tinjauan pustaka blok 26

40
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar Gula Darah Sewaktu Imelda Trivintia M / 102012458 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021- 5631731 Email: [email protected] Abstrak Gula darah sewaktu yang lebih dari 200 mg/dL merupakan salah satu kriteria diagnosis diabetes mellitus. Diabetes adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang terjadi akibat kegagalan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Peningkatan gula darah sewaktu dipengaruhi oleh usia, indeks massa tubuh, jenis kelamin, pengetahuan, aktifitas fisik, merokok. Untuk mencegah kejadian ini, maka penelitian faktor yang mempengaruhinya akan diteliti. Penelitian dilakukan dengan studi kros seksional dengan 110 sampel. Dengan menggunakan analisis chi-square dengan alfa 5 % didapatkan bahwa faktor yang berpengaruh adalah umur diatas 45 tahun dan aktifitas fisik yang rendah. Kata kunci : Gula Darah sewaktu, DM, Indeks massa tubuh Abstract Occasion blood sugar which is More Than 200 mg / dL is of te criteria for diagnosis of diabetes mellitus . Diabetes is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia that occurs due to 1 | Imelda Trivintia

Upload: paul-wendy-dasilva

Post on 19-Feb-2016

24 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tinjauan pustaka spss blok 26

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Pustaka blok 26

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar Gula Darah Sewaktu

Imelda Trivintia M / 102012458

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

Email: [email protected]

Abstrak

Gula darah sewaktu yang lebih dari 200 mg/dL merupakan salah satu kriteria diagnosis

diabetes mellitus. Diabetes adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan

hiperglikemia yang terjadi akibat kegagalan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.

Peningkatan gula darah sewaktu dipengaruhi oleh usia, indeks massa tubuh, jenis kelamin,

pengetahuan, aktifitas fisik, merokok. Untuk mencegah kejadian ini, maka penelitian faktor yang

mempengaruhinya akan diteliti. Penelitian dilakukan dengan studi kros seksional dengan 110

sampel. Dengan menggunakan analisis chi-square dengan alfa 5 % didapatkan bahwa faktor

yang berpengaruh adalah umur diatas 45 tahun dan aktifitas fisik yang rendah.

Kata kunci : Gula Darah sewaktu, DM, Indeks massa tubuh

Abstract

Occasion blood sugar which is More Than 200 mg / dL is of te criteria for diagnosis of

diabetes mellitus . Diabetes is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia

that occurs due to failure of insulin secretion , insulin , or both of them. Increased of blood sugar

influenced by age , body mass index , Gender , Knowledge , physical activity , smoking. To

prevent diabetes mellitus , a studyof factors influencing it would be investigated . The study was

conducted with the cross sectional study 110 samples. Analyzw by chi-square with 5% of alpha,

the factors which is influenced is age more than 45 age years old and the low level of physical

activity

Key words : Occasion blood sugar, DM, Body Mass Index

1 | Imelda Trivintia

Page 2: Tinjauan Pustaka blok 26

BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang

Penegertian glukosa darah atau kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada

tingkat glukosa dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan

ketat dalam tubuh. Glukosa (kadar gula darah), suatu gula monosakarida digunakan sebagai

sumber utama dalam tubuh. Peningkatan kadar gula dalam darah berkaitan erat denga kejadian

penyakit diabetes mellitus.

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang diperkirakan jumlahnya akan terus

meningkat. Berdasarkan hasil studi dari 91 negara yang mewakili 216 negara memperkirakan

6,4% orang dewasa (berusia 20-79 tahun) menderita DM pada tahun 2010 dan diperkirakan

pada tahun 2030 akan meningkat menjadi 7,7%. Diprediksi antara tahun 2010 dan 2030 akan

terjadi peningkatan penderita DM di negara berkembang yaitu sekitar 69% dan mencapai 20%

di negara maju. Selain prevalensinya yang cukup tinggi, DM seringkali tidak terdeteksi karena

onset atau mulai terjadinya yaitu tujuh tahun sebelum diagnosis ditegakkan sehingga

meningkatkan morbiditas dan mortalitas dini pada kasus ini.1

Rumusan MasalahDari latar belakang yang telah diuraikan, kadar gula darah dapat dipengaruhi oleh faktor-

faktor yaitu jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh dan aktivitas fisik.

HipotesisTidak ada hubungan antara jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh dan aktivitas fisik

terhadap gula darah sewaktu.

Tujuan PenelitianTujuan umum : Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kadar gula darah sewaktu

2 | Imelda Trivintia

Page 3: Tinjauan Pustaka blok 26

Tujuan khusus: Mengetahui hubungan antara jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh dan

aktivitas fisik terhadap kadar gula darah sewaktu

Manfaat PenelitianManfaat dilakukannya penelitian ini agar dapat memberikan informasi hubungan antara

indeks massa tubuh dan aktivitas fisik terhadap gula darah sewaktu.

Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila trdapat keluhan klasik DM seperti tersebut di

bawah ini: a. Keluhan klasik DM berupa : banyak minum, banyak makan, banyak buang air kecil

dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. b. Keluhan lain dapat

berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus

vulvae (gatal didaerah kemaluan) pada wanita .

BAB II

Tinjauan Pustaka

Kerangka Teori

Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu

teori dengan faktor‐faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Arti teori

adalah sebuah kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan dan digunakan untuk

menjelaskan hubungan yang timbul antara beberapa variabel yang diobservasi.

Diabetes Melitus (DM) pada saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang

berdampak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber daya manusia. Penderita DM di

seluruh dunia pada tahun 2025 berkisar 333 juta orang (5,4%). Berdasarkan catatan organisasi

kesehatan dunia tahun 1998, Indonesia menduduki peringkat keenam dengan jumlah penderita

diabetes terbanyak setelah India, Cina, Rusia, Jepang, dan Brasil.1 Penderita DM di Indonesia

semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui bahwa pada tahun 1995 terdapat lebih kurang 5 juta

penderita DM di Indonesia dengan peningkatan sekitar 230 ribu penderita setiap tahun,

sehingga pada tahun 2025 penderita diabetes di Indonesia diperkirakan akan mencapai 12 juta

orang. Peningkatan terjadi akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan perubahan

gaya hidup, mulai dari pola makan/jenis makanan yang dikonsumsi sampai berkurangnya

3 | Imelda Trivintia

Page 4: Tinjauan Pustaka blok 26

kegiatan jasmani. Hal ini terjadi terutama pada kelompok usia dewasa ke atas pada seluruh

status sosial-ekonomi.

Diabetes adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia

yang terjadi akibat kegagalan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Hiperglikemia

kronis berhubungan dengan disfungsi kronis dan kegagalan beberapa organ terutama mata,

ginjal, saraf, pembuluh jantung, dan darah.2

Diabetes didiagnosis dengan setidaknya terdapat salah satu dari berikut ini :3

Kadar glukosa plasma dengan satu atau lebih gejala klasik (haus berlebihan, poliuria,

penurunan berat badan, rasa lapar) dengan puasa 7,8 mmol / L (140 mg / dL) atau

glukosa darah sewaktu minimal 11,1 mmol / L (200 mg / dL)

Paling tidak , terdapat dua kali peningkatan konsentrasi glukosa plasma setidaknya

pada kesempatan yang berbeda (puasa, ≥7.8 mmol / L [≥140 mg / dL]; sewaktu ≥11.1

mmol / L [≥200 mg / dL]; dan / atau ≥11.1 mmol / L [≥200 mg / dL] setelah ≥2 jam tes

toleransi glukosa oral) dengan tidak adanya gejala

pengobatan dengan obat hipoglikemik (insulin atau agen hipoglikemik oral

Beberapa proses patogenik yang terlibat dalam perjalanan penyakit diabetes adalah

proses autoimun dari sel-β pankreas dengan defisiensi insulin akibat kelainan yang

mengakibatkan resistensi terhadap kerja insulin. Dasar dari kelainan pada karbohidrat, lemak,

dan protein pada diabetes adalah kekurangnya insulin pada jaringan target. Hasil dari

kurangnya insulin adalah sekresi insulin yang tidak memadai dan atau kurangnya respon

jaringan terhadap insulin pada satu atau lebih poin dalam jalur kompleks aksi hormon.

Penurunan sekresi insulin dan kegagalan kerja insulin sering terjadi berdampingan pada pasien

yang sama.

Gejala hiperglikemia ditandai dengan poliuria , polidipsia , penurunan berat badan ,

kadang-kadang ditandai juga dengan polifagia , dan penglihatan kabur . Keterlambatan

pertumbuhan dan kerentanan terhadap infeksi tertentu mungkin juga menyertai hiperglikemia

kronis. Sedang untuk hiperglikemia akut , karena diabetes yang tidak terkontrol yang

mengancam jiwa adalah hiperglikemia dengan ketoasidosis atau sindrom hiperosmolar

nonketotik. 2

4 | Imelda Trivintia

Page 5: Tinjauan Pustaka blok 26

Salah satu hal yang mempengaruhi kadar gula darah adalah aktivitas fisik. Aktivitas

fisik yang berpengaruh adalah kebugaran fisik yang memenuhi syarat FIT (Frekuensi, Intensitas

dan Time)4

Frekuensi menunjukan banyaknya latihan persatuan waktu dan untuk meningkatkan

kebugaran fisik diperlukan latihan 3 – 5 kali per minggu yang dilakukan berselang seling.

Pada penelitian ini frekuensi untuk melakukan senam yaitu 3 kali per minggu pada

setiap hari Minggu, Rabu dan Jumat .

Intensity yaitu kualitas yang menunjukan berat ringannya latihan. Intensitas latihan untuk

daya tahan paru jantung sebesar 60 – 70% detak jantung maksimal. Kualitas yang

digunakan selama perlakuan yaitu responden harus mencapai THRnya dengan

menggunakan rumus 60% x (220 – umur). Misalnya responden berusia 45 tahun maka

denyut jantungnya harus bisa mencapai 105 kali per menit. Oleh karena itu peneliti

mewajibkan responden untuk bisa mencapai THRnya yang diukur 10 – 20 detik setelah

latihan dengan melakukan palpasi pada arteri misalnya arteri radialis atau arteri carotis

communis

Time yaitu waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali latihan sedangkan untuk

meningkatkan kebugaran fisik diperlukan waktu berlatih 20 – 60 menit yang didahului 3

– 5 menit pemanasan dan diakhiri dengan 3- 5 menit pendinginan. Adapun waktu yang

diperlukan selama latihan yaitu 30 menit dengan waktu untuk pemanasan 5 menit dan

pendinginan 5 menit sehingga latihan intinya 20 menit sampai responden mencapai

THR. Apabila THR belum terpenuhi, maka durasi latihan ditambah sampai maksimal 60

menit dimana latihan ini dilakukan pada sore hari pada jam 16.00 – 17.00 WIB

Adapun pengaruhnya terhadap penurunan kadar gula darah yaitu pada otot – otot yang

aktif bergerak tidak diperlukan insulin untuk memasukan glukosa kedalam sel karena pada otot

yang aktif sensitifitas reseptor insulin menjadi meningkat sehingga ambilan glukosa meningkat 7

– 20 kali lipat. Mekanisme regulasi ambilan glukosa oleh otot pada waktu aktif bergerak

disebabkan oleh : 5

Insulin memacu pelepasan muscle activating factor (MAF) pada otot yang sedang

bergerak, sehingga menyebabkan ambilan glukosa oleh otot tersebut menjadi

bertambah dan ambilan glukosa oleh otot yang tidak berkontraksipun ikut meningkat.

Saat ini MAF diduga bradikinin.

Adanya aksi lokal hormon pada anggota badan yang sedang bergerak yang disebut

non supresible insulin like activity (NSILA) yang terdapat pada aliran limfe dan tidak

5 | Imelda Trivintia

Page 6: Tinjauan Pustaka blok 26

dalam darah anggota badan tersebut. Adanya peningkatan penyediaan glukosa dan

insulin, karena adanya peningkatan aliran darah kedaerah otot yang aktif bergerak

Adanya hipoksia lokal yang merupakan stimulus kuat untuk ambilan glukosa

Adanya interaksi proses metabolik, dimana bila glikogenolisis meningkat maka

pembakaran glukosa menurun, karena glukosa

fosfat menghambat enzim hexokinase, disamping peningkatan oksidasi asam lemak

bebas

Menonton TV merupakan perilaku menetap utama di Amerika Serikat. Rata-rata orang

dewasa laki-laki menghabiskan sekitar 29 jam per minggu menonton televisi dan perempuan

dewasa 34 jam per minggu. Tingkat metabolisme pada saat menonton TV lebih rendah

dibandingkan dengan kegiatan lain seperti menjahit, bermain papan permainan, membaca,

menulis, bahkan mengemudi mobil. Dalam sebuah beberapa penelitian, waktu yang dihabiskan

menonton TV sangat berkaitan dengan berat badan dan obesitas pada anak-anak dan dewasa.5

Obesitas dan berat badan berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes .

Pengontrolan berat badan adalah penting dalam pengelolaan diabetes dan pencegahan

diabetes berkembang di pra-diabetes individu. Adipositas viseral dan lingkar pinggang yang

juga merupakan faktor risiko yang kuat untuk diabetes tipe 2 . Meskipun memiliki indeks massa

tubuh (BMI) yang lebih rendah, beberapa negara Asia memiliki prevalensi yang sama atau

bahkan lebih tinggi dari diabetes dibandingkan negara-negara Barat. Data ini menunjukkan

bahwa risiko diabetes tipe 2 dimulai pada BMI yang lebih rendah untuk orang Asia daripada

Eropa. Dalam penelitian sebelumnya termasuk 370 lisan Data toleransi glukosa, kami

menemukan bahwa memburuknya dari toleransi glukosa normal (NGT) untuk gangguan

toleransi glukosa (IGT) yang lebih erat terkait dengan gangguan sekresi insulin awal fase dari

resistensi insulin pada populasi Korea. Juga, menemukan bahwa pada semua tahap intoleransi

glukosa, individu Jepang telah mengurangi awal dan fase akhir dari respon insulin (13). Pada

pria Jepang dengan NGT, bahkan peningkatan kecil di BMI menghasilkan penurunan fungsi sel

beta tidak proporsional dengan yang di resistensi insulin. 6

Tabel 3.1. Batas IMT untuk Orang Indonsesia 7

6 | Imelda Trivintia

Page 7: Tinjauan Pustaka blok 26

Keadaan Gizi IMT (Kg/m2)

Kurus sekali <17,0

Kurus 17,0-18,4

Normal 18,5-25,00

Gemuk 25,1-27,00

Gemuk

Sekali

>27,0

Beberapa teori dikemukakan sebelumnya bahwa faktor yang utama menyebabkan

diabetes mellitus adalah genetik. Tetapi, ada beberapa factor lain yang mempengaruhi

terjadinya diabetes mellitus diantaranya adalah pola makan yang berlebihan yang

menyebabkan gula dan lemak menumpuk dalam tubuh. Dengan kata lain, obesitas juga

merupakan factor resiko.7

Selanjutnya aktifitas fisik juga merupakan factor resiko terutama orang-orang yang

kurang beraktifitas dan berolahraga. Selanjutnya adalah kehamilan. Untuk memenuhi

kebutuhan bayinya secara alami tubuh mengkompensasi dengan meningkatkan resistensi

insulin sehingga kadar gula dalam darah bisa memenuhi kebutuhan bayi. Selain itu, sindroma

premenstrual dan pasca menopause juga menyebabkan distribusi lemak tubuh tidak normal..

Sehingga wanita juga merupakan factor resiko.

Umur diatas 45 tahun dikatakan memiliki resiko lebih tinggi terkena diabetes mellitus

disbanding yang dibawah lima pulih tahun. Hal ini terjadi karena terjadi peningkatan intoleransi

glukosa pada usia ini. Tingkat pendidikan memiliki pengaruh kejadian penyakit DM. Orang-

orang dengan tingkat pendidikan tinggi akan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap

pentingnya kesehatan.8

Merokok adalah salah satu faktor risiko terjadinya penyakit DM Tipe 2. Asap rokok dapat

meningkatkan kadar gula darah. Pengaruh rokok merangsang kelenjar adrenal dan dapat

meningkatkan kadar glukosa. Pada penelitian yang dibanding antara orang yang merokok dan

tidak merokok, dimana orang yang merokok memiliki angka kadar gula darah yang lebih tinggi

33% daripada yang tidak merokok.9 Responden yang terpapar asap rokok merupakan perokok

aktif dan pasif. Dari responden yang terpapar asap rokok, sebagaian besar adalah perokok

pasif. Perokok pasif memungkinkan menghisap racun sama seperti perokok aktif.

7 | Imelda Trivintia

Page 8: Tinjauan Pustaka blok 26

Rendahnya pengetahuan mengenai penyakit DM menyebabkan ketidakmampuan dalam

mengontrol kadar gula darah. Menurut Notoadmojo, salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan adalah informasi. Informasi DM bisa didapatkan melalui edukasi

DM. Edukasi DM merupakan salah satu bentuk empat pilar penatalaksanaan DM yang

bertujuan untuk memberikan informasi mengenai DM agar dapat meningkatkan kemampuan

pasien dalam mengelola penyakitnya. Informasi minimal diberikan setelah diagnosis

ditegakkan, mencakup pengetahuan dasar tentang diabetes, penatalaksanaan DM,

pemantauan mandiri kadar gula darah, sebab-sebab tingginya kadar gula darah dan lain-lain.10

Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep

lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dalam teori terkait,

maka pada bab ini peneliti menentukan kerangka konsep penelitian yaitu variabel independen dan

variable dependen.

  Variabel Independen (variabel bebas) merupakan variable yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variable dependen (terikat). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah aktifitas fisik, indeks

massa tubuh yang merupakan perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat . Sedangkan

variabel dependen dalam penelitian ini adalah kadar gula darah sewaktu pasien.

BAB IIIMetedologi Penelitian

1. Desain PenelitianPenelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang bersifat analitis

dengan metode penelitian studi cross sectional. Jenis penelitian ini berusaha mempelajari

dinamika hubungan atau korelasi antara factor-faktor risiko dengan dampak atau efeknya.

Factor risiko dan dampak atau efeknya diobservasi pada saat yang sama, artinya setiap

subyek penelitian diobservasi hanya satu kali saja dan factor risiko serta dampak diukur

menurut keadaan atau status pada saat observasi

2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

8 | Imelda Trivintia

Page 9: Tinjauan Pustaka blok 26

Lokasi yang dimaksudkan adalah lokasi tempat peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk

membatasi ruang lingkup penelitian. Disertakan pula lama penelitian. Misalnya, penelitian di Puskesmas AB

dengan lama 10 minggu mulai dari bulan Maret 2013 sampai Januari 2014.

3. Sumber Data PenelitianSumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data.

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah

data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data

sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Pada penelitian

ini, data didapat dari dr. Djap Hadi sebagai pengampu dari blok ini

4. PopulasiPopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi sebenarnya bukan hanya orang tetapi

juga objek atau subjek beserta karakteristik atau sifat-sifatnya. Penelitian yang akan dilakukan

peneliti sebanyak 110 dari sebuah puskesmas.

5. SampelSampel Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik tertentu yang diambil dari suatu

populasi yang akan diteliti secara rinci. Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sesuai

dengan metode yang berlaku sehingga betul- betul representative. Metode pengambilan sampel

juga dibedakan menjadi 2, yaitu teknik random dan teknik non random.

a. Probability Sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan peluang (setiap subjek

memiliki peluang yang sama).

Simple Random Sampling, subjek dalam populasi terjangkau akan dipilih

sampelnya lalu setiap subjek diberi nomor dan dipilih sebagian dari mereka

dapat melalui undian atau dengan table angka random.

Sistematik sampling, ditentukan dari seluruh subjek yang dapat dipilih, setiap

subjek nomor kesekian dipilih sebagai sampel.

Stratified Random Sampling, populasi masih heterogen. Sampel dipilih acak

untuk setiap strata, kemudian hasil digabung menjadi satu sampel.

9 | Imelda Trivintia

Page 10: Tinjauan Pustaka blok 26

Cluster Sampling, proses penarikan sampel secara acak pada kelompok individu

dalam populasi yang terjadi secara alami misalkan berdasarkan wilayah.

b. Non Probability Sampling, yaitu cara pemilihan sampel tidak berdasarkan peluang.

Consecutive Sampling, semua subjek yang dating dan memenuhi kriteria

pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah ubjek yang diperlukan

terpenuhi.

Convenient Sampling, sampel diambil tanpa sistematika (sesuka peneliti),

sehingga jarang mewakili populasi.

6. Kriteria Inklusi dan EksklusiKriteria inklusi adalah kriteria atau standar yang ditetapkan sebelum penelitian atau

penelaahan dilakukan. Kriteria inklusi digunakan untuk menentukan apakah seseorang

dapat berpartisipasi dalam studi penelitian atau apakah penelitian individu dapat

dimasukkan dalam penelaahan sistematis.

Kriteria eksklusi atau kriteria pengecualian adalah kriteria atau standar yang ditetapkan

sebelum penelitian atau penelaahan. Kriteria eksklusi digunakan untuk menentukan apakah

seseorang harus berpartisipasi dalam studi penelitian atau apakah penelitian individu harus

dikecualikan dalam tinjauan sistematis.

7. Cara Pengambilan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam

rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.metode pengumpulan data

bisa dilakukan dengan cara wawancara, observasi, kuisioner.

BAB IVHASIL PENELITIAN

I. Uji Analisis Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik masing-masing variable yang diteliti. Penelitian dilakukan terhadap

10 | Imelda Trivintia

Page 11: Tinjauan Pustaka blok 26

110 sampel. Data univariat ini terdiri atas jenis kelamin, aktifitas fisik, indeks

masa tubuh, gula darah sewaktu. Yang merepresentatifkan populasi dengan

berdasar ketentuan kriteria inklusi dan eksklusi

11 | Imelda Trivintia

Page 12: Tinjauan Pustaka blok 26

Tabel 4.1. Tabel Distribusi Frekuensi Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Gula Darah Sewaktu

Variabel Frekuensi Presentasi

Umur

< 45 tahun 56 50,9 %

> 45 tahun 54 49,1 %

Jenis Kelamin

Perempuan 65 59,1 %

Laki-laki 45 40,9 %

Indeks Massa Tubuh

Sangat kurus 15 13,6 %

Kurus 0 0 %

Normal 48 43,6 %

Gemuk 8 7,3 %

Sangat gemuk 39 35,5 %

Aktifitas Fisik

Rendah 12 10,9 %

Sedang 43 39,1 %

Tinggi 55 50 %

Gula Darah Sewaktu (mg/dL)

Normal (kurang dari 200 mg/dl)

95 86,4 %

Gula darah berlebih 15 13,6 %

12 | Imelda Trivintia

Page 13: Tinjauan Pustaka blok 26

Diagram 4.1. Sebaran Jenis Kelamin

Diagram 4.2. Sebaran aktivitas Fisik

13 | Imelda Trivintia

Page 14: Tinjauan Pustaka blok 26

14 | Imelda Trivintia

Page 15: Tinjauan Pustaka blok 26

Diagram 4.3. Frekuensi Indeks Massa Tubuh

Diagram 4.4. Frekuensi Gula Darah Sewaktu

15 | Imelda Trivintia

Page 16: Tinjauan Pustaka blok 26

Tabel 4.2. Hasil Analisis Statistik Univariat

16 | Imelda Trivintia

Variabel Umur IMT Gula Darah Sewaktu

N

(sampel)

Valid 110 110 110

Missing 0 0 0

Mean 44.49 25.36 125.2818

Median 43.50 24.39 109.50

Mode 35.00 30.30 112

Std. Deviation 13.56 5.50 52.45

Variance 183.79 30.25 2751.31

Range 52.00 26.14 318.00

Minimum 20.00 15.01 73.00

Maximum 72.00 41.15 391.00

Page 17: Tinjauan Pustaka blok 26

Uji Analisis Bivariat

Analisis akan Analisis dilakukan dengan membandingkan masing-masing variabel bebas

dengan variabel terikat.

Tabel 4.3. Analisis hubungan antara Jenis Kelamin dan Gula Darah Sewaktu

17 | Imelda Trivintia

Gula Darah Sewaktu

TotalNormal

Gula darah

Berlebih

Jenis

Kelamin

perempuan Count 56 9 65

Expected

Count56.1 8.9 65.0

% of Total 50.9% 8.2% 59.1%

Laki-laki Count 39 6 45

Expected

Count38.9 6.1 45.0

% of Total 35.5% 5.5% 40.9%

Total Count 95 15 110

Expected

Count95.0 15.0 110.0

% of Total 86.4% 13.6% 100.0%

Page 18: Tinjauan Pustaka blok 26

18 | Imelda Trivintia

Page 19: Tinjauan Pustaka blok 26

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa tidak ada expected cells nya kurang dari lima.

Maka dapat dilakukan tes chi square dan didapat hasil :

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .006a 1 .939

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .006 1 .939

Fisher's Exact Test 1.000 .586

Linear-by-Linear

Association.006 1 .939

N of Valid Casesb 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.14.

b. Computed only for a 2x2 table

Setelah dilakukan Analisis dengan menggunakan chi-square dengan alfa 5%.

Didapatkan bahwa p > α hipotesis ditolak, sehingga ada hubungan antara jenis kelamin dan

gula darah sewaktu. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ada kaitan

antara jenis kelamin dan gula darah sewaktu.

19 | Imelda Trivintia

Page 20: Tinjauan Pustaka blok 26

Tabel 4.4. Analisis Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh dan Gula Darah Sewaktu

Gula Darah Sewaktu

TotalNormal

Gula darah

Berlebih

Indeks

Massa

Tubuh

Kurus-normal Count 55 8 63

Expected Count 54.4 8.6 63.0

% of Total 50.0% 7.3% 57.3%

Obesitas Count 40 7 47

Expected Count 40.6 6.4 47.0

% of Total 36.4% 6.4% 42.7%

Total Count 95 15 110

Expected Count 95.0 15.0 110.0

% of Total 86.4% 13.6% 100.0%

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa tidak ada expected cells nya kurang dari lima.

Maka dapat dilakukan tes chi square dan didapat hasil :

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .110a 1 .740

Continuity Correctionb .003 1 .959

Likelihood Ratio .110 1 .741

Fisher's Exact Test .784 .476

Linear-by-Linear

Association.109 1 .741

N of Valid Casesb 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.41.

b. Computed only for a 2x2 table

20 | Imelda Trivintia

Page 21: Tinjauan Pustaka blok 26

Setelah dilakukan Analisis dengan menggunakan chi-square dengan alfa 5%.

Didapatkan bahwa p > α hipotesis diterima, sehingga tidak ada hubungan antara indeks massa

tubuh dan gula darah sewaktu. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ada

kaitan antara indeks massa tubuh dan gula darah sewaktu.

Tabel 4.5. Analisis Hubungan Antara Umur dan Jenis Kelamin

gds

TotalNormal

Gula darah

Berlebih

umur baru <45 tahun Count 54 2 56

Expected

Count48.4 7.6 56.0

% of Total 49.1% 1.8% 50.9%

>45 tahun Count 41 13 54

Expected

Count46.6 7.4 54.0

% of Total 37.3% 11.8% 49.1%

Total Count 95 15 110

Expected

Count95.0 15.0 110.0

% of Total 86.4% 13.6% 100.0%

21 | Imelda Trivintia

Page 22: Tinjauan Pustaka blok 26

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa tidak ada expected cells nya kurang dari lima.

Maka dapat dilakukan tes chi square dan didapat hasil :

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 9.812a 1 .002

Continuity Correctionb 8.149 1 .004

Likelihood Ratio 10.762 1 .001

Fisher's Exact Test .002 .002

Linear-by-Linear

Association9.723 1 .002

N of Valid Casesb 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.36.

b. Computed only for a 2x2 table

Setelah dilakukan Analisis dengan menggunakan chi-square dengan alfa 5%.

Didapatkan bahwa p < α hipotesis ditolak, sehingga ada hubungan antara umur dan gula darah

sewaktu. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ada kaitan antara indeks massa

tubuh dan gula darah sewaktu.

22 | Imelda Trivintia

Page 23: Tinjauan Pustaka blok 26

Tabel 4.6. Analisis Hubungan antara Aktifitas Fisik dan Gula Darah Sewaktu

gds

TotalNormal Gula darah Berlebih

aktifitasfisik ringan sedang Count 41 14 55

Expected Count 47.5 7.5 55.0

% of Total 37.3% 12.7% 50.0%

berat Count 54 1 55

Expected Count 47.5 7.5 55.0

% of Total 49.1% .9% 50.0%

Total Count 95 15 110

Expected Count 95.0 15.0 110.0

% of Total 86.4% 13.6% 100.0%

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa tidak ada expected cells nya kurang dari lima.

Maka dapat dilakukan tes chi square dan didapat hasil :

23 | Imelda Trivintia

Page 24: Tinjauan Pustaka blok 26

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 13.046a 1 .000

Continuity Correctionb 11.116 1 .001

Likelihood Ratio 15.231 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association12.927 1 .000

N of Valid Casesb 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Setelah dilakukan Analisis dengan menggunakan chi-square dengan alfa 5%.

Didapatkan bahwa p < α hipotesis ditolak, sehingga ada hubungan antara umur dan gula darah

sewaktu. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ada kaitan antara jenis kelamin

dan gula darah sewaktu.

Bab VPembahasan

1. Hubungan antara Jenis Kelamin dan Gula Darah SewaktuDari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan terhadap hubungan antara

jenis kelamin dan gula darah sewaktu terhadap 110 populasi di dapatkan hasil bahwa

perempuan dengan gula darah sewaktu yang normal(kurang dari 200) sebanyak 56

orang ( 50,9 %) sedang yang berlebih (lebih dari 200) sebanyak 9 orang (8,9%). Laki-

laki yang gula darah sewaktunya normal berjumlah 39 orang (35,5 %) dan yang berlebih

adalah 6 orang(5,5 %).

Kemudian data diubah dalam bentuk table 2 x 2, dan hitung nilai expectednya,

hasilnya adalah tidak terdapat sel yang expectednya kurang dari 5. Oleh karena itu bisa

kita gunakan uji chi square dengan data α 0,05 (5 %). Hasil p= 1.000. p> α, sehingga

24 | Imelda Trivintia

Page 25: Tinjauan Pustaka blok 26

hipotesis diterima tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan gula darah sewaktu. Hal

ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis

kelamin dan gula darah sewaktu.

2. Hubungan antara Aktifitas Fisik dan Gula Darah SewaktuDari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan terhadap hubungan antara

aktifitas fisik dan gula darah sewaktu terhadap 110 populasi di dapatkan hasil bahwa

yang aktifitasnya ringan sedang dengan gula darah sewaktu yang normal(kurang dari

200) sebanyak 41 orang ( 37,3 %) sedang yang berlebih (lebih dari 200) sebanyak 14

orang (12,7%). Yang aktifitasnya berat dengan gula darah sewaktunya normal berjumlah

54 orang (49,1 %) dan yang berlebih adalah 6 orang.

Kemudian data diubah dalam bentuk table 2 x 2, dan hitung nilai expectednya,

hasilnya adalah tidak terdapat sel yang expectednya kurang dari 5. Oleh karena itu bisa

kita gunakan uji chi square dengan data α 0,05 (5 %). Hasil p= 0.001. p< α, sehingga

hipotesis ditolak, ada hubungan antara jenis kelamin dan gula darah sewaktu. Hal ini

sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin

dan gula darah sewaktu.

3. Hubungan antara Umur dan Gula Darah SewaktuDari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan terhadap hubungan antara

jenis kelamin dan gula darah sewaktu terhadap 110 populasi di dapatkan rata-rata umur

44,49 tahun dengan data terkecil 20,00 dan data terbesar 72,00. Data yang paling

sering mucul adalah adalah 35.00 dengan nilai tengah 43.5. Dari hasil penelitian bahwa

yang usianya kurang dari 45 tahun dengan gula darah sewaktu yang normal(kurang dari

200) sebanyak 54 orang ( 49,1 %) sedang yang berlebih (lebih dari 200) sebanyak 2

orang (1,8%). Yang usianya lebih dari 45 tahun gula darah sewaktunya normal

berjumlah 41 orang (46,6 %) dan yang berlebih adalah 13 orang (11,8%).

Kemudian data diubah dalam bentuk table 2 x 2, dan hitung nilai expectednya,

hasilnya adalah tidak terdapat sel yang expectednya kurang dari 5. Oleh karena itu bisa

kita gunakan uji chi square dengan data α 0,05 (5 %). Hasil p= 0.004. p< α, sehingga

hipotesis ditolak, ada hubungan antara umur dan gula darah sewaktu. Hal ini sesuai

25 | Imelda Trivintia

Page 26: Tinjauan Pustaka blok 26

dengan teori yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dan gula

darah sewaktu.

4. Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dan Gula Darah Sewaktu Dari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan terhadap hubungan antara

indeks massa tubuh dan gula darah sewaktu terhadap 110 populasi di dapatkan rata-

rata umur 25,35 tahun dari data terbesar 15,01 dan terbesar 41,15. Dengan data yang

paling sering muncul 30,30 dan nilai tengah 24,38. Dari hasil penelitian bahwa yang

indeks massa tubuhnya kurus hingga normal dengan gula darah sewaktu yang

normal(kurang dari 200) sebanyak 55 orang ( 50,0 %) sedang yang berlebih (lebih dari

200) sebanyak 8 orang (7,3%). Yang indeks massa tubuhnya tinggi/obesitas dengan

gula darah sewaktunya normal berjumlah 40 orang (36,4 %) dan yang berlebih adalah 7

orang (6,4%).

Kemudian data diubah dalam bentuk table 2 x 2, dan hitung nilai expectednya,

hasilnya adalah tidak terdapat sel yang expectednya kurang dari 5. Oleh karena itu bisa

kita gunakan uji chi square dengan data α 0,05 (5 %). Hasil p= 0.784. p> α, sehingga

hipotesis diterima, ada hubungan antara indeks massa tubuh dan gula darah sewaktu.

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara

jenis kelamin dan gula darah sewaktu.

26 | Imelda Trivintia

Page 27: Tinjauan Pustaka blok 26

Kesimpulan

Berdasar kerangka teori dikatakan bahwa ada banyak factor yang mempengaruhi

peningkatan gula darah sewaktu yang dalam hal ini berhubungan dengan kejadian Diabetes

Mellitus. Namun, menurut hasil studi cross-sectional yang dilakukan terhadap 110 sampel

didapatkan hasil bahwa hanya umur dan aktifitas fisik yang berhubungan dengan peningkatan

gula darah sewaktu.

Sehingga berdasar hasil pembahasan dan hasil penelitian yang sudah di uraikan

sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tua usia seseorang maka kadar gula

darah sewaktunya akan semakin tinggi. Serta, semakin rendah aktifitas seseorang atau tidak

ada aktifitas maka makin besar resiko terjadinya peningkatan gula darah sewaktu.

Saran

Karena, umur dan aktifitas fisik berpengaruh terhadap gula darah sewaktu. Sehingga,

pasien dengan usia tua dalam hal ini lebih dari 45 tahun dianjurkan untuk mengatur pola

hidupnya sehingga semakin terhindar dari resiko diabetes mellitus. Selain itu, pasien dengan

aktifitas fisik yang rendah dianjurkan untuk rutin berolahraga, untuk membantu memperbaiki

resistensi insulin.

27 | Imelda Trivintia

Page 28: Tinjauan Pustaka blok 26

Daftar Pustaka

1. Lestari DD, Purwanto DS, Kaligis SHM. Gambaran kadar gula darah pada mahasiswa

angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dengan Indeks Massa

Tubuh 18,5-22,9 kg/m2. Jurnal e-biomedik (eBM) volume 1 No 2 [serial online] Juli 2013

[citied 2015 August 1] : 991-6. Available from : http://ejournal.unsrat.ac.id/

2. Zahtamal,dkk. Faktor-faktor risiko pasien diabetes melitus. Berita Kedokteran Masyarkat

vol 23 No. 3 [serial online] September 2007 [citied 2015 July 31] : 142-7. Available from

URL : htpp://download.portalgaruda.org/

3. Inzucchi S. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. American Diabetes

Association [serial online] September 2009 [citied 2015 July 31] :1-2. Available from :

http://care.diabetesjournals.org/

4. National Diabetes Data Group, Classification and diagnosis of diabetes mellitus and

other categories of glucose intolerance. Diabetes. 1979;281039- 1057. Available from :

http://archinte.jamanetwork.com/

5. Hu Fb, Leitzmann MF, Stampfer MJ, et al. Physical activity and television watching in

relation to risk for type 2 diabetes mellitus in men. Journal of The American Medical

Association [serial online] Jun 2011 [citied 2015 July 31]: 3-4. Available from URL:

http://archinte.jamanetwork.com/

6. Indriyani P, Supriyatno H, Santoso A. Pengaruh latihan fisik; senam aerobic terhadap

penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di wilayah Puskesma Bukateja

Purbalingga. Media Ners vol 1 no.2 [serial online] 2007 [citied 2015 July 31]- 49-99.

Available from : http:// http://ejournal.undip.ac.id/

7. Harahap H, Widodo Y, Mulyati S. Penggunaan berbagai cut-off indeks massa tubuh

sebagai indicator obesitas terkait penyakit degenerative di Indonesia. Gizi Indon [serial

online] 2005 [citied 2015 August 1]: 31. Available from : http://ejournal.persagi.org/

8. Kang HM, Kim DJ. Body mass index and waist circumference according to glucose

tolerance status in Korea. Journal of Korean Medical Science [serial online] may 2012

[citied 2015 July 31] 518-24. Available from : http://synapse.koreamed.org/

9. Hu G, Lindstrom J, Valle TT, et al. Physical activity, body mass index and risk of type 2

diabetes in patient with normal or impaired glucose regulation. Journal of The American

28 | Imelda Trivintia

Page 29: Tinjauan Pustaka blok 26

Medical Association [serial online] Apr 2014 [citied 2015 July 31]: 2-3. Available from

URL: http://archante.jamanetwork.com/

10. Lemos T. Regular physical exercise training assists in preventing type 2 diabetes

development: focus on its antioxidant and anti-inflammantory properties. Biomed Central

Cardiovascular Diabetology: 2011; 1-15. http://www.nejm.org/

29 | Imelda Trivintia

Page 30: Tinjauan Pustaka blok 26

Lampiran

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <45 tahun 56 50.9 50.9 50.9

>45 tahun 54 49.1 49.1 100.0

Total 110 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid perempuan 65 59.1 59.1 59.1

Laki-laki 45 40.9 40.9 100.0

Total 110 100.0 100.0

Gula Darah Sewaktu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Normal 95 86.4 86.4 86.4

Gula darah Berlebih 15 13.6 13.6 100.0

Total 110 100.0 100.0

30 | Imelda Trivintia

Page 31: Tinjauan Pustaka blok 26

Aktifitas Fisik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid rendah 12 10.9 10.9 10.9

sedang 43 39.1 39.1 50.0

tinggi 55 50.0 50.0 100.0

Total 110 100.0 100.0

Indeks Massa Tubuh

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat kurus 15 13.6 13.6 13.6

normal 48 43.6 43.6 57.3

gemuk 8 7.3 7.3 64.5

sangat gemuk 39 35.5 35.5 100.0

Total 110 100.0 100.0

31 | Imelda Trivintia