mandiri skenario 2 muskuloskeletal

15
Amorrita Puspita Ratu – 1102013023 Skenario 2 Blok Muskuloskeletal LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Tendon Achilles LO 1.1 Makroskopik Tendo Achilles Tendon adalah sebuah pita jaringan ikat (fibrosa) yang melekat pada otot dan ujung yang lain berinsersi ke dalam tulang. Fungsi tendon diantaranya adalah membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang- tulang, membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol, menekuk dan meregangkan semua sendi dan otot untuk menahan tulang. Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di satu bidang dan tidak akan bisa bergerak, karena tendon yang menghubungkan otot dengan tulang. Sementara itu tendon Achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastrocnemius dan otot soleus ke salah satu tulang penyusunan telapak kaki yaitu, calcaneus. Tendon achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus dan otot plantaris kaki. Pada manusia,tendo achilles terletak tepat dibagian pergelangan kaki. Tendon Achilles juga merupakan tendon tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia, yang panjangnya berukuransekitar 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian stukturnyamengumpul dan melekat pada bagian tengah dan belakang tulang calcaneus

Upload: amorrita-puspita-ratu

Post on 25-Dec-2015

171 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Mandiri 2 muskulo

TRANSCRIPT

Page 1: Mandiri Skenario 2 Muskuloskeletal

Amorrita Puspita Ratu – 1102013023

Skenario 2 Blok Muskuloskeletal

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Tendon Achilles

LO 1.1 Makroskopik Tendo Achilles

Tendon adalah sebuah pita jaringan ikat (fibrosa) yang melekat pada otot dan ujung yang lain berinsersi ke dalam tulang. Fungsi tendon diantaranya adalah membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang- tulang, membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol, menekuk dan meregangkan semua sendi dan otot untuk menahan tulang. Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di satu bidang dan tidak akan bisa bergerak, karena tendon yang menghubungkan otot dengan tulang.

Sementara itu tendon Achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastrocnemius dan otot soleus ke salah satu tulang penyusunan telapak kaki yaitu, calcaneus. Tendon achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus dan otot plantaris kaki. Pada manusia,tendo achilles terletak tepat dibagian pergelangan kaki. Tendon Achilles juga merupakan tendon tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia, yang panjangnya berukuransekitar 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian stukturnyamengumpul dan melekat pada bagian tengah dan belakang tulang calcaneus

Fungsi dari tendon Achilles sendiri adalah menghubungkan otot betis dengantulang tumit. Ketika otot betis berkontraksi (jika berkontraksi otot akan memendek), otot betis akan menarik tendon Achilles. Kontraksi otot betis ini menarik tulang tumit,sehingga terjadi gerakan plantarfleksi (posisi kaki dalam keadaan seperti menjinjit).Kontraksi otot betis yang dibantu tendon Achilles ini berguna dalam aktivitas sehari-hariseperti berjalan, berlari, dan melompat.

Page 2: Mandiri Skenario 2 Muskuloskeletal

LO 1.2 Mikroskopik Tendo Achilles

Tendon Achilles adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendonadalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot ini dalam tubuh adalah bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan seseorang untuk berjalan, melompat, mengangkat beban, dan bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, hal itu menarik pada tulang menyebabkan gerakan ini.

Struktur terbesar dalam skema di atas adalah tendon atau Ligamentum atau tendon kemudian dipecah menjadi entitas yang lebih kecil disebut fasciles (lembaran).Lembaran berisi fibril dasar ligamentum atau tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel biologis yang menghasilkan ligamen atau tendon.Ada karakterisitik struktural pada tingkat ini yang memainkan peran penting dalam mekanisme ligamen atau tendon, yaitu crimp dari fibril. Crimp merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia akan memberikan kontribusi signifikan terhadap hubungan stress regangan nonlinear untuk ligamen dan tendon.

Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot ke tulang disebut tendon.Serat kolagen terdapat pada semua jenis jaringan ikat yang terdiri atas protein- protein kolagen. Dalam keadaan segar, kolagen berwarna putih. Diameternya berkisar antara 1-12 mikron. Beberapa serabut bergabung menjadi berkas serabut yang lebih besar. Dalam keadaan segar bersifat lunak, dan sangat kuat. Susunan serabut kolagen bergelombang, karenannya bersifat lentur. Benang serabut kolagen yang paling halus yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya adalah fibril dengan tebal kurang lebih 0,3 sampai 0,5 µm.Selanjutnya fibril ini disusun oleh satuan serabut yang lebih kecil yang disebut miofibril dengan diameter 45sampai 100nm. Miofibril ini hanya terlihat dengan mikroskop elekron dan tampak mempunyai garis melintang khas dengan periodisitas 67 nm. Serabut kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai pada tendon, ligamen, kapsula, dll. Serabut ini bening dan terlihat garis memanjang. Bilakolagen direbus akan menghasilkan gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsindan enzim kolagenase. Paling tidak telah dikenal 2 jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai α (alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang paling utama dan secara genetik berbeda. Keenam tipe kolagen tersebut adalah :

1. Tipe I tipe kolagen yang paling banyak ditenukan. Terdapat pada jaringan ikat dewasa, tulang, gigi dan sementum

2. Tipe II tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama penyusun matriks tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilago hyalin dan elastic

3. Tipe III Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan ikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan retikuler.

Page 3: Mandiri Skenario 2 Muskuloskeletal

4. Tipe IV terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakan merupakan hasil sel-sel yang langsung berhubungan dengan lamina tersebut

5. Tipe V terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I6.6. Tipe VI : terdapat pada basal lamina

Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I,tendon Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast daritendon Achilles yang putus menghasilkan baik kolagen tipe-I dan tipe-III pada kultur.Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap kekuatan tarikan dank arena itu dapatmempengaruhi putusnya tendon secara spontan. Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan selular yang terorganisir dengan baik,sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit, yang merupakan fibroblast khusus,muncul pada potongan longitudinal.Pengaturan yang baik ini disebabkan oleh sekresikolagen secara sentrifugal yang seragamdisekitar kolom tenosit, yang menghasilkan baik komponen fibriler dan nonfibriler darimatriks eksraseluler dan juga dapat menyerap kembali serat-serat kolagen.

Gerak sendi- Fleksi Dorsalis : M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M.

proneus tertius dan M. extensor hallucis longus.- Fleksi Plantar : M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor hallucis

longus, M. peroneus longus dan brevis M. tibialis posterior

Articulatio:1. Articularis Subtalaris (Talocalcanea)

- Tulang : Os. Talus & os. Calcaneus- Jenis sendi : Gliding- Gerak sendi : Geser- Sumbu gerak : Mempunyai sumbu gerak yang berjalan dari posterior inferior

menuju anterosuperior os. Calcaneus.- Memperkuat sendi : Ligamentum talocalcaneum laterale, ligamentum

talocacaneum mediale, anterior, posterior & logamentum talocalcaneum interoseum. Pada articulatio subtalaris dapat dilihat gerak eversi dimana telapak kaki bergerak ke lateral, sedangkan gerak inversi bergerak ke medial. Seringkali istilah inversi & eversi digantikan dengan istilah pronasi dan supinasi. Eversi 5 derajat terjadi akibat dorsofleksi dan abduksi. Sedangkan inversi 20 derajat akibat plantarfleksi dan adduksi.

2. Articularis Talocalcaneonavicularis- Tulang : Os. Talus, Os. Calcaneus, Os. Cuboideum

Page 4: Mandiri Skenario 2 Muskuloskeletal

- Jenis sendi : Gliding- Gerak sendi : Geser & Rotasi- Memperkuat sendi : Ligamentum talonaviculare & ligamentum

calcaneonaviculare

3. Articularis Calcaneocuboidea- Tulang : Os. Calcaneus & Os. Cuboideum- Jenis sendi : Plana- Gerak sendi : Geser & sedikit rotasi- Memperkuat sendi: Ligamentum calcaneocuboideum dorsale at plantare,

ligamentum plantar longum & articulationes tarsometatarsales

(Bloom dan Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi edisi 12. EGC ; Jakarta)

LO 1.3 Kinesiologi Tendo Achilles

Gerak sendi:

- Fleksi Dorsalis : M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M. proneus tertius dan M. extensor hallucis longus.

- Fleksi Plantar : M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor hallucis longus, M. peroneus longus dan brevis M. tibialis posterior

Gerakan jinjit akibat kerja tendon achilles

Normal: Ketika otot gastrocnemius (di betis) berkontraksi (memendek), tendon yang melekat dari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak. Saat memendek, tendon bergerak ke bawah kaki. Ini adalah tindakan yang memungkinkan seseorang berdiri di atas jari kakinya sendiri, berlari, melompat, berjalan normal, dan untuk naik turun tangga (tindakan jinjit).

Articulatio:a) Articularis Subtalaris (Talocalcanea)

Tulang : Os. Talus & os. Calcaneus

Jenis sendi : Gliding

Gerak sendi : Geser

Sumbu gerak : Mempunyai sumbu gerak yang berjalan dari posteriorinferior menuju anterosuperior os. Calcaneus

Page 5: Mandiri Skenario 2 Muskuloskeletal

Memperkuat sendi: Ligamentum talocalcaneum laterale, ligamentum talocacaneum mediale, anterior, posterior & logamentum talocalcaneum interoseum.

Pada articulatio subtalaris dapat dilihat gerak eversi dimana telapak kaki bergerak ke lateral, sedangkan gerak inversi bergerak ke medial. Seringkali istilah inversi & eversi digantikan dengan istilah pronasi dan supinasi. Eversi 5 derajat terjadi akibat dorsofleksi dan abduksi. Sedangkan inversi 20 derajat akibat plantarfleksi dan adduksi.

b.) Articularis Talocalcaneonavicularis

Tulang : Os. Talus, Os. Calcaneus, Os. Cuboideum

Jenis sendi : Gliding

Gerak sendi : Geser & Rotasi

Memperkuat sendi: Ligamentum talonaviculare & ligamentum calcaneonaviculare

c.) Articularis Calcaneocuboidea

Tulang : Os. Calcaneus & Os. Cuboideum

Jenis sendi : Plana

Gerak sendi : Geser & sedikit rotasi

Memperkuat sendi: Ligamentum calcaneocuboideum dorsale at plantare,

ligamentum plantar longum & articulationes tarsometatarsales

LI. 2. Mampu Memahami dan Menjelaskan Ruptur Tendo Achilles

LO 2.1 Definisi

Putusnya tendon Achilles itu adalah keadaan dimana tendon besar itu di belakang pergelangan kaki itu pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.

Rupture tendon Achilles adalah roben atau putusnya hubungan tendon (jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal.

(Muttaqin, Arif. 2011. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC)

LO 2.2 Etiologi

1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan

risiko pecah

Page 6: Mandiri Skenario 2 Muskuloskeletal

3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola

4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis5. Obesitas

(Price, Anderson Sylvia. 1996. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC.)

LO 2.3 Patofisiologi

Rupture traumatic tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendo akibat perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal sehingga terjadi kontraksi mendadak otot betis dengan kaki terfiksasi kuat kebawah dan diluar kemampuan tendon Achilles untuk menerima suatu beban.

Rupture tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau melompat. Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai keluhan, meliputi nyeri tajam yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan melakukan plantarfleksi, dan respons ansietas pada klien.(Muttaqin, Arif. 2011. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC)

Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibrilkolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabkan pada daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika renggangan yang ditempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen- yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat keteganganantara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller.

Penyebab pasti pecah Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan, atau akibat tendinitis Achilles . Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot betis, maka semakin pendek dan akan menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan kerobekan. Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki anterior bawah dan otot-otot kaki belakang yang lebih rendah juga dapat mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon robek lebih mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan tendon. Jika kaki yang dorsofleksi sedangkan kaki bagian bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat terjadi. Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari tendon sementara otot betis berkontraksi.(Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC)

LO 2.4 Manifestasi Klinik

1. Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami

Page 7: Mandiri Skenario 2 Muskuloskeletal

cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.

2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.

3. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit.4. Tumit tidak bisa digerakan turun naik5. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang

tumit.6. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki.

Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.7. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan,

khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.

8. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat menyarankan diagnosis.

(Price, Anderson Sylvia. 1996. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC.)

LO 2.5 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang1. Pemeriksaan fisik

Lakukan pemeriksaan umum kaki dan pergelangan kaki, berkonsentrasi pada area tertentu sebagai berikut:

Periksa untuk kelembutan pergelangan kaki posterior, bengkak, atau jeda yang teraba di tendon.

Periksa kekuatan otot. Pasien masih mungkin dapat plantarflex pergelangan kaki dengan kompensasi dengan otot lain, tetapi kekuatan akan lemah.Single-ekstremitas meningkat tumit tidak akan mungkin.

Tes fleksi lutut. Periksa posisi istirahat pergelangan kaki dengan lutut tertekuk rawan dan pasien 90°. Kehilangan tegangan normal soleus istirahat gastrocnemius akan memungkinkan pergelangan kaki untuk menganggap posisi yang lebih dorsiflexed dari itu di sisi terluka.

Thompson Test (Simmonds)Posisi pasien rawan dengan jelas kaki meja. Meremas betis biasanya menghasilkan plantarflexion pasif pergelangan kaki. Jika Achilles tendon tidak dalam kontinuitas, pergelangan kaki tidak akan pasif flex dengan kompresi otot betis. Uji Simmonds’ akan positif, meremas otot betis dari sisi yang terkena sementara pasien berbaring rawan, menghadap ke bawah, dengan nya kaki menggantung hasil longgar tidak ada gerakan (tidak ada plantarflexion pasif) kaki, sementara gerakan diharapkan dengan tendon Achilles utuh dan harus diamati pada manipulasi betis terlibat. Berjalan biasanya akan sangat terganggu, karena pasien akan mampu melangkah dari tanah menggunakan kaki terluka. Pasien juga akan dapat berdiri di ujung kaki itu, dan menunjuk kaki ke bawah (plantarflexion) akan terganggu. Nyeri bisa menjadi berat dan pembengkakan adalah umum.

2. Pemeriksaan Penunjang Tes O’Brien

Page 8: Mandiri Skenario 2 Muskuloskeletal

Tes O’Brien juga dapat dilakukan yang memerlukan menempatkan jarum steril melalui kulit dan masuk ke tendon. Jika jarum bergerak dalam arah yang berlawanan tendon dan arah yang sama dengan jari-jari kaki ketika kaki bergerak naik dan turun maka tendon setidaknya sebagian utuh.

RadiografiUntuk mengevaluasi struktur tulang jika bukti hadir dari patah tuberositas calcaneal dan avulsion Achilles tendon,  radiografi biasanya menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Ini sangat tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggi menghantam sumber logam. Gambar X-ray diperoleh dengan memanfaatkan karakteristik redaman yang berbeda padat (misalnya kalsium dalam tulang) dan jaringan kurang padat (misalnya otot) ketika sinar tersebut melewati jaringan dan terekam dalam film. Sinar-X umumnya terkena mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif undifferentiated di latar belakang. Radiografi memiliki sedikit peran dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan luka lain seperti patah tulang calcaneal.

USGUSG dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan kehadiran air mata. Ia bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi suara melalui tubuh Anda. Beberapa suara yang dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar ini tercermin dapat dianalisis dan dihitung ke dalam gambar. Gambar-gambar ini diambil secara real time dan dapat sangat membantu dalam mendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan luka atau mungkin air mata. Perangkat ini membuatnya sangat mudah untuk menemukan kerusakan struktural untuk jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera ini.

Magnetic Resonance Imaging (MRI)MRI dapat digunakan untuk membedakan pecah lengkap dari degenerasi tendon Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan seragam jutaan proton berjalan melalui tubuh. proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang mengetuk beberapa dari mereka keluar dari keselarasan. Ketika proton ini kembali mereka memancarkan gelombang radio sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh komputer 3D untuk membuat gambar penampang tajam dari area of interest. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto kualitas yang sangat tinggi sehingga mudah bagi teknisi untuk melihat air mata dan cedera lainnya.

Musculosceletal UltrasonographyMusculosceletal Ultrasonography dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan kehadiran air mata. Ia bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh Anda. Beberapa suara yang dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstitial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar tercermin dapat dianalisis dan dihitung ke dalam gambar. Gambar-gambar diambil secara real time dan dapat sangat membantu dalam mendeteksi gerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau air mata. Perangkat ini membuatnya sangat mudah untuk melihat kerusakan struktural pada jaringan lunak, dan metode yang

Page 9: Mandiri Skenario 2 Muskuloskeletal

konsisten untuk mendeteksi jenis cedera. Pencitraan ini modalitas murah, tidak melibatkan radiasi pengion dan, di tangan ultrasonographers terampil, mungkin sangat handal.

Foto RöntgenFoto Röntgen digunakan untuk melihat tendon yang rusak pada bagian otot tubuh.

(Muttaqin, Arif. 2011. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC)

LO 2.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding

LO 2.7 Komplikasi

Komplikasi rupture tendon Achilles yaitu infeksi. infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis, masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit, mikroorganisme kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti bakteri, virus, jamur dan lain-lainnya.

LO 2.8 Penatalaksanaan

1. Stabilisasi awalSetelah diagnosis dibuat,  pergelangan kaki harus splinted dalam equinus dengan baik empuk untuk membantu elevasi mengendalikan pembengkakan.

2. Nonoperative: Orthosis pergelangan kakiIndikasi treatment harus individual kepada pasien Selama 10 minggu berikutnya, pergelangan kaki secara bertahap dibawa ke posisi plantigrade dengan perubahan cor kira-kira setiap 2 minggu. Berat tubuh diperbolehkan setelah 6 minggu.Setelah casting, angkat tumit biasanya dipakai selama beberapa bulan.

3. Operative Perbaikan langsung

Indikasi lebih sering terjadi pada cedera akut (<6 minggu). Rekonstruksi dengan interposisi EDL atau plantaris.

4. Terapi FisikBanyak  rehabilitasi tersedia. Umumnya, terapi awalnya melibatkan progresif, gerakan kaki aktif dan berkembang menjadi berat tubuh dan memperkuat. Ada tiga hal yang perlu diingat saat merehabilitasi sebuah Achilles pecah:

Rentang gerak. Rentang gerak ini penting karena dibutuhkan ke dalam pikiran ketatnya tendon diperbaiki. Ketika awal rehabilitasi pasien harus melakukan peregangan ringan dan meningkatkan intensitas sebagai waktu mengizinkan dan nyeri.

Kekuatan fungsional. Tendon ini penting karena merangsang perbaikan jaringan ikat, yang dapat dicapai saat melakukan "peregangan pelari," (menempatkan jari-jari kaki beberapa inci sampai dinding sementara tumit Anda ada di tanah). Melakukan peregangan untuk mendapatkan kekuatan fungsional juga penting karena meningkatkan penyembuhan pada tendon, yang pada gilirannya akan menyebabkan kembali cepat untuk kegiatan. Peregangan ini harus lebih intens dan harus melibatkan beberapa jenis berat bantalan, yang membantu reorientasi dan memperkuat serat kolagen di pergelangan kaki terluka. Sebuah hamparan populer digunakan untuk tahap rehabilitasi adalah menaikkan kaki pada permukaan yang tinggi.

Page 10: Mandiri Skenario 2 Muskuloskeletal

Kadang-kadang dukungan orthotic. Ini tidak ada hubungannya dengan peregangan atau memperkuat tendon, melainkan di tempat untuk menjaga pasien nyaman. Ini adalah menyisipkan dibuat custom yang sesuai ke dalam sepatu pasien dan membantu dengan pronasi tepat kaki, yang merupakan yang dapat menyebabkan masalah dengan Achilles.

5. Operasi Tindakan operasi dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus

disambungkan kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap paling efektif dalam penatalaksanaan tendon yang terputus.

Tindakan non operasi dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk dilakukan tindakan operasi.

Ada dua jenis operasi, operasi terbuka dan operasi perkutan.a. Operasi terbuka sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendon Achilles

dijahit bersama-sama. Dalam pecah lengkap atau serius tendon plantaris atau otot vestigial lain dipanen dan melilit tendon Achilles, meningkatkan kekuatan tendon diperbaiki. Jika kualitas jaringan buruk, misalnya cedera telah diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan mesh penguatan (kolagen, Artelonatau bahan lainnya degradable).

b. Perkutan operasi, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil, bukan satu sayatan besar, dan menjahit tendon kembali bersama-sama melalui sayatan. Pembedahan mungkin tertunda selama sekitar satu minggu setelah pecah untuk membiarkan pembengkakan turun. Untuk pasien menetap dan mereka yang memiliki vasculopathy atau risiko untuk penyembuhan miskin, perkutan bedah perbaikan mungkin pilihan pengobatan yang lebih baik daripada perbaikan bedah terbuka.

(V. Sammarco. 2009. Perbaikan Bedah Tibialis Anterior Rupture Tendon Akut dan Kronis. Jakarta: EGC.)

LO 2.9 Prognosis

Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembai normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelahcedera terjadi.