makalah tasawuf al-hallaj

27
1 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Nama al-hallaj mencuat kepermukaan dan menjadi buah bibir para ulama dan sufi semasanya. Al-hallaj adalah salah satu sufi terkemuka dari abad ke-9(3H). ketenaran nama al-hallaj dikarnakan fahamnya yaitu “al-Hulul” yang merupakan pengalaman batiniyah dengan tuhan yang diungkapkan kepada masyarakat umum. Teofani “Ana al-Haqq” yang merupakan pengalaman kesatuannya dengan Tuhan mendapatkan tanggapan kontroversial. Ada yang membelanya dan salut terhadap al-hallaj dan ada juga yang menentangnya dan mencacimakinya. Reaksi terhadap kejadian itu tidak hanya menjadi bahan pembicaraan kontroversial, namun lebih dari itu. Pernyataan tersebut selanjutnya menghantarkan al-hallaj ke tiang gantung yang mengakhiri hayatnya. Al-Hallaj yang terkenal dengan paham al- hulul-nya yang mendasarkan dua sifat ketuhanan yang disebutnya (manusia mempunyai sifat ketuhanan dan Allah mempunyai sifat kemanusiaan) yakni tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia setelah manusia mampu melenyapkan sifat kemanusiaannya melalui fana. Bagi sebagian ulama islam, kematian ini dijustifikasi dengan alasan bid’ah, sebab islam tidak menerima pandangan bahwa seorang manusia bisa bersatu dengan Allah dan kebenaran Al-Haqq adalah salah satu nama Allah, maka ini belarti bahwa al-Hallaj menyatakan ketuhanannya sendiri. Kaum sufi sezamannya dengan al-Hallaj juga terkejut dengan pernyataannya, karna mereka yakin bahwa seorang sufi semestinya tidak boleh mengungkapkan pengalaman batiniahnya kepada orang

Upload: anton-angga-kumara

Post on 31-Dec-2015

637 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

makalah tasawuf al-Hallaj

TRANSCRIPT

Page 1: makalah tasawuf al-Hallaj

1

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Nama al-hallaj mencuat kepermukaan dan menjadi buah bibir para ulama dan sufi semasanya. Al-hallaj adalah salah satu sufi terkemuka dari abad ke-9(3H). ketenaran nama al-hallaj dikarnakan fahamnya yaitu “al-Hulul” yang merupakan pengalaman batiniyah dengan tuhan yang diungkapkan kepada masyarakat umum.

Teofani “Ana al-Haqq” yang merupakan pengalaman kesatuannya dengan Tuhan mendapatkan tanggapan kontroversial. Ada yang membelanya dan salut terhadap al-hallaj dan ada juga yang menentangnya dan mencacimakinya. Reaksi terhadap kejadian itu tidak hanya menjadi bahan pembicaraan kontroversial, namun lebih dari itu. Pernyataan tersebut selanjutnya menghantarkan al-hallaj ke tiang gantung yang mengakhiri hayatnya.

Al-Hallaj yang terkenal dengan paham al-hulul-nya yang mendasarkan dua sifat ketuhanan yang disebutnya (manusia mempunyai sifat ketuhanan dan Allah mempunyai sifat kemanusiaan) yakni tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia setelah manusia mampu melenyapkan sifat kemanusiaannya melalui fana.

Bagi sebagian ulama islam, kematian ini dijustifikasi dengan alasan bid’ah, sebab islam tidak menerima pandangan bahwa seorang manusia bisa bersatu dengan Allah dan kebenaran Al-Haqq adalah salah satu nama Allah, maka ini belarti bahwa al-Hallaj menyatakan ketuhanannya sendiri. Kaum sufi sezamannya dengan al-Hallaj juga terkejut dengan pernyataannya, karna mereka yakin bahwa seorang sufi semestinya tidak boleh mengungkapkan pengalaman batiniahnya kepada orang lain. Mereka berpandangan bahwa al-Hallaj tidak mampu menyembunyikan misteri atau rahasia Ilahi, dan eksekusi atas dirinya adalah akibat dari kemurkaan Allah karena ia telah mengungkapkan segenap kerahasiaan tersebut. Adapun karya-karya yang dihasilkan al-hallaj yaitu ketika al-hallaj selama di penjara, al-hallaj banyak menulis hingga mencapai 48 buah buku.

B. Rumusan Masalah

Page 2: makalah tasawuf al-Hallaj

2

Berdasarkan latar belakang di atas dan juga ketentuan tugas, maka perumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Biografi al-Hallaj2. Pemikiran tasawuf al-Hallaj3. Respon dan komentar ulama terhadap ajaran al-

Hallaj4. Karya-karya al-Hallaj5. Kesimpulan

II. Pembahasan

A. Biografi Al-Hallaj

Nama lengkap al-Hallaj adalah Abu Bakar Al-Mungis al-Husain ibn Mansur ibn Muhammad al-Baidawi. Lahir di Baida, sebuah kota kecil di wilayah Persia, pada tahun 244H/858M. kakeknya adalah penganut Zoroaster dan ayahnya memeluk Islam. ia menghabiskan masa kecilnya di kota Wasit Bagdad. Pada usianya yang sangat belia, al-Hallaj sudah mempelajari tata bahasa Arab, menghapal Al-Quran dan tafsirnya serta mempelajari teologi. Ketika usianya baru menginjak 16 tahun ia mulai belajar tasawuf kepada guru-guru sufi dengan serius. Diantara gurunya tercatat nama Sahl bin Abdullah at-Tustari di negeri ahwaaz, seorang sufi yang menulis tafsir tasawufnya dinishabkan kepada namanya, at-Tustari. Selama dua tahun ia belajar kepada at-Tustari. at-Tustari adalah seorang sufi yang mempunyai kedudukan spiritual tinggidan terkenal karena tafsir Al-Qurannya. Ia mengamalkan secara ketat tradisi Nabi dan peraktek-peraktek kezuhudan keras semisal puasa dan solat sunnat sekitar empat ratus rakaat sehari.

Setelah belajar dengan at-Tasturi ia pergi ke kota ilmu, Basrah. Di kota tersebut ia belajar tasawuf kepada Amr al-Makki. Amr adalah murid junaid, seorang sufi paling berpengaruh saat itu. Al-Hallaj belajar kepada Amr selama delapan belas bulan. Di tahun 264 H (878M) ia masuk ke Bagdad dan sempat belajar Tasawuf dibawah bimbingan Junaid al-Bagdadi. Seperti kebanyakan para sufi yang sejaman dengannya, banyak bepergian dari satu kota ke kota lain, dari satu Negara ke Negara yang lain dalam rangka talab-al’ilm dan riyadah jasadiyyah, demikian juga al-Hallaj bepergian dari satu kota ke kota lain, dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya. Kota-kota yang pernah ia kunjungi antara lain: khurasan, Ahwaz, Turkistan, India, Hijaz, Makkah dan Madinah al-Munawwarah. Perjalanan yang ia lakukan telah memberikan pengalaman yang banyak, sehingga ia mempunyai andil bagi terbentuknya pandangan, pendirian dan keyakina keagamaan yang kuat yang berbeda dengan kebanyakan sufi pada waktu itu. Di usianya ke 53 tahun, ia telah menjadi perbincangan dan isu konflik

Page 3: makalah tasawuf al-Hallaj

3

di tengah-tengah cendikiawan muslim waktu itu disebabkan konsep Tasawwufnya yakni al-Hulul yang bergulir di masyarakat.

Al-Hallaj tiga kali naik haji ke Makkah. Saat pergi ke Makkah untuk pertama kalinya dalam rangka menunaikan ibadah Haji. namun ibadah haji yang dilakukan al-Hallaj tidaklah biasa, melainkan berlangsung selama setahun penuh, dan setiap hari dihabiskannya dengan berpuasa dari siang hingga malam hari. Tujuan al-Hallaj melakukan praktek kezuhudan keras seperti ini adalah untuk mensucikan hatinya menundukannya kepada kehendak ilahi sedemikian rupa agar dirinya benar-benar sepenuhnya diliputi oleh Allah. Dan kembali ke Baghdad, mulailah ia memperoleh murid atau pengikut yang semakin lama semakin banyak. Ia juga melakukan perlawanan ke berbagai negeri, seperti Ahwaz, Khurasan, Turkistan, dan bahkan juga ke India. Dimanapun ia berada, ia melaksanakan dakwah, mengajak umat agar mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian pengikut-pengikutnya yang dikenal denga sebutan Hallajiah, makin bertambah banyak.

Ia kembali ke Baghdad pada tahun 296H/909 M. Di kota ini, secara kebetulan ia bersahabat dengan kepala rumah tangga istana, Nasr al-Qusyairi yang mengingatkan system tata usaha yang baik dan pemerintahan yang bersih. Al-Hallaj selalu mendorong sahabatnya melakukan perbaikan dalam pemerintahan dan selalu melontarkan keritik-keritik terhadap penyelewengan-penyelewengan yang terjadi di kerajaan serta kesewenang-wenangan pemerintah dalam menjalankan roda kepemerintahan.

Keritik yang konstruktif menjadi bumerang bagi al-Hallaj, karena khalifah menaggapinya dengan kekerasan. Pemikiran al-Hallaj, yakni Hulul dan ucapan satahatnya “ana al-Haq” dijadikan alasan oleh khalifah untuk mengkafirkan al-Hallaj sehingga ia dipenjara, tetapi setelah satu tahun di penjara ia dapat melarikan diri dengan pertolongan seorang penjaga yang menaruh simpati kepadanya karena melihat kemurnian hidup beliau selama dalam tahanan.

Al-Hallaj melarikan diri ke Sus dalam wilayah Ahwas. Disinilah ia bersembunyi selama empat tahun lamanya dengan tidak merubah pendirian dan pandangan hidupnya. Namun akhirnya pada tahun 301 H / 930 M dapat di tangkap kembali dan dimasukan lagi kedalam penjara selama delapan tahun lamanya.

Delapan tahun dalam penjara, tidak melunturkan pendiriannya. Akhirnya pada tahun 309 H / 921 M, di adakan persidangan ulama dibawah naungan kerajaan bani Abassyiah pada Khalifah Al-Muktadirbillah. Pada tanggal 24 Zul-Qa’dah 309 H / 24 Maret 922 M, jatuhlah hukum padanya. Al-Hallaj di hukum mati, dengan mula-mula dipukul, dicambuk seribu kali, lalu di salib. Kedua kaki dan tangannya

Page 4: makalah tasawuf al-Hallaj

4

dipotong dan lehernya dipenggal. Setelah itu, potongan-potongan tubuhnya ditinggalkan tergantung di gerbang pintu kota Baghdad.

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa al-Hallaj sebelum digantung ia di tahan delapan tahun. Ketika digantung ia dicambuk tanpa mengeluh kesakitan. Kemudian barulah kepalanya dipenggal. Namun sebelumnya, ia sempat meminta izin untuk melaksanakan shalat dua rakaat, lalu ia melaksanakan shalat dua rakaat. Setelah itu, kedua kaki dan tangannya dipotong. Badannya dibungkus dengan tikar bambu, kemudian dimasukan kedalam nafta lalu dibakar. Abunya dibuang ke sungai sedangkan kepalanya dibawa ke khurusan. Setelah itu kepalanya di perlihatkan di jalan agar orang-orang mengetahuinya.

Konon al-Hallaj menghadapi hukuman itu dengan penuh keberanian, tatkala ia dibawa untuk disalib dan melihat tiang salib serta paku-pakunya, ia menoleh kepada orang-orang seraya berdoa, yang diakhirinya dengan kata-kata: “dan hambamu yang bersama-sama membunuhku ini, demi agama-mu dan memenangkan karuniamu, ampunilah mereka ya Tuhan dan rahmatilah meraka. Karena sesungguhnya, sekiranya engkau anugrahkan kepada mereka apa yang telah engkau anugrahkan kepadaku, tentu mereka tidak melakukan apa yang mereka lakukan. Dan bila kamu sembunyikan dari diriku yang telah engkau sembunyikan dari mereka, tentu aku takan menderita begini. Maha agung engkau dalam segala yag engkau kehendaki”.

Ungkapan itu adalah sebuah isyarat keihlasan seorang sufi sejati yang rela menghadapi resiko apapun tanpa terbesit kata-kata dendam. Meskipun berada di tiang gantungan semata-mata adalah kehendak-nya. Mengenai latar belakang hukuman mati yang ia terima, terdapat berbagai versi. Banyak penulis yang mengatakan kematian al-Hallaj disebabkan oleh fatwa-fatwa sufinya yang dianggap menyesatkan umat islam. Namun ada juga faktor yang menyebabkan al-Hallaj di penjara dua kali lalu dihukum mati, adalah disebabkan oleh persoalan politik.

Sebagaimana diketahui bahwa sejak kepemerintahan al-Muqtadir, Negara berada dalam keadaan yang tidak setabil. Kelompok ekstrim syi’ah Isma’liyah yang dimotori oleh kaum sufi tidak mengakui kepemimpinan pemerintahan Sunni di Baghdad, sehingga mengadakan perlawanan. Para sufi terus melakukan gerakan untuk menggulingkann pemerintahan Abbasyiah, khususnya di daerah Iraq selatan. Al-Hallaj dihubungkan dengan gerakan tersebut dan perannya sangat menonjol sebagai tokoh Syi’ah Ismaliyah.

B. Pemikiran Tasawuf Al-Hallaj

1. Hulul

Page 5: makalah tasawuf al-Hallaj

5

Menurut al-Hallaj bahwa dalam diri manusia terdapat lahut (unsur Ketuhanan) dan nasut (unsur kemanusiaan), demikian juga dalam diri Tuhan ada lahut dan nasut. Jika manusia berusaha mensucikan hati sesuci-sucinya maka akan terjadi lahut manusia naik keatas dan nasut Tuhan turun kebawah sehingga terjadi apa yang disebut ittihad. Ittihad artinya bersatunya nasut Tuhan dengan lahut manusia dalam diri manusia.

Adapun menurut istilah ilmu Tasawuf, al-Hullul belarti paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di dalamnya setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada di dalam tubuh itu di lenyapkan.

Paham ini pada awalnya muncul dari pemikiran bahwa Tuhan melihat pada dirinya. Tuhan berdialog dengan dirinya, dialog tanpa hurup dan tanpa bunyi. Tuhan hanya melihat ketinggian dan kemulian zat-nya. Kecintaan tuhan ini, menjadi sebab wujudnya sesuatu, yakni Adam. Setelah Tuhan menjadika Adam, dia memuliakan, mengagungkan dan mencintainya. Dalam kondisi itu, Tuhan berada dalam diri Adam. Hal ini menunjukan bahwa manusia mempunyai sifat ketuhanan dalam dirinya. Penghormatan Tuhan terhadap Adam dapat dilihat dalam Al-Quran surah Al-Baqarah (2): 34. Yang Terjemahannya:

Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: “sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir.

Al-Hallaj memahami ayat tersebut bahwa perintah Tuhan kepada Iblis agar bersujud kepada Adam. Karena dalam diri Adam terdapat roh Tuhan yang menjelma. Pada diri Adam terdapat kekuatan lain diluar sifat kemanusiaan Adam, yaitu roh ketuhanan.

Manusia tidak dapat bersatu dengan tuhan sebelum ia menghilangkan sifat-sifat kemanusiaannya. Untuk langkah ini menempuh proses fana yaitu pengrusakan diri. Jadi sifat-sifat kemanusiaan dimusnahkan, maka sifat-sifat ketuhanan akan tinggal. Dalam kondisi demikian, Tuhan dapat menempati dalam diri manusia. Pada saat itu, roh dan Tuhan dapat bergabung menjadi satu.

Page 6: makalah tasawuf al-Hallaj

6

Fana bagi al-Hallaj mengandung tiga tingkatan: tingkat memfanakan semua kecenderungan dan keinginan jiwa; tingkat memfanakan semua pikiran (tajrid aqli), khayalan, perasaan dan perbuatan hingga tersimpul semata-mata hanya kepada Allah, dan tingkat menghilangkan semua kekuatan pikiran dan kesadaran. Dari tingkat fan dilanjutkan ke tingkat fana al fana, ialah peleburan wujud jati diri manusia menjadi sadar ketuhanan melarut dalam hulul hingga yang disadarinya hanyalah Tuhan.

Ucapan al-Hallaj yang menggambarkan paham hulul antara lain adalah sebagai berikut:

Ruh-mu melebur dalam Ruh-ku seperti batu ambar yang bercampur dengan minyak kesturi,

Orang-orang menyentuh-Mu, mereka juga menyentuhku, jadi Engkau adalah aku tanpa pemisahan.

Di dalam diri-Mu, ada sebuah ide yang menarik pada-Mu, jiwa-jiwa dan sebuah sanggahan telah dibuktikan oleh diri-Mu sendiri,

Aku…, Aku memiliki sebuah Hati dengan mata terbuka lebar dan semuanya ada dalam Kendali tangan-Mu.

Ruh-Mu mengusut dalam ruhku seperti bercampurnya anggur dengan air murni,

Demikian pula jika sebuah benda menyentuh-Mu, ia menyentuhku,

Demikianlah Engkau adalah aku dalam segala keadaan.

Dalam paham hulul, dari al-Hallaj tidak hancur. Ketika ia mengatakan “Aku adalah al-Haq” bukanlah roh al-Hallaj yang mengatakan demikian, tetapi ruh Tuhan yang mengambil tempat pada diri al-Hallaj. Perbedaannya dengan ittihad Abu Yazid, dalam ittihad yang dilihat hanya satu wujud, sedangkan dalam paham hulul ada dua wujud, tetapi bersatu dalam satu tubuh.

Pemahaman ini dapat dibuktikan dalam ungkapan al-Hallaj:

Page 7: makalah tasawuf al-Hallaj

7

“Aku adalah rahasia yang benar, dan bukanlah yang bear itu aku, Aku hanya satu dari yang benar, maka bedakanlah antara kami.”

2. Al-Haqiqatul Muhammadiyah

Menurut al-Hallaj bahwa sejak azali Allah hanya melihat diri-Nya sendiri. Dalam kesendiriannya itu, terjadi dialog antara Tuhan dengan diri-Nya sendiri tanpa kalam dan tanpa ada huruf. Ketika itu, Tuhan Yang Maha Suci hanya melihat ketinggian zat-Nya, ia mencintainya, cinta yang tidak dapat di sifatkan, dan cinta ini lah yang menjadi sebab bagi segala yang maujud. Yang maujud itu adalah Nur Muhammad. Nur Muhammad merupakan landasan semua ilmu dan makrifat, sekaligus sebagai Nabi akhir zaman.

Selanjutnya, al-Hallaj memandang kepada Nabi Muhammad dalam dua bentuk yang berbeda satu sama lain. Satu Bentuk adalah berupa Nur Muhammad yang qadim, telah ada sebelum adanya segala yang maujud ini dan dari padanya terpencar segala macam ilmu dan pengetahuan yang gaib. Yang kedua adalah bentuk Nabi yang di utus keadaannya baharu, di batasi oleh tempat dan waktu. Dari sini lahir ke Nabian dan kewalian.

Beliaulah yang mula-mula sekali menyatan bahwa sanya kejadian alam ini pada mulanya ialah dari Haqiqatul Muhammadiyah, atau Nur Muhammad. Nur Muhammad itulah asal segala kejadian. Pendapat ini hamper sama dengan renungan ahli filsafat yang mengatakan bahwa mula terjadi ialah Akal pertama. Menurut al-Hallaj, Nabi Muhammad itu terjadi dari dua rupa. Rupa yang Qadim dan Azali. Pertama, dia telah terjadi sebelum terjadinya seluruh yang ada, dari padanya segala ilmu dan Irfan. Kedua, ialah wujudnya sebagai manusia, seorang Rosul dan Nabi yang di utus Tuhan. Rupanya yang sebagai manusia itu menempuh maut. Tetapi yang Qadim tetap ada meliputu alam. Maka dari Nur yang Qadim itu lah diamb il segala Nur untuk menciptakan seluruh Nabi, Rasul, dan Aulia.

Dalam hal kejadian dialah yang awal, dalam hal ke Nabian, dialah yang akhir. Al-Haqq adalah dengan dia, dan dengan dialah hakikat. Dia yang pertama dalam hubungan, dia yang akhir dalam kenabian, dan dialah yang batin dalam hakikat, dan dialah yang lahir dalam Ma’rifat.

Pendeknya, Nur Muhammad itulah pusat kesatuan alam, dan pusat kesatuan Nubuwwat segala Nabi, dan Nabi-Nabi itu Mubuwwatnya, ataupun dirinya hanya sebagian saja dari cahaya Nur Muhammad itu. Segala macam ilmu, hikmat, dan Nubuwwat adalah pancaran belaka dari sinarnya.

Cahaya segala kenabian bersumber dari Nur Muhammad tidak lah ada suatu cahaya yang lebih bercahaya dan lebih nyata. Yang lebih qadim daripada cahaya qadim itu, yang mendahului cahaya beliau yang mulia.

Page 8: makalah tasawuf al-Hallaj

8

Kehendaknya mendahului segala kehendak, wujudnya mendahului segala yang Adam, namanya mendahului akal qalam sendiri, karena dia telah terjadi sebelum terjadi apa yang terjadi.

Ide Nur Muhammad itu menghendaki adanya Insan Kamil sebagai manifestasi sempurna pada manusia. Dari sini al-Hallaj menampilkan Insan Kamil itu bukan pada diri Nabi Muhammad sendiri melainkan kepada diri sendiri Nabi Isa al-Masih. Bagi al-Hallaj, Isa al-Masih adalah al-syahid ala wujudillah, tempat tajalli dan berujudnya tuhan. Demikian juga hidup kewalian yang sesungguhnya ada pada kehidupan Isa al-Masih itu.

3. Kesatuan Segala Agama

Karena segala ilmu dan makrifat itu bersumber dari Nur Muhammad, maka pada dasarnya semua Agama yang ada didunia inipun berasal dari Nur Muhammad juga. Oleh sebab itu, hakikatnya semua Agama juga bersumber dari Nur Muhammad dan dari Allah juga. Adapun adanya Agama tertentu yang di anut oleh umat tertentu pada dasarnya hanya satu fragmen Tuhan dalam menentukan episode dunia (Takdir).

Nama Agama yang berbagai macam, seperti Islam, Nasrani, Yahudi dan yang lain-lain hanyalah perbedaan nama dari hakikat yang satu saja.

Nama berbeda, maksudnya satu. Segala Agama adalah Agama Allah maksudnya ialah menuju Allah. Orang memilih suatu Agama, atau lahir dalam satu Agama, bukanlah atas kehendaknya, tetapi dikehendaki untuknya. Cara ibadah bisa berbeda warnanya, namun isinya hanya satu. Pendirian ini disandarkannya kepada ketentuan (takdir) yang telah ditentukan Tuhan Allah. Tidak ada faedahnya seseorang mencela orang yang berlainan Agama dengan dia, karena itu adalah takdir (ketentuan) Tuhan buat orang itu. Tidak ada perlunya berselisih dan bertingkah. Tetapi perdalamlah pegangan dalam Agama masing-masing.

Dengan teori Hulul dan Insan Kamil itu tidak dapat lagi diberikan batas diri dan bahkan batas Agama, ia berbicara tentang roh universal dan jiwa universal, serta kemanusiaan universal. Oleh karena itu, ia berbicara tentang Agama-Agama dalam kesatuan yang tidak berbeda antara yang satu dengan yang lain dan dengan satu Tuhan untuk semuanya baik dahulu maupun sekarang. Pembatasan-pembatasan dalam ibadah pun ditolak oleh al-Hallaj seperti adanya ka’bah sebagai pusat ibadah haji.

Demikian antara lain ajaran-ajaran Tasawuf al-Hallaj yang diwarnai oleh Tauhid dalam konsep Hulul yang menjadi inti dari seluruh ajaran tasawufnya.

Page 9: makalah tasawuf al-Hallaj

9

C. Respon dan komentar ulama terhadap ajaran al-Hallaj

Berbagai ragam perkataan orang tentang al-Hallaj. Setengahnya mengkafirkan dan setengahnya lagi membela. Beberapa perkataan, terutama dari pihak kekuasaan pada masa itu tersiar bahwasanya ajaran al-Hallaj sangat merusak ketenteraman umum.

Kebanyakan kaum Fiqih mengkafirkannya, dengan alas an bahwasannya mengatakan bahwa diri manusia bersatu dengan Tuhan, adalah persoalan yang besar, sebab mempersekutukan Tuhan dengan dirinya, oleh karena itu hukuman bunuh yang diterima adalah hukuman yang patut. Ibnu Taimiyah, Ibnu Qasyim, pengarang yang ternama Ibnu Nadim dan lain-lain berpendapat demikian. Tetapi ulama-ulama yang lain seperti Ibnu Syuriah, seorang ulama yang sangat berkemuka dalam madzhab Malik, telah memberikan jawaban: Ilmuku tidak terlalu mendalam tentang-tentang dirinya, sebab itu saya tidak berkata apa-apa.

Imam Gozali seketika ditanya orang pendapatnya terhadap al-Hallaj tentang ana al-Haq ia menjawab: perkataan yang demikian keluar dari mulutnya adalah karena sangat cintanya kepada Allah, apabila cinta sudah sekian dalamnya, tidak dirasakan lagi perpisahan diantara diri dengan yang dicintainya.

Sedangkan Ad-Damiri pengarang “Hayatul Hayawan” berkata: bukanlah perkara mudah menuduh seorang Islam keluar dari dalamnya. Kalau kata-katanya masih dapat dita’wilkan (diartikan lain), lebih baik diartikan yang lain. Karena mengeluarkan seseorang dari lingkungan Islam, adalah perkara yang besar. Dan menjatuhkan hukuman begitu, hanyalah perbuatan orang jahil.

D. Karya-Karya al-Hallaj

Selama di penjara, al-Hallaj banyak menulis hingga mencapai 48 buah buku. Judul-judul kitabnya itu tampak asing dan isinya juga banyak yang aneh dan sulit dipahami.

Kitab-kitab itu antara lain:1. Kitab al-Shaihur fi Naqshid Duhur2. Kitab al-Abad wa al-Mabud3. Kitab Kaifa Kana wa Kaifa Yakum4. Kitab Huwa-Huwa

Page 10: makalah tasawuf al-Hallaj

10

5. Kitab Sirru al-Alam wa al-Tauhid6. Kitab al-Tawasin al-Azal7. Dan lain-lain

Kitab-kitab itu hanya tinggal catatan, karena ketika hukuman dilaksanakan, Kitab-kitab itu juga ikut dimusnahkan, kecuali sebuah yang disimpan pendukungnya yaitu ibnu ‘Atha dengan judul Al-Thawasin al-Azal. Dari kitab-kitab ini dan sumber-sumber muridnya dapat diketahui tentang ajaran-ajaran al-Hallaj dalam tasawuf.

III. Kesimpulan

Nama al-Hallaj adalah Abu Bakar Al-Mungis Al-Husain ibn Mansur ibn Muhammad al Baidhawi, lahir di Baida, sebuah kota kecil diwilayah Persia. Pada tahun 244H / 858M. pada usia 16 tahun ia sudah mulai belajar Tasawuf pada guru-guru Sufi. Al-Hallaj adalah sufi terkemuka pada abad ke-9.

Al-Hallaj adalah seorang sufi yang tidak pernah menetap pada suatu tempat demi untuk memperdalam ilmunya. Walaupun dalam sejarah, al-Hallaj mendapat tekanan dari penguasa dalam membawa ajarannya yakni al-hulul, bahkan ia sempat dipenjara dua kali disebabkan ajarannya tersebut pada masa Bani Abbasyiah yang diperintahkan oleh khalifah Al-Muqtadirbillah, hingga ia terbunuh ditiang gantungan pada 24 Zul-Qai’dah 309 H/ 24 Maret 922M. Sebagian juga berpendapat terbunuhnya al-Hallaj bukan karena sebab utamanya ajaran yang dibawanya tetapi lebih karena persoalan. Dari sini kemudian dibawa dalam persoalan keagamaan dengan meminjam istilah-istilah keagamaan dari ulama waktu itu.

Al-Hallaj yang terkenal dengan paham al-Hululnya yang mendasarkan dua sifat ketuhanan yang disebutnya Lahut dan Nasut (manusia mempunyai sifat ketuhanan dan Allah mempunyai sifat kemanusiaan). Yakni Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia setelah manusia mampu melenyapkan sifat kemanusiaannya melalui Fana.

Ajaran Tasawuf al-Hallaj yaitu tentang:

1. Hulul2. Al-Haqiqatul Muhammadiyah3. Kesatuan segala Agama.

Selama al-Hallaj dipenjara, ia menulis dan menghasilkan kitab sebanyak 48 buah buku kitabnya antara lain:

1. Kitab al-Sharihur fi Naqshid Duhur2. Kitab al-Abad wa al-Mabud3. Kitab Kaifa Kana wa Kaifa Yakun4. Kitab Huwa-Huwa

Page 11: makalah tasawuf al-Hallaj

11

5. Kitab Sirru al-Alam wa al-Tauhid6. Kitab al-Thawasin al-Azal7. Dan lain-lain

Kitab-kitab itu hanya tinggal catatan, karena ketika hukuman itu dilaksanakan kitab itu pula ikut di musnahkan, kecuali sebuah yang disimpan oleh pendukungnya yaitu Ibnu’ Atha dengan judul Al-Thawasin al-Azal.

DAFTAR FUSTAKA

Alba Cecep. Tasawuf dan Tarekat Dimensi Esoteris Ajaran Islam. Bandung: Pt Ramaja Rosdakaria. 2012.

http://www.scribd.com/doc/72991595/Husain-Ibnu-Manshur-Al-hallaj.Selasa.05 November 2013. 11:50

http://ojodumeh-futuwwah.blogspot.com/2008/07/cahaya.html.kamis14November 2013.12:00

Page 12: makalah tasawuf al-Hallaj

12

http://www.scribd.com/doc/141074027/Al-Hallaj.Selasa.05November 2013.12:00

Kisah al-Hallaj dan Siti Jenar

Pandangan Siti Jenaar dan Husain ibnu Mansur al-Hallaj dalam manunggaling Kawulo Gusti.

Syekh Siti Jenar begitu sering dihubung-hubungkan dengan al-Husain Ibnu Mansyur al-Hallaj sufi Persia abad ke-9, yang sepintas lalu ajarannya mirip dengan Siti Jenar, karena ia di mohon dibunuh agar tubuhnya tidak menjadi penghalang penyatuannya kembali dengan tuhan.

Page 13: makalah tasawuf al-Hallaj

13

Adalah al-Hallaj yang karena konsep satunya Tuhan dan dunia mengucapkan kalimat, akulah kebenaran/Anna al-Haq. Yang menjadi alas an bagi hukuman matinya di Baghdad. Seperti Syekh Siti Jenar pula, nama al-Hallaj menjadi monument keberbedaan dalam penghayatan agama, sehingga bahkan di andaikan bahwa jika secara historis Syekh Siti Jenar tak ada, maka dongengnya adalah personifikasi saja dari ajaran al-Hallaj, bagi yang mendukung maupun yang menindas ajaran tersebut. Petikan atas kutipan dari serat Siti Jenar yang diterbitkan oleh Tan Khoen Swie, Kediri, 1922:

Kawula dan gusti sudah ada dalam diriku, siang dan malam tidak bias memisahkan diriku dari mereka. Tetapi hanya saat ini nama kawula-gusti itu berlaku, yakni selama saya mati. Nanti, kalau saya sudah hidup lagi, gusti dan kawula lenyap, yang tinggal hanya hidupku, ketentraman langgeng dalam Ada sendiri.

Hai Pangeran Bayat, bila kau belum menyadari kebenaran kata-kataku maka dengan tepat dapat dikatakan, bahwa kau masih terbenam dalam masa kematian. Di sini memang banyak hiburan aneka warna. Lebih banyak lagi hal-hal yang menimbulkan hawa nafsu. Tetapi kau tidak melihat, bahwa itu hanya akibat pancaindra.

Itu hanya impian yang sama sekalai tidak mengandung kebenaran dan sebentar lagi akan lenyap. Gilalah orang yang terikat kepadanya, tidak seperti Syekh Siti Jenar. Saya tidak merasa tertarik, tak sudi tersesat dalam kerajaan kematian. Satu-satunya yang kuusahakan, ialah kembali kepada kehidupan.

Dalam pupuhnya, Syekh Siti Jenar merasa malu apabila harus debat masalah agama. Alasannya sederhana, yaitu dalam agama apapun, setiap pemeluk sebenarnya menyembah zat yang maha kuasa. Hanya saja masing-masing menyembah dengan menyebut nama yang berbeda dengan yang menjalankan ajaran yang belum tentu sama. Oleh karena itu, masing-masing pemeluk tidak perlu saling berdebat untuk mendapat pengakuan bahwa agamanya yang paling benar.

Syekh Siti Jenar juga mengajarkan agar seseoran dapat lebih mengutamakan perinsip ikhlas dalam menjalankan ibadah. Orang yang beribadah dengan mengharapkan surge atau pahala berarti belum bisa disebut ikhlas.

Manunggaling Kawula Gusti, dalam ajarannya ini, pendukungnya berpendapat bahwa Syekh Siti Jenar tidak pernah menyebut dirinya sebagai tuhan. Manunggaling Kawula Gusti di anggap bukan berarti bercampurnya tuhan dengan mahluknya, melainkan bahwa sang pencipta adalah tempat kembali semua mahluk. Dan dengan kembali kepada tuhannya, manusia tlah menjadi sangat dekat dengan Tuhannya.

Page 14: makalah tasawuf al-Hallaj

14

Dan dalam ajarannya, Manunggaling Kawula Gusti adalah bahwa didalam diri manusia terdapat ruh yang berasal dari ruh Tuhan sesuai dengan ayat al qur’an yang menerangkan tentang penciptaan manusia (Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah.maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan kepadanya ruh ku; maka kamu hendaklah kamu bersungkur dengan bersujud kepadanya (Shaad;71-72) ). Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh tuhan dikala penyembahan terhadap Tuhan terjadi.

Riwayat pertemuan Ibrahim ibn saman dengan Husain bin Mansur al Hallaj (kutipan dari buku Husain bin manshur al Hallaj, karangan LouisMassignon).

Aku melihat al-Hallaj pada suatu hari di mesjid al mansur: Aku memiliki dua dinar dalam sakuku dan aku berpikir untuk menghabiskan uang itu untuk hal-hal yang melangar hukum. Seseorang datang dan meminta sedekah . dan Husain bin Mansur al Hallaj berkata: Ibnu saman berikanlah sedekah dengan apa yang kamu simpan di dalam kubahmu, aku terdiam dan menangis, oh syaikh, bagaimana engkau mengetahui hal itu ? Al Hallaj berkata: setiap hati yang mengosongkan diri dari yang selain Alloh, dapat membaca kesadaran orang yang menyaksikan apa yang ghoib. I Hallaj: orang yang mencari tuhan di balik huruf miim dan ain akan menemukannya. Dan seseorang yang mencarinya dalam konsonan idhapah antara alif dan nun, orang itu akan kehilangan Dia. Karena Dia itu Maha Suci, di luar jangkauan pikiran dan di atas yang terselubung, yang berada di dalam diri setiap orang. Kembalilah kepada Tuhan, titik terakhir adalah Dia. Tidak ada mengapa di hari akhir kecuali Dia. Bagi manusia MA/yaitu miim dan ain milik Dia berada dalam miim dan ain makna MA”ini adalah Tuhan maha suci. Dia mengajak mahluk terbang menuju Tuhan. Miim membimbing ke Dia dari atas ke bawah. Ain membimbing ke Dia dari Jauh dan Luas.

Ilmu Huruf Muqotaah

Ilmu huruf, yang di dasarkan pada suatu bahasa suci,tentulah memiliki sebuah pondasi mistis yang di perlukan. Orang bisa menemukan doktrin ini dalam puisi mistis yang terkenal Ghulsyan-i Raz (Taman Mawar), karya Syabistari: Bagi orang yang jiwanya adalah manipestasi Tuhan yaitu Al-Quran, keseluruhan alam ini adalah huruf-huruf vokalNya dan substansinya adalah huruf konsonan Nya pasal 200-209 puisi Ghulsyan-i-Raz.

Abu Ishaq Quhistani, sufi Islam, menegaskan pentingnya ilmu huruf dengan menyatakan bahwa ilmu huruf adalah akar dari segala ilmu.

Secara skematis ilmu huruf mengandung :

Page 15: makalah tasawuf al-Hallaj

15

Simbolisme ketuhanan dan metasfisika atau /metakosmik Simbolisme universal / makrokosmik yang di dasarkan

pada korespondensi antara huruf-huruf dan benda astrologis (ruang angkas/planet/lambang zodiak dll).

Simbolisme manusia dan individu yang di dasarkan pada korespondensi fisiologis/organ tubuh. Jumlah huruf muqattaah (terpotong) ada 14 huruf yaitu: alif lam miim, ha miim, alif lam ra, tha ha, ha miim ain sin qaf, ya sin, khaf ha ya ‘ain shad, kaf dan nun. Kalau di rangkai keseluruhannya menjadi sebuah kalimat : (terpotong) adalah huruf-huruf yang merupakan rumusan dialog antara Alloh swt dengan kekasihnya (para Nabi dan para Wali).

Apa makna miim dan ain sehingga dapat menemukan Tuhan dan bertemu

dengan Nya dan Mengapa ketika mencari Tuhan di balik huruf alif dan nun maka tidak bisa bertemu dengan Nya ?

Tafsir miim (numerology Arabiyah):

Huruf miim merupakan muhammad rosullilah atau Ahmad, yang merupakan pintu menuju Ahad yang merupakan wahdaniyah Allah. Perbedaan antara Ahad dan Ahmad adalah huruf arab miim (Muhammad Rasullilah penutup jalur risalah dan kenabian).

Miim juga berarti malakiti/ keagungan/ penguasaan atas seluruh langit bumi, ayat Kursi merupakan ayat yang mengandung banyak huruf miim didalamnya.

Huruf miim bernilai 40, 40 hari khalwat dengan ikhlas dengan mengamalkan surat al ikhlas dan ayat Kursi (ayat yang banyak mengandung huruf miim / sujud jadi sujud adalah cara menggapai keagungan). Juga surat al ikhlas di awali dengan qullhuwa allohu ahad. Jadi perwujudan ahad di dunia adalah Ahmad , ketika manusia menjadi Ahmad maka merupakan tajalli/ penampakan sang mahakuasa pada diri manusia. Sekali lagi bedakan Ahmad dan Ahad terletak huruf miim.

Huruf miim membentuk, posisi sujud dalam solat, sujud merupakan posisi kedekatan dengan Alloh, bahkan sujud merupakan simbol dari wahdaniyah Alloh. Metode untuk mendekat (muqorrobin/kewalian) kepada Tuhan yang paling cepat adalah dengan sujud yang lama dalam solat. Hadist Kudsi Alloh berfirman: Brang siapa memusuhi waliku sungguh ku umumkan perang kepadanya, tiadalah hambaku mendekat kepadaku dengan hal-hal yang pardu -17 rokaat, dan Hamba Ku terus mendekat kepada Ku dengan hal-hal yang sunah -34 rokaat, qobliyah dan bakdiyah-baginya hingga aku mencintainya, bila aku mencintainya maka aku menjadi telinganya yang ia gunakan untuk

Page 16: makalah tasawuf al-Hallaj

16

mendengar, dan matanya yang ia gunakan untuk melihat, dan menjadi tangannya yang ia gunakan untuk memerangi, dan kakinya yang ia gunakan untuk melangkah, bila ia meminta padaku niscaya kuberi permintaanya. (shahih Bukhari hadits no.6137).

Tafsir Ain, Yaa,Sin,Nuun,Aliif (numerology Arabiyah):

Huruf ain bermakna sayidina ali bin abu tholib merupakn pintu gerbang keilmuan. Sesuai hadits nabi yang menyatakan bahwa muhammad rasullaloh adalah gudang ilmu dan sayidina ali adalah pintunya. Huruf ayn membentuk posisi ruku dalam sujud, dalam riwayat asbabu nuzul quran ada ayat yang berkenaan dengan ali bin abu thalib, yaitu orang yang rukuk kemudian dalam posisi rukuk dalam solat melakukan sedekah berupa cincin, inilah ayat Quran itu: walimu hanyalah Alloh, Rosulnya dan mereka yang beriman yang menegakkan shalat, membayar zakat seraya rukuk. (QS. Al-Ma’idah:55).

Kunci sholat yang merupakan adab tatakrama/kepasrahan total ila allohu ada di rukuk/ huruf ain, sujud/ huruf miim adalah kedekatan (muqorobin-fana asma dan tajali asma), barang siapa tidak tahu adab (rukuknya) maka tidak layak untuk dekat (muqqorobin).

Huruf ain bernilai 70. Sedang huruf Ya bernilai 10 dan huruf Sin bernilai 60 . Jadi secara matematis yaitu 70 (Ain)=yaa(10)+sin(60) jadi Ya + Seen = Ain merupakn quran dalam surat 36 adalah surat Ya Seen. Ayat ke 58 dari surat Yasin adalah Salaamun Qawlam Mir Rabbir Raheem. Jadi 5+8=13, posii huruf ke 13 dalam abjad arab adalah huruf miim/sujud. Jadi untuk mengerti ain/ rukuk kita harus mengerti tafsir huruf Yaa dan Tafsir huruf Sin.Dengan mengerti Yaa dan Sin kita akan sampai kepada Sayidina Ali bin Abu Tholib.

Kyai Kholil Bangkalan, salah seorang pencetak kyai besar Nahdatul Ulama, selama perjalan pesantren Keboncandi, Pasuruan-Sidogiri kyai kholil Bangkalan sewaktu muda selalu membaca YaSin, hingga khatam bekali-kali.

Huruf Ya adalah akhir dari abjad Arab and Alif awal dari abjad Arab. Huruf Ya/ hamba memimpin/cenderung ke arah Alif/ Alloh . Huwal Awwalu Wa hu wal Akhiru .

*Rician huruf awwalu :

*Alif (1)+waw(6)+lam(30)=37-3+7=10,(Ya=10)

*10-1+0=1-pertama

*Rincian hurf Akhiru :: Alif (1)+(600)+Ro(200)=801-8+0+1=9 –terakhir adalah 9, angka 9, dalam numerology arab adalah huruf Ta yang

Page 17: makalah tasawuf al-Hallaj

17

bermakana penyucian ataw Tahara / penyucian dan bulan ke 9 dalam arab / Qomariah adalah bualan ramadhan yaitu bulan puasa.

Penyucian kalbu dari kecintaan diri dan dunia merupakn tingkat awal penyucian untuk bersuluk kepada Alloh. Sesungguhnya kotoran maknawi terbesar yang tidak bisa di sucikan meskipun dengan tujuh lautan dan para nabi pun tidak mampu menghilangkannya adalah kotoran kejahilan ganda (pura-pura tahu padahal tidak tahu). Kekeruhan ini mungkin akan memadamkan cahaya petunjuk dan meredupkan api kerinduan yang meruapakan buraq untuk bermikraj mencapai berbagai maqom spritual. (Imam Khomeini dalam Hakikat dan Rahasia Sholat).

Dan Alif (1)+Ta(9)=10-(Ya=10=hamba), nilai huruf (Ya=10), jadi seorang hamba yaitu simbol Ya harus melakukan Puasa / penyucian jiwa/ tazkiyah nafas simbol (Ta=9) untuk Alloh semata simbol (Alif=1) atau Hamba sabar dengan KetentuanNya atau nrimo ing pandum, karena hasil puasa Lillah Billah menjadikan orang sabar atau innalloha maashobirin (Sesungguhnya Alloh bersama (MA terdiri huruf miim dan ain lihat al Baqarah:153) orang yang sabar. Lihat bersama adalah Ma yaitu maasshobirin. Disini terungkap rahasia mim dan ayn yaitu MA seperti yang di ucapkan oleh Husain bin Mansur al Hallaj. Jadi sabar adalah kunci menemukan Tuhan. Para mufassir puasa langsung di tangan Alloh bukan di tangan para malaikat. Sabda Rosulluloh saw Puasa yang dilakukan khusus untuk-Ku / puasa Lillah Billah dan cukuplah Aku sebagai pahalanya.

Mempelajari Ilmu Ketuhanan kan menjadikan orang bersabar, seperti dialog Nabi Musa as dan Nabi Khidr as yaitu Bagaiman kamu dapat sabar terhadap persoalan yang kamu sama sekali belum memiliki pengetahuan yang cukup tentangNya (QS 18:68). Barang siapa menghadapi kesengsaraan drngan hati terbuka, menunjukkan kesabaran dengan penuh ketengangn dan martabat, masuklah dalam golongan oang terpilih dan bagian untuknya adalah berikanlah kabar gembira (keberhasilan dan kejayaan) kepada orang yang sabar (QS 2:155)

Dalam Islam, kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri di sebut sabar. Orang yang paling sbara adalah orang yang paling tinggi dalam kecerdasan emosionalnya. Ia biasanya tabah dalam menghadapi kesulitan. Ketika belajar orang ini tekun. Ia berhasil mengatasi berbagai gangguan dan tidak memperturutkan emosi-Nya.

Gabungan rincian Awwalu dan Akhiru adalah seorang hamba (Yaa=10=hamba) karena Akhiru (9)+Awwalu (1)=10-(Ya=10=hamba) , jadi seorang hamba menampung asama Alloh yang lengkap dan memilki potensi untuk menampakkan sifat ketuhannan.

Huruf Sin bernilai 60 dalam numerology Arab, merupakn simbol dari Sirr muhammad, Siir adalah rahasia ketuhanan yang di simpan dalam

Page 18: makalah tasawuf al-Hallaj

18

diri manusia sebagi hamba. Huruf sin dalam INSAN . Huruf AlifNya adalah Alloh, hruf sin adalah rahasia/siir ketuhanan, dua huruf nun adlah simbol hukum dunia dan akhirat yang merupakan representasi / perwakilan kitab suci Al Quran.

Huruf Yaa/ sibol hamba di gunakan untuk memanggl seseorang atau menarik perhatian seseorang. Ya adalah simbol seorang hamba menyembah dan menyebut Tuhannya Ya Alloh Ya Robbi dll. Yaa juga di gunakan oleh Alloh memanggil hambanya. Ya juga berari simbol antara yang di sembah dan menyembah, tetapi posisi Ya = 10 / hamba selalu cenderung kepada Alif = 1 atau Alloh karena Alloh sebagai Awwalu, dalam ilmu huruf.

Alif (1)+waw(6)+lam(30)=37-3+7=10 adalah Yaa menyatu dengan Alif (10-1+0=1) atau di balik Yaa ada Alif atau di dalam manusia ada Tuhan atau istilah wahdatul wujudnya ibnu Arobi yaitu antara penyembah dan yang di sembah itu sma tapi tidak serupa atau menurut istialah ajaran Syekh Siti Jenar, yaitu Manunggaling Kawula Gusti. PERSAMAAN antara manusia dan alloh. Hal inilah yang dimaksudkan dalam sabda nabi saw.:sesungguhnya allah menciptakan manusia dalam kemiripan dengan diriNya sendiri. lebih jauh lagi alloh telah berfirman: hambaKu mendekat kepadaku sehungga Aku menjadikannnya sahabatku. Akupun menjadi telinga nya , matanya dan lidahnya. Juga allah berfirman kepada Musa as.: aku pernah sakit tapi engkau tidak menjengukku! Musa menjawab: ya alloh, engkau adalah Rabb langit dan bumi; bagaimana engkau bisa sakit? Allah berfirman: salah seorang hambaKu sakit; dan dengan menjenguknya berrarti engkau telah menjengukKu memang ini adalah suatu masalah yang agak berbahaya untuk diperbincangka, karena hal ini berada dibalik pemahaman orang-orang awam. Seseorang yang cerdas sekalipun bisa tersandung dalam membicarakan soal ini dan percaya pada inkar nasi dan persekutuan dengan allah.

Tafsir huruf Nun dan Alif- Pencari Tuhan dibalik huruf alif dan Nun maka tidak bisa bertemu dengannya:

Bernilai 50 dalam numerology Arab.

Tafsir Huruf INSAN, memiliki 2 huruf Nun merupakan simbol alam dunia / jasad dan alam akhirat/ruh/jiwa. Ruh yang disucikan akan memperoleh Nur/Surga sedangkan ruh yang dikotori akan memperoleh Nar/neraka.

Tafsir Alif dan Nun: Penggambaran Simbolis Huruf dan Alif Nun merupakan lambang sebuah perahu (syariat) dan sebuah jiwa/ individu/ personal mengarungi lautan/ medan ujian, kayuh/ sampan(membentuk huruf alif) kiri kanan adalah wilayah pilihan manusia (sunnatulloh adalah

Page 19: makalah tasawuf al-Hallaj

19

qadha dan qadar baik buruk) yang telah di tetapkan oleh Alloh arti simbol Alif. Individu yang sedang menaiki perahu (simbol nun) sampan/kayuh adalah alat/ pilihan yang akan menggerakkan jiwanya menuju tiga pilihan yaitu, pertama, arah perahu kekiri berarti ashabul syimal / nun menjadi naar / neraka, kedua arah perahu ke kanan berarti ashabul yamin/nun menjadi nur / cahaya, ketiga arah perahu tidak kekiri dan tidak ke kanan tetapi tengah berarti sabiqunal awwalun / terdahulu mencapai tujuan ini adalah golongan para pencinta yaitu menyembah karena kerinduan ingin bertemu dengan sang kholiq ini adalah jawaban isyarah tersembunyi dari husain bin manshur al Hallaj-yaitu para nabi.