulang

b. Stadium I : limfositosis dan limfadenopati.

c. Stadium II : limfositosis dan splenomegali/ hepatomegali.

d. Stadium III : limfositosis dan anemia (Hb < 11 gr/dl).

e. Stadium IV : limfositosis dan trombositopenia <100.000/mm3 dengan/tanpa gejala

pembesaran hati, limpa, kelenjar.

Terapi untuk LLK jarang mencapai kesembuhan karena tujuan terapi bersifat

konvensional, terutama untuk mengendalikan gejala. Pengobatan tidak diberikan

kepada penderita tanpa gejala karena tidak memperpanjang hidup. Pada stadium I atau

II, pengamatan atau kemoterapi adalah pengobatan biasa. Pada stadium III atau IV

diberikan kemoterapi intensif.

Angka ketahanan hidup rata-rata adalah sekitar 6 tahun dan 25% pasien dapat

hidup lebih dari 10 tahun. Pasien dengan sradium 0 atau 1 dapat bertahan hidup rata-

rata 10 tahun. Sedangkan pada pasien dengan stadium III atau IV rata-rata dapat

bertahan hidup kurang dari 2 tahun.

d. Kemoterapi pada penderita LGK/LMK

a. Fase Kronik

Busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yag mampu menahan pasien

bebas dari gejala untuk jangka waktu yang lama. Regimen dengan bermacam obat

11

Page 12: Materi Makalah.docx

yang intensif merupakan terapi pilihan fase kronis LMK yang tidak diarahkan pada

tindakan transplantasi sumsum tulang.

b. Fase Akselerasi,

Sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respons sangat rendah.

Manfaat Kemoterapi antara lain adalah sebagai berikut:

- Pengobatan. Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan

satu jenis Kemoterapi atau  beberapa jenis Kemoterapi.

- Kontrol. Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan

Kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.

- Mengurangi Gejala. Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka

Kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul

pada penderita, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih

baik serta memperkecil ukuran Kanker pada daerah yang diserang.

Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :

- Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, danAntibiotik

Anthrasiklin obst golongan ini bekerja dengan antara lain mengikat DNA di inti

sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi.

- Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel,

yang berakibat menghambat sintesis DNA.

- Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, danTaxanes bekerja

pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.

- Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan menghambat

sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan RNA dari

sel-sel kanker tersebut.

Kemoterapi dapat diberikan dengan cara :

- Dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum beberapa kali sehari.

Keuntungan kemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah.

- Dalam bentuk suntikan atau injeksi. Bisa dilakukan di ruang praktek dokter,

rumah sakit, klinik, bahkan di rumah.

- Dalam bentuk infus. Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh

paramedis yang terlatih).

12

Page 13: Materi Makalah.docx

Pola pemberian kemoterapi :

- Kemoterapi Induksi. Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa

tumor atau jumlah sel kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar

(Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukemia atau

limfoma, disebut juga dengan pengobatan penyelamatan.

- Kemoterapi Adjuvan. Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain

seperti pembedahan atau radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel

kanker yang masih tersisa atau metastase kecil yang ada (micro metastasis).

- Kemoterapi Primer. Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor

ganas, diberikan pada kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan

dahulu sebelum pengobatan yang lain misalnya bedah atau radiasi.

- Kemoterapi Neo-Adjuvan. Diberikan mendahului/sebelum pengobatan

/tindakan yang lain seperti pembedahan atau penyinaran kemudian dilanjutkan

dengan kemoterapi lagi. Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor

yang besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna.

2. Radioterapi

Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia.

Sinar berenergi tinggi ini ditujukan terhadap limpa atau bagian lain dalam tubuh

tempat menumpuknya sel leukemia. Energi ini bisa menjadi gelombang atau partikel

seperti proton, elektron, x-ray dan sinar gamma. Pengobatan dengan cara ini dapat

diberikan jika terdapat keluhan pendesakan karena pembengkakan kelenjar getah

bening setempat.

3. Tranplantasi Sumsum Tulang

Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak

dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan oleh

dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi sumsum tulang

juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker. Pada penderita

LMK, hasil terbaik (70-80% angka keberhasilan) dicapai jika menjalani transplantasi

dalam waktu 1 tahun setelah terdiagnosis dengan donor Human Lymphocytic Antigen

(HLA) yang sesuai. Pada penderita LMA transplantasi bisa dilakukan pada penderita

yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan dan pada penderita usia muda

yang pada awalnya memberikan respon terhadap pengobatan.

13

Page 14: Materi Makalah.docx

b. Penatalaksanaan Non Medis

meminimalkan prosedur invasif untuk mengurangi infeksi

menganjurkan kepada ibu untuk memberikan makanan yang disukai anak dan tetapi

tidak bertentangan dengan indikasi

menjaga kebersihan mulut

menjelaskan tentang pentingnya nutrisi untuk kesembuhan

menganjurkan pda keluarga untuk memberikan makanan tinggi protein dan kalori

menganjurkan keluarga untuk menyediakan lingkungan yang baik

9. Pencegahan

1. Pencegahan primer yang dapat menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan

sebelum hal itu terjadi

a. Pengendalian terhadap paparan sinar radioaktif

b. Pengendalian terhadap paparan zat kimia

c. Mengurangi/berhenti merokok

d. Pemeriksaan kesehatan pranikah

2. Pencegahan sekunder untuk menghentikan perkembangan penyakit atau cedera menjadi

lebih parah

a. Diagnose dini

b. Penatalaksanaan medis

3. Pencegahan tersier membutuhkan perawatan intensif berupa paliatif care dengan tujuan

mempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat progresifitas penyakit.

Selain itu perbaikan di bidang psikologi, social, spiritual dan dukungan moral dari orang

terdekat juga diperlukan.

14

Page 15: Materi Makalah.docx

Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

A. Identitas Klien

Nama : An. D

Umur : 4 tahun

B. Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama : Anak mengeluh sering lemas, cepat cape serta

demam. Anak juga susah makan dan mengeluh sakit

dibagian perut dan sendi

Riwayat Kesehatan Sekarang : Cepat lelah, demam, susah makan dan nyeri pada perut

dan sendi

Riwayat Kesehatan Dahulu : Sejak 2 bulan yang lalu sering lemas, mudah cape dan

sering demam

Riwayat Kesehatan Keluarga : -

Riwayat Tumbuh Kembang : -

C. Pemeriksaan Fisik

BB : -

HR : -

RR : -

BP : -

Pemeriksaan Kepala Leher- Ronggamulut : -

- Konjungtiva : Pemeriksaan Integumen : -

Pemeriksaan Dada dan Thorax- Inspeksi : -

- Auskultasi: -

- Palpasi : -

- Perkusi :

-

15

Page 16: Materi Makalah.docx

Pemeriksaan abdomen : - Hepar : teraba 1-2 cm -

- Limpa : tidak teraba

D. Pemeriksaan Penunjang

Hb : 7,8

Hct : 22

Leukosit : 62.000

Eritrosit : 2,32

Trombosit : 36.000

MCV : 93,1

MCH : 30,2

MCHC : 32,4

Albumin : 4,1

Protein : 6,3

Fe Ser : 108

TiBC : 257

Sel Blast : (+)

E. Data PsikoSosial

Ibu klien menangis karena bingung, klien adalah anak satu-satunya dan sangat

diharapakan

E. Terapi/penatalaksanaan

Pernah diberikan pengobatan DBD

16

Page 17: Materi Makalah.docx

F. Analisis Data

No. Data Etiologi Masalah

1. Ds : Klien mengeluh

sering demam sejak 2

bulan yang lalu

Do : demam

Faktor resiko

Peningkatan sel blast

leukimia

sel-sel leukemik

disfungi sumsum tulang

penurunan jumlah neutrofil

neutropenia

penurunan sistem imun

Resiko tinggi infeks

Resiko tinggi infeks

2. Ds : klien mengeluh

nyeri di bagian perut

dan sendi

Do : anak tidak mau

berjalan sendiri

Faktor Resiko

Peningkatan sel blast

leukimia

sel-sel leukemik

- menumpuk di sumsum tulang

- infiltrasi ke organ limfoid

Nyeri

17

Page 18: Materi Makalah.docx

- Nyeri tulang, sendi dan perut

3. Ds : Klien mengeluh

mudah lelah dan

lemas

Do : -

Faktor Resiko

Peningkatan sel blast

leukimia

sel-sel leukemik

Peningkatan konsumsi kalori

Sel neoplastik cepat membelah

Peningkatan laju metabolisme

Kelelahan, lemas

Intoleransi Aktifitas

Intolerasi aktifitas

4. Ds : Klien susah

makan

Do : -

Faktor Resiko

Peningkatan sel blast

leukimia

sel-sel leukemik

infiltrasi ke organ-organ limfoid

hepatomegali

Resti nutrisi kurang

dari kebutuhan

18

Page 19: Materi Makalah.docx

penekanan pada saraf vagal

susah makan

Resti Nutrisi kurang dari kebutuhan

5. Ds : Ibu klien

menangis, bingung

dan tidak percaya juga

mencemaskan biaya

pengobatan

Faktor Resiko

Peningkatan sel blast

leukimia

rencana kemoterapi

Biaya mahal

Keluarga cemas ttg prognosis

penyakit anak

Kecemasan

Kecemasan

2. Diagnosa

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun ditandai oleh

demam

2. Nyeri berhubungan menumpuknya sel-sel leukemik di sumsum tulang dan

hepatomegali ditandai oleh nyeri tulang, sendi dan perut

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme ditandai

dengan cepat lelah dan lemas

4. Resti nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penekanan saraf vagal

karena hepatomegali ditandai dengan klien susah makan

5. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit anak ditandai dengan ibu

menangis dan bingung

3. Intervensi

Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional

19

Page 20: Materi Makalah.docx

Diagnosa 1 Tujuan: menurunkan

resiko terjadinya

infeksi

Kriteria hasil:

- peningkatan sistem

imun

-klien tidak demam

1. Pantau suhu dengan teliti

2. Anjurkan klien, semua

pengunjung dan staf

rumah sakit untuk

menggunakan teknik

mencuci tangan dengan

baik

3. Gunakan teknik

aseptik yang cermat

untuk semua prosedur

invasif

4. Inspeksi membran

mukosa mulut. Bersihkan

mulut dengan baik

5. Berikan antibiotik sesuai ketentuan

1. untuk mendeteksi

kemungkinan infeksi

2. untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif

3. untuk mencegah

kontaminasi

silang/menurunkan resiko

infeksi

4. rongga mulut adalah

medium yang baik untuk

pertumbuhan organisme

5. diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

Diagnosa 2 Tujuan: Rasa nyeri

dapat teratasi

Kriteria hasil:

-klien tidak merasa

nyeri

- klien sudah mau

berjalan sendiri

1. Kaji skala nyeri

2. Atur posisi pasien

3. Lakukan manajemen

nyeri

4. Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi

5. Berikan obat-obat anti

nyeri secara teratur

1. untuk mengetahui intensitas nyeri

2. memberikan kenyaman pada pasien.

3. membantu

meminimalisir nyeri

4. untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis dan waktu pemberian atau obat5. untuk memantau

masukan & keluaran, serta

mempermudah memantau

BB

20

Page 21: Materi Makalah.docx

6. untuk mencegah

kambuhnya nyeri

Diagnosa 3 Tujuan: pasien

menunjukkan

keseimbangan energi

yang adekuat

Kriteria hasil:

-pasien dapat

melakukan aktivitas

sesuai kemampuan

-istirahat dan tidur

tercukupi

1. ikuti pola istirahat

pasien, hindari

pemberian intervensi

pada saat istirahat

2. lakukan perawatan

dengan cepat, hindari

pengeluaran energi

berlebih dari pasien

3. bantu pasien memilih

kegiatan yang tidak

melelahkan

4. bantu pasien

melakukan latihan fisik

secara ringan dan

bertahap

1. membatasi penggunaan

energi & memaksimalkan

keefektifan istirahat pasien

2. meningkatkan kebutuhan

istirahat pasien dan

menghemat energi pasien

3. menghindari kegiatan

yang dapat memicu

meningkatnya beban kerja

jantung

4. meningkatkan toleransi

terhadap aktivitas

Diagnosa 4 Tujuan: kebutuhan

nutrisi tetap

tercukupi

Kriteria Hasil :

Klien sudah mau

makan

1. Dorong orang tua

untuk tetap rileks pada

saat anak makan

2. Izinkan anak memakan

semua makanan yang

dapat ditoleransi,

rencanakan untuk

memperbaiki kualitas

gizi pada saat selera

makan anak meningkat

3. Berikan makanan yang

tinggi kalori dan tinggi

protein

4. Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihanmakanan

1. jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibatlangsung dari proses

penyakit

2. untuk mempertahankan

nutrisi yang optimal

3. untuk memaksimalkan

kualitas intake nutrisi

4. untuk mendorong agar

anak mau makan

21

Page 22: Materi Makalah.docx

Diagnosa 5 Tujuan : Anak dan

keluarga tidak lagi

merasa cemas

Kriteria Hasil :

-Ibu merasa lebih

tenang

- Rasa cemas ibu

berkurang

1. Jelaskan kepada ibu

klien tentang garis besar

proses penyakit

2. Dengarkan semua

yang ibu klien rasakan

dan tenangkan

3. Membina trust dengan

ibu klien

4. beri solusi atau saran

dalam mengatasi biaya

pengobatan misalnya

dengan asuransi

1. Menambah pengetahuan ibu2. Agar ibu klien merasa lebih nyaman3. Agar ibu klien percaya untuk menceritakan apa yang dirasakannya4. Memberi jalan keluar dalam permasalahan biaya

22

Page 23: Materi Makalah.docx

Referensi

Suriadi& Rita Yulianni.2006. Asuhan Keperawatan Anak Edisi 2:SagungSeto. Jakarta.EGC

Buku Saku Dokter (Sumber : www.medicastore.com)

Corwin, Elizabeth J.2009.Patofisiologi : Buku Saku. Jakarta : EGC

Ngastiyah . 2005.Perawatan Anak Sakit.Edisi 2.Jakarta:EGC

Tambayong, Jan.2000.Patofisiologi.Jakarta.EGC

Media aeskulapius . 2000.Kapita Selekta Kedokteran. FKUI. Jakarta.

www.repository.usu.ac.id

23