skenario 2 kehamilan (mandiri)

Upload: rambutkeritingkeribo

Post on 10-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    1/22

    1. FISIOLOGI KEHAMILAN1.1PROSES TERJADINYA KEHAMILAN

    Untuk terjadinya kehamilan butuh adanya spermatozoa,ovum,pembuahan dan nidasi hasil

    pembuahan. Setiap spermatozoa terdiri atas tiha bagian yaitu kaput atau kepala berbentuk

    lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,ekor dan bagian silindrik leher

    menghubungkan kepala dengan ekornya spermatozoa dapat bergerak cepat.

    Dalam pertumbuhan embrional spermatozogonium berasal dari sel-sel primitif teubulus-

    tubulus testis. Setelah janin dilahirkan, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami

    perubahan sampai masa pubertas tiba. Pada masa pubertas sel-sel spermatogonium tersebut

    dalam pengaruh sel-sel intertisial leydig mulai aktif mengadakan mitosis, dan terjadilah proses

    spermatogenesis yang masih sangat kompleks. Setiap spermatogonium membelah dua dan

    menghasilkan spermatosit primer. Spermatosit primer ini membelah dua menjadi spermtsit

    sekunder ; kemudian spermatsit sekunder membelah dua lagi dengan hasil dua spermatid yang

    masinh-masing memiliki jumlaah kromosom setengah dari jumlah yang khas unutuk jenis itu.

    Dari spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoa

    Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge janin, dan

    didalam janin jumlah oogonium bertambah terus sampai pada usia kehailan enam bulan. Pada

    waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. Jumlah ini

    berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada anak berumur 6-15 tahun

    ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 1-24 tahun hanya 34.000 oogonium pada masa

    menopouse oogonium menghilang.

    Sebelum janin dilahirkan , sebagian besar oogonium mengalami perubahan-perubanhan pada

    nukleusnya. Terjadi pula migrasi dari oogonium kearah korteks ovariumsehingga pada waktu

    dilahirkan korteks ovarium terisi dengan folikel ovarium premordial. Padanya dapat dilihat

    bahwa kromosom telah berpasangan, DNAnya berduplikasi yang berrti bahwa sel menjadi

    tetraploid. Pertumbuhan selanjutnya terhenti oleh sebab yang belum diketahui sampai folikelterangsang dan berkembang lagi kerarah kematangan. Sel yang terhenti selama profase mieosis

    dinamakan oosit primer . olah rangsangan FSH mieosis brlangsung terus. Benda kutub (polar

    body) pertama disishkan dan hanya sedikit sitoplasma yang cukup bnyak. Poses pembelahan ini

    terjado sebelum ovulai. Proses ini disebut pematangan ovum; pematangan kedua terjadi

    spermatozoa membuahi ovum.

    Pembuahan (fertilisasi)

    Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu olah mikrofilamen-mikrofilamen fimbira infundibulum

    tuba kearah osteum tuba abdominalis. Dan dislaurkan kearah medial. Ovum yang mempunyai

    diameter 100 mikron (0.1 mm) ditengah-tengahnya dijumpai nukleus yang berada dalam

    metafase pembelahan pertama dan kedua, terapung-apung dalam sitoplasma yang kekuning-kuninganyaitu vitelus. Vitelus ini mengandung banyak zat karbohidrat dan asam amino.

    Ovum dilingkari oleh zona pelusida. Diluar zona pelusida ini ditemukan sel-sel korona radiata,

    dan didalamnya terdapat ruang perivitelina, tempat benda-benda kutub. Bahan-bahan dari sel-

    sela korona radiata dapay disalurkan ke ovum melalui saluran-saluran halus di zona pelusida.

    Jumlah sel korona radiata dalam perjalanan ovum diampula tuba makin berkurang, sehingga

    ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu dekat perbatasan antara isthmus dan

    ampula tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi.

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    2/22

    Keterangan :

    A, B, C dan D : Ovum dengan korona radiata

    E : Ovum dimasuki spermatozoa

    F dan G : Pembentukan benda kutub kedua dan akan bersatunya keduapronukleus yang haploid untuk menjadi zigot

    Hasil utama pembuahan :

    1. Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari ayahdan dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom diploid.

    2. Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y yangdikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.

    3. Permulaan pembelahan dan stadium stadium pembentukan dan perkembangan embrio(embriogenesis)

    Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vaginae dan disekitar portio pada waktu koitus.Hanya beberapa ratus ribu yang spermatozoa ayng dapat terus ke cavum uteri dan tuba dan

    hanya beberapa ratus yang sampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat

    memasuki ovum yang siap dibuahi. Hanya satu psermatozoa yang mempunyai kemampuan

    (kapasitas) untu membuahi. Pada spermatozoa ditemuakn penigkatan konsentrasi DN

    dinukleusnya, dan kaputnya lebih mudah memebus dinding ovum oleh karena diduga dapat

    melepaskan hialurodinase. Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan

    spermatozoa yang biasanya berlangusung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penitrasi

    spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozo dan ovum , dan diakhiri dengan fusi materi

    genetik. Hanya satu spermatozia yang telah mengalami proses kapasitas mampu melakukan

    penitras membran sel ovum. Untuk mencapai ovum spermatoza harus melewati korona radiata

    (lapisan sel diluar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk glikorotein ekstrseluler), yaitu dualapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa.

    Suatu molekul komponen khusus di permukaan kepala spermatozoa kemudian mengikat ZP3

    glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom melpaskan enzimyang

    membantu spermatozoa menembus zona pelusiza.

    Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi kosterks ovum. Granula korteks

    di dalam ovum (oosit sekunder) berfusi dengan membaran palsma sel, sehingga enzim di dalam

    granula-granula dikeluarkan secara ekositosis ke zona pelusida berkaitan berkaitan satu sama

    lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat ditembus oleh spermatozoa. Proses ini

    mencegah ovum dibuahi oaleh labih dari satu spermatozoa.

    Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya; yang tinggal hnaypronukleusnya, sedangkan ekor dan mitokontria dari spermatozoa berdegenarasi. Itulah

    sebabnya sleuruh mitokondria pada manusia barasal dari ibu (maternal). Masuknya

    spermatozoa ke dala vitelus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk

    prosen pembelahan selanjutnya (mieosis kedua) . sesuah anafase kemudia telofase dan benda

    kutub (polar body) kedua menuju ruang perivitelina. Ovum sekarang hanya mempunyai

    pronukleus haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromososm yang

    haploid.

    Kedua pronukleus dekat mendekat dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan

    genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada manusia terapat 46 kormosom, ialah 44 kromosom

    aotsom dan 2 kormosom kelamin; pada laki-laki terdapat satu kromosom X dan satu kromosom

    Y. Sesudah pembelahan kematangan maka ovum matang mempunyai 22 kromosom otosomserta 1 kromorom X, dan suatu spermatozoa mempunyai 22 kromosom aotosomal dan 1

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    3/22

    kromosom X dan 22 kromosom otosomal dan 1 kromosom Y . zigot sebagi hasil pembuahan

    yang memiliki 44 kromosom otosom seta 2 kromosom x anak menjadi janin perempuan,

    sedangkan yang memiliki 44 kromosom otosom serta kromosom X dan 1 kromosom Y akan

    tumbuh sebagai janin laki-laki.

    Dalam beberapa jam setalah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat

    berlangsung oleh akrena sitoplasma ovum mengandung banyak asama amino dan enzim. Segera

    setelah pembelaha ini terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan lancar, dalam 3

    hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam satium

    morula. Energi untuk pembelahan ini diperolah dari vitelus, sehingga volume vitelus semakin

    berkurang dan terisi spenuhnya oleh morula. Dengan demikina zona pelusida tetap utuh, atu

    dengan perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama. Dalam ukuran yang sama ini hasil

    konsepsi diteruskan ke uterus ke pars ismika dan pars intertisialis tuba (bagian bagian tuba

    yang sempit) dan terus disalurkan kearah cavum uteri oleh arcus serta serta getaran silia pada

    permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.

    Implantasi dan Perkembangan Plasenta

    Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam.

    Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding

    belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri

    dari 3-4 sel. Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi

    embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta

    (ari-ari).

    Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin

    perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada

    hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.

    Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion).Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion.

    Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk

    membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.

    Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan

    membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan luas

    daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke

    janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu. Pembentukan plasenta yang sempurna

    biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan

    dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.

    1. 2 perubahan anatomi dan fisiologis saat kehamilan

    Perubahah Pada Organ-organ ReproduksiUterus/Rahim

    Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi hasil pembuahan dalam

    rahim (intrauterin). Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk

    elastisitas / kelenturan uterus.

    Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan perut (tinggi fundus):

    tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)

    kehamilan 8 minggu : telur bebek

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    4/22

    kehamilan 12 minggu : telur angsa kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis(tulang kemaluan)-pusat kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphid (tulang rongga dada paling bawah) kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

    Serviks uteri (leher rahim) mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan

    perlunakan akibatprogesteron, warna menjadi livide / kebiruan.

    Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.

    Vagina / vulva

    Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan

    (tanda Chadwick).

    Ovarium (Kantong Telur)

    Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi

    progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi

    pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal

    menstruasi.

    Payudara

    Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara.

    Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan

    pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein,

    laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, dan kolostrum. Mammae membesar dan tegang,

    terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola danpapilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    5/22

    Sistem respirasi/PernapasanKebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma (otot pernapasan) juga

    terdorong ke atas menyebabkan napas cepat dan dangkal (20-24x/menit). Inilah yang

    menyebabkan wanita hamil merasa napasnya sesak.

    Sistem gastrointestinalEstrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu terjadi

    juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi (susah BAB), lebih sering

    lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga terjadi peningkatan asam lambung. Pada

    keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per

    hari (hiperemesis gravidarum).

    Sistem sirkulasi / kardiovaskularPerubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan HEMODINAMIK

    calon ibu, meliputi :

    1. retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung2. anemia relatif3. tekanan darah arterial menurun4. curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir

    kehamilan

    5. volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%6. volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah

    secara perlahan sampai akhir kehamilan.

    Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antibodi fisiologik yang terjadi

    pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit meningkat

    sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik pada

    kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl).

    Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn

    karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1,

    alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.

    MetabolismeBasal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhankarbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).

    Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol

    plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum

    meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin

    tambahan.

    Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma

    ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :

    1. ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat2. produksi glukosa dari hati menurun

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    6/22

    3. produksi alanin (salah satu prekursorglukoneogenesis) menurun4. aktifitas ekskresi ginjal meningkat5. efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya,

    hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).

    Traktus urinarius/saluran kemihUreter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan

    progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah

    mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

    KulitPeningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa

    hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, striae lividae pada perut, dsb.

    Terdapat linea nigra dibagian perut.

    Peningkatan Berat Badan Selama HamilNormal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan

    volume berbagai organ / cairan intrauterin.

    Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0 kg,

    penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan

    cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.

    1. 3 Memahami perkembangan janin

    Ovum : sejak konsepsi sampai hari ke-14 (terjadi replikasi seluler, pembentukanblastosis, perkembangan awal selaput embrio lapisan germinal primer. Embrio : berlangsung dari hari ke-15 sampai 8 minggu setelah konsepsi atau sampai

    ukuran embrio sekitar 3 cm dari puncak kepala ke bokong.

    Tahap ini merupakan masa yang paling kritis dalam perkembangan sistem organ dan

    penampilan luar utama janin, sangat rentan terhadap malformasi akibat teratogen.

    o Minggu ke-4Dari diskus embrionik, bagian pertama muncul yang kemudian akan menjadi

    tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan

    saluran pencernaan terbentuk.

    Badan tampak membentuk huruf C. Ukuran puncak kepala-bokong 0,4 0,5cm. Berat 0,4 gr.

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    7/22

    o Minggu ke-8Perkembangan cepat. Badan mulai terbentuk. Hidung rata, mata jauh

    terpisah, jari-jari sudah terbentuk, kepala mulai terangkat, ekor hampir

    hilang, mata,telinga dan mulut dapat dikenali.

    Ukuran 2,5 cm 3 cm, berat 2 gram

    Jantung mulai memompa darah. Vili usus berkembang, usus halus

    menggulung dalam tali pusat, hati sangat besar.

    Janino Minggu ke-12

    Embrio menjadi janin. Kuku terbentuk, lebih menyerupai manusia, kepala

    tegak tetapi besarnya tidak sebanding, kulit merah muda, lembut.

    Ukuran 6-9 cm, berat 19 gram.

    Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound. Diperkirakan lebih

    berbentuk manusia karena tumbuh dan berkembang. Gerakan pertamadimulai selama minggu ke-12. jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal

    memproduksi urine.

    o Minggu ke-16Kepala masih dominan, wajah menyerupai manusia, mata, telinga dan

    hidung menyerupai bentuk yang sebenarnya, perbandingan lengan-kaki

    sesuai, muncul rambut kepala.

    Ukuran 11,5- 13,5 cm, berat 100 gram

    Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem syaraf mulai melaksanakan

    kontrol. Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapatmenggenggam. Kaki menendang dengan aktif. Semua organ mulai matang

    dan tumbuh. Berat janin sekitar 0,2 kg. Denyut jantung janin dapat didengar

    dengan Doppler. Pankreas memproduksi insulin

    o Minggu ke-20Verniks kaseosa muncul, lanugo muncul, tungkai sangat bertambah panjang,

    mulai terlihat kelenjar sabasea.

    Ukuran 16-18,5 cm, berat 300 gram.

    Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak

    pada kulit. Alis, bulu mata dan ranbut terbentuk. Janin mengembangkanjadwal yang teratur untuk tidur, menelan dan menendang.

    o Minggu ke-24Tubuh menjadi langsing tetapi dengan perbandingan yang sesuai, kulit

    menjadi merah dan keriput, terdapat verniks kaseosa, pembentukan kelenjar

    keringat.

    Ukuran 23 cm, berat 600 gram.

    Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang

    meningkatkan aktifitasnya. Perkembangan pernafasan dimulai. Berat janin

    0,7 0,8 kg.

    o Minggu ke-28

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    8/22

    Badan langsing, keriput berkurang dan berwarna merah, terbentuk kuku.

    Ukuran 27 cm, berat 1100 gram.

    Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. Surfaktan terbentuk di

    dalam paru-paru. Mata janin mulai membuka dan menutup. Ukuran janin

    2/3 ukuran pada saat lahir.

    o Minggu ke-32Lemak sub kutan mulai terkumpul, tampak lebih bulat, kulit merah muda

    dan licin, mengambil posisi persalinan.

    Ukuran 32 cm, berat 2100 gram.

    Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan

    pemisahan bayi setelah lahir. Bayi tumbuh 38-43 cm. Mulai menyimpan zat

    besi, kalsium dan fosfor.

    o

    Minggu ke-36Kulit merah muda, tubuh bulat, lanugo menghilang di seluruh tubuh, tubuh

    biasanya gemuk.

    Ukuran 35 cm, berat 2200 2900 gram

    Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak/berputar

    banyak. Antibodi ibu di transfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan

    untuk 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi bekerja sendiri.

    o Minggu ke-40

    1.4 PERSALINAN / PARTUS

    Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui

    vagina atau jalan lain ke dunia luar.

    Partus normal / partus biasa : Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-

    ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi

    (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.

    Partus abnormal : Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi /

    ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam

    dengan sectio cesarea.

    SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN

    1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi

    janin dari plasenta berkurang. (pada diagram, dari Lancet, kok estrogen meningkat)

    2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker)

    bagi kontraksi otot polos uterus.

    3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang

    terjadinya kontraksi.

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    9/22

    4. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen

    mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus

    rangsangan untuk proses persalinan (DIAGRAM)

    PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR P UTAMA

    Power

    His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular

    respirasi metabolik ibu.

    Passage

    Keadaan jalan lahir

    Passanger

    Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)

    (++ faktor2 P lainnya : psychology, physician, position)Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor P tersebut, persalinan normal

    diharapkan dapat berlangsung.

    PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN

    Kala 1 : Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)

    Kala 2 :Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)

    Kala 3 :Pengeluaran plasenta (kala uri)

    Kala 4 : Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi

    HIS

    His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah

    fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat

    dari pacemaker yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.

    Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus

    minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi

    uterus ke luar.

    Terjadinya his, akibat :

    1. kerja hormon oksitosin

    2. regangan dinding uterus oleh isi konsepsi 3

    3. rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.

    His yang baik dan ideal meliputi :

    1. kontraksi simultan simetris di seluruh uterus

    2. kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    10/22

    3. terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.

    4. terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his

    5. serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan

    tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar(cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.

    Nyeri persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor :

    1. iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus

    diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.

    2. peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang

    nyeri.

    3. keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).

    4. prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress

    Pengukuran kontraksi uterus

    1. amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian

    kedua penurunan agak lambat.

    2. frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).

    3. satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).

    Sifat his pada berbagai fase persalinan

    Kala 1 awal (fase laten)

    Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3

    cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat. Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir

    Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10

    menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).

    Kala 2

    Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat

    stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang

    menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot

    dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.

    Kala 3

    Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta

    dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan

    memerlukan tindakan aktif (manual aid).

    PERSALINAN KALA 1 :

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    11/22

    FASE PEMATANGAN / PEMBUKAAN SERVIKS

    DIMULAI pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama,

    makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak

    lebih banyak daripada darah haid.

    BERAKHIR pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio

    serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.

    Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.

    Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase

    aktif terbagi atas :

    1. fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.

    2. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.

    3. fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).

    Peristiwa penting pada persalinan kala 1

    1. keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang

    selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks,

    dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.

    2. ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.

    3. selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika

    terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).

    Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida berbeda dengan

    pada multipara :

    1. pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan pada

    multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses

    penipisan dan pembukaan

    2. pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum

    (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) pada multipara,

    ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk

    seperti garis lebar)

    3. periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam)

    karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan

    waktu lebih lama.

    PERSALINAN KALA 2 :

    FASE PENGELUARAN BAYI

    DIMULAI pada saat pembukaan serviks telah lengkap.

    BERAKHIR pada saat bayi telah lahir lengkap.

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    12/22

    His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat.

    Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.

    Peristiwa penting pada persalinan kala 2

    1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.

    2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.

    3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)

    4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai

    sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.

    5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir

    (episiotomi).

    Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam. Gerakan utama pengeluaran janin

    pada persalinan dengan letak belakang kepala

    1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas

    panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul

    (asinklitismus anterior / posterior).

    2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah

    fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut

    dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.

    3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter

    oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang

    kepala).

    4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun

    kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia

    interspinarum dengan diameter biparietalis.

    5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah

    simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut,

    dagu.

    6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi

    tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis,

    kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.

    7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.

    Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang,

    tungkai dan kaki.

    PERSALINAN KALA 3 :

    FASE PENGELUARAN PLASENTA

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    13/22

    DIMULAI : pada saat bayi telah lahir lengkap.

    BERAKHIR : dengan lahirnya plasenta.

    Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran

    plasenta dari kavum uteri.

    Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan

    perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan,

    atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.

    Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi,

    sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.

    Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.

    Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir. (jika lepasnya plasenta terjadi sebelum

    bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae keadaan gawat darurat obstetrik )

    KALA 4 :

    OBSERVASI PASCAPERSALINAN

    Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.

    7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :

    1) kontraksi uterus harus baik,

    2) tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,

    3) plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,

    4) kandung kencing harus kosong,

    5) luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,

    6) resume keadaan umum bayi, dan

    7) resume keadaan umum ibu

    2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANEMIA PADA KEHAMILAN2.1 DEFINISI

    Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12

    gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin

    dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    14/22

    Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan 10 minggu dan puncaknya

    antara 32-36 minggu. Kadar Hb, eritrosit, dan hematokrit turun selama kehamilan sampai 7 hari

    postpartum. Setelah itu ketiga nilai itu meningkat dan 40 hari postpartum mencapai angka yang

    kira-kira sama dengan angka di luar kehamilan. Seorang wanita hamil dengan Hb 10-12 g/100

    ml dianggap anemia fisiologik/pseudoanemia sedangkan bila kurang dari 10 g/100 ml dianggap

    anemia patologis.

    2.2 ETIOLOGI

    Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma Kurangnya zat besi dalam makanan(diit) Kebutuhan zat besi meningkat Gangguan pencernaan dan absorbsi(malabsorbsi) Status sosial ekonomi keluarga yang minim menyebabkan asupan gizi kurang Ibu hamil yang malnutrisi atau kekurangan gizi Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan Kehamilan dibawah usia 18 tahun atau kehamilan diatas usia 35 tahun Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

    2.3 KLASIFIKASI

    a. Anemia Defisiensi BesiMerupakan anemia yang paling sering ditemukan. Dapat disebabkan karena kurang

    asupan besi dalam makanan, gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena

    pengeluaran besi terlalu banyak dari tubuh misalnya pada perdarahan. Jika terjadi

    defisiensi besi, maka suplai ke sumsum tulang juga berkurang sehingga tidak dapat

    memenuhi kebutuhan basal produksi Hb. Hal ini menyebabkan setiap sel darah merah

    yang terbentuk mengandung sedikit Hb sehingga menjadi mikrositosis dan hipokrom.Proliferasi prekursor eritroid juga terhambat pada saat defisiensi besi.

    Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama dalam trimester terakhir. Apabila

    masuknya besi tidak ditambah dalam kehamilan maka mudah terjadi defisiensi besi,

    lebih-lebih pada kehamilan kembar. Lagi pula di daerah khatulistiwa besi lebih banyak

    ke luar melalui air peluh dan kulit. Di Indonesia asupan besi per hari untuk wanita tidak

    hamil (12 mg), wanita hamil (17 mg), wanita menyusui (17 mg).

    Prognosis anemia defisiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak.

    Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi.

    Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus,

    dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan postpartum, daninfeksi. Walaupun bayi yang dilahirkan tidak menunjukkan Hb yang rendah, namun

    cadangan besinya kurang sehingga beberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia

    infantum.

    b. Anemia MegablostikDisebabkan karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12.

    Diagnosis dibuat bila ditemukan megaloblas atau promegaloblas dalam darah atau

    sumsum tulang. Sifat khas sebagai anemia makrositer dan hiperkrom tidak selalu

    dijumpai kecuali anemia berat. Seringkali anemia bersifat normositer dan normokrom

    karena defisiensi asam folat sering berdampingan dengan defisiensi besi dalam

    kehamilan. Perubahan-perubahan dalam leukopoesis seperti metamielosit datia dan selbatang datia yang kadang-kadang disertai vakuolisasi dan hipersegmentasi granulosit,

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    15/22

    terjadi lebih dini pada defisiensi asam folat dan vitamin B12 bahkan sebelum terdapat

    megaloblastosis. Diagnosis pasti baru dapat dibuat dengan percobaan penyerapan dan

    pengeluaran asam folik. Pada pengobatan percobaan asam folat menunjukkan naiknya

    jumlah retikulosit dan kadar Hb.

    Pada anemia ini, terjadi hambatan sintesis DNA menyebabkan pertumbuhan sel yang

    tidak seimbang. Namun ketika pembelahan sel terhambat, sintesis RNA tidak

    terpengaruh. Hasilnya adalah komponen sitoplasma terutama hemoglobin disintesis

    dalam jumlah berlebihan selama penundaan pembelahan sel. Akhirnya terjadi

    peningkatan dalam ukuran sel.

    Anemia megaloblastik dalam kehamilan umumnya mempunyai prognosis yang cukup

    baik. Pengobatan dengan asam folat hampir selalu berhasil. Apabila penderita mencapai

    masa nifas dengan selamat dengan atau tanpa pengobatan maka anemianya akan

    sembuh dan tidak akan timbul lagi. Hal ini disebabkan karena dengan lahirnya anak

    keperluan akan asam folik jauh berkurang. Sebaliknya anemia pernisiosa memerlukan

    pengobatan terus-menerus juga di luar kehamilan. Anemia megaloblastik dalam

    kehamilan yang berat tidak diobati mempunyai prognosis kurang baik. Angka kematianbagi ibu mendekati 50% dan anak 90%.

    c. Anemia HipoplastikDisebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.

    Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata. Dapat

    disebabkan karena kerusakan sumsum tulang, defisiensi besi, atau stimulus eritropoetin

    yang inadekuat. Hal terakhir dapat disebabkan karena supresi EPO oleh sitokin misalnya

    IL-1, gangguan fungsi ginjal, atau penurunan kebutuhan O2 jaringan akibat penyakit

    metabolik seperti hipotiroid. Perbandingan mielosit : eritrosit yang diluar kehamilan 5 :

    1 dan kehamilan 3 : 1 atau 2 : 1 berubah menjadi 10 : 1 atau 20 : 1. Ciri lain ialah bahwa

    pengobatan dengan segala macam obat penambah darah tidak memberi hasil. Satu-satunya cara memperbaiki keadaan penderita adalah transfusi darah yang sering perlu

    diulang sampai beberapa kali.

    Biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan apabila selamat mencapai masa nifas

    akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita

    menderita anemia hipoplastik lagi. Pada kondisi yang berat jika tidak diobati

    mempunyai prognosis yang buruk bagi ibu maupun anak.

    d. Anemia HemolitikPada anemia ini terjadi penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari

    pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamilmaka anemia menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin bahwa kehamilan menyebabkan

    krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.

    Gejala-gejala yang lazim dijumpai ialah gejala proses hemolitik seperti anemia,

    hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria, dan sterkobilin

    lebih banyak dalam feses. Disamping itu terdapat tanda regenerasi darah seperti

    retikulositosis dan normoblastemia serta hiperplasia eritropoesis sumsum tulang. Pada

    hemolisis yang berlangsung lama dijumpai pembesaran limpa dan pada kasus herediter

    kadang disertai kelainan radiologis pada tengkorak dan tulang lain. Perbandingan

    mielosit:eritrosit biasanya 3 : 1 atau 2 : 1 dalam kehamilan berubah menjadi 1 : 1 atau 1 :

    2. Frekuensi pada kehamilan tidak tinggi, biasanya terjadi pada sel sabit dan thalasemia.

    2.4 DIAGNOSIS

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    16/22

    Pada anamnesa & pemeriksaan fisik biasanya dijumpai berupa kepala pusing, palpitasi,

    berkunang- kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu,

    lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Lalu memiliki rambut yang rapuh dan

    halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah serta Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat,

    berwarna merah daging, stomatitis angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut

    mulut.

    Ciri-ciri anemia defisiensi besi:

    Mikrositosis Hipokromasia Anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat

    normositer dan normokrom

    Kadar besi serum rendah Daya ikat besi serum meningkat Protoporfirin meningkat Tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.

    2.5 PENATALAKSANAAN

    Untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan tersebut perlu penatalaksanaan yang

    adekuat untuk menangani anemia defisiensi besi pada kehamilan. Tujuan penatalaksanaan

    anemia defisiensi besi adalah menaikkan nilai hemoglobin dan mencukupi simpanan besi dalam

    tubuh.

    Terapi Besi

    Terapi oral seperti preparat besi sulfas ferosus 300 mg setelah makan 3 kali sehari. Efek

    samping dari terapi ini adalah Mual , Muntah , Nyeri ulu hati.

    Pemberian iron sucrose dilakukan dengan dosis 200 mg iron sucrose dalam 100 cc NaCl 0,9 %

    selama 1 jam setiap 1-3 hari. Umumnya pasien menerima terapi setiap hari. Nilai Hb yang

    dicapai oleh kelompok yang mendapat iron sucrose adalah 12,8 g/dL dalam waktu 7 minggu.

    Efek samping yang bisa timbul dari terapi ini adalahNyeri pada daerah suntikan (75%), Nyeri

    Kepala (16,6%), Rasa Metal pada mulut (16,6%). Iron sucrose secara cepat menghantarkan besi

    ke protein pengikat besi endogen (transferin, feritin) mencapai sistem retikuloendotelial hepar,

    limpa dan sumsum tulang untuk proses eritropoiesis serta mempunyai risiko minimal reaksi

    alergi.

    Iron sucrose merupakan terapi alternatif untuk anemia defisiensi besi dalam kehamilan

    yang dapat mengembalikan simpanan besi tubuh dengan cepat tanpa efek samping yang serius.

    Pemberian iron sucrose cukup aman tanpa efek samping yang berat. Penerimaan pasien

    terhadap terapi iron sucrose cukup baik mengingat seluruh pasien mengikuti pengobatan hingga

    selesai.. Peningkatan nilai Hb pasien setelah terapi iron sucrose lebih tinggi (1,6 g/dL)

    dibandingkan dengan peningkatannilai Hb yang mendapat terapi besi oral (0,6 g/dL), tetapi

    secara statistik tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Nilai feritin pasien setelah terapiiron sucrose lebih tinggi secara bermakna dibandingkan nilai feritin pasien yang mendapat

    terapi besi oral (p=0,041). Hal tersebut menunjukkan bahwa simpanan besi pasien

    dikembalikan lebih baik pada pasien yang mendapatiron sucrose.

    2.6 KOMPLIKASI

    Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin,

    sedangkan pengaruh komplikasi pada kehamilan dapat diuraikan, sebagai berikut :

    1. Bahaya Pada Trimester I

    Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan congenital,

    abortus / keguguran.

    2. Bahaya Pada Trimester II

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    17/22

    Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante

    partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,

    gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu.

    3. Bahaya Saat Persalinan

    Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin lahir

    dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan

    gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer dkk, 2008).

    2.7 PROGNOSIS

    Anemia defisiensi besi

    Prognosis baik apabila penyebab anemianya hanya karena kekurangan besi saja dan diketahui

    penyebabnya serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat.

    Jika terjadi kegagalan dalam pengobatan, perlu dipertimbangkan beberapa kemungkinansebagai berikut :

    - Diagnosis salah

    - Dosis obat tidak adekuat

    - Preparat Fe tidak tepat atau kadaluarsa

    - Perdarahan yang tidak teratasi atau perdarahan yang tidak tampak berlangsung menetap

    - Disertai penyakit yang mempengaruhi absorpsi dan pemakaian besi (infeksi, keganasan,penyakit hati, penyakit ginjal,penyakit tiroid,penyakit defisiensi vitamin B12, asam folat ).

    - Gangguan absorpsi saluran cerna

    2.8 PENCEGAHAN

    Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi

    yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara

    mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada

    sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta

    kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

    diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang

    diperkuat dengan zat besi.

    Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering

    seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi

    dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan

    menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya.

    Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal

    lebih dari 2 tahun.

    3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GIZI SELAMA KEHAMILANKehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan

    zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut

    diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    18/22

    kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi

    tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

    Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali

    menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi dan Kalsium.

    Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama

    masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300

    kalori setiap hari selama hamil (Nasution, 1988).

    Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337

    Kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal,

    yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa

    dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan

    adalah 74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per

    hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraaan lamanya kehamilan

    dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal.

    Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester II

    dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama

    trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah,

    pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi

    tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.

    Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO menganjurkan

    jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II

    dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100 Kkal dan 300 Kkal untuk

    trimester II dan III. Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi

    VI tahun 1998 ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak

    termasuk penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan

    pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selamahamil.

    Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga meningkat, bahkan

    mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir

    kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta

    janin. Di Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 menganjurkan

    penambahan protein 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan

    protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau sekitar 1,3

    g/kgBB/hari (gravida mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg BB/hari (di

    bawah 15 tahun).

    Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilaibiologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang

    berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian.

    Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat

    Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk

    mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan

    seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan janin,

    plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi

    Tahun 1998, seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi rata-rata 20 mg perhari. Sedangkan

    kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari (umur 20 45

    tahun).

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    19/22

    Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain

    memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan

    mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 12 kg, dimana padatrimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6

    kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.

    Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang EnergiKronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah

    menderita anemai gizi.

    Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil

    Kategori Berat (BMI) Total Kenaikan BB (Kg) Penambahan BB

    TM I (Kg) TM II (Kg)

    Normal ( BMI 19,8-26) 12,5 13 2,3 0,49

    Kurus ( BMI < 19,8 ) 11,5 16 1,6 0,44

    Lebih 7 11, 6 0,9 0,3

    Obesitas ( BMI > 29 ) 6

    Tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil Menurut Nadesul (2004)

    Status Tanda

    Keadaan umum Responsive, gesit

    Berat badan Normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh

    Postur Tegak, tungkai dan lengan lurus

    Otot Kuat, kenyal sedikit lemak di bawah kulit

    Saraf Perhatian baik, tidak mudah tersinggung, refleks normal, mental stabil

    Pencernaan Nafsu makan baik

    Jantung Detak dan irama normal, tekanan darah normal sesuai usia

    Vitalitas umum Ketahanan baik, energik, cukup tidur, penuh semangat

    Rambut Mengkilat, keras tak mudah rontok, kulit kepala normal

    Kulit Licin, cukup lembab, warna segar

    Muka dan leher Warna sama, licin, tampak sehat, segar

    Bibir Licin, warna tidak pucat, lembab, tidak bengkak

    Mulut Tidak ada luka dan selaput merah

    Gusi Merah normal, tidak ada perdarahan

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    20/22

    Lidah Merah normal, licin, tidak ada luka

    Gigi geligi Tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat, lurus dagu normal, bersih dan

    tidak ada perdarahan

    Mata Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada perdarahan

    Kelenjar Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada perdarahan

    Kuku Keras dan kemerahan

    Tungkai Kaki tidak bengkak, normal

    Penilaian nutrisi

    IMT Prahamil Anjuran peningkatan BB total

    Underweight (IMT < 19,8) 12,5 18 kg

    Normal (IMT 19,8 26 ) 11,5 16 kg

    Overweight (IMT 26 - 29) 7 -11,5 kg

    Obesitas (IMT > 29) 6 kg

    Kebutuhan nutrisi pada perempuan tidak hamil, hamil dan menyusui

    4. Memahami dan mejelaskan hukum wanita hamil melakukan ibadah puasa

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    21/22

    Kondisi fisik seorang wanita dalam menghadapi kehamilan dan saat-saat menyusui memang

    berbeda-beda. Namun, pada dasarnya, kalori yang dibutuhkan untuk memberi asupan bagi sang

    buah hati adalah sama, yaitu sekitar 2200-2300 kalori perhari untuk ibu hamil dan 2200-2600

    kalori perhari untuk ibu menyusui. Kondisi inilah yang menimbulkan konsekuensi yang berbeda

    bagi para ibu dalam menghadapi saat-saat puasa di bulan Ramadhan. Ada yang merasa tidak

    bermasalah dengan keadaan fisik dirinya dan sang bayi sehingga dapat menjalani puasa dengantenang. Ada pula para ibu yang memiliki kondisi fisik yang lemah yang mengkhawatirkan

    keadaan dirinya jika harus terus berpuasa di bulan Ramadhan begitu pula para ibu yang

    memiliki buah hati yang lemah kondisi fisiknya dan masih sangat tergantung asupan

    makanannya dari sang ibu melalui air susu sang ibu.

    Kedua kondisi terakhir, memiliki konsekuuensi hukum yang berbeda bentuk pembayarannya.

    1. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya Saja Bila

    Berpuasa

    Bagi ibu, untuk keadaan ini maka wajib untuk mengqadha (tanpa fidyah) di hari yang lain ketika

    telah sanggup berpuasa.

    Keadaan ini disamakan dengan orang yang sedang sakit dan mengkhawatirkan keadaan dirinya.

    Sebagaimana dalam ayat,

    Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajib

    baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.(Qs. AlBaqarah[2]:184)

    Berkaitan dengan masalah ini, Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, Kami tidakmengetahui ada perselisihan di antara ahli ilmu dalam masalah ini, karena keduanya seperti

    orang sakit yang takut akan kesehatan dirinya. (al-Mughni: 4/394)

    2. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya dan Buah Hati

    Bila Berpuasa

    Sebagaimana keadaan pertama, sang ibu dalam keadaan ini wajib mengqadha (saja) sebanyak

    hari-hari puasa yang ditinggalkan ketika sang ibu telah sanggup melaksanakannya.

    Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, Para sahabat kami (ulama Syafiiyah) mengatakan,

    Orang yang hamil dan menyusui, apabila keduanya khawatir dengan puasanya dapatmembahayakan dirinya, maka dia berbuka dan mengqadha. Tidak ada fidyah karena dia seperti

    orang yang sakit dan semua ini tidak ada perselisihan (di antara Syafiiyyah). Apabila orangyang hamil dan menyusui khawatir dengan puasanya akan membahayakan dirinya dan

    anaknya, maka sedemikian pula (hendaklah) dia berbuka dan mengqadha, tanpa ada

    perselisihan (di antara Syafiiyyah).(al-Majmu: 6/177, dinukil dari majalahAl Furqon)

    3 .Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan si Buah Hati saja

    Dalam keadaan ini, sebenarnya sang ibu mampu untuk berpuasa. Oleh karena itulah,

    kekhawatiran bahwa jika sang ibu berpuasa akan membahayakan si buah hati bukan

    berdasarkan perkiraan yang lemah, namun telah ada dugaan kuat akan membahayakan atau

    telah terbukti berdasarkan percobaan bahwa puasa sang ibu akan membahayakan. Patokan

    lainnya bisa berdasarkan diagnosa dokter terpercaya bahwa puasa bisa membahayakan

    anaknya seperti kurang akal atau sakit -. (Al Furqon, edisi 1 tahun 8)

    Untuk kondisi ketiga ini, ulama berbeda pendapat tentang proses pembayaran puasa sang ibu.

    Berikut sedikit paparan tentang perbedaan pendapat tersebut.

    Dalil ulama yang mewajibkan sang ibu untuk membayar qadha saja.

  • 7/22/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN (MANDIRI)

    22/22

    Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana kondisi pertama dan kedua, yakni sang wanita

    hamil atau menyusui ini disamakan statusnya sebagaimana orang sakit. Pendapat ini dipilih

    oleh Syaikh Bin Baz dan Syaikh As-Sadi rahimahumallah

    Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk membayar fidyah saja.

    Dalill yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para ulama yang mewajibkan qadha danfidyah, yaitu perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil dan menyusui, jika takutterhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin. ( HR. Abu

    Dawud)

    dan perkataan Ibnu Umarradhiallahuanhuketika ditanya tentang seorang wanita hamil yangmengkhawatirkan anaknya, maka beliau berkata, Berbuka dan gantinya memberi makan satu

    mud gandum setiap harinya kepada seorang miskin. (al-Baihaqi dalam Sunan dari jalan Imam

    Syafii, sanadnya shahih)

    Dan ayat Al-Quran yang dijadikan dalil bahwa wanita hamil dan menyusui hanyaf membayar

    fidyah adalah, Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)

    membayar diyah (yaitu) membayar makan satu orang miskin.(Qs. Al-Baqarah [2]: 184)

    Hal ini disebabkan wanita hamil dan menyusui yang mengkhawatirkan anaknya dianggap

    sebagai orang yang tercakup dalam ayat ini.

    Pendapat ini adalah termasuk pendapat yang dipilih Syaikh Salim dan Syaikh Ali

    Hasan hafidzahullah.

    Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk mengqadha dengan disertai membayar

    fidyah

    Dalil sang ibu wajib mengqadha adalah sebagaimana dalil pada kondisi pertama dan kedua,

    yaitu wajibnya bagi orang yang tidak berpuasa untuk mengqadha di hari lain ketika telahmemiliki kemampuan. Para ulama berpendapat tetap wajibnya mengqadha puasa ini karena

    tidak ada dalam syariat yang menggugurkan qadha bagi orang yang mampu mengerjakannya.

    Sedangkan dalil pembayaran fidyah adalah para ibu pada kondisi ketiga ini termasuk dalam

    keumuman ayat berikut,

    Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)

    membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin (Qs. Al-Baqarah [2]:184)

    Hal ini juga dikuatkan oleh perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil danmenyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan

    seorang miskin. (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Irwaul Ghalil). Begitupula jawaban Ibnu Umarradhiallahuanhu ketika ditanya tentang wanita hamil yang khawatir

    terhadap anaknya, beliau menjawab, Hendaklah berbuka dan memberi makan seorang miskin

    setiap hari yang ditinggalkan.

    Adapun perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu Umarradhiallahuanhuma yang hanya menyatakan

    untuk berbuka tanpa menyebutkan wajib mengqadha karena hal tersebut (mengqadha) sudah

    lazim dilakukan ketika seseorang berbuka saat Ramadhan.