bahan makalah.docx

Upload: aulia-izzatunnisa-ramadhani

Post on 08-Jan-2016

56 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGERTIAN THAHARAH (BERSUCI) DAN PEMBAGIANNYAadmin | January 1, 2012 | Thaharah | 2 Comments| 3,237 views

Ternyata masih banyak orang di kalangan kaum muslimin yang belum memahami pentingnya thaharah (bersuci). Seolah thaharah hanyalah bagian dari kurikulum pelajaran Agama Islam di sekolah, atau dalam bab Fiqih Ibadah, tapi dalam prakteknya, masih banyak yang belum mengaplikasikannya dengan benar sesuai dengan Al-Quran dan As Sunnah.Apa itu thaharah? Dan apa saja pembagian thaharah?Dalam bab ini insya Allah akan saya ulas sedikit tentang pengertian thaharah dan pembagiannya. Semoga bermanfaat. : . : Pengertian thaharahThaharah secara bahasa berarti bersih dan membebaskan diri dari kotoran dan najis. Sedangkan pengertian thaharah secara istilah (syara) adalah menghilangkan hukum hadats untuk menunaikan shalat atau (ibadah) yang selainnya yang disyaratkan di dalamnya untuk bersuci dengan air atau pengganti air, yaitu tayammum.Jadi, pengertian thaharah atau bersuci adalah mengangkat kotoran dan najis yang dapat mencegah sahnya shalat, baik najis atau kotoran yang menempel di badan, maupun yang ada pada pakaian, atau tempat ibadah seorang muslim. : : . :{ } ( :) : { } (: ). . . . . : ( ) Pembagian thaharahThaharah itu terbagi menjadi dua :1. Thaharah manawiyah atau thaharah qalbu (hati), yaitu bersuci dari syirik dan maksiat dengan cara bertauhid dan beramal sholeh, dan thaharah ini lebih penting dan lebih utama daripada thaharah badan. Karena thaharah badan tidak mungkin akan terlaksana apabila terdapat syirik. Dalilnya adalah sebagai berikut : Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (QS. At-Taubah : 28) Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan didunia dan diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (QS. Al-Maaidah: 41)Maka wajib bagi seorang muslim yang berakal untuk mensucikan dirinya dari syirik dan keraguan dengan cara ikhlas, bertauhid, dan yakin. Dan juga wajib atasnya untuk mensucikan diri dan hatinya dari kotoran-kotoran maksiat, dengki, benci, dendam, penipuan, kesombongan, ujub, riya, dan sumah.2. Thaharah hissiyah atau thaharah badan, yaitu mensucikan diri dari hadats dan najis, dan ini adalah bagian dari iman yang kedua. Allah mensyariatkan thaharah badan ini dengan wudhu dan mandi, atau pengganti keduanya yaitu tayammum (bersuci dengan debu). Penghilangan najis dan kotoran ini meliputi pembersihan pakaian, badan, dan juga tempat shalat. Dalilnya adalah sebagai berikut : Sesungguhnya kebersihan itu sebagian dari iman Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah (usaplah) kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau salah seorang dari kamu kembali dari tempat buang air (wc/kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmAt-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Maaidah: 6)Sedangkan menurut Imam Ibnu Rusyd, thaharah itu terbagi menjadi dua, yaitu :1. Thaharah dari hadats, yaitu membersihkan diri dari hadats kecil (sesuatu yang diminta -bersucinya dengan- wudhu) dan dari hadats besar (sesuatu yang diminta -bersucinya dengan mandi).2. Thaharah dari khubts atau najis, yaitu membersihkan diri, pakaian, dan tempat ibadah dari sesuatu yang najis dengan air.

"THAHARAH DALAM ISLAM

"THAHARAH DALAM ISLAMSebagai agama yang menjaga kesucian lahiriah maupun batiniah, Islam telah mengatur segala hal-hal yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dalam Islam, istilah menyucikan lahiriah ini dikenal dengan istilah thaharah. Thaharah adalah kegiatan bersuci yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam, saat melakukan hal-hal tertentu. Seperti halnya melaksanakan shalat dan tawaf.Thaharah merupakan pembahasan yang sangat penting untuk dikaji. Karena thaharah merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh seseorang, saat akan melakukan hal-hal tertentu. Oleh karena itulah, dalam makalah ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan thal-hal tersebut. Untuk menambah pemahaman kita tentang masalah thaharah, maka kami selaku pemakalah akan menguraikan hal-hal yang berikut ini, yaitu:a. Pengertian thaharahb. Dalil-dalil tentang thaharahc. Pengertian najisd. Pembagian najise. Bentuk-bentuk najisf. Tata cara bersuci dari najisg. Pengertian hadash. Macam-macam hadasi. Sebab-sebab orang berhadasj. Hal-hal yang dilarang bagi orang yang berhadask. Cara bersuci dari hadas

THAHARAHA. PENGERTIANKata thaharah bersal dari bahasa Arab yang secara bahasa artinya kebersihan atau bersuci. Thaharah menurut syariat Islam ialah suatu kegiatan bersuci dari hadas maupun najis sehingga seorang diperbolehkan untuk mengerjakan suatu ibadah yang dituntut harus dalam keadaan suci seperti shalat. Kegiatan bersuci dari najis meliputi bersuci pakaian dan tempat.[footnoteRef:2][1] Sedangkan bersuci dari hadas dapat dilakukan dengan cara berwudhu, mandi dan tayammum serta mandi. [2: ]

B. DALIL-DALIL TENTANG THAHARAH

Artinya:Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri. (QS. Al-Baqarah: 222)

Artinya:Allah tidak akan menerima shalat yang tidak dengan bersuci. (HR. Muslim)

Sebagaiman telah dijelaskan sebelumnya bahwa, thaharah merupakan kegiatan bersuci dari najis maupun hadas.untuk mengetahui mana yang dimaksud dengan najis dan mana yang dimaksud dengan hadas. Maka dari itu, di bawah ini akan dibahas mengenai najis dan hadas.

C. ALAT-ALAT UNTUK BERSUCI1. Air, dasar penggunaan air untuk bersuci dari najis adalah pernyataan Rasulullah berikut ini: Artinya: Air itu tidaklah menyebabkan najisnya sesuatu, kecuali jik berubah rasanya, warnanya atau baunya.(HR. Ibn Majjah dan Baihaqi)[footnoteRef:3][2] [3: ]

Dalam kajian ilmu fikih, dikenal tiga macam air, yaitu sebagai berikut.a. Air MutlakAir mutlak ialah air yang suci dan dapat digunakan untuk bersuci serta untuk mencuci. Seperti untuk berwudhu, mandi, dan membersihkan najis.Contoh airnya adalah seperti air hujan, air salju atau es atau embun, air laut dan begitu juga dengan air zamzam. Air hujanSebagaimana firman Allah: Artinya: Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengannya. (QS. Al-Anfal:11) Air laut, sebagaimana Sabda Rasulullah: Artinya: Laut itu airnya suci, bangkainya pun halal.( HR.al-Khamsah) Air zamzamHadis yang diriwayatkan oleh Ali r.a: . . Artinya:Bahwasanya Rasulullah saw meminta dimbilkan satu ember zamzam, kemudian beliau minum dan berwudhu dengan air zamzam tersebut.(HR.Ahmad)b. Air mustamalAir mustamal ini adalah air sisa yang mengenai badan manusia karena telah digunakan untuk wudhu atau mandi. Air mustamal disini maksudnya bukanlah air yang sengaja ditampung dari bekas mandi atau wudhu. Tetapi adalah percikan air wudhu atau air mandian yang bercampur dengan air dalam bejana atau bak.Dalam berbagai ungkapan hadis, air mustamal tidaklah najis, sehingga penggnaannya adalah sah.Seperti hadis riwayat Maimunah berikut ini: Artinya:Kami mandi jinabah bersama Rasulullah saw dari satu tmpat air yag sama. (HR. Tarmidzi)c. Air yang tercampur dengan benda suci atau bukan najisAir yang bercampur dengan benda suci statusnya akan tetap suci selama kemutlakannya terjaga, yaitu tidak berubah bau, warna, atau rasanya. Misalnya ketika air itu bercampur dengan daun bidara, ai sabun, air kapur dan juga seperti lebah, semut dan lain-lain.2. Debu yang suciKetika seseorang ingin bersuci (dalam artian bersuci dari hadas), dan dia tidak menemukan air untuk itu, maka di berikan kemudahan untuk masalah itu. Yaitu dengan bersuci dengan debu, yang disebut dengan istilah bertayammum.3. Benda-benda yang dapat menyerap kotoran, seperti batu, tisu, kayu dan semacamnya. Dalam hal ini, dikhususkan untuk menghilangkan najis, seperti untuk beristinja.

NAJIS

A. PENGERTIAN NAJIS Najis menurut bahasa adalah apa saja yang kotor. Sedangkan menurut syara berrarti kotoran yang mengakibatkan shalat tidak sah, seperti darah dan kencing.

B. PEMBAGIAN NAJIS Secara wujud najisnya, najis dibagi kedalm dua macam[footnoteRef:4][3], yaitu najis ainiyah dan najis hukmiyah. [4: ]

a. Najis Ainiyah adalah semua najis yang berwujud atau dapat dilihat melalui mata atau mempunyai sifat yang nyata, seperti warna atau baunya. Contohnya adalah seperti kotoran, kencing dan darah.b. Najis Hukmiyah adalah semua najis yang telah kering dan bekasnya sudah tidak ada lagi serta sudah hilang antara warna dan baunya. Contohnya adalah kencing yang mengenai baju yang kemudian kering sedang bekasnya tidak nampak.

Sedangkan secara timbangan berat ringannya[footnoteRef:5][4], najis dibagi kedalam tiga golongan, yaitu najis mughallazah, mukhaffafah, dan mutawassithah. [5: ]

a. Najis Mughallazah adalah adalah najis yang tergolong berat. Najis ini disebut sebagai najis yang berat karena cara menyucikannya tidak semudah najis-najis yang lain. yang termasuk kedalam najis ini adalah anjing dan babi. Adapun cara untuk menyucikan najis ini adalah dengan disamak. Cara penyamakannya dalah dengan membasuh najis tersenut dengan air sebanyak tujuh kali dan salah satu air itu dicampur dengan lumpur, baik najis itu bersifat ainiyah maupun hukmiyah, baik berada pada tubuh, pakaian maupun tempat shalat.

b. Najis Mukhaffafah adalah najis yang ringan. Kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun selain susu dan umurnya belum sampai dua tahun. Adapun cara untuk menyucikan najis ini adalah dengan diperciki air sampai merata, baik najis itu bersifat ainiyah maupun hukmiyah, baik berada pada tubuh, pakaian maupun tempat shalat.

c. Najis Mutawassithah adalah najis yang sedang atau pertengahan antara kedua najis sebelumnya. Yaitu najis selain anjing dan babi atau najis selain kencin bayi laki-laki yang belum makan apapun selain susu. Yaitu seperti kencing manusia, tahi, binatang dan darah.Adapun cara untuk menyucikannya adalah dengan megalirinya air sehingga dapat menghilagkan bekasnya dan hilang pula seifa-sifatnya, seperti warna, rasa maupun baunya, baik najis itu bersifat ainiyah maupun hukmiyah, baik berada pada tubuh, pakaian maupun tempat shalat.

C. BENTUK-BENTUK NAJIS Bersuci dari najis merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang sudah baligh. Anak kecil, baik laki-laki maupun perempuan perlu dilatih melakukan hal tersebut. Setelah menginjak usia tujuh tahun, ia harus disuruh untuk bersuci. Dan pada usia sepuluh tahun, ia harus dipukul jika menolak perintah tersebut.Diantara najis yang harus disucikan adalah sebagai berikut[footnoteRef:6][5]. [6: ]

1. Babi, termasuk didalamnya daging, tulang, rambut dan kulitnya, hal ini didasarkan pada firman Allah ....atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu adala kotor.(QS. Al-Anam:145)2. Kencing manusia, baik itu masih bayi maupun sudah dewasa, laki-laki ataupun perempuan. Hal tersebut didasrkan pada hadis nabi saw yang menyebutkan, Ada seorang badui kencing di Mesjid Nabi, saat lantainya masih berupa pasir dan batu kerikil. Nabi pun melarang tindakan itu. Kemudian beliau menyuruh seseorang untuk membawakan seember air dan menyiramkannya.(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Kotoran manusia. Hal itu sebagaimana sabda Nabi, Jika salah seorang diantara kamu pergi untuk buang air besar, hendaklah ia membawa tiga batu untuk bersuci dengannya, karena ketiganya sudah cukup memadai baginya.(HR Abu Dawud, Ahmad, Nasai dan Darimi).4. Darah Haid. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah Apabila pakaian dari salah seorang diantara kalian terkena darah haid, hendaklah ia menggosoknya, lalu menyiramnya dengan air, untuk kemudian shalat dengannya.(HR. Bukhari dan Muslim)5. Darah nifas, dalam hal ini darah nifas disamakan dengan darah haid.6. Air liur dan keringat anjing. Hal itu seduah dijelaskan beliau melalui sabdanya, Sucinya bejana adalah salah seorang diantara kalian jika dijilat oleh seekor anjing adalah dengan mencucinya tujuh kali dan yang pertama kali adalah dengan tanah.(HR. Muslim).7. Kencing dan kotoran binatang atau burung yang tidak boleh dimakan dagingnya. Misalnya srigala, burung yang memiliki cakar, dan keledai.8. Madzi, yaitu cairan yang berwarna putih yang keluar dari saluran air kencing saat seseorang terangsang. Sabda Rasulullah, Mengenai keluarnya madzi, ada keharusan wudhu. (Mutafaqqun alaihi).9. Wadi, yaitu cairan berwarna putih yang keluar setelah kencing karena suatu penyakit, kedinginan atau karena sebab lainnya.10. Sisa atau bekas makan dan minum babi dan anjing. Sisa makanan dan minuman hewan ini najis, karena air liurnya bercampur dengan makanan dan minumannya tersebut.11. Daging bangkai, yaitu daging semua binatang yang hidup di darat, yang kalau mati darahnya tetap mengalir. Sementara binatang yang hidup di dalam air, sperti ikan dengan berbagai macamnya, jika mati hukunya tidak najis. Adapun binatang yang tidak punya darah mengalir, seperti lalat, semut, nyamuk dan jangkrik, jika mati tidak merupakan najis.12. Darah binatang yang disembelih dan darah yang mengalir deras dari tubuh manusia ataupun binatang.13. Bagian tubuh ternak yang dipotong saat maih hidup.. Rasulullah saw bersabda:

Artinya:Bangian apapun yang dipotong dari binatang yang masih hidup, adalah bangkai. (HR, Abu Dawud dan Tirmidzi)

D. TATA CARA BERSUCI DARI NAJISKaidah umum yang berlaku dalam bersuci dari najis ialah menghilangkan najis sampai bersih, tanpa sisa, baik bentuk, rasa, warna maupun baunya. Tetapi, jika ada salah satu najis yang sulit untuk dihilangkan, maka diberikan keringanan untuk itu. Misalnya, darah yang sulit dihilangkan warnanya.[footnoteRef:7][6] [7: ]

Apabila kita menyiramkan air ketanah atau lantai yang terkena najis, lalu bekasnya hilang, maka hukumnya sudah suci. Demikian itulah ketentuan yang berlaku, kecuali lidah anjing yang menjilat bejana. Untuk menyucikan bejana tersebut harus dibasuh tujuh kali yang salah satunya dengan pasir. Bahkan untuk kehati-hatian, sebaiknya seluruh tahapan dilakukan dengan menggunakan pasir.

Untuk menyucikan khuf, sepatu atau sandal yang terkena najis, cukup dengan menggosok-gosokkannnya ke tanah sampai bekasnya hilang. Bersuci dari najis setelah buang air kecil ataupun besar, cukup dengan menggunakan beberapa buah batu yang dapat membersihkan bagian yang terkena najis. Namun demikian, akan lebih baik jika menggunakan air. Dan yang akan lebih baik lagi jika menggunakan air setelah beberapa buah batu, dari pada hanya menggunakan air atau batu saja.Jika tanah yang trerkena najis menjadi kering oleh sinar matahari, atau oleh hembusan angin yang bisa menghilangkan bekas najisnya, maka hukumnya suci. Dan untuk menyucikan kencing bayi laki-laki yang hanya menyusu, cukup dengan menyiramkan air secara merata pada bagian yang terkena. Adapun pakaian yang terkena air kencing bayi perempuan, harus dicuci seperti kalau mencuci air kencing orang dewasa.

a. Cara membersihkan najis Istinja dan IstijmarIstinja dapat dilakukan untuk membersihkan segala hal yang keluar dari kubul dan dubur dengan menggunakan air. Dan Istijmar dapat dilakukan dengan benda-benda kering yang punya daya serap, seperti batu atau benda-benda lainnya.

Menggosok dan menyiramJika najis itu berupa kotoran , darah atau darah yang mengenai badan, pakaian atau tempat, maka cara membersihkannya adalah dengan digosok kemudian disiram dengan air, sekali atau beberapa kali. Sampai hilang bau atau rasa dan warnanya.HADASA. PENGERTIAN Hadas secara etimologi ialah seseorang yang tengah berhadas, Sedangkan secara terminologi ialah sesuatu yang mengkotori aggota tubuh yang bisa mencegah sahnya solat.seperti orang yang junub, haid, nifas dan lain-lain.[footnoteRef:8][7] [8: ]

B. MACAM-MACAM HADAS Hadas kecil Hadas kecil ialah bila seseorang dalam keadaan bernajis disebabkan buang hajat selama belum beristinjak, maka ia tetap dalam keadaan berhadas kecil. Hadas besarHadas besar ialah seseorang dalam keadaan bernajis yang mewajibkan ia mandi sesudah berhadas besar itu, baru dinamakan ia suci dari hadas besar.[footnoteRef:9][8] [9: ]

C. SEBAB-SEBAB ORANG BERHADAS1. Karena bersenggama (bersetubuh suami istri) biar keluar mani atau tidak, maka wajib mandi.Firman Allah swt. Dalam surat Al-Maidah ayat 6: Artinya:Jika kamu junub (bersutubuh) maka hendaklah kamu mandi.2. Keluar mani baik karena bersutubuh atau tidak seperti bermimpi dan sebagainya, maka wajib mandi. 3. Sebab buang kotoran (haid). Sabda Rasululloh saw. Yang artinya sebagai berikut: Dari Aisyah r.a. berkata: telah bersabda Rasululloh saw. Kepada Fatimah binti Hubaisyi, katanya: Bila datang haidh maka tinggalkanlah shalat (sembahyang) dan bila telah habis maka mandilah Anda. Hadits riwayat Bukhari4. Karena nifas (darah yang keluar sesudah melahirkan), bila darah nifas itu telah berhenti, maka diwajibkan mandi.

C. HAL-HAL YANG DILARANG BAGI YANG BERHADASHadas kecil :a. Mengerjakan shalat wajib ataupun shalat sunat. Sabda Rasulullah saw. yang artinya: Allah tidak menerima shalat salah seorang kamu bila berhada,sehingga ia berwudu. (Hadits riwayat Bukhari)b. Melakukan thawaf di kabah, baik thawaf wajb ataupun thawaf sunat. Dari Aisyah r.a. bahwasanya Nabi saw. Ketika sampai di makkah , pekerjan yang mula-mula dikerakannya ialah berwudu sesudah itu beliau melakukan thawaf. ( Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Hadas besarSeseorang yang berhadas besar karena bersutubuh atau bagi wanita karena haidh atau nifas,[footnoteRef:10][9] dilarang mengerjakan: [10: ]

a. Shalat (sembahyang) baik wajib maupun sunat. b. Thawaf di kabah, baik fardhu ataupun sunatc. Menyentuh/memegang dan membaca Al-Quran d. Diam/berhenti didalam mesjid.Sabda Rasulullah saw. yang artinya :Aku tidak menghalalkan mesjid bagi orang haidh, nifas dan junub. Hadits riwayat Abu Daude. Berpuasa baik puasa wajib maupun sunat. f. Mencerai (menthalaq) isteri yang haidh atau nifas Dari Ibnu Umar r.a. bahwa ia pernah menceraikan isterinya yang sedang dalam haidh , maka Umar bertanya kepada Rasulullah saw. maka Nabi menyuruh Ibnu Umar agar kembali kepada isterinya, nantikn sampai I suci dari haidnya, kemudian jika dikehendakinya boleh di tahannya , tapi bila hendak di cerai juga boleh di lakukan sebelum ia di campuri. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim

Cara bersuci dari hadas Berdasarkan jenis-jenis hadas yang telah diketahui sebelumnya, ada yang disebut hadas kecil dan ada yang disebut sebagai hadas besar. Perbedaan jenis hadas ini juga berlaku bagi perbedaan cara menyucikannya.

a. Cara bersuci dari hadas kecil Wudhu Wudhu adalah cara untuk bersuci dari hadas kecil agar seseorang bisa melaksanakan shalat. Rasulullah saw bersabda:

Artinya: Allah tidak akan menerima shalat orang yang masih berhadas sehingga ia berwudhu.(HR. Bukhari, muslim dan lainnya)[footnoteRef:11][10] [11: ]

Cara berwudhu telah digambarkan oleh allah di dalam al-Quran, yaitu:Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka basulah wajah dan tangan kalian sampai siku, dan usaplah kepala kalian dan basulah kaki kalian sampai kedua mata kaki. (QS. Al-Maidah:6)

Tayammum

Allah berfirman: Jika kalian sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan lalu kalian tidak memperoleh air, mak bertayammumlah denagn tanah yang baik, sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. (QS.al-Maidah: 6)Para ulama berselisih pendapat, apakah tayammum itu kemurhan atau azimah ( keadaan terdesak)? Sebagian ulama fikih mengatakan, Ketika tidakada air, tayammum itu azimah. Tetapi demi uzur, tayammum adalah kemurahan.[footnoteRef:12][11] [12: ]

b. Cara bersuci dari hadas besarApabila seseorang sedang berhadas besar, maka yang wajib ia lakukan adalh mandi wajib. Agar ia kembali suci seperti semula dan dapat melakukan ibadah yang ditntut harus dalam keadaan suci, seperti shalat.Cara mandi wajib yang paling sederhana, atau hanya melakukan hal yang wajib saja, maka ada dua hal yang dilakukan. Pertama, niat. Dan kemudian mengguyur sekujur tubuh dengan air yang suci dan menyucikan secara merata.

http://arrialiansyah.blogspot.com/2012/09/thaharah-dalam-islam.html

MAKALAH FIQIH TENTANG (THAHARAH) ) BERSUCI 2 I. PENGERTIAN THAHARAH

Thaharah berarti bersih ( nadlafah ), suci ( nazahah ) terbebas ( khulus ) dari kotoran ( danas ). Seperti tersebut dalam surat Al- Araf ayat 82 Yang artinya : sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri . Dan pada surat al- baqorah ayat 222: Yang artinya : sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri .Menurut syara thaharah itu adalah mengangkat ( menghilangkan ) penghalang yang timbul dari hadats dan najis. Ddengan demikian thaharah syara terbagi menjadi dua yaitu thaharah dari hadats dan thaharah dari najis.

II. THAHARAH DARI HADATS

Thaharah dari hadats ada tiga macam yaitu wudhu, mandi, dan tayammum. Alat yang digunakan untuk bersuci adalah air mutlak untuk wudhu dan mandi, tanah yang suci untuk tayammum. A.WUDHUMenurut lughat ( bahasa ), adalah perbuatan menggunakan air pada anggota tubuh tertentu. Dalam istilah syara wudhu adalah perbuatan tertentu yang dimulai dengan niat. Mula-mula wudhu itu diwajibkan setiap kali hendak melakukan sholat tetapi kemudian kewajiban itu dikaitkan dengan keadaan berhadats. Dalil-dalil wajib wudhu:

1. ayat Al-Qur'an surat al-maidah ayat 6 yang artinya Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melakukan sholat , maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan ( basuh ) kaimu sampai dengan ke dua mata kaki 2. Hadits Rasul SAW

Yang artinya Allah tidak menerima shalat seseorang kamu bila Ia berhadats, sampai Ia berwudhu ( HR Baihaqi, Abu Daud, dan Tirmizi ) Fardhu wudhu yaitu : 1. niat 4. menyapu kepala 2. membasuh muka 5. membasuh kaki3. membasuh tangan 6. tertib Sunat wudhu yaitu : 1. membaca basmalah pada awalnya 2. membasuh ke dua telapak tangan sampai ke pergelangan sebanyak tiga kali, sebelum berkumur-kumur., walaupun diyakininya tangannya itu bersih3. madmanah, yakni berkumur-kumur memasukan air ke mulut sambil mengguncangkannya lalu membuangnya. 4. istinsyaq, ykni memasukan air ke hidung kemudian membuangnya 5. meraatakan sapuan keseluruh lepala 6. menyapu kedua telinga 7. menyela-nyela janggut dengan jari 8. mendahulukan yang kana atas yang kiri 9. melakukan perbuatan bersuci itu tiga kali- tiga kali 10. muwalah, yakni melakukan perbuatan tersebut secara beruntun 11. menghadap kiblat 12. mengosok-gosok anggota wudhu khususnya bagian tumit 13. menggunakan air dengan hemat.Terdapat tiga pendapat mengenai kumur kumur dan menghisap air di dalam wudhu yaitu : 1. kedua perbuatan itu hukumnya sunah. Ini merupakan pendapat Imam Malik, asy- SyafiI dan Abu hanifah.2. keduanya fardhu , di dalam wudhu. Dan ini perkataan Ibnu abu Laila dan kelompoka murid Abu Daud 3. menghisap air adalah fardhu, dan berkumur-kumur adalah sunah. Ini adalah pendapat Abu Tsaur, aabu Ubadah dan sekelompok ahli Zahir. Dalam wudhu terdapat niat. Ada beberapa pendapat mengenainya. Sebagian Ulama amshar berpendapat bahwa niat itu menjadi syarat sahnya wudhu , mereka adlah Ima as- syafiI, Malik, Ahmad, Abu Tsaur, dan Daud. Sedang Fuqoha lainnya berpendapat bahwa niat tidak menjadi syarat ( sahnya wudhu ). Mereka adalah abu Hanifah, dan Ats- sauri. Perbedaan mereka karena , perbedaan pandangan mengenai wudhu itu sendiri. Yang memang bukan ibadah murni seperti sholat. Hal ini dilakukan demi mendekatkan diri kepada Allah SWT.Hal- hal yang mebatalkan wudhu : 1. Keluar sesuatu dari qubul atau dubur, berupa apapun , benda padat atau cair, angin. Terkecuali maninya sendiri baik yang biasa maupun tidak, keluar sendirinya atau keluar daripadanya. Dalil yang berkenaan dengan hal in yaitu surat Al- Maidah ayat 6 yang artinya atau keluar dari tempat buang air ( kakus ) 2. Tidur, kecuali duduk dalam keadaan mantap. Tidur merupakan kegiatan yang tidak kita sadari, maka lebih baik berwudhu lagi karena dikhawatirkan pada saat tidur ( biasanya ) dari duburnya akan keluar sesuatu tanpa ia sadari. 3. Hilang akal, dengan sebab gila, mabuk, atau lainnya. Batalnya wudhu dengan hilangnya akal adalah berdasarkan qiyas kepada tidur, degan kehilangan kesadaran sebagai persamaannya.4. Bersentuh kulit laki-laki dan perempuan .Firman Allah dalam surat An- nisa ayat 43 yanga artinya atau kamu telah menyentuh perempuan .. . Hal tersebut diatasi pada sentuhan : Antara kulit dengan kulit Laki- laki dan perempuan yang telah mencapai usia syahwat Diantara mereka tidk ada hubungan mahram Sentuhan langsung tanpa alas atau penghalang 5. Menyentuh kemaluan manusia dengan perut telapak tangan tanpa alas.

B. MANDI ( AL GHUSL )

Menurut lughat, mandi di sebut al- ghasl atau al- ghusl yang berarti mengalirnya air pada sesuatu. Sedangkan di dalam syara ialah mengalirnya air keseluruh tubuh disertai dengan niat. Fardhu yang mesti dilakukan ketika mandi yaitu : 1. Niat. Niat tersebut harus pula di lakukan serentak dengan basuhan pertama. Niat dianggap sah dengan berniat untuk mengangkat hadats besar, hadats , janabah, haidh, nifas, atau hadats lainnya dari seluruh tubuhnya, untuk membolehkannya shalat.2. Menyampaikan air keseluruh tubuh, meliputi rambut, dan permukaan kulit. Dlam hal membasuh rambut, air harus sampai kebagian dlam rambut yang tebal. Sanggul atau gulungan rambut wajib dibuka. Akan tetapi rambut yang menggumpal tidak wajib di basuh bagian dalamnya.Untuk kesempurnaan mandi, di sunatkan pula mengerjakan hal-hal berikut ini:1. membaca basmalah2. membasuh tangan sebelum memasukannya ke dalam bejan 3. bewudhu dengan sempurna sebelum memulai mandi 4. menggosok seluruh tubuh yang terjangkau oleh tangannya 5. muwalah 6. mendahulukan menyiram bagian kanan dari tubuh7. menyiram dan mengosok badan sebanyak- banyaknya tiga kaliSebab sebab yang mewajibkannya mandi : 1. mandi karena bersenggama 2. keluar mani3. mati, kecuali mati sahid 4. haidh dan nifas5. waladah ( melahirkan ). Perempuan diwajibkan mandi setelah melahirkan, walaupun anak yang di lahirkannya itu belum sempurna. Misalnya masih merupakan darah beku ( alaqah ), atau segumpal daging ( mudghah ).

C. TAYAMMUM

Tayammum menurut lughat yaitu menyengaja. Menurut istilah syara yaitu menyampaikan tanah ke wajah dan tangan dengan beberapa syarat dan ketentuan .Macam thaharah yang boleh di ganti dengan tayamumm yaitu bagi orang yang junub. Hal ini terdapat dalam surat al- maidah ayat 6 , yang artinya dan jika kamu junubmaka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air ( kakus ) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik ( bersih ) . Tayammum itu dibenarkan apabila terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut :1. ada uzur, sehingga tidak dapat menggunakan air. Uzur mengunakan air itu terjadi dikarenakan sedang dalam perjalanan ( safir ), sakit, hajat. Ada beberapa kriteria musafir yang diperkenankan bertayammum, yaitu : a. Ia yakin bahwa disekitar tempatnya itu benar-benar tidak ada air maka ia boleh langsungbertayammum tanpa harus mencari air lebih dulu. b. Ia tidak yakin, tetapi ia menduga disana mungkin ada air tetapi mungkin juga tidak. Pada keadaan demikian ia wajib lebih dulu mencari air di tempat- tempat yang dianggapnya mungkin terdapat air. c. Ia yakin ada air di sekitar tempatnya itu. Tetapi menimbang situasi pada saat itu tempatnya jauh dan dikhawatirkan waktu shalat akan habis dan banyaknya musafir yang berdesakan mengambil air, maka ia diperbolehkan bertayammum.2. Masuk waktu shalat 3. Mencari air setelah masuk waktu shalat, dengan mempertimbangkan pembahasan no I 4. Tidak dapat menggunakan air dikarenakan uzur syari seperti takut akan pencuri atau ketinggalan rombongan5. Tanah yang murni ( khalis ) dan suci. Tayammum hanya sah dengan menggunakan turab , tanah yang suci dan berdebu. Bahan-bahan lainnya seperti semen, batu, belerang, atau tanah yang bercampur dengannya, tidak sah dipergunakan untuk bertayammum. Rukun tayammum, yaitu : 1. niat istibahah ( membolehkan ) shalat atau ibadah lain yang memerlukan thaharah, seperti thawaf, sujud tilawah, dan lain sebagainya. Dalil wajibnya niat disini ialah Hadits yang juga dikemukakan sebagai dalil niat pada wudhu. Niat ini serentak dengan pekerjaan pertama tayammum, yaitu ketika memindahkan tanah ke wajah. 2. menyapu wajah. Sesuai firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 43 yang artinya sapulah mukamu dan tanganmu, sesungguhnya Allah mahapemaaf lagi maha pengampun .3. menyapu kedua tangan. Fuqoha berselisih pendpat mengenai batasan tangan yang diperintahkan Allah untuk disapu. Hal seperti tersebut terdapat dalam al- quran surat al- Midah ayat 6 yang artinya sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu .. . berangkat dari ayat tersebut lahirlah pendapat berikut ini : a. berpendirian bahwa batasan yang wajib untuk melakukan tayammum adalah sama dengan wudhu , yakni sampai dengan siku-siku ( madzhab maliki )b. bahwa yang wajib adalah menyapu telapak tangan ( ahli zahir dan ahli Hadits ) c. berpendirian bahwa yang wajib hanyalah menyapu sampai siku-siku ( imam malik)d. berpendirian bahwa yang wajib adalah menyapu sampai bahu. Pendapat yan asing ini diriwayatkan oleh Az- Zuhri dan Muhammad bin Maslamah .4. tertib , yakni mendahulukan wajah daripada tangan .Hal-hal yang sunat dikerjakan pada waktu tayammum yaitu : 1. membaca basmalah pada awalnya 2. mamulai sapuan dari bagian atas wajah 3. menipiskan debu di telapak tangan sebelum menyapukannya 4. meregangkan jari-jari ketika menepukannya pertama kali ke tanah 5. mandahulukan tangan kanan dari tangan kiri 6. menyela nyela jari setelah menyapu kedua tangan 7. tidak mengangakat tangan dari anggota yang sedang disapu sebelum selesai menyapunya 8. muwalah. Hal hal yang membatalkan tayammum , yaitu semua yang membatalkan wudhu , melihat air sebelum melakukan sholat , murtad.

III. THAHARAH DARI NAJIS

Benda-benda yang termasuk najis ialah kencing, tahi, muntah, darah, mani hewan, nanah, cairan luka yang membusuk, ( ma al- quruh ), alaqah, bangkai , anjing, babi ,dan anak keduanya, susu binaang yang tidak halal diamakan kecuali manusia, cairan kemaluan wanita.Jumhur fuqaha juga berpendapat bahwa khamr adalah najis, meski dalam masalah ini banyak sekali perbedaan pendapat dilingkungan ahli Hadits.Berbagai tempat yang harus dibersihkan lantaran najis, ada tiga tempat, yaitu : tubuh, pakaian dan masjid. Kewajiban membersihkan pakaian didasarkan pada firman Allah pada surat al- Mudatsir ayat 4. Benda yang dipakai untuk membersihkan najis yaitu air. Umat Islam sudah mengambil kesepakatan bahwa air suci yang mensucikan bisa dipakai untuk membersihkan najis untuk ketiga tempat tersebut. Pendapat lainnya menyatakan bahwa najis tidk bisa dibersihkan (dihilangkan ) kecuali dengan air. Selain itu bisa dngan batu, sesuai dengan kesepakatan ( imam malik dan asy- syafiI ).Para ulama mengambil kata sepakat bahwa cara membersiohkan najis adlah dengan membasuh ( menyiram ), menyapu, mencipratkan air. Perihal menyipratkan air, ebagin fuqaha hanya mangkhususkan untuk membersihkan kencing bayi yan belum menerima tambahan makanan apapun. Cara membersihkan badan yang bernajis karena jilatan anjing adalah dengan membasuhnya dengan air sebanyak tujuh kali, salah satu diantaranya dicampur dengan tanah. Hal ini berdasarkan Hadits Rasul SAW, yang artinya menyucikan bejana seseorang kamu, apabila anjing minum di dalam bejana itu , ialah dengan membasuhnya tujuh kali , yang pertama diantaranya dengan tanah.http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-fiqih-tentang-thaharah-bersuci_09.htmlIslam mensyariatkan bersuci, karena memuat banyak hikmat, yang kami sebutkan di sini di antaranya:1. Bahwa Thaharah itu termasuk tuntutan fitrah. Karena manusia dengan fitrahnya cenderung kepada kebersihan, dan dengan tabiatnya membenci kotoran dan hal-hl yang menjijikkan. Dan oleh karena islam itu agama fitrah, maka wajarlah bila ia menyuruh bersuci dan menjaga kebersihan.2. Memelihara kehormatan dan harga diri orang Islam. Karena, manusia dengan tabiatnya cenderung kepada yang bersih, suka berhimpun di sekelilingnya dan duduk bersamanya, dan tidak menyukai yang kotor, bahkan menghinanya, membencinya, dan tidak suka duduk bersamanya. Dan oleh karena Islam sangat menginginkan, agar orang yang beriman menjadi manusia terhormat dan punya harga diri, maka disuruhnya ia menjadi orang yang bersih, agar menjadi orang yang terhormat dan mulai di tengah kawan-kawannya.3. Memelihara kesehatan. Karena, kebersihan itu merupakan jalan paling utama yang dapat memelihara manusia dari berbagai macam penyakit. Karena, penyakit-penyakit itu lebih sering tersebar di kalangan masyarakat, disebabkan oleh kotoran. Membersihkan tubuh, membasuh wajah, kedua tangan, hidung dan kedua kaki yang merupakan anggota-anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan kotoran berkali-kali dalam sehari, akan membuat tubuh terpelihara dari berbagai macam penyakit.4. Berdiri di hadapan Allah dalam keadaan suci bersih. Karena manusia dalam shalatnya, berbiacar dan berbisik kepada Tuhannya. Oleh karena itu, sepatutunya dia menghadap dalam keadaan suci lahir dan batinnya, dan bersih hati dan tubuhnya. Karena Allah Taala menyukai orang-orang yang gemar bertaubat dan menyukai orang-orang yang bersuci. http://islamiwiki.blogspot.com/2012/05/hikmah-disyariatkannya-thaharahbersuci.htmlPetunjuk Sunnah dan Adab Sehari-hariHikmah Thaharah Thaharah termasuk tuntunan fitrah. Fitrah manusia cenderung kepada kebersihan dan membenci kotoran serta hal-hal yang menjijikkan. Memelihara kehormatan dan harga diri. Karena manusia suka berhimpun dan duduk bersama. Islam sangat menginginkan, agar orang muslim menjadi manusa terhormat dan punya harga diri di tengah kawan-kawannya Memelihara kesehatan. Kebersihan merupakan jalan utama yang memelihara manusia dari berbagai penyakit, karena penyakit lebih sering tersebar disebabkan oleh kotoran. Dan membersihkan tubuh, membasuh wajah, kedua tangan, hidung dan keudua kaki sebagai anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan kotoran akan membuat tubuh terpelihara dari berbagai penyakit Beribadah kepada Allah dalam keadaan suci. Allah menyukai orang-orang yang gemar bertaubat dan orang-orang yang bersuci.http://sunnah24jam.wordpress.com/1-bab-thaharah-bersuci/hikmah-thaharah/BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangIslam menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan badani selain rohani. Kebersihan badani tercermin dengan bagaimana umat muslim selalu bersuci sebelum mereka melakukan ibadah menghadap Allah SWT. Pada hakikatnya tujuan bersuci adalah agar umat muslim terhindari dari kotoran atau debu yang menempel di badan sehingga secara sadar atau tidak sengaja membatalkan rangkaian ibadah kita kepada Allah SWT.

Namun, yang terjadi sekarang adalah, banyak umat muslim hanya tahu saja bahwa bersuci itu sebatas membasuh badan dengan air tanpa mengamalkan rukun-rukun bersuci lainnya sesuai syariat Islam. Bersuci atau istilah dalam istilah Islam yaitu Thaharah mempunyai makna yang luas tidak hanya berwudhu saja. Pengertian thaharah adalah mensucikan diri, pakaian, dan tempat sholat dari hadas dan najis menurut syariat islam. Bersuci dari hadas dan najis adalah syarat syahnya seorang muslim dalam mengerjakan ibadah tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut sebenarnya banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dari fungsi thaharah. Taharah sebagai bukti bahwa Islam amat mementingkan kebersihan dan kesucianBerdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis bermaksud untuk memaparkan penjelasan lebih rinci tentang thaharah, menjelaskan bagaimana fungsi thaharah dalam menjalan ibadah kepada Allah, serta menjelaskan manfaat thaharah yang dapat umat muslim peroleh. Dengan demikian umat muslim akan lebih tahu makna bersuci dan mulai mengamalkannya untuk peningkatan kualitas ibadah yang lebih baik.B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian thaharah secara bahasa dan istilah?2. Apa saja syarat wajib melakukan thaharah?3. Apa saja sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah?4. Apa saja macam-macam bentuk thaharah?5. Apa pengertian hadas dan najis dan cara mensucikannya?6. Bagaimana fungsi thaharah dalam kehidupan sehari-hari?7. Apa manfaat yang diperoleh dari melakukan thaharah?8. C. TujuanMakalah yang berjudul Thaharah, Fungsi dan Manfaatnya ini kami susun sebagai :1. Sarana berbagi ilmu pengetahuan tentang islam khususmya mengenai ilmu thaharah secara lebih jelas dan rinci.2. Sarana dakwah karena saling mengingatkan pentingnya mempelajari ilmu thaharah sebagai syarat suci dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.3. Menyiarkan bahwa mempelajari ilmu thaharah itu adalah suatu keharusan dan kebutuhan bagi umat islam, karena di dalamnya terdapat berbagai syari yang wajib diketahui dan diamalkan oleh seorang muslim.D. Ruang LingkupDalam makalah ini sebagian besar berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan apa itu thaharah secara lengkap dan dijelaskan secara lebih rinci dan jelas. Mulai dari pengertian, syarat wajib melakukan thaharah, sarana untuk melakukan thaharah, mengenal macam macam bentuk thaharah, kemudian pengertian hadist dan najis dan bagaimana cara mensucikannya serta penerapan kedua ilmu tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, dari berbagai sub-judul yang ada, dijelaskan mengenai pembahasan yang jelas agar mudah dipahami dan sesuai dengan materi yang ada. Dalam makalah ini juga terdapat firman-firman Allah SWT yang mendukung penjelasan yang ada, dan firman-firman Allah SWT tersebut juga menjadi pedoman atau landasan dalam penjelasan dalam makalah ini.

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGAllah itu bersih dan suci. Untuk menemuinya, manusia harus terlebih dahulu bersuci atau disucikan. Allah mencintai sesuatu yang bersih dan suci. Dalam hukum Islam bersuci dan segala seluk beluknya adalah termasuk bagian ilmu dan amalan yang penting terutama karena diantaranya syarat-syarat sholat telah ditetapkan bahwa seseorang yang akan melaksanakan sholat, wajib suci dari hadas dan suci pula badan, pakaian dan tempatnya dari najis. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari sesuatu (barang) yang kotor dan najis sehingga thaharah dijadikan sebagai alat dan cara bagaimana mensucikan diri sendiri agar sah saat menjalankan ibadah.

B. RUMUSAN MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan pengertian?2. Sebutkan pembagian thaharah?3. Sebutkan macam-macam air dan pembagiannya?4. Benda apa sajakah yang najis?5. Sebutkan pembagian najis?6. Bagaimana cara-cara bersuci dari hadas dan najis?

C. TUJUAN1. Ingin mengetahui tentang thaharah.2. Ingin mengetahui pembagian thaharah.3. Ingin mengetahui macam-macam air dan pembagiannya.4. Ingin memahami benda-benda yang menyebabkan najis.5. Ingin mengetahui pembagian najis.6. Memahami cara-cara bersuci dari hadas dan najis.

BAB IIPEMBAHASAN

A. THAHARAH1. Pengertian ThaharahThaharah menurut bahasa ialah bersih dan bersuci dari segala kotoran, baik yang nyata seperti najis, maupun yang tidak nyata seperti aib. Menurut istilah para fuqaha berarti membersihkan diri dari hadas dan najis, seperti mandi berwudlu dan bertayammum. (Saifuddin Mujtaba, 2003:1)Suci dari hadas ialah dengan mengerjakan wudlu, mandi dan tayammum. Suci dari najis ialah menghilangkan najis yang ada di badan, tempat dan pakaian.Urusan bersuci meliputi beberapa perkara sebagai berikut:a. Alat bersuci seperti air, tanah, dan sebagainya. b. Kaifiat (cara) bersuci.c. Macam dan jenis-jenis najis yang perlu disucikan.d. Benda yang wajib disucikan.e. Sebab-sebab atau keadaan yang menyebabkan wajib bersuci.Allah berfirman dalam Al-Quran:Artinya:Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. 2:222)

Adapun thaharah dalam ilmu fiqh ialah:a. Menghilangkan najis.b. Berwudlu.c. Mandi.d. Tayammum.Alat yang terpenting untuk bersuci ialah air. Jika tidak ada air maka tanah, batu dan sebagainya dijadikan sebagai alat pengganti air.

Macam-macam airAir yang dapat dipergunakan untuk bersuci ada tujuh macam:1. Air hujan.2. Air sungai.3. Air laut.4. Air dari mata air.5. Air sumur.6. Air salju.7. Air embun.

Pembagian airAir tersebut dibagi menjadi 4, yaitu :1. Air mutlak (air yang suci dan mensucikan), yaitu air yang masih murni, dan tidak bercampur dengan sesuatu yang lain.2. Air musyammas (air yang suci dan dapat mensucikan tetapi makhruh digunakan), yaitu air yang dipanaskan dengan terik matahari di tempat logam yang bukan emas.3. Air mustamal (air suci tetapi tidak dapat mensucikan), yaitu air yang sudah digunakan untuk bersuci.4. Air mutanajis (air yang najis dan tidak dapat mensucikan), yaitu air telah kemasukan benda najis atau yang terkena najis.

2. Macam-Macam Thaharaha. Bersuci dari dosa (bertaubat).Bertaubat kepada Allah yang merupakan thaharah ruhaniah, juga sebagai metode mensucikan diri dari dosa-dosa yang besar maupun yang kecil kepada Allah. Jika dosa yang dimaksudkan berhubungan dengan manusia, sebelum bertaubat ia harus meminta maaf kepada semua orang yang disakitinya. Sebab Allah akan menerima taubat hamba-Nya secara langsung jika berhubungan dengan dosa-dosa yang menjadi hak Allah. Allah SWT berfirman dalam Al-QuranArtinya :Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling maka sungguh Aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat).

Yang dimaksud dengan taubat nashuha adalah taubat yang sesungguhnya. Ciri-cirinya adalah:a. Menyesal dengan perbuatan yang telah dilakukan.b. Berjanji tidak akan mengulanginya.c. Selalu meminta ampunan kepada Allah dan berzikir.d. Berusaha terus menerus untuk memperbaiki diri dengan memperbanyak perbuatan baik dengan mengharap keridhoan dari Allah SWT.

b. Bersuci menghilangkan najis.Najis menurut bahasa ialah apa saja yang kotor, baik jiwa, benda maupun amal perbuatan. Sedangkan menurut fuqaha berarti kotoran (yang berbentuk zat) yang mengakibatkan sholat tidak sah.2.1 Benda-benda najisa) Bangkai (kecuali bangkai ikan dan belalang)b) Darahc) Babid) Khamer dan benda cair apapun yang memabukkane) Anjingf) Kencing dan kotoran (tinja) manusia maupun binatangg) Susu binatang yang haram dimakan dagingnyah) Wadi dan madzii) Muntahan dari perut

2.2 Macam-macam najisNajis dibagi menjadi 3 bagian:1. Najis mukhaffafah (ringan), ialah air kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2 tahun dan belum pernah makan sesuatu kecuali ASI.Cara mensucikannya, cukup dengan memercikkan air ke bagian yang terkena najis sampai bersih.2. Najis mutawassithah (sedang), ialah najis yang keluar dari kubul dan dubur manusia dan binatang, kecuali air mani. Najis ini dibagi menjadi dua:a. Najis ainiyah, ialah najis yang berwujud atau tampak.b. Najis hukmiyah, ialah najis yang tidak tampak seperti bekas kencing atau arak yang sudah kering dan sebagainya.Cara mensucikannya, dibilas dengan air sehingga hilang semua sifatnya (bau, warna, rasa dan rupanya)3. Najis mughallazah (berat), ialah najis anjing dan babi.Cara mensucikannya, lebih dulu dihilangkan wujud benda najis itu, kemudian dicuci dengan air bersih 7 kali dan salah satunya dicampur dengan debu.

2.3 Najis yang dimaafkan1) Bangkai binatang yang darahnya tidak mengalir seperti nyamuk, kutu, dan sebagainya.2) Najis yang sangat sedikit.3) Darah bisul dan sebangsanya.4) Kotoran binatang yang mengenai biji-bijian yang akan ditebar, kotoran binatang ternak yang mengenai susu ketika diperah.5) Kotoran ikan d dalam air.6) Darah yang mengenai tukang jagal.7) Darah yang masih ada pada daging.

c. Bersuci dari hadasHadas menurut makna bahasa peristiwa. Sedangkan menurut syara adalah perkara yang dianggap mempengaruhi anggora-anggota tubuh sehingga menjadikan sholat dan pekerjaan-pekerjaan lain yang sehukum dengannya tidak sah karenanya, karena tidak ada sesuatu yang meringankan. Hadas dibagi menjadi dua :1) Hadas kecil, adalah perkara-perkara yang dianggap mempengaruhi empat anggota tubuh manusia yaitu wajah, dua tangan dan dua kaki. Lalu menjadikan sholat dan semisalnya tidak sah. Hadas kecil ini hilang dengan cara berwudlu.2) Hadas besar, adalah perkara yang dianggap mempengaruhi seluruh tubuh lalu menjadikan sholat dan pekerjaan-pekerjaan lain yang sehukum dengannya tidak sah. Hadas besar ini bisa hilang dengan cara mandi besar.

B. WUDLU1. Pengertian WudluWudlu secara bahasa berarti keindahan dan kecerahan. Sedangkan menurut istilah syara bersuci dengan air dalam rangka menghilangkan hadas kecil yang terdapat pada wajah, kedua tangan, kepala dan kedua kaki disertai dengan niat.2. Rukun WudluAntara lain:a. Niatb. Membasuh mukac. Membasuh dua tangan sampai sikud. Mengusap sebagian kepalae. Membasuh kaki sampai mata kakif. Tertib, artinya urut.3. Sunnah Wudlua. Membaca basmallahb. Membasuh tangan sampai pergelangan terlebih dahuluc. Berkumur-kumurd. Membersihkan hidunge. Menyela-nyela janggut yang tebalf. Mendahulukan anggota yang kanang. Mengusap kepalah. Menyela-nyela jari tangan dan jari kakii. Megusap kedua telingaj. Membasuh sampai tiga kalik. Berturut-turutl. Berdoa sesudah wudlu 4. Hal-hal yang membatalkan wudlua. Keluarnya sesuatu dari dua jalanb. Tertidur dengan posisi tidak duduk yang tetapc. Hilangnya akal (gila, pingsan, mabuk dan sebagainya)d. Tersentuh kemaluan dengan telapak tangane. Tersentuhnya kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan muhrim dan tidak beralas

C. MANDI1. PengertianMandi dalam bahasa arab al ghuslu artinya mengalirkan alir pada apa saja. Menurut pengertian syara berarti meratakan air yang suci pada seluruh tubuh disertai dengan niat. Pengertian lain ialah mengalirkan air ke seluruh tubuh baik yang berupa kulit, rambut, ataupun kuku dengan memakai niat tertentu. Mandi ini ada yang hukumnya wajib dan ada yang sunnah. 2. Hal-hal yang mewajibkan mandi (mandi besar/ mandi wajib) a. Hubungan suami istrib. Mengeluarkan manic. Matid. Haide. Nifasf. Wiladah (melahirkan)3. Rukun mandia. Niatb. Menghilangkan najis bila terdapat pada badannyac. Meratakan air ke seluruh tubuh, baik berupa rambut maupun kulit4. Sunnah mandia. Membaca basmallahb. Berwudlu sebelum mandic. Menggosok badan dengan tangand. Menyela-nyela pada rambut yang tebale. Membasuh sampai tiga kalif. Berturut-turutg. Mendahulukan anggota yang kananh. Memakai basahan

D. TAYAMMUM1. PengertianTayammum adalah salah satu cara bersuci, sebagai ganti berwudlu atau mandi apabila berhalangan memakai air. (Imam Zarkasyi, 1995:20)2. Syarat tayammuma. Islamb. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemuc. Berhalangan mengguankan air, misalnya karena sakit yang apabila menggunakan air akan kambuh sakitnyad. Telah masuk waktu shalate. Dengan debu yang sucif. Bersih dari Haid dan Nifas3. Rukun tayammuma. Niatb. Mengusap muka dengan debu dari tangan yang baru dipukulkan atau diletakkan ke debuc. Mengusap kedua tangan sampai siku, dengan debu dari tangan yang baru dipukulkan atau diletakkan ke debu, jadi dua kali memukul.d. Tertib 4. Sunnah tayammuma. Membaca basmallahb. Mendahulukan anggota kananc. Menipiskan debu di telapak tangand. Berturut-turut5. Hal-hal yang membatalkan tayammuma. Semua yang membatalkan wudlub. Melihat air, bagi yang sebabnya ketiadaan airc. Karena murtad

E. ISTINJAApabila keluar kotoran dari salah satu dua jalan, wajib istinja dengan air atau dengan tiga buah batu, yang lebih baik mula-mula dengan batu atau sebagainya kemudian diikuti dengan air. (Sulaiman Rasjid, 1981:37)Adab buang air:1. Sunnah mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke dalam kamar mandi, mendahulukan kaki kanan ketika keluar dari kamar mandi.2. Tidak berbicara selama ada di dalam kamar mandi.3. Memakai alas kaki.4. Hendaklah jauh dari orang sehingga bau kotoran tidak sampai kepadanya.5. Tidak buang air di air yang tenang.6. Tidak buang air di lubang lubang tanah.7. Tidak buang air di tempat perhentian.

F. HIKMAH BERSUCI1. Thaharah termasuk tuntutan fitrah.2. Memelihara kehormatan dan harga diri orang Islam.3. Memelihara kesehatan.4. Menghadap Allah dalam keadaan suci dan bersih.5. Thaharah berfungsi menghilangkan hadas dan najis juga berfungsi sebagai penghapus dosa kecil dan berhikmah membersihkan kotoran indrawi.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULANKebersihan yang sempurna menurut syara disebut thaharah, merupakan masalah yang sangat penting dalam beragama dan menjadi pangkal dalam beribadah yang menghantarkan manusia berhubungan dengan Allah SWT. Tidak ada cara bersuci yang lebih baik dari pada cara yang dilakukan oleh syarit Islam, karena syariat Islam menganjurkan manusia mandi dan berwudlu. Walaupun manusia masih dalam keadaan bersih, tapi ketika hendak melaksanakan sholat dan ibadah-ibadah lainnya yang mengharuskan berwudlu, begitu juga dia harus pula membuang kotoran pada diri dan tempat ibadahnya dan mensucikannya karena kotoran itu sangat menjijikkan bagi manusia