makalah revitalisasi tasawuf di era modern

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan yang telah merambah dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, budaya dan polotik, mengharuskan individu untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan pasti. Padahal dalam kenyataannya tidak semua individu mampu melakukannya sehingga yang terjadi justru masyarakat atau manusia yang menyimpan banyak problem. Tidak semua orang ,mampu beradaptasi, akibatnya adalah individu-inbdividu yang menyimpan berbagai problem psikis dan fisik, dengan demikian dibutuhkan cara efektif untuk mrngatasinya. Berbicara masalah solusi, kini muncul kecendrungan masyarakat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan spiritual (tasawuf). Tasawuf sebagai inti ajaran islam muncul dengan memberi solusi dan terapi bagi problem manusia dengan cara mendekatkan diri kepada Allah yang maha pencipta. Peluang dalam menangani problema ini semakin terbentang luas diera modern ini. Tulisan ini berangkat dari sebuah fenomena sosial masyarakat yang kini hidup di era modern, dengan perubahan sosial yang cepat dan komunikasi tanpa batas, dimana kehidupan cenderung 1

Upload: yuzman14

Post on 07-Feb-2016

586 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

keberadaan tasawuf di era modern

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan yang telah merambah dalam berbagai aspek kehidupan

manusia, baik sosial, ekonomi, budaya dan polotik, mengharuskan individu untuk

beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan pasti.

Padahal dalam kenyataannya tidak semua individu mampu melakukannya

sehingga yang terjadi justru masyarakat atau manusia yang menyimpan banyak

problem. Tidak semua orang ,mampu beradaptasi, akibatnya adalah individu-

inbdividu yang menyimpan berbagai problem psikis dan fisik, dengan demikian

dibutuhkan cara efektif untuk mrngatasinya.

Berbicara masalah solusi, kini muncul kecendrungan masyarakat untuk

mengikuti kegiatan-kegiatan spiritual (tasawuf). Tasawuf sebagai inti ajaran islam

muncul dengan memberi solusi dan terapi bagi problem manusia dengan cara

mendekatkan diri kepada Allah yang maha pencipta. Peluang dalam menangani

problema ini semakin terbentang luas diera modern ini. Tulisan ini berangkat dari

sebuah fenomena sosial masyarakat yang kini hidup di era modern, dengan

perubahan sosial yang cepat dan komunikasi tanpa batas, dimana kehidupan

cenderung berorientasi pada materirialistik, skolaristik, dan rasionalistik dengan

kemajuan IPTEK di segala bidang. Kondisi ini ternyata tidak selamanya

memberikan kenyamanan, tetapi justru melahirkan abad kecemasan (the age of

anxienty). Kemajuan ilmu dan teknologi hasil karya cipta manusia yang

memberikan segala fasilitas kemudahan, ternyata juga memberikan dampak

berbagai problema psikologis bagi manusia itu sendiri. Masyarakat modern kini

sangat mendewa-dewakan ilmu pengetahuan dan teknologi, sementara

pemahaman keagamaan yang didasarkan pada wahyu sering di tinggalkan dan

hidup dalam keadaan sekuler. Mereka cenderung mengejar kehidupan materi dan

bergaya hidup hedonis dari pada memikirkan agama yang dianggap tidak

memberikan peran apapun. Masyarakat demikian telah kehilangan visi ke-Ilahian

1

Page 2: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

yang tumpul penglihatannya terhadap realitas hidup dan kehidupan. Kemajuan-

kemajuan yang terjadi telah merambah dalam berbagai aspek kehidupan, baik

sosial, ekonomi budaya dan politik. Kondisi ini mengharuskan individu untuk

beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan pasti.

Padahal dalam kenyataannya tidak semua individu mampu melakukannya

sehingga yang terjadi justru masyarakat atau manusia yang menyimpan banyak

problem. Bagi masyarakat kita, kehidupan semacam ini sangat terasa di daerah-

daerah perkotaan yang saling bersaing dalam segala bidang. Sehingga kondisi

tersebut memaksa tiap individu untuk beradaptasi dengan cepat.

Padahal tidak semua orang mampu untuk itu. Akibatnya yang muncul

adalah individu-individu yang menyimpan berbagai problem psikis dan fisik,

dengan demikian dibutuhkan cara efektif untuk mengatasinya. Berbicara masalah

solusi, kini muncul kecenderungan masyarakat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan

spiritual (tasawuf). Tasawuf sebagai inti ajaran Islam muncul dengan memberi

solusi dan terapi bagi problem manusia dengan cara mendekatkan diri kepada

Allah yang Maha Pencipta. Selain itu berkembang pula kegiatan konseling yang

memang bertujuan membantu seseorang menyelesaikan masalah. Karena semua

masalah pasti ada penyelesaiannya serta segala penyakit pasti ada obatnya.

Peluang tasawuf dalam menangani penyakit-penyakit psikologis atas segala

problem manusia, semakin terbentang lebar di era modern ini. Maka dari itu,

penulis mencoba untuk mengulas sedikit tentang Tasawuf di Era Modern.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tasawuf di era modern?

2. Bagaimana problematika masyarakat di era modern ?

3. Apa pentingnya tasawuf bagi kehidupan di era modern?

4. Bagaimana cara melakukan revitalisasi tasawwuf di Abad modern?

2

Page 3: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui tasawuf di era modern.

2. Memahami problematika masyarakat di era modern .

3. Mengetahui pentingnya tasawuf bagi kehidupan di era modern.

4. Mengatahui cara melakukan revitalisasi tasawwuf diaAbad modern.

D. Manfaat Penulisan

Memberikan bahan, pengalaman dan gambaran khususnya tentang tasawuf

di era modern, serta bisa dijadikan sebagai pembanding untuk penulisan makalah

selanjutnya.

3

Page 4: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tasawuf Di Era Modern

Tasawuf di era modern ini, ditempatkan sebagai cara pandang yang

rasional sesuai dengan nalar normatif dan nalar humanis-sosiologis. Kepekaan

sosial, lingkungan (alam) dan berbagai bidang kehidupan lainnya adalah bagian

yang menjadi ukuran bahwa tasawuf di era modern itu tidak sekedar pemenuhan

spiritual, akan tetapi lebih dari itu yaitu mampu membuahkan hasil bagi yang ada

di bumi ini.

Menurut Bagir, “tasawuf itu bukan barang mati”. Sebab tasawuf itu

merupakan produk sejarah yang seharusnya dikondisikan sesuai dengan tuntutan

dan perubahan zaman. Penghayatan tasawuf bukan untuk diri sendiri, seperti yang

kita temui di masa silam. Tasawuf di era modern adalah alternatif yang

mempertemukan jurang kesenjangan antara dimensi ilahiyah dengan dimensi

duniawi. Banyak orang yang secara normatif (kesalehan individu) telah

menjalankan dengan sempurna, tetapi secara empiris (kesalehan sosial) kadang-

kadang belum tanpak ada. Dengan demikian lahirnya tasawuf di era modern

diharapkan menjadi tatanan kehidupan yang lebih baik.

1. Memahami Dunia Tasawuf

Tasawuf pada dasarnya merupakan jalan atau cara yang ditempuh oleh

seseorang untuk mengetahui tingkah laku nafsu dan sifat-sifat nafsu, baik yang

buruk maupun yang terpuji. Karena itu kedudukan tasawuf dalam Islam diakui

sebagai ilmu agama yang berkaitan dengan aspek-aspek moral serta tingkah laku

yang merupakan substansi Islam. Dimana secara filsafat sufisme itu lahir dari

salah satu komponen dasar agama Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Kalau iman

4

Page 5: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

melahirkan ilmu teologi (kalam), Islam melahirkan ilmu syari’at, maka ihsan

melahirkan ilmu akhlaq atau tasawuf. (Amin Syukur, 2002:112).

Meskipun dalam ilmu pengetahuan wacana tasawuf tidak diakui karena

sifatnya yang Adi Kodrati, namun eksistensinya di tengah-tengah masyarakat

membuktikan bahwa tasawuf adalah bagian tersendiri dari suatu kehidupan

masyarakat; sebagai sebuah pergerakan, keyakinan agama, organisasi, jaringan

bahkan penyembuhan atau terapi. (Moh. Soleh, 2005: 35)

Tasawuf atau sufisme diakui dalam sejarah telah berpengaruh besar atas

kehidupan moral dan spiritual Islam sepanjang ribuan tahun yang silam. Selama

kurun waktu itu tasawuf begitu lekat dengan dinamika kehidupan masyarakat

luas, bukan sebatas kelompok kecil yang eksklusif dan terisolasi dari dunia luar.

Maka kehadiran tasawuf di dunia modern ini sangat diperlukan, guna

membimbing manusia agar tetap merindukan Tuhannya, dan bisa juga untuk

orang-orang yang semula hidupnya glamour dan suka hura-hura menjadi orang

yang asketis (Zuhud pada dunia). Proses modernisasi yang makin meluas di abad

modern kini telah mengantarkan hidup manusia menjadi lebih materealistik dan

individualistic. Perkembangan industrialisasi dan ekonomi yang demikian pesat,

telah menempatkan manusia modern ini menjadi manusia yang tidak lagi

memiliki pribadi yang merdeka, hidup mereka sudah diatur oleh otomatisasi

mesin yang serba mekanis, sehingga kegiatan sehari-hari pun sudah terjebak oleh

alur rutinitas yang menjemukan. Akibatnya manusia sudah tidak acuh lagi, kalau

peran agama menjadi semakin tergeser oleh kepentingan materi duniawi (Suyuti,

2002: 3 - 5).

Menurut Amin Syukur, tasawuf bagi manusia sekarang ini, sebaiknya

lebih ditekankan pada tasawuf sebagai akhlak, yaitu ajaran-ajaran mengenai moral

yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh

kebahagiaan optimal. Tasawuf perilaku baik, memiliki etika dan sopan santun

baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun terhadap Tuhannya (Syukur,

2003:3).

Menurut Omar Alishah, yang menjadi salah satu ajaran penting dalam

tasawuf adalah pemahaman tentang totalitas kosmis, bumi, langit, dan seluruh isi

5

Page 6: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

dan potensinya baik yang kasar mata maupun tidak, baik rohaniah maupun

jasmaniah, pada dasarnya adalah bagian dari sebuah sistem kosmis tunggal yang

saling mengait, berpengaruh dan berhubungan. Sehingga manusia mempunyai

keyakinan bahwa, penyakit atau gangguan apapun yang menjangkiti tubuh kita

harus dilihat sebagai murni gejala badaniah ataupun kejiwaan manusiawi,

sehingga seberapapun tingkatan keparahannya akan tetap dapat ditangani secara

medis (medical care) (Alishah, 2002:11).

Pendapat Alishah tersebut senada dengan apa yang dijelaskan oleh Allah

SWT dalam al-Qur’an, bahwa setiap kali terjalin komunikasi dengannya

seseorang akan memperoleh energi spiritual yang menciptakan getaran-getaran

psikologi pada aspek jiwa raga, ibarat curah hujan membasahi bumi yang

kemudian menciptakan getaran-getaran duniawi dan menyebabkan tanaman

tumbuh subur. Sesuai dengan firman Allah yang tertera dalam QS. Al-Hajj: 5

: الحج ( ه�يج� ب و�ج� ز �ل� ك م�ن� ت� ت �ب ن وأ ت� ب ور ت� �ز اه�ت �ماء ال �ها ي عل ا �ن ل �ز ن أ �ذا )5فإ

Artinya : “ketika kami turunkan hujan di atasnya ia pun bergerak dan subur

mengembang menumbuhkan berbagai tanaman indah (berpasang-pasangan) (QS;

Al-Haj: 5).

2. Tasawuf Sebagai Terapi

Omar Alishah dalam bukunya “Tasawuf Sebagai Terapi” menawarkan

cara Islami dalam pengobatan gangguan kejiwaan yang dialami manusia, yaitu

dengan cara melalui terapi sufi. Terapi tasawuf bukanlah bermaksud mengubah

posisi maupun menggantikan tempat yang selama ini di dominasi oleh medis,

justru cara terapi sufi ini memiliki karakter dan fungsi melengkapi. Karena terapi

tasawuf merupakan terapi pengobatan yang bersifat alternatif. Tradisi terapi di

dunia sufi sangatlah khas dan unik. Ia telah dipraktekkan selama berabad-abad

lamanya, namun anehnya baru di zaman-zaman sekarang ini menarik perhatian

luas baik di kalangan medis pada umumnya, maupun kalangan terapis umum pada

khususnya. Karena menurut Omar Alisyah, terapi sufi adalah cara yang tidak bisa

6

Page 7: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

diremehkan begitu saja dalam dunia terapi dan penanganan penyakit (gangguan

jiwa), ia adalah sebuah alternatif yang sangat penting. (Alishah, 2004;5)

Tradisi sufi (tasawuf) sama sekali tidak bertujuan mengubah pola-pola

terapi psikomodern dan terapi medis dengan terapi sufis yang penuh dengan

spiritual, sebaliknya apa yang dilakukan Omar justru melengkapi dan membatu

konsep-konsep terapi yang telah ada dengan cara mengoptimalkan peluang

kekuatan individu seseorang untuk menyembuhkan dirinya, beberapa teknik yang

digunakan Omar Alishah dalam upaya terapeutik yang berasal dari tradisi-tradisi

tasawuf antara lain yaitu tehnik “transmisi energi dan tehnik metafor” (Alishah,

2002:151).

Dengan demikian, terapi tasawuf atau sering juga disebut dengan

penyembuhan sufis adalah penyembuhan cara islami yang dipraktekkan oleh para

sufi ratusan tahun lalu. Prinsip dasar penyembuhan ini adalah bahwa kesembuhan

hanya datang dari Allah Yang Maha penyembuh, sedangkan para sufi sebagai

terapis hanya bertindak sebagai perantara.(Najar, 2004: 195).

B. Problematika Masyarakat Modern

Masyarakat modern memiliki sikap hidup materialistik (mengutamakan

materi), hedonistik (memperturutkan kesenangan dan kelezatan syahwat),

totaliteristik (ingin menguasai semua aspek kehidupan) dan hanya percaya kepada

rumus-rumus pengetahuan empiris saja serta sikap hidup positivistis yang

berdasarkan kemampuan akal pikiran manusia tampak jelas menguasai manusia

yang memegang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada diri orang-orang yang

berjiwa dan bermental seperti ini, ilmu pengetahuan dan teknologi modern

memang sangat mengkhawatirkan, karena mereka yang akan menjadi penyebab

kerusakan di atas permukaan bumi, sebagaimana Firman Allah Swt.

7

Page 8: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

dalam surat ar-Rum ayat 41 :

�ذ�ي ال ع�ض ب �ذ�يقه�م �ي ل �اس� الن �د�ي ي أ ت� ب س ك �ما ب ح�ر� �ب وال ر� �ب ال ف�ي اد� �فس ال ظهر

ج�ع�ون ر� ي �ه�م� عل ل �وا عم�ل

Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia; Allah Menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari

(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Dari sikap mental seperti di atas, kehadiran ilmu pengetahuan dan

teknologi telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern.

Promblematika yang muncul antara lain :

1. Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ikatan spriritual

terlepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi, akibatnya kemampuan

membuat senjata telah diarahkan untuk tujuan menjajah bangsa lain.

2. Pendangkalan Iman. Lebih mengutamakan keyakinan kepada akal pikiran

dari pada keyakinan religius.

3. Desintegrasi Ilmu Pengetahuan. Adanya spesialisasi di bidang ilmu

pengetahuan, masing-masing ilmu pengetahuan memliki paradigma sendiri

dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

4. Pola Hubungan Materialistik. Memilih pergaulan atau hubungan yang

saling menguntungkan secara materi.

5. Menghalalkan segala cara. Dalam mencapai tujuan mengenyampingkan

nilai-nilai ajaran agama.

6. Kepribadian yang terpecah (split personality). Karena kehidupan manusia

modern dibentuk oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering dari nilai-

nilai spiritual dan terkotak-kotak, akibatnya manusia menjadi pribadi yang

terpecah. Jika proses keilmuan yang berkembang tidak berada di bawah

kendali agama, maka proses kehancuran pribadi manusia akan terus

berjalan. Dengan demikian, semua kekuatan yang lebih tinggi untuk

8

Page 9: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

meningkatkan derajat kehidupan manusia akan hilang, sehingga tidak

hanya kehidupan saja yang mengalami kemerosotan, tetapi juga tingkat

kecerdasan dan moral.

7. Stress dan Frustasi. Jika tujuan tidak tercapai, sering berputus asa bahkan

tidak jarang yang depresi.

8. Kehilangan Harga Diri dan Masa Depan. Jika kontrol nilai-nilai agama

telah terlepas dari kehidupan, maka manusia tidak lagi punya harga diri

dan masa depan.

Eric Fromm mengatakan bahwa, karakter masyarakat modern diwarnai

oleh orientasi pasar, di mana keberhasilan seseorang tergantung kepada sejauh

mana nilai jualnya di pasar. Masyarakat modern bagaikan penjual dirinya

sekaligus sebagai komunitas yang siap dijual di pasar. Oleh karena itu

penghargaan atas diri manusia itu ditentukan oleh nilai jualnya di pasar, akibatnya

setiap orang termotivasi untuk berjuang keras menjadi pekerja sukses dan kaya,

demi penegasan atas keberhasilannya. Kemakmuran melambangkan tingginya

nilai jual, sementara kemiskinan dimaknai sebaliknya. 

Kebaikan, kejujuran, kesetiaan pada kebenaran dan keadilan sudah bagai

tidak bernilai jika tidak memberikan manfaat untuk kesuksesan dan kemakmuran.

Jika kondisi ekonomi seseorang tidak makmur, maka dinilai sebagai orang yang

belum sukses, bahkan gagal dalam kehidupan. Keadaan seperti ini menandakan

masyarakat modern, masyarakat yang mengalami keterasingan (aliensi), mereka

tidak lagi berpijak kepada kualitas kemanusiaan, melainkan berpatokan kepada

keberhasilan dalam mencapai kekayaan materi.

Kondisi ini memalingkan kesadaran manusia sebagai makhluk termulia.

Keutamaan dan kemuliaan menyatu dengan kekuatan kepribadian, tidak

bergantung pada sesuatu yang ada di luar dirinya. Oleh karena itu masyarakat

modern mengalami depersonilisasi kehampaan dan ketidakbermaknaan hidup.

Keberadaannya tergantung kepada pemilikan dan pengasaan symbol kekayaan,

keinginan mendapatkan harta yang berlimpah melampaui komitmennya terhadap

9

Page 10: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

solidaritas sosial. Hal ini didorong oleh pandangan bahwa orang yang banyak

harta merupakan manusia unggul.

C. Pentingnya Tasawuf Bagi Kehidupan di masa Modern

            Tasawuf merupakan bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Allah

SWT. Imam Al-Junaidi mengartikannya berakhlak mulia dan meninggalkan

semua akhlak tercela. Zakaria Al-Anshari berpendapat, tasawuf merupakan ilmu

tentang kebersihan jiwa, perbaikan budi pekerti, serta pembangunan lahir dan

batin guna memperoleh kebahagiaan abadi.

            Jika fiqih bertujuan untuk memperbaiki amal, memelihara aturan syar’i,

dan menampakkan hikmah dari setiap hukum, maka tasawuf bertujuan

memperbaiki hati dan memfokuskannya hanya kepada Allah SWT. Orang yang

ahli fiqih disebut faqih, jamaknya fuqoha'. Sedangkan ahli atau praktisi tasawuf

biasa diartikan dengan sufi.

            Tasawuf terkadang sulit dijelaskan kepada orang-orang yang selalu

mengedepankan logika dan pragmatisme. Tasawuf lebih merupakan ilmu

personal. Dalam arti, tasawuf sulit dikenal dan dipahami bagi orang yang tidak

mengalaminya. Dengan kata lain, ilmu ini harus dialami sendiri jika ingin

memahaminya. Ibarat mengajarkan manisnya gula, tidak mungkin memberikan

penjelasan tanpa mencicipinya.

            Dalam aspek spiritual, masyarakat modern senantisa terbuai dalam situasi

keglamoran, mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan

mereka meninggalkan pemahaman agama, hidup dalam sikap sekuler yang

menghapus visi keilahian. Hilangnya visi keilahian tersebut mengakibatkan

kehampaan spiritual dan dan manusia jauh dari Tuhan YME, meninggalkan

ajaran-ajaran yang dimuat dalam dogma Agama. Akibatnya, maka dalam

kehidupan masyarakat modern sering dijumpai banyak orang yang merasa gelisah,

tidak percaya diri, stress dan tidak memiliki pandangan hidup. Kegelisaan hidup

mereka sering disebabkan karena takkut kehilangan apa yang mereka miliki. Rasa

khawatir terhadap masa depan yang tidak dapat dicapai sesuai dengan harapan,

10

Page 11: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

daya saing yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan akibat adanya

banyak pelanggaran yang dilakukan.

            Sedangkan dalam aspek etika, masyarakat modern mengalami krisis moral

yang berkepanjangan. Masyarakat modern seringkali menampilkan sifat-sifat

yang tidak terpuji dan menyimpang dengan norma-norma yang berlaku, baik

norma agama, adat istiadat maupun norma hukum.

            Di dalam beberapa dasawarsa terakhir yang dirasakan penuh dengan krisis,

kiranya tujuan dakwah Islamiyah ini semakin penting dan perlu mendapatkan

sorotan khusus dunia dakwah. Para kritisi Barat mengemukakan bahwa sekurang-

kurangnya sekarang ini di dunia pasca-modern mengalami lima krisis,

diantaranya:

1)      Krisis identitas, di mana manusia sudah mulai kehilangan kepribadian

dan bentuk dirinya.

2)      Krisis legalitas, di mana manusia telah mulai kehilangan penentuan

peraturan untuk diri dan masyarakatnya.

3)      Krisis penetrasi, di mana manusia telah banyak kehilangan pengaruh

yang baik untuk diri dan masyarakatnya, penuh dengan polusi fisik dan

mental.

4)      Krisis partisipasi, di mana manusia telah kehilangan kerjasama, selalu

individualistis.

5)      Krisis distribusi, di mana manusia dihantui oleh tidak adanya keadilan

dan pemerataan incomemasyarakat.

            Dari berbagai macam krisis moral inilah, kami menyimpulkan bahwa

tasawuf sangat penting bagi kehidupan masyarakat modern. Disamping untuk

membangun jiwa spiritual, tasawuf juga memiliki urgensi individu yang sangat

penting bagi pelaksananya.

            Tasawuf berperan melepaskan kesengsaraan dan kehampaan spiritual

untuk memperoleh keteguhan dalam mencari Tuhan. Karena intisari ajaran

tasawuf bertujuan memperoleh hubungan langsung dan didasari dengan Tuhan,

sehingga seseorang dengan kesadarannya berada di hadirat-Nya merasa terlepas

dari kegundahan dan kesedihan. Adapun ajaran tasawuf yang paling mendasar dan

11

Page 12: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

dapat dijadikan sebuah solusi dalam mengatasi problematika kehidupan , yaitu

dengan mengadakan intropeksi diri atau dalam bahasa tasawuf dikenal

dengan muhasabahterhadap diri sendiri, baik kaitannya dengan masalah-masalah

horisontal dan mengembangkan individu yang berkehidupan dengan akhlak dan

bertasawuf. Upaya tersebut akan melahirkan ketahanan diri serta terhindar dari

kemungkinan pelencengan kepribadian. Hasil dari sikap ini adalah sikap rendah

hati dan tidak arogan.

D. Revitalisasi Tasawuf di Abad Modern

Tasawuf perlu diperkenalkan semula kepada masyarakat dengan

pendekatan yang baru. Pendekatan yang menumpukan pada substansi dan

bukannya bentuk (form). Pendedahan yang apresiatif sekaligus kritis perlu

diperkenalkan kepada para pendidik. Tidak seperti ilmu Syari‘ah lainnya, tasawuf

adalah ilmu yang mengalami perkembangan yang luas dan terkadang tidak

terkawal. Dalam menggambarkan hal ini, al-Attas (2006:96) mengatakan bahwa

seseorang itu mesti dapat membedakan antara aspek positif tasawuf daripada

aspek negatifnya. Menurutnya aspek negatif tasawuf sebenarnya tidak merujuk

kepada tasawuf yang sebenar. Al-Attas (2001: 96) mendefinisikan tasawuf

sebagai pengamalan Syariah dalam maqam ihsan. Baginya tasawuf membentuk

dimensi ruhani Islam di mana organ yang digunakan juga adalah organ spiritual

(fu’ad, qalb). Dimensi dalaman ini menuntut seseorang pergi lebih jauh daripada

sekedar pengamalan luaran.

Muhammad al-Ghazzali (tt: 103) juga telah mencoba melakukan tajdid

terhadap tasawuf. Persoalan utama yang ingin diatasi olehnya adalah bagaimana

mengeluarkan tasawwuf dari ‘gua pertapaan’ sehingga ia dapat menjadi kekuatan

yang menggerakkan. Muhammad al-Ghazali (tt:104) menjelaskan bahawa konsep

ihsan yang ditekankan dalam hadist tidak seharusnya dibatasi pada ibadah khusus

saja. Hadist lain menuntut bahwa Allah Swt. mewajibkan hambanya berlaku ihsan

pada setiap perkara yang dilakukan.

Berangkat daripada hadist ini Muhammad al-Ghazali (tt: 105) mengatakan

adalah tanggungjawab setiap Muslim untuk memastikan segala tindakannya,

12

Page 13: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

pekerjaan yang dipilihnya, bidang yang digelutinya dilakukan dengan sebaik

mungkin untuk menjamin kualitas dan tahap kecemerlangan yang tertinggi.

Bahkan menurutnya, pelaksanaan fardu kifayah tersebut akan menentukan setiap

Muslim dapat melaksanakan fardu ‘ain. Dengan demikian tidak ada alasan umat

Islam ketinggalan dalam bidang sains, teknologi, militer, ekonomi dsb. Kerena

apabila wujud sikap untuk berbuat yang terbaik (ihsan) dalam melakukan setiap

perkara maka umat Islam tidak akan ketinggalan dan mundur seperti sekarang ini

(Muhammad al-Ghazali, tt:106)

Di Nusantara, telah muncul seorang ilmuwan besar yang telah mencuba

untuk memurnikan ajaran tasawwuf. Hamka (2005:21) menyadari bahawa

perkembangan Islam di Indonesia dan di dunia Islam umumnya telah dipengaruhi

oleh ajaran tasawwuf yang menyeleweng. Dalam menanggapi hal ini antara lain

Hamka mengatakan:

“Di dalam zaman kekacauan pikiran, lantaran kurang baiknya ekonomi,

sosial dan politik; kerapkali timbul kerinduan ummat hendak melepaskan fikiran

dari pengaruh kenyataan, lalu masuk ke dalam daerah khayalan Tasauf”.

Menurut Hamka (2005:153), orang pertama yang menyerukan tajdid

tasawuf di Nusantara adalah Ahmad Khatib bin ‘Abdul-Latif al-Minangkabawi

yang mengajar di Mekah. Beliau telah menentang keras amalan-amalan ahli

tariqat terutamanya tariqat al-Naqshbandiyyah yang menghadirkan guru-guru

tariqat ketika permulaan suluk. Menurut ulama’ ini perbuatan seperti itu adalah

syirik. Sebagai kesimpulan Hamka menyarankan agar tasawuf dikembalikan

kepada pokok pangkalnya yaitu Tauhid.

Perlu dijelaskan bahwa dalam seseorang itu mempelajari tasawuf di abad

modern ini tidak semestinya bertariqat. Karena tasawuf tidak hanya tertumpu pada

zikir, suluk, mujahadah, salasilah dan kuantiti ibadah khusus yang banyak tetapi

yang lebih penting adalah pemahaman dan penghayatan terhadap hakikat ajaran

tasawuf. Hakikat tasawuf ialah hidupnya hati nurani dan jiwa manusia yang

senatiasa sadar akan hakikat dirinya, dan hakikat ketuhanan dalam setiap amal

perbuatannya (Hamka, 2005: 17). Seorang sufi melihat segalanya berasal daripada

Allah Swt, dengan kuasa Allah Swt. dan akan kembali kepada Allah Swt. Seorang

13

Page 14: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

sufi tidak terpikir untuk melepaskan dirinya dari tunduk kepada Syariah, justru dia

akan sentiasa memelihara diri daripada perkara-perkara yang ditegah oleh

Syari‘ah.

Hasan Al-Banna (dalam Hawwa: tt: 116), pengasas al-Ikhwan al-

Muslimin, memperkenalkan sistem usrah untuk menjadikan tarbiyyah ruhiyyah

sebagai asas pembangunan pejuang dakwah. Jelas sekali bahwa Ia melakukan

penggabungan antara tasawwuf dan fiqh al-harakah. Tasawwuf tidak menjadi

tujuan tetapi alat untuk membentengi diri dan memperkuat barisan. Tasawwuf

yang ingin diketengahkan di sini bertujuan untuk meningkatkan kerohanian dan

mendidik jiwa para da‘i sebelum mereka berperanan sebagai pembimbing

masyarakat. Sebagai seorang da‘i tasawwuf dapat menjadi sumber kekuatan,

semangat dan daya juang yang sangat diperlukan dalam penyebaran dakwah.

E.Metode Pembinaan Akhlak Tasawuf di Zaman Modern

Akhlak tasawuf adalah ilmu yang sangat berguna untuk membentuk

manusia yang humanis dengan moral yang tinggi. Ada beberapa metode dan

pembinaan akhlak tasawuf modern yang telah dikenal masyarakat. Antara lain :

1. Metode Manajemen Qolbu

Manajemen qolbu atau manajemen menata hati bertujuan membentuk

manusia berhati ikhlas, berpandangan positif, dan selalu menata hati berdasarkan

keimanan kepada Allah Swt. Pelopor manajemen qolbu adalah K.H.Abdullah

Gymnastiar (Aa Gym). Hal yang diajarkan oleh Aa Gym tidak jauh beda dengan

para ulama terdahulu, namun dia mampu mengemas secara apik dalam konteks

kemodernan sehingga penyampaikan pesan-pesan manajemen qolbu secara

ringan,sederhana, dan mudah ditangkap berbagai kalangan masyarakat.

Menurut Aa Gym, ilmu tidak akan menerangi hati yang keruh dan banyak

maksiat. Menurutnya, kalau hati kita bersih, maka ia ibarat gelas bersih yang siap

diisi dengan air yang bening. Setitik cahaya pun akan mampu menerangi isi gelas.

Dengan manajemen qolbu yang benar, maka kita akan memperoleh hati yang

selalu bercahaya. Untuk memperoleh hati yang bersih dan bercahaya, kita harus

14

Page 15: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

menata hati, memperindah hati, dan menghidupkan hati nurani dengan cara

menjaga pandangan, menjaga lisan, memelihara perut, dan memilih pergaulan.

2. Metode Zikir

Metode zikir dikembangkan oleh K.H. Arifin Ilham. Hal yang dilakukan

oleh Arifin Ilham sebenarnya telah dikembangkan oleh para ulama terdahulu,

terutama oleh para ahli tasawuf dan para sufi.

3. Metode Nasyid

Manusia modern, khusunya kaum muda sangan gemar dengan dunia

hiburan, terutama musik. Untuk itu, diperlukan musik alternatif yang bermutu

untuk membina keimanan dan akhlak kaum muda. Nasyid adalah salah satu musik

alternatif modern yang sehat. Munculnya nasyid di Indonesia dimulai oleh grup

Qatrul Nada, nasyid dari jamaah Darul Arqam, yang penyebarannya dilarang di

Indonesia. Salah satu grup nasyid di indonesia adalah The Fikr, grup nasyid yang

diasuh oleh Aa Gym. Berikut salah satu syair lagunya :

Mencintai dicintai firah manusia

Setiap insan di dunia akan

Merasakannya

Indah ceria kadang merana

Itulah rasa cinta

Berlindunglah pada Allah dari cinta palsu

Melalaikan manusia hingga berpaling dari-Nya

Menipu daya dan melenakan

Sadarilah wahai kawan

Cinta adalah karunia-Nya

Bila dijaga dengan sempurna

Resah menimpa gundah

Menjelma jika cinta

Tak dipelihara

Cinta pada Allah, cinta yang hakiki

Cinta pada Allah, cinta yang sejati

15

Page 16: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

Bersihkan diri gapailah cinta

Cinta ilahi

Utamakanlah cinta pada-Nya

Terjagalah amalan kita

Binalah slalu cinta ilahi

Hidup kita ‘kan bahagia

4. Metode Mabit

Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa) pertama kali di Masjid PUSDAI

Bandung. Kegiatan mabit dimulai dengan shalat maghrib berjamaah, tadarus Al-

Quran sampai waktu isya, lalu salat isya berjamaah, kemudian diadakan diskusi,

bedah buku, atau ceramah sampai pertengahan malam lalu istirahat/tidur. Pada

sepertiga malam terakhir, para jamaah dibangunkan untuk salat malam (tahajud)

diselingi dengan renungan. Pada saat renungan inilah ada pembinaan akhlak yang

intens dan pentingnya bertaubat. Renungan ini terasa menyentuh hati dan

mengugah ghairah keislaman kita.

5. Metode Harakah

Metode harakah dalam pembinaan akhlak tasawuf adalah Jamaah Tabligh.

Menurut Syaikh Abu Bakar, Jamaah Tabligh muncul pada abad ke-13 H di New

Delhi , yang dikembangkan oleh Syaikh Muhammad Ilyas bin Muhammad Ismail

al-Kandahlawi untuk merespon kondisi umat islam yang ditimpa kebodohan,

kefasikan, kerusakan, dll.

Syaikh Abu Bakar menguraikan enam ciri khas Jamaah Tabligh, yaitu :

a. Mewujudkan hakikat syahadat dengan beribadah kepada Allah sesuai yang

diajarkan Rasulullah.

b. Salat yang khusyu’ dan khudlu’, yakni menegakkan salat dengan

menyempurnakan rukun dan wajibnya. Shalat yang khusu’ mampu

mencegah perbuatan keji dan mungkar.

16

Page 17: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

c. Ilmu yang disertai dengan zikir, yakni memperlajari ilmu yang diperlukan

dan beramal dengannya. Beramal dengan ilmu adalah zikir dan beramal

tanpa ilmu adalah penyimpangan dan kelengahan.

d. Memuliakan saudara sesama Muslim, adalah menghormati, mengangkat

harga dirinya, menjauhkan gangguan darinya, dan berbuat baik kepadanya

sesuai kemampuan kita sebagai manusia.

e. Mengoreksi niat, artinya seorang Muslim harus berniat secara baik dan

lurus agar seluruh amal perbuatannya mendapatkan ridha Allah Swt. Inilah

keikhlasan yang disebutkan dalam Al-Quran dan ditegaskan oleh Sunah

Rasulullah Saw.

f. Dakwah ilallah, maksudnya berdakwah kepada sesama manusia agar

beriman kepada Allah, juga beramal di jalan Allah dan Rasul-Nya sesuai

dengan ajaran di dalam Al-Quran dan As-Sunah.

Syaikh Yusuf bin ‘Isa al-Malahi menjelaskan bahwa para jamaah tabligh

bukanlah orang-orang yang maksum (terpelihara dari dosa) sebagaimana manusia

yang lain.

17

Page 18: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Tasawuf merupakan salah satu dimensi esoteris yang cukup signifikan

dalam wacana pemikiran Islam hingga hari ini. Namun karena begitu subtilnya

wacana-wacana tentang tasawuf yang berhubungan dengan dimensi supra-rasional

pengalaman manusia, tidak jarang dalam tasawuf menyebabkan munculnya

persoalan-persoalan yang tampaknya paradoks atau bahkan kontradiktif. Di satu

sisi, tasawuf menjadi sebuah keharusan bagi penghayatan dan pengamalan

kehidupan agama seseorang yang memiliki aspek ruhani di samping jasmani.

Namun di sisi lain, pengamalan tersebut juga tidak jarang menciptakan berbagai

penyimpangan ketika melabuhkan hasrat-hasrat spiritualnya secara keliru.

Dengan alasan tersebut, pengkajian tasawuf tidak boleh berhenti dan harus

selalu dilakukan revitalisasi aktual yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

kontemporer dewasa ini. Apalagi sebagian besar masyarakat era pasca industri

atau era informasi yang semua kegiatannya berhubungan dengan mesin dan

kecepatan, seringkali kehilangan makna dan membutuhkan landasan intrinsik

untuk menciptakan harmonisasi relasi antara keyakinan yang mereka anut.

Karenanya, setiap ijtihad sufisme, baik era klasik maupun modern seperti yang

dilakukan oleh Hamka harus dipandang sebagai respons kreatif terhadap berbagai

persoalan yang sesuai dengan konteks sosial historisnya masing-masing yang

membutuhkan reinterpretasi atau ijtihad sufisme kembali.

18

Page 19: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Abu Hamid, Ihya’ ‘Ulum al-Diin. ‘Ammin: Maktabah Fayyai, t.t.

(Terjemahan) Hamka, Tasawwuf: Perkembangan dan Pemurniannya,

cetakan ke-20, Jakarta: Pustaka Panjimas, 2005.

Frager Robert. 2002. Psikologi Sufi. Jakarta : Pt. Serambi

Said Aqil Siroj.2006. Tasawuf sebagai kritik sosial: mengedepankan Islam

sebagai inspirasi, bukan aspirasi. Bandung: Mizan Pustaka

Solihin,M dan Rosyid Anwar.2005.Akhlak Tasawuf.Bandung : Nuansa

Syekh M. Hisyam Kabbani. 2007. Tasawuf Dan Ihsan. Jakarta : Serambi

19

Page 20: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 3

D. Manfaat Penulisan................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 4

A. Tasawuf di era modern......................................................................... 4

B. Problematika masyarakat modern......................................................... 7

C. Pentingnya Tasawuf Bagi Kehidupan di masa Modern....................... 10

D. Revitalisasi Tasawuf di Abad Modern................................................. 12

E. Metode Pembinaan Akhlak Tasawuf di Zaman Modern...................... 14

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 18

SIMPULAN...................................................................................................... 18

Daftar pustaka................................................................................................... 19

20

Page 21: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘alamiin

Segala yang ada di muka bumi ini hanyalah kepunyaan Allah SWT

semata, maka patutlah kita untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya, karena atas

ridha-Nya kita bisa seperti ini.

Sholawat serta salam senantiasa kita tunjukan kepada hamba pilihan-

Nya, Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan orang-orang yang setia

mengikuti jalan ajarannya. Sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “REVITALISASI AKHLAK TASAWUF DI ERA

MODERN”. Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan serta dorongan

dari beberapa pihak.

Kami menyadari betul bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya,

untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah

ini. Semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi kamii dan umumnya

bagi pembaca.

Bandung, 14 April 2014

21

Page 22: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

REVITALISASI AKHLAK

TASAWUF DI ERA MODERN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

matakuliah akhlak tasawuf..

DISUSUN OLEH :

1. Ali H (1137050030)2. Eka Aji (1137050074)3. Fauzan kamil (1137050088)4. M. Faris I (1137050128)5. Rahadian Irvan M.T (1137050177)6. Ridha Shabrina (1137050182)7. Yusman Abdurohman Hilmansyah (1137050224)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2013

22

Page 23: Makalah Revitalisasi Tasawuf Di Era Modern

23