makalah blok 26-puskesmas

36
Administrasi Kesehatan dan Program Puskesmas Atvionita Sinaga 102012369 B2 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat, 11470 Email : [email protected] Puskesmas Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran serta kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan ‘Indonesia Sehat 2010’. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas bagi mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. 1 1

Upload: atvionitasinaga14184

Post on 12-Apr-2016

62 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah Blok 26-Puskesmas

TRANSCRIPT

Administrasi Kesehatan dan Program PuskesmasAtvionita Sinaga

102012369

B2

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat, 11470

Email : [email protected]

Puskesmas

Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi fungsional yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

dan terjangkau oleh masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung

tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran serta

kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya dalam rangka mewujudkan ‘Indonesia Sehat 2010’. Upaya kesehatan tersebut

diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas bagi

mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada

perorangan.1

Pelayanan di Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan

preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan

(UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat

inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang

bersangkutan. Dalam memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki

subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan

desa maupun pos bersalin desa (polindes).1

1

Fungsi Puskesmas

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar

menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan

Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap

program pembangunan di wilayah kerjanya

Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan dan pemulihan

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat:

Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat

untuk hidup sehat

Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan

Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan,

dan pelayanan kesehatan masyarakat

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu

dan berkesinambungan.1

Manajemen dan Administrasi Puskesmas

Dalam usaha melaksanakan program-program di puskesmas atau mana-mana pusat

kesehatan harus dimulai dengan manajemen atau administrasi. Administrasi adalah proses

penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam

penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.2

1. Masukan (input)

Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man), dana

(money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan manajemen

(method).

2

2. Proses

Proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan,

serta pengawasan.2

A. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi

masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencana akan memberikan pola pandang

secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan

dan kapan akan dilakukan. Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan

masyarakat tingkat I yang dibina oleh DKK, yang bertanggungjawab untuk melaksanakan

identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan

kesehatan meliputi cakupan mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan

provider, serta menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan meliputi

kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas

sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagai acuan dalam

melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.2

Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas

sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan

dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial masyarakat dan

pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan

yang mempunyai cirri-ciri barang atau jasa publik seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi,

P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti

pengobatan individu.

B. Pengorganisasian

Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur

organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat

tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar tidak

3

terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap

kualitas program yang ditangani.2

Struktur organisasi puskesmas

Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas

Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha

Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.

C. Pelaksanaan

Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang telah

dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang

bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan

yang telah disepakati. Dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam

suatu organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf

merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang manjer.

Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim

kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan

efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri manajer, di mana manajer harus

menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka

terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara

harmonis.2,3

Tujuan fungsi pelaksanaan:

Menciptakan kerjasama yang lebih efisien

Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf

Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan ini

Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi

kerja staf

Membuat organisasi berkembang lebi dinamis.

4

D. Pengawasan

Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi terakhir yang

berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi pengawasan dan

pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau

yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar

penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi

pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih

berkembang, dan efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih

terjamin.4

Tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan:

Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai

Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya

Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya

penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi penyimpangan, pimpinan perlu berusaha lebih

dulu untuk mencari faktor penyebabnya, kemudian menetapkan langkah-langkah untuk

mengatasinya.

3. Keluaran

Keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional

terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan.

4. Sasaran

Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu

program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

5. Dampak

Hasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan

kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk dinilai.

5

6. Umpan balik

Umpan balik merupakan merupakan hasil dari keluran yang menjadi masukan dari suatu

sistem.

7. Lingkungan

Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan non fisik

(sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan lain-lain)

Azaz Penyelenggaraan Puskesmas

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus

menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas

tersebut dikembangkan dan ketiga fungsi puskesmas . Dasar pemikiran adalah pentingnya

menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya

puskesmas, baik upaya kesehatan pengembangan, azas penyelenggaraan puskesmas yang di

maksud adalah :

1. Azas pertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat

tinggal di wilayah kerjanya, berbagai kegitan yang harus dilaksanakan puskesmas antara

lain:

a) Mengerakkan pembangunan di berbagai sektor di kecamatan sehingga berwawasan

kesehatan.

b) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di

wilayah kerjanya.

c) Memelihara setiap upaya kesehatanstrata pertama yang di selenggarakan oleh masyarakat

dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

d) Menyelenggarakan upya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau di

wilayah kerja.4

2. Azas Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas wajib memperdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan

aktif dalam setiap upaya puskesmas. Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh

Puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :

6

a) Upaya kesehatan ibu dan anak : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita(BKB)

b) Upaya perbaikan gizi : Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

c) Upaya kesehatan sekolah : Dokter Kecil, Dokter Remaja.

d) Upaya kesehatan lingkungan : Kelompok Pemakai Air (polmair Desa Percontohan

Kesehatan Lingkungan (DPKL)Pemberantasan Sarang Nyamuk(PSN).

e) Upaya Usia Lanjut : Posyandu Lansia

f) Upaya Kesehatan Kerja : Pos UKK.

g) Upaya Kesehatan Jiwa : Posyandu ,Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat.

h) Upaya Pengobatan Tradisional :Taman Obat Keluarga(TOGA),Pembinaan Batra.

i) Upaya Pembiayaan Jaminan Kesehatan: Dana Sehat,Tabungan Ibu Bersalin(Tabulin)

3. Azas Keterpaduan

Dibedakan manjadi

Keterpaduan Lintas Program

Memandukan beberapa program sehingga menjadi satu yang bertujuan untuk

memperoleh hasil yang maksimal.

Keterpaduan Lintas Sektor

Memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas dengan sektor terkait di kecamatan.4

4. Azas Rujukan

1. Perorangan

Rujukan Kasus

Rujukan Bahan Pemeriksaan

Rujukan Ilmu Pengetahuan

2. Masyarakat

KejadianLuar Biasa (KBL)

Pencemaran Lingkungan

Bencana

7

Program Pokok Puskesmas

Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan

karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya.  Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di  Puskesmas yaitu :

1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif)  yaitu bentuk pelayanan  kesehatan

untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan

oleh seorang dokter  secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan  yang diperoleh  selama

anamnesis dan pemeriksaan

2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan

untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan

penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).

3. Pelayanan KIA  dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di 

Puskesmas yang ditujukan  untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia

Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan

balita.

4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu  program

pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit

menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).

5. Kesehatan Lingkungan yaitu  program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas

untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,

pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran

lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,

6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan

gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,

penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat

Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan

Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.5

8

Kegiatan Penunjang Puskesmas

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)6

Pengertian:

Posyandu merupakan wadah pusat kegiatan pemberian pelayanan kesehatan dan KB yang

terpadu tingkat desa.

Sasaran:

1. Bayi, ibu hamil, ibu menyusui, PUS (Pasangan Usia Subur)

Tujuan:

1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.

3. Mempercepat untuk diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)

4. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka ahli teknologi

untuk swa kelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan

dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.

6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha

meningkatkan cakupan penduduk dan geografis.

Puskesmas Pembantu6

Unit pelayanan kesehatan yangg sederhana & bersifat menunjang & membantu melaksanakan

kegiatan puskesmas yangg ruang lingkupnya > kecil. Wilayah kerjanya dapat mencakup 2 – 3

desa dengan sasaran 2500 jiwa (luar jawa) atau 10.000 jiwa (Jawa , Bali)

Puskesmas keliling6

Puskesmas keliling adalah program pelayanan kesehatan terpadu keluar gedung puskesmas yang

menjangkau daerah terpencil, atau tempat tinggal masyarakat yang sulit mendapatkan akses

pelayanan kesehatan terdekat.

9

Kegiatan Puskesmas Keliling

Memberikan pelayanan di daerah terpencil

Melakukan penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Alat transportasi penderita untuk rujukan ke puskesmas pembantu / induk

Penyuluhan kesehatan menggunakan audio visual

Kader

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang

bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan dengan

pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan

keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam program pelayanan

kesehatan.6

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak

Pengertian:

KIA adalah upaya kesehatan yang mencakup pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu

bersalin, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas

dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya.

Sasaran:

1. Ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita

2. Serta anak usia pra sekolah

Tujuan:

1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu, timbang berat badan, mengukur

tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberan tablet tambah darah, serta

vitamin A.

2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan payudara,

ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.

3. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut playanan KB.

10

4. Membina posyandu

5. Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di

Puskesmas.

6. Pencatatan dan pelaporan KPBIA (Kelompok Pembina Belajar Ibu dan Anak)

7. Pemberian imunisasi pada bayi, balita ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin.

Kegiatan:

1. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui

2. Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit

3. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.

4. Imunisasi dasar dan revaksinasi

5. Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita diare dengan

pemberian cairan per oral.

6. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak.

7. Bimbingan kesehatan jiwa anak

8. Menjalankan kunjungan rumah

9. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

10. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Pengertian:

Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan yang

sakit, dari resevoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke manusia

sehat.5

Sasaran:

1. Seluruh lapisan masyarakat

11

Tujuan:

1. Mencegah terjangkitnya penyakit

2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal

3. Menurunkan angka kematian dan kesakitan

Kegiatan-kegiatan P2M berupa:

1. Mencari kusus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan

2. Memberikan penyuluhan kesehatan daerah wabah di Puskesmas

3. Mengadakan imunisasi antara lain: BCG, DPT, campak, polio, Hepatitis B, dan TT.

4. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan pemberantasan penyakit.

5. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit

6. Melaporkan penyakit menular.

7. Menyelidiki dilapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk, menemukan

kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularan.

8. Tindakan penularan untuk menahan penjalarannya.

9. Menyembuhkan penderita hingga sehat.

10. Pemberian imunisasi.

11. Pemberantasan vektor nyamuk.

12. Pendidikan kesehatan.

Tugas Dokter Puskesmas

FIVE STAR DOCTOR, menurut dr. Charles Boelen WHO, Swedia:

1. Care Provider Mampu menyediakan perawatan

Selain memberikan perawatan individu “five stars doctor” harus memperhitungkan total

(fisik, mental, sosial) kebutuhan pasien. Mereka harus memastikan bahwa berbagai

pengobatan-kuratif, preventif, rehabilitatif- akan dibagikan denga cara yang saling

melengkapi, terintegritas, dan berkesinambungan. Dan mereka harus memastikan bahwa

pengobatan adalah kualitas tertinggi.7

12

2. Decision Maker Mampu menjadi penentu keputusan

Dalam transparasi “five star doctor” akan mengambil keputusan yang dapat dibenarkan

dalam hal efikasi dan biaya. Dari semua cara yang mungkin untuk mengobati kondisi

kesehatan yang diberikan, salah satu yang tampaknya paling sesuai dalam situasi tertentu

harus dipilih. Sebagai pengeluaran regards, sumber daya terbatas yang tersedia untuk

kesehatan harus dibagi secara adil untuk kepentingan setiap individu dalam masyarakat.

3. Communicator Mampu menjadi komunikator yang baik

Lifestyle aspek seperti diet seimbang, langkah-langkah keselamatan di tempat kerja, jenis

kegiatan rekreasi, menghormati lingkungan dan sebagainya semua memiliki pengaruh

yang menentukan kesehatan. Keterlibatan individu dalam melindungi dan memulihkan

kesehatannya itu sendiri, sangat penting karena paparan resiko kesehatan sangat

ditentukan oleh perilaku seseorang. Para dokter juga harus seorang komunikator yang

sangat baik dalam rangka membujuk pasien, keluarga dan masyarakat yang merupakan

tanggung jawab dokter untuk mengadopsi gaya hidup sehat dan menjadi mitra dalam

upaya kesehatan.

4. Community Leader Mampu menjadi pemimpin dalam komunitas atau masyarakat

Kebutuhan dan masalah seluruh masyarakat tidak boleh dilupakan. Dengan memahami

faktor-faktor penentu kesehatan yang melekat dalam lingkungan fisik dan sosial dan

dengan menghargai luasnya setiap masalah atau resiko kesehatan, “five stars doctor”

tidak akan hanya mengobati individu yang mencari bantuan tetapi juga akan mengambil

bunga positif dalam kegiatan kesehatan masyarakat yang akan bermanfaat bagi sejumlah

besar orang.

5. Manager Mampu dan bisa memiliki skill manajerial yang baik untuk menjalankan

fungsi-fungsi diatas

Untuk melaksanakan semua fungsi, maka penting untuk “five stars doctor” untuk

memperoleh keterampilan manajerial. Ini akan memungkinkan mereka untuk memulai

pertukaran informasi dalam rangka membuat keputusan yang lebih baik, dan untuk

bekerja dalam tim multidisiplin yang erat hubungannya dengan mitra lain untuk

13

kesehatan dan pembangunan sosial, apakah ditakdirkan untuk individu atau untuk

masyarakat.8

Masalah

Yang dimaksud dengan masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan

dengan kenyataan. Dalam usaha mencapai visi puskesmas terdapat beberapa masalah yang

dihadapi sehingga menyebabkan program yang diselenggrakan tidak mencapai target yang

ditetapkan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menetapkan prioritas masalah. Kita bias

menggunakan teknik non – scoring / scoring. Teknik non scoring meliputi brain storming,

Delphi technique, dan delbeq technique. Sedangkan teknik scoring kita lakukan dengan kajian

data yang diperoleh dari laporan bulanan puskesmas. Dalam pemilihan prioritas (scoring) kita

dapat melakukannya dengan menggunakan teknik kriteria matrik.

Misalnya pada kasus ditemukan cakupan ANC, imuniasi dan KB yang belum memadai.

Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antaranya akibat manajemen yang tidak efektif

atau pelaksanaan program yang tidak efisien.

Pelayanan Antenatal (ANC)7,8

Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care

untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar dapat melalui

persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam

status kesehatan yang optimal, karena dengan keadaan kesehatan ibu yang optimal sangat

berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya.

Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1

atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah

melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan

antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan

ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada

trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat

dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil

14

Tujuan pelayanan antenatal adalah sebaaai berikut :

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang

janin

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu

3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit / komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, temasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma

seminimal mungkin

5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat

memberikan ASI secara eksklusif

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat

tumbuh kembang secara normal

7. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal

Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup minimal :7,8

1. Timbang badan dan ukur badan

2. Ukur tekanan darah

3. Skrining status imunisasi Tetanus Toksoid. Tujuannya untuk melindungi ibu dan bayi

yang dilahirkan dari tetanus neonatorum, imunisasi ini diberikan sebanyak 5 kali. TT1

diberikan pada kunjungan antenatal pertama, TT2 diberikan empat minggu setelah TT1,

TT3 diberikan enam bulan setelah TT2, TT4 diberikan satu tahun setelah TT3, dan TT5

diberikan satu tahun setelah TT4

4. Ukur tinggi fundus uteri

5. Pemberian tablet besi (90 tbalet) selama kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4 320

mg( zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minmal masing – masing 90 tablet.

6. Temu wicara / pemberian komunikasi interpersonal dan konseling

7. Tes laboratorium sederhana (Hb, protein urin) berdasarkan indikasi (HbsAg, sifilis, HIV,

malaria , TBC, PMS)

15

Imunisasi

Pengertian:

Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap penyakit

tertentu.9

Sasaran:

Bayi, Balita, Ibu hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia Subur (PUS)

Tujuan:

1. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian

2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan pencegahan penyakit.

Tabel 1. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 -18 tahun

16

Keluarga Berencana

Keluarga Berencana ( KB ) adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah dalam

upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia

perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan

keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Tujuan utama program KB nasional adalah untuk

memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,

menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan

reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang berkualitas.9

Dalam konteks gerakan KB nasional, konsep mandiri merupakan suatu inovasi baru

dimana titik berat dalam penawaran dalam awal pelaksanaan program KB, berubah menjadi

fokus permintaan. Dengan kata lain mandiri dalam program KB meminta masyarakat untuk

berinisiatif serta berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan

perencanaan keluarga, khususnya kebutuhan alat kontrasepsi di tempat pelayanan KB.

Permasalahan yang dihadapi dalam skenario adalah pada saat koordinasi dengan camat

dan BKKBN dilaporkan bahwa wilayah kerja puskesmas mengalami kenaikan jumlah kelahiran

yang signifikan dibandingkan dengan 2 tahun yang lalu. Disepakati untuk menggalakkan KB di

wilayah tersebut. Prioritas program yang dilaksanakan adalah peningkatan cakupan IUD dan

pemasangan susuk KB. Yang menjadi hambatan adalah adanya anggapan bahwa KB masih

menjadi tabu bagi masyarakat sekitar. Tingkat pendidikan masyarakat juga umumnya rendah

(80% tidak tamat SMP). Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai definisi dari KB,

jenis-jenisnya, program puskesmas mengenai KB, peran masyarakat dalam bentuk Posyandu,

peran pemerintah, angka demografi dan juga problem solving cycle.

Program kependudukan dan KB terdiri dari:

Sub Program Pembinaan dan Peningkatan Kemandirian Keluarga Berencana

Sub Program Pembinaan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga

Sub Program Peningkatan Advokasi, Penggerakan dan Informasi

Sub Program Pengendalian Penduduk

17

Pada tahun 2013 Kedeputian Bidang Deputi bidang Advokasi, Penggerakan,

danInformasi merencanakan kinerja dengan sasaran dan indikator sebagai berikut:

1. Tersusunnya kebijakan dan strategi advokasi dan KIE program pembangunan

kependudukan dan KB dengan indikator jumlah kebijakan dan strategi advokasi dan KIE

program pembangunan kependudukan dan KB yang disusun.

2. Tersedianya sarana dan prasarana advokasi dan KIE dengan indikator Persentase provinsi

yang mendapatkan sarana dan prasarana advokasi dan KIE yang disediakan sesuai dengan

kebutuhan dan Jumlah prototype materi dan media advokasi dan KIE program kependudukan

dan KB yang dikembangkan dan diproduksi.

3. Tersedianya tenaga pengelola advokasi dan KIE yang kompeten (stakeholder dan mitra

kerja) dengan indikator Jumlah tenaga pengelola advokasi dan KIE yang dilatih atau

ditingkatkan kapasitasnya.

4. Meningkatnya komitmen stakeholder dalam mendukung program pembangunan

kependudukan dan KB serta pencitraan kelembagaan BKKBN dengan indikator Persentase

stakeholder yang mendapatkan advokasi dan KIE.

5. Meningkatnya kemitraan dalam advokasi dan KIE pembangunan dengan indikator

Persentase mitra kerja yang melakukan advokasi dan KIE tentang program kependudukan dan

KB dan Persentase mitra kerja yang mendapatkan fasilitasi pembinaan advokasi dan KIE.

6. Meningkatnya penayangan informasi pembangunan kependudukan dan KB melalui

media massa (cetak dan elaktronik), media luar ruang, seni dan budaya/media tradisional

dengan indikator Jumlah media massa (cetak dan elektronik), media luar ruang, dan seni dan

budaya/media tradisional yang menginformasikan pembangunan kependudukan dan KB kepada

keluarga dan masyarakat.

7. Terlaksananya monitoring, evaluasi, dan pembinaan advokasi dan KIE dalam program

pembangunan kependudukan dan KB ke provinsi dengan indikator jumlah pelaksanaan

monitoring, evaluasi, dan pembinaan advokasi dan KIE dalam program kependudukan dan KB

ke provinsi dan jumlah provinsi yang mendapatkan pembinaan dan fasilitasi pembinaan

advokasi dan KIE.10

18

Bagan 1. Langkah –langkah Pemilihan Prioritas Masalah Dengan Teknik Kriteria Matriks

Analisis Penyebab Masalah

Analisis Penyebab Masalah

Semua jenis hambatan atau penyebab timbulnya masalah dalam sesuatu program dapat

dirumuskan pada saat melakukan analisis situasi (sistem) yang lebih difokuskan pada sumber

daya dan proses (input dan proses).

19

PEMILIHAN PRIORITAS

TEKNIK KRITERIA MATRIK

Pentingnya masalah :

Prevalence Severity Rate of increase Degree of unmeet

need Public concern Political Climate Sosial benefit

Kelayakan teknologi

Ilmu Teknologi

Sumber Daya

Dana Sarana Tenaga

Bagan 2. Problem Solving Circle

1. Input:

- Man: jumlah staf kurang, ketrampilan, pengetahuan, dan motivasi kerjaya yang rendah.

Tingkat partisipasi masyarakat juga rendah.

- Money: jumlah dana untuk pengembangan program sangat terbatas dan turunnya dana

terlambat serta sering dipotong di Dinkes tingkat II.

- Material: jumlah peralatan medis yang kurang memadai dan jenis obat yang tersedia

tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang potensial berkembang di wilayah kerja

Puskesmas. Harga peralatan yang mahal.

- Method: perlaksanaan program yang kurang efektif dan efisien. Waktu yang dimiliki

oleh staf tidak cukup untuk menyusun rencana atau untuk mengadakan supervisi.

Informasi juga dapat menjadi hambatan program karena datanya yang tersedia kurang

dapat dipercaya, kurang akurat, pemanfaatan data jarang dilakukan untuk perencanaan

kegiatan program sehingga staf terperangkap pada rutinisme, dan laporannya belum

dibuat.10

20

Analisis Masalah Prioritas

Masalah

Alternatif pemecahan Masalah

Rencana OperasionalPelaksanaan &

Penggerakan

Pemantauan

Evaluasi

Pengawasan & Pengendalian

Identifikasi Istilah

Tujuan

PROBLEM

SOLVING

CIRCLE

2. Proses: masalah ini dapat dikaitkan dengan fungsi manajemen (POAC)

- Planning: kurang jelasnya tujuan atau rumusan masalah program sehingga rencana

kerja operasional tidak relevans dengan upaya pemecahan masalah

- Organizing: pembagian tugas untuk staf tidak jelas bahkan sering tidak ada. Staf yang

ada jumlahnya belom memadai.

- Actuating: koordinasi dan motivasi staf kurang atau kepimpinan kepala Puskesmas tidak

disenangi staf. Pengumpulan data yang kurang baik, masih lemahanya sistem pencatatan

dan koordinasi antar program.

- Controlling: pengawasan (supervise) lemah dan jarang dilakukan serta pencatatan data

untuk monitoring program kurang akurat dan jarang dimanfaatkan.10

3. Lingkungan

- Misalnya hambatan geografis (jalan rusak)

- Sarana transportasi yang kurang memadai

- Iklim atau musim yang kurang menguntungkan

- Masalah tingkat pendidikan yang rendah

- Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (tabu, salah persepsi, mitos)

4. Output : cakupan imunisasi dasar , ANC, dan KB

5. Sasaran : bayi , balita , ibu , ibu hamil, pasangan menikah

6. Dampak : Cakupan berbagai program belum mencapai hasil

Bagan 3. Rangkaian serta Aspek – Aspek Yang Mempengaruhi Berhasilnya Suatu Program

Penyelesaian

21

LINGKUNGAN

MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK

UMPAN BALIK

Pada kasus kita di dapatkan :

1. Input :

MAN 1 dr.umum , 1 dr.gigi , 3 perawat , 1 sanitarian , 3 administrator

MONEY-MATERIAL uang, vaksin, transportasi, alat kontrasepsi, alat-alat

pemeriksaan hanya transportasi yang diketahui ( motor, perahu dan jalan kaki)

METHOD kemampuan / keahlian tenaga medis , cara yang digunakan (tidak

diketahui).11

2. Proses :

a) PLANNING Program yang dapat dilakukan untuk menangani berbagai cakupan

program yang terdapat pada kasus yang dihadapi ( imunisasi dasar, ANC, dan KB)

adalah

a) Menetapkan tujuan operasional program kesehatan bersifat SMART

b) Menyusun program / kegiatan yang dapat mendukung suatu program utama

c) Menggalakan program imunisasi dasar lengkap untuk bayi dan balita secara jelas

dan terstruktur

d) Melakukan penyuluhan pentingnya program keluarga berncana.

b) ORGANIZING

a) Melakukan pembagian tugas dengan jelas dan tidak tumpang tindih

b) Menetapkan struktur organisasi yang jelas dan sesuai dengan jumlah staff yang

ada

c) Mencari staff . tenaga medis , administrasi jika didapati masalah yang terjadi

akibat kekurangan sumber daya manusia (man)

d) Melatih kader supaya dapat menjadi tenaga kesehatan di wilayah kerjanya

c) ACTUATING

1) Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf

2) Menciptakan kerjasama yang lebih efisien

3) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan

prestasi kerja staf

22

4) Melakukan kerjasama yang baik lintas program yang terpadu, sehingga cakupan

program dapat saling mendukung dan mencapai hasil yang diinginkan bersama

d) CONTROLLING

1) Melakukan evaluasi program secara berkala

2) Jika ditemukan adanya penyimpangan dalam program yang terjadi, secepatnya di

benahi oleh pimpinan / staf yang bertanggung jawab untuk mengawasi program

tersebut

3) Pimpinan harus lebih aktif dan mempunyai pikiran yang kritis, sehingga mampu

melakukan analisa yang baik jika terjadi suatu penyimpangan

3. Lingkungan

1) Melakukan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan dan dating puskesmas jika

sakit

2) Melakukan perbaikan sarana dan prasarana yang menghambat tercapainya suatu program,

atau menghambat kinerja dari puskesmas

3) Mengusahakan sarana transportasi yang baik.12

Penutup

Dalam usaha merealisasi setiap upaya kesehatan tersebut harus mendapat kerjasama

semua pihak termasuklah individu, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Untuk mengatasi

masalah di dalam puskesmas kita perlu memilih prioritas masalah terlebih dahulu, kemudiaan

menganalisanya, menentukan kesenjangan yang terjadi ( input, proses, keluaran, lingkungan, dan

sebagainya) kemudiaan mencari solusi yang tepat sehingga masalah dapat terselesaikan.

23

Daftar Pustaka

1. Depkes. Kebijakan Dasar Puskesmas. Dalam Kepmenkes no 128 tahun 2004.Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2010. Diunduh dari

alfredsaleh.files.wordpress.com/2007/06/kebj-dasar-pusk-280507.pdf

2. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Dalam manajemen dan

pelaksanaan kesehatan di Indonesia. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hal

230 – 235

3. Ali A. Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali

Mandar.Sulawesi Barat. 2012. Diuduh dari

http://dinkes.polewalimandarkab.go.id/program-pelayanan-kesehatan-di-puskesmas/

4. Indarwati R. Puskesmas. Universitas Airlangga.Surabaya. 2008. Diunduh dari

ners.unair.ac.id/materikuliah/PUSKESMAS.pdf.

5. Boelen C. The Five Star Doctor :An asset to health care reform?. World Health

Organization. Switzerland. Diunduh dari www.who.int/entity/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf

6. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.227-235.

7. Muninjaya AG. Manajemen kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;2004.h. 170-250.

8. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa

Aksara;1996.h.17-24, 181-241, 329-33.

9. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. Jakarta: Bakti

Husada;1991.h.B1-6, C2-4.

10. Departemen Kesehatan RI. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat: keputusan

menteri kesehatan RI nomor 128/menkes/sk/II/2004. Jakarta: Bakti Husada;2004.h.5-31.

11. Hartono B. Penataan Sistem Kesehatan Daerah. Departemen kesehatan RI. 2001; hal 28-

42; 77-80.

12. Departemen kesehatan RI. Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas SP2TP

Jilid I. Jakarta: Bakti Husada;1991.h.B52-5.

24