makalah akhlak tasawuf

25
ARTI, ASAL-USUL DAN PERKEMBANGAN TASAWUF ISLAM MAKALAH Diajukan guna memenuhi tugas dalam mata kuliah Akhlak Tasawuf Disusun Oleh: MUHAMMAD CHABIBI N. NIM: 10390072/ KUI-B Dosen: LEBBA, S.AG., M.SI KEUANGAN ISLAM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

Upload: chabibi-pmii-jogja

Post on 28-Jun-2015

2.622 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Akhlak Tasawuf

ARTI, ASAL-USUL DAN PERKEMBANGAN

TASAWUF ISLAM

MAKALAH

Diajukan guna memenuhi tugas

dalam mata kuliah Akhlak Tasawuf

Disusun Oleh:

MUHAMMAD CHABIBI N.

NIM: 10390072/ KUI-B

Dosen:

LEBBA, S.AG., M.SI

KEUANGAN ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: makalah Akhlak Tasawuf

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya sehingga

dapat terselesainya makalah ini tepat waktu.

Shalawat dan salam dihaturkan kepada nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan

sahabatnya yang telah membawa kita dari zaman jahiliah/kegelapan menuju jalan yang penuh

berkah ini.

Selanjutnya makalah ini kami susun dalam memenuhi tugas Akhlak Tasawuf yang

diberikan oleh Bapak LEBBA, S.AG., M.SI sebagai dosen Akhlak Tasawuf . Dalam

makalah ini saya membahas tiga masalah yaitu pengertian, asal-usul, dan perkembangan

Tasawuf. Dan saya mengucapkan terimakasih kepada siapa saja yang telah membantu/

membimbing dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat selesai tepat waktu.

Disadari bahwa tulisan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, baik dari segi

isinya, bahasa, penyusunan dan lain sebagainya. Untukitu saran dan kritik dari pembaca

sangat membantu sekali. Demikian makalah ini saya buat jika ada kurang saya mohon maaf

yang sebesar-besarnya.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Yogyakarta, Deseber 2010

Penulis

DAFTAR ISI

ii

Page 3: makalah Akhlak Tasawuf

COVER....................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................iii

I. PENDAHULUANLatar Belakang Masalah.................................................................1Tujuan penulisan.............................................................................1

II. ISIPengertian Tasawuf........................................................................2Asal-Usul Tasawuf

Unsur luar Islam.................................................................3 Unsur Islam........................................................................6

Perkembangan Tasawuf Awal Munculnya Tasawuf di Indonesia............................8 Perkembangan Tasawuf Masa Kini...................................11

III. PENUTUP1. Kesimpulan......................................................................................162. Referensi..........................................................................................17

BAB I

PENDAHULUAN

iii

Page 4: makalah Akhlak Tasawuf

Latar Belakang masalah

Dalam dunia ini sangat banyak sekali penafsiran/pengartian oleh beberapa ahli

mengenai arti kata Tasawuf itu, sehingga kita terbingungkan oleh pendapat-pendapat

tersebut. Dan kejelasan asal-usul Tasawuf pun sempat diragukan kalu Tasawuf

tersebut bukan murni dari ajaran agama Islam melainkan di pengaruhi berbagai unsur

di luar islam, misal unsur Nasrani, Yunani, Hindu/Budha, persia, dll, sehingga perlu

pembuktian yang menguatkan bahwa tasafuf itu berasal dari ajaran Islam itu sendiri.

Kemudian perkembangan Tasawuf itu sendiri di dunia juga perlu ada kejelasan

sehingga semakin memantapkan kita untuk percaya bahwa tasawuf itu berasal, dan

mulai berkembang dalam ajaran agama islam.

Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian tasawuf yang di

kemukaan oleh beberapa ahli, serta asal-usul tasawuf itu sendiri yang dulu sempat

diragukan bahwa tasawuf bukan murni ajaran islam dan mengetahui perkembangan

tasawuf di dunia ini sehingga semakin meyakinkan kita bahwa tasawuf berasal dan

murni dari ajaran agama islam.

BAB II

PEMBAHASAN1

Page 5: makalah Akhlak Tasawuf

A. PENGERTIAN TASAWUF

Dalam segi bahasa Tasawuf, maka kalimat Tasawuf masuk dalam “baitul-tafaul”

dengan wazan, Tasawwufu, Yatasawwufu, Tasawwufan, yakni seorang laki-laki

berpinda dari kehidupan biasa ke kehidupan para Sufi. Jadi orang orang yang

bertasawuf itu, ialah orang yang mensucikan dirinya lahir dan batin dalam suatu

pendidikan etika (budi pekerti) dengan menempuh jalan atas dasar didikan tiga tingkat

yang dalam istilah Ilmu Tasawuf dinamakan: Takhalli, Tahalli, dan Tajall, seperti

yang telah diterangkan tadi.

Di bawah ini beberapa pendapat para ahli mengenai arti Tasawuf:

1. Harun Nasution

Menyebutkan lima istilah yang berkenaan dengan tasawuf yaitu:

Al-suffah (orang yang ikut pindah dengan Nabi dari Mekkah ke

Madinah)

Saf (barisan)

Sufi (suci)

Sophos (bahasa Yunani: hikmah)

Suf (kain wol)

2. Basyri Al-Haris (salah seorang ahli sufi dalam memberi arti Tasawuf)

Ia berkata, “Ash-Sufi man shafa Qalbuhu”. Yang artinya: Orang sufi

adalah orang yang telah bersih hatinya semata-mata hanya untuk Allah.

3. Abu Muhammad Al-Jurairi

Tasawuf adalah masuk kedalam budi menurut contoh yang telah

ditinggalkan oleh Nabi dan keluar dari budi yang terendah.

4. Prof. Dr. Hamka

Tasawuf adalah membersihkan jiwa dari pengaruh benda atau alam,

supaya dia mudah menuju kepada Allah.

5. Syaikhul Islam Zakaria Al-Ansary

Tasawuf ialah ilmu yang menerangkan hal-hal tentang cara mensucikan

jiwa, tentang cara memperbaiki Akhlak dan tentang cara pembinaan

kesejahteraan lahir dan batin untuk mencapai kebahagian yang abadi.

6. Kesimpulan Tasawuf

Tasawuf adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat

membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin

akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah SWT. 2

Page 6: makalah Akhlak Tasawuf

Menurut berbagai pendapat para ahli yang mengartikan tasawuf sangatlah

beragam, namun menurut kata Annemarie Schimmel, definisi-definisi itu hanyalah

sekedar petunjuk saja bagi kita. Sebab tujuan tasawuf adalah sesuatu yang tidak bisa

dilukiskan, memang tidak bisa dipahami dan dijelaskan dengan ungkapan apapun,

baik filsafat maupun penalaran. Hanya kearifan hati, gnosis, bisa mendalami beberapa

di antara segi-seginya.

B. ASAL-USUL TASAWUF

UNSUR LUAR ISLAM

1. Dari agama Masehi/Nasrani

Di dalam ajaran Kristen ada paham yang menjahui dunia atau hidup

mengasingkan diri dalam biara. Dalam kepustakaan Arab memang terdapat

tulisan-tulisan tentang para rahib yang mengasingkan diri di padang pasir

Arabia. Dan memang orang Arab sangat akrab dan menyukai cara hidup

Nasrani, karena itu berpengaruh pada cara-cara mereka menjalani latihan

(riyadah) dan ibadah. Maka dari itu banyak para orientalis barat yang

berpendapat bahwa Tasawuf berasal dari ajaran Nasrani/Kristen.

Berbagai pendapat para ahli mengenai unsur Masehi/Nasrani ini:

Von Kromyer (Tasawuf adalah buah dari unsur agama Nasrani

yang terdapat pada zaman jahiliah).

Gold Ziher (sikap fakir dalam Islam adalah salah satu cabang dari

ajaran agama Nasrani).

Noldicker (pakaian wol kasar yang dikenakan oleh para sufi

sebagai simbol kesederhanaan sama dengan yang di kenakan oleh

para pendeta).

Nicholson (istilah-istilah Tasawuf itu berasal dari agama Nasrani)

Unsur-unsur yang diduga mempengaruhi Tasawuf Islam adalah sikap

fakir.

2. Dari Yunani

Kebudayaan Yunani yaitu filsafatnya telah masuk pada dunia di mana

perkembangannya di mulai pada akhir Daulah Umayyah dan mencapai puncak 3

Page 7: makalah Akhlak Tasawuf

pada Daulah Abbasiyah. Metode berfikir filsafat Yunani ini juga

mempengaruhi sebagian umat islam dalam berhubungan dengan Tuhan-nya.

Hal ini dapat dilihat dari pikiran al-farabi’, al-Kindi, Ibn Sina terutama dalam

uraian mereka tentang filsafat jiwa. Apabila diperhatikan memang cara kerja

dari filasat itu adalah segala sesuatu diukur menurut akal pikiran. Filsafat

aliran Neo Platonis menggambarkan, bahwa hakikat yang tertinggi hanya

dapat dicapai lewat yang diletakan Allah pada hati setiap hamba setelah

seseorang itu membersihkan dirinya dari pengaruh materi.

Tetapi perlu diingat, sekalipun dampak filsafat Yunani umumnya dan

khususnya Neo Platonism, terhadap tasawuf itumemang ada, akan tetapi kita

tidak bisa merujukkan semua ajaran tasawuf pada sumber Yunani in toto.

Sebab, sikap angkatan pertama kaum sufi terhadap filsafat Yunani, tidaklah

sama dengan sikap para teolog atau filosof muslim. Para sufi tidak membuka

diri bagi filsafat Yunani, kecuali pada periode mutahir, yaitu ketika mereka

sengaja mengkompromikan intuisinya dengan wawasan intelektualnya sejak

abad keenam Hijriah dan abad-abad berikutnya, sekalipun kecendrungan ke

arah sana telah mulai muncul sejak abad ketiga Hijriah.

3. Dari agama Hindu/Budha

Antara tasawuf dan sistem kepercayaan agama Hindu dapat dilihat adanya

hubungan seperti sikap fakir, darwisy. Al-Birawi mencatat bahwasanya cara

ibadah dan mujahadah antara Tasawuf dan agama Hindu. Begitu juga paham

rengkarnasi, cara kelepasan dari dunia versi Hindu/Budha dengan persatuan

diri dengan cara mengingat Allah.

Dalam agama Hindu mengenal Nirwana sebagai kehidupan setelah mati

sedangkan dalam ajaran Tasawuf mengenal surga. Dan menurut Gold Ziher

ada kesamaan antara tokoh sidartagautama dengan Ibrahim bin Adham tokoh

sufi.

Selain itu Hartmann, yang juga berusaha keras membuktikan sumber

tasawuf berasal dari ajaran Hindu, dan dia mengungkapkan beberapa

pendapat, antara lain dia mengatakan:

a) Kebanyakan generasi pertama sufi bukan berasal dari Arabia. Seperti

Ibrahim bin Adham, Syaqiq al-Balkhi, Abu Yazid al-Bustami dan

Yahya bin Ma’az al-Razi.4

Page 8: makalah Akhlak Tasawuf

b) Kemunculan dan penyebaran tasawuf untuk pertama kalinya adalah di

daerah Khurasan.

c) Pada masa sebelum Islam, Turkistan merupakan pusat pertama

berbagai agama serta kebudayaan Timur dan Barat. Ketika para

penduduk kawasan itu memeluk agama Islam, mereka mewarnainya

dengan corak mistisisme lama.

d) Kaum muslimin sendiri mengakui adanya pengaruh india/Hindu

tersebut.

e) Asketisisme Islam yang pertama adalah bercorak India, baik dalam

kecenderungannya maupun metode-metodenya. Keleluasaan batin,

pemakaian tasbih, misalnya, merupakan gagasan dan praktek yang

berasal dari India.

Menurut Qomar Kailani pendapat-pendapat tersebut sangat ekstrim sekali

jika kalu diterima bahwa tasawuf berasal dari ajaran agama Hindu/Budha,

berarti pada zaman nabi Muhammad SAW telah berkembang ajaran

Hindu/Budha di Mekkah, padahal kesimpulan seperti itu belum ada.

4. Dari Persia

Sebenarnya hubungan antara Arab dan Persia telah terjalin cukup lama,

yaitu hunungan dalam bidang Politik, Pemerintahan, Kemasyarakatan dan

sastra. Akan tetapi belum ditemukan dalil yang menyatakan bahwa kehidupan

rohani Persia telah masuk ke tanah Arab. Yang jelas kehidupan kerohanian

Arab masuk ke Persia itu terjadi melalui ahli-ahli tasawuf di dunia ini.

Pendapat yang menyatakan tasawuf itu berasal dari sumber Persia, karena

sebagian tokoh berasal dari Persia (seperti, Ma’ruf al-Karkhi dan Abu Yazid

al-Bustami), jelas tidak mempunyai pijakan yang kuat. Sebab, perkembangan

tasawuf tidak sekedar upaya mereka saja begitu banyak para sufi Arab yang

hidup di Syria, Mesir, bahkan dikawasan Afrika (Maroko).

Demikian beberapa asumsi tentang asal usul, dasar atau sumber tasawuf, yang

dikemukakan oleh para orientalis yang berminat terhadap mistisisme dalam Islam. Al-

Taftazani mengatakan bahwa sejak permulaan abad ke-19 sampai akhir-akhir ini telah

bercorak ragam pendapat para orientalis yang menaruh perhatian terhadap tasawuf,

tentang asal-usul dan sumber tasawuf. Dan di antara orientalis-orientalis lain yang

meninjau sumber tasawuf secara ilmiah dan jujur adalah Louis Massignon dan J. Spencer 5

Page 9: makalah Akhlak Tasawuf

Triminghm. Mereka cenderung menganut pendapat bahwa tasawuf berasal dari sumber

murni Islam, dan dampak asing terhadap tasawuf itu sangat terbatas. Lebih jauh lagi

perkembangan tasawuf secara jelas mengikuti garis Islam. Massignon dalam kajian

ilmiyahnya tentang tasawuf ini berkesimpulan bahwa sumber tasawuf yang terpenting

adalah al-Qur’an.

UNSUR ISLAM

Selanjutnya, untuk membuktikan bahwa tasawuf itu bersumber dari Islam sendiri,

perlu dikemukakan keterangan-keterangan al-Qur’an dan al-Sunnah serta amalan-amalan

Rasulullah, sahabat dan tabi’in yang dijadikan teladan utama oleh setiap sufi. Dan seperti

telah dikemukakan di atas, tasawuf pada awal pembentukan disiplinnya adalah moral

keagamaan. Dengan demikian, jelas sumber pertamanya adalah al-Qur’an, al-Sunnah;

juga amalan serta ucapan sahabat. Amalan dan ucapan para sahabat itu tentu saja tidak

keluar dari ruang lingkup al-Qur’an dan Al-Sunnah. Begitu juga amalan dan ucapan

tabi’in. Dengan begitu, sumber utama tasawuf adalah al—Qur’an dan al-Sunnah itu

sendiri.

1. Firman ALLAH SWT (Al-Qur’an)

Al-Qur’an dan al-Sunnah telah diterima sebagai standar kebenaran agama

yang tidak dapat diubah-ubah lagi; namun demikian, penerimaan ini tidak

berarti pengucilan terhadap sumber-sumber yang berasal dari orientalis di luar

yang dapat menentukan yang ortodoks dan manakah yang mutahir.

Menurut A.J. arberry, ada beberapa ayat al-Qur’an, yang oleh para sufi

dipandang sebagai mengandung makna mistik, dan masih banyak lagi ayat

serupa itu yang termaktub di dalam buku-buku orang sufi, sebagai pembenar

ajaran-ajaran mereka.

Benih-benih tasawuf dalam kedudukannya sebagai salah satu aspek ajaran

Islam, terdapat rujukannya dalam al-Qur’an. Tampak jelas bahwa dari segi

pertumbuhan pertamanya, tasawuf ditimba dari sumber al-Qur’an sendiri,

kendati dalam perkembangan selanjutnya terdapat pengaruh dari luar, kalau

tidak boleh dikatakan bahwa al-Qur’an juga mengandung ayat-ayat yang

memberikan peluang penafsiran ke arah timbulnya tasawuf falsafi, yang sering

dikatakan telah terpengaruh unsur-unsur luar itu.

2. Kehidupan dan Sabda Rasulullah SAW 6

Page 10: makalah Akhlak Tasawuf

Kehidupan Rasulullah SAW dapat dibagi ke dalam dua fase, yaitu fase

kehidupan beliau sebelum diangkat menjadi Rasul dan fase kehidupan beliau

setelah diangkat menjadi menjadi Rasul. Dalam setiap fase ini, para sufi

mendapatkan adanya suatu sumber yang kaya dengan berbagai ilmu dan amal.

Tampak jelas bahwa tahannus dan khalwah yang yang dilakukan

Muhammad itu bertujuan untuk mencari ketenangan jiwa dan kebersihan hati

dalam menempuh liku-liku kehidupan yang beraneka ragam. Beliau berusaha

untuk memperoleh petunjuk dan hidayah dari Pencipta alam semesta, mencari

hakikat kebenaran yang dapat mengatur segalanya dengan baik dan benar.

Tentang kesederhanaan hidup Nabi SAW, hampir semua pengarang yang

menulis sejarah hidupnya menceritakan, bagaimana kesederhanaan rumah

tangganya sehari-hari. Bukan saja tidak ada prabot rumah tangga, keperluan

sehari-hari pun jarang terdapat, dan jangankan makanan yang lezat, makanan

yang biasa sehari-hari pun belum tentu terdapat tiap waktu makan. Beliau sering

tidur di atas sepotong tikar sampai berbekas pada pipinya. Sebagai makanan

yang terutama di rumahnya, yang dapat disajikan istrinya, roti kering yang

terbuat dari tepung kasar dengan segelas air minum, sebutir atau dua butir

korma.

Tidak sedikit pula ucapan-ucapan Rasulullah SAW yang menerangkan

ajaran-ajaran moral, kehidupan beragama, hubungan dengan Allah, manusia dan

lingkungan. Dan dengan demikian, apa yang diajarkan oleh kaum sufi, seperti

tentang maqamat dan ahwl telah dipraktekkan dan diperintahkan/dianjurkan

oleh Nabi SAW dua abad sebelum istilah tasawuf/sufi muncul. Dan, karenanya

dapat dikatakan bahwa amalan-amalan tasawuf itu lahir sejak kelahiran Islam

itu sendiri, yakni sejak Muhammad diangkat menjadi Rasul atau bahkan

sebelumnya.

3. Kehidupan dan Ucapan Sahabat Serta Tabi’in

Kehidupan dan ucapan para sahabatpun merupakan sumber tempat

menimba para sufi. Kehidupan dan ucapan mereka penuh dengan hal-hak yang

berkaitan dengan sikap zuhd (asketisism), kehidupan sederhana dan kepasrahan

kepada Allah. Karena itu, tidak seorangpyn peneliti yang jujur dalam mengkaji

tasawuf, yang dapat dilalikan kecenderungan-kecenderunagan rohaniah yang

7

Page 11: makalah Akhlak Tasawuf

tercermin dalam kehidupan dan ucapan para sahabat, ketika meneliti sumber

landasan kehidupan rohaniah para sufi.

Dalam sikap dan tindakan mereka sehari-hari, para sahabat dengan

sungguh-sungguh mengikuti jejak Nabi dalam semua ucapan dan kehidupan

mereka. Di bawah ini contoh beberapa sahabat, terutama sahabat-sahabat besar:

a) Abu Bakar al-Siddiq

b) Umar bin Khattab

c) Usman bin Affan

d) Ali bin Abi Thalib

Sahabat ini sangat dekat dengan Rasulullah SAW, karena sangat dekatnya

hubungan darah dan hubungan perkawinan dengan Nabi. Dan oleh karena itu,

dia dipandang oleh ahli sufi sebagai orang yang benyak menerima ilmu-ilmu

yang istimewa langsung dari Nabi, yang tidak diberikan kepada orang lain.

Selain sahabat-sahabat di atas yang disebut dengan al-khulafa’ al-rasyidun,

masih banyak lagi sahabat-sahabat Nabi, yang kehidupan dan ucapan-ucapan

meraka dijadikan oleh ahli sufi sebagai panutan dan teladan mereka. Ajaran-

ajaran esoteris islam yang telah dipraktekkan dan diajarkan oleh Rasulullah

SAW yang kemudian diikuti oleh parasahabat ini, juga tampak jelas dalam

kehidupan dan ucapan tabi’in; oleh karena itu, pola kehidupan dan ucapan para

tabi’in juga dipandang oleh ahli sufi sebagai rujukan ajaran moral dan ibadah

mereka.

C. PERKEMBANGAN TASAWUF

1. AWAL MUNCULNYA TASAWWUF DI INDONESIA

Menelusuri mewabahnya aliran ini di Indonesia, maka hal ini tidak lepas dari pada

peran andil orang-orang yang melakukan study ( belajar ) ke negara Timur tengah. Lebih

khusus lagi adalah Arab Saudi yang pada waktu itu belum diwarnai dengan gerakan tajdid

(pembaharuan) yang dipelopori oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab ( Beliau lahir

pada tahun 1115 H / 1695 M dan meninggal pada tahun 1206 H / 1786 M ). Diantara para

pelopor berkembangnya aliran tasawuf di Indonesia, sebagaimana yang disebutkan

8

Page 12: makalah Akhlak Tasawuf

dibeberapa literatur diantaranya adalah : Nuruddin Ar Raniri ( wafat tahun 1658 M ),Abdur

Rouf As Sinkili (1615 -1693 M ), Muhammad Yusuf Al makkasary ( 1629-1699 M ).

Mereka ini belajar di kota Makkah dan melakukan kontak keilmuan dengan para

Syuyukh dari mancanegara yang bermukim di kota Makkah. Diantara para syuyukh itu

adalah Ahmad Al Quraisy, Ibrohim Al Kuroni dan Muhammad Al barzanji.

Abdurrouf Assinkili setelah belajar beberapa lama kemudian diangakat sebagai kholifah

Tarekat Syatariyah oleh Muhammad Al Quraisy. Dirinya kembali ke Aceh setelah gurunya

meninggal . Keberadaanya di tanah Aceh cukup dipandang oleh para penduduk bahkan

dijadikan sebagai panutan dimasyarakat, bermodal kepercayaan yang telah diberikan

masyarakat kepadanya serta kegigihan murid-muridnya, maka dengan mudahnya ia berhasil

mengembangkan ajaran Thariqot sufiyahnya dengan perkembangan yang sangat pesat hingga

paham itu tersebar sampai ke Minang kabau ( Sumatra Barat ). Salah satu murid Abdur Rouf

as Sinkili yang berhasil menyebarkan paham ini adalah Burhanuddin.

Setelah meninggal kuburan Burhanuddin ini menjadai pusat ziarah dimana para

penziarah itu melakukan praktek peribadatan yang aneh. Timbulnya aliran yang aneh ini

menimbulkan pertentangan yang tajam, terutama setelah beberapa orang yang datang dari

Arab Saudi yang pada waktu itu sudah terwarnai dengan aliran pembaharuan ( Ahlusunnah

wal jama'ah ) yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab . Pertentangan ini

berlanjut yang pada akhirnya pecah perang PADRI . Demikianlah jejak pemahaman yang

ditinggalkan oleh As Sangkili yang berkembang pesat ditanah Minang yang terkenal dengan

religiusnya itu.. As Sankili meningggal dan dikuburkan di Kuala, mulut sungai Kapuas.

Tempat tersebut kini menjadi tempat ziarah yang banyak dikunjungi banyak orang.

Sedang Muhamad Yusuf Al Makasary setelah bertemu dengan gurunya yakni Syaikh

Abu Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub Al Kholwati Al Khurosy As Syami Ad Dimasqy,

kemudian diberi otoritas untuk menjadi kholifah bagi aliran Thariqot Kholwatiyah dan diberi

gelar dengan Taj Al Kholwati ( Mahkota Kholwati ). Setelah kembali ke Aceh ia pun mulai

mengembangkan paham Kholwatiyah ditanah Rencong ini.

Adapun Nuruddin Muhammad bin Ali bin Muhammad Ar Raniri masuk ketanah

Aceh pada masa ke,kuasaan sultan Iskandar Muda. Pada masa itu yang berperan sebagai

mufti kerajaan adalah Syamsudi As Sumatrani, putra kelahiran Aceh yang diberi gelar ulama'

dan berpemahaman Sufi Wujudiyah. Dikarenakan kedudukan yang disandangnya cukup

9

Page 13: makalah Akhlak Tasawuf

strategis, maka dengan mudah ia mengembangkan paham yang dianutnya itu. Syamsudin ini

bekerjasama dengan Hamzah Fansuri, seorang ulama' yang banyak mengekspresikan

pemahamannya melalui keindahan kata ( prosa ).

Dan dari beberapa catatan literatur diperoleh informasi, bahwa orang-orang Indonesia

dan Melayu yang study di Timur Tengah, kemudian pulang ke Nusantara dan menyebarkan

ajaran tasawwuf (tarekat) masih banyak lagi. Ada beberapa nama yang perlu di sebutkan

disini mengingat keterkaitannya dalam penyebaran tarekat di Indonesia yang hingga sekarang

ajarannya masih berujud. Mereka adalah Abdus Shomad al Palimbani dan Muhammad

Arsyad al Banjari (1710,1812 M). Nama terakhir ini termasuk yang mamapu merombak

wajah Kerajaan Banja di Kalimantan Selatan. Bahkan karya bukunya yang banyak dikaji di

beberapa wilayah Indonesia dan Asia Tenggara, Sabil Al Muhtadiin, kini diabadikan sebagai

nama masjid besar di Kota Banjar Masin.

Abdus Shomad al Palimbangi, Muhammad Arsyad al Banjary serta dua rekan mereka,

Abdul Wahab ( Sulsel ) dan Abdurrohman ( Jakarta ) merupakan orang-orang Tarekat yang

berguru kepada Syaikh Muhammad As Saman, selain itu tersebut pula nam-nama lainnya

sepeti Nawawi Al Bantani ( 1230 -1314 M ), Ahmad Khotib As Sambasi, Abdul Karim Al

Bantani , Ahmad Rifa'I Kalisasak, Junaid Al batawy, Ahmad Nahrowi Al Banyumasi ( wafat

1928 M ), Muhammad Mahfudz At Termasi ( 1842- 1929 M ), Hasan Musthofa Al Garuti

( 1852-1930 M )dan masih bannyak lagi yang lainnya. Sebagian besar dari mereka pulang

kembali dan menyebarkan ajarannya di Indonesia .namun demikian, tidak semua orang yang

belajar ditanah Arab kembali dengan membawa ajaran baru atau terperangkap dalam

pemahaman tasawuf, Ahmad bin Khotib bin Abdul Latief Al Minangkabawi ( 1816-1916 M )

adalah salah satu contohnya. Beliau inilah yang mula-mula berani menyatakan pendiriannya

membatalkan amalan-amalan ahli tarekat, terutama sekali tarekat Naqsabandiyah yang selalu

menghadirkan Syaikhnya dalam ingatan saat ber "Tawwajjuh". Syaikh Ahmad bin Khotib

memfatwakan kepada ummat untuk kembali kepada ajaran Islam yang benar menurut Al

Qur'an dan As Sunnah serta menghindarkan diri dari perbuatan syirik dan mengharamkan

penghadiran guru ketika beribadah sebagaimana yang telah banyak dilakukan oleh para

penganut tarekat Naqsabandiyah .

Pendapat yang berkembang dikalangan Ahlu Tarekat, dewasa ini di Indonesia

bekembang dua macam kelompok tarekat, yaitu tarekat mu'tabarah dan ghairu mu'tabarah.

Beberapa kelompok yang tergolong mu'tabarah seperti; Qodariyah, Naqsyabandiyah,

10

Page 14: makalah Akhlak Tasawuf

Tijaniyah, Syathariyah, Syadzaliyah, Khalidiyah, Samaniyah dan Alawiyah. Dari sekian

banya Thariqot mu'tabarah (berdasarkan muktamar NU di pekalongan tahun 1950,

dinyatakan 30 macam Thariqot yang di nilai mu'tabarah ), Thariqot Naqsabandiyah -

Qodariyah merupakan yang terbesar.

Tarekat Qodariyah Naqsyabandiyah cukup meluas perkembangannya. Di Jawa Barat

salah satu pusat penyebaran adalah di pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, yang kini dipimpin

Kiai Shahibul Wafa' Tajul Arifin alias Abah Anom. Berdasar silsilah, keberadaan Tarekat

Qodariyah-Naqsabandiyah di Pesantren Suryalaya, berasal dari Mursyid Ahmad Khatib As-

Sambasi. Mursyid satu ini memiliki tiga orang murid yang bernama Syaikh Abdul Karim Al-

Bantani, Syaikh Khalil Bangkalan dan Syaikh Thalhah dari kali sapu, Cirebon, dari Syaikh

Thalhah inilah Abah Sepuh ( ayah abah anom ) menerima estapeta Tarekat Qodariyah-

Naqsabandiyah dan dari Abah Sepuh lantas di turunkan kepada putranya, Abah Anom hingg

sekarang.

Selain ragam tarekat yang telah disebutkan dimuka, masih banyak lagi bentuk-bentuk

tarekat yang kini berkembang di indoanesia. Di jawa barat berkembang Tarekat Idrisiyah,

Qodaryah-Idrisiyah, Syathariyah, Syathariyah-Muhammadiyah, Tarekat Lahir Bathin dan

Tarekat Tijaniyah. Nama Tarekat terakhir ini salah satu pusat penyebarannya adalah di

Cirebon adapun di Sumatera Selatan berkembang Tarekat Shalawah. Di Jambi selain

Naqsyabandiyah juga berkembang Tarekat Mufaridiyah. Sedang di Kalimantan Selatan

berkembang Tarekat Qadariyah-Nadsabandiyah serta di sulsel Tarekat Khalwatiyah Saman.

2. PERKEMBANGAN TASAWWUF MASA KINI

Dalam dasawarsa terakhir ini, komunitas sufi mewarnai kehidupan perkotaan. Tak

sedikit dari kalangan eksekutif dan selebriti menjadi peserta kursus atau terlibat dalam suatu

kamunitas tarekat tertentu. Alasan mereka mencebur kesana memang beraneka ragam.

Misalnya, mengejar ketenangan batin atau demi menyelaraskan kehidupan yang gamang.

Secara antoprologis, sufisme kota di kenal sebagai trend baru di Indonesia sepanjang

dua dekade ini. Sebelumnya, sufisme lebih dikenal sebagai gejala beragama di pedesaan.

Sufisme kota, kata Muslim Abdurrohman, bisa terjadi minimal karena dua hal: pertama :

hijrahnya para pengamal tasawwuf dari desa ke kota, lalu membentuk jamaah atau kursus

tasawwuf. Kedua : sejumlah orang kota bermasalah tengah mencari ketenangan ke pusat-

11

Page 15: makalah Akhlak Tasawuf

pusat tasawwuf di desa. Adapun sufisme secara sederhana didifinisikan sebagi gejala minat

masyarakat pada tasawwuf. Sufisme adalah istilah yang popular dalam literatur barat

(Sufism), sedangkan dalam literatur arab dan indonesia hingga 1980-an adalah tasawwuf.

Derektur Tazkia Sejati Jalaluddin Rakhmat, berpendapat bahwa sufisme diminati

masyarakat kota sebagai alternatif terhadap bentuk-bentuk keagamaan yang kaku. Sufisme

juga menjadi jalan untuk pembebasan.

Azyumardi Azra, Rektor IAIN Jakarta, telah memetakan dua model utama sufisme

masyarakat kota dewasa ini. Pertama : sufisme kontemporer (biasanya berciri longgar dan

terbuka siapapun bisa masuk) yang aktivitasnya tidak menjiplak model sufi sebelumnya.

Model ini dapat dilihat dalam kelompok-kelompok pengajian eksekutif, seperti Paramadina,

Tazkia Sejati, Grend Wijaya.dan IIMaN. Model ini pula yang berkembang di kampus-

kampus perguruan tinggi umum. Kedua : Sufisme konvesionel. Yaitu gaya sufisme yang

pernah ada sebelumnya dan kini diminati kembali. Model ini adalah yang berbentuk tarekat

(Qadiriyah Wa Naqsabandiyah, Syatariyah, syadzziliyah, dan lain-lain), ada juga yang

nontarekat (banyak di anut kalangan Muhammadiyah yang merujuk tasawwuf Buya Hamka

dan Syekh Khatib al-Minangkabawi).

BAB III

12

Page 16: makalah Akhlak Tasawuf

PENUTUP

Kesimpulan

Dari bebereapa uraian yang di kemukakan oleh beberapa ahli mengenai arti

tasawuf secara umum, kita dapat menyimpulkan bahwa tasawuf adalah upaya melatih jiwa

dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia,

sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah SWT. Dengan kata lain kita

harus melatih diri kita sejak dini dengan berbagai kegiatan keagamaan yang bertujuan hanya

untuk selalu ingin dekat dengan Allah dan terbebas dari urusan duniawi, sehingga dari prilaku

tersebut dapat tercermin akhlak yang mulia. Dan dapat disimpulkan pula bahwa tasawuf itu

berasal dari ajaran agama Islam itu sendiri. Berbeda dengan yang diungkapkan oleh para

orientalis barat yang menyebutkan bahwa tasawuf berasal dari agama lain, hal ini di

karenakan para orientalis ini tidak sepenuhnya jujur dalam penelitian dan mereka

menyimpulkan sebuah pendapat hanya dari sudut pandang saja, serta pembuktian mereka

mengenai asal-usul tasawuf kurang kuat dan sangat sulit di buktikan. Mengenai

perkembangan tasawuf yang dapat masuk islam, hal ini di karenakan para ulama yang belajar

ke Makkah. Setelah itu muncul beberapa Tarekat di indonesia, dan pendapat yang

berkembang dikalangan Ahlu Tarekat, dewasa ini di Indonesia bekembang dua macam

kelompok tarekat, yaitu tarekat mu'tabarah dan ghairu mu'tabarah. Beberapa kelompok yang

tergolong mu'tabarah seperti; Qodariyah, Naqsyabandiyah, Tijaniyah, Syathariyah,

Syadzaliyah, Khalidiyah, Samaniyah dan Alawiyah. Dari sekian banya Thariqot mu'tabarah

(berdasarkan muktamar NU di pekalongan tahun 1950, dinyatakan 30 macam Thariqot yang

di nilai mu'tabarah ), Thariqot Naqsabandiyah - Qodariyah merupakan yang terbesar.

Referensi

10

Page 17: makalah Akhlak Tasawuf

Nata, Abuddin.2010.Akhlak Tasawuf.Jakarta:Rajawali Pers.

Hamka.1994.Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya.Jakarta:Yayasan Nurul

Islam.

Zahri,Mustafa.1976.Kunci Memahami Ilmu Tasawuf.Surabaya:Bina Ilmu.

As,Asmaran.1994.Pengantar Studi Tasawuf.Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Romdon.1995.Tasawuf dan Aliran Kebatinan.Yogyakarta:Kurnia Kalam Semesta.

Simuh.1996.Tasawuf dan Perkembanganya dalam Islam.Jakarta:Raja Grafindo.