makalah tasawuf dalam islamedit

Upload: rohmanz-pecinta-pes

Post on 18-Oct-2015

490 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

makalah tasawuf dalam islam

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    1/29

    i

    M K L HTASAWUF DALAM ISLAM

    Disusun Oleh :

    MUHAFIDATUZ ZAKIYYATIL ULYA

    4A (31)

    Dosen Pembimbing :

    Dr. Hj. Sri Minarti, M.Pd.I

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

    SUNAN GIRI BOJONEGORO

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    2/29

    ii

    2014

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    3/29

    iii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, rasa syukur saya panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang

    senantiasa mencurahkan bimbingan, ilmu, rahmat dan hidayahnya kepada

    hambanya yang tidak pernah putus, senantiasa memberkahi segala aktifitas

    dalam keseharian kita, tanpa semua itu segalanya tidak pernah terlaksana.

    Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah materi

    pendidikan PAI MA Semester IV STAI SUNAN GIRI, dan dengan diadakannya

    makalah ini gunakan sebagai pengasah otak dan penambah pengalaman.

    Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,

    tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan didalamnya untuk itu saya mohon

    saran dan segala bentuk kritikan lainya yang mengarah kepada kelengkapan.

    Terakhir kalinya saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada

    pihak yang member sumbangan fikirannya untuk kesempurnaan makalah ini

    semoga bermanfaat bagi kita semua amin.

    Penyusun

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    4/29

    iv

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul .................................................................................................... i

    Kata Pengantar ................................................................................................... ii

    Daftar Isi ............................................................................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ........................................................................................ 1B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 2C. Rumusan Masalah .................................................................................. 2D. Tujuan ..................................................................................................... 2

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Pengertian Tasawuf Secara Lughawi ...................................................... 3B. Fungsi Tasawuf dalam Kehidupan Manusia ........................................... 5C. Sejarah Perkembangan Tasawuf ............................................................ 6

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 24

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 25

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    5/29

    1

    TASAWUF DALAM ISLAM

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangDewasa ini, kajian tentang tasawuf semakin banyak diminati orang

    sebagai buktinya adalah misalnya, semakin banyaknya buku yang membahas

    tasawuf disejumlah perpustakaan, dinegara-negara yang berpenduduk

    muslim, juga NegaraNegara barat sekalipun yang mayoritas masyarakatnya

    non muslim, ini dapat menjadi salah satu alasan betapa tingginya

    ketertarikannya mereka terhadap tasawuf.

    Hanya saja, tingkat ketertarikan mereka tidak dapat diklaim sebagai

    sebuah penerimaan bulat-bulat terhadap tasawuf, jika diteliti lebih

    mendalam, ketertarikan mereka terhadap tasawuf dapat dilihat pada dua

    kecenderungan terhadap kebutuhan fitrah atau naluriah dan kedua karena

    kecenderungan pada persoalan akademis.

    Kecenderungan pertama mengisyaratkan bahwa manusia

    sesungguhnya membutuhkan sentuhan-sentuhan spiritual atau rohani,

    kesejukan dan kedamaian hati merupakan salah satu kebutuhan yang ingin

    mereka penuhi melalui sentuhan spiritual ini. Hal ini sebagaimana

    diungkapkan oleh Barmawie Umarie bahwa setiap rohani manusia senantiasa

    rindu untuk kembali ketempat asal, selalu rindu kepada kekasihnya yang

    tunggal.

    Adapun kecenderungan yang kedua mengisyaratkan bahwa tasawuf

    memang menarik untuk dikaji secara akademis-keilmuan. Boleh jadi, dengan

    kecenderungan yang kedua ini, kajian tasawuf hanya berfungsi sebagai

    pengayaan keilmuan ditengah keilmuan-keilmuan lain yang berkembang di

    dunia.

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    6/29

    2

    Kedua kecenderungan diatas menuntut keharusan adanya pengkajian

    tasawuf dalam kemasan yang proposional dan fundamental. Hal inidimaksudkan agar tasawuf yang kian banyak menarik peminat itu dapat

    dipahami dalam kerangka ideologis yang kuat, disamping untuk memagari

    tasawuf dalam jalur yang benar. Jika tulisa ini dapat diterima jelas dipandang

    perlu untuk merumuskan tasawuf dalam islam dalam kemasan yang

    dilengkapi dengan dasar-dasar atau landasan yang kuat tentang keberadaan

    tasawuf itu sendiri.

    B. Identifikasi MasalahDengan terbukanya era globalisasi membawa pengaruh budaya

    dan pemikiran-pemikiran salah yang meracuni otak orang Islam, oleh karena

    itu diperlukan keharusan adanya pengkajian tasawuf dalam kemasan yang

    proporsional dan fundamental agar generasi muslim pengembangan tasawuf

    dalam islam yang benar sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadits.

    C. Rumusan Masalah1. Apa pengertian tasawuf secara Lighawi dan berdasarkan istilah ?2. Apa fungsi tasawuf dalam kehidupan manusia ?3. Bagaimanakah sejarah dan kedudukan tasawuf dalam islam ?

    D. Tujuan- Mewujudkan kepribadian manusia yang makriyah, Mahabbah (cinta)

    kepada Allah, Tawakkal, Tawadhu, kasih saying terhadap sesama makhluk

    dan akhlak-akhlak mulia para sufi.

    - Untuk membimbing mental spiritual manusia dalam rangka mencapaiderajat insane kamil.

    - Menjadikan manusia lebih dekat dengan Allah dan berhati-hati dalammenjalani kehidupan di dunia ini

    - Agar masyarakat islam mengetahui dan memahami sejarah dankedudukan tasawuf dalam islam.

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    7/29

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Tasawuf Secara LughawiSecara etimologi kata tasawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan

    dengan ahlu Siffah, yang berarti sekelompok orang dimasa Rasulullah yang

    hidupnya banyak berdiam diserambi-serambi masjid, dan mereka

    mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah.1

    Ada yang mengatakan tasawuf itu berasal dari Shafa kata ini

    berbentuk Fiil Mabni Majhul sehingga menjadi isim mulhaq dengan huruf Ya

    Nisbah, yang berarti sebagai nama bagi orang orang yang bersih atau

    suci. Maksudnya adalah orang-orang yang menyucikan dirinya dihadapan

    Tuhan-Nya

    - Pengertian tasawuf berdasarkan istilahPengertian tasawuf berdasarkan istilah, telah banyak dirumuskan oleh

    ahli, yang satu sama lain berbeda sesuai dengan selera masing-masing :

    1. Menurut Asy-Syaikh Abu Al-Qosim Al Junaidi Al bagh dadi;-tasawufadalah kejernihan hubungan bersama Allah SWT. Yang pangkalnya

    adalah menjauhkan diri dari dunia2

    Tasawuf adalah ketika engkau bersama Allah, tanpa ada kaitanapa-apa.

    3

    Tasawuf islaa bahwa yang hak adalah yang mematikanmu, danhaklah yang menghidupkanmu.

    4

    2. Menurut Al-Jurairi, Tasawuf adalah memasuki segala budi (akhlak)yang bersifat Sunni dan keluar dari budi pekerti yang rendah.

    1Rosihan Anwar , Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia, Bandung, 2004, Hal : 9

    2Moch. Djamaludin Ahmad, Dua Figur Tokoh Agung, Pustaka Al-Muhibbin, Hal : 86

    3

    Moch. Djamaludin Ahmad, Dua Figur Tokoh Agung, Pustaka Al-Muhibbin, Hal : 994Rosihan Anwar, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia, Bandung, 2004, Hal : 12

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    8/29

    4

    3. Menurut Amir bin Utsman Al-Makki pernah mengatakan bahwatasawuf adalah seorang hamba yang setiap waktunya mengambilwaktu yang utama.

    4. Menurut Muhammad Ali Al-Qassab, tasawuf adalah akhlak yang muliayang timbul pada masa yang mulia dari seorang yang mulia ditengah-

    tengah kaum yang mulia.5

    5. Menurun Syamnun, tasawuf adalah bahwa engkau memiliki sesuatuyang tidak dimiliki sesuatu.

    6. Menurut Al-Karakhi, tasawuf adalah mengambil hakikat, dan berputusasa pada apa yang ada di tangan makhluk.

    Dari ungkapan-ungkapan diatas, lebih utama bila kita

    memperhatikan kesimpulan yang dibuat oleh Al-Junaedi sebagai berikut :

    Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa yang mengganggu

    perasaan kebanyakan makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi

    yang asal (instrinsik) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai

    manusia, menjauhi segala seruan dari hawa nafsu, mendekati sifat-sifat

    suci kerohanian, dan bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai

    barang yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasihat kepada

    semua umat manusia, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal

    hakikat dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syariat.6

    Definisi lain mengatakan, bahwa tasawuf adalah usaha mengisi

    hati dengan hanya ingat kepada Allah, yang merupakan landasan lahirnya

    ajaran Al-hubb atau cintah Illahi.7

    Tasawuf dipahami sebagai Al-Marifatul Haqq, yakni ilmu tentang

    hakikat realitasrealitas intuitif yang terbuka bagi seorang sufi.8

    5Rasihan Anwar, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia, Hal : 13

    6Ahmad, Op. At.Him.96-98

    7Ibrahim Basuni, nas-ah Al Tasawuf Al Islam, Per Al-Maarif, Kairo, 1969 ; 17-27

    8

    A Rivary Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik Ke ne-Sufisme, PT. Raja Grafinda Persada, 2002,Hlm 35

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    9/29

    5

    Jadi kalau kita simpulkan dari berbagai pengertian dapat kita

    ringkas sebagai berikut, tasawuf adalah usaha membersihkan diri,berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan marifat

    menuju keabadian, saling mengingatkan antara manusia, serta berpegang

    teguh pada janji Allah dan mengikuti syariat Rasulullah dalam

    mendekatkan diri dan mencapai keridlaan-Nya.

    B. Fungsi Tasawuf Dalam Kehidupan ManusiaTasawuf dari semua aurannya memiliki obsesi kedamaian dan

    kebahagiaan spiritual yang abadi oleh karena itu, tasawuf berfungsi sebagai

    pengendali berbagai kekuatan yang bersifat merusak keseimbangan daya dan

    getaran jiwa sehingga ia bebas dari pengaruh yang datang dariluar hakikat

    dirinya.

    Dalam kehidupan manusia tasawuf berfungsi menjadikan manusia

    berkepribadian yang shahih dan berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya

    berkualitas, mereka yang masuk dalam sebauh tarekat / aliran tasawuf dalam

    mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqhomah,

    dan tawadhu. Semua itu bisa dilihat diri Rasulullah SAW, yang pada dasarnya

    sudah menjelma dalam kehidupan sehari-harinya, apalagi dimasa remaja

    Nabi dikenal sebagai Al-Amin, Shiddiq, Fathannah, Tablight, Sabar, Tawakal,

    Zuhud, dan dan termasuk berbuat baik terhadap musuh dan lawan yang tak

    berbahaya atau yang bias diajak kembali pada jalan yang benar.

    Dalam menanamkan nilai-nilai dan konsep pembinaa, khususnya

    dalam hal pembinaan akhlak melalui ajaran tasawuf dalam merubah perilaku

    generasi muda dalam kehidupan sehari-hari diperlukan kehati-hatian yang

    ketat, sebab tujuan utamanya adalah menghasilkan generasi islam yang

    berakhlaqul karimah.

    Secara umum fungsi terpenting tasawuf adalah menjadikan mansia

    betada sedekat mungkin dengan Allah. Akan tetapi apabila tiga sasaran yang

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    10/29

    6

    menjadi fungsi dari tasawuf yaitu : pertama, tasawuf berfungsi sebagai

    pembinaan aspek moral, aspek ini meliputi mewujudkan kestabilan jiwa yangberkeseimbangan, penguasaan dan pengendalian hawa nafsu sehingga

    menusia konsisten, dan komitmen hanya kepada keluruhan moral. Kedua,

    tasawuf yang berfungsi sebagai marifatullah. Ketiga, tasawuf, pengkajian

    garis hubungan antara Tuhan dengan makhluk itu. Terdapat tiga simbolisme

    yaitul; dekat dalam arti melihat dan merasakan Tuhan sehingga dekat yang

    ketiga adalah penyatuan manusia dengan Tuhan sehingga yang terjadi adalah

    monolog antara manusia yang telah menyatu dalam iradat Tuhan.

    C. Sejarah Perkembangan TasawufTerm Tasawuf dikenal secara luas dikawan Islam sejak penghujung

    abad dua hijriah,9sebagai perkembangan lanjut dari kesalehan asketis atau

    para zahid yang mengelompok diserambi masjid Madinah dalam perjalanan

    kehidupan kelompok ini lebih mengkhususkan diri untuk beribadah dan

    pengembangan kehidupan rohaniah dengan mengabaikan kenikmatan

    duniawi. Pola hidup kesalehan yang demikian merupakan awal pertumbuhan

    tasawuf yang kemudian berkembangan dengan pesatnya. Faseini dapat

    disebut sebagai fase asketisme dan merupakan fase pertama perkembangan

    tasawuf, yang ditandai dengan munculnya individu-individu yang lebih

    mengejak kehidupan akhirat sehingga perhatiannya terpusat untuk

    beribadah dan mengabaikan keasikan duniawi, fase asketisme ini setidaknya

    sampai pada keasikan duniawi, fase asketime ini setidaknya smapai pada

    abad dia hijriah dan memasuki abad tiga hijriah sudah terlihat adanya

    peralihan konkrit dari asketisme islam kesufisme, fase ini dapat disebut

    sebagai fase kedua, yang ditandai oleh antara lain peralihan sebutan Zahid

    menjadi Sufi, disisi lain, pada kurun waktu ini percakapan para zahid sudah

    sampai pada persoalan apa itu jiwa yang bersih. Apa itu moral dan

    9Al-Qusyairi, Op Cit ; 138

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    11/29

    7

    bagaimana metode pembinaanya dan perbincangan tentang masalah teoritis

    lainnya. Tindak lanjut dari perbincangan ini, maka bermunculanlah berbagaiterori tentang jenjang serta cirri-ciri yang dimiliki seorang sufi (Al-Maqomat)

    serta ciriciri yang harus dimiliki seorang sufi pada tingkat tertentu (Al-Hal).

    Demikian juga periode ini sudah mulai berkembangan pembahasan tentang

    al-marifat serta perangkat metodenya sampai pada tingkat fana dan ijtihad.

    Bersamaan dengan itu, tampil pula para penulis tasawuf, seperti Al-Muhasibi

    (W 243 H), A;-Kharraj (W 277 H) dan Al-Junaid (W 297 H), dan penulis lainnya.

    Fase ini ditandai dengan muncul dan berkembangnya ilmu baru dalam

    khazanah budaya islam, yakni ilmu tasawuf yang tadinya hanya berupa

    pengetahuan praktis atau semacam langgan keberagamaan, selama kurun

    waktu itu tasawuf berkembang terus kearah yang lebih spesifik, seperti

    konsep Intuisi, Al-Kasyf dan Dzauq.10

    Kepesatan perkembangan tasawuf sebagai salah satu kultur

    keislaman, nampaknya memperoleh infuse atau motivasi dari tiga factor,

    muncul pertama adalah karena cerak kehidupan uang profan dan hidup

    kepelesiran yang diperagakan oleh Umat Islam terutama pada pembesar

    negeri dan para hartawan. Dari aspek ini, dorongan yang paling deras adalah

    sebagai reaksi terhadap sikap hidup yang sekuler dan gelamour dari

    kelompok alit dinas penguasa di istana. Protes tersamar itu mereka lakukan

    dengan gaya murni etis, pendalaman kehidupan spiritual dengan motivasi

    etika.11

    Tokoh populer yang dapat mewakili aliran ini adalah :

    1) Hasan Al-Bashria) Riwayat Hidup

    Hasan Al-Bashri, yang nama lengkapnya Abu Said Al-Hasan

    bin Yasar, adalah seoran Zahid yang sangat mashur dikalangan tabiin,

    ia dilahirkan di Madinah pada tahun 21 H (632 M) dan wafat pada hari

    10Abu Al-Wafa Al-Ghanimi Al-Taftazani, Op Cit, 80-82

    11

    A. Rivary Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik Ke Neo-Sufisme, PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta. 2002, hlm : 37-38

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    12/29

    8

    Kamis bulan Rajab tanggal 10 tahun 110 H (728 H) ia dilahirkan dua

    malam sebelum khalifah Umar bin Khatab wafat, ia di kabarkanberytemu dengan 70 orang sahabat yang turut menyaksikan

    peperangan Badar dan 300 sahabat lainnya.12

    Dialah yang mula-mula menyediakan waktunya untuk

    memperbincangkan ilmu-ilmu kebatinan, kemurniana akhlak, dan

    usaha menyucikan pada sunnah Nabi sahabat Nabi yang masih hidup

    pada zaman itu pun mengakui kebesaranya. Suatu ketika seseorang

    datang kepada Anas Bin malik-Sahabat nabi yang utama-untuk

    menanyakan persoalan agama, Anas memerintahkan orang itu agar

    menghubungi Hasan. Mengenai kelebihan lain dalam diri Hasan, Abu

    Qatadah pernah berkata, Bergurulah kepada syekh ini, saya sudah

    saksikan sendiri (keistimewaanya, tidak ada seorang Tabiin pun yang

    menyerupai sahabat nabi selainnya.13

    Karir pendidikan hasa Al-Bashri dimulai dari Hijaz, ia berguru

    hamper kepada seluruh ulama disana. Bersama ayahnya, ia kemudian

    pindah ke Bashrah, tempat yang membuatnya masyhur dengan nama

    Hasan Al-Bashri, puncak keilmuannya ia peroleh disana.14

    b) Ajaran-Ajaran TasawufnyaAbu Naiim Al-Ashbahani menyimpulkan pandangan tasawuf

    Hasan Al-Bashri sebagai berikut, Takut (khauf) dan pengharapan

    (raja) tidak akan dirundung kemuraman dan keluhan; tidak pernah

    tidur senang karena selalu mengingat Allah, Pandangan yang lain

    tasawufnya yang lain adalah anjuran kepada setiap orang untuk

    senantiasa bersedih hati dan takut kalau tidak mampu melaksanakan

    12Hamka, Tasawuf : PErkembangan dan Pemurniannya, Pustaka Panji Mas, Jakarta, 1986, hlm :

    7613

    Ibid14Umar Farukh, Tarikh Al Fikr Al-Arabi. Dar Al-Ilm li Al-Malayin, Bairut, 1983, hlm 216

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    13/29

    9

    seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larang-Nya. Syaraniki

    pernah berkata demikia takutnya, sehingga seakan-akan ia merasabahwa neraka itu hanya dijadikan untuk ia (Hasan Al-Bashri)

    15

    Lebih jauh lagi, hamka mengemukakan sebagian ajaran

    tasawuf hasan Al-Bashri seperti ini.16

    7. Perasaan takut yang menyebabkan hatimu tentram lebih baik daripada rasa tentram yang menimbulkan perasaan takut

    8. Dunia adalah negeri tempat beramal, barang siapa bertemu duniadengan perasaan benci dan zuhud, akan berbahafia dan memperoleh

    faedah darinya. Namun, barangsiapa bertemu dunia dengan perasaan

    rindu dan hatinya terlambat dengan dunia, ia akan sengasara dan

    akan berhadapan dengan penderitaan yang tidak dapat

    ditanggungnya

    9. Tafakur membawa kita pada kebaikan dan selalu berusaha untukmengerjakanya. Menyesal atas perbuatan jahat menyebabkan kita

    bermaksud untuk tidak mengulanginya lagi, sesuatu yang fana

    betatapun banyaknya tidak akan menyamai sesuatu yang baqa

    betapun sedikitnya. Waspadalah terhadap negeri yang cepat datang

    dan pergi serta penuh tipuan.

    10.Dunia ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapakali ditinggalkan mati suaminya.

    11.Orang yang beriman senantiasa berduka cita pada pagi dan sore harikarena berada diantara dua perasaan takut : takut mengenang dosa

    yang telah lampau dan takut memikirkan ajal yang masih tinggal serta

    bahaya yang akan mengancam.

    15

    Hamka, op Cit, hlm 7716Ibid, hlm 77-78

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    14/29

    10

    12.Hendaklah setiap orang sadar akan kematian yang senantiasamengancamnya dan juga takut akan kiamat yuang hendak menagih

    janjinya

    13.Banyak duka cita didunia memperteguh semangyat amal shalehBerkaitan dengan ajaran tasawuf hasan Al-Bashri,

    Muhammad Mustafa, Guru besar filsafat Islam, menyatakan

    kemungkinan bahwa tasawuf Hasan Al-Bashri di dasari oleh rasa

    takut sik Tugan di dalam neraka. Namun, lanjutnya, setelahkami teliti

    ternyata bukan perasaan takut terhadap siksaanlah yang mendasari

    tasawufnya, tetapi kebesaran jiwanya akan kekurangan dan kelalaian

    dirinnya yang mendasari tasawufnya itu. Sikapnya itu senada dengan

    sabda nabi yang berbunyi Orang beriman yang selalu mengingat

    dosa-dosa yang pernah dilakukannya adalah laksana orang duduk

    dibawah sebuah gunung besar yang senantiasa merasa takut gunung

    itu akan menimpa dirinya.17

    Diantara ajaran tasawuf Hasan Al-Bashri dan senantiasa

    menjadi buah bibir kaum Sufi adalah :

    Anak adam !

    Dirimu, diriku !

    Dirimu hanya satu,

    Kalau ia binasa, binasalah engkau

    Dan orang yang telah selamat tak dapat menolongmu

    Tiap-tiap nikmat yang buka surge, adalah hina

    Dan tiap-tiap bala bencana yang bukan neraka ada mudah18

    17

    Ibid, hlm 7918Rosihan Anwar, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia, Bandung , 2004, hlm : 100

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    15/29

    11

    2) Rabiah Al-Adawiaha)

    Riwayat hidup

    Nama lengkap Rabiah adalah Rabiah bin Ismail Al-Adawiyah

    Al-Bashriyah Al-Qaisiyah, ia diperkirakan lahir pada tahun 95 H / 713

    M / 99 H / 717 M disuatu perkampungan dekat Kota Bashrah (Irak)

    dan wafat dikota itu pada tahun 185 H / 801 M. ia dilahirkan sebagai

    putrid keempat dari keluarga yang sangat miskin. Itulah sebabnya,

    orang tuanya menamakanya Rabiah kedua orantuannya meninggal

    ketika ia masih kecil. Konon pada saat terjadinya bencana perang

    diBashrah, ia dilahirkan penjahat dan dijual kepada Keluarga Atik dari

    Suku Qais banu Adwah. Dari sini ia dikenal dengan Al-Qoisiyah atau

    Al-Adawiyah. Pada keluarga ini ia bekerja keras, namun kemudian

    dibebaskan karena tuannya melihat cahaya yang memancar diatas

    kepala Rabiah dan menerangi seluruh ruangan rumah pada saat ia

    sedang beribadah.19

    Setelah dimerdekakan tuannya, Rabiah hidup menyendiri

    menjalan kehidupan sebagai seorang zahidah dan sufiah, ia menjalani

    sisa hidupnya hanya dengan ibadah dalam rangka mendekatkan diri

    kepada Allah sebagai kekasihnya, ia memperbanyak tobat dan

    menjauhi hidup duniawi, ia hidup dalam kemiskinan dan menolak

    segala bantuan materi yang diberikan oleh orang lain kepadanya.

    Bahkan dalam doanya, ia tidak meminta hal-hal yang bersifat materi

    dari Tuhan

    Pendapat ini ternyata dipersoalkan oleh Badawi, Rabiah

    menurutnya, sebelum bertobat pernah menjalani kehidupan duniawi

    untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, rabiah tidak mendapatkan

    jalan lain, kecuali menjadi penyanyi dan penari sehingga begitu

    terbenam dalam kehidupan duniawi. Alasan yang digunakan Badawi

    19Rosihan Anwar, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia, Bandung , 2004, hlm : 119-120

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    16/29

    12

    untuk menguatkan pendapatnya adalah intensitas tobat Rabiah itu

    sendiri, menurut Badawi, tidak mungkin iman dan kecintaan Rabiahkepada Allah begitu ekstrimnya, kecuali bila ia pernah sedemikian

    jauh menjalan dan mencintai kehidupan duniawinya.20

    b) Ajaran TasawufnyaDalam perkembanganya mistisisme dalam islam tercatat

    sebagai peletak dasar tasawuf berdasarkan cinta kepada Allah. Hal ini

    karena generasi sebelumnya merintis aliran asketisme dalam islam

    berdasarkan rasa takut dan pengharapan kepada Allah. Rabiah pula

    yang pertama-tama mengajukan pengertian rasa tulus, ikhlas dengan

    cinta yang berdasarkan permintaa ganti dari Allah. Sikap dan

    pandanganya tentang cinta dapat dipahami dari kata-katanya, baik

    yang langsung maupun yang disandarkan kepadanya.

    Diantara syair cinta Rabiah yang paling mashur adalah :

    Aku mencitaimu dengan dua cinta,

    Cinta karena diriku dan karena dirimu

    Cinta karena diriku adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu

    Cinta karena diri-Mu

    Adalah keadaanku mengungkapkan tabir sehingga engkau kulihat

    Baik ini maupun untuk itu, pujian bukanlah bagiku

    Bagi-Mu pujian untuk kesemuanya21

    Ulasan Al-Ghazali tentang Syair Rabiah sebagai berikut :

    Mungkin yang dimaksud ole Rabiah dengan cinta karena

    dirinya adalah cinta kepada Allah karena kebaikan dan karunia-Nya

    didunia ini. Sedangkan cinta kepada-Nya adalah karena ia layak

    dicintai yang kedua merupakan cinta yang paling luhur dan mendalam

    20Badawi, Op Cit, hlm 20-21

    21

    Abu Bakar Muhammad Al-Kalabzi, At-Taarruf li Madzhab Ahl At-Tashawwuf, Isa Al Bab AlHalabi, 1960, Hlm 131

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    17/29

    13

    serta merupakan kelezatan melihat keindahan Tuhan. Hal ini seperti

    disebabkan dalam Hadits Qudsi .Bagi hamba-hambaKu yang shaleh aku menyiapkan apa yang tidak

    terlihat mata, tidak terdengar telinga, dan tidak terbesit dikalbu

    manusia22

    3) Maruf Al-Khaki (W 200H)Menggunakan konsepsi Al-Syauq sebagai ajaranya

    23

    Nampaknya setidaknya pada awal munculnya, gerakan ini

    semacam gerakan sectarian yang introversiois. Pemisahan dari trend

    kehidupan, eksklusif dan tegas pendirian dalam upaya penyucian diri

    tanpa memperdulikan alam sekitar. Keuda timbulnya sikap apatis sebagai

    reaksi maksimal kepada radikalisme kaum Khawarij dan polarisasi politik

    yang ditimbulkannya. Kekerasan pergulatan politik pada masa itu,

    menyebabkan orang-orang yang ingin mempertahankan kesalehan dan

    ketenangan rohaniah, terpaksa mengambil sikap menjauhi kehidupan

    masyarakat ramai untuk menyepi dan sekaligus menghindarkan diri dari

    keterlibatan langsung dalam pertentangan politik sikap yang demikian itu

    melahirkan ajaran uzlah yang dipelopori oleh Suri Al-Saqathi (W 253 H).24

    apabila diukur dari kriteria sosiologi, nampaknya kelompok ini dapat

    dikategorikan sebagai gerakan Sempalan satu kelompok umat yang

    sengaja mengambil sikap Uzlah kolektif yang cenderung eksklusif dan

    kritis terhadap penguasa. Dalam pandangan ini, kecenderungan memilih

    kehidupan rohaniah mistis, sepertinya merupakan pelarian, atau mencari

    konpensasi untuk menang dalam medan perjuangan duniawi. Ketika

    didunia yang penuh tipudaya ini sudah kering dari siraman cinta sesama.

    Mereka bangun dunia baru, reliatas baru yang penuh dengan salju cinta.

    22Al-Ghazali, Ihya, Ulum ad Dhin. Musthafa bab Al-Halab, Kairo, 1334, hlm, juid 111

    23

    R.A. Micho Ison, Cit ; 424Fazlur Rahman, Islam. Tej. Ahsin Muhammad, Bandung, 1984 185

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    18/29

    14

    Factor ketiga, Nampaknya adalah karena corak kadifikasi hukum islam

    dan perumusan ilmu kalam yang rasional sehingga kurang bermotivasietikal yang menyebabkan kehilangan moralitasnya, mejadi semcam

    wahana tiada isi atau semacam bentuk tanpa jiwa foralitas paham

    keagamaan dirasakan semakin kering dan menyesakkan ruhuddin yang

    menyebabkan terputusnya komunikasi langsung suasana keakraban

    personal antara hamba dan penciptanya. Kondisi hukum dan teologi yang

    kering tanpa jiwa itu, karena dominannya posisi moral dalam agama, para

    Zuhhad tergugah untuk mencurahkan perhatian terhadap moralitas,

    sehingga memacu pergeseran asketisme kesalehan kepada tasawuf.

    Doktrin Al-Zuhd misalya, yang tadinya sebagai dorongan untuk

    meningkatkan ibadah semata-mata karena rasa takut kepada siksa

    neraka, bergeser kepada demi kecintaan dan semata-mata karena Allah

    agar selalu dapat berkomunikasi dengan-Nya. Konsep tawakal yang

    tadinya berkonotasi kesalehan yang etis, kemudian secara diametral

    dihadapkan kepada pengingkaran kehidupan yang profanistik disatu

    pihak dan konsep sentral tentang hubungan manusia dengan Tuhan, yang

    kemudian populer dnegan doktrin Al-Hubb. Doktrin AL-Hubb adalah

    tingkat konsep sentral tentang hubungan Marifat yang berarti mengenal

    Allah secara langsung melalui pandangan batin. Menurut sebagian sufi,

    Marifat Allah adalah tujuan akhir dan sekaligus merupakan tingkat

    kebahagiaan paripurna yang mungkin dicapai oleh manusia didunia ini.

    Kondisi yang demikian dapat dicapai hanya sesudah mencitau (Al-Hubb)

    Allah dengan segenap ekspresinya. Berdasarkan kualitas-kualitas yang

    demikian, maka gerakan ini dikatakan sebagai gerakan gnotisisme (ilmu

    ladunni, Al Marifat) atau baangkali dapat disejajarkan dengan

    maniplationist dalam filsafat kelompok ini kemudian mengklaim memiliki

    ilmu yang khusus dan tidak dapat diberikan kepada sembarang orang

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    19/29

    15

    untuk memeiliki kualitas ilmu yang seperti itu, harus melalui proses

    inisiasi yang panjang dan bertingkat-tingkat.

    25

    Pada abad itu juga, tampil Dzu al-nun Al-Mishri (W 246H) nama

    lengkapnya Abu Al-Faidz Tsauban bin Ibrahim. Ia dilahirkan di Ikhmim,

    dataran tinggi Mesir, pada tahun 180 H / 796 M. Julukan Dzu An-nun

    diberikan kepadanya sehubungan dengan berbagai kekaramatanya yang

    Allah berikan kepadanya. Dalam perjalanan hidupnya Al-Misri selalu

    berpindah dari suatu tempat ketempat lain. Ia pernah menjelajahi

    berbagai daerah di Mesir, mengunjungi Bait Al-Maqdis, Baghdad, Mekah,

    Hijaz, Syiria pegunungan libanon, Anthokiah, dan lembah Kanan. Hal ini

    memungkinkannya untuk memperoleh pengalaman yang banyak dan

    mendalam ia hidup pada masa munculnya sejumlah utama terkemuka

    dalam bidang ilmu fiqih, ilmu hadits dan guru sufi sehingga ia dapat

    berhubungan dan mengambil pelajaran dari mereka, ia pernah mengikuti

    pengajuan Ahmad bin Hanbal. Gurunya dalam bidang tasawuf adalah

    Syaqrah Al-Abd atau Isragil Al-Maghribiy ini memungkinkan baginya untuk

    menjadi seorang yang alim, baik dalam ilmu syariat maupun tasawuf.26

    Al-Misri adalah pelopor paham Marifat penilaian ini sangatlah

    tepat karena berdasarkan riwayatkan Al-Qathfi dan Al-Masudi yang

    kemudian dianalisis Nichason- dan Abd Al-Qadir dalam falsafah Al-Sufiah

    fi Al-Islam, Al Misri berhasil memperkenalkan corak baru tentang Marifat

    dalam bidang sufisme Islam. Pertama ia membedakan antara Maarifat

    sufiah dengan marifat Aqliyah. Marifat yang pertama menggunakan

    pendekatan qaib yang biasa digunakan para sufi, sedangkan Marifat yang

    kedua menggunakan pendekatan akal yang biasa digunakan para teolog.

    Kedua, menurut Al-Misir, Marifat merupakah fitrah dalam hati manusia

    sejak azali. Ketiga, teori-teori Marifat Al-Misri menyerupai gnosisme ala

    25Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik Ke Neo-Sufisme, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

    2002. Hlm ; 38-4026Abd. Al-Munin Al Hafani, Al-Mausuah Ash-Shuffiyyah, Dar Ar-Rasyad, Kairo, 1992 : hlm 165

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    20/29

    16

    Neo-Platonik. Teori-teorinya itu kemudian dianggap sebagai jembatan

    menuju teori-teori wahdat Asy-Syuhud dan Ittihad iapun dipandangsebagai orang yang pertama kali memasukkan unsure falsafah dalam

    tasawuf.27

    Sejak diterimanya secara luas doktrin Al-Maqomat dan Al-Haj,

    perkembangan tasawuf telah sampai pada tingkat kejelasan perbedaan

    dnegan kesalehan asketis, baik dalam tujuan maupun ajaran, Disisi lain,

    sejak periode ini kelihatannya untuk menjadi seorang sufi semakin berat

    dan sulit, hampir sama halnya dengan kelahiran kembali seorang

    manusia, bahkan jauh lebih berat dari kelahiran pertama. Karena kalau

    kelahiran pertama justru menyongsong kehidupan duniawi yang

    mengasikkan. Tetapi pada kelahiran kedua ini, justru melepas dan

    membuang kehidupan materi yang menyenangkan, untuk kembali

    kealam rohaniah, pengabdian dan kecintaan serta kesatuan dengan alam

    malakut. Sementara itu, dalam abad tiga ini juga Abu Yazid Al-Bisthomi

    (874-947 M) melangkah lebih maju dengan doktrin Al-Ittiad melalui Al-

    Fana, yakni beralihnya sifat kemanusiaan seseorang kedalam sifat Ke-

    Illahian sehingga terjadi penyatuan manusia dengan Tuhan.28

    Sejak munculnya doktrin fana dan itihad, terjadilah pergeseran

    tujuan akhir dari kehidupan spiritual kalau mulaya tasawuf bertujuan

    hanya untuk mencintai dan selalu dekat dengan-Nya sehingga dapat

    berkomunikasi langsung, tujuan itu telah menarik lagi pada tingkat

    penyatuan drii dengan Tuhan, konsep ini berangkat dari paradigma,

    bahwa manusia secara niologis adalah jenis makhluk yang mampu

    melakukan transformasi atau transendensi melalui Miraj spiritual kealam

    illahiyat, berbarengan dengan itu, terjadi pula sikap pro dan kontra

    terhadap konsepsi Al-Ittihad yang menjadi salah satu sebab terjadinya

    27

    Andul Qodir Mahmud, Faisafatu Ash-Shufiyyah fi Al- Islam, 1996 : hlm 30628Ibid ; 186

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    21/29

    17

    konflik dalam dunia pemikiran islam baik intern terakhir menuduh

    sufisme sebagai gerakan sempalan yang sesat.

    29

    Apabila dilihat dari sisi tasawuf sebagai ilmu, maka fase ini

    merupakan fase ketiga yang ditandai dengan mulainya unsur-unsur diluar

    islam berakulturasi dnegan tasawuf. Ciri lain yang penting pada fase ini

    adalah timbulnya ketegangan antara kaum orthodox denan kelompok sufi

    berpaham Ittijad dipihak lain.30

    Akibat lanjut dari perbenturan pemikiran itu, maka seklitar

    akhir abad tiga hijriyah tampil al-Karraj (W 277 H). bersama Al-Junaidi

    (yang memiliki nama lengkap Asy-Syaikh Abul Qasim Al-Junaidi Al-

    Baghdadi adalah guru kelompok ahli tasawuf secara mutlak dan imam

    Bilittifaq (menurut kesepakatan semua kelompok tasawuf) sehingga

    mnedapat gelar Sayyidut-Thaifah Ash-Shufiyyah. Beliau belajar ilmu

    kepada pamannya sendiri (adik laku-laki dari ibunya) yang bernama Asy-

    Syaikh Sirri As-Siathi (W 253 H / 867 M). ayahnya seorang penjual kaca

    yang mendapatkan julukan al Qawariri (sebangsa kaca). Al Junaedi lahir di

    Negeri Nahawand dan dibesarkan di Irak. Beliau adalah seorang Ahli fiqih

    yang memberikan fatwa kepada masyarakat, mengikuti mafzhab Abu

    Tsaur, yaitu murid Al-Imam Asy-SyafiI dan yang meriwayatkan madzab

    Asy-Syafii Qaul Qadim. Disamping beliau belajar menjadimurid Sirri As-

    Siqthi, beliau juga menjadi Asy-Syaikh Al-Harits Al Muhabisi dan Asy

    Syaikh Muhammad bin Ali Al-Qashshab. Beliau adalah termasuk

    pembesar imam imam kauh shufi dan pemimpin mereka. Perkataanya

    dapat diterima dalam semua bahasa. Beliau wafat pada hari sabtu 297 H).

    menawarkan konsep-konsep tasawuf yang kompromistis antara sufisme

    dan ortodoksi. Tujuan gerakan ini adalah untuk menjembatani dan atau

    bila dapat untuk mengintegrasikan antara kesadaran mistik dengan

    29Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme klasik ke Neo-Sufisme, Rajawali Pers, Jakartam 2002, hlm

    4130Moch. Djamaluddin Ahmad, dua figure tokoh agung, Pustaka Al-Muhibbin, hlm : 67 - 70

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    22/29

    18

    syariat islam. Jasa mereka yang paling bernilai adalah lahirnya doktrin Al-

    Baqa atau subsistensi sebagai imbangan dan legalitas Al-Fana. Hasilkeseluruhan dari usaha pemaduan itu, doktrin sufi membuahkan

    sejumlah besar pasangan-pasangan kategori dengan tujuan memadukan

    kesadaran mistik dengan syariat sebagai suatu lembaga. Upaya tajdid itu

    mendapatkan sambutan luas dengan tampilannya penulis. Penulis

    tasawuf tipologi ini, seperti Al-Sarraj dengan Al-Luma, Al Kalabazi dengan

    Al Taaruf Li Madzab ahl Al Tasawuf dan Al Qusyairi dengan Al Risalah.31

    Sesudah masanya ketiha tokoh sufi ini, muncul jenis jenis

    tasawuf yang berbeda, yaitu Ibn Masarrah (memiliki nama lengkap

    Muhammad bin Abdullah bin Masarrah (269-319 H). ia merupakan salah

    seorang sufi sekaligus filosoft dari Andalusia. Ia memberikan pengaruh

    yang besar terhadap esoteric Mazhab Al Mariyyah lebih jauh Ibn Hazm

    mengatakan bahwa Ibn Masarrah memiliki kecenderungan yang besar

    terhadap filsafat, sedangkan dalam kacamata Mushthafa Abdul Raziq, Ibn

    Masarrah termasuk sufi aliran Ittihadiyyah berbarengan dengan masa Ibn

    Masarrah, di Andalusia telah muncul tasawuf filosof. Ia lebih banyak

    disebut sebut sebagai filosof ketimbangan seorang sufi Namun,

    pandangan pandanganya tentang filsafat tertutupi oleh kezahidannya.

    Pada mulanya, Ibn Masarrah merupakan penganut sejati aliran

    Mutazillah, lalu berpaling pada Madzab neo-Platonisme. Oleh karena itu,

    ia dituduh mencoba menghidupkan kembali filsafat Yunani Kuno).32

    Gagasan Ibn Masarrah ini, sesudah masa Al-Ghazali dikembangkan oleh

    Suhrawardi Al-Maqtul ( W 578 H) dengan doktrin Al Isyraqiyah atau

    illuminasi. Gerakan orthodoksi sufisme mencapai puncaknya pada abad

    lima Hijriyah melalui tokoh monumental Al-Ghazali. Berikut biografi

    singkat tentang Al-Ghazali.

    31Ibid ; 187

    32

    Ibrahim Hilal, At-Tashawwuf Al islami bain Ad Din Wa Al-Falsasfahm dar Al Nahdhah AlArabiyyah, hlm 123-124

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    23/29

    19

    Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin

    Muhammad bin Talis Ath-Thusi Asy-SyafiI Al Ghazali. Secara singkatdipanggil Al Ghazali atau Abu Hamid Al-Ghazali. Beliau lahir dikota Thus

    daerah rasan pada tahun 450 H / 1058 M. ayahnya wafat sebelum ia

    baligh. Beliau hidup berdikasi, mula mula ia belajar ilmu Khat dari

    Ayahnya, kemudian setelah ayahnya wafat ia belajar Mabadi. Al-Lughah.

    Wa Al-fiah di negaranya sendiri kepada Al-Imam Abu Hamid Ahmad bin

    Muhammad Ar-Razikani At-Thusi.

    Kemudian beliah pergi ke Jurja untuk mengaji kepada Abu Nasr

    Al-Ismaili. Di Jurjan dalam waktu yang tidak lama beliau sudah mampu

    mengarang Taliqah (Penjabaran) tentang ilmu-ilmu yang diperoleh dari

    gurunya. Setelah itu beliau kembali ke Thus negeri kelahirannya guna

    mendalami ilmu-ilmunya selama 3 tahun.33

    Kemudian beliau pergi ke Naisabur mengaji kepada Al-Imam

    Khilaf. Ilmu Jadal, Ilmu Ushuluddin, Ushul Fiqh , Ilmu Mantiq, Ilmu Hikmah

    dan filsafat kesemuannya dikuasai secara mendalam hanya selama dua

    tahun. Memang imam Al-Ghazali orang yang sangat cerdas, tepat

    pendapatnya, sangat luas pandanganya, dan sangat kuat hafalannya dan

    pandai mendalami ilmu yang rumit, sehingga imam Haramain

    memberinya julukan Bahr Mughriq (lautan yang menenggelamkan) Al-

    Ghazali wafat pada tahun 503 H.

    Al-Ghazali berupaya mengikis semua jaran tasawuf yang tidak

    islami, sufisme hasil rekayasanya itu yang sudah merupakan corak baru,

    mendapatkan tempat yang terhormat dalam kesejahteraan pemikiran

    umat islam cara yang ditempuhnya untuk menyelesaikan pertikaian itu.

    Adalah dengan penegasan bahwa ucapan ekstatik berasal dari orang yang

    arif yang sedang dalam kondisi sakr atau terkesima, sebab dalam

    33Moch. Dhamaluddin Ahmad, dua figure tokog Agung, Pustaka Al Muhibbin, hlm 14-15

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    24/29

    20

    kenyataanya, bahwa kesatuan dengan Tuhan itu bukanlah kesatuan

    hakiki, tetapi kesatuan simbiolistik.

    34

    Pendekatan yang dilakukan oleh Al-Ghazali, nampaknya bagi

    satu pihak memberikan jaminan untukmempertahankan prinsip, bahwa

    Allah dan alam ciptaan Nya adalah dua hal yang berbeda sehingga satu

    sama lain tidak mungkin bersatu. Di pihak lain memberikan kelonggaran

    pula bagi para sufi untukmemasuki pengalaman-pengalaman kesufian

    puncak itu tanpa kekhawatiran dituduh kafir. Gambaran ini menunjukkan

    tasawuf sebagai ilmu telah sampai ke fase kematangannya atau

    memasuki fase keempat, yang ditandai dengan timbulnya dua aliran

    tasawuf, yaitu tasawuf sunni dan tasawuf filsafati. Sebab, ternyata pada

    akhirnya intisari pengalaman kesufian yang menuru Al-Ghazali tidak

    mungkin diungkapkan, menerobos juga keluar lewat konsep-konsep Ibn

    Arabi (W 638 H). Tetapi corak Marifat yang diajarkan Sufi kelahiran

    Murcia ini tidak sama dengan konsep Marifat yang sebelumnya. Ia bukan

    saja mengungkapkan kesatuan dirinya dengan Tuhan seperti halnya Abu

    Yazid Al-Busthomi dan Al-Hallaj, tetapi ia memberikan satu pemikiran

    yang hamper menyerupai filsafat. Ia menjelaskan hubungan antara

    fenomena lama semester yang pluralistic dengan tuhan sebagai. Prinsip

    keesaan yang melandasinya. Bertolak dari pendapat para sufi, bahwa

    yang ada mutlak hanya Allah, ia lalu mengatakan bahwa ala mini sebagai

    penampakan (Mazhohir) dari nama dan sifat Allah, yang sebenarnya

    adalah esensi-Nya keterbatasan.35

    Inti ajaran Ibn Arabi yang dikenal dengan sebutan wahdatul

    Wujud berkembang pula kemana-mana. Pada abad tujuh hijriyah, ajaran

    ini berkembang di Mesi melalui sufi penyair Ibn Al Faridh (W 633 H) dan

    Ibn Sabain (W 669 H) di Andalusia, serta meluas di Persia lewat syair -

    34

    Al-Ghazali, AlMunqidz min al-Dhalal, 1316 H ; 7635Ibn. Arabi, Futurat Al Makiyah, Vol. I, 1977 ; 90

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    25/29

    21

    syair jalaludin rumi (W 672 H). seperti dinyatakan oleh dengan inti ajaran

    marifat, menurut ajaran ini Tuhan sebagai esensi mutlak-yang menurutAl-Ghazali dapat dikenal tidak mungkin dikenal oleh siapapun, walau oleh

    Nabi sekalipun menurut Ibn Arabi, Tuhan sebagai Dzat Mutlak hanya bisa

    dikenal melalui nama dan Sifat-Sifat-Nya, yakni melalui penampakan lahir

    dari esensi Dzat-Nya, yang mutlak itu. Unsur-unsur ajaran ini, sebenarnya

    sudah ditemukan dalam konsep bentuk yang sempurna ditemukan

    pertama kali didunia islam dalam tulisan Ibn Arabi.36

    Dari uraian ringkas ini terlihat bahwa lima ciri atau karakteristik

    tasawuf yang dikemukakan terdahulu, ternyata tidak pernah tampil

    secara utuh pada satu fase dan disemua kawasan barangkali kemunculan

    tasawuf yang hamper utuh dengan kelima cirinya itu hanyalah pada abad

    tiga Hijriyah, pada periode tasawuf meningkat menjadi ilmu tentang

    moralitas. Fase kejayaan dan kematangan tasawuf berlangsung sampai

    abad ketujuh hijriyah , sebab sejak abad delapan, nampaknya tasawuf

    mulai mengalami kemunduran dan bahkan stagnasi karena sejak abad ini

    tidak ada lagi konsep-konsep tasawuf yang baru, yang tertinggal hanyalah

    sekedar komentar-komentar dan resensi-resensi terhadap karya-karya

    lama disisi lain, para pengikut tasawuf sudah lebih cenderung kepada

    penakanan perhatian terhadap berbagai bentuk ritus dan formalisme

    yang tidak terdapat dalam substansi ajaran. Kemandikan tasawuf sebagai

    ilmu moralitas, nampaknya seiring dengan situasi global yang

    menyelimuti dunia pemikiran islam pada masa itu perkembangan tasawuf

    selanjutnya sudah berganti baju, yaitu dalam bentuk tarikat sufi, yang

    lebih menonjolkan perkembangan pada aspek ritus dan pengalamanya,

    bukan pada aspek subtansi ajarannya. Namun bagaimanapun tasawuf

    bukanlah ilmu yang statis dan penampilannya adalah dalam cara-cara

    tertentu yang mencerminkan masanya. Dalam tulisan Abdul Karim Al-Jilli

    36Ibrahim Basuni, Op, Cit : 115

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    26/29

    22

    (W 832 H) dalam bukunya Al-Insan Al Kamil yang cukup popular, ternyata

    ajaranya sudah mengalami perubahan-perubahan tertentu. Demikianpula dengan konsep-konsep tasawuf di Indonesia. Sebagaimana terlihat

    dalam tasawuf Al Raruri adalah pemaduan antara tasawuf Al-Ghazali

    dengan Al Fansyuri, atau antara paham kesatuan wujud dengan

    transentalisme. Hal ini berarti, tasawuf selalu dalam kesejahteraannya,

    karena memang ia bersifat dinamik bukan statis. Akan tetapi satu hal

    perlu diingat, bahwa tidak setiap orang yang mengerti tasawuf disebut

    sufi, karena seseorang tidak mungkin dapat mengetahui bahwa ia benar-

    benar memahami dan merasakan ap ayang dilihat dan dirasakan oleh sufi

    dalam miraj Spiritualnya. Menjadi seorang sufi berarti menjadikan ajaran

    itu sebagai penggerak hidupnya. It is to become and not to learn second

    hand. Manusia sempurna adalah idola Sufi, manusia yang telah dapat

    melepaskan ke aku an nya sehingga ia adalah cermin yang

    merefleksikan setiap aspek realitas Absolut.37

    Dasardasar Tasawuf sudah ada sejak datangnya agama Islam, hal inidapat diketahui dari kehidupan Nabi Muhammad SAW, cara hidup

    beliau yang kemudian diteladani dan diteruskan oleh para sahabat

    selama periode makiyah, kesadaran spiritual Rasulullah SAW. Adalah

    berdasarkan atas pengalaman-pengalaman mistik yang jelas dan pasti,

    sebagaimana dilukiskan dalam Al-Quran surat An Najm : 11 -13, surat

    At Takwir, 22-23. Kemudian ayat-ayat yang menyangkut aspek

    moralitas dan asketisme, sebagai salah satu masalah prinsip dalam

    tasawuf, para sufi merujuk kepada Al-Quran sebagai landasan utama

    karena manusia memiliki sifat baik dan sifat jahat, sebagaimana

    dinyatakan38

    Allah mengilhami (jiwa manusia) kejahatan dan

    kebaikan : maka harus dilakukan pengikisan terhadap sifat yang jelek

    37

    Rivay Siregar, tasawuf dari sufisme klasik ke Neo-sufisme, rajawali per, hlm : 45-4638Al-Quran, Surat Al-Syams ; 8

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    27/29

    23

    dan pengembangan sifat-sifat yang baik. Dalam tasawuf dikonsepkan

    untuk penyucian jiwa. Proses penyucian jiwa itu melalui dua tahap,yakni pembersihan jiwa dari sifat-sifat jelek yang disebut takhalli.

    Tahap awal dimulai dari pengendalian dan penguasaan hawa nafsu.

    Sesuai dengan firman Allah ...sesungguhnya nafsu itu selalu

    menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi oleh Tuhanmu

    39

    dan Adapaun orang-orang yang takut pada kebesaran tuhannya

    dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka surgalah tempat

    tinggalnya. Sedangkan tasawuf memiliki kedudukan yang tinggi

    dalam islam ajaran pokok dalam tasawuf adalah konsel Al-Hubb dan

    Marifat yang merupakan perintah Allah melalui firman-Nya : kami

    lebih dekat kepada manusia dari pada urat lehernya sendiri40

    39

    Al-Quran, Surat Yusuf, 5340Al-Quran, Surat Al-Qaff ; 16

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    28/29

    24

    BAB III

    PENUTUP

    A. KesimpulanPengertian tasawuf secara lughawi adalah Ahlu Suffah yang berarti

    sekelompok orang imasa Rasulullah yang hidupnya hanya berdiam diserambi-

    serambi masjid, dan mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada

    Allah. Sedangkan pengertian tasawuf berdasarkan istilah adalah ilmu yang

    mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu,

    mencari jalan kesucian dengan marifat menuju keabadian, saling

    mengingatkan antara manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah dan

    mengikuti syariat Rasulullah dalam mendekatkan diri dan mencapai

    keridaan-Nya.

    Fungsi tasawuf dalam kehidupan manusia adalah menjadikan

    manusia berada sedekat mungkin dengan Allah dan menjauhkan diri dari

    kehidupan duniawi.

    Perkembangan tasawuf mengalami kejayaan yaitu pada abad ke-3

    hijriah dengan munculnya tokoh monumental Al-Ghazali, tetapi ketika

    memasuki abad ke-8 tasawuf mengalami kemunduran karena tidak ada lagi

    konsep-konsep tasawuf yang baru.

  • 5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit

    29/29

    25

    DAFTAR PUSTAKA

    Anwar, Rosihan dan Mukhtar Slihin, 2004. Ilmu Tasawuf. Bandung : Pustaka

    Setia

    Siregar, A. Rivay. 2002. Tasawuf dari Sufisme Klasik ke NCO. Sufisme. Jakarta :

    Rajawali Pers

    Djamaluddin Ahmad, Moch. 2013. Dua figur tokoh agung, Jombang : Pustaka Al-

    Muhibbin

    Zaki Ibrahim, Muhammad. 2004. Tasawuf Hitam Putih. Solo : Tiga Serangkai

    Qoyyinm Al Jauziyah, Ibn dan Haris bin Asad Al-Muhasibi. 1990. Tasawuf Murni.

    Surabaya : Al-Ihsan

    Abdul Khaliq, Dr. Abdurrahman dan Ihsan Ilahi Zhahir. 2001

    Abdirrahman Al-Sulami, Abu. 2007. Tasawuf. Jakarta : Erlangga

    AL-Ghazali. 1961. Ihya Ulum Ad-Din, Dar Tsawafah Islamiyah, Kairo. Mesir

    Umari, Barmawi. 1966. Systematika Tasawuf , Solo : Penerbit Siti Syamsiyah

    Hamka. 1986. Tasawuf : Perkembangan dan pemurniannya Jakarta : Pustaka

    Panjimas

    Nasution, Harun. 1978. Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Jakarta : Bulan

    Bintang

    Al-Hafani, Abd. Al-Munin, 1992. Al Mausuah Ash-Shufiyah. Kairo. Dar Ar-Rasyad

    Mahmud, Abdul Qodir. 1966. Falsasafah Ash-Shufiyyah fi Al-Islam. Kairo : Dar Al-

    Fikr Al-Arab