laporan fiks

81
BAB I PENDAHULUAN Budidaya tanaman tebu merupakan usaha untuk menyesuaikan lingkungan tanaman agar tanaman berproduksi sesuai potensinya, salah satunya ,melalui ketersediaan bibit yang bermutu. Bibit yang mutunya baik dapat di proleh dari bibit yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari kebun bibit nenek (KBN), kebun bibit induk(KBI), kabun bibit datar(KBD). Penyelanggaraan kebun bibit ini harus memenuhi persysratan antara lain. Lahan yang subur beririgasi (pengairan dari lebung maupun sumur pantek/pompa). Topografi minimal datar, dan drainase baik. Sehingga tanaman dapat tumbuh normal , serta kemurnian varietas dan kesehatannya selalu terjaga. Agar potensi varietas dapat dicapai optimal, salah satu upaya yang harus diperhatikan adalah kemurnian varietasnya. Tingkat produktivitas sangat dipengaruhi oleh ketidakmurnian varietas(campuran), khususnya perbedaan terhadap sifat kemasakan 1.1 LATAR BELAKANG Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempengaruhi berbagai sektor industry baik industry kecil maupun industry besar.khususnya pada PTPN X (persero) pengelolah 1

Upload: carolina-eva

Post on 01-Jan-2016

299 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN FIKS

BAB I

PENDAHULUAN

Budidaya tanaman tebu merupakan usaha untuk menyesuaikan

lingkungan tanaman agar tanaman berproduksi sesuai potensinya, salah

satunya ,melalui ketersediaan bibit yang bermutu. Bibit yang mutunya baik dapat

di proleh dari bibit yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari kebun bibit

nenek (KBN), kebun bibit induk(KBI), kabun bibit datar(KBD). Penyelanggaraan

kebun bibit ini harus memenuhi persysratan antara lain. Lahan yang subur

beririgasi (pengairan dari lebung maupun sumur pantek/pompa). Topografi

minimal datar, dan drainase baik. Sehingga tanaman dapat tumbuh normal , serta

kemurnian varietas dan kesehatannya selalu terjaga.

Agar potensi varietas dapat dicapai optimal, salah satu upaya yang harus

diperhatikan adalah kemurnian varietasnya. Tingkat produktivitas sangat

dipengaruhi oleh ketidakmurnian varietas(campuran), khususnya perbedaan

terhadap sifat kemasakan

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

mempengaruhi berbagai sektor industry baik industry kecil maupun industry

besar.khususnya pada PTPN X (persero) pengelolah pabrik gula Camming.Dalam

perkembangan industry di butuhkan sumber daya yang memadai untuk

membentuk manusia produksi dan berpengalaman yang mampu menciptakan

persaingan global.

1.2 TUJUAN PRAKTEK LAPANGAN

MEningkatkan, mengembangkan, memperluas dan memantapkan

keterampilan yang membentuk kemampuan siswa sebagai bakat

untuk

memasuki lapangan kerja.

Untuk mengetahui seberapa jauh ilmu yang di dapatkan selama

berada di lokasi prakerind.

Untuk menerapkan ilmu yang di dapatkan berada di bangku sekolah.

1

Page 2: LAPORAN FIKS

Meningkatkan pengenalan pada aspek usaha potensial dalam

lapangan kerja.

1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui tekhnik budidaya

tanaman tebu hingga proses menjadi gula.

Kegunaan adalah diharapkan isi laporan ini dapat menjadi suatu bahan

informasi bagi masyarakat atau petani maupun pabrik gula.

2

Page 3: LAPORAN FIKS

BAB II

PR0FIL PG.CAMMING

2.1 SEJARAH BERDIRINYA PABRIK

48/Dny/Kpts/V/1981 tanggal 18 Mei 198.

1981 prola camming dibangun berdasarkan SK Mentan

N0 /Kpta/org/1981 tanggal 11 agustus 1981 PTP XX (persero) selaku

pengemban SK melakukan penanaman tebu di wilayah camming.

1981 PTP XX (persero) bekerja sama dengan The Triveni E.W India

melakukan pengembangan Pabrik Gula Berkapasitas 3.000 TCD dan pada

tahun 198 di lakukan giling perdana pabrik gula camming.

PP No.5 thn 1991 dan SK Menkeu RI.No. 950/KMK-013/ dan

No.951/KMK-013/1991.Dibentuk PTP giling (persero).

1996 di bentuk PTP Nusantara XIV (persero) PP RI No.19 tahun 1996

SK Menkeu RI No. 173/KMK.01/199 SK Mentan RI No.

334/Kpts/KP.510/94

SK Meneg BUMN No. S-702/MBU/2007 membentuk BPPG-PTPN XIV.

3

Page 4: LAPORAN FIKS

Sesuai SK Meneg BUMN No 33 tanggal 29 juli 2009 pengelolahan PG

Bone dan PG Camming dialihkan ke PTPN X (persero).

Pada tanggal 7 Desember 2011 dikeluarkan SK Meneg BUMN No. 53

tentang pengelolah 3 pabrik Gula yaitu:PG Bone,PG Camming dan PG

Takalar 0leh PTPN X (Persero)

2.2 GAMBARAN UMUM

a.Alamat Pabrik Gula Camming terletak di :

Desa : Wanuawaru

Kecamatan: Libureng

Kabupaten : B0ne

Pr0pinsi : Sulawesi Selatan

K0de p0s : 92766

Teleph0ne : 0 2-482-2425015

Faxmile : 0 2-482-2425016

Letak :120 0-120,28BT dan 4,710 -5,030 LS

b.Luas lahan

HBG : 173,00 ha

HGU : 9,837,04 ha

Jumlah :10.010,04 ha

Tinggi : 127 m

Kemiringan : bergelombang sd 30

Jenis : mediteran dan grumosol

2.3 PENGAIRAN

Teknis : 0,0 %

P0mpanisasi : 10,0 %

Tada hujan :90,0 %

2.4 PRASARANA PENDUKUNG

Sumber air : sungai walanae

Sumber bahan baku : TS + TR

Kelas jalan di kmpleks pabrik gula camming adalah :

Kelas II : 40 km

4

Page 5: LAPORAN FIKS

Kelas III : 310 km

Jalan desa: 60 km

Fasilitas sosial yang ada di pabrik gula camming adalah meliputi:

Mesjid : 2 unit

Gereja : 1 unit

Musholla : 1 unit

Mess : 1 unit

Poliklinik : I unit

Balai pertemuan : 1 unit

Lap. Tennis : 1 unit

Lap. Bulutangkis : 8 unit

Lap. Sepak bola : 2 unit

Sekolah dasar : 1 unit

Taman kanak kanak : 1 unit

Posyandu : 2

Tahun pembuatan : 1985

Tahun rehab :

Kapasitas terpasang : 3000 TCD

Jenis prosessing : sulfikasi

Jenis gula dihasilkan :SHS 1

2.5 MORFOLOGI BATANG

Tebu di perbanyak tidak secara generatif dengan menggunakan bagal

( sent,seed cone ). Abu lebih mata ( BUD ). Setiap mata batang primer tumbuh

batang sekunder yang dapat mengghasilkan batang tersier. Batang secara

keseluruhan terdiri atas ruas-ruas yang di hubungkan oleh buku ruas.pada pada

bagian batang bawah yang paling bawah ( DONGKELUN ) ruasnya di mulai

sangat pendek.kemudian berangsur – ansur meningkat panjangnya hingga

mencapai suatu maksimal,setelah itu mengelami penurunan panjan ruas.

Batang tebu beruas ruas dan pada seperti batang jagung,bagian luar

merupakan lapisan keras dan bagian dalamnya mengandung jaringan paremkim

5

Page 6: LAPORAN FIKS

berdinding tebal yang mengandung cairan yang di sebut nira oleh karna itu batang

merupakan bagian terpenting dalam produksi tebu.

2.6 MORFOLOGI DAUN

Daun tebu terdiri dari dua bagian yang jelas yaitu pelepah(left shet) dan helai

daun (left blade).pelepah daun membungkus ruas batang.pelepah daun ini selain

melindungi batang yang masih lunak juga melindungi mata tunas (bud).

Daun duduk pada batang berselang –seling pada buku ruas yang

berurutan.bentuk daun seperti pita yang panjangnya 1-2 meter 2-7 cm atau

tergantung pada varietas dan keadaan lingkungan.

2.7 MORFOLOGI BUNGA

Bunga tersusun mulai dari yang panjangnya antara 36-60 cm.bunga yang

masuk, benang sari memanjang sehingga kepala sari menggantung keluar dari

tujuk bunga.

2.8 MORFOLOGI BIJI

Biji yang terbentuk adalah hasil penyerbukan dan telah masuk umur 2-3

minggu. Persentase bibit yang tumbuh sangat beragam dan umumnya sangat

rendah. Ukuran biji sangat kecil yaitu 10-15 mm dan lebar 0,5 mm berbentuk

seperti telur,sehingga muda terbawa angin.

2.9 SYARAT TUMBUH

1. Iklim

Beberapa faktor iklim yang akan di kemukakan mencangkup cura

hujan,cahaya,(sinar matahari),suhu,angin,dan kelembaban udara.khusus berkaitan

dengan pengelolah tebu lahan kering di indonesia akan di uraikan secara singkat

mengenaitipe iklim dan sumber air.mengenai faktor iklim terhadap pertumbuhan

tanaman tebu secara rinci.

2. Curah hujan

Dalam budidaya tebu dilahan kering tanpa pengairan, jumlah curah hujan dan

anginnya merupakan faktor iklim yang terpenting. Jumlah curah hujan yang

6

Page 7: LAPORAN FIKS

cukup diperlukan untuk masa pertumbuhan vegetatif selama 6 sampai 7 bulan

agar diperoleh hasil tebu yang memuaskan.

3. Sinar matahari

Sebagai tanaman tropika, tebuh membutuhkan radiasi sinar matahari yang

banyak dan membentuk bahan organik.radiasi sinar matahari diperlukan bahan

organik. Radiasi sinar matahari diperlukan untuk hormon tumbuh yang akan

mengatur pertunasan dan perpanjangan batang tebu, dan yang paling utama

adalah untuk proses fotosintesis yang menghasilkan gula atau

4. Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor iklim utama yang mengendalikan

pertumbuhan tanaman tebu.mengeslsdrof(1950) menyatakan bahwa iklim idaman

untuk menghasilkan gula dari tanaman tebu adalah sebagai berikut:

(a).suatu musim panas yang panjang bagi pertumbuhan tanaman dengan

jumlah curah

Hujan yang cukup.

(b).suatu masa kemasakan dan panen yang cukup kering ,cerah dan

sejuk,namun bebas

Dari cuaca beku(frost-free).

(c)Bebas dari taufan (angin puyuh) dan angin kencang.

5. Angin

Hembusan angin dengan kecepatan kurang dari 10 km per jam berpengaruh

baik terhadap pertumbuhan tanaman tebu.Angin pada kecepatan tersebut akan

menurunkan suhu dan kadar gas karbon dioksida(CO2) di sekitar tajuk tanaman

tebu . Pada keaadaan tersebut proses fotosintetis tetap berlangsung dengan baik

Angin berkecepatan lebih dari 10 km per jam ,lebih lagi di sertai hujan lebat

(badai)dan taufan,dapat menggangu pertumbuhan tebu yang sudah tinggi menjadi

roboh.Dampak buruk robohan tebu akan berganda pada budidaya tanaman

tebu ,antara lain tumbuhya”sogolan”,turunya remdemen tebu,dan kasulitan tebang

dan angkut .

6. Kelembaban udara

Kelembaban udara nisbih tidak terlalu berpengaru terhadap pertumbuhan

tanaman tebu asalkan kadar air tanah tersedia mencukupi .pada kelembaban udara

7

Page 8: LAPORAN FIKS

nisbih yang tinggi dapat terbentuk kabut yang akan menghalangi penembusan

radiasi sinar matahari,sehingga proses fotosintetis akan terhambat. Dengan

demikian pembentukan gula (sukrosa)akan menurun ,dan menyebabkan

remdemen tebu menjadi rendah .Dalam keaadaan nilai kelembaban udara nisbih

rendah,misalanya antara 45-65%,bilamana jumlah air tersedia dalam tanah

terbatas (pada saat musim kemarau ),akan berpengaru pada pertumbuhan

kemasakan tebu serta kadar sukrosa.

Pengaruh langsung kelembaban udara nisbih ,terutama pada nilai nilai yang

rendah adalah terhadap transpirasi lebih besar daripada penyerapan air oleh

tanaman ,maka akan timbul suatu keaadaan yang membahayakan tanaman, karena

kemungkinan untuk menurunkan laju penyerapan air oleh tanaman maka akan

timbul suatu keaadaan yang membahayakan tanaman ,karena kemungkinan untuk

menrunkan laju transpirasi akan terbatas .adanya angin akan memperburuk

pengaruh terhaap tanaman ,karena laju transpirasi akan meningkat .

2.10 VARIETAS YANG ADA DI PABRIK GULA CAMMING

1. Macam macam varietas yang di budidayakan di PG CAMMING

Di pabrik gula camming terdapat beberapa jenis varietas yang di

budidayakan di antaranya sebagai berikut:

a.PSJK,ciri –cirinya

-ruas pendek

-anakanya banyak

- batangnya hijau keputih putihan

8

Page 9: LAPORAN FIKS

b.PSBM,ciri-cirinya

- batangnya hijau kekuning kuningan

- anaknya banyak

- batang besarnya dan memiliki berat yang tinggi

c. CENNING,ciri- cirinya

- batangnya berwarna merah

- batangnya kecil

- daunnya berwarna hijau segar

d. KK,ciri-cirinya

- batangnya berwarna hijau

- batangnya kecil- kecil

- tumbuhnya tegak lurus

9

Page 10: LAPORAN FIKS

- daunnya hijau kecoklatan

e.CM,ciri-cirinya

- batangnya berwarna merah,tapi bagian tunasnya ada berwarna kekuningan

- daunya kemerah-merahan

10

Page 11: LAPORAN FIKS

BAB III

PEMBIBITAN

3.1 PEMBIBITAN DENGAN MODEL BUD CHIP

BUD CHIP adalah bibit yang berasal dari suatu mata tumbuh yang telah

melalui tahapan seleksi dan treamen mulai dari pengambilan mata dari batang

tebu .perlakuan HWT (hot watr treament) ,penyemaian (pendederan).selama 10-

15 hari di pindah ke seed tray sampai umur 2,5 – 3 bulan (siap di pindah ke

kebun).

CARA BUDIDAYA BIBIT BUD CHIP

1.KELENTEK BIBIT

Kelentek bibit adalah melepaskan pelepah daun dari batang tebu ,guna

memudahkan pengeboran mata bibit .

2.SORTASI BIBIT

Sortasi bibit adalah memilah bibit agar tidak tercampur (varietas,batang

atas ,dan batang bawah).sortasi tanaman tebu ini dari tanaman yang

terserang hama dan penyakit tanaman tebu, tebu yang secara fisik tidak

memungkinkan untuk di jadikan bud chip (keropos,dan bergabus),mata

11

Page 12: LAPORAN FIKS

tunas yang rusak.Varietas tanaman yang berbeda dan pisahkan antara

batang tengah dan pucuk .

3.PENGEBORAN MATA BIBIT

Pengeboran mata adalah mengambil mata dari ruas bibit bagal , agar

memudahkan penanaman di seed tray (poly bag).

a.peneboran mata bibit menggunakan 2 cara :

Mekanis(bor) yaitu dengan bantuan dengan bantuan tenaga

listrik untuk mengebornya

12

Page 13: LAPORAN FIKS

Manual(Pahat) yaitu secara manual dengan baantuan tangan

dan palu

Tetapi cara yang sering di gunakan yaitu dengan cara

manual karena tidak butuh tenaga ahli untuk melakukannya.

b. bibit yang telah di kelentek di bor mata tunasnya dengan diameter

kurang lebih 2 cm sampai 3 cm.

c. penyeleksian mata bibit yang tua , rusak, dan terlalu muda (kurang

lebih 2-3 mata tunas dari pucuk.

d. bibit tebu yang sudah di bor tetap dalam posisi panjang sehingga biasa

di manfaatkan sebagai bahan baku tebu giling pada musim giling

e. kemampuan mengebor bibit kurang lebih 380/mata/jam/unit.

4.PERLAKUAN AIR PANAS

Perlakuan air panas adalh merendam mata bibit ke dalam air panas

dengan suhu 51oC selama 30-60 menit guna mematikan bakteriosis .

Tahap tahap yang di lakukan yaitu:

a.hasil bor mata bibit yang terkumpul di masukkan ke dalam karung

(waring) di rendam dan di cuci air dingin dan di saring agar kotoran terbuang

sehingga tidak menghambat proses HWT.

13

Page 14: LAPORAN FIKS

b.perawatan air panas menggunakan elpiji untuk sumber panas ,dan esin

air untuk proses putaran air,thermometer untuk mengukur suhu yang

diiinginkankan .

c.Setelah perendaman air panas dilakukan lalu di lanjutkan dengan

perendaman air dingin selama 10 menit,kemudiam direndam dengan seed

Treament Insektisida,bahan aktif tiametopsan(crauser 350 fs) dengan dosis 12,5

ml/10 ml air.

5.PERLAKUAN ZAT PERANGSANG TUMBUH

Setelah di HWT selama ¼ jam dilakukan perendaman dengan menggunakan

fungisida (1 liter fungisida dicampur 200 liter air).kemudian di tiris dan dilakukan

sortasi mata dengan tujuan daya kecambah tinggi dan merata.

6.STREALISASI TANAH

Untuk pemasakan menggunakan 3 drum untuk memasak yang di

lengkapi masing-masing idicator ketinggian air dan 2 drum tanpa

penutup yang terletak disamping kanan dan kiri berfungsi sebagai

penyedia air tambahan.

Suhu media tanam 1000C mengukurnya thermometer dengan

menancapkan pada media tanam yang di kukus melalui kutu drum yang

telah di lubangi.

Lama pemasakan selama 30 menit.

Bahan bakar yang digunakan,kayu bakar di tambah bricket batu

bara.Untuk menghemat kayu bakar.

Media yang di sterilkan kemudian didinginkan selama 2-3 jam sebelum

di gunakan dalam media bedengan atau pot ray.

14

Umur bibit(BST) suhu Waktu (jam)

Bibit muda:4 40-45oC 1

Bibit normal:5-6 51oC 1

Bibit tua:7-8 60-65oC 1

Page 15: LAPORAN FIKS

Tanah yang di sterilkan memiliki keunggulan seperti:

Tanah tidak memiliki gulma.

Bibit tebu dapat tumbuh lebih cepat.

Bebas dari hama dan penyakit.

7.PEMBUATAN BEDENGAN

Dalam membuat bedengan pembibitan bud chip,harus ada beberapa

langkah yang dilakukan:

a. Membuat bedengan yang lebarnya kurang lebih 1 meter, dengan

panjang yang menyesuaikan keadaan lahan, dan dibuat miring untuk drainase,

yang berguna pada saat curah hujan yang tinggi.

b. Tepi bedengan dipasang bamboo atau batu bata (keliling) untuk penhan

media tanam. Dasar bedengan harus diberi alas plastik atau karung agar tak

terkontaminasi dengan tanah yang tak steril kemudian diberi media tanam yaitu

tanah yang telah dimasak,setebal kurang lebih 10 cm.

c. Bud chip ditanam dengan ukuran 2 x 2 cm dan ditutupi dengan tanah

steril, dengan ketebalan kurang lebih 1 cm.

d. Untuk mengantisipasi curah hujan yang tinggi, bedengan ditutup

dengan plastik setinggi kurang lebih 1 meter dan akan dibuka kembali jika tidak

turun hujan.

e. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari atau

menyesuaikan pada keadaan cuaca.

15

Page 16: LAPORAN FIKS

f. Pemberian media kembali dilakukan jika bud chip muncul di

permukaan.

g. Bud chip umur kurang lebih 10 hari (di tandai dengan 2 helai daun

kemudian di pindahkan ke transplantin bibit.

8.PENANAMAN BIBIT DIPERSEMAIAN

16

Page 17: LAPORAN FIKS

Mata bibit di tanam dengan jarak tanam 2 cm, posisi mata diatas dan ditutup

dengan tanah setebal kurang lebih 0,5 cm.Pekerjaan ini dilakukan untuk

mengetahui pertumbuhan yang homogin sebelum ditanam di seed tray.

9.PENANAMAN DI POLY BAG

Memindahkan mata bibit tumbuh yang berumur 10 -15 hari tanaman tebu

sudah bertunas kurang lebih 8 – 13 cm maka segera dipindahkan ke poly bag atau

see tray dengan media arang sekam dan kompos perbandingan 1:1 jangan lupa

untuk memotong 1/3 bagian tanaman tebu (daunnya) agar mengurangi

penguapan.Setelah umur 2,5 – 3 bulan bibit siap dipindahkan kelahan atau ke

kebun.

Maksud dan tujuan pembuatan bud chip

Maksud:

Pembibitan system Bud Chip ini buat dengan maksud

mempersiapkan bibit siap tanam.

Tujuan:

1.Meningkatkan penangkaran.

2.Memajukan masa tanam.

3.Meningkatkan produktifitas lahan.

PERAWATAN BIBIT BUD CHIP

1.Pemeliharaan dilakukan dengan cara menyiram dua kali sehari atau

menyesuaikan

Cuaca.

2.Aplikasi pemupukan dilakukan dengan dua tahapan yaitu saat bibit

berumur 2

Minggu setelah transplanting ke poly bag dan 2 bulan setelah bibit

dipindahkan

Ke poly bag.

3.Jenis pupuk yang biasa digunakan yaitu NPK dengan perbandingan 15 –

15 – 15

Dengan dosis 2,5 gram/m.

17

Page 18: LAPORAN FIKS

4.Alat yang digunakan dalam pemupukan yaitu deregen 25 liter yang di

modifikasi

Dengan selang untuk dipakai dalam penyiraman pupuk yang telah

dilarutkan

Terlebih dahulu.

5.Setelah bibit berumur 2,5 bulan, bibit siap tanam.

ANALISA USAHA TANI

Di bud chip dipekerjakan 8 tenaga kerja ,setiap tenaga kerja di gaji

20.000 per hari.di bud chip terdapat alat pengebor mata bibit yaitu

mekanis yang harganya 2.550.000 dan manual dibuat sendiri.Bud chip

sangat membutuhkan bekas aqua gelas karena bekas aqua gelas digunakan

sebagi poly bag, harga aqua gelas 1 kilo 4.000 dan ada juga 5.000. Di bud

chip kita menyiram bibit dengan menggunakan selang. Harga selang per

meter adalah 2.000 sedangkan kita menggunakan 10 meter

Selang jadi, harga selang yang dipakai di bad chip adalah 200.000.

3.2 PEMBIBITAN BAGAL

Bagal adalah bibit yang berasal 3 – 5 mata tunas. Terdapat beberapa

macam asal bagal yaitu sebagai berikut.

a. Kebun bibit pokok (KBP)

KBP merupakan kebun pembibitan yang diselenggarakan sebagai

penyedia bahan tanam bagi kebun bibit nenek( KBN ). Bahan tanam untuk

KBP berasal dari KBPU. Letak KBP di wilayah kerja pabrik gula

(PG).Penanaman di KBP dilakukan sekitar bulan Desember hingga

Februari, dan untuk kelancarannya di selenggarakan oleh PG dengan

pemantauan kemurnian dan kesehatannya oleh P3GI dalam hal ini petugas

kebun percobaan (KP) P3GI di wilayah kerja PG yang

bersangkutan.LuasKBP lebih kurang 0,1% dari luasan kebun tebu giling

yang memerlukan ; atau pada lahan sawah luas KBP=0,20 x luas KBN,

sedangkan untuk lahan tegalan luas KBP = 0,25 x luas KBN yang

memerlukan ( pujiarso dan Mirzawan, 1996 ; Kisdarto, 1971).

18

Page 19: LAPORAN FIKS

b. Kebun bibit nenek ( KBN )

Penyelenggaraan KBN di maksudkan sebagai penyedia bahan tanam

bagi kebun bibit induk (KBI). penyelenggaraan KBN dilaksanakan oleh

PG di wilayah kerjanya dengan di bantu pemantauannya oleh P3GI.

penanaman KBN di lakukan sekitar bulan Juli sehingga September,

dengan lahan tanam yang berasal dari KBP. Luas KBN untuk setip PG

sekitar 0,5% dari luas tebu giling; atau pada lahan sawah luas KBN = 0,20

x luas KBI, sedangkan untuk lahan tegalan luas KBN = 0,25 x luas KBI.

varietas tebu yang di tanam di KBN ini meliputi varietas varietas utama di

suatu wilaya PG dan varietas varietas unggul baru yang member harapan.

c. Kebun bibit induk ( KBI )

KBI merupakan kebun pembibitan yang di selenggarakan sebagai

penyedia bahan tanam bagi Kebun Bibit Dataran (KBD) dan di laksanakan

oleh PG di wilaya kerjanya dengan di bantu pemantauannya oleh

P3GI.Penanaman di KBI dilaksanakan pada sekitar Februari hingga April,

dengan menggunakan bahan tanam dari KBN. Luas KBI lebih kurang 2,5

% dari luas kebun Tebu Giling ; atau pada lahan sawah luas KBI = 0,20 x

luas KBD, sedangkan pada lahan tegalan luasnya = 0,25 x luas KBD.

Komposisi varietas untuk tanaman tebu giling sedapat mungkin sudah

tercantum dalam KBI.

Dalam pelaksanaan pembagian hasil bibit dari KBI ke tempat KBD

yang letaknya sudah makin tersebar, masalah angkutan dapat menjadi

penghambat. Oleh karena itu penyelenggaraan KBI sudah harus makin

menyebar di beberapa tempat atau wilayah. Mengigat factor persyaratan

tempat dan pengawasannya, KBI dapat dipusatkan di tiap wilayah yang

dapat mencakup beberapa tempat yang direncanakan untuk KBD. Dengan

demikian tersebarnya penyelenggaran KBI dapat dibatasi di beberapa

wilayah saja. KBI perlu perhatian yang lebih sungguh sungguh , terutama

mengigat saat pertumbuhan tanaman di KBI berada dalam musim

kemarau, khususnya bulan Mei hingga Oktober, dan saat tanaman berumur

19

Page 20: LAPORAN FIKS

lebih dari empat bulan memerlukan air dalam jumlah yang lebih besar

justru berada di pertengahan musim kemarau ( Agustus ).

d. Kebun bibit dataran (KBD)

Kebun Bibit Dataran (KBD) merupakan kebun pembibitan jenjang

terakhir yang di selenggarakan sebagai penyedia bahan tanam bagi kebun

tebu giling baik di lahan sawah maupun lahan tegalan. Penanaman di KBD

dilakukan sekitar bulan Oktober hingga Desember, atau 6 hingga 8 bulan

sebelum penanaman tebu giling

Sebagian besar atau hamper seluruh masa pertumbuhan tanaman

tebu di KBD berada pada musim hujan. Oleh karena itu pada umumnya

pertumbuhan tanaman KBD relative lebih baik dari pada tanaman kebun

bibit di jenjang sebelumnya. Demikian faktor penangkaran lebih dari 1 : 8

dengan mudah dapat dicapai asalkan tanah tempat tumbuhnya tidak terlalu

jelek, dan mendapat pemeliharaan yang cukup layak saja. Karena itu

kebutuhan lahan untuk KBD guna memenuhi bahan tanam cukup 12,5%

dari luas tebu giling.

Sebagai penyedia bahan tanam bagi penanaman tebu giling, KBD

hendaknya ditempatkan sedekat mungkinn dengan lokasi kebun yang

akan di Tanami. Penyelenggaraan KBD maupun pengawasannya

hendaknya dapat diserahkan kepada pihak yang berkepentingan langsung

(Sinder Kebun PG, Kelompok tani melalui KUD-nya ) yang diharapkan

dapat mengusahakan bibit sebagai bahan tanam yang mencukupi dan

bermutu tinggi.

20

Page 21: LAPORAN FIKS

BAB IV

PENGOLAHAN TANAH

4.1 PENGOLAHAN TANAH

Lahan yang telah dibuka dan diratakan merupakan lahan yang tanahnya

siap untuk di olah bagi budidaya tanaman tebu.Lahan lahan yang dibuka dengan

garu kelas berat, hasil pekerjaan itu dapat dianggap sebagai pekerjaan

pendahuluan dari pengolahan tanah. Bila mana tanahnya cukup gembur dan sudah

bersih dari sisa sisa akar dan ranting tumbuhan lama, maka tanah yang demikian

itu tidak memerlukan pengolahan tanah lainnya. Pembuatan alur tanam dapat

segera di lakukan.

Untuk lahan tegalan dan sawah yang tanahnya bertekstur ringan sampai

sedang, semua pekerjaan kebun dapat dilaksanakan dengan bajak yang ditarik

sapi. Untuk sawah yang berpengairan dan tekstur tanahnya agak berat sampai

berat, lebih lebih berdampingan dengan lahan sawah dengan lahan sawah

budidaya padi, atau permukaan air tanahnya dengan sistem Reynoso merupakan

tindakan yang dianggap paling sesuai.

Pada prinsipnya pengolahan tanah untuk pembibitan sama dengan

pengolahan lahan pada tebu giling, dalam hal ini pekerjaan persiapan lahan tebu

giling meliputi berbagai tahap, yakni:

1. LAND CLEARING

Land clearing adalah kegiatan persiapan lahan yang bertujuan untuk

membersihkan lahan dari vegetasi, sehingga pekerjaan selanjutnya dapat

dilakukan dengan mudah

2. TRANS BURNING

Trans burning adalah pembakaran tumpukan kayu,ranting,daun tebu,serta

gulma yang berserakan.

3. PENGELOHAN LAHAN

Kegiatan ini merupakan pembuatan bentuk atau pola lahan yang

mencakup pekerjaan seperti:

21

Page 22: LAPORAN FIKS

a. pengukuran

b. pembuatan jalan kebun

c. pembajakan atau plowing

Pembajakan atau plowing bertujuan untuk membongkar dan membalik

tanah sehingga drainase dapat lebih baik.Pembajakan dapat dilakukan

sesuai dengan lahan yang akan di garap.Untuk lahan kering,pembajakan

dilakukan dengan mengikuti garis ketinggiian atau tegak lurus terhadap

kemiringan lahan. Sedangkan untuk lahan yang datar arah pembajakan

tegak lurus dengan arah khairan dadapun kedalaman pembajakannya yaitu

berkisar antara 20-40 cm

A.pembajakan ( Disc Plow )

Pembajakan atau disc plow bertujuan untuk membongkar dan membalikkan

tanah sehigga drainase dapat lebih baik yang akan digarap.Untuk lahan miring,

pembajakan dilakukan dengan mengikuti garis ketinggian atau tegak lurus

terhadap kemiringan lahan. Sedangkan lahan yang datar arah pembajakan tegak

lurus dengan arah khairan. Adapun pembajakannya yaitu berkisar antara 20 – 40

cm. pembajakan juga berfungsi sebagai berikut :

22

Page 23: LAPORAN FIKS

Membongkar tanah, membunuh perakaran tanaman pengganggu

Pada tahap ini tanah dipotong,dilonggarkan dan dibalik pada suatu

kedalaman tertentu ( 25 – 40 cm )

Membalikkan tanah, agar supaya hama dan penyakit mati

Peralatan yang umum digunakan adalah Disc plow

B. Penggarun (Harrowing )

Penggarun dilakukan dengan tujuan untuk menghancurkan dan memecah

bongkahan tanah akibat penggaruan, penggaruan dilakukan sebanyak dua kali

dengan sistem silang dengan kedalama berkisar 20 – 30 cm.

Disebut juga penggaruan yang bersifat tidak membalik tanah.

Tujuan hanya menghancurkan bongkahan tanah menjadi granulasio yang

lebih kecil

Peralatan yang digunakan adalah Pisk harrow, roller, rotafator.

C.Pembuatan guludan (furrower kair)

Setelah penggaruan dilakukan kemudian disusul dengan pembuatan Khair. Hal

ini adalah proses yang terakhir pada pengolahan tanah dan setelah dilakukan

proses ini lahan siap untuk di Tanami.

23

Page 24: LAPORAN FIKS

Kegiatan pembuatan guludan atau alur dengan tujuan sebagai

tempat penanaman.

Alat yang dipergunakan adalah furrower khair

Furrower/khair digunakan untuk mempersiapkan tempat bibit tebu

yang akan di tanam( alur tanaman ) dan alur untuk pemupukan

dasar.Pembuatan kairan dilakukan sedalam 30-35 cm dengan jarak

antara pusat guludan 135 cm untuk single row .Implement yang

digunakan adalah furrower yang di tarik dengan kapasitas kerja

furrower adalah sekitar 0,5-0,6 ha/jam.

Jarak antara dua kairan untuk keperluan pelaksanaan

pekerjaan pemeliharaan tanaman penebangan secara mekanis

berkisar antara 130-150 cm.Pembuatan kairan ini hanya dikerjakan

bila penanaman dilakukan dengan tenaga manusia.Bila penanaman

lakukan dengan menggunakan mesin tanah maka pembuatan kairan

tidak perlu di kerjakan.Mesin tanam dalam satu kali jalan akan

membuat kairan ,memotong serta menjatuhkan bibit setelah bibit di

masukkan ke dalam larutan fungisida,memupuk dan kemudian

menutup dengan tanah.

Arah kairan bagi daerah yang datar ( dengan kemiringan kurang

dari 2%), mengikuti kemiringan,akan tetapi pada daerah yang

24

Page 25: LAPORAN FIKS

berombak ( kemringan antara 2-8) harus di usahakan agar arah

kairan mengikuti arah gratis tinggi.

D .Pembuatan Drainase (Ditching)

Kegiatan pembuatan got atau saluran drainase , got malang, got

mujur, dan got keliling.

Alat yang di gunakan adalah furrower mata satu rotari dicher.

Dalam areal yang topografinya berombak,saluran pembuangan utama di gali

di tempat yang paling rendah. Saluran pembuangan di hubungkan dengan saluran

alam yang ada .

Saluran pembuangan sekunder di buat mengikuti garis tinggi. Jarak antara 2

saluran pembuangan saluran tersier ( tertiary drain ) di buat memotong saluran

pembuangan sekunder yang sudutnya tergantung pada kemiringan tanah. Pada

kemiringan yang curam sudutnya siku-siku.

Pada pengolahan terdapat beberapa tahap,bagaimana cara melakukan

pembajakan yaitu di antaranya:

Setelah lahan tebu selesai di tebang, maka 3 hari sampai Dadu

kering, maka selanjutnya,lahan tebu siap untuk di bakar agar supaya

semua kotoran hilang sekaligus menambah unsur hara pada tanah.

1 hari setelah pembakaran lahan,maka di lakukan bajak 1 yang

bertujuan untuk membongkar tonggak-tonggak tebu,membalikkan

tanah, menghancurkan gulma,bajak satu ini biasanya menggunakan

implement Disc Plow.

Selang 2 minggu – 1 bulan setelah bajak 1, maka di lakukan bajak 2

dengan arah yang berlawana dari bajak satu. Tujuan dilakukan bajak

2adalah untuk mengolah tanah dan menggemburkan tanah.

Implement yang biasa digunakan adalah displow atau harrow.

Dua minggu setelah bajak dua, maka dilakukan kair dengan tujuan

untuk membuat row. Biasanya menggunakan implement furrower.

Arah kair harus tegak lurus dengan kemiringan lahan atau kontur

untuk menghindari terjadinya erosi di lahan.

25

Page 26: LAPORAN FIKS

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengolahan tanah :

Traktor dan implement harus dalam keadaan baik.

Traktor harus dioprasikan oleh operator yang ditunjuk.

Lahan yang akan diolah dalam kondisi kapasitas tempat.

Lahan bersih dari gulma, kayu yang dapat merusak traktor dan

implement.

Lahan harus bersih dari gulma, kayu yang dapat mempengaruhi

kwalitas pengolahan tanah.

Sebelum bajak satu harus dilakukan bajak …….keliling yang akan

diolah sebagai batas pengolahan tanah.

Disc depan masuk dibatas akhir tanah yang ter-olah sebelumnya

sehingga tidak ada tanah yang tidak ter-olah.

Arah pekerjaan berikutnya (bajak dua, garu, kair) membentuk

sudut atau tidak sejajar dengan pekerjaan sebelumnya.

Jarak waktu antar pekerjaan dua sampai dengan tujuh hari.

26

Page 27: LAPORAN FIKS

BAB V

PENANAMAN TANAMAN BARU ( PLANT CANE)

5.1 MACAM-MACAM MODEL PENANAMAN

Dalam pembudidayaan tanaman tebu khususnya di pabrik gula, itu

memiliki cara atau model penanaman yang berbeda disesuaikan dengan

kondisi dan keadaan. Penanaman terdiri sebagai berikut:

a. Single row

Adalah cara menanam dengan jarak tanam baris tunggal ( 25

x 25 cm )

b. Double row

Adalah cara menanam dengan cara, jarak tanam dengan baris

rangkap (190 x 40 /25 cm)

c. Oper lap

Adalah cara menanam dengan cara, jarak tanam dengan baris

tengah atau sejajarnya hanya pertengahan (50 x 50 cm)

5.2 WAKTU PENANAMAN

Setelah lahan sudah diolah, atau sudah siap untuk ditanami maka

waktu penanaman pun harus ditentukan.

27

Page 28: LAPORAN FIKS

a. Periode I, penanaman pada awal musim kemarau (AMK) dengan

memanfaatkan kelembaban tanah yang tersedia.

b. Periode II, penanaman pada awal musim hujan (AMH).Yaitu

permulaan datangnya hujan (antara bulan Oktober sampai

dengan akhir Desember)

5.3 CARA PENANAMAN

Setelah kita menentukan model penanaman yang akan digunakan,

maka selanjutnya penanaman siap dimulai.

a. Penanaman dengan tenagah orang (manual), sering

…………………… ………………… …………… bibit secara

manual dan penutupan bibit dibantu alat mekanis (traktor).

b. Jumlah bibit berkisar 20.000 -30.000 stek (3 ruas) /ha.

Mekanisme tanaman harus cepat karena memanfaatkan

kelembaban yang ada atau tersedia.

c. Penanaman dengan tenaga mesin masih jarang dilakukan di

Indonesia, walaupun beberapa pabrik pernah melaksanakannya .

d. Setelah penanaman sudah selesai maka selanjutnya, pemberian

pupuk NPK dilakukan sebslum bibit ditutup tanah, gunanya

untuk merangsang pertumbuhan bibit.

1. Sulaman

Ketika tanaman tebu sudah berumur 3 minggu setelah tanam. Maka

selanjutnya tanaman tebu siap dilakukan penyulaman.

Penyulaman dimaksudkan untuk :

Mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau mati. Dengan

tanan=man tebu lain yang varietasnya sama.

Melengkapi jumlah tanaman per meter agar produksi tercapai.

Sulaman dilakukan bilamana tanah dalam keadaan basah atau

lembap agar tanaman tumbuh normal.

Sulaman dilaksanakan pada umur 3-4 minggu bersamaan

dengan pupuk II, penyulaman dengan menggunakan bibit bagal.

28

Page 29: LAPORAN FIKS

Pada prinsipnya pekerjaan sulaman harus dihindari, hanya

dilaksanakan dalam keadaan darurat. Oleh sebab itu pada

pelaksanaan tanaman harus diusahakan tanaman tumbuh

semuanya (tanaman rapat).

29

Page 30: LAPORAN FIKS

BAB VI

PEMELIHARAAN TANAMAN TEBU

6.1 PEMELIHARAAN TANAMAN TEBU

Dilakukan untuk merawat tanaman tebu supaya pertumbuhannya

dapat tercapai sesuai dengan keinginan. Pemeliharaan tanaman dapat

dilakukan dengan cara ssebagai berikut:

a.Pengairan

Pompanisasi = yaitu dengan mengendalikan cura hujan untuk menjamin

pertumbuhan awal (perkecambahan) tanaman baru dilihat dari pengalaman.

Irigasi pompa= memanfaatkan air sungai, dari sungai-sungai yang berbeda

di sekitar kebun.

b.Pembumbunan

Pembumbunan di lakukan dengan maksud untuk menciptakan perakaran

yang kuat bagi tanaman sehingga tanaman tidak mudah roboh.Disamping

memutuskan perakaran gulma,juga member tambahan media sebagai

sumber zat hara yang baru bagi tanaman sekaligus memperbaiki fungsi

drainase.Pembumbunan dilakukan dengan menggunakan traktor yang di

tambahkan dengan implementasi disc bedder.

c.Pemupukan

merupakan salah satu kegiatan yang diperlukan untuk menjaga tingkat

kesuburan tanah, proses pemupukan ini dilakukan 2 kali yaitu pupuk I diberi

pada saat 1-2 minggu setelah di kepras dengan dosis 1,5 kwintal, dengan

menggunakan traktor (sufa),atau dengan cara manual.

Pupuk yang biasa di gunakan untuk tanaman tebu adalah sebagai berikut.

30

Page 31: LAPORAN FIKS

DOLOMITE

Adalah pupuk yang memiliki kandungan hara kalsium (CaO) dengan

maknesium(MgO)tinggi dan sangat bermanfaat untuk pengapuran tanah massam

dan juga sebagai pupuk bagi tanah dan tanaman yang berfungsi menyuplai unsur

kalsium (CaO) dan maqnesium (MgO)dan juga berfungsi menetralkan ph tanah

tapi pupuk DOLOMITE di tabur sebelum bibit tebu di tanam

UREA

Merupakan pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N)berkadar tinggi.unsur

hara Nitrogen merupakan zat hara yang sangat di perlukan tanaman.Pupuk urea

berbentuk butir-butir keristal yang berwarna putih.dengan rumus kimia NH2

CONH2.kegunaan pupuk urea yaitu

- Membuat daun tanaman lebih hijau segar

- Mempercepat pertumbuhan tanama(tinggi,anakanya

banyak,cabang)

31

Page 32: LAPORAN FIKS

Menambah kandungan protein tanaman

Pupuk NPK

Merupakn pupuk majemu dengan kandungan unsur hara yang

lengkap.kandungan pupuk NPK sebagai berikut

N (Nitrogen) = 15 %

P2O5 (Fosfat) =15%

K2O(Kalium) =15 %

d.Penyiangan

Adalah proses menghilangkan tanaman pengganggu.Penyiangan dilakukan

pada saat sebelum tanam.Sebelum pemupukan dan sebelum bumbun proses

penyiangan bias dilakukan dengan2cara.yaitu secara mekanik dan kimiawi.Maka

penyiangan harus dilakukan teratur berkala.Biasanya untuk tumbuh normal dari

produksi dengan baik,tebu harus disilang secara teratur 6 sampai 7 kali terutama

alang.

Pelaksanaanya memperhatikan pedoman sebagai berikut:

Pemberantasan gulma secara menual,yaitu dengan cara

menyiang sebanyak 3-4 kali dengan interual waktu 3 minggu.

32

Page 33: LAPORAN FIKS

Pemberantasan gulma secara kimiawi yaitu dengan

menggunakan herbisida,penyemprotan dilakukan 1 kali yaitu

3-7 hari setelah penanama.Dengan asulam (6 liter/ha)

+loksinil estresooklii (1 liter/ha) dilarutkan dalam air 400 /ha ;

metribuzin (1,2kg /ha ) +2,4 gram amino (1,5 liter

/ha)dilarutkan dalam 400 liter/ha,apabila sampai berumur 4

bulan masih ada gulma yang tumbuh dilakukan penyiangan

lagi.

e.Penyemprotan Herbisida

Pada lahan kering gulma lebih beragam dan lebih berbahaya. Gulma-

gulma dominan yang menjadi pesaing kuat yang berakibat merugikan. terdiri atas

gulma daun lebar dan merambat, gulma daun sempit dan teka-tekian.gulma daun

lebar dan merambat, gulma terdiri atas cleome ginandra, Emilia

sonchifolia,boreria alalan,amaranthus dubius,spigelisa anthelmia,comelina elegans

mikania michrantha dan momordica charantia.gulma daun sempit terdiri atas

digitaria ciliaris echinochola colonum eleusine indice,dactylocta acgypriun daun

brachiana distachya sedangkan gulma golongan teki adalah cyperus rotundus.

Dalam pelaksanaanya, pengendalian gulma dibagi menjadi pengendalian

secara kimia, mekanis dan manual. Untuk sistem rainoso, pengendalian lebih

dominan dilakukan secara manual. Lahan kering lebih umum menggunakan cara

kimia.

Herbisida yang digunakan tersaji dalam table

33

Page 34: LAPORAN FIKS

Jenis dan dosis yang digunakan.

Waktu aplikasi Hwerbisida Bahan aktiv Dosis

Pre emergence Karmex

DMA

Diuron

2,4-D Amin

2,50kg/ ha

1,50kg/ha

Late pre

emergence

Karmex

DMA

Amexon/gesapax

DIURON

2,4-D Amin

Ametrin

1,50kg/ha

1,50 it/ha

1,50 it/ha

Post emergence I Amexon/ gesapax

DMA

GRAMOXON

SANVIT

Ametrin

2,4-D Amin

Paraguat

Surfaxtan

2,00 it/ha

0,75 it/ ha

0,50 it/ha

0,50 it/ ha

Post emergence II GRAMOXON Paraguat 2,50 it/ha

Pengendalian gulma secara manual dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan

mempergunakan peralatan sederhana,dilaksanakan pada kondisi tanaman

tebu masih dalam stadia peka terhadap herbisida. Ketersediaan tenaga

kerja yang cukup dan herbisida yang tidak tersedia di pasaran.

f. Analisa Usaha Tani

Dalam pemeliharaan tanaman tebu di perlukan biaya untuk membiayai

bahan-bahan yang di perlukan,terutama tenaga kerja.

Dalam 1 hari tenaga di upah 20.000/hari,sedangkan pupuk yang di

gunakan 125.000/karung,Herbisida 90.000-115.000/botol.

g.Pengendalian hama dan penyakit

Merupakan suatu kegiatan yang di lakukan dengan tujuan agar supaya

tanaman tebu tumbuh dengan subur dan rendemen kandungan gula tebu tercapai

sesuai dengan keinginan. Jenis dan cara pengendalian hama dan penyakit di

lakukan dengan cara sebagai berikut:

A. Gropyokan

Babi hutan

pemasangan umpan beracun, perburuan,dan pemasangan jebakan

34

Page 35: LAPORAN FIKS

Tikus

Pemasangan umpan beracun,saritasi kebun.

Sedangkan pengendalian hama dan penyakit secara

trichogramma

B.Trichogramma

Merupakan parasit telur yang berfungsi dalam pengendalian hama secara

hayati. Parasitoit ini menyerang telur dari serangga yang tergolong dalam ordo

lopideptera. Sehingga parasitoit ini dapat mematikan hama sebelum hama tersebut

menyebabkan kerusakan pada tanaman.

Hama yang dimaksud adalah :

- Kutu bulu putih

- Penggerek pucuk dan penggerek batang

- Luda api

Cara pelaksanaanya yaitu,kupu-kupu yang telah bertelur dalam ruangan khusus,

biasanya telurnya tertutup rapat agar terhindar dari udara, supaya telur tersebut

tidak menetes sebelum difungsikan ke lahan.

Analisa usaha tani

Untuk pemeliharaan tanaman tebu biasanya menggunakan berbagai

hal,cara diantaranya yaitu: pengairan, pemupukan, pembumbunan,

35

Page 36: LAPORAN FIKS

penyiangan, penyemprotan herbisida, pengendalian HPT. Dalam

pelaksanaan pemeliharaan tersebut biasanya menggunakan cara mekanis,

kimiawi, dan manual. Cara mekanis menggunakan traktor, ini khusus

untuk pembumbunan, cara kimiawi menggunakan herbisida.

Herbisida dihargai 150.000 ,tapi biasanya tergantung dari jenisnya,

sedangkan pengendalian HPT dengan cara gropyokan jebakannya dibuat

sendiri, kalau racunya dihargai Rp.50.000.

h. Pemeliharaan saluran drainase

Pemeliharaan saluran meliputi got mujur dan got malang sangat penting

halnya diperbaiki bersamaan dengan kepras.alat yang digunakan yaitu Rotary

Dicher.

Tanaman tebu pada masa pertumbuhan vegetative sangat membutuhkan air

yang cukup sehingga tidak mengalami staguasi. Gejala staguasi pada tebu

Nampak ruas-ryas menjadi pendek dan batang kecil. Hal ini dapat menyebabkan

merosoknya kulitas dan kuantitas tebu. Untuk kelancaran aliran air yang

berlebihan, maka perlu diperhatikan saluran pembuangan agar tidak tersumbat got

malang, got keliling, dan got mujur.bersih dari rerumputan dan kotoran lain.

i.Klentek pemeliharaan

Kegiatan pengelentekkan dilaksanakan pada saat tanaman tebu berumur 8

bulan dengan membersihkan batang tebu dari daun-daun kering. Tujuan klentek

agar sirkulasi udara dalam kebun lancer, batang tebu tidak mudah roboh akibat

hembusan angin dan hujan deras, tebu cepat masak dan terhindar dari serangan

hama penyakit. Pengelentekkan sebaiknya dilakukan pada tanaman bibit, karena

dapat merusak calon mata tunas.

36

Page 37: LAPORAN FIKS

BAB VII

TEBANG DAN PENGANGKUTAN

7.1 TENAGA DAN MANDOR TEBANG

a. sesuai jadwal yang ditetapkan oleh pabrik gula.

b. Pada tebu sendiri (TS) dan hak guna usaha (HGU) pengadaan

tenaga dan mandor tebang oleh pabrik gula, melalui sistem

kontrak/pengikatan kerja, dengan pengupahan berdasarkan

borongan (tonase).

c. Tenaga dan mandor tebang, dapat berasal dari local dan import.

Penebang dan mandor local, yaitu tenaga yang berasal dari wilyah

kerja regional dan tidak menginap. Penebang dan mandor impor,

yaitu tenaga yang berasal dari luar wilayah kerja regional dan

diinapkan.

d. Perhitungan kebutuhan tenaga tebang harian sekitar 1 kali

kapasitas giling dengan asumsi kapasitas penebang 10

KU/orang/hari. Jika kapasitas giling 30.000 KU/hari, maka

kebutuhan tenaga tebang.

7.2 SISTEM DAN CARA TEBANG

a. Sistem tebang

Manual = tebang, ikat, dan muat oleh tenaga manusia

Semi mekanis = tebang oleh manusia, tidak diikat (loss

cane), muat oleh alat mekanis.

Mekanis = tebang, muat, dan angkut oleh tenaga

mekanis (cane harvester).

37

Page 38: LAPORAN FIKS

Tebangan semi mekanis dan mekanis, karena :

Kesulitan tenaga tebang, arel tebu, luas dan

mengelompok ( HGU) dan pada lahan tegalan serta

kapasitas pabrik tinggi.

b. Cara tebang

Pola 4 - 2 yaitu 4 juring untuk penempatan tebu,

dan 2 juring untuk penempatan daun kering/pucuk.

Tebang pandes rata tanah,sisa tunggak maksimal 5

cm.

Pucuk dipotong pada batas daun ke empat dari

capit urang.

Pengikatan tebu dengan tali bambu atau kulit tebu

7.3 SARANA PELAKSANAAN TEBANG DAN ANGKUT

a. Timbangan berupa jembatan

Timbangan, untuk menimbang tebu hasil tebangan.

b. Crane,

Pemindahan tebu dari truk ke lori atau kemeja tebu.

c. Alat tebang manual

Parang, golok, sabit khusus.

d. Alat tebang mekanis (cane harvester) =choop cane

e. Alat muat:

Manual oleh manusia, mekanis dengan grab leader, cane staker

f. Alat angkut

Truk, lori dan trailer

38

Page 39: LAPORAN FIKS

g. Alat tarik:

Sapi, loko, truk, dan traktor.

h. Perhitungan kebutuhan alat angkut truk ,trailer dan lori per hari :

Kebutuhan = kapasitas

Giling per hari kapasitas

Muat truk/trailer/lori per hari.

7.4 PRASARANA TEBANG DAN ANGKUT

a. Penyiapan jalan lori, jalan mobil dan jembatan yang akan dilalui,

untuk melancarkan lalu lintas angkutan tebu dari kebun ke pabrik

gula.

b. Penyiapan rumah penebang import.

c. Penyiapan tangki air (HGU) dan jengen air untuk keperluan minum

penebang.

7.5 PRAMETER MUTU TEBANG

a. Analisa trash, maksimal 5% trash yaitu kotoran atau bahan-bahan

ikutan berupa daun kering/hijau, pucuk tebu,tebu mati, sogolan,

tanah, akar dan bahan lain yang bukan tebu.

b. Analisa cako, maksimal 6 KU/ha. Cako, yaitu tebu layak giling

yang tertinggal di kebun dan tidak terangkut.

c. Analisa tunggak, maksimal 15 KU/ha. Tunggak yaitu bagian

batang bawah kebun tertinggi di kebun di atas permukaan tanah

yang ditebang melebihi 5 cm dari permukaan tanah.

d. Kontinyuitas pasokan tebu sesuai kapasitas giling dengan sisa pagi

maksimal 15 % dari kapasitas giling dengan mutu tebang layak

giling sesuai standar manis, bersih dan segar ( MBS ).

7.6 ANALISA MUTU TEBANG

a. Analisa trash

Analisa trash, meliputi kotoran yang terbawah : daun kering, daun

hijau/ pucuk tebu, tali tebu, sogolan < 1,5 meter, tebu mati dan

39

Page 40: LAPORAN FIKS

tanah. Berat tebu sampel ditimbang (berat kotor), demikian juga

masing-masing komponen dipresentasekan terhadap berat tebu

sampel.

Ukuran sampel, yaitu diambil masing-masing 3-5 ikat tebu

pada bagian atas, tengah dan bawah truk/lori/trailer.penilaian

terhadap masing-masing mandor tebang atau kelompok tani yang

menebang sendiri.

b. Analisa cako

Penilaian meliputi tebu layak giling yang tertinggal dari kebun

yang telah ditebang.

Ukuran sampel, yaitu untuk HGU 5 x 15 meter = 75 m2, dan

sedang untuk tebu rakyat( TR ) sekitar 10 jolang @ 7.5 m. pada

hak guna usaha ( HGU ) dengan panjang juring 7,400 m/ha.

Sedangkan TR panjang juring 9,00 m, maka untuk menghitung

sisa cako/ha dengan faktor yaitu :

Pada ukuran sampel tersebut kemudian dikumpulkan sisa-sisa tebu layak

giling kemudian ditimbang cako /ha = factor x berat tebu tertinggal.

c. Analisa tunggak

Penilaian terhadap sisa tunggak batang bawah tebu yang

tertinggal dengan standar maksimal 5 cm diatas permukaan tanah.

ukuran sampel sama seperti analisa cako, baik untuk hak guna

usaha (HGU) dan tebu rakyat (TR) sedangkan cara pengambilan

dengan memotongsisa tebu batang bawah tertinggal pada ukuran

sampel tersebut kemudian ditimbang perhitungan sama dengan

analisa cako.

40

HGU=cako/ha = 7400 =75 = 98,7

TR =cako/ha = 9,000 =75 = 120

Page 41: LAPORAN FIKS

BAB VIII

ANALISA PENDAHULUAN

8.1 CARA UNTUK PROSES ANALISA PENDAHULUAN

1. Pengambilan sampel pada lahan yang akan dianalisa.

2. Sampel tebu pada tiap blok diambil 5 batang diikat dan diberi kertas label.

3. Sampel tanaman tebu diangkat ketempat analisa pendahuluan

4. Tebu yang sudah ditata dan diurutkan sesuai dengan nomor urutnya

dibersihkan daun pucuknya agar mempermudah menghitung ruasnya

sekaligus menghilangkan kotoran lainnya seperti akar dan lain-lain.

5. Hitung jumlah ruas tiap sample yang ada kemudian panjang tanaman tebu.

Diameter masing- masing tanaman tebu.

6. Sample yang sudah dihitung panjang ruas dan diameternya kemudian

dibelah menjadi 3 bagian yang sama.

7. Selanjutnya batang atas ,tengah, dan bawah dipisahkan dan dikelompokan

namun tetap satu kelompok. Kemudian belah menjadi 2 bagian yang

sama agar memudahkan saat pemerasan air nira.

41

Page 42: LAPORAN FIKS

8. Tanaman tebu yang sudah dibelah kemudian dilihat apakah ada batang

yang terserang penggerek, gabus, koropos dll. Kemudian dihitung berapa

jumlahnya.

9. Sample yang sudah dihitung keadaan tubuhnya.bagian atas , tdngah dan

bawah. Catat masing –masing beraynya .

10. Kemudian tebu yang sudah ditimbang dan diperas niranya menggunakan

alat giling. Pada masing-masing bagian tanaman ( atas, tengah dan

bawah)niranya dipisahkan. Catat masing-masing beratnya.

11. Berat sample dan berat nira kemudian dihitung persenya.

12. Kemudian nira yang sudah diperat diberu aquadest ATB digunakan

sebagai larutan untuk menganalisa kadar rendemen dalam tebu. Alat yang

digunakan antara lain hand refraktometer , pool nira

13. Pertama nira dicampur bahan kimia terlebih dahulu , kemudian diaduk-

aduk , selanjutnya disaring dengan kertas berbahan dasar jerami. Setelah

jernih dilahat kadar BMIX dan rata-ratanya masing-masing kelompok.

14. Alat hand refrakto meter digunakan untuk menghitung kadar

gulanya .dengan cara melihat denagn mata telanjang.

15. Setelah dihitung semua kemudian dihitung jumlah dan rata-ratanya. Pada

masing-masing perlakuan.

16. Masing-masing perlakuan ditulis dalam kertas analisa pendahuluan.

17. Kemudian ditulis, nomor urut,kelompok,ronde tanggal analisa,nama

kebun,masa tanam,luas kebun,jenis tanaman dan tipe berapa.

18. Selanjutnya direkap dalam data exxel di komputer.

42

Page 43: LAPORAN FIKS

BAB IX

ALUR PROSES KRISTAL TEBU

9.1 PENIMBANGAN TEBU DAN TRANSLODING

Cara penimbangan mula-mula traktor (container truk) ditimbang

kosong untuk mengetahui berat tara.

Proses penimbangan dengan menggunakan timbangan elektronik

kapasitas 8 ton – 10 ton tujuan dari penimbangan adalah untuk mengetahui

jumlah tebu yang masuk per hari atau sebagai control pengawasan.

Jembatan timbangan mempunyai fungsi dalam masa giling antara lain

yaitu:

Menimbang tebu giling

Menimbang bahan pembantu penglahan

Menimbang bloton

Menimbang tetes

Menimbang bibit tebu dan lain-lain

43

Page 44: LAPORAN FIKS

Setelah ditimbang tebu dibawa keunit Transloding tujuan transloding adalah

memindahkan tebu dari truk ke container yang mempunyai kapasitas 8 ton.

9.2 SISTEM PENGATURAN (CANE YARD)

Sistem pengaturan tebu cane yard dalam tebu diatur secara FIFO (Firs In Out)

tebu yang masuk pertama akan digiling pertama yang bertujuan untuk mengurangi

kerusakan gula / inverse disebabkan adanya mikroorganisme karena tidak semua

tebu dapat digiling pada saat itu sehingga perlu dikumpulkan di cane yard kecuali

dalam keadaan tertentu misalnya tebu terbakar mendapat prioritas untuk digiling

lebih dahulu.

Jumlah tebu yang tersedia di halaman pabrik agar tidak terjadi kekurangan

tebu atau kelebihan.kekurangan tebu dapat mengakibatkan tebu terlalu lama di

halaman pabrik yang dapat menyebabkan kehilangan gula.

44

Page 45: LAPORAN FIKS

Usaha untuk mengurangi gula di halaman pabrik maka pada halaman pabrik

perlu ditanami dengan pohon- pohon perlindungan sehingga tebu yang menanti

giliran untuk gilingan terhindar matahari secara langsung.

9.3 MEJA TEBU

Alat ini sebagai penampung tebu yang ditumpahkan oleh can

lifter(pemindahan tebu ke cane table) sebelum masuk ke carrier yang di gerakan

untuk motor listrik dan mempunyai lebar 6000 mm, panjang 7000 mm,kemiringan

10,5 ke rantai 5m/menit merk trivel e-u/2 unit.

9.4 STASIUN GILINGAN.

Sebagai awal dari kegiatan pengolahan gula adalah memerah tebu dari

sedemikian rupa sehingga di peroleh nira sebanyak-banyaknya dengan kehilangan

dan kerusakan gula yang sekecil-kecilnya yang pelaksanaannya.prinsip kerja dari

stasiun gilingannya adalah sebagai alat pemisahan komponen tebu.dimana tebu

yang akan diolah mengalami pemerahan sehingga terpisah antara padatnya

sebagai ampas dan cairnya sebagai nira.Tebu yang telah dicacah oleh can cutter

dan HDHS akan memulai Bell conveyor gilingan.

45

Page 46: LAPORAN FIKS

Dalam satu unit gilingan tebu akan mengalami pemerahan sebanyak dua kali yaitu

bukaan muka (diantara Rol atas dan rol depan).dan pada bukaan belakang

(Diantara rol atas dan rol belakang).

Pabrik gula Camming memiliki 4 unit rol gilingan tiap unit gilingan terdiri

dari 3 rol yaitu rol atas, rol depan, rol belakang.pada setiap unit dipasang alat

pengumpang tebu yang disebut feeding rol untuk memperlancar pemasukan tebu

kebukaan muka.Antara rol gilingan muka dengan belakang dipasang ampas plat

yang berfungsi mengatur ampas dari rol depan ke rol belakang.Rol-rol diberi alas

sehingga nira akan segera mengalir turun melalui alas tersebut.

Unit gilingan digerakkan oleh turbin uap melalui perantara roda gigi,putaran

yang telah direducer, dihubungkan ke rol atas kopel move sehingga rol tersebut

akan berputar untuk memutar rol muka dan rol belakang, maka pada masing-

masing rol dipasang pinion yang saling berhubungan sehingga apabila rol atas

berputar maka rol muka dan rol belakang akan berputar.

Stasiun gilingan bertujuan untuk memisahkan nira dengan ampas dengan

kehilangan apa akibat pemerasan rol-rol gilingan.

46

Page 47: LAPORAN FIKS

9.5 STASIUN PEMURNIAN

Nira mentah dari hasil pemerasan Stasiun gilingan mengandung banyak

kotoran,baik yang kasar, halus dan yang terlarut.Untuk mendaptkan hasil gula

yang baik maka nira mentah perlu dimurnikan dari kotoran-kotoran tersebut.

Penghilangan kotoran dipabrik gula dapat di golongkan:

1 .cara fisika

2.cara kimia

3.cara kimia-fisika

Stasiun pemurnian berfungsi untuk memisahkan bukan gula yang terlarut

dalam nira dengan penekanan kehilangan gula yang serendah-rendahnya.proses

pemurnian ini harus dijaga sacharosa yang terdapat pada nira jangan sampai

terurai menjadi fruktosa dan glukosa.

9.6 STASIUN PENGUAPAN

Dalam stssiun penguapan nira encer yang mengandung air sekitar 30-

35% dan beratnya akan dihilangkan dengan cara diuapkan sehingga di dapatkan

nira kental. Di dalam alat penguapan diusahakan untuk menguapkan air

47

Page 48: LAPORAN FIKS

secepatnya dan sebanyak-banyaknya . agar hal tersebut dapat tercapai maka

dipilih penguapan air sampai kadar 65% agar mencapai konsentrasi .

Stasiun penguapan terdiri dari 1 penguapan yang terdiri dari 4 badan dan

ditambah 1 badan sebagai pengganti pada saat pengganti badan yang lain sedang

di scrap.

Proses penguapan pada prinsipnya adalah merupakan proses pemasakan

nira sampai dengan titik didihnya dan menguapkan air sehingga zat padat dapat

dipisahkan dengan air nya.

9.7 STASIUN KRISTALISASI/ MASAKAN

Proses kristalisasi merupakan lanjutan dari proses penguapan dimana

larutan akan diuapkan mencapai kejenuhannya. Tujuan dari kristalisasi adalah

pengambilan gula dalam bemtuk Kristal dari nira sebanyak mngkin dengan waktu

relative singkat dan relative murah dengan hasil Kristal gula memenuhi syarat

perdagangan.

Dalam proses kristalisasi diharapkan untuk dapat memproleh hasil :

Kristal gula yang memenuhi sysrat yang diharapkan mutu , ukuran dan

sebagainya.

48

Page 49: LAPORAN FIKS

Kehilangan gula yang sekecil-kecilnya

Biaya yang dibutuhkan untuk proses rendah

Waktu proses yang singkat /skema masukan yang sependek mungkin

9.8 STASIUN PUTARAN

Masakan dari hasil proses pengkristalan dalam pan kristalisasi merupakan

masih campuran yang terdiri dari larutan dan Kristal sacharosa. Sebagai lanjutan

dari proses masakan adalah stasiun putaran dengan tujuan untuk memisahkan

Kristal sacharosa dari larutannya dengan menggunakan gaya dapat memisahkan

larutan dengan kristalnya.

Pada pabrik gula camming menggunakan 2 jenis putaran yaitu

- Putaran continue

- Putaran discontinue

Yang dimaksud putaran continue yaitu putaran C dan putaran D

sedangkan putaran discontinue adalah putaran A.

49

Page 50: LAPORAN FIKS

9.9 GUDANG GULA

Kristal gula hasil proses putaran dari masakan A yaitu gula SHS.sebelum

masuk ke gudang dsn dipisahkan terlebih dahulu diolah agar memenuhi criteria

sebagai gula produk.

Beberapa ramgkaian proses yang harus dilalui antara lain :

a. Pengeringn

b. Sortir

c. Dikrmas

Tujuan dari rangkaian diatas adalah:

Untuk memenuhi persysratan sebagai gula produk.

Untuk mempertahankan kualitas selam penyimpanan .

Memeliki kristal gula yang normal.

Kelembaban gula seminim mungkin.

50

Page 51: LAPORAN FIKS

BAB X

KLIMATOLOGI

Klimatologi berasal dari bahasa yunani yaitu’’klima’’dan’’togos’’yang

masing-masing berarti kemiringan (slope) yang diarahkan kelintang tempat

sedangkan togos sendiri berarti ilmu, jadi defenisi klimatologi adalah ilmu yang

mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim.

Iklim merupakan salah satu faktor pembatas alam proses pertumbuhan dan

produksi tanaman jenis-jenis dan sifat-sifat iklim yang bias menentukan jenis

tanaman yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya, oleh karena itu kajian

klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan. Kegunaan klimatilogi

adalah untuk mengetahui keadaan suhu rata-rata kelembaban laju

evaporasi,kecepatan angin, perubahan suhu, dan intensitas penyinaran yang terjadi

pada suatu daerah.

Adapun beberapa alat dan fungsinya antara lain :

A. Termometer tanah untuk mengukur suhu tanah

51

Page 52: LAPORAN FIKS

B. Anemometer, alat yang digunakan untuk mengukur arah kecepatan angin.

C. Camp bell stoke (bola penyinaran),untuk mengukur intensitas dan lama

penyinaran matahari.

52

Page 53: LAPORAN FIKS

D. Higrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban

udara.

Termometer minimum untuk mengukur suhu udara rendah.

Termometer makximum untuk mengukur suhu udara tinggi

Termometer bola basah dan kering untuk mengukur suhu udara

sesaat (kelembaban).

53

Page 54: LAPORAN FIKS

E. Pengukur curah hujan yaitu alat mengukur tinggi hujan seolah-olah air

yang jatuh ketanah.

F. Open pan (evaporasi) berfungsi mengukur air yang hilang melalui

penguapan.

Pengamatan klimatologi dilakukan untuk mengetahui perubahan

suhu,pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pagi pada pukul 07.00,

siang pada pukul 13.00, dan sore pada pukul 17.30 WITA.

54

Page 55: LAPORAN FIKS

BAB XI

PEMBINAAN SDM

11.1 PENGERTIAN PEMBINAAN SDM

Pembinaan SDM adalah segala usaha dan tujuan kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, penggunaan dan pemeliharaan pegawai dengan tujuan untuk

mampu melaksanakan tugas organisasi dengan efektif dan efisien.

11.2 RUANG LINGKUP PEMBINAAN

Ruang lingkup pembinaan meliputi dua subfungsi yaitu pengawasan dan

supervisi, ini mempunyai kaitan erat antara yang satu dengan yang lainnya, dan

keduanya saling isi-mengisi atau saling melengkapi.

11.3 TUJUAN PEMBINAAN

Tujuan pembinaan yaitu untuk:

1. Membina watak atau karakter, memelihara rasa persatuan dan kesatuan

secara kekeluargaan.

2. Mendorong etos kerja pegawai untuk mewujudkan pegawai yang bermutu

tinggi dari sadar akan tanggung jawabnya.

3. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan wawasan

kebangsaan.

55

Page 56: LAPORAN FIKS

BAB XII

PENUTUP

12.1 KESIMPULAN

Dari serangkaian kegiatan praktek kerja industri (prakerind) yang dimulai

dari tanggal 2 September 2013 hingga 2 Desember 2013 di PT Perkebunan

Nusantara XIV-X (Persero) PG Camming Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten

Bone membawa manfaat yang sangat besar bagi kami sampai terlaksananya

pembuatan laporan ini kami selaku penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Letak lokasi PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) PG Camming

sangat strategis.

2. Meningkatkan ilmu pengetahuan bagi kami tentang ilmu budidaya

tanaman perkebunan (tebu).

3. Mengetahui teknik budidaya tanaman perkebunan (tebu) dari tanam

sampai panen.

4. Menjadi suatu motivasi bagi kami dan adik-adik kelak yang akan

melakukan kegiatan prakerind angkatan X di PT Perkebunan Nusantara

XIV (Persero) PG Camming, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.

5. Salah satu wujud nyata untuk dapat menunjang program pendidikan pada

sekolah menengah kejuruan SMK Negeri 2 Sinjai.

12.2 SARAN

Dalam penanaman bibit di pembibitan digunakan bibit yang sehat dan

kemurniannya terjamin. Tanaman ratoon juga perlu diperhatikan seperti waktu

pemupukan, penyiangan, klentek, kepres, penanaman, dan pengendalian hama dan

penyakit. Hal ini sangat menentukan tingkat produksi yang dihasilkan.

Untuk mencegah kehilangan kandungan gula dalam tebu cane yard baik

yang disebabkan oleh bakteri maupun penguapan nira karena panas, maka

sebaiknya cane yard ditanami pohon-pohon pelindung. Dalam melakukan

kegiatan di dalam pabrik untuk menjaga keselamatan kerja (K3), tenaga kerja

perlu dilengkapi dengan helm.

56