makalah bk

31
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pendidikan formal di negara kita dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya perubahan kurikulum dan perubahan peraturan perundang-undangan. Perubahan- perubahan itu berdampak pula pada layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Berbagai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku saat ini (diantaranya, UU sistem pendidikan nasional No 20/2003, Permendiknas No 23/2006, dan lain-lain) telah dikaji sedemikian rupa dalam rangka menjawab perkembangan pendidikan dan melakukan penataan konselor sebagai profesi dan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Dari hasil kajian tersebut semakin mengukuhkan bahwa sejatinya layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh tenaga ahli yang disebut sebagai konselor. Secara yuridis keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong, dan tutor sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 (6) UU No 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam undang-undang tersebut menunjukkan adanya pengakuan eksplisit kesejajaran antara setiap kualifikasi tenaga pendidik. Mengandung arti bahwa setiap tenaga pendidik,

Upload: tara-praphastha-yan

Post on 23-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perkembangan pendidikan formal di negara kitadipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya perubahan kurikulumdan perubahan peraturan perundang-undangan. Perubahan-perubahan itu berdampak pula pada layanan bimbingan dankonseling dalam jalur pendidikan formal.

    Berbagai peraturan dan perundang-undangan yang berlakusaat ini (diantaranya, UU sistem pendidikan nasional No 20/2003,Permendiknas No 23/2006, dan lain-lain) telah dikaji sedemikianrupa dalam rangka menjawab perkembangan pendidikan danmelakukan penataan konselor sebagai profesi dan layananbimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Darihasil kajian tersebut semakin mengukuhkan bahwa sejatinyalayanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh tenaga ahli yangdisebut sebagai konselor.

    Secara yuridis keberadaan konselor dalam sistempendidikan nasional sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajardengan kualifikasi guru, dosen, pamong, dan tutor sebagaimanadisebutkan dalam pasal 1 (6) UU No 20/2003 tentang sistempendidikan nasional. Dalam undang-undang tersebut menunjukkanadanya pengakuan eksplisit kesejajaran antara setiap kualifikasitenaga pendidik. Mengandung arti bahwa setiap tenaga pendidik,

  • 2termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas,

    ekspektasikinerja, dan seting layanan (Ditjen Dikti, 2007).Dari setiap isi dan penjelasan peraturan dan perundang-

    undangan yang berlaku itu tidak menjelaskan secara jelas dantegas tentang keunikan konteks tugas, ekspektasi kinerja, danseting layanan konselor dalam jalur pendidikan formal. Padahalkonselor itu berbeda dengan tenaga pendidik lainnya. Kontektugas dan ekspektasi kinerja konselor tidak menggunakan materipembelajaran sebagai konteks layanan sehingga sebagai kontekslayanan merupakan sosok layanan ahli yang unik (Ditjen Dikti,2007).

    Sementara itu dalam Permendiknas nomor 22/2006 tentangstandar isi pendidikan ditemukan adanya komponenpengembangan diri dan itu dikaitkan dengan konseling. Itu bisa

    ditafsirkan bahwa konselor harus menyampaikan materipengembangan diri melalui layanan bimbingan konseling sertadipertanggung jawabkan melalui penilaian pada tiap akhirpenyampaian kegiatan, sehingga berdampak menyamakanekspektasi konselor dengan ekspektasi kinerja guru yangmenggunakan materi pembelajaran sebagai konteks layanan.sehingga menuntut konselor untuk melakukan tugas-tugas denganpendekatan dan cara seperti yang dilakukan guru, padahal basiskinerja guru adalah pembelajaran bidang studi.

    Dari kondisi peraturan dan perundang-undangan itu,memunculkan pula persoalan lain yaitu rentan munculnya

    perantugas yang tumpang tindih antara guru, konselor dan ahli

  • 3lainnya, misalnya psikologi sekolah dan ahli pendidikankebutuhan khusus. Hal tersebut akan berdampak pada salingmencederai antar profesi.

    Untuk itulah perlu adanya penataan yang lebih jelasbimbingan dan konseling sebagai layanan yang unik dalam setingpendidikan dan konselor sebagai profesi. Penataan ini pun perludilakukan secara menyeluruh tidak hanya menyentuh persoalanbimbingan dan konseling pada satuan pendidikan dasar, tapimenyentuh setiap jenjang, satuan, dan jalur pendidikan. Bahkanperlu ada penataan pada LPTK yang menyelenggarakan jurusanatau program psikologi pendidikan dan bimbingan.

    Penataan tersebut jika dikelompokkan maka akan meliputisetting, wilayah layanan, konteks tugas, dan ekspektasi kinerjakonselor.

    B. Rumusan masalah

    1. Apa saja tiga wilayah pendidikan dalam jalur formal ?2. Apa pengertian Bimbingan Konseling?3. Apa dasar Bimbingan Konseling di sekolah?

  • 4BAB IIPEMBAHASAN

    A. Tiga Wilayah Pendidikan dalam Jalur Formal1. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

    Sekolah dasar bertanggung jawab memberikanpengalaman-pengalaman dasar kepada anak,yaitu kemampuandan kecakapan membaca,menulis dan berhitung,pengetahuanumum serta perkembangan kepribadian, yaitu sikap terbukaterhadap orang lain, penuh inisiatif, kreatifitas, dankepemimpinan, ketrampilan serta sikap bertanggung jawab,guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggungjawab untuk memahami anak dan membantu perkembangansosial pribadi anak.

    Bimbingan itu sendiri dapat diartikan suatu bagian integraldalam keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsipositif, bukan hanya suatu kekuatan kolektif. Proses yangterpenting dalam pentingnya bimbingan adalah prosespenemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anakmengadakan penyesuaian terhadap situasi baru,mengembangkan kemampuan anak untuk memahami dirisendiri dan menerapkannya dalam situasi mendatang.Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanyamengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi jugamerupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak

  • 5sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuanyang harus berkembang.

    1. Tindakan Preventif di Sekolah DasarTuntutan untuk mengadakan identifikasi secara

    awal diakui kebenarannya oleh para ahli bimbingankarena:

    a. Kepribadian anak masih luwes,belum menemukanbanyak masalah hidup,mudah terbentuk dan masihakan banyak mengalami perkembangan.

    b. Orang tua murid sering berhubungan dengan gurudan mudah dibentuk hubungan tersebut,orang tuajuga aktif dalam pendidikan anaknya disekolah.

    c. Masa depan anak masih terbuka sehingga dapatbelajar mengenali diri sendiri dan dapat menghadapisuatu masalah dikemudian hari.

    Bimbingan tidak hanya pada anak yangbermasalah melainkan pada bimbingan dewasa iniyaitu menyediakan suasana atau situasi perkembanganyang baik,sehingga setiap anak di sekolah dapatterdorong semangat belajarnya dan dapatmengembangkan pribadinya sebaik mungkin danterhindar dari praktik-praktik yang merusakperkembangan anak itu sendiri.

  • 62. Kesiapan di Sekolah DasarKonsep psikologi belajar mengenai kesiapan

    belajar menunjukan bahwa hambatan pendidikan dapattimbul jika kurikulum diberikan kepada anak terlalucepat atau terlalu lambat,untuk menghadapi perubahandan perkembangan pendidikan yang terus menerusperlu adanya penyuluhan untuk menumbahkanmotivasi dan menciptakan situasi belajar dengan baiksehingga diperoleh kreatifitas dan kepemimpinan yangpositif pada aktrifitas melalui penyuluhan kepada orangtua dan murid.

    2. Bimbingan Konseling di Sekolah MenengahTujuan pendidikan menengah acap kali dibiaskan oleh

    pandangan umum; demi mutu keberhasilanakademis sepertipersentase lulusan, tingginya nilai Ujian Nasional, ataupresentase kelanjutan ke perguruan tinggi negeri. Kenyataan inisulit dipungkiri, karena secara sekilas tujuan kurikulummenekankan penyiapan peserta didik (sekolah menengahumum/SMU) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebihtinggi atau penyiapan peserta didik (sekolah menengahkejuruan/SMK) agar sanggup memasuki dunia kerja.

    Penyiapan peserta didik demi melanjutkan ke pendidikanyang lebih tinggi akan selalu memperhatikan sisi materipelajaran, agar para lulusannya dapat lolos tes masuk perguruan

  • 7tinggi. Akibatnya, proses pendidikan di jenjang sekolahmenengah akan kehilangan bobot dalam proses pembentukanpribadi. Betapa pembentukan pribadi, pendampingan pribadi,pengasahan nilai-nilai kehidupan (values) dan pemeliharaankepribadian siswa (cura personalis) terabaikan. Situasi demikiandiperparah oleh kerancuan peran di setiap sekolah. Perankonselor dengan lembaga bimbingan konseling (BK) direduksisekadar sebagai polisi sekolah. Bimbingan konseling yangsebenarnya paling potensial menggarap pemeliharaan pribadi-pribadi, ditempatkan dalam konteks tindakan-tindakan yangmenyangkut disipliner siswa. Memanggil, memarahi,menghukum adalah proses klasik yang menjadi label BK dibanyak sekolah. Dengan kata lain, BK diposisikan sebagaimusuh bagi siswa bermasalah atau nakal. Merujuk padarumusan Winkel untuk menunjukkan hakikat bimbingankonseling di sekolah yang dapat mendampingi siswa dalambeberapa hal.

    Pertama, dalam perkembangan belajar di sekolah(perkembangan akademis). Kedua, mengenal diri sendiri danmengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagimereka, sekarang maupun kelak. Ketiga, menentukan cita-cita

    dan tujuan dalam hidupnya, serta menyusun rencana yang tepatuntuk mencapai tujuan-tujuan itu. Keempat, mengatasi masalahpribadi yang mengganggu belajar di sekolah dan terlalumempersukar hubungan dengan orang lain, atau yangmengaburkan cita-cita hidup.

  • 8Empat peran di atas dapat efektif, jika BK didukung olehmekanisme struktural di suatu sekolah.

    Proses cura personalis di sekolah dapat dimulai denganmenegaskan pemilahan peran yang saling berkomplemen.Bimbingan konseling dengan para konselornya disandingkandengan bagian kesiswaan. Wakil kepala sekolah bagiankesiswaan dihadirkan untuk mengambil peran disipliner danhal-hal yang berkait dengan ketertiban serta penegakan tatatertib. Siswa mbolosan, berkelahi, pakaian tidak tertib, bukanlagi konselor yang menegur dan memberi sanksi. Reward danpunishment, pujian dan hukuman adalah dua hal yang mesti adabersama-sama. Pemilahan peran demikian memungkinkan BKoptimal dalam banyak hal yang bersifat reward atau peneguhan.Jika tidak demikian, BK lebih mudah terjebak dalam tindakanhukum-menghukum.

    Mendesak untuk diwujudkan, prinsip keseimbangan dalampendampingan orang-orang muda yang masih dalam tahappencarian diri. Orang-orang muda di sekolah menengahlazimnya dihadapkan pada celaan, cacian, cercaan, dan segalasumpah-serapah kemarahan jika membuat kekeliruan. Namun,jika melakukan hal-hal yang positif atau kebaikan, keringpujian, sanjungan atau peneguhan. Betapa ketimpangan inimembentuk pribadi-pribadi yang memiliki gambaran dirinegatif belaka. Jika seluruh komponen kependidikan di sekolahbertindak sebagai yang menghakimi dan memberikan vonis

  • 9serta hukuman, maka semakin lengkaplah pembentukanpribadi-pribadi yang tidak seimbang.

    BK dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkanprinsip keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang amanbagi setiap siswa untuk datang membuka diri tanpa waswasakan privasinya. Di sana menjadi tempat setiap persoalandiadukan, setiap problem dibantu untuk diuraikan, sekaligussetiap kebanggaan diri diteguhkan. Bahkan orangtua siswadapat mengambil manfaat dari pelayanan bimbingan di sekolah,sejauh mereka dapat ditolong untuk lebih mengerti akan anakmereka.

    Tantangan pertama untuk memulai suatu proses

    pendampingan pribadi yang ideal justru datang dari faktor-faktor instrinsik sekolah sendiri. Kepala sekolah kurang tahuapa yang harus mereka perbuat dengan konselor atau guru-guruBK. Ada kekhawatiran bahwa konselor akan memakan gajibuta. Akibatnya, konselor mesti disampiri tugas-tugas

    mengajar keterampilan, sejarah, jaga kantin, mengurusperpustakaan, atau jika tidak demikian hitungan honor ataupenggajiannya terus dipersoalkan jumlahnya. Sesama stafpengajar pun mengirikannya dengan tugas-tugas konselor yangdianggapnya penganggur terselubung. Padahal, betapapendampingan pribadi menuntut proses administratif dalampenanganannya.

    BK yang baru dilirik sebelah mata dalam prosespendidikan tampak dari ruangan yang disediakan. Bisa dihitung

  • 10

    dengan jari, berapa jumlah sekolah yang mampumenyediakan ruang konseling memadai. Tidak jarang dijumpai,ruang BK sekadar bagian dari perpustakaan (yang disekat tirai),atau layaknya ruang sempit di pojok dekat gudang dan toilet.Betapa mendesak untuk dikedepankan peran BK denganmencoba menempatkan kembali pada posisi dan perannya yanghakiki. Menaruh harapan yang lebih besar pada BK dalampendampingan pribadi, sekarang ini begitu mendesak, jikamengingat kurikulum dan segala orientasinya tetap sajamenjunjung supremasi otak. Untuk memulai mewujudkansemua itu, butuh perubahan paradigma para kepala sekolahmenengah dan semua pihak yang terlibat didalam proseskependidikan.

    3. Bimbingan Konseling di Perguruan TinggiAlasan diperlukannya bimbingan dan konseling

    diperguruan tinggi adalah banyaknya problema yang dihadapioleh mahasiswa dalam perkembangan studinya, dimana belajardiperguruan tinggi memiliki karakteristik yang sangat berbedadengan belajar di sekolah lanjutan. Karakteristik dari studi diperguruan tinggi adalah kemandirian, baik dalam pelaksanaankegiatan belajar dan pemilihan program studinya maupun dalampengelolaan dirinya sebagai mahasiswa. Dalam usahamerealisasikan dirinya tersebut, perkembangannya tidak selalumulus dan lancar, banyak hambatan dan problema yang merekahadapi. Untuk mengembangkan diri dan menghindari, serta

  • 11

    mengatasi hambatan dan problema tersebut di perlukanbimbingan.

    Di perguruan tinggi layanan bimbingan dilaksanakan olehsuatu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bimbingan dan Konseling.Unit ini dibentuk dalam rangka membantu mahasiswa yangmengalami hambatan/masalah dalam proses studinya, merekadapat berkonsultasi untuk memecahkan permasalahannya. Unitini juga biasanya melayani layanan konsultasi maupun tespsikologi bagi pihak luar yang membutuhkan.

    Secara garis besar ada 2 problema yang sering di hadapioleh mahasiswa yakni problema studi dan problema sosialpribadi :

    1. Problema StudiBeberapa problem studi yang dihadapi olehmahasiswa adalah sebagai berikut :a) Kesulitan dalam memilih program

    studi/konsentrasi/pilihan mata kuliah yang sesuaidengan kemampuan dan waktu yang tersedia;

    b) Kesulitan dalam mengatur waktu belajar;c) Kesulitan dalam mendapatkan sumber belajar dan

    buku-buku sumber;d) Kesulitan dalam menyusun makalah, laporan dan

    tugas akhir;

    e) Kesulitan mempelajari buku-buku yang berbahasaasing;

    f) Kurang motivasi dan semangat belajar;

  • 12

    g) Kebiasaan belajar yang salah;h) Rendahnya rasa ingin tahu;i) Kurang minat terhadap profesi.

    2. Problema Sosial Pribadia. Kesulitan biaya kuliah;b. Kesulitan dengan masalah pemondokan;c. Kesulitan menyesuaiakan diri dengan teman

    mahasiswa;

    d. Kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakatsekitar;

    e. Kesulitan karena masalah-masalah keluarga;

    f. Kesulitan karena masalah pribadi.

    3. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Perguruan TinggiBeberapa fungsi dari bimbingan dan konseling

    di perguruan tinggi :a) Pengenalan dan pemahaman yang lebih mendalam

    tentang kondisi, potensi dan karakteristikmahasiswa;

    b) Membantu menyesuaikan diri dengan keidupan diperguruan tinggi;

    Membantu mengatasi problema-problemaakademik dan sosial-pribadi yang berpengaruhterhadap perkembangan akademik mahasiswa.

  • 13

    4. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggia. Mampu sendiri memilih program

    studi/kosentrasi/pilihan mata kuliah yang sesuaidengan bakat, minat dan cita-cita mereka;

    b. Mampu menyelesaikan perkuliahan dan tuntutanperkuliahan tepat pada waktunya;

    c. Memperoleh prestasi belajar yang sesuai dengankemampuan mereka;

    d. Mampu membina hubungan sosial dengan sesamamahasiswa dan dosen;

    e. Memiliki sikap dan kesiapan profesional;f. Memiliki pandangan yang realistis tentang diri

    dan lingkungannya

    5. Teknik Bimbingan bagi Mahasiswaa) Teknik diskusi kelompok yang bersifat orientasi,

    mencakup diskusi tentang program studi,kurikulum, personalia akademis, dan prosesbelajar mengajar yang ditetapkan dalampelaksanaan program studi;

    b) Teknik diskusi kelompok yeng sifatnya bantuan,mencakup diskusi tentang permasalahan belajar,sosial dan pribadi;

    c) Teknik kegiatan kelompok lain, baik yang bersifatorientasi maupun bantuan;

  • 14

    d) Konseling perorangan untuk menangani masalah-masalah akademis;

    e) Konseling perorangan untuk menangani masalah-masalah pribadi.

    f) Pembahasan kasus, yaitu pembahasan mahasiswadan permasalahannya bersama dengan personaliaakademik lain untuk mencari jalan keluar dalammembantu mahasiswa;

    g) Rujukan bagi mahasiswa yang mengalamikesulitan sosial pribadi yang tidak dapat ditanganioleh personalia akademis yang ada di fakultas.

    Herr, dkk. (1996:294) mengungkapkan hal-hal yang harusdiperhatikan perguruan tinggi dalam rangka mengembangkanpelayanan bimbingan karir terhadap mahasiswa, yaitu :1. Komitmen Institusi

    Agar mahasiswa memiliki perencanaan yang baikterhadap karir dan kehidupannya di masa akan datang,dibutuhkan komitmen/keteguhan hati yang sungguh-sungguh dari lembaga pendidikan tinggi itu sendiri. Surveyyang dilakukan Reardon, dkk(dalam Herr, dkk. 1996:295)ditemukan program bimbingan karir yang dibutuhkanmahasiswa diantaranya berkenaan dengan informasipekerjaan, informasi pendidikan yang sedang ditempuh,informasi pengungkapan diri mahasiswa, pelatihanpengambilan keputusan, konseling kelompok berkenaan

  • 15

    dengan karir, dsb. Hal ini tentunya membutuhkankomitmen yang kuat dari seluruh komponen di perguruantinggi, termasuk pimpinan, dosen dan karyawan, untukmengembangkan karir mahasiswanya.

    2. Pertimbangan PerencanaanBerhubungan dengan kesegeraan bimbingan karir

    yang diberikan kepada mahasiswa, jangan sampaiinformasi/pelayanan yang diberikan tidak lagi dibutuhkanoleh mahasiswa dalam rangka pengembangan dirinya.

    3. Pelayanan yang KomplekMeliputi hal hal sebagai berikut :

    a. Career AdvisingHal ini berkaitan dengan peran penasehat

    akademis dalam mencapai tujuan pendidikan yangsedang ditempuh serta hubungan antara kurikulumprogram studi yang ditempuh dengan kesempatankarir nantinya.

    b. KonselingKarirKonseling karir merupakan bantuan yang

    diberikan oleh konselor dalam rangka membantumahasiswa untuk evaluasi diri dan pengentasanpermasalahannya yang berkenaan dengan karir.

  • 16

    c. Perencanaan Karir

    Merupakan arahan yang akan dipakai mahasiswadalam mengenal dunia kerja dan mengarahkepadanya.

    Ke tiga komponen tersebut saling berhubungan danakan bisa dilaksanan dengan pembentukan lima komponendalam universitas yaitu :a. Program universitas/perguruan tinggi dalam

    pendidikan karir secara terstruktur dan komprehensifb. Badan/unit tertentu yang melayani untuk mahasiswa

    dan penasehat akademis dalam rangka informasi karirdan penempatan karir

    c. Penasehat akademis dengan berbagai pengetahuannya.d. Pusat adminsitrasi pelayanan akademik yang secara

    sungguh-sungguh memiliki waktu dan kemauan yangtinggi untuk membantu mahasiswa

    e. Badan/unit konseling dan penasehat akademik.

    Tujuan bimbingan karier adalah untuk membantumahasiswa memahami perencanaan karier dan prosespenempatan setelah mereka menamatkan perguruan tinggi.

    Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya:1. Bantuan dalam pemilihan bidang pelayanan utama2. Bantuan dalam penilaian diri dan analisis diri

  • 17

    3. Bantuan dalam memahami dunia karier4. Bantuan dalam pengambilan keputusan5. Bantuan dalam memasuki dunia kerja

    B. Pengertian Bimbingan dan Konseling1. Pengertian Bimbingan

    Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahandari kata Guidance berasal dari kata kerja to guide yang

    mempunyai arti menunjukan, membimbing, menuntun,

    ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya, maka secara

    umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atautuntunan.

    Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yangdilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapaorang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agarorang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuandirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatanindividu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkanberdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno, 2004:99).

    Djumhur dan Moh. Surya (1975) memberikanpandangannya tentang bimbingan sebagai suatu prosespemberian bantuan secara terus menerus dan sitematis kepadaindividu untuk memcahkan masalah yang dihadapinya. Winkel(2005) memberikan definisi bimbingan ialah usaha melengkapiindividu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasitentang dirinya sendiri.

  • 18

    Bimbingan merupakan sebuah istilah yang sudahumum digunakan dalam dunia pendidikan. Bimbingan padadasarnya merupakan upaya bantuan untukmembantu individumencapai perkembangan yang optimal. Selain itu bimbinganyang lebih luas dikemukakan oleh Good( Thantawi,l995:25)yang menjabarkan bahwa bimbingan adalah:

    1) Suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis, yangdimaksudkan untuk mempengaruh sikap dan perilakuseseorang;

    2) Suatu bentuk bantuan yang sistematis (selain mengajar)kepada murid, atau orang lain untuk menolong,menilaikemampuan dan kecenderungan mereka dan menggunakaninformasi secara efektif dalam kehidupansehar-hari;

    3) Perbuatan atau teknik yang dilakukan untuk menuntunmurid terhadap suatu tujuan yang diinginkan denganmenciptakan suatu kondisi lingkungan yang membuatdirinya sadar tentang kebutuhan dasar, mengenal kebutuhanitu, dan mengambil langkah-langkah untuk memuaskandirinya.

    Sementara itu, Supriadi (2004:207) menyatakan bahwayang dimaksud dengan bimbingan adalah proses bantuanyang diberikan oleh konselor/pembimbing kepada konseliagarkonseli dapat:1) Memahamidirinya,2) Mengarahkan dirinya,

  • 19

    3 ) Memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya,4 ) Menyesuaikan diri dengan lingkungannya

    (keluarga,sekolah,masyarakat),5) Mengambil manfaat dari peluang-peluang yang

    dimilikinya dalam rangka mengembangkan diri sesuaidengan potensi-potensinya, sehingga berguna bagidirinya dan masyarakatnya.

    Sedangkan menurut Bernard & Fullmer (1969)mengemukakan bahwa bimbingan merupakan kegiatan yangbertujuan untuk meningkatkan realisisasi pribadi setiapindividu.

    Berdasarkan pengertian konseling menurut para ahli di atasmaka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bantuanyang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu atau beberapaorang dengan memberikan pengetahuan tambahan untukmemahami dan mengatasi permalahan yang dialami olehindividu atau seseorang tersebut, dengan cara terus menerus dansitematis.

    Bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan,maka tujuan pelaksanaan bimbingan merupakan bagian takterpisahkan dari tujuan pendidikan. Tujuan PendidikanNasional adalah menghasilkan manusiayang berkualitas yangdideskripsikan dengan jelas dalam UU No 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia yangberiman dan bertaqwa terhadapTuhanYang Maha

  • 20

    Esa;berakhlak mulia; memiliki pengetahuan dan keterampilan;memiliki kesehatan jasmani dan rohani; memiliki kepribadianyang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawabkemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyaiimplikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi semua tingkatsatuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan prosespendidikannya secara bermutu kearah pencapaian tujuanpendidikan tersebut.

    Dari pengertian-pengertian diatas, didapatkan kuncidaribimbingan itu sendiri adalah sebagai berikut:a. Bimbingan merupakan upaya membantu dengan

    memberikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkanoleh murid sebagai objek bimbingan.

    b. Bimbingan dilakukan dengan cara menuntun danmengarahkan seseorang untukdapat mengambilkeputusan yang tepat untuk tercapainya tujuan yang telahditetapkan.

    c. Bimbingan diberikan kepada satu orang atau lebihmelalui tatap muka langsung.

    2. Pengertian Konseling

    Konseling adalah proses pemberian bantuan yangdilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli(disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalamisesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinyamasalah yang dihadapi klien (Prayitno, 2004:105).

  • 21

    Menurut Pietrofesa, Leonard dan Hoose (1978) yangdikutip oleh Mappiare (2004) konseling merupakan suatu prosesdengan adanya seseorang yang dipersiapkan secara profesionaluntuk membantu orang lain dalam pemahaman diri pembuatankeputusan dan pemecahan masalah dari hati kehati antarmanusia dan hasilnya tergantung pada kualitas hubungan.

    Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konselingmerupakan suatu hubungan profesional antara seorang konseloryang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifatindividual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadangmelibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantuklien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruanglingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yangbermakna bagi dirinya.

    Sedangkan menurut Sulianti Saroso, konseling adalahproses pertolongan dimana seseorang dengan tulus dan tujuanjelas, memberi waktu, perhatian dan keahliannya, untukmembantu klien mempelajari keadaan dirinya, mengenali danmelakukan masalah terhadap keterbatasan yang diberikanlingkungan.

    Berdasarkan pengertian konseling menurut para ahli di atasmaka dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan prosespemberian bantuan secara intensif dan sistematis dari seorangkonselor kepada kliennya dalam rangka pemecahan suatumasalah agar klien mendapat pilihan yang baik. Disamping itujuga diharapakan agar klien dapat memahami dirinya (self

  • 22

    understanding) dan mampu menerima kemampuan dirinyasendiri.

    2. Pengertian Bimbingan dan KonselingBertolak dari penjelasan di atas dapat disimpulkan

    bahwa bimbingan dankonseling perkembanganadalah upayapemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan padakebutuhan, kekuatan, minat, dan isu-isu yang berkaitandengan tahapan perkembangan pesertadidikdan merupakanbagian pentingdan integral dari keseluruhan programpendidikan.Secara lebih spesifik bimbingan perkembanganadalah proses bantuan darikonselor (guru) kepada individu,peserta didik, atau konselisecara berkesinambungan dalamsemua fase pekembangannya, agar dapat mengaktualisasikanpotensidirinya (Intelektual, emosional, sosial, dan moral-spiritual) secara optimal, sehingga menjadi seorang pribadiyangproduktif dan kontributif, atau bermakna dalamkehidupannya,baiksecarapersonalmaupunsosial.

    C. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling1. Konsep Dasar Bimbingandan Konseling

    Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah munculdari karakteristik dan masalah-masalah perkembangan pesertadidik. Pendekatan perkembangan dalam bimbinganmerupakan pendekatan yang tepat digunakan di sekolahkarena pendekatan ini lebih berorientasi pada pengembangan

  • 23

    ekologi perkembangan pesertadidik. Guru menggunakanpendekatan perkembangan melakukan identifikasiketerampilan dan pengalaman yang diperlukan pesertadidikagar berhasil disekolah dan dalam kehidupannya kelak.

    Dalam konteks perkembangan anak, bimbingan dapatdartikan sebagaisuatu upaya mengoptimalkan perkembangananak (usia613tahun) melalui penyediaan perlakuan danlingkungan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhanperkembangan anak serta pengembangan berbagaikemampuan dan keterampilan hidup yang diperlukan anak.

    Bimbingan dan Konseling yang berkembang saat iniadalah bimbingan dan konseling perkembangan. Bimbingandan Konseling perkembangan bagi peserta didik adalah upayapemberian bantuan kepada peserta didik yang dilakukansecara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahamidirinya sehingga sanggup bertindak secara wajar sesuaidengan tuntutan dan keadaan lingkungan, keluarga danmasyarakat serta kehidupan pada umumnya. Bimbinganmembantu mereka mencapai tugas perkembangan secaraoptimal sebagai makhluk Tuhan, sosial dan pribadi(Nurihsan&Sudianto,2005:9).

    Dalam pelaksanaan bimbingan perkembangan, gurudapat melibatkan tim kerja atau berbagai pihak yang terkaitterutamaorang tua murid,sehinggaakan lebih efektif ketimbangbekerja sendiri. Bimbingan perkembangan dirancang secarasistem terbuka, dengan demikian penyempurnaan dan

  • 24

    modifikasidapat dilakukan setiap saat sepanjang diperlukan.Bimbingan perkembangan mengintegrasikan berbagaipendekatan, dan orientasinya multi budaya, sehingga tidakmencabut murid dari akar budayanya.Tidak fanatik menolaksuatu teori, melainkan meramu apa yang terbaik dari masing-masing terapi dan yang lebih penting lagi mengkaji bagaimanamasing-masing terapi bermanfaat bagi pesertadidik ataukeluarga.

    Dasar pemikiran penyelenggaraan BK di sekolah bukansemata-mata terletak pada ada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan), namun yang lebih penting dan tepatadalah :1. Menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang

    selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkanpotensi dirinya atau mencapai tugas-tugasperkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,intelektual, sosial, moral spiritiual).

    2. Mampu menghargai segala potensi yang ada pada dirimanusia, karena setiap manusia yang lahir ke bumi ini telahdi anugerahi potensi sebagai aset.

    3. Menyadarkan manusia agar sadar akan esensi yang diamiliki.

    Selanjutnya, individu dalam mencapai tahapperkembangan yang lebih matang, konseling memerlukanbimbingan dari seorang konselor karena mereka masih kurang

  • 25

    memiliki pemahaman ataupun wawasan tentang dirinya. Selainitu terdapat suatu keyakinan bahwa proses perkembangankonseli tidak selalu berlangsung secara mulus atau bebas darimasalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidakselalu berjalan dalam alur linier, lurus atau searah denganpotensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Perkembangankonseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikismaupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalahperubahan. Perubahan yang terjadii dalam lingkungan dapatmempengaruhi gaya hidup (life style) pada warga masyarakatitu sendiri.

    Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi atau diluar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjanganperkembangan konseli, seperti terjadinya stagnasi(kemandegan) perkembangan, masalah-masalah ataupenyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang di dugamempengaruhi gaya hidup tersebut diantaranya adalah :

    Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yangtidak diharapkan seperti disebutkan, adalah mengembangkanpotensi konseli dan memfasilitasi mereka secara sistematik danterprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian.Upaya ini merupakan wilayah garapan Bimbingan danKonseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasisdata tentang perkembangan konseling beserta berbagai faktoryang mempengaruhinya.

  • 26

    Sehingga pendidikan yang bermutu, efektif atau idealadalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanyasecara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan,bidang instruksional atau kurikuler, dan bidang bimbingan dankonseling. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidangadministratif dan instruksional dengan mengabaikan bidangbimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan konseliyang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurangmemiliki kemampuan atau kematangan dalam aspekkepribadian.

    2. Tujuan Bimbingan dan KonselingSecara garis besar, tujuan bimbingan dan konseling dibagi

    menjadi 2, yaitu tujuan umun dan tujuan khusus. Gunamemperjelas apa yang menjadi tujuan umum dan khusus, akandisampaikan penjelasannyasebagai berikut:

    1. Tujuan UmumDitinjau dari perkembangan konsepsi bimbingan dan

    konseling senantiasa mengalami perubahan, dari yangsederhana sampai yang komprehensif.Tujuan bimbingandan konseling dengan mengikuti pada perkemangankonsepsi bimbingan dan konseling pada dasarnya adalahuntuk membantu individu memperkembangkan dirisecara optimal sesuai dengan tahap perkembangan danpredisposisi yang dimilikinya, berbagai latar belakang

  • 27

    yang ada, serta sesuai dengan tuntutan positiflingkungannya.

    2. Tujuan KhususTujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan

    penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secaralangsung dengan permasalahan yang dialami individuyang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitaspermasalahanya. Dengan demikian maka tujuan khususbimbingan dan konseling untuk tiap-tiap individu bersifatunik pula, artinya tujuan bimbingan dan konseling untukindividu yang satu dengan individu yang lain tidak bolehdisamakan.

  • 28

    BAB IIIPENUTUP

    A. SIMPULANLayanan bimbingan dan konseling di sekolah dibedakan

    tugasnya dengan pendidikan umum dalam jalur formal.Pendidikan BK berbeda dengan pendidikan formal padaumumnya di mana pendidikan umum menggunakan materipembelajaran sebagai konteks layanan dan mengadakanpenilaian di akhir kegiatan, pendidikan BK menggunakan jasamelayani peserta didik dengan cara membantu mengatasiberbagai persoalan yang timbul dalam kehidupan merekasekaligus sebagai sarana pembentukan kepribadian pesertadidik. Oleh sebab itu, perlu adanya penataan yang lebih jelasbimbingan dan konseling sebagai layanan yang unik dalamseting pendidikan dan konselor sebagai profesi. Penataan inipun perlu dilakukan secara menyeluruh tidak hanya menyentuhpersoalan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikandasar, tapi menyentuh setiap jenjang, satuan, dan jalurpendidikan. Penataan tersebut dikelompokkan ke dalam tigawilayah jalur pendidikan formal, yaitu BK di Sekolah Dasar(SD), BK di sekolah menengah, dan BK di perguruan tinggi.

    Secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatubantuan atau tuntunan dan konseling merupakan proses

  • 29

    pemberian bantuan secara intensif dan sistematis dari seorangkonselor kepada kliennya dalam rangka pemecahan suatumasalah agar klien mendapat pilihan yang baik sehinggapendidikan bimbingan dan konseling (BK) adalah prosesbantuan dari konselorkepada individu, peserta didik, ataukonseli, agar dapat mengaktualisasikan potensi dirinya secaraoptimal, sehingga menjadi seorang pribadi yang baik secarapersonal maupun sosial.

    Konsep pelaksanaan BK di sekolah adalah pendekatanperkembangandalam bimbingan, yang merupakan pendekatanyang tepat digunakan di sekolah karena pendekatan ini lebihberorientasi pada pengembangan ekologi perkembanganpesertadidik. Mengingat layanan ini diperlukan untukmembantu mengatasi berbagai kemungkinan permasalahanyang muncul dari peserta didik. Sehingga dapat menghasilkanpeserta didik yang tidak hanya cerdas dan terampil dalambidang akademik maupun non akademik saja melainkan jugamemiliki kemampuan atau kematangan dalam aspekkepribadian.

    B. SARANMengingat begitu pentingnya peranan pelayanan BK bagi

    pendidikan formal peserta didik, menempatkan BK tidak hanyasebagai pelajaran tambahan sampingan saja di sekolah ataupunsebagai momok bagi siswa yang nakal akan ketaatan

  • 30

    peraturannya, melainkan sebagai pendidikan formal yangpenting bagi siswa untuk menunjang pembentukan kepribadianyang berkualitas dan berkarakter. Karena generasi muda yangcerdas saja tidak cukup untuk membangun masa depanIndonesia yang lebih cerah, dibutuhkan identitas diri dari hasilpembentuk kepribadian generasi muda agar negara ini memilikiciri khas kriteria tersendiri di mata dunia.

  • 31

    DAFTAR PUSTAKA

    http://bagusharyonos.com/2013/05/31/konsep-dasar-bimbingan-dan-konseling-a pengertian-bimbingan/

    http://nasrulefendi305.wordpress.com/2012/12/11/pengetian-bimbingan-dan-konseling-menurut-beberapa-ahli/

    http://psikonseling.blogspot.com/2009/01/perlunya-bimbingan-dan-konseling-di.html

    Suharto & Sutarno.2009. Bimbingan dan Konseling.Surakarta:Inti

    Media Surakarta.Suryana, Asep dan Suryadi.2012.Modul Bimbingan dan

    Konseling.Jakarta: