tugas makalah akhlak tasawuf uas

27
TUGAS MAKALAH AKHLAK TASAWUF Oleh : Mahdi Musthaffa KPI D Semester I

Upload: mahdi-musthaffa

Post on 23-Jun-2015

3.650 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

TUGAS MAKALAH AKHLAK TASAWUF

Oleh :

Mahdi Musthaffa

KPI D

Semester I

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAMFAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASIUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010M / 1431H

Page 2: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan judul “Pandangan Islam tentang Filsafat Hedonisme:Konsep dan Gaya Hidup” Dalam

penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan kurangnya

ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat

diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangan.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya makalah ini bukan hanya atas

kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada terhormat Bapak Asep

Usman Ismail ,selaku dosen mata kuliah Akhlak Tasawuf yang telah memberikan bimbingan,

motivasi dan pengarahan dalam penyusunan makalah ini.

Ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan makalah ini. Dan semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung

maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu .

Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan

menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini

di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih

baik lagi.

Dengan menyelesaikan makalah ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang dapat

diambil dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi dan bermanfaat bagi

pembaca dan rekan mahasiswa.

Jakarta , Januari 2010

Penulis

i

Page 3: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………………………….i

Daftar isi………………………………………………………………………………………..ii

BAB I : Pendahuluan .............................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................2

BAB II : Pembahasan .............................................................................................2

2.1 Pengertian Filsafat.......................................................................2

2.2 Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan.................................................3

2.3 Ciri Khas Filsafat.........................................................................4

2.3.1 Sebagai filsafat religius-spritual…………………….….…5

2.3.2 Filsafat Sinkretis………………………………….………5

2.4 Pengertian Hedonisme…………………………………………6

2.5 Konsep Dasar Filsafat Hedonisme…………………………….7

2.6 Dampak Filsafat Hedonisme……………………………….….8

2.7 Filsafat Hedonisme dalam Pandangan Islam…………………11

BAB III : Penutup ...................................................................................................14

Kesimpulan...........................................................................................14

BAB IV : Daftar Pustaka .......................................................................................15

ii

Page 4: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hudupnya, manusia senantiasa

terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca

inderanya,dan mulai menyadari keterbatasanya. Dalam situasi itu banyak yang berpaling kepada

agama atau kepercayaan Illahiah.

Tetapi sudah sejak awal sejarah, ternyata sikap iman penuh taqwa itu tidak

menahan manusia menggunakan akal budi dan fikirannya untuk mencari tahu apa yang

sebenarnya yang ada dibalik segala kenyataan. Proses itu mencari tahu sesuatu yang

menghasilkan kesadaran .Jika proses itu dapat dipertanggung-jawabkan,maka lahirlah ilmu

pengetahuan.

Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang kita sebut

sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu kedokteran, fisika,

matematika, dan lain sebagainya, Umat manusia lebih dulu memikirkan dengan bertanya tentang

berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut

sebagai sebuah jawaban filsafati hedonisme.

Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan

pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia. Meski

bagaimanapun banyaknya gambaran yang kita dapatkan tentang filsafat, sebenarnya masih sulit

untuk mendefinisikan secara konkret apa itu filsafat hedonisme dan apa kriteria suatu pemikiran

hingga kita bisa mengetahuinya, karena filsafat hedonisme bukanlah sebuah disiplin ilmu.

Sebagaimana definisinya,sejarah dan perkembangan filsafat pun takkan pernah habis untuk

dibahas. Tapi justru karena itulah mengapa filsafat layak untuk dikaji demi mencari serta

mamaknai segala esensi kehidupan.

1

Page 5: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1) Untuk melengkapi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf

2) Untuk memahami lebih dalam lagi akan arti filsafat hedonisme dan kaitannya

dalam Agama Islam.

Bab 2

Pembahasan

2.1 Pengertian Filsafat

Pada mulanya filsafat berkembang di pesisir samudera Mediterania bagian Timur pada

abad ke-6 M yang ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan untuk menjawab persoalan seputar

alam, manusia, dan Tuhan. Dari sinilah lahirlah sains-sains besar, seperti fisika, etika,

matematika, dan metafisika yang menjadi batubara kebudayaan dunia. Dari Asia Minor

(Mediterania) bergerak menuju Athena yang menjadi tanah air filsafat. Ketika Iskandariah

didirikan oleh Iskandar Agung pada 332 SM, filsafat mulai merambah dunia timur, dan

berpuncak pada 529 M.

Filsafat Islam bukanlah filsafat Timur Tengah. Bila memang disebut ada beberapa nama

Yahudi dan Nasrani dalam filsafat Timur Tengah, dalam filsafat Islam tentu seluruhnya adalah

muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski

semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles

dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam.

2

Page 6: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih ‘mencari Tuhan’,

dalam filsafat Islam justru Tuhan ‘sudah ditemukan.’ Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa

Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab ,فلسة yang juga diambil dari bahasa

Yunani; philosophia Dalam bahasa ini, kata tersebut merupakan kata majemuk dan berasal dari

kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = “kebijaksanaan”). Sehingga arti

harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan” atau “ilmu”. Kata filosofi yang dipungut

dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya.

Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut “filsuf”.

Definisi kata filsafat sendiri bisa dikatakan sebagai sebuah problem falsafi pula. Tetapi,

paling tidak bisa dikatakan bahwa “filsafat” adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena

kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan mendasar (radikal).

Namun pada hakekatnya filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti semesta

dalam hal makna (hakikat) dan nilai-nilainya (esensi) yang tidak cukup dijangkau hanya dengan

panca indera manusia sekalipun.Bidang filsafat sangatlah luas dan mencakup secara keseluruhan

sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan

tujuan hidupnya. Filsafat menggunakan bahan-bahan dasar deskriptif yang disajikan bidang-

bidang studi khusus dan melampaui deskripsi tersebut dengan menyelidiki atau menanyakan sifat

dasarnya, nila-nilainya dan kemungkinannya.Tujuannya adalah pemahaman dan kebijaksanaan.

Karena itulah filsafat merupakan pendekatan yang menyeluruh terhadap kehidupan dan dunia.

Suatu bidang yang berhubungan erat dengan bidang-bidang pokok pengalaman manusia.

2.2 Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan

Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan mengalami

perkembangan yang sangat menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani, “philosophia”

meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi dalam perkembangan ilmu pengetahuan

dikemudian hari, ternyata juga kita lihat adanya kecenderungan yang lain. Filsafat Yunani Kuno

yang tadinya merupakan suatu kesatuan kemudian menjadi terpecah-pecah. Munculnya ilmu

pengetahuan alam pada abad ke 17 menyebabkan terjadinya perpisahan antara filsafat dan ilmu

pengetahuan.

3

Page 7: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa sebelum abad ke 17 tersebut ilmu

pengetahuan adalah identik dengan filsafat. Dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat,

sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut. Filsafat itu sendiri

telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu

pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur. Masing-masing cabang melepaskan

diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya

sendiri-sendiri.

Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat

berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa

kritik dari filsafat. Ilmu kealaman dianggap bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-

persoalan filsafati sehingga memisahkan satu dari yang lain tidak mungkin. Sebaliknya, banyak

persoalan filsafati sekarang sangat memerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya

argumentasinya tidak salah.

2.3. Ciri Khas Filsafat Islam

2.3.1 Sebagai filsafat religius-spritual

Dikatakan filsafat religius, karena filsafat Islam tumbuh dijantung Islam, tokoh-tokohnya

dididik dengan ajaran Islam dan hidup dalam suasana Islam. Filsafat Islam merupakan

perpanjangan dari pembahasampembahasan keagamaan dan teologi yang ada sebelumnya.

Topik-topik filsafat Islam itu bersifat religius, seperti meng-Esakan Tuhan. Karena Ia adalah

pencipta, maka Ia mencipta dan bukan sesuatu, mengatur dan menatanya1. Ia menciptakan

dengan semata-mata anugerah- Nya. Ia jaga dengan perhatian-Nya dan Ia tundukan dengan

kepada hukum-hukum permanen dan kokoh. Dengan cara religius dan spiritual ini, filsafat Islam

bisa mendekati filsafat skolastik, bahkan sejalan dengan filsafat kontemporer.

1 Madkour,. L.organon, halm 27-28

2 Ibid,. halm 35-38

3 Ibnu Sina, al-Irsyad, Leiden 1982. halm 147-157

4

Page 8: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

2.3.2 Filsafat Rasional

Walaupun bersifat religius-spiritual, tetapi filsafat Islam juga amat bertumpu pada akal

dalam menafsirkan problematika ketuhanan, manusia dan alam. Akal manusia merupakan salah

satu potensi jiwa. Ia ada 2 macam. Pertama, praktis bertugas mengendalikan badan dan mengatur

tingkah laku. Kedua, teoritis khusus berkenaan dengan persepsi dan epistemology. Karena akal

praktis inilah yang menerima persepsi-persepsi inderawi dan meringkas pengertian universal

dengan bantuan akal aktif.

Dengan akal, kita menganalisa dan membuktikan. Dengan akal, kita menyingkap realita-

realita ilmiah. Karena akal merupakan salah satu pintu pengetahuan. Para filosof Islam sejalan

dengan Mutazilah yang mendahului mereka dalam mengagungkan akal dan tunduk kepada

hukumnya. Mereka bertumpu pada akal dalam banyak hal. Untuk itu, mereka sepakat bahwa

dengan akalnya manusia mampu membedakan baik dan buruk, bahkan mampu membedakan

baik dan buruk sebelum ada ketentuan agama. Mereka mengemukakan teori bahwa Allah harus

melakukan yang baik dan yang terbaik, sehingga perbuatan Allah tidak terlepas dari kriteria

baik2.

2.3.3 Filsafat Sinkretis

Filsafat Islam memadukan antar sesama filosof. Akan tetapi, mereka konsentrasi khusus

mempelajari Plato dan Aristoteles. Mereka menerjemahkan hampir semua buku standar

Aristoteles. Aritoteles dan Plato amat mempengaruhi banyak aliran Islam. Tidak pelak lagi,

Aristoteles dan Plato adalah pemimpin filsafat, yang meletakkan prinsiprinsipnya,

membicarakannya secara detail, mencapai tujuan dengan prinsip-prinsip itu. Namun, tidak

mungkin kita mengharapkan kesuksesan. perpaduan yang landasannya salah. Akan tetapi, hal ini

merupakan titik awal yang melandasi para filosof selanjutnya. Jika perpaduan Plato dan

Aristoteles sebagai salah satu asas yang melandasi filsafat Islam, maka prinsip yang kedua

adalah memadukan filsafat dengan agama. Selain berciri religius, filsafat Islam juga memasukan

teks agama dengan akal. Dalam filsafat, ada aspek yang tidak sesuai dengan agama. Itu sebabnya

mengapa para filosof Islam sibuk memberi ciri agama kepada filsafat. Perpaduan yang

diusahakan para filosof Islam merupakan salah satu rajutan jembatan yang mendekatkan filsafat

Arab dengan filsafat latin.

2 Al-Syahrastani, Nihayah, Oxford 1934, halm 397-400

5

Page 9: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

2.4 Pengertian Hedonisme

Menurut kamus Indonesia Wikipedia, Hedonisme berasal dari bahasa Yunani yang

derivasi katanya; “hedon” (pleasure) dan “isme”. Yang diartikan sebagai paradigma berpikir

yang menjadikan kesenangan sebagai pusat tindakan (any way of thinking that gives pleasure a

central role). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hedonisme diartikan sebagai pandangan

yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup (KBBI,

edisi ketiga, 2001). Secara general, hedonisme bermakna, kesenangan merupakan satu-satunya

manfaat atau kebaikan. Dengan demikian hedonisme bisa didefinisikan sebagai sebuah doktrin

(filsafat etika) yang berpegangan bahwa tingkah laku itu digerakkan oleh keinginan atau

hasrat terhadap kesenangan dan menghindar dari segala penderitaan.

Paradigma hedonistis memfokuskan pandangannya pada pencarian kesenangan an-sich

dan penghindaran terhadap segala penderitaan. Namun dewasa ini substansi secara harfiah sudah

tidak lagi menemukan relevansinya. Nampaknya tidak ada persamaan persepsi mengenai apa-apa

saja yang sebenarnya bisa mendatangkan kesenangan dan apa-apa saja aktivitas yang bisa

mendatangkan penderitaan. Esensi filosofis hedonistik terkadang punya konotasi seksual atau

pemikiranliberal.

Berbicara mengenai hedonisme, maka kita tidak bisa mengesampingkan seorang filosof

Yunani yang dinilai punya peranan signifikan dalam membangun epistemologi hedonisme, yaitu

Epicurus of Sámos (341-270 SM). Yang kelak prinsip-prinsip ajarannya tersebut dikenal dengan

Epicureanisme. Epicureanisme adalah sebuah sistem filsafat yang bersumber dai ajaran-ajaran

Epicurus yang dicetuskan sekitar tahun 307 SM. Inti epistemologi Epicureanisme dibangun

diatas tiga kriteria kebenaran: Sensasi atau gambaran (aesthesis), pra-konsepsi atau prasangka

(prolêpsis) dan terakhir feelings atau perasaan (pathe). Prolepsis diartikan sebagai “kekuatan

dasar” dan juga bisa didefinisikan sebagai “gagasan universal”, yaitu sebuah konsep dan cita-cita

yang bisa dimengerti oleh semua orang.

6

Page 10: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

Bagi Epicurus, kesenangan yang paling tinggi adalah tranquility (kesejahteraan dan bebas

dari rasa takut) yang hanya bisa diperoleh dari ilmu pengetahuan (knowledge), persahabatan

(friendship) dan hidup sederhana (virtuous and temperate life). Ia juga mengakui adanya

perasaan-perasaan akan kesenangan sederhana (enjoyment of simple pleasures), namun Epicurus

mengartikan kesenangan sebagai sesuatu yang harus jauh dari hasrat-hasrat jasmaniah (bodily

desires), semisal seks dan hawa nafsu. Ia menguraikan, ketika kita makan, jangan sampai terlalu

kenyang dan berlebihan, karena bisa menyebabkan ketidakpuasan (dissatisfaction) nantinya.

Maka konsekuensinya, nantinya dikemudian hari, seseorang tidak layak untuk menghasilkan

makanan-makanan yang lezat.

2.5 Konsep Dasar Filsafat Hedonisme

Ide mendasar dibalik makna hedonis mengajarkan kepada kita bahwa setiap tindakan

yang baik, bisa diukur pada seberapa banyak kesenangan dan seberapa kecil penderitaan yang

bisa diproduksi. Dalam koridor teoretis, hedonisme pun bertalian dengan sistem filsafat etika

yang lainnya seperti utilitarianisme, egoisme dan permisifisme. Dalam terma singkatnya, seorang

hedonis akan mengarahkan segala usahanya untuk memaksimalkan “rasio” ini (pleasure over

pain).

Beberapa prinsip fundamental hedonisme berdasarkan teori etika utilitarianisme (paham

yang mengatakan bahwa manusia dalam tindakannya selalu mencari untung dan manfaat).

Menurut mereka, nilai-nilai utilitarianisme merupakan sebuah pijakan dasar bagi berdirinya

nilai-nilai filsafat hedonisme dalam seluruh tindakan yang mengarah kepada proses pencapaian

kebahagiaan yang paling besar bagi seluruh manusia. Meskipun konsekwen dengan pencarian

kebahagiaan atau kesenangan, ada sedikit perbedaan pandangan nilai-nilai hedonistik antara

Bentham dengan Mill yang berkaitan dengan ekspostulat (gagasan) mengenai prinsip-prinsip

tentang “manfaat” itu sendiri. Sedikitnya ada dua aliran pemikiran mengenai hedonisme:

1. Aliran pertama, lebih meyakini pendekatan kuantitatif. Bentham meyakini bahwa nilai-

nilai mendasar tentang sebuah kesenangan bisa dimengerti secara kuantitatif. Pada dasarnya, dia

percaya bahwa nilai-nilai kesenangan bisa dipacu oleh kesenangan lain yang dipengaruhi oleh

durasi waktu (intensitas). Jadi, bukan hanya jumlah kesenangan, intensitas dan seberapa lama

kesenangan tersebut bisa dinikmati, juga bisa mempengaruhi jumlah.

7

Page 11: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

2. Aliran yang kedua, yang menganjurkan pendekatan kualitatif. Lebih meyakini adanya

perbedaan level kesenangan, yang mana kualitas kesenangan tertingi, lebih baik dari kualitas

kesenangan yang lebih rendah. Makhluk rendahan (simpler beings) semisal babi, punya jalan

termudah untuk memperoleh kesenangan yang sederhana (simpler pleasure); selama mereka

(simpler beings, Pen) tidak disibukkan oleh segmen kehidupan yang lain, mereka bisa dengan

mudah menuruti kesenangan mereka tersebut.

Banyak yang melihat, hedonisme tidak punya kaitan dengan egoisme. Tapi anehnya,

utilitarianismenya terkadang diklasifikasikan sebagai sebuah bentuk hedonisme, yang mana

klasifikasi tersebut juga membenarkan tindakan moral melalui kontribusi berikutnya kepada

manfaat tertinggi dan kebahagiaan. Hal ini juga—bisa dikatakan—ama dengan hedonisme

altruistik (altruisme; paham mendahulukan orang lain). Mengingat, diantara doktrin-doktrin

hedonistik ada yang mengajarkan untuk melakukan apa saja yang bisa membuat kebahagiaan

pribadi seseorang (via usaha yang panjang), tindakan-tindakan yang dapat membuat orang-orang

bahagia. Dengan arti lain, menyandingkan individualisme dengan kolektifisme.

2.6 Dampak Filsafat Hedonisme

Manusia mempunyai berbagai keinginan di dalam dirinya, yang diantaranya adalah

keinginan atau kecenderungan kepada spiritual, keadilan, membantu kepada sesama dan

kesenangan kepada keindahan. Dengan kata lain, Allah swt telah mengaruniakan kepada

manusia kecenderungan kepada keindahan dan kecenderungan untuk memiliki kecantikan.

Dengan begitu manusia akan berbuat untuk memiliki kehidupan materi dan spiritual yang lebih

baik. Imam Ridha as berkata: “Allah swt indah dan mencintai keindahan. Dia senang

menyaksikan kenikmatan yang Dia karuniakan pada diri hamba-Nya. Allah tidak menyukai

keburukan.”Amat disayangkan, sebagian orang terlalu berlebihan dalam memandang keindahan

sehingga terperosok ke dalam lembah hedonisme. Hedonisme berarti berlebih-lebihan dalam

mencintai keindahan dan penyimpangan dari daya tarik alami ini.

8

Page 12: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

Imam Ali as menyebut tiga tanda bagi orang yang berlebihan dalam hal memanfaatkan karunia

dan kenikmatan Allah.

Pertama: Memakan apa yang tidak sesuai baginya,

Kedua : mengenakan pakaian yang tidak seharusnya,

Ketiga: membeli yang tidak pantas untuk dirinya.

Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang terjerat ke dalam gaya hedonisme yang

sebagiannya akan kami bahas pada kesempatan ini. Biasanya kecenderungan kepada hedonisme

berpangkal pada kepribadian seseorang. Misalnya, kesombongan dan egoisme adalah penyebab

kecenderungan seseorang kepada kehidupan mewah. Orang sombong akan selalu

membanggakan kekayaan dan kedudukan yang dimilikinya untuk menunjukkan keunggulannya

atas orang lain. Persaingan tidak sehat untuk menunjukkan kemewahan terkadang menimbulkan

perasaan dengki dan iri.

Mereka mengira bahwa cara menunjukkan kelebihan atas orang lain adalah dengan cara

bersaing seperti ini. Orang yang hedonis memandang rendah kepada orang lain. Pandangan ini

sudah barang tentu akan menyebabkan timbul jurang yang dalam antara mereka dengan orang

lain. Dalam mengumpul harta dan barang-barang mewah mereka akan dikuasai oleh sifat

ketamakan, dan orang seperti ini tidak akan bersedia memberikan harta mereka kepada orang

lain.

Penyebab lain penyakit hedonisme ialah, kepribadian tidak sempurna yang dimiliki oleh

seseorang. Orang yang cenderung kepada kemewahan berusaha menutupi kelemahan dirinya

yang kurang dari segi ilmu dan spiritual. Pada sebagian kasus, kita menyaksikan orang-orang

kaya yang tidak tahu bagaimana membelanjakan hartanya. Karena itu, mereka membeli dan

mengumpulkan barang-barang mewah dan pakaian-pakaian yang mahal.

Faktor penting lainnya adalah, pandangan materialis dan cinta dunia. Ada pula faktor

luar yang menjadi penyebab kecenderungan kepada kemewahan, antara lain adalah budaya

masyarakat dan lingkungan sekitar. Dalam sebuah masyarakat yang memiliki budaya hidup

mewah, kecenderungan kepada kemewahan akan menguasai seluruh anggota masyarakat. Dalam

hal ini, kemewahan para pejabat dan tokoh masyarakat akan memberikan pengaruh yang sangat

besar pada gaya kehidupan ini.

9

Page 13: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

Di era kontemporer ini iklan yang terdapat di berbagai sarana media ikut membantu

menciptakan budaya hedonisme. Media-media ini dalam banyak kasus mengiklankan produk-

produk yang sebenarnya tidak diperlukan. Iklan-iklan ini pula meninggalkan berbagai dampak

psikologis terhadap para pemirsa. Allah swt mengaruniakan nikmat yang tidak terhingga untuk

digunakan oleh manusia dalam kehidupan, dan Allah memerintahkan manusia untuk

mengunakannya nikmat dan karunia ini secara benar dan adil serta tidak melanggar hak orang

lain. Dengan demikian, hedonisme berarti keluar dari aturan ilahi dan menyimpangkan karunia

Allah dan hak orang lain.

Banyak akibat buruk yang ditimbulkan oleh hedonisme. Pertama, lenyapnya kekayaan,

meningkatnya jurang antar miskin dan kaya, berkembangnya kemiskinan, kebangkrutan

dan hutang di tengah masyarakat kecil. Ibnu Khaldun sejarawan dan sosiolog muslim dalam hal

ini berkata: Sejauh mana sebuah masyarakat tenggelam dalam hedonisme, sejauh itulah mereka

akan mendekati batas kehancuran. Proses kehancuran akan terjadi karena hedonisme secara

perlahan akan menyebabkan kemiskinan masyarakat dan negara. Sejauh mana hedonisme

mewabah, sejauh itu pulalah kemiskinan akan menyebar di tengah masyarakat.

Di pihak lain, membuang-buang harta untuk membeli barang-barang mahal yang hanya

dimaksudkan untuk berbangga-bangga, perlahan-lahan akan menyeret sebuah negara kepada

pihak asing. Hal inilah yang terjadi saat ini dunia. Banyak negara dunia yang bergantung kepada

Barat yang setiap waktu memasarkan produk-produk baru untuk dikonsumsi.

Meskipun pekerjaan, usaha dan jerih payah untuk mencari harta, dapat mengantarkan

seseorang dan masyarakatnya kepada kemajuan dan hal ini didukung oleh agama Islam, namun

jangan sampai hal itu menjerumuskan kita ke lembah hedonisme dan kemewahan. Sebab, hal itu

akan membawa kerugian dan menghalangi manusia untuk sampai kepada tujuan hidup yang

sebenarnya. Untuk itu, harus dibedakan antara kecenderungan ke arah keindahan yang

merupakan tuntutan fitrah manusia dengan hedonisme yang akan menyeret ke kemewahan dan

kesombongan. Orang yang hedonis, tidak hanya dikecam karena sikapnya yang memubazirkan

anugerah Allah saja, tetapi ia dikecam juga karena dia menutup kesempatan berkembangnya

nilai-nilai kebaikan seperti infak, kemanusiaan dan kedermawanan, serta menyebabkan

berkembangnya kemiskinan dan ketidak-adilan dalam masyarakat serta meruntuhkan

nilai-nilai spiritualitas.

10

Page 14: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

2.7 Filsafat Hedonisme dalam Pandangan Islam

Budaya hedonisme (kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup) yang seolah

sudah mengurat nadi. Budaya yang bertentangan dengan ajaran islam ini digemari dan dijadikan

sebagai gaya hidup (life style) kawula muda masa kini, kaya atau miskin, ningrat atau jelata,

sarjana atau kaum proletar, di desa ataupun di kota seolah sepakat menjadikan hedonisme yang

sejatinya kebiasaan hidup orang barat ini sebagai “tauladan” dalam pergaulannya. Firman Allah

SWT, “…dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada

pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” (QS. Huud: 116).

Bahkan yang lebih meresahkan lagi budaya hedonisme seolah telah menjadi ideologi bagi

kaum muda yang tidak tabu lagi untuk dilakukan.Namun, ketika ada di ranah hubungan “bisnis”

antarmanusia (hablumminannas), dirinya harus pula bisa bersikap hedonis, sosok manusia yang

bernafsu menyukai kepentingan dunia dan gemar memburu kesenangan biologis. Dua peran

itulah yang sebenarnya mencerminkan berlakunya prinsip religius yes, hedonis yes, atau agama

tetap diperankan sebagai cermin dirinya yang berasal dan dibesarkan di lingkungan beragama,

sementara ketika dirinya masuk di lingkaran pergaulan dunia selebriti, agama tak lagi harus

diperankan sebagai kekuatan suci yang mengawalnya.

Agama saat masuk dunia hedonis ini berhak dikalahkan atau dipinggirkan dan digantikan

oleh gaya hidup berbingkaikan hedonisme. Prinsip tersebut tampaknya sedang memperoleh

tempat tertinggi dalam tayangan televisi dewasa ini.Remaja saat ini masih banyak yang

terpengaruh gaya hidup liberal dan hedonis. Ini menjauhkan dan mengeluarkan mereka dari gaya

hidup yang beradab, yaitu dari hukum Allah yang menciptakan manusia.

Remaja sekarang ini tergilas arus hedonisme dan sulit keluar dari kondisi itu.

Ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain :

11

Page 15: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

a.Industri Gaya Hidup

Dalam abad gaya hidup, penampilan-diri itu justru mengalami estetisisasi, “estetisisasi

kehidupan sehari-hari” dan bahkan tubuh/diri (body/self) pun justru mengalami estetisisasi

tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya

hidup. “Kamu bergaya maka kamu ada!” adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk

melukiskan kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidup untuk

sebagian besar adalah industri penampilan.

b. Iklan Gaya Hidup

Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para politisi, individu-

individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era globalisasi informasi seperti sekarang

ini, yang berperan besar dalam membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita rasa

(taste culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang kadang-kadang

mempesona dan memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara

halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga perlahan tapi

pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.

c. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup

Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa dalam budaya

berbasis-selebriti (celebrity based-culture), para selebriti membantu dalam pembentukan

identitas dari para konsumen kontemporer. Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatu

sandaran “aksesori fashion”. Wajah generasi baru yang dikenal sebagai anak-anak E-Generation,

menjadi seperti sekarang ini dianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami selebriti

(celebrity-inspired identity)-cara mereka berselancar di dunia maya (Internet), cara mereka

gonta-ganti busana untuk jalan-jalan. Ini berarti bahwa selebriti dan citra mereka digunakan

momen demi momen untuk membantu konsumen dalam parade identitas.

12

Page 16: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

d. Gaya Hidup Mandiri

Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu yang lain.

Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta

berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat

untuk menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara sadar dan

memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko dan dengan

kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya

konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk

menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang

kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.

e. Gaya Hidup Hedonis

Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan

hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang

pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin

menjadi pusat perhatian.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu gaya hidup dapat berupa

gaya hidup dari suatu penampilan, melalui media iklan, modeling dari artis yang di idola kan,

gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan semata sampai dengan gaya hidup mandiri yang

menuntut penalaran dan tanggung jawab dalam pola perilakunya.

13

Page 17: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

Bab 3

Penutup

Kesimpulan

Filsafat adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran

manusia secara kritis dan mendasar (radikal).Namun pada hakekatnya filsafat adalah usaha untuk

memahami atau mengerti semesta dalam hal makna (hakikat) dan nilai-nilainya (esensi) yang

tidak cukup dijangkau hanya dengan panca indera manusia sekalipun. Bidang filsafat sangatlah

luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran.Salah satunya

termasuk filsafat hedonisme yang merupakan suatu (filsafat etika) yang berpegangan bahwa

tingkah laku itu digerakkan oleh keinginan atau hasrat terhadap kesenangan dan menghindar

dari segala penderitaan.

Orang yang hedonis, tidak hanya dikecam karena sikapnya yang memubazirkan

anugerah Allah saja, tetapi ia dikecam juga karena dia menutup kesempatan berkembangnya

nilai-nilai kebaikan seperti infak, kemanusiaan dan kedermawanan, serta menyebabkan

berkembangnya kemiskinan dan ketidak-adilan dalam masyarakat serta meruntuhkan

nilai-nilai spiritualitas. Karena itu kami ingin mengajak para remaja muslimah untuk

membebaskan diri mereka dengan Islam. Atas nama kebebasan, banyak remaja terjebak dalam

pergaulan bebas, narkoba, aborsi, dan silau dengan gemerlapnya demokrasi liberalisme.

14

Page 18: Tugas Makalah Akhlak Tasawuf Uas

Daftar Pustaka

Mustofa. 1997. Akhlak Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia

Nugraheni,P.N.A.2003. Perbedaan Kecenderungan gaya Hidup Hedonis Pada Remaja Ditinjau

dari Lokasi Tempat Tinggal.

Ata Ujan, Andre. 2001. Keadilan Dan Demokrasi Telaah Filsafat Politik John Rawls.

Yogyakarta: Kanisius.

www.omnilogos.blogspot.com

http://www.idonbiu.com

http://irfanchemist.wordpress.com/info/hedonism/.

http://blog.dunixi.com

www.docstoc.com

15