makalah akhlak mashuri

Download MAKALAH AKHLAK mashuri

If you can't read please download the document

Upload: muhammad-iqbal

Post on 05-Jul-2015

623 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

aa1

123


MAKALAHAKHLAK BAIK (MANFAATNYA) AKHLAK BURUK (KONSEKENSINYA TERHADAP KEHIDUPAN UMAT MUSLIM)Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah AKHLAK

Dosen pengampu : Drs. H. MUNAWIR, M.Ag Disusun oleh :A. FALAKHUDDIN BURHANI (11) SAIFUL AMIN FATHONI (12) MASHURI (13) HANIAH (14) WILDAN GIGIH P (15)

FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PGMI KUALIFIKASI S1 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2011

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang.. B. Rumusan Makalah C. Tujuan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Akhlak ... B. Kedudukan Akhlak C. Pengerusakan Akhlak Oleh Musuh Musuh Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangPerilaku seseorang tidak akan lepas dari yang namanya akhlak, akhlak bisa di ucapkan apabila sudah melihat perilaku / perbuatan seseorang, akhlak itu harus di bagi yaitu akhlak yang baik dan akhlak yang buruk, dan hal itu di ketengahkan masalahnya oleh Ghazali kepada kaum muslim. Akhlak dalam hal ini berarti kelakuan-kelakuan yang juga berarti ilmu kesopanan, ilmu kesusilaan, etika budi pekerti atau moral dalam islam akhlak itu bentuknya di tujukan kepada Allah, kepada manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Bahwa perbuatan baik adalah merupakan akhlak yang wajib kita kerjakan, sedangkan perbuatan buruk adalah wajib kita tinggalkan, dan ini berarti ada akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Ghazali menjelaskan bahwa perbuatan yang harus kita kerjakan di sebut wajib, dan yang baik disebut mustahil yaitu amal atau perbuatan yang disenangi adapun yang tidak wajib untuk dikerjakan di sebut haram, dan yang sebaiknya untuk kita tinggalkan di sebut makruh, dan yang selain itu di sebut mubah, yaitu boleh dikerjakan atau tidak di kerjakan seperti duduk atau berdiri seperti yang di ucapkan oleh Nabi aku di utus untuk menyempurnakan keilmuan akhlak (budi pekerti). Adapun ilmu akhlak menurut Ghazali adalah ilmu yang dibentuk oleh syariat islam di samping mengikuti jalan para ulama islam yang telah mendapat kasyaf (terbukanya tabir rahasia) serta didahului oleh jalan para Nabi, orang-orang saleh dan syuhada. Pendidikan akhlak juga di gambarkan bahwa kecondongan seseorang pada hikmat (pengetahuan), cinta pada Allah,berkeinginan mengenal Allah (marifatullah) dan beribadat kepadanya adalah seperti pada kecondongan seseorang terhadap makanan dan minuman yang merupakan sifat-sifat jiwa karena hal tersebut adalah merupaka perintah tuhan. Tetapi kecondongan pada nafsu dan syahwat adalah merupakan kecondongan yang janggal dan memang hal tersebut keluar dari garis kebiasaan (tabiat).

B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian akhlak? 2. Bagaimana kedudukan akhlak? 3. Bagaimanakah pengerusakan akhlak yang di lakukan oleh musuh-musuh islam?

C. Tujuan Sebagai bahan untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran

Untuk mengetahui apa yang di maksut dengan akhlak BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Akhlak Khuluq (kata dasar akhlaq) dalam pengertian bahasa berarti sifat yang senantiasa nampak pada tingkah laku dan telah menjadi tabiat, sebagaimana firman Allah SWT: (Dan kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu (QS AsySyuaraa: 137) Maksud kata khuluq dalam ayat ini adalah tabiat manusia dahulu dengan adatistiadatnya. Apabila tingkah lakunya baik maka dikatakan khuluqnya baik, begitu pula sebaliknya bila tingkah-lakunya buruk maka khuluqnya buruk. Menurut syara, khuluq artinya Dien, sebagaimana firman-Nya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS. AlQalam: 4) Maksud kalimah khuluq di sini adalah Dien yang mulia, disebabkan seruan ayat ini menunjukan arti khuluq sebagai Dien. Firman Allah SWT: Nun. Demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nimat Rabbmu, kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benarbenar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka kelak kamu akan melihat. Dan mereka (orang-orang kafir) pun melihat siapa diantara kamu yang gila (QS AlQalam: 1-6) Dalam pembahasan ini mereka menganggap bahwa risalah yang disampaikan oleh Rasulullah saw adalah gila. Yang menjadi masalah (bagi kaum kafir Makkah) sebenarnya adalah Dien/ajaran yang dibawa oleh Rasul, bukan sifat (tingkah laku) Nabi itu sendiri (yang bertabiat baik, terpercaya dll.), karena sebelum beliau diutus menjadi Rasul pun, orang-orang Quraisy telah mengakui bahwa beliau adalah orang yang baik akhlaqnya (tingkah lakunya) sehingga diberi gelar AlAmin. Oleh karena itu arti khuluq dalam ayat ini adalah Dien/agama, sebagaimana yang ditegaskan dalam Tafsir Al-Jalalain. Sedangkan menurut istilah khuluq (akhlak) adalah sifat yang diperintahkan Allah SWT yang harus disifati oleh seorang muslim ketika melaksanakan perbuatan.

Maka sifat khuluqiyah akan nampak pada seorang muslim tatkala dia menegakkan perbuatan seperti ibadah, muamalah, dan lain sebagainya. Contohnya khusyuk merupakan sifat yang nampak ketika seseorang menegakkan shalat, jujur sifat yang muncul ketika seseorang melakukan jual beli, dll. B. Kedudukan Akhlak Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (QS. An-Nahl: 90) Rasulullah saw bersabda dalam hadits shahihnya: Sesungguhnya Allah mencintai akhlaq mulia dan membenci akhlaq yang buruk (HR. Al-Hakim) Juga sabdanya yang masyur: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq (HR. Malik, Ahmad dan lain-lain) Nash-nash tersebut menunjukan bahwa akhlaq termasuk bagian dari hukumhukum Islam (perintah dan larangan Allah SWT). Ayat di atas misalnya menerangkan tentang hukum Allah mengenai akhlaq yang menunjukan perintah Allah SWT agar berbuat adil dan ikhsan, menghidupkan silaturahmi, melarang yang diharamkan serta melarang permusuhan antar sesama manusia. Begitu pula dengan hadits-hadits tadi menunjukan perintah berakhlaq secara umum. Hadits-hadits Rasulullah saw telah mendorong manusia untuk memiliki sifat yang baik secara umum dan melarang manusia berakhlaq buruk. Nash-nash syara bahkan menerangkan sifat-sifat terpuji semisal jujur, amanah, iffah, menepati janji dan sebagainya. Walaupun semua itu akhlaq yang baik, nash-nash syara juga mengisyaratkan hal tersebut sebagai suatu hukum bahkan harus dilihat sebagai hukum syara (bukan hanya sebagai suatu sifat yang baik/buruk semata). Orangorang yang memiliki akhlaq yang baik, haruslah dinilai sebagai pelaksanaan perintah Allah SWT. Kita tidak diperbolehkan melihatnya hanya sebagai sifatsifat moral, karena seorang Muslim telah diperintahkan untuk melaksanakan hukum-hukum syara walaupun hukum-hukum itu berupa akhlaq dan tidak diperintahkan hanya memiliki sifat-sifat moral saja. Hal ini disebabkan bahwa ukuran baik dan buruk berkaitan dengan nash-nash syara. Allah SWT memerintahkan jujur dan melarang dusta bukan berdasarkan sematamata bahwa sifat baik tersebut patut dicontoh, tetapi karena berdasarkan hukum syara. Sebagai bukti bahwa Allah SWT melarang seorang Muslim berbohong, namun membolehkan kita berbuat bohong di medan perang. Jadi berbohong di sini termasuk bagian hukum syara. Allah SWT memerintahkan bersikap keras terhadap orang-orang kafir dan melarang seorang hakim Muslim merasa iba atau

kasihan terhadap seorang pelaku pidana. Seandainya perintah Allah SWT berlaku jujur, melarang berbuat dusta dan anjuran-Nya agar bersifat ramah hanya sematamata untuk tujuan sifat khuluq saja, maka berarti hukum berdusta ini adalah suatu hal yang tidak berubah dalam keadaan bagaimanapun, begitu pula halnya dengan bersikap keras terhadap pelaku pidana. Namun demikian karena hal itu termasuk bagian dari hukum syara, maka seorang hakim harus bersandar kepada ukuran baik dan buruknya sesuatu hanya berdasarkan syara semata. Jadi syara telah memberikan hukum berdusta dalam keadaan tertentu haram dan dalam keadaan tertentu diperbolehkan. Karena itu, hukum-hukum syara tidak boleh dijadikan hanya sekedar diambil sifat akhlaqnya saja (segi manfaatnya), melainkan harus diperlakukan sebagai suatu perintah hukum. Dengan kata lain perlu ditekankan bahwa ajakan kepada manusia untuk berakhlaq bukan hanya karena sifatnya saja (maksudnya sifat yang baik), tetapi harus ditekankan bahwa hal ini termasuk bagian dari hukum syara. Apabila seorang Muslim bersikap jujur semata-mata sifat jujurnya saja, maka tidak akan mendapatkan ganjaran/pahala atas perbuatannya sebab ia mengerjakannya bukan berdasarkan syara, tetapi hanya pada anggapan bahwa sifat jujur dianggap memiliki kebaikan atau manfaat baginya. Kaum Muslimin perlu berhati-hati melakukan perbuatan dan tatkala mengajak orang lain untuk berakhlaq mulia sebab bila meraka lalai dan tidak memperhatikan hal ini maka mereka tidak dianggap melakukan hukum syara. Lebih dari itu, hal ini dapat menjadikan perbuatan mereka sama dengan orang kafir, karena orang-orang kafir pun mengajak bersifat baik dan mereka menjalankan sifat-sifat yang dianggapnya luhur walaupun sudut pandang dan motivasinya berbeda-beda. Atau bisa juga mereka, orang-orang kafir itu karena melihat segi manfaatnya. Oleh sebab itu hendaknya kaum Muslimin memiliki akhlaq yang mulia karena dilandasi keyakinan bahwa sifat-sifat tadi adalah perintah Allah SWT. Beberapa Contoh Akhlak Mulia Al-Quran dan As-Sunnah menggambarkan dalam banyak tempat perihal berbagai contoh praktis akhlaq mulia, yang diantaranya: 1. Jujur Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebajikan dan sesungguhnya kebajikan itu akan mengantarkannya ke surga. Dan seseorang yang senantiasa berkata benar dan jujur akan tercatat di sisi Allah sebagai orang yang benar dan jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan yang akhirnya menghantarkannya ke neraka. Dan seseorang yang senantiasa berdusta akan dicatat disisi Allah sebagai pendusta (HR.Bukhary, Muslim ). 2. Menjauhi Dengki (hasud) Rasulullah saw bersabda:

Hati-hatilah kamu sekalian terhadap hasad karena sesungguhnya hasad akan memakan habis seluruh kebaikan sebagaimana api yang melahap habis kayu bakar (HR.Abu Daud). 3. Menepati Janji Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah ikatan-ikatan perjanjian itu (Q.S. AlMaidah: 1), juga dijelaskan dalam QS. Al-Israa 34, dan An-Nahl 91. Rasulullah saw bersabda: Ciri-ciri orang munafiq ada tiga: (1) jika berbicara ia dusta, (2) jika berjanji ia mengingkari, dan (3) jika diberi amanat ia berkhianat (HR. Mutafaqalaih) 4. Sifat Malu Rasulullah saw bersabda: Abi Said Al-Khudri meriwayatkan: adalah Rasulullah saw sangat tinggi rasa malunya, lebih pemalu dari gadis pingitan, apabila beliau tidak menyenangi sesuatu, kami dapat mengetahuinya dari wajah beliau (HR.Muslim). 5. Suka Memaafkan Allah SWT berfirman: ... dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan (muhsin) (QS. Ali Imron: 134). Begitu pula firman Allah SWT dan Al-Quran surat Asy-syuraa 39-40, dan 4143 ; QS.An-Nuur 22; QS. Fushshilat 34-35; QS. Al-HIjr 85; dan QS. Al-Araf 199. Suatu ketika Uqbah bin Amir bertanya: Wahai Rasulullah beritahu aku keutamaan amal seseorang. Rasulullah saw menjawab: Wahai Uqbah hubungkan kembali tali persaudaraan kepada siapa yang telah memutuskannya denganmu, kasihilah orang-orang yang membencimu, berpalinglah dari yang menzhalimimu. Dalam riwayat lain: Berilah maaf kepada mereka yang menzhalimimu (HR.Ahmad danThabrani). 6. Menjauhi Hal yang Tidak Bermanfaat Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya setengah dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat kepadanya (HR. Malik, Ahmad dan Thabrani). 7. Menjauhi Perbuatan Menggunjing dan Adu Domba Allah SWT berfirman: ... dan janganlah sebagian dari kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang kamu memakan daging saudara sendiri yang sudah mati? Maka tentu kamu jijik kepadanya (QS. Al-Hujurat: 12).

Rasulullah saw bersabda: Siapa saja yang melindungi dirinya dari menggunjing terhadap saudaranya, maka ia akan berada di dalam kebenaran karena Allah dan akan diselamatkan dari neraka (HR. Ahmad dan Thabrani). Rasulullah saw juga bersabda: Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba (HR. Mutafaqalaih). 8. Amar Maruf Nahi Mungkar Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya orang-orang kalangan Bani Israil; apabila salah seorang di antara mereka melakukan suatu kesalahan (dosa), maka orang lain tidak mencegahnya. Sehingga pada pagi harinya mereka duduk, makan dan minum seolah-olah mereka tidak pernah melihat perbuatan dosa yang kemarin dilakukan. Melihat kondisi mereka, Allah mensifati hati mereka melalui lisan Daud dan Isa ibnu Maryam dengan mengatakan: Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas (QS. Al-Baqarah: 61). Demi Dzat yang jiwaku yang akan dalam kekuasaan-Nya, sungguh telah diperintahkan atasmu beramar maruf nahi munkar, mencabut kekuasaan orang jahat dan meluruskannya pada kebenaran dan atau Dia akan mencampakkan hatimu dan mengutukmu sebagaimana Dia mengutuk mereka (Bani Israil) (HR. Thabrani). 9. Mengunjungi Orang Sakit Rasulullah saw bersabda: Kunjungilah oleh kalian orang yang sakit, berilah oleh kalian makanan bagi yang lapar. Dan lepaskanlah oleh kalian para tawanan (HR Bukhari). Juga sabda Rasulullah saw: Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada lima yaitu (1) menjawab salam, (2) mengunjungi yang sakit, (3) mengantarkan jenazah, (4) memenuhi undangan, (5) mendoakan orang yang bersin (HR Mutafaq alaih) 10. Menghormati Tamu Rasulullah saw bersabda: Siapa saja yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya dan selebihnya. Para sahabat bertanya: Selebihnya itu apa ya Rasulullah? Jawab Beliau: Siang dan malamnya, serta menjamu tamu selama tiga hari, maka batas di luar itu sedekah (HR. Mutafaqalaih). 11. Menyebar Salam Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian masuk ke rumah orang lain sehingga kalian mendapat izin dan mengucapkan salam kepada penghuninya (QS An-Nuur: 27). Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya seutama-utamanya manusia di sisi Allah adalah siapa saja diantara kamu yang memulai mengucap salam (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Rasulullah saw bersabda: Apakah kalian mau aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan akan mendapatkan jalinan cinta kasih? Yaitu sebarkanlah salam diantara kalian (HR. Muslim) Salah seorang sahabat, Abdullah bin Umar r.a, sering berkeliling ke pasar, suatu hari seseorang bertanya kepadanya: Apa yang Anda lakukan di pasar? Anda bukan seorang pedagang, tidak pula membeli dagangan, Anda juga tidak duduk dalam kepengurusan pasar tetapi mengapa Anda selalu ada di pasar Ibnu Umar menjawab: Aku sengaja setiap pagi ke pasar hanya untuk mengucapkan salam kepada Muslim yang aku temui (HR. Bukhari). C. Pengrusakan Akhlaq Oleh Musuh-Musuh Islam Memang telah menjadi sunatullah, bahwa kaum Muslimin senantiasa dibayangi oleh segala manuver musuh-musuhnya untuk menjauhkan kaum Muslimin dengan ajaran-ajarannya. Ini telah terjadi semenjak cahaya Islam terpancar dari Makkah Al-Mukarramah dan akan terus terjadi hingga Allah menutup panggung kehidupan fana di dunia ini. Berbagai langkah senantiasa diwujudkan tanpa kenal lelah, didukung potensi dana, iptek dan kekuatan politis serta militer yang ada, mereka senantiasa membuat makar terhadap Ummat Islam. Di antara aspek yang paling terasa pengaruhnya adalah semakin jauh ummat Islam dari sikap akhlaq Islami. Meski rendahnya akhlaq ummat kini, merupakan hasil suatu proses yang cukup panjang, namun hingga sekarang sedikit sekali kaum Muslimin yang menyadari hal tersebut. Karenanya, langkah untuk meninggikan kesadaran ummat terhadap fakta ini harus dilaksanakan sesegera mungkin. Sarana perusakan yang paling berbahaya yang digunakan untuk merusak akhlaq dan tata kehidupan yang Islami adalah dengan menyuguhkan pemikiran yang salah bahkan bersifat destruktif yang mampu menjungkir-balikkan tatanan sosial yang Islami serta menciptakan lingkungan yang buruk di kalangan kaum Muslimin di seluruh dunia. Berbagai cara yang digunakan antara lain: 1.Mengalihkan Ummat kepada Gaya Hidup Permisivisme-Materialisme (keserbabolehan mencari dan mencintai harta/dunia) Sungguh musuh-musuh Islam telah mampu merusak jalan hidup dan akhlaq kebanyakan kaum Muslimin dengan menggunakan harta untuk membeli orangorang berjiwa lemah, diarahkan sesuai dengan kehendak mereka. Dipasungnya kaum Muslimin dalam perbuatan suap-menyuap, manipulasi harta ummat, melakukan penimbunan secara haram, terbisa berbuat curang dengan dengan cara memperlicin usahanya melalui materi. Semua perbuatan tersebut seolah kebolehan tanpa dosa bisa dilakukan bahkan senantiasa berlomba mencari kesempatan untuk melakukannya. Penyakit tersebut telah menjalar ditengah-tengah masyarakat sehingga banyak kaum Muslimin yang terbengkalai. Setiap perbuatan tidak lagi

menggunakan jalan yang disyariatkan oleh Islam melainkan hanya melihat Apa yang bisa dan apa yang tidak bisa, bukan Apa yang boleh atau tidak. 2. Pergaulan Bebas Satu aspek di masyarakat Islam yang telah menggejala umum adalah adanya sikap bebas bergaul sesuai keinginan, asal tidak mengganggu orang lain. Seorang lakilaki boleh berbuat apa saja terhadap wanita yang Suka sama suka. Seorang remaja boleh berbuat semaunya sebagaimana yang ia dapatkan contohnya diberbagai media yang ada. Dari kondisi inilah muncul aktivitas free-sex, hancurnya nilai kasih sayang hakiki, merajalelanya prostitusi, meningkatnya angka aborsi, putusnya nilai-nilai kekeluargaan dan berakibat hancurnya pada tatanan sosial masyarakat. Orang-orang yang tenggelam dalam pergaulan bebas tanpa batas sibuk dan mabuk oleh pesona-pesona yang nisbi tertipu oleh kesenangan yang semu, secara tidak sadar mereka tidak memperdulikan bahaya besar yang mengancam peradabannya. Masyarakat yang telah bercampur aduk seperti ini akan merusak tatanan sosial yang telah dibangun oleh Islam, menyebabkan hilangnya rasa saling mencintai, putusnya rasa persaudaraan dan akhirnya punahnya wujud eksistensinya, tidak ada lagi masyarakat yang bernama Masyarakat Islam. 3. Memperalat Kaum Wanita Musuh-musuh Islam telah memperalat kaum wanita untuk merusak nilai Islami di masyarakat. Disebar-luaskannya paham kesamaan derajat total pria dan wanita. Dibebaskannya aktivitas wanita sebagaimana pria. Maka batas pergaulan antara keduanya menjadi bias, karena pada hampir seluruh aktivitas pria, wanita senantiasa menyertai dan menyempurnakannya. Dengan daya tarik artifisial yang dipoles dengan kosmetika, wanita bergerak dihadapan pria sehingga menimbulkan ketertarikan syahwat. Sadar maupun tidak, langsung maupun tidak, hal ini berujung pada eksploitasi harkat wanita dalam masyarakat. Kewajiaban wanita sebagai ibu dan pemimpin masalah rumah tangga menjadi sirna, berganti menjadi perlombaan meraih prestise karir. Sebagian wanita bahkan telah rela menjadi jasad tanpa ruh, hanya sebagai benda pemuas naluri pria. Lambat namun pasti, kemuliaan derajat wanita, luntur bersama lunturnya rasa malu pada dirinya. Wanita murah untuk menjadi agen penghancur tata nilai masyarakat Islam. Ummat harus menyadari terlebih-lebih para wanitanya. Berbagai lapangan kemasyarakatan yang cukup sering digunakan dalam hal ini antara lain: a. Lapangan Pendidikan Semboyan yang dikenal dalam bidang ini adalah Peningkatan pendidikan wanita, diarahkan menurut setting kehidupan liberalisme yang serba bebas. Metode pendidikan wanita yang tidak mendukung kemuliaan derajat dan kewajiban seorang Muslimah. Percampurbauran dalam pendidikan, dengan terbukanya aurat dan dijauhkannya Muslimah dari ilmu-ilmu wajib mereka sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, menjadikan wanita berpendidikan

bukanlah wanita bersyakhshiyah Islamiyah tetapi berkepribadiaan kapitalisme semu. Disinilah wanita Muslimah terpalingkan dari tugas utamanya sebagai pencetak generasi ummat yang lebih mulia dari generasi sebelumnya. b. Lapangan Seni Budaya Tipu daya yang menonjol dalam bidang ini adalah menjadikan wanita sebagai objek seni. Wanita tak ubahnya sebagai alat yang dapat diwarnai, diparfumi, dibungkusi dengan media-media kosmetika dan mode. Film, majalah, radio dan televisi tak bisa lepas dari wanita. Disinilah wanita sebagai penarik sekaligus sebagai awal keruntuhan harkatnya. Ia hanya bernilai materi, tanpa nilai ruhani. c. Lapangan Industri dan Perdagangan Wanita juga seolah tak lepas dari dunia industri dan perdagangan. Kecermatan dan ketekunan wanita, serta kelemahlembutanya dihargai murah untuk kerja mereka di sebuah pabrik atau untuk meluluskan sebuah rencana. Iklan sebagai ujung tombak pemasaran selau memanfaatkan wanita dengan berbagai keelokan non-alaminya, dengan desah suara dan kerling matanya. Maka angka penjualan berbagai produk menjadi meningkat meski tak ada hubungannya dengan kewanitaan. Sekali lagi wanita hanya sebatas tubuh dan ini cukup banyak menimpa kaum muslimah dari berbagai latar belakang. 4. Memasyarakatkan Minuman Keras Media minuman keras sebagai penghilang akal, dilarang keras dalam kehidupan masyarakat Islam. Namun justru kenikmatan nisbi yang ada didalamnya, telah dijadikan alat ampuh untuk menarik generasi muda Islam menjauhi nilai-nilai Islami. Berbagai jenis dan merek minuman keras yang disebar pada ribuan kios melalui iklan tanpa henti, menjadi hal yang lumrah di kalangan pemuda dan pemudi Islam. Ketergantungan terhadap minuman haram membawa kerusakan jasad dan jiwa generasi muda. Dari sinilah, kehancuran generasi berawal. 5. Menciptakan Permainan yang Melalaikan Ummat Di antara akhlaq kaum muslimin yang luhur adalah menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak bermanfaat, menjauhi segala sesuatu yang dapat membuangbuang waktu tanpa faedah. Namun demikian kenyataan saat ini bertolak belakang dengan sikap yang seharusnya diambil. Jenis-jenis permainan dan hiburan yang menina-bobokan ummat telah dijadikan bagian hidup yang amat penting bagi kaum Muslimin. Berbagai bentuk olah raga yang diorganisasikan di seluruh penjuru dunia mengakibatkan potensi ummat yang begitu besar mengalami kelumpuhan total. Jutaan pemuda kaum Muslimin lebih mementingkan olah raga daripada bidang lain yang amat diperlukan ummat. Pengetahuan dan rasa cintanya terhadap olah raga telah mampu membiusnya dari ikatan-ikatan Islam yang dulu mereka banggakan terhadap ummat dan bangsa lain. 6. Menuduh dan Mengicuh Muslimah Berjilbab Untuk melicinkan tipu dayanya sebagian musuh Islam menempuh cara antara lain:

a. Membuat opini negatif bahwa jilbab, diidentikkan dengan kebodohan, keterbelakangan, kolot, ketinggalan jaman, menghambat kemajuan dan produktifitas, hingga tuduhan-tuduhan ekstrim yang sungguh tidak layak ditujukan kepada mereka. b. Memfitnah muslimah berjilbab dengan cara menyusupkan beberapa wanita karier, fasik atau bahkan pelacur yang menggoda kaum laki-laki dengan mengenakan jilbab sehingga muncul; tuduhan dan fitnah buruk yang ditujukan kepada wanita muslimah yang mulia. Demikian deskripsi ringkasan keadaan kepribadian dan akhlaq kaum Muslimin pada saat ini. Masih banyak lagi contoh yang tidak bisa dicontohkan satu persatu dalam kesempatan ini. Mereka yang membenci Islam dan ummatnya telah melancarkan upaya penghancuran yang tak terasa dari berbagai penjuru, dengan berbagai cara. Seharusnya generasi muda Islam segera menyadari merekalah cikal bakal dan sekaligus membentuk peradaban ummat masa depan. Keterlenaan mereka dalam membina diri dan akhlaq membawa konsekuensi terbengkalainya pembinaan ummat. Dan kehancuran ummat di masa depan harus dibayar di masa kini dengan kerja keras serta keterikatan terhadap aturan Islam

BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Dari pemaparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Khuluq (kata dasar akhlaq) dalam pengertian bahasa berarti sifat yang senantiasa nampak pada tingkah laku dan telah menjadi tabiat 2. Kedudukan akhlak yaitu Allah mencintai akhlak yang muliaBeberapa Contoh Akhlak Mulia Al-Quran dan As-Sunnah menggambarkan dalam banyak tempat perihal berbagai contoh praktis akhlaq mulia, yang diantaranya: a. Jujur b. Menjauhi Dengki (hasud) c. Menepati Janji d. Sifat Malu e. Suka Memaafkan f. Menjauhi Hal yang Tidak Bermanfaat g. Menjauhi Perbuatan Menggunjing dan Adu Domba h. Amar Maruf Nahi Mungkar i. Mengunjungi Orang Sakit j. Menghormati Tamu k. Menyebar Salam 3. Pengrusakan Akhlaq Oleh Musuh-Musuh Islam a. Mengalihkan Ummat kepada Gaya Hidup Permisivisme-Materialisme (keserbabolehan mencari dan mencintai harta/dunia) b. Pergaulan Bebas c. Memperalat Kaum Wanita d. Memasyarakatkan Minuman Keras e. Menciptakan Permainan yang Melalaikan Ummat f. Menuduh dan Mengicuh Muslimah Berjilbab

B. Saran-saran Dari pemaparan makalah diatas, pemakalah mengharapkan kesadaran dari pembaca tentang pentingnya memahami Akhlak yang baik dan buruk untuk kita jadikan bekal dalam mendidik peserta didik kita, supaya menjadi peserta didik yang berkualitas. Dari pemakalah sendiri minta maaf banyak jika banyak kekurangan. Maka kami harapkan saran dan kritikannya.

DAFTAR PUSAKA Rahmat Jalaludin. Dahulukan Akhlak di Atas Fiqih. PT Mizan Pustaka. Bandung.2007. Amin Ahmad, Dr. Ilmu Akhlak. PT Bulan Bintang. Jakarta.1988 Muhammad Ray Asy Syahri. Maktab Al Ilami Al Islami. Mizanul Hikmah. Cetakan 1.1346.