tugas makalah.docx

24
KELAS YANG MENYENANGKAN DAN PEMBENTUK KARAKTER SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH ADMINISTRASI PENGELOLAAN SEKOLAH (DOSEN PENGAMPU: DR. YASARATODO WAU, M.Pd) Oleh : Zulkarnain Barus NIM. 8146132060 Kelas : AW2

Upload: zulkarnainbarus

Post on 17-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makalah.docx

KELAS YANG MENYENANGKAN DAN PEMBENTUK KARAKTER

SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH

ADMINISTRASI PENGELOLAAN SEKOLAH

(DOSEN PENGAMPU: DR. YASARATODO WAU, M.Pd)

Oleh :

Zulkarnain Barus

NIM. 8146132060

Kelas : AW2

PROGRAM STUDI

ADMINISTRAI PENDIDIKAN KEPENGAWASAN

PROGRAM PASCASRJANA UNIMED

20015

Page 2: Tugas Makalah.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas tepatnya

pasal 1 ayat 20 menyatakan “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam pasal

tersebut terdapat lima kata kunci, yaitu: interaksi, peserta didik, pendidik, suasana

belajar dan lingkungan belajar. Artinya suatu proses belajar dan pembelajaran

tidak bisa lepas dari kelima kata kunci tersebut. Proses pembelajaran tidak bisa

terjadi apabila salah satu dari unsur tersebut tidak ada.

Salah satu bentuk lingkungan belajar yang terdapat di sekolah adalah

ruangkelas. Ruang kelas menjadi tempat dimana terjadinya proses interaksi antara

pendidik dan peserta didi. Sebagai tempat terjadinya proses pembelajaran, maka

ruang kelas harus mampu untuk menunjang atau mendukung proses yang terjadi.

Artinya proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik di ruang kelas apabila

ruang kelas tersebut mendukung terjadinya proses tersebut. Salah satu bentuk

dukungan dari ruang kelas terhadap proses pembelajaran adalah adanya ruang

kelas yang baik secara fisik maupun suasananya. Ruang kelas yang baik akan

membuat peserta didik dan pendidik yang berada di dalamnya merasa betah,

nyaman, dan aman sehingga akan menimbulkan perasaan yang menyenangkan

bagi siapa saja.

Pada kenyataannya, banyak sekali peserta didik yang merasa tidak betah

berada di dalam kelas. Kelas dianggap peserta didik bagai sebuah tempat yang

membosankan dan tidak menyenangkan. Yang lebih parah lagi ada peserta didik

yang menganggap kelas sebagi penjara yang harus dihindari.

Berdasarkan pengamatan penulis terhadap beberapa sekolah yang terdapat

di lingkungan penulis, selalu ada siswa yang merasa tidak senang berada di dalam

kelas. Salah satu bentuk ketidaksenangan atau ketidaknyamanan peserta didik

terhadap kelas adalah dengan seringnya kita melihat siswa yang bolos dari sekolah

Page 3: Tugas Makalah.docx

atau ada saja peserta didik yang sering sekali keluar dari ruang kelas ketika

pembelajaran sedang berlangsung.

Hal ini menandakan bahwa ada yang salah dengan proses yang terjadi di

dalam ruang kelas tersebut. Seharusnya kelas menjadi tempat yang nyaman bagi

peserta didik sehingga mereka betah dan merasa senang berada di dalamnya.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terjadi tersebut diatas, penulis merasa

perlu untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab peserta didik tidak merasa

menyenangkan berada di dalam kelas dan bagaimana menciptakan kelas yang

menyenangkan bagi peserta didik. Karena keterbatasan waktu, maka penulis

membatasi masalah pada permasalahan di atas dan dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa yang menyebabkan peserta didik merasa kelas bukanlah tempat yang

menyenangkan?

2. Bagaimana menciptakan kelas yang menyenangkan bagi peserta didik?

C. Tujuan

Secara umum penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas dalam

mata kuliah Administrasi Pengelolaan Sekolah dan sebagai bahan bahan diskusi

dalam mata kuliah ini. Yang menjadi tujuan khusus dari penulisan makalah ini

adalah:

1. Untuk mengetahui penyebab yang membuat peserta didik merasa tidak

menyenangkan di dalam kelas

2. Untuk mengetahui cara menciptakan kelas yang menyenangkan bagi peserta

didik.

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa dan peserta didik lainnya

2. Menjadi masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan

pengelolaan kelas

Page 4: Tugas Makalah.docx

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kelas

Dalam arti luas, kelas merupakan mata pelajaran atau pelaksanaan

kegiatan belajar atau kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar. Menurut

Arikunto yang juga dikutip oleh Djamarah yang menyatakan bahwa kelas adalah

sekelompok peserta didik yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang

sama dari guru yang sama (Djamarah, 2006).

Berbeda dengan pendapat Nawawi yang memandang kelas dari dua sudut,

yaitu: (a) Kelas dalam arti sempit/tradisional yakni, ruangan yang dibatasi oleh

empat dinding, tempat sejumlah berkumpul untuk mempelajari sebuah materi

dalam sebuah pembelajaran. Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung

sifat statis karena sekedar menunjukkan pada kelas dalam makna sebuah sarana

pembelajaran yang digunakan untuk mengelompokkan menurut tingkat

perkembangannya yang antara lain didasarkan pada batas umur kronologis

masing-masing; (b) Kelas dalam arti luas adalah, suatu masyarakat kecil yang

merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai suatu kesatuan

diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis dapat menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan pembelajaran yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan

(Djamarah, 2006).

B. Permasalahan Dalam Kelas

Kelas yang baik adalah kelas yang dikelola dengan baik pula. Namun

dalam melakukan pengelolaan kelas, tak jarang kita menghadapi permasalahan.

Permasalahan-permaslahan yang ada ini harus segera diselesaikan dengan dengan

baik karena apabila tdibiarkan dan tidak dikelola dengan baik, dikhawatirkan akan

membuat siswa menjadi tidak senang berada di kelas. Hal ini merupakan

penyebab mengapa peserta didik meras kelas merupakan tempat yang tidak

menyenangkan.

Secara garis besar ada beberapa permasalahan yang biasa terjadi dalam

kelas yang bisa menyebabkan kelas menjadi tempat yang tidak menyenangkan

bagi peserta didik, diantaranya:

Page 5: Tugas Makalah.docx

1) Masalah Pengarahan

Pada waktu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses

belajar mengajar, kebanyakkan guru kurang memiliki keterampilan dalam:

a. Berorientasi kepada tujuan pelajaran.

b. Mengkomunikasikan tujuan pelajaran kepada siswa.

c. Menyesuaikan tujuan pelajaran dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.

2) Masalah Evaluasi

Guru dalam tugasnya untuk merencanakan, melaksanakan evaluasi

menemukan masalah-masalah demikian:

a. Guru dalam menyusun kriteria keberhasilan tidak jelas

b. Prosedur evaluasi tidak jelas.

c. Kebanyakan guru memiliki cara penilaian yang tidak seragam.

3) Masalah isi dan urutan-urutan pelajaran

Dalam melakukan perencanaan pengajaran, yang kemudian akan

dilaksanakan dan dievaluasi, guru dalam menyusun isi dan urutan bahan

pelajaran menemukan masalah sebagai berikut:

a. Guru kurang menguasai materi.

b. Materi yang disajikan tidak relevan dengan tujuan.

c. Materi yang diberikan sangat luas.

d. Guru kurang mampu dalam menyesuaikan penyajian bahan dengan waktu

yang tersedia.

e. Guru kurang terampil dalam mengorganisasikan materi pelajaran.

4) Masalah Metode Dan System Penyajian Bahan Pelajaran

Agar guru dapat menyajikan bahan pelajaran dengan menarik dan

berhasil, maka perlu menguasai beberapa teknik sistem penyajian. Juga dapat

memilih sistem penyajian yang tepat untuk setiap materi tertentu yang akan

disajikan, ataupun dapat membuat variasi dalam menyajikan variasi tersebut,

namun demikian dalam pengamatan pelaksanaan pengajaran itu para guru

menemukan masalah-masalah berikut:

a. Guru kurang menguasai beberapa sistem penyajian yang menarik.

b. Kurang terampil dalam menggunakan metode.

c. Cara menyajikan kurang membangkitkan motivasi.

Page 6: Tugas Makalah.docx

d. Sangat terikat pada satu metode saja.

5) Masalah Hambatan-Hambatan

Dalam pelaksanaan pengajaran guru kadang-kadang menemui banyak

hambatan diantaranya:

a. Banyak guru kurang menggunakan perpustakaan sebagai sumber belajar.

b. Guru kurang membimbing bagaimana seharusnya cara belajar efktif itu.

c. Guru belum menemukan media yang tepat.

d. Guru kurang mempertimbangkan latar belakang siswa yang tidak sama.

e. Keadaan sarana yang kurang.

C. Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu, Pengelolaan dan Kelas.

Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen berasal dari

bahasa Inggris, yaitu “management”, yang berarti ketataaksanaan, tata pimpinan,

pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan (Djamarah:2006,

196). Sedangkan kelas menurut Hamalik yang dikutip oleh Djamarah adalah

suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan pembelajaran secara bersama,

yang mendapat bimbingan dari seorang pengajar/guru. Pengertian ini jelas

meninjaunya dari segi peserta didik, karena dalam pengertian tersebut ada “frase

kelompok orang”.

Selanjutnya pengelolaan kelas menurut Rohani adalah menunjuk kepada

pengaturan orang (dalam hal ini terutama peserta didik) maupun pengaturan

fasilitas. Fasilitas disini mencakup pengertian yang luas mulai dari ventilasi,

penerangan, tempat duduk, sampai dengan perencanaan program belajar mengajar

yang tepat (Rohani: 2004). Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Arikunto,

menurutnya pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh

penanggungjawab kegiatan pembelajaran atau asisten/yang membantu dengan

maksud agar dicapainya kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan

pembelajaran seperti yang diharapkan.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan

pengelolaan kelas adalah keterampilan guru dalam menata/menciptakan dan

memelihara sebuah kelas dan fasilitasnya agar atmosfir pembelajaran dapat

Page 7: Tugas Makalah.docx

terkendali secara optimal baik ketika pembelajaran dalam kondisi normal maupun

ketika ada muncul hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Selain itu,

petugas yang bertanggungjawab dalam pengelolaan kelas "guru" dapat melibatkan

peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan tersebut.

Penjelasan di atas memberikan gambaran bahwa pengelolaan kelas yang

dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah

terciptanya kelas dengan berbagai fasilitas yang dibutuhkan dan mampu

menopang keberhasilan kegiatan pembelajaran di kelas. Fasilitas yang disediakan

memungkinkan peserta didik untuk belajar dan bekerja dalam suasana sosial-

emosional yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan

intelektual, emosional, sikap serta apresiasi pada materi pembelajaran sehingga

mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

Aktivitas pengelolaan yang dilakukan oleh guru dalam rangka

menciptakan kondisi yang optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung

secara efektif dapat berupa tindakan pencegahan atau perbaikan. Tindakan

pecegahan dapat dilakukan dengan jalan menyediakan atau membangun kondisi

baik fisik maupun kondisi sosio-emosional yang dirasakan kenyamanan dan

keamanannya oleh peserta didik sehingga mereka termotivasi untuk belajar.

Kegiatan pengelolaan kelas yang bersipat preventif tersebut antara lain:

Pertama, mengatur ruang kelas yang memungkinkan semua bergerak leluasatidak

berdesak-desakan dan saling menggangu antara peserta didik yang satudengan

yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Tidak ada satupun pengaturan

ruangan yang ideal dan tidak boleh dirubah, namun terdapat beberapa pilihan

yang bisa dipilih.

Menurut Silberman (2001) ada sepuluh rancangan tata ruangan kelas

yaitu:out grouping, susunan chevron, kelas traditional dan auditorium. tata

ruangan berbentuk hurup U, bercorak tim, meja konferensi, lingkaran, kelompok

untuk kelompok, workstation, break out grouping, susunan chevron, kelas

tradisional dan auditorium. Terkait dengan hal di atas, dalam mengatur kelas perlu

diperhatikan juga pengaturan tempat duduk. Pengaturan posisi tempat duduk di

kelas sangat berpengaruh bagi para peserta didik, interaksi antar mereka dan

interaksi dengan guru. Dalam mengatur tempat duduk peserta didik dapat

Page 8: Tugas Makalah.docx

disesuaikan dengan rancangan pembelajaran dan jenis teknik mengajar yang

dipilih guru.

Format apapun yang dipilih guru dalam mengatur tempat duduk haruslah

berdasarkan persyaratan berikut ini: (1) Memiliki kemudahan untuk

mengembangkan dan memantau proses pembelajaran yang sedang berlangsung;

(2) Selalu memungkinkan guru memiliki akses untuk berkomunikasi dengan dari

waktu ke waktu; (3) Menjaga proses pembelajaran yang sedang berlangsung agar

tidak mengganggu proses pembelaran dari kelas yang berdampingan; (4) Dapat

menyesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis; dan (5) Menjaga asas

keadilan bagi setiap peserta didik. Apabila guru menetapkan salah satu format

dalam jumlah lebih dari satu pada satu saat untuk satu tugas kelas, maka prinsip

kerja sama lebih diutamakan daripada prinsip kompetensi bebas. (Harsanto: 2007)

Kedua, mengatur situasi kelas. Kondisi sosio-emosional dalam kelasakan

mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses pembelajaran.

Kegairahan peserta didik merupakan efektivitas tercapainya tujuan pembelajaran.

Kondisi sosio- emosional seperti itu terwujud dalam interaksi edukatif dialogis

antara guru dan peserta didik. Interaksi eduakatif dialogis mempunyai tujuan

untuk mendidik dan mengantar peserta didik pada arah "kedewasan". Ciri-ciri dari

interaksi edukatif dialogis sebagai berikut: 1) Ada tujuan yang ingin dicapai. 2)

Ada bahan atau pesan yang menjadi isi interaksi. 3) Ada pelajar yang aktif

mengalami.4) Ada guru yang melaksanakan.5) Ada metode yang digunakan. 6)

Ada proses interaksi yang berjalan dengan baik. 7) Ada penilaian terhadap hasil

interaksi (Tohirin: 2005).

Setelah tindakan preventif dilakukan pada awal pengelolaan kelas, maka

tindakan selanjutnya adalah tindakan korektif terhadap tingkah laku peserta didik

yang menyimpang dan merusak kondisi optimal pembelajaran yang sedang

berlangsung. Tindakan itu antara lain dapat berupa tindakan darurat dan tindakan

strategis. Tindakan darurat adalah tindakan yang kita ambil untuk mengatasi

perilaku yang tidak disiplin dan mengganggu pada saat pembelajaran demi tujuan

jangka pendek.

Sedangkan tindakan strategis adalah tindakan yang diambil untuk

mengatasi perilaku peserta didik/siswa yang tidak disiplin dengan tujuan

Page 9: Tugas Makalah.docx

mengubah dan memperbaiki perilakunya. Ada lima langkah yang dapat

membantu dalam mengambil tindakan stategis ini yaitu: (1) Membuat catatan dan

daftar perilaku siswa yang dinilai menggangu; (2) Amati setiap perilaku yang

mengganggu; (3) Sesudah disusun skala prioritas perilaku siswa yang akan

ditangani, perlu adanya kejelasan tujuan dari bertindak; (4) Dibuat rencana kerja

yang hendak dilakukan; dan (5) pelaksanaan rencana kerja.(Harsanto:2007).

D. Pengelolaan Kelas Berbasis Karakter

Menurut H. Koontz & O’Donnel (Aldag, 1987), pengelolaan berhubungan

dengan pencapaian suatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang lain.

Hampir senada dengan pendapat tersebut, Siregar (1987) menyatakan bahwa

pengelolaan adalah proses yang membeda-bedakan atas: perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengendalian, dengan

memanfaatkan ilmu dan seni, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Pengelolaan juga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang memiliki tujuan

bersama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Proses pengelolaan adalah proses yang berlangsung terus menerus,

dimulai dari: membuat perencanaan dan pembuatan keputusan (planning);

mengorganisasikan sumberdaya yang dimiliki (organizing); menerapkan

kepemimpinan untuk menggerakkan sumberdaya (actuating); melaksanakan

pengendalian (controlling). Proses di atas sering disebut dengan pendekatan Barat

dengan konsep POAC (Planning-Organizing-Actuating-Controlling), berbeda

dengan pendekatan Jepang yang dikenal dengan pendekatan PDCA (Plan-Do-

Check-Action). Dalam konteks dunia pendidikan, yang dimaksudkan dengan

manajemen pendidikan/sekolah adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi pendidikan dalam upaya untuk menghasilkan lulusan yang sesuai

dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan itu sendiri.

Berdasarkan pada uraian sebelumnya, keterkaitan antara nilai-nilai

perilaku dalam komponen-komponen moral karakter (knowing, feeling, dan

action) terhadap Tuhan YME, diri sendiri, sesama, lingkungan, kebangsaan, dan

keinternasionalan membentuk suatu karakter manusia yang unggul (baik).

Penyelenggaraan pendidikan karakter memerlukan pengelolaan yang memadai.

Page 10: Tugas Makalah.docx

Pengelolaan yang dimaksudkan adalah bagaimana pembentukan karakter dalam

pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara memadai.

Sebagai suatu sistem pendidikan, maka dalam pendidikan karakter juga

terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang selanjutnya akan dikelola melalui

bidang-bidang perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Unsur-unsur

pendidikan karakter yang akan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan

tersebut antara lain meliputi: (a)nilai-nilai karakter kompetensi lulusan, (b)muatan

kurikulum nilai-nilai karakter, (c)nilai-nilai karakter dalam pembelajaran, (d)nilai-

nilai karakter pendidik dan tenaga kependidikan, dan (e)nilai-nilai karakter

pembinaan peserta didik.

Dengan pengelolaan yang baik dan menjadikan kelas yang sebagai tempat

yang menyenangkan bagi peserta didik diharapkan akan bisa membentuk peserta

didik yang memiliki karakter yang baik sesuai dengan apa yang diamanatkan

dalam undang-undang. Karakter bisa dibentuk dan ditanamkan kepada peserta

didik selama mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Karena akhir dari

pendidikan adalah karakter. Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang

berhasil membentuk karakter yang baik bagi peserta didiknya.

E. Kelas yang Menyenangkan

Permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengelolaan kelas atau yang kita

hadapi dalam mengelola kelas harus segera diselesaikan sehingga kelas akan

menjadi tempat yang menyenangkan bagi peserta didik. Ada beberapa hal yang

dapat dilakukan dalam menciptakan kelas yang menyenangkan bagi peserta didik

yang pada akhirnya akan menciptkan peserta didik yang berkarakter baik.

1) Ciptakan Iklim yang Nyaman Buat Anak Didik Anda

Iklim yang nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik

sesama guru maupun antar siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk

mengajukan pertanyaan, sehingga komunikasi antara pendidik dan anak didik

dapat terbangun. Sebagai pengajar, Anda dapat menjelaskan kepada siswa bahwa

Page 11: Tugas Makalah.docx

tidak akan ada siswa lain yang akan mengejek ketika ia bertanya. Beri motivasi

kepada siswa bahwa dengan bertanya, akan memudahkannya untuk lebih

mengetahui tentang sesuatu hal daripada hanya diam mendengarkan.

2) Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan

oleh siswa Anda.

Jika siswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan

memperhatikannya. Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan

diri siswa karena ia merasa diperhatikan. Seringkali siswa merasa kurang percaya

diri sehingga enggan untuk memberikan kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas

Anda sebagai pengajar, membangun kepercayaan diri siswa dengan menunjukkan

perhatian-perhatian saat siswa merasa sedang ingin didengarkan.

3) Jangan ragu memberikan pujian kepada siswa

Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan

oleh anak didik Anda. Misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus" ,atau

"Pertanyaan kamu bagus, itu tidak pernah saya pikirkan sebelumnya”.

4) Beri pertanyaan yang mudah dijawab

Jika hal di atas belum juga berhasil untuk mengajak siswa memberikan

komentar atau pertanyaan, giliran Anda untuk mengajukan pertanyaan memancing

yang bisa membuat anak didik Anda tidak lagi bungkam di dalam kelas. Pastikan

pertanyaan Anda mampu dijawab oleh siswa, sehingga saat menjawab secara

tidak langsung melatih siswa untuk berbicara.

Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah

berkomentar. Hal ini akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan.

5) Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai

Minta agar para siswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda

tanyakan. Sehingga, ia akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda

bertanya dan para siswa tidak merespon, ubah format pertanyaan anda yang hanya

membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak".

6) Controlling

Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah

untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang biasanya berpartisipasi dalam

kelas. Jika Anda menemukan beberapa siswa yang tingkat partisipasinya dalam

Page 12: Tugas Makalah.docx

kelas sangat kurang, maka ajak ia berkomunikasi secaraa pribadi. Mungkin

dengan begitu ia akan merasa percaya diri. Selain itu, jika yang Anda temukan

hanyalah permasalahan kurang percaya yang menjadikannya diam selama kelas

berlangsung, maka tugas Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas yang bisa

membantunya untuk berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato dalam kelas.

Selain itu, keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan

keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih

santai dan siswa akan lebih mudah menangkap pelajaran. Siswa tidak akan merasa

sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat

siswa cepat mengerti adalah dengan cara bertanya. Mengajar kelompok kecil dan

perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru

memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang

lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan

peserta didik yang lain. Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu

diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang

disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik. Penguasaan terhadap

semua ketrampilan mengajar di atas harus utuh dan terintegrasi, sehingga

diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro.

Seluruh sekolah yang bertaraf nasional dan internasional, jumlah siswa

dibatasi dalam setiap kelas maksimal 32 siswa. Hal ini ditetapkan agar guru bisa

lebih mudah memberikan pelajaran dengan baik dan siswa juga akan mudah

menangkap yang nantinya akan mendapatkan hasil yang baik pula. Selain itu juga

bagian sarana dan prasarana disekolah akan lebih mudah menyediakan alat

praktikum sesuai dengan jumlah siswa seperti komputer, alat praktik IPA,

peralatan olahraga, labor bahasa dan lain-lain. Dan juga guru menyampaikan

materi pembelajaran dikelas dengan menggunakan alat multimedia. Bagi guru

yang kreatif mereka membuat animasi karikatur dalam pembelajaran sehingga

siswa tidak merasa jenuh. Bagian kurikulum juga harus memikirkan bagaimana

agar siswa juga dapat menerima pembelajaran dengan baik dengan cara

menyusun jadwal pelajaran dengan rapi. Dalam satu hari siswa jangan diberikan

pelajaran yang berumus, harus diselingi dengan mata pelajaran yang lainnya.

7) Pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.

Page 13: Tugas Makalah.docx

Sebagai seorang kreator proses belajar mengajar, seharusnya guru

mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik

minat, bakat, serta mengekspresikan ide-ide dan kreatifitasnya. Tapi pada

kenyataanya masih banyak pembelajaran yang cenderung bersifat teoritis dan

tidak terkait dengan lingkungan siswa berada.

Kondisi seperti ini menyebabkan peserta didik ( siswa ) jenuh dan tidak

betah di kelas. Agar tugas guru dalam KBM menjadi maksimal. Siswa merasa

nyaman dan senang ketika pembelajaran berlangsung, maka guru harus pandai

meramu KBM tersebut.

PAIKEM merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa

membuat suasana di kelas menjadi asyik dan efektif. PAIKEM singkatan dari

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan menyenangkan.

Aktif dimaksudkan dalam pembelajaran guru garus menciptakan suasana

yang membuat siswa aktif bertanya serta mengemukakan pendapat.

Peran aktif siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi

kretif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang

lain. Inovatif, guru harus mampu membuat perubahan dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan berbagai metode, sehingga siswa merasa enjoy belajar.

Kreatif, juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang

beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan

tentu saja suasana belajar mengajar yang menyenangkan.

Dengan pendekatan PAIKEM diharapkan siswa dapat memusatkan

perhatian secara penuh pada waktu belajar. Sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar. Secara garis besar PAIKEM bisa digambarkan sebagai berikut, Siswa

terlibat dalam berbagai kegiatan untuk mengembangkan pemahaman dan

kemampuan dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. Guru menggunakan

berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkit semangat, termasuk

menggunakan lingkungan sebagi sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran

menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.

Page 14: Tugas Makalah.docx

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kelas merupakan tempat dimana proses interaksi antara pendidik dan

peserta didik. Proses pembelajaran yang terjadi dengan baik dan menyenangkan

akan menghasilkan peserta didik dengan karakter karakter yang baik dan

menyenangkan pula. Kelas akan menciptakan karakter peserta didik yang baik

apabila kelas tersebut dikelola dengan baik. pengelolaan kelas yang baik haruslah

memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan peserta didik dalam mengikuti

proses/interaksi dalam kegiatan belajar.

Guru juga mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk

karakter peserta didik. Dengan mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada

dalam pengelolaan kelas maka guru akan bisa mengatasi permasalahan-

permasalahan tersebut dengan pendekatan-pendekatan yang ada. Sehingga kelas

akan menjadi temapt yang menyenangkan bagi peserta didik dan juga pendidik.

B. Saran

Oleh karena pentingnya kelas yang menyenangkan bagi peserta didik

dalam rangka membentuk karakter peserta didik, maka disarankan kepada

pendidik (guru):

1. Memiliki motivasi kerja yang baik

2. Mengetahui permasalahan yang dihadapinya di dalam kelas

3. Dapat mengatasi permasalahan yang ada dengan teknik dan metode yang baik

4. Mampu menciptakan kelas yang menyenangkan bagi peserta didiknya

Page 15: Tugas Makalah.docx

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1988, Pengelolaan Kelas : Sebuah Pendekatan Evaluatif,Jakarta: Rajawali.

Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran. Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rinneka Cipta

B. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rinneka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri,2000, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,Jakarta: PT Rineka Cipta.

Gordon, Thomas. 1990. Guru Yang Efektif: Cara Untuk Mengatasi Kesulitan

Dalam Belajar .Jakarta: Rajawali

Harsanto, Radno, 2007,Pengelolaan Kelas yang Dinamis, Jogjakarta: Kanisius.

Kemdiknas. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. gurukreatif.wordpress.com/2008/03/26/6-indikator-pengelolaan-kelas-yang-berhasil/. Diakses Tanggal 20 Maret 2015

N.K, Roestiyah. 1994. Masalah Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Nurhayati B. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: Badan Penerbit UNM

Makassar

Shintawati. 2010. Pendidikan Berbasis Karakter. http://www.jsit.web.id/index.

php?

option=com_content&view=article&id=58:pbk&catid=35:dpm&Itemid=5

7. Diakses Tanggal 16 Maret 2015

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003