laporan fiks
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Budidaya tanaman tebu merupakan usaha untuk menyesuaikan
lingkungan tanaman agar tanaman berproduksi sesuai potensinya, salah
satunya ,melalui ketersediaan bibit yang bermutu. Bibit yang mutunya baik dapat
di proleh dari bibit yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari kebun bibit
nenek (KBN), kebun bibit induk(KBI), kabun bibit datar(KBD). Penyelanggaraan
kebun bibit ini harus memenuhi persysratan antara lain. Lahan yang subur
beririgasi (pengairan dari lebung maupun sumur pantek/pompa). Topografi
minimal datar, dan drainase baik. Sehingga tanaman dapat tumbuh normal , serta
kemurnian varietas dan kesehatannya selalu terjaga.
Agar potensi varietas dapat dicapai optimal, salah satu upaya yang harus
diperhatikan adalah kemurnian varietasnya. Tingkat produktivitas sangat
dipengaruhi oleh ketidakmurnian varietas(campuran), khususnya perbedaan
terhadap sifat kemasakan
1.1 LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mempengaruhi berbagai sektor industry baik industry kecil maupun industry
besar.khususnya pada PTPN X (persero) pengelolah pabrik gula Camming.Dalam
perkembangan industry di butuhkan sumber daya yang memadai untuk
membentuk manusia produksi dan berpengalaman yang mampu menciptakan
persaingan global.
1.2 TUJUAN PRAKTEK LAPANGAN
MEningkatkan, mengembangkan, memperluas dan memantapkan
keterampilan yang membentuk kemampuan siswa sebagai bakat
untuk
memasuki lapangan kerja.
Untuk mengetahui seberapa jauh ilmu yang di dapatkan selama
berada di lokasi prakerind.
Untuk menerapkan ilmu yang di dapatkan berada di bangku sekolah.
1
Meningkatkan pengenalan pada aspek usaha potensial dalam
lapangan kerja.
1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui tekhnik budidaya
tanaman tebu hingga proses menjadi gula.
Kegunaan adalah diharapkan isi laporan ini dapat menjadi suatu bahan
informasi bagi masyarakat atau petani maupun pabrik gula.
2
BAB II
PR0FIL PG.CAMMING
2.1 SEJARAH BERDIRINYA PABRIK
48/Dny/Kpts/V/1981 tanggal 18 Mei 198.
1981 prola camming dibangun berdasarkan SK Mentan
N0 /Kpta/org/1981 tanggal 11 agustus 1981 PTP XX (persero) selaku
pengemban SK melakukan penanaman tebu di wilayah camming.
1981 PTP XX (persero) bekerja sama dengan The Triveni E.W India
melakukan pengembangan Pabrik Gula Berkapasitas 3.000 TCD dan pada
tahun 198 di lakukan giling perdana pabrik gula camming.
PP No.5 thn 1991 dan SK Menkeu RI.No. 950/KMK-013/ dan
No.951/KMK-013/1991.Dibentuk PTP giling (persero).
1996 di bentuk PTP Nusantara XIV (persero) PP RI No.19 tahun 1996
SK Menkeu RI No. 173/KMK.01/199 SK Mentan RI No.
334/Kpts/KP.510/94
SK Meneg BUMN No. S-702/MBU/2007 membentuk BPPG-PTPN XIV.
3
Sesuai SK Meneg BUMN No 33 tanggal 29 juli 2009 pengelolahan PG
Bone dan PG Camming dialihkan ke PTPN X (persero).
Pada tanggal 7 Desember 2011 dikeluarkan SK Meneg BUMN No. 53
tentang pengelolah 3 pabrik Gula yaitu:PG Bone,PG Camming dan PG
Takalar 0leh PTPN X (Persero)
2.2 GAMBARAN UMUM
a.Alamat Pabrik Gula Camming terletak di :
Desa : Wanuawaru
Kecamatan: Libureng
Kabupaten : B0ne
Pr0pinsi : Sulawesi Selatan
K0de p0s : 92766
Teleph0ne : 0 2-482-2425015
Faxmile : 0 2-482-2425016
Letak :120 0-120,28BT dan 4,710 -5,030 LS
b.Luas lahan
HBG : 173,00 ha
HGU : 9,837,04 ha
Jumlah :10.010,04 ha
Tinggi : 127 m
Kemiringan : bergelombang sd 30
Jenis : mediteran dan grumosol
2.3 PENGAIRAN
Teknis : 0,0 %
P0mpanisasi : 10,0 %
Tada hujan :90,0 %
2.4 PRASARANA PENDUKUNG
Sumber air : sungai walanae
Sumber bahan baku : TS + TR
Kelas jalan di kmpleks pabrik gula camming adalah :
Kelas II : 40 km
4
Kelas III : 310 km
Jalan desa: 60 km
Fasilitas sosial yang ada di pabrik gula camming adalah meliputi:
Mesjid : 2 unit
Gereja : 1 unit
Musholla : 1 unit
Mess : 1 unit
Poliklinik : I unit
Balai pertemuan : 1 unit
Lap. Tennis : 1 unit
Lap. Bulutangkis : 8 unit
Lap. Sepak bola : 2 unit
Sekolah dasar : 1 unit
Taman kanak kanak : 1 unit
Posyandu : 2
Tahun pembuatan : 1985
Tahun rehab :
Kapasitas terpasang : 3000 TCD
Jenis prosessing : sulfikasi
Jenis gula dihasilkan :SHS 1
2.5 MORFOLOGI BATANG
Tebu di perbanyak tidak secara generatif dengan menggunakan bagal
( sent,seed cone ). Abu lebih mata ( BUD ). Setiap mata batang primer tumbuh
batang sekunder yang dapat mengghasilkan batang tersier. Batang secara
keseluruhan terdiri atas ruas-ruas yang di hubungkan oleh buku ruas.pada pada
bagian batang bawah yang paling bawah ( DONGKELUN ) ruasnya di mulai
sangat pendek.kemudian berangsur – ansur meningkat panjangnya hingga
mencapai suatu maksimal,setelah itu mengelami penurunan panjan ruas.
Batang tebu beruas ruas dan pada seperti batang jagung,bagian luar
merupakan lapisan keras dan bagian dalamnya mengandung jaringan paremkim
5
berdinding tebal yang mengandung cairan yang di sebut nira oleh karna itu batang
merupakan bagian terpenting dalam produksi tebu.
2.6 MORFOLOGI DAUN
Daun tebu terdiri dari dua bagian yang jelas yaitu pelepah(left shet) dan helai
daun (left blade).pelepah daun membungkus ruas batang.pelepah daun ini selain
melindungi batang yang masih lunak juga melindungi mata tunas (bud).
Daun duduk pada batang berselang –seling pada buku ruas yang
berurutan.bentuk daun seperti pita yang panjangnya 1-2 meter 2-7 cm atau
tergantung pada varietas dan keadaan lingkungan.
2.7 MORFOLOGI BUNGA
Bunga tersusun mulai dari yang panjangnya antara 36-60 cm.bunga yang
masuk, benang sari memanjang sehingga kepala sari menggantung keluar dari
tujuk bunga.
2.8 MORFOLOGI BIJI
Biji yang terbentuk adalah hasil penyerbukan dan telah masuk umur 2-3
minggu. Persentase bibit yang tumbuh sangat beragam dan umumnya sangat
rendah. Ukuran biji sangat kecil yaitu 10-15 mm dan lebar 0,5 mm berbentuk
seperti telur,sehingga muda terbawa angin.
2.9 SYARAT TUMBUH
1. Iklim
Beberapa faktor iklim yang akan di kemukakan mencangkup cura
hujan,cahaya,(sinar matahari),suhu,angin,dan kelembaban udara.khusus berkaitan
dengan pengelolah tebu lahan kering di indonesia akan di uraikan secara singkat
mengenaitipe iklim dan sumber air.mengenai faktor iklim terhadap pertumbuhan
tanaman tebu secara rinci.
2. Curah hujan
Dalam budidaya tebu dilahan kering tanpa pengairan, jumlah curah hujan dan
anginnya merupakan faktor iklim yang terpenting. Jumlah curah hujan yang
6
cukup diperlukan untuk masa pertumbuhan vegetatif selama 6 sampai 7 bulan
agar diperoleh hasil tebu yang memuaskan.
3. Sinar matahari
Sebagai tanaman tropika, tebuh membutuhkan radiasi sinar matahari yang
banyak dan membentuk bahan organik.radiasi sinar matahari diperlukan bahan
organik. Radiasi sinar matahari diperlukan untuk hormon tumbuh yang akan
mengatur pertunasan dan perpanjangan batang tebu, dan yang paling utama
adalah untuk proses fotosintesis yang menghasilkan gula atau
4. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor iklim utama yang mengendalikan
pertumbuhan tanaman tebu.mengeslsdrof(1950) menyatakan bahwa iklim idaman
untuk menghasilkan gula dari tanaman tebu adalah sebagai berikut:
(a).suatu musim panas yang panjang bagi pertumbuhan tanaman dengan
jumlah curah
Hujan yang cukup.
(b).suatu masa kemasakan dan panen yang cukup kering ,cerah dan
sejuk,namun bebas
Dari cuaca beku(frost-free).
(c)Bebas dari taufan (angin puyuh) dan angin kencang.
5. Angin
Hembusan angin dengan kecepatan kurang dari 10 km per jam berpengaruh
baik terhadap pertumbuhan tanaman tebu.Angin pada kecepatan tersebut akan
menurunkan suhu dan kadar gas karbon dioksida(CO2) di sekitar tajuk tanaman
tebu . Pada keaadaan tersebut proses fotosintetis tetap berlangsung dengan baik
Angin berkecepatan lebih dari 10 km per jam ,lebih lagi di sertai hujan lebat
(badai)dan taufan,dapat menggangu pertumbuhan tebu yang sudah tinggi menjadi
roboh.Dampak buruk robohan tebu akan berganda pada budidaya tanaman
tebu ,antara lain tumbuhya”sogolan”,turunya remdemen tebu,dan kasulitan tebang
dan angkut .
6. Kelembaban udara
Kelembaban udara nisbih tidak terlalu berpengaru terhadap pertumbuhan
tanaman tebu asalkan kadar air tanah tersedia mencukupi .pada kelembaban udara
7
nisbih yang tinggi dapat terbentuk kabut yang akan menghalangi penembusan
radiasi sinar matahari,sehingga proses fotosintetis akan terhambat. Dengan
demikian pembentukan gula (sukrosa)akan menurun ,dan menyebabkan
remdemen tebu menjadi rendah .Dalam keaadaan nilai kelembaban udara nisbih
rendah,misalanya antara 45-65%,bilamana jumlah air tersedia dalam tanah
terbatas (pada saat musim kemarau ),akan berpengaru pada pertumbuhan
kemasakan tebu serta kadar sukrosa.
Pengaruh langsung kelembaban udara nisbih ,terutama pada nilai nilai yang
rendah adalah terhadap transpirasi lebih besar daripada penyerapan air oleh
tanaman ,maka akan timbul suatu keaadaan yang membahayakan tanaman, karena
kemungkinan untuk menurunkan laju penyerapan air oleh tanaman maka akan
timbul suatu keaadaan yang membahayakan tanaman ,karena kemungkinan untuk
menrunkan laju transpirasi akan terbatas .adanya angin akan memperburuk
pengaruh terhaap tanaman ,karena laju transpirasi akan meningkat .
2.10 VARIETAS YANG ADA DI PABRIK GULA CAMMING
1. Macam macam varietas yang di budidayakan di PG CAMMING
Di pabrik gula camming terdapat beberapa jenis varietas yang di
budidayakan di antaranya sebagai berikut:
a.PSJK,ciri –cirinya
-ruas pendek
-anakanya banyak
- batangnya hijau keputih putihan
8
b.PSBM,ciri-cirinya
- batangnya hijau kekuning kuningan
- anaknya banyak
- batang besarnya dan memiliki berat yang tinggi
c. CENNING,ciri- cirinya
- batangnya berwarna merah
- batangnya kecil
- daunnya berwarna hijau segar
d. KK,ciri-cirinya
- batangnya berwarna hijau
- batangnya kecil- kecil
- tumbuhnya tegak lurus
9
- daunnya hijau kecoklatan
e.CM,ciri-cirinya
- batangnya berwarna merah,tapi bagian tunasnya ada berwarna kekuningan
- daunya kemerah-merahan
10
BAB III
PEMBIBITAN
3.1 PEMBIBITAN DENGAN MODEL BUD CHIP
BUD CHIP adalah bibit yang berasal dari suatu mata tumbuh yang telah
melalui tahapan seleksi dan treamen mulai dari pengambilan mata dari batang
tebu .perlakuan HWT (hot watr treament) ,penyemaian (pendederan).selama 10-
15 hari di pindah ke seed tray sampai umur 2,5 – 3 bulan (siap di pindah ke
kebun).
CARA BUDIDAYA BIBIT BUD CHIP
1.KELENTEK BIBIT
Kelentek bibit adalah melepaskan pelepah daun dari batang tebu ,guna
memudahkan pengeboran mata bibit .
2.SORTASI BIBIT
Sortasi bibit adalah memilah bibit agar tidak tercampur (varietas,batang
atas ,dan batang bawah).sortasi tanaman tebu ini dari tanaman yang
terserang hama dan penyakit tanaman tebu, tebu yang secara fisik tidak
memungkinkan untuk di jadikan bud chip (keropos,dan bergabus),mata
11
tunas yang rusak.Varietas tanaman yang berbeda dan pisahkan antara
batang tengah dan pucuk .
3.PENGEBORAN MATA BIBIT
Pengeboran mata adalah mengambil mata dari ruas bibit bagal , agar
memudahkan penanaman di seed tray (poly bag).
a.peneboran mata bibit menggunakan 2 cara :
Mekanis(bor) yaitu dengan bantuan dengan bantuan tenaga
listrik untuk mengebornya
12
Manual(Pahat) yaitu secara manual dengan baantuan tangan
dan palu
Tetapi cara yang sering di gunakan yaitu dengan cara
manual karena tidak butuh tenaga ahli untuk melakukannya.
b. bibit yang telah di kelentek di bor mata tunasnya dengan diameter
kurang lebih 2 cm sampai 3 cm.
c. penyeleksian mata bibit yang tua , rusak, dan terlalu muda (kurang
lebih 2-3 mata tunas dari pucuk.
d. bibit tebu yang sudah di bor tetap dalam posisi panjang sehingga biasa
di manfaatkan sebagai bahan baku tebu giling pada musim giling
e. kemampuan mengebor bibit kurang lebih 380/mata/jam/unit.
4.PERLAKUAN AIR PANAS
Perlakuan air panas adalh merendam mata bibit ke dalam air panas
dengan suhu 51oC selama 30-60 menit guna mematikan bakteriosis .
Tahap tahap yang di lakukan yaitu:
a.hasil bor mata bibit yang terkumpul di masukkan ke dalam karung
(waring) di rendam dan di cuci air dingin dan di saring agar kotoran terbuang
sehingga tidak menghambat proses HWT.
13
b.perawatan air panas menggunakan elpiji untuk sumber panas ,dan esin
air untuk proses putaran air,thermometer untuk mengukur suhu yang
diiinginkankan .
c.Setelah perendaman air panas dilakukan lalu di lanjutkan dengan
perendaman air dingin selama 10 menit,kemudiam direndam dengan seed
Treament Insektisida,bahan aktif tiametopsan(crauser 350 fs) dengan dosis 12,5
ml/10 ml air.
5.PERLAKUAN ZAT PERANGSANG TUMBUH
Setelah di HWT selama ¼ jam dilakukan perendaman dengan menggunakan
fungisida (1 liter fungisida dicampur 200 liter air).kemudian di tiris dan dilakukan
sortasi mata dengan tujuan daya kecambah tinggi dan merata.
6.STREALISASI TANAH
Untuk pemasakan menggunakan 3 drum untuk memasak yang di
lengkapi masing-masing idicator ketinggian air dan 2 drum tanpa
penutup yang terletak disamping kanan dan kiri berfungsi sebagai
penyedia air tambahan.
Suhu media tanam 1000C mengukurnya thermometer dengan
menancapkan pada media tanam yang di kukus melalui kutu drum yang
telah di lubangi.
Lama pemasakan selama 30 menit.
Bahan bakar yang digunakan,kayu bakar di tambah bricket batu
bara.Untuk menghemat kayu bakar.
Media yang di sterilkan kemudian didinginkan selama 2-3 jam sebelum
di gunakan dalam media bedengan atau pot ray.
14
Umur bibit(BST) suhu Waktu (jam)
Bibit muda:4 40-45oC 1
Bibit normal:5-6 51oC 1
Bibit tua:7-8 60-65oC 1
Tanah yang di sterilkan memiliki keunggulan seperti:
Tanah tidak memiliki gulma.
Bibit tebu dapat tumbuh lebih cepat.
Bebas dari hama dan penyakit.
7.PEMBUATAN BEDENGAN
Dalam membuat bedengan pembibitan bud chip,harus ada beberapa
langkah yang dilakukan:
a. Membuat bedengan yang lebarnya kurang lebih 1 meter, dengan
panjang yang menyesuaikan keadaan lahan, dan dibuat miring untuk drainase,
yang berguna pada saat curah hujan yang tinggi.
b. Tepi bedengan dipasang bamboo atau batu bata (keliling) untuk penhan
media tanam. Dasar bedengan harus diberi alas plastik atau karung agar tak
terkontaminasi dengan tanah yang tak steril kemudian diberi media tanam yaitu
tanah yang telah dimasak,setebal kurang lebih 10 cm.
c. Bud chip ditanam dengan ukuran 2 x 2 cm dan ditutupi dengan tanah
steril, dengan ketebalan kurang lebih 1 cm.
d. Untuk mengantisipasi curah hujan yang tinggi, bedengan ditutup
dengan plastik setinggi kurang lebih 1 meter dan akan dibuka kembali jika tidak
turun hujan.
e. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari atau
menyesuaikan pada keadaan cuaca.
15
f. Pemberian media kembali dilakukan jika bud chip muncul di
permukaan.
g. Bud chip umur kurang lebih 10 hari (di tandai dengan 2 helai daun
kemudian di pindahkan ke transplantin bibit.
8.PENANAMAN BIBIT DIPERSEMAIAN
16
Mata bibit di tanam dengan jarak tanam 2 cm, posisi mata diatas dan ditutup
dengan tanah setebal kurang lebih 0,5 cm.Pekerjaan ini dilakukan untuk
mengetahui pertumbuhan yang homogin sebelum ditanam di seed tray.
9.PENANAMAN DI POLY BAG
Memindahkan mata bibit tumbuh yang berumur 10 -15 hari tanaman tebu
sudah bertunas kurang lebih 8 – 13 cm maka segera dipindahkan ke poly bag atau
see tray dengan media arang sekam dan kompos perbandingan 1:1 jangan lupa
untuk memotong 1/3 bagian tanaman tebu (daunnya) agar mengurangi
penguapan.Setelah umur 2,5 – 3 bulan bibit siap dipindahkan kelahan atau ke
kebun.
Maksud dan tujuan pembuatan bud chip
Maksud:
Pembibitan system Bud Chip ini buat dengan maksud
mempersiapkan bibit siap tanam.
Tujuan:
1.Meningkatkan penangkaran.
2.Memajukan masa tanam.
3.Meningkatkan produktifitas lahan.
PERAWATAN BIBIT BUD CHIP
1.Pemeliharaan dilakukan dengan cara menyiram dua kali sehari atau
menyesuaikan
Cuaca.
2.Aplikasi pemupukan dilakukan dengan dua tahapan yaitu saat bibit
berumur 2
Minggu setelah transplanting ke poly bag dan 2 bulan setelah bibit
dipindahkan
Ke poly bag.
3.Jenis pupuk yang biasa digunakan yaitu NPK dengan perbandingan 15 –
15 – 15
Dengan dosis 2,5 gram/m.
17
4.Alat yang digunakan dalam pemupukan yaitu deregen 25 liter yang di
modifikasi
Dengan selang untuk dipakai dalam penyiraman pupuk yang telah
dilarutkan
Terlebih dahulu.
5.Setelah bibit berumur 2,5 bulan, bibit siap tanam.
ANALISA USAHA TANI
Di bud chip dipekerjakan 8 tenaga kerja ,setiap tenaga kerja di gaji
20.000 per hari.di bud chip terdapat alat pengebor mata bibit yaitu
mekanis yang harganya 2.550.000 dan manual dibuat sendiri.Bud chip
sangat membutuhkan bekas aqua gelas karena bekas aqua gelas digunakan
sebagi poly bag, harga aqua gelas 1 kilo 4.000 dan ada juga 5.000. Di bud
chip kita menyiram bibit dengan menggunakan selang. Harga selang per
meter adalah 2.000 sedangkan kita menggunakan 10 meter
Selang jadi, harga selang yang dipakai di bad chip adalah 200.000.
3.2 PEMBIBITAN BAGAL
Bagal adalah bibit yang berasal 3 – 5 mata tunas. Terdapat beberapa
macam asal bagal yaitu sebagai berikut.
a. Kebun bibit pokok (KBP)
KBP merupakan kebun pembibitan yang diselenggarakan sebagai
penyedia bahan tanam bagi kebun bibit nenek( KBN ). Bahan tanam untuk
KBP berasal dari KBPU. Letak KBP di wilayah kerja pabrik gula
(PG).Penanaman di KBP dilakukan sekitar bulan Desember hingga
Februari, dan untuk kelancarannya di selenggarakan oleh PG dengan
pemantauan kemurnian dan kesehatannya oleh P3GI dalam hal ini petugas
kebun percobaan (KP) P3GI di wilayah kerja PG yang
bersangkutan.LuasKBP lebih kurang 0,1% dari luasan kebun tebu giling
yang memerlukan ; atau pada lahan sawah luas KBP=0,20 x luas KBN,
sedangkan untuk lahan tegalan luas KBP = 0,25 x luas KBN yang
memerlukan ( pujiarso dan Mirzawan, 1996 ; Kisdarto, 1971).
18
b. Kebun bibit nenek ( KBN )
Penyelenggaraan KBN di maksudkan sebagai penyedia bahan tanam
bagi kebun bibit induk (KBI). penyelenggaraan KBN dilaksanakan oleh
PG di wilayah kerjanya dengan di bantu pemantauannya oleh P3GI.
penanaman KBN di lakukan sekitar bulan Juli sehingga September,
dengan lahan tanam yang berasal dari KBP. Luas KBN untuk setip PG
sekitar 0,5% dari luas tebu giling; atau pada lahan sawah luas KBN = 0,20
x luas KBI, sedangkan untuk lahan tegalan luas KBN = 0,25 x luas KBI.
varietas tebu yang di tanam di KBN ini meliputi varietas varietas utama di
suatu wilaya PG dan varietas varietas unggul baru yang member harapan.
c. Kebun bibit induk ( KBI )
KBI merupakan kebun pembibitan yang di selenggarakan sebagai
penyedia bahan tanam bagi Kebun Bibit Dataran (KBD) dan di laksanakan
oleh PG di wilaya kerjanya dengan di bantu pemantauannya oleh
P3GI.Penanaman di KBI dilaksanakan pada sekitar Februari hingga April,
dengan menggunakan bahan tanam dari KBN. Luas KBI lebih kurang 2,5
% dari luas kebun Tebu Giling ; atau pada lahan sawah luas KBI = 0,20 x
luas KBD, sedangkan pada lahan tegalan luasnya = 0,25 x luas KBD.
Komposisi varietas untuk tanaman tebu giling sedapat mungkin sudah
tercantum dalam KBI.
Dalam pelaksanaan pembagian hasil bibit dari KBI ke tempat KBD
yang letaknya sudah makin tersebar, masalah angkutan dapat menjadi
penghambat. Oleh karena itu penyelenggaraan KBI sudah harus makin
menyebar di beberapa tempat atau wilayah. Mengigat factor persyaratan
tempat dan pengawasannya, KBI dapat dipusatkan di tiap wilayah yang
dapat mencakup beberapa tempat yang direncanakan untuk KBD. Dengan
demikian tersebarnya penyelenggaran KBI dapat dibatasi di beberapa
wilayah saja. KBI perlu perhatian yang lebih sungguh sungguh , terutama
mengigat saat pertumbuhan tanaman di KBI berada dalam musim
kemarau, khususnya bulan Mei hingga Oktober, dan saat tanaman berumur
19
lebih dari empat bulan memerlukan air dalam jumlah yang lebih besar
justru berada di pertengahan musim kemarau ( Agustus ).
d. Kebun bibit dataran (KBD)
Kebun Bibit Dataran (KBD) merupakan kebun pembibitan jenjang
terakhir yang di selenggarakan sebagai penyedia bahan tanam bagi kebun
tebu giling baik di lahan sawah maupun lahan tegalan. Penanaman di KBD
dilakukan sekitar bulan Oktober hingga Desember, atau 6 hingga 8 bulan
sebelum penanaman tebu giling
Sebagian besar atau hamper seluruh masa pertumbuhan tanaman
tebu di KBD berada pada musim hujan. Oleh karena itu pada umumnya
pertumbuhan tanaman KBD relative lebih baik dari pada tanaman kebun
bibit di jenjang sebelumnya. Demikian faktor penangkaran lebih dari 1 : 8
dengan mudah dapat dicapai asalkan tanah tempat tumbuhnya tidak terlalu
jelek, dan mendapat pemeliharaan yang cukup layak saja. Karena itu
kebutuhan lahan untuk KBD guna memenuhi bahan tanam cukup 12,5%
dari luas tebu giling.
Sebagai penyedia bahan tanam bagi penanaman tebu giling, KBD
hendaknya ditempatkan sedekat mungkinn dengan lokasi kebun yang
akan di Tanami. Penyelenggaraan KBD maupun pengawasannya
hendaknya dapat diserahkan kepada pihak yang berkepentingan langsung
(Sinder Kebun PG, Kelompok tani melalui KUD-nya ) yang diharapkan
dapat mengusahakan bibit sebagai bahan tanam yang mencukupi dan
bermutu tinggi.
20
BAB IV
PENGOLAHAN TANAH
4.1 PENGOLAHAN TANAH
Lahan yang telah dibuka dan diratakan merupakan lahan yang tanahnya
siap untuk di olah bagi budidaya tanaman tebu.Lahan lahan yang dibuka dengan
garu kelas berat, hasil pekerjaan itu dapat dianggap sebagai pekerjaan
pendahuluan dari pengolahan tanah. Bila mana tanahnya cukup gembur dan sudah
bersih dari sisa sisa akar dan ranting tumbuhan lama, maka tanah yang demikian
itu tidak memerlukan pengolahan tanah lainnya. Pembuatan alur tanam dapat
segera di lakukan.
Untuk lahan tegalan dan sawah yang tanahnya bertekstur ringan sampai
sedang, semua pekerjaan kebun dapat dilaksanakan dengan bajak yang ditarik
sapi. Untuk sawah yang berpengairan dan tekstur tanahnya agak berat sampai
berat, lebih lebih berdampingan dengan lahan sawah dengan lahan sawah
budidaya padi, atau permukaan air tanahnya dengan sistem Reynoso merupakan
tindakan yang dianggap paling sesuai.
Pada prinsipnya pengolahan tanah untuk pembibitan sama dengan
pengolahan lahan pada tebu giling, dalam hal ini pekerjaan persiapan lahan tebu
giling meliputi berbagai tahap, yakni:
1. LAND CLEARING
Land clearing adalah kegiatan persiapan lahan yang bertujuan untuk
membersihkan lahan dari vegetasi, sehingga pekerjaan selanjutnya dapat
dilakukan dengan mudah
2. TRANS BURNING
Trans burning adalah pembakaran tumpukan kayu,ranting,daun tebu,serta
gulma yang berserakan.
3. PENGELOHAN LAHAN
Kegiatan ini merupakan pembuatan bentuk atau pola lahan yang
mencakup pekerjaan seperti:
21
a. pengukuran
b. pembuatan jalan kebun
c. pembajakan atau plowing
Pembajakan atau plowing bertujuan untuk membongkar dan membalik
tanah sehingga drainase dapat lebih baik.Pembajakan dapat dilakukan
sesuai dengan lahan yang akan di garap.Untuk lahan kering,pembajakan
dilakukan dengan mengikuti garis ketinggiian atau tegak lurus terhadap
kemiringan lahan. Sedangkan untuk lahan yang datar arah pembajakan
tegak lurus dengan arah khairan dadapun kedalaman pembajakannya yaitu
berkisar antara 20-40 cm
A.pembajakan ( Disc Plow )
Pembajakan atau disc plow bertujuan untuk membongkar dan membalikkan
tanah sehigga drainase dapat lebih baik yang akan digarap.Untuk lahan miring,
pembajakan dilakukan dengan mengikuti garis ketinggian atau tegak lurus
terhadap kemiringan lahan. Sedangkan lahan yang datar arah pembajakan tegak
lurus dengan arah khairan. Adapun pembajakannya yaitu berkisar antara 20 – 40
cm. pembajakan juga berfungsi sebagai berikut :
22
Membongkar tanah, membunuh perakaran tanaman pengganggu
Pada tahap ini tanah dipotong,dilonggarkan dan dibalik pada suatu
kedalaman tertentu ( 25 – 40 cm )
Membalikkan tanah, agar supaya hama dan penyakit mati
Peralatan yang umum digunakan adalah Disc plow
B. Penggarun (Harrowing )
Penggarun dilakukan dengan tujuan untuk menghancurkan dan memecah
bongkahan tanah akibat penggaruan, penggaruan dilakukan sebanyak dua kali
dengan sistem silang dengan kedalama berkisar 20 – 30 cm.
Disebut juga penggaruan yang bersifat tidak membalik tanah.
Tujuan hanya menghancurkan bongkahan tanah menjadi granulasio yang
lebih kecil
Peralatan yang digunakan adalah Pisk harrow, roller, rotafator.
C.Pembuatan guludan (furrower kair)
Setelah penggaruan dilakukan kemudian disusul dengan pembuatan Khair. Hal
ini adalah proses yang terakhir pada pengolahan tanah dan setelah dilakukan
proses ini lahan siap untuk di Tanami.
23
Kegiatan pembuatan guludan atau alur dengan tujuan sebagai
tempat penanaman.
Alat yang dipergunakan adalah furrower khair
Furrower/khair digunakan untuk mempersiapkan tempat bibit tebu
yang akan di tanam( alur tanaman ) dan alur untuk pemupukan
dasar.Pembuatan kairan dilakukan sedalam 30-35 cm dengan jarak
antara pusat guludan 135 cm untuk single row .Implement yang
digunakan adalah furrower yang di tarik dengan kapasitas kerja
furrower adalah sekitar 0,5-0,6 ha/jam.
Jarak antara dua kairan untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan tanaman penebangan secara mekanis
berkisar antara 130-150 cm.Pembuatan kairan ini hanya dikerjakan
bila penanaman dilakukan dengan tenaga manusia.Bila penanaman
lakukan dengan menggunakan mesin tanah maka pembuatan kairan
tidak perlu di kerjakan.Mesin tanam dalam satu kali jalan akan
membuat kairan ,memotong serta menjatuhkan bibit setelah bibit di
masukkan ke dalam larutan fungisida,memupuk dan kemudian
menutup dengan tanah.
Arah kairan bagi daerah yang datar ( dengan kemiringan kurang
dari 2%), mengikuti kemiringan,akan tetapi pada daerah yang
24
berombak ( kemringan antara 2-8) harus di usahakan agar arah
kairan mengikuti arah gratis tinggi.
D .Pembuatan Drainase (Ditching)
Kegiatan pembuatan got atau saluran drainase , got malang, got
mujur, dan got keliling.
Alat yang di gunakan adalah furrower mata satu rotari dicher.
Dalam areal yang topografinya berombak,saluran pembuangan utama di gali
di tempat yang paling rendah. Saluran pembuangan di hubungkan dengan saluran
alam yang ada .
Saluran pembuangan sekunder di buat mengikuti garis tinggi. Jarak antara 2
saluran pembuangan saluran tersier ( tertiary drain ) di buat memotong saluran
pembuangan sekunder yang sudutnya tergantung pada kemiringan tanah. Pada
kemiringan yang curam sudutnya siku-siku.
Pada pengolahan terdapat beberapa tahap,bagaimana cara melakukan
pembajakan yaitu di antaranya:
Setelah lahan tebu selesai di tebang, maka 3 hari sampai Dadu
kering, maka selanjutnya,lahan tebu siap untuk di bakar agar supaya
semua kotoran hilang sekaligus menambah unsur hara pada tanah.
1 hari setelah pembakaran lahan,maka di lakukan bajak 1 yang
bertujuan untuk membongkar tonggak-tonggak tebu,membalikkan
tanah, menghancurkan gulma,bajak satu ini biasanya menggunakan
implement Disc Plow.
Selang 2 minggu – 1 bulan setelah bajak 1, maka di lakukan bajak 2
dengan arah yang berlawana dari bajak satu. Tujuan dilakukan bajak
2adalah untuk mengolah tanah dan menggemburkan tanah.
Implement yang biasa digunakan adalah displow atau harrow.
Dua minggu setelah bajak dua, maka dilakukan kair dengan tujuan
untuk membuat row. Biasanya menggunakan implement furrower.
Arah kair harus tegak lurus dengan kemiringan lahan atau kontur
untuk menghindari terjadinya erosi di lahan.
25
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengolahan tanah :
Traktor dan implement harus dalam keadaan baik.
Traktor harus dioprasikan oleh operator yang ditunjuk.
Lahan yang akan diolah dalam kondisi kapasitas tempat.
Lahan bersih dari gulma, kayu yang dapat merusak traktor dan
implement.
Lahan harus bersih dari gulma, kayu yang dapat mempengaruhi
kwalitas pengolahan tanah.
Sebelum bajak satu harus dilakukan bajak …….keliling yang akan
diolah sebagai batas pengolahan tanah.
Disc depan masuk dibatas akhir tanah yang ter-olah sebelumnya
sehingga tidak ada tanah yang tidak ter-olah.
Arah pekerjaan berikutnya (bajak dua, garu, kair) membentuk
sudut atau tidak sejajar dengan pekerjaan sebelumnya.
Jarak waktu antar pekerjaan dua sampai dengan tujuh hari.
26
BAB V
PENANAMAN TANAMAN BARU ( PLANT CANE)
5.1 MACAM-MACAM MODEL PENANAMAN
Dalam pembudidayaan tanaman tebu khususnya di pabrik gula, itu
memiliki cara atau model penanaman yang berbeda disesuaikan dengan
kondisi dan keadaan. Penanaman terdiri sebagai berikut:
a. Single row
Adalah cara menanam dengan jarak tanam baris tunggal ( 25
x 25 cm )
b. Double row
Adalah cara menanam dengan cara, jarak tanam dengan baris
rangkap (190 x 40 /25 cm)
c. Oper lap
Adalah cara menanam dengan cara, jarak tanam dengan baris
tengah atau sejajarnya hanya pertengahan (50 x 50 cm)
5.2 WAKTU PENANAMAN
Setelah lahan sudah diolah, atau sudah siap untuk ditanami maka
waktu penanaman pun harus ditentukan.
27
a. Periode I, penanaman pada awal musim kemarau (AMK) dengan
memanfaatkan kelembaban tanah yang tersedia.
b. Periode II, penanaman pada awal musim hujan (AMH).Yaitu
permulaan datangnya hujan (antara bulan Oktober sampai
dengan akhir Desember)
5.3 CARA PENANAMAN
Setelah kita menentukan model penanaman yang akan digunakan,
maka selanjutnya penanaman siap dimulai.
a. Penanaman dengan tenagah orang (manual), sering
…………………… ………………… …………… bibit secara
manual dan penutupan bibit dibantu alat mekanis (traktor).
b. Jumlah bibit berkisar 20.000 -30.000 stek (3 ruas) /ha.
Mekanisme tanaman harus cepat karena memanfaatkan
kelembaban yang ada atau tersedia.
c. Penanaman dengan tenaga mesin masih jarang dilakukan di
Indonesia, walaupun beberapa pabrik pernah melaksanakannya .
d. Setelah penanaman sudah selesai maka selanjutnya, pemberian
pupuk NPK dilakukan sebslum bibit ditutup tanah, gunanya
untuk merangsang pertumbuhan bibit.
1. Sulaman
Ketika tanaman tebu sudah berumur 3 minggu setelah tanam. Maka
selanjutnya tanaman tebu siap dilakukan penyulaman.
Penyulaman dimaksudkan untuk :
Mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau mati. Dengan
tanan=man tebu lain yang varietasnya sama.
Melengkapi jumlah tanaman per meter agar produksi tercapai.
Sulaman dilakukan bilamana tanah dalam keadaan basah atau
lembap agar tanaman tumbuh normal.
Sulaman dilaksanakan pada umur 3-4 minggu bersamaan
dengan pupuk II, penyulaman dengan menggunakan bibit bagal.
28
Pada prinsipnya pekerjaan sulaman harus dihindari, hanya
dilaksanakan dalam keadaan darurat. Oleh sebab itu pada
pelaksanaan tanaman harus diusahakan tanaman tumbuh
semuanya (tanaman rapat).
29
BAB VI
PEMELIHARAAN TANAMAN TEBU
6.1 PEMELIHARAAN TANAMAN TEBU
Dilakukan untuk merawat tanaman tebu supaya pertumbuhannya
dapat tercapai sesuai dengan keinginan. Pemeliharaan tanaman dapat
dilakukan dengan cara ssebagai berikut:
a.Pengairan
Pompanisasi = yaitu dengan mengendalikan cura hujan untuk menjamin
pertumbuhan awal (perkecambahan) tanaman baru dilihat dari pengalaman.
Irigasi pompa= memanfaatkan air sungai, dari sungai-sungai yang berbeda
di sekitar kebun.
b.Pembumbunan
Pembumbunan di lakukan dengan maksud untuk menciptakan perakaran
yang kuat bagi tanaman sehingga tanaman tidak mudah roboh.Disamping
memutuskan perakaran gulma,juga member tambahan media sebagai
sumber zat hara yang baru bagi tanaman sekaligus memperbaiki fungsi
drainase.Pembumbunan dilakukan dengan menggunakan traktor yang di
tambahkan dengan implementasi disc bedder.
c.Pemupukan
merupakan salah satu kegiatan yang diperlukan untuk menjaga tingkat
kesuburan tanah, proses pemupukan ini dilakukan 2 kali yaitu pupuk I diberi
pada saat 1-2 minggu setelah di kepras dengan dosis 1,5 kwintal, dengan
menggunakan traktor (sufa),atau dengan cara manual.
Pupuk yang biasa di gunakan untuk tanaman tebu adalah sebagai berikut.
30
DOLOMITE
Adalah pupuk yang memiliki kandungan hara kalsium (CaO) dengan
maknesium(MgO)tinggi dan sangat bermanfaat untuk pengapuran tanah massam
dan juga sebagai pupuk bagi tanah dan tanaman yang berfungsi menyuplai unsur
kalsium (CaO) dan maqnesium (MgO)dan juga berfungsi menetralkan ph tanah
tapi pupuk DOLOMITE di tabur sebelum bibit tebu di tanam
UREA
Merupakan pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N)berkadar tinggi.unsur
hara Nitrogen merupakan zat hara yang sangat di perlukan tanaman.Pupuk urea
berbentuk butir-butir keristal yang berwarna putih.dengan rumus kimia NH2
CONH2.kegunaan pupuk urea yaitu
- Membuat daun tanaman lebih hijau segar
- Mempercepat pertumbuhan tanama(tinggi,anakanya
banyak,cabang)
31
Menambah kandungan protein tanaman
Pupuk NPK
Merupakn pupuk majemu dengan kandungan unsur hara yang
lengkap.kandungan pupuk NPK sebagai berikut
N (Nitrogen) = 15 %
P2O5 (Fosfat) =15%
K2O(Kalium) =15 %
d.Penyiangan
Adalah proses menghilangkan tanaman pengganggu.Penyiangan dilakukan
pada saat sebelum tanam.Sebelum pemupukan dan sebelum bumbun proses
penyiangan bias dilakukan dengan2cara.yaitu secara mekanik dan kimiawi.Maka
penyiangan harus dilakukan teratur berkala.Biasanya untuk tumbuh normal dari
produksi dengan baik,tebu harus disilang secara teratur 6 sampai 7 kali terutama
alang.
Pelaksanaanya memperhatikan pedoman sebagai berikut:
Pemberantasan gulma secara menual,yaitu dengan cara
menyiang sebanyak 3-4 kali dengan interual waktu 3 minggu.
32
Pemberantasan gulma secara kimiawi yaitu dengan
menggunakan herbisida,penyemprotan dilakukan 1 kali yaitu
3-7 hari setelah penanama.Dengan asulam (6 liter/ha)
+loksinil estresooklii (1 liter/ha) dilarutkan dalam air 400 /ha ;
metribuzin (1,2kg /ha ) +2,4 gram amino (1,5 liter
/ha)dilarutkan dalam 400 liter/ha,apabila sampai berumur 4
bulan masih ada gulma yang tumbuh dilakukan penyiangan
lagi.
e.Penyemprotan Herbisida
Pada lahan kering gulma lebih beragam dan lebih berbahaya. Gulma-
gulma dominan yang menjadi pesaing kuat yang berakibat merugikan. terdiri atas
gulma daun lebar dan merambat, gulma daun sempit dan teka-tekian.gulma daun
lebar dan merambat, gulma terdiri atas cleome ginandra, Emilia
sonchifolia,boreria alalan,amaranthus dubius,spigelisa anthelmia,comelina elegans
mikania michrantha dan momordica charantia.gulma daun sempit terdiri atas
digitaria ciliaris echinochola colonum eleusine indice,dactylocta acgypriun daun
brachiana distachya sedangkan gulma golongan teki adalah cyperus rotundus.
Dalam pelaksanaanya, pengendalian gulma dibagi menjadi pengendalian
secara kimia, mekanis dan manual. Untuk sistem rainoso, pengendalian lebih
dominan dilakukan secara manual. Lahan kering lebih umum menggunakan cara
kimia.
Herbisida yang digunakan tersaji dalam table
33
Jenis dan dosis yang digunakan.
Waktu aplikasi Hwerbisida Bahan aktiv Dosis
Pre emergence Karmex
DMA
Diuron
2,4-D Amin
2,50kg/ ha
1,50kg/ha
Late pre
emergence
Karmex
DMA
Amexon/gesapax
DIURON
2,4-D Amin
Ametrin
1,50kg/ha
1,50 it/ha
1,50 it/ha
Post emergence I Amexon/ gesapax
DMA
GRAMOXON
SANVIT
Ametrin
2,4-D Amin
Paraguat
Surfaxtan
2,00 it/ha
0,75 it/ ha
0,50 it/ha
0,50 it/ ha
Post emergence II GRAMOXON Paraguat 2,50 it/ha
Pengendalian gulma secara manual dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan
mempergunakan peralatan sederhana,dilaksanakan pada kondisi tanaman
tebu masih dalam stadia peka terhadap herbisida. Ketersediaan tenaga
kerja yang cukup dan herbisida yang tidak tersedia di pasaran.
f. Analisa Usaha Tani
Dalam pemeliharaan tanaman tebu di perlukan biaya untuk membiayai
bahan-bahan yang di perlukan,terutama tenaga kerja.
Dalam 1 hari tenaga di upah 20.000/hari,sedangkan pupuk yang di
gunakan 125.000/karung,Herbisida 90.000-115.000/botol.
g.Pengendalian hama dan penyakit
Merupakan suatu kegiatan yang di lakukan dengan tujuan agar supaya
tanaman tebu tumbuh dengan subur dan rendemen kandungan gula tebu tercapai
sesuai dengan keinginan. Jenis dan cara pengendalian hama dan penyakit di
lakukan dengan cara sebagai berikut:
A. Gropyokan
Babi hutan
pemasangan umpan beracun, perburuan,dan pemasangan jebakan
34
Tikus
Pemasangan umpan beracun,saritasi kebun.
Sedangkan pengendalian hama dan penyakit secara
trichogramma
B.Trichogramma
Merupakan parasit telur yang berfungsi dalam pengendalian hama secara
hayati. Parasitoit ini menyerang telur dari serangga yang tergolong dalam ordo
lopideptera. Sehingga parasitoit ini dapat mematikan hama sebelum hama tersebut
menyebabkan kerusakan pada tanaman.
Hama yang dimaksud adalah :
- Kutu bulu putih
- Penggerek pucuk dan penggerek batang
- Luda api
Cara pelaksanaanya yaitu,kupu-kupu yang telah bertelur dalam ruangan khusus,
biasanya telurnya tertutup rapat agar terhindar dari udara, supaya telur tersebut
tidak menetes sebelum difungsikan ke lahan.
Analisa usaha tani
Untuk pemeliharaan tanaman tebu biasanya menggunakan berbagai
hal,cara diantaranya yaitu: pengairan, pemupukan, pembumbunan,
35
penyiangan, penyemprotan herbisida, pengendalian HPT. Dalam
pelaksanaan pemeliharaan tersebut biasanya menggunakan cara mekanis,
kimiawi, dan manual. Cara mekanis menggunakan traktor, ini khusus
untuk pembumbunan, cara kimiawi menggunakan herbisida.
Herbisida dihargai 150.000 ,tapi biasanya tergantung dari jenisnya,
sedangkan pengendalian HPT dengan cara gropyokan jebakannya dibuat
sendiri, kalau racunya dihargai Rp.50.000.
h. Pemeliharaan saluran drainase
Pemeliharaan saluran meliputi got mujur dan got malang sangat penting
halnya diperbaiki bersamaan dengan kepras.alat yang digunakan yaitu Rotary
Dicher.
Tanaman tebu pada masa pertumbuhan vegetative sangat membutuhkan air
yang cukup sehingga tidak mengalami staguasi. Gejala staguasi pada tebu
Nampak ruas-ryas menjadi pendek dan batang kecil. Hal ini dapat menyebabkan
merosoknya kulitas dan kuantitas tebu. Untuk kelancaran aliran air yang
berlebihan, maka perlu diperhatikan saluran pembuangan agar tidak tersumbat got
malang, got keliling, dan got mujur.bersih dari rerumputan dan kotoran lain.
i.Klentek pemeliharaan
Kegiatan pengelentekkan dilaksanakan pada saat tanaman tebu berumur 8
bulan dengan membersihkan batang tebu dari daun-daun kering. Tujuan klentek
agar sirkulasi udara dalam kebun lancer, batang tebu tidak mudah roboh akibat
hembusan angin dan hujan deras, tebu cepat masak dan terhindar dari serangan
hama penyakit. Pengelentekkan sebaiknya dilakukan pada tanaman bibit, karena
dapat merusak calon mata tunas.
36
BAB VII
TEBANG DAN PENGANGKUTAN
7.1 TENAGA DAN MANDOR TEBANG
a. sesuai jadwal yang ditetapkan oleh pabrik gula.
b. Pada tebu sendiri (TS) dan hak guna usaha (HGU) pengadaan
tenaga dan mandor tebang oleh pabrik gula, melalui sistem
kontrak/pengikatan kerja, dengan pengupahan berdasarkan
borongan (tonase).
c. Tenaga dan mandor tebang, dapat berasal dari local dan import.
Penebang dan mandor local, yaitu tenaga yang berasal dari wilyah
kerja regional dan tidak menginap. Penebang dan mandor impor,
yaitu tenaga yang berasal dari luar wilayah kerja regional dan
diinapkan.
d. Perhitungan kebutuhan tenaga tebang harian sekitar 1 kali
kapasitas giling dengan asumsi kapasitas penebang 10
KU/orang/hari. Jika kapasitas giling 30.000 KU/hari, maka
kebutuhan tenaga tebang.
7.2 SISTEM DAN CARA TEBANG
a. Sistem tebang
Manual = tebang, ikat, dan muat oleh tenaga manusia
Semi mekanis = tebang oleh manusia, tidak diikat (loss
cane), muat oleh alat mekanis.
Mekanis = tebang, muat, dan angkut oleh tenaga
mekanis (cane harvester).
37
Tebangan semi mekanis dan mekanis, karena :
Kesulitan tenaga tebang, arel tebu, luas dan
mengelompok ( HGU) dan pada lahan tegalan serta
kapasitas pabrik tinggi.
b. Cara tebang
Pola 4 - 2 yaitu 4 juring untuk penempatan tebu,
dan 2 juring untuk penempatan daun kering/pucuk.
Tebang pandes rata tanah,sisa tunggak maksimal 5
cm.
Pucuk dipotong pada batas daun ke empat dari
capit urang.
Pengikatan tebu dengan tali bambu atau kulit tebu
7.3 SARANA PELAKSANAAN TEBANG DAN ANGKUT
a. Timbangan berupa jembatan
Timbangan, untuk menimbang tebu hasil tebangan.
b. Crane,
Pemindahan tebu dari truk ke lori atau kemeja tebu.
c. Alat tebang manual
Parang, golok, sabit khusus.
d. Alat tebang mekanis (cane harvester) =choop cane
e. Alat muat:
Manual oleh manusia, mekanis dengan grab leader, cane staker
f. Alat angkut
Truk, lori dan trailer
38
g. Alat tarik:
Sapi, loko, truk, dan traktor.
h. Perhitungan kebutuhan alat angkut truk ,trailer dan lori per hari :
Kebutuhan = kapasitas
Giling per hari kapasitas
Muat truk/trailer/lori per hari.
7.4 PRASARANA TEBANG DAN ANGKUT
a. Penyiapan jalan lori, jalan mobil dan jembatan yang akan dilalui,
untuk melancarkan lalu lintas angkutan tebu dari kebun ke pabrik
gula.
b. Penyiapan rumah penebang import.
c. Penyiapan tangki air (HGU) dan jengen air untuk keperluan minum
penebang.
7.5 PRAMETER MUTU TEBANG
a. Analisa trash, maksimal 5% trash yaitu kotoran atau bahan-bahan
ikutan berupa daun kering/hijau, pucuk tebu,tebu mati, sogolan,
tanah, akar dan bahan lain yang bukan tebu.
b. Analisa cako, maksimal 6 KU/ha. Cako, yaitu tebu layak giling
yang tertinggal di kebun dan tidak terangkut.
c. Analisa tunggak, maksimal 15 KU/ha. Tunggak yaitu bagian
batang bawah kebun tertinggi di kebun di atas permukaan tanah
yang ditebang melebihi 5 cm dari permukaan tanah.
d. Kontinyuitas pasokan tebu sesuai kapasitas giling dengan sisa pagi
maksimal 15 % dari kapasitas giling dengan mutu tebang layak
giling sesuai standar manis, bersih dan segar ( MBS ).
7.6 ANALISA MUTU TEBANG
a. Analisa trash
Analisa trash, meliputi kotoran yang terbawah : daun kering, daun
hijau/ pucuk tebu, tali tebu, sogolan < 1,5 meter, tebu mati dan
39
tanah. Berat tebu sampel ditimbang (berat kotor), demikian juga
masing-masing komponen dipresentasekan terhadap berat tebu
sampel.
Ukuran sampel, yaitu diambil masing-masing 3-5 ikat tebu
pada bagian atas, tengah dan bawah truk/lori/trailer.penilaian
terhadap masing-masing mandor tebang atau kelompok tani yang
menebang sendiri.
b. Analisa cako
Penilaian meliputi tebu layak giling yang tertinggal dari kebun
yang telah ditebang.
Ukuran sampel, yaitu untuk HGU 5 x 15 meter = 75 m2, dan
sedang untuk tebu rakyat( TR ) sekitar 10 jolang @ 7.5 m. pada
hak guna usaha ( HGU ) dengan panjang juring 7,400 m/ha.
Sedangkan TR panjang juring 9,00 m, maka untuk menghitung
sisa cako/ha dengan faktor yaitu :
Pada ukuran sampel tersebut kemudian dikumpulkan sisa-sisa tebu layak
giling kemudian ditimbang cako /ha = factor x berat tebu tertinggal.
c. Analisa tunggak
Penilaian terhadap sisa tunggak batang bawah tebu yang
tertinggal dengan standar maksimal 5 cm diatas permukaan tanah.
ukuran sampel sama seperti analisa cako, baik untuk hak guna
usaha (HGU) dan tebu rakyat (TR) sedangkan cara pengambilan
dengan memotongsisa tebu batang bawah tertinggal pada ukuran
sampel tersebut kemudian ditimbang perhitungan sama dengan
analisa cako.
40
HGU=cako/ha = 7400 =75 = 98,7
TR =cako/ha = 9,000 =75 = 120
BAB VIII
ANALISA PENDAHULUAN
8.1 CARA UNTUK PROSES ANALISA PENDAHULUAN
1. Pengambilan sampel pada lahan yang akan dianalisa.
2. Sampel tebu pada tiap blok diambil 5 batang diikat dan diberi kertas label.
3. Sampel tanaman tebu diangkat ketempat analisa pendahuluan
4. Tebu yang sudah ditata dan diurutkan sesuai dengan nomor urutnya
dibersihkan daun pucuknya agar mempermudah menghitung ruasnya
sekaligus menghilangkan kotoran lainnya seperti akar dan lain-lain.
5. Hitung jumlah ruas tiap sample yang ada kemudian panjang tanaman tebu.
Diameter masing- masing tanaman tebu.
6. Sample yang sudah dihitung panjang ruas dan diameternya kemudian
dibelah menjadi 3 bagian yang sama.
7. Selanjutnya batang atas ,tengah, dan bawah dipisahkan dan dikelompokan
namun tetap satu kelompok. Kemudian belah menjadi 2 bagian yang
sama agar memudahkan saat pemerasan air nira.
41
8. Tanaman tebu yang sudah dibelah kemudian dilihat apakah ada batang
yang terserang penggerek, gabus, koropos dll. Kemudian dihitung berapa
jumlahnya.
9. Sample yang sudah dihitung keadaan tubuhnya.bagian atas , tdngah dan
bawah. Catat masing –masing beraynya .
10. Kemudian tebu yang sudah ditimbang dan diperas niranya menggunakan
alat giling. Pada masing-masing bagian tanaman ( atas, tengah dan
bawah)niranya dipisahkan. Catat masing-masing beratnya.
11. Berat sample dan berat nira kemudian dihitung persenya.
12. Kemudian nira yang sudah diperat diberu aquadest ATB digunakan
sebagai larutan untuk menganalisa kadar rendemen dalam tebu. Alat yang
digunakan antara lain hand refraktometer , pool nira
13. Pertama nira dicampur bahan kimia terlebih dahulu , kemudian diaduk-
aduk , selanjutnya disaring dengan kertas berbahan dasar jerami. Setelah
jernih dilahat kadar BMIX dan rata-ratanya masing-masing kelompok.
14. Alat hand refrakto meter digunakan untuk menghitung kadar
gulanya .dengan cara melihat denagn mata telanjang.
15. Setelah dihitung semua kemudian dihitung jumlah dan rata-ratanya. Pada
masing-masing perlakuan.
16. Masing-masing perlakuan ditulis dalam kertas analisa pendahuluan.
17. Kemudian ditulis, nomor urut,kelompok,ronde tanggal analisa,nama
kebun,masa tanam,luas kebun,jenis tanaman dan tipe berapa.
18. Selanjutnya direkap dalam data exxel di komputer.
42
BAB IX
ALUR PROSES KRISTAL TEBU
9.1 PENIMBANGAN TEBU DAN TRANSLODING
Cara penimbangan mula-mula traktor (container truk) ditimbang
kosong untuk mengetahui berat tara.
Proses penimbangan dengan menggunakan timbangan elektronik
kapasitas 8 ton – 10 ton tujuan dari penimbangan adalah untuk mengetahui
jumlah tebu yang masuk per hari atau sebagai control pengawasan.
Jembatan timbangan mempunyai fungsi dalam masa giling antara lain
yaitu:
Menimbang tebu giling
Menimbang bahan pembantu penglahan
Menimbang bloton
Menimbang tetes
Menimbang bibit tebu dan lain-lain
43
Setelah ditimbang tebu dibawa keunit Transloding tujuan transloding adalah
memindahkan tebu dari truk ke container yang mempunyai kapasitas 8 ton.
9.2 SISTEM PENGATURAN (CANE YARD)
Sistem pengaturan tebu cane yard dalam tebu diatur secara FIFO (Firs In Out)
tebu yang masuk pertama akan digiling pertama yang bertujuan untuk mengurangi
kerusakan gula / inverse disebabkan adanya mikroorganisme karena tidak semua
tebu dapat digiling pada saat itu sehingga perlu dikumpulkan di cane yard kecuali
dalam keadaan tertentu misalnya tebu terbakar mendapat prioritas untuk digiling
lebih dahulu.
Jumlah tebu yang tersedia di halaman pabrik agar tidak terjadi kekurangan
tebu atau kelebihan.kekurangan tebu dapat mengakibatkan tebu terlalu lama di
halaman pabrik yang dapat menyebabkan kehilangan gula.
44
Usaha untuk mengurangi gula di halaman pabrik maka pada halaman pabrik
perlu ditanami dengan pohon- pohon perlindungan sehingga tebu yang menanti
giliran untuk gilingan terhindar matahari secara langsung.
9.3 MEJA TEBU
Alat ini sebagai penampung tebu yang ditumpahkan oleh can
lifter(pemindahan tebu ke cane table) sebelum masuk ke carrier yang di gerakan
untuk motor listrik dan mempunyai lebar 6000 mm, panjang 7000 mm,kemiringan
10,5 ke rantai 5m/menit merk trivel e-u/2 unit.
9.4 STASIUN GILINGAN.
Sebagai awal dari kegiatan pengolahan gula adalah memerah tebu dari
sedemikian rupa sehingga di peroleh nira sebanyak-banyaknya dengan kehilangan
dan kerusakan gula yang sekecil-kecilnya yang pelaksanaannya.prinsip kerja dari
stasiun gilingannya adalah sebagai alat pemisahan komponen tebu.dimana tebu
yang akan diolah mengalami pemerahan sehingga terpisah antara padatnya
sebagai ampas dan cairnya sebagai nira.Tebu yang telah dicacah oleh can cutter
dan HDHS akan memulai Bell conveyor gilingan.
45
Dalam satu unit gilingan tebu akan mengalami pemerahan sebanyak dua kali yaitu
bukaan muka (diantara Rol atas dan rol depan).dan pada bukaan belakang
(Diantara rol atas dan rol belakang).
Pabrik gula Camming memiliki 4 unit rol gilingan tiap unit gilingan terdiri
dari 3 rol yaitu rol atas, rol depan, rol belakang.pada setiap unit dipasang alat
pengumpang tebu yang disebut feeding rol untuk memperlancar pemasukan tebu
kebukaan muka.Antara rol gilingan muka dengan belakang dipasang ampas plat
yang berfungsi mengatur ampas dari rol depan ke rol belakang.Rol-rol diberi alas
sehingga nira akan segera mengalir turun melalui alas tersebut.
Unit gilingan digerakkan oleh turbin uap melalui perantara roda gigi,putaran
yang telah direducer, dihubungkan ke rol atas kopel move sehingga rol tersebut
akan berputar untuk memutar rol muka dan rol belakang, maka pada masing-
masing rol dipasang pinion yang saling berhubungan sehingga apabila rol atas
berputar maka rol muka dan rol belakang akan berputar.
Stasiun gilingan bertujuan untuk memisahkan nira dengan ampas dengan
kehilangan apa akibat pemerasan rol-rol gilingan.
46
9.5 STASIUN PEMURNIAN
Nira mentah dari hasil pemerasan Stasiun gilingan mengandung banyak
kotoran,baik yang kasar, halus dan yang terlarut.Untuk mendaptkan hasil gula
yang baik maka nira mentah perlu dimurnikan dari kotoran-kotoran tersebut.
Penghilangan kotoran dipabrik gula dapat di golongkan:
1 .cara fisika
2.cara kimia
3.cara kimia-fisika
Stasiun pemurnian berfungsi untuk memisahkan bukan gula yang terlarut
dalam nira dengan penekanan kehilangan gula yang serendah-rendahnya.proses
pemurnian ini harus dijaga sacharosa yang terdapat pada nira jangan sampai
terurai menjadi fruktosa dan glukosa.
9.6 STASIUN PENGUAPAN
Dalam stssiun penguapan nira encer yang mengandung air sekitar 30-
35% dan beratnya akan dihilangkan dengan cara diuapkan sehingga di dapatkan
nira kental. Di dalam alat penguapan diusahakan untuk menguapkan air
47
secepatnya dan sebanyak-banyaknya . agar hal tersebut dapat tercapai maka
dipilih penguapan air sampai kadar 65% agar mencapai konsentrasi .
Stasiun penguapan terdiri dari 1 penguapan yang terdiri dari 4 badan dan
ditambah 1 badan sebagai pengganti pada saat pengganti badan yang lain sedang
di scrap.
Proses penguapan pada prinsipnya adalah merupakan proses pemasakan
nira sampai dengan titik didihnya dan menguapkan air sehingga zat padat dapat
dipisahkan dengan air nya.
9.7 STASIUN KRISTALISASI/ MASAKAN
Proses kristalisasi merupakan lanjutan dari proses penguapan dimana
larutan akan diuapkan mencapai kejenuhannya. Tujuan dari kristalisasi adalah
pengambilan gula dalam bemtuk Kristal dari nira sebanyak mngkin dengan waktu
relative singkat dan relative murah dengan hasil Kristal gula memenuhi syarat
perdagangan.
Dalam proses kristalisasi diharapkan untuk dapat memproleh hasil :
Kristal gula yang memenuhi sysrat yang diharapkan mutu , ukuran dan
sebagainya.
48
Kehilangan gula yang sekecil-kecilnya
Biaya yang dibutuhkan untuk proses rendah
Waktu proses yang singkat /skema masukan yang sependek mungkin
9.8 STASIUN PUTARAN
Masakan dari hasil proses pengkristalan dalam pan kristalisasi merupakan
masih campuran yang terdiri dari larutan dan Kristal sacharosa. Sebagai lanjutan
dari proses masakan adalah stasiun putaran dengan tujuan untuk memisahkan
Kristal sacharosa dari larutannya dengan menggunakan gaya dapat memisahkan
larutan dengan kristalnya.
Pada pabrik gula camming menggunakan 2 jenis putaran yaitu
- Putaran continue
- Putaran discontinue
Yang dimaksud putaran continue yaitu putaran C dan putaran D
sedangkan putaran discontinue adalah putaran A.
49
9.9 GUDANG GULA
Kristal gula hasil proses putaran dari masakan A yaitu gula SHS.sebelum
masuk ke gudang dsn dipisahkan terlebih dahulu diolah agar memenuhi criteria
sebagai gula produk.
Beberapa ramgkaian proses yang harus dilalui antara lain :
a. Pengeringn
b. Sortir
c. Dikrmas
Tujuan dari rangkaian diatas adalah:
Untuk memenuhi persysratan sebagai gula produk.
Untuk mempertahankan kualitas selam penyimpanan .
Memeliki kristal gula yang normal.
Kelembaban gula seminim mungkin.
50
BAB X
KLIMATOLOGI
Klimatologi berasal dari bahasa yunani yaitu’’klima’’dan’’togos’’yang
masing-masing berarti kemiringan (slope) yang diarahkan kelintang tempat
sedangkan togos sendiri berarti ilmu, jadi defenisi klimatologi adalah ilmu yang
mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim.
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas alam proses pertumbuhan dan
produksi tanaman jenis-jenis dan sifat-sifat iklim yang bias menentukan jenis
tanaman yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya, oleh karena itu kajian
klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan. Kegunaan klimatilogi
adalah untuk mengetahui keadaan suhu rata-rata kelembaban laju
evaporasi,kecepatan angin, perubahan suhu, dan intensitas penyinaran yang terjadi
pada suatu daerah.
Adapun beberapa alat dan fungsinya antara lain :
A. Termometer tanah untuk mengukur suhu tanah
51
B. Anemometer, alat yang digunakan untuk mengukur arah kecepatan angin.
C. Camp bell stoke (bola penyinaran),untuk mengukur intensitas dan lama
penyinaran matahari.
52
D. Higrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban
udara.
Termometer minimum untuk mengukur suhu udara rendah.
Termometer makximum untuk mengukur suhu udara tinggi
Termometer bola basah dan kering untuk mengukur suhu udara
sesaat (kelembaban).
53
E. Pengukur curah hujan yaitu alat mengukur tinggi hujan seolah-olah air
yang jatuh ketanah.
F. Open pan (evaporasi) berfungsi mengukur air yang hilang melalui
penguapan.
Pengamatan klimatologi dilakukan untuk mengetahui perubahan
suhu,pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pagi pada pukul 07.00,
siang pada pukul 13.00, dan sore pada pukul 17.30 WITA.
54
BAB XI
PEMBINAAN SDM
11.1 PENGERTIAN PEMBINAAN SDM
Pembinaan SDM adalah segala usaha dan tujuan kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penggunaan dan pemeliharaan pegawai dengan tujuan untuk
mampu melaksanakan tugas organisasi dengan efektif dan efisien.
11.2 RUANG LINGKUP PEMBINAAN
Ruang lingkup pembinaan meliputi dua subfungsi yaitu pengawasan dan
supervisi, ini mempunyai kaitan erat antara yang satu dengan yang lainnya, dan
keduanya saling isi-mengisi atau saling melengkapi.
11.3 TUJUAN PEMBINAAN
Tujuan pembinaan yaitu untuk:
1. Membina watak atau karakter, memelihara rasa persatuan dan kesatuan
secara kekeluargaan.
2. Mendorong etos kerja pegawai untuk mewujudkan pegawai yang bermutu
tinggi dari sadar akan tanggung jawabnya.
3. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan wawasan
kebangsaan.
55
BAB XII
PENUTUP
12.1 KESIMPULAN
Dari serangkaian kegiatan praktek kerja industri (prakerind) yang dimulai
dari tanggal 2 September 2013 hingga 2 Desember 2013 di PT Perkebunan
Nusantara XIV-X (Persero) PG Camming Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten
Bone membawa manfaat yang sangat besar bagi kami sampai terlaksananya
pembuatan laporan ini kami selaku penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Letak lokasi PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) PG Camming
sangat strategis.
2. Meningkatkan ilmu pengetahuan bagi kami tentang ilmu budidaya
tanaman perkebunan (tebu).
3. Mengetahui teknik budidaya tanaman perkebunan (tebu) dari tanam
sampai panen.
4. Menjadi suatu motivasi bagi kami dan adik-adik kelak yang akan
melakukan kegiatan prakerind angkatan X di PT Perkebunan Nusantara
XIV (Persero) PG Camming, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.
5. Salah satu wujud nyata untuk dapat menunjang program pendidikan pada
sekolah menengah kejuruan SMK Negeri 2 Sinjai.
12.2 SARAN
Dalam penanaman bibit di pembibitan digunakan bibit yang sehat dan
kemurniannya terjamin. Tanaman ratoon juga perlu diperhatikan seperti waktu
pemupukan, penyiangan, klentek, kepres, penanaman, dan pengendalian hama dan
penyakit. Hal ini sangat menentukan tingkat produksi yang dihasilkan.
Untuk mencegah kehilangan kandungan gula dalam tebu cane yard baik
yang disebabkan oleh bakteri maupun penguapan nira karena panas, maka
sebaiknya cane yard ditanami pohon-pohon pelindung. Dalam melakukan
kegiatan di dalam pabrik untuk menjaga keselamatan kerja (K3), tenaga kerja
perlu dilengkapi dengan helm.
56