skenario 2 kehamilan (mandiri)
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
1/22
1. FISIOLOGI KEHAMILAN1.1PROSES TERJADINYA KEHAMILAN
Untuk terjadinya kehamilan butuh adanya spermatozoa,ovum,pembuahan dan nidasi hasil
pembuahan. Setiap spermatozoa terdiri atas tiha bagian yaitu kaput atau kepala berbentuk
lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,ekor dan bagian silindrik leher
menghubungkan kepala dengan ekornya spermatozoa dapat bergerak cepat.
Dalam pertumbuhan embrional spermatozogonium berasal dari sel-sel primitif teubulus-
tubulus testis. Setelah janin dilahirkan, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami
perubahan sampai masa pubertas tiba. Pada masa pubertas sel-sel spermatogonium tersebut
dalam pengaruh sel-sel intertisial leydig mulai aktif mengadakan mitosis, dan terjadilah proses
spermatogenesis yang masih sangat kompleks. Setiap spermatogonium membelah dua dan
menghasilkan spermatosit primer. Spermatosit primer ini membelah dua menjadi spermtsit
sekunder ; kemudian spermatsit sekunder membelah dua lagi dengan hasil dua spermatid yang
masinh-masing memiliki jumlaah kromosom setengah dari jumlah yang khas unutuk jenis itu.
Dari spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoa
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge janin, dan
didalam janin jumlah oogonium bertambah terus sampai pada usia kehailan enam bulan. Pada
waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. Jumlah ini
berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada anak berumur 6-15 tahun
ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 1-24 tahun hanya 34.000 oogonium pada masa
menopouse oogonium menghilang.
Sebelum janin dilahirkan , sebagian besar oogonium mengalami perubahan-perubanhan pada
nukleusnya. Terjadi pula migrasi dari oogonium kearah korteks ovariumsehingga pada waktu
dilahirkan korteks ovarium terisi dengan folikel ovarium premordial. Padanya dapat dilihat
bahwa kromosom telah berpasangan, DNAnya berduplikasi yang berrti bahwa sel menjadi
tetraploid. Pertumbuhan selanjutnya terhenti oleh sebab yang belum diketahui sampai folikelterangsang dan berkembang lagi kerarah kematangan. Sel yang terhenti selama profase mieosis
dinamakan oosit primer . olah rangsangan FSH mieosis brlangsung terus. Benda kutub (polar
body) pertama disishkan dan hanya sedikit sitoplasma yang cukup bnyak. Poses pembelahan ini
terjado sebelum ovulai. Proses ini disebut pematangan ovum; pematangan kedua terjadi
spermatozoa membuahi ovum.
Pembuahan (fertilisasi)
Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu olah mikrofilamen-mikrofilamen fimbira infundibulum
tuba kearah osteum tuba abdominalis. Dan dislaurkan kearah medial. Ovum yang mempunyai
diameter 100 mikron (0.1 mm) ditengah-tengahnya dijumpai nukleus yang berada dalam
metafase pembelahan pertama dan kedua, terapung-apung dalam sitoplasma yang kekuning-kuninganyaitu vitelus. Vitelus ini mengandung banyak zat karbohidrat dan asam amino.
Ovum dilingkari oleh zona pelusida. Diluar zona pelusida ini ditemukan sel-sel korona radiata,
dan didalamnya terdapat ruang perivitelina, tempat benda-benda kutub. Bahan-bahan dari sel-
sela korona radiata dapay disalurkan ke ovum melalui saluran-saluran halus di zona pelusida.
Jumlah sel korona radiata dalam perjalanan ovum diampula tuba makin berkurang, sehingga
ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu dekat perbatasan antara isthmus dan
ampula tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi.
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
2/22
Keterangan :
A, B, C dan D : Ovum dengan korona radiata
E : Ovum dimasuki spermatozoa
F dan G : Pembentukan benda kutub kedua dan akan bersatunya keduapronukleus yang haploid untuk menjadi zigot
Hasil utama pembuahan :
1. Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari ayahdan dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom diploid.
2. Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y yangdikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
3. Permulaan pembelahan dan stadium stadium pembentukan dan perkembangan embrio(embriogenesis)
Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vaginae dan disekitar portio pada waktu koitus.Hanya beberapa ratus ribu yang spermatozoa ayng dapat terus ke cavum uteri dan tuba dan
hanya beberapa ratus yang sampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat
memasuki ovum yang siap dibuahi. Hanya satu psermatozoa yang mempunyai kemampuan
(kapasitas) untu membuahi. Pada spermatozoa ditemuakn penigkatan konsentrasi DN
dinukleusnya, dan kaputnya lebih mudah memebus dinding ovum oleh karena diduga dapat
melepaskan hialurodinase. Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan
spermatozoa yang biasanya berlangusung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penitrasi
spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozo dan ovum , dan diakhiri dengan fusi materi
genetik. Hanya satu spermatozia yang telah mengalami proses kapasitas mampu melakukan
penitras membran sel ovum. Untuk mencapai ovum spermatoza harus melewati korona radiata
(lapisan sel diluar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk glikorotein ekstrseluler), yaitu dualapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa.
Suatu molekul komponen khusus di permukaan kepala spermatozoa kemudian mengikat ZP3
glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom melpaskan enzimyang
membantu spermatozoa menembus zona pelusiza.
Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi kosterks ovum. Granula korteks
di dalam ovum (oosit sekunder) berfusi dengan membaran palsma sel, sehingga enzim di dalam
granula-granula dikeluarkan secara ekositosis ke zona pelusida berkaitan berkaitan satu sama
lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat ditembus oleh spermatozoa. Proses ini
mencegah ovum dibuahi oaleh labih dari satu spermatozoa.
Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya; yang tinggal hnaypronukleusnya, sedangkan ekor dan mitokontria dari spermatozoa berdegenarasi. Itulah
sebabnya sleuruh mitokondria pada manusia barasal dari ibu (maternal). Masuknya
spermatozoa ke dala vitelus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk
prosen pembelahan selanjutnya (mieosis kedua) . sesuah anafase kemudia telofase dan benda
kutub (polar body) kedua menuju ruang perivitelina. Ovum sekarang hanya mempunyai
pronukleus haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromososm yang
haploid.
Kedua pronukleus dekat mendekat dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan
genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada manusia terapat 46 kormosom, ialah 44 kromosom
aotsom dan 2 kormosom kelamin; pada laki-laki terdapat satu kromosom X dan satu kromosom
Y. Sesudah pembelahan kematangan maka ovum matang mempunyai 22 kromosom otosomserta 1 kromorom X, dan suatu spermatozoa mempunyai 22 kromosom aotosomal dan 1
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
3/22
kromosom X dan 22 kromosom otosomal dan 1 kromosom Y . zigot sebagi hasil pembuahan
yang memiliki 44 kromosom otosom seta 2 kromosom x anak menjadi janin perempuan,
sedangkan yang memiliki 44 kromosom otosom serta kromosom X dan 1 kromosom Y akan
tumbuh sebagai janin laki-laki.
Dalam beberapa jam setalah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat
berlangsung oleh akrena sitoplasma ovum mengandung banyak asama amino dan enzim. Segera
setelah pembelaha ini terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan lancar, dalam 3
hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam satium
morula. Energi untuk pembelahan ini diperolah dari vitelus, sehingga volume vitelus semakin
berkurang dan terisi spenuhnya oleh morula. Dengan demikina zona pelusida tetap utuh, atu
dengan perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama. Dalam ukuran yang sama ini hasil
konsepsi diteruskan ke uterus ke pars ismika dan pars intertisialis tuba (bagian bagian tuba
yang sempit) dan terus disalurkan kearah cavum uteri oleh arcus serta serta getaran silia pada
permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
Implantasi dan Perkembangan Plasenta
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam.
Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding
belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri
dari 3-4 sel. Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi
embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta
(ari-ari).
Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin
perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada
hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.
Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion).Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion.
Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk
membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.
Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan
membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan luas
daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke
janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu. Pembentukan plasenta yang sempurna
biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan
dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.
1. 2 perubahan anatomi dan fisiologis saat kehamilan
Perubahah Pada Organ-organ ReproduksiUterus/Rahim
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi hasil pembuahan dalam
rahim (intrauterin). Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk
elastisitas / kelenturan uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan perut (tinggi fundus):
tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
kehamilan 8 minggu : telur bebek
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
4/22
kehamilan 12 minggu : telur angsa kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis(tulang kemaluan)-pusat kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphid (tulang rongga dada paling bawah) kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Serviks uteri (leher rahim) mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan
perlunakan akibatprogesteron, warna menjadi livide / kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan
(tanda Chadwick).
Ovarium (Kantong Telur)
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi
progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal
menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara.
Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan
pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein,
laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, dan kolostrum. Mammae membesar dan tegang,
terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola danpapilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
5/22
Sistem respirasi/PernapasanKebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma (otot pernapasan) juga
terdorong ke atas menyebabkan napas cepat dan dangkal (20-24x/menit). Inilah yang
menyebabkan wanita hamil merasa napasnya sesak.
Sistem gastrointestinalEstrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu terjadi
juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi (susah BAB), lebih sering
lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga terjadi peningkatan asam lambung. Pada
keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per
hari (hiperemesis gravidarum).
Sistem sirkulasi / kardiovaskularPerubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan HEMODINAMIK
calon ibu, meliputi :
1. retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung2. anemia relatif3. tekanan darah arterial menurun4. curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
kehamilan
5. volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%6. volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah
secara perlahan sampai akhir kehamilan.
Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antibodi fisiologik yang terjadi
pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit meningkat
sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik pada
kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl).
Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn
karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1,
alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
MetabolismeBasal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhankarbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).
Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol
plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum
meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin
tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma
ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
1. ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat2. produksi glukosa dari hati menurun
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
6/22
3. produksi alanin (salah satu prekursorglukoneogenesis) menurun4. aktifitas ekskresi ginjal meningkat5. efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya,
hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Traktus urinarius/saluran kemihUreter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah
mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
KulitPeningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa
hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, striae lividae pada perut, dsb.
Terdapat linea nigra dibagian perut.
Peningkatan Berat Badan Selama HamilNormal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan
volume berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0 kg,
penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan
cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.
1. 3 Memahami perkembangan janin
Ovum : sejak konsepsi sampai hari ke-14 (terjadi replikasi seluler, pembentukanblastosis, perkembangan awal selaput embrio lapisan germinal primer. Embrio : berlangsung dari hari ke-15 sampai 8 minggu setelah konsepsi atau sampai
ukuran embrio sekitar 3 cm dari puncak kepala ke bokong.
Tahap ini merupakan masa yang paling kritis dalam perkembangan sistem organ dan
penampilan luar utama janin, sangat rentan terhadap malformasi akibat teratogen.
o Minggu ke-4Dari diskus embrionik, bagian pertama muncul yang kemudian akan menjadi
tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan
saluran pencernaan terbentuk.
Badan tampak membentuk huruf C. Ukuran puncak kepala-bokong 0,4 0,5cm. Berat 0,4 gr.
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
7/22
o Minggu ke-8Perkembangan cepat. Badan mulai terbentuk. Hidung rata, mata jauh
terpisah, jari-jari sudah terbentuk, kepala mulai terangkat, ekor hampir
hilang, mata,telinga dan mulut dapat dikenali.
Ukuran 2,5 cm 3 cm, berat 2 gram
Jantung mulai memompa darah. Vili usus berkembang, usus halus
menggulung dalam tali pusat, hati sangat besar.
Janino Minggu ke-12
Embrio menjadi janin. Kuku terbentuk, lebih menyerupai manusia, kepala
tegak tetapi besarnya tidak sebanding, kulit merah muda, lembut.
Ukuran 6-9 cm, berat 19 gram.
Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound. Diperkirakan lebih
berbentuk manusia karena tumbuh dan berkembang. Gerakan pertamadimulai selama minggu ke-12. jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal
memproduksi urine.
o Minggu ke-16Kepala masih dominan, wajah menyerupai manusia, mata, telinga dan
hidung menyerupai bentuk yang sebenarnya, perbandingan lengan-kaki
sesuai, muncul rambut kepala.
Ukuran 11,5- 13,5 cm, berat 100 gram
Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem syaraf mulai melaksanakan
kontrol. Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapatmenggenggam. Kaki menendang dengan aktif. Semua organ mulai matang
dan tumbuh. Berat janin sekitar 0,2 kg. Denyut jantung janin dapat didengar
dengan Doppler. Pankreas memproduksi insulin
o Minggu ke-20Verniks kaseosa muncul, lanugo muncul, tungkai sangat bertambah panjang,
mulai terlihat kelenjar sabasea.
Ukuran 16-18,5 cm, berat 300 gram.
Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak
pada kulit. Alis, bulu mata dan ranbut terbentuk. Janin mengembangkanjadwal yang teratur untuk tidur, menelan dan menendang.
o Minggu ke-24Tubuh menjadi langsing tetapi dengan perbandingan yang sesuai, kulit
menjadi merah dan keriput, terdapat verniks kaseosa, pembentukan kelenjar
keringat.
Ukuran 23 cm, berat 600 gram.
Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang
meningkatkan aktifitasnya. Perkembangan pernafasan dimulai. Berat janin
0,7 0,8 kg.
o Minggu ke-28
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
8/22
Badan langsing, keriput berkurang dan berwarna merah, terbentuk kuku.
Ukuran 27 cm, berat 1100 gram.
Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. Surfaktan terbentuk di
dalam paru-paru. Mata janin mulai membuka dan menutup. Ukuran janin
2/3 ukuran pada saat lahir.
o Minggu ke-32Lemak sub kutan mulai terkumpul, tampak lebih bulat, kulit merah muda
dan licin, mengambil posisi persalinan.
Ukuran 32 cm, berat 2100 gram.
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan
pemisahan bayi setelah lahir. Bayi tumbuh 38-43 cm. Mulai menyimpan zat
besi, kalsium dan fosfor.
o
Minggu ke-36Kulit merah muda, tubuh bulat, lanugo menghilang di seluruh tubuh, tubuh
biasanya gemuk.
Ukuran 35 cm, berat 2200 2900 gram
Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak/berputar
banyak. Antibodi ibu di transfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan
untuk 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi bekerja sendiri.
o Minggu ke-40
1.4 PERSALINAN / PARTUS
Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui
vagina atau jalan lain ke dunia luar.
Partus normal / partus biasa : Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-
ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi
(kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Partus abnormal : Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi /
ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam
dengan sectio cesarea.
SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN
1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi
janin dari plasenta berkurang. (pada diagram, dari Lancet, kok estrogen meningkat)
2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker)
bagi kontraksi otot polos uterus.
3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang
terjadinya kontraksi.
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
9/22
4. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen
mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus
rangsangan untuk proses persalinan (DIAGRAM)
PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR P UTAMA
Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular
respirasi metabolik ibu.
Passage
Keadaan jalan lahir
Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)
(++ faktor2 P lainnya : psychology, physician, position)Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor P tersebut, persalinan normal
diharapkan dapat berlangsung.
PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN
Kala 1 : Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
Kala 2 :Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
Kala 3 :Pengeluaran plasenta (kala uri)
Kala 4 : Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi
HIS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat
dari pacemaker yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus
minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi
uterus ke luar.
Terjadinya his, akibat :
1. kerja hormon oksitosin
2. regangan dinding uterus oleh isi konsepsi 3
3. rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His yang baik dan ideal meliputi :
1. kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2. kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
10/22
3. terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.
4. terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
5. serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan
tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar(cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.
Nyeri persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor :
1. iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus
diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
2. peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang
nyeri.
3. keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4. prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Pengukuran kontraksi uterus
1. amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian
kedua penurunan agak lambat.
2. frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).
3. satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
Sifat his pada berbagai fase persalinan
Kala 1 awal (fase laten)
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3
cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat. Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10
menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Kala 2
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat
stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang
menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot
dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Kala 3
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta
dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan
memerlukan tindakan aktif (manual aid).
PERSALINAN KALA 1 :
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
11/22
FASE PEMATANGAN / PEMBUKAAN SERVIKS
DIMULAI pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama,
makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak
lebih banyak daripada darah haid.
BERAKHIR pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio
serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase
aktif terbagi atas :
1. fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3. fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1
1. keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang
selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks,
dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika
terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida berbeda dengan
pada multipara :
1. pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan pada
multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan pembukaan
2. pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) pada multipara,
ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti garis lebar)
3. periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam)
karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan
waktu lebih lama.
PERSALINAN KALA 2 :
FASE PENGELUARAN BAYI
DIMULAI pada saat pembukaan serviks telah lengkap.
BERAKHIR pada saat bayi telah lahir lengkap.
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
12/22
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat.
Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2
1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai
sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir
(episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam. Gerakan utama pengeluaran janin
pada persalinan dengan letak belakang kepala
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas
panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior / posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah
fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut
dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang
kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun
kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia
interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah
simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut,
dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi
tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis,
kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang,
tungkai dan kaki.
PERSALINAN KALA 3 :
FASE PENGELUARAN PLASENTA
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
13/22
DIMULAI : pada saat bayi telah lahir lengkap.
BERAKHIR : dengan lahirnya plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran
plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan
perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan,
atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi,
sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir. (jika lepasnya plasenta terjadi sebelum
bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae keadaan gawat darurat obstetrik )
KALA 4 :
OBSERVASI PASCAPERSALINAN
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.
7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
1) kontraksi uterus harus baik,
2) tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3) plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4) kandung kencing harus kosong,
5) luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6) resume keadaan umum bayi, dan
7) resume keadaan umum ibu
2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANEMIA PADA KEHAMILAN2.1 DEFINISI
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12
gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin
dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
14/22
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan 10 minggu dan puncaknya
antara 32-36 minggu. Kadar Hb, eritrosit, dan hematokrit turun selama kehamilan sampai 7 hari
postpartum. Setelah itu ketiga nilai itu meningkat dan 40 hari postpartum mencapai angka yang
kira-kira sama dengan angka di luar kehamilan. Seorang wanita hamil dengan Hb 10-12 g/100
ml dianggap anemia fisiologik/pseudoanemia sedangkan bila kurang dari 10 g/100 ml dianggap
anemia patologis.
2.2 ETIOLOGI
Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma Kurangnya zat besi dalam makanan(diit) Kebutuhan zat besi meningkat Gangguan pencernaan dan absorbsi(malabsorbsi) Status sosial ekonomi keluarga yang minim menyebabkan asupan gizi kurang Ibu hamil yang malnutrisi atau kekurangan gizi Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan Kehamilan dibawah usia 18 tahun atau kehamilan diatas usia 35 tahun Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
2.3 KLASIFIKASI
a. Anemia Defisiensi BesiMerupakan anemia yang paling sering ditemukan. Dapat disebabkan karena kurang
asupan besi dalam makanan, gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena
pengeluaran besi terlalu banyak dari tubuh misalnya pada perdarahan. Jika terjadi
defisiensi besi, maka suplai ke sumsum tulang juga berkurang sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan basal produksi Hb. Hal ini menyebabkan setiap sel darah merah
yang terbentuk mengandung sedikit Hb sehingga menjadi mikrositosis dan hipokrom.Proliferasi prekursor eritroid juga terhambat pada saat defisiensi besi.
Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama dalam trimester terakhir. Apabila
masuknya besi tidak ditambah dalam kehamilan maka mudah terjadi defisiensi besi,
lebih-lebih pada kehamilan kembar. Lagi pula di daerah khatulistiwa besi lebih banyak
ke luar melalui air peluh dan kulit. Di Indonesia asupan besi per hari untuk wanita tidak
hamil (12 mg), wanita hamil (17 mg), wanita menyusui (17 mg).
Prognosis anemia defisiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak.
Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi.
Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus,
dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan postpartum, daninfeksi. Walaupun bayi yang dilahirkan tidak menunjukkan Hb yang rendah, namun
cadangan besinya kurang sehingga beberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia
infantum.
b. Anemia MegablostikDisebabkan karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12.
Diagnosis dibuat bila ditemukan megaloblas atau promegaloblas dalam darah atau
sumsum tulang. Sifat khas sebagai anemia makrositer dan hiperkrom tidak selalu
dijumpai kecuali anemia berat. Seringkali anemia bersifat normositer dan normokrom
karena defisiensi asam folat sering berdampingan dengan defisiensi besi dalam
kehamilan. Perubahan-perubahan dalam leukopoesis seperti metamielosit datia dan selbatang datia yang kadang-kadang disertai vakuolisasi dan hipersegmentasi granulosit,
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
15/22
terjadi lebih dini pada defisiensi asam folat dan vitamin B12 bahkan sebelum terdapat
megaloblastosis. Diagnosis pasti baru dapat dibuat dengan percobaan penyerapan dan
pengeluaran asam folik. Pada pengobatan percobaan asam folat menunjukkan naiknya
jumlah retikulosit dan kadar Hb.
Pada anemia ini, terjadi hambatan sintesis DNA menyebabkan pertumbuhan sel yang
tidak seimbang. Namun ketika pembelahan sel terhambat, sintesis RNA tidak
terpengaruh. Hasilnya adalah komponen sitoplasma terutama hemoglobin disintesis
dalam jumlah berlebihan selama penundaan pembelahan sel. Akhirnya terjadi
peningkatan dalam ukuran sel.
Anemia megaloblastik dalam kehamilan umumnya mempunyai prognosis yang cukup
baik. Pengobatan dengan asam folat hampir selalu berhasil. Apabila penderita mencapai
masa nifas dengan selamat dengan atau tanpa pengobatan maka anemianya akan
sembuh dan tidak akan timbul lagi. Hal ini disebabkan karena dengan lahirnya anak
keperluan akan asam folik jauh berkurang. Sebaliknya anemia pernisiosa memerlukan
pengobatan terus-menerus juga di luar kehamilan. Anemia megaloblastik dalam
kehamilan yang berat tidak diobati mempunyai prognosis kurang baik. Angka kematianbagi ibu mendekati 50% dan anak 90%.
c. Anemia HipoplastikDisebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata. Dapat
disebabkan karena kerusakan sumsum tulang, defisiensi besi, atau stimulus eritropoetin
yang inadekuat. Hal terakhir dapat disebabkan karena supresi EPO oleh sitokin misalnya
IL-1, gangguan fungsi ginjal, atau penurunan kebutuhan O2 jaringan akibat penyakit
metabolik seperti hipotiroid. Perbandingan mielosit : eritrosit yang diluar kehamilan 5 :
1 dan kehamilan 3 : 1 atau 2 : 1 berubah menjadi 10 : 1 atau 20 : 1. Ciri lain ialah bahwa
pengobatan dengan segala macam obat penambah darah tidak memberi hasil. Satu-satunya cara memperbaiki keadaan penderita adalah transfusi darah yang sering perlu
diulang sampai beberapa kali.
Biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan apabila selamat mencapai masa nifas
akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita
menderita anemia hipoplastik lagi. Pada kondisi yang berat jika tidak diobati
mempunyai prognosis yang buruk bagi ibu maupun anak.
d. Anemia HemolitikPada anemia ini terjadi penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamilmaka anemia menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin bahwa kehamilan menyebabkan
krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
Gejala-gejala yang lazim dijumpai ialah gejala proses hemolitik seperti anemia,
hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria, dan sterkobilin
lebih banyak dalam feses. Disamping itu terdapat tanda regenerasi darah seperti
retikulositosis dan normoblastemia serta hiperplasia eritropoesis sumsum tulang. Pada
hemolisis yang berlangsung lama dijumpai pembesaran limpa dan pada kasus herediter
kadang disertai kelainan radiologis pada tengkorak dan tulang lain. Perbandingan
mielosit:eritrosit biasanya 3 : 1 atau 2 : 1 dalam kehamilan berubah menjadi 1 : 1 atau 1 :
2. Frekuensi pada kehamilan tidak tinggi, biasanya terjadi pada sel sabit dan thalasemia.
2.4 DIAGNOSIS
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
16/22
Pada anamnesa & pemeriksaan fisik biasanya dijumpai berupa kepala pusing, palpitasi,
berkunang- kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu,
lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Lalu memiliki rambut yang rapuh dan
halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah serta Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat,
berwarna merah daging, stomatitis angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut
mulut.
Ciri-ciri anemia defisiensi besi:
Mikrositosis Hipokromasia Anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat
normositer dan normokrom
Kadar besi serum rendah Daya ikat besi serum meningkat Protoporfirin meningkat Tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.
2.5 PENATALAKSANAAN
Untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan tersebut perlu penatalaksanaan yang
adekuat untuk menangani anemia defisiensi besi pada kehamilan. Tujuan penatalaksanaan
anemia defisiensi besi adalah menaikkan nilai hemoglobin dan mencukupi simpanan besi dalam
tubuh.
Terapi Besi
Terapi oral seperti preparat besi sulfas ferosus 300 mg setelah makan 3 kali sehari. Efek
samping dari terapi ini adalah Mual , Muntah , Nyeri ulu hati.
Pemberian iron sucrose dilakukan dengan dosis 200 mg iron sucrose dalam 100 cc NaCl 0,9 %
selama 1 jam setiap 1-3 hari. Umumnya pasien menerima terapi setiap hari. Nilai Hb yang
dicapai oleh kelompok yang mendapat iron sucrose adalah 12,8 g/dL dalam waktu 7 minggu.
Efek samping yang bisa timbul dari terapi ini adalahNyeri pada daerah suntikan (75%), Nyeri
Kepala (16,6%), Rasa Metal pada mulut (16,6%). Iron sucrose secara cepat menghantarkan besi
ke protein pengikat besi endogen (transferin, feritin) mencapai sistem retikuloendotelial hepar,
limpa dan sumsum tulang untuk proses eritropoiesis serta mempunyai risiko minimal reaksi
alergi.
Iron sucrose merupakan terapi alternatif untuk anemia defisiensi besi dalam kehamilan
yang dapat mengembalikan simpanan besi tubuh dengan cepat tanpa efek samping yang serius.
Pemberian iron sucrose cukup aman tanpa efek samping yang berat. Penerimaan pasien
terhadap terapi iron sucrose cukup baik mengingat seluruh pasien mengikuti pengobatan hingga
selesai.. Peningkatan nilai Hb pasien setelah terapi iron sucrose lebih tinggi (1,6 g/dL)
dibandingkan dengan peningkatannilai Hb yang mendapat terapi besi oral (0,6 g/dL), tetapi
secara statistik tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Nilai feritin pasien setelah terapiiron sucrose lebih tinggi secara bermakna dibandingkan nilai feritin pasien yang mendapat
terapi besi oral (p=0,041). Hal tersebut menunjukkan bahwa simpanan besi pasien
dikembalikan lebih baik pada pasien yang mendapatiron sucrose.
2.6 KOMPLIKASI
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin,
sedangkan pengaruh komplikasi pada kehamilan dapat diuraikan, sebagai berikut :
1. Bahaya Pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan congenital,
abortus / keguguran.
2. Bahaya Pada Trimester II
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
17/22
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante
partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,
gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu.
3. Bahaya Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin lahir
dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan
gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer dkk, 2008).
2.7 PROGNOSIS
Anemia defisiensi besi
Prognosis baik apabila penyebab anemianya hanya karena kekurangan besi saja dan diketahui
penyebabnya serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat.
Jika terjadi kegagalan dalam pengobatan, perlu dipertimbangkan beberapa kemungkinansebagai berikut :
- Diagnosis salah
- Dosis obat tidak adekuat
- Preparat Fe tidak tepat atau kadaluarsa
- Perdarahan yang tidak teratasi atau perdarahan yang tidak tampak berlangsung menetap
- Disertai penyakit yang mempengaruhi absorpsi dan pemakaian besi (infeksi, keganasan,penyakit hati, penyakit ginjal,penyakit tiroid,penyakit defisiensi vitamin B12, asam folat ).
- Gangguan absorpsi saluran cerna
2.8 PENCEGAHAN
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara
mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta
kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang
diperkuat dengan zat besi.
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering
seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi
dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan
menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya.
Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal
lebih dari 2 tahun.
3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GIZI SELAMA KEHAMILANKehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan
zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
18/22
kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi
tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali
menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi dan Kalsium.
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama
masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300
kalori setiap hari selama hamil (Nasution, 1988).
Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337
Kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal,
yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa
dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan
adalah 74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per
hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraaan lamanya kehamilan
dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester II
dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama
trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah,
pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi
tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO menganjurkan
jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II
dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100 Kkal dan 300 Kkal untuk
trimester II dan III. Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
VI tahun 1998 ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak
termasuk penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan
pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selamahamil.
Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga meningkat, bahkan
mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir
kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta
janin. Di Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 menganjurkan
penambahan protein 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan
protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau sekitar 1,3
g/kgBB/hari (gravida mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg BB/hari (di
bawah 15 tahun).
Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilaibiologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang
berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian.
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat
Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk
mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan
seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan janin,
plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
Tahun 1998, seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi rata-rata 20 mg perhari. Sedangkan
kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari (umur 20 45
tahun).
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
19/22
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain
memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan
mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 12 kg, dimana padatrimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6
kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.
Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang EnergiKronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah
menderita anemai gizi.
Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori Berat (BMI) Total Kenaikan BB (Kg) Penambahan BB
TM I (Kg) TM II (Kg)
Normal ( BMI 19,8-26) 12,5 13 2,3 0,49
Kurus ( BMI < 19,8 ) 11,5 16 1,6 0,44
Lebih 7 11, 6 0,9 0,3
Obesitas ( BMI > 29 ) 6
Tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil Menurut Nadesul (2004)
Status Tanda
Keadaan umum Responsive, gesit
Berat badan Normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh
Postur Tegak, tungkai dan lengan lurus
Otot Kuat, kenyal sedikit lemak di bawah kulit
Saraf Perhatian baik, tidak mudah tersinggung, refleks normal, mental stabil
Pencernaan Nafsu makan baik
Jantung Detak dan irama normal, tekanan darah normal sesuai usia
Vitalitas umum Ketahanan baik, energik, cukup tidur, penuh semangat
Rambut Mengkilat, keras tak mudah rontok, kulit kepala normal
Kulit Licin, cukup lembab, warna segar
Muka dan leher Warna sama, licin, tampak sehat, segar
Bibir Licin, warna tidak pucat, lembab, tidak bengkak
Mulut Tidak ada luka dan selaput merah
Gusi Merah normal, tidak ada perdarahan
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
20/22
Lidah Merah normal, licin, tidak ada luka
Gigi geligi Tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat, lurus dagu normal, bersih dan
tidak ada perdarahan
Mata Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada perdarahan
Kelenjar Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada perdarahan
Kuku Keras dan kemerahan
Tungkai Kaki tidak bengkak, normal
Penilaian nutrisi
IMT Prahamil Anjuran peningkatan BB total
Underweight (IMT < 19,8) 12,5 18 kg
Normal (IMT 19,8 26 ) 11,5 16 kg
Overweight (IMT 26 - 29) 7 -11,5 kg
Obesitas (IMT > 29) 6 kg
Kebutuhan nutrisi pada perempuan tidak hamil, hamil dan menyusui
4. Memahami dan mejelaskan hukum wanita hamil melakukan ibadah puasa
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
21/22
Kondisi fisik seorang wanita dalam menghadapi kehamilan dan saat-saat menyusui memang
berbeda-beda. Namun, pada dasarnya, kalori yang dibutuhkan untuk memberi asupan bagi sang
buah hati adalah sama, yaitu sekitar 2200-2300 kalori perhari untuk ibu hamil dan 2200-2600
kalori perhari untuk ibu menyusui. Kondisi inilah yang menimbulkan konsekuensi yang berbeda
bagi para ibu dalam menghadapi saat-saat puasa di bulan Ramadhan. Ada yang merasa tidak
bermasalah dengan keadaan fisik dirinya dan sang bayi sehingga dapat menjalani puasa dengantenang. Ada pula para ibu yang memiliki kondisi fisik yang lemah yang mengkhawatirkan
keadaan dirinya jika harus terus berpuasa di bulan Ramadhan begitu pula para ibu yang
memiliki buah hati yang lemah kondisi fisiknya dan masih sangat tergantung asupan
makanannya dari sang ibu melalui air susu sang ibu.
Kedua kondisi terakhir, memiliki konsekuuensi hukum yang berbeda bentuk pembayarannya.
1. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya Saja Bila
Berpuasa
Bagi ibu, untuk keadaan ini maka wajib untuk mengqadha (tanpa fidyah) di hari yang lain ketika
telah sanggup berpuasa.
Keadaan ini disamakan dengan orang yang sedang sakit dan mengkhawatirkan keadaan dirinya.
Sebagaimana dalam ayat,
Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajib
baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.(Qs. AlBaqarah[2]:184)
Berkaitan dengan masalah ini, Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, Kami tidakmengetahui ada perselisihan di antara ahli ilmu dalam masalah ini, karena keduanya seperti
orang sakit yang takut akan kesehatan dirinya. (al-Mughni: 4/394)
2. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya dan Buah Hati
Bila Berpuasa
Sebagaimana keadaan pertama, sang ibu dalam keadaan ini wajib mengqadha (saja) sebanyak
hari-hari puasa yang ditinggalkan ketika sang ibu telah sanggup melaksanakannya.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, Para sahabat kami (ulama Syafiiyah) mengatakan,
Orang yang hamil dan menyusui, apabila keduanya khawatir dengan puasanya dapatmembahayakan dirinya, maka dia berbuka dan mengqadha. Tidak ada fidyah karena dia seperti
orang yang sakit dan semua ini tidak ada perselisihan (di antara Syafiiyyah). Apabila orangyang hamil dan menyusui khawatir dengan puasanya akan membahayakan dirinya dan
anaknya, maka sedemikian pula (hendaklah) dia berbuka dan mengqadha, tanpa ada
perselisihan (di antara Syafiiyyah).(al-Majmu: 6/177, dinukil dari majalahAl Furqon)
3 .Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan si Buah Hati saja
Dalam keadaan ini, sebenarnya sang ibu mampu untuk berpuasa. Oleh karena itulah,
kekhawatiran bahwa jika sang ibu berpuasa akan membahayakan si buah hati bukan
berdasarkan perkiraan yang lemah, namun telah ada dugaan kuat akan membahayakan atau
telah terbukti berdasarkan percobaan bahwa puasa sang ibu akan membahayakan. Patokan
lainnya bisa berdasarkan diagnosa dokter terpercaya bahwa puasa bisa membahayakan
anaknya seperti kurang akal atau sakit -. (Al Furqon, edisi 1 tahun 8)
Untuk kondisi ketiga ini, ulama berbeda pendapat tentang proses pembayaran puasa sang ibu.
Berikut sedikit paparan tentang perbedaan pendapat tersebut.
Dalil ulama yang mewajibkan sang ibu untuk membayar qadha saja.
-
7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)
22/22
Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana kondisi pertama dan kedua, yakni sang wanita
hamil atau menyusui ini disamakan statusnya sebagaimana orang sakit. Pendapat ini dipilih
oleh Syaikh Bin Baz dan Syaikh As-Sadi rahimahumallah
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk membayar fidyah saja.
Dalill yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para ulama yang mewajibkan qadha danfidyah, yaitu perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil dan menyusui, jika takutterhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin. ( HR. Abu
Dawud)
dan perkataan Ibnu Umarradhiallahuanhuketika ditanya tentang seorang wanita hamil yangmengkhawatirkan anaknya, maka beliau berkata, Berbuka dan gantinya memberi makan satu
mud gandum setiap harinya kepada seorang miskin. (al-Baihaqi dalam Sunan dari jalan Imam
Syafii, sanadnya shahih)
Dan ayat Al-Quran yang dijadikan dalil bahwa wanita hamil dan menyusui hanyaf membayar
fidyah adalah, Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar diyah (yaitu) membayar makan satu orang miskin.(Qs. Al-Baqarah [2]: 184)
Hal ini disebabkan wanita hamil dan menyusui yang mengkhawatirkan anaknya dianggap
sebagai orang yang tercakup dalam ayat ini.
Pendapat ini adalah termasuk pendapat yang dipilih Syaikh Salim dan Syaikh Ali
Hasan hafidzahullah.
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk mengqadha dengan disertai membayar
fidyah
Dalil sang ibu wajib mengqadha adalah sebagaimana dalil pada kondisi pertama dan kedua,
yaitu wajibnya bagi orang yang tidak berpuasa untuk mengqadha di hari lain ketika telahmemiliki kemampuan. Para ulama berpendapat tetap wajibnya mengqadha puasa ini karena
tidak ada dalam syariat yang menggugurkan qadha bagi orang yang mampu mengerjakannya.
Sedangkan dalil pembayaran fidyah adalah para ibu pada kondisi ketiga ini termasuk dalam
keumuman ayat berikut,
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin (Qs. Al-Baqarah [2]:184)
Hal ini juga dikuatkan oleh perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil danmenyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan
seorang miskin. (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Irwaul Ghalil). Begitupula jawaban Ibnu Umarradhiallahuanhu ketika ditanya tentang wanita hamil yang khawatir
terhadap anaknya, beliau menjawab, Hendaklah berbuka dan memberi makan seorang miskin
setiap hari yang ditinggalkan.
Adapun perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu Umarradhiallahuanhuma yang hanya menyatakan
untuk berbuka tanpa menyebutkan wajib mengqadha karena hal tersebut (mengqadha) sudah
lazim dilakukan ketika seseorang berbuka saat Ramadhan.