biofarmasi kelompok 2 faktor fisiologis sediaan mata makalah.docx

43
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Mata adalah organ fotosensitif yang kompleks dan berkembang lanjut yang memungkinkan analisis cermat tentang bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan obyek. Mata adalah organ penglihatan berupa struktur yang sangat khusus dan kompleks, menerima dan mengirimkan data ke korteks serebral.Mata terletak di dalam struktur tengkorak yang melindunginya, yaitu orbita. Banyak sekali penyakit yang bisa menyerang pada mata, walaupun mata berukuran sangat kecil dibandingkan dengan ukuran bagian tubuh yang lain. Penyakit mata ini sangat mengganggu penderitanya karena dapat menyebabkan hilangnya penglihatan. Salah satu penyakit mata adalah glaucoma dimana mata merah dengan penglihatan turun mendadak, terjadi aposisi iris dengan jalinan trabekular pada sudut bilik mata. Saat kondisi iris terdorong atau menonjol kedepan maka outflow akuos humor akan terhambat, keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Jika penutupan sudut terjadi secara mendadak, maka gejala yang akan timbul sangat berat seperti nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, haloe, mual, muntah. Dalam pengobatan berbagai penyakit dan kondisi pada mata, ada beberapa bentuk sediaan pada obat mata, dimana masing- masing obat mata tersebut memiliki mekanisme kerja tertentu. Salah satunya bentuk sediaan obatnya adalah tetes mata. Namun

Upload: nandika-puteri-trisani

Post on 18-Jan-2016

697 views

Category:

Documents


166 download

DESCRIPTION

biofarmasi

TRANSCRIPT

Page 1: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Mata adalah organ fotosensitif yang kompleks dan berkembang lanjut yang

memungkinkan analisis cermat tentang bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang

dipantulkan obyek. Mata adalah organ penglihatan berupa struktur yang sangat khusus dan

kompleks, menerima dan mengirimkan data ke korteks serebral.Mata terletak di dalam

struktur tengkorak yang melindunginya, yaitu orbita. Banyak sekali penyakit yang bisa

menyerang pada mata, walaupun mata berukuran sangat kecil dibandingkan dengan ukuran

bagian tubuh yang lain. Penyakit mata ini sangat mengganggu penderitanya karena dapat

menyebabkan hilangnya penglihatan. Salah satu penyakit mata adalah glaucoma dimana mata

merah dengan penglihatan turun mendadak, terjadi aposisi iris dengan jalinan trabekular pada

sudut bilik mata. Saat kondisi iris terdorong atau menonjol kedepan maka outflow akuos

humor akan terhambat, keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Jika

penutupan sudut terjadi secara mendadak, maka gejala yang akan timbul sangat berat seperti

nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, haloe, mual, muntah.

Dalam pengobatan berbagai penyakit dan kondisi pada mata, ada beberapa bentuk

sediaan pada obat mata, dimana masing-masing obat mata tersebut memiliki mekanisme kerja

tertentu. Salah satunya bentuk sediaan obatnya adalah tetes mata. Namun salah satu bentuk

sediaan obat mata konvensional ini dianggap tidak lagi cukup untuk memerangi penyakit

mata. Ketersediaan hayati obat sering menjadi tantangan besar untuk diatasi. Penghantaran

obat ke mata juga terhambat oleh ada barier yang melindungi mata. Begitu banyak faktor

yang mempengaruhi absorpsi sediaan obat mata. Faktor-faktor yang mempengaruhi dibagi

menjadi 3 kategori yaitu :

1. Faktor fisiologi

2. Faktor fisikokimia

3. Faktor formulasi

1.2. Tujuan

Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca mengenai

faktor fisiologis yang mempengaruhi penghantaran sediaan obat mata dalam terapi penyakit

mata.

Page 2: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Mata

Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan, terletak dalam

lingkaran bertulang yang berfungsi untuk memberi perlindungan maksimal sebagai

pertahanan yang baik dan kokoh. Mata mempunyai pertahanan terhadap infeksi, karena

sekret mata mengandung enzim lisozim yang dapat menyebabkan lisis pada bakteri dan dapat

membantu mengeliminasi organisme dari mata Mata adalah organ penglihatan yang mana

memiliki struktur yang sangat khusus dan kompleks. Menerima dan mengirimkan data ke

korteks serebral. Indra penglihatan yang terletak pada mata ( organ visus ) terdiri dari organ

okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata).

Gambar 1. Anatomi mata normal

2.1.1. Organ Okuli Assesoria

Organ okuli assesoria (alat bantu mata), terdapat disekitar bola mata yang sangat erat

hubungannya dengan mata dan terdiri dari :

a. Kavum orbita

Merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan puncaknya

mengarah ke depan dan ke dalam. Dinding rongga mata dibentuk oleh tulang:

os.frontalis, os. Zigomatikum, os. Sfenoidal, os. Etmoidal, os. Palatum, os. Lakrimal,

rongga mata mempunyai beberapa celah yang berhubungan dengan rongga otak,

rongga hidung, rongga etmoidalis, rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otak,

fasia, saraf dan pembuluh darah.

Page 3: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

b. Supersilium ( alis mata )

Merupakan batas orbita dan potongan kulit tebal yang melengkung, dan

ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai pelindung mata dari sinar

matahari.

c. Palpebra ( kelopak mata )

Merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak didepan bulbus okuli. Kelopak mata berfungsi sebagai pelindung mata terhadap gangguan yang datang dari luar misalnya serangga, melindungi bola mata dari trauma, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Pada bagian kelopak mata yang berlipat-lipat terhadap tarsus, yang mana pada kedua tarsus terdapat kelenjar tarsalia. Pada kelopak mata terdapat beberapa bagian antara lain; kelenjar sebasea, kelenjar keringat atau kelenjar Moll, kelenjar zeis pada pangkal rambut bulu mata, serta kelenjar meibom pada tarsus.Kelopak mata merupakan pelindung mata yang paling baik dengan membasahi mata da melakukan penutupan mata bila terjadi rangsangan dari luar

d. Aparatus lakrimalis (air mata)

Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior. Melalui duktus ekskretorius lakrimalis masuk ke dalam sakus konjungtiva. Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimalis, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal yang terletak di bagian depan rongga orbita, air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.

e. Muskulus okuli (otot mata)

Merupakan otot ekstrinsik mata, yang terdiri dari 7 buah otot, dimana 6 buah

otot diantaranya melekat dengan os. Kavum orbitalis dan 1 buah mengangkat kelopak

mata ke atas.

Muskulus levator palpebris superior inferior, fungsinya mengangkat kelopak mata.

Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.

Muskulus rektus okuli medial ( otot disekitar mata ), fungsinya menggerakkan bola

mata.

Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke bawah

dank e dalam.

Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar bola mata ke atas, ke bawah

dan ke luar.

Page 4: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

f. Konjungtiva

Merupakan membran mukosa yang melapisi bagian dalam kelopak mata (palpebra) dan kemudian berlanjut ke batas korneosklera permukaan anterior bola mata (bulbar). Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang bersifat membasahi bola mata terutama kornea dihasilkan oleh sel Goblet. Terdapat tiga bagian konjungtiva yaitu ; konjungtiva tarsal yang menutup tarsus, konjungtiva bulbi membungkus bulbi okuli serta menutupi sklera, dan konjungtiva forniks sebagai tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

2.1.2. Okulus

Okulus ( mata ) meliputi bola mata ( bulbus okuli )

a.) Tunika okuli

Tunika okuli terdiri dari :

Kornea, merupakan selaput yang tembus cahaya. Kornea merupakan selaput bening mata dan bagian terdepan dari sklera yang bersifat transparan sehingga memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kornea berperan meneruskan dan memfokuskan cahaya ke dalam bola mata. Kornea terdiri dari beberapa lapis jaringan yang menutup bola mata bagian depan yaitu epitel, membran bowman, stroma, membran descement dan endotel. Saraf sensoris yang mempersarafi kornea yaitu saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid yang masuk ke dalam stroma korneamenembus membran Bowman dan melepaskan selubung Schwannya.

Sklera, merupakan lapisan fibrosa yang elastis yang merupakan bagian putih

mata. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk

pada mata serta bagian putih pada bola mata yang bersama kornea sebagai

pembungkus dan pelindung isi bola mata. Kekakuan tertentu pada sklera

mempengaruhi tekanan bola mata. Bola mata terbagi menjadi 2 bagian,

masing-masing terisi oleh cairan:

1. Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa. Segmen anterior sendiri

terbagi menjadi 2 bagian:

a. Bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris

b. Bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa.

Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu

melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata

melalui saluran yang terletak ujung iris.

2. Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.

Page 5: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

Segmen anterior berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi

struktur mata di dalamnya. Segmen posterior berisi humor vitreus. Cairan

tersebut membantu menjaga bentuk bola mata.

b.) Tunika vaskulosa okuli

Tunika vaskuli okuli merupakan lapisan tengah dan sangat peka oleh

rangsangan pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi 3 bagian, yaitu :

Koroid, merupakan selaput yang tipis dan lembab. Dimana fungsinya

memberikan nutrisi pada tunika.

Korpus siliaris, merupakan lapisan yang tebal dan berfungsi dalam terjadinya

akomodasi.

Iris, merupakan bagian terdepan tunika vaskuola okuli, yang berwarna karena

mengandung pigmen. Di bagian tengah terletak bagian yang berlubang yang di

sebut pupil. Pupil berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata.

c.) Tunika nervosa

Tunika nervosa merupakan lapisan terdalam bola mata yang disebut retina.

Retina dibagi atas 3 bagian :

Pars optika retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan

khatulistiwa bola mata.

Pars siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpussiliar

Pars iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.

Didalam mata terdapat dua macam cairan yaitu:

1. Aqueus humor

Cairan ini berada di depan lensa.Aqueous humor adalah suatu cairan jernih

yang mengisi bilik mata depan dan belakang. Volumenya adalah sekitar 250 µL dan

kecepatan pembentukannya yang memiliki variasi diurnal adalah 2,5 µL/mnt.

Tekanan osmotiknya lebih tinggi sedikit dari plasma. Komposisi aqueous humor sama

dengan plasma, kecuali konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi,

protein, urea dan glukosa yang lebih rendah.

Aqueous humor diproduksi oleh corpus ciliare. Setelah masuk ke bilik mata

belakang, aqueous humor mengalir melalui pupil ke bilik mata depan lalu ke anyaman

trabekular di sudut bilik mata depan.. selain itu terjadi pertukaran diferensial

komponen-komponen aqueous dengan darah di iris.

2. Vitreus humor

Page 6: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

Cairan albumin berwarna keputih-putihan seperti agar-agar yang berada

dibelakang mata, mulai dari lensa hingga retina. (Evelin C Pearce: 317). Dalam hal ini

ciran yang mengalami gangguan yang dihubungkan dengan penyakit glaukoma adalah

aqueus humor, dimana cairan ini berasal dari badan sisiari mengalir  kea rah bilik

anterior melewati iris dan pupil dan diserap kembali kedalam aliran darah pada sudut

antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai

saluranschlemm. (Evelin C. Pearce : 317). Secara normal TIO 10-21 mmHg karena

adanya hambatan abnormal terhadap aliran aqueus humor mengakibatkan produksi

berlebih badan silier sehingga terdapat cairan tersebut. TIO meningkat kadang-kadang

mencapai tekanan 50-70 mmHg.

2.2. Struktur Pelindung Mata

Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas

ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, irus,

jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap

terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk. Struktur yang melindungi mata antara lain

adalah:

a) Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,

pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air

mata.

b) Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak

mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing,

angin, debu dan cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata

membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika

tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa

kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering dan terluka. Bagian dalam

Gambar 2. Aliran humor aqueus pada mata normal

Page 7: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

kelopak mata adalah konjungtiva yang merupakan membran mukosa tipis

yang vaskular dan transparan, yang juga membungkus permukaan mata.

c) Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata

dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier

(penghalang).

d) Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan

menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam

hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung

kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga

kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-

partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi

yang membantu mencegah terjadinya infeksi. Air mata adalah kelenjar yang

diproduksi oleh proses lakrimasi (bahasa Inggris: lacrimation atau

lachrymation; (dari bahasa Latin lacrima, artinya "air mata") untuk

membersihkan dan melumasi mata. Sistem lakrimal berfungsi menjaga

kelicinan mata, melindungi kornea dari penguapan dan menetralkan efek

sediaan tetes mata. Pada manusia, selaput air mata yang membungkus mata,

dikenal sebagai selaput prekorneal (precorneal film), terdiri dari 3 lapisan

yang berbeda, dari permukaan paling luar sampai ke dalam:

1) Lapisan Lemak (Lipid layer) berfungsi membungkus lapisan berair

(aqueous layer); memberikan halangan tahan air (hydrophobic barrier)

yang membungkus air mata dan mencegahnya meluap ke pipi.

Kelenjar ini dijumpai di antara lempengan tarsal (tarsal plates) pada

pelupuk mata (tarsus). Jadi, cairan mata disimpan di antara bola mata

dan lapisan minyak pada pelupuk mata.

2) Lapisan berair (Aqueous layer) berfungsi meningkatkan penyebaran

selaput air mata; meningkatkan penanganan atas penyebab infeksi;

meningkatkan pengaturan osmosis.

3) Lapisan mukosa (Mucous layer) berfungsi membungkus kornea;

meningkatkan lapisan tahan air; meratakan penyebaran air mata;

menutupi kornea

e) Enam otot ekstraokular mengelilingi tiap bola mata dan menggerakan mata.

Kekuatan dan presisi yang diperlukan di sini benar-benar merupakan hal yang

mengagumkan. Selama melakukan gerakan mata yang berlangsung sekitar

Page 8: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

1/10 per detik, bola mata bergerak dengan kecepatan luar biasa dan berhenti

hampir seketika. Untuk menghasilkan kekuatan yang cukup untuk

melakukannya, otot ekstraokular memiliki kekuatan 200 kali lebih besar

daripada yang dibutuhkan untuk memutar mata dalam soketnya .

2.3. Gejala Penyakit Pada Mata

Gejala penyakit pada mata antara lain sebagai berikut :

1) Kehilangan Penglihatan

Bila pasien mengeluh tentang hilangnya penglihatan sangat penting untuk

memastikan sifat akut hilangnya penglihatan dan ada tidaknya perasaan nyeri.

Hilangnya penglihatan mendadak tanpa rasa nyeri dapat terjadi akibat oklusi

pembuluh darah retina atau ablastio retina. Hilangnya penglihatan mendadak

dengan disertai rasa nyeri terdapat pada serangan glaukoma sudut sempit akut.

Hilangnya penglihatan yang berangsur tanpa rasa sakit biasanya pada

glaukoma simpleks menahun.

2) Nyeri mata

Nyeri dimata banyak penyebabnya. Nyeri mungkin dirasakan seperti terbakar,

berdenyut, nyeri tekan, atau perasaan tertarik yang kemungkinan hal tersebut

berkaitan dengan etiologinya. Nyeri dalam mata sewaktu berkedip terdapat

pada abrasi kornea dan benda asing di dalam mata. Fotofobia adalah nyeri

mata yang berhubngan dengan cahaya, seperti terdapat pada radang iris.

Radang konjungtiva (konjungtivitis) menimbulkan rasa gatal. Penyakit pada

kornea disertai nyeri yang agak berat karena kornea mempunyai persyarafan

yang luas. Nyeri kepala dan nyeri pada mata sering dijumpai pada glaukoma

sudut sempit.

3) Diplopia

Diplopia atau penglihatan ganda merupakan keluhan yang umum. Diplopia

terjadi akibat penyesuaian yang keliru dari mata. Biasanya bila mata

mengamati suatu objek, objek ini terlihat jelas. Bayangan yang agak berbeda

tersebut disatukan oleh otak; penyatuan ini yang menghasilkan penglihatan

binokuler atau persepsi kedalaman.

4) Mata berair atau kering

Page 9: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

Terlalu banyak air mata atau kekeringan merupakan keluhan yang umum. Air

mata yang berlebihan mungkin disebabkan produksi airmata yang berlebihan

atau oleh karena bendungan/obstruksi aliran keluarnya. Kekeringan terjadi

akibat gangguan sekresi kelenjar lakrimal. Penyebab umum ialah Sindrom

Sjogren, kegagalan umum kelenjar sekretoris.

5) Mata mengeluarkan secret

Sekret dari mata mungkin sekret berair, agak berlendir atau bernanah. Yang

bersifat cair atau mukoid seringkali berhubungan dengan keadaan alergi atau

penyakit virus, sedangkan yang purulen terdapat pada infeksi bakteri.

6) Mata merah

Mata merah seringkali dijumpai. Mata mungkin tampak merah Mata mungkin

tampak merah darah. Kemerahan tersebut dapat terjadi karena trauma, infeksi,

alergi atau peningkatan tekanan dalam mata. Banyak batuk, muntah berulang

dapat berakibat perdarahan subkonjungtival.

2.4. Sediaan Obat Mata

Sediaan obat mata terdiri dari :

1) Tetes mata

Tetes mata menurut Farmakope Indonesia edisi III adalah sediaan steril berupa

larutan atau suspensi digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada

selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata. Tetes mata steril

harus memenuhi syarat sterilitas, berupa larutan jernih, bebas partikel asing

serat dan benang, isotonis dan isohidris Pada dasamya komponen tetes mata

steril adalah :

a. Zat aktif

b. Cairan pembawa berair

c. Zat pengawet seperti : fenilraksa (II) nitrat atau fenilraksa (II) asetat

0,002%b/v, benzalkonium klorida 0,01 % b/v atau klorheksidina asetat 0,01

% b/v yang pilihannya didasarkan atas ketercampuran zat pengawet

terhadap obat yang terkandung di dalamnya selama waktu tetes mata itu

dimungkinkan untuk digunakan, sebagai contoh benzalkonium tidak cocok

digunakan sebagai pengawet untuk tetes mata yang mengandung anestetik

local.

Page 10: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

2) Salep mata

Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar

salep yang cocok. Cara pembuatannya bahan obat ditambahkan sebagai

larutan steril atau sebagai serbuk steril termikronisasi pada sar salep steril,

hasil akhir dimasukkan secara aseptic dalam tube steril . Bahan obat dan dasar

salep disterilkan dengan cara yang cocok, sedangkan tube disterilkan dalam

otoklaf pada suhu antara 115 ° sampai 116 ° selama tidak kurang dari 30

menit. Salep mata steril harus memenuhi syarat:

a. Homogenitas , tidak boleh mengandung bagian yang kasar yang dapat

teraba.

b. Sterilitas

Page 11: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

BAB III

PEMBAHASAN

Setiap pengobatan yang tersedia untuk mencegah penyakit mata salah satunya

glaukoma progresif melibatkan sejumlah resiko dan biaya keuangan. Pengobatan lini pertama

konvensional glaukoma biasanya dimulai dengan menggunakan topikal selektif atau

nonselektif β-blocker atau analog prostaglandin topikal. Obat pilihan lini kedua termasuk α-

agonis dan inhibitor topikal karbonat anhydrase. Agen parasympathomimetic, paling sering

pilocarpine, dianggap sebagai pilihan pengobatan lini ketiga. Untuk pasien yang tidak

menanggapi obat-obatan antiglaucoma, laser trabeculoplasty dan bedah insisional adalah

metode lebih lanjut yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan intraokular.

Penghantaran obat mata terhambat oleh adanya barrier yang melindungi mata. Ketersediaan

hayati zat aktif obat ini sering menjadi rintangan besar untuk diatasi. Bentuk sediaan obat

mata konvensional, termasuk tetes mata, tidak lagi cukup untuk memerangi penyakit mata.

Ada dua barier yaitu, barier statis dan dinamis yang membatasi pengiriman okular

obat. Barier Statis terdiri dari segmen yang berbeda dari mata seperti kornea, sclera, retina

dan barier darah-retina sedangkan hambatan dinamis terdiri dari aliran darah

neovaskularisasi dan konjungtiva, limfatik clearance, dan pengenceran air mata. Hambatan

ini akhirnya mempengaruhi ketersediaanhayati berbagai obat yang disampaikan melalui rute

ini. Beberapa faktor dapat mempengaruhi ketersediaan obat tetes mata topikal yaitu:

1. pengeluaran obat dengan lapisan air mata

Air mata keluar sekitar 16% per menit, kecuali selama waktu tidur atau selama anestesi.

Volume air mata normal adalah hanya 7 mikroliter, sehingga menyebabkan obat hilang

2. terbatasnya kapasitas konjungtiva

Daerah precorneal dapat menyimpan sekitar 30 mikroliter, termasuk air mata ketika mata

tidak berkedip. Volume berkurang sampai 10 mikroliter pada mata berkedip. Oleh

karena itu, kelebihan volume yang diteteskan atau cepat mengalir dari mata ke duct

nasolacrimal dengan berikutnya penyerapan ke dalam sirkulasi sistemik. Pengeringan

larutan yang diteteskankan dari mata bertanggung jawab atas hilangnya obat dan

karenanya mempengaruhi aktivitas biologis obat di mata. Tingkat drainase ini berkaitan

dengan volume larutan obat yang diteteskan dan peningkatant dengan meningkatkan

Page 12: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

volume. Tingkat drainase adalah sekitar 100 kali lebih cepat daripada tingkat penyerapan

kornea. semakin rendah tingkat drainase dan lebih besar tingkat penyerapan oftalmik.

3. pengenceran oleh air mata dan aqueous humor

berdasarkan fungsi dari air mata yang dapat menetralkan efek sediaan obat mata, maka

air mata dianggap sebagai salah satu penghambat penghantaran obat mata sehingga

penggunaan obat mata tidak memberikan efek farmakologis karena obat mengalami

pengenceran. Air mata juga mengandung antibodi sehingga dapat mencegah masuknya

benda asing ke dalam mata. Eliminasi dari mata terjadi biasanya selama aliran aqueous

humor atau bagian melintasi barier darah-okular.

4. drainase ke saluran nasolakrimalis

Permukaan konjungtiva besar dan mukosa hidung memungkinkan sebagian obat topikal

yang tidak diserap ke dalam mata untuk memasuki sirkulasi sistemik. 

5. mengikat protein

Air mata biasanya, mengandung sekitar 0,7% protein dan tingkat protein meningkat

selama infeksi atau peradangan. Tidak seperti darah, dimana kompleks obat-protein

terus-menerus beredar, air mata diganti dengan cepat dengan demikian memindahkan

senyawa bebas dan obat terikat.

6. metabolisme dalam jaringan mata. 

metabolisme obat dalam mata merupakan aspek penting dari aksi obat. obat yang

dirusak oleh oksidasi atau reduksi kecil kemungkinannya untuk dapat dimetabolisme di

mata daripada mereka yang dirusak oleh hidrolisis. Kornea epithelium dan iris tubuh

cilliary aktif secara metabolik karena kehadiran reduktase esterase, aminopeptidases dan

keton.

Terbatasnya ketersediaanhayati obat dari bentuk sediaan okular adalah terutama

karena faktor precorneal, yang mencakup drainase larutan, lakrimasi, aliran/pergerakan air

mata, pengenceran oleh air mata, pergantian air mata, penyerapan konjungtiva, penyerapan

non produktif, waktu tinggal sementara di cul-de-sac, dan impermeability relatif membran

epitel kornea adalah tantangan besar untuk penghantaran obat pada bagian anterior

mengikuti rute topikal. Karena keterbatasan fisiologis dan anatomi ini, hanya sebagian kecil

dari obat tersebut, secara 1% efektif atau bahkan kurang dari dosis digunakan, adalah diserap

pada okular. Untuk efektifitas secara klinis, formulasi topikal harus memiliki keseimbangan

antara lipofilitas dan hidrofilisitas yang lebih tinggi dengan kontak waktu.

Pasien dengan kornea tipis (struktur jelas di depan mata) berada pada peningkatan

risiko glaukoma.Hal ini karena obat-obatan yang ditempatkan di mata diserap ke dalam

Page 13: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

pembuluh darah konjungtiva pada permukaan mata itu. Persentase tertentu dari bahan aktif

obat, meskipun kecil, akan masuk ke aliran darah dan mungkin dapat mempengaruhi fungsi

seperti detak jantung dan pernapasan.

Penyerapan obat di mata sering diasumsikan bahwa obat-obatan yang diberikan dalam

mata sepenuhnya dan dengan cepat diserap namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi

penghantaran obat pada mata. Penyerapan obat berlangsung di route kornea atau non-kornea.

Rute non-kornea melibatkan penyerapan di sclera dan konjungtiva yang menahan masuknya

obat ke aqueous humor. Maksimum penyerapan berlangsung di kornea yang mengarahkan

obat ke aqueous humor. Sebagian besar obat yang diberikan untuk mata telah hilang

sehingga ketersediaanhayati okular berkurang.

Eliminasi obat dari cairan lachrymal, obat-obatan terutama dieliminasi dari cairan

lachrymal precorneal oleh pengeringan larutan, lacrimasi dan penyerapan non produktif oleh

konjungtiva mata. Hanya sedikit persentase dosis yang diterapkan sampai ke dalam jaringan

intra okular, sementara sebagian besar (50-100%) dosis yang diserap secara sistemik.

Kendala pra-kornea meliputi:

1) pengenceran obat oleh selama aliran

2) pengenceran obat oleh air mata

3) penyerapan saluran Nasolachrymal conjunctival

4) Metabolisme enzim , Berbagai enzim hadir dalam jaringan okular (protease, peptidase

dan esterase) mungkin dapat memetabolisme banyak obat-obatan okular selama atau

setelah penyerapan.

Penetrasi Trans-kornea dipengaruhi oleh barier kornea, sifat fisikokimia obat dan

sistem transportasi ion aktif pada kornea. Epitel Kornea adalah barier utama untuk

penyerapan obat di mata. Epitel Kornea berlapis bertindak sebagai barier pelindung terhadap

masuknya molekul asing dan juga barier untuk ion transportasi. Pada saluran sempit epitel

kornea trans-seluler yang sehat benar-benar mengelilingi kebanyakan permukaan sel-sel.

Sebuah saluran sempit berfungsi sebagai penghalang selektif untuk molekul kecil dan mereka

benar-benar mencegah difusi makromolekul melalui rute Para selular, seperti molekul kecil

mampu menembus ruang interselular epitel kornea. Kornea stroma adalah jaringan sangat

hidrofil sebagian besar berisi air, dan adalah sebuah struktur yang relatif terbuka. Tingkat

penetrasi kornea stroma adalah membatasi tingkat langkah untuk obat lipofilik. Obat Hidrofil

terutama menembus jalur Para selular yang melibatkan difusi pasif dan aktif, sementara obat

lipofilik lebih suka rute Trans-seluler. Untuk obat topikal difusi pasif dengan cara Trans-

seluler / Para-seluler adalah mekanisme utama permeasi.

Page 14: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

Lipofilitas, kelarutan, ukuran molekul, dan derajat ionisasi juga mempengaruhi rute

penetrasi dalam kornea. epitel Kornea berisi saluran ion yang selektif untuk kation anion dan

juga nampaknya meralat saluran anion dalam membran apikal dan saluran konduktif tinggi

kalium.

Penyerapan Non-kornea, rute ini melibatkan penetrasi obat melintasi konjungtiva yg

berhubungan dengan bengkak dan mendasari sclera di saluran uveal dan vitreous humor.

Rute ini penting bagi molekul hidrofil besar dan dengan permeabilitas kornea kecil. Saluran

sempit dari epitel konjungtiva bulat merupakan barier utama penetrasi obat. permeabilitas

konjungtiva dari obat tertentu memiliki jarak lebih besar daripada penetrasi kornea melalui

sclera yang terutama melalui ruang perivascular, melalui media berair gel seperti

mucopolysaccharide atau melalui ruang antara jaringan kolagen. Sclera memiliki

permeabilitas lebih dibandingkan kornea.

Batasan penghantaran obat okular konvensional untuk penyakit mata, administrasi

topikal biasanya lebih disukai daripada administrasi sistemik sehingga untuk menghindari

toksisitas sistemik, untuk tindakan onset cepat, dan untuk penurunan dosis yang diperlukan.

Meskipun penghantaran topikal menawarkan banyak keuntungan untuk mengobati gangguan

mata bagian anterior, itu dapat kerugian serius dari ketersediaanhayati yang sedikit karena

beberapa faktor biologis yang ada untuk melindungi mata dan akibatnya membatasi

masuknya obat-obatan okular.

Kelemahan dari formulasi oftalmik topikal

Mereka memiliki ketersediaanhayati yang sedikit karena cepatnya eliminasi

precorneal, penyerapan konjungtiva, pengeringan larutan oleh gravitasi, disebabkan

lacrimasi, Pergantian air mata normal.

penggunaan terkonsentrasi obat yang sering diperlukan untuk mencapai efek

terapeutik. Penyerapan obat secara sistemik dan pengeringan zat melalui saluran

nasolachrymal dapat mengakibatkanefek yang tidak diinginkan.

Jumlah obat yang disampaikan selama aplikasi eksternal dapat bervariasi. Ukuran

tetesan obat okular ini tidak seragam dan dosis yang disampaikan umumnya tidak

benar. Persyaratan sistem penghantaran obat okular terkendali

Untuk mengatasi efek samping dari pemberian dosis dan konsentrasi tinggi yang

diproduksi oleh sistem konvensional.

Menyediakan penghantaran obat berkelanjutan dan dikendalikan.

Meningkatkan ketersediaanhayati obat okular oleh meningkatkan waktu kontak

cornea.

Page 15: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

Kelebihan dari formulasi optalmik topikal

Kemudahan kenyamanan, pengobatan dilakukan sendiri, kepatuhan pasien ditingkatkan

dan peningkatan penetrasi hidrofil dan berat molekul obat rendah. Penyerapan cepat dan

onset cepat , menghindari metabolisme lintas pertama melewati hepatic.

BAB IV

Page 16: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

KESIMPULAN

Berdasarkan peninjauan jurnal Opthalmic Drug Delivery in Glaucoma dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut,

1. Glaukoma adalah gangguan okular yang ditandai dengan perubahan pada pusat

saraf optik (lempeng optik) dan kehilangan sensitivitas visual dan jarak pandang.

2. Ketersediaan hayati zat aktif obat ini sering menjadi rintangan besar untuk diatasi.

Bentuk sediaan obat mata konvensional, termasuk tetes mata, tidak lagi cukup

untuk memerangi penyakit mata seperti glaukoma.

3. Beberapa faktor dapat mempengaruhi ketersediaan obat tetes mata topikal:

pengeluaran obat dengan lapisan air mata, terbatasnya kapasitas konjungtiva,

pengenceran oleh air mata dan aqueous humor, drainase ke saluran nasolakrimalis,

mengikat protein, metabolisme dalam jaringan mata. 

Page 17: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar,Nida.2013.Vesicular Ocular drug Delivery System :Preclinical and Clinical

Perspektive Of Drugs Delivered Via Niosomes.International Journal of

Biopharmaceutics Page 38. India :IFTM University.

Ingrida, Januleviciene et al.2012.Ophthalmic Drug Delivery In Glaucoma. Eye Clinic of

Lithuanian University of Health Sciences.Lithuania

Sidarta, Ilyas,dkk.1981.Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Gaya Baru

Vaughan D. and Riordan-Eva P. Glaucoma. In: Vaughan D, Asbury T, Riordan-Eva P,

editors. General ophtalmology. 15th edition. USA: Appleton and Lange; 1999. p.

200-14.

Wijaya, Nana.1983.Ilmu Penyakit Mata. Jakarta

https://kpsfkunmul.files.wordpress.com/2014/02/trapmed-pemeriksaan-mata-funduskopi-

blok-16.pdf

MAKALAH BIOFARMASI

Page 18: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

FAKTOR PATOFISIOLOGI SEDIAAN MATA

“PENGHANTARAN OBAT TETES MATA PADA GLAUKOMA”

Disusun oleh :

KELOMPOK 2

1. Arif Sarifudin (066111088)

2. Nandika Putri Trisani (066111094)

3. Monica Prabawati (066111111)

4. Rizky Farouk F. (066111117)

5. Sugeng Rachmanto (066111125)

6. Zunita Arisma S. (066111133)

7. Fitriani Awaliah (066111138)

8. Septyana Kumalasari (066111153)

Dosen Pengampu :

Septia Andini, M.Farm.,Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2014

Page 19: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

LAMPIRAN

TETES MATA OBAT PENGIRIMAN DI GLAUKOMA

Page 20: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

Abstrak

Glaukoma merupakan penyakit mata dimana tekanan cairan bola mata menjadi

tinggi. Tekanan yang berlebih dalam bola mata terjadi karena terbatasnya

permeabilitas anterior mata, pengeluaran kembali dan drainase. Tetes mata

mengandung sejumlah besar zat aktif. Peningkatan penetrasi yang efektif

menimbulkan iritasi sehingga menyebabkan ketidaknyamanan okular.

Meskipun khasiat obat ditentukan oleh zat aktif, namun zat aktif juga dapat

mempengaruhi toleransi dan dapat menyebabkan iritasi konjungtiva dan

hyperemia (konjungtivitas akut serta mempengaruhi kualitas hidup pasien.

1. Perkenalan

Glaukoma adalah neuropati optik progresif dan terapi medis merupakan pilihan awal

untuk pengobatan kondisi yang berpotensi kebutaan ini. Penetesan tetes mata topikal dari

botol adalah bentuk pemberian obat tetes mata umum. Tetes mata biasanya menembus

melalui kornea atau rute sclera, meskipun beberapa kontribusi konjungtiva dicatat. Pemberian

senyawa farmakologis dari botol tetes kadang-kadang dapat menjadi masalah bagi berbagai

alasan. Pertama, permukaan okular anterior memiliki permeabilitas yang terbatas dan terus

dicuci dengan air mata. Bagian lakrimal dan saluran nasolakrimalis pengeluaran air mata dan

zat lain dari mata ke rongga hidung. Karena permeabilitas yang terbatas dari permukaan

okular anterior, pembersihan dan pengeringan alami, tetes mata mengandung banyak bahan-

bahan inaktif. Peningkat penetrasi yang efektif dikenal sebagai iritasi menyebabkan

ketidaknyamanan ocular. Kelemahan lain dari tetes mata topical yang digunakan termasuk

permasalahan jadwal dan kesulitan dalam penerapan tetes mata. Berbagai efek samping yang

berkaitan dengan obat topikal dapat memiliki efek negatif pada kepatuhan pasien terhadap

pengobatan medis, hubungan dokter-pasien dan kualitas hidup pasien. Namun, obat topikal

memiliki kelebihan pemberian topikal yang jelas dan merupakan cara yang lebih nyaman

administrasi serta menghindari metabolisme lintas pertama oleh hati.

Perangkat penghantaran obat implan saat ini menangani pasien yang tidak patuh dan

masalah fluktuasi tekanan intraokular (TIO), bagaimanapun, juga memiliki keterbatasan yang

jelas-tidak mungkin untuk mengubah, menambah atau mengurangi, atau menghentikan

penghantaran obat setelah itu dimasukkan ke mata . Untuk kondisi kronis seperti glaukoma,

Page 21: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

akan optimal untuk mengatur pemberian obat tergantung pada respon terapi dan

perkembangan penyakit. Kesulitan lain dengan sistem penghantaran obat implan adalah

prosedur pembedahan untuk menanamkan invasif dan membutuhkan ahli bedah vitreoretinal

yang terampil. Uji klinis disediakan untuk elusi pemasukan punctal obat diteliti sebagai

berkelanjutan-release sistem pengiriman obat untuk beberapa obat glaukoma. Penelitian

belum dipublikasikan, namun data awal dari salah satu uji coba menunjukkan bahwa

perangkat tidak secara signifikan menurunkan TIO [ 5 ].

2. Aspek Fisiologis topikal Obat Pengiriman ke Mata

Konsentrasi obat di lokasi reseptor adalah penentu penting tingkat onset, intensitas dan durasi

efek farmakologis. Efek obat tergantung pada aktivitasnya, afinitas untuk reseptor atau enzim

dan kemampuan untuk mencapai lokasi aksi dalam konsentrasi yang cukup. Farmakokinetik

obat menyelidiki penyerapan obat, distribusi dan eliminasi dalam tubuh [ 1 , 6 ]. Topikal obat

pada pengiriman ke situs media aksi muka dengan vaskularisasi yang berbeda (dari retina

yang sangat vascularized lensa avascular atau kornea), serta jaringan konsistensi beraneka

ragam, dari aqueous humor cair lensa padat, sehingga menentukan berbeda difusi obat

[ 2 ]. Setelah pemberian topikal melalui proses penyerapan, obat memasuki aqueous

humor.Penyerapan dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air mata dan permeabilitas

permukaan mata.Konjungtiva dan jaringan scleral memiliki permeabilitas yang mirip dengan

obat hidrofilik, sementara kornea adalah 15-25 kali lebih permeabel [ 7 ]. Bioavailabilitas

dalam oftalmologi mengacu pada jumlah obat yang masuk aqueous humor. Obat ini lebih

ditransfer dan didistribusikan dalam jaringan-konjungtiva intraokular, kornea, lensa, iris,

tubuh ciliary, koroid, badan vitreous, retina dan saraf optik. Beberapa faktor dapat

mempengaruhi ketersediaan obat tetes mata topikal: siram dengan air mata film, terbatasnya

kapasitas konjungtiva cul-de-sac, pengenceran oleh air mata dan aqueous humor, drainase ke

saluran nasolakrimalis, mengikat melatonin atau protein, metabolisme dalam jaringan

mata. Semua jaringan mata yang mampu mengakumulasi obat. Permukaan konjungtiva besar

dan mukosa hidung memungkinkan sebagian obat topikal yang tidak diserap ke dalam mata

untuk memasuki sirkulasi sistemik. Penghapusan dari mata terjadi biasanya selama omset

humor berair atau bagian melintasi penghalang darah-okular.

Berbagai pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan bioavailabilitas obat tetes mata

dengan meningkatkan penetrasi kornea atau tetes viskositas. Penyerapan mata meningkat

Page 22: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

dengan menambahkan siklodekstrin, sisipan padat dan sistem koloid terhadap obat tetes

mata. Tetes viskositas yang lebih tinggi merupakan molekul dengan berat molekul tinggi

tidak melintasi membran biologis. Memiliki panjang mencuci-out dari film air mata tetes

kental tinggal lebih lama di permukaan periokular dan meningkatkan pemberian obat pada

struktur mata yang lebih dalam [ 2 ]. Di sisi lain, viskositas tinggi mengganggu gerakan

kelopak mata, visi [ 8 ] dan kenyamanan pasien.

Situasi ekonomi mewajibkan mencari pilihan pengobatan yang lebih murah dan umumnya

konvensional.Masih beberapa keraguan ada jika obat generik yang persis seperti yang efektif

dan ditoleransi dengan obat bermerek. Bahkan memiliki bahan aktif yang sama,

bioekivalensi, bagaimanapun, tidak dapat guarantied.Ukuran yang berbeda dari partikulat

obat dan pH dapat mengubah farmakokinetik dan distribusi dalam jaringan. Selain itu bahan-

bahan aktif yang berbeda dan pengawet dapat menentukan penetrasi yang berbeda,

penyerapan dan ketersediaan bahan aktif di lokasi aksi [ 9 ]. Sensitivitas permukaan mata

untuk bahan aktif dan pengawet dalam persiapan mata, yang diketahui bervariasi antara obat

generik bermerek dan agen, mungkin jauh mengubah distribusi obat dalam jaringan dan

tolerabilitas. Perubahan kecil dalam kemanjuran IOP penurun obat anti-glaukoma dapat

memiliki efek merusak pada mata dalam jangka panjang, seperti yang terkenal bahwa bahkan

sedikit peningkatan TIO dapat memperburuk perkembangan glaukoma hilangnya lapang

pandang.

3. Pentingnya Film Air Mata

Film air mata sangat penting untuk menjaga kesehatan kornea dan konjungtiva. Karena air

mata film adalah permukaan pembiasan pertama dan paling kuat dari mata, penyimpangan

dalam ketebalan film air mata dapat menyebabkan penyimpangan optik pada mata. Untuk

menjaga permukaan mata yang sehat kuantitas air mata adalah penting, tetapi juga komposisi

kimia yang tepat untuk memelihara dan melindungi sel-sel permukaan mata. Film air mata

terdiri dari: (1) komponen lipid yang mengandung ester lilin, ester sterol, asam lemak dan

alkohol lemak; (2) komponen mukosa terdiri dari mucin yang merupakan sebagian besar dari

gula; (3) komponen berair, yang merupakan sebagian besar dari film air mata, yang terdiri

dari 98% air, tetapi juga garam, mucins, dan protein termasuk Hyaluronan, lisozim,

laktoferin, lipocalin, dan imunoglobulin sekretorik [ 10 ]. Gangguan homeostasis dari hasil

film air mata dalam peradangan permukaan mata, yang dapat menyebabkan kerusakan

Page 23: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

sel. Kelainan komponen air mata dapat mengakibatkan ketidakstabilan film air mata dan

hyperosmolarity [ 11 , 12 , 13 ].

PH air mata yang sehat dilaporkan berkisar 7,3-7,7, hal ini dipengaruhi oleh zat terlarut,

terutama oleh bikarbonat karbon dioksida sistem penyangga. PH air mata terendah setelah

wakening karena produk sampingan asam yang terkait dengan penutupan kelopak mata

berkepanjangan. Ketika kelopak mata terbuka, pH meningkat cepat karena karbon dioksida

kerugian [ 14 ]. Hal ini diketahui mata yang turun dalam pH 6-9 kisaran tidak menyebabkan

ketidaknyamanan, sementara tetes dengan pH di luar tingkat ini meningkatkan produksi

cairan air mata karena iritasi dan menurunkan bioavailabilitas oleh meluap obat [ 2].

Osmolaritas adalah ukuran dari konsentrasi zat terlarut, didefinisikan sebagai jumlah osmol

(Osm) dari zat terlarut per liter (L) larutan (osmol / L atau Osm / L) [  15 ]. Sebagai ukuran

kimia film air mata, osmolaritas dapat berguna untuk mengevaluasi kualitas air mata

pasien. Secara umum, osmolaritas menggambarkan jumlah zat terlarut dalam suatu

larutan; menangis, secara khusus mengacu pada konsentrasi protein kecil dan elektrolit,

termasuk sodium, potasium, dan klorida. Meskipun mengukur osmolaritas tidak

mengungkapkan komposisi kimia yang tepat dari air mata, itu mengkuantifikasi bagaimana

terkonsentrasi mereka, dan penelitian telah menunjukkan bahwa pengetahuan film

osmolaritas air mata dapat secara klinis berharga untuk menilai penyakit mata kering. Film

osmolaritas air mata bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Menurut konsep yang berlaku umum, air mata yang isoosmotik dengan 1,4 persen larutan

natrium klorida, dan rekomendasi untuk menyesuaikan konsentrasi osmotik collyriums untuk

tonisitas diduga ini telah ditemukan di seluruh dunia penerimaan. Air mata manusia film 305-

310 mOsm / L.

Hyperosmolarity menyebabkan kerusakan sel permukaan mata, yang dapat dilihat oleh mata

pewarnaan permukaan. Kerusakan ini terjadi karena membran sel permukaan mata yang

permeabel; ketika mereka terkena air mata hyperosmotic, air mengalir keluar dari sel-sel

dalam upaya untuk menyeimbangkan osmolaritas cairan intraseluler dengan osmolaritas air

mata di sekitarnya. Ketika ini terjadi, sel-sel permukaan mata bisa mengalami dehidrasi,

kerusakan membran sel yang dan mengubah cara protein melindungi permukaan mata.

Sebuah hypoosmolarity dari 150 mOsm / L subyektif diterima dengan baik oleh pasien, tapi

75 mOsm / L menghasilkan iritasi mata. The hypoosmolarity mutlak (0 mOsm / L) air

destilasi, yang menyebabkan gatal-gatal dan pembengkakan epitel.

Page 24: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

4. Persarafan Permukaan okuler

Permukaan terkena mata yang kaya diinervasi oleh serabut saraf sensorik berasal di neuron

ganglion trigeminal. Mereka mencapai kornea dan konjungtiva bulbar tipis mielin atau

unmyelinated serabut saraf kurang dari morfologi spesialisasi terminal. Namun, penelitian

elektrofisiologi menunjukkan bahwa neuron sensorik innervating mata secara fungsional

heterogen. Berdasarkan tanggapan mereka terhadap rangsangan tertentu, jenis fungsional

yang berbeda dari serabut saraf sensorik telah diidentifikasi dalam kornea dan konjungtiva

bulbar. Serat Mechanonociceptor (~ 20% dari total) bereaksi hanya terhadap kekuatan

mekanik; Serat nociceptor polimodal (~ 70%) menanggapi kekuatan mekanik, tetapi juga

panas, iritasi kimia eksogen dan mediator inflamasi endogen; serat dingin sensitif (~ 10-15%)

menampilkan suatu kegiatan yang sedang berlangsung impuls pada suhu basal kornea dan

meningkatkan frekuensi nyata menembak mereka dengan pendinginan moderat. Selama

peradangan, luka bedah, kekeringan aktivitas permukaan mata serabut saraf sensorik mata

perubahan nyata sebagai akibat dari perubahan jangka pendek dalam ion ekspresi saluran

sekunder untuk rilis lokal agen inflamasi dan faktor pertumbuhan, dan modifikasi tahan lama

dalam gen ekspresi. Hal ini menyebabkan perkembangan aktivitas spontan dan respon

abnormal terhadap rangsangan alami. Selain peran mereka dalam produksi sadar sensasi

berbahaya dan beracun disebut permukaan mata, serat sensorik tampaknya memainkan peran

dalam pemeliharaan homeostasis permukaan mata, termasuk basal dan modulasi refleks

robek dan pemeliharaan trofik dari kornea dan konjungtiva jaringan [ 16 ].

5. Pengaruh Obat topikal pada Okuler Permukaan

Obat glaukoma topikal telah dikaitkan dengan penyakit permukaan mata seperti setelah tetes

berangsur-angsur berinteraksi dengan jaringan permukaan mata. Interaksi ini dapat

melibatkan agen aktif sendiri atau pengawet yang digunakan untuk menyimpan botol steril

dan / atau untuk menstabilkan agen aktif dalam larutan. Kebanyakan pengawet bertindak

seperti deterjen dan mungkin juga mempengaruhi permeabilitas kornea obat topikal dengan

menyebabkan pemisahan epitel [ 17 ]. Pengawet yang paling populer adalah surfaktan

kationik termasuk benzalkonium klorida banyak digunakan (BAK). Sebagai surfaktan, BAK

dapat meningkatkan kelarutan obat yang hidrofilik dan mengerahkan efek bakterisida mereka

dengan emulsifikasi dinding sel bakteri. Kerusakan mata dari agen ini kemungkinan besar

Page 25: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

karena emulsifikasi dari lipid membran sel [ 18 ]. BAK telah terbukti menjadi racun bagi

conjuctival [ 19 ] dan kornea sel endotel [20 ]. Hal ini juga telah terbukti menyebabkan

kekeruhan peningkatan hidrasi dan ketebalan kornea [ 21 ] dan juga menyebabkan iritasi dan

kemerahan mata. BAK menjadi deterjen kationik menyebabkan toksisitas epitel dan juga

bertanggung jawab untuk pemendekan film air mata break-up waktu, gangguan lapisan sel

permukaan dan memperlambat proses penyembuhan epitel. Penelitian telah menunjukkan

bahwa bahan pengawet lain memiliki efek yang sama pada permukaan mata [ 22 ]. Secara

keseluruhan, tampaknya pengawet merusak epitel kornea tetapi mereka meningkatkan

permeabilitas kornea pada saat yang sama. Penetrasi obat yang lebih tinggi biasanya

berhubungan dengan efek farmakologis yang lebih baik. Namun, penyerapan sistemik obat

melalui konjungtiva atau lapisan mukosa hidung juga meningkatkan [ 23 ]. Efek ini sering

bermasalah untuk obat dengan aktivitas sistemik kuat, seperti timolol.Dapat dikatakan untuk

penggunaan hati-hati dari senyawa ini. Saat ini wadah dosis tunggal yang tersedia yang tidak

mengandung bahan pengawet. Ini dapat meningkatkan kepatuhan pasien untuk mereka yang

memiliki mata sensitif atau kering tapi harus dipertimbangkan untuk pasien yang lebih tua

atau dengan pembatasan gerakan lengan, tangan atau jari. Salah satu cara untuk

meningkatkan penetrasi kornea adalah dengan meningkatkan lipofilisitas obat. Latanoprost

(Xalatan), travoprost (Travatan) adalah contoh prodrugs dikembangkan untuk tujuan

ini. Kelompok ester dalam senyawa ini meningkatkan lipofilisitas mereka dan meningkatkan

permeabilitas kornea. Prodrugs ini kemudian diubah menjadi obat aktif, bentuk asam, oleh

enzim esterase di kornea. Prodrugs memungkinkan meningkatkan penetrasi ke dalam bilik

anterior dan dapat mengurangi efek samping lokal dan sistemik dengan mengurangi

konsentrasi obat yang dibutuhkan [ 24 ].

Penyakit permukaan mata menjadi semakin lebih umum dengan usia dan glaukoma juga lebih

sering terjadi pada usia yang lebih tua. Lansia pasien pengobatan glaukoma jangka panjang

dengan beberapa obat topikal pada akhirnya memiliki penyakit permukaan mata peningkatan

risiko yang mungkin berkontribusi terhadap kepatuhan pasien miskin dan perkembangan

penyakit [ 25 ]. Hal ini juga penting untuk dicatat bahwa dengan usia ada aktivasi glia dalam

kepala saraf optik, peningkatan matriks ekstraselular penurunan sel ganglion retina,

menyebabkan perkembangan percepatan proses glaukoma dan pengobatan lebih agresif

diperlukan.

6. Mekanisme Aksi topikal hipotensi Obat

Page 26: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

Untuk pengobatan glaukoma IOP dapat diturunkan dengan tiga mekanisme dasar: penekanan

pembentukan aqueous humor, peningkatan outflow trabekular dan peningkatan outflow

uveal. Untuk mempengaruhi arus jalur konvensional, obat harus disampaikan kepada

trabecular meshwork dan bagian memanjang dari otot siliaris dan mungkin ke pembuluh

episcleral dan myofibroblast dari memacu scleral. Untuk mempengaruhi obat keluar

uveoscleral harus sampai ke jaringan interstitial otot siliaris. Untuk mempengaruhi obat

sekresi air harus ditargetkan untuk proses silia, yang merupakan target utama dari beta-

blocker.

-Beta adrenergik reseptor (β1 dan β2) tersebar luas di mata. Mereka ditemukan di permukaan

mata, di pembuluh mata, trabecular meshwork, epitel lensa, tubuh ciliary dan retina. Β2-

reseptor mendominasi dalam jaringan mata, termasuk proses silia, di mana mereka mewakili

75-90% atau lebih dari reseptor β [26 ]. Beta blockers adalah antagonis kompetitif dari

reseptor β-adrenergik. Mereka menghambat aktivasi reseptor ini dalam proses silia dengan

menghalangi pengikatan neurotransmiter adrenergik endogen.Dengan blokade siklik ini

tingkat AMP menurun dan akibatnya produksi humor aqueous ditekan [ 27 ].

Karbon anhidrase di mata adalah yang paling melimpah dalam tubuh silia, terutama tipe II

dan IV, tetapi dapat ditemukan dalam jaringan mata lain juga. Inhibitor anhydrase karbonat

(CAI) menghambat karbonat anhidrase dalam epitel silia dan mengurangi produksi ion

bikarbonat, yang merupakan komponen penting untuk transportasi ion aktif dalam

pembentukan air. Penurunan bikarbonat membatasi natrium dan transportasi cairan di epitel

silia dan menurunkan produksi humor aqueous [ 27 ].

Mekanisme utama dimana sebagian prostaglandin (PG) mengurangi TIO adalah dengan

meningkatkan aliran, terutama melalui jalur keluar uveoscleral, mungkin dengan relaksasi

dari otot siliaris dan lisis dari ekstraselular matriks jaringan ikat [ 28 , 29 ], bukan dengan

mengurangi aqueous humor produksi [ 30 ].PG mengikat reseptor khusus untuk PG hadir di

hampir semua jaringan mata.

7. okuler Iritasi dan Aliran Darah

Stimulasi ganglion kompleks sphenopalatina, sebuah fenomena yang dikenal selama iritasi

mata dapat menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan karena ganglion sphenopalatina

adalah ganglion parasimpatis yang mengirimkan serat pasca-ganglionik ke kelenjar lakrimal,

Page 27: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

disarankan bahwa stimulasi serat yang membentuk dahan eferen dari sekresi refleks air mata

yang disebabkan kenaikan diamati ini aliran darah okuler [ 31 ]. Masih harus dievaluasi

apakah iritasi selain ketidaknyamanan subjektif mungkin berguna dan memiliki efek positif

pada sirkulasi mata.

Aliran darah mata dapat dibagi menjadi choroidal, retrobulbar, dan aliran darah

retina. Dengan usia, perubahan dalam pembuluh darah sebagai penebalan membran arteriol

basement, penurunan elastin, mungkin menyebabkan penurunan aliran darah, meningkatkan

resistensi terhadap aliran dan penurunan aktivitas oksida nitrat. Pembuluh darah choroidal

menunjukkan kepadatan menurun, diameter lumen dan volume darah dengan

usia. Dikombinasikan dengan peningkatan kekakuan scleral dan tekanan darah sistemik, ini

menyebabkan penurunan suplai darah mata. Sirkulasi retrobulbar mengalami penurunan

kecepatan aliran dan peningkatan resistivitas. Aliran darah retina menunjukkan penurunan

yang sama dalam volume dan kecepatan, yang mengarah ke penurunan optik sirkulasi kepala

saraf [ 32 ].

Ini masih harus dilihat apa efek dari obat mata dan sistemik pada aliran darah mata. Sebagian

besar obat topikal dalam penurunan konvensional berukuran diserap ke dalam sistem darah di

konjungtiva atau saluran naso-lakrimal atau sistem pencernaan, dan dari situ dapat menembus

jaringan mata dari kedua mata. Penetrasi dikendalikan oleh darah retina penghalang

[ 33 ]. Rute sistemik penetrasi dapat menyediakan sebagian besar dari jumlah yang sangat

kecil dari obat yang ditemukan dalam vitreous atau retina setelah pemberian topikal dan efek

kontralateral signifikan juga telah dilaporkan pada manusia.Ketika molekul obat memasuki

vitreous, kemungkinan besar di zona anterior, mereka dapat berkembang lebih lanjut untuk

fundus dengan difusi melalui gel ketika dibentuk atau konveksi ketika cair. Gerakan ini dapat

divisualisasikan oleh pelacak neon atau MRI [ 34 ].

Kebanyakan tetes mata yang sangat terikat pada uveal dan jaringan retina. Ini membatasi

jumlah obat bebas yang tersedia untuk bertindak pada reseptor pembuluh darah pada tahap

awal penetrasi obat ke dalam segmen posterior. Pengikatan obat harus sesuai dengan

memperluas volume vitreous, sehingga konsentrasi terikat bentuk aktif farmasi di dalamnya

akan berkurang selama tahap masuknya administrasi dan berkepanjangan ketika pengobatan

terganggu atau dihentikan. Pada konsentrasi obat sisi lain dalam vitreous belum tentu

merupakan indikasi tindakan pada retina: mungkin mewakili adanya reseptor vasomotive

dalam jaringan retina atau kurangnya akses kepada mereka [ 35]

Page 28: Biofarmasi Kelompok 2 Faktor fisiologis Sediaan Mata Makalah.docx

8. Kesimpulan

Glaukoma adalah penyakit yang mengancam visi yang membutuhkan pengobatan seumur

hidup dan kepatuhan pasien. Topical IOP Menurunkan telah menjadi standar emas dalam

terapi glaukoma selama beberapa dekade. Memiliki keuntungan yang jelas dari dosis yang

mudah dan aplikasi, bersama-sama dengan penyerapan sistemik minimum, namun kelemahan

utamanya adalah kepatuhan pasien miskin dan kontrol ketekunan. Hal ini masih akan

menyelidiki apakah obat glaukoma topikal dapat meningkatkan hemodinamik okular dan

fungsi visual yang sangat penting dalam pengelolaan glaukoma.