Download - MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
1/29
i
M K L HTASAWUF DALAM ISLAM
Disusun Oleh :
MUHAFIDATUZ ZAKIYYATIL ULYA
4A (31)
Dosen Pembimbing :
Dr. Hj. Sri Minarti, M.Pd.I
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SUNAN GIRI BOJONEGORO
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
2/29
ii
2014
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
3/29
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, rasa syukur saya panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang
senantiasa mencurahkan bimbingan, ilmu, rahmat dan hidayahnya kepada
hambanya yang tidak pernah putus, senantiasa memberkahi segala aktifitas
dalam keseharian kita, tanpa semua itu segalanya tidak pernah terlaksana.
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah materi
pendidikan PAI MA Semester IV STAI SUNAN GIRI, dan dengan diadakannya
makalah ini gunakan sebagai pengasah otak dan penambah pengalaman.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan didalamnya untuk itu saya mohon
saran dan segala bentuk kritikan lainya yang mengarah kepada kelengkapan.
Terakhir kalinya saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
pihak yang member sumbangan fikirannya untuk kesempurnaan makalah ini
semoga bermanfaat bagi kita semua amin.
Penyusun
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
4/29
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 2C. Rumusan Masalah .................................................................................. 2D. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf Secara Lughawi ...................................................... 3B. Fungsi Tasawuf dalam Kehidupan Manusia ........................................... 5C. Sejarah Perkembangan Tasawuf ............................................................ 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 25
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
5/29
1
TASAWUF DALAM ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangDewasa ini, kajian tentang tasawuf semakin banyak diminati orang
sebagai buktinya adalah misalnya, semakin banyaknya buku yang membahas
tasawuf disejumlah perpustakaan, dinegara-negara yang berpenduduk
muslim, juga NegaraNegara barat sekalipun yang mayoritas masyarakatnya
non muslim, ini dapat menjadi salah satu alasan betapa tingginya
ketertarikannya mereka terhadap tasawuf.
Hanya saja, tingkat ketertarikan mereka tidak dapat diklaim sebagai
sebuah penerimaan bulat-bulat terhadap tasawuf, jika diteliti lebih
mendalam, ketertarikan mereka terhadap tasawuf dapat dilihat pada dua
kecenderungan terhadap kebutuhan fitrah atau naluriah dan kedua karena
kecenderungan pada persoalan akademis.
Kecenderungan pertama mengisyaratkan bahwa manusia
sesungguhnya membutuhkan sentuhan-sentuhan spiritual atau rohani,
kesejukan dan kedamaian hati merupakan salah satu kebutuhan yang ingin
mereka penuhi melalui sentuhan spiritual ini. Hal ini sebagaimana
diungkapkan oleh Barmawie Umarie bahwa setiap rohani manusia senantiasa
rindu untuk kembali ketempat asal, selalu rindu kepada kekasihnya yang
tunggal.
Adapun kecenderungan yang kedua mengisyaratkan bahwa tasawuf
memang menarik untuk dikaji secara akademis-keilmuan. Boleh jadi, dengan
kecenderungan yang kedua ini, kajian tasawuf hanya berfungsi sebagai
pengayaan keilmuan ditengah keilmuan-keilmuan lain yang berkembang di
dunia.
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
6/29
2
Kedua kecenderungan diatas menuntut keharusan adanya pengkajian
tasawuf dalam kemasan yang proposional dan fundamental. Hal inidimaksudkan agar tasawuf yang kian banyak menarik peminat itu dapat
dipahami dalam kerangka ideologis yang kuat, disamping untuk memagari
tasawuf dalam jalur yang benar. Jika tulisa ini dapat diterima jelas dipandang
perlu untuk merumuskan tasawuf dalam islam dalam kemasan yang
dilengkapi dengan dasar-dasar atau landasan yang kuat tentang keberadaan
tasawuf itu sendiri.
B. Identifikasi MasalahDengan terbukanya era globalisasi membawa pengaruh budaya
dan pemikiran-pemikiran salah yang meracuni otak orang Islam, oleh karena
itu diperlukan keharusan adanya pengkajian tasawuf dalam kemasan yang
proporsional dan fundamental agar generasi muslim pengembangan tasawuf
dalam islam yang benar sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadits.
C. Rumusan Masalah1. Apa pengertian tasawuf secara Lighawi dan berdasarkan istilah ?2. Apa fungsi tasawuf dalam kehidupan manusia ?3. Bagaimanakah sejarah dan kedudukan tasawuf dalam islam ?
D. Tujuan- Mewujudkan kepribadian manusia yang makriyah, Mahabbah (cinta)
kepada Allah, Tawakkal, Tawadhu, kasih saying terhadap sesama makhluk
dan akhlak-akhlak mulia para sufi.
- Untuk membimbing mental spiritual manusia dalam rangka mencapaiderajat insane kamil.
- Menjadikan manusia lebih dekat dengan Allah dan berhati-hati dalammenjalani kehidupan di dunia ini
- Agar masyarakat islam mengetahui dan memahami sejarah dankedudukan tasawuf dalam islam.
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
7/29
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf Secara LughawiSecara etimologi kata tasawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan
dengan ahlu Siffah, yang berarti sekelompok orang dimasa Rasulullah yang
hidupnya banyak berdiam diserambi-serambi masjid, dan mereka
mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah.1
Ada yang mengatakan tasawuf itu berasal dari Shafa kata ini
berbentuk Fiil Mabni Majhul sehingga menjadi isim mulhaq dengan huruf Ya
Nisbah, yang berarti sebagai nama bagi orang orang yang bersih atau
suci. Maksudnya adalah orang-orang yang menyucikan dirinya dihadapan
Tuhan-Nya
- Pengertian tasawuf berdasarkan istilahPengertian tasawuf berdasarkan istilah, telah banyak dirumuskan oleh
ahli, yang satu sama lain berbeda sesuai dengan selera masing-masing :
1. Menurut Asy-Syaikh Abu Al-Qosim Al Junaidi Al bagh dadi;-tasawufadalah kejernihan hubungan bersama Allah SWT. Yang pangkalnya
adalah menjauhkan diri dari dunia2
Tasawuf adalah ketika engkau bersama Allah, tanpa ada kaitanapa-apa.
3
Tasawuf islaa bahwa yang hak adalah yang mematikanmu, danhaklah yang menghidupkanmu.
4
2. Menurut Al-Jurairi, Tasawuf adalah memasuki segala budi (akhlak)yang bersifat Sunni dan keluar dari budi pekerti yang rendah.
1Rosihan Anwar , Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia, Bandung, 2004, Hal : 9
2Moch. Djamaludin Ahmad, Dua Figur Tokoh Agung, Pustaka Al-Muhibbin, Hal : 86
3
Moch. Djamaludin Ahmad, Dua Figur Tokoh Agung, Pustaka Al-Muhibbin, Hal : 994Rosihan Anwar, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia, Bandung, 2004, Hal : 12
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
8/29
4
3. Menurut Amir bin Utsman Al-Makki pernah mengatakan bahwatasawuf adalah seorang hamba yang setiap waktunya mengambilwaktu yang utama.
4. Menurut Muhammad Ali Al-Qassab, tasawuf adalah akhlak yang muliayang timbul pada masa yang mulia dari seorang yang mulia ditengah-
tengah kaum yang mulia.5
5. Menurun Syamnun, tasawuf adalah bahwa engkau memiliki sesuatuyang tidak dimiliki sesuatu.
6. Menurut Al-Karakhi, tasawuf adalah mengambil hakikat, dan berputusasa pada apa yang ada di tangan makhluk.
Dari ungkapan-ungkapan diatas, lebih utama bila kita
memperhatikan kesimpulan yang dibuat oleh Al-Junaedi sebagai berikut :
Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa yang mengganggu
perasaan kebanyakan makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi
yang asal (instrinsik) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai
manusia, menjauhi segala seruan dari hawa nafsu, mendekati sifat-sifat
suci kerohanian, dan bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai
barang yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasihat kepada
semua umat manusia, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal
hakikat dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syariat.6
Definisi lain mengatakan, bahwa tasawuf adalah usaha mengisi
hati dengan hanya ingat kepada Allah, yang merupakan landasan lahirnya
ajaran Al-hubb atau cintah Illahi.7
Tasawuf dipahami sebagai Al-Marifatul Haqq, yakni ilmu tentang
hakikat realitasrealitas intuitif yang terbuka bagi seorang sufi.8
5Rasihan Anwar, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia, Hal : 13
6Ahmad, Op. At.Him.96-98
7Ibrahim Basuni, nas-ah Al Tasawuf Al Islam, Per Al-Maarif, Kairo, 1969 ; 17-27
8
A Rivary Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik Ke ne-Sufisme, PT. Raja Grafinda Persada, 2002,Hlm 35
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
9/29
5
Jadi kalau kita simpulkan dari berbagai pengertian dapat kita
ringkas sebagai berikut, tasawuf adalah usaha membersihkan diri,berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan marifat
menuju keabadian, saling mengingatkan antara manusia, serta berpegang
teguh pada janji Allah dan mengikuti syariat Rasulullah dalam
mendekatkan diri dan mencapai keridlaan-Nya.
B. Fungsi Tasawuf Dalam Kehidupan ManusiaTasawuf dari semua aurannya memiliki obsesi kedamaian dan
kebahagiaan spiritual yang abadi oleh karena itu, tasawuf berfungsi sebagai
pengendali berbagai kekuatan yang bersifat merusak keseimbangan daya dan
getaran jiwa sehingga ia bebas dari pengaruh yang datang dariluar hakikat
dirinya.
Dalam kehidupan manusia tasawuf berfungsi menjadikan manusia
berkepribadian yang shahih dan berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya
berkualitas, mereka yang masuk dalam sebauh tarekat / aliran tasawuf dalam
mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqhomah,
dan tawadhu. Semua itu bisa dilihat diri Rasulullah SAW, yang pada dasarnya
sudah menjelma dalam kehidupan sehari-harinya, apalagi dimasa remaja
Nabi dikenal sebagai Al-Amin, Shiddiq, Fathannah, Tablight, Sabar, Tawakal,
Zuhud, dan dan termasuk berbuat baik terhadap musuh dan lawan yang tak
berbahaya atau yang bias diajak kembali pada jalan yang benar.
Dalam menanamkan nilai-nilai dan konsep pembinaa, khususnya
dalam hal pembinaan akhlak melalui ajaran tasawuf dalam merubah perilaku
generasi muda dalam kehidupan sehari-hari diperlukan kehati-hatian yang
ketat, sebab tujuan utamanya adalah menghasilkan generasi islam yang
berakhlaqul karimah.
Secara umum fungsi terpenting tasawuf adalah menjadikan mansia
betada sedekat mungkin dengan Allah. Akan tetapi apabila tiga sasaran yang
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
10/29
6
menjadi fungsi dari tasawuf yaitu : pertama, tasawuf berfungsi sebagai
pembinaan aspek moral, aspek ini meliputi mewujudkan kestabilan jiwa yangberkeseimbangan, penguasaan dan pengendalian hawa nafsu sehingga
menusia konsisten, dan komitmen hanya kepada keluruhan moral. Kedua,
tasawuf yang berfungsi sebagai marifatullah. Ketiga, tasawuf, pengkajian
garis hubungan antara Tuhan dengan makhluk itu. Terdapat tiga simbolisme
yaitul; dekat dalam arti melihat dan merasakan Tuhan sehingga dekat yang
ketiga adalah penyatuan manusia dengan Tuhan sehingga yang terjadi adalah
monolog antara manusia yang telah menyatu dalam iradat Tuhan.
C. Sejarah Perkembangan TasawufTerm Tasawuf dikenal secara luas dikawan Islam sejak penghujung
abad dua hijriah,9sebagai perkembangan lanjut dari kesalehan asketis atau
para zahid yang mengelompok diserambi masjid Madinah dalam perjalanan
kehidupan kelompok ini lebih mengkhususkan diri untuk beribadah dan
pengembangan kehidupan rohaniah dengan mengabaikan kenikmatan
duniawi. Pola hidup kesalehan yang demikian merupakan awal pertumbuhan
tasawuf yang kemudian berkembangan dengan pesatnya. Faseini dapat
disebut sebagai fase asketisme dan merupakan fase pertama perkembangan
tasawuf, yang ditandai dengan munculnya individu-individu yang lebih
mengejak kehidupan akhirat sehingga perhatiannya terpusat untuk
beribadah dan mengabaikan keasikan duniawi, fase asketisme ini setidaknya
sampai pada keasikan duniawi, fase asketime ini setidaknya smapai pada
abad dia hijriah dan memasuki abad tiga hijriah sudah terlihat adanya
peralihan konkrit dari asketisme islam kesufisme, fase ini dapat disebut
sebagai fase kedua, yang ditandai oleh antara lain peralihan sebutan Zahid
menjadi Sufi, disisi lain, pada kurun waktu ini percakapan para zahid sudah
sampai pada persoalan apa itu jiwa yang bersih. Apa itu moral dan
9Al-Qusyairi, Op Cit ; 138
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
11/29
7
bagaimana metode pembinaanya dan perbincangan tentang masalah teoritis
lainnya. Tindak lanjut dari perbincangan ini, maka bermunculanlah berbagaiterori tentang jenjang serta cirri-ciri yang dimiliki seorang sufi (Al-Maqomat)
serta ciriciri yang harus dimiliki seorang sufi pada tingkat tertentu (Al-Hal).
Demikian juga periode ini sudah mulai berkembangan pembahasan tentang
al-marifat serta perangkat metodenya sampai pada tingkat fana dan ijtihad.
Bersamaan dengan itu, tampil pula para penulis tasawuf, seperti Al-Muhasibi
(W 243 H), A;-Kharraj (W 277 H) dan Al-Junaid (W 297 H), dan penulis lainnya.
Fase ini ditandai dengan muncul dan berkembangnya ilmu baru dalam
khazanah budaya islam, yakni ilmu tasawuf yang tadinya hanya berupa
pengetahuan praktis atau semacam langgan keberagamaan, selama kurun
waktu itu tasawuf berkembang terus kearah yang lebih spesifik, seperti
konsep Intuisi, Al-Kasyf dan Dzauq.10
Kepesatan perkembangan tasawuf sebagai salah satu kultur
keislaman, nampaknya memperoleh infuse atau motivasi dari tiga factor,
muncul pertama adalah karena cerak kehidupan uang profan dan hidup
kepelesiran yang diperagakan oleh Umat Islam terutama pada pembesar
negeri dan para hartawan. Dari aspek ini, dorongan yang paling deras adalah
sebagai reaksi terhadap sikap hidup yang sekuler dan gelamour dari
kelompok alit dinas penguasa di istana. Protes tersamar itu mereka lakukan
dengan gaya murni etis, pendalaman kehidupan spiritual dengan motivasi
etika.11
Tokoh populer yang dapat mewakili aliran ini adalah :
1) Hasan Al-Bashria) Riwayat Hidup
Hasan Al-Bashri, yang nama lengkapnya Abu Said Al-Hasan
bin Yasar, adalah seoran Zahid yang sangat mashur dikalangan tabiin,
ia dilahirkan di Madinah pada tahun 21 H (632 M) dan wafat pada hari
10Abu Al-Wafa Al-Ghanimi Al-Taftazani, Op Cit, 80-82
11
A. Rivary Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik Ke Neo-Sufisme, PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta. 2002, hlm : 37-38
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
12/29
8
Kamis bulan Rajab tanggal 10 tahun 110 H (728 H) ia dilahirkan dua
malam sebelum khalifah Umar bin Khatab wafat, ia di kabarkanberytemu dengan 70 orang sahabat yang turut menyaksikan
peperangan Badar dan 300 sahabat lainnya.12
Dialah yang mula-mula menyediakan waktunya untuk
memperbincangkan ilmu-ilmu kebatinan, kemurniana akhlak, dan
usaha menyucikan pada sunnah Nabi sahabat Nabi yang masih hidup
pada zaman itu pun mengakui kebesaranya. Suatu ketika seseorang
datang kepada Anas Bin malik-Sahabat nabi yang utama-untuk
menanyakan persoalan agama, Anas memerintahkan orang itu agar
menghubungi Hasan. Mengenai kelebihan lain dalam diri Hasan, Abu
Qatadah pernah berkata, Bergurulah kepada syekh ini, saya sudah
saksikan sendiri (keistimewaanya, tidak ada seorang Tabiin pun yang
menyerupai sahabat nabi selainnya.13
Karir pendidikan hasa Al-Bashri dimulai dari Hijaz, ia berguru
hamper kepada seluruh ulama disana. Bersama ayahnya, ia kemudian
pindah ke Bashrah, tempat yang membuatnya masyhur dengan nama
Hasan Al-Bashri, puncak keilmuannya ia peroleh disana.14
b) Ajaran-Ajaran TasawufnyaAbu Naiim Al-Ashbahani menyimpulkan pandangan tasawuf
Hasan Al-Bashri sebagai berikut, Takut (khauf) dan pengharapan
(raja) tidak akan dirundung kemuraman dan keluhan; tidak pernah
tidur senang karena selalu mengingat Allah, Pandangan yang lain
tasawufnya yang lain adalah anjuran kepada setiap orang untuk
senantiasa bersedih hati dan takut kalau tidak mampu melaksanakan
12Hamka, Tasawuf : PErkembangan dan Pemurniannya, Pustaka Panji Mas, Jakarta, 1986, hlm :
7613
Ibid14Umar Farukh, Tarikh Al Fikr Al-Arabi. Dar Al-Ilm li Al-Malayin, Bairut, 1983, hlm 216
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
13/29
9
seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larang-Nya. Syaraniki
pernah berkata demikia takutnya, sehingga seakan-akan ia merasabahwa neraka itu hanya dijadikan untuk ia (Hasan Al-Bashri)
15
Lebih jauh lagi, hamka mengemukakan sebagian ajaran
tasawuf hasan Al-Bashri seperti ini.16
7. Perasaan takut yang menyebabkan hatimu tentram lebih baik daripada rasa tentram yang menimbulkan perasaan takut
8. Dunia adalah negeri tempat beramal, barang siapa bertemu duniadengan perasaan benci dan zuhud, akan berbahafia dan memperoleh
faedah darinya. Namun, barangsiapa bertemu dunia dengan perasaan
rindu dan hatinya terlambat dengan dunia, ia akan sengasara dan
akan berhadapan dengan penderitaan yang tidak dapat
ditanggungnya
9. Tafakur membawa kita pada kebaikan dan selalu berusaha untukmengerjakanya. Menyesal atas perbuatan jahat menyebabkan kita
bermaksud untuk tidak mengulanginya lagi, sesuatu yang fana
betatapun banyaknya tidak akan menyamai sesuatu yang baqa
betapun sedikitnya. Waspadalah terhadap negeri yang cepat datang
dan pergi serta penuh tipuan.
10.Dunia ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapakali ditinggalkan mati suaminya.
11.Orang yang beriman senantiasa berduka cita pada pagi dan sore harikarena berada diantara dua perasaan takut : takut mengenang dosa
yang telah lampau dan takut memikirkan ajal yang masih tinggal serta
bahaya yang akan mengancam.
15
Hamka, op Cit, hlm 7716Ibid, hlm 77-78
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
14/29
10
12.Hendaklah setiap orang sadar akan kematian yang senantiasamengancamnya dan juga takut akan kiamat yuang hendak menagih
janjinya
13.Banyak duka cita didunia memperteguh semangyat amal shalehBerkaitan dengan ajaran tasawuf hasan Al-Bashri,
Muhammad Mustafa, Guru besar filsafat Islam, menyatakan
kemungkinan bahwa tasawuf Hasan Al-Bashri di dasari oleh rasa
takut sik Tugan di dalam neraka. Namun, lanjutnya, setelahkami teliti
ternyata bukan perasaan takut terhadap siksaanlah yang mendasari
tasawufnya, tetapi kebesaran jiwanya akan kekurangan dan kelalaian
dirinnya yang mendasari tasawufnya itu. Sikapnya itu senada dengan
sabda nabi yang berbunyi Orang beriman yang selalu mengingat
dosa-dosa yang pernah dilakukannya adalah laksana orang duduk
dibawah sebuah gunung besar yang senantiasa merasa takut gunung
itu akan menimpa dirinya.17
Diantara ajaran tasawuf Hasan Al-Bashri dan senantiasa
menjadi buah bibir kaum Sufi adalah :
Anak adam !
Dirimu, diriku !
Dirimu hanya satu,
Kalau ia binasa, binasalah engkau
Dan orang yang telah selamat tak dapat menolongmu
Tiap-tiap nikmat yang buka surge, adalah hina
Dan tiap-tiap bala bencana yang bukan neraka ada mudah18
17
Ibid, hlm 7918Rosihan Anwar, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia, Bandung , 2004, hlm : 100
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
15/29
11
2) Rabiah Al-Adawiaha)
Riwayat hidup
Nama lengkap Rabiah adalah Rabiah bin Ismail Al-Adawiyah
Al-Bashriyah Al-Qaisiyah, ia diperkirakan lahir pada tahun 95 H / 713
M / 99 H / 717 M disuatu perkampungan dekat Kota Bashrah (Irak)
dan wafat dikota itu pada tahun 185 H / 801 M. ia dilahirkan sebagai
putrid keempat dari keluarga yang sangat miskin. Itulah sebabnya,
orang tuanya menamakanya Rabiah kedua orantuannya meninggal
ketika ia masih kecil. Konon pada saat terjadinya bencana perang
diBashrah, ia dilahirkan penjahat dan dijual kepada Keluarga Atik dari
Suku Qais banu Adwah. Dari sini ia dikenal dengan Al-Qoisiyah atau
Al-Adawiyah. Pada keluarga ini ia bekerja keras, namun kemudian
dibebaskan karena tuannya melihat cahaya yang memancar diatas
kepala Rabiah dan menerangi seluruh ruangan rumah pada saat ia
sedang beribadah.19
Setelah dimerdekakan tuannya, Rabiah hidup menyendiri
menjalan kehidupan sebagai seorang zahidah dan sufiah, ia menjalani
sisa hidupnya hanya dengan ibadah dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah sebagai kekasihnya, ia memperbanyak tobat dan
menjauhi hidup duniawi, ia hidup dalam kemiskinan dan menolak
segala bantuan materi yang diberikan oleh orang lain kepadanya.
Bahkan dalam doanya, ia tidak meminta hal-hal yang bersifat materi
dari Tuhan
Pendapat ini ternyata dipersoalkan oleh Badawi, Rabiah
menurutnya, sebelum bertobat pernah menjalani kehidupan duniawi
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, rabiah tidak mendapatkan
jalan lain, kecuali menjadi penyanyi dan penari sehingga begitu
terbenam dalam kehidupan duniawi. Alasan yang digunakan Badawi
19Rosihan Anwar, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia, Bandung , 2004, hlm : 119-120
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
16/29
12
untuk menguatkan pendapatnya adalah intensitas tobat Rabiah itu
sendiri, menurut Badawi, tidak mungkin iman dan kecintaan Rabiahkepada Allah begitu ekstrimnya, kecuali bila ia pernah sedemikian
jauh menjalan dan mencintai kehidupan duniawinya.20
b) Ajaran TasawufnyaDalam perkembanganya mistisisme dalam islam tercatat
sebagai peletak dasar tasawuf berdasarkan cinta kepada Allah. Hal ini
karena generasi sebelumnya merintis aliran asketisme dalam islam
berdasarkan rasa takut dan pengharapan kepada Allah. Rabiah pula
yang pertama-tama mengajukan pengertian rasa tulus, ikhlas dengan
cinta yang berdasarkan permintaa ganti dari Allah. Sikap dan
pandanganya tentang cinta dapat dipahami dari kata-katanya, baik
yang langsung maupun yang disandarkan kepadanya.
Diantara syair cinta Rabiah yang paling mashur adalah :
Aku mencitaimu dengan dua cinta,
Cinta karena diriku dan karena dirimu
Cinta karena diriku adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu
Cinta karena diri-Mu
Adalah keadaanku mengungkapkan tabir sehingga engkau kulihat
Baik ini maupun untuk itu, pujian bukanlah bagiku
Bagi-Mu pujian untuk kesemuanya21
Ulasan Al-Ghazali tentang Syair Rabiah sebagai berikut :
Mungkin yang dimaksud ole Rabiah dengan cinta karena
dirinya adalah cinta kepada Allah karena kebaikan dan karunia-Nya
didunia ini. Sedangkan cinta kepada-Nya adalah karena ia layak
dicintai yang kedua merupakan cinta yang paling luhur dan mendalam
20Badawi, Op Cit, hlm 20-21
21
Abu Bakar Muhammad Al-Kalabzi, At-Taarruf li Madzhab Ahl At-Tashawwuf, Isa Al Bab AlHalabi, 1960, Hlm 131
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
17/29
13
serta merupakan kelezatan melihat keindahan Tuhan. Hal ini seperti
disebabkan dalam Hadits Qudsi .Bagi hamba-hambaKu yang shaleh aku menyiapkan apa yang tidak
terlihat mata, tidak terdengar telinga, dan tidak terbesit dikalbu
manusia22
3) Maruf Al-Khaki (W 200H)Menggunakan konsepsi Al-Syauq sebagai ajaranya
23
Nampaknya setidaknya pada awal munculnya, gerakan ini
semacam gerakan sectarian yang introversiois. Pemisahan dari trend
kehidupan, eksklusif dan tegas pendirian dalam upaya penyucian diri
tanpa memperdulikan alam sekitar. Keuda timbulnya sikap apatis sebagai
reaksi maksimal kepada radikalisme kaum Khawarij dan polarisasi politik
yang ditimbulkannya. Kekerasan pergulatan politik pada masa itu,
menyebabkan orang-orang yang ingin mempertahankan kesalehan dan
ketenangan rohaniah, terpaksa mengambil sikap menjauhi kehidupan
masyarakat ramai untuk menyepi dan sekaligus menghindarkan diri dari
keterlibatan langsung dalam pertentangan politik sikap yang demikian itu
melahirkan ajaran uzlah yang dipelopori oleh Suri Al-Saqathi (W 253 H).24
apabila diukur dari kriteria sosiologi, nampaknya kelompok ini dapat
dikategorikan sebagai gerakan Sempalan satu kelompok umat yang
sengaja mengambil sikap Uzlah kolektif yang cenderung eksklusif dan
kritis terhadap penguasa. Dalam pandangan ini, kecenderungan memilih
kehidupan rohaniah mistis, sepertinya merupakan pelarian, atau mencari
konpensasi untuk menang dalam medan perjuangan duniawi. Ketika
didunia yang penuh tipudaya ini sudah kering dari siraman cinta sesama.
Mereka bangun dunia baru, reliatas baru yang penuh dengan salju cinta.
22Al-Ghazali, Ihya, Ulum ad Dhin. Musthafa bab Al-Halab, Kairo, 1334, hlm, juid 111
23
R.A. Micho Ison, Cit ; 424Fazlur Rahman, Islam. Tej. Ahsin Muhammad, Bandung, 1984 185
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
18/29
14
Factor ketiga, Nampaknya adalah karena corak kadifikasi hukum islam
dan perumusan ilmu kalam yang rasional sehingga kurang bermotivasietikal yang menyebabkan kehilangan moralitasnya, mejadi semcam
wahana tiada isi atau semacam bentuk tanpa jiwa foralitas paham
keagamaan dirasakan semakin kering dan menyesakkan ruhuddin yang
menyebabkan terputusnya komunikasi langsung suasana keakraban
personal antara hamba dan penciptanya. Kondisi hukum dan teologi yang
kering tanpa jiwa itu, karena dominannya posisi moral dalam agama, para
Zuhhad tergugah untuk mencurahkan perhatian terhadap moralitas,
sehingga memacu pergeseran asketisme kesalehan kepada tasawuf.
Doktrin Al-Zuhd misalya, yang tadinya sebagai dorongan untuk
meningkatkan ibadah semata-mata karena rasa takut kepada siksa
neraka, bergeser kepada demi kecintaan dan semata-mata karena Allah
agar selalu dapat berkomunikasi dengan-Nya. Konsep tawakal yang
tadinya berkonotasi kesalehan yang etis, kemudian secara diametral
dihadapkan kepada pengingkaran kehidupan yang profanistik disatu
pihak dan konsep sentral tentang hubungan manusia dengan Tuhan, yang
kemudian populer dnegan doktrin Al-Hubb. Doktrin AL-Hubb adalah
tingkat konsep sentral tentang hubungan Marifat yang berarti mengenal
Allah secara langsung melalui pandangan batin. Menurut sebagian sufi,
Marifat Allah adalah tujuan akhir dan sekaligus merupakan tingkat
kebahagiaan paripurna yang mungkin dicapai oleh manusia didunia ini.
Kondisi yang demikian dapat dicapai hanya sesudah mencitau (Al-Hubb)
Allah dengan segenap ekspresinya. Berdasarkan kualitas-kualitas yang
demikian, maka gerakan ini dikatakan sebagai gerakan gnotisisme (ilmu
ladunni, Al Marifat) atau baangkali dapat disejajarkan dengan
maniplationist dalam filsafat kelompok ini kemudian mengklaim memiliki
ilmu yang khusus dan tidak dapat diberikan kepada sembarang orang
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
19/29
15
untuk memeiliki kualitas ilmu yang seperti itu, harus melalui proses
inisiasi yang panjang dan bertingkat-tingkat.
25
Pada abad itu juga, tampil Dzu al-nun Al-Mishri (W 246H) nama
lengkapnya Abu Al-Faidz Tsauban bin Ibrahim. Ia dilahirkan di Ikhmim,
dataran tinggi Mesir, pada tahun 180 H / 796 M. Julukan Dzu An-nun
diberikan kepadanya sehubungan dengan berbagai kekaramatanya yang
Allah berikan kepadanya. Dalam perjalanan hidupnya Al-Misri selalu
berpindah dari suatu tempat ketempat lain. Ia pernah menjelajahi
berbagai daerah di Mesir, mengunjungi Bait Al-Maqdis, Baghdad, Mekah,
Hijaz, Syiria pegunungan libanon, Anthokiah, dan lembah Kanan. Hal ini
memungkinkannya untuk memperoleh pengalaman yang banyak dan
mendalam ia hidup pada masa munculnya sejumlah utama terkemuka
dalam bidang ilmu fiqih, ilmu hadits dan guru sufi sehingga ia dapat
berhubungan dan mengambil pelajaran dari mereka, ia pernah mengikuti
pengajuan Ahmad bin Hanbal. Gurunya dalam bidang tasawuf adalah
Syaqrah Al-Abd atau Isragil Al-Maghribiy ini memungkinkan baginya untuk
menjadi seorang yang alim, baik dalam ilmu syariat maupun tasawuf.26
Al-Misri adalah pelopor paham Marifat penilaian ini sangatlah
tepat karena berdasarkan riwayatkan Al-Qathfi dan Al-Masudi yang
kemudian dianalisis Nichason- dan Abd Al-Qadir dalam falsafah Al-Sufiah
fi Al-Islam, Al Misri berhasil memperkenalkan corak baru tentang Marifat
dalam bidang sufisme Islam. Pertama ia membedakan antara Maarifat
sufiah dengan marifat Aqliyah. Marifat yang pertama menggunakan
pendekatan qaib yang biasa digunakan para sufi, sedangkan Marifat yang
kedua menggunakan pendekatan akal yang biasa digunakan para teolog.
Kedua, menurut Al-Misir, Marifat merupakah fitrah dalam hati manusia
sejak azali. Ketiga, teori-teori Marifat Al-Misri menyerupai gnosisme ala
25Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik Ke Neo-Sufisme, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2002. Hlm ; 38-4026Abd. Al-Munin Al Hafani, Al-Mausuah Ash-Shuffiyyah, Dar Ar-Rasyad, Kairo, 1992 : hlm 165
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
20/29
16
Neo-Platonik. Teori-teorinya itu kemudian dianggap sebagai jembatan
menuju teori-teori wahdat Asy-Syuhud dan Ittihad iapun dipandangsebagai orang yang pertama kali memasukkan unsure falsafah dalam
tasawuf.27
Sejak diterimanya secara luas doktrin Al-Maqomat dan Al-Haj,
perkembangan tasawuf telah sampai pada tingkat kejelasan perbedaan
dnegan kesalehan asketis, baik dalam tujuan maupun ajaran, Disisi lain,
sejak periode ini kelihatannya untuk menjadi seorang sufi semakin berat
dan sulit, hampir sama halnya dengan kelahiran kembali seorang
manusia, bahkan jauh lebih berat dari kelahiran pertama. Karena kalau
kelahiran pertama justru menyongsong kehidupan duniawi yang
mengasikkan. Tetapi pada kelahiran kedua ini, justru melepas dan
membuang kehidupan materi yang menyenangkan, untuk kembali
kealam rohaniah, pengabdian dan kecintaan serta kesatuan dengan alam
malakut. Sementara itu, dalam abad tiga ini juga Abu Yazid Al-Bisthomi
(874-947 M) melangkah lebih maju dengan doktrin Al-Ittiad melalui Al-
Fana, yakni beralihnya sifat kemanusiaan seseorang kedalam sifat Ke-
Illahian sehingga terjadi penyatuan manusia dengan Tuhan.28
Sejak munculnya doktrin fana dan itihad, terjadilah pergeseran
tujuan akhir dari kehidupan spiritual kalau mulaya tasawuf bertujuan
hanya untuk mencintai dan selalu dekat dengan-Nya sehingga dapat
berkomunikasi langsung, tujuan itu telah menarik lagi pada tingkat
penyatuan drii dengan Tuhan, konsep ini berangkat dari paradigma,
bahwa manusia secara niologis adalah jenis makhluk yang mampu
melakukan transformasi atau transendensi melalui Miraj spiritual kealam
illahiyat, berbarengan dengan itu, terjadi pula sikap pro dan kontra
terhadap konsepsi Al-Ittihad yang menjadi salah satu sebab terjadinya
27
Andul Qodir Mahmud, Faisafatu Ash-Shufiyyah fi Al- Islam, 1996 : hlm 30628Ibid ; 186
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
21/29
17
konflik dalam dunia pemikiran islam baik intern terakhir menuduh
sufisme sebagai gerakan sempalan yang sesat.
29
Apabila dilihat dari sisi tasawuf sebagai ilmu, maka fase ini
merupakan fase ketiga yang ditandai dengan mulainya unsur-unsur diluar
islam berakulturasi dnegan tasawuf. Ciri lain yang penting pada fase ini
adalah timbulnya ketegangan antara kaum orthodox denan kelompok sufi
berpaham Ittijad dipihak lain.30
Akibat lanjut dari perbenturan pemikiran itu, maka seklitar
akhir abad tiga hijriyah tampil al-Karraj (W 277 H). bersama Al-Junaidi
(yang memiliki nama lengkap Asy-Syaikh Abul Qasim Al-Junaidi Al-
Baghdadi adalah guru kelompok ahli tasawuf secara mutlak dan imam
Bilittifaq (menurut kesepakatan semua kelompok tasawuf) sehingga
mnedapat gelar Sayyidut-Thaifah Ash-Shufiyyah. Beliau belajar ilmu
kepada pamannya sendiri (adik laku-laki dari ibunya) yang bernama Asy-
Syaikh Sirri As-Siathi (W 253 H / 867 M). ayahnya seorang penjual kaca
yang mendapatkan julukan al Qawariri (sebangsa kaca). Al Junaedi lahir di
Negeri Nahawand dan dibesarkan di Irak. Beliau adalah seorang Ahli fiqih
yang memberikan fatwa kepada masyarakat, mengikuti mafzhab Abu
Tsaur, yaitu murid Al-Imam Asy-SyafiI dan yang meriwayatkan madzab
Asy-Syafii Qaul Qadim. Disamping beliau belajar menjadimurid Sirri As-
Siqthi, beliau juga menjadi Asy-Syaikh Al-Harits Al Muhabisi dan Asy
Syaikh Muhammad bin Ali Al-Qashshab. Beliau adalah termasuk
pembesar imam imam kauh shufi dan pemimpin mereka. Perkataanya
dapat diterima dalam semua bahasa. Beliau wafat pada hari sabtu 297 H).
menawarkan konsep-konsep tasawuf yang kompromistis antara sufisme
dan ortodoksi. Tujuan gerakan ini adalah untuk menjembatani dan atau
bila dapat untuk mengintegrasikan antara kesadaran mistik dengan
29Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme klasik ke Neo-Sufisme, Rajawali Pers, Jakartam 2002, hlm
4130Moch. Djamaluddin Ahmad, dua figure tokoh agung, Pustaka Al-Muhibbin, hlm : 67 - 70
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
22/29
18
syariat islam. Jasa mereka yang paling bernilai adalah lahirnya doktrin Al-
Baqa atau subsistensi sebagai imbangan dan legalitas Al-Fana. Hasilkeseluruhan dari usaha pemaduan itu, doktrin sufi membuahkan
sejumlah besar pasangan-pasangan kategori dengan tujuan memadukan
kesadaran mistik dengan syariat sebagai suatu lembaga. Upaya tajdid itu
mendapatkan sambutan luas dengan tampilannya penulis. Penulis
tasawuf tipologi ini, seperti Al-Sarraj dengan Al-Luma, Al Kalabazi dengan
Al Taaruf Li Madzab ahl Al Tasawuf dan Al Qusyairi dengan Al Risalah.31
Sesudah masanya ketiha tokoh sufi ini, muncul jenis jenis
tasawuf yang berbeda, yaitu Ibn Masarrah (memiliki nama lengkap
Muhammad bin Abdullah bin Masarrah (269-319 H). ia merupakan salah
seorang sufi sekaligus filosoft dari Andalusia. Ia memberikan pengaruh
yang besar terhadap esoteric Mazhab Al Mariyyah lebih jauh Ibn Hazm
mengatakan bahwa Ibn Masarrah memiliki kecenderungan yang besar
terhadap filsafat, sedangkan dalam kacamata Mushthafa Abdul Raziq, Ibn
Masarrah termasuk sufi aliran Ittihadiyyah berbarengan dengan masa Ibn
Masarrah, di Andalusia telah muncul tasawuf filosof. Ia lebih banyak
disebut sebut sebagai filosof ketimbangan seorang sufi Namun,
pandangan pandanganya tentang filsafat tertutupi oleh kezahidannya.
Pada mulanya, Ibn Masarrah merupakan penganut sejati aliran
Mutazillah, lalu berpaling pada Madzab neo-Platonisme. Oleh karena itu,
ia dituduh mencoba menghidupkan kembali filsafat Yunani Kuno).32
Gagasan Ibn Masarrah ini, sesudah masa Al-Ghazali dikembangkan oleh
Suhrawardi Al-Maqtul ( W 578 H) dengan doktrin Al Isyraqiyah atau
illuminasi. Gerakan orthodoksi sufisme mencapai puncaknya pada abad
lima Hijriyah melalui tokoh monumental Al-Ghazali. Berikut biografi
singkat tentang Al-Ghazali.
31Ibid ; 187
32
Ibrahim Hilal, At-Tashawwuf Al islami bain Ad Din Wa Al-Falsasfahm dar Al Nahdhah AlArabiyyah, hlm 123-124
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
23/29
19
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin
Muhammad bin Talis Ath-Thusi Asy-SyafiI Al Ghazali. Secara singkatdipanggil Al Ghazali atau Abu Hamid Al-Ghazali. Beliau lahir dikota Thus
daerah rasan pada tahun 450 H / 1058 M. ayahnya wafat sebelum ia
baligh. Beliau hidup berdikasi, mula mula ia belajar ilmu Khat dari
Ayahnya, kemudian setelah ayahnya wafat ia belajar Mabadi. Al-Lughah.
Wa Al-fiah di negaranya sendiri kepada Al-Imam Abu Hamid Ahmad bin
Muhammad Ar-Razikani At-Thusi.
Kemudian beliah pergi ke Jurja untuk mengaji kepada Abu Nasr
Al-Ismaili. Di Jurjan dalam waktu yang tidak lama beliau sudah mampu
mengarang Taliqah (Penjabaran) tentang ilmu-ilmu yang diperoleh dari
gurunya. Setelah itu beliau kembali ke Thus negeri kelahirannya guna
mendalami ilmu-ilmunya selama 3 tahun.33
Kemudian beliau pergi ke Naisabur mengaji kepada Al-Imam
Khilaf. Ilmu Jadal, Ilmu Ushuluddin, Ushul Fiqh , Ilmu Mantiq, Ilmu Hikmah
dan filsafat kesemuannya dikuasai secara mendalam hanya selama dua
tahun. Memang imam Al-Ghazali orang yang sangat cerdas, tepat
pendapatnya, sangat luas pandanganya, dan sangat kuat hafalannya dan
pandai mendalami ilmu yang rumit, sehingga imam Haramain
memberinya julukan Bahr Mughriq (lautan yang menenggelamkan) Al-
Ghazali wafat pada tahun 503 H.
Al-Ghazali berupaya mengikis semua jaran tasawuf yang tidak
islami, sufisme hasil rekayasanya itu yang sudah merupakan corak baru,
mendapatkan tempat yang terhormat dalam kesejahteraan pemikiran
umat islam cara yang ditempuhnya untuk menyelesaikan pertikaian itu.
Adalah dengan penegasan bahwa ucapan ekstatik berasal dari orang yang
arif yang sedang dalam kondisi sakr atau terkesima, sebab dalam
33Moch. Dhamaluddin Ahmad, dua figure tokog Agung, Pustaka Al Muhibbin, hlm 14-15
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
24/29
20
kenyataanya, bahwa kesatuan dengan Tuhan itu bukanlah kesatuan
hakiki, tetapi kesatuan simbiolistik.
34
Pendekatan yang dilakukan oleh Al-Ghazali, nampaknya bagi
satu pihak memberikan jaminan untukmempertahankan prinsip, bahwa
Allah dan alam ciptaan Nya adalah dua hal yang berbeda sehingga satu
sama lain tidak mungkin bersatu. Di pihak lain memberikan kelonggaran
pula bagi para sufi untukmemasuki pengalaman-pengalaman kesufian
puncak itu tanpa kekhawatiran dituduh kafir. Gambaran ini menunjukkan
tasawuf sebagai ilmu telah sampai ke fase kematangannya atau
memasuki fase keempat, yang ditandai dengan timbulnya dua aliran
tasawuf, yaitu tasawuf sunni dan tasawuf filsafati. Sebab, ternyata pada
akhirnya intisari pengalaman kesufian yang menuru Al-Ghazali tidak
mungkin diungkapkan, menerobos juga keluar lewat konsep-konsep Ibn
Arabi (W 638 H). Tetapi corak Marifat yang diajarkan Sufi kelahiran
Murcia ini tidak sama dengan konsep Marifat yang sebelumnya. Ia bukan
saja mengungkapkan kesatuan dirinya dengan Tuhan seperti halnya Abu
Yazid Al-Busthomi dan Al-Hallaj, tetapi ia memberikan satu pemikiran
yang hamper menyerupai filsafat. Ia menjelaskan hubungan antara
fenomena lama semester yang pluralistic dengan tuhan sebagai. Prinsip
keesaan yang melandasinya. Bertolak dari pendapat para sufi, bahwa
yang ada mutlak hanya Allah, ia lalu mengatakan bahwa ala mini sebagai
penampakan (Mazhohir) dari nama dan sifat Allah, yang sebenarnya
adalah esensi-Nya keterbatasan.35
Inti ajaran Ibn Arabi yang dikenal dengan sebutan wahdatul
Wujud berkembang pula kemana-mana. Pada abad tujuh hijriyah, ajaran
ini berkembang di Mesi melalui sufi penyair Ibn Al Faridh (W 633 H) dan
Ibn Sabain (W 669 H) di Andalusia, serta meluas di Persia lewat syair -
34
Al-Ghazali, AlMunqidz min al-Dhalal, 1316 H ; 7635Ibn. Arabi, Futurat Al Makiyah, Vol. I, 1977 ; 90
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
25/29
21
syair jalaludin rumi (W 672 H). seperti dinyatakan oleh dengan inti ajaran
marifat, menurut ajaran ini Tuhan sebagai esensi mutlak-yang menurutAl-Ghazali dapat dikenal tidak mungkin dikenal oleh siapapun, walau oleh
Nabi sekalipun menurut Ibn Arabi, Tuhan sebagai Dzat Mutlak hanya bisa
dikenal melalui nama dan Sifat-Sifat-Nya, yakni melalui penampakan lahir
dari esensi Dzat-Nya, yang mutlak itu. Unsur-unsur ajaran ini, sebenarnya
sudah ditemukan dalam konsep bentuk yang sempurna ditemukan
pertama kali didunia islam dalam tulisan Ibn Arabi.36
Dari uraian ringkas ini terlihat bahwa lima ciri atau karakteristik
tasawuf yang dikemukakan terdahulu, ternyata tidak pernah tampil
secara utuh pada satu fase dan disemua kawasan barangkali kemunculan
tasawuf yang hamper utuh dengan kelima cirinya itu hanyalah pada abad
tiga Hijriyah, pada periode tasawuf meningkat menjadi ilmu tentang
moralitas. Fase kejayaan dan kematangan tasawuf berlangsung sampai
abad ketujuh hijriyah , sebab sejak abad delapan, nampaknya tasawuf
mulai mengalami kemunduran dan bahkan stagnasi karena sejak abad ini
tidak ada lagi konsep-konsep tasawuf yang baru, yang tertinggal hanyalah
sekedar komentar-komentar dan resensi-resensi terhadap karya-karya
lama disisi lain, para pengikut tasawuf sudah lebih cenderung kepada
penakanan perhatian terhadap berbagai bentuk ritus dan formalisme
yang tidak terdapat dalam substansi ajaran. Kemandikan tasawuf sebagai
ilmu moralitas, nampaknya seiring dengan situasi global yang
menyelimuti dunia pemikiran islam pada masa itu perkembangan tasawuf
selanjutnya sudah berganti baju, yaitu dalam bentuk tarikat sufi, yang
lebih menonjolkan perkembangan pada aspek ritus dan pengalamanya,
bukan pada aspek subtansi ajarannya. Namun bagaimanapun tasawuf
bukanlah ilmu yang statis dan penampilannya adalah dalam cara-cara
tertentu yang mencerminkan masanya. Dalam tulisan Abdul Karim Al-Jilli
36Ibrahim Basuni, Op, Cit : 115
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
26/29
22
(W 832 H) dalam bukunya Al-Insan Al Kamil yang cukup popular, ternyata
ajaranya sudah mengalami perubahan-perubahan tertentu. Demikianpula dengan konsep-konsep tasawuf di Indonesia. Sebagaimana terlihat
dalam tasawuf Al Raruri adalah pemaduan antara tasawuf Al-Ghazali
dengan Al Fansyuri, atau antara paham kesatuan wujud dengan
transentalisme. Hal ini berarti, tasawuf selalu dalam kesejahteraannya,
karena memang ia bersifat dinamik bukan statis. Akan tetapi satu hal
perlu diingat, bahwa tidak setiap orang yang mengerti tasawuf disebut
sufi, karena seseorang tidak mungkin dapat mengetahui bahwa ia benar-
benar memahami dan merasakan ap ayang dilihat dan dirasakan oleh sufi
dalam miraj Spiritualnya. Menjadi seorang sufi berarti menjadikan ajaran
itu sebagai penggerak hidupnya. It is to become and not to learn second
hand. Manusia sempurna adalah idola Sufi, manusia yang telah dapat
melepaskan ke aku an nya sehingga ia adalah cermin yang
merefleksikan setiap aspek realitas Absolut.37
Dasardasar Tasawuf sudah ada sejak datangnya agama Islam, hal inidapat diketahui dari kehidupan Nabi Muhammad SAW, cara hidup
beliau yang kemudian diteladani dan diteruskan oleh para sahabat
selama periode makiyah, kesadaran spiritual Rasulullah SAW. Adalah
berdasarkan atas pengalaman-pengalaman mistik yang jelas dan pasti,
sebagaimana dilukiskan dalam Al-Quran surat An Najm : 11 -13, surat
At Takwir, 22-23. Kemudian ayat-ayat yang menyangkut aspek
moralitas dan asketisme, sebagai salah satu masalah prinsip dalam
tasawuf, para sufi merujuk kepada Al-Quran sebagai landasan utama
karena manusia memiliki sifat baik dan sifat jahat, sebagaimana
dinyatakan38
Allah mengilhami (jiwa manusia) kejahatan dan
kebaikan : maka harus dilakukan pengikisan terhadap sifat yang jelek
37
Rivay Siregar, tasawuf dari sufisme klasik ke Neo-sufisme, rajawali per, hlm : 45-4638Al-Quran, Surat Al-Syams ; 8
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
27/29
23
dan pengembangan sifat-sifat yang baik. Dalam tasawuf dikonsepkan
untuk penyucian jiwa. Proses penyucian jiwa itu melalui dua tahap,yakni pembersihan jiwa dari sifat-sifat jelek yang disebut takhalli.
Tahap awal dimulai dari pengendalian dan penguasaan hawa nafsu.
Sesuai dengan firman Allah ...sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi oleh Tuhanmu
39
dan Adapaun orang-orang yang takut pada kebesaran tuhannya
dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka surgalah tempat
tinggalnya. Sedangkan tasawuf memiliki kedudukan yang tinggi
dalam islam ajaran pokok dalam tasawuf adalah konsel Al-Hubb dan
Marifat yang merupakan perintah Allah melalui firman-Nya : kami
lebih dekat kepada manusia dari pada urat lehernya sendiri40
39
Al-Quran, Surat Yusuf, 5340Al-Quran, Surat Al-Qaff ; 16
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
28/29
24
BAB III
PENUTUP
A. KesimpulanPengertian tasawuf secara lughawi adalah Ahlu Suffah yang berarti
sekelompok orang imasa Rasulullah yang hidupnya hanya berdiam diserambi-
serambi masjid, dan mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada
Allah. Sedangkan pengertian tasawuf berdasarkan istilah adalah ilmu yang
mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu,
mencari jalan kesucian dengan marifat menuju keabadian, saling
mengingatkan antara manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah dan
mengikuti syariat Rasulullah dalam mendekatkan diri dan mencapai
keridaan-Nya.
Fungsi tasawuf dalam kehidupan manusia adalah menjadikan
manusia berada sedekat mungkin dengan Allah dan menjauhkan diri dari
kehidupan duniawi.
Perkembangan tasawuf mengalami kejayaan yaitu pada abad ke-3
hijriah dengan munculnya tokoh monumental Al-Ghazali, tetapi ketika
memasuki abad ke-8 tasawuf mengalami kemunduran karena tidak ada lagi
konsep-konsep tasawuf yang baru.
-
5/28/2018 MAKALAH Tasawuf Dalam Islamedit
29/29
25
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihan dan Mukhtar Slihin, 2004. Ilmu Tasawuf. Bandung : Pustaka
Setia
Siregar, A. Rivay. 2002. Tasawuf dari Sufisme Klasik ke NCO. Sufisme. Jakarta :
Rajawali Pers
Djamaluddin Ahmad, Moch. 2013. Dua figur tokoh agung, Jombang : Pustaka Al-
Muhibbin
Zaki Ibrahim, Muhammad. 2004. Tasawuf Hitam Putih. Solo : Tiga Serangkai
Qoyyinm Al Jauziyah, Ibn dan Haris bin Asad Al-Muhasibi. 1990. Tasawuf Murni.
Surabaya : Al-Ihsan
Abdul Khaliq, Dr. Abdurrahman dan Ihsan Ilahi Zhahir. 2001
Abdirrahman Al-Sulami, Abu. 2007. Tasawuf. Jakarta : Erlangga
AL-Ghazali. 1961. Ihya Ulum Ad-Din, Dar Tsawafah Islamiyah, Kairo. Mesir
Umari, Barmawi. 1966. Systematika Tasawuf , Solo : Penerbit Siti Syamsiyah
Hamka. 1986. Tasawuf : Perkembangan dan pemurniannya Jakarta : Pustaka
Panjimas
Nasution, Harun. 1978. Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Jakarta : Bulan
Bintang
Al-Hafani, Abd. Al-Munin, 1992. Al Mausuah Ash-Shufiyah. Kairo. Dar Ar-Rasyad
Mahmud, Abdul Qodir. 1966. Falsasafah Ash-Shufiyyah fi Al-Islam. Kairo : Dar Al-
Fikr Al-Arab