makalah iii fiks
DESCRIPTION
kTRANSCRIPT
MAKALAH III
“STANDAR DAN TANGGUNG JAWAB
PELAYANAN KEPERAWATAN DIRUMAH”
Arip Sanjaya,Fitter Fernando,Liokta Lanima, Rahmat
Nursyamli,Zhazha DT
A. Standar Pelayanan Keperawatan di Rumah ( The American Nurses Association , 1986 )
Standar Praktik Pelayanan Kesehatan Rumah
Standar praktik merupakan salah satu prangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga
profesinal. Standar praktik keperawatan mengidentifikasi harapan minimal bagi para perawat
profesional dalam memberikan asuhan keperawataan yang aman efektif dan etis. Standar
praktik pelayanan kesehatan rumah yang dikembangkan oleh Amerikan Nurse
Association(1986)yang memperlihatkan hubungan proses keperawatan dengan
standar praktik .
a. Standar 1 : Organisasi pelayanan kesehatan di rumah
Seluruh pelayanan rumah direncanakan, diorganisir langsung oleh perawat
profesional tingkat master yanag telah dipersiapkan untuk memberi pelayanan kesehatan
rumah dan mempunyai pengalaman baik secara organisasi maupun diorganisasi
kesehatan komunitas. Pimpinan dan perawat pelaksana bekerja bersama-sama, untuk
membuat rencana dan program yang sesuai dengan kebutuhan dengan pelayanan
komunitas.
Perawat administrator (pengelola) membuat misi,filosofi,dan tujuan agen yang akan
memutuskan jenis pelayana yang dibutuhkan klien adan keluarganya di lingkungan
mereka. Anggaran kebijakan perorangan dan metoda evaluasi terhadap program dan
personal ditetapkan. Penetapan cara memantau program kendali mutu untuk
memperbaiki dan meningkat pelayanan yang diberikan.
b. Standar 2 : teori
Perawat menetapkan konsep teoritis sebagai dasar keputusan dalam melaksanakan
praktek/asuhan keperawatan.
c. Standar III : pengumpulan data
Perawat secara terus-menerus mengumpulkan, dan mendokumentasikan data yang
luas, akurat dan sistematis
d. Standar IV : diagnosa
Perawat menggunakan data dari hasil observasi dan penilaian kesehatan klien untuk
menentukan diagnosa keperawatan.
e. Standar V : (Perencanaan)
Perawat mengembangkan rencana-rencana tindakan guna menentukan tujuan
pemberian asuhan keperawatan. Rencana didasarkan pada perumusan diagnosa
keperawatan dan menggabungkan nilai-nilai dalam upaya pencegahan penyakit,tindakan
pengobatab/kuratif, dan tindakan rehabilitasi perawatan
f. Standar VI : (pelaksanaan / intervensi)
Implementasi rencana dilakukan dalam tiga fase : sebelum, selama dan sesudah
kunjungan rumah., bertanggung pada keperluan perawat pelayanan kesehatan rumah
bertanggung jawab membantu klien kembali ketingkat fungsi optimal dan kesehatannya
dan menjamin klien dan keluarga terlibat. Dan partisipasi dalam pelayanan kesehatan
rumah, penyuluhan, pengawasan terhadap obat-obat dan diet dan evaluasi terhadap
Pengaturan klien dengan diabetes.
g. Standar VII : (evaluasi)
Secara bersama-sama klien , keluarga dan perawat pelayanan kesehatan rumah
melakukan penilaian terhadap status klien dan kemajuan yang dicapai sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Karena pada kunjungan rumah yang pertama perawat telah
menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
panjang yang harus dicapai.
h. Standar VIII : ( keperawatan Berkelanjutan)
Perawat bertanggung jawab untuk menyediakan system keperawatan yang
menyediakan suatu transisi secara bertahap bagi klien dan keluarga, dari rumah sakit
kerumah. hal ini dilakukan melalui koordinasi dengan sumber daya lain yang ada
dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan klien.
i. Standar IX : (kerja sama antar di-siplin)
Kerja sama antara disiplin pada area pelayanan kesehatan rumah cukup penting
karena banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan kesehatan rumah.agar kerja
tim antar disiplin ini sukses maka mereka harus bersama-sama merencanakan,
menerapkan dan melakukan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan.
j. Standar X : (pengembangan Profesional)
Perawatan kesehatan masyarakat selalu aktif berusaha (mengambil bagian) dalam
menjamin pelayanan yang berkualitas melalui evaluasi terhadap kelompok, evaluasi diri
sendiri yang merupakan bagian dari tim keehatan.
Perawat pelayanan kesehatan dirumah diberi kesempatan untuk meningkatkan
pendidikan formal maupun kegiatan ilmiah lainnya. Pengembangan professional adalah
suatu area pentiing karena pelayanan kesehatan rumah sedang berkembang dengan pesat
dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam masalah sosisl dan kebutuhan
pelayanan kesehatan dirumah.
k. Standar XI : (Riset)
Perawat pelayanan kesehatan rumah berpartisifasi daalam berbagai kesempatan dalam
melakukan riset,walau belum pernah mempunyai pengalaman riset keperawatan terutama
dalam riset keperawatan keluarga. namun jika sumberdaya dan faktor pendukung dalam
penelitian tersebut memadai,perawat kesehatan rumah dapat dilibatkan.
l. Standar XII : (Etika)
Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat guna membuat
pertimbangaan etis dalam haal bertindak sebagai advokat kilen,melakukan promosi
kesehatan,memberikan informed consent dan melakukan kontrak pertama untuk melihat
sumberdaya yang ada dimasyarakat.dilema dan komflik diselesaikan melalui suatu
mekanisme yang di rancang dan disepakati. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat
bertanggung jawab untuk membina hubungan saling percaya dengan keluarga dalam
meyakinkan bahwa rumah adalah tempat yang sesuai untuk pemberian pelayanan
kesehatan.
B. Tanggung Jawab perawat yang melakukan pelayanan keperawatan dirumah
1. Pengertian Tanggung Jawab Perawat
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya.
Sebutan ini menunjukkan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati – hati,
teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur.(Koziers 1983:25) Klien merasa yakin
bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian
yang relevan dengan disiplin ilmunya.
Pengertian Tanggung Jawab menurut Barbara kozier (dalam Fundamental of nursing
1983:25) : Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya.
Sebutan ini menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati-hati,
teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur.
Pengertian Responsibility menurut Berten , (1993:133) : Keharusan seseorang sebagai
mahluk rasional dan bebas untuk tidak.mengelak serta memberikan penjelasan mengenai
perbuatannya, secara retrosfektif atau prosfektif (Bertens, 1993:133). Berdasarkan pengertain
di atas tanggung jawab diartikan sebagai kesiapan memberikan jawaban atas tindakan-
tindakan yang sudah dilakukan perawat pada masa lalu atau tindakan yang akan berakibat di
masa yang akan datang. Misalnya bila perawat dengan sengaja memasang alat kontrasepsi
tanpa persetujuan klien maka akan berdampak pada masa depan klien. Klien tidak akan
punya keturunan padahal memiliki keturunan adalah hak semua manusia. Perawat secara
retrospektif harus bisa mempertanggung-jawabkan meskipun tindakan perawat tersebut
diangap benar menurut pertimbangan medis. Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena
kecemasan akan muncul bila klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya
kurang terampil, pendidikannya tidak memadai dan kurang berpengalaman. Klien tidak yakin
bahwa perawat memiliki integritas dalam sikap, keterampilan, pengetahuan (integrity) dan
kompetensi.
Beberapa cara dimana perawat dapat mengkomunikasikan tanggung jawabnya yakni
sebagai berikut :
a. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere intereset)
Contoh : “Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan kesehatan ibu saya akan
mengganti balutan atau mengganti spreinya”.
b. Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia memberikan
penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the delay). Misalnya ;
“Mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan darurat sehingga
harus meninggalkan bapak sejenak”.
c. Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang ditunjukkan dengan
perilaku perawat. misalnya mengucapkan salam, tersenyum, membungkuk,
bersalaman dsb.
d. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the patiens
desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat misalnya “Coba ibu jelaskan
bagaimana perasaan ibu saat ini”. Sedangkan apabila perawat berorientasi pada
kepentingan perawat ; “ Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu banyak,
dari pagi sampai siang, mohon pengertiannya pak, jangan mau dilayani terus”
e. Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghina
(derogatory) ,misalnya “ pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil
dibanding pasien yang tadi”
f. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang
klien (see the patient point of view). Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana saat
klien menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau diagnosanya mungkin salah.
Adapun Kode Etik Perawat :
Kode etik Keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Perawat
Nasional Indonesia, melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989. Kode
etik tersebut terdiri atas 5 BAB dan 17 Pasal, dimana:
BAB 1 menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan
masyarakat (4 pasal)
BAB 2 menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap tugasnya (5 pasal)
BAB 3 menjelaskan tentang tanggung jawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan
lainnya (2 pasal)
BAB 4 menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan (4 pasal)
BAB 5 menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air (2
pasal)
2. Jenis atau macam-macam tanggung jawab perawat
Tanggung jawab (Responsibility) perawat dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya)
Tanggung jawab perawat terhadap Tuhannya saat merawat klien. Dalam sudut
pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling utama adalah tanggung jawab
di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan hati akan dimintai
pertanggung jawabannya di hadapan Tuhan.
2. Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap klien dan
masyarakat)
Tanggung Jawab Perawat terhadap Klien. Dalam memberikan pelayanan keperawatan
kepada individu, keluarga, atau komunitas, perawat sangat memerlukan etika keperawatan
yang merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap
pelaksanaan praktik keperawatan, dimana inti dari falsafah tersebut adalah hak dan martabat
manusia.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat, diperlukan peraturan tentang
hubungan antara perawat dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut :
1. Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada tanggung
jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu, keluarga, dan
masyarakat.
2. Perawat, dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan, memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adapt istiadat dan kelangsungan hidup
beragama dari individu, keluarga, dan masyarakat.
3. Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga, dan masyarakat,
senantiasa diladasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
4. Perawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga, dan masyarakat,
khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta upaya
kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.
3. Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas
1. Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.
2. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas
yang diprcayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai
denagan ketentuan hokum yang berlaku.
3. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang
dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusian.
4. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan penuh
kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit,
umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
5. Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien atau klien dalam
melaksaakan tugas keerawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan kemempuan jika
menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan
kaperawatan.
4. Tanggung Jawab Perawat terhadap Sejawat
Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain adalah
sebagai berikut :
1. Perawat memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya,
baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya kepada sesame
perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi dalam rangka
meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
5. Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi
1. Perawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara sendiri-sendiri dan
bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
2. Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukan perilaku
dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
3. Perawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan,
serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
4. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
6. Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara
1. Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang telah digariskan
oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
2. Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.
3. Pengertian Tanggung Gugat Perawat
Barbara kozier (dalam Fundamental of nursing 1983:7, 25) : Acountability : dapat
diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar
dengan keputusan itu konsekuensi-konsekunsinya. Tanggung Gugat dapat diartikan sebagai
bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu
konsekuensi-konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada
pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya. Terutama yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya. Perawat harus mampu untuk menjelaskan
kegiatan atau tindakan yang dilakukannya.
Hal ini bisa dijelaskan dengan mengajukan tiga pertanyaan berikut :
1) Kepada siapa tanggung gugat itu ditujukan ?
Sebagai tenaga perawat kesehatan prawat memiliki tanggung gugat terhadap klien, sedangkan
sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki tanggung jawab terhadap direktur, sebagai
profesional perawat memilki tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan sebagai anggota
team kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim biasanya dokter sebagai
contoh: perawat memberikan injeksi terhadap klien. Injeksi ditentukan berdasarkan advis dan
kolaborasi dengan dokter, perawat membuat daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang
diberikan yang harus dibayarkan ke pihak rumah sakit.Dalam contoh tersebut perawat
memiliki tanggung gugat terhadap klien, dokter, RS dan profesinya.
2) Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat?
Perawat memilki tanggung gugat dari seluruh kegitan professional yang dilakukannya mulai
dari mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan pulang.Hal ini bisa diobservasi atau
diukur kinerjanya.
3) Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah menyusun,
standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara membandingkan apa-apa yang
dikerjakan perawat dengan standar yang tercantum.baik itu dalam input, proses atau
outputnya. Misalnya apakah perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap
yaitu.Mencuci kuku, telapak tangan, punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selama 3
kali dan sebagainya.
4. Jenis atau macam-macam tanggung gugat perawat
Istilah tanggung gugat, merupakan istilah yang baru berkembang untuk meminta
pertanggung jawaban seseorang karena kelalaiannya menimbulkan kerugian bagi pihak lain.
Di bidang pelayanan kesehatan, persoalan tanggung gugat terjadi sebagai akibat adanya
hubungan hukum antara tenaga medis ( dokter, bidan, perawat) dengan pengguna jasa
( pasien) yang diatur dalam perjanjian. Tanggung Gugat dapat diartikan sebagai bentuk
partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu
konsekuensi-konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada
pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya. Terutama yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya.Perawat harus mampu untuk menjelaskan
kegiatan atau tindakan yang dilakukannya.
Macam-Macam Jenis Tanggung Gugat
a. Contractual Liability.
Tanggung gugat jenis ini muncul karena adanya ingkar janji, yaitu tidak
dilaksanakannya sesuatu kewajiban (prestasi) atau tidak dipenuhinya sesuatu hak
pihak lain sebagai akibat adanya hubungan kontraktual. Dalam kaitannya dengan
hubungan terapetik, kewajiban atau prestasi yang harus dilaksanakan oleh health care
provider adalah berupa upaya (effort), bukan hasil (result). Karena itu dokter atau
tenaga kesehatan lain hanya bertanggunggugat atas upaya medik yang tidak
memenuhi standar, atau dengan kata lain, upaya medik yang dapat dikatagorikan
sebagai civil malpractice
b. Liability in Tort
Tanggung gugat jenis ini merupakan tanggung gugat yang tidak didasarkan atas
adanya contractual obligation, tetapi atas perbuatan melawan hukum . Pengertian
melawan hukum tidak hanya terbatas pada perbuatan yang berlawanan dengan
hukum, kewajiban hukum diri sendiri atau kewajiban hukum orang lain saja tetapi
juga yang berlawanan dengan kesusilaan yang baik & berlawanan dengan ketelitian
yang patut dilakukan dalam pergaulan hidup terhadap orang lain atau benda orang lain
(Hogeraad, 31 Januari 1919).
c. Strict Liability
Tanggung gugat jenis ini sering disebut tanggung gugat tanpa kesalahan (liability
whitout fault) mengingat seseorang harus bertanggung jawab meskipun tidak
melakukan kesalahan apa-apa; baik yang bersifat intensional, recklessness ataupun
negligence. Tanggung gugat seperti ini biasanya berlaku bagi product sold atau article
of commerce, dimana produsen harus membayar ganti rugi atas terjadinya malapetaka
akibat produk yang dihasilkannya, kecuali produsen telah memberikan peringatan
akan kemungkinan terjadinya risiko tersebut
d. Vicarious Liability
Tanggung gugat jenis ini timbul akibat kesalahan yang dibuat oleh bawahannya
(subordinate).Dalam kaitannya dengan pelayanan medik maka RS (sebagai employer)
dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dibuat oleh tenaga kesehatan yang
bekerja dalam kedudukan sebagai sub-ordinate (employee).
Adapun Pendekatan Interdisiplin Dalam Pelayanan Kesehatan Rumah
Kerja sama antar disiplin di perlukan dalam pelayanan kesehatan rumah. Tanpa kerja
sama yang efektif tidak akan terjadi pelayana yang berkesinambungan, sehingga akan terjadi
kebingungan dan salah pengertian pada klien dan keluarga. Proses kolaborasi di mulai dari
rumah sakit dengan rrencana pulang, perawat di rumah sakit yang mengidentifikasi akan
kebutuhan klien untuk pelayanan kesehatan rumah yang merencanakan bersama dengan
dokter untuk membuat program di rumah nanti.
Rencana pulang (Discharge planning) yang telah di buat, kemudian di kordinasikan
dengan pelayanan kesehatan rumah dan secara khusus di minta untuk memberikan pelayanan
sesuai dengan permintaan dari dokter. Jika personal yang terlibat dalam pemberian pelayanan
kesehatan rumah terdiri atas bebwrapa disiplin maka di rektur dari agen yang memberikan
pelayanan kesehatan rumah tersebut harus maelakukan pengawasan dari proses kolaborasi.
Dalam pelayanan kesehatan rumah para anggota profesional stress karena perubahan
peran dan tumpang tindi tanggung jawab. Oleh karena itu, setiap anggota profesi secara hati-
hati menganalisis peranannya untuk menghingdari kerangcungan maupun kebingungan dalam
memberikan pelayanan kesehatan rumah pada klien sesuai dengan tujuan yang telah di
tetapkan. Yang bertanggung jawab terhadap klien adalah dokter yang merawat sebelumnya,
harus menjamin pengobatan untuk klien. Dalam pelaksanaannya, tiap anggota profesional
yang bekerja di pelayanan kesehatan rumah melakukan evaluasi ulang terhadap status
kesehatan klien dan melaporkannya kepada dokter pengelolah kemudian di modifikasi
rencana pengobatan klien tersebut. Pelayanan telah di berikan, memerlukan
pendokumentasian. Hal ini selain untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah di
lakukan dalam menjamin kesinambungan, sebagai bukti suksesnya kerja sama antar disiplin.
Peran dan fungsi profesi antar disiplin bergantung beberapa faktor, faktor tersebut meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan karakteristik masing-masingv anggota tim harus
kompeten sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di bidang mereka.
Pada umumnya tenaga kesehatan yang terlibat pelayanan kesehatan rumah adalah dokter.
Ahli fisioterapi, ahli okupasi, ahli terapi wicara.
Klien sebaiknya berada di bawah pengawasan dokter langsung. Perawat yang
menjalankan rencana program di rumah memerlukan persetujuan dokter yang merawat klien
sebelumnya. Rencana ini harus dievaluasi sedikitnya setiap 62 hari (kurang lebih 2 bulan)
atau jika kondisi klien berubah, maka waktu kunjung akan ditinjau kembali. Rencana
keperawatan yang dibuat meliputi diagnosis, status kejiwaan, jenis pelayanan dan peralatan
yang dibutuhkan, frekuensi kunjungan, prognosis, aktivitas yang boleh dilakukan, kebutuhan
gizi, pengobatan dan perawatan, unsur – unsur keselamatan untuk melindungi klien terhadap
terhadap seluruh pelaksanaan rencana program di rumah (NAHC, 1994).
Ahli fisioterapi
Tenaga ahli fisioterapi yang bekerja di pelayanan kesehatan rumah adalah lulusan S1
dn S2 (Master). Sebagaimana halnya perawat, ahli fisioterapi dapat bekerja secara
langsung maupun tidak langsung. Pelayanan langsung yang diberikan meliputi
memperkuat otot – otot, memulihkan pergerakan kontrol kekuatan otot, latihan beban
(gaya) disertai latihan aktif dan pasif. Cara perawatan yang digunakan meliputi
stimulasi saraf permukaan secara elektris (TENS), panas, air, cahaya ultrasuara,
drainase postural dan latihan penguatan paru – paru. Ahli fisioterapi bertanggung
jawab untuk mengajar klien dan keluarga cara – cara perawatan mandiri. Aktivitas
tidak langsung dari ahli fisioterapi disepakati dengan asisten (lulusan Diploma III)
untuk melakukan tindakan latihan sesuai kondisi klien di bawah pengawasan ahli
fisioterapi lulusan S1 atau master.
Ahli terapi okupasi
Ahli terapi okupasi membantu klien untuk mencapai tingkat optimal agar dapat
berfungsi, dengan jalan mengajar mereka untuk mengembangkan dan memelihara
kemampuan yang ada guna melakukan aktivitas sehari – hari di rumah. Tenaga ahli
terapi okupasi dengan tingkat pendidikan sarjana bekerja melatih klien, mengevaluasi
tingkat kemampuan otot, mengajarkan kegiatan mandiri, memodofikasi alat – alat
yang digunaka untuk disesuaikan sehingga klien dapat beradaptasi dengan kondisinya.
Ahli terapi Wicara
Tenaga ahli terapi wicara, di amerika serikat merupakan lulusan dari Asosiasi Bahasa
dan Pendengaran. Ahli terapi wicara bekerja membantu anggota masyarakat yang
bermasalah yang berkaitan dengan suara, bahasa dan pendengaran. Kebanyakan klien
jmendapat latihan langsung dari ahli terapi wicara yang diawali dengan evaluasi suara
dam kemampuan bahasa. Rencana spesifik yang diajarkan kepada klien dan keluarga
untuk mengembangkan kemampuan bahasa ahli terapi wicara dapat mengajarkan
perawat maupun keluarga klien tentang bagaimana cara mendorong mengembangkan
metode komunikasi yang teraik bagi klien.
LAMPIRAN
ARIP SANJAYA : MENCARI DAN MENGEDIT MATERI MAKALAH I TENTANG KONSEP KELUARGA SEJAHTERA.
FITTER FERNANDO : MENCARI DAN MENGEDIT MATERI MAKALAH II TENTANG TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DAN MASALAH KEPERAWATAN PADA SETIAP TAHAPAN KELUARGA.
LIOKTA LANIMA : MENCARI DAN MENGEDIT MATERI MAKALAH III TENTANG STANDAR DAN TANGGUNG JAWAB PELAYANAN KEPERAWATAN DIRUMAH.
RAHMAT NURSYAMLI : MENCARI DAN MENGEDIT MATERI MAKALAH II TENTANG TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA.
ZHAZHA DESTIKATAMARA : MENCARI DAN MENGEDIT MATERI MAKALAH I TENTANG GERAKAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA.