akhlak dan tasawuf makalah.docx

26
TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AKHLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM Disusun Oleh: 1. GURMEET KAUR (1125151977) 2.UMI SALAMAH (1125153764) KELAS C 2015 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Upload: ummy-salamah

Post on 01-Feb-2016

121 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: akhlak dan tasawuf makalah.docx

TUGAS MAKALAHMATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

AKHLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM

Disusun Oleh:

1. GURMEET KAUR (1125151977)

2. UMI SALAMAH (1125153764)

KELAS C 2015

PROGRAM STUDI PSIKOLOGIFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Page 2: akhlak dan tasawuf makalah.docx

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan

rahmat karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang

berjudul “Akhlak dan Tasawuf Dalam Islam” . Makalah ini berisikan tentang pengertian

akhlak dan tasawuf dalam Islam dan pembagian-pembagiannya. Kami menyadari bahwa

makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karna itu, kritik dan saran dari dosen dan teman-teman

yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi lebih baiknya makalah ini. Penyusunan

makalah ini didasarkan untuk melaksanakan kewajiban kami sebagai mahasiswa dan

memenuhi tuntutan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah pendidikan agama Islam.

Terimahkasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah pendidikan agama Islam yang

telah memberikan tugas ini sehingga mempermudah kami dalam memahami tentang akhlak

dan tasawuf dalam islam.

Akhirkata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah Swt.

senantiasa meridhoi segala usaha kita, Aamiin.

Jakarta, 14 Oktober 2015

Penulis

Page 3: akhlak dan tasawuf makalah.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia termasuk salah satu wilayah di belahan dunia yang memiliki beberapa

kepercayaan dan agama yang dianut oleh warga negaranya salah satunya agama yang

diyakini oleh mayoritas masyarakatnya ialah agama Islam. Diantara banyaknya ajaran-ajaran

yang terdapat di dalam agama Islam antara lain membahas mengenai akhlak seperti Akhlak

Tasawuf. Akhlak tasawuf juga termasuk khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya

hingga saat ini semakin dirasakan dan dibutuhkan. Secara historis dan teologis Akhlak

Tasawuf tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup umat agar selamat dunia dan

akherat. Sebagaimana tujuan utama Rasulullah saw. diutus ke bumi adalah untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia. Itulah yang menjadi faktor keberhasilan Beliau dalam

berdakwah menyebarkan agama Islam. Semua manusia ciptaan Allah hendaklah memiliki

akhlak mulia seperti yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad saw. Adapun pada zaman

modern layaknya sekarang, kita dihadapkan berbagai masalah terutama masalah akhlak dan

moral yang cukup serius, yang apabila dibiarkan dan tak ada yang peduli maka akan

menghancurkan  masa depan bangsa. Maraknya kejahatan dan perbuatan yang menyimpang

dari aturan agama telah kita lihat, dengarkan dan juga dirasakan oleh semua orang, membuat

pentingnya mengkaji dan mempelajari Akhlak Tasawuf pada kehidupan saat ini. Bukan

hanya dengan uang, ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi harus dibarengi dengan

penanganan di bidang akhlak mulia dan mental spritual.

B. Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian dari Akhlak dan Tasawuf?

2.      Apa sajakah klasifikasi dan ruang lingkup dalam ajaran ilmu Akhlak dan Tasawuf?

3.      Bagaimanakah manfaat mempelajari Akhlak Tasawuf dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian ilmu Akhlak dan Tasawuf.

2.      Untuk mengetahui klasifikasi-klasifikasi dan ruang lingkup yang termasuk dalam

ajaran ilmu Akhlak dan Tasawuf.

3.      Untuk mengetahui manfaat mempelajari Akhlak Tasawuf dalam kehidupan sehari-hari.

Page 4: akhlak dan tasawuf makalah.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Akhlak dalam Islam

1. Pengertian Akhlak

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari kata “khuluqun” yang secara

etimologis bermaksa tabi’at, budi pekerti, adat, dan kebiasaan. Sedangkan pendekatan lain

bisa dari kata “kholaqo” sangat erat kaitannya dengan kata “kholiq” yang menciptakan dan

“makhluk” yang diciptakan. Dari sini ada korelasi hubungan yang baik antara kholiq (Tuhan)

dengan makhluk (manusia). Dengan demikian, manusia sebagai makhluk harus mempunyai

akhlak terhadap kholiq (Tuhan), akhlak terhadap sesama manusia dan terhadap alam semesta

supaya tercipta kehidupan yang harmonis.

Adapun definis akhlak yang diutarakan oleh Akhmad Amin yaitu akhlak adalah

kehendak yang dibiasakan. Maksudnya, jika kehendak tersebut membiasakan sesuatu, maka

kebiasaan tersebut disebut akhlak. Ada dua syarat agar sesuatu bisa dikatakan sebagai

kebiasaan, yakni:

a. Adanya kecenderungan hati kepadanya atau ada kehendak/iradah untuk

melakukannya.

b. Adanya pengulangan yang cukup banyak, sehingga mudah mengerjakan tanpa

memerlukan pemikiran lagi.

Adapun yang dimaksud kehendak(iradah) adalah kemenangan dari keinginan

setelah mengalami kebimbangan. Proses terjadinya iradah adalah:

a. Timbulnya keinginan setelah adanya stimulus melalui indera.

b. Timbulnya kebimbangan, antara mana yang harus dipilih atau didahulukan

diantara sekian banyak pilihan.

c. Mengambil keputusan atau menentukan keinginan yang dipilih.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada

jiwa manusia yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melalui

proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan tersebut melahirkan perbuatan

yang baik dan terpuji (sesuai syariat Islam) disebut akhlak mahmudah (akhlak terpuji)

sedangkan jika [erbuatan-perbuatan yang timbul itu tidak baik dinamakan akhlak mazmumah

(akhlak tercela).

Page 5: akhlak dan tasawuf makalah.docx

Adapun model akhlak yang harus kita contoh dan teladani adalah akhlak Rasulullah

Muhammad SAW, sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Qalm, 68:4:

Artinya: “Sesungguhnya, engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti (khuluqin) yang

luhur.”

Karena itu Rasulullah SAW merupakan teladan bagi umat manusia dalam

mewujudkan akhlak mahmudah, akhlak yang islami. Hal ini dipertegas dalam Q.S Al-Ahzab

33:21:

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia

banyak menyebut Allah.”

Persamaaan antara etika, moral dan akhlak adalah sama-sama membicarakan tabiat

manusia. Sedangkan perbedaan yang substansial karena konsep akhlak berasal dari

pandangan agama terhadap tingkah laku manusia, sedangkan etika adalah pandangan tentang

tingkah laku manusia dalam perspektif filsafat dan moral lebih cenderung dilihat dalam

perspektif sosial normatif dan ideologis.

2. Pembagian Akhlak

a. Akhlak kepada Allah

Akhlak terhadap Allah dalam bentuk realita, diwujudkan dalam kegiatan yang

dikenal dengan rukun islam yang lima, tetapi intinya berfungsi untuk

pelaksanaannya sendiri. Dibawah ini merupakan Allah kepada Allah yang

paling urgen:

1) Tauhid

Tauhid artinya mengesakan Allah, tidak menyekutukan-Nya

dengan sesuatu. Allah berfirman dalam Q.S Al-Ikhlas, 112:1:

Page 6: akhlak dan tasawuf makalah.docx

Artinya: “Katakanlah (Muhammad) Allah itu esa.”

Menyekutukan Allah dengan lainnya adalah syirik dan orangnya

disebut musyrik. Dosa syirik kepada Allah adalah dosa besar, bahkan

dosa yang tidak terampuni, artinya bila seseorang melakukan perbuatan

syirik dan mati bersama dosa itu tanpa pernah bertaubat sebelumnya

maka dosa itu tidak bisa ditebus atau diampuni di akhirat. Dan yang

bersangkutan akan mendapatkan siksa yang nyata dan pedih.

2) Takwa

Takwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan

mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Diri

harus dipelihara dari yang ditakuti, dan yang paling ditakuti adalah

siksa Allah S.W.T. Oleh sebab itu, orang yang berakhlak kepada Allah

adalah orang yang paling bertakwa kepada-Nya. Dan orang yang

bertakwalah yang paling mulia di sisi-Nya. Muttaqin adalah orang-

orang yang memelihara diri mereka dari azab dan kemarahan Allah

dengan cara berhenti di garis batas yang telah ditentukan, melakukan

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

3) Tawakkal

Tawakkal adalah membebaskan hari dari segala ketergantungan

kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatu

kepada-Nya. Tawakkal harus diawali dengan kerja keras dan usaha

maksimal (ikhtiar). Allah S.W.T memerintahkan umat Islam untuk

tetap selalu waspada dan tidak lalai. Manfaat sikap tawakkal adalah

untuk mendapatkan ketenangan batin.

4) Taqarrub

Taqarrub adalah cara mendekatkan diri kepada Allah dengan

jalan melaksanakan ibadah yang wajib dan sunnah. Allah berfirman

dalam Q.S Al-Baqarah 2:185

Page 7: akhlak dan tasawuf makalah.docx

Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang

Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku

mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon

kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-

Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu

berada dalam kebenaran."

5) Taubat

Taubat berasal dari kata taaba yang berarti kembali. Orang

yang bertaubat kepada Allah S.W.T adalaj orang yang kembali dari

sesuatu (yang buruk) menuju sesuatu (yang baik). Allah berfirman

dalam Q.S An-Nur, 24:31

Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka

menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah

mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak

daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke

dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada

suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-

putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara

laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-

putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau

budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang

tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang

belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka

Page 8: akhlak dan tasawuf makalah.docx

memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka

sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai

orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

b. Akhlak kepada Makhluk

1. Akhlak pada Diri Sendiri

Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai kewajiban terhadap

dirinya sendiri. Namun bukan berarti kewajiban ini lebih penting daripada

kewajiban kepada Allah. Dikarenakan kewajiban yang pertama dan utama

bagi manusia adalah mempercayai dengan keyakinan yang sesungguhnya

bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”. Keyakinan pokok ini merupakan

kewajiban terhadap Allah sekaligus merupakan kewajiban manusia bagi

dirinya untuk keselamatannya.

Manusia mempunyai kewajiban kepada dirinya sendiri yang harus

ditunaikan untuk memenuhi haknya. kewajiban ini bukan semata-mata

untuk mementingkan dirinya sendiri atau menzalimi dirinya sendiri. Dalam

diri manusia mempunyai dua unsur, yakni jasmani (jasad) dan rohani

(jiwa). Selain itu manusia juga dikaruniai akal pikiran yang membedakan

manusia dengan makhluk Allah yang lainnya. Tiap-tiap unsur memiliki hak

di mana antara satu dan yang lainnya mempunyai kewajiban yang harus

ditunaikan untuk memenuhi haknya masing-masing.

Berikut merupakan macam-macam akhlak seorang muslim pada diri

sendiri:

a. Berakhlak terhadap jasmani

Senantiasa menjaga kebersihan

Menjaga makan dan minumnya

Menjaga kesehatan

Berbusana yang Islami

b. Berakhlak terhadap Akal

Menuntut ilmu

Memiliki spesialisasi ilmu yang dikuasai

Mengajarkan ilmu pada orang lain

Mengamalkan ilmu dalam kehidupan

2. Akhlak terhadap keluarga atau pada orang lain

Page 9: akhlak dan tasawuf makalah.docx

Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkan kasih sayang

diantara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi.

Akhlak kepada orang tua adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan

dan perbuatan. Berbuat baik kepada orang tua dibuktikan dalam bentuk-bentuk

perbuatan antara lain:

Menyayangi dan mencintai orang tua sebagai bentuk terima kasih

dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut

Mentaati perintah orang tua

Meringankan beban

Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha

Sedangkan titik tolak akhlak kepada orang lain adalah kesadara

bahwa manusia hidup di dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai macam

suku bangsa yang berbeda- beda bahasa dan budaya.

Beberapa contoh akhlak mulia terhadap orang lain yaitu:

1. Belas kasihan atau kasih sayang, yaitu sikap yang selalu ingin

berbuat baik dan menyantuni orang lain.

2. Rasa persaudaraan, yaitu sikap jiwa yang selalu ingin berhubungan

atau mengikat tali persaudaraan.

3. Memberi nasehat, yaitu suatu upaya untuk memberika petunjuk

kepada orang lain dengan menggunakan perkataan.

3. Akhlak dalam kehidupan masyarakat dan bernegara

Tujuan dari kehidupan bermasyarakat diantaranya ialah menumbuhkan

rasa cinta, perdamaian, tolong-menolong, yang merupakan fondasi dasar

dalam masyarakat Islam. Dalam suatu hadits digambarkan kondisi seseorang

yang beriman dengan berakhlak mulia dalam kehidupan masyarakat.

Selain kita memperlakukan dengan baik diri kita sendiri, kita juga

harus memperhatikan saudaranya (kaum muslim semuanya) dan juga tetangga

kita yang selalu ada ketika kita membutuhkan bantuan. Bisa disebutkan bahwa

apabila salah satu tetangga kita sedang tertimpa suatu masalah dan sangat

membutuhkan bantuan hendaklah membantu jangan hanya berdiam diri

padahal kita tidak sadar sedang melakukan kesalahan-kesalahan. Pastilah

Allah SWT sangat tidak suka terhadap orang yang seperti itu, maka masuklah

ke neraka (tidak masuk surga).

Page 10: akhlak dan tasawuf makalah.docx

Kerukunan antar umat beragama juga sangat diperlukan di kehidupan

masyarakat, bukan berarti rukun sehingga menyamakan agama dan

mencampur adukkan agama, tetapi rukun dalam pengertian saling

menghormati dan tidak saling mencurigai pemeluk agama lain. Akhlak yang

demikianlah yang akan menjamin keutuhan hidup bangsa Indonesia. Meskipun

umatnya terdiri dari bermacam-macam penganut agama, namun jika setiap

orang an kelompok tahu kewajiban dan haknya masing-masing, kesatuan

bangsa tetap akan terjamin

4. Akhlak pada alam lingkungan

Lingkungan hidup dalam Islam dibagi menjadi dua tempat kehidupan,

yakni kehidupan di dunia (alam nyata) dan kehidupan di akhirat (alam gaib).

a. Akhlak terhadap alam nyata

Manusia berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan

lingkungan. Semula lingkungan hidup hanya mencakup lingkungan yang

sudah ada secara alamiah, tetapi lama kelamaan manusia memiliki

kemampuan mengubah lingkungan. Jika ajaran Islam dihayati, maka

terasa bahwa kewajiban manusia di dunia adalah untuk mengembangkan

diri dan meningkatkan kualitas rohaninya untuk dibaktikan pada jalan

yang diridhai-Nya dalam melaksanakan amanat-Nya. Umat islam

ditekankan agar tidak membuat kerusakan di Bumi tanpa mengadakan

perbaikan (As-Syu’ara’ 151-152)

Artinya: “dan janganlah kamu mentaati, perintah orang-orang yang

melewati batas-(QS.26:151) yang membuat kerusakan di muka bumi, dan

tidak mengadakan perbaikan-(QS.26:152).”

Orang yang merusak Bumi disebut fasik, adapun ciri-ciri orang

yang fasik yakni:

Melanggar perjanjian dengan Allah

Tidak melaksanakan amanah sebagaimana mestinya

Page 11: akhlak dan tasawuf makalah.docx

Membuat kerusakan di Bumi

Hakikat pokok dalam pengembangan akhlak terhadap lingkungan

hidup adalah terpeliharanya keseimbangan alam dan keseimbangan

lingkungan hidup. Hal ini dapat dicapai jika akal dan nafsu terkendali,

serta mengindahkan keseimbangan dan menghindarkan diri dari sikap

merusak atau destruktif.

b. Akhlak terhadap alam gaib

Lingkungan hidup di akhirat ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan

seseorang sewaktu ia berada dalam lingkungan hidup di dunia. Agar ia

mendapat lingkungan hidup yang baik di akhirat seseorang harus menjaga

bukan saja pengaruh kerusakan alam dalam kehidupan nyata, tetapi ia juga

harus menjaga diri dari pengaruh negatif yang muncul dari makhluk gaib

yang dalam istilah agama disebut syetan.

Di sisi lain,diperkenalkan juga makhluk gaib yang membimbing

manusia untuk memelihara lingkungan hidupnya, menjaga keseimbangan

tatanan hidup, dan menata kembali alam yang rusak. Makhluk gaib yang

bertugas membimbing dan mendorong manusia untuk kebaikan yang

sesuai dengan ajaran Islam disebut malaikat. Jika pengaruh syetan

dominan maka nanti di akhirat kehidupannya akan penuh kesengsaraan,

sedangkan jika pengaruh malaikat lebih dominan maka di akhirat

kehidupannya akan bahagia. Untuk itu diperlukan pendekatan keagamaan

guna memunculkan rasa solidaritas sosial, demi kelestarian lingkungan

hidup di dunia dan kebahagiaan lingkungan hidup di akhirat.

B. Tasawuf Dalam Islam

1. Pengertian Tasawuf

Tasawuf adalah salah satu bidang kajian studi Islam yang memusatkan

perhatiannya pada upaya pembersihan aspek batiniah yang dapat menghidupkan

kegairahan akhlak yang mulia. Tasawuf juga merupakan penyucian “hati” dan

menjaganya tidak cedera, untuk selanjutnya menuju hubungan yang harmonis antara

manusia dengan Tuhannya. Istilah tasawuf berasal dari kata “sufi” yang artinya suci.

Ilmu tasawuf adalah ilmu yang menjelaskan tata cara pengembangan rohani manusia

dalam rangka usaha dan mendekatkan diri kepada Allah.

2. Latar Belakang Munculnya Tasawuf dalam Islam

Page 12: akhlak dan tasawuf makalah.docx

Tasawuf berkembang melalui dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal.

Berikut merupakan teori-teori mengenai munculnya aliran tasawuf:

Faktor external:

Falsafat mistik Pythagoras yang berpendapat bahwa ruh manusia bersifat kekal

dan berada di dunia sebagai orang asing. Ajaran Pythagoras yaitu

meninggalkan dunia dan pegi berkomtemplasi, inilah menurut sebagian orang

yang mempengaruhi timbulnya “zuhd” dalam Islam.

Falsafat emanasi Plotinus yang mengatakan bahwa wujud ini memancar dari

zat Tuhan Yang Maha Esa. Ruh berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada

Tuhan. Tetapi dengan masuknya ke alam materi, ruh menjadi kotor, dan untuk

dapat kembali ke tempat asalnya harus terlebih dahulu dibersihkan. Pensucian

ruh ialah dengan meninggalkan dunia dan mendekati Tuhan. Dikatakan bahwa

flasafat ini mempunyai pengaruh terhadap munculnya kaum zahid dan sufi

dalam Islam.

Ajaran Budha dengan faham nirwananya. Untuk mencapai nirwana, orang

harus meninggalkan dunia dan memasuki hidup kontemplasi.

Ajaran Hindu juga mendorong manusia meninggalkan dunia dan mendekati

Tuhan untuk mencapai persatuan Atman dengan Brahmana.

Ajaran Nasrani tentang rahib-rahib yang mengasingkan diri (khalwat) dari

kehidupan dunia.

Faktor internal:

Berkembangnya tasawuf dalam dunia Islam karena ajaran Islam memberi

tempat bagi pengembangan sifat-sifat yang baik seperti seseorang yang bertaubat atas

segala dosa, berperilaku wara’, hidup zuhud, fakir, shabar, tawakkal, dan ridha atas

segala apa yang diberikan Allah kepada kita dalam kehidupan ini. Hakikat tasawuf

adalah mendekatkan diri dengan Tuhan. Tentang kedekatan Tuhan digambarkan pada

Q.S. Al-Baqarah, 2:115:

Page 13: akhlak dan tasawuf makalah.docx

L

Artinya: “Dan kepunyaan Allahlah Timur dan Barat; maka ke mana jugapun kamu

menghadap, disanapun ada wajah Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha Luas lagi

Maha Mengetahui.”

3. Landasan Teologis Tasawuf dalam Islam

Landasan utama tasawuf adlah Al-Qur’an dan hadis karena didalam Al-

Qur’anlah terkandung kedamaian, ketenangan, petunjuk-petunjuk, dan hukum-hukum

Allah yang benar. dalam kaidah fikih ada bunyi “Al-‘adatu muhakkamah” yang

artinya tradisi itu bisa menjadi legitimasi hukum, sepanjang tidak bertentangan

dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Demikian tasawuf diperbolehkan asal tidak menyalahi

Al-Qur’an dan hadis. Tujuan tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah melalui

penyucian diri dan amaliyah-amaliyah Islam seperti terkandung dalam Q.S. Asy-syam

91:9:

Artinya: “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang

lagi di ridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hambaKu dan masuklah

kedalam surgaKu.”

Jadi, fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkepribadian

shalih, berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya yang berkualitas. Mereka yang

masuk dalam sebuah tharekat atau aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya

diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqomah, dan tawadhu, serta sifat-sifat

keshalehan lainnya.

4. Maqamat wa al-Ahwal

Maqamat

Maqamat adalah bentuk jama’ dari kata maqam yang artinya disiplin

keruhanian yang ditujukan oleh seseorang berupa pengalaman-pengalaman yang

dirasakan dan diperoleh melalui usaha-usaha tertentu. Di dalam Ensiklopedi Islam

disebutkan bahwa, maqam adalah tingkatan suasana kerohanian yang ditunjukan oleh

seorang sufi (tasawuf) berupa pengalaman-pengalaman yang dirasakan dan diperoleh

melalui usaha-usaha tertentu, jalan yang panjang berisi tingkatan yang harus ditempuh

Page 14: akhlak dan tasawuf makalah.docx

oleh seorang sufi agar berada sedekat mungkin dengan Allah SWT dan bukan hasil

usaha manusia. Datangnya kondisi mental itu seperti tidak menentu.

Mengenai jumlah maqamat yang harus ditempuh oleh para sufi ternyata

berbeda-beda sesuai dengan pengalaman-pengalaman pribadi orang yang

melakukannya. Dengan demikian, sufi akan berbeda jumlah maqamatnya dengan sufi

yang lain. Maka tidaklah heran kalau dalam buku-buku tasawuf kita menemukan

aneka raga, jumlah maqamat tersebut. Berikut ini merupakan maqam menurut

pembagian dan susunan Abu Nasr Al-Tusi dalam bukunya Kitab al-lum’fi’t

Tashawwuf:

1) Maqam Taubat

Taubat yang dimaksudkan sufi adalah tobat yang sebenar-

benarnya, tobat yang tidak akan membawa dosa lagi atau disebut

taubat nasuha, yaitu taubat yang membuat orangnya menyesal atas

dosa-dosanya dan betul-betul tidak berbuat dosa lagi walau sekecil

apapun. Karena langkah pertama yang harus dilakukan seorang sufi

adalah bertaubat.

2) Maqam Wara’

Dalam tasawuf, wara’ merupakan langkah kedua setelah taubat,

dan disamping itu merupakan pembinaan mentalitas (akhlak) yang juga

merupakan tangga awal untuk membersihkan hati dari ikatan

keduniaan. Kata wara’ mengandung arti menjauhi hal-hal yang tidak

baik, yaitu meninggalkan segala yang dalamnya terdapat syubhat

(keragu-raguan) tentang halalnya sesuatu. Meninggalkan syubhat

berarti menjauhi segala hal yang belum jelas haram dan halalnya.

3) Maqam Zuhud

Zuhud yaitu keadaan meninggalkan dunia dan hidup

kematerian. Sebelum menjadi sufi, seorang calon harus terlebih dahulu

menjadi zahid, barulah setelah itu ia bisa meningkat menjadi sufi. Pada

dasarnya zuhud dalam tasawuf merupakansalah maqam dan mendapat

isi serta bentuknya yang khusus sufi.

4) Maqam Fakir

Fakir ialah tidak meminta lebih dari apa yang ada pada diri kita.

5) Maqam Sabar

Page 15: akhlak dan tasawuf makalah.docx

Sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah, dalam

menjauhi segala larangannya dan dalam menerima segala percobaan-

percobaanyang ditimpakanNya pada diri kita. Jadi dengan maqam

sabar, para sufi memang telah mempersipakan diri bergelimang dengan

seribu satu kesulitan dan derita dalam hidupnya, tanpa ada keluhan

sedikitpun.

6) Maqam Tawakkal

Tawakkal merupakanbentuk dari kata al-wakalah yang

mengandung arti menyerahkan, menyandarkan, dan memercayakan.

Hal ini sebagai sikap berserah diri sepenuhnya kepada ketetapan dan

takdir Allah SWT.

7) Maqam Ridha

Tidak berusaha. Tidak menentang qada dan qadar Allah.

Mengeluarkan perasaan benci dari hati sehingga yang tinggal didalam

perasaan senang dan gembira.

Setelah melewati tahap ridha, atau setelah melewati tahap maqamat yang ketujuh

maka seorang sufi sudah sampai pada tingkat yang pertama, seorang sufi akan

melewati tingkat kedua yang lebih tinggi derajatnya, yaitu mahabbah, ma’rifah, fana’

dan baqa’, al-ittihad, dan ahwal.

C. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak

Jika kata “tasawuf” dengan “akhlak” disatukan, akan terbentuk sebuah frase, yaitu

tasawuf akhlaki. Secara etimologis, Tasawuf Akhlaki bermakna membersihkan tingkah laku

atau saling membersihkan tingkah laku.

Tasawuf adalah proses pendekatan diri pada Tuhan dengan cara mensucikan diri

sesuci-sucinya. Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat didekati kecuali oleh orang yang suci

hatinya. Cara tentang bagaimana mensucikan hati dijelaskan daam ilmu tasawuf akhlaki,

sistem pembinaan akhlak menganut tiga cara, yaitu takhalli, tahalli, dan tajlli.

Adapun pandangan lain mengenai kaitan tasawuf dengan akhlak, yaitu bahwa orang

yang suci hatinya (sufi) akan tercermin dalam air muka dan perilakunya yang baik (akhlak

mahmudah). Agar seorang muslim memiliki akhlak yang baik caranya adalah dengan

mengamalkan tasawuf secara sistematis, yaituada al-wajibaat (melaksanakan semua

kewajiban), al-naafilaat (melaksanakan yang sunat-sunat), dan al-riyaadlooh (latihan

spiritual/dzikir).

Page 16: akhlak dan tasawuf makalah.docx
Page 17: akhlak dan tasawuf makalah.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa Akhlak Tasawuf berasal dari dua kata pembagian yakni Akhlak dan Tasawuf. Adapun

pengertian akhlak secara umum yakni suatu hal yang telah tertanam di hati entah itu bernilai

baik maupun buruk sekalipun karena akhlak timbul tanpa perlu dipikirkan dan dipaksa

terlebih dahulu. Sedangkan yang disebut Tasawuf ialah suatu cara dalam proses untuk

mendekatkan diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya. Jadi, dapat

ditarik kesimpulan yakni pengertian Akhlak Tasawuf ialah salah satu disiplin ilmu yang

terdapat dalam ajaran agama Islam yang mempelajari tata cara berprilaku yang baik dan

mulia serta tentunya sesuai aturan Islam sehingga kita bisa mendekatkan diri kita kepada

Allah dengan sepenuhnya dan memiliki rasa tenang saat berada di dekat-Nya. Akhlak

Tasawuf memiliki kaitan yang sangat erat dalam kehidupan sehari-hari yakni untuk mencapai

akhlak yang mulia diperlukan proses-proses yang biasanya dilakukan oleh pengamal tasawuf.

Begitupun sebaliknya, belum dikatakan bertasawuf dengan benar apabila pencapaian akhlak

yang mulia belum terpenuhi.

 

Page 18: akhlak dan tasawuf makalah.docx

Sumber:

Lubis, Syamsuddin, dkk. 2012. Islam Universal Menebar Islam sebagai Agama Rahmatan Lil’

Alamiin. Jakarta: Hartomo Media Pustaka.

http://yogiprames.blogspot.co.id/2013/02/akhlak-seorang-muslim-kepada-dirinya.html

https://hafidhdiya.wordpress.com/2013/01/18/menghafal-surat-al-ahzab-21-dan-artinya/

https://rizkifisthein.wordpress.com/2011/06/23/akhlak-terhadap-diri-sendiri/

http://www.theonlyquran.com/