tugas mandiri skenario 3

Upload: putri-nurfadhilah

Post on 19-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok cairan

TRANSCRIPT

Putri Nurfaadhilah Basari1102013232B-9

LO 1. Memahami dan Menjelaskan Asam Basa1.1 Klasifikasi dan Contoh Asam Basa

Asam adalah sekelompok zat yang mengandung hidrogen yang mengalami disosiasi atau terpisah dalam larutan untuk menghasilkan H bebas dan anion.Basa adalah bahan yang dapat berikatan dengan H bebas dan menarik ion tersebut dari larutan.

KlasifikasiBerdasarkan kekuatannya

ASAM KUATAsam kuat adalah asam yang seluruhnya terionisasi di dalam larutan air. Contohnya HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, dan HClO4.Kekuatan asam dari seluruh asam kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut air, walaupun kemampuan untuk menyumbangkan hidrogen berbedaKesetimbangan reaksi asam kuat bergerak ke arah kanan (=1)

BASA KUATBasa kuat yaitu basa yang bereaksi sempurna menghasilkan ion OH- bila dilarutkan dalam air. Ion amida (NH2-) dan hidrida (H-) merupakan basa kuat Kekuatan basa dari seluruh basa kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut air, walaupun kemampuan untuk menyumbangkan OH- berbeda. Kesetimbangan reaksi basa kuat bergerak ke arah kanan (=1)

ASAM LEMAHAsam lemah jika perpindahan ion hidrogen ke air tidak berlangsung sampai selesai (mencapai kesetimbangan)Asam lemah merupakan elektrolit lemahAsam lemah menghasilkan sifat koligatif yang lebih kecil daripada asam kuat

Reaksi kesetimbangan asam lemah

HA(aq) + H2O(l)H3O+(aq) + A-(aq)Rumus kesetimbangan[H3O+] [A-]= Ka[HA]Ka adalah tetapan kesetimbangan asam pada suhu tertentu

BASA LEMAHPenjelasan asam lemah mirip dengan basa lemahKb = ketetapan kesetimbangan basaBasa lemah bereaksi dengan air untuk menghasilkan OH-Jumlah ion yang dihitung [OH-]Kb dari basa lemah lebih kecil dari 1 dan semakin lemah suatu basa, semakin kecil nilai Kb-nya

Berdasarkan bentuk ionAsam anion (-), contohnya: H2SO4, SO3Asam Kation (+), contohnya: NH4, H3OBasa anion (-), contohnya : Cl, CBasa kation (+), contohnya: Na+

Asam yang berasal dari proses metabolismeAsam volatil : Asam yang mudah menguap, dapat berubah bentuk menjadi cair maupun gasContoh : CO2Asam non-volatil : Asam yang tidak mudah menguap, tidak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk diekskresikan oleh paru-paru, tetapi harus diekskresikan oleh ginjal. Dapat berupa : Asam organik dan Asam anorganik

Berdasarkan kemampuan ionisasi asam dan basaAsam dan basa monoprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan satu ion H atau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi primer)Contoh : asam monoprotik [HCl, HN, CCOOH] basa monoprotik [NaOH, KOH]Asam dan basa diprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 2 ion H atau ion OH (dikenal dengan ionisasi sekunder)Contoh : asam diprotik [S H2S] basa diprotik [Mg(OH, Ca(OH)2, Ba(OH)2]Asam dan basa poliprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 3 atau lebih ion H atau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi tersier)Contoh : asam poliprotik [P] basa poliprotik [Al(OH)3]

1.2 Indikator Asam BasaIndikatorasam basaadalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan, dengan tujuan mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut. Indikator asam basa biasanya adalah asam atau basa organik lemah. Senyawa indikator yang tak terdisosiasi akan mempunyai warna berbeda dibanding dengan indikator yang terionisasi. Sebuah indikator asam basa tidak mengubah warna dari larutan murni asam ke murni basa pada konsentrasi ion hidrogen yang spesifik, melainkan hanya pada kisaran konsentrasi ion hidrogen. Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan warna, yang menandakan kisaran pH.

Penggunaan Indikator Asam BasaLarutan yang akan dicari tingkat keasamannya diberi suatu asam basa yang sesuai, kemudian dilakukan suatu titrasi. Perubahan pH dapat diketahui dari perubahan warna larutan yang berisi indikator. Perubahan warna ini sesuai dengan kisaran pH yang sesuai dengan jenis indikator.

Indikator yang Biasa DigunakanDi bawah ini ada beberapa indikator asam basa yang sering digunakan. Indikator dapat bekerja pada larutan, maupun alkohol sesuai dengan sifatnya. Inilah contoh indikator yang digunakan untuk mengetahui pH.

IndikatorRentang pHKuantitas penggunaan per 10 mlAsamBasa

Timol biru1,2-2,81-2 tetes 0,1% larutanmerahkuning

Pentametoksi merah1,2-2,31 tetes 0,1% dlm larutan 0% alkoholmerah-ungutak berwarna

Tropeolin OO1,3-3,21 tetes 1% larutanmerahkuning

2,4-Dinitrofenol2,4-4,01-2 tetes 0,1% larutan dlm 50% alkoholtak berwarnakuning

Metil kuning2,9-4,01 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkoholmerahkuning

Metil oranye3,1-4,41 tetes 0,1% larutanmerahoranye

Bromfenol biru3,0-4,61 tetes 0,1% larutankuningbiru-ungu

Tetrabromfenol biru3,0-4,61 tetes 0,1% larutankuningbiru

Alizarin natrium sulfonat3,7-5,21 tetes 0,1% larutankuningungu

-Naftil merah3,7-5,01 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkoholmerahkuning

p-Etoksikrisoidin3,5-5,51 tetes 0,1% larutanmerahkuning

Bromkresol hijau4,0-5,61 tetes 0,1% larutankuningbiru

Metil merah4,4-6,21 tetes 0,1% larutanmerahkuning

Bromkresol ungu5,2-6,81 tetes 0,1% larutankuningungu

Klorfenol merah5,4-6,81 tetes 0,1% larutankuningmerah

Bromfenol biru6,2-7,61 tetes 0,1% larutankuningbiru

p-Nitrofenol5,0-7,01-5 tetes 0,1% larutantak berwarnakuning

Azolitmin5,0-8,05 tetes 0,5% larutanmerahbiru

Fenol merah6,4-8,01 tetes 0,1% larutankuningmerah

Neutral merah6,8-8,01 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkoholmerahkuning

Rosolik acid6,8-8,01 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkoholkuningmerah

Kresol merah7,2-8,81 tetes 0,1% larutankuningmerah

-Naftolftalein7,3-8,71-5 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkoholmerah mawarhijau

Tropeolin OOO7,6-8,91 tetes 0,1% larutankuningmerah mawar

Timol biru8,0-9,61-5 tetes 0,1% larutankuningbiru

Fenolftalein (pp)8,0-10,01-5 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkoholtak berwarnamerah

-Naftolbenzein9,0-11,01-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkoholkuningbiru

Timolftalein9,4-10,61 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkoholtak berwarnabiru

Nile biru10,1-11,11 tetes 0,1% larutanbirumerah

Alizarin kuning10,0-12,01 tetes 0,1% larutankuninglilac

Salisil kuning10,0-12,01-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkoholkuningoranye-coklat

Diazo ungu10,1-12,01 tetes 0,1% larutankuningungu

Tropeolin O11,0-13,01 tetes 0,1% larutankuningoranye-coklat

Nitramin11,0-13,01-2 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkoholtak berwarnaoranye-coklat

Poirrier's biru11,0-13,01 tetes 0,1% larutanbiruungu-pink

Asam trinitrobenzoat12,0-13,41 tetes 0,1% larutantak berwarnaoranye-merah

Indikator Asam Basa Alami

Senyawa alam banyak yang digunakan sebagai indikator asam basa alami. Beberapa tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam basa alami antara lain adalah kubis ungu, sirih, kunyit, dan bunga yang mempunyai warna (anggrek, kamboja jepang, bunga sepatu, asoka, bunga kertas). Cara membuat indikator asam basa alami adalah: Menumbuk bagian bunga yang berwarna pada mortar. Menambahkan sedikit akuades pada hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair. Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan dan diteteskan dalam keramik. Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga ekstrak dapat berubah warna.

Inilah hasil pengamatan beberapa indikator asam basa alami.

Warna BungaNama BungaWarna Air BungaWarna Air Bunga Keadaan AsamWarna Air Bunga Keadaan Basa

MerahKembang sepatuUngu mudaMerahHijau tua

KuningTerompetKuning keemasanEmas mudaEmas tua

UnguAnggrekUngu tuaPink tuaHijau kemerahan

MerahAsokaCoklat mudaOranye mudaCoklat

KuningKunyitOranyeOranye cerahCoklat kehitaman

UnguBougenvillePink tuaPink mudaCoklat teh

PinkEuphorbiaPink keputih-putihanPink mudaHijau lumut

MerahKambojaCoklat tuaCoklat oranyeCoklat kehitaman

1.3 Cara Penentuan pH Asam BasaSecara kualitatif PH di perkirakan dengan menggunakan kertas lakmus (litmus) atau suatu indicator (kertas indikator PH) . Jika menunjukkan warna merah berarti keasaman larutan naik (asam)Jika menunjukkan warna biru berarti keasaman larutan turun (basa)Lalu menggunakan indicator universal , alat PH meter.

Secara kuantitatif pengukuran PH menggunakan elektroda potensiometrik . elektroda ini memutar perubahan voltase yang di sebabkan oleh perubahan aktivitas ion hydrogen (H+) dalam larutan .

Rumus mencari PHAsam kuat PH = -log [H+]Asam lemahPH = Pka + log garam/asamBasa lemahPH = Pka + log garam / basaBasa kuatPoH = - log [OH-]

1.4 Keseimbangan Asam Basa

Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen, keseimbangan antara ion [] bebas dan [HC] dalam cairan tubuh sehingga pH darah 7,35 7,45 atau keseimbangan tubuh yang harus dijaga kadar ion [] bebas dalam batas normal maupun pembentukan asam maupun basa terus berlangsung dalam kehidupan. Cairan tubuh harus dilindungi dari perubahan pH karena sebagian besar enzim sangat peka terhadap perubahan pH. Mekanisme protektif harus berlangsung aktif dan secara terus menerus karena proses metabolisme juga menyebabkan terbentuknya asam dan basa secara terus menerus (asam karbonat, asam sulfat, asam fosfat, asam laktat, asam sitrat, asam asetoasetat, ion ammonium, -hidroksibutirat).Karena ion [] berpengaruh besar dalam keseimbangan asam-basa, maka faktor yang mempengaruhi [] juga mempengaruhi keseimbangan asam basa, yaitu :1. Lebihnya kadar [] yang ada dalam cairan tubuh, berasal dari1. Pembentukan C yang sebagian berdisosiasi menjadi H+ dan HC1. Katabolisme zat organik1. Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedik, contoh pada metabolik lemak terbentuk asam lemak dan laktat yaitu melepaskan [H+]1. Keseimbangan intake dan output ion [H+] tubuh Bervariasi tergantung dari:1. Diet ( makanan ), H+ naik, jika kebanyakan makan asam (asidosis), sedangkan dengan mengkonsumsi sayur dan buah bersifat basa banyak menghasilkan HC.1. Aktivitas yaitu lari cepat membuat tubuh kita asam karena menghasilkan banyak CO2 sehingga pH turun1. Proses anaerob yaitu lebih banyak penumpukan asam laktat seperti olahraga berat sehingga menimbulkan reaksi asam dan membuat pH turunPengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga sistem,yaitu :1. Sistem buffer1. Sistem respiratorik (sistem paru)1. Sistem metabolik (sistem ginjal)

1. Sistem bufferSistem buffer disebut juga sistem penahan atau sistem penyangga, karena dapat menahan perubahan pH.Sistem buffer merupakan larutan yang mengandung asam dan basa konjugasinya.Sistem buffer kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam basa sementara. Jika dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru paru yang merespon secara cepat terhadap perubahan ion H+ dalam darah karena rangsangan kemoreseptor dan pusat pernafasan mempertahankan kadar [H+] sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut, ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H+ dengan mensekresikan ion H+ dan menambahkan HC baru dalam darah karena memiliki dapar fosfat.

Didalam tubuh terdapat beberapa sistem buffer, yaitu :

1. Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat1. Sistem buffer hemoglobin1. Sistem buffer protein1. Sistem buffer fosfat

Fungsi utama sistem buffer ini adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organik pada cairan ekstraseluler. Sistem ini memiliki keterbatasan, yaitu :1. Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan karena peningkatan CO21. Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistem pernafasan bekerja normal.1. Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion bikarbonat.

1. Sistem buffer asam karbonat-bikarbonatSistem buffer ini merupakan suatu komponen yang paling penting pada pengaturan pH cairan ekstraseluler. Sistem buffer bikarbonat merupakan sistem buffer istimewa, sistem buffer tetap merupakan sistem buffer terbaik pada pH 7.4 walaupun Pka nya 6.1, karena dapat mengeluarkan CO2 melalui paru dan jumlahnya banyak. Tubuh mempertahankan sistem buffer bikarbonat ini dengan pengaturan kadar karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal. H2O + CO2 H2CO3 H+ + HCO3-CO2 bereaksi dengan H2O membentuk CO3 yang kemudian berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat melalui reaksi reversibel. Bila terjadi peningkatan ion hidrogen, terjadi interaksi dengan ion bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat.Berarti dalam hal ini ion bikarbonat bertindak sebagai basa lemah yang menerima kelebihan ion hidrogen. Asam karbonat yang terbentuk akan mengalami disosiasi menjadi CO2 dan air, dan CO2 yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui paru.

1. Sistem buffer hemoglobinBuffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang bekerja di dalam sel darah merah. Hb dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin, yaitu asam amino yang dapat berikatan secara reversibelion hidrogen, menghasilkan Hb bentuk berproton dan tidak berproton.

Na+ + HCO3 NaHCO3 Hb- + H+ HHb (PK 7-8)

Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnya menjadi karbonat karena didalam sitoplasma terkandung anhidrase karbonat, dan proses pengikatan terjadi dengan cepat karena CO2 berdifusi cepat melintasi membran sel darah merah tanpa memerlukan mekanisme transport aktif membran sel. Kemampuan pengaturan ini dikenal sebagai sistem buffer hemoglobin.

Buffer utama cairan ekstraseluler adalah sistem bikarbonat dan hemoglobin. Hb penting untuk pengangkutan oksigen ke jaringan, pengangkut CO2 dan sebagai sistem buffer yang kuat.

1. Sistem buffer proteinSistem buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraserselular dan interstitial.Protein sebagai buffer berinteraksi secara ekstentif dengan sistem buffer lainnya. Protein tersusun oleh asam amino yang mempunyai sifat amfoter, yaitu asam amino akan bersifat sebagai kation pada suasana asam dan bersifat sebagai anion pada suasana basa.

Fungsi pengaturan buffer protein:1. Bila terjadi penurunan pH, gugus amino (-NH2) dari asam amino akan bertindak sebagai basa lemah dengan mengikat ion hidrogen dan membentuk ion amonium. Gugus amino bertindak sebagai akseptor proton.1. Bila terjadi peningkatan pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalami disosiasi dan berubah menjadi ion karboksil dan ion H+. Gugus karboksil bertindak sebagai donor proton.

Cairan interstitium yang mengandung protein dan asam amino terdisosiasi ikut berperan mengatur pH. Protein mengandung asam amino histidin yang mempunyai cincin imitazol dengan Pka = 6.0. Pada kebanyakan protein Pk sekitar 7.0-7.4. Proses pengaturan melalui sistem buffer protein berjalan lambat karena ion hidrogen harus melalui proses difusi membran sel yang dipengaruhi oleh pompa natrium.

1. Sistem buffer FosfatSistem dapar ini berperan penting dalam pendaparan cairan tubulus ginjal dan cairan intrasel.Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darah.Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H2PO4-) dengan monohidrogen fosfat (HPO32-).Sistem penyangga fosfat bekerja dalam cara yang serupa untuk mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa lemah. Natrium hidrogen fosfat ( ) adalah basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat ( NaP) adalah asam lemah

HCl + Na2HPO4 NaH2PO4 + NaClNaOH + NaH2PO4 Na2HPO4 + H2OH2PO4-(aq) + H +(aq) H 2 PO 4(aq)H2PO4 - (aq) + OH -(aq) --> HPO42-(aq)) + H2O (aq)

Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

1. Sistem respiratorik (sistem paru)1. Sistem pernapasan berperan penting bagi keseimbangan asam-basa karena kemampuannya mengubah ventilasi paru-paru sehingga dapat mengubah kecepatan ekskresi C penghasil yang diatur oleh konsentrasi arteri.1. Pengaturan pernapasan terhadap keseimbangan asam basa merupakan tipe sistem penyangga fisiologis. Seluruh tenaga penyangga sistem pernapasan adalah 1 atau 2 kali lebih besar daripada tenaga penyangga kimia.1. Rata-rata secara normal terdapat sekitar 1,2 mmol/liter C yang terlarut dalam cairan ekstraseluler yang sama dengan 40mmHg PC. Bila pembentukan C metabolik meningkat, cairan ekstraseluler PC juga meningkat.1. Jika konsentrasi meningkat, pusat pernapasan di batang otak secara refleks terangsang untuk meningkatkan C ventilasi paru-paru yang mengakibatkan kedalaman nafas meningkat sehingga lebih banyak yang dikeluarkan sehingga jumlah yang ditambahkan ke dalam cairan tubuh berkurang. Karena C membentuk asam, pengeluaran Cpada dasarnya adalah pengeluaran asam dari tubuh. Jadi, pH tubuh dapat kembali ke pH normal. Jadi, peningkatan ventilasi alveolus menurunkan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler dan meningkatkan pH. Begitu pula sebaliknya.1. Konsentrasi ion hidrogen juga berpengaruh terhadap kecepatan ventilasi alveolus. Sewaktu kecepatan alveolus menurun karena disebabkan oleh peningktan pH dan penurunan konsentrasi hidrogen, jumlah oksigen yang ditambahkan ke dalam darah menurun dan tekanan parsial oksigen di dalam darah juga menurun sehingga memberikan efek merangsang kecepatan ventilasi.1. Paru-paru sangat penting dalam mempertahankan konsentrasi plasma. Setiap hari, paru-paru mengeluarkan yang berasal dari asam karbonat dari cairan tubuh , lebih banyak daripada jumlah yang dikeluarkan oleh ginjal.1. Sistem pernapasan juga dapat menyesuaikan jumlah yang ditambahkan ke cairan tubuh dari sumber sesuai dengan kebutuhan untuk memulihkan pH ke arah normal apabila terjadi fluktuasi konsentrasi dari sumber-sumber asam non-karbonat.1. Pengaturan oleh sistem pernapasan bekerja dengan kecepatan sedang dan hanya aktif berperan jika sistem penyangga kimiawi saja tidak mampu meminimalkan perubahan konsentrasi . Jika kelainan non-respiratorik mengubah konsentrasi , sistem pernapasan hanya akan dapat mengembalikan pH 50-75% dari normal karena gaya pendorong yang mengatur respon ventilasi kompensatorik lenyap apabila pH bergeser ke arah normal.1. Jika perubahan konsentrasi , terjadi akibat fluktuasi konsentrasi C yang timbul dari gangguan pernapasan, mekanisme pernapasan sama sekali tidak dapat berperan mengontrol pH.

1. Sistem metabolik (sistem ginjal)Ginjal tidak saja dapat mengubah-ubah pengeluaran , tetapi juga dapat menahan atau mengeliminasi HCinjal juga mampu memulihkan pH hampir tepat ke normal walaupun membutuhkan yang lebih lama.Ginjal mengontrol pH cairan tubuh dengan menyesuaikan 3 faktor yaitu :

1. Ekskresi ion hidrogen1. Paru-paru hanya mampu mengeluarkan asam karbonat melalui eliminasi C . Tugas untuk mengeliminasi yang berasal dari asam sulfat, fosfat, laktat dan asam lain terletak di dalam ginjal.1. Ginjal tidak saja secara kontinu mengeluarkan dalam jumlah normal yang terus menerus dihasilkan dari sumber-sumber asamnon-karbonat, tetapi, juga mengubah-ubah kecepatan sekresinya untuk mengkompensasi perubahan konsentrasi yang timbul dari kelainan konsentrasi asam karbonat.1. Besarnya sekresi bergantung pada status asam basa pada sel tubulus ginjal dan tidak dipengaruhi oleh pengaruh hormonal.1. Proses sekresi berawal di sel-sel tubulus dengan C yang datang dari 3 sumber yaitu Cyang berdifusi dari plasma atau dari cairan tubulus atau C yang diproduksi secara metabolis di dalam sel tubulus. Lalu C dan O membentuk yang akan berdisosiasi membentuk dan HC. Suatu pembawa yang bergantung energi di membran luminal kemudian mengangkut keluar sel ke dalam lumen tubulus. Di bagian nefron, pembawa ini mengangkut yang berasal dari filtrat glomerulus ke arah yang berlawanan. Karena reaksi ini diawali dengan C jadi kecepatannya bergantung pada konsentrasi C, jika konsentrasi Cmeningkat, maka reaksi akan berlangsung cepat.1. Jika konsentrasi di plasma tinggi, sel-sel tubulus akan berespon dengan mensekresikan dalam jumlah yang lebih untuk disekresikan ke dalam urin, begitu pula sebaliknya. Ginjal tidak dapat meningkatkan konsentrasi plasma dengan mereabsorpsi yang sudah difiltrasi karena tidak terdapat mekanisme tersebut di dalam ginjal.

1. Ekskresi bikarbonatSebelum dibuang oleh ginjal, yang dihasilkan dari asam non-karbonat disangga oleh HC plasma.Ginjal mengatur konsentrasi HC plasma melalui 2 mekanisme yaitu:1. Reabsorpsi HC yang difiltrasi kembali ke plasma1. Ion bikarbonat tidak mudah menembus membran luminal sel-sel tubulus ginjal sehingga tidak dapat difiltrasi dan direabsorpsi secara langsung.1. Ion hidrogen yang disekresikan ke luar sel tubulus berikatan dengan HC yang difiltrasi untuk membentuk C. Lalu di bawah pengaruh karbonat anhidrase, C tersebut teruari menjadi O dan C. Lalu C masuk kembali ke dalam sel tubulus karena C mampu dengan mudah menembus membran sel tubulus. Di dalam sel, di bawah pengaruh karbonat anhidrase intrasel, Cbergabung kembali dengan H2O membentuk C yang akan terurai menjadi dan HC. Karena dapat menembus membran basolateral sel tubulus, HCsecara pasif berdifusi keluar sel masuk ke dalam plasma kapiler-peritubulus. HC ini seolah-olah direabsorpsi padahal sebenarnya tidak.1. Dalam keadaan normal, ion hidrogen yang disekresikan ke dalam lumen tubulus lebih banyak dibandingkan dengan ion bikarbonat yang difiltrasi. Sehingga semua ion bikarbonat yang difiltrasi biasanya direabsorpsi karena tersedia di lumen tubulus untuk berikatan dengannya.

1. Penambahan HC yang baru ke dalam plasma1. Pada saat semua HC yang difiltrasi telah direabsorpsi dan sekresi tambahan telah dihasilkan oleh disosiasi C, HC yang dihasilkan berdifusi ke dalam plasma sebagai HC yang baru. Disebut baru karena kemunculannya di dalam plasma tidak berikatan dengan reabsorpsi HC yang difiltrasi. Sementara itu, yang dihasilkan bergabung dengan penyangga fosfat basa dan kemudian dieksresi di urin.

Selama asidosis, ginjal melakukan kompensasi sebagai berikut :1. Meningkatkan sekresi dan ekskresi di urin sehingga kelebihan dapat dieliminasi dan konsentrasi di plasma menurun.1. Mereabsorpsi semua ion bikarbonat yang difiltrasi disertai dengan penambahan ion bikarbonat baru ke plasma sehingga konsentrasi ion bikarbonat plasma meningkat.1. Begitu pula sebaliknya pada alkalosis.

1. Sekresi amonia1. Terdapat dua penyangga urin yang penting yaitu penyangga fosfat (yang difiltrasi) dan amonia (NH3) yang disekresi.1. Dalam keadaan normal, ion hidrogen yang disekresikan, pertama disangga oleh sistem penyangga fosfat, yang berada di dalam lumen tubulus karena kelebihan ingesti fosfat telah difiltrasi tetapi tidak direabsorpsi. Jika sekresi ion hidrogen meningkat, kapasitas fosfat urin untuk menyangga akan terlampaui,tetapi ginjal tidak dapat mengeluarkan lebih banyak fosfat basa, maka semua ion fosfat basa akan diekskresikan agar berikatan dengan ion hidrogen.1. Lalu sel-sel tubulus mensekresikan N ke dalam lumen tubulus setelah penyangga fosfat urin menjadi jenuh. Lalu, ion Hidrogen akan terus berikatan dengan N untuk membentuk ion amonium (N)1. Ion amonium akan keluar melalui urin setiap ia mengangkut ion hidrogen.1. Nsengaja disintesis dari asam amino glutamin (setiap satu molekul glutamin menghasilkan dua ion Nyang akan dieksresikan melalui urin dan ion bikarbonat yang akan dikembalikan ke darah) di dalam sel tubulus kemudian berdifusi mengikuti penurunan gradien konsentrasike dalam lumen tubulus. Kecepatannya diatur oleh jumlah kelebihan ion hidrogen yang akan diangkut di urin.1. Untuk setiap N yang dieksresikan, dihasilkan HC yang baru untuk ditambahkan ke dalam darah.1. Sekresi N selama asidosis berfungsi untuk menyangga kelebihan ion hidrogen di dalam lumen tubulus, sehingga ion hidrogen dapat disekresikan dalam jumlah besar ke dalam urin sebelum pH semakin menurun sampai batas 4,5.

LO 2. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam Basa2.1 Definisi dan KlasifikasiGangguan keseimbangan asam basa bila terjadi keadaan asidosis atau alkalosis maka tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi oleh paru-paru dan ginjal,dengan merubah komponen PaCO2 dan HCO3.

Asidosis Metabolik Adalah gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan []). [HC] ECF adalah kurang dari 22 mEq/L dan pH-nya kurang dari 7.35.Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan PaCmelalui hiperventilasi sehingga asidosis metabolik jarang terjadi secara akut.Asidosis Respiratorik peningkatan PCO2 arteri akibat berkurangnya ventilasi CO2 yang tertahan di dalam tubuh berada dalam keadaan seimbang dengan H2CO3, yang selanjutnya berada dalam keseimbangan dengan HCO3- sehingga HCO3- plasma meningkat dan pH menurun.

Alkalosis Metabolik adalah gangguan yang di tandai dengan peningkatan pH, Penurunan PaCO2 da HCO3-.

Alkalosis Respiratorik adalah gangguan yang di tandai dengan peningkatan pH. Penurunan PaCO2 dan Peningkatan HCO3-.

2.2 EtiologiAsidosis MetabolikPenyebab mendasar asidosis metabolik yaitu :1. Kehilangan bikarbonat basa1. Pembentukan asam yang berlebihan di dalam tubuh1. Berkurangnya kadar ion HC dalam tubuh1. Retensi ion H+ dalam tubuh1. Penambahan asam Oksidasi lemak tak sempurna pada asidosis dibetika / kelaparan Oksidasi karbohidrat tak sempurna pada asidosis laktat1. Berbagai gangguan, seperti gagal ginjal, asidosis laktat, produksi badan keton naik, hyperaldosteron, keracunan

Penyebab asidosis metabolik umumnya dibagi dalam dua kelompok berdasarkan selisih anion yang normal atau meningkat.Penyebab asidosis metabolik dengan selisih anion yang tinggi adalah peningkatan anion tak terukur seperti asam sulfat, asam fosfat, asam laktat, dan asam asam organik lainnya.

Asidosis RespiratorikAsidosis respiratorik terjadi karena deepresi pusat pernafasan, kaelainan atau pengaruh penyakit yang menyerang otot dinding dada, dan trauma toraks berat. Selain itu karena inhibisi pusat pernafasan, penyakit nuueromuskular, obstruksi jalan nafas, kelainan restriktif, mechanical underventilation dan over feeding.

Alkalosis Metabolikalkalosis metabolik disebabkan oleh kelebihan alkali (basa) yaitu bikarbonat dalam darah.Kisaran normal pH darah adalah 7,36-7,44, yang berarti darah cenderung bersifat basa.Sebagai pengingat, pH 7,0 dianggap netral, pH di atas 7,0 bersifat basa, sedangkan dibawah 7,0 adalah asam.Penyebab metabolik alkalosis diantaranya adalah:

0. Kehilangan asamKehilangan asam (atau kehilangan hidrogen) bisa terjadi akibat muntah atau melalui buang air kecil.Muntah menyebabkan hilangnya asam klorida dalam tubuh.2. Penggunaan obat tertentuPenggunaan obat tertentu dan obat diuretik juga dapat menyebabkan buang air kecil berlebihan. Kondisi ini akan memicu alkalosis hipokalemia akibat hilangnya kalium dari tubuh.3. DiareDiare juga bisa menyebabkan alkalosis akibat tubuh kehilangan klorida.4. Obat AlkaloticObat Alkalotic tertentu seperti yang diberikan untuk mengobati ulkus peptikum dan hyperacidity juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan asam-basa.5. Kontraksi ruang ekstraselularKontraksi ruang ekstraselular terjadi karena asupan obat diuretik yang menyebabkan alkalosis metabolik.6. HipokalemiaHipokalemia juga dapat dikaitkan dengan alkalinitas yang berlebihan dalam tubuh.

Alkalosis Respiratorik1. Rangsangan hipoksemik1. Penyakit paru dengan gradien A a 1. Penyakit jantung dengan right to left shunt 1. Penyakit jantung dengan edema paru 1. Anemia gravis1. Stimulasi pusat pernapasan di medula1. Kelainan neurologis1. Psikogenik, misalnya serangan panik, nyeri 1. Gagal hati dengan ensefalopati 1. Kehamilan 1. Mechanical overventilation 1. Sepsis 1. Pengaruh obat ; salisilat, hormon progesteron

2.3 ManifestasiAsidosis MetabolikpH lebih dari 7,1:1. Rasa lelah (fatique)1. Sesak nafas (Kussmaull)1. Nyeri perut1. Nyeri tulang1. Mual/muntah

pH kurang dari atau sama dengan 7,1:1. Gejala pada pH > 7,11. Efek inotropik negative, aritmia1. Kontriksi vena perifer1. Dilatasi arteri perifer (penurunan resistensi perifer)1. Penurunan tekanan darah1. Aliran darah ke hati menurun1. Kontriksi pembuluh darah paru (pertukaran O2) terganggu

Asidosis Respiratoriksakit kepala, mengantuk berlebihan hingga kehilangan kesadaran (koma).

Alkalosis MetabolikPernapasan lambat merupakan gejala utama dari alkalosis metabolik. Pernapasan lambat berpotensi menyebabkan Apnea, yaitu tidak bernapas sama sekali untuk interval waktu tertentu.Kondisi ini memicu perubahan warna pada kulit sehingga menjadi kebiruan atau keunguan.Detak jantung juga akan berlangsung lebih cepat yang disertai penurunan tekanan darah.Gejala lain alkalosis metabolik meliputi mati rasa dan kesemutan, berkedut, kejang otot, mual, muntah, dan diare.Penderita juga mengalami kebingungan dan pusing, sedang pada kasus berat mengakibatkan koma dan kejang.

Alkalosis RespiratorikGejala 1. Rasa cemas berlebihan 1. Sesak napas 1. Nyeri dada 1. Pusing 1. Kesemutan 1. Parestesia 1. Circumoral numbness

2.4 Biokimia dan Fisiologi (Asidosis Metabolik)Ciri: [HCO3-]