22 blok makalah.docx

28
Insomnia pada Pria 45 Tahun Santy 102012074 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebun Jeruk, Jakarta Barat Email: [email protected] Pendahuluan 1 Insomnia ini bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala yang disebabkan oleh beberapa hal, misalnya stress, cemas, gangguan emosional, efek samping obat, efek makanan atau minuman, gejala penyakit tertentu, hingga pengaruh lingkungan. Karena tidur merupakan aktivitas alamiah yang harus dijalani manusia, maka gangguan terhadapnya merupakan tanda adanya ketidakseimbangan dalam tubuh dan pola hidup. Otak yang seharusnya beristirahatpun menjadi overaktif, terus mencari solusi atas masalah yang dipikirkan atau mengulang-ulang kejadian tidak menyenangkan yang menjadi sumber persoalan. Insomnia dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang mana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak. Rata rata setiap orang pernah mengalami insomnia sekali dalam hidupnya. Bahkan ada yang lebih ekstrim menyebutkan 30-50% populasi mengalami insomnia. Suatu keluhan insomnia tidak penting secara klinis kecuali terkait dengan gangguan fungsi (seperti kantuk di siang hari). Kasus 1 |Insomnia ”Seorang pria berusia 45 tahun mengalami sulit tidur”.

Upload: sherzalattha-kuchikielf

Post on 17-Sep-2015

252 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Insomnia pada Pria 45 TahunSanty102012074Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6 Kebun Jeruk, Jakarta BaratEmail: [email protected]

Pendahuluan1Insomnia ini bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala yang disebabkan oleh beberapa hal, misalnya stress, cemas, gangguan emosional, efek samping obat, efek makanan atau minuman, gejala penyakit tertentu, hingga pengaruh lingkungan. Karena tidur merupakan aktivitas alamiah yang harus dijalani manusia, maka gangguan terhadapnya merupakan tanda adanya ketidakseimbangan dalam tubuh dan pola hidup. Otak yang seharusnya beristirahatpun menjadi overaktif, terus mencari solusi atas masalah yang dipikirkan atau mengulang-ulang kejadian tidak menyenangkan yang menjadi sumber persoalan.Insomnia dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang mana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak. Rata rata setiap orang pernah mengalami insomnia sekali dalam hidupnya. Bahkan ada yang lebih ekstrim menyebutkan 30-50% populasi mengalami insomnia. Suatu keluhan insomnia tidak penting secara klinis kecuali terkait dengan gangguan fungsi (seperti kantuk di siang hari). KasusSeorang pria berusia 45 tahun mengalami sulit tidur.

IsiAnamnesis2Anamnesis adalah komunikasi dua arah yang dilakukan dokter dengan pasien atau dengan keluarga pasien. Ada dua macam komunikasi yang dilakukan, yaitu;1. Autoanamnesis : antara dokter dengan pasien (pasien dalam keadaan sadar)1. Alloanamnesis : antara dokter dengan keluarga pasien (pasien dalam keadaan tidak sadar)Tujuan dari anamnesis adalah untuk memperoleh informasi, menjalin hubungan baik, dan menjalin kepercayaan dokter dengan pasien.Dimulai dari: 1. Identitas lengkap: nama, umur, tempat dan tanggal lahir, alamat, pekerjaan, dll.2. Keluhan utama: mengalami sulit tidur.3. Riwayat penyakit sekarang. Frekuensi dan durasi insomnia yang terjadi. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tidur dalam sehari, seberapa sering terbangun di malam hari, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tidur kembali. Setiap bangun apakah sering terengah-engah atau merasa kehabisan napas karena selalu mimpi buruk. Tanyakan juga Apakah sedang dilanda stres atau tekanan emosional lainnya. Riwayat tidur : untuk menilai kebiasaan tidur. Sebuah diary tidur atau sleep log sering digunakan untuk merekam kebiasaan tidur. Riwayat tidur juga biasanya mencakup pertanyaan tentang gejala-gejala yang mungkin terkait dengan insomnia. Apakah sering tidur siang yang lama. Apakah pasien berbuat sesuatu yang mengarahkan perhatian seperti menonton televisi, makan, membaca supaya dapat tidur? Adakah keadaan yang merangsang saat mau tidur? Seperti makan banyak dan kekenyangan, latihan fisik yang melelahkan.4. Riwayat Obat Sebelumnya pasien pernah berobat? Penggunaan suplemen, dan obat-obatan stimulant lain, hipnotik-sedatif, dan zat adiktif5. Riwayat Penyakit Dahulu Pernah menderita hal ini sebelumnya Apakah ada luka pada tubuh dan menimbulkan nyeri sehingga tidak dapat tidur Apakah ada penyakit diabetes? Karena memicu pasien terjadi nokturia sebagai akibat dari minum terlalu banyak air karena merasa haus terutama pada malam hari.6. Riwayat Penyakit Keluarga Apakah di keluarga ada yang menderita hal yang sama7. Riwayat sosial Apakah pasien peminum alkohol Merokok, Sering minum kopi pada malam hari, Terjadi perubahan lingkungan Hygiene tempat tidur.

Sleep Log Sebuah Sleep Log dapat membantu untuk diagnosa gangguan tidur. Cara tersebut adalah cara yang paling efisien bagi pasien dan dokter untuk mengevaluasi pasien yang sulit tidur. Setiap pasien yang mengalami gangguan tidur, diharapkan mempunyai sleep log. Kemungkinan besar, dokter akan meminta pasien untuk mengisi sleep log untuk jangka waktu beberapa minggu. Jika sudah menyelesaikannya log ini maka dapat mempercepat diagnosis dan pengobatan. Kebanyakan ahli merekomendasikan untuk mempertahankan sleep log selama 2-4 minggu berturut-turut. Sleep log tersebut diharapkan untuk dibawa ke dokter atau spesialis pada saat konsultasi.

Gambar 1 : Tabel sleep logSumber: http://www.google.com; diunduh pada 17 Januari 2015Selama riwayat, kondisi dapat diidentifikasi yang dapat menyebabkan atau memperburuk insomnia: Obat-obatan yang dikonsumsi sebelum tidur Tingkat kebisingan, pencahayaan, dan suhu Gangguan (misalnya, televisi)

Pemeriksaan Pemeriksaan fisik3Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah: Tanda-tanda vital: suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah.Lalu dilakukan pemeriksaan lain yang meliputi, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dengan tujuan untuk mencari kelainan organik lainnya yang bisa saja menyebabkan insomnia. Tanda fisik, melihat ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk yang berlebihan (sering menguap), tidak mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing. Setelah itu dilanjutkan dengan memeriksa karakteristik umum dari pasien seperti misalnya apakah pasien obesitas atau tidak. Ini diakibatkan karena leptin adalah sebuah hormon yang berasal dari sel lemak yang bersifat mengurangi nafsu makan.Sedangkan Ghrelin merupakan peptida yang berasal dari lambung yang justru meningkatkan nafsu makan. Penurunan waktu tidur dari 8 jam menjadi 5 jam pada rata-rata waktu malam hari diprediksi penurunan kadar leptin sebesar 15,5% dan peningkatan kadar ghrelin sebanyak 14,9%. Apabila terjadi kekurangan kadar leptin dan tingginya kadar ghrelin, maka nafsu makan akan meningkat dan dapat menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan. Pemeriksaan hidung juga penting untuk mengidentifikasi adanya kelainan penyebab obstruksi jalan napas seperti misalnya deviasi septum, adenoid yang besar, polip, massa tumor di hidung maupun nasofaring, pembengkakan mukosa hidung dan nasofaring dengan dilakukan nasofaringoskop. Status mentalDapat diketahui dengan melakukan autoanamnesis. Lakukan deskripsi umum: Kesadaran neurologi : compos mentis, apatis, somnolen, delirium, sopor, koma Penampilan, kebersihan diri, postur tubuh, cara berpakaian, dandanan Kesadaran psikiatrik: tampak terganggu atau tidak (gerak-gerik) Perilaku dan aktifitas psikomotor (sebelum, selama dan setelah wawancara) Sikap terhadap pemeriksa Kualitas berbicara (cara bicara spontan/tidak, gangguan berbicara seperti afasia) Lakukan pemeriksaan alam perasaan (emosi): normal, sedih, senang,dll Adakah gangguan persepsi: halusinasi, ilusi, dll Periksa sensorium dan kognisi: fungsi intelektual, konsentrasi Periksa proses pikir: wahamPemeriksaan Penunjang4,5Pemeriksaan Elektroensefalografi adalah prosedur pencatatan aktivitas listrik otak dengan alat pencatatan yang peka. EEG ini menangkap gelombang listrik yang dihasilkan oleh permukaan (sel-sel korteks). Dari ketiga jenis sel kortikal, sel piramidal yang dianggap merupakan sumber potensial listrik dari gelombang-gelombang permukaan. Adapun gelombang permukaan itu merupakan penjumlahan dari potensial listrik pasca sinaps, baik yang bersifat inhibibisi atau eksitasi, yang berasal dari soma dan dendrit-dendrit besar sel pyramidal yang kemudian melalui cairan dan jaringan tubuh sampai pada electrode-elektrode EEG. Berbagai penelitian mengungkapkan tidak semua individu normal memperlihatkan EEG yang normal, dan tidak semua abnormalitas dalam EEG berarti ada abnormalitas pada individu yang bersangkutan. Aktivitas abnormal disebut spesifik bila gelombang yang timbul mempunyai gambaran yang khas dan berkorelasi tinggi dengan kelainan klinik tertentu.Pemeriksaan EEG penting untuk: mendiagnosa dan mengklasifikasikan epilepsi, pada rudapaksa kepala, pada infeksi otak, pada kelainan metabolic elektrolit.Tes darah digunakan untuk mendeteksi masalah tiroid atau kondisi lain yang dapat menyebabkan masalah tidur.Polysomnography adalah pengujian yang dilakukan di pusat-pusat tidur jika kondisi seperti sleep apnea yang diduga. Pada tes ini, orang akan diminta untuk menghabiskan malam penuh di pusat tidur sambil di monitor denyut jantung, gelombang otak, respiration, gerakan, kadar oksigen, dan parameter lain saat mereka sedang tidur. Data tersebut kemudian dianalisa oleh dokter khusus terlatih untuk mendiagnosa atau mengesampingkan apnea tidur. Actigraphy adalah tes lain yang lebih objektif yang mungkin dilakukan dalam situasi tertentu tetapi tidak secara rutin bagian dari evaluasi untuk insomnia. Actigraph adalah sebuah detektor gerakan gerakan yang indera seseorang saat tidur dan terjaga. Hal ini dipakai mirip dengan jam tangan selama berhari-hari ke minggu, dan data pergerakan dicatat dan dianalisa untuk menentukan pola tidur dan gerakan. Tes ini mungkin berguna dalam kasus gangguan insomnia primer, gangguan irama sirkadian.Working Diagnosa4,5,6InsomniaInsomnia adalah suatu kondisi tidur yang tidak memuaskan secara kuantitas dan atau kualitas, yang berlangsung untuk satu kurun waktu tertentu. Taraf penyimpangan yang sesungguhnya dari apa yang lazim dianggap sebagai tidur normal secara umum, sebaiknya tidak secara primer dianggap sebagai diagnosis insomnia, oleh karena beberapa individu (yang disebut juga sebagai penidur singkat (short sleeper)) membutuhkan tidur hanya sedikit dan tidak mengaggap dirinya menderita insomnia. Sebaliknya terdapat sejumlah orang yang sering menderita insomnia karena kualitas tidur yang buruk, sedangkan kuantitas tidurnya secara subjektif dan atau objektif berada dalam batas-batas normal. Diantara penderita insomnia, keluhan yang paling umum adalah masuk ke alam tidur, kemudian diikuti oleh sulit mempertahankan tidur dan bangun terlalu awal. Namun demikian, biasanya pasien melaporkan kombinasi dari ketiga keluhan ini. Yang khas, insomnia berkembang pada waktu terjadi peningkatan stres kehidupan dan cenderung lebih umum terdapat pada wanita, orang yang lebih tua dan pada orang yang secara psikologis terganggu dan orang yang sosioekonominya kurang beruntung. Jika insomnia dialami berulang-ulang, dapat meningkatkan kekhawatiran tidak bisa tidur dan suatu preokupasi dengan segala konsekuensinya, hal ini menimbulkan lingkaran persoalan yang tidak terselesaikan. Mereka biasanya mengeluh tak cukup tidur, banyak masalah pribadi, gangguan kesehatan dan bahkan khawatir insomnia dapat menyebabkan kematian. Sering mereka mengatasinya dengan minum obat atau alkohol. Pada waktu pagi mereka mengeluh lelah fisik dan mental, pada siang hari mereka secara khas merasa depresif, cemas, tegang, mudah tersinggung.Gejala umum: merasa tegang, cemas, khawatir, atau depresif pada saat tidur, dan merasa seolah-olah pikirannya melayang-layang. Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari Sering terbangun pada malam hari Bangun tidur terlalu awal Kelelahan atau mengantuk pada siang hari Iritabilitas Konsentrasi dan perhatian berkurang Peningkatan kesalahan dan kecelakaan Sakit kepala dan gejala gastrointestinalKriteria penegakan diagnosis pasti Pedoman Penggolongan dan Diagnosa Gangguan Jiwa (PPDGJ) edisi ke-3: Keluhan adanya kesulitanmasuk tidur atau mempertahankan tidur atau kualitas tidur yang buruk Gangguanterjadiminimal3kali dalamsemingguselamaminimal satu bulan Adanya preokupasi dengan tidak bisatidurdanpeduliberlebihan terhadapakibatnyapadamalam hari dan sepanjang siang hari Ketidakpuasan terhadap kuantitas ataukualitastidurmenyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial pekerjaan.Tabel 1 : Macam-macam insomnia dan hubungannya. DiagnosisTanda dan gejalaKomentarTerapi

Insomnia psikofisiologik menetap Menetap tanpa obat atau psikopatologi yang menonjol. Sering terbangun, mimpi mencemaskan, otot tegang, nadi cepat. Pasien akan tidur baik bila tidak bekerja, cuti, atau di lingkungan tidur baru.Sebagai akibat ketegangan kronik, cemas, pembiasaan negatif terhadap lingkungan tidur, atau kombinasi semua di atas. Biasanya diagnosis ditegakkan setelah menyingkirkan segala kemungkinan lain.Latihan relaksasi, terapi perilaku, tanamkan kebiasaan tidur yang baik (masuk tidur teratur, tidak makan obat perangsang sebelum tidur, lingkungan tidur baik).

Insomnia terkait dengan gangguan ansietas atau kepribadianMenetap dengan diagnosis gangguan neurotik atau kepribadian. EEG terdapat fragmentasi tidur, berkurangnya tidur gelombang lambat (SWS) & sedikit tidur REM.Sering insomnia sejajar dengan beratnya gangguan pikiatrik. Pola tidur membaik dengan terapi gejala psikiatriknya.Terapi latihan relaksasi, terapi perilaku, tanamkan kebiasaan tidur yang baik (masuk tidur teratur, tidak makan obat perangsang sebelum tidur, lingkungan tidur baik). Terapi tersebut dapat membantu.

Insomnia terkait dengan depresidepresi berakibat gelisah, tidur tak puas, sering terbangun, dan latensi REM yang pendek. Insomnia sering pada pagi buta (terminal insomnia). Pasien depresif tipe bipolar atau atipik menjadi hipersomnia. Insomnia pada depresi raktif biasanya latensi REM pendek.Insomnia sering pada depresi, terutama lansia tanpa tidur gelombang lambat. Terapi pada depresi memperbaiki pola tidur.

Insomnia terkait dengan maniatidur amat sedikit (2-4 jam), dengan atau tanpa tidur iang yang baik. Tidak tidur sampai lelah. Sering keluarga mengeluh pasien tidur amat sedikit.Terapi untuk mania memperbaiki pola tidur.

Insomnia terkait dengan kambuhnya skizofrenia atau psikosis fungsionallatensi tidur amat panjang sering terbangun. Pasien tidak tidur sampai lelah. Tidur tak ikut dengan ritme harian yang biasa (siklus tidur terbaik). Terapi terhadap psikosis dengan antipsikotika memperbaiki pola tidur.

Insomnia terkait dengan depresan SSPobat kurangi , REM naik . Batas stadium kabur. Setelah pakai beberapa minggu, latensi tidur panjang, sering terbangun. Akibat toleransi atau putus obat, lebih sering pada lansia/yang muda. Pada pemutusan mendadak, otot lebih tegang, nausea. Pemutusan obat atas bimbingan dokter. Pada pemutusan mendadak, pola tidur kacau. Tidur mungkin terganggu, walau obat sudah dihentikan lama. Rebound REM sering timbul pada masa pemutusan.

Insomnia terkait dengan stimulansialatensi tidur memanjang kurangi , REM kurang. Bisa timbul gangguan somnolensi berlebih, hipersomnia sewaktu dapat terjadi dan merupakan gejala klasik.

Makan kafein siang hari sebagai sebab umum. Pasien perlu diperiksa setelah putus untuk patologi lain. Pemutusan obat diawasi dokter. Pemutusan mendadak terjadi hipersomnia.

Insomnia terkait dengan apnea atau hiperventilasi alveolar10 detik > terhentinya napas, setelah bangun sulit tidur.Sering terkait dengan gangguan. Dibagi 3 : apnea sentral-napas henti, sumbatan aliran udara atas-ngorok keras (pasien sering gemuk), campuran-fase pertama sentral, kemudian diikuti napas berat akibat sumbatan sementara. Tipe atas dan campur dapat diobati dengan turunnya BB atau trakeostomi. Obat telah dicoba tapi gagal. Hipnotika buruk untuk apnea sentral, napas lebih ditekan.

Insomnia terkait dengan mioklonus nokturnakontraksi periodik saat tidur pada pinggul, tungkai, mata kaki, dan kaki, diikuti siaga parsial atau lengkap. Lama 10 detik >. EEG tak ada tanda kejang. Harus dibedakan dari kejang dan kejutan hipnik-gerakan otot kasar saat jatuh tidur yang tak patologik. Sindrom tungkai goyang sering ada dengan rasa merayap pada tungkai dan kaki. Tak ada obat yang efektif. Benzodiazepin dapat meringankan gejala pada saat tidur. Karbamazepin baik untuk sindrom kaki goyang tapi menekan fungsi. Oksikadon saat tidur tapi adiktif.

Insomnia terkait dengan alcoholtidur yang tak puas dan segar. Tak ada stadium 3 atau 4 pada alkoholisma kronik. REM kacau dan pendek. REM tertekan. Ada hipersomnia atau insomnia terminal, sering terbangun larut malam. Alkohol sering digunakan untuk mempercepat tidur, tetapi mengacaukan REM, dan pola tidurPemutusan alkohol diawasi dokter.

Insomnia terkait dengan putus alcohollatensi tidur amat panjang, memendek , rebound REM, sering terbangun, gelisah. Delirium dan halusinasi yang khas untuk putus alkohol. Pola tidur menjadi normal dalam 10-14 hari. Tapi tidur terganggu (sering terbangun, mengurang ) berbulan/tahun setelah berhenti minum alkohol

Insomnia terkait dengan penyakit tubuh, neurologic, toksik atau lingkunganBervariasi dalam tipe dan beratnya. Umumnya latensi tidur panajng, terbangun, gelisah, berkurang .Sering berkaitan dengan rasa nyeri, gatal, demam, dispnea, dan letak tidur yang dipaksakan (masalah ortopedik)Obati gangguan dasarnya. Hipnotika dapat membantu untuk kondisi akut bila panas tidak tertekan. Penggunaan lama hipnotika menimbulkan habituasi dan toleransi dan akhirnya memperburuk insomnia.

Diagnosa Banding7,8Insomnia organikInsomnia dapat juga merupakan gejala berbagai penyakit fisik maupun mental, dapat pula merupakan penyakit tersendiri. Dalam penggolongan diagnosis penyakit, insomnia dapat merupakan suatu gangguan pada fungsi atau organ tubuh yang lain, misalnya jantung, paru-paru, pencernaan , saraf, tulang dan otot, endokrin, serta kanker, neurologik, toksik atau lingkungan : bervariasi dalam tipe dan beratnya. Sering terkait dengan rasa nyeri, gatal, demam, dispnea, dan letak tidur yang dipaksakan (masalah ortopedik). Obati gangguan dasarnya. Hipnotika dapat membantu untuk kondisi akut bila napas tidak tertekan. Penggunaan lama hipnotika menimbulkan habituasi dan toleransi dan akhirnya memperburuk insomnia. DepresiPasien melaporkan keadaan mood dysphoric (tidak menyenangkan), yang dapat dinyatakan sebagai kesedihan, berat, atau kadang-kadang marah. Mereka sering melaporkan kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang biasa mereka lakukan, kesulitan berkonsentrasi, atau kehilangan energi dan motivasi. mereka sering berpikir negatif, seringkali dengan perasaan tidak berharga, putus asa, atau ketidakberdayaan. AnsietasAnsietas (kecemasan) adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan. Hal ini sering menyertai dengan gejala fisiologis yang dapat menyebabkan kelelahan atau bahkan keletihan. Intensitas kecemasan memiliki banyak gradasi mulai dari keraguan kecil untuk terlihat gemetar dan bahkan panik lengkap, bentuk paling ekstrim dari kecemasan. Perjalanan timbulnya kecemasan juga bervariasi, dengan tingkat keparahan puncak tercapai dalam beberapa detik atau lebih secara bertahap menit, jam atau hari. Jangka waktu juga bervariasi dari beberapa detik untuk jam atau bahkan berhari-hari atau bulan, meskipun episode panik biasanya mereda dalam waktu 10 menit dan jarang berlangsung lebih dari 30 menit. Masalah medis yang melibatkan sistem tubuh dapat menghasilkan kecemasan sebagai gejala. Obat dan faktor diet-khususnya kafein dan alkohol juga dapat menimbulkan kecemasan.FrustasiFrustasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya. Bila kita sudah berjuang keras kemudian gagal, kita mengalami frustasi. Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misalnya jalan macet) kita juga dapat merasa frustasi. Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustasi. KrisisKrisis adalah suatu keadaan dimana seseorang berada dalam suatu keadaan mendekati nilai ambang frustasi (kekuatan maksimal jiwa seseorang untuk menahan beberapa beban jiwa sekaligus), dan bila melaluinya dengan baik akan menjadi lebih matang tetapi bila tidak akan memperburuk keadaan jiwanya.

Epidemiologi9Insomnia dapat menyerang semua golongan usia. Meskipun demikian, angka kejadian insomnia akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini mungkin disebabkan oleh stress yang sering menghinggapi orang yang berusia lebih tua. Perempuan dikatakan lebih sering menderita insomnia bila dibanding dengan laki-laki. Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang paling sering dijumpai baik pada pasien dengan ataupun tanpa gangguan psikiatrik.

Etiologi10Insomnia diklasifikasikan sebagai insomnia sementara (tidak lebih dari beberapa malam), akut (< 3-4 minggu), dan kronis (> 3-4 minggu).Insomnia sementara atau akut disebabkan: Stres yang signifikan, seperti: kehilangan pekerjaan, adanya perubahan, kematian orang yang dicintai, perceraian, pindah rumah dan sebagainya. Penyakit. Ketidaknyamanan emosional atau fisik. Faktor lingkungan seperti kebisingan, cahaya, atau suhu ekstrim (panas atau dingin) yang mengganggu tidur. Beberapa obat-obatan dapat mengganggu tidur, seperti obat untuk mengobati flu, alergi, depresi, tekanan darah tinggi, dan asma. Gangguan jadwal tidur normal, misalnya: jet lag atau peralihan dari shift pagi ke shift malam.Insomnia kronis disebabkan karena Depresi dan atau kecemasan. Stres kronis. Nyeri atau merasa tidak nyaman di malam hari.Faktor risikoRisiko terkena insomnia membesar jika: Wanita dua kali lebih besar kemungkinannya mengalami insomnia. Perubahan hormon saat siklus menstruasi dan menopause Berusia lebih dari 60 tahun Mengalami gangguan kesehatan mental Mengalami stress Jet lag dan perubahan jadwal kerja.

Gambar 2. Tabel penyebab insomniaSumber:http://www.google.com; diunduh 17 Januari 2015Patofisiologi8,9,10Patofisiologi insomnia belum bisa dijelaskan secara pasti tetapi insomnia dihubungkan dengan hipotesis peningkatan arousal. Arousal dikaitkan dengan struktur yang memicu kesiagaan di ARAS (ascending reticular activating system), hipotalamus, basal forebrain yang berinteraksi dengan pusat-pusat pemicu tidur pada otak di anterior hipotalamus dan thalamus. Hyperarousal merupakan keadaan yang ditandai dengan tingginya tingkat kesiagaan yang merupakan respon terhadap situasi spesifik seperti lingkungan tidur. Data psikofisiologi dan metabolic dari hyperarousal pada pasien insomnia meliputi peningkatan suhu tubuh, peningkatan denyut nadi dan penurunan variasi periode jantung selama tidur. Kecepatan metabolik seluruh tubuh dihitung melalui penggunaan O2 persatuan waktu ternyata lebih tinggi pada pasien insomnia dibandingkan pada orang normal.Data neuroendokrin tentang hyperarousal menunjukan bahwa hipotalamus akan menghasilkan corticotropin releasing hormone (CRH) yang merangsang hipofisis menghasilkan adrenocorticotropic hormone (ACTH). ACTH dilepas ke dalam aliran darah dan menyebabkan korteks kelenjar adrenal melepas hormon stres terutama kortisol yang merupakan hormon kortikosteroid. Kortisol akan meningkatkan ketersediaan pasokan bahan bakar tubuh untuk menghadapi stressor yang ada. Namun, jika kadar kortisol tetap tinggi dalam waktu lama, maka akan terjadi kerusakan otot, penurunan respon terhadap radang, dan penurunan sistem imun. Selain itu, kadar kortisol yang tinggi juga dapat menyebabkan timbulnya depresi dan psikosis. Oleh karena itu, dalam keadaan normal, ada mekanisme umpan balik yang akan menghentikan produksi CRH dari hipotalamus sehingga ACTH dan kortisol juga akan menurun.

Manifestasi Klinik9,11Manifestasi insomnia bisa berupa : Kesulitan untuk jatuh tertidur pada waktu yang normal (initial insomnia) Didefinisikan sebagai kesulitan tertidur yang lebih dari 30 menit. Biasanya disebabkan karena tingkat kesadaran yang tinggi yang berhubungan dengan anxietas atau faktor lain. Kesulitan untuk mempertahankan tidur/sering terbangun dari tidur lalu sulit tertidur kembali. Insomnia primer: berarti bahwa seseorang mengalami masalah tidur, yang tidak terkait dengan kondisi atau masalah kesehatan lain.Insomnia sekunder: berarti bahwa seseorang mengalami masalah tidur karena masalah lain, seperti: Kondisi kesehatan, seperti: asma, depresi, arthritis, kanker, atau mulas,sakit, obat-obatan atau zat yang digunakan, seperti: alkohol.

Terapi12,13FarmakologiPengobatan insomnia terganting penyebab yang mendasarinya. Prinsip penanganan gangguan tidur selain menjelaskan, memastikan dan memberikan saran juga mengoptimalkan.pola tidur yang sehat Terapi insomnia dapat dilakukan dengan menggunakan obat ataupun tanpa obat. Terapi tersebut dapat berupa : 1. Antidepresan dengan sedasi kuat (Amitriptilin)2. Obat-obatan hipnotik sedatif (Alprazolam, Lorazepam)Tujuan pengobatan dengan obat-obatan hipnotik bukan hanya untuk meningkatkan kualitas dan durasi tidur, tapi juga untuk meningkatkan derajat kewaspadaan pada siang harinya dan untuk menghilangkan hyperarousal state (Sayangnya, banyak dosis obat hipnotik yang dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas tidur pada malam hari juga menyebabkan sedasi pada siang harinya. Untuk menghindari komplikasi ini, short acting benzodiazepine dapat digunakan. Obat hipnotik long acting bisa mengganggu kualitas psikomotorik yang bisa menyebabkan kecelakaan yang berhubungan dengan kendaraan bermotor. Terapi dengan obat-obatan hipnotik sedatif harus dimulai dengan dosis kecil dan untuk maintenancenya menggunakan dosis efektif yang terkecil. Efek toleransi terjadi pada penggunaan kebanyakan obat hipnotik, karena itu penggunaan obat ini tidak boleh lebih dari 1 bulan.. Rebound insomnia bisa terjadi jika penghentian obat dilakukan secara mendadak. Untuk menghindari efek ini, digunakan obat dengan dosis kecil dan tappering off.

3. Antihistamin dengan efek sedasi

Gambar 3. Tabel dosis terapi farmakologi insomniaSumber: http://www.google.com; diunduh 17 Januari 2015

4. Herbal. Bahan-bahan seperti valerian (untuk relaksasi otot), melatonin untuk gangguan irama sirkadian seperti jet lag. Melatonin menurunkan fase tidur laten, meningkatkan efisiensi tidur, dan meningkatkan persentasi tidur REM , chamomile, dan kava kava (untuk mengurangi kecemasan) banyak dipakai untuk terapi insomnia.

Non Farmakologi0. Sleep hygiene. Merupakan kegiatan sehari-hari dan kebiasaan konsisten dengan untuk mempromosikan pemeliharaan kualitas tidur yang baik dan kewaspadaan di siang hari penuh. Unsur-unsur kebersihan tidur yang baik adalah sebagai berikut: Mengembangkan kebiasaan tidur yang teratur. Ini berarti menjaga waktu tidur yang teratur dan waktu bangun. Waktu tidur harus berlangsung selama yang diperlukan untuk merasa segar pada hari berikutnya, dan waktu ekstra di tempat tidur di luar apa yang dibutuhkan harus dihindari. Bersantai sebelum tidur (dimulai setidaknya 30 menit sebelum tidur). Sebuah makanan ringan dapat membantu, mandi dengan air hangat, membaca buku, atau mendengarkan musik. Jangan memaksa diri untuk tidur. Jika tidak dapat jatuh tertidur dalam waktu 15-30 menit, tinggalkan tempat tidur dan lakukan sesuatu yang rileks sampai mengantuk, seperti mendengarkan musik atau membaca bacaan ringan. Jangan mengkonsumsi alkohol selama 4-6 jam sebelum tidur. Kafein dan penggunaan tembakau juga harus dihindari sebelum tidur. Tidur pada siang hari biasanya harus dihindari. Jangan terlibat dalam kegiatan mental atau fisik yang berat sesaat sebelum tidur. Tidur pada waktu yang sama setiap malam dan bangun tidur pada waktu yang sama juga setiap pagi. Olahraga teratur. Namun perlu diketahui agar tidak berolahraga berdekatan dengan waktu tidur karena dapat menstimulir anda sehingga sulit untuk tertidur. Para ahli menyarankan untuk tidak berolahraga, setidaknya tiga sampai empat jam sebelum waktu tidur Anda. Buatlah kamar tidur Anda nyaman. Pastikan bahwa kamar tidur gelap, tenang, serta tidak terlalu hangat atau terlalu dingin. Jika cahaya menjadi masalah, coba gunakan masker tidur. Jika kebisingan menjadi masalah, coba gunakan penutup telinga, kipas angin, atau mesin yang menghasilkan white noise untuk menutupi suara bising. Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur Jika Anda tidak dapat tertidur dan tidak mengantuk, coba lakukan sesuatu yang tidak terlalu menstimulir Anda, seperti membaca, sampai Anda mengantuk.0. Latihan relaksasi yang digabungkan dengan latihan pernapasan.

Komplikasi13 Peningkatan risiko kecelakaanKantuk meningkatkan risiko kecelakaan kendaraan bermotor. Kualitas hidup menurun Daya berpikir dan kinerja menurunInsomnia membuat lebih sulit untuk berkonsentrasi dan melakukan tugas-tugas. Kurang tidur nyenyak mengganggu kemampuan otak untuk memproses informasi dan mengurangi konsentrasi. Gangguan suasana hatiStres dan depresi merupakan sebagian besar penyebab utama insomnia. Insomnia yang kronis dapat memicu pengembangan stress dan depresi (masalah psikologi) Berat badan meningkat Sistem imun menurun Risiko penyakit jantung dan diabetes

Gambar 4. Komplikasi dari insomnia.Sumber:http:// www.google.com; diunduh 17 Januari 2015Pencegahan0. Menjalani pola hidup sehat misalnya tidak merokok, tidak begadang, tidak memakai narkoba, tidak minum alkohol, dll.0. Memiliki jadwal tidur yang cukup dan normal0. Jauhi stres0. Berolah raga secara rutin dan teratur.0. Makan secara teratur, sehat dan cukup agar selama tidur tidak lapar.0. Hindari minum terlalu banyak minuman yang mengandung kafein seperti kopiPrognosis13Untukinsomnia jangka pendek,prognosissangat baik. Untukinsomnia kronispertama faktor penyebabyang mendasarinyaperlu diidentifikasi.Pasienjuga perludidukung denganterapiperilaku (sleep hygiene dan relaksasi) serta obat. Insomnia dapat secara bertahap diatasi dengan ketekunan dan kesabaran.KesimpulanGangguan inisiasi dan mempertahankan tidur (DIMS = disorders of initiating and maintaining sleep) juga disebut insomnia. Secara objektif terdapat gejala mengantuk atau perasaan subjektif tidak tenang di siang hari untuk memenuhi kriteria insomnia sejati. Kalau tidak, mungkin hanya pertanda keluhan tidur yang pendek. Lebih dari 90% individu melaporkan tidur tak memuaskan. Ansietas merupakan kausa psikiatrik inomnia yang tersering. Depresi juga merupakan kausa mayor psikiatrik insomnia.Terapi insomnia terdiri atas pertama mengidentifikasi kausa mendasari gejala itu lalu melakukan intervensi spesifik. Obat dan alkohol sering menimbulkan tidur terfragmentasi, juga minuman berkafein. Higiene tidur yang buruk dapat juga menjadi sebab insomnia. Tindakan nonfarmakologik untuk meningkatkan mutu untuk tidur termasuk: waktu tidur teratur, waktu bangun teratur, olahraga pagi dan sore teratur, dsb. Setiap obat sedatif dapat menolong menginduksi tidur. Karena kemungkinan resiko ketergantungan, pemakaian obat harus untuk tempo singkat atau secara intermiten.

Daftar Pustaka1. Kaplan, Harold. Insomnia. Ilmu kedokteran jiwa darurat. 2007. Jakarta: Widya Medika. Hal 99-103.1. Dewanto George, Suwono Wita J, Riyanto Budi, Turana Yuda. Panduan praktis diagnosis dan tatalaksana penyakit saraf. Jakarta: EGC; 2009. Hlm 188-98.1. Kaplan HI, Sadock BJ. Buku saku psikiatri klinik. Jakarta: Binarupa Aksara; 2007. hlm 138, 318, 402-4.1. Sugondo, D. Elektroensefalografi. Dalam: Sastrodiwirjo S, Harahap TP, Kusumoputro S. Kumpulan kuliah neurologi. Jakarta: Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005. hlm 89-96.1. Sateia M, Carskadon MA. Insomnia. Dalam: Sleep Medicine. Philadelphia: Hanley & Belfus Inc.;2002. Hal 153-9.1. Kaplan HI, Sadock BJ. Insomnia. Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta: Widya Medika;2007. hlm 315-20.1. Goldman HH. Anxiety. Dalam: General Psychiatry. Connecticut: Lange Medical Publication; 1992. Hal 55, 233-4, 242-3. 1. Maslim Rusdi. Gangguan tidur non-organik. Buku saku diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III, 2006; Cetakan pertama, Jakarta : Departemen Kesehatan: 92-8.1. Sadock, Benjamin. Normal sleep and sleep disorder. Synopsis of Psychiatry. Ed.10. 2007. New York. Hal 402-141. Japaries Wilie. Gangguan tidur. Buku saku pikiatri klinik. Jakarta: Binarupa Aksara; 2007. hlm 189-192.1. Toy EC. Approach to primary insomnia. Dalam: Psychiatry. Edisi 2. New York: Lange Medical Books/McGraw Hill; 2007; hal. 150-8.1. Dopp JM, Phillips BG. Sleep disorders. In: DiPiro JT, Talbert RL, Yee GC, et al, eds. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. 7th ed. New York, NY: McGraw-Hill Medical; 2008:1191-8.1. Kaplan, Harold. Clinical approach. Comprehensive Textbook of Psychiatry. Vol 2 Ed 4. 2008. USA. Hal 324-59.

14 |Insomnia

Name:_______________________________________

Date:_________________ to ____________________

The quality of your sleep last night.Time you went to bed last night:

Time you started your day today:

On a scale of 1 to 10 (10=poorly),how well did you sleep?

How long did it take to fall asleep?

Total amount of time you slept:

Describe the quality of your sleep that night. (Frequent waking? Deep sleep?

If you woke up during the night, how often?About what time(s)?

Describe what woke you each time. (For example: worry, physical discomfort,sweating, need to go to bathroom, etc.)

Were you able to fall back to sleep?

If not, about how long did you remain awake?

Were you snoring, kicking, or tossing and turning during sleep? (Ask your bed partner)

Did you feel your breathing stop or a choking sensation?

The day after...On a scale of 1 to 10 (10 = poorly), how well could you pursue the day's activities?

Did you feel well rested when you started the day?

Briefly describe your energy level,sleepiness, and ability to get work done.

Did you need to take a nap? If yes, what time?

Did you ...Experience any difficulties/stress during the day?

Eat close to bedtime? If so, at what time?Fairly heavy meal? Just a snack?

Drink beverages containing alcohol or caffeine?If yes, at what time? How many cups or glasses?

Take any medications or drugs that evening?If yes, which ones? If yes, at what time?

Did you smoke? If yes, at what time? How manycigarettes or cigars?

Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday SundayMondayPrint out and fill in the sleep log each dayfor one to two weeks. Keep your answersbrief, but be as specific as possible.

Copyright 2005 HealthAtoZ

Weekly Sleep Logpowered by