tinjauan pustaka blok 26
DESCRIPTION
tinjauan pustaka spss blok 26TRANSCRIPT
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar Gula Darah Sewaktu
Imelda Trivintia M / 102012458
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email: [email protected]
Abstrak
Gula darah sewaktu yang lebih dari 200 mg/dL merupakan salah satu kriteria diagnosis
diabetes mellitus. Diabetes adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia yang terjadi akibat kegagalan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Peningkatan gula darah sewaktu dipengaruhi oleh usia, indeks massa tubuh, jenis kelamin,
pengetahuan, aktifitas fisik, merokok. Untuk mencegah kejadian ini, maka penelitian faktor yang
mempengaruhinya akan diteliti. Penelitian dilakukan dengan studi kros seksional dengan 110
sampel. Dengan menggunakan analisis chi-square dengan alfa 5 % didapatkan bahwa faktor
yang berpengaruh adalah umur diatas 45 tahun dan aktifitas fisik yang rendah.
Kata kunci : Gula Darah sewaktu, DM, Indeks massa tubuh
Abstract
Occasion blood sugar which is More Than 200 mg / dL is of te criteria for diagnosis of
diabetes mellitus . Diabetes is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia
that occurs due to failure of insulin secretion , insulin , or both of them. Increased of blood sugar
influenced by age , body mass index , Gender , Knowledge , physical activity , smoking. To
prevent diabetes mellitus , a studyof factors influencing it would be investigated . The study was
conducted with the cross sectional study 110 samples. Analyzw by chi-square with 5% of alpha,
the factors which is influenced is age more than 45 age years old and the low level of physical
activity
Key words : Occasion blood sugar, DM, Body Mass Index
1 | Imelda Trivintia
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Penegertian glukosa darah atau kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada
tingkat glukosa dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan
ketat dalam tubuh. Glukosa (kadar gula darah), suatu gula monosakarida digunakan sebagai
sumber utama dalam tubuh. Peningkatan kadar gula dalam darah berkaitan erat denga kejadian
penyakit diabetes mellitus.
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang diperkirakan jumlahnya akan terus
meningkat. Berdasarkan hasil studi dari 91 negara yang mewakili 216 negara memperkirakan
6,4% orang dewasa (berusia 20-79 tahun) menderita DM pada tahun 2010 dan diperkirakan
pada tahun 2030 akan meningkat menjadi 7,7%. Diprediksi antara tahun 2010 dan 2030 akan
terjadi peningkatan penderita DM di negara berkembang yaitu sekitar 69% dan mencapai 20%
di negara maju. Selain prevalensinya yang cukup tinggi, DM seringkali tidak terdeteksi karena
onset atau mulai terjadinya yaitu tujuh tahun sebelum diagnosis ditegakkan sehingga
meningkatkan morbiditas dan mortalitas dini pada kasus ini.1
Rumusan MasalahDari latar belakang yang telah diuraikan, kadar gula darah dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor yaitu jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh dan aktivitas fisik.
HipotesisTidak ada hubungan antara jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh dan aktivitas fisik
terhadap gula darah sewaktu.
Tujuan PenelitianTujuan umum : Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kadar gula darah sewaktu
2 | Imelda Trivintia
Tujuan khusus: Mengetahui hubungan antara jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh dan
aktivitas fisik terhadap kadar gula darah sewaktu
Manfaat PenelitianManfaat dilakukannya penelitian ini agar dapat memberikan informasi hubungan antara
indeks massa tubuh dan aktivitas fisik terhadap gula darah sewaktu.
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila trdapat keluhan klasik DM seperti tersebut di
bawah ini: a. Keluhan klasik DM berupa : banyak minum, banyak makan, banyak buang air kecil
dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. b. Keluhan lain dapat
berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus
vulvae (gatal didaerah kemaluan) pada wanita .
BAB II
Tinjauan Pustaka
Kerangka Teori
Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu
teori dengan faktor‐faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Arti teori
adalah sebuah kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan dan digunakan untuk
menjelaskan hubungan yang timbul antara beberapa variabel yang diobservasi.
Diabetes Melitus (DM) pada saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber daya manusia. Penderita DM di
seluruh dunia pada tahun 2025 berkisar 333 juta orang (5,4%). Berdasarkan catatan organisasi
kesehatan dunia tahun 1998, Indonesia menduduki peringkat keenam dengan jumlah penderita
diabetes terbanyak setelah India, Cina, Rusia, Jepang, dan Brasil.1 Penderita DM di Indonesia
semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui bahwa pada tahun 1995 terdapat lebih kurang 5 juta
penderita DM di Indonesia dengan peningkatan sekitar 230 ribu penderita setiap tahun,
sehingga pada tahun 2025 penderita diabetes di Indonesia diperkirakan akan mencapai 12 juta
orang. Peningkatan terjadi akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan perubahan
gaya hidup, mulai dari pola makan/jenis makanan yang dikonsumsi sampai berkurangnya
3 | Imelda Trivintia
kegiatan jasmani. Hal ini terjadi terutama pada kelompok usia dewasa ke atas pada seluruh
status sosial-ekonomi.
Diabetes adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia
yang terjadi akibat kegagalan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Hiperglikemia
kronis berhubungan dengan disfungsi kronis dan kegagalan beberapa organ terutama mata,
ginjal, saraf, pembuluh jantung, dan darah.2
Diabetes didiagnosis dengan setidaknya terdapat salah satu dari berikut ini :3
Kadar glukosa plasma dengan satu atau lebih gejala klasik (haus berlebihan, poliuria,
penurunan berat badan, rasa lapar) dengan puasa 7,8 mmol / L (140 mg / dL) atau
glukosa darah sewaktu minimal 11,1 mmol / L (200 mg / dL)
Paling tidak , terdapat dua kali peningkatan konsentrasi glukosa plasma setidaknya
pada kesempatan yang berbeda (puasa, ≥7.8 mmol / L [≥140 mg / dL]; sewaktu ≥11.1
mmol / L [≥200 mg / dL]; dan / atau ≥11.1 mmol / L [≥200 mg / dL] setelah ≥2 jam tes
toleransi glukosa oral) dengan tidak adanya gejala
pengobatan dengan obat hipoglikemik (insulin atau agen hipoglikemik oral
Beberapa proses patogenik yang terlibat dalam perjalanan penyakit diabetes adalah
proses autoimun dari sel-β pankreas dengan defisiensi insulin akibat kelainan yang
mengakibatkan resistensi terhadap kerja insulin. Dasar dari kelainan pada karbohidrat, lemak,
dan protein pada diabetes adalah kekurangnya insulin pada jaringan target. Hasil dari
kurangnya insulin adalah sekresi insulin yang tidak memadai dan atau kurangnya respon
jaringan terhadap insulin pada satu atau lebih poin dalam jalur kompleks aksi hormon.
Penurunan sekresi insulin dan kegagalan kerja insulin sering terjadi berdampingan pada pasien
yang sama.
Gejala hiperglikemia ditandai dengan poliuria , polidipsia , penurunan berat badan ,
kadang-kadang ditandai juga dengan polifagia , dan penglihatan kabur . Keterlambatan
pertumbuhan dan kerentanan terhadap infeksi tertentu mungkin juga menyertai hiperglikemia
kronis. Sedang untuk hiperglikemia akut , karena diabetes yang tidak terkontrol yang
mengancam jiwa adalah hiperglikemia dengan ketoasidosis atau sindrom hiperosmolar
nonketotik. 2
4 | Imelda Trivintia
Salah satu hal yang mempengaruhi kadar gula darah adalah aktivitas fisik. Aktivitas
fisik yang berpengaruh adalah kebugaran fisik yang memenuhi syarat FIT (Frekuensi, Intensitas
dan Time)4
Frekuensi menunjukan banyaknya latihan persatuan waktu dan untuk meningkatkan
kebugaran fisik diperlukan latihan 3 – 5 kali per minggu yang dilakukan berselang seling.
Pada penelitian ini frekuensi untuk melakukan senam yaitu 3 kali per minggu pada
setiap hari Minggu, Rabu dan Jumat .
Intensity yaitu kualitas yang menunjukan berat ringannya latihan. Intensitas latihan untuk
daya tahan paru jantung sebesar 60 – 70% detak jantung maksimal. Kualitas yang
digunakan selama perlakuan yaitu responden harus mencapai THRnya dengan
menggunakan rumus 60% x (220 – umur). Misalnya responden berusia 45 tahun maka
denyut jantungnya harus bisa mencapai 105 kali per menit. Oleh karena itu peneliti
mewajibkan responden untuk bisa mencapai THRnya yang diukur 10 – 20 detik setelah
latihan dengan melakukan palpasi pada arteri misalnya arteri radialis atau arteri carotis
communis
Time yaitu waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali latihan sedangkan untuk
meningkatkan kebugaran fisik diperlukan waktu berlatih 20 – 60 menit yang didahului 3
– 5 menit pemanasan dan diakhiri dengan 3- 5 menit pendinginan. Adapun waktu yang
diperlukan selama latihan yaitu 30 menit dengan waktu untuk pemanasan 5 menit dan
pendinginan 5 menit sehingga latihan intinya 20 menit sampai responden mencapai
THR. Apabila THR belum terpenuhi, maka durasi latihan ditambah sampai maksimal 60
menit dimana latihan ini dilakukan pada sore hari pada jam 16.00 – 17.00 WIB
Adapun pengaruhnya terhadap penurunan kadar gula darah yaitu pada otot – otot yang
aktif bergerak tidak diperlukan insulin untuk memasukan glukosa kedalam sel karena pada otot
yang aktif sensitifitas reseptor insulin menjadi meningkat sehingga ambilan glukosa meningkat 7
– 20 kali lipat. Mekanisme regulasi ambilan glukosa oleh otot pada waktu aktif bergerak
disebabkan oleh : 5
Insulin memacu pelepasan muscle activating factor (MAF) pada otot yang sedang
bergerak, sehingga menyebabkan ambilan glukosa oleh otot tersebut menjadi
bertambah dan ambilan glukosa oleh otot yang tidak berkontraksipun ikut meningkat.
Saat ini MAF diduga bradikinin.
Adanya aksi lokal hormon pada anggota badan yang sedang bergerak yang disebut
non supresible insulin like activity (NSILA) yang terdapat pada aliran limfe dan tidak
5 | Imelda Trivintia
dalam darah anggota badan tersebut. Adanya peningkatan penyediaan glukosa dan
insulin, karena adanya peningkatan aliran darah kedaerah otot yang aktif bergerak
Adanya hipoksia lokal yang merupakan stimulus kuat untuk ambilan glukosa
Adanya interaksi proses metabolik, dimana bila glikogenolisis meningkat maka
pembakaran glukosa menurun, karena glukosa
fosfat menghambat enzim hexokinase, disamping peningkatan oksidasi asam lemak
bebas
Menonton TV merupakan perilaku menetap utama di Amerika Serikat. Rata-rata orang
dewasa laki-laki menghabiskan sekitar 29 jam per minggu menonton televisi dan perempuan
dewasa 34 jam per minggu. Tingkat metabolisme pada saat menonton TV lebih rendah
dibandingkan dengan kegiatan lain seperti menjahit, bermain papan permainan, membaca,
menulis, bahkan mengemudi mobil. Dalam sebuah beberapa penelitian, waktu yang dihabiskan
menonton TV sangat berkaitan dengan berat badan dan obesitas pada anak-anak dan dewasa.5
Obesitas dan berat badan berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes .
Pengontrolan berat badan adalah penting dalam pengelolaan diabetes dan pencegahan
diabetes berkembang di pra-diabetes individu. Adipositas viseral dan lingkar pinggang yang
juga merupakan faktor risiko yang kuat untuk diabetes tipe 2 . Meskipun memiliki indeks massa
tubuh (BMI) yang lebih rendah, beberapa negara Asia memiliki prevalensi yang sama atau
bahkan lebih tinggi dari diabetes dibandingkan negara-negara Barat. Data ini menunjukkan
bahwa risiko diabetes tipe 2 dimulai pada BMI yang lebih rendah untuk orang Asia daripada
Eropa. Dalam penelitian sebelumnya termasuk 370 lisan Data toleransi glukosa, kami
menemukan bahwa memburuknya dari toleransi glukosa normal (NGT) untuk gangguan
toleransi glukosa (IGT) yang lebih erat terkait dengan gangguan sekresi insulin awal fase dari
resistensi insulin pada populasi Korea. Juga, menemukan bahwa pada semua tahap intoleransi
glukosa, individu Jepang telah mengurangi awal dan fase akhir dari respon insulin (13). Pada
pria Jepang dengan NGT, bahkan peningkatan kecil di BMI menghasilkan penurunan fungsi sel
beta tidak proporsional dengan yang di resistensi insulin. 6
Tabel 3.1. Batas IMT untuk Orang Indonsesia 7
6 | Imelda Trivintia
Keadaan Gizi IMT (Kg/m2)
Kurus sekali <17,0
Kurus 17,0-18,4
Normal 18,5-25,00
Gemuk 25,1-27,00
Gemuk
Sekali
>27,0
Beberapa teori dikemukakan sebelumnya bahwa faktor yang utama menyebabkan
diabetes mellitus adalah genetik. Tetapi, ada beberapa factor lain yang mempengaruhi
terjadinya diabetes mellitus diantaranya adalah pola makan yang berlebihan yang
menyebabkan gula dan lemak menumpuk dalam tubuh. Dengan kata lain, obesitas juga
merupakan factor resiko.7
Selanjutnya aktifitas fisik juga merupakan factor resiko terutama orang-orang yang
kurang beraktifitas dan berolahraga. Selanjutnya adalah kehamilan. Untuk memenuhi
kebutuhan bayinya secara alami tubuh mengkompensasi dengan meningkatkan resistensi
insulin sehingga kadar gula dalam darah bisa memenuhi kebutuhan bayi. Selain itu, sindroma
premenstrual dan pasca menopause juga menyebabkan distribusi lemak tubuh tidak normal..
Sehingga wanita juga merupakan factor resiko.
Umur diatas 45 tahun dikatakan memiliki resiko lebih tinggi terkena diabetes mellitus
disbanding yang dibawah lima pulih tahun. Hal ini terjadi karena terjadi peningkatan intoleransi
glukosa pada usia ini. Tingkat pendidikan memiliki pengaruh kejadian penyakit DM. Orang-
orang dengan tingkat pendidikan tinggi akan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap
pentingnya kesehatan.8
Merokok adalah salah satu faktor risiko terjadinya penyakit DM Tipe 2. Asap rokok dapat
meningkatkan kadar gula darah. Pengaruh rokok merangsang kelenjar adrenal dan dapat
meningkatkan kadar glukosa. Pada penelitian yang dibanding antara orang yang merokok dan
tidak merokok, dimana orang yang merokok memiliki angka kadar gula darah yang lebih tinggi
33% daripada yang tidak merokok.9 Responden yang terpapar asap rokok merupakan perokok
aktif dan pasif. Dari responden yang terpapar asap rokok, sebagaian besar adalah perokok
pasif. Perokok pasif memungkinkan menghisap racun sama seperti perokok aktif.
7 | Imelda Trivintia
Rendahnya pengetahuan mengenai penyakit DM menyebabkan ketidakmampuan dalam
mengontrol kadar gula darah. Menurut Notoadmojo, salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan adalah informasi. Informasi DM bisa didapatkan melalui edukasi
DM. Edukasi DM merupakan salah satu bentuk empat pilar penatalaksanaan DM yang
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai DM agar dapat meningkatkan kemampuan
pasien dalam mengelola penyakitnya. Informasi minimal diberikan setelah diagnosis
ditegakkan, mencakup pengetahuan dasar tentang diabetes, penatalaksanaan DM,
pemantauan mandiri kadar gula darah, sebab-sebab tingginya kadar gula darah dan lain-lain.10
Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep
lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dalam teori terkait,
maka pada bab ini peneliti menentukan kerangka konsep penelitian yaitu variabel independen dan
variable dependen.
Variabel Independen (variabel bebas) merupakan variable yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variable dependen (terikat). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah aktifitas fisik, indeks
massa tubuh yang merupakan perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat . Sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini adalah kadar gula darah sewaktu pasien.
BAB IIIMetedologi Penelitian
1. Desain PenelitianPenelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang bersifat analitis
dengan metode penelitian studi cross sectional. Jenis penelitian ini berusaha mempelajari
dinamika hubungan atau korelasi antara factor-faktor risiko dengan dampak atau efeknya.
Factor risiko dan dampak atau efeknya diobservasi pada saat yang sama, artinya setiap
subyek penelitian diobservasi hanya satu kali saja dan factor risiko serta dampak diukur
menurut keadaan atau status pada saat observasi
2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
8 | Imelda Trivintia
Lokasi yang dimaksudkan adalah lokasi tempat peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk
membatasi ruang lingkup penelitian. Disertakan pula lama penelitian. Misalnya, penelitian di Puskesmas AB
dengan lama 10 minggu mulai dari bulan Maret 2013 sampai Januari 2014.
3. Sumber Data PenelitianSumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data.
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data
sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Pada penelitian
ini, data didapat dari dr. Djap Hadi sebagai pengampu dari blok ini
4. PopulasiPopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi sebenarnya bukan hanya orang tetapi
juga objek atau subjek beserta karakteristik atau sifat-sifatnya. Penelitian yang akan dilakukan
peneliti sebanyak 110 dari sebuah puskesmas.
5. SampelSampel Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik tertentu yang diambil dari suatu
populasi yang akan diteliti secara rinci. Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sesuai
dengan metode yang berlaku sehingga betul- betul representative. Metode pengambilan sampel
juga dibedakan menjadi 2, yaitu teknik random dan teknik non random.
a. Probability Sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan peluang (setiap subjek
memiliki peluang yang sama).
Simple Random Sampling, subjek dalam populasi terjangkau akan dipilih
sampelnya lalu setiap subjek diberi nomor dan dipilih sebagian dari mereka
dapat melalui undian atau dengan table angka random.
Sistematik sampling, ditentukan dari seluruh subjek yang dapat dipilih, setiap
subjek nomor kesekian dipilih sebagai sampel.
Stratified Random Sampling, populasi masih heterogen. Sampel dipilih acak
untuk setiap strata, kemudian hasil digabung menjadi satu sampel.
9 | Imelda Trivintia
Cluster Sampling, proses penarikan sampel secara acak pada kelompok individu
dalam populasi yang terjadi secara alami misalkan berdasarkan wilayah.
b. Non Probability Sampling, yaitu cara pemilihan sampel tidak berdasarkan peluang.
Consecutive Sampling, semua subjek yang dating dan memenuhi kriteria
pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah ubjek yang diperlukan
terpenuhi.
Convenient Sampling, sampel diambil tanpa sistematika (sesuka peneliti),
sehingga jarang mewakili populasi.
6. Kriteria Inklusi dan EksklusiKriteria inklusi adalah kriteria atau standar yang ditetapkan sebelum penelitian atau
penelaahan dilakukan. Kriteria inklusi digunakan untuk menentukan apakah seseorang
dapat berpartisipasi dalam studi penelitian atau apakah penelitian individu dapat
dimasukkan dalam penelaahan sistematis.
Kriteria eksklusi atau kriteria pengecualian adalah kriteria atau standar yang ditetapkan
sebelum penelitian atau penelaahan. Kriteria eksklusi digunakan untuk menentukan apakah
seseorang harus berpartisipasi dalam studi penelitian atau apakah penelitian individu harus
dikecualikan dalam tinjauan sistematis.
7. Cara Pengambilan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.metode pengumpulan data
bisa dilakukan dengan cara wawancara, observasi, kuisioner.
BAB IVHASIL PENELITIAN
I. Uji Analisis Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variable yang diteliti. Penelitian dilakukan terhadap
10 | Imelda Trivintia
110 sampel. Data univariat ini terdiri atas jenis kelamin, aktifitas fisik, indeks
masa tubuh, gula darah sewaktu. Yang merepresentatifkan populasi dengan
berdasar ketentuan kriteria inklusi dan eksklusi
11 | Imelda Trivintia
Tabel 4.1. Tabel Distribusi Frekuensi Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Gula Darah Sewaktu
Variabel Frekuensi Presentasi
Umur
< 45 tahun 56 50,9 %
> 45 tahun 54 49,1 %
Jenis Kelamin
Perempuan 65 59,1 %
Laki-laki 45 40,9 %
Indeks Massa Tubuh
Sangat kurus 15 13,6 %
Kurus 0 0 %
Normal 48 43,6 %
Gemuk 8 7,3 %
Sangat gemuk 39 35,5 %
Aktifitas Fisik
Rendah 12 10,9 %
Sedang 43 39,1 %
Tinggi 55 50 %
Gula Darah Sewaktu (mg/dL)
Normal (kurang dari 200 mg/dl)
95 86,4 %
Gula darah berlebih 15 13,6 %
12 | Imelda Trivintia
Diagram 4.1. Sebaran Jenis Kelamin
Diagram 4.2. Sebaran aktivitas Fisik
13 | Imelda Trivintia
14 | Imelda Trivintia
Diagram 4.3. Frekuensi Indeks Massa Tubuh
Diagram 4.4. Frekuensi Gula Darah Sewaktu
15 | Imelda Trivintia
Tabel 4.2. Hasil Analisis Statistik Univariat
16 | Imelda Trivintia
Variabel Umur IMT Gula Darah Sewaktu
N
(sampel)
Valid 110 110 110
Missing 0 0 0
Mean 44.49 25.36 125.2818
Median 43.50 24.39 109.50
Mode 35.00 30.30 112
Std. Deviation 13.56 5.50 52.45
Variance 183.79 30.25 2751.31
Range 52.00 26.14 318.00
Minimum 20.00 15.01 73.00
Maximum 72.00 41.15 391.00
Uji Analisis Bivariat
Analisis akan Analisis dilakukan dengan membandingkan masing-masing variabel bebas
dengan variabel terikat.
Tabel 4.3. Analisis hubungan antara Jenis Kelamin dan Gula Darah Sewaktu
17 | Imelda Trivintia
Gula Darah Sewaktu
TotalNormal
Gula darah
Berlebih
Jenis
Kelamin
perempuan Count 56 9 65
Expected
Count56.1 8.9 65.0
% of Total 50.9% 8.2% 59.1%
Laki-laki Count 39 6 45
Expected
Count38.9 6.1 45.0
% of Total 35.5% 5.5% 40.9%
Total Count 95 15 110
Expected
Count95.0 15.0 110.0
% of Total 86.4% 13.6% 100.0%
18 | Imelda Trivintia
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa tidak ada expected cells nya kurang dari lima.
Maka dapat dilakukan tes chi square dan didapat hasil :
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .006a 1 .939
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .006 1 .939
Fisher's Exact Test 1.000 .586
Linear-by-Linear
Association.006 1 .939
N of Valid Casesb 110
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.14.
b. Computed only for a 2x2 table
Setelah dilakukan Analisis dengan menggunakan chi-square dengan alfa 5%.
Didapatkan bahwa p > α hipotesis ditolak, sehingga ada hubungan antara jenis kelamin dan
gula darah sewaktu. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ada kaitan
antara jenis kelamin dan gula darah sewaktu.
19 | Imelda Trivintia
Tabel 4.4. Analisis Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh dan Gula Darah Sewaktu
Gula Darah Sewaktu
TotalNormal
Gula darah
Berlebih
Indeks
Massa
Tubuh
Kurus-normal Count 55 8 63
Expected Count 54.4 8.6 63.0
% of Total 50.0% 7.3% 57.3%
Obesitas Count 40 7 47
Expected Count 40.6 6.4 47.0
% of Total 36.4% 6.4% 42.7%
Total Count 95 15 110
Expected Count 95.0 15.0 110.0
% of Total 86.4% 13.6% 100.0%
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa tidak ada expected cells nya kurang dari lima.
Maka dapat dilakukan tes chi square dan didapat hasil :
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .110a 1 .740
Continuity Correctionb .003 1 .959
Likelihood Ratio .110 1 .741
Fisher's Exact Test .784 .476
Linear-by-Linear
Association.109 1 .741
N of Valid Casesb 110
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.41.
b. Computed only for a 2x2 table
20 | Imelda Trivintia
Setelah dilakukan Analisis dengan menggunakan chi-square dengan alfa 5%.
Didapatkan bahwa p > α hipotesis diterima, sehingga tidak ada hubungan antara indeks massa
tubuh dan gula darah sewaktu. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ada
kaitan antara indeks massa tubuh dan gula darah sewaktu.
Tabel 4.5. Analisis Hubungan Antara Umur dan Jenis Kelamin
gds
TotalNormal
Gula darah
Berlebih
umur baru <45 tahun Count 54 2 56
Expected
Count48.4 7.6 56.0
% of Total 49.1% 1.8% 50.9%
>45 tahun Count 41 13 54
Expected
Count46.6 7.4 54.0
% of Total 37.3% 11.8% 49.1%
Total Count 95 15 110
Expected
Count95.0 15.0 110.0
% of Total 86.4% 13.6% 100.0%
21 | Imelda Trivintia
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa tidak ada expected cells nya kurang dari lima.
Maka dapat dilakukan tes chi square dan didapat hasil :
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 9.812a 1 .002
Continuity Correctionb 8.149 1 .004
Likelihood Ratio 10.762 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .002
Linear-by-Linear
Association9.723 1 .002
N of Valid Casesb 110
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.36.
b. Computed only for a 2x2 table
Setelah dilakukan Analisis dengan menggunakan chi-square dengan alfa 5%.
Didapatkan bahwa p < α hipotesis ditolak, sehingga ada hubungan antara umur dan gula darah
sewaktu. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ada kaitan antara indeks massa
tubuh dan gula darah sewaktu.
22 | Imelda Trivintia
Tabel 4.6. Analisis Hubungan antara Aktifitas Fisik dan Gula Darah Sewaktu
gds
TotalNormal Gula darah Berlebih
aktifitasfisik ringan sedang Count 41 14 55
Expected Count 47.5 7.5 55.0
% of Total 37.3% 12.7% 50.0%
berat Count 54 1 55
Expected Count 47.5 7.5 55.0
% of Total 49.1% .9% 50.0%
Total Count 95 15 110
Expected Count 95.0 15.0 110.0
% of Total 86.4% 13.6% 100.0%
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa tidak ada expected cells nya kurang dari lima.
Maka dapat dilakukan tes chi square dan didapat hasil :
23 | Imelda Trivintia
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 13.046a 1 .000
Continuity Correctionb 11.116 1 .001
Likelihood Ratio 15.231 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association12.927 1 .000
N of Valid Casesb 110
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Setelah dilakukan Analisis dengan menggunakan chi-square dengan alfa 5%.
Didapatkan bahwa p < α hipotesis ditolak, sehingga ada hubungan antara umur dan gula darah
sewaktu. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ada kaitan antara jenis kelamin
dan gula darah sewaktu.
Bab VPembahasan
1. Hubungan antara Jenis Kelamin dan Gula Darah SewaktuDari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan terhadap hubungan antara
jenis kelamin dan gula darah sewaktu terhadap 110 populasi di dapatkan hasil bahwa
perempuan dengan gula darah sewaktu yang normal(kurang dari 200) sebanyak 56
orang ( 50,9 %) sedang yang berlebih (lebih dari 200) sebanyak 9 orang (8,9%). Laki-
laki yang gula darah sewaktunya normal berjumlah 39 orang (35,5 %) dan yang berlebih
adalah 6 orang(5,5 %).
Kemudian data diubah dalam bentuk table 2 x 2, dan hitung nilai expectednya,
hasilnya adalah tidak terdapat sel yang expectednya kurang dari 5. Oleh karena itu bisa
kita gunakan uji chi square dengan data α 0,05 (5 %). Hasil p= 1.000. p> α, sehingga
24 | Imelda Trivintia
hipotesis diterima tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan gula darah sewaktu. Hal
ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis
kelamin dan gula darah sewaktu.
2. Hubungan antara Aktifitas Fisik dan Gula Darah SewaktuDari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan terhadap hubungan antara
aktifitas fisik dan gula darah sewaktu terhadap 110 populasi di dapatkan hasil bahwa
yang aktifitasnya ringan sedang dengan gula darah sewaktu yang normal(kurang dari
200) sebanyak 41 orang ( 37,3 %) sedang yang berlebih (lebih dari 200) sebanyak 14
orang (12,7%). Yang aktifitasnya berat dengan gula darah sewaktunya normal berjumlah
54 orang (49,1 %) dan yang berlebih adalah 6 orang.
Kemudian data diubah dalam bentuk table 2 x 2, dan hitung nilai expectednya,
hasilnya adalah tidak terdapat sel yang expectednya kurang dari 5. Oleh karena itu bisa
kita gunakan uji chi square dengan data α 0,05 (5 %). Hasil p= 0.001. p< α, sehingga
hipotesis ditolak, ada hubungan antara jenis kelamin dan gula darah sewaktu. Hal ini
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin
dan gula darah sewaktu.
3. Hubungan antara Umur dan Gula Darah SewaktuDari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan terhadap hubungan antara
jenis kelamin dan gula darah sewaktu terhadap 110 populasi di dapatkan rata-rata umur
44,49 tahun dengan data terkecil 20,00 dan data terbesar 72,00. Data yang paling
sering mucul adalah adalah 35.00 dengan nilai tengah 43.5. Dari hasil penelitian bahwa
yang usianya kurang dari 45 tahun dengan gula darah sewaktu yang normal(kurang dari
200) sebanyak 54 orang ( 49,1 %) sedang yang berlebih (lebih dari 200) sebanyak 2
orang (1,8%). Yang usianya lebih dari 45 tahun gula darah sewaktunya normal
berjumlah 41 orang (46,6 %) dan yang berlebih adalah 13 orang (11,8%).
Kemudian data diubah dalam bentuk table 2 x 2, dan hitung nilai expectednya,
hasilnya adalah tidak terdapat sel yang expectednya kurang dari 5. Oleh karena itu bisa
kita gunakan uji chi square dengan data α 0,05 (5 %). Hasil p= 0.004. p< α, sehingga
hipotesis ditolak, ada hubungan antara umur dan gula darah sewaktu. Hal ini sesuai
25 | Imelda Trivintia
dengan teori yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dan gula
darah sewaktu.
4. Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dan Gula Darah Sewaktu Dari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan terhadap hubungan antara
indeks massa tubuh dan gula darah sewaktu terhadap 110 populasi di dapatkan rata-
rata umur 25,35 tahun dari data terbesar 15,01 dan terbesar 41,15. Dengan data yang
paling sering muncul 30,30 dan nilai tengah 24,38. Dari hasil penelitian bahwa yang
indeks massa tubuhnya kurus hingga normal dengan gula darah sewaktu yang
normal(kurang dari 200) sebanyak 55 orang ( 50,0 %) sedang yang berlebih (lebih dari
200) sebanyak 8 orang (7,3%). Yang indeks massa tubuhnya tinggi/obesitas dengan
gula darah sewaktunya normal berjumlah 40 orang (36,4 %) dan yang berlebih adalah 7
orang (6,4%).
Kemudian data diubah dalam bentuk table 2 x 2, dan hitung nilai expectednya,
hasilnya adalah tidak terdapat sel yang expectednya kurang dari 5. Oleh karena itu bisa
kita gunakan uji chi square dengan data α 0,05 (5 %). Hasil p= 0.784. p> α, sehingga
hipotesis diterima, ada hubungan antara indeks massa tubuh dan gula darah sewaktu.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara
jenis kelamin dan gula darah sewaktu.
26 | Imelda Trivintia
Kesimpulan
Berdasar kerangka teori dikatakan bahwa ada banyak factor yang mempengaruhi
peningkatan gula darah sewaktu yang dalam hal ini berhubungan dengan kejadian Diabetes
Mellitus. Namun, menurut hasil studi cross-sectional yang dilakukan terhadap 110 sampel
didapatkan hasil bahwa hanya umur dan aktifitas fisik yang berhubungan dengan peningkatan
gula darah sewaktu.
Sehingga berdasar hasil pembahasan dan hasil penelitian yang sudah di uraikan
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tua usia seseorang maka kadar gula
darah sewaktunya akan semakin tinggi. Serta, semakin rendah aktifitas seseorang atau tidak
ada aktifitas maka makin besar resiko terjadinya peningkatan gula darah sewaktu.
Saran
Karena, umur dan aktifitas fisik berpengaruh terhadap gula darah sewaktu. Sehingga,
pasien dengan usia tua dalam hal ini lebih dari 45 tahun dianjurkan untuk mengatur pola
hidupnya sehingga semakin terhindar dari resiko diabetes mellitus. Selain itu, pasien dengan
aktifitas fisik yang rendah dianjurkan untuk rutin berolahraga, untuk membantu memperbaiki
resistensi insulin.
27 | Imelda Trivintia
Daftar Pustaka
1. Lestari DD, Purwanto DS, Kaligis SHM. Gambaran kadar gula darah pada mahasiswa
angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dengan Indeks Massa
Tubuh 18,5-22,9 kg/m2. Jurnal e-biomedik (eBM) volume 1 No 2 [serial online] Juli 2013
[citied 2015 August 1] : 991-6. Available from : http://ejournal.unsrat.ac.id/
2. Zahtamal,dkk. Faktor-faktor risiko pasien diabetes melitus. Berita Kedokteran Masyarkat
vol 23 No. 3 [serial online] September 2007 [citied 2015 July 31] : 142-7. Available from
URL : htpp://download.portalgaruda.org/
3. Inzucchi S. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. American Diabetes
Association [serial online] September 2009 [citied 2015 July 31] :1-2. Available from :
http://care.diabetesjournals.org/
4. National Diabetes Data Group, Classification and diagnosis of diabetes mellitus and
other categories of glucose intolerance. Diabetes. 1979;281039- 1057. Available from :
http://archinte.jamanetwork.com/
5. Hu Fb, Leitzmann MF, Stampfer MJ, et al. Physical activity and television watching in
relation to risk for type 2 diabetes mellitus in men. Journal of The American Medical
Association [serial online] Jun 2011 [citied 2015 July 31]: 3-4. Available from URL:
http://archinte.jamanetwork.com/
6. Indriyani P, Supriyatno H, Santoso A. Pengaruh latihan fisik; senam aerobic terhadap
penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di wilayah Puskesma Bukateja
Purbalingga. Media Ners vol 1 no.2 [serial online] 2007 [citied 2015 July 31]- 49-99.
Available from : http:// http://ejournal.undip.ac.id/
7. Harahap H, Widodo Y, Mulyati S. Penggunaan berbagai cut-off indeks massa tubuh
sebagai indicator obesitas terkait penyakit degenerative di Indonesia. Gizi Indon [serial
online] 2005 [citied 2015 August 1]: 31. Available from : http://ejournal.persagi.org/
8. Kang HM, Kim DJ. Body mass index and waist circumference according to glucose
tolerance status in Korea. Journal of Korean Medical Science [serial online] may 2012
[citied 2015 July 31] 518-24. Available from : http://synapse.koreamed.org/
9. Hu G, Lindstrom J, Valle TT, et al. Physical activity, body mass index and risk of type 2
diabetes in patient with normal or impaired glucose regulation. Journal of The American
28 | Imelda Trivintia
Medical Association [serial online] Apr 2014 [citied 2015 July 31]: 2-3. Available from
URL: http://archante.jamanetwork.com/
10. Lemos T. Regular physical exercise training assists in preventing type 2 diabetes
development: focus on its antioxidant and anti-inflammantory properties. Biomed Central
Cardiovascular Diabetology: 2011; 1-15. http://www.nejm.org/
29 | Imelda Trivintia
Lampiran
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <45 tahun 56 50.9 50.9 50.9
>45 tahun 54 49.1 49.1 100.0
Total 110 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid perempuan 65 59.1 59.1 59.1
Laki-laki 45 40.9 40.9 100.0
Total 110 100.0 100.0
Gula Darah Sewaktu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Normal 95 86.4 86.4 86.4
Gula darah Berlebih 15 13.6 13.6 100.0
Total 110 100.0 100.0
30 | Imelda Trivintia
Aktifitas Fisik
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid rendah 12 10.9 10.9 10.9
sedang 43 39.1 39.1 50.0
tinggi 55 50.0 50.0 100.0
Total 110 100.0 100.0
Indeks Massa Tubuh
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid sangat kurus 15 13.6 13.6 13.6
normal 48 43.6 43.6 57.3
gemuk 8 7.3 7.3 64.5
sangat gemuk 39 35.5 35.5 100.0
Total 110 100.0 100.0
31 | Imelda Trivintia